kredit kendaraan bermotor

Upload: hanif-hasana-jamil

Post on 12-Oct-2015

96 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kajian Penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) oleh Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat Tahun 2000-2013

TRANSCRIPT

PROPOSAL SKRIPSIKajian Penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) oleh Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat Tahun 2000-2013

Nama: Hanif Hasana JamilJurusan / Peminatan: Statistik / EkonomiNIM : 10.6302

I. Latar BelakangPenyaluran kredit konsumsi di Indonesia, khususnya Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), menunjukkan perkembangan yang semakin mengkhawatirkan. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Bank Indonesia, pada tahun 2011 saja, pertumbuhan Kredit Kendaraan Bermotor secara keseluruhan mencapai 32,1 persen. Besarnya tingkat pertumbuhan tersebut didominasi oleh kredit kendaraan roda empat yang tumbuh 62,2 persen, sedangkan kredit kendaraan roda dua tumbuh 4,7 persen dalam satu tahun. Dalam empat tahun terakhir pun, perkembangan jumlah penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor oleh Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat menunjukkan tren yang positif, seperti yang terlihat dalam grafik berikut.Gambar 1.1 Perkembangan Penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor yang diberikan Bank Umum dan BPR Tahun 2010-2013 (Miliar Rupiah)

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Dilihat dari komposisinya, Kredit Kendaraan Bermotor merupakan kredit konsumsi yang mempunyai pangsa yang dominan, selain kredit pemilikan rumah dan kredit multiguna. Pada Juni 2013 lalu, data Bank Indonesia menunjukkan bahwa proporsi Kredit Kendaraan Bermotor pada sektor rumah tangga cukup tinggi, sebesar 15,22 persen. Dengan proporsi yang cukup tinggi dan pertumbuhan penyaluran kredit yang positif dikhawatirkan risikonya pun semakin tinggi. Gambar 1.2 Komposisi Kredit Sektor Rumah Tangga Menurut Jenisnya (per Juni 2013)

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Meningkatnya jumlah penyaluran kredit kendaraan bermotor tidak terlepas dari permintaan kendaraan bermotor yang juga terus meningkat. Kebutuhan akan sarana transportasi dalam kegiatan ekonomi, terutama transportasi darat, mengakibatkan meningkatnya permintaan kendaraan bermotor. Menurut data Kementrian Perhubungan, kendaraan bermotor yang mendominasi jalan raya adalah sepeda motor dan mobil, sebesar 79,47 persen dan 11,47 persen dari total kendaraan yang ada. Jumlahnya pun semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah kendaraan bermotor pada tahun 2011 adalah 85.601.351 unit kendaraan. Angka ini meningkat pada tahun 2012 menjadi 92.303.227 unit kendaraan. Apabila dihitung rata-ratanya, pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor dalam lima tahun terakhir adalah 10,63 persen per tahun. Tabel 1.1. Jumlah Kendaraan Bermotor di Indonesia Menurut Jenisnya Tahun 2008-2012TahunMobil PenumpangTrukBusSepeda MotorTotal

