kp k cabang

33
Mata Kuliah AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN-1 Materi: AKUNTANSI OPERASI KANTOR CABANG Fakultas/Jurusan EKONOMI / AKUNTANSI TATAP MUKA KE: 6 dan 7 Penyusun: YUDHI HERLIANSYAH PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB iansyah, SE, Ak, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 1

Upload: surya-dhinata

Post on 02-Jan-2016

125 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KP K cabang

Mata Kuliah

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN-1

Materi:

AKUNTANSI OPERASI KANTOR CABANG

Fakultas/Jurusan

EKONOMI / AKUNTANSI

TATAP MUKA KE: 6 dan 7

Penyusun:

YUDHI HERLIANSYAH

UNIVERSITAS MERCUBUANA

JAKARTA 2010

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 1

Page 2: KP K cabang

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN-1

AKUNTANSI OPERASI KANTOR CABANG

Pokok Bahasan:

1. PENGANTAR

2. AGEN PENJUALAN DAN KANTOR CABANG

3. PEMBUKUAN AGEN PENJUALAN

4. SISTEM AKUNTANSI KANTOR CABANG

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 2

Page 3: KP K cabang

PERTEMUAN-4 dan 5

AKUNTANSI OPERASI KANTOR CABANG

Sebuah perusahaan yang tumbuh sering mendirikan cabang untuk memasarkan hasil

produksinya di luar teeritorialnya. Istilah cabang digunakan untuk menggambarkan sebuah unit

usaha yang berlokasi pada berbagai tempat dari kantor pusat yang mempunyai persediaan

barang dagangan, membuat penjualan, memutuskan kredit dan membuat pengumpulan piutang

sendiri.

Kantor cabang adalah kesatuan yang memiliki lokasi sendiri dalam suatu kesatuan

usaha, yang pencatatan akuntansinya juga dilakukan terpisah. Cabang meskipun merupakan

kesatuan akuntansi yang terpisah, tetapi secara hukum mereka tidak terpisah dari induknya.

Laporan keuangan cabang digunakan hanya untuk tujuan pelaporan internal. Laporan keuangan

keseluruhan dibuat dengan menggabungkan laporan keuangan cabang dengan laporan

keuangan kantor pusat.

Sebuah cabang mungkin mendapatkan barang dagangan dari kantor pusat atau

mungkin sebagian dibeli dari langganan luar. Penerimaan kas oleh kantor cabang biasanya

sering disimpan pada bank dalam rekening koran kantor pusat dan biaya-biaya dibayarkan

dengan sistem dana tetap yang disediakan oleh kantor pusat.

Penggunaan sistem dana tetap ini memberikan pengendalian yang kuat bagi kanor pusat

atas penerimaan dan pengeluaran kantor cabang. Akan tetapi, dalam prakteknya untuk cabang

yang besar biasanya diperbolehkan untuk memiliki rekening bank tersendiri.

AGEN PENJUALAN DAN KANTOR CABANG

Masalah teknis antara agen dan kantor cabang seringkali digunakan untuk menjelaskan

perbedaan keduanya. Kegiatan agen adalah memamerkan barang dagangan dan menangani

pesanan pelanggan, mereka tidak mempunyai persediaan untuk memenuhi pesanan pelanggan

ataupun untuk menangani kredit pelanggan.

Agen bukan merupakan entitas dan juga bukan kesatuan usaha yang terpisah.

Biasanya pencatatan akuntansi yang diperlukan untuk kegiatan agen ini hanya penerimaan dan

pengeluaran kas, yang diperlakukan sama seperti sistem kas kecil (petty cash).Pencatatan

atas penjualan yang dilakukan oleh agen, biaya-biaya yang berhubungan dengan penjualan,

dan biaya lain-lain dicatat oleh sistem akuntansi kantor pusat.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 3

Page 4: KP K cabang

Sebaliknya kantor cabang memiliki persediaan, melakukan penjualan kepada pelanggan,

menangani kredit pelanggan, menagih piutang, mencatat biaya yang terjadi, dan kegiatan-

kegiatan lain yang biasa dilakukan oleh suatu perusahaan. Kegiatan-kegiatan tersebut dicatat

berdasarkan sistem akuntansi kantor cabang.

PEMBUKUAN AGEN PENJUALAN

Seperti telah diuraikan sebelumnya, bahwa agen penjualan tidak memerlukan sistem

akuntansi yang lengkap untuk mencatat aktivitasnya yang terbatas. Agen cukup

menyelenggarakan buku kas untuk mencatat penerimaan modal kerja dari kantor pusat dan

pengeluaran-pengeluaran kas untuk biaya-biaya operasinya yang didukung oleh bukti-bukti

pengeluaran.

