kripta

13
10. Tonsil Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus di dalamnya.Terdapat beberapa macam tonsil yang keseluruhannya ini membentuk lingkaran yang dinamakan cincin waldeyer, yaitu : 1. Tonsila lingualis terletak pada radix linguae. 2. Tonsila palatina (faucial) terletak pada isthmus faucium antara arcus glossopalatina dan arcus glossopharingicus. 3. Tonsila Pharingica (adenoid), terletak pada dinding dorsal dari nasofaring dan posterior dari palatum molle. 4. Tonsila Tubaria, terletak pada bagian lateral nasofaring di sekitar ostium tuba auditiva ///// Macam-macam tonsil Adenoid Adenoid, yang disebut juga sebagai tonsil faringeal atau tonsil Luschka’s, merupakan suatu massa berlobus dari jaringan limfoid yang ditemukan pada dinding superior dan posterior nasofaring. Adenoid tidak memiliki kripta-kripta tetapi memiliki lipatan-lipatan vertikal yang disusun oleh

Upload: stephanus-anggara

Post on 18-Dec-2015

78 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

d

TRANSCRIPT

10. Tonsil

Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus di dalamnya.Terdapat beberapa macam tonsil yang keseluruhannya ini membentuk lingkaran yang dinamakan cincin waldeyer, yaitu :1. Tonsila lingualis terletak pada radix linguae.

2. Tonsila palatina (faucial) terletak pada isthmus faucium antara arcus glossopalatina dan arcus glossopharingicus.

3. Tonsila Pharingica (adenoid), terletak pada dinding dorsal dari nasofaring dan posterior dari palatum molle.

4. Tonsila Tubaria, terletak pada bagian lateral nasofaring di sekitar ostium tuba auditiva/////Macam-macam tonsil Adenoid

Adenoid, yang disebut juga sebagai tonsil faringeal atau tonsil Luschkas, merupakan suatu massa berlobus dari jaringan limfoid yang ditemukan pada dinding superior dan posterior nasofaring. Adenoid tidak memiliki kripta-kripta tetapi memiliki lipatan-lipatan vertikal yang disusun oleh epitel sel-sel respiratorius. Adenoid berfungsi nodus limfatikus yang dimana eferen saluran limfatikus berjalan menuju ke limfonodus leher (cervical chain). Permukaan luar adenoid diliputi oleh stratified- dan pseudostratified epithelium. Tidak seperti tonsil palatine, adenoid tidak memiliki kapsul. Udara yang masuk pada saat inspirasi berkontak dengan adenoid, dan substansi asing menginisiasi respon imun. Adenoid dapat mengalami hyperplasia dan dapat menutup jalan nafas dalam kondisi yang tidak diinginkan. Pada bagian garis tengah nasofaring (dikelilingi oleh adenoid) terdapat bursa faringeal, yang merupakan sisa dari notochord. Jika terjadi infeksi pada bursa ini, dapat mengakibatkan Thornwaldts disease.

Tonsil palatina

Tonsil palatine, juga dikenal sebagai tonsil faucial, merupakan massa seperti buah anggur dari jaringan limfoid yang terletak diantara otot palatoglossus (anterior pillar) dan otot palatofaringeus (posterior pillar). Permukaan lateral dari masing-masing tonsil diliputi oleh fasia faringeal dan terlekat pada otot konstriktor faring superior. Kondensasi fasia membentuk sebuah kapsul. Dari kapsul tonsil, trabekula meluas sampai ke parenkim tonsil dan mensupport pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfatik eferen. Kontraksi dari otot konstriktor superior, palatoglosus, dan palatofaringeus (saat menelan) menyebabkan kompresi tonsil. Permukaan tonsil yang lain diliputi oleh closely adherent stratified squamous epithelium yang meluas sampai ke kripta. Kripta-kripta yang terdapat pada tonsil ini berjumlah 8-10 buah. Bila terjadi pembengkakan tonsil, dasar kripta tetapi terfiksasi, hal ini menyebabkan kripta bertambah panjang.

