dampak krisis keuangan global terhadap industri dalam negeri dan pertumbuhan ekonomi

29
Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi Oleh: Jaka Sriyana, Ph.D Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi UII Yk

Upload: minor

Post on 12-Jan-2016

81 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi. Oleh: Jaka Sriyana, Ph.D Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi UII Yk. Krisis finansial global Bukan Kejadian Aneh. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

Oleh: Jaka Sriyana, Ph.DKetua Jurusan Ilmu EkonomiFakultas Ekonomi UII Yk

Page 2: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

1.Kejadian rutin sistem

ekonomi kapitalis

2. Akibat perilaku serakah pemilik modal

Dalam 100 tahun terakhir telah terjadi 20 kali krisis (IAEI, 2008)

Krisis finansial global Bukan Kejadian Aneh

Page 3: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

Terjadi pertumbuhan “tidak nyata/semu”Sektor finansial tumbuh tidak sebanding dengan sektor riil (Industri, perdagangan, pertanian, dll) (bubble growth, Paul Gruggman, 1999)Indonesia : dominasi sektor finansial sejak tahun 1990Global : sejak 1980 dengan berbagai ragam instrumen investasi

Page 4: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

The new king of capitalism(The Economist, 2005)

• Periode 2004 – 2007 pasar ekuitas global TUMBUH sekitar 60%

• Periode 10 tahun terakhir pasar ekuitas global tumbuh 3.000%

• Investasi disektor finansial memiliki daya tarik yang luar biasa

• Pemilik modal mendapatkan penghasilan bukan dari kegiatan produksi barang/jasa

Liberalisasi

Finansial

Kerawanan

Finansisial

Krisis

Finansial

Twin

crisis

Krisis nilai tukar

Krisis perbankan

Page 5: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

Perkembangan perdagangan saham

Indonesia 3,3% (tertinggi di kawasan)

Malaysia 1,4%

Thailad 2,0%

Korea 2,1%

Ekspektasi Pasar Saham di ASIA

Page 6: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

KRISIS FINANSIAL GLOBAL BERMULA DARI AS

• Adanya global imbalance dimana AS mengkonsumsi lebih besar dari kemampuannya. Tercermin dari defisit ganda (defisit anggaran pemerintah dan neraca perdagangan)

• Kredit perumahan terhadap nasabah tak layak (subprime) senilai 1,2 triliun dollar menjadi kredit macet setelah suku bunga pada tahun 2004/06 dinaikkan dari 1,0% menjadi 5,25% karena nasabah tidak meningkat penghasilannya.

Page 7: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

KRISIS FINANSIAL GLOBAL BERMULA DARI AS

• Berkembangnya derivatif keuangan melalui collateralized debt obligations (CDOs) senilai 480 milliar dollar yang dijual kepada investor AS dan asing. Pemegang CDOs terakhirlah yang berguguran karena terimbas kredit macet.

• Krisis meluas melahirkan kelangkaan likuiditas sehingga dana tidak mengalir ke sektor riil mengakibatkan timbulnya resesi ekonomi karena ekonomi AS adalah yang terbesar di dunia.

Page 8: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

Effect on the Effect on the worldworld

Brazil 30%

currency decline

Rusia stock market lost 2/3 of it’s value

China economic growth drops below

10%

Japan stock market decline 36.2%Dubai

tourism slowing down

India’s company lay off began

Indonesia stock market decline 37%

Page 9: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

Bagaimana Dampaknya Terhadap

Indonesia?