20087.489.8524.452.3432.059.18747.683.68161.685.063

20097.910.4074.452.3432.160.97352.767.09367.290.816

20108.891.0414.687.7892.250.10961.078.18876.907.127

20119.548.8664.958.7382.254.40668.839.34185.601.351

201210,166,8175.062.4242.460.42074.613.56692.303.227

Komposisi11,47 persen6,15 persen2,91 persen79,47 persen

Sumber : Kementrian Perhubungan, diolahTingginya jumlah permintaan kendaraan bermotor mendorong lembaga perbankan maupun lembaga bukan bank semakin gencar dalam memberikan kredit pembelian kendaraan bermotor. Lembaga pembiayaan (bank ataupun nonbank) menjadikan alasan keuntungan sehingga memberikan kemudahan bagi konsumen untuk mendapatkan kendaraan bermotor melalui jalur kredit. Menurut juru bicara Bank Indonesia, Difi Johansyah, terdapat 85 bank yang menyalurkan Kredit Kendaraan Bermotor, terdiri dari 59 bank yang menyalurkan kredit untuk mobil dan motor, sedangkan 26 bank lain hanya menyalurkan Kredit Kendaraan Bermotor untuk mobil. Dengan adanya sistem perkeditan, pembelian kendaraan bermotor menjadi semakin terjangkau oleh masyarakat. Riset ACNielsen kepada pemilik mobil di seluruh dunia pada tahun 2005 menyatakan bahwa 80-92 persen masyarakat membeli kendaraan baru dengan menggunakan jasa lembaga pembiayaan. Bahkan, Indonesia menjadi salah satu dari tiga negara terbesar yang menggunakan jasa lembaga pembiayaan untuk pembelian mobil (Ratu, 2008). Hal tersebut sejalan dengan data dari Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) yang menunjukkan bahwa 90% penjualan motor dan 80% penjualan mobil di Indonesia dibiayai oleh kredit melalui lembaga pembiayaan.Melihat fakta semakin tingginya penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor, lembaga pembiayaan perlu mewaspadai penyaluran kredit yang terus meningkat. Meskipun penyaluran kredit memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, tingkat kredit yang terlalu tinggi berpotensi menimbulkan ketidakseimbangan dalam perekonomian dan berujung pada instabilitas ekonomi. Selain itu, kenaikan Kredit Kendaraan Bermotor yang tinggi akan menaikkan exposure risiko bagi penyalur kreditnya bila tidak didukung dengan pelaksanaan prinsip kehati-hatian yang memadai. Meskipun kredit macet / non performing loan pada Kredit Kendaraan Bermotor relatif kecil, yaitu di bawah lima persen, akan tetapi bila memperhitungkan penarikannya, maka terlihat bahwa kegagalan memenuhi kewajiban oleh nasabah cukup tinggi, mencapai hampir 10 persen. Tidak hanya itu, penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor yang semakin meningkat juga dapat berdampak pada permintaan kendaraan bermotor yang semakin meningkat sehingga menambah masalah kemacetan yang saat ini pun belum teratasi.Berdasarkan uraian permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk menganalisis penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) serta variabel-variabel yang mempengaruhinya.

II. Identifikasi dan Batasan MasalahKemampuan perbankan dalam menyalurkan kredit dipengaruhi oleh berbagai hal yang dapat ditinjau dari sisi internal dan eksternal bank (Djoko Retnadi, 2006). Sisi internal bank merupakan kemampuan bank dalam menghimpun dana masyarakat dan penetapan tingkat suku bunga, sedangkan dari sisi eksternal bank dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, dan peraturan pemerintah. Aspek internal yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada besarnya Down Payment (DP) dan suku bunga dasar kredit non-KPR. Sedangkan aspek eksternal dalam penelitian ini dibatasi pada pendapatan per kapita, pergerakan kurs, dan inflasi kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.1. Bagaimana gambaran umum penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor oleh Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat pada tahun 2000-2013?2. Bagaimana pengaruh pergerakan kurs, Down Payment (DP), suku bunga dasar kredit konsumsi non KPR, inflasi kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, dan pendapatan perkapita terhadap penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor oleh Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat tahun 2000-2013?

III. Tujuan PenelitianSecara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor oleh Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat tahun 2000-2013. Adapun tujuan khususnya yaitu:1. Menganalisis gambaran umum penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor oleh Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat tahun 2000-2013.2. Menganalisis pengaruh pergerakan kurs, Down Payment (DP), suku bunga dasar kredit konsumsi non KPR, inflasi kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, dan pendapatan perkapita terhadap penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor oleh Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat tahun 2000-2013.

