kriminologi dan viktimologi
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Kriminologi Dan Viktimologi
1/9
A. KRIMINOLOGI
Kriminologi adalah; Ilmu pengetahuan yang mempelajari atau mencari sebab
musabab kejahatan,sebab-sebab terjadinya kejahatan,akibat –akibat yang di timbulkan dari
kejahatan untuk menjawab mengapa seseorang melakukan kejahatan. Itiologi adalah: Ilmu
yang mempelajari sebab-sebab timbulnya kejahatan.
Di dalam teori ombroso di sebutkan bahwa mengidenti!ikasi suatu kejahatan dapat
dilihat dari bentuk tubuh seseorang atau sinyalemen dan tanda-tanda kusus pada sesorang.
"ada akirnya teori ombroso tesebut hancur karena di dalam usaha para ahli mencari sebab-
sebab kejahatan maka telah diterima secara umum bahwa tidak akan mungkin di cari hanya
satu !aktor yang dapat menerangkan sebab kejahatan pada umumnya ataupun suatu kejahatan
yang khusus. #pa yang dapat di cari hanyalah !aktor-!aktor yang dalam hubungan dengan
sejumlah !aktor lain akan menghasilkan kejahatan.
"emikiran teoritik Kriminologi dapat di bagi secara garis besar yaitu:
a. $lassical %chool &'ad(hab Klasik) dengan pelopornya: $esare *onesana,'a
*eccaria & +-/0) dan di modi!ikasi oleh 'ashab 1eo –Klasik melalui $ode "enal
"erancis ++/. "ada 'ashab ini melihat manusia sebagai mampunyai kebebasan
memilih prilaku &!ree will) dan selalu bersikap rasional dan hedonistic &cenderung
menghindari segala sesuatu yang menyakitinya). 'enurut pandangan ini pamidanaan
adalah cara untuk menaggulangi kejahatan. %ehingga dapat dikatakan bahwa suatu
kejahatan dapat di kurangi2ditiadakan dengan hukuman atau dengan sangsi yang
keras. $ontoh ; hukuman mati ,hukuman seumur hidup,hukuman gantung dll.
b. "ositi3ist %chool &'ad(hab "ositi3is) dengan pelopornya adalah $esare ombroso
&+4-+/5/) di anggap sebagai awal pemikiran ilmiah Kriminologi tentang sebab
musabab kejahatan. 'ashab ini berkeyakinan bahwa prilaku manusia di sebabkan2di
tentukan sebagian oleh !aktor-!aktor biologis,sebagian besar merupakan pencerminan
karakteristik dunia sosial cultural dimana manusia hidup. Dalam teori ini iamengelompokkan para kriminal dalam tiga kategori berikut:
• "seudocriminals: "elaku kejahatan karena terpaksa misal dalam rangka bela diri
• $riminaloids: "elaku kejahatan yang terdorong oleh penyebab lingkungan
• 6abitual $riminal: 'ereka memilih menjadi pelaku kejahatan karena !aktor
lingkungan atau !aktor biologis
c. $on!lict %chool &'ad(hab "erselisihan) dengan pelopornya adalah Karl 'ar7 &+8-
+/4). 'enurut pandangan 'ar7, kejahatan tidak lain dari class strugle. "erang antara
kelas atau kalangan bawah dan atas untuk merebut kekuasaan politik dan ekonomi.
Kejahatan dide!inisikan sebagai tindakan atau perbuatan kelas bawahyang dilarang
-
8/16/2019 Kriminologi Dan Viktimologi
2/9
oleh kelas atas yang berkuasa. 'ar7 menggambarkan suatu kelas atau kalangan yang
si!atnya seperti benalu baik terhadap kelas atas maupun bawah. Kalangan benalu ini
terdiri atas pencuri, perampok, pelacur, penjudi.
d. *iological 9heories dengan pelopornya rnst #.6ooten menyimpulkan bahwa para
penjahat memiliki ciri-ciri !isiologis yang berbeda dari anggota masyarakat lainnya. ia
percaya bahwa pemakaian tato lebih banyak di kalangan penjahat dibandingkan
masyarakat biasa. %ebelumnya $harles oring membuat penelitian serupa dan ia
menyimpulkan bahwa para penjahat ini memiliki tingkat intelegensia yang rendah,
dan ini merupakan !aktor turunan yang in!erior &kemungkinan kecil dari turunan).
e. "sychological 9heories &9eori "sikologi) dikemukakan oleh %igmund
-
8/16/2019 Kriminologi Dan Viktimologi
3/9
Kehidupan baru yang terjadi di daerah perkotaan di bandingkan dengan daerah pedesaan di
tandai antara lain dengan adanya ketegangan dan benturan norma dan nilai yang lebih luas,
perobahan sosial yang cepat, mobilitas penduduk yang meningkat , adanya penekanan yang
lebih besar kepada kepentingan indi3idu dan penghargaan yang lebih tinggi kapada hal-hal
yang bersi!at materi.
