kriminologi dan viktimologi

Upload: nama-ku-adrian

Post on 05-Jul-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Kriminologi Dan Viktimologi

    1/9

    A. KRIMINOLOGI

    Kriminologi adalah; Ilmu pengetahuan yang mempelajari atau mencari sebab

    musabab kejahatan,sebab-sebab terjadinya kejahatan,akibat –akibat yang di timbulkan dari

    kejahatan untuk menjawab mengapa seseorang melakukan kejahatan. Itiologi adalah: Ilmu

    yang mempelajari sebab-sebab timbulnya kejahatan.

    Di dalam teori ombroso di sebutkan bahwa mengidenti!ikasi suatu kejahatan dapat

    dilihat dari bentuk tubuh seseorang atau sinyalemen dan tanda-tanda kusus pada sesorang.

    "ada akirnya teori ombroso tesebut hancur karena di dalam usaha para ahli mencari sebab-

    sebab kejahatan maka telah diterima secara umum bahwa tidak akan mungkin di cari hanya

    satu !aktor yang dapat menerangkan sebab kejahatan pada umumnya ataupun suatu kejahatan

    yang khusus. #pa yang dapat di cari hanyalah !aktor-!aktor yang dalam hubungan dengan

    sejumlah !aktor lain akan menghasilkan kejahatan.

    "emikiran teoritik Kriminologi dapat di bagi secara garis besar yaitu:

    a. $lassical %chool &'ad(hab Klasik) dengan pelopornya: $esare *onesana,'a

    *eccaria & +-/0) dan di modi!ikasi oleh 'ashab 1eo –Klasik melalui $ode "enal

    "erancis ++/. "ada 'ashab ini melihat manusia sebagai mampunyai kebebasan

    memilih prilaku &!ree will) dan selalu bersikap rasional dan hedonistic &cenderung

    menghindari segala sesuatu yang menyakitinya). 'enurut pandangan ini pamidanaan

    adalah cara untuk menaggulangi kejahatan. %ehingga dapat dikatakan bahwa suatu

    kejahatan dapat di kurangi2ditiadakan dengan hukuman atau dengan sangsi yang

    keras. $ontoh ; hukuman mati ,hukuman seumur hidup,hukuman gantung dll.

     b. "ositi3ist %chool &'ad(hab "ositi3is) dengan pelopornya adalah $esare ombroso

    &+4-+/5/) di anggap sebagai awal pemikiran ilmiah Kriminologi tentang sebab

    musabab kejahatan. 'ashab ini berkeyakinan bahwa prilaku manusia di sebabkan2di

    tentukan sebagian oleh !aktor-!aktor biologis,sebagian besar merupakan pencerminan

    karakteristik dunia sosial cultural dimana manusia hidup. Dalam teori ini iamengelompokkan para kriminal dalam tiga kategori berikut:

    • "seudocriminals: "elaku kejahatan karena terpaksa misal dalam rangka bela diri

    • $riminaloids: "elaku kejahatan yang terdorong oleh penyebab lingkungan

    • 6abitual $riminal: 'ereka memilih menjadi pelaku kejahatan karena !aktor

    lingkungan atau !aktor biologis

    c. $on!lict %chool &'ad(hab "erselisihan) dengan pelopornya adalah Karl 'ar7 &+8-

    +/4). 'enurut pandangan 'ar7, kejahatan tidak lain dari class strugle. "erang antara

    kelas atau kalangan bawah dan atas untuk merebut kekuasaan politik dan ekonomi.

    Kejahatan dide!inisikan sebagai tindakan atau perbuatan kelas bawahyang dilarang

  • 8/16/2019 Kriminologi Dan Viktimologi

    2/9

    oleh kelas atas yang berkuasa. 'ar7 menggambarkan suatu kelas atau kalangan yang

    si!atnya seperti benalu baik terhadap kelas atas maupun bawah. Kalangan benalu ini

    terdiri atas pencuri, perampok, pelacur, penjudi.

    d. *iological 9heories dengan pelopornya rnst #.6ooten menyimpulkan bahwa para

     penjahat memiliki ciri-ciri !isiologis yang berbeda dari anggota masyarakat lainnya. ia

     percaya bahwa pemakaian tato lebih banyak di kalangan penjahat dibandingkan

    masyarakat biasa. %ebelumnya $harles oring membuat penelitian serupa dan ia

    menyimpulkan bahwa para penjahat ini memiliki tingkat intelegensia yang rendah,

    dan ini merupakan !aktor turunan yang in!erior &kemungkinan kecil dari turunan).