Page 10: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

Dinamika Perekonomian Nasional

SEKTOR RIIL Deindustrialisasi Daya beli menurun Daya saing ekonomi dan

efisiensi menurun Problem ketenagakerjaan Permasalahan struktural

KEBIJAKAN INDUSTRI & PERDAGANGAN

Menggerakkan sektor riil Harmonisasi dan Penurunan Tarif Fasilitasi Perdagangan (ASEAN

Single Window)

KEBIJAKAN MONETER

Kebijakan uang longgar Kebijakan stabilisasi

rupiah Prinsip kehati-hatian

dalam sektor perbankan

Koordinasi kebijakan fiskal dan kebijakan makroekonomi lainnya

Sustainabilitas dan insentif fiskal Sumber pembiayaan yang lebih murah

KEBIJAKAN FISKAL

Struktur perekonomian yang

rentan terhadap gejolak (shock) Kemampuan APBD Kemampuan birokrasi Dominasi “hot money” Infrastruktur lemah Pertumbuhan ekonomi lambat Volume industri dan

perdagangan turun

FAKTOR INTERNAL

Harga minyak terkoreksi Harga komoditas ekspor utama Pasar uang internasional

GEJOLAK EKSTERNAL

PERTUMBUHAN EKONOMI

Sektoral: Pertanian, Industri, Jasa

Page 11: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi
Page 12: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

DAMPAK TERHADAP INDONESIA

•Kelangkaan likuiditas di AS/Eropa menyebabkan dana jangka pendek yang ada di Indonesia, balik kandang. Menyebabkan IHSG turun drastis karena lebih dari 60% pemain di bursa Indonesia adalah pemain asing.

• Rupiah mengalami depresiasi karena uang hasil penjualan saham tadi dibelikan dollar. Penurunan nilai rupiah berdampak pada kemampuan impor untuk bahan baku industri. Sehingga industri dalam negeri mengalami penurunan.

Page 13: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

DAMPAK TERHADAP INDONESIA

• Keadaan makin parah karena akibat resesi di AS, ekspor Indonesia ke AS juga ke Eropa dan Asia (yang mengolah bahan tengah untuk diekspor lagi ke AS) turun. Perusahaan mengalami kesulitan. PHK terpaksa dilakukan.

• Untuk menahan laju depresiasi rupiah, BI menaikkan BI rate, sehingga suku bunga naik. Investasi turun, industri collaps. Ini menyebabkan penurunan kegiatan usaha. PHK dan pengangguran membengkak. Kemiskinan meningkat

Page 14: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

KEBIJAKAN PEMERINTAH

• Penjaminan dana pihak ketiga oleh pemerintah hanya untuk yang di bawah Rp 2 miliar mendorong capital flight. Pembelian dollar meningkat. Dollar terapresiasi.

• Kebijakan buy-back untuk mendongkrak harga saham dan mendongkrak nilai tukar rupiah menguntungkan pemodal luar negeri. Mereka mendapat rupiah lebih banyak ketika menjual saham (karena harga saham naik) dan mendapat dollar lebih banyak ketika membeli dollar (karena dollar murah).

• Kebijakan penaikan BI rate menyebabkan bank menahan diri dalam memberikan pembiayaan/kredit sehingga sektor riil kesulitan likuiditas. Sektor industri mengalami penurunan, bahkan collaps. PHK dan pengangguran membengkak. Kemiskinan meningkat.

Page 15: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

Perkembangan Ekspor 2008

Page 16: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

Bagaimana dgn Industri Tekstil?

1. Ekspor benang dan kain ke AS pada kwartal I 2009 turun 28,1% (RP. 2,83 trilyun)

2. Secara total, ekspor th 2009 turun 13,9 %3. Tahun 2009 ini terjadi penurunan permintaan

tekstil dan produk tekstil (TPT) di 210 negara4. Ada sinyal pasar baru di Asia dan Timur

Tengah5. Pasar domestik justru naik sekitar 25%, tetapi

sebesar 10% justru dipenuhi oleh produk impor. Jadi produk lokal hanya mendapat 15% saja.

Will our clothes be made in China? (Keat and Young, 2006)Key factors: Efficiency and productivity

Page 17: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

Ekonomi Indonesia tumbuh setidaknya 5,6% tahun 2006, angka ini sedikit lebih tinggi dibanding rata-rata pertumbuhan ekonomi per tahun selama enam tahun terakhir, yakni 4,8%. Konsumsi tetap merupakan penyumbang utama (66-68%) pertumbuhan ekonomi Indonesia, pertumbuhan investasi mulai turning point sejak tahun 2004.* RAPBN.