Karena digunakan inprest fund system (sistem dana tetap) maka pada saat mdal kerja

hampir habis maka catatan pengeluaran kas beserta bukti-bukti pengeluarannya dikirimkan ke

kantor pusat untuk dimintakan pengisian kembali.

Apabila terjadi penjualan oleh agen maka harga pokok penjualannya harus ditentukan.

Jika digunakan sistem perpetual, pencatatannya dengan mendebit pada perkiraan “harga

pokok penjualan agen A” dan mengkredit pada “persediaan barang dagangan”. Sedangkan jika

digunakan sistem periodik, dengan mendebit perkiraan “harga pokok penjualan agen A” dan

mengkredit “pengiriman pada agen”. Ayat-ayat jurnal ini hanya dicatat pada akhir periode

akuntansi oleh kantor pusat, setelah menerima catatan (memorandum) dari agen-agen.

Untuk memberi gambaran yang lebih lengkap ayat-ayat jurnal yang dibutuhkan kantor

pusat dalam hubungannya dengan operasi agen penjualan, perhatikan ilustrasi di bawah ini

dengan asumsi menggunakan sistem perpetual.

1. Pembentukan modal kerja agen :

Modal kerja agen Rp. 5.000.000

Kas Rp. 5.000.000

(Untuk mencatat transfer kas ke agen)

2. Transfer persediaan contoh (sample) kepad agen :

Persediaan contoh – agen Rp. 9.000.000

Barang dagangan (pembelian) Rp. 9.000.000

(Untuk mentransfer barang dagangan contoh ke agen)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 4

Page 5: KP K cabang

3. Penggantian dana modal kerja agen pada akhir bulan atau tahun :

Biaya gaji Rp.2.200.000

Biaya utilitas Rp. 700.000

Biaya iklan Rp.1.200.000

Biaya lain-lain Rp. 300.000

Kas Rp.4.400.000

(Untuk mencatat biaya yang terjadi di agen dan penggantian modal kerja)

4. Penyesuaian persediaan contoh agen pada akhir bulan atau tahun :

Biaya iklan Rp. 3.000.000

Persediaan contoh Rp. 3.000.000

(Untuk menyesuaikan persediaan contoh dengan nilai sebenarnya dan

untuk membebankan pencatatannya pada biaya iklan)

Jurnal tersebut digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran dan kas dan barang

dagangan yang dimiliki agen. Meskipun demikian, sistem yang dijelaskan di atas tidak cukup

untuk melakukan kontrol efektif atas penngeluaran-pengeluaran yang dilakukan agen atau untuk

mengukur kontribusi kegiatan agen pada pendapatan pusat. Ia juga tidak menyediakan dasar

untuk menentukan apakah operasi agen berjalan dengan efisien.

Ayat jurnal untuk sistem pencatatan agen yang lebih luas diberikan berikut ini. Jurnal ini

memperlakukan aktiva tetap agen penjualan Nelson secara terpisah. Penjualan, harga pokok

penjualan dan informasi biaya ditunjukkan dengan basis agen.

1. Membeli tanah dan bangunan untuk agen Nelson :

Tanah – agen Nelson Rp. 2.000.000

Bangunan – agen Nelson Rp.18.000.000

Kas Rp. 20.000.000

(Membeli fasilitas untuk agen)

2. Membentuk modal kerja agen :

Modal kerja agen Nelson Rp. 4.000.000

Kas Rp. 4.000.000

(Untuk mencatat transfer kas ke agen Nelson)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 5

Page 6: KP K cabang

3. Transfer barang dagangan ke agen :

Persediaan contoh agen Nelson Rp. 8.000.000

Barang dagangan Rp. 8.000.000

(Untuk mencatat transfer persediaan contoh)

4. Pembayaran gaji karyawan agen :

Biaya gaji – agen Nelson Rp. 3.000.000

Kas Rp. 3.000.000

(Untuk mencatat pembayaran gaji karyawan agen)

5. Pesanan penjualan dari agen telah diarsipkan dan dilakukan penagihan :

Piutang dagang Rp. 12.000.000

Penjualan Rp. 12.000.000

(Untuk mencatat penjualan kredit yang dilakukan oleh agen Nelson)

Harga pokok penjualan - agen Nelson Rp. 6.000.000

Barang dagangan Rp. 6.000.000

(Harga pokok persediaan yang dijual agen Nelson)

