kp share apotek 2012
TRANSCRIPT
APOTEK KIMIA FARMA
Praktek Kerja Profesi ApotekerProgram Profesi Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas Padjadjaran – Jatinangor
2012
KP SHARE
Latar Belakang PKPA
:
suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien
Drug Oriented Patient Oriented
Pelayanan kefarmasian
Tinjauan PT Kimia Farma, Tbk.
BUMN yang bergerak di bidang:•Kefarmasian•Kegiatan Produksi•Distribusi obat (PBF)•Pedagang eceran obat dan•Perbekalan farmasi (Apotek).
Didirikan dengan nama: Perusahaan Negara Farmasi dan Alat Kesehatan Bhinneka Kimia Farma disingkat PN
16 Agustus 1971 : PT Kimia Farma (Persero) mendaftarkan diri di Bursa Efek PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
4 Januari 2003 : melepas divisi apotek dan PBF menjadi dua anak perusahaan, yaitu :Apotek Kimia Farma PT Kimia Farma Apotek dan PBF Kimia Farma PT Kimia Farma Trading and Distribution.
PT Kimia Farma Apotek memiliki:• 34 unit bisnis • > 396 apotek yang tersebar di seluruh Indonesia.
PT. Kimia Farma Trading & Distribution memiliki:• 3 wilayah pasar (Sumatra, DKI & Jateng, dan Jatim, Kalimantan dan Indonesia wilayah timur), dan•42 cabang PBF (Pedagang Besar Farmasi).
Tujuan PT Kimia Farma, Tbk.
• Melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan serta program pemerintah: di bidang ekonomi dan pembangunan
nasional kegiatan usaha di bidang industri kimia,
farmasi, biologi, dan kesehatan serta industri makanan dan minuman
• Menjadi salah satu pemimpin pasar (market leader) di bidang farmasi yang tangguh
Visi dan Misi PT Kimia Farma, Tbk.
VISI
Komitmen pada peningkatan kualitas kehidupan, kesehatan dan lingkungan.
MISI• mengembangkan industri kimia dan
farmasi dengan melakukan penelitian dan pengembangan produk yang inovatif;
• mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan terpadu yang berbasis jaringan
distribusi dan jaringan apotek; dan• meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia dan mengembangkan sistem informasi perusahaan.
MottoI (Innovative)
• memiliki budaya berfikir out of the box dan membangun produk unggulan.
C (Customer First)
• mengutamakan pelanggan sebagai rekan kerja atau mitra.
A (Accountability)
• bertanggung jawab atas amanah yang dipercayakan oleh perusahaan dengan memegang teguh profesionalisme, integritas, dan kerja sama
R (Responsibility)
• memiliki tanggung jawab pribadi untuk bekerja tepat waktu, tepat sasaran dan dapat diandalkan.
E (Eco Friendly)
• menciptakan dan menyediakan produk maupun jasa layanan yang ramah lingkungan.
BM BDG
KF 11-DiponegoroKF 289-Sriwijaya
KF 14 - Cihampelas
KF 51 - Sulanjana
KF 204-Pajajaran
KF 127-Uj Berung
KF 10-Braga
KF 12-Dago
KF 43 – Buah Batu
KF 58Pasir Kaliki
KF 167-Cimahi
KF 240-Ranca Bolang
BM & APP
KF Garut
KF Metro
KF Cinunuk
KF 356Banteng
KFA – BM BANDUNG
BM JAKARTA
BM JAKARTA
Unit Bisnis Jaya I Jakarta Barat & Jakarta Selatan
Unit Bisnis Jaya IIJakarta Timur, Jakarta pusat,
Jakarta Utara, & Bekasi
Unit Bisnis BogorBogor dan sekitarnya
Unit Bisnis TanggerangTanggerang,
Cilegon, Banten, Serang dan sekitarnya
Peran Apoteker Di Apotek
Apoteker sebagai Penanggung Jawab Teknis Pelayanan Kefarmasian
Apoteker wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya dan dilandasi pada kepentingan masyarakat.
Apoteker wajib memberikan informasi tentang penggunaan obat secara tepat, aman, rasional kepada pasien atas permintaan masyarakat.
Apoteker memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian yang bermutu dan efisien yang berasaskan pharmaceutical care di apotek.