Tonsil lingual

Tonsil lingual terletak pada dasar lidah dan meluas dari foramen cecum sampai ke epiglottis. Tonsil ini diliputi oleh stratified squamous epithelium dan terpisah dari otot lidah hanya melalui lapisan jarigan fibrosa. Tonsil ini terdiri dari sejumlah elevasi berbentuk bulat atau seperti kawah pada bagian tengah jaringan limfoid dimana terdapat bukaan saluran kelenjar mukosa.Pembesaran TonsilDibagi berdasarkan garis median dan garis paramedian

T1 : Tonsil membesar namun belum melewati fossa tonsilarisT2 : Tonsil membesar dan sudah melewati fossa tonsilarisT3 : Tonsil membesar dan sudah mencapai garis paramedian namun belum melewati garis paramedian/T4 : Tonsil membesar dan sudah melewati garis paramedian

11.

Kripta dan dentritus

Kripta merupakan alur-alur yang terdapat pada tonsil normal.

Dentritus terdiri dari sel epitel yang mati, sel leukosit yang mati dan bakteri yang menutupi kripta berupa eksudat berwarna kekuning-kuningan.

Proses peradangan tonsil dimulai pada satu atau lebih kripta tonsil. Karena proses radang berulang, maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis, shingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid akan diganti oleh jaringan parut. Jaringan ini akan mengerut sehingga kripta akan melebar.

Secara klinis, kripta ini akan tanpa diisi oleh dentritus. Proses ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlekatan dengan jaringan sekitar fossa tonsilaris.

12.Perbedaan tonsillitis akut, kronik hipertrofi dan kronik eksaserbasi akut

Tonsillitis AkutTonsillitis Kronik Eksaserbasi AkutTonsilitis Kronik Hipertrofi

Tonsil edema dan hiperemisTonsil edema dan hiperemisTonsil dapat membesar/mengecil permukaan tidak rata, tidak hiperemis

Detritus dapat +/- (2 jenis : folikularis dan lakunaris)Detritus +Detritus +

Pembesaran KGB submandibula dan nyeri tekanPembesaran KGB submandibulaPembesaran KGB submandibula

Perlengketan -Perlengketan +Perlengketan +

Kripta tidak melebarKripta melebarKripta melebar

Plika anterior hiperemis

Tonsilitis akut rekuren

Didefinisikan sebagai episode tonsilitis akut berulang yang terjadi 6-7 kali dalam setahun, 5 episode dalam setahun selama 2 tahun, atau 3 episode setahun selama 3 tahun berturut-turut. Banyak pasien mengalami tonsilitis akut berulang yang sembuh sempurna diantara episode tonsilis akut.

Tonsilitis bakterialis supuratif akut paling sering disebabkan streptokokus beta hemolitikus grup A. Kuman ini nantinya akan menimbulkan peradangan umum dan pembengkakan dari jaringan tonsil dengan pengumpulan leukosit, sel-sel epitel mati, dan bakteri patogen dalam kripte. Adanya perbedaan dalam virulensi bakteri patogen menyebabkan fase-fase patologis:

1. peradangan biasa daerah tonsil

2. pembentukan eksudat

3. selulitis tonsila dan daerah sekitarnya

4. pembentukan abses peritonsilar

5. nekrosis jaringan

Manifestasi klinis :

1. nyeri tenggorokan

2. disfagia

3. sulit makan dan minum

4. malaise

5. demam

6. nafas bau

7. tonsil membesar dengan eksudat kekuninganPengobatan :