6. Penggantian modal kerja agen pada akhir tahun :

Biaya promosi – agen Nelson Rp. 1.800.000

Biaya utilitas – agen Nelson Rp. 400.000

Biaya lain-lain – agen Nelson Rp. 300.000

Kas Rp. 2.500.000

(Untuk mencatat penggantian modal kerja agen)

7. Pencatatan penyusutan gedung agen :

Biaya penyusutan – agen Nelson Rp. 900.000

Akumulasi penyusutan – agen Nelson Rp. 900.000

(Untuk mencatat penyusutan gedung agen)

8. Persediaan contoh agen disesuaikan agar mencerminkan pemakaian :

Biaya promosi-agen Nelson Rp. 1.000.000

Persediaan contoh agen Nelson Rp. 1.000.000

(Untuk mencatat nilai persediaan contoh pada nilai yang dapat direalisasikan)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 6

Page 7: KP K cabang

SISTEM AKUNTANSI KANTOR CABANG

Penerapan kegiatan akuntansi pada sebuah kantor cabang tergantung pada

kebijaksanaan perusahaan. Kebijaksanaan suatu perusahaan mungkin menggunakan sistem

akuntansi :

1. Pencatatan untuk kantor cabang dilakukan pada kantor pusat (sentralisasi).

2. Pencatatan untuk kantor cabang dilakukan pada kantor cabang dan kantor pusat.

3. Pencatatan untuk kantor cabang hanya dilakukan pada kantor cabang.

1. Pencatatan untuk kantor cabang dilakukan pada kantor pusat (sentralisasi)

Pada prinsipnya sama dengan untuk agen penjualan dimana kantor cabang membuat

dokumen-dokumen dasar seperti faktur penjualan, catatan waktu kerja, dan bukti-buktin

pendukung transaksi lainnya yang tembusannya atau aslinya dikirimkan ke kantor pusat untuk

dicatat di dalam buku jurnal dan buku besar kantor pusat.

2. Pencatatan untuk kantor cabang dilakukan pada kantor cabang dan kantor pusat

Pada cara ini kantor cabang membuat jurnal awal secara lengkap yang salinannya

dikirimkan ke kantor pusat untuk dicatat dalam jurnal umum dan buku besar.

3. Pencatatan untuk kantor cabang hanya dilakukan pada kantor cabang (desentralisasi)

Pada cara ini, setiap cabang membuat pembukuan atas transaksi-transaksi yang terjadi

pada kantor cabang secara lengkap yang meliputi jurnal, buku besar dan buku-buku pembantu.

Laporan keuangan disiapkan secara tahunan oleh kantor cabang dan dikirimkan ke kantor

pusat. Prinsip-prinsip akuntansi, sistem pengendalian internal, format dan isi laporan keuangan

ditentukan oleh kantor pusat. Laporan keuangan yang terpisah antara kantor cabang dan kantor

pusat digabungkan menjadi laporan keuangan tunggal untuk tujuan pelaporan eksternal.

PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI UNTUK SISTEM DESENTRALISASI

Rekening timbal balik (reciprocost accounts)

Perkiraan-perkiraan yang terjadi akibat transfer kas, persediaan barang dagangan atau

perkiraan-perkiraan yang lain oleh kantor pusat ke kantor cabang oleh kantor pusat akan

dikreditkan dengan debet perkiraan kantor cabang. Pada kantor cabang dicatat dengan

mendebet perkiraan kas, persediaan atau perkiraan-perkiraan lainnya dengan mengkredit

perkiraan kantor pusat. Perkiraan kantor pusat adalah perkiraan modal pribadi (ownership

equity) yang menunjukkan investasi bersih pada kantor cabang. Pada akhir periode akuntansi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 7

Page 8: KP K cabang

kantor cabang menutup perkiraan-perkiraannya. Perkiraan ikhtisar rugi-laba ditutup pada

perkiraan kantor pusat. Laba bersih akan menaikkan saldo kredit pada perkiraan kantor pusat

dan sebaliknya.

Transaksi kantor pusat dengan pihak ekstern dicatat dalam catatan akuntansi kantor

pusat seperti biasanya demikian juga transaksi antara kantor cabang dengan di luar kesatuan

perusahaan dicatat pada buku-buku kantor cabang menurut prosedur akuntansi yang berlaku

umum. Jadi bentuk yang unik dari hubungan kantor cabang dan pusat terletak pada cara

pencatatan transaksi antar kantor cabang dan kantor pusat.

