kredit bermasalah atas pinjaman nasabah...

90
PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA PT. BANK MANDIRI CABANG BALIGE SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh: MELISA N. SIHOTANG 030200143 Departemen : Hukum Ekonomi Program studi : Hukum Ekonomi FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Upload: phungkien

Post on 06-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

PENYELESAIAN KREDIT MACET

(BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH

BANK PADA PT. BANK MANDIRI

CABANG BALIGE

SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas

Dan Memenuhi Syarat-syarat

Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Oleh:

MELISA N. SIHOTANG

030200143

Departemen : Hukum Ekonomi

Program studi : Hukum Ekonomi

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 2: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH)

ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA PT. BANK

MANDIRI

CABANG BALIGE

SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas

Dan Memenuhi Syarat-syarat

Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Oleh:

MELISA N. SIHOTANG

030200143

Departemen : Hukum Ekonomi

Program studi : Hukum Ekonomi

Disetujui Oleh

Ketua Departemen

(Prof. Dr. BISMAR NASUTION, SH, M.Hum)

NIP. 131570455

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Prof.Dr.BismarNasution,SH,M.Hum) (Dr.T.KeizerinaDevi A.,SH,CN,M.H)

NIP. 131570455 NIP. 132300075

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 3: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas

ridhoNyalah skripsi yang merupakan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan

baik dan lancar. Atas berkat dan rahmatNya pula sehingga penulis mampu

menjalani perkuliahan sampai pada akhirnya, sebab tanpa Dia apa yang kita

kerjakan pasti akan sia-sia.

Yang menjadi judul skripsi ini adalah:

“Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank

Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige”.

Terwujudnya skripsi ini bukan merupakan jerih payah penulis sendiri, tetapi

juga berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini,

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H,SP.A (K), selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Bapak Prof. DR. Runtung, SH, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara Medan.

3. Bapak Prof. DR. Bismar Nasution, SH, M.Hum, selaku Ketua Jurusan

Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.

4. Bapak Prof. DR. Bismar Nasution, SH, M.Hum dan Ibu DR. T. Keizerina

Devi Azwar, SH, M. Hum, selaku dosen pembimbing I dan II yang sangat

membantu dan telah sudi meluangkan waktunya untuk membaca dan meneliti

serta memberikan petunjuk dan pengarahan hingga selesainya skripsi ini.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 4: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

5. Bapak Umar Husin selaku Deputy Regional Manager di Kantor Wilayah I

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan, yang telah memberikan izin

penelitian ke kantor cabang PT. Bank Mandiri.

6. Bapak Pimpinan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk RCR I Medan Jl. Imam

Bonjol No. 7 Lt. IV Medan.

7. Bapak Pimpinan PT. Bank Mandiri (Persero) Cabang Balige yang telah

memberikan keterangan dan data yang diperlukan.

8. Bapak Basril selaku karyawan yang mengurusi bagian kredit macet bagi

nasabah di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk RCR I Medan Jl. Imam Bonjol

No. 7 Lt. IV Medan.

9. Seluruh staf dan pegawai PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Balige dan

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk RCR I Medan Jl. Imam Bonjol No. 7 Lt. IV

Medan yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu.

10. Ayahanda tercinta, H. Sihotang dan Ibunda tersayang R. Tampubolon yang

senantiasa memberikan dukungan materi dan moral, doa dan kasih sayang

kepada penulis. Kiranya Tuhan membalas segala kebaikan dan memberikan

kesehatan, kelimpahan rezeki serta umur yang panjang, agar kami anak-

anakmu diberi kesempatan untuk membahagiakan ayahanda dan ibunda.

11. Seluruh staf pengajar dan staf pendidikan di Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara Medan.

12. Kepada abangku Antonio Johannes Virya Lee tersayang yang telah banyak

memberikan dukungan baik materil, moril maupun pengetahuan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 5: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

13. Buat adik-adikku Irma Meiwita Sihotang dan Boy Hendra Sihotang yang

kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan, juga

adikku Yunicha Elisabeth Sihotang yang masih Sekolah Dasar, terimakasih

atas keceriaan dan semangat yang kalian berikan selama ini. Tetap semangat

dan jadilah yang terbaik dalam setiap aktivitasmu.

14. Seluruh teman-teman penulis di Fakultas Hukum Univesitas Sumatera Utara,

antara lain: RR. Era Connysia VX., Kak Eva, Kak Novia, Kak Reny, Erlan,

Jinoko, Besti, dan seluruh teman-teman stambuk 2003. Terima kasih atas

dukungan semuanya.

Dengan kerendahan dan ketulusan hati, penulis menyadari bahwa tanpa

dukungan dan bantuan dari semua pihak, maka penulis tidak akan mungkin

mampu untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis mohon maaf yang

sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dan kekurangan selama ini. Biarlah

Tuhan yang memberkati kita semua. Amin.

Medan, Mei 2008

Penulis

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 6: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

ABSTRAKSI ......................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................1

B. Perumusan Masalah ......................................................................12

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan .....................................................12

D. Keaslian Penulisan ........................................................................14

E. Tinjauan Kepustakaan ..................................................................15

F. Metode Penulisan .........................................................................17

G. Sistematika Penulisan ...................................................................18

BAB II PEMBERIAN KREDIT DAN OBJEK JAMINAN PADA

PERBANKAN ............................................................................... ....21

A. Pengertian Kredit dan Unsur Kredit .............................................21

B. Prosedur Pemberian Kredit ...........................................................25

C. Objek Jaminan Kredit ...................................................................31

D. Berakhirnya Pemberian Kredit .....................................................36

BAB III KREDIT MACET ATAU KREDIT BERMASALAH

DALAM DUNIA PERBANKAN ......................................................42

A. Pengertian Kredit Bermasalah ......................................................42

B. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kredit

Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 7: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

PT. Bank Mandiri Cabang Balige .................................................45

C. Akibat Kredit Macet .................................................................... 54

BAB IV PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH)

ATAS PINJAMAN NASABAH BANK ............................................55

A. Penanganan Atau Penyelesaian Kredit Macet

(Bermasalah) Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige .................55

B. Langkah-langkah Yang Ditempuh Bila Terjadi Kredit

Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank di

PT. Bank Mandiri Cabang Balige .................................................65

C. Penghapusan Kredit (Dihapusbukukan) .......................................70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................74

A. Kesimpulan ...................................................................................74

B. Saran .............................................................................................76

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................78

LAMPIRAN

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 8: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

ABSTRAKSI

Salah satu peranan bank yang sangat menonjol adalah sebagai penghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman kredit. Mengingat kondisi perekonomian Indonesia yang masih di bawah standar, dimana pendapatan masyarakat masih dibawah rata-rata, maka dalam hal ini peranan bank dalam bidang penyaluran kredit sangat penting keberadaannya. Kredit sangat dibutuhkan banyak orang atau pihak dalam menata kehidupan ekonomi yang lebih baik. Kebutuhan akan kredit tidak saja diperlukan oleh nasabah umum tetapi juga oleh nasabah yang berbentuk badan usaha (perusahaan).

Dalam penyaluran kredit, bank banyak mengalami permasalahan yang cukup rumit yang apabila tidak segera diatasi dapat menimbulkan kerugian yang fatal, oleh sebab itu sebelum memberikan kredit pihak bank harus melakukan analisis yang tajam, teliti dan cermat. Setiap bank yang pernah atau sedang beroperasi, pasti pernah mengalami permasalahan kredit. Demikian juga dengan PT. Bank Mandiri Cabang Balige. Dalam skripsi ini dibahas mengenai bagaimana prosedur dan syarat pemberian kredit bagi nasabah, apa saja yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kredit bermasalah serta bagaimana penyelesaian yang dilakukan oleh PT. Bank Mandiri Cabang Balige untuk menyelamatkan kredit macet (bermasalah).

Dalam penulisan skripsi ini, ada dua metode yang digunakan. Metode pertama dengan studi pustaka yakni penelitian yang dilakukan berdasarkan bahan-bahan bacaan, dengan cara membaca buku-buku, literatur-literatur serta Peraturan Perundang-undangan yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas dalam skripsi ini. Sedangkan metode yang kedua adalah metode penelitian lapangan, dimana penelitian dilakukan secara langsung ke lapangan dengan mendatangi objek penelitian untuk melakukan wawancara terhadap karyawan PT. Bank Mandiri Cabang Balige untuk mendapatkan data-data, informasi dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

Terhadap nasabah yang melakukan pinjaman kredit kepada PT. Bank Mandiri Cabang Balige pernah mengalami permasalahan dalam pengembaliannya meskipun tidak sampai dalam keadaan taraf macet. Permasalahannya hanya menyangkut keterlambatan dalam pengembalian angsuran/ pinjaman saja. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor antara lain karena usaha debitur mengalami kendala, adanya penyalahgunaan kredit dan debitur yang bersangkutan meninggal dunia. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, PT. Bank Mandiri telah menyiapkan strategi yang diharapkan dapat memperkecil bahkan menghindari terjadinya kerugian pada pihak bank yang bersangkutan.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 9: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Dalam perekonomian, peranan bank sangat penting selaku lembaga keuangan

dengan tugas pokok yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkannya kembali kepada masyarakat, pengusaha (entrepreneur) untuk

membiayai sektor riil melalui pemberian kredit1. Kegiatan usaha bank tersebut

antara lain dalam bentuk pemberian kredit2, penanaman dalam surat-surat

berharga, kegiatan devisa, penempatan dana kepada bank-bank lain dan

penyertaan modal usaha yang dilakukan oleh badan hukum lain yang

kesemuanya tidak terlepas dari resiko yaitu tidak kembalinya sebahagian atau

bahkan seluruh dana yang disalurkan itu (kredit macet).

Bank harus dapat mempertanggungjawabkan kepercayaan yang diberikan

para nasabah (penyimpan) kepadanya. Akan tetapi keterpurukkan akibat krisis

moneter, krisis ekonomi dan krisis politik yang tidak kunjung selesai, membawa

dampak yang juga dirasakan pada dunia perbankan3. Dimana salah satu dampak

yang paling terasa adalah dengan terjadinya kredit bermasalah bahkan sampai

kredit macet dibeberapa bank, baik itu pada bank pemerintah maupun bank

swasta dalam jumlah yang sangat besar, akibatnya beberapa bank menjadi

terancam bangkrut.

1 M. Bahsan, Pengantar Analisis Kredit Perbankan Indonesia, (Jakarta : CV. Rejeki Agung,

2003), hal. 1. 2 Ibid, hal. 2. 3 Eko B. Supriyanto, 10 Tahun Krisis Moneter, (Jakarta : InfoBank Publishing, 2007), hal. 8.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 10: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

Begitu besarnya kredit bermasalah yang dihadapi oleh perbankan, sehingga

membawa pengaruh terhadap perekonomian nasional. Oleh sebab itu perlu

penanganan secara konsepsional. Pada sektor riil seperti bidang industri, properti,

perdagangan ekspor impor terjadi kelumpuhan yang berakibat terjadinya

kelumpuhan4. Oleh karena itu maka untuk menggerakkan sektor riil bukanlah

merupakan tugas yang mudah bagi pemerintah Indonesia. Berbagai usaha telah

dilakukan pemerintah untuk memperbaiki sektor riil, demikian juga dengan para

pelaku sektor riil itu sendiri. Mereka berusaha sendiri untuk bangkit

menyelamatkan pangsa pasar, baik di pasar global maupun domestik. Menyikapi

kondisi prihatin sektor riil tersebut, dunia usaha Indonesia melalui Kamar

Dagang dan Industri (KADIN) mengharapkan kebijakan yang lebih jelas untuk

meningkatkan kembali sektor riil dari keterpurukan yang semakin parah.

Dalam rangka peningkatan sektor riil tersebut, pemerintah melakukan

restrukturisasi kredit perbankan5. Program restrukturisasi kredit ini diharapkan

dapat menggerakkan kembali sektor riil dengan cara meninjau kembali berbagai

persyaratan kredit, sehingga sektor riil dapat memenuhi kembali kewajibannya

kembali kepada bank dan usahanya dapat kembali berjalan normal6. Sektor riil

sangat dipengaruhi sektor perbankan dan sebaliknya pula sektor perbankan

tergantung kepada sektor riil tersebut. Dengan kata lain, apabila sektor riil tidak

kunjung membaik maka sektor perbankan juga tidak mungkin meningkat.

Mengingat sebagian besar bank pada saat ini masih hidup dari pemberian kredit

4 Ibid, hal. 12. 5 Agus Budianto, Merger Bank Di Indonesia, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2004), hal. 61. 6 Eko B. Supriyanto, Sepuluh Tahun Krisis Moneter: Kesiapan Menghadapi Krisis Kedua,

(Jakarta: InfoBank Publishing, 2007), hal.19.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 11: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

kepada sektor riil maka sulit bagi perbankan untuk bangkit apabila sektor riil

tidak dapat menyerap kredit7.

Mungkin bagi sektor riil, bunga bank yang tinggi saat ini dapat saja

diperhitungkan sebagai unsur harga jual yang harus dipikul oleh konsumen.

Namun karena sekarang ini daya beli sebagian besar masyarakat konsumen masih

sangat rendah, sehingga sulit bagi sektor riil untuk mampu menjual jasa atau

barang yang dihasilkan8. Dalam keadaan demikian maka sulit bagi sektor riil

untuk menerima kredit dari bank yang menetapkan bunga sedemikian tinggi.

Apabila kredit bermasalah dalam perbankan tidak ditangani secara tuntas

maka dikhawatirkan akan menjadi salah satu penghambat pertumbuhan

perkreditan dalam perbankan yang pada akhirnya dapat mengganggu

pertumbuhan perekonomian9. Adanya kredit bermasalah dalam jumlah yang

besar juga dapat mengganggu efektifitas kebijaksanaan dalam upaya

memantapkan suku bunga kredit10.

Untuk memperlancar penanganan kredit macet atau bermasalah yang

mengakibatkan tidak bergeraknya sektor riil, maka Bank Indonesia disamping

memberikan arah dalam upaya turut berperan aktif mendorong pergerakan sektor

riil dengan cara membuat kebijakan dengan melonggarkan ketentuan

penanganan kredit bermasalah. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya kerap sekali

menghadapi berbagai permasalahan hukum yakni koordinasi kelembagaan yang

berbeda dalam kepentingan dan pendekatan dalam proses restrukturisasi kredit,

7 Ibid, hal. 20. 8 Agus Budianto, Merger Bank di Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia,2004), hal. 19. 9 Eko B. Supriyanto, 10 Tahun Krisis Moneter, (Jakarta: InfoBank Publishing,2007),

hal.12. 10 Ibid, hal. 13.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 12: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

ketentuan kepailitan, penyelesaian kredit bermasalah yang bersifat multilateral,

dimana satu bank yang akan merestrukturisasi utang debitor tidak mendapat

respon dari bank lain11.

Dengan demikian dalam meneliti aspek-aspek hukum restrukturisasi kredit

penyelesaian kredit macet ( bermasalah ), perlu terlebih dahulu diketahui dengan

jelas apa yang sesungguhnya dimaksud dengan kredit macet. Kredit macet

adalah kredit yang angsuran pokok dan bunganya tidak dapat dilunasi selama

lebih dari dua masa angsuran ditambah 21 bulan atau penyelesaian kredit telah

diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN), Badan Urusan

Piutang dan Lelang Negara (BPULN) atau telah diajukan ganti rugi kepada

perusahaan asuransi kredit12.

Penyelesaian kredit bermasalah yang belum jelas akan mengganggu

terciptanya sistem perbankan yang sehat. Oleh karena itu, upaya penanganan

kredit bermasalah selayaknya dilakukan dari berbagai segi antara lain faktor

intern bank itu sendiri, faktor intern debitur dan faktor-faktor lainnya.

Faktor intern bank contohnya dikaji kembali apakah pemberian kreditnya

sudah seimbang dalam arti tidak under financing13 atau over financing14. Apakah

prosedur pemberian kredit dalam sudah terpenuhi dalam konteks ini adalah

ketentuan mengenai jaminan atau syarat-syarat umum sebuah perusahaan

solvabilitas dan rentabilitasnya, yang keseluruhannya menjadi bahan dalam

11 J. Soedradjad Djiwandono, 10 Tahun Krisis Moneter, (Jakarta : InfoBank Publishing,

2007), hal. 44. 12 Peraturan Bank Indonesia No.2/ 15/ PBI/ 2000 tentang Restrukturisasi Kredit, pasal 9. 13 Write Off , http://www.jawapos.co.id/indones/jawapos/news/today/analysis/op18-

1.html.,diakses terakhir tanggal 12 Maret 2008. 14 Ibid, hal-.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 13: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

mengambil kebijakan dalam menyelesaikan masalah kredit macet. Disamping itu

terdapat pula faktor lain yang menjadi celah terjadinya kredit macet misalnya

ketentuan perundang-undangan perbankan No. 10 tahun 1998 pasal 8 yang lebih

menitik beratkan pemberian kredit berdasarkan pada keyakinan atas kemampuan

dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya dalam waktu yang ditentukan

sesuai dengan perjanjian15. Apabila hanya didasarkan pada keyakinan maka

dapat menimbulkan resiko yang cukup besar bagi pihak perbankan, karena

agunan bukan lagi syarat mutlak dalam pemberian kredit dan bahkan bank tidak

diwajibkan meminta yang dibiayai yang lazim dikenal dengan agunan

tambahan16.