    e. "sychological 9heories &9eori "sikologi) dikemukakan oleh %igmund

  • 8/16/2019 Kriminologi Dan Viktimologi

    3/9

    Kehidupan baru yang terjadi di daerah perkotaan di bandingkan dengan daerah pedesaan di

    tandai antara lain dengan adanya ketegangan dan benturan norma dan nilai yang lebih luas,

     perobahan sosial yang cepat, mobilitas penduduk yang meningkat , adanya penekanan yang

    lebih besar kepada kepentingan indi3idu dan penghargaan yang lebih tinggi kapada hal-hal

    yang bersi!at materi.

    Dalam kehidupan sehari –hari memang kita sering menyatakan celaan terhadap suatu

     perbuatan yang di anggap menyimpang dengan menyatakan bahwa perilaku tersebut

    melanggar kebiasaan atau melanggar adat atau malah melanggar peraturan namun apabila di

    kaji kembali jarang ada kesepakatan yang jelas tentang norma apa yang di langgar, hal ini di

    sebabkan oleh dua hal yaitu :

    +. Kita harus menyadari bahwa terdapat norma dan aturan yang berbeda yang mengatur

    antar manusia dalam berbagai kelompok masyarakat>. 6ubungan antara penilai dengan pelanggar menentukan pula apakah perilaku tersebut

    dipandang sebagai penyimpangan.

    *iasa suatu perbuatan hanya dapat dikatakan menyimpang apabila dilakukan oleh

    seorang anggota kelompok melawan aturan dalam kelompok bersangkutan. #tau dapat

    dikatakan bahwa hanya ada penyimpangan bilamana ada norma atau aturan yang menguasai

     perbuatan tersebut. "olisi harus mempunyai pengertian yang benar dalam menghadapi

     pelanggaran hukum. "erlu kita sadari adakalanya perilaku menyimpang mempunyai !ungsi

    untuk perbaikan2 memperbaharui tatanan masyarakat:+. %ebagai lampu peringatan untuk menunjukan bahwa suatu kumpulan aturan sudah

    tidak e!ekti! lagi sekarang.

    >. %ebagai katup pengaman untuk mencegah akumulasi yang berlebih dan perasaan tidak 

     puas dalam masyarakat yang bersangkutan. Karena itu perlu kita perhatikan

     penyimpangan sosil mempunyai !ungsi dalam masyarakat. *ilamana dasar ber!ikir

    tentang ini akan kita temukan bahwa perilaku menyimpang mmerupakan perwujutan

    dari :

    •Kepatutan dari aturan yang bersangkutan apakah baik ?adail @ cukup baik atau tidak

     baik artinya penilaian terhadapbagaimana seharusnya aturan yang mengatur perilaku

    yang bersangkutan.

    • "enilaian terhadap sah atau tidak sahnya aturan itu, artinya apakah di keluarakannya

    aturan yang bersangkutan dilakukan berdasarkan kewenangan yang ada pada pembuat

    aturan. "erkembangan kriminologi modern telah memperhatikan juga korban

    kejahatan di samping !okusnya yang pertama adalah pelaku kejahatan. "erhatian

     penegak hukum ? "olisi dan penuntut umum @ di Indonesia juga mulai di arahkan pada

    Aiktimologi, namun persepsinya masih keliru. *agaimana sebaiknya melihat masalah

  • 8/16/2019 Kriminologi Dan Viktimologi

    4/9

    korban B agasan pertama untuk penyelenggaraan suatu symposium tentang korban

    datang setelah Konggres ke 8 dari internasional %ociety o! $riminology ? 'adrid

    +/5 @ Konggres ke – I%$ kemudian di laksanakan di *elgrado ? %eptember +/ @

    Dengan symposium pertama ini maka Aiktimologi telah di beri suatu pengakuan

    internasional sebagi suatu !ocus penelitian kusus dalam kriminologi.

    B. VIKTIMOLOGI

    Viktimologi adalah ilmu yang mempelajari tentang korban &victim C korban)

    termasuk hubungan antara korban dan pelaku, serta interaksi antara korban dan sistem

     peradilan - yaitu, polisi, pengadilan, dan hubungan antara pihak-pihak yang terkait - serta

    didalamnya juga menyangkut hubungan korban dengan kelompok-kelompok sosial lainnya

    dan institusi lain seperti media, kalangan bisnis, dan gerakan sosial.