Jadi perkiraan-perkiraan kantor cabang dan kantor pusat adalah perkiraan timbal balik

yang masing-masing menunjukan harta bersih kantor cabang. Ketika kantor pusat mendebet

perkiraan kantor cabang, kantor cabang seharusnya mengkredit perkiraan kantor pusat.

Tujuan lain dari perusahaan antara rekening timbal balik yaitu untuk menentukan harga

pokok penjualan yang terpisah antar kantor pusat dan kantor cabang. Jika ada rekening-

rekening timbal balik harus dieliminasi sedangkan yang lainnya cukup digabungkan pada saat

pembuatan laporan keuangan gabungan.

TRANSAKSI ANTARA KANTOR PUSAT DAN CABANG

Hal yang unik dari akuntansi kantor pusat dan cabang terletak pada pencatatan transaksi

yang terjadi antara kantor pusat dan kantor cabang.

Pembentukan kantor cabang yang baru memerlukan pencatatan, baik dalam buku kantor

pusat maupun dalam buku cabang. Asumsikan PT ELEMENT mendirikan kantor cabang di

Surabaya dengan mentransfer kas sebesar Rp.5000.000 dan peralatan Rp. 10.000.000 kepada

manajer kantor cabang.

Ayat jurnal pada buku kantor pusat dan cabang masing-masing :

Buku Kantor pusat :

Cabang Surabaya Rp. 15.000.000

Kas Rp. 5.000.000

Peralatan Rp. 10.000.000

(Untuk mencatat transfer kas dan peralatan ke cabang)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 8

Page 9: KP K cabang

Buku Kantor Cabang :

Kas Rp. 5.000.000

Peralatan Rp.10.000.000

Kantor pusat Rp. 15.000.000

(Untuk mencatat penerimaan kas dan peralatan dari kantor pusat)

Transaksi jenis kedua yang terjadi antara kantor pusat dan cabang adalah transaksi

pengiriman barang dagangan. Apabila PT. ELEMEN mengirim barang dagangan ke cabang

Surabaya dengan harga pokok Rp.8.000.000, maka jurnalnya adalah sebagai berikut :

Buku kantor Pusat :

Cabang Surabaya Rp. 8.000.000

Pengiriman ke cabang Surabaya Rp. 8.000.000

(Untuk mencatat pengiriman barang pada harga pokok ke Cabang Surabaya)

Buku kantor cabang :

Pengiriman dari kantor pusat Rp. 8.000.000

Kantor pusat Rp. 8.000.000

(Untuk mencatat peneriman kiriman dari kantor pusat)

ILUSTRASI AKUNTANSI KANTOR PUSAT DAN CABANG

Misalkan PT. JAYALAH mendirikan cabang baru di Bandung pada awal 19x1 dan transaksi

yang terjadi selama tahun 19x1 adalah sebagai berikut :

a. Menerima kas dari kantor pusat Rp. 20.000.000

b. Membeli peralatan berumur ekonomis 5 tahun Rp. 10.000.000 secara tunai.

c. Menerima pengiriman barang dagangan dari kantor pusat dengan harga pokok

Rp.16.000.000.

d. Membeli barang dagangan dari pemasok luar Rp. 4.000.000 secara tunai.

e. Menjual barang dagangan Rp. 30.000.000 secara tunai.

f. Mengembalikan barang dagangan ke kantor pusat Rp. 1.000.000.

g. Membayar biaya-biaya :

- Gaji Rp. 6.000.000

- Utilitas Rp. 1.000.000

- Sewa Rp. 3.000.000

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 9

Page 10: KP K cabang

- Lain-lain Rp. 2.000.000

h. Mengirimkan Rp. 15.000.000 ke kantor pusat.

i. Hutang gaji pada akhir tahun Rp. 1.000.000 dan penyusutan untuk tahun itu

Rp.2.000.000.

j. Persediaan barang dagangan cabang pada akhir tahun terdiri dari Rp. 1.000.000 berasal

dari pemasok luar dan Rp. 5.000.000 diperoleh dari kantor pusat.