Apoteker sebagai Manajer di Apotek
Apoteker sebagai pemimpin atau manajer yang harus mempunyai kemampuan manajerial yang baik, yaitu keahlian dalam menjalankan prinsip-prinsip ilmu manajemen, yang meliputi kepemimpinan (leading), perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanan (actuating), dan pengawasan (controlling).
Apoteker sebagai Retailer di Apotek
Apotek sebagai badan usaha retail bertujuan untuk menjual komoditinya, dalam hal ini obat dan alat kesehatan, sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan profit.
Profit bukan tujuan utama dan satu-satunya dari tugas keprofesian apoteker, tetapi tanpa profit apotek sebagai badan usaha retail tidak dapat bertahan.
Oleh karena itu sebagai seorang retailer, apoteker berkewajiban mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, menstimulasi kebutuhan pelanggan agar menjadi permintaan, dan memenuhi permintaan tersebut sesuai bahkan melebihi harapan pelanggan.
Tugas, Fungsi, Wewenang dan Tanggung Jawab Apoteker Di Apotek
1. Membuat visi dan misi2. Membuat strategi, tujuan, sasaran dan
program kerja3. Membuat dan menetapkan peraturan
atau Standar Prosedur Operasional (SPO) pada setiap fungsi kegiatan di apotek.
4. Membuat dan menentukan indicator form record pada setiap fungsi kegiatan di apotek.
5. Membuat sistem pengawasan dan pengendalian SPO dan program kerja pada setiap fungsi kegiatan di apotek.
Tugas dan Fungsi
1.Menentukan arah terhadap seluruh kegiatan
2.Menentukan sistem atau peraturan yang akan digunakan
3.Mengawasi pelaksanaan SPO dan program kerja
4.Bertanggung jawab terhadap kinerja yang diperoleh.
Wewenang dan Tanggung Jawab
• Penanggung Jawab Teknis Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan Resep Promosi dan Edukasi Pelayanan Residensial (Home Care)
• Manager di Apotek“Eight Stars Pharmacist"
Apoteker Pengelola Apotek
Kegiatan PKPA
Kegiatan Teknis Kefarmasian
Kegiatan Non Teknis Kefarmasian
APOTEK KIMIA FARMA
MANAGER APOTEK PELAYANAN
SUPERVISOR LAYANAN FARMASI (AA)
NON AA- JURU RESEP- KASIR- SWALAYAN- SUPIR - DLL
AA NON JABATAN
Apoteker Pendamping
Pengelolaan Perbekalan Farmasi
• Perencanaan• Pengadaan
• Penerimaan• Penyimpanan
•Penyaluran•Pemusnahan
• Pengendalian
Pengelolaan Obat Golongan Narkotika dan Psikotropika
• Pemesanan• Penyimpanan• Pelayanan Resep• Pelaporan• Pemusnahan
PEMESANAN NARKOTIKAKe PBF PT. Kimia Farma Trading and DistributionPetugas apotek membuat surat pesanan (SP) narkotik dengan SP model N.9 rangkap 4.
Berdasarkan SP tersebut, PBF mengirimkan barang narkotika beserta faktur ke apotek. SP: nama, alamat apotek, nama dan tanda tangan APA, nomor SIK, nomor SIA, stempel apotek, serta nama dan alamat distributor.
Surat pesanan narkotika yang berwarna putih, kuning dan biru untuk PBF, 1 lembar salinan berwarna merah sebagai arsip.
PEMESANAN PSIKOTROPIKA
Sama seperti pemesanan narkotika, namun: Form dua rangkap satu untuk PBF
dan satu lagi sebagai arsip apotek Satu form bisa untuk pemesanan
beberapa item psikotropika, tapi ditujukan ke PBF yang sama
CONTOH BLANKO SURAT PESANAN (SP) NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA
PENYIMPANAN
Penyimpanan dilakukan di dalam lemari khusus dan terpisah antara narkotika dan
psikotropikaPeraturan membuat persyaratan sebagai berikut:• ukuran lemari: 40 x 80 x 100 cm;• bahan terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat;• lemari dibagi menjadi dua fungsi dengan kunci yang berlainan.
Fungsi pertama adalah perbekalan dan bahan baku morfin, petidin, dan bentuk garamnya. Fungsi kedua merupakan perbekalan dan bahan baku narkotika lainnya yang digunakan sehari-hari, seperti kodein.
