dampak krisis perekonomian global indonesia

21
Dampak Krisis Perekonomian Global Indonesia Mengatasi Penyebab dan Dampak Krisis Ekonomi Global masih menjadi berita hangat tanpa melewati 1 (satu) hari pun dalam bulan-bulan terakhir ini. Berbicara krisis ekonomi adalah bukan berbicara tentang nasib 1 (satu) orang bahkan lebih dari itu semua karena ini menyangkut nasib sebuah bangsa. Berbagai argument dan komentar pun dilontarkan di berbagai media yang selalu memojokkan pemerintahan Yudhoyono dan BI (Bank Indonesia) Di salah satu media menyatakan bahwa Presiden Yudhoyono menyampaikan 10 langkah untuk menghadapi masalah tersebut. Empat di antaranya: 1. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri 2. Memanfaatkan peluang perdagangan internasional 3. Menyatukan langkah strategis Pemerintah dengan Bank Indonesia (BI) 4. Menghindari politik non partisan untuk menghadapi krisis. Kedengarannya memang masuk akal tapi untuk menghadapi krisis itu bukanlah semata adalah tugas pemerintah dan Bank Indonesia tapi badai krisis ini perlu dihadapi bersama jangan sampai kejadian Krisis Ekonomi Global Part II ini lebih dahsyat meluluh-lantakkan Perekonomian Indonesia seperti yang telah terladi pada Badai Krisis Moneter Part I di Era Soeharto. Sadar atau pun tidak sadar Akibat Krisis Ekonomi Global kali in sudah sangat jauh merambah dalam berbagai strata masyarakat. Dimana-mana pengangguran semakin bertambah Income perkapita drastis menurun karena beberapa industri mulai merampingkan tenaga-kerja atau mulai meliburkan tenaga kerja tanpa batas waktu. Senada dengan hal itu investor-investor lokal dan Asing pun mulai menarik saham dalam industri-industri di Indonesia. Dari kejadian kejadian itu akan menjadikan peluang untuk Angka Kriminalitas akan melonjak naik Grafiknya di tanah air belum lagi kasus-kasus korupsi terbaikan karena bangsa ini telah disibukkan dengan masalah yang lebih di prioritaskan sehingga dengan bebasnya para koruptor meneruskan aksinya ditiap jenjang.

Upload: walidalfa

Post on 27-Jun-2015

295 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dampak Krisis Perekonomian Global Indonesia

Dampak Krisis Perekonomian Global Indonesia

Mengatasi Penyebab dan Dampak Krisis Ekonomi Global masih menjadi berita hangat tanpa melewati 1 (satu) hari pun dalam bulan-bulan terakhir ini. Berbicara krisis ekonomi adalah bukan berbicara tentang nasib 1 (satu) orang bahkan lebih dari itu semua karena ini menyangkut nasib sebuah bangsa. Berbagai argument dan komentar pun dilontarkan di berbagai media yang selalu memojokkan pemerintahan Yudhoyono dan BI (Bank Indonesia) Di salah satu media menyatakan bahwa Presiden Yudhoyono menyampaikan 10 langkah untuk menghadapi masalah tersebut. Empat di antaranya:

1. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri

2. Memanfaatkan peluang perdagangan internasional

3. Menyatukan langkah strategis Pemerintah dengan Bank Indonesia (BI)

4. Menghindari politik non partisan untuk menghadapi krisis.

Kedengarannya memang masuk akal tapi untuk menghadapi krisis itu bukanlah semata adalah tugas pemerintah dan Bank Indonesia tapi badai krisis ini perlu dihadapi bersama jangan sampai kejadian Krisis Ekonomi Global Part II ini lebih dahsyat meluluh-lantakkan Perekonomian Indonesia seperti yang telah terladi pada Badai Krisis Moneter Part I di Era Soeharto.

Sadar atau pun tidak sadar Akibat Krisis Ekonomi Global kali in sudah sangat jauh merambah dalam berbagai strata masyarakat. Dimana-mana pengangguran semakin bertambah Income perkapita drastis menurun karena beberapa industri mulai merampingkan tenaga-kerja atau mulai meliburkan tenaga kerja tanpa batas waktu. Senada dengan hal itu investor-investor lokal dan Asing pun mulai  menarik saham dalam industri-industri di Indonesia. Dari kejadian kejadian itu akan menjadikan peluang untuk Angka Kriminalitas akan melonjak naik Grafiknya di tanah air belum lagi kasus-kasus korupsi terbaikan karena bangsa ini telah disibukkan dengan masalah yang lebih di prioritaskan sehingga dengan bebasnya para koruptor meneruskan aksinya ditiap jenjang. “Selamat buat para koruptor Anda bisa keluar dari persembunyain untuk sementara Waktu. How pity a Country !”

Memang sangat Ironis di satu sisi Indonesia yang dikenal sebagai negara Agraris tapi disisi lain beberapa item bahan pokok masih mengandalkan hasil import dari negara tetangga. Yah ini mungkin salah satu kelemahan dari bangsa kita bahkan diri kita yang sebagai rakyat yang kurang berusaha secara profesional dalam mengelola asset-asset yang ada dalam lahan-lahan indonesia. Lihat saja kekayaan Alam Indonesia mulai dari hasil laut belum dapat dikelola dengan baik karena Fasilitas-fasilitas nelayan kurang memadai sehingga negara-negara lain meraup keuntungan dari hasil menangkap hasil laut dengan cara yang tidak fair. Belum lagi persediaan minyak yang semakin lama semakin menipis serta Tambang-tambang Emas yang masih dikuasai negara asing. Jadi sangat disayangkan Punya Harta yang sangat berlimpah ruah tapi tidak dapat dinikmati secara maksimal oleh bangsa ini.

Page 2: Dampak Krisis Perekonomian Global Indonesia

Jadi memanglah pas ketika Ketua Presidium Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI ) menyatakan bahwa Krisis ekonomi global telah terjebak pada sistem kapitalisme internasional sehingga sampai saat ini sepertinya tak ada persiapan jelas menghadapi krisis keuangan global yang berawal dari runtuhnya industri keuangan di Amerika Serikat. Mereka yang krisis kita yang ”hancur-hancuran” seperti pada bursa saham sehingga menghentikan operasionalnya.