Indikator Pertumbuhan sisi permintaan (%) 2000 2002 2004 2006 2008*

Rata-rata per tahun (2000-8)

Pertumbuhan ekonomi 4.9 3.7 5.1 5.6 6.5 4.8

# Konsumsi 2.0 4.7 4.9 4.0 5.2 4.1

# Investasi 16.7 0.2 14.7 10.8 2.9 7.6

# Ekspor 26.5 -0.6 13.5 16.4 9.2 10.3

# Impor 25.9 -5.0 26.7 17.1 7.6 11.8

Sumber: Diolah dari BI & BPS

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN INDONESIA2000-2008

Page 18: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

Penggerak Pertumbuhan Ekonomi 2008

• Pencapaian:

(i) laju pertumbuhan selama semester I/2007 sebesar 6,1 %;

(ii) laju pertumbuhan ekonomi di atas 6% untuk total PDB selama tiga kuartal terakhir.

• Upaya untuk memperbaiki iklim investasi : Inpres No 6/07 dan implementasi paket UU Perpajakan.

• Koordinasi Kebijakan Fiskal dan Moneter yang lebih kondusif.– Inflasi terjaga

– Tingkat bunga kompetitif

18

Page 19: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

SUMBER PERTUMBUHAN EKONOMI

Page 20: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

Setiap

pertumbuhan

ekonomi

Menyerap tenaga kerja

2001 : 253.000 orang

2003 : 248.000 orang

2007 : 42.000 orang

Apa yang terjadi?Apa yang terjadi?

Data Bappenas (2006)

Pertumbuhan semu tidak berefek secara optimal kepada sektor riil dan pembukaan lapangan kerja

Page 21: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

TahunUsaha Kecil

(UK)

Usaha Menengah

(UM)

Usaha Kecil Menengah (UKM)

Usaha Besar (UB)

Total

2002 40,62 16,54 57,16 42,84 100,00

2003 40,35 16,71 57,06 42,94 100,00

2004 39,36 16.59 55.96 44.04 100,00

2005 38,08 16.13 54.22 45,78 100,00

Sumbangan UKM (Usaha Kecil Menengah) dan UB (Usaha Besar) dalam PDB tanpa migas Indonesia 2002-2005

(persentase)

Dualisme Industri Indonesia terus berlanjut: Dualisme Industri Indonesia terus berlanjut: Industri kecil mendominasi dari sisi unit usaha (99%) dan Industri kecil mendominasi dari sisi unit usaha (99%) dan penyerapan tenaga kerja (60%), namun menyumbang hanya penyerapan tenaga kerja (60%), namun menyumbang hanya 22%22% terhadap nilai tambah. Sebaliknya industri besar dan menengah, terhadap nilai tambah. Sebaliknya industri besar dan menengah, yang jumlah unit usahanya hanya kurang dari 1%, menyerap yang jumlah unit usahanya hanya kurang dari 1%, menyerap tenaga kerja 40% dan menyumbang nilai tambah tenaga kerja 40% dan menyumbang nilai tambah 78%.78%. Sementara Sementara itu, kontribusi UKM thd PDB 54-57%, sedang UB sekitar 42-46% itu, kontribusi UKM thd PDB 54-57%, sedang UB sekitar 42-46% selama tahun 2002-5.selama tahun 2002-5.

Dualisme Industri Indonesia terus berlanjut: Dualisme Industri Indonesia terus berlanjut: Industri kecil mendominasi dari sisi unit usaha (99%) dan Industri kecil mendominasi dari sisi unit usaha (99%) dan penyerapan tenaga kerja (60%), namun menyumbang hanya penyerapan tenaga kerja (60%), namun menyumbang hanya 22%22% terhadap nilai tambah. Sebaliknya industri besar dan menengah, terhadap nilai tambah. Sebaliknya industri besar dan menengah, yang jumlah unit usahanya hanya kurang dari 1%, menyerap yang jumlah unit usahanya hanya kurang dari 1%, menyerap tenaga kerja 40% dan menyumbang nilai tambah tenaga kerja 40% dan menyumbang nilai tambah 78%.78%. Sementara Sementara itu, kontribusi UKM thd PDB 54-57%, sedang UB sekitar 42-46% itu, kontribusi UKM thd PDB 54-57%, sedang UB sekitar 42-46% selama tahun 2002-5.selama tahun 2002-5.