Dalam kehidupan sehari –hari memang kita sering menyatakan celaan terhadap suatu
perbuatan yang di anggap menyimpang dengan menyatakan bahwa perilaku tersebut
melanggar kebiasaan atau melanggar adat atau malah melanggar peraturan namun apabila di
kaji kembali jarang ada kesepakatan yang jelas tentang norma apa yang di langgar, hal ini di
sebabkan oleh dua hal yaitu :
+. Kita harus menyadari bahwa terdapat norma dan aturan yang berbeda yang mengatur
antar manusia dalam berbagai kelompok masyarakat>. 6ubungan antara penilai dengan pelanggar menentukan pula apakah perilaku tersebut
dipandang sebagai penyimpangan.
*iasa suatu perbuatan hanya dapat dikatakan menyimpang apabila dilakukan oleh
seorang anggota kelompok melawan aturan dalam kelompok bersangkutan. #tau dapat
dikatakan bahwa hanya ada penyimpangan bilamana ada norma atau aturan yang menguasai
perbuatan tersebut. "olisi harus mempunyai pengertian yang benar dalam menghadapi
pelanggaran hukum. "erlu kita sadari adakalanya perilaku menyimpang mempunyai !ungsi
untuk perbaikan2 memperbaharui tatanan masyarakat:+. %ebagai lampu peringatan untuk menunjukan bahwa suatu kumpulan aturan sudah
tidak e!ekti! lagi sekarang.
>. %ebagai katup pengaman untuk mencegah akumulasi yang berlebih dan perasaan tidak
puas dalam masyarakat yang bersangkutan. Karena itu perlu kita perhatikan
penyimpangan sosil mempunyai !ungsi dalam masyarakat. *ilamana dasar ber!ikir
tentang ini akan kita temukan bahwa perilaku menyimpang mmerupakan perwujutan
dari :
•Kepatutan dari aturan yang bersangkutan apakah baik ?adail @ cukup baik atau tidak
baik artinya penilaian terhadapbagaimana seharusnya aturan yang mengatur perilaku
yang bersangkutan.
• "enilaian terhadap sah atau tidak sahnya aturan itu, artinya apakah di keluarakannya
aturan yang bersangkutan dilakukan berdasarkan kewenangan yang ada pada pembuat
aturan. "erkembangan kriminologi modern telah memperhatikan juga korban
kejahatan di samping !okusnya yang pertama adalah pelaku kejahatan. "erhatian
penegak hukum ? "olisi dan penuntut umum @ di Indonesia juga mulai di arahkan pada
Aiktimologi, namun persepsinya masih keliru. *agaimana sebaiknya melihat masalah
-
8/16/2019 Kriminologi Dan Viktimologi
4/9
korban B agasan pertama untuk penyelenggaraan suatu symposium tentang korban
datang setelah Konggres ke 8 dari internasional %ociety o! $riminology ? 'adrid
+/5 @ Konggres ke – I%$ kemudian di laksanakan di *elgrado ? %eptember +/ @
Dengan symposium pertama ini maka Aiktimologi telah di beri suatu pengakuan
internasional sebagi suatu !ocus penelitian kusus dalam kriminologi.
B. VIKTIMOLOGI
Viktimologi adalah ilmu yang mempelajari tentang korban &victim C korban)
termasuk hubungan antara korban dan pelaku, serta interaksi antara korban dan sistem
peradilan - yaitu, polisi, pengadilan, dan hubungan antara pihak-pihak yang terkait - serta
didalamnya juga menyangkut hubungan korban dengan kelompok-kelompok sosial lainnya
dan institusi lain seperti media, kalangan bisnis, dan gerakan sosial.