Dan kesimpulannya Indonesia belum siap menghadapi Dampak Krisis Ekonomi Global yang di motori oleh Negara Super itu. Mungkin dari beberapa uraian diatas dapat memberi gambaran bahwa kita punya potensi menghadapi krisis ini jika kita meningkatkan kesadaran sebagai masyarakat indonesia termasuk element pemerintah berikut departement terkait untuk meningkat pengelolaan sumber daya secara profesional sehingga bangsa ini menjadi produktif dalam penyediaan hasil bumi dan dapat mandiri serta terbebas sebagai negara importir bahan pangan dan minyak bumi terbesar yang akan membalikkan keadaan menjadi negara “Pengekspor Terbesar”.

http://www.metris-community.com/dampak-krisis-ekonomi-global/

Antisipasi Krisis Ekonomi Global Melalui Peningkatan InvestasiKrisis ekonomi global yang berimbas pada kelangkaan likuiditas akan mempengaruhi perekonomian, karena itu investasi perlu terus didorong dan ditingkatkan guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan serta dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja.

Demikian paparan Menneg PPN/Kepala Bappenas yang disampaikan oleh Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan, Dr. Ir. Bambang Widianto, MA., sebagai narasumber dalam Musyawarah Provinsi Kelima Kadin Jawa Barat yang mengambil tema Kadin Jawa Barat Menjawab Tantangan Pembangunan Perekonomian Provinsi Jawa Barat 2008-2013, pada Rabu (10/12), pukul 10.00 WIB di Bandung, Jawa Barat.

Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan juga menyampaikan bahwa tantangan tahun mendatang yang harus dihadapi adalah meyakinkan calon investor agar tetap mau melakukan investasi atau melakukan ekspansi di Indonesia. Sehingga upaya untuk perbaikan iklim investasi yang memberi kepastian berusaha, peningkatan infrastruktur, pembangunan SDM, penguatan kelembagaan dan pemantapan koordinasi antar instansi pemerintah dan pusat-daerah, serta penerapan prinsip-prinsip good governance harus diutamakan.

”Berkaitan dengan Pemilu, akan sangat dimengerti kecenderungan para investor untuk bersikap hati-hati dalam melakukan investasi atau ekspansi. Namun, data dari BKPM menunjukkan cukup banyak proyek yang akan dilaksanakan pada tahun 2009. Untuk investasi sektor riil (Foreign Direct Investment/ FDI), saat ini yang menarik adalah bidang usaha yang berdimensi jangka panjang yang pengembaliannya kurang terpengaruhi oleh situasi perlambatan ekonomi global, seperti sumber daya alam termasuk energi, infrastruktur, telekomunikasi dan lainnya,” tambah Deputi Bidang Evaluasi Kinerja

Page 3: Dampak Krisis Perekonomian Global Indonesia

Pembangunan.

Langkah diatas hanya satu dari beberapa langkah kebijakan pemerintah dalam pembangunan dan antisipasi krisis ekonomi global. Langkah lainnya adalah mengefektivitaskan pengeluaran pemerintah pada tahun 2009 dan pemanfaatannya diarahkan pada kegiatan-kegiatan produktif yang mendorong berkembangnya peran masyarakat. Sedangkan untuk menahan laju perlambatan ekonomi dan bahkan mengarahkannya pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, penguatan ekspor dan pengendalian impor diupayakan melalui upaya-upaya seperti diversifikasi pasar dan tujuan ekspor, pemberian insentif untuk peningkatan ekspor dalam bentuk pengurangan pajak ekspor, pemberian bantuan pembiayaan ekspor melalui pembelian Wesel Ekspor Berjangka (WEB) melalui skema rediskonto, percepatan proses harmonisasi dan penyederhanaan prosedur ekspor, serta percepatan perbaikan infrastruktur pendukung ekspor yang belum optimal juga harus terus dilakukan.

Acara yang dibuka oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan tersebut kemudian dilanjutkan dengan pemilihan Ketua Kadin Jabar, dan dihadiri juga oleh Menneg PPN/Kepala Bappenas sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Jabar.

http://www.bappenas.go.id/node/152/1637/antisipasi-krisis-ekonomi-global-melalui-peningkatan-investasi/

Cara mengatasi krisis ekonomi global?

Krisis ekonomi global yang berlangsung dari tahun 2007 lalu di Amerika Serikat dan mencapai puncaknya tahun 2008 yang lalu saat ini tengah mengalami kondisi yang mengambang di Amerika Serikat dan semakin menunjukkan resesi di Benua Eropa. Hal ini membuat Asia sebagai benua yang beberapa negara besarnya seperti China, India, Indonesia, Vietnam, dll menunjukkan pertumbuhan ekonomi positif menjadi jangkar pertumbuhan dunia.

Kita bisa melihat bahwasanya Amerika Serikat yang merupakan kekuatan ekonomi nomor satu dunia dihadapkan dengan krisis terbesar mereka selama 80 tahun terakhir. Hal ini nampaknya akan berlangsung hingga tahun 2012 dimana ekonomi Amerika Serikat akan tetap memasuki masa stagnan hingga nantinya akan kembali pulih mulai tahun 2012 nanti.

Solusi umum untuk menghadapi krisis ekonomi global dapat dilihat di General Solution for The Economy of United States of America

Tetapi kita bisa melihat bahwasanya Benua Eropa ternyata terkena kontaminasi yang serius dari krisis Amerika Serikat ini. Negara-negara yang terjalin dalam PIIIGGS (Portugal, Italy, Ireland, Iceland, Greece, Great Britain & Spain) yang notabene negara-negara yang pada umumnya menderita defisiti anggaran yang lumayan sehingga menyebabkan hutang mereka membengkak menjadi beban utama Benua Eropa dalam menangani krisis ekonomi global ini. Dan sebagai buktinya Yunani merupakan negara Eropa

Page 4: Dampak Krisis Perekonomian Global Indonesia

kesekian yang jatuh dalam krisis akibat potensi default hutang yang dijamin oleh pemerintahnya. Dan Spanyol saat ini berada di tepi ancaman yang sama yaitu krisis hutang.

Amerika Serikat juga dapat dipandang sebagai potensi krisis hutang nomor satu di dunia karena di tengah-tengah rasio hutang terhadap PDB Amerika Serikat yang sudah mencapai 85% dan dengan Reformasi Kesehatan Amerika Serikat yang menelan dana triliunan dolar AS akan menyebabkan rasio hutang terhadap PDB Amerika Serikat akan meningkat menjadi 110% tahun 2016 yang akan datang. Hal ini akan mendatangkan potensi penurunan rating hutang Amerika Serikat yang akan menjatuhkan pasar hutang Amerika Serikat dan otomatis dunia karena Amerika Serikat merupakan kekuatan ekonomi nomor satu dunia.