Kolusi antara pejabat bank dengan sejmlah pengusaha (debitur) juga dapat

menjadi salah satu penyebab lain dari kredit bermasalah sebab dapat merugikan

keuangan negara dan masyarakat17. Walaupun telah diketahui latar belakang

permohonan dan faktor-faktor penyebabnya untuk memperoleh jaminan atas

pencegahan dan cara penyelesaian kredit bermasalah bukanlah hal yang mudah.

Oleh karena itulah masalah kolusi ini sulit untuk dicegah pelaksanaannya.

Dengan alasan resiko itulah maka dirasa perlu untuk menyusun langkah-langkah

yang bertujuan untuk menurunkan jumlah kredit macet pada bank-bank sampai

pada tingkat yang wajar18.

15 Undang- Undang No.10 tahun 1998 tentang Perbankan, (Bandung: FokusMedia), pasal 8. 16 M. Bahsan, Pengantar Analisis Kredit Perbankan Indonesia, (Jakarta: CV. Rejeki Agung,

2003), hal. 5-6. 17 Ibid, hal. 25. 18 J. Soedradjad Djiwandono, 10 Tahun Krisis Moneter, (Jakarta: InfoBank Publishing,

2007), hal, 65.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 14: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

Upaya–upaya pencegahan dan penyelesaian kredit macet dengan usaha bank

yang meliputi bank-bank, Bank Indonesia, Departemen Keuangan dan aparat

penegak hukum agar pencegahan dan penyelesaian kredit macet ini merupakan

penyelesaian yang dapat menghindarkan kejadian serupa dimasa yang akan

datang19. Dilihat dari segi penegakan hukum, terdapat dua faktor penghambat

yang saling berpengaruh dalam penyelesaian kredit macet. Pertama, pranata

hukum positif yang ada sekarang sangat terbelakang dibanding dengan kecepatan

tuntutan perkembangan sistim industri perbankan pada khususnya dan tuntutan

laju perkembangan bisnis pada umumnya20.

Hukum ekonomi yang kita miliki sekarang tidak mampu mengantisipasi dan

mengikuti kecepatan gerak perkembangan keragaman dunia bisnis. Masalah

kedua adalah membengkaknya kredit macet disamping disebabkan faktor pranata

hukum positif yang ketinggalan, kemudian diperburuk lagi dengan proses

peradilan yang formalitis, dimana kesenjangan perundang-undangan membuat

penegakan tidak mampu memberi penyelesaian yang aktual dan memakan waktu

yang lambat. Sedangkan tuntutan perbankan menghendaki waktu penyelesaian

masalah kredit yang relatif cepat21.

Pada prakteknya, jika terjadi kredit macet maka lembaga perkreditan akan

mencari upaya untuk menyelamatkan kredit dengan cara memberikan

perpajangan waktu pelunasan kepada debitur dengan maksud untuk memberikan

kesempatan kepadanya agar dapat melunasi kredit dalam jangka waktu yang

19 Kajian Restrukturisasi Kredit Industri Tekstil (Studi Kasus Bank M) // http: // www.

digilib. itb. ac. id/ contact. Html, diakses terakhir tanggal 9 Maret 2008. 20 Teknisi Penyelesaian Kredit Bermasalah Melalui Pendekatan Hukum // http: // www.

Komisihukum. go. id/ index. html, diakses terakhir tanggal 9 Maret 2008. 21 Ibid, hal. 10- 14.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 15: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

diperlukan22. Jika setelah dilakukan tetapi upaya penyelamatan tersebut tidak

berhasil juga, maka pihak bank terpaksa mengambil kebijakan akhir dengan

menyerahkan permasalahan tersebut kepada pihak yang berwenang23. Dimana

jika menyangkut bank-bank swasta diserahkan kepada Pengadilan Negeri dan

diselesaikan menurut proses peradilan biasa, sedangkan yang berkaitan dengan

kasus kredit macet pada Bank Usaha Milik Pemerintah (BUMN) diselesaikan

oleh Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN)24.

Adapun upaya penyelamatan yang dimaksud sebelumnya antara lain :

1. Penjadwalan kembali (resceduling).

Yaitu perubahan syarat-syarat pinjaman yang hanya menyangkut jadwal

pembayaran dan jangka waktu, termasuk masa tenggang, baik yang

meliputi perubahan besarnya angsuran maupun tidak.

2. Persyaratan kambali (reconditioning).

Yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat pinjaman dan tidak

terbatas pada perubahan jadwal dan / atau jangka waktu.

3. Penataan kembali (restructuring).

Yaitu perubahan syarat-syarat pinjaman yang menyangkut perubahan

dana dari bank atau konversi seluruh atau sebagian dari pinjaman yang

menjadi equality perusahaan25.

Keleluasaan bank untuk bergerak harus dilakukan dengan berpedoman pada

prinsip kehati-hatian (prudential banking principles)26, dimana suatu bank dapat

22 Sumber: Data Dari PT. Bank Mandiri RCR 1Medan, tanggal 25 Januari 2008, hal. 4. 23 Ibid, hal. 5. 24 Ibid, hal. 6. 25 Agus Budianto, Merger Bank Di Indonesia. (Bogor : Ghalia Indonesia, 2004), hal. 62.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 16: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank maupun perusahaan lain di

bidang keuangan serta untuk mengatasi kegagalan kredit. Sebab dalam usahanya,

perbankan dapat memberikan kredit dan melakukan kegiatan usaha lainnya,

wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah

yang mempercayakan dananya kepada bank27.

Kita juga dapat melihat bahwa pemberian kredit oleh suatu bank dapat

mempengaruhi kesehatan bank karena bagaimanapun juga mengandung resiko

kegagalan atau kemacetan dalam pelunasannya. Mengingat bahwa kredit tersebut

bersumber dari dana masyarakat yang disimpan pada bank, maka resiko yang

dihadapi bank dapat berpengaruh kepada keamanan dana masyarakat tersebut.

Oleh karena itu, untuk memelihara kesehatan dan meningkatkan daya tahannya,

bank diwajibkan menyebar resiko dengan mengatur proses penyaluran kredit,

pemberian jaminan maupun fasilitas lain sehingga tidak hanya terfokus pada

debitur atau kelompok debitur tertentu28.

Tahapan analisis pemberian kredit merupakan tahap yang preventif yang

paling penting sebelum menandatangani isi perjanjian kredit antara pihak bank

dengan nasabah. Tahap ini bertujuan untuk memperoleh keyakinan bagi pihak

bank bahwa calon nasabah debitur mempunyai kemampuan untuk melunasi

kredit yang diberikan29.

26 Ibid, hal. 37. 27 Kiat Cara Menekan Kredit Bermasalah // http: // www. dki. perbarindo. org/ artikel. html,

diakses terakhir tanggal 9 Maret 2008. 28 J. Soedradjad Djiwandono, Satu Dasawarsa Krismon: Beberapa Catatan, (Jakarta:

InfoBank Publishing, 2007), hal. 113. 29 Ibid, hal. 118.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 17: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

Secara tradisional, analisis bank terhadap calon nasabah debitur dilakukan

terhadap aspek yang dikenal dalam dunia perbankan sebagai ”the five C’s of

credit” yaitu character, capacity, capital, conditions, dan collateral,

sebagaimana disyaratkan pasal 8 UU nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan30.

Berdasarkan prinsip tersebut di atas, bila dalam proses atau tahap analisis

kredit terjadi kekurangtelitian/kesalahan yang menyebabkan terjadinya

kemacetan pengembalian kredit dikemudian hari, maka yang bertanggung jawab

atas hal ini adalah bank sebagai badan hukum dan para pengurus serta pemegang

saham atau pemilik bank secara bersama-sama31.

Permasalahan utama yang dihadapi perbankan yang semuanya tidak terlepas

dari kondisi makro ekonomi yang belum menunjukkan tanda-tanda membaik dan

akan sangat berpengaruh terhadap kinerja bank dan nasabah debiturnya32.

Namun, permasalahan mendasar yang nantinya sangat berpengaruh terhadap

bank mendatang adalah masalah Non Performing Loans (NPL) yang dari waktu

ke waktu cenderung semakin meningkat33.

Penyehatan perbankan tidak sekedar melakukan pembenahan secara

administratif, tetapi jauh lebih penting bagaimana lembaga bank mampu

beroperasi secara normal dan sehat dalam arti bank dapat beroperasi secara wajar

berdasarkan hitungan-hitungan ekonomi perusahaan34.

30 M. Bahsan, Pengantar Analisis Kredit Perbankan Indonesia, (Jakarta : CV. Rejeki Agung,

2003), hal.5. 31 Ibid, hal. 40. 32 Mar’ie Muhammad, Pelajaran dan Antisipasi ke Depan, (Jakarta: InfoBank

Publishing,2007), hal. 72. 33 Bramantyo Djohanputro, Laporan Penelitian: Non Performing Loan (NPL), (Jakarta: Bank

Indonesia, 2007), hal. i. 34 Agus Budianto, Merger Bank Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia,2004), hal. 37.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 18: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

Menghadapi perkembangan NPL yang semakin memburuk dan dengan

memperhatikan kondisi ekonomi makro yang belum membaik, maka Bank

Indonesia sebagai otoritas moneter mengeluarkan surat keputusan direksi Bank

Indonesia Nomor 31 / 150 / KEP / DIR, tanggal 12 November 1998 tentang

restrukturisasi kredit. Restrukturisasi kredit ini dapat dilakukan dengan berbagai

cara seperti :

1. Penurunan suku bunga kredit. 2. Pengurangan tunggakan bunga kredit. 3. Pengurangan tunggakan pokok kredit. 4. Perpanjangan jangka waktu kredit. 5. Penambahan fasilitas kredit. 6. Pengambilalihan aset debitur sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 7. Konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara pada perusahaan

debitur35.

Latar belakang kebijakan tersebut dapat dipahami karena sumber utama

operasi/ pendapatan bank (sekitar 65 – 80 %) berasal dari bunga pinjaman,

sehingga apabila tidak diambil langkah-langkah pembenahan maka akan semakin

memperburuk kinerja bank dan dapat dipastikan program restrukturisasi kredit

tidak akan berhasil serta berakibat fatal bagi eksistensi bank36. Melalui kebijakan

restrukturisasi perkreditan yang digariskan, Bank Indonesia memberikan peluang

tidak saja pada bank/kreditur, tetapi juga nasabah debitur (sektor riil) untuk

mengatur kembali usahanya37.

Adapun restrukturisasi kredit dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti

memberikan berbagai kemudahan antara lain penurunan suku bunga kredit

berupa keringanan bunga, jangka waktu kredit, angsuran pokok dan cicilan bunga

35 Ibid, hal. 63. 36 Ibid, hal. 126. 37 Peraturan Bank Indonesia No. 2/ 15/ PBI/ 2000 tentang Restrukturisasi Kredit, pasal 20.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 19: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

serta syarat-syarat kredit lainnya, maka diharapkan debitur mampu bergerak

kembali, sementara pihak bank yang bersangkutan dapat pula mengatur sumber

pendapatan utamanya yang berupa bunga dengan lebih realistis38.

Restrukturisasi kredit tidak dapat diberlakukan kepada semua debitur, tetapi

hanya kepada debitur yang memiliki prospek usaha yang lebih baik39. Untuk itu

perlu dilakukan pembicaraan dan kesepakatan bersama antara kreditur dan

debitur kemudian dilaporkan ke Bank Indonesia40.

Program restrukturisasi kredit ini tidak banyak maknanya apabila jumlah

NPL tidak tertangani secara simultan dan bank masih tetap ”digandrungi” oleh

beban-beban yang menyebabkan timbulnya kerugian. Dalam rencana kerja

memang sudah dimasukkan langkah-langkah penanganan NPL secara khusus

dengan program restrukturisasi kredit. Namun problema yang dihadapi adalah

bahwa dengan adanya kecenderungan semakin membengkaknya NPL, maka

permasalahannya menjadi semakin komplek disamping masih disangsikan

apakah program restrukturisasi kredit tersebut debitur sudah memiliki

kemampuan mengakomodasi berbagai kemudahan yang diberikan bank sesuai

kesepakatan41.

Kaitannya dengan upaya pencegahan dan penyelesaian kredit macet ini, perlu

dibahas masalah tentang asas-asas perbankan, pengertian kredit macet, tindakan

38 Peraturan Bank Indonesia No.2/ 15/ PBI/ 2000 tentang Restrukturisasi Kredit, pasal 1. 39 Hesty Irawan, Penelitian Tentang Aspek Hukum Restrukturisasi Kredit Dalam Rangka

Menggerakkan Sektor Riil, Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman HAM RI, 2001.

40 Agus Budianto, SH.MH., Merger Bank di Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia,2004), hal. 63.

41 Bramantyo Djohanputro, Laporan Penelitian: Non Performing Loan (NPL), (Jakarta: Bank Indonesia, 2007), hal. 63.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 20: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

bank yang diperkenankan, tindakan bank yang dilarang, ketentuan atau peraturan

dalam pemberian kredit, sanksi, dan cara mengatasi dana yang tidak kembali

(kredit macet).

B. Perumusan Masalah.

Hal yang menjadi perumusan masalah sehubungan dengan judul skripsi ”

Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Pada PT. Bank Mandiri

Cabang Balige” adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pemberian kredit di PT. Bank Mandiri Cabang Balige?

2. Faktor- faktor apa yang dapat mempengaruhi terjadinya kredit bermasalah

atau kredit macet atas pinjaman nasabah di PT. Bank Mandiri Cabang

Balige?

3. Bagaimana proses penyelesaian kredit bermasalah atau kredit macet atas

pinjaman nasabah bank di PT. Bank Mandiri Cabang Balige?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk dapat mengetahui bagaimana prosedur pemberian kredit bagi para

nasabah PT. Bank Mandiri Cabang Balige. Apakah prosedur yang

diberikan oleh pihak bank disamakan terhadap semua nasabah atau tidak.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 21: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

Disamping itu juga agar diketahui apa saja yang dapat dijadikan objek

jaminan atau pinjaman tersebut.

2. Untuk dapat mengetahui dan mengkaji apa saja faktor-faktor yang dapat

menimbulkan kredit macet terhadap para nasabah di PT. Bank Sumut

Mandiri Cabang Balige.

3. Untuk mengetahui bagaimana proses maupun upaya yang dilakukan oleh

pihak PT. Bank Mandiri Cabang Balige agar kredit macet itu dapat

diselesaikan dengan baik serta konsekuensi adanya asuransi jiwa kredit.

Selain tujuan yang disebutkan diatas, adapun manfaat yang diharapkan dari

penulisan skripsi ini terdiri atas manfaat teoritis dan manfaat praktis yaitu:

1. Manfaat Teoritis yaitu:

a. Untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan sekaligus sebagai

sumbangan ilmu khususnya dalam materi mengenai kredit macet atau

kredit bermasalah sehingga dapat membantu mempersiapkan diri

sebagai generasi penerus bangsa yang berwawasan dan bercita-cita

tinggi.

b. Untuk memperluas khazanah pengetahuan mengenai penyelesaian

kredit macet melalui hasil penelusuran teori-teori hukum perbankan

sebagai dasar hukumnya yang tentunya berkaitan dengan kebijakan

penyelesaian kredit bermasalah oleh pihak bank yang bersangkutan.

c. Sebagai bahan informatif dalam permasalahan terkait mengenai dasar-

dasar pengaturan hukum perbankan khususnya dalam hal perkreditan

di PT.Bank Mandiri serta kebijakan atau upaya yang akan dilakukan

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 22: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

pihak bank terkait dalam penyelesaian jika terjadi kredit macet

sehingga dapat dipahami resiko, prosedur dan hubungan kreditur dan

debitur dalam perkreditan di dunia perbankan, dimana selama ini

dianggap rahasia bank.

2. Manfaat Praktis yaitu:

a. Untuk mengetahui dengan jelas mengenai mengenai mekanisme

penyelesaian kredit bermasalah atau kredit macet, dan mengenai

pihak-pihak yang terlibat dengan perkreditan dalam perbankan.

b. Kiranya dapat membantu jika suatu saat dihadapkan pada

penyelesaian kasus serupa yang berkaitan dengan penyelesaian

kredit macet atau kredit bermasalah dalam perbankan yang dalam

hal ini dikhususkan pada PT. Bank Mandiri.

D. Keaslian Penulisan.

Berdasarkan penelusuran pada perpustakaan Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara, maka telah terdapat beberapa judul mengenai kredit macet yaitu:

1. Dewi Sari, Nim: 010200139, Judul: Pengaturan Maksimum Pemberian

Kredit Dalam Perbankan Indonesia.

2. Siska Elisabeth Barimbing, Nim: 010200106, Judul: Tinjauan Terhadap

Ketentuan Kredit Macet Dalam Perbankan di Indonesia.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 23: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

3. Sri Yanti S.L. Panjaitan, Judul: Penerapan Prinsip Kehati-hatian dalam

Pemberian Kredit Perbankan (Studi Kasus di PT.Bank Mandiri Cabang

Zainul Arifin Medan).

4. Diegi Dona Sari, Nim: 030200065, Judul: Pengaturan Dana UKM

Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar.

Dengan demikian maka tidak terdapat permasalahan yang sama dengan

skripsi ini. Untuk itu skripsi ini dapat dikatakan asli.

E. Tinjauan Kepustakaan.

Skripsi ini membahas ”Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah

di PT. Bank Mandiri Cabang Balige ”.