Aiktimologi juga membahas peranan dan kedudukan korban dalam suatu tindakan
kejahatan di masyarakat, serta bagaimana reaksi masyarakat terhadap korban kejahatan.
"roses dimana seseorang menjadi korban kejahatan disebut dengan 3iktimisasi.
Didalam *uku 'asalah Korban kejahatan karangan #ri! osita diberikan penjelasan
mengenai arti Aiktimologi, dalam buku tersebut menyebutkan bahwa EAiktimologi adalah
suatu pengetahuan ilmiah2studi yang mempelajari 3iktimisasi &criminal) sebagai suatu
permasalahan manusia yang merupakan suatu kenyataan social.F Aiktimologi berasal dari
kata atin victima yang berarti korban dan logosyang berarti pengetahuan ilmiah atau studi.
a. Sejarah Perkembangan Viktimologi
"ada awal perkembangannya, 3iktimologi baru mendapat perhatian dari kalangan
ilmuwan terhadap persoalan korban dimulai pada saat 6ans 3on 6entig pada 9ahun +/0+
menulis sebuah makalah yang berjudul E Remark on the interaction of perpetrator and
victim.” 9ujuh 9ahun kemudian beliau menerbitkan buku yang berjudul The Criminal and his
victim yang menyatakan bahwa korban mempunyai peranan yang menyatakan bahwa korban
mempunyai peranan yang menentukan dalam timbulnya kejahatan.
"ada 9ahun +/0 atau setahun sebelum buku 3on 6entig terbit, 'endelsohn menulis
sebuah makalah dengan judul E New bio-psycho-sosial horizons: ictimology.” "ada saat
inilah istilah victimology pertama kali digunakan. %etelah itu para sarjan-sarjana lain mulai
melakukan studi tentang hubungan psikologis antara penjahat dengan korban, bersama 6.
'ainheim, %cha!ser, dan
-
8/16/2019 Kriminologi Dan Viktimologi
5/9
"ada 9ahun +/ didirikanlah Gorld %ociety o! ictimology. Gorld %ociety
o! ictimology &G%A) dipelopori oleh %chneider dan Drapkin. "erubahan terbesar dari
perkembangan pembentukan prinsip-prinsip dasar tentang perlindungan korban terwujud
pada saat diadakannya kongres di 'ilan, pada tanggal >8 #gustus $%&' yang menghasilkan beberapa prinsip dasar tentang korban kejahatan dan penyalahgunaan kekuasaan yang
selanjutnya diadopsi oleh "erserikatan *angsa-*ansa pada tanggal ++ Desember +/4 dalam
suatu deklarasi yang dinamakan (ecleration of )asic *rinciple of +,stice for ictims of
Crime and b,se *ower.
b. Tujuan !ung"i #an Man$aat Viktimologi
9ujuan Aiktimologi:
• 'enganalisis berbagai aspek yang berkaitan dengan korban;
•*erusaha untuk memberikan penjelasan sebab musabab terjadinya 3iktimisasi;
• 'engembangkan system tindakan guna mengurangi penderitaan manusia
-
8/16/2019 Kriminologi Dan Viktimologi
6/9
permasalahan 3iktimisasi kriminal di berbagai bidang kehidupan dan
penghidupan;
• Aiktimologi memberikan sumbangan dalam mengerti lebih baik tentang korban
akibat tindakan manusia yang menimbulkan penderitaan mental, !isik dan sosial.9ujuannya, tidaklah untuk menyanjung &eulogi(e) korban, tetapi hanya untuk
memberikan beberapa penjelasan mengenai kedudukan dan peran korban serta
hubungannya dengan pihak pelaku serta pihak lain. Kejelasan ini sangat penting
dalam upaya pencegahan terhadap berbagai macam 3iktimisasi, demi
menegakkan keadilan dan meningkatkan kesejahteraan mereka yang terlihat
langsung atau tidak langsung dalam eksistensi suatu 3iktimisasi.
• Aiktimologi memberikan keyakinan, bahwa setiap indi3idu mempunyai hak dan
kewajiban untuk mengetahui mengenai bahaya yang dihadapinya berkaitandengan kehidupan, pekerjaan mereka. 9erutama dalam bidang penyuluhan dan
pembinaan untuk tidak menjadi korban struktural atau non struktural. 9ujuannya,
bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk memberikan pengetian yang baik dan
agar waspada. 'engusahakan keamanan atau hidup aman seseorang meliputi
pengetahuan yang seluas-luasnya mengenai bagaimana menghadapi bahaya dan
juga bagaimana menghindarinya.