Ayat jurnal (dalam 000) untuk mencatat transaksi-transaksi dan peristiwa akhir tahun yang

berhubungan pada buku kantor cabang Bandung, dapat dilihat seperti berikut:

TransaksiBuku Kantor

PusatBuku Kantor Cabang Bandung

1. Cabang Bandung

20,0

00 Kas

20,

000

Kas

20,00

0 Kantor Pusat

20,000

Menstransfer kas ke cabang

Bandung    

Menerima kas dari Kantor

Pusat    

2 Peralatan

10,

000

Kas

10,000

     

Mencatat pembelian

peralatan    

3. Cabang Bandung

16,0

00

Pengiriman dari Kantor

Pusat

16,

000

Pengiriman ke cabang

Bandung

16,00

0 Kantor Pusat

16,000

Menstransfer barang dagangan ke

Cabang

Menerima barang dagangan

dari

Bandung     Kantor pusat    

4 Pembelian

4,

000

Kas

4,000

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 10

Page 11: KP K cabang

      Mencatat pembelian tunai    

5 Kas

30,

000

Penjualan

30,000

      Mencatat penjualan tunai    

6. Pengiriman ke cabang

Bandung

1,0

00 Kantor pusat

1,

000

Cabang Bandung

1,00

0 Kas

1,000

Pengembalian barang dagangan

dari

Mengembalikan bagang

dagangan

Cabang Bandung     ke kantor Pusat    

Biaya gaji

6,

000

Biaya utilitas

1,

000

Biaya sewa

3,

000

Biaya lain-lain

2,

000

12,000

Kas

     

Mencatat pembayaran

biaya-biaya    

8. Kas

15,0

00 Kantor pusat

15,

000

Cabang Bandung

15,00

0 Kas

15,000

Menerima kas dari Cabang

Bandung    

Mencatat pengiriman kas ke Kantor

Pusat  

9. Ayat jurnal penyesuaian :

Biaya gaji

1,

000

Hutang gaji

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 11

Page 12: KP K cabang

1,000

Gaji yang terhutang

Biaya penyusutan-peralatan

2,

000

Akumulasi penyusutan-

peralatan

2,000

     

Biaya penyusutan Rp.

10.000 : 5 th    

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 12

Page 13: KP K cabang

TransaksiBuku Kantor

PusatBuku Kantor Cabang Bandung

10. Ayat jurnal penutup :

Penjualan

30,

000

Persediaan

6,

000

Pengiriman dari Kantor

Pusat

15,000

Pembelian

4,000

Biaya gaji

7,000

Biaya penyusutan

2,000

Biaya utilitas

1,000

Biaya sewa

3,000

Biaya lain-lain

2,000

Kantor pusat

2,000

     

Untuk menutup akun kantor

pusat    

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 13

Page 14: KP K cabang

Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Perhitungan harga pokok penjualan untuk kantor pusat dan cabang PT.JAYALAH adalah

sebagai berikut :

  Kantor Pusat Kantor Cabang

  Bandung

Persediaan, 1 Januari

19x1 85,000,000 -

Pembelian 150,000,000 4,000,000

Pengirirman ke Cabang

(15,000,000

) -

Pengiriman dari kantor

pusat - 15,000,000

Barang tersedia untuk

dijual 220,000,000 19,000,000

Persediaan, 31 Desember

19x1

(80,000,000

)

(6,000,000

)

Harga pokok penjualan 140,000,000 13,000,000

Kertas Kerja

Pencatatan akuntansi kantor pusat dan cabang bias digabungkan baika dengan menggunakan

kertas kerja format neraca saldo ataupun format laporan keuangan. Kedua pendekatan ini

digambarkan sebagai berikut. Data-data tentang kantor pusat yang sebelumnya tidak ada

ditambahkan untuk melengkapi ilustrasi.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 14

Page 15: KP K cabang

Kertas kerja gabungan – pendekatan neraca saldo

PT. JAYALAH

KERTAS KERJA KANTOR PUSAT DAN CABANG

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 19X1 (DALAM 000)

  Kantor Pusat

Cabang

Bandung

Penyesuaian

dan Laba Rugi

Laba

Ditahan Neraca

      eliminasi      

Debet            

Kas 41,000

9,000       50,000

Piutang dagang 60,000         60,000

Persediaan - akhir 80,000

6,000       86,000

Tanah 20,000         20,000

Gedung - neto 100,000         100,000

Peralatan - neto 52,000

8,000       60,000

Cabang Bandung 22,000   a. 2.000      

      b. 20.000      

Harga Pokok Penjualan 140,000

13,000   153.000 *    

Biaya gaji 43,000

7,000   50.000 *    

Biaya penyusutan - gedung 5,000     5.000 *    

Biaya penyusutan - peralatan 8,000

2,000   10.000 *    

Biaya utilitas 6,000

1,000   7.000 *    

Biaya sewa  

3,000   3.000 *    

Biaya lain-lain 8,000

2,000   10.000 *    

Deviden 10,000       10.000 *  

  595,000       376,000

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 15

Page 16: KP K cabang

51,000

Kredit            

Hutang dagang 50,000         50,000

Hutang gaji 4,000

1,000       5,000

Modal saham 200,000         200,000

Laba ditahan 110,000      

110,000  

Kantor pusat  

20,000 b. 20.000      

Penjualan 229,000

30,000  

259,000    

             