Banyak juga hal-hal yang perlu kita waspadai dalam krisis ekonomi global itu yaitu ancaman dari negara-negara yang bersifat fasisme seperti Korea Utara, Iran, dll. Negara-negara ini terkena dampak krisis ekonomi global sehingga politik di negara ini menjadi tidak stabil tetapi dampaknya bukanlah kepada pemecahan masalah krisis di dalam negeri sendiri akan tetapi menjadi ancaman untuk negara-negara lain seperti Korea Utara yang semakin mengintimidasi Korea Selatan, Iran yang semakin mengintimidasi dunia, dll.

Ada banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh berbagai bangsa di dunia untuk bisa bersama-sama bangkit melewati krisis ekonomi global ini.

http://forum.kompas.com/bisnis-keuangan/30206-cara-mengatasi-krisis-ekonomi-global.html

Krisis Ekonomi Global dan Kondisi Perekonomian Domestik

KRISIS EKONOMI GLOBAL

Berawal dari permasalahan kegagalan pembayaran kredit perumahan (subprime mortgage default) di Amerika Serikat (AS), krisis kemudian menggelembung merusak sistem perbankan bukan hanya di AS namun meluas hingga ke Eropa lalu ke Asia. Secara beruntun menyebabkan effect domino terhadap solvabilitas dan likuiditas lembaga-lembaga keuangan di negara negara tersebut, yang antara lain menyebabkan kebangkrutan ratusan bank, perusahaan sekuritas, reksadana, dana pensiun dan asuransi. Krisis kemudian merambat ke belahan Asia terutama negara-negara seperti Jepang, Korea, China, Singapura, Hongkong, Malaysia, Thailand termasuk Indonesia yang kebetulan sudah lama memiliki surat-surat beharga perusahaan-perusahaan tersebut.

Dari berbagai kritik para ahli, bahwa problem tersebut dipicu maraknya penggelembungan harga perumahan di AS yang didorong kebijakan-kebijakan Bank Sentral Amerika (the Fed) yang kurang pruden untuk menstabilkan sistem keuangan sejak bertahun-tahun. Kondisi ini didorong oleh keinginan untuk memelihara permintaan properti perumahan agar tetap tinggi, maka bank-bank di Amerika Serikat banyak mengucurkan kredit perumahan terutama bagi kalangan berpenghasilan rendah yang tidak memiliki kapasitas keuangan yang memadai (ninja loan yaitu pinjaman terhadap nasabah yang no income, no job, & no asset). Kredit perumahan ini kemudian disekuritisasi secara hibrid agar lebih

Page 5: Dampak Krisis Perekonomian Global Indonesia

menarik bagi investor yang terdiri dari bank, perusahaan sekuritas, reksadana, dana pensiun dan asuransi. Celakanya, banyak kredit tak terbayar dalam jumlah besar dan merata. Akibatnya, bank-bank kesulitan untuk membayar dan investor dengan cepat menarik dananya dari produk-produk perbankan disaat harga masih tinggi sehingga hal ini memacetkan perputaran uang di pasar hipotik. Hal ini menyebabkan pula struktur pasar uang yang produknya saling terkait satu sama lain menjadi terganggu. Termasuk juga jaminan obligasi utang (collaterlaised debt obligation/CDO) sebagai bentuk investasi kolektif dari sub-prime mortgage.

Lehman Brothers mengumumkan kerugian bertahap sebelum akhirnya bangkrut. Pada 16 Juni 2008, perusahan itu mengumumkan kerugian senilai 2,8 miliar dolar AS untuk paruh ke-dua 2008. Dilanjutkan dengan kerugian sebesar 3,9 miliar dolar AS pada paruh ke-tiga 2008 (10 September) dan berujung pada pengumuman kepailitannya pada 15 September 2008. Keguncangan serupa juga dialami secara hampir bersamaan oleh Merryl Linch, Citigroup, AIG dan berbagai lembaga keuangan besar lain.

Ini berimbas ke pelemahan sektor riil dengan kebangkrutan berbagai perusahan besar di AS seperti General Motors, Ford, dan Chrysler sehingga mengancam kelangsungan kerja ribuan karyawannya. Benar saja, tingkat pengangguran di AS meningkat mencapai 6,7% seiring dengan peningkatan pesimisme di kalangan konsumen dan investor sepanjang kurun September – November 2008. Itu merupakan tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK) terbesar dalam 34 tahun terakhir. Tercatat 533.000 karyawan di-PHK dan mencapai total 1,91 juta orang pada tahun 2008. (sumber: departemen tenaga kerja AS). Seiring dengan itu, pada 30 November 2008, pemerintah AS juga mengumumkan penurunan nilai real PDB untuk paruh III 2008 sebesar 0,3%.

Demikian halnya juga di Eropa, krisis perbankan di Eropa ditandai dengan permasalahan di sebuah bank kecil di Inggris, yaitu Bank Northen Rock, pada pertengahan 2007 lalu. Northern Rock sejatinya adalah sebuah bank swasta berskala kecil di Inggris. Namun, ketika terjadi gonjang-ganjing krisis pada Agustus 2007 lalu bank ini jadi sorotan publik. Penarikan dana besar-besaran yang dilakukan oleh para nasabah memicu sentimen negatif pasar. Antrian panjang nasabah yang ingin menarik dananya dari bank ini disiarkan oleh berbagai stasiun TV di dunia. Untuk pertama kalinya dalam 140 tahun terakhir, Inggris mengalami kekacauan perbankan. Meskipun sudah diberi pinjaman darurat pada 13 September 2007 oleh Bank Sentral Inggris (Bank of England), Northern Rock akhirnya di-nasionalisasi pada 17 Februari 2008 untuk mencegah dampak sistemik perekonmian di Inggris. Sejak kejadian itu, beberapa bank di Inggris juga di-nasionalisasi. Pemerintah mengambil sebagian porsi saham di bank-bank swasta tersebut sebagai bagian dari program rekapitalisasi. Kasus Bank Northern Rock ini menjadi satu kasus pelajaran penting bahwa bank berskala kecil pun dapat menimbulkan dampak psikologis negatif di masyarakat. Kondisi buruknya perekonomian dunia diperjelas dengan rilis dari Lembaga Moneter Internasional (IMF) pada 6 November 2008 yang memprediksi pertumbuhan ekonomi negatif untuk Amerika Serikat (-0,7), empat negara di Eropa (-0,5) dan Inggris (-1,3) untuk tahun 2009. Tampak pula tren penurunan pertumbuhan negara-negara tersebut sejak 2007 hingga 2009.