    Aiktimologi juga membahas peranan dan kedudukan korban dalam suatu tindakan

    kejahatan di masyarakat, serta bagaimana reaksi masyarakat terhadap korban kejahatan.

    "roses dimana seseorang menjadi korban kejahatan disebut dengan 3iktimisasi.

    Didalam *uku 'asalah Korban kejahatan karangan #ri! osita diberikan penjelasan

    mengenai arti Aiktimologi, dalam buku tersebut menyebutkan bahwa EAiktimologi adalah

    suatu pengetahuan ilmiah2studi yang mempelajari 3iktimisasi &criminal) sebagai suatu

     permasalahan manusia yang merupakan suatu kenyataan social.F Aiktimologi berasal dari

    kata atin victima yang berarti korban dan logosyang berarti pengetahuan ilmiah atau studi.

    a. Sejarah Perkembangan Viktimologi

    "ada awal perkembangannya, 3iktimologi baru mendapat perhatian dari kalangan

    ilmuwan terhadap persoalan korban dimulai pada saat 6ans 3on 6entig pada 9ahun +/0+

    menulis sebuah makalah yang berjudul E Remark on the interaction of perpetrator and

    victim.” 9ujuh 9ahun kemudian beliau menerbitkan buku yang berjudul The Criminal and his

    victim yang menyatakan bahwa korban mempunyai peranan yang menyatakan bahwa korban

    mempunyai peranan yang menentukan dalam timbulnya kejahatan.

    "ada 9ahun +/0 atau setahun sebelum buku 3on 6entig terbit, 'endelsohn menulis

    sebuah makalah dengan judul E New bio-psycho-sosial horizons: ictimology.” "ada saat

    inilah istilah victimology pertama kali digunakan. %etelah itu para sarjan-sarjana lain mulai

    melakukan studi tentang hubungan psikologis antara penjahat dengan korban, bersama 6.

    'ainheim, %cha!ser, dan

  • 8/16/2019 Kriminologi Dan Viktimologi

    5/9

    "ada 9ahun +/ didirikanlah Gorld %ociety o! ictimology. Gorld %ociety

    o! ictimology &G%A) dipelopori oleh %chneider dan Drapkin. "erubahan terbesar dari

     perkembangan pembentukan prinsip-prinsip dasar tentang perlindungan korban terwujud

     pada saat diadakannya kongres di 'ilan, pada tanggal >8 #gustus $%&' yang menghasilkan beberapa prinsip dasar tentang korban kejahatan dan penyalahgunaan kekuasaan yang

    selanjutnya diadopsi oleh "erserikatan *angsa-*ansa pada tanggal ++ Desember +/4 dalam

    suatu deklarasi yang dinamakan (ecleration of )asic *rinciple of +,stice for ictims of

    Crime and b,se *ower.

    b. Tujuan !ung"i #an Man$aat Viktimologi

    9ujuan Aiktimologi:

    • 'enganalisis berbagai aspek yang berkaitan dengan korban;

    •*erusaha untuk memberikan penjelasan sebab musabab terjadinya 3iktimisasi;

    • 'engembangkan system tindakan guna mengurangi penderitaan manusia

  • 8/16/2019 Kriminologi Dan Viktimologi

    6/9

     permasalahan 3iktimisasi kriminal di berbagai bidang kehidupan dan

     penghidupan;

    • Aiktimologi memberikan sumbangan dalam mengerti lebih baik tentang korban

    akibat tindakan manusia yang menimbulkan penderitaan mental, !isik dan sosial.9ujuannya, tidaklah untuk menyanjung &eulogi(e) korban, tetapi hanya untuk

    memberikan beberapa penjelasan mengenai kedudukan dan peran korban serta

    hubungannya dengan pihak pelaku serta pihak lain. Kejelasan ini sangat penting

    dalam upaya pencegahan terhadap berbagai macam 3iktimisasi, demi

    menegakkan keadilan dan meningkatkan kesejahteraan mereka yang terlihat

    langsung atau tidak langsung dalam eksistensi suatu 3iktimisasi.

    • Aiktimologi memberikan keyakinan, bahwa setiap indi3idu mempunyai hak dan

    kewajiban untuk mengetahui mengenai bahaya yang dihadapinya berkaitandengan kehidupan, pekerjaan mereka. 9erutama dalam bidang penyuluhan dan

     pembinaan untuk tidak menjadi korban struktural atau non struktural. 9ujuannya,

     bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk memberikan pengetian yang baik dan

    agar waspada. 'engusahakan keamanan atau hidup aman seseorang meliputi

     pengetahuan yang seluas-luasnya mengenai bagaimana menghadapi bahaya dan

     juga bagaimana menghindarinya.