• Lemari tersebut harus terkunci rapat dan kunci dipegang oleh penanggung jawab yang dipercayai APA
Pelayanan Resep
• Berdasarkan resep• Untuk resep yang baru dilayani sebagian atau
belum dilayani sama sekali, apotek boleh membuat salinan resep, tetapi salinan resep tersebut hanya boleh dilayani di apotek yang menyimpan resep aslinya.
• Iter tidak boleh dilayani • Resep harus tercantumkan tanggal, nama obat
yang digaris bawah merah, jumlah obat, nama dan alamat praktek dokter (harus jelas) serta pasien.
PELAPORANdicatat dalam buku register yang berisi persediaan awal dan akhir bulan, penambahan yang berasal dari pembelian, dan pengurangan yang disebabkan penyerahan atas resep dokter dan pemusnahan.
Buku Register
Pelaporan Pemakaian surat pengantar, laporan penggunaan, ditandatangani oleh APA (SIK, SIA, nama jelas, stempel apt)Laporan penggunaan diserahkan paling lambat tanggal 10 setiap bulannya yang ditandatangani APA.
Laporan tersebut dibuat rangkap lima yang ditujukan kepada:Kepala DinKes Tk II dengan tembusan kepada Kepala DinKes Tingkat I Jabar dan Kepala BPOM Provinsi Jabar.Penanggung jawab narkotika PT Kimia Farma (Persero) Tbk. pusat.Sebagai arsip apotek.
CONTOH LAPORAN PENGGUNAAN NARKOTIKA
CONTOH LAPORAN PENGGUNAAN PSIKOTROPIKA
PEMUSNAHAN• Apotek mengumpulkan bukti fisik
perbekalan narkotikanya• Membuat panitia pemusnahan
narkotika dan mengundang Dinas Kesehatan Dati II/kodya, Kepala Balai POM untuk menyaksikan pemusnahan tersebut
• Membuat berita acara pemusnahan (BAP) rangkap 3
Dirjen POM, Din Kes Tk. II/Kotamadya, dan Penanggung jawab narkotika PT Kimia Farma Tbk.
Arsip apotek
Membuat berita acara rangkap tiga yang berisi:Hari, tanggal, bulan, dan tahun
pemusnahan.Nama APA.Nama seorang saksi dari
pemerintahan dan satu saksi dari pihak apotek.
Nama dan jumlah narkotika yang dimusnahkan.
Cara pemusnahan (dibakar, dihancurkan, dipendam).
Tanda tangan APA.
BERITA ACARA PEMUSNAHAN RESEP
Proses pelayanan terhadap permintaan tertulis dokter, dokter gigi dan dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.Protap:
Skrining Resep: Pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep; pemeriksaan kesesuaian farmasetik, mengkaji aspek klinisPenyiapan sediaan farmasi: menyiapkan sediaan farmasi, menghitung kesesuaian dosis, mengambil obat, meracik, menyiapkan etiketPenyerahan: pemeriksaan akhir, memanggil nama dan no urut pasien, memeriksa kembali identitas pasien, PIO, salinan resep.
Pelayanan Resep
Promosi: Kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan memberikan inspirasi kepada masyarakat sehingga termotivasi untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiriEdukasi: Kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan memberikan pengetahuan tentang obat dan pengobatan serta mengambil keputusan bersama pasien setelah mendapatkan informasi, untuk tercapainya hasil pengobatan yang optimal
Promosi dan Edukasi
Proses sistematis untuk mengidentifikasi dan menyesuaikan masalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan penggunaan obat.Dilakukan pada:
• Pasien dengan penyakit kronik: TB, DM, asma• Pasien dengan sejarah ketidakpatuhan dlm
pengobatan• Pasien yang menerima obat dengan indeks terapi
sempit yang memerlukan pemantauan• Pasien dengan multirejimen obat• Pasien lansia• Pasien pediatrik melalui OT/pengasuhnya• Pasien dengan DRP
Konseling
KEGIATAN TEKNIS KEFARMASIAN
Pelayanan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya
Pelayanan Resep Tunai
Pelayanan Resep Kredit
Pelayanan Resep Narkotika dan Psikotropika
Pelayanan Obat atas Resep Dokter
Pelayanan Obat Non Resep
Upaya Pengobatan Diri Sendiri (UPDS)
Handverkoop/OTC
ALUR PELAYANAN RESEP TUNAI
ALUR PELAYANAN RESEP KREDIT
Kriteria obat yang dapat diberikan tanpa resep dokter adalah : a. Tidak dikontraindikasikan untuk wanita hamil, anak di
bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun. b. Pengobatan sendiri dengan obat yang dimaksudkan tidak