Menurut Rahmadi Usman, untuk menentukan apakah suatu kredit dikatakan

macet didasarkan pada kolektibilitas kreditnya. Dimana kolektibilitas adalah

keadaan pembayaran pokok dan bunga kredit oleh pihak debitur serta tingkat

kemungkinan diterimanya kembali dana tersebut42.

Mandala Manurung dan Prathama Raharja menyatakan :

”Kredit yang disalurkan bermasalah jika pengembaliannya terlambat

dibanding jadwal yang direncanakan, bahkan tidak dikembalikan sama sekali.

Dalam konteks Indonesia kredit bermasalah (Non Performing Loans) dapat

dikelompokkan menjadi kredit tak lancar atau kredit macet43”.

42 Rachmadi Usman, Aspek- aspek Hukum Perbankan Di Indonesia, (Jakarta : PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2001),hal. 255. 43 Mandala Manurung dan Pratama Raharja, Uang, Perbankan dan Ekonomi Moneter,

(Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,2004), hal. 196.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 24: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

Kredit yang masuk golongan lancar dan dalam perhatian khusus dinilai

sebagai performing loan, sedangkan kredit yang masuk golongan kurang lancar,

diragukan dan macet dinilai sebagai Non Performing Loans (kredit

bermasalah)44.

Menurut Jopie Jusuf kredit bermasalah memiliki pengertian yang lebih luas,

mulai dari masalah kecil misalnya sekedar menunggak angsuran satu hari karena

terlambat menyetor, sampai besar misalnya kredit macet yang merupakan kredit

bemasalah yang besar dan akut45.

Selanjutnya Gatot Suparmono menjelaskan bahwa nasabah yang memperoleh

kredit dari bank tidak seluruhnya dapat mengembalikannya dengan lebih tepat

pada waktu yang diperjanjikan. Pada kenyataannya selalu ada sebagian nasabah

yang karena suatu sebab tidak dapat mengembalikan kredit kepada bank yang

telah menjamininya. Nasabah yang tidak dapat membayar lunas hutangnya

mengakibatkan perjalanan kredit terhenti atau macet. Jadi kredit macet adalah

suatu keadaan dimana seorang nasabah tidak mampu membayar lunas kredit bank

tepat pada waktunya. Keadaan yang demikian dalam hukum perdata disebut

dengan wanprestasi/ingkar janji46.

44 Sutarno, Aspek- aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, (Bandung : Alfabeta,2003), hal.

263. 45 Jopie Jusuf, Kiat Jitu Memperoleh Kredit Bank, (Jakarta : PT. Elex Media Computindo

Kelompok Gramedia,2003), hal. 218. 46 Gatot Suparmono, Perbankan Dan Masalah Kredit, (Jakarta : Pradnya

Paramita,1994),hal.92.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 25: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

F. Metode Penulisan.

Fakta-fakta atau dalil- dalil yang akurat dari hasil penelitian sangat

mendukung untuk menghasilkan karya tulis ilmiah yang dapat

dipertanggungjawabkan. Penulisan skripsi ini dilakukan dengan mengumpulkan

data- data dan informasi yang diperlukan untuk dijadikan bahan dalam penulisan

skripsi ini.

Data- data ataupun informasi tersebut harus mempunyai kaitan dan hubungan

satu sama lain yang berhubungan dengan judul skripsi. Agar dapat memperoleh

data dalam penulisan skripsi ini maka dilakukan penelitian dengan menggunakan

metode pendekatan. Metode pendekatan dalam penelitian ini adalah yuridis

normatif yang dilakukan dengan cara terlebih dahulu meneliti bahan-bahan

kepustakaan atau menginventarisasi hukum positif yang relevan dengan

permasalahan yang diteliti dan mengacu kepada norma-norma hukum yang

terdapat dalam peraturan perundang-undangan atau mengkaji data sekunder.

Adapun penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research).

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang berupa perundang-

undangan, karya ilmiah, majalah, buku- buku dan dokumen lainnya yang

erat kaitannya dengan masalah yang dibahas dalam sripsi ini.

2 Penelitian Lapangan (Field Reseacrh).

Selain penelitian kepustakaan, penulis juga mengadakan penelitian secara

langsung ke lapangan yaitu dengan mendatangi objek penelitian,dengan

melakukan cara questioner terhadap karyawan bagian kredit macet dari

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 26: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

PT. Bank Mandiri Cabang Balige untuk mendapatkan data-data,

informasi, dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penulisan

skripsi.

G. Sistematika Penulisan.

Sistematika penulisan dapat dibagi dalam beberapa tahapan yang disebut

dengan bab, dimana setiap bab akan diuraikan masalahnya secara tersendiri,

namun masih dalam konteks yang saling berkaitan antara satu dengan yang

lainnya. Secara sistematis menempatkan materi pembahasan keseluruhannya ke

dalam 5 (lima) bab yang rinciannya sebagai berikut :

Bab I . Pendahuluan.

Bab ini menguraikan hal-hal yang bersifat umum sebagai langkah awal

dalam penulisan skripsi ini yaitu mulai dari latar belakang, permasalahan, dan

apa saja manfaat dan tujuan dari penulisan skripsi ini untuk membantu agar

tulisan ini tidak lari dari topik yang dibahas.

Penulis juga menerangkan tentang keaslian penulisan skripsi ini, dimana

tulisan ini ditulis dan dibuat sendiri oleh penulis. Akhirnya bab ini ditutup

dengan sistematika penulisan yang menerangkan bagian-bagian dari

keseluruhan bab secara ringkas.

Bab II. Proses Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri.

Penulis akan menguraikan gambaran umum tentang perkreditan dan

jaminan dimana akan membahas mulai dari tentang pengertian dan unsur-

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 27: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

unsur kredit, jenis dan penggolongan kredit, prinsip-prinsip pemberian kredit,

objek jaminan kredit dan berakhirnya perjanjian kredit.

Bab III. Kredit Macet atau Kredit Bermasalah Dalam Dunia Perbankan.

Bab ini menguraikan gambaran umum tentang kredit bermasalah, dimana

penulis akan membahas mulai dari pengertian kredit bermasalah, faktor-

faktor yang mempengaruhi terjadinya kredit bermasalah, akibat dari kredit

bermasalah, dan diakhiri dengan penyelesaian kredit bermasalah.

Bab IV. Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah

Bank .

Dalam bab ini akan dibahas tentang kredit macet (bermasalah) atas

pinjaman nasabah pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige yang meliputi

syarat prosedur pemberian kredit bagi nasabah. Selanjutnya menguraikan juga

tentang objek yang dapat dijadikan jaminan dalam pemberian kredit, Asuransi

kredit, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kredit macet

(bermasalah) atas pinjaman tersebut. Kemudian pada bagian terakhir bab ini,

penulis juga akan meguraikan tentang bagaimana tindakan yang diambil oleh

pihak PT. Bank Mandiri Cabang Balige dalam penyelesaian kredit macet (

bermasalah ) atas pinjaman nasabah di bank tersebut.

Bab V. Penutup.

Bab terakhir ini merupakan inti dari pembahasan yang telah diuraikan

dalam bab-bab sebelumnya yang dikemukakan ke dalam bentuk kesimpulan.

Dengan membaca kesimpulan penulis berharap para pembaca sudah dapat

menangkap dan memahami isi yang terkandung dalam skripsi ini. Kemudian

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 28: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

diakhiri dengan beberapa saran yang diajukan dalam rangka meningkatkan

kesadaran masyarakat umum tentang pentingnya mengetahui bagaimana

proses dan prosedur pemberian kredit bagi mereka selaku nasabah bank serta

masalah-masalah yang mungkin akan dihadapi. Melalui saran ini juga

diharapkan agar PT. Bank Mandiri Cabang Balige dapat mengambil langkah

preventif agar jangan sampai terjadi lagi kredit macet (bermasalah) atas

kredit-kredit yang disalurkan kepada nasabahnya/ masyarakat.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 29: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

BAB II

PROSES PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK MANDIRI

A. Pengertian Kredit dan Unsur Kredit.

Kredit adalah istilah yang tidak asing lagi bagi masyarakat,sebab dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari banyak anggota masyarakat yang melakukan

jual beli barang dengan cara kreditan. Secara etimologi, kata kredit berasal dari

bahasa Romawi yaitu credere yang berarti percaya. Dalam bahasa Belanda

disebut dengan Vertrouwen47. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan

Believe, trust or confidence. Banyak anggota masyarakat yang menerima kredit

dari koperasi maupun bank untuk kebutuhannya.

Jika dihubungkan dengan bank maka berarti bank selaku kreditur percaya

menanamkan sejumlah uang kepada nasabah atau debitur, karena adanya rasa

percaya oleh pihak bank bahwa nasabah atau kreditur tersebut mampu melunasi

pinjamannya dalam jangka waktu yang ditentukan48.

Bila ditinjau dari ketentuan Pasal 1 angka 11 Undang-undang Nomor 10

tahun 1998 tentang perbankan maka pengertian kredit adalah penyediaan uang

atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan

pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

pemberian bunga49 . Dari uraian diatas terkandung pengertian bahwa pihak bank

47 Siharta P.Soerjadi,Segi-segi Hukum Perkreditan di Indonesia, Kertas Kerja Dalam

Simposium Aspek-aspek Hukum Masalah Perkreditan BPH. 48 Mariam, Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, (Bandung : Alumni, 1978),hal. 21. 49 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan, (Bandung: FokusMedia).

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 30: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

selaku kreditur, percaya menanamkan sejumlah uang kepada nasabah atau

debitur, karena debitur dapat dipercaya kemampuannya untuk membayar lunas

pinjamannya setelah jangka waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan

demikian maka dapat juga dikatakan bahwa pemberian kredit merupakan

pemberian kepercayaan oleh pihak bank kepada nasabah50.

Pemberian bank merupakan salah satu usaha bank untuk mendapatkan

keuntungan, maka bank hanya boleh meneruskan simpanan masyarakat kepada

nasabahnya dalam bentuk kredit, jika dia betul-betul yakin bahwa debitur akan

mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan

syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Dalam hal ini, perlu

diperhatikan faktor kemampuan dan kemauan sehingga tersimpul kehati-hatian

dengan memperhatikan segi keamanan dan keuntungan yang diperoleh dari

pemberian kredit51.

Menurut Mariam Darus Badrulzaman dalam bukunya yang berjudul

Perjanjian Kredit Bank menyatakan bahwa istilah kredit sering dinamakan

Perjanjian Kredit Bank dimana istilah bank dilekatkan untuk membedakannya

dengan perjanjian pinjaman uang dimana bukan bank sebagai krediturnya. Jadi

hal ini menunjukkan bahwa istilah kredit tidak dapat diartikan sebagai istilah

pinjam uang saja tanpa ada kata bank yang mengikutinya52.

Dalam Undang-undang Perbankan yaitu Undang-Undang No.10 tahun 1998

tentang perbankan, kredit digunakan dalam dua istilah,namun mengandung

50 M. Bahsan, Pengantar Analisis Kredit Perbankan Indonesia, (Jakarta: CV. Rejeki Agung,

2003), hal. 4. 51 Budi Untung, Kredit Perbankan di Indonesia, (Yogyakarta : Andi,2005) hal.135. 52 Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, (Bandung: Alumni, 1978), hal.21.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 31: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

makna yang sama untuk pengertian kredit53. Kedua istilah tersebut tergantung

pada kegiatan usaha yang dijalankan oleh bank, apakah bank dalam menjalankan

kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah54 .

Kredit merupakan penyediaan atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Pasal 1 angka 11 UU No.10

tahun 1998)55.

Sedangkan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang

atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai

untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu

dengan imbalan atau bagi hasil (Pasal 1 angka 12 UU Nomor 10 tahun 1998

tentang perbankan)56.

Dari kedua rumusan istilah tersebut, perbedaannya terletak pada bentuk

kontra prestasi yang akan diberikan nasabah peminjam dana (debitur) kepada

bank (kreditur) atas pemberian kredit atau pembiayaannya57. Pada bank

konvensional, kontra prestasinya berupa bunga sedangkan pada bank syariah

53 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan, (Bandung: FokusMedia). 54 Rahcmadi Usman,Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, (Jakarta : PT.Gramedia

Pustaka Utama,2001),hal.236. 55 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan,(Bandung: FokusMedia), pasal 1

angka 11. 56 Ibid, pasal 1 angka 12. 57 M. Bahsan, Pengantar Analisis Kredit Perbankan Indonesia, ( Jakarta: CV. Rejeki

Agung,2003), hal. 4.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 32: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

kontra prestasinya berupa imbalan atau bagi hasil sesuai dengan persetujuan atau

kesepakatan bersama58.

Dengan demikian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah ini

merupakan perjanjian pinjam meminjam (uang) yang dilakukan antara bank dan

pihak lain (nasabah peminjam dana). Perjanjian pinjam meminjam (uang) itu

dibuat atas dasar kepercayaan bahwa si peminjam akan melunasi atau

mengembalikan pinjaman uang atau tagihan tersebut kepada bank dalam

tenggang waktu yang telah ditentukan disertai pembayaran sejumlah bunga,

imbalan atau pembagian hasil keuntungan sebagai imbalan jasanya59.

Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi unsur-

unsur kredit adalah sebagai berikut :

1. Kepercayaan. Yaitu adanya keyakinan dari pihak bank atas prestasi yang diberikannya

kepada nasabah peminjam dana yang akan dilunasinya sesuai dengan yang diperjanjikan sebelumnya.

2. Waktu. Yaitu adanya jangka waktu tertentu antara pemberian kredit dan

pelunasannya. Jangka waktu tersebut sebelumnya terlebih dahulu disetujui atau disepakati bersama antara para pihak bank dan nasabah peminjam dana.

3. Prestasi. Yaitu adanya objek tertentu berupa prestasi dan kontra prestasi pada saat

tercapainya persetujuan atau kesepakatan perjanjian pemberian kredit antara bank dan nasabah peminjam dana berupa uang dan bunga atau imbalan.

4. Resiko. Yaitu adanya resiko yang mungkin akan terjadi selama jangka waktu

antara pemberian dan pelunasan kredit tersebut, sehingga untuk mengamankan pemberian kredit dan menutup kemungkinan terjadinya wanprestasi dari nasabah peminjam dana, maka diadakanlah pengikatan jaminan dan agunan60.

58 Ibid, hal. 5. 59 Rachmadi, Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, (Jakarta: PT.Gramedia

Pustaka Utama,2001), hal. 238. 60 Ibid, hal. 240.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 33: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

B. Prosedur Pemberian Kredit.

Dalam Undang-undang Perbankan tidak ada sama sekali menyinggung

tentang macam-macam kredit. Meskipun demikian, dalam praktek perbankan

kredit-kredit yang pernah diberikan kepada nasabahnya dapat dilihat dari

beberapa segi yakni :

a. Jangka waktunya. Dari segi jangka waktunya terdapat tiga macam kredit yaitu kredi jangka

pendek, kredit jangka menengah, dan kredit jangka panjang. b. Kegunaannya. Bila ditinjau dari segi kegunaannya, maka kredit dapat digolongkan

menjadi tiga (3) macam yaitu kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit profesi.

Kredit investasi adalah penanaman modal yang bersifat ekspansi, modernisasi maupun rehabilitasi perusahaan. Sedangkan kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan untuk kepentingan kelancaran modal kerja nasabah. Jadi, kegunaan daripada kredit ini misalnya untuk pembelian bahan dasar, alat-alat bantu maupun membayar biaya lainnya. Kredit profesi adalah kredit yang diberikan oleh bank semata-mata untuk kepentingan profesinya. Misalnya kredit yang diberikan kepada seorang dokter gigi untuk membeli seperangkat peralatan medisnya.

c. Pemakaiannya. Menurut pemakaiannya, kredit dapat digolongkan menjadi dua yakni

kredit konsumtif yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Misalnya, kredit untuk membeli alat-alat rumah tangga. Jenis kredit kedua adalah kredit produktif yaitu pembiayaan bank yang ditujukan untuk keperluan usaha nasabah agar produktifitasnya semakin meningkat, misalnya kredit investasi dan kredit modal kerja, karena kedua kredit ini bertujuan untuk meningkatkan produktifitas nasabah.

d. Menurut sektor yang dibiayai. Macam-macam krredit yang diberikan kepada nasabah dipandang dari

sektor yang dibiayai oleh bank antara lain kredit perdagangan kreedit pemborongan, kredit perhotelan, kredit percetakan, kredit pengangkutan, kredit perindustrian dan lain-lain61.

Selain penggolongan macam-macam kredit di atas, masih ada jenis dan

penggolongan kredit yang lain seperti :

61 Gatot Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit, (Jakarta : Djambatan, 1995),hal 29-31.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 34: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

a) Penggolongan berdasarkan dokumentasi terdiri dari :

1. Kredit dengan perjanjian kredit tertulis.

2. Kredit tanpa surat perjanjian kredit. Hal ini dapat dibagi ke dalam dua

bentuk yakni:

1) Kredit lisan (jarang dilakukan).

2) Kredit dengan instrumen surat berharga. Misalnya, kredit yang hanya

lewat dokumen promes, obligasi, kartu kredit dan lain-lain.

b) Penggolongan kredit berdasarkan objek yang ditransfer, dapat dibagi atas :

1. Kredit uang (money credit), dimana pemberian dan pengembalian kredit

dilakukan dalam bentuk uang.

2. Kredit bukan uang (non money ceredit), dimana kredit diberikan dalam

bentuk barang dan jasa dan pengembaliannya dilakukan dalam bentuk

uang.

c) Penggolongan kredit berdasarkan waktu pencairannya. Kredit ini dapat dibagi

atas:

1. Kredit tunai (cash credit), dimana pencairan kredit dilakukan dengan tunai

atau pemindah bukuan ke dalam rekening debitur.