Laba cabang Bandung 2,000   a. 2.000      

  595,000

51,000        

Laba bersih      

21,000

21,000  

Laba ditahan 31 Desember 19x1      

121,000 121,000

            376,000

* Dikurangkan            

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 16

Page 17: KP K cabang

Kertas kerja gabungan – pendekatan laporan keuangan

PT. JAYALAH

KERTAS KERJA KANTOR PUSAT DAN CABANG

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 19X1 (DALAM 000)

  Kantor Pusat Cabang BandungPenyesuaian danLaporan Gabungan

      eliminasi  

Laporan Laba Rugi        

Penjualan

229,000 30,000   259,000

Laba Cabang Bandung

2,000   a. 2.000  

Harga Pokok Penjualan 140.000 * 13.000 *   153.000 *

Biaya Gaji 43.000 * 7.000 *   50.000 *

Biaya penyusutan - gedung 5.000 *     5.000 *

Biaya penyusutan - peralatan 8.000 * 2.000 *   10.000 *

Biaya Utilitas 6.000 * 1.000 *   7.000 *

Biaya sewa   3.000 *   3.000 *

Biaya lain-lain 8.000 * 2.000 *   10.000 *

Laba bersih 21,000 2,000   21,000

Laba ditahan Kantor Pusat        

Laba ditahan 1 Januari

110,000     110,000

Kantor pusat (sebelum ditutup)   20,000 b. 20.000  

Laba bersih 21,000 2,000   21,000

Deviden 10.000 *     10.000 *

Laba ditahan / kantor pusat

121,000 22,000   121,000

Neraca        

Kas 41,000 9,000   50,000

Piutang dagang - neto 60,000     60,000

Persediaan 80,000 6,000   86,000

Tanah 20,000     20,000

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 17

Page 18: KP K cabang

Gedung - neto

100,000     100,000

Peralatan - neto 52,000 8,000   60,000

Cabang Bandung 22,000   a. 2.000  

      b. 20.000  

 

375,000 23,000   376,000

Hutang dagang 50,000     50,000

Hutang gaji

4,000 1,000   5,000

Modal saham

200,000     200,000

Laba ditahan

121,000     121,000

Kantor pusat   22,000    

 

375,000 23,000   376,000

* Dikurangkan        

PENGIRIMAN BARANG DAGANGAN DI ATAS HARGA POKOK

Prosedur yang diilustrasikan pad kasus PT. JAYALAH didasarkan pada pengiriman

barang dagangan dari kantor pusat ke cabang yang menggunakan basis harga pokok.

Banyak perusahaan menggunakan harga transfer diatas harga pokok untuk pengiriman internal

ke cabang-cabang mereka. Beberapa perusahaan menetapkan harga transfer pada harga jual

normal, sementara yang lainnya menggunakan mark-up standar.

Alasan yang mendasari penetapan harga transfer diatas harga pokok, antara lain ialah agar

aloksi pendapatan antar unit dalam perusahaan dilakukan dengan wajar, agar harga persediaan

ditetapkan dengan efisien an agar margin laba dari tiap-tiap cabang diungkapkan dengan

sebenarnya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 18

Page 19: KP K cabang

Pengiriman ke Cabang Dicatat pada Harga Pokok

Ketika kantor pusat mengirim barang dagangan kepada cabangnya dengan harga

transfer diatas harga pokok, pencatatan akuntansi pada buku kantor pusat harus disesuaikan

dengan biaya actual dari barang yang dikirim. Ini dilakukan melalui akun “tambahan laba

cabang” atau laba yang belum direalisasikan.

Sebagai contoh, kantor pusat PT. FIONA mengirim barang dagangan sejumlah Rp.