    • Aiktimologi juga memperhatikan permasalahan 3iktimisasi yang tidak langsung,

    misalnya: e!ek politik pada penduduk Edunia ketigaF akibat penyuapan oleh suatu

    korporasi internasional, akibat-akibat sosial pada setiap orang akibat polusi

    industri, terjadinya 3iktimisasi ekonomi, politik dan sosial setiap kali seorang

     pejabat menyalahgunakan jabatan dalam pemerintahan untuk keuntungan sendiri.

    Dengan demikian dimungkinkan menentukan asal mula 3iktimisasi, mencari

    sarana menghadapi suatu kasus, mengetahui terlebih dahulu kasus-kasus

    &antisipasi), mengatasi akibat-akibat merusak, dan mencegah pelanggaran,

    kejahatan lebih lanjut &diagnosa 3iktimologis);

    • Aiktimologi memberikan dasar pemikiran untuk masalah penyelesaian 3iktimisasi

    kriminal, pendapat-pendapat 3iktimologi dipergunakan dalam keputusan-

    keputusan peradilan kriminal dan reaksi pengadilan terhadap pelaku kriminal.

    'empelajari korban dari dan dalam proses peradilan kriminal, merupakan juga

    studi mengenai hak dan kewajiban asasi manusia.

    ebih spesi!ik lagi Dikdik '. 'ansur dan lisatris ultom memberikan gambaran

    man!aat bagi pihak penegak hukum, sebagai berikut :

     Bagi aparat kepolisian, 3iktimologi sangat membantu dalam upaya penanggulangankejahatan. 'elalui 3iktimologi akan mudah diketahui latar belakang yang mendorong

  • 8/16/2019 Kriminologi Dan Viktimologi

    7/9

    terjadinya kejahatan, seberapa besar peranan korban pada terjadinya kejahatan, bagaimana

    modus operandi yang biasanya dilakukan oleh pelaku dalam menjalankan aksinya serta aspek 

    aspek lainnya yang terkait.

      Bagi Kejaksaan, khususnya dalam proses penuntutan perkara pidana di pengadilan,3iktimologi dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan berat

    ringannya tuntutan yang akan diajukan kepada terdakwa, mengingat dalam praktiknya sering

    dijumpai korban kejahatan turut menjadi pemicu terjadinya kejahatan.

     Bagi hakim tidak hanya menempatkan korban sebagai saksi dalam persidangan suatu

     perkara pidana, tetapi juga turut memahami kepentingan dan penderitaan korban akibat dari

    sebuah kejahatan atau tindak pidana, sehingga apa yang menjadi harapan dari korban

    terhadap pelaku sedikit banyak dapat terkonkritisasi dalam putusan hakim.

    %. Ruang Lingku& Viktimologi

    Aiktimologi meneliti topic-topik tentang korban, seperti: peranan korban pada

    terjadinya tindak pidana, hubungan antara pelaku dengan korban, rentannya posisi korban

    dan peranan korban dalam system peradilan pidana. %elain itu, menurut 'uladi 3iktimologi

    merupakan studi yang bertujuan untuk :

    • 'enganalisis berbagai aspek yang berkaitan dengan korba;

    • *erusaha untuk memberikan penjelasan sebab musabab terjadinya 3iktimisasi;

    • 'engembangkan system tindakan guna mengurangi penderitaan manusia.

    'enurut H.. sahetapy ruang lingkup 3iktimologi Emeliputi bagaimana seseorang

    &dapat) menjadi korban yang ditentukan oleh victim yang tidak selalu berhubungan dengan

    masalah kejahatan, termasuk pula korban kecelakaan, dan bencana alam selain dari korban

    kejahatan dan penyalahgunaan kekuasaanF.

    #. Ma%am'ma%am ti&ologi korban*erdasarkan peran .#. .  Korban berperan secara tidak langsung

    .  Korban sebagai pro3okator 

    0.  Korban terlibat dalam kejahatan

    4.  Korban dianggap sebagai sasaran yang keliru

    http://id.wikipedia.org/wiki/Tipologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Tipologihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Provokator&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tipologihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Provokator&action=edit&redlink=1

  • 8/16/2019 Kriminologi Dan Viktimologi

    8/9

    %elain itu, *. 'endelsohn merumuskan tipologi berdasarkan tingkat kesalahan

    korban:

    +.  Korban yang benar-benar tidak bersalah

    >. 