2. Kredit tidak tunai (non cash credit), dimana kredit tidak dibayar pada saat

pinjaman dibuat. Terdiri dari :

1) Garansi bank atau stand by L/C.

Dalam hal ini bank akan membayar apabila terjadi perbuatan tertentu,

misalnya jika pada suatu saat, pihak pemohon garansi tidak

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 35: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

melaksanakan kewajibannya kepada pihak lain, maka dalam hal

seperti ini banklah yang akan membayarnya.

2) Letter of Credit, yang merupakan jaminan kepada penjual/pengirim

barang dimana bank akan membayar sejumlah uang jika dokumen-

dokumen tertentu dipenuhi oleh penjual/ pengirim barang62.

d) Penggolongan kredit menurut cara penarikannya. Kredit ini dapat dibagi atas

:

1. Kredit sekali jadi, yaitu kredit yang pencairan dananya dilakukan

sekaligus, misalnya secara tunai ataupun secara pemindah bukuan.

2. Kredit rekening koran. Dalam hal ini, baik penyediaan dana maupun

penarikan dana tidak tidak dilakukan sekaligus, melainkan secara tidak

teratur kapan saja dan berulang kali. Dapat dilakukan melalui pemindah

bukuan penarikan cek, bilyet, giro, atau perintah pemindah bukuan

lainnya.

3. Kredit berulang-ulang (revolving loan). Kredit semacam ini biasanya

diberikan terhadap debitur yang tidak memerlukan kredit sekaligus,

melainkan secara berulang-ulang sesuai kebutuhan, asalkan masih dalam

batas maksimum dan masih dalam jangka waktu yang diperjanjikan.

4. Kredit bertahap. Kredit bertahap ini merupakan kredit yang pencairannya

dilakukan secara bertahap dalam beberapa termin.

5. Kredit tiap transaksi. Merupakan kredit yang diberikan untuk satu

transaksi tertentu, dimana pengembalian kredit diambil dari hasil transaksi

62 Sumber: Data Dari PT. Bank Mandiri RCR 1Medan, tanggal 25 Januari 2008.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 36: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

yang bersangkutan. Jadi dalam hal ini, dananya tidak ditarik secara

berulang-ulang melainkan sekaligus saja yakni untuk tiap transaksi saja63.

Bank dalam memberikan kredit kepada nasabahnya perlu memperhatikan

strategi atau pun hal-hal yang dapat dinilai positif untuk menghindari

kemungkinan terjadinya pengembalian kredit tidak lancar64.

Berdasarkan penjelasan pasal 8 Undang-undang Nomor 10 tahun 1998

tentang perbankan, yang harus dinilai oleh bank sebelum memberikan kredit atau

pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, apa yang dikenal dengan prinsip ”5

C”65.

Pada sasarannya prinsip 5 C ini akan dapat memberikan informasi mengenai

itikad baik dan kemampuan membayar nasabah untuk melunasi kembali

pinjaman beserta bunganya66. Adapun prinsip 5C yang dilakukan atau dinilai

oleh pihak bank yang bersangkutan yaitu:

1. Penilaian watak (character). Penilaian watak/kepribadian calon debitur dimaksudkan untuk mengetahui kejujuran dan itikad baik calon debitur untuk melunasi atau mengembalikan pinjamannya, sehingga tidak menyulitkan bank di kemudian hari.

2. Penilaian kemampuan (Capacity). Bank harus meneliti tentang keahlian calon debitur dalam bidang usahanya dan kemampuan manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan dibiayainya dikelola oleh orang-orang yang tepat, sehingga calon debiturnya dalam jangka waktu tertentu dapat melunasi atau mengembalikan pinjamannya.

3. Penilaian terhadap modal (capital). Bank harus melakukan analisis terhadap posisi keuangan secara menyeluruh mengenai masa lalu dan yang akan datang, sehingga dapat

63 Sumber: Data Dari PT. Bank Mandiri RCR 1Medan, tanggal 25 Januari 2008. 64 M. Bahsan, Pengantar Analisis Kredit Perbankan Indonesia, (Jakarta: CV. Rejeki Agung,

2003), hal. 1. 65 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, (Bandung: FokusMedia), pasal 8. 66 M. Bahsan, Op.Cit, hal. 4.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 37: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

diketahui kemampuan permodalan calon debitur dalam menunjang pembiayaan proyek tata usaha calon debitur yang bersangkutan. Biasanya bank tidak akan memberikan kredit untuk mendanai seluruh biaya usaha nasabah. Oleh sebab itu nasabah wajib menyediakan modal untuk mendanai usaha yang akan dikelolanya itu, sedangkan kredit yang akan diberikan oleh bank itu fungsinya hanya sebagai tambahan modal saja yang jumlahnya lebih sedikit dari pokoknya.

4. Penilaian terhadap agunan (collateral). Untuk menanggung pembayaran kredit macet, calon debitur umumnya wajib menyediakan jaminan berupa agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang nilainya minimal sebesar jumlah kredit atau pembiayaan yang diberikan kepadanya.

5. Penilaian terhadap prospek usaha nasabah debitur(condition of economy). Bank harus menganalisa keadaan pasar di dalam dan di luar negeri, baik masa lalu maupun masa yang akan datang, sehingga masa depan pemasaran dari hasil proyek tata usaha calon debitur yang dibiayai bank dapat diketahui67.

Selain hal-hal tersebut diatas, bank juga harus mengetahui tujuan penggunaan

kredit dan rencana pengembangan kreditnya68.

Selain prinsip 5 C, bank juga menerapkan prinsip 5 P dalam memberikan

suatu kredit kepada nasabahnya yakni :

1. Party (para pihak).

Para pihak merupakan titik sentral yang diperhatikan dalam setiap

pemberian kredit. Untuk itu pihak pemberi kredit harus memperoleh suatu

”kepercayaan” terhadap para pihak, dalam hal ini debitur tentang

bagaimana karakter, kemampuannya dan sebagainya.

2. Purpose (tujuan).

Tujuan dari pemberi kredit juga sangat penting diketahui oleh pihak

kreditur. Harus dilihat apakah kredit akan digunakan untuk hal-hal yang

positif yang benar-benar dapat menaikkan income perusahaan. Dan harus

67 Ibid, hal. 5. 68 Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2001), hal. 247.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 38: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

diawasi pula agar kredit tersebut benar-benar diperuntukkan untuk tujuan

seperti yang diperjanjikan dalam suatu perjanjian kredit.

3. Payment (pembayaran).

Dalam hal ini, harus dilihat apakah sumber pembayaran kredit dari calon

debitur cukup tersedia dan cukup aman, sehingga dengan demikian

diharapkan bahwa kredit yang akan diluncurkan tersebut dapat dibayar

kembali oleh debitur yang bersangkutan.

4. Profitability (perolehan laba).

Dalam hal ini, kreditur harus memperhatikan dan berantisipasi apakah

laba yang akan diperoleh oleh perusahaan lebih besar dari pada bunga

pinjaman dan apakah pendapatan perusahaan dapat menutupi

pembayaran kredit itu kembali.

5. Protection (perlindungan).

Terhadap suatu kredit oleh perusahaan, debitur diperlakukan suatu

perlindungan dari kelompok perusahaan atau jaminan pribadi pemilik

perusahaan penting diperhatikan, terutama untuk berjaga-jaga sekiranya

terjadi hal-hal di luar skenario atau di luar prediksi semula69.

69 Ibid, hal 248-249.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 39: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

C. Objek Jaminan Kredit.

Di dalam perjanjian kredit bank, dilihat dari segi jaminannya, maka jenis

kredit ada dua yaitu kredit tanpa jaminan (unsecured loan70) atau kredit blanko

dan kredit dengan jaminan (secured loan71).

Pada zaman sekarang,kredit tanpa jaminan ini dilarang karena kredit yang

diberikan oleh bank mengandung resiko. Dalam pelaksanaannya bank harus

memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat, diantaranya adalah bank tidak

diperkenankan memberikan kredit tanpa surat perjanjian tertulis, memberikan

kredit kepada usaha yang sejak semula telah diperhitungkan kurang sehat dan

akan membawa kerugian, memberikan kredit melampaui batas maksimum

pemberian kredit (Legal Lending Limit)72.

Faktor adanya jaminan inilah yang penting diperhatikan oleh bank. Maka

menurut pasal 8 Undang-Undang Perbankan No.7 tahun 1992 jo Undang-Undang

No.10 tahun 1998 ditentukan bahwa dalam pemberian kredit, bank umum wajib

mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi

hutangnya sesuai yang diperjanjikan73.

Jaminan menurut hukum perdata dapat dibedakan atas :

1) Jaminan perseorangan (personal quaranty), yaitu jaminan seorang pihak

ketiga yang bertindak untuk menjamin dipenuhinya kewajiban-kewajiban si

debitur. Jaminan ini dapat dilakukan tanpa sepengetahuan si debitur. Menurut

70 Bank Mandiri, Consumer Banking, http://www.bankmandiri.co.id/index.aspx,html.diakses

terakhir tanggal 12 Maret 2008. 71 Bank Mandiri, Consumer Banking, http://www.bankmandiri.co.id/index.aspx,html, diakses

terakhir tanggal 12 Maret 2008. 72 Write Off, http://www.jawapos.co.id/indones/jawapos/news/today/analysis/op18-1.html.

diakses terakhir tanggal 12 Maret 2008. 73 Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan,(Bandung: FokusMedia), pasal 8.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 40: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

Soebekti, oleh karena tuntutan kreditur terhadap seorang penjamin tidak

diberikan suatu ”previlege” atau kedudukan istimewa dibandingkan atas

tuntutan-tuntutan kreditur lainnya, maka jaminan perorangan ini tidak banyak

dipraktekkan dalam dunia perbankan.

2) Jaminan kebendaan (persoonlijke en zakelijk zekerheid74), yaitu jaminan

yang dilakukan oleh kreditur dengan debiturnya ataupun antara kreditur pihak

ketiga yang menjamin tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban si debitur75.

Jaminan kredit bank lain dapat digolongkan dalam beberapa klasifikasi

berdasarkan sudut pandang tertentu antara lain :

1) Jaminan karena Undang-Undang dan karena perjanjian.

Jaminan karena undang-undang adalah jaminan yang dilahirkan atau

diadakan oleh seperti jaminan umum, hak previlege dan hak retensi (pasal

1132, pasal 1134 ayat 1 KUH Perdata). Sedangkan jaminan karena perjanjian

adalah jaminan yang dilahirkan atau diadakan para pihak sebelumnya seperti

gadai, hipotik, hak tanggungan dan fidusia.

2) Jaminan umum dan Jaminan Khusus.

Pada prinsipnya menurut hukum, segala harta kekayaan debitur akan menjadi

jaminan bagi perutangannya dengan semua kreditur. KUH Perdata Pasal 1131

menyatakan ”bahwa segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak

maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan

ada dikemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan

74 Personlijke en zakelijk zekerheid dalam kamus bahasa Belanda berarti jaminan kebendaan. 75 Soebakti,R.Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1139, tentang jenis

jaminan kredit bank.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 41: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

perseorangan”. Dari pasal ini berarti seluruh harta kekayaan milik debitur

akan menjadi jaminan pelunasan atas utang debitur kepada semua kreditur76.

Kekayaan debitur dimaksud meliputi kebendaan bergerak maupun benda

tetap, baik yang sudah ada pada saat perjanjian hutang piutang diadakan

maupun yang baru akan ada dikemudian hari yang akan menjadi milik debitur

setelah perjanjian hutang piutang diadakan. Dengan demikian, tanpa

terkecuali seluruh harta kekayaan debitur akan menjadi jaminan umum atas

pelunasan perutangannya, baik yang telah diperjanjikan maupun tidak

diperjanjikan sebelumnya, sehingga tidak perlu ada perjanjian jaminan

sebelumnya77.

Menurut Gatot Supramono jaminan umum ini di dalam praktek perkreditan

tidak memuaskan kreditur, kurang menimbulkan rasa aman dan terjamin bagi

kredit yang diberikan. Dengan jaminan umum tersebut kreditur tidak

mengetahui secara persis berapa jumlah harta kekayaan debitur yang ada

sekarang dan yang akan ada di kemudian hari, serta kepada siapa saja debitur

itu berutang, sehingga khawatir hasil penjualan harta kekayaan debitur

nantinya tidak cukup untuk melunasi hutang-hutangnya. Untuk itu kreditur

memerlukan adanya benda-benda tertentu yang ditunjuk secara khusus

sebagai jaminan piutangnya dan itu hanya berlaku bagi kreditur tersebut.

76 Soebakti,R.Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1131, tentang

jaminan kredit lain pada bank. 77 Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2001),hal. 287.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 42: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

Jaminan khusus ini timbul karena adanya perjanjian yang khusus diadakan

antara kreditur dengan debitur78.

Karena jaminan umum kurang menguntungkan bagi kreditur, maka

diperlukan penyerahan harta kekayaan tertentu untuk diikat secara khusus

sebagai jaminan pelunasan utang debitur, sehingga kreditur yang

bersangkutan mempunyai kedudukan yang diutamakan atau diistimewakan

atau didahulukan daripada kreditur-kreditur lain dalam pelunasan hutangnya.

Jaminan yang seperti ini memberikan perlindungan kepada kreditur dan di

dalam perjanjian akan diterangkan mengenai hal ini79.

3) Jaminan kebendaan dan jaminan perseorangan.

Jaminan yang bersifat kebendaan adalah jaminan yang berupa hak mutlak

atas sesuatu benda, yang mempunyai ciri-ciri memiliki hubungan langsung

atas benda tertentu dari debitur, dapat dipertahankan terhadap siapapun,

selalu mengikuti bendanya dan dapat dialihkan, contohnya hipotik, gadai dan

lain-lain. Sedangkan jaminan perseorangan adalah jaminan yang

menimbulkan hubungan langsung pada perorangan tertentu, terhadap

kekayaan debitur umumnya, contoh borgtocht80.

4) Jaminan pokok, jaminan utama dan jaminan tambahan.

Sesuai dengan namanya, kredit diberikan kepada debitur berdasarkan

kepercayaan dari kreditur terhadap kesanggupan pihak debitur untuk

membayar kembali hutangnya pada waktu yang ditentukan. Karena dalam

78 Ibid, hal. 288. 79 Soebakti,R.Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, pasal 1134, tentang

Piutang dan Hak Mendahulukan. 80 Ibid, pasal tentang Jaminan Kebendaan.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 43: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

hukum diberlakukan suatu prinsip bahwa kepercayaan tersebut dipandang

sebagai jaminan pokok dari pembayaran kembali huutang-hutangnya

dikemudian hari. Sementara jaminan-jaminan lainnya yang bersifat

kontraktual, seperti hak tanggungan atas tanah, gadai, hipotik, fiducia dan

sebagainya hanya dianggap sebagai jaminan tambahan atas jaminan utamanya

berupa jaminan atas barang yang dibiayai dengan kredit tersebut81.

5) Jaminan atas benda bergerak dan tidak bergerak.

Pembebanan jaminan kredit didasarkan pada objek bendanya. Kalau yang

dijadikan jaminan adalah tanah, maka pembebanannya adalah dengan

menggunakan hak tanggungan atas tanah, sedangkan kalau yang dijadikan

jaminan adalah benda bergerak, maka pembebanannya adalah dengan

menggunakan gadai, fiducia, dan cessie82.

6) Jaminan regulatif dan jaminan non regulatif.

Jaminan regulatif adalah jaminan kredit yang kelembagaannya sendiri sudah

diatur secara eksplisit dan sudah mendapat pengakuan dalam peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Yang tergolong ke dalam jaminan

regulatif ini antara lain adalah hipotik, gadai, hak tanggungan akta pengakuan

hutang. Sedangkan jaminan non regulatif adalah bentuk-bentuk jaminan yang

tidak diatur dan tidak khusus diatur dalam berbagai peraturan perundang-

undangan tetapi dikenal dan dilaksanakan dalam praktek83.

81 Sumber: Data Dari PT. Bank Mandiri RCR 1Medan, tanggal 25 Januari 2008, hal. 2. 82 Ibid, hal. 3. 83 Ibid, hal.3.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 44: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

7) Saham sebagai agunan tambahan.

Dalam rangka menunjang perkembangan pasar modal yang sehat, diperlukan

peran serta perbankan untuk membiayai kegiatan pasar modal, dengan tetap

memperhatikan prinsip kehati-hatian. Sehubungan dengan itu, bank

diperkenankan meminta agunan tambahan berupa saham untuk memperoleh

keyakinan terdapatnya jaminan pemberian kredit. Hal ini dituangkan dalam

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 26/ I/ UKU tanggal 7

September 1993 tentang saham sebagai agunan tambahan kredit. Berdasarkan

ketentuan ini, bank juga diperbolehkan memberikan kredit dengan agunan

tambahan berupa saham, baik yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar di

bursa efek84.

Tujuan penyerahan agunan dalam suatu pemberian kredit adalah sebagai

sumber pelunasan kredit usaha nasabah yang dibiayai. Apabila usaha yang

dibiayai bank tidak dapat diharapkan, yaitu mengalami kegagalan, maka

diharapkan saham yang dijadikan agunan tambahan tersebut dapat dikonversi

menjadi uang sebagai pelunasan kredit apabila terjadi kemacetan kredit.85

D. Berakhirnya Pemberian Kredit.

Setiap perbuatan atau tindakan yang telah dimulai pada umumnya akan

diakhiri oleh suatu perbuatan tertentu pula. Demikian pula dengan perjanjian

yang dibuat antara kreditur dan debitur.