100.000.000 ke cabangnya di Tegal dengan mark-up sebesar 20% diatas harga pokok. Ayat

jurnal yang harus dibuat adalah :

Buku Kantor pusat

Cabang Tegal Rp. 120.000.000

Pengiriman ke cabang Tegal Rp. 100.000.000

Laba belum direalisasikan cabang Tegal Rp. 20.000.000

(Untuk mencatat pengiriman ke cabang Tegal 120 % dari harga pokok)

Buku kantor cabang Tegal

Pengiriman dari kantor pusat Rp. 120.000.000

Kantor pusat Rp. 120.000.000

(Untuk mencatat penerimaan persediaan dari kantor pusat)

Pengiriman ke Cabang Dicatat pada Harga Penagihan (billing prices)

Beberapa perusahaan mencatat pengiriman barang ke cabang berdasarkan harga penagihan

dan menyesuaikan akun laba belum direalisasinya hanya pada kahir periode akuntansi. Pada

saat pendekatan ini yang digunakan, saldo akun laba belum direalisasi selama periode

akuntansi mencerminkan laba yang belum direalisasi pada persediaan awal cabang, dan akun

pengiriman ke cabang mencakup laba belum direalisasi untuk periode berjalan.

Untuk lebih jelasnya, anggaplah PT. FIONA mengirim barang ke cabang Tegal dengan

harga penagihan :

Buku kantor pusat

Cabang Tegal Rp. 120.000.000

Pengiriman ke Cabang Tegal Rp. 120.000.000

Dengan jurnal ini akun pengirirman kantor pusat dan cabang akan memiliki saldo yang sama,

tetapi diperlukan dua ayat jurnal penyesuaian akhir tahun :

Buku Kantor pusat

Pengiriman ke cabang Tegal Rp. 20.000.000

Laba belum direalisasi cabang Tegal Rp. 20.000.000

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 19

Page 20: KP K cabang

(Untuk menyesuaikan pengirirman dengan basis biaya)

Laba belum direalisasi cabang Tegal Rp. 18.000.000

Laba cabang Tegal Rp. 18.000.000

(untuk menyesuaikan laba cabang atas realisasi mark-up pada pengiriman ke cabang)

Jurnal pertama menyesuaikan akun pengirirman ke cabang dan akun laba belum direalisasi

dengan memunculkan saldo masing-masing Rp. 100.000.000 dan Rp. 20.000.000. Jurnal kedua

yaitu untuk menyesuaikan laba cabang dari laba belum direalisasi.

BIAYA PENGIRIMAN

Biaya pengiriman barang ke lokasi akhir penjualan merupakan elemen penting bagi

biaya persediaan barang dan harga pokok penjualan. Ongkos kirim dari kantor pusat ke cabang

harus dimasukkan dalam perhitungan persediaan cabang dan harga pokok penjualan.

Misalkan barang dagangan dikirim dari kantor pusat ke cabang senilai 125% dari harga

pokok Rp. 10.000.000, dan kantor pusat membayar ongkos kirim sebesar Rp. 500.000. Berikut

ini ayat jurnal yang harus dibuat pada buku kantor pusat dan kantor cabang :

Buku kantor pusat

Cabang Rp. 13.000.000

Pengiriman ke cabang Rp. 10.000.000

Laba belum direalisasi cabang Rp. 2.500.000

Kas Rp. 500.000

(mencatat pengirirman ke cabang)

Buku Cabang

Pengirirman dari kantor pusat Rp. 12.500.000

Biaya pengiriman Rp. 500.000

Kantor pusat Rp. 13.000.000

(Untuk mencatat pengirimanbarang dari kantor pusat)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 20

Page 21: KP K cabang

ALOKASI BIAYA – KANTOR PUSAT DAN CABANG

Alokasi biaya antara kantor pusat dan cabang biasanya diperlukan untuk mendapatkan

pengukuran yang akurat mengenai laba dari tiap-tiap unit perusahaan. Biaya promosi, misalnya

bias berhubungan dengan kegiatan penjualan kantor pusat, atau kegiatan penjualan satu atau

lebih cabang. Apabila biaya promosi ini dibayar oleh kantor pusat, maka biaya promosi yang

berhubungan dengan cabang harus dibebankan ke cabang. Biaya pensiun yang dibayar oleh

kantor pusat dan biaya administrasi & umum kantor pusat juga harus dialokasikan pada

kegiatan cabang untuk memberikan informasi lengkap mengenai laba dari tiap unit usaha.

Situasi lain yang membutuhkan alokasi biaya terjadi saat pencatatan aktiva tetap dilakukan oleh

sistem akuntansi kantor pusat.