Untuk negara Asia seperti China, Jepang, dan India sebagai ikon pertumbuhan ekonomi di Asia juga tak luput dari hantaman krisis. Berdasarkan prediksi IMF pada 6 November 2008, Jepang mengalami

Page 6: Dampak Krisis Perekonomian Global Indonesia

pertumbuhan ekonomi negatif (-0,2) pada 2009. Sementara China mengalami penurunan dari 11,9% pada 2007 menjadi 9,7% pada 2008 dan diprediksi terus turun menjadi 8,5% pada 2009. Demikian juga dengan India yang berturut-turut mengalami tren penurunan pertumbuhan ekonomi yaitu 9,3% pada 2007 menjadi 7,8% pada 2008 dan dipredikisi terus turun menjadi 6,3% pada 2009.

KONDISI PEREKONOMIAN DOMESTIK

Sebagai salah satu pelaku pasar dunia, Indonesia tentu juga tak luput dari hantaman krisis. Indikasi krisis di Indonesia ditunjukkan oleh berbagai indikator yaitu:

1. Pasar SUN mengalami tekanan hebat tercermin dari penurunan harga SUN atau kenaikan yield SUN secara tajam yakni dari rata-rata sekitar 10% sebelum krisis menjadi 17,1% pada tanggal 20 November 2008; (catatan: setiap 1% kenaikan yield SUN akan menambah beban biaya bunga SUN sebesar Rp1,4 Triliun di APBN).

2. Credit Default Swap (CDS) Indonesia mengalami peningkatan secara tajam yakni dari sekitar 250 bps awal tahun 2008 menjadi diatas 980 bps pada bulan November 2008. Hal ini menunjukkan bahwa pasar menilai country risk Indonesia yang tinggi pada saat itu.

3. Terdapat gangguan likuiditas di pasar karena peningkatan liquidity premium akibat pelebaran bid-ask spread dalam perdagangan di pasar saham, yang pada akhirnya mengakibatkan terjadi capital flight;

4. Cadangan Devisa mengalami penurunan 13% dari USD 59.45 milyar per Juni 2008 menjadi 51.64 milyar per Desember 2008 yang mengindikasikan terjadi capital flight.

5. Rupiah terdepresiasi 30.9% dari Rp 9.840 per Jan 2008 menjadi Rp 12.100 per Nopember 2008 dengan volatilitas yang tinggi.

6. Banking Pressure Index (dikeluarkan oleh Danareksa Research Institute) dan Financial Stability Index (dikeluarkan oleh BI) yang sudah memasuki dalam ambang batas kritis. Banking Pressure Index per Oktober 2008 sebesar 0,9 atau lebih tinggi dari ambang normal 0,5. Sementara itu, Financial Stability Index per November 2008 sebesar 2,43 atau di atas angka indikatif maksimum 2,0. Ini menunjukkan bahwa sistem perbankan dan sistem keuangan domestik dalam keadaan genting. Semakin tinggi nilai BPI (positif), semakin vulnerable sistem perbankan negara yang bersangkutan.

7. Terdapat potensi terjadi capital flight yang lebih besar lagi dari para deposan bank karena tidak adanya sistem penjaminan penuh (full guarantee) di Indonesia seperti yang sudah diterapkan di Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, Hong Kong, Taiwan dan Korea, disamping Uni Eropa.

Gambaran dan fakta-fakta tersebut di atas, sejak pertengahan tahun 2008, ketegangan dan kecemasan terjadi di mana-mana, investor besar di pasar modal seperti Dana Pensiun, Asuransi, dan Reksa Dana termasuk masyarakat biasa. Psikologis pasar saat itu menusuk dan menekan karena nilai investasi

Page 7: Dampak Krisis Perekonomian Global Indonesia

terkuras tajam hampir rata-rata 40 %. Lebih dasyat lagi, pinjaman antar Bank telah berhenti sama sekali dan dapat dikatakan likuiditas di pasar perbankan tidak ada sama sekali. Keadaan ini mendorong Pemerintah melakukan penyesuaian kebijakan secara cepat dan tepat waktu dengan melakukan perubahan-perubahan penilaian aktiva. Masih dalam ingatan kita semua bahwa hampir semua industri dan para pengamat termasuk perseorangan baik dalam negri maupun luar negeri menyambut respon Pemerintah tersebut.

Melihat perkembangan kondisi makro ekonomi pada saat itu, satu bulan sebelum Bank Cetury masuk ke KSSK, Drajad Wibowo sempat menanggapi ancaman krisis global. "Pemerintah harus menentukan manuver-manuver politiknya dan segera melakukan tindakan untuk meredam krisis yang sedang melanda Indonesia. Pemerintah sebaiknya mengambil langkah nyata selagi Indonesia belum merasakan benar jalaran badai krisis AS. Kita bisa ambil contoh bagaimana negara bagian Florida bergerak cepat mengungsikan warganya ketika badai Katarina menerjang daerah tersebut." (asy/nrl)

http://www.detiknews.com/read/2010/01/13/083906/1277194/10/krisis-ekonomi-global-dan-kondisi-perekonomian-domestik

Oleh COKI AHMAD SYAHWIER

KRISIS ekonomi global memang belum selesai secara tuntas. Sejumlah indikator ekonomi dunia termasuk pertumbuhan, belum menunjukkan perubahan yang drastis. Bahkan, beberapa negara merevisi kembali target-target ekonomi yang telah dicanangkan sebelumnya. Ekspektasi terhadap pemulihan ekonomi dunia masih rendah. Para investor cenderung menahan aktivitas, untuk melepas dana investasi jangka panjang. Mereka cenderung menunggu dan melihat (wait and see), terhadap pergerakan indeksekonomi dunia ke depan. Akibatnya, denyut dinamika pasar dunia berdetak lemah di tengah kepanikan yang tak kunjung juga reda.