memberikan resiko pada kelanjutan penyakit.c. Penggunaan tidak memerlukan alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.d. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang
prevalensinya tinggi di Indonesia.e. Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang
dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
PELAYANAN OBAT TANPA RESEP DOKTER (UPDS)
Menggali informasi dari pasien meliputi:1. tempat timbulnya gejala penyakit2.seperti apa rasanya gejala penyakit3.kapan mulai timbul gejala dan apa yang menjadi
pencetusnya4.sudah berapa lama gejala dirasakan5.ada tidaknya gejala penyerta6.pengobatan yang sebelumnya sudah dilakukan7.Memilihkan obat sesuai dengan kerasionalan dan
kemampuan ekonomi pasien dengan menggunakan obat bebas, bebas terbatas, dan obat wajib apotek
8. Informasikan harga kepada pelanggan9. Jika pelanggan setuju, diminta bantuan kepada
petugas untuk disiapkan obatnya
PELAYANAN OBAT TANPA RESEP DOKTER (UPDS)
Informasi yang diberikan meliputi:a. Nama obatb.Kegunaan atau khasiat obatc. Cara pemakaian dan interval pemakaian
obatd.Efek samping yang mungkin terjadie. Makanan, minuman atau aktivitas yang
harus dihindarif. Cara penyimpanan obatg. Interaksi obat (bila ada)h. Informasi mengenai obat dengan cara
pemberian khusus.
PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)
TujuanMemberi penjelasan mengenai terapi yang diberikan oleh dokter kepada pasien sehingga tercapai hasil terapi yang diharapkan Secara lisan
Poster atau leafletMelalui telepon
Informasi Obat
Pelayanan Informasi Obat
• Menganalisa resep dan menyiapkan obat
• Memanggil pasien • Menanyakan apa yang telah
dijelaskan oleh dokter• Memberikan PIO• Meminta pasien untuk mengulangi
kembali
Waktu Pelayanan
• Resep nonracikan: ≤ 15 menit• Resep racikan: ≤ 30 menit• Penolakan resep ≤ 2,5%• Kesalahan pemberian obat 0%
Penolakan Resep
• Tidak ada persediaan barang di apotek
• Resep tidak terbaca• Tidak pernah adanya persediaan
barang di apotek• Tidak adanya persediaan barang di
distributor
Tindak Lanjut Penolakan Resep
• Penggantian/substitusi obat• Pembelian ke Apotek terdekat atau ke
Apotek KF lainnya• Perjanjian dengan konsumen
ETIKET PIO
Home Care
Merupakan pelayanan apoteker sebagai care giver dalam pelayanan kefarmasian di rumah-rumah khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan terapi kronis lainnya
Tujuan:1.Membina hubungan komunikasi yang baik antara
apoteker dengan pasien2.Memberikan informasi yang sesuai dengan kondisi
dan masalah penyakit pasien3.Membantu pasien menggunakan obat sesuai tujuan
terapi dengan memberikan cara yang memudahkan pasien untuk menggunakan obat sesuai dengan tujuan terapi
4.Meminimalkan terjadinya efek samping 5.Mengatasi ketidakpatuhan6.Meningkatkan kemampuan pasien untuk mengatasi
masalah dalam pengobatannya
Pasien lanjut usia yang tidak mampu lagi memenuhi aktivitas dasar sehari-hari misal: mandi, makan, minum, memakai baju secara mandiri
Pasien dengan penyakit kronis dan memerlukan perhatian khusus tentang penggunaan obatnya, interaksi obat, dan efek samping obat
Pasien yang memerlukan obat secara berkala dan terus-menerus misal: pasien TB
Pasien yang memerlukan pelayanan Home Care adalah :
Jenis Layanan Home Care:
Informasi Penggunaan ObatKonseling pasienMemantau kondisi pasien saat menggunakan obat dan setelah, serta kepatuhan pasien dalam minum obat
Dilakukan dengan 2 cara:1. Kunjungan langsung ke rumah2. Melalui telepon
Apoteker membuat PMR
HAL YANG PERLU DISAMPAIKAN SAAT MELAKUKAN HOME CARE
mereview kembali CARA PAKAI dan INTERVAL pemakaian obat
menginformasikan tentang KEGUNAAN obat CARA PENYIMPANAN obat INTERAKSI obat
Contoh Data Hasil Home Care
• Riwayat Pasien
Nama : Ny. N. (38 th) • Riwayat Penyakit
Penyakit yang diderita: Tekanan darah tinggi kurang lebih 1 tahun
• Resep yang diberikan:
R/ Amlodipin 5 mg LX
S 1 dd tab 1 pc pagi
R/ Cefadroxil 500 mg XX
S 2 dd caps 1 pc
R/ Sumagesic tab XX
S 3 dd tab 1
Outcomes Pasien
• Awal: sakit kepala yang berkepanjangan, sudah minum obat sakit kepala dan beristirahat namun tidak sembuh tekanan darahnya tinggi.