Berikut beberapa contoh pengalokasian biaya. Jika cabang membayar Rp. 5.000.000

untuk biaya promosi yang berhubungan dengan penjualan kantor pusat dan cabang sama rata,

maka Rp. 5.000.000 itu dialokasikan sebagai berikut :

Buku Cabang

Biaya promosi Rp. 2.500.000

Kantor pusat Rp. 2.500.000

Kas Rp. 5.000.000

(Untuk mengalokasikan 50% biaya promosi pada kantor pusat)

Buku kantor pusat

Biaya promosi Rp. 2.500.000

Cabang Rp. 2.500.000

(Untuk mencatat biaya promosi yang dibayar oleh cabang)

Biaya pensiun Rp. 50.000.000 dan biaya umum kantor pusat Rp. 120.000.000 yang terjadi di

kantor pusat dan dialokasikan masing-masing 25% ke cabangnya di Depok dan Cilegon dicatat

sebagai berikut :

Buku kantor pusat

Cabang Depok Rp. 42.500.000

Cabang Cilegon Rp. 42.500.000

Biaya pensiun Rp. 25.000.000

Biaya umum Rp. 60.000.000

(Untuk mengalokasikan biaya pensiun dan umum pada kegiatan cabang)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 21

Page 22: KP K cabang

Buku cabang Depok

Biaya pensiun Rp. 12.500.000

Biaya umum Rp. 30.000.000

Kantor pusat Rp. 42.500.000

(Untuk mencatat alokasi biaya dari kantor pusat)

Buku cabang Cilegon

Biaya pensiun Rp. 12.500.000

Biaya umum Rp. 30.000.000

Kantor pusat Rp. 42.500.000

(Untuk mencatat alokasi biaya dari kantor pusat)

REKONSILIASI – KANTOR PUSAT DAN CABANG

Apabila terjadi kesalahan dalam mencatat transaksi resiprokal baik pada buku kantor

pusat maupun pada buku cabang, dan jika transaksi hanya dicatat pada satu buku saja maka

pada kahir tahun tidak akan muncul akun resiprokal kantor pusat dan cabang. Pendekatan yang

digunakan untuk rekonsiliasi kantor pusat dan cabang sama dengan pendekatan yang

digunakan dalam rekonsiliasi bank.

Rekonsiliasi kantor pusat dan cabang pada Desember 19x1 diilustrasikan pada peraga

berikut ini, dengan asumsi sebagai berikut :

1. Saldo 31 Desember 19x1 : akun kantor pusat (buku cabang) Rp. 452.300.000, akun

cabang Garut (buku kantor pusat) Rp. 492.000.000.

2. Cabang Garut mengirim cek Rp. 12.000.000 tunai ke kantor pusat pada tanggal 31

Desember 19x1. Kantor pusat baru menerima cek tersebut tanggal 4 januari 19x2.

3. Kantor pusat mengirim barang dagangan senilai Rp. 20.000.000 ke cabang Garut pada

tanggal 28 desember 19x1 pada harga transfer Rp. 25.000.000. Barang dagangan

tersebut baru diterima cabang pada tanggal 8 Janurai 19x2.

4. Biaya promosi sejumlah Rp. 8.500.000 dialokasikan oleh kantor pusat ke cabang Garut.

Biaya itu dicatat oleh cabang sebesar Rp. 5.800.000.

Jurnal berikut ini dibuat pada buku kantor pusat untuk menggambarkan kas dalam perjalanan

(cash in transit) tanggal 31 Desember 19x1 :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 22

Page 23: KP K cabang

Kas dalam perjalanan Rp. 12.000.000

Cabang Garut Rp. 12.000.000

Rekonsiliasi Kantor Pusat dan Cabang

PT WIJAYA    

REKONSILIASI KANTOR PUSAT-CABANG

GARUT  

31 DESEMBER 19X1 (DALAM

000)  

   

  Akun Akun

  Kantor Pusat Cabang Garut

Saldo buku, 31 Desember 19x1

452,300

,000

492,00

0,000

Kas dalam perjalanan-cabang

Garut ke  

kantor pusat

-

(12,00

0,000)

Pengiriman dalam perjalanan

cabang

25,000

,000

-

Koreksi kesalahan : biaya

promosi  

Rp. 8.500.000 dicatat

Rp.5.800.000

2,700

,000

-

Saldo disesuaikan, 31

Desember 19x1

480,000

,000

480,00

0,000

     

Jurnal koreksi pada buku cabang Garut untuk mencatat rekonsiliasi :

Pengiriman dari kantor pusat-dalam perjalanan Rp. 25.000.000

Kantor pusat Rp. 25.000.000

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 23

Page 24: KP K cabang

(Untuk mencatat barang dalam perjalanan dari kantor pusat)

Biaya promosi Rp. 2.700.000

Kantor pusat Rp. 2.700.000

(Untuk mengoreksi kesalahan pencatatan alokasi biaya promosi dari kantor pusat)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 24