Inikah pertanda krisis ekonomi dunia masih terus berlanjut? Atau sebaliknya, adakah rasa optimisme membumbung setinggi harapan, atas kembali bertumbuhnya ekonomi dunia? Apabila ditengok ke belakang, sebenarnya ekonomi dunia terkonsentrasi di kawasan pasar Eropa dan sebagian kawasan Asia. Pergerakan pasar, sangat dipengaruhi faktor permintaan hasil industri, sedangkan persediaan dan distribusi barang mengalami stagnasi yang berlebihan. Sementara itu sektor keuangan dan perbankan mengalami pelemahan daya untuk menyalurkan dana investasi. Akibatnya, kapasitasekonomi menyusut dari potensi ekonomi yang sebenarnya.

Berdasarkan analisis sejumlah institusi, sektor keuangan merupakan biang keladi terciptanya kemunduran ekonomi dunia. Sektor ini berupaya keluar dari cengkraman kesulitan likuididasi dan kemacetan kredit bermasalah. Proses konsolidasi internal melalui pendekatan moneter terkadang kurang lazim dan terlalu berhati-hati, seperti memberlakukan tingkat suku bunga 0 persen dan pembatasan penyaluran kredit.

Berkurangnya kontribusi sektor keuangan, turut memperparah lini produksi dalam soal

Page 8: Dampak Krisis Perekonomian Global Indonesia

kapitalisasi bahan baku dan energi. Padahal, proses pendinginan sektor keuangan dan perbankan yang sempat panas di Amerika Serikat dan bank-bank terkemuka di Eropa sudah berjalan dua tahun. Namun, pertumbuhan produksi industri dunia belum beranjak dari terpaan krisis. Pertumbuhan industri masih di bawah bayang-bayang pertumbuhan industri periode 2005-2006. Penurunan produksi juga merupakan dampak semburan balik pendapatan penduduk dunia yang turun drastis akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) berlebihan.

Penurunan produksi, mencerminkan kapitalisasi sektor riil berlangsung lambat dan menjemukan. Keadaan ini pertanda pengangguran besar-besaran telah terjadi, terutama pada pemanfaatan faktor-faktor produksi. Dampak sistemik tersebut membuat perekonomian dunia benar-benar berada di titik terendah. Oleh karena itu, banyak negara melakukan sejumlah kebijakanekonomi dalam rangka melakukan counter cyclical dan program stimulus.

Namun, pada kenyataannya efektivitas kebijakan belum mampu mengangkat perekonomian global untuk bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan masih berada di kisaran 2 persen-3 persen. Tampaknya, untuk mencapai pertumbuhan sebaik tiga hingga empat tahun lalu diperlukan suatu big push policy. Kebijakan semacam ini dimaksudkan, agarpasar mampu mendinamisasi sektor industri hingga mencapai  performans yang menciptakan efek sebar terhadap tumbuhnya sektor-sektor bisnis dunia.

Sektor bisnis internasional ini, diharapkan dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan (engine of growth), terutama dalam pemanfaatan faktor-faktor produksi yang menganggur. Selanjutnya, sektor bisnis internasional dapat menjadi batu loncatan dalam membentuk keseimbanganekonomi dunia, yang memengaruhi seluruh kawasan perdagangan dunia. Keseimbangan ekonomi diartikan sebagai wahana perekonomian, yang mampu meleburkan semua kepentingan perekonomian setiap negara. Tanpa semua itu, sulit untuk menyeimbangkanpasar dunia. Pasar yang tidak seimbang akan berpotensi menurunkan permintaan dan penawaran produksi. Apalagi, isu-isu pemanasan global dan perubahan iklim  setiap saat, terus mengintai dan mengancam kelangsungan persediaan dan distribusi produksi.

Oleh karena itu, konsetelasi ekonomi dunia harus benar-benar terpelihara melalui seperangkat landasan berupa kesepakatan-kesepakatan hitam di atas putih. Dengan demikian, perekonomian dunia mampu menciptakan suatu mainstream yang kokoh dan kuat , khususnya dalam mengantisipasi gejolakpasar . Cara lain adalah memperkuat komitmen bersama, sebagaimana dikumandangkan oleh pertemuan pemimpin negara berpengaruh G-20 di Pittsburgh AS 24-25 September 2009. Terbersit para pemimpin kelompok negara G-20, sebenarnya menginginkan adanya kesepakatan yang kongkret yang mengandung tujuan bersama, untuk menghapus ketimpangan perdagangan dunia. 

Pemulihan

Berdasarkan sumber-sumber pemberitaan internasional, pemulihan ekonomi dunia sudah menunjukkan sinyal pergerakan yang positif. Para pemimpin kelompok G-20 yang menguasai 80 persen dari Gross Domestic Product (GDP) menatap ekonomi 2010, telah berada pada lintasan yang optimistis. Pemulihan ekonomi terlihat pada meningkatnya intensitas transaksi ekspor dan impor antarnegara, penguatan indeks harga saham, stabilitas nilai tukar negara-negara

Page 9: Dampak Krisis Perekonomian Global Indonesia

berpengaruh, dan indeks kepercayaan konsumen yang masih positif.

Pemulihan ekonomi dunia juga terlihat dari segi volume produksi, yang tumbuh signifikan terutama produksi bagi kebutuhan pangan dan industri. Ekspansi swasta pun mulai merambat naik, meskipun dalam kapasitas ruang terbatas.

Akan tetapi, para pemimpin G-20 menyadari perlunya setiap negara menjaga bersama-sama momentum pemulihan tersebut. Sejalan dengan  keinginan bersama itu, para pemimpin G-20 akan membangun suatu aliansi kebijakanekonomi. Terutama, sinergitas kebijakan yang mendorong perekonomian global bertumbuh (global growth). Sinergitas ditopang dengan keterikatan regulasi dengan dukungan sektor keuangan, yang ketat dan berhati-hati ( financial sector prudently). Meskipun G-20 memberi sinyal ekonomi global membaik, bukan berarti risiko terhadap perekonomian setiap negara akan menurun. Dibutuhkan kejelian dalam mengikuti pergerakan dan perubahan perekonomian 2010.

Kewaspadaan

Di tengah pergerakan ke arah pemulihan, setiap negara tidak boleh lengah. Banyak negara berlomba-lomba meningkatkan pengeluaran anggaran negaranya, guna menghadapi kemerosotan kualitas dan kapasitasekonomi . Sedangkan di sektor moneter, masing-masing negara di dunia cenderung menurunkan suku bunga dan menciptakan likuiditas yang lebih besar. Kebijakan-kebijakan tersebut secara teoritis, tentu berpotensi menaikkan inflasi terutama dalam jangka menengah pada 2010.

