kota padang adalah -...

150
xv Kota Padang adalah salah satu Kota tertua di pantai barat Sumatera di Lautan Hindia.Menurut sumber sejarah pada awalnya (sebelum abad ke-17) Kota Padang dihuni oleh paranelayan, petani garam dan pedagang. Ketika itu Padang belum begitu penting karena arusperdagangan orang Minang mengarah ke pantai timur melalui sungai- sungai besar. Namun sejakSelat Malaka tidak lagi aman dari persaingan dagang yang keras oleh bangsa asing sertabanyaknya peperangan dan pembajakan, maka arus perdagangan berpindah ke pantai barat Pulau Sumatera. Suku Aceh adalah kelompok pertama yang datang setelah Malaka ditaklukkan olehPortugis pada akhir abad ke XVI. Sejak saat itu Pantai Tiku, Pariaman dan Inderapura yang dikuasai oleh raja-raja muda wakil Pagaruyung berubah menjadi pelabuhan-pelabuhan penting karena posisinya dekat dengan sumber-sumber komoditi seperti lada, cengkeh, pala dan emas. Kemudian Belanda datang mengincar Padang karena muaranya yang bagus dan cukup besar serta udaranya yang nyaman dan berhasil menguasainya pada Tahun 1660 melalui perjanjian dengan raja-raja muda wakil dari Pagaruyung. Tahun 1667 membuat Loji yang berfungsi sebagai gudang sekaligus tangsi dan daerah sekitarnya dikuasai pula demi alasan keamanan. Akhirnya pada Tanggal 20 Mei 1784 Belanda menetapkan Padang sebagai pusat kedudukan dan perdagangannya di Sumatera Barat. Kota Padang menjadi lebih ramai setelah adanya Pelabuhan Teluk Bayur, Semen dan Tambang Batubara (di Sawahlunto), serta Jalur Kereta Api. Namun