• Aiktimologi juga memperhatikan permasalahan 3iktimisasi yang tidak langsung,
misalnya: e!ek politik pada penduduk Edunia ketigaF akibat penyuapan oleh suatu
korporasi internasional, akibat-akibat sosial pada setiap orang akibat polusi
industri, terjadinya 3iktimisasi ekonomi, politik dan sosial setiap kali seorang
pejabat menyalahgunakan jabatan dalam pemerintahan untuk keuntungan sendiri.
Dengan demikian dimungkinkan menentukan asal mula 3iktimisasi, mencari
sarana menghadapi suatu kasus, mengetahui terlebih dahulu kasus-kasus
&antisipasi), mengatasi akibat-akibat merusak, dan mencegah pelanggaran,
kejahatan lebih lanjut &diagnosa 3iktimologis);
• Aiktimologi memberikan dasar pemikiran untuk masalah penyelesaian 3iktimisasi
kriminal, pendapat-pendapat 3iktimologi dipergunakan dalam keputusan-
keputusan peradilan kriminal dan reaksi pengadilan terhadap pelaku kriminal.
'empelajari korban dari dan dalam proses peradilan kriminal, merupakan juga
studi mengenai hak dan kewajiban asasi manusia.
ebih spesi!ik lagi Dikdik '. 'ansur dan lisatris ultom memberikan gambaran
man!aat bagi pihak penegak hukum, sebagai berikut :
Bagi aparat kepolisian, 3iktimologi sangat membantu dalam upaya penanggulangankejahatan. 'elalui 3iktimologi akan mudah diketahui latar belakang yang mendorong
-
8/16/2019 Kriminologi Dan Viktimologi
7/9
terjadinya kejahatan, seberapa besar peranan korban pada terjadinya kejahatan, bagaimana
modus operandi yang biasanya dilakukan oleh pelaku dalam menjalankan aksinya serta aspek
aspek lainnya yang terkait.
Bagi Kejaksaan, khususnya dalam proses penuntutan perkara pidana di pengadilan,3iktimologi dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan berat
ringannya tuntutan yang akan diajukan kepada terdakwa, mengingat dalam praktiknya sering
dijumpai korban kejahatan turut menjadi pemicu terjadinya kejahatan.
Bagi hakim tidak hanya menempatkan korban sebagai saksi dalam persidangan suatu
perkara pidana, tetapi juga turut memahami kepentingan dan penderitaan korban akibat dari
sebuah kejahatan atau tindak pidana, sehingga apa yang menjadi harapan dari korban
terhadap pelaku sedikit banyak dapat terkonkritisasi dalam putusan hakim.
%. Ruang Lingku& Viktimologi
Aiktimologi meneliti topic-topik tentang korban, seperti: peranan korban pada
terjadinya tindak pidana, hubungan antara pelaku dengan korban, rentannya posisi korban
dan peranan korban dalam system peradilan pidana. %elain itu, menurut 'uladi 3iktimologi
merupakan studi yang bertujuan untuk :
• 'enganalisis berbagai aspek yang berkaitan dengan korba;
• *erusaha untuk memberikan penjelasan sebab musabab terjadinya 3iktimisasi;
• 'engembangkan system tindakan guna mengurangi penderitaan manusia.
'enurut H.. sahetapy ruang lingkup 3iktimologi Emeliputi bagaimana seseorang
&dapat) menjadi korban yang ditentukan oleh victim yang tidak selalu berhubungan dengan
masalah kejahatan, termasuk pula korban kecelakaan, dan bencana alam selain dari korban
kejahatan dan penyalahgunaan kekuasaanF.
#. Ma%am'ma%am ti&ologi korban*erdasarkan peran .#. . Korban berperan secara tidak langsung
. Korban sebagai pro3okator
0. Korban terlibat dalam kejahatan
4. Korban dianggap sebagai sasaran yang keliru
http://id.wikipedia.org/wiki/Tipologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Tipologihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Provokator&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tipologihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Provokator&action=edit&redlink=1
-
8/16/2019 Kriminologi Dan Viktimologi
8/9
%elain itu, *. 'endelsohn merumuskan tipologi berdasarkan tingkat kesalahan
korban:
+. Korban yang benar-benar tidak bersalah
>.