Faktor risiko lain yang perlu diwaspadai adalah meningkatnya penawaran surat utang negara (SUN). Penerbitan SUN merupakan langkah dalam menutupi defisit anggaran negara, yang terkuras oleh kebijakan stimulus fiskal. Akan tetapi, penerbitan SUN yang tidak rasional dan realistis juga berpotensi meningkatnya kewajiban negara. Keadaan ini berpeluang besar menciptakan kondisi crowding out. Faktor risiko dari segi fiskal ini akan semakin menguat, jika harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan berfluktuatif. Sebab, kenaikan harga minyak mentah dunia akan memengaruhi alokasi pengeluaran dan transfer of payment berupa subsidi.

Ancaman yang tidak kecil pengaruhnya juga datang dari dampak pemberlakuan Free Trade Area (FTA). Penerapan tarif impor 0 persen menjadi penghambat yang sangat mampu menohok industri dalam negeri. Sebab, bagi negara-negara berkembang yang pemerintahnya kurang atraktif dan proaktif melindungi industri dalam negerinya, tentu akan menerima pil pahit berupa menurunnya produksi. Banyak negara memberikan insentif besar-besaran kepada pelaku industrinya, seperti penghapusan pajak, kemudahan perizinan, mempromosikan produk unggulan, peningkatan penggunaan teknologi/inovasi, dan kemudahan dalam aksesibilitas permodalan.

Fenomena ekonomi dunia memperlihatkan betapa perubahan kerap terjadi mengikuti arah pasar yang dinamis. Setiap waktu perubahan bisa saja terjadi, karena adanya goncangan. Diperkirakan perubahan juga menyebabkan perekonomian berada pada performa stabilitasnya. Untuk itu, perekonomian setiap negara dipersyaratkan untuk mampu mengimbangi perubahan dengan kebijakanekonomi berdaya counter cyclical.

Page 10: Dampak Krisis Perekonomian Global Indonesia

Kebijakan ekspansi fiskal dan moneter merupakan rangkaian utama dalam rangka menstimulasi pasar bisnis internasional. Dampak sistemik yang diharapkan adalah intensitas volume produksi meningkat dan pengangguran diharapkan menurun. Dengan demikian, pemulihan ekonomi dunia benar-benar berkontribusi bagi bertumbuhnya perekonomian global. Sebab, optimisme itu memang masih ada!***

Penulis, dosen teori ekonomi dan bisnis internasional, Wakil Ketua DPE Kota Bandung, Sekretaris LP3E Kadin Jabar, salah seorang Ketua Bidang ISEI Bandung Koordinator Jabar .

http://artikel-media.blogspot.com/2010/01/ekonomi-global-2010-melangkah.html

Sekilas Sejarah Ekonomi dan Krisis Keuangan GlobalPerekonomian dunia yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia, memiliki cerita sejarah yang panjang. Deretan-deretan tulisan yang menerangkannya pun tak akan habis dibaca, selalu ada bagian-bagian tertentu yang masih tersisa untuk dibuka dan dipahami.

Konsep-konsep ekonomi dari kaum perintis ditemukan terutama dalam ajaran-ajaran agama, kaidah-kaidah hukum, etika atau aturan-aturan moral. Misalnya dalam kitab Hammurabi dari Babilonia tahun 1.700 sM, masyarakat Yunani telah menjelaskan tentang rincian petunjuk-petunjuk tentang cara-cara berekonomi.

Plato hidup pada abad keempat sebelum Masehi mencerminkan pola pikir tradisi kaum ningrat. Ia memandang rendah terhadap para pekerja kasar dan mereka yang mengejar kekayaan. Plato menyadari bahwa produksi merupakan basis suatu negara dan penganekaragaman (diversivikasi) pekerjaan dalam masyarakat merupakan keharusan, karena tidak seorang pun yang dapat memenuhi sendiri berbagai kebutuhannya. Inilah awal dasar pemikiran Prinsip Spesialisasi kemudian dikembangkan oleh Adam Smith.

Aristoteles membedakan dua macam nilai barang, yaitu nilai guna dan nilai tukar. Ia menolak kehadiran uang dan pinjam-meminjam uang dengan bunga, uang hanya sebagai alat tukar-menukar saja, jika menumpuk kekayaan dengan jalan minta/mengambil riba, maka uang menjadi mandul atau tidak produktif.

Thomas Aquinas mengemukakan tentang konsep keadilan yang dibagi dua menjadi keadilan distributife dan keadilan konvensasi, dengan menegakkan hukum Tuhan maka dalam jual-beli harus dilakukan dengan harga yang adil sedang bunga uang adalah riba. Tetapi masalah riba, upah yang adil dan harga yang layak ini merupakan masalah yang terus-menerus diperdebatkan dlm ilmu ekonomi.

Adam Smith Gagasannya adalah sistem ekonomi yang mengoperasionalkan dasar-dasar ekonomi persaingan bebas yang diatur oleh invisible hand, pemerintah bertugas melindungi rakyat, menegakkan keadilan dan menyiapkan sarana dan prasarana kelembagaan umum. Smith berpendapat bahwa pembagian kerja sangat berguna dalam usaha meningkatkan produktivitas dan mengembangkan spesialisasi.

Adam Smith, penggagas sistem ekonomi kapitalis, menyisipkan catatan juga bahwa dunia yang paling baik adalah dunia tanpa “bunga”. Dalam bukunya, The Wealth of Nation, dia mengakui adanya sistem

Page 11: Dampak Krisis Perekonomian Global Indonesia

ekonomi yang sukses membawa masyarakat pada kemakmuran, yaitu perekonomian di era masyarakat madani pada abad ke 6 M silam.

Sistem perkonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem sosialis dengan sistem kapitalis adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut. Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.