IV. Landasan TeoriPerbankanMenurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, dijelaskan bahwa bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.Pengertian KreditKredit berasal dari bahasa latin (Yunani) yaitu credere yang artinya kepercayaan akan kebenaran. Apabila dikaitkan dengan kegiatan usaha, kredit berarti suatu kegiatan yang memberikan nilai ekonomi (economic value) kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan saat itu bahwa nilai ekonomi yang sama akan kesepakatan yang telah disetujui antar kreditur (bank) dan debitur. Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan disebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antar pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dalam ensiklopedi umum, kredit dijelaskan sebagai sistem keuangan untuk memudahkan pemindahan modal dari pemilik kepada pemakai dengan harapan memperoleh keuntungan. Kredit diberikan berdasarkan kepercayaan orang lain yang memberikannya terhadap kecakapan dan kejujuran si peminjam.Jenis-jenis KreditProduk bank dari sisi aktiva adalah perkreditan. Kredit-kredit yang termasuk produk bank diantaranya dalam Dendawijaya (2001) adalah sebagai berikut.1. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah kredit (debitor) untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan debitur.2. Kredit investasi, yaitu yang diberikan kepada nasabah kredit (debitor) untuk membiayai pembelian barang modal (investasi)3. Kredit konsumsi, yaitu fasilitas kredit yang diberikan bank kepada debitor untuk keperluan pembelian barang-barang konsumsi yang diperlukan debitor.Faktor yang Memengaruhi Penyaluran KreditMenurut Djoko Retnadi (2006) kemampuan menyalurkan kredit oleh perbankan dipengaruhi oleh berbagai hal yang dapat ditinjau dari sisi internal dan eksternal bank. Sisi internal bank merupakan kemampuan bank dalam menghimpun dana masyarakat dan penetapan tingkat suku bunga, sedangkan dari sisi eksternal bank dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, dan peraturan pemerintah.Rachmawati (2005) menyatakan penurunan kredit akibat faktor-faktor permintaan merupakan sesuatu yang terjadi ketika perekonomian suatu bangsa mengalami kelesuan (resesi). Dari sisi makro perusahaan, masalah struktural seperti penyesuaian untuk mengurangi rasio utang terhadap modal (debt-equity ratio) yang meningkat akibat krisis merupakan penyebab turunnya permintaan kredit. Adanya ketidakpastian (uncertain) dam iklim berusaha (business confidence) yang rendah juga merupakan penyebab rendahnya keinginan untuk melakukan investasi sehingga permintaan kredit juga mengalami penurunan.Penurunan kredit dari sisi penawaran disebabkan oleh turunnya keinginan bank untuk memberikan pinjaman. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan menurunnya keinginan perbankan untuk memberikan kredit dapat bersumber dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal berupa rendahnya kualitas aset perbankan, tingginya NPL, dan anjloknya modal perbankan akibat depresiasi serta negative interest margin akan menurunkan kemampuan bank untuk memberi kredit. Faktor eksternal berupa menurunnya kelayakan kredit (creditsworthiness) dari debitur akibat melemahnya kondisi keuangan perusahaan, sehingga bank akan mengalami kesulitan untuk membedakan tingkat kelayakan kredit dari debitur. Intinya adalah asymetric information yang menyebabkan bank mengurangi volume kredit mereka. Keengganan bank untuk menyalurkan kredit seringkali tidak diikuti dengan kenaikan suku bunga (price credit rationing), melainkan diikuti oleh pengurangan kredit secara kuantitas (non-price credit rationing).V. Daftar PustakaAndrianto. (2012). Peran Penyaluran Kredit Non Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi: Perspektif dari Negara Emerging G20. Jurnal Ekonomi.Anggraeni, Ratu Dewi Hilna. (2008). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Keputusan Konsumen Menggunakan Jasa Lembaga Pembiayaan (Kredit Konsumsi Mobil). Skripsi. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.Arihta, Ganjang. (2008). Analisis Faktor faktor yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan. Skripsi. Sumatera Utara: Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.Bank Indonesia. (2013). Kajian Stabilitas Keuangan No. 21, September 2013. Jakarta.Budiarto, Arief. (2013). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Sepeda Motor di Kota Semarang. Skripsi. Semarang : Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.Kementrian Perhubungan. (2012). Statistik Perhubungan 2012. Jakarta.