    Koban memiliki sedikit kesalahan akibat ketidaktahuan.  Kesalahan korban sama dengan pelaku

    0.  Korban lebih bersalah dari  pelaku

    4.  Korban sendiri yang memiliki kesalahan2paling bersalah

    8.  Korban imajinati! 

    e. (ubungan Kriminologi #an Viktimologi

    #danya hubungan antara kriminologi dan 3iktimologi sudah tidak dapat diragukan

    lagi, karena dari satu sisi Kriminologi membahas secara luas mengenai pelaku dari suatu

    kejahatan, sedangkan 3iktimologi disini merupakan ilmu yang mempelajari tentang korbandari suatu kejahatan. %eperti yang dibahas dalam buku rgensi "erlindungan Korban

    Kejahatan, karangan Dikdik '.#rie! 'ansur . Hika ditelaah lebih dalam, tidak berlebihan

    apabila dikatakan bahwa 3iktimologi merupakan bagian yang hilang dari kriminologi atau

    dengan kalimat lain, 3iktimologi akan membahas bagian-bagian yang tidak tercakup dalam

    kajian kriminologi. *anyak dikatakan bahwa 3iktimologi lahir karena munculnya desakan

     perlunya masalah korban dibahas secara tersendiri.

    #kan tetapi, mengenai pentingnya dibentuk Aiktimilogi secara terpisah dari ilmu

    kriminologi mengundang beberapa pendapat, yaitu sebagai berikut :

    +.  'ereka yang berpendapat bahwa 3iktimologi tidak terpisahkan dari kriminologi,

    diantaranya adalah Aon 6entig, 6. 'annheim dan "aul $ornil. 'ereka mengatakan bahwa

    kriminologi merupakan ilmu pengetahuan yang menganalisis tentang kejahatan dengan

    segala aspeknya, termasuk korban. Dengan demikian, melalui penelitiannya, kriminologi

    akan dapat membantu menjelaskan peranan korban dalam kejahatan dan berbagai

     persoalan yang melingkupinya.

    >.  'ereka yang menginginkan 3iktimologi terpisah dari kriminologi, diantaranya adalah

    'endelsohn. Ia mengatakan bahwa 3iktimologi merupakan suatu cabang ilmu yang

    mempunyai teori dalam kriminologi, tetapi dalam membahas persoalan korban,

    3iktimologi juga tidak dapat hanya ter!okus pada korban itu sendiri.

    Khusus mengenai hubungan antara kriminologi dan hukum pidana dikatakan bahwa

    keduanya merupakan pasangan atau dwi tunggal yang saling melengkapi karena orang akan

    mengerti dengan baik tentang penggunaan hukum terhadap penjahat maupun pengertian

    mengenai timbulnya kejahatan dan cara-cara pemberantasannya sehingga memudahkan

     penentuan adanya kejahatan dan pelaku kejahatannya. 6ukum pidana hanya mempelajari

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pelaku&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pelaku&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pelaku&action=edit&redlink=1

  • 8/16/2019 Kriminologi Dan Viktimologi

    9/9

    delik sebagai suatu pelanggaran hukum, sedangkan untuk mempelajari bahwa delik

    merupakan perbuatan manusia sebagai suatu gejala social adalah kriminologi.

    H. %ahetapy juga berpendapat bahwa kriminologi dan 3iktimologi merupakan sisi

    dari mata uang yang saling berkaitan. "erhatian akan kejahatan yang ada tidak seharusnyahanya berputar sekitar munculnya kejahatan akan tetapi juga akibat dari kejahatan, karena

    dari sini akan terlihat perhatian bergeser tidak hanya kepada pelaku kejahatan tetapi juga

    kepada posisi korban dari kejahatan itu. 6al ini juga dibahas oleh pakar hukum lainnya dalam

    memperhatikan adanya hubungan ini, atau setidaknya perhatian atas terjadinya kejahatan

    tidak hanya dari satu sudut pandang, apabila ada orang menjadi korban kejahatan, jelas

    terjadi suatu kejahatan, atau ada korban ada kejahatan dan ada kejahatan ada korban. Hadi

    kalau ingin menguraikan dan mencegah kejahatan harus memperhatikan dan memahami

    korban suatu kejahatan, akan tetapi kebiasaan orang hanya cenderung memperhatikan pihak pelaku kejahatan.