84 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 26/ I/ UKU tanggal 7 September 1993,

tentang saham sebagai agunan tambahan kredit. 85 Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2001),hal. 287-291.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 45: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

Pada pasal 1381 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata disebutkan pula

bahwa hapusnya atau berakhirnya suatu perjanjian disebabkan oleh peristiwa-

peristiwa sebagai berikut :

1. Pembayaran. 2. Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan

(konsignasi). 3. Pembaharuan hutang (novasi). 4. Perjumpaan hutang (kompensasi). 5. Percampuran hutang (konfusio). 6. Penghapusan hutang. 7. Musnahnya barang yang terutang. 8. Batal atau pembatalan. 9. Berlakunya syarat batal. 10. Lewatnya waktu (verjaring) atau daluarsa86. Disamping itu masih ada beberapa hal yang membuat suatu perjanjian itu

berakhir, misalnya :

a. Berakhirnya suatu ketetapan waktu dalam suatu perjanjian.

b. Meninggalnya salah satu pihak dalam beberapa macam perjanjian, seperti

meninggalnya seorang persero dalam suatu perjanjian firma.

c. Pada umumnya dalam perjanjian-perjanjian dimana prestasi hanya dapat

dilaksanakan oleh debitur sendiri dan tidak oleh orang lain87.

Dari sejumlah cara dan jenis penghapusan perjanjian yang disebutkan dalam

Pasal 1381 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tersebut pada umumnya hanya

bercirikan penghapusan perjanjian-perjanjian tertentu88. Khusus mengenai

86 Soebakti,R.Tjitrosudibio,Kitab Undang-undang Hukum Perdata, (Jakarta : PT.Pradnya

Paramita,2001) hal. 349. 87 R.Soebekti, Jaminan-jaminan Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, (Bandung :

Citra Adutya Bakti, 1989), hal. 64 88 Soebakti,R.Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, (Jakarta : PT.Pradnya

Paramita,2001), pasal 1381.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 46: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

hapusnya perjanjian kredit, adalah sama dengan perjanjian pada umumnya89.

Dalam perjanjian kredit biasanya dicantumkan tentang kapan mulai dan

berakhirnya perjanjian tersebut. Syarat-syarat ini biasanya dicantumkan secara

tegas baik mengenai waktu dan cara berakhirnya. Mengenai cara berakhirnya

perjanjian kredit pada pokoknya diterangkan sebagai berikut :

1. Karena Pembayaran.

Pembayaran adalah kewajiban debitur secara sukarela untuk memenuhi

perjanjian yang telah diadakan. Dengan adanya pembayaran oleh seorang

debitur atau pihak yang berutang berarti debitur telah melakukan prestasi

sesuai perjanjian, dan oleh sebab itu maka perjanjian kredit tersebut

menjadi hapus atau berakhir90.

Sesuai dengan maksud undang-undang, pengertian pembayaran betaling

harus dipahami secara luas, karena bukan hanya pihak pembeli saja yang

membayar uang harga pembelian, tetapi pihak penjual pun dikatakan

membayar jika ia menyerahkan atau me-lever barang yang dijualnya91.

Di dalam perjanjian kredit, pihak yang meminjam harus mengembalikan

sejumlah uang tambah dengan bunga yang telah ditetapkan dalam

perjanjian92.

89 Forum: Meningkatkan RR, http://www.p2kp.org/default.,html. diakses terakhir tanggal 12

Maret 2008. 90 Ibid, hal- 91 Ibid, hal-. 92 Ibid, hal-.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 47: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

2. Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan

(konsignasi).

Cara ini dapat dilakukan apabila si kreditur menolak pembayaran. Dengan

tindakan penawaran tunai yang diikuti dengan penitipan atau

penyimpanan (konsignasi93), maka debitur telah dibebaskan dari

pembayaran dan mengakibatkan hapusnya perjanjian. Syarat sahnya

penawaran pembayaran tunai yang diikuti dengan penyimpanan atau

penitipan adalah bahwa penawaran pembayaran harus langsung kepada

kreditur yang merupakan syarat formal harus dilakukan oleh debitur94.

Penawaran pembayaran harus dilakukan oleh seseorang yang

berkewajiban untuk seluruh hutang yang telah jatuh tempo. Penawaran

tersebut juga meliputi jumlah bunga yang harus dibayar oleh debitur.

Pembayaran yang ditawarkan harus berbentuk mata uang resmi yang sah

sebagai alat pembayaran dan dilakukan pada tempat yang telah ditentukan

dalam perjanjian95.

3. Pembaharuan hutang (novasi).

Menurut Abdul Kadir Muhammad dalam buku Rachmadi Usman

Pembaharuan hutang terjadi dengan jalan mengganti hutang lama dengan

hutang baru, debitur lama dengan debitur baru, dan kreditur lama dengan

kreditur baru96. Dalam hal ini, nilai hutang lama diganti dengan hutang

baru terjadilah penggantian objek perjanjian yang disebut dengan novasi

93 Soebakti,R.Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, (Jakarta : PT.Pradnya

Paramita,2001), pasal 1381. 94 Ibid, pasal. 1381. 95 Ibid, pasal. 1381. 96 Karimsyah, Kredit Sindikasi, (Jakarta: Law Firm), hal. 7.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 48: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

objektif97. Di sini hutang lama lenyap. Dalam hal ini terjadi penggantian

orangnya (subjeknya), maka jika diganti debiturnya, pembaharuan ini

disebut novasi subjektif pasif98. Jika yang diganti itu krediturnya,

pembaharuan ini disebut novasi subjektif aktif99. Dalam hal ini hutang

lama lenyap.

Pada umumnya pembaharuan hutang yang terjadi dalam dunia perbankan

adalah dengan mengganti atau memperbaharui perjanjian kredit bank

yang ada100. Dalam hal ini yang diganti adalah perjanjian kredit banknya

dengan perjanjian kredit bank yang baru. Dengan terjadinya penggantian

atau pembaharuan perjanjian kredit, otomatis perjanjian kredit bank yang

lama berakhir atau tidak berlaku lagi101.

Pasal 1413 KUH Perdata menyebutkan tiga cara untuk melakukan novasi,

yaitu:

a. Dengan membuat suatu perikatan hutang baru yang menggantikan

perikatan hutang lama yang dihapuskan karenanya.

b. Dengan cara expromissie, yakni mengganti debitur lama dengan

debitur baru.

c. Mengganti debitur lama dengan debitur baru sebagai akibat suatu

perjanjian baru yang diadakan102.

97 Ibid, hal. 8. 98 Ibid, hal. 9. 99 Ibid, hal. 10. 100 Soebakti,R.Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, (Jakarta : PT.Pradnya

Paramita,2001), pasal 1381. 101 Ibid, pasal 1413.. 102 Ibid, pasal 1413..

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 49: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

4. Perjumpaan hutang (kompensasi).

Kompensasi adalah perjumpaan dua hutang, yang berupa benda-benda

yang ditentukan menurut jenis yang dipunyai oleh dua orang atau pihak

secara timbal balik, dimana masing-masing pihak berkedudukan baik

sebagai kreditur maupun debitur terhadap orang lain, sampai jumlah

terkecil yang ada diantara kedua hutang tersebut103.

Dasar kompensasi ini disebutkan dalam pasal 1425 KUH Perdata.

Dikatakan jika dua orang saling berhutang satu pada yang lain, maka

terjadilah antara mereka suatu perjumpaan hutang piutang, dengan mana

hutang-hutang antara kedua orang tersebut dihapuskan.

Kondisi demikian ini dijalankan oleh bank dengan cara

mengkompensasikan barang jaminan debitur dengan hutangnya kepada

bank, sebesar jumlah jaminan tersebut yang diambil oleh bank104.

103 Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2001),hal. 279. 104 Ibid, hal.279-281.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 50: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

BAB III

KREDIT MACET ATAU KREDIT BERMASALAH DALAM DUNIA

PERBANKAN

A. Pengertian Kredit Bermasalah.

Kasus kredit macet dalam dunia perbankan bukanlah hal yang baru. Kredit

macet sudah menjadi resiko bagi perbankan sejak lama105. Krisis ekonomi yang

dimulai pada tahun 1998 tidak lepas dari andil kredit macet di perbankan yang

harus dibayar mahal dengan obligasi rekapitalisasi dan menjadi beban ekonomi

nasional hingga saat ini106. Sebagai usaha yang penuh resiko, sebelum

memberikan kredit sebaiknya pihak bank melakukan analisis kredit dengan teliti,

cermat, dan seksama yang tentunya dengan didasarkan pada data yang aktual dan

akurat sehingga bank tidak akan keliru dalam mengambil keputusan apakah akan

memberikan kredit atau tidak107.

Bank harus meyakini bahwa kredit yang akan diberikannya kepada pihak

nasabah debitur dapat dilunasi kembali pada waktunya dan tidak akan

berkembang menjadi kredit bermasalah atau macet108.

Jika dilihat dari asal katanya, kredit macet terdiri dari dua kata yakni kredit

dan macet. Yang dimaksud dengan kredit adalah pinjaman uang secara

105 Write Off, http://www.jawapos.co.id/indones/jawapos/news/today/analysis/op18-1.html.

diakses terakhir tanggal 12 Maret 2008. 106 Eko B. Supriyanto, Sepuluh Tahun Krisis Moneter: Kesiapan Menghadapi Krisis Kedua,

(Jakarta: InfoBank Publishing, 2007), hal.10. 107 DPD Perbarindo DKI Jaya dan Sekitarnya, http://www.dki.perbarindo.org/artikel.html.

diakses terakhir tanggal 12 Maret 2008. 108 Eko B. Supriyanto,Op.Cit. hal. 25.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 51: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

mengangsur109. Sedangkan macet berarti tersendat, terhenti atau tidak lancar110.

Jadi dari pengertian kedua kata tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa yang

dimaksud dengan kredit macet adalah sejumlah pinjaman oleh nasabah kepada

bank dimana pelunasannya dilakukan secara tersendat-sendat dan bahkan sampai

keadaan terhenti (macet)111.

Suatu kredit dikatakan macet sejak tidak ditepatinya atau tidak dipenuhinya

ketentuan yang tercantum dalam perjanjian kredit yaitu apabila debitur selama

tiga kali berturut-turut tidak membayar angsuran dan bunganya112. Adapun

tanda-tandanya adalah sebagai berikut :

1) Sebelum jatuh tempo, rekening tidak menunjukkan mutasi debet dan kredit. 2) Kredit mengalami overdraft secara terus menerus. 3) Adanya tanda-tanda bahwa debitur tidak sanggup lagi membayar bunga atas

kredit yang diberikan pihak bank113.

Suatu kredit dikatakan bermasalah dengan klasifikasi antara lain tergolong

sebagai kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet114. Istilah kredit

bermasalah telah digunakan dunia perbankan Indonesia sebagai terjemahan

problem loan yang merupakan istilah yang sudah lazim digunakan di dunia

internasional115.

Agar dapat menentukan apakah suatu kredit dikatakan bermasalah atau macet

harus didasarkan pada kolektibilitas kreditnya. Kolektibilitas adalah keadaan

109 Hasil wawancara pada karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk RCR I Medan, tanggal

25 Januari 2008. 110 Ibid, hal. 777. 111 Bramantyo Djohanputro, Laporan Penelitian: Non Performing Loan (NPL), (Jakarta:

Bank Indonesia, 2007), hal. 6. 112 Peraturan Bank Indonesia No.2/ 15/ PBI/ 2000 tentang Restrukturisasi Kredit, pasal 9. 113 Mahmoeddin.AS, 100 Penyebab Kredit Macet, (Jakarta : Sinar Harapan,1995). 114 Peraturan Bank Indonesia, Op.Cit. pasal 9. 115 Mahmoeddin.AS, Op. Cit.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 52: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

pembayaran pokok atau angsuran dan bunga kredit oleh debitur serta tingkat

kemungkinan diterimanya kembali dana tersebut116.

Suatu kredit dikatakan macet dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar dan diragukan.

b. Memenuhi kriteria diragukan, tetapi dalam jangka waktu 21 bulan sejak

digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau usaha penyelamatan

kredit.

c. Kredit tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada Pengadilan

Negeri atau Badan Urusan Piutang Negara atau diajukan penggantian

ganti rugi kepada perusahaan asuransi kredit117.

Kredit asuransi memiliki akibat buruk terhadap likuiditas bank dan

meningkatkan kemungkinan rugi. Kerugian tentunya tidak diinginkan, karena

kerugian dapat mengurangi cadangan atau modal, yang menguras kekuatan besar

pinjaman dilakukan dengan maksud baik, namun ada beberapa orang yang

meminjam dari bank dan dari tempat lain, karenanya dijuluki sebagai ”kartu

mati” yang harus didorong dan dalam beberapa hal dipaksa untuk melaksanakan

ketentuan yang terdapat dalam perjanjian pinjaman118.

116 Rachmadi Usman,, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2001), hal. 355. 117 Ibid, hal.258. 118 Sumber: Data Dari PT. Bank Mandiri RCR 1Medan, tanggal 25 Januari 2008, hal. 4.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 53: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kredit Macet

(Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri

Cabang Balige

Sebagian pemberi pinjaman termasuk bank umum, mengatakan bahwa

banyak peminjam yang mempunyai sedikit sifat maling dalam hati kecilnya.

Tetapi kelihatannya alasan utama adanya kredit bermasalah dan kemungkinan

kerugian adalah ketidakmampuan peminjam untuk mewujudkan pendapatan dari

kegiatan bisnis yang normal, kesempatan kerja, atau penjualan hartanya119.

Menurut Rene Setiawan, ada buku yang menuliskan bahwa ada beberapa faktor

penyebab terjadinya kredit bermasalah, buku ini ditulis oleh W.Reed Edward dan

K.Gill Edward. Faktor penyebab tersebut terdiri dari faktor eksternal maupun

faktor internal120.

Faktor internal yang menjadi penyebab timbulnya kredit bermasalah yaitu :

a. Kebijakan perkreditan yang ekspansif.

b. Penyimpangan dalam pelaksanaan prosedur perkreditan.

c. Itikad kurang baik dari pemilik, pengurus atau pegawai bank.

d. Lemahnya sistem administrasi dan pengawasan kredit serta lemahnya

sistem informasi kredit macet121.

Sedangkan faktor eksternal penyebab timbulnya kredit bermasalah adalah :

1. Kegagalan usaha debitur.

2. Musibah terhadap debitur atau terhadap kegiatan usaha debitur.

3. Pemanfaatan iklim persaingan perbankan yang tidak sehat oleh debitur.

119 Rachmadi Usman,, Op. Cit, hal.304-305. 120 Sumber: Data Dari PT. Bank Mandiri RCR 1Medan, tanggal 25 Januari 2008, hal. 2. 121 Ibid, hal 3..

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 54: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

4. Menurunnya kegiatan ekonomi dan tingginya suku bunga kredit122.

Sejumlah pinjaman yang diberikan untuk tujuan pembiayaan bisnis dan

keperluan pertanian dapat berkembang menjadi pinjaman bermasalah dan

kerugian karena berbagai faktor. Walaupun beberapa penyebabnya mungkin

timbul di luar dunia usaha, dan beberapa analis telah berusaha untuk menjelaskan

kegagalan dunia usaha dalam bentuk penyebab intern dan ekstern, sebagian besar

kesalahan dapat ditimpakan pada manajemen. Manajemen sebuah perusahaan

mempunyai tanggung jawab yang besar, yang meliputi pemilihan sasaran dan

jenis organisasi untuk menjalankannya, pemilihan kebijaksanaan yang akan

dijalankan sehingga memberikan hasil yang wajar pada pemilik perusahaan,

pengendalian atas proses produksi barang dan jasa yang dapat dijual, serta

melakukan penyesuaian atas kebijaksanaan dan prosedur yang ada untuk

menjamin kelangsungan operasional yang berhasil123. Jika tanggung jawab ini

tidak dipenuhi, kemampuan untuk menghasilkan pendapatan akan

menurun,akibatnya kemampuan untuk membayar kembali pinjaman bank juga

akan semakin berkurang.

Banyak yang menjadi alasan terjadinya kerugian pinjaman, dan semua alasan

yang ada bisa saja tidak berlaku untuk semua perusahaan. Sebagian pejabat kredit

mengatakan bahwa penyebab yang paling utama adalah manajemen yang

buruk124. Faktor penting lainnya adalah yang dinamakan dengan kondisi ekonomi

yang buruk,selain itu digabungkan dengan ketergantungan yang terlalu besar

122 Ibid, hal.3. 123 Bank BUMN Seperti Keong, http://www.majalahtrust.com/subscribe.html. diakses

terakhir tanggal 12 Maret 2008. 124 Ibid, hal-.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 55: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

pada pinjaman125. Kecurangan juga merupakan penyebab utama kerugian

pinjaman. Walaupun faktor tersebut juga mungkin saja dihadapi jika hubungan

antara bank dan peminjam mengalami ketegangan dan adanya kemunduran kerja

sama antara peminjam dan pihak bank yang bersangkutan. Hal ini mungkin

terjadi jika likuidasi perusahaan harus dilakukan126.