Koban memiliki sedikit kesalahan akibat ketidaktahuan. Kesalahan korban sama dengan pelaku
0. Korban lebih bersalah dari pelaku
4. Korban sendiri yang memiliki kesalahan2paling bersalah
8. Korban imajinati!
e. (ubungan Kriminologi #an Viktimologi
#danya hubungan antara kriminologi dan 3iktimologi sudah tidak dapat diragukan
lagi, karena dari satu sisi Kriminologi membahas secara luas mengenai pelaku dari suatu
kejahatan, sedangkan 3iktimologi disini merupakan ilmu yang mempelajari tentang korbandari suatu kejahatan. %eperti yang dibahas dalam buku rgensi "erlindungan Korban
Kejahatan, karangan Dikdik '.#rie! 'ansur . Hika ditelaah lebih dalam, tidak berlebihan
apabila dikatakan bahwa 3iktimologi merupakan bagian yang hilang dari kriminologi atau
dengan kalimat lain, 3iktimologi akan membahas bagian-bagian yang tidak tercakup dalam
kajian kriminologi. *anyak dikatakan bahwa 3iktimologi lahir karena munculnya desakan
perlunya masalah korban dibahas secara tersendiri.
#kan tetapi, mengenai pentingnya dibentuk Aiktimilogi secara terpisah dari ilmu
kriminologi mengundang beberapa pendapat, yaitu sebagai berikut :
+. 'ereka yang berpendapat bahwa 3iktimologi tidak terpisahkan dari kriminologi,
diantaranya adalah Aon 6entig, 6. 'annheim dan "aul $ornil. 'ereka mengatakan bahwa
kriminologi merupakan ilmu pengetahuan yang menganalisis tentang kejahatan dengan
segala aspeknya, termasuk korban. Dengan demikian, melalui penelitiannya, kriminologi
akan dapat membantu menjelaskan peranan korban dalam kejahatan dan berbagai
persoalan yang melingkupinya.
>. 'ereka yang menginginkan 3iktimologi terpisah dari kriminologi, diantaranya adalah
'endelsohn. Ia mengatakan bahwa 3iktimologi merupakan suatu cabang ilmu yang
mempunyai teori dalam kriminologi, tetapi dalam membahas persoalan korban,
3iktimologi juga tidak dapat hanya ter!okus pada korban itu sendiri.
Khusus mengenai hubungan antara kriminologi dan hukum pidana dikatakan bahwa
keduanya merupakan pasangan atau dwi tunggal yang saling melengkapi karena orang akan
mengerti dengan baik tentang penggunaan hukum terhadap penjahat maupun pengertian
mengenai timbulnya kejahatan dan cara-cara pemberantasannya sehingga memudahkan
penentuan adanya kejahatan dan pelaku kejahatannya. 6ukum pidana hanya mempelajari
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pelaku&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pelaku&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pelaku&action=edit&redlink=1
-
8/16/2019 Kriminologi Dan Viktimologi
9/9
delik sebagai suatu pelanggaran hukum, sedangkan untuk mempelajari bahwa delik
merupakan perbuatan manusia sebagai suatu gejala social adalah kriminologi.
H. %ahetapy juga berpendapat bahwa kriminologi dan 3iktimologi merupakan sisi
dari mata uang yang saling berkaitan. "erhatian akan kejahatan yang ada tidak seharusnyahanya berputar sekitar munculnya kejahatan akan tetapi juga akibat dari kejahatan, karena
dari sini akan terlihat perhatian bergeser tidak hanya kepada pelaku kejahatan tetapi juga
kepada posisi korban dari kejahatan itu. 6al ini juga dibahas oleh pakar hukum lainnya dalam
memperhatikan adanya hubungan ini, atau setidaknya perhatian atas terjadinya kejahatan
tidak hanya dari satu sudut pandang, apabila ada orang menjadi korban kejahatan, jelas
terjadi suatu kejahatan, atau ada korban ada kejahatan dan ada kejahatan ada korban. Hadi
kalau ingin menguraikan dan mencegah kejahatan harus memperhatikan dan memahami
korban suatu kejahatan, akan tetapi kebiasaan orang hanya cenderung memperhatikan pihak pelaku kejahatan.