Sistem ekonomi liberal klasik Sistem ekonomi liberal klasik adalah suatu filosofi ekonomi dan politis. Mula-mula ditemukan pada suatu tradisi yang bersifat membatasi batas-batas dari kekuasaan dan tenaga politis, yang menggambarkan pendukungan kebebasan individu.Teori itu juga bersifat membebaskan individu untuk bertindak sesuka hati sesuai kepentingan dirinya sendiri dan membiarkan semua individu untuk melakukan pekerjaan tanpa pembatasan yang nantinya dituntut untuk menghasilkan suatu hasil yang terbaik, yang cateris paribus, atau dengan kata lain, menyajikan suatu benda dengan batas minimum dapat diminati dan disukai oleh masyarakat (konsumen). Ciri ekonomi liberal • Semua sumber produksi adalah milik masyarakat individu. • Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki sumber-sumber produksi. • Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan ekonomi. • Masyarakat terbagi menjadi golongan pemilik sumber daya produksi dan pekerja (buruh). • Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam mencari keuntungan. • Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar. • Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonomi. Keuntungan • Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi, karena masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah/komando dari pemerintah. • Setiap individu bebas memiliki untuk sumber-sumber daya produksi, yang nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian. • Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat. • Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena adanya persaingan semangat antar masyarakat. • Efisiensi dan efektivitas tinggi, karena setiap tindakan ekonomi didasarkan motif mencari keuntungan. Kelemahan • Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat. • Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. • Banyak terjadinya monopoli masyarakat. • Banyak terjadinya gejolak karena kesalahan alokasi sumber daya oleh individu. • Pemerataan pendapatan sulit dilakukan, karena persaingan bebas tersebut.

Ekonomi syariah

Page 12: Dampak Krisis Perekonomian Global Indonesia

Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Selain itu, ekonomi syariah menekankan empat sifat, antara lain: Kesatuan (unity), Keseimbangan (equilibrium), Kebebasan (free will), Tanggungjawab (responsibility).

Manusia sebagai wakil (khalifah) Tuhan di dunia tidak mungkin bersifat individualistik, karena semua (kekayaan) yang ada di bumi adalah milik Allah semata, dan manusia adalah kepercayaannya di bumi. Didalam menjalankan kegiatan ekonominya, Islam sangat mengharamkan kegiatan riba, yang dari segi bahasa berarti kelebihan. Dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 275 disebutkan bahwa Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba..

Islam mempunyai suatu konsep yang berbeda mengenai kekayaan, semua kekayaan di dunia adalah milik dari Allah SWT yang di titipkan kepada kita, dan kekayaan yang kita miliki harus di peroleh dengan cara cara yang halal, untuk mencapai Al-falah (makmur dan success) dan Sa’ada Haqiqiyah (kebahagian yang abadi baik di dunia dan akhirat. Dalam Islam yang ingin punya property atau perusahaan harus mendapat kan nya dengan usaha yang keras untuk mencapai yang nama nya Islamic Legal Maxim, yaitu mencari keuntungan yang sebanyak banyak nya yang sesuai dengan ketentuan dari prinsip prinsip syariah. Yang sangat penting dalam transaksi Ekonomi Islam adalah tidak ada nya unsur Riba (interest) Maisir (judi) dan Gharar (ke tidak pastian). Riba juga bisa di dapat dari cara meminjam kan uang yang di kenakan bunga. (interest). Maisir (judi) semua pasti tahu judi itu adalah taruhan, spekulasi atau zero sum game transaksi jenis ini juga di larang.. Gharar adalah melakukan transaksi yang tidak pasti seperti membeli ikan yang masih berenang di laut. Tidak pasti berapa banyak ikan yang bisa di tangkap untuk di beli dan tidak ada kepastian berapa harga nya, kalau jumlah ikan nya saja tidak dapat di pastikan.

Sistem Ekonomi Indonesia. Kalau dilihat sistem ekonomi di dunia baik kapitalisme dan sosialisme belum berhasil mensejahterakan rakyat. Dua dekade lalu semua orang menyaksikan runtuhnya tembok Berlin dan sosialisme di Uni Sovyet sekarang kita dapat menyaksikan dan merasakan runtuhnya kapitalisme barat akibat krisis keuangan multi kompleks selain subprime morgagenya. Maka ada baiknya kita Indonesia dengan dasar negara Pancasila mencoba mengkaji kembali sistim ekonomi Pancasila yaitu bukan sosialisme dan bukan kapitalisme. Ekonomi Pancasila adalah keseimbangan (equilibrium) dan mencegah terjadinya over sentralistik ekonomi terpusat dan mencegah semua harga komoditas diatur pasar. Kalau pada jaman orde baru dulu boleh dikatakan tidak semua harga barang diserahkan ke harga pasar contohnya harga sembako diawasi ketat bahkan sampai siaran TVRI/radio RRI selalu dibacakan harga sayur mayur, cabe keriting dsb. Dan pemerintah selalu mengintervensi harga barang yang terlalu melambung dengan menetapkan batas harga tertinggi dsb. Jangan menyerahkan segala harga barang kepada pasar. Sistem ekonomi Pancasila adalah middle way antara ekstrem kiri dan ekstrem kanan.

Sistem Ekonomi Pancasila memiliki empat ciri yang menonjol, yaitu :

1. Yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah negara – pemerintah, seperti air, BBM, pertambangan, hasil bumi dll. 2. Peran negara adalah penting namun tidak dominan, begitu juga peranan koperasi dan swasta yang posisinya penting namun tidak mendominasi. Sehingga tidak terjadi kondisi sistem ekonomi liberal maupun sistem ekonomi komando.

Page 13: Dampak Krisis Perekonomian Global Indonesia

3. Masyarakat adalah bagian yang penting di mana kegiatan produksi dilakukan oleh semua untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat. 4. Modal atau pun buruh tidak mendominasi perekonomian karena didasari atas asas kekeluargaan antar sesama manusia.

Dalam sistem ekonomi pancasila perekonomian liberal maupun komando harus dijauhkan karena terbukti hanya menyengsarakan kaum yang lemah serta mematikan kreatifitas yang potensial. Persaingan usaha pun harus selalu terus-menerus diawasi pemerintah agar tidak merugikan pihak-pihak yang lemah.

Indonesia memiliki ekonomi berbasis-pasar di mana pemerintah memainkan peranan penting. Pemerintah memiliki lebih dari 164 BUMN dan menetapkan harga beberapa barang pokok, termasuk bahan bakar, beras, dan listrik. Setelah krisis finansial Asia yang dimulai pada pertengahan 1997, pemerintah menjaga banyak porsi dari aset sektor swasta melalui pengambilalihan pinjaman bank tak berjalan dan asset perusahaan melalui proses penstrukturan hutang.