1. tirah baring

2. cairan adekuat dan diet ringan

3. analgesik oral

4. antibiotik : pilihan pertama penisillin selama 5-10 hari

Tonsilitis kronik

Didefinisikan sebagai gejala tenggorokan serak, anoreksia, disfagia dan tonsilar kemerahan yang persisten. Selain itu, tonsilitis kronik dikarakteristikan dengan adanya bau tak sedap dari tonsil dan pembesaran kelenjar limfe jugulodisgastrik. Umumnya organisme yang terlibat adalah campuran bakteri aerob dan anaerob dengan dominan pada steptococcus.Faktor risiko tonsilitis kronik :1. rangsangan menahun dari asap rokok

2. makanan tertentu

3. higiene mulut yang buruk

4. cuaca dan kelelahan fisik

5. pengobatan tonsilitis akut yang inadekuatPatologi :

Radang berulang

Pengikisan epitel dan mukosa

Jaringan parut

Pengerutan

Kripte melebar dan terisi detritus

Menembus kapsul tonsil

Perlengketan dengan jaringan sekitar fosa tonsilar

Manifestasi klinis : 1. tonsil melebar, permukaan tidak rata, kriptus melebar, dentritus +

2. rasa gatal di tenggorokan

3. kering di tenggorokan

4. nafas berbau

Terapi :

Umumnya local berupa menjaga hygiene mulut (obat kumur/obat isap)

Komplikasi :

1. lokal : rinitis kronik, sinusitis, otitis media

2. sistemik : endokarditis, artritis, miositis, nefritis, uveitis, dermatitis, pruritus, urtikaria, furunkulosis13.Tonsilektomi

a. Indikasi tonsilektomi absolut :

-Obstruksi saluran nafas kronis

- Abses faring dan abses peritonsiler yang menyebabkan persisten/rekuren hemoragik-Hipertrofi tonsil yang menyebabkan disfagia dan akhirnya menyebabkan berat badan menurun

-Biopsi apabila terdapat kecurigaan keganasanb. Indikasi tonsilektomi relatif

- Infeksi yang berulang oleh kuman Streptococcus hemolitikus grup A- Tonsilitis berulang (lebih dari 7x pertahun, lebih dari 5x per dua tahun, dan lebih dari 3x per tiga tahun atau lebih) -Baileys-- Hiperplasi tonsil dengan obstruksi fungsional

- Hiperplasi dan obstruksi yang ada setelah infeksi mononucleosis

- Riwayat demam rematik dengan kerusakan jantung berhubungan dengan tonsilitis kronik berulang dan kontrol antibiotik yang kurang baik.

- Inflamasi tonsil kronik yang persisten tidak merespon terapi medikamentosa

- Hipertrofi tonsil/ adenoid berhubungan dengan abnormalitas gigi/orofacial yang mempersempit saluran nafas atas

- Tonsilitis kronik/rekuren dengan adenopati servikal persisten14. Komplikasi tonsilitis

Tonsilitis merupakan radang tonsil palatina yang dapat juga disertai dengan peradangan pada faring. Radang ini dapat disebabkan oleh infeksi grup A streptokokus hemolitikus dan hemofilus influenza, biasanya dapat mengakibatkan komplikasi seperti peritonsilar abses, parafaring abses, demam rematik dan glomerulonefritis akut .Glomerulonefritis paska streptokokus dapat didahului oleh infeksi streptokokus hemolitikus grup A. Glomerulonefritis paska streptokokus dapat terjadi setelah radang tenggorokan dan jarang dilaporkan bersamaan dengan demam rematik akut. Hal ini disebabkan terjadinya pembentukan komplek imun yang bersirkulasi dan terjadi pembentukan komplek imun in situ ini telah ditetapkan sebagai mekanisme patogenesis terjadinya penyakit glomerulonefritis paska streptokokus.Haemopilus parainfluenza yang merupakan bakteri paling banyak dijumpai pada saluran napas. Diduga bakteri ini merangsang tonsil menghasilkan Ig A yang akan tertumpuk di mesangium glomerulus ginjal sehingga dapat terjadi kerusakan ginjal yang menyebabkan glomerulnefritis