• Sekitar 2 bulan, ia mengkonsumsi terus obat itu. Namun sempat ia menghentikan kembali rutinitas meminum obatnya, namun tekanan darahnya kembali meninggi, dan pasien sudah cukup tergantung dengan obat ini dan harus rutin meminumnya.
• Pasien juga mengaku bahwa dari dulu pasien sulit tidur.
SARAN DAN KONSELING
• Memberi informasi kepada pasien tentang obat yang digunakan dan cara penggunaannya.
• Meminum obat dengan menggunakan air putih, tidak dengan susu atau teh karena akan timbul interaksi antara susu/teh dengan obat, sehingga obat tidak memberikan efek
• Berolahraga secara teratur serta Latihan aktivitas sedang selama 30 menit 3-4x/minggu.
• Pengaturan pola makan• Belajar untuk hidup santai dengan mengurangi faktor-
faktor penyebab stres.• Melakukan pemeriksaan secara teratur (Pemeriksaan
tekanan darah, fungsi hati dan ginjal, dan pemeriksaan rutin lainnya).
Kegiatan Non Teknis KefarmasianAdministrasi Umum dan Personalia
• Pencatatan dan penyimpanan surat-surat yang masuk dan keluar, penyimpanan berkas resep serta membantu apoteker dalam menyelesaikan masalah-masalah umum dan masaIah masalah yang berhubungan dengan kepegawaian
Administrasi Keuangan• Membantu APA dalam menangani
penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atas izin dari APA.
CONTOH BLANKO KARTU STOK, KARTU RETURN, COPY RESEP, DAN KUITANSI
BLANKO SKRINING RESEP, KERTAS RACIKA, PENGAMBILAN/ PENGANTARAN OBAT
TERIMA KASIH
Perencanaan
Analisis pareto• Pareto A
Barang-barang dengan kuantitas 15-20% dari total jenis produk yang disediakan, yang
bernilai 80% terhadap omzet. • Pareto B
Barang-barang dengan kuantitas 20-25% dari total jenis produk yang disediakan, yang
bernilai 15% terhadap omzet. • Pareto C
Barang-barang dengan kuantitas 50-60% dari total jenis produk yang disediakan, yang
bernilai 5% terhadap omzet. Defekta
Barang yg diterima harus dengan faktur dan surat pesanan (SP)
Sesuai
Tidak sesuaiBarang dikembalikan ke PBF, dibuat nota pengembalian barang/retur, dalam faktur diberi keterangan
faktur diberi nomor lalu dimasukkan ke
dalam buku penerimaan barang
Barang diserahkan ke AA bagian penjualan untuk dimasukkan ke dalam stok
Faktur diserahkan kepada asisten apoteker bagian tata usaha untuk kemudian datanya dimasukkan ke dalam komputer
PENERIMAAN
Penyimpanan obat di apotek Kimia Farma dilakukan secara alfabetis berdasarkan penggolongan sebagai berikut:a. Berdasarkan Bentuk Sediaanb. Berdasarkan Jenis obat c. Berdasarkan kecepatan perputaran
barangd. Berdasarkan sifat fisika dan kimia
obate. Berdasarkan kelompok terapinyaf. Obat loss productg. Obat Narkotik dan Psikotropik
Pelayanan Swalayan Farmasi
Pelayanan Atas Resep DokterTunai dan Kredit
Pelayanan Obat Tanpa Resep Dokter (OTC,
UPDS)
DISTRIBUSI
Tahapan Pemesanan
Bagian perencanaan dan pemesanan: menetapkan jumlah barang yang akan dipesan berdasarkan defekta dan daftar pareto, dengan memperhatikan jumlah kebutuhan
Bagian perencanaan pembelian:membuat Bon Pemesanan Barang Apotek (BPBA) berdasarkan defekta dan daftar pareto
Bagian pembelian barang di BM Bandung: menerima pesanan barang berupa BPBA dari apotek yang bersangkutan untuk melakukan pesanan barang ke distributor / suplier
BLANKO PERMINTAAN BARANG APOTEK
Pengadaan