Source: Kuncoro, 2007

Page 22: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

Sumbangan Laju PDB UKM Tahun 2002-2005

1.75 1.87 1.98 2.20

0.74 0.80 0.86 0.96

2.01 2.11 2.22 2.44

0%

20%

40%

60%

80%

100%

2002 2003 2004 2005

UB

UM

UK

UKM 2,49

UKM 2,67

UKM2,84

UKM3,16

Sumber : Menegkop dan UKM dan BPS (2005)

Sumbangan Pertumbuhan UK, UM, dan UB terhadap Pertumbuhan PDB Indonesia

Sumbangan UKM terhadap laju pertumbuhan ekonomi cenderung meningkat. Dari pertumbuhan ekonomi 2005 sebesar 5,6 persen, sumbangan UKM adalah 3,16 persen.

Page 23: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

FIGURE 2.1

• DAYA SAING GLOBAL SANGAT RENDAH (IMD: NO. 58 DARI 60 NEGARA)

• EFFISIENSI PEMERINTAHAN YANG RENDAH: (NO. 54 DARI 60 NEGARA)

•• AKIBAT RISIKO POLITIK, PENEGAKKAN HUKUM YANG LEMAH & TIDAK KONSISTEN, KURANG TRANSPARAN, KUALITAS SDM/PENANGANAN TENAGA KERJA DLL.

• EFFISIENSI BISNIS YANG RENDAH: (NO. 58 DARI 60 NEGARA)•• AKIBAT PRODUKTIVITAS MENYELURUH YANG RENDAH, BUDAYA KORPORASI DAN WIRASWASTA, KURANG PENGALAMAN INTER- NASIONAL, KURANG DUKUNGAN FINANSIIL, IMAGE YANG JELEK DI LN, MASALAH CORPORATE GOVERNANCE LEMAH & KURANG TRANSPARANSI, DLL.

• INFRASTRUKTUR LEMAH: (NO. 60 DARI 60 NEGARA)•• AKIBAT SISTIM TELEKOMUNIKASI, TRANSPORTASI, KOMPUTERISASI YANG LEMAH, R & D RENDAH, HUMAN DEVELOPMENT INDEX RENDAH, MASALAH LINGKUNGAN HIDUP DLL

TANTANGAN INDUSTRI DI INDONESIA TANTANGAN INDUSTRI DI INDONESIA

(Survei IMD Tahun 2006)(Survei IMD Tahun 2006)

Page 24: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

FIGURE 1.3

PERIMBANGAN KEKUATAN EKONOMI GLOBAL 2005PERIMBANGAN KEKUATAN EKONOMI GLOBAL 2005

A. OUTPUT NEGARA2 G7 B. OUTPUT ASEAN-51. USA: US$ 12,000 MILYARD 1. INDONESIA:

US$ 150 MILYARD

2. INGGRIS: US$ 2,000 MILYARD 2. SINGAPURA:US$ 120 MILYARD

3. JEPANG: US$ 1,900 MILYARD 3. MALAYSIA:US$ 120 MILYARD

4. JERMAN: US$ 800 MILYARD4. THAILAND: US$ 110 MILYARD

5. PERANCIS: US$ 600 MILYARD5. FILIPINA: US$ 100 MILYARD

6. ITALIA: US$ 380 MILYARD----------------------

7. KANADA: US$ 280 MILYARD TOTAL ASEAN-5 US$ 600 MILYARD

-------------------------

TOTAL G-7 US$ 35,060 MILYARD

C. OUTPUT MNC/TNC:1. GENERAL MOTOR: US$ 159 MILYARD

2. FORD MOTOR: US$ 144 MILYARD

3. WALMART: US$ 135 MILYARD

4. EXXON: US$ 107 MILYARD

5. GENERAL ELECTRIC: US$ 104 MILYARD

6. MICROSOFT: US$ 102 MILYARD

Page 25: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

Potensi Pertumbuhan Pasar Dunia belum Potensi Pertumbuhan Pasar Dunia belum dimanfaatkandimanfaatkan