Ada 100 faktor yang menyebabkan terjadinya kredit bermasalah, dimana

menurut Mahmoeddin A.S, faktor-faktor tersebut antara lain :

1. Bank memiliki kemampuan teknis yang kurang.

Bank sangat memerlukan tenaga ahli/ konsultan untuk melakukan

penilaian atau analisis sebelum memberikan kredit kepada perusahaan

atau proyek yang melakukan usaha high technology seperti misalnya

industri komputer, otomotif, dan industri baja. Secara teknis sudah dapat

dipastikan pengetahuan petugas bank jauh ketinggalan, oleh sebab itu

diperlukan tenaga ahli untuk melakukan penilaian terhadap prospek kerja

usaha tersebut agar pihak bank tidak dibohongi secara mentah-mentah

oleh nasabahnya127.

Semakin canggih usaha nasabah, maka semakin telitilah bank dalam

melakukan analisisnya. Jika nasabah memiliki usaha sederhana, maka

petugas bank tentu lebih mudah memahami dan mempelajari lika-liku

bisnis nasabah tersebut. Sebaliknya jika bisnis tersebut kompleks maka

125 Eko B. Supriyanto, Sepuluh Tahun Krisis Moneter: Kesiapan Menghadapi Krisis Kedua,

(Jakarta: InfoBank Publishing, 2007), hal.11. 126 Kredit UKM Tidak Dihapusbukukan Total, http://KREDIT UKM TIDAK

DIHAPUSBUKUKAN TOTAL.html. diakses terakhir tanggal 12 Maret 2008. 127 Mahmoeddin. 100 Penyebab Kredit Macet, (Jakarta : Sinar Harapan,1995).

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 56: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

sering para petugas bank tertinggal jauh pengetahuannya dibandingkan

para nasabahnya. Hal demikian dapat menyulitkan pihak bank dalam

menganalisis dan memberikan keputusannya128.

2. Bank terlalu mengejar target.

Bank sebagai perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, mempunyai

prinsip prositability129. Semakin besar keuntungan yang diperoleh maka

semakin besar pula bank tersebut di mata para pemilik saham dan para

karyawannya130. Banyaknya dana yang mengendap dalam bentuk kas,

akan merupakan dana yang harus dibayar sewanya, apakah itu

menganggur atau tidak131. Dari segi keuntungan, dana yang menganggur

dapat merugikan, atau mengurangi keuntungan bank132.

Bankir yang mempunyai target mengejar keuntungan tidak akan

mengambil resiko dengan membiarkan dana yang banyak mengendap.

Untuk mencegah ini, sebaiknya para bankir jangan terlalu mengutamakan

target tersebut dan menomorduakan analisis yang tajam atas permohonan

kredit para nasabah133.

128 M. Bahsan, Pengantar Analisis Kredit Perbankan Indonesia, (Jakarta: CV. Rejeki Agung,

2003), hal. 9-11. 129 Sumber: Data Dari PT. Bank Mandiri RCR 1Medan, tanggal 25 Januari 2008,

hal. 6. 130 Write Off, http://www.jawapos.co.id/indones/jawapos/news/today/analysis/op18-1.html,

diakses terakhir tanggal 12 Maret 2008. 131 Sumber: Data Dari PT. Bank Mandiri RCR 1Medan,tanggal 25 Januari 2008, hal. 6. 132 M.Fadhil Hasan, Sepuluh Tahun Krisis Moneter: Kesiapan Menghadapi Krisis Kedua,

(Jakarta: InfoBank Publishing, 2007), hal.119. 133 Sigit Pramono, Sepuluh Tahun Krisis Moneter: Kesiapan Menghadapi Krisis Kedua,

(Jakarta: InfoBank Publishing, 2007), hal.321.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 57: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

3. Bank terlalu melihat riwayat nasabah.

Memang benar bahwa riwayat pinjaman seorang nasabah bank

merupakan faktor penting dalam penilaian karakternya. Tetapi tidak

jarang bahwa suatu waktu seseorang tersebut karakternya tidak teruji pada

masa-masa sulit, dan tidak jarang pengusaha akan maju usahanya, jika ia

berusaha dalam skala kecil, namun begitu usahanya membesar ia menjadi

merasa bahwa ia tidak mampu mengelolanya134.

4. Bank terlalu melihat agunan atau terlampau mementingkan jaminan.

Bank adalah lembaga keuangan yang memberikan kredit kepada

nasabahnya, bukan rumah gadai yang memberikan kredit berdasarkan

cukup atau tidaknya nilai transaksi dari barang agunan yang dijaminkan

nasabahnya135. Sebenarnya, hampir tidak ada hubungan sama sekali

antara kredit dengan jaminan, kalau dimulai dari jaminan. Tetapi

sebaliknya, jika analisis telah dilakukan secara cermat, paling akhir baru

dibicarakan pemasalahan jaminan sekedar benteng pengaman dari kredit

atau dengan motif berjaga-jaga136.

Tugas para analisis kredit adalah menghitung dengan cermat, berapa

kebutuhan kredit dari nasabah. Bukan sebaliknya, dengan nilai sejumlah

agunan tertentu, berapa nasabah diperbolehkan menikmati kredit137. Jika

permasalahan ini dilakukan secara terbalik, maka pemberian kredit sama

134 Sumber: Data Dari PT. Bank Mandiri RCR 1Medan, tanggal 25 Januari 2008, hal. 2. 135 Write Off, http://www.jawapos.co.id/indones/jawapos/news/today/analysis/op18-1.html,

diakses terakhir tanggal 12 Maret 2008. 136 Penjelasan Undang-Undang Perbankan Indonesia No. 7 tahun 1992/1998,

pasal 8 ayat (1). 137 M. Bahsan, Pengantar Analisis Kredit Perbankan Indonesia, (Jakarta: CV. Rejeki

Agung, 2003), hal. 12.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 58: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

sekali mengabaikan cash buget, atau tidak memperhitungkan Repayment

capacity dari nasabah138.

5. Bank terlalu besar memberikan kredit.

Pemberian kredit yang berlebihan dapat menyebabkan nasabah

menggunakan uangnya untuk membeli barang-barang yang tidak yang

kurang bermanfaat atau tidak produktif bagi perusahaannya139. Selain itu

alternatif lain yang akan dilakukan nasabah yang kelebihan kredit yaitu

menabungnya di bank lain, yang tentu saja memperoleh bunga yang lebih

kecil dari bunga yang harus dibayarnya kepada bank pemberi kredit, atau

bisa saja nasabah tersebut menanamkan kelebihan kredit uang dengan

membeli barang tetap yang tingkat likuiditasnya rendah, sehingga tidak

mungkin mampu menutupi kewajiban jangka pendeknya kepada bank140.

Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan terjadinya pemberian

kredit yang berlebihan atau yang disebut juga dengan istilah over lending/

over creditering antara lain karena adanya kelalaian petugas dalam bank

dalam menganalisis, atau adanya unsur kesengajaan atau pun dengan

adanya kerja sama antara petugas (pihak) bank dengan nasabahnya141.

138 Ibid, hal 11. 139 Sumber: Data Dari PT. Bank Mandiri RCR 1Medan, tanggal 25 Januari 2008, hal. 2. 140 Write Off, http://www.jawapos.co.id/indones/jawapos/news/today/analysis/op18-1.html,

diakses terakhir tanggal 12 Maret 2008. 141 DPB Perbarindo DKI Jaya, http://www.dki.perbarindo.org/forum.html. diakses terakhir

tanggal 12 Maret 2008.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 59: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

6. Bank terlalu sedikit memberikan kredit.

Jika perusahaan dapat dan mampu beroperasi secara optimum maka

perusahaan tersebut juga akan dapat memperoleh laba yang

maksimum142. Produksi pada operasi yang optimum diperoleh jika modal

kerja yang digunakan sudah diperhitungkan dengan cermat dan tepat143.

Berdasarkan pengamatan kita sehari-hari, kita dapat melihat bahwa setiap

perusahaan umumnya memiliki hutang piutang dengan sesama relasi atau

mitra usahanya144.

Dengan demikian jika kredit yang diberikan tidak mencukupi maka bukan

tidak mungkin kredit nasabah tersebut akan disedot atau diminta oleh

mitra usahanya tersebut, sehingga mengakibatkan ia kehabisan dana

untuk menggerakkan aktivitas usahanya, dampaknya akan terlihat saat

pada ketidakmampuannya dalam memenuhi prestasinya kepada pihak

bank yang memberikan kredit tersebut145.

7. Nasabah melarikan diri.

Hal ini merupakan kasus yang ekstrim. Dalam kasus ini, nasabah

langsung meninggalkan alamat tempat tinggal (keberadaannya) secara

formal, sesudah memperoleh kredit. Bahkan, nasabah bisa saja

menghilang dari kota atau negara tempat ia memperoleh kredit.

142 M. Bahsan, Pengantar Analisis Kredit Perbankan Indonesia, (Jakarta: CV. Rejeki Agung,

2003), hal. 34. 143 Ibid, hal. 56. 144 Sipuk: Bank Sentral Republik Indonesia, http://www.bi.go.id/web/html. diakses tanggal 12

Maret 2008. 145 Ibid, hal-

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 60: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

Tujuannya agar pihak bank tidak dapat atau pun kesulitan melacak

nasabah tersebut146.

8. Nasabah memalsukan catatan dan pembukuan.

Pemalsuan catatan dan pembukuan, baik itu pada saat pengajuan kredit

maupun pada selama kredit berjalan, dapat menyebabkan terjadinya kasus

kredit yang boleh dikatakan mendekati fiktif dimana bank terjebak dalam

kasus penipuan147.

Catatan dan pembukuan nasabah merupakan sumber utama dalam

menganalisis perjalanan bisnis nasabah. Adapun isi dari catatan tersebut

adalah menerangkan mengenai prospek perusahaan dan keadaan usaha

nasabah yang bersangkutan. Jika catatan tersebut palsu maka si pembaca

yaitu pihak bank akan dibohongi oleh nasabah. Cepat atau lambat catatan

ini akan bermuara pada ketidak beresan kredit nantinya148.

9. Perusahaan nasabah sulit berkembang.

Bank memberikan kredit kepada perusahaan yang sulit berkembang149.

Ukuran suatu bank dikatakan sulit berkembang dapat dilihat pada laporan

keuangan dimana angka-angka dari tahun ke tahun menunjukkan grafik

yang datar, bahkan bisa menurun. Terutama dapat dilihat pada laba

perusahaan yang hampir sama setiap tahun150.

146 M. Bahsan, Pengantar Analisis Kredit Perbankan Indonesia, (Jakarta: CV. Rejeki Agung,

2003), hal. 34. 147 Ibid, hal. 36. 148 Ibid, hal. 38-39. 149 M.Fadhil Hasan, Sepuluh Tahun Krisis Moneter: Kesiapan Menghadapi Krisis Kedua,

(Jakarta: InfoBank Publishing, 2007), hal. 105. 150 Bank BUMN Seperti Keong. http://www.majalahtrust.com/subscribe.html. diakses

terakhir tanggal 12 Maret 2008.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 61: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

Usaha untuk menangkal hal ini, bank harus mendidik nasabah berbisnis

dengan baik dan tepat. Jika perlu mendidik mereka melakukan pencacatan

berdasarkan kebiasaan yang berlaku151.

10. Nasabah dan bankir melakukan kolusi

Nasabah dan bankir harus melakukan kerjasama yang baik dalam arti

positif. Hal ini adalah demi kelancaran usaha nasabah, demi kelancaran

pengembalian kredit, demi keberhasilan usaha perbankan dan akhirnya

demi kesuksesan para bankir dalam membina nasabah dan banknya

sendiri152.

Jika kerjasama antara bankir dan nasabah dilakukan secara negatif, maka

hal ini disebut kolusi atau persekongkolan. Dimana yang paling dirugikan

adalah bank sebagai perusahaan, dan yang memperoleh keuntungan

adalah nasabah dan bankir secara pribadi153.

151 Mar’ie Muhammad, Sepuluh Tahun Krisis Moneter: Kesiapan Menghadapi Krisis Kedua,

(Jakarta: InfoBank Publishing, 2007), hal. 70. 152 Kredit UKM Tidak Dihapusbukukan Total, http://KREDIT UKM TIDAK

DIHAPUSBUKUKAN TOTAL.html. diakses terakhir tanggal 12 Maret 2008. 153 Mahmoeddin. AS., 100 Penyebab Kredit Macet, (Jakarta : Sinar Harapan,1995).

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 62: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

C. Akibat Kredit Macet (Bermasalah).

Keadaan ekonomi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesehatan

keuangan peminjam dan atas kerugian pinjaman bank154. Dalam masa

kemakmuran, peminjam memperoleh hasil yang baik karena pendapatan relatif

tinggi, tapi dalam masa resesi kemampuan untuk melunasi pinjaman mengalami

penurunan155.

Kredit bermasalah mempunyai akibat buruk terhadap likuiditas bank dan

meningkatkan kemungkinan rugi. Sebagaimana diketahui, apabila kredit

bermasalah atau kredit macet perbankan tidak ditangani secara tuntas, maka

dikhawatirkan dapat menjadi salah satu penghambat pertumbuhan kredit

perbankan yang pada gilirannya dapat mengganggu pencapaian pertumbuhan

ekonomi156. Kredit bermasalah atau macet yang jumlahnya relatif semakin besar

juga akan mengganggu efektifitas kebijaksanaan dalam upaya memantapkan suku

bunga kredit157. Selain itu, adanya permasalahan kredit macet yang arah

penyelesaiannya belum jelas, pada saatnya dapat mengganggu terciptanya sistem

perbankan yang sehat158.

154 Soeworo,Gunarni. Sepuluh Tahun Krisis Moneter: Kesiapan Menghadapi Krisis Kedua,

(Jakarta: InfoBank Publishing, 2007), hal.312. 155 J. Soedradjad Djiwandono, Sepuluh Tahun Krisis Moneter: Kesiapan Menghadapi Krisis

Kedua, (Jakarta: InfoBank Publishing, 2007), hal.50. 156 Ibid, hal. 51. 157 Ibid, hal. 50. 158 Write Off, http://www.jawapos.co.id/indones/jawapos/news/today/analysis/op18-1.html,

diakses terakhir tanggal 12 Maret 2008.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 63: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

BAB IV

PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN

NASABAH BANK

A. Penanganan Atau Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Pada PT.

Bank Mandiri Cabang Balige.

Telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam dunia usaha perbankan

khususnya menyangkut pemberian pinjaman kredit kepada para nasabah di PT.

Bank Mandiri, untuk melengkapi administrasinya diperlukan beberapa syarat

yang harus dilengkapi atau dipenuhi agar suatu kredit dapat diberikan antara lain:

1. Jika calon debitur perorangan yaitu:

a. Warga Negara Indonesia.

b. Umur, minimum 21 tahun.

c. Memiliki pekerjaan/ penghasilan tetap.

d. Menyerahkan agunan/ jaminan kredit.

e. Untuk calon debitur yang sudah menikah, harus disetujui oleh suami/ istri

debitur.

f. Memiliki NPWP (Nomor Pengguna Wajib Pajak) untuk fasilitas kredit

diatas lima puluh juta rupiah.

g. Menyerahkan dokumen sebagai berikut:

- Foto copy Kartu Keluarga.

- Foto copy Surat Nikah/Cerai.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 64: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

- Foto copy dokumen agunan (IMB, SPPT, PBB, BPKP, dan

sebagainya).

- Asli slip gaji/ Surat Keterangan Penghasilan.

- Foto copy rekening/buku tabungan atau giro pribadi yang merupakan

rekening penampungan penghasilan, minimal 3 bulan terakhir.

- Foto copy Surat Keterangan Pengangkatan Pegawai/ Surat Keterangan

lamanya bekerja dan jabatan terakhir di perusahaan.

- Foto copy izin- izin praktek profesi sebagai calon debitur

profesional159.

2. Jika calon debitur perusahaan yaitu:

a. Menyerahkan copy dokumen sebagai berikut:

- Anggaran Dasar Perusahaan dan Akta Perubahan Anggaran Dasar

Terakhir.

- NPWP (Nomor Pengguna Wajib Pajak), TDP, SIUP HO dan surat ijin

lainnya.

- Agunan.

b. Neraca rugi laba minimal 3 periode terakhir termasuk tahun berjalan.

c. Realisasi aktifitas usaha minimal 6 bulan terakhir.

d. Tujuan penggunaan kredit.

e. Rencana biaya dan pendapatan (proyeksi laba/rugi) minimal selama

jangka waktu kredit yang diminta.

f. Cash flow projection untuk selama jangka waktu kredit yang diminta.

159 Sumber: Data Dari PT. Bank Mandiri RCR 1Medan, tanggal 25 Januari 2008 ,hal. 1.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 65: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

g. Curiculum vitae dari para pengurus160.

Syarat-syarat kredit ini merupakan syarat umum, dan untuk jenis kredit

tertentu dimungkinkan ada penambahan syarat lain161.

Selain memiliki syarat, PT. Bank Mandiri juga memiliki prosedur dalam

pemberian kreditnya antara lain:

1. Calon debitur mengajukan permohonan tertulis kepada Bank Mandiri yang

ditandatangani oleh calon debitur sendiri, atau bagi calon debitur perusahaan

permohonan ditandatangani oleh perjabat yang berwenang sesuai anggaran

dasar perusahaan. Permohonan tersebut diajukan ke Business Unit sesuai

jenis kredit yang diinginkan calon debitur.

2. Bank melakukan verivikasi data/ dokumen yang disampaikan oleh calon

debitur dan jika diperlukan melakukan peninjauan ke lapangan.