Pengadaan rutinPengadaan mendesakPengadaan CitoDropping Antar-Outlet Apotek Kimia FarmaKonsinyasi
Pengadaan Rutin
• Pengadaan rutin dilakukan seminggu sekali
Hari Senin untuk barang apotek Hari Kamis untuk barang swalayan
• Pembuatan BPBA dilakukan hari Minggu
• Diserahkan kepada BM hari Senin
• Biasanya, barang dari BM akan datang pada hari Rabu
Pengadaan Mendesak
• Kebutuhan untuk menutupi kekurangan barang atau memenuhi satu R/, bukan untuk stok
• Pembelian melalui apotek terdekat lain
Pengadaan Cito
• Pemesanan barang apotek ke BM, namun di luar jadwal pemesanan
• Memenuhi stok obat yang penggunaannya mendadak tinggi (tidak sesuai sistem pareto)
Dropping Antar-Outlet Apotek Kimia Farma
• Barang yang diminta tidak ada dalam persediaan dan dilakukan untuk menghindari penolakan permintaan obat
• Meminta ke Apotek Kimia Farma lain BPBA dropping
Konsinyasi
• Bentuk kerjasama dengan distributor yang menitipkan produknya di apotek untuk dijual
• Setiap bulan dilakukan pengecekan dari pihak perusahaan atau distributor untuk mengetahui jumlah dari produknya yang telah terjual.
• Apotek memberikan kontrak bon kepada distributor seharga produk yang telah terjual
• Pembayaran dilakukan oleh BM sesuai dengan jumlah produk yang terjual
Penerimaan
• Penerimaan barang disertai faktur• Pemeriksaan barang dan kelengkapannya• Petugas memberikan nomor urut pada
faktur pengiriman barang, membubuhkan cap apotek, dan menandatangani faktur asli
• Faktur asli dikembalikan ke PBF, dua lembar salinannya diambil oleh Apotek Kimia Farma 43.
• Satu lembar salinan dikirim ke BM • Barang didata di kartu stok dan disimpan
pada wadah sesuai dengan label yang tertera
• Salinan faktur dikumpulkan setiap hari, lalu dimasukkan ke dalam komputer sebagai data stok barang.
Penyimpanan
• FIFO• Berdasarkan bentuk sediaan• Berdasarkan efek farmakologi/kelas
terapi• Sifat Termolabil Kulkas• Narkotika dan psikotropika• Obat Generik• Produk Kimia Farma• Produk Fast Moving• Produk tidak/kurang laku• Obat Baru• Produk Swalyan• Alat kesehatan
Penyaluran
• Pelayanan resep tunai dan kredit • Penjualan obat-obat bebas• Pelayanan obat berdasarkan
permintaan pasien untuk Upaya Pengobatan Diri Sendiri (UPDS)
• Penjualan alat-alat kesehatan dan barang-barang swalayan
• Setiap penyaluran barang dicatat dalam kartu stok dan dibuat tanda buktinya
Pemusnahan
• Pemusnahan sediaan farmasi dengan ditanam, dibakar atau cara lain yang ditetapkan
• Pemusnahan tersebut dilaporkan dalam Berita Acara Pemusnahan kepada DinKes Tk. II Kotamadya dan tembusan kepada DinKes Tk. I Provinsi dan BPOM (Narkotika dan Psikotropika)
• Komoditi nonfarmasi seperti makanan dan minuman yang rusak atau kadaluarsa harus segera dibuang
Pengendalian• Seluruh barang yang masuk dan keluar
ditulis pada kartu stok.• Apabila ada barang yang kosong atau
jumlahnya tersisa sedikit, karyawan yang melayani resep harus menulis di buku defekta
• Setiap satu bulan sekali dilakukan stock opname, yaitu pemeriksaan terhadap persediaan barang yang bertujuan untuk:
mengetahui modal yang berbentuk barang;
menghitung harga pokok penjualan (HPP);
mengetahui adanya barang yang hilang, rusak, dan sudah daluarsa; serta
menginventarisasi barang-barang yang kurang atau tidak laku.