Selama lebih dari 30 tahun pemerintahan Orde Baru, ekonomi Indonesia tumbuh dari GDP per kapita $70 menjadi lebih dari $1.000 pada 1996. Melalui kebijakan moneter dan keuangan yang ketat, inflasi ditahan sekitar 5%-10%, rupiah stabil dan dapat diterka, dan pemerintah menerapkan sistem anggaran berimbang. Banyak dari anggaran pembangunan dibiayai melalui bantuan asing. GDP nyata tahunan tumbuh rata-rata mendekati 7% dari 1987-1997, dan banyak analisis mengakui Indonesia sebagai ekonomi industri dan pasar utama yang berkembang. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dari 1987-1997 menutupi beberapa kelemahan struktural dalam ekonomi Indonesia. Sistem legal sangat lemah, dan tidak ada cara efektif untuk menjalankan kontrak, mengumpulkan hutang, atau menuntut atas kebangkrutan. Aktivitas bank sangat sederhana, dengan peminjaman berdasarkan-collateral menyebabkan perluasan dan pelanggaran peraturan, termasuk batas peminjaman. Hambatan non-tarif, penyewaan oleh perusahaan milik negara, subsidi domestik, hambatan ke perdagangan domestik, dan hambatan ekspor seluruhnya menciptakan gangguan ekonomi. Krisis finansial Asia Tenggara yang melanda Indonesia pada akhir 1997 dengan cepat berubah menjadi sebuah krisis ekonomi dan politik.

Respon pertama Indonesia terhadap masalah ini adalah menaikkan tingkat suku bunga domestik untuk mengendalikan naiknya inflasi dan melemahnya nilai tukar rupiah, dan memperketat kebijakan fiskalnya. Pada Oktober 1997, Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) mencapai kesepakatan tentang program reformasi ekonomi yang diarahkan pada penstabilan ekonomi makro dan penghapusan beberapa kebijakan ekonomi yang dinilai merusak, antara lain Program Permobilan Nasional dan monopoli. Rupiah masih belum stabil dalam jangka waktu yang cukup lama, hingga pada akhirnya Presiden Suharto terpaksa mengundurkan diri pada Mei 1998.

Krisis Keuangan Global. Gejolak moneter yang melanda Amerika Serikat tidak saja mengguncang sendi-sendi ekonomi AS, tetapi menimbulkan kepanikan global. Kejatuhan perusahaan sekuritas keempat terbesar AS, Lehman Brothers, memengaruhi banyak sekali simpul-simpul finansial di berbagai negara. Transaksi finansial lintas batas negara juga terganggu. Kejatuhan Lehman Brothers yang berusia 158 tahun itu membuat risiko investasi tersebar dengan sangat cepat.

Kepanikan itu tercermin pada kekacauan bursa saham, harga saham bertumbangan, para pialang

Page 14: Dampak Krisis Perekonomian Global Indonesia

mengalami shock, investor dilanda kepanikan, nasabah menyerbu bank, nilai tukar mata uang anjlok, kucuran dana pembangunan tersendat, transaksi perdagangan dihentikan, otoritas pemerintah kehilangan akal, dan urat nadi perekonomian global terancam bangkrut. Krisis keuangan global ”menampar” golongan menengah-atas, yang terbiasa hidup di ”surga moneter”: barang mewah, gaya hidup berkilau. Namun, karena gejolak moneter diramalkan akan lama, ”tamparan” juga akan dirasakan kelas menengah dan kaum miskin, yang hidupnya bergantung pada fluktuasi moneter.

Gejolak moneter di AS dan mengguncang dunia merupakan konsekuensi logis sistem perekonomian ”pasar bebas” dan ideologi (neo)liberalisme. Tak terkecuali di BEI, IHSG dari 2.700 poin pada awal tahun jatuh menembus kisaran angka 1.100 pada medio Oktober. Diperkirakan kondisi resesi global ini masih akan berlangsung pada tahun 2009 sehingga pertumbuhan ekonomi rendah namun demikian fundamental ekonomi Indonesi bisa bertahan meskipun kondisi pasar modal kurang bergairah, fondasi perbankan masih baik untuk mendorong tumbuhnya ekonomi sektor riil. Suhu politik menjelang pemilu 2009 juga berpengaruh terhadap para investor dan cenderung menunggu meskipun situasi politik global diperkirakan akan kondusif dengan hasil pemilu di AS yang lebih memprioritaskan perbaikan ekonomi dari pada perang.

Senior Vice President, Economist & Head of Government Relations Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan menjelaskan pemulihan ekonomi dunia itu akan didahului oleh menguatnya perekonomian AS dan aktivitas pasar saham dunia yang pulih 6 atau 9 bulan sebelumnya. Namun, hingga pertengahan 2009 rupiah dan mata uang negara-negara di Asia masih tertekan oleh dolar AS. Itu disebabkan oleh kebutuhan dolar AS dari perbankan internasional yang masih sangat tinggi. Paling cepat ekonomi dunia akan tumbuh pada 2010 dan yang akan rebound terlebih dahulu adalah AS, karena sistem ekonomi dan struktur korporasi mereka yang sangat fleksibel. Mereka gampang sekali melakukan PHK [pemutusan hubungan kerja] atau rekrutmen, ujar Fauzi dalam seminar Economic Outlook 2009 bertajuk Prospek Investasi pada Tahun Politik yang diselenggarakan Bisnis Indonesia.

Penutup. Sistem Ekonomi global sedang bermetamorfosa mencari bentuk keseimbangan baru antara sosialis, kapitalis dan konsep konsep ideologi pemikiran lain yang lebih mengedepankan keadilan, moral, hati nurani, kejujuran dan kesejahteraan bersama yang proporsional.

Bila terlalu bertumpu pada pasar bebas, globalisasi pasar modal dengan segala permainan derivatifnya maka seperti yang kita lihat akhir-akhir ini akan membuat fondasi ekonomi rapuh, tidak fair dan perilaku manusia mendewakan profit dan uang yang ada di benak pemikirannya. Wajah persaingan bisnis menjadi kejam dan bisnis akan menjadi bunuh-bunuhan antar kompetitor. Orang bisa sangat kaya dan bebas melakukan apa saja karena semua bisa di beli, sementara disisi lain orang bisa sangat miskin karena struktur dan sistem membuat tak berdaya mengubah kehidupannya.

Bisa di bayangkan kalau dengan segala kemajuan teknologi termasuk teknologi informasi orang bisa bermain saham dan derivatifnya akan mendapatkan uang seminggu 100juta didepan komputer sementara para pekerja atau petani yang menggerakan sektor riil sebulan banyak yang berpenghasilan kurang dari 1/2juta, apa ini hal yang baik ?. Demikian sumbang saran pemikiran selayang pandang tentang ekonomi dan krisis semoga bermanfaat sebagai bahan diskusi lebih lanjut.http://www.pitoyo.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=411