3. Bank akan melakukan penolakan langsung apabila kredit yang dimohonkan

oleh calon debitur termasuk dalam kriteria:

a. Kredit akan digunakan untuk membiayai usaha yang dilarang menurut

aturan Bank Mandiri atau ketentuan yang berlaku

b. Usaha/ bisnis yang akan dibiayai menurut Bank Mandiri tidak layak untuk

dipertimbangkan

4. Apabila bank berpendapat bahwa calon debitur mempunyai reputasi baik

dan usaha yang akan dibiayai dengan fasilitas kredit mempunyai prospek

bisnis yang baik maka permohonan dilanjutkan dengan analisa kredit

yang dilaksanakan oleh analis di business unit

160 Ibid, hal. 2. 161 Ibid, hal. 3.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 66: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

5. Pemutusan kredit dilakukan berdasarkan nota analisa yang dilakukan oleh

Unit Business bersama dengan unit Risk Management sesuai dengan

tingkat kewenangannya dalam rapat komite kredit.

6. Keputusan dari Rapat Komite Kredit kemudian disampaikan kepada calon

debitur dalam bentuk Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SPPK)

7. Jika debitur setuju dengan syarat-syarat kredit yang dicantumkan dalam

SPPK, debitur menandatanganinya dan mengembalikan kepada bank

sebagai tanda persetujuannya beserta syarat yang dibutuhkan seperti yang

disyaratkan dalam SPPK

8. Berdasarkan SPPK yang sudah disetujui calon debitur tersebut, Credit

Operation Unit akan membuat Perjanjian Kredit (PK) atau draft PK

apabila PK harus dibuat dalam bentuk akta notarial dan dilanjutkan

dengna pengikatan agunan.

9. Setelah PK ditandatangani, dilakukan pencairan kredit162.

Semua debitur PT. Bank Mandiri harus memiliki rekening (tabungan/ giro) di

PT. Bank Mandiri yang akan digunakan untuk pendebetan atas angsuran pokok,

bunga dan biaya lainnya dari fasilitas kredit yang bersangkutan163.

Banyak faktor penyebab terjadinya kredit macet sebagai resiko dalam usaha

perbankan, tetapi faktor yang paling dominan terjadi dalam permasalahan

perbankan sehari-hari khususnya pada PT. Bank Mandiri antara lain:

162 Ibid, hal. 2. 163 Ibid, hal. 3.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 67: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

1. Usaha debitur mengalami kendala, baik yang disebabkan faktor intern

maupun ekstern. Faktor internal yang menjadi penyebab timbulnya kredit

bermasalah yaitu :

a. Penyimpangan dalam pelaksanaan prosedur perkreditan.

b. Itikad kurang baik dari pemilik, pengurus atau pegawai bank.

c. Lemahnya sistem administrasi dan pengawasan kredit serta lemahnya

sistem informasi kredit macet.

d. Kebijakan perkreditan yang ekspansif.

Sedangkan faktor eksternal penyebab timbulnya kredit bermasalah antara

lain:

a. Kegagalan usaha debitur.

b. Musibah terhadap debitur atau terhadap kegiatan usaha debitur.

c. Pemanfaatan iklim persaingan perbankan yang tidak sehat oleh debitur.

d. Menurunnya kegiatan ekonomi dan tingginya suku bunga kredit.

2. Fasilitas kredit digunakan tidak sesuai dengan rencana kredit atau terjadi

penyalahgunaan kredit

3. Debitur meninggal dunia

4. Debitur dinyatakan pailit oleh Pengadilan164.

Usaha-usaha yang dilakukan oleh pejabat-pejabat kredit ditujukan agar masa

tertentu kredit yang diberikan dapat kembali dengan baik dan membawa

keuntungan yang diharapkan165.

164 Write Off, http://www.jawapos.co.id/indones/jawapos/news/today/analysis/op18-1.html,

diakses terakhir tanggal 12 Maret 2008. 165 Ibid, hal-

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 68: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

Untuk menentukan langkah yang perlu diambil dalam menghadapi kredit

yang bermasalah, terlebih dahulu kita meneliti sebab-sebab terjadinya kemacetan

pada perkreditan166. Bila kemacetan disebabkan oleh faktor-faktor ekstern seperti

bencana alam, bank tidak perlu lagi mengadakan analisis, tetapi yang perlu

dilakukan adalah membantu debitur untuk segera memperoleh suatu penggantian

dari pihak asuransi167.

Yang perlu diteliti adalah sebab-sebab kemacetan kredit karena faktor-faktor

intern, yaitu terjadi karena sebab-sebab manajerial. Bilamana bank telah

sepenuhnya memperhatikan kelancaran kredit dan mengikuti perkembangan

perusahaan secara seksama, maka bila terjadi kemacetan kredit yang berakibat

fatal karena faktor-faktor intern, sedikit banyak terkait pula kesalahan-kesalahan

pada pejabat/karyawan bank melakukan pembinaan dan/atau pengawasan.

Artinya, kontrol dan pembinaan belum dijalankan secara baik, kecuali bila upaya

tadi telah dijalankan dengan baik, masih juga terjadi kesulitan keuangan, perlu

diteliti kembali, sebab kemacetan kredit tersebut secara lebih mendalam lagi.

Mungkin terjadinya kemacetan yang sedemikian ini memang disengaja oleh

manajemen, yang berarti pengusaha telah melakukan hal-hal yang tidak jujur168.

Sepandai apapun analis kredit dalam manganalisis setiap permohonan kredit,

kemungkinan kredit tersebut macet pasti ada. Hal ini disebabkan oleh unsur-

unsur sebagai berikut:

166 Ibid, hal- 167 Ibid, hal- 168 Muchdarsyah Sinungun, Managemen Dana Bank, edisi ke-dua, (Jakarta: Bumi

Aksara,1993), hal. 280.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 69: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

a) Dari pihak perbankan

Artinya dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti, sehingga

apa yang seharusnya terjadinya, tidak diprediksi sebelumnya. Dapat pula

terjadi akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak debitur sehingga

dalam analisisnya dilakukan secara subjektif169.

b) Dari pihak nasabah

Dari pihak nasabah kemacetan kredit dapat terjadi akibat dua hal yaitu:

a. Adanya unsur kesengajaan.

Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak bermaksud membayar

kewajibannya kepada bank, sehingga kredit yang diberikan macet. Atau

dengan kata lain, tidak adanya unsur kemauan untuk membayar.

b. Adanya unsur tidak sengaja.

Artinya si debitur mau membayar akan tetapi tidak mampu. Contohnya

kredit yang dibiayai mengalami musibah seperti kebakaran, kena hama,

kebanjiran dan sebagainya, sehingga kemampuan untuk membayar kredit

tidak ada170.

Dalam hal kredit bermasalah atau macet, pihak bank perlu melakukan

penanganan kredit macet yang berupa penyelamatan, sehingga tidak akan

menimbulkan kerugian. Penyelamatan yang dilakukan apakah dengan

memberikan keringanan berupa jangka waktu atau angsuran terutama bagi kredit

terkena musibah, atau melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk

169 M.Fadhil Hasan, Sepuluh Tahun Krisis Moneter: Kesiapan Menghadapi Krisis Kedua,

(Jakarta: InfoBank Publishing, 2007), hal. 109. 170 Ibid, hal. 105.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 70: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

membayar. Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan

penyelamatan sehingga bank tidak mengalami kerugian171.

Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara antara lain:

1. Rescheduling yaitu dengan cara sebagai berikut:

a. Memperpanjang jangka waktu kredit

Dalam hal ini si debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka

waktu kredit, misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari enam bulan

menjadi satu tahun sehingga debitur mempunyai waktu yang lebih lama

untuk mengembalikannya.

b. Memperpanjang jangka waktu angsuran

Dalam hal ini, jangka waktu angsuran kreditnya diperpanjang

pembayarannya. Misalnya dari tiga puluh enam (36) kali menjadi empat

puluh delapan (48) kali dan hal ini tertentu saja jumlah angsuran pun

menjadi mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran172.

2. Reconditioning

Reconditioning adalah penyelamatan kredit dengan cara mengubah berbagai

persyaratan yang ada seperti:

a. Kapitalisme bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok.

b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu.

171 Write Off, http://www.jawapos.co.id/indones/jawapos/news/today/analysis/op18-1.html,

diakses terakhir tanggal 12 Maret 2008. 172 Sumber: Data Dari PT. Bank Mandiri RCR 1Medan, tanggal 25 Januari 2008, hal. 5.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 71: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

Dalam hal penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu,

maksudnya hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan

pokok piutangnya tetap harus dibayar seperti biasa173.

c. Penurunan suku bunga.

Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban

nasabah. Sebagai contoh, jika pertahun sebelumnya dibebankan 20%

diturunkan menjadi 18%. Hal ini tergantung dari pertimbangan yang

bersangkutan. Penurunan suku bunga akan mempengaruhi jumlah

angsuran yang semakin mengecil, sehingga diharapkan dapat membantu

meringankan beban nasabah174.

d. Pembebasan bunga.

Dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan

pertimbangan nasabah tidak akan mampu lagi membayar kredit tersebut.

Akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok

pinjamannya sampai lunas175.

3. Restructuring.

Restructuring (Restrukturisasi kredit) yaitu perubahan syarat-syarat pinjaman

yang menyangkut perubahan dana dari bank, atau konversi seluruh atau

sebagian pinjaman menjadi equility perusahaan, yang dapat dilakukan dengan

cara menambah jumlah kredit. Restrukturisasi kredit terdiri dari:

a. Penurunan suku bunga kredit

173 Ibid, hal. 6. 174 Forum: Meningkatkan RR, http://www.p2kp.org/default.,html. diakses terakhir tanggal 12

Maret 2008. 175 Ibid, hal-

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 72: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

b. Perpanjangan jangka waktu kredit

c. Pengurangan tunggakan bunga kredit

d. Penambahan fasilitas kredit

e. Konversi kredit penyertaan modal sementara176.

4. Penyitaan jaminan.

Penyitaan jaminan merupakan jalam terakhir apabila nasabah sudah benar-

benar tidak punya itikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk

membayar semua hutang-hutangnya177.

5. Penyelamatan kredit lainnya antara lain:

a Konversi valuta kredit

b Penambahan modal oleh investor oleh investor strategis178.

176 Write Off, http://www.jawapos.co.id/indones/jawapos/news/today/analysis/op18-1.html,

diakses terakhir tanggal 12 Maret 2008. 177 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, edisi ke-enam, (Jakarta: Rajawali Press,

2002), hal. 115-117. 178 Sumber: Data Dari PT. Bank Mandiri RCR 1Medan, tanggal 25 Januari 2008, hal. 3.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 73: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

B. Langkah-Langkah Yang Ditempuh Bila Terjadi Kredit Macet

(Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Di PT. Bank Mandiri

Cabang Balige.

Pada umumnya penyelesaian kredit macet atau kredit bermasalah antara

debitur dan pihak bank (dalam hal ini PT. Bank Mandiri sebagai kreditur) ada

beberapa jenis antara lain:

1. Novasi, yaitu penggantian debitur oleh pihak ketiga yang selanjutnya menjadi

debitur baru (novator) atas persetujuan Bank.

2. Subrogasi, yaitu penggantian hak-hak kreditur oleh pihak ketiga karena

adanya pembayaran hutang oleh pihak ketiga tersebut.

3. Likuidasi agunan, yaitu pencairan agunan fasilitas kredit debitur dalam

rangka menurunkan atau melunasi kewajiban kredit debitur kepada Bank

yang terdiri dari:

Penjualan agunan kredit dibawah tangan (tanpa melalui lelang) yang

dilakukan oleh debitur yang bersangkutan sebagai pemilik agunan, atau

pemilik agunan dengan persetujuan debitur terhadap barang yang sudah

dijadikan jaminan namun belum diikat sesuai dengan ketentuan yang

berlaku179.

Penjualan dengan cara lelang yaitu penjualan agunan melalui suatu lelang

umum dengan harga minimal sebesar harga limit yang sudah ditetapkan

dan bertujuan untuk membayar kewajiban kredit debitur, antara lain:

179 Ibid, hal. 4.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 74: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

- Lelang sukarela, yaitu penjualan agunan melalui lelang terhadap

agunan yang belum/tidak diikat sesuai ketentuan yang berlaku untuk

menurunkan atau melunasi kewajiban kredit debitur kepada Bank

berdasarkan permintaan debitur sebagai pemilik agunan atau atas

permintaan pemilik agunan dengan persetujuan debitur.

- Lelang eksekusi yaitu penjualan agunan melalui lelang terhadap

agunan yang sudah diikat sesuai ketentuan yang berlaku untuk

menurunkan atau melunasi kewajiban kredit debitur kepada Bank

yang dilakukan oleh Bank selaku kreditur180.

Penebusan agunan kredit adalah pencairan/penarikan agunan dari Bank

oleh pemilik agunan atau ahli warisnya (bukan debitur) dalam rangka

penyelesaian kredit dengan menyetorkan sejumlah uang yang besarnya

ditetapkan oleh Bank dengan ketentuan sebagai berikut:

- Agunan yang sudah diikat penebusannya minimal sebesar nilai Hak

Tanggungan apabila nilai Hak Tanggungan lebih kecil dari nilai pasar,

dan minimal sebesar nilai pasar apabila nilai pasar lebih kecil dari

Hak Tanggungan.

- Agunan yang belum diikat, penebusannya minimal sebesar nilai

pasar181.

Adapun praktek penyelesaian kredit bermasalah/ macet biasanya dilakukan

melalui tiga jalur yaitu:

180 Ibid, hal. 4. 181 Ibid, hal. 5.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 75: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

1. Melalui Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN).

Cara ini adalah untuk kredit macet di bank milik negara. Biasanya kredit yang

telah macet (dan telah diupayakan penagihannya/ penyelesaiannya) melalui

BUPLN untuk selanjutnya akan dilakukan pelelangan/ penjualan benda

jaminan182. Namun tidak selamanya pelelangan atau penjualan itu dilakukan

dengan bantuan BUPLN, sebab apabila bank telah memperoleh ”kuasa

menjual” maka ia dapat menjual harta jaminan tersebut di bawah tangan183.

Untuk memperoleh pengembalian kredit dari hasil pelelangan bukanlah hal

yang mudah dan cepat. Pengalaman menunjukkan bahwa untuk menjual

agunan melalui prosedur lelang sangat sulit untuk memperoleh pembeli an

harga yang memadai. Kadang-kadang bank justru memperoleh pengembalian

yang sangat rendah. Agar tidak terlalu merugikan pihak bank, maka hukum

perbankan yang baru memberikan kesempatan kepada bank untuk turut serta

dalam pelelangan (sebagai pembeli lelang), sebab jika bank dapat menguasai

agunan itu dari pelelangan maka nantinya bank dapat menjual agunan itu

secara perlahan-lahan menurut harga yang berlaku di pasaran184.

2. Proses Litigasi di Pengadilan.

Apabila suatu kredit bermasalah atau macet (dari bank swasta), maka

penyelesaiannya dapat dilakukan dengan melalui pengadilan. Proses litigasi

merupakan langkah terpaksa yang dilakukan bank apabila debitur

182 Write Off, http://www.jawapos.co.id/indones/jawapos/news/today/analysis/op18-1.html,

diakses terakhir tanggal 12 Maret 2008. 183 Ibid, hal- 184 Kredit UKM Tidak Dihapusbukukan Total, http://KREDIT UKM TIDAK

DIHAPUSBUKUKAN TOTAL.html. diakses terakhir tanggal 12 Maret 2008.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 76: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

menunjukkan itikad tidak baik yang sengaja menyembunyikan harta

bendanya yang masih cukup banyak untuk melunasi kreditnya185.

Akan tetapi proses litigasi sering kali dinilai oleh masyarakat memakan waktu

bertahun-tahun. Sementara di lain pihak, lembaga sandera (gijzeling) yang

dulunya dapat dianggap sangat membantu sebagai alat pemaksa debitur untuk

melunasi hutangnya, telah dihapus pemberlakuannya oleh Mahkamah Agung

dengan SEMA No.2 tahun 1960 jo. No.24 tahun 1975186.

Di sisi lain, lembaga unit Voerbaar Bij Vooraad187 yang semestinya dapat

diberlakukan secara penuh untuk mempercepat/ memperpendek prosedur

litigasi kredit macet, ternyata lembaga ini pun telah diperlakukan setengah

hati188. Jadi jelaslah, mengharapkan lembaga pengadilan untuk

menyelesaikan kredit bermasalah atau macet secara cepat bukanlah pilihan

yang tepat. Dapat dikatakan pilihan ini hanyalah pilihan terpaksa.

Adapun penyelesaian kredit macet/ bermasalah melalui Pengadilan Negeri

dan Pengadilan Niaga. Penyelesaian melalui Pengadilan Negeri, dengan cara

melakukan:

a. Somasi

b. Eksekusi Hak Tanggungan, Sertifikat Hipotik, Jaminan Fidusia, Credit

Verband (parate eksekusi).

c. Gugatan

185 Write Off, http://www.jawapos.co.id/indones/jawapos/news/today/analysis/op18-1.html,

diakses terakhir tanggal 12 Maret 2008. 186 Undang-Undang No. 49/Prp/1960 BUPLN. 187 Forum: Meningkatkan RR, http://www.p2kp.org/default.,html. diakses terakhir tanggal 12

Maret 2008. 188 Ibid, hal-

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 77: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

d. Eksekusi grosse akta-akta pengakuan hutang189.