800,6

681212

317

276,6 392

94,993,3

O O,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4

ELEKRONIKA

648,7

TPT PULP & PAPERAGRO

HASILHUTANKIMIA ORGANIK

LOGAM

ALAT ANGKUT

PERMESINAN

O

1

2

3

4

5

6

7

8

Pert

um

bu

han Im

por

Du

nia

(%

) per

tah

un

NI Nilai pasar Ekspor Dunia (dalam Milyar Dolar AS

Fakta : Indonesia belum memanfaatkan sektor-sektor pertumbuhan yang tinggi di pasar dunia Ekspor Indonesia bertumpu pada industri pengolah SDA yang pertumbuhan pasarnya didunia rendah.

Pangsa Ekspor Indonesia (%) per tahun

Page 26: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

Modal Dasar Pengembangan Industri dan Perdagangan Nasional

Potensi Indonesia

Luasnya Wilayah

KepulauanLahan

PertanianHutan Tambang Laut

LetakGeografis

Kebutuhan infrastruktur mesin-mesinproses, dan peralatan lainnya

Kebutuhan primer, sekunder, dan tersier

Kebutuhan infrastruktur &pertambahan jalan, jembatan

LuasnyaBentang Wilayah

Besarnya jumlahpenduduk

Sumber Daya/Potensi Alam yang bisa di daya gunakan

- bahan bangunan- alat konstruksi- alat transportasi- konstruksi baja

- agro- alat pertanian- pupuk & penunjang lainnya- pangan- alat kesehatan

- sandang- papan/bahan bangunan- alat pendidikan- alat kelistrikan- alat energi- jasa RBPI- kemasan- alat olah raga- alat rumah tangga- alat perkantoran

- alat transport- alat komunikasi- alat hiburan- alat penunjang

- konstruksi baja- peralatan konstruksi- jasa RBPI

- alat transport- alat konstruksi- alat kelistrikan- alat energi- mesin-mesin proses- alat penunjang

- telekomunikasi/ satelit & peripheral- konstruksi baja

AKAN MENJADI LOKOMOTIF PENARIK PERTUMBUHAN INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

Fakta : Indonesia memiliki potensi yang cukup untuk didaya gunakan sebagai modal dasar pengembangan

industri dan perdagangan nasional

Page 27: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

INDUSTRITRANSPORTASI

RUMAH MASA DEPAN

SUMBERDAYA MANUSIASUMBERDAYA MANUSIA

Membangun pilar-pilar industri masa depan dengan menumbuhkan industri yang akan memotori pertumbuhan

INDUSTRIAGRO

INDUSTRI MASA DEPAN

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PETRO KIMIAPETRO KIMIASEMENSEMENBAJABAJADLLDLL

SEPATUSEPATUELEKTRONIKELEKTRONIK

DLLDLL

INDUSTRI BARANG MODALINDUSTRI BARANG MODAL

INDUSTRI KOMPONENINDUSTRI KOMPONEN(BASIS U K M)(BASIS U K M)

BASIS INDUSTRI

MANUFAKTUR

Page 28: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

““Compared to 1997 crisis, Now we’re Compared to 1997 crisis, Now we’re more ready to pass this crisis..more ready to pass this crisis..

just Don’t panic!just Don’t panic!I firmly believe we’re on track to I firmly believe we’re on track to

survive this crisis”survive this crisis”

SBY - President of The Republic of IndonesiaSBY - President of The Republic of Indonesia

Page 29: Dampak  Krisis  Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

WASSALAM