Sedangkan penyelesaian kredit macet/ bermasalah melalui Pengadilan Niaga

adalah dengan mengajukan pailit190.

3. Melalui Arbitrase atau Perwasitan.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penyelesaian kredit macet/

bermasalah melalui BUPLN maupun melalui pengadilan dipandang kurang

menguntungkan, karena waktu yang diperlukan relatif lama dan jumlah uang

yang bisa ditarik juga sangat kecil. Oleh karena itu, kalangan pakar hukum

perbankan mencoba menawarkan penggunaan lembaga arbitrase untuk

penyelesaian kredit macet191. Lembaga ini sebenarnya telah lama dikenal

dalam hukum kita yaitu dalam Undang-Undang No.14 tahun 1970 jo. Pasal

377 HIR192.

Lembaga arbitrase dapat berupa badan yang institusional yang telah lama

terbentuk seperti Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) yang dibentuk

oleh KADIN tahun 1977. Para pihak (bank dan nasabah) dapat menunjuk

suatu panitia Adhoc yang dibentuk secara insidental atas pilihan para pihak

khusus untuk menyelesaikan kasus mereka193.

Adapun keuntungan dari penggunaan lembaga arbitrase dalam penyelesaian

kredit macet menurut Sutan Syahdeni adalah sebagai berikut:

1. Penyelesaian sengketa melalui arbitrase jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan penyelesaian melalui pengadilan.

189 Sumber: Data Dari PT. Bank Mandiri RCR 1Medan, tanggal 25 Januari 2008, hal. 5. 190 Ibid, hal. 6. 191 Ibid hal. 7. 192 Ibid, hal. 7. 193 Ibid, hal. 8.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 78: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

2. Suatu putusan arbitrase tidak bisa diperjanjikan dalam Klausula Arbitrase sebagai putusan dalam tingkat pertama dan terakhir sehingga menambah cepatnya penyelesaian melalui arbitrase.

3. Putusan arbitrase tidak bisa dimintakan Kasasi maupun Peninjauan Kembali, bahkan upaya hukum itu tidak mungkin ditempuh sekalipun para pihak telah memperjanjikan demikian (pasal 642 Rv).

4. Bila sengketa perkreditan diperjanjikan untuk diselesaikan oleh BANI, maka dimungkinkan para pihak untuk menunjuk salah seorang arbiter itu dari pihaknya, sehingga akan dapat membela kepentingan dalam majelis arbiter tersebut.

5. Dengan adanya peluang untuk menunjuk arbiter dari pihak sendiri (misalnya ahli perbankan), maka diharapkan keputusan yang diambil akan benar-benar adil karena diputuskan dengan memperhatikan seluk beluk teknis perbankan yang pada umumnya tidak dikuasai oleh Hakim pengadilan.

6. Semua pemeriksaan dalam sidang arbitrase dan putusannya dilaksanakan dengan pintu tertutup. Hal ini menguntungkan bagi para pihak ingin menghindari publikasi.

7. Putusan arbitrase di eksekusi seperti putusan hakim biasa menurut cara-cara yang biasa bagi suatu pelaksanaan putusan194.

C. Penghapusan Kredit (Dihapusbukukan).

Yang dimaksud dengan penghapusbukuan adalah menghapus dari

pembukuan sebagian atau seluruh pinjaman macet sesuai dengan criteria

pinjaman yang layak untuk dihapusbukukan yakni pinjaman yang 6 bulan setelah

jatuh tempo pelunasan tidak pernah membayar angsuran pinjamannya.

Penghapus bukuan tidak berarti hapus tagih. Pinjaman yang telah dihapus buku

masih harus ditagih sampai dengan seluruh pinjaman dapat tertagih. Maksimum

besar pinjaman yang dihapus bukukan adalah sebesar laba yang diperoleh pada

194 Budi Untung, Kredit Perbankan di Indonesia, (Yogyakarta: Andi,2005), hal. 137-140.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 79: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

bulan bersangkutan. Penghapusbukuan tidak boleh menggunakan sumber dana

dari modal, sehingga mengurangi modal awal dana bergulir195.

Secara umum, kriteria kredit yang dapat dihapusbukukan adalah sebagai

berikut:

Syarat umum (berlaku kumulatif) yaitu:

1. Kolektibilitas macet.

2. Restrukturisasi sudah tidak mungkin lagi dilakukan, dibuktikan dengan berita

acara yang ditandatangani oleh dua pejabat kredit (salah satunya pimpinan

cabang)196.

Syarat khusus (berlaku alternatif) yaitu:

1. Debitur telah meninggal dunia dan tidak ada asuransi jiwa/ klaim ditolak dan

ahli waris tidak mampu/ tidak mau membayar.

2. Debitur tidak diketahui lagi alamatnya yang dibuktikan dengan Surat

Keterangan Kelurahan/ Kepala Desa setempat sesuai KTP yang

bersangkutan.

3. Debitur terkena PHK/ rasonalisasi pegawai, dikeluarkan atau dipecat dengan

tidak hormat dari dinas, dan pesangon atau hak-hak yang diterima tidak

mencukupi untuk menutupi sisa kreditnya sesuai dengan keterangan dari

instansi yang bersangkutan.

4. Surat Keterangan (SK) palsu yang dibuktikan dengan berita acara pelaporan

kepolisian/ pihak yang berwenang.

195 Forum Meningkatkan RR.,http://www.p2kp.org/default.asp.html., diakses terakhir tanggal

12 Maret 2008. 196 Ibid, diakses terakhir tanggal 12 Maret 2008.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 80: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

5. Dokumen kredit tanpa asli Surat Keterangan (SK) Kepegawaian tidak

dikuasai oleh pihak PT. Bank Mandiri197.

6. Kredit bermasalah karena kasus (penyelewengan oleh bendaharawan/ pejabat

pihak ketiga lainnya) di instansi debitur dan pelaku telah dikenai sanksi

kedinasan. Dalam kasus ini diputus oleh pejabat setingkat lebih tinggi198.

Untuk mengantisipasi adanya resiko kemacetan kredit yang ditanggung oleh

PT. Bank Mandiri sebagai akibat meninggalnya debitur, maka setiap debitur

kredit harus diasuransikan dengan fasilitas Asuransi Jiwa Kredit kepada

perusahaan asuransi (penganggung)199.

Asuransi jiwa kredit adalah pertanggungan jiwa oleh pihak asuransi atas

resiko jiwa pihak debitur tertanggung yang dalam hal ini adalah nasabah kredit

dari Kantor Cabang PT. Bank Mandiri, apabila debitur tertanggung tersebut

meninggal dunia dalam masa jangka waktu kredit200.

Ada beberapa hal penting yang terkandung dalam asuransi jiwa kredit yaitu:

a) Objek pertanggungan.

Yang dipertanggungkan oleh Kantor Cabang PT. Bank Mandiri adalah

seluruh nasabah kredit.

b) Besar pertanggungan.

Besarnya nilai pertanggungan adalah sebesar pokok pinjaman yang tercantum

dalam perjanjian kredit.

197 Sumber: Data Dari PT. Bank Mandiri RCR 1Medan, tanggal 25 Januari 2008, hal. 6. 198 Pradjoto, Sepuluh Tahun Krisis Moneter: Kesiapan Menghadapi Krisis Kedua, (Jakarta:

InfoBank Publishing, 2007), hal. 294. 199 Sumber: Data Dari PT. Bank Mandiri, Op.Cit, hal. 6. 200 Ibid, hal. 7.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 81: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

c) Premi asuransi.

Yaitu besarnya premi asuransi jiwa debitur kredit yang diasuransi-jiwakan.

Setiap akhir bulan seluruh titipan premi asuransi dilimpahkan ke rekening

perusahaan asuransi201.

d) Jangka waktu pertanggungan.

Jangka waktu berlakunya pertanggungan adalah sejak ditandatanganinya

kredit sampai dengan akhir bulan jatuh tempo kredit tersebut.

e) Timbulnya hak klaim.

Hak klaim timbul terhitung sejak tanggal debitur yang bersangkutan

meninggal dunia, sepanjang meninggalnya masih dalam jangka waktu masa

pertanggungan atau jangka waktu kredit.

f) Kadaluarsa klaim.

Batas waktu kadaluarsa pengajuan klaim adalah enam (6) bulan dari tanggal

kematian debitur202.

201 Ibid, hal-. 202 Ibid, hal-.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 82: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dari keseluruhan isi

skripsi ini dan juga beberapa saran.

A. Kesimpulan.

Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka

penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Adapun syarat yang harus dipenuhi nasabah agar suatu pinjaman kredit dapat

diberikan oleh pihak bank adalah:

A. Jika calon debitur perorangan maka syarat yang diperlukan yaitu:

a. Warga Negara Indonesia.

b. Umur, minimum 21 tahun.

c. Memiliki pekerjaan/ penghasilan tetap.

d. Menyerahkan agunan/ jaminan kredit.

e. Untuk calon debitur yang sudah menikah, harus disetujui oleh suami/

istri debitur.

f. Memiliki NPWP (Nomor Pengguna Wajib Pajak) untuk fasilitas

kredit diatas lima puluh juta rupiah.

g. Menyerahkan dokumen-dokumen lain yang diperlukan pihak bank.

B. Jika calon debitur perusahaan yaitu:

a. Menyerahkan copy dokumen sebagai berikut:

- Anggaran Dasar Perusahaan dan Akta Perubahan Anggaran Dasar

Terakhir.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 83: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

- NPWP (Nomor Pengguna Wajib Pajak), TDP, SIUP HO dan surat

ijin lainnya.

- Agunan.

b. Neraca rugi laba minimal 3 periode terakhir termasuk tahun berjalan.

c. Realisasi aktifitas usaha minimal 6 bulan terakhir.

d. Tujuan penggunaan kredit.

e. Rencana biaya dan pendapatan (proyeksi laba/rugi) minimal selama

jangka waktu kredit yang diminta.

f. Cash flow projection untuk selama jangka waktu kredit yang diminta.

g. Curiculum vitae dari para pengurus.

2. Tidak ada suatu pemberian pinjaman kredit tanpa adanya agunan yang dapat

menjamin kredit yang diberikan.

Pada dasarnya jenis agunan yang diperlukan untuk satu jenis kredit yang

sama adalah sama untuk semua calon nasabah, baik Pegawai Negeri Sipil

atau bukan. Dimana agunan yang paling penting adalah agunan tunai berupa

Deposito Berjangka Bank Mandiri, Tabungan Bank Mandiri dan Giro Bank

Mandiri. Sedangkan agunan yang lain berupa tanah dan bangunan diatasnya

dengan bukti kepemilikan Sertifikat Hak Milik, Sertifikat Hak Guna

Bangunan dan Sertifikat Hak Guna Usaha. Semua debitur PT. Bank Mandiri

harus memiliki rekening (Tabungan/ Giro) di PT. Bank Mandiri yang akan

digunakan untuk pendebetan atas angsuran pokok, bunga dan biaya lainnya

dari fasilitas kredit yang bersangkutan.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 84: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

Dalam hal perjanjian kredit antara pihak bank dengan nasabah debitur,

dimana bila debitur yang bersangkutan meninggal dunia pada saat kredit

masih atau sedang berjalan, maka sisa pinjaman kredit yang belum dilunasi

tersebut tidak akan dibebankan kepada ahli warisnya, akan tetapi sudah

dialihkan kepada pihak perusahaan asuransi (penanggung).

3. Kredit bermasalah tidak hanya terjadi pada nasabah debitur umum, tetapi juga

pada debitur berstatus badan usaha. Dimana penyebab terjadinya kredit

bermasalah pada debitur dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut:

a. Usaha debitur mengalami kendala baik yang disebabkan faktor intern

maupun ekstern.

b. Fasilitas kredit digunakan tidak sesuai dengan rencana kredit atau terjadi

penyalahgunaan kredit.

c. Debitur meninggal dunia.

d. Debitur dinyatakan pailit oleh Pengadilan.

B. Saran.

Setelah mempelajari permasalahan-permasalahan yang menjadi pembahasan

dalam skripsi ini, maka penulis mencoba untuk memberikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Sebaiknya ketentuan pasal 8 Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang

perbankan ditinjau kembali, karena isi pasal tersebut seolah-olah memberikan

celah bagi debitur untuk mempermainkan kredit yang diberikan pihak bank,

dimana kemungkinan debitur nakal dapat melakukan pinjaman ke bank lain

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 85: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

sementara pinjaman kredit pada bank sebelumnya belum tentu dapat dilunasi

hingga tuntas. Selain itu ada juga kemungkinan bahwa debitur akan

melarikan diri dari tempat kediamannya dan pindah ke tempat lain demi

menghindari kewajibannya terhadap bank tersebut.

2. Sebaiknya pihak bank lebih berhati-hati dan memberikan perlakuan/

pelayanan yang sama kepada semua debitur dalam hal analisis pemberian

kredit.

3. Adanya pengawasan dari pihak bank terhadap usaha yang dilakukan debitur

setiap waktu tertentu (misalnya sekali tiga bulan) juga dapat membantu

pencegahan kredit macet dan penyalahgunaan kredit.

4. Terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam KKN pemberian kredit, pemberian

kredit secara rangkap dan kepada nasabah debitur yang melarikan diri dari

pelunasan pinjaman sebaiknya ditindak dengan sanksi yang tegas, karena

perbuatan tersebut dapat merugikan pihak bank yang bersangkutan.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 86: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU-BUKU.

Budianto, Agus. Merger Bank Di Indonesia, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004.

Bahsan, M. Pengantar Analisis Kredit Perbankan Indonesia, Jakarta: CV. Rejeki

Agung, 2003.

Badrulzaman, Mariam Darus. Perjanjian Kredit Bank, Bandung: Alumni, 1978.

Irawan, Hesty. Penelitian Tentang Aspek Hukum Restrukturisasi Kredit Dalam

Rangka Menggerakkan Sektor Riil, Badan Pembinaan Hukum Nasional

Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 2001.

Jusuf, Jopic. Kiat Jitu Memperoleh Kredit Bank, Jakarta: PT. Elex Media

Computindo Kelompok Gramedia, 2003.

Kasmir. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya (edisi ke-enam), Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2001.

Mahmoeddin, AS. 100 Penyebab Kredit Macet, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,

1995.

Manurung, Mandala dan Rahardja Prathama. Uang, Perbankan Dan Ekonomi

Moneter (Kajian Kontekstual Indonesia), Jakarta: Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, 2004.

Supriyanto, Eko B. dan cs. 10 Tahun Krisis Moneter: Kesiapan Menghadapi

Krisis Kedua,Jakarta: InfoBank Publishing, 2007.

Sinungan, Muchdarsyah. Manajemen Dana Bank (edisi ke-dua), Jakarta: Bumi

Aksara, 1993.

Supramono, Gatot. Perbankan Dan Masalah Kredit, Jakarta: Djambatan, 1995.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 87: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

Sutarno. Aspek-aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Bandung: Alfabeta, 2003.

Tjiptoadinugroho, R. Perbankan Masalah Perkreditan, Jakarta: Pradnya

Paramita, 1994.

Togatorop, Sumber Jaya. Skripsi ”Tinjauan Yuridis Terhadap Pemberian

Pinjaman Kredit Kepada PNS Berdasarkan Ketentuan UU No. 7 Tahun

1992”, Medan: Fakultas Hukum USU, 1998.

Untung, Budi. Kredit Perbankan Di Indonesia, Yogyakarta: Andi, 2005.

Usman, Rachmadi. Aspek-aspek Hukum Perbankan Di Indonesia, Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2001.

W. Reed Edward dan K. Gill Edward. Bank Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Hasil wawancara dari karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk RCR 1, Medan,

tanggal 25 Januari 2008.

B. PERUNDANG-UNDANGAN.

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 1998 Tentang

Program Rekapitalisasi Bank Umum.

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/ 150/ KEP/ DIR/ Tahun 1998

Tentang Restrukturisasi Kredit.

C. BAHAN DARI INTERNET.

Write Off, http:// www.jawapos.co.id/ indones/ jawapos/ news/ today/ analysis/

op 18-1.html.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 88: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

Kajian Restrukturisasi Kredit Industri Tekstil (Studi Kasus Bank M), http://

www. digilib. itb. ac. id/ contact. html.

Teknisi Penyelesaian Kredit Bermasalah Melalui Pendekatan Hukum, http://

www. Komisihukum. go. id./ index. html.

Kiat Cara Menekan Kredit Bermasalah, http:// www. dki. perbarindo. org/ artikel.

html.

Bank Mandiri, Consumer Banking, http:// www. bankmandiri. co. id/ index. aspx.

html.

Forum: Meningkatkan RR, http:// www. p2kp. org/ default., html.

DPD Perbarindo DKI Jakarta dan Sekitarnya, http:// www. dki. perbarindo. org/

artikel. html.

Kredit UKM Tidak Dihapusbukukan Total, http:// www. KREDIT UKM TIDAK

DIHAPUSBUKUKAN TOTAL. html.

Bank BUMN Seperti Keong, http:// www. majalahtrust. com/ subscribe. html.

Sipuk: Bank Sentral Republik Indonesia, http:// www. bi. go. id/ web/ html.

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 89: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008

Page 90: KREDIT BERMASALAH ATAS PINJAMAN NASABAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35773/1/09E01711.pdf · PENYELESAIAN KREDIT MACET (BERMASALAH) ATAS PINJAMAN NASABAH BANK PADA

Melisa N. Sihotang : Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Mandiri Cabang Balige, 2008 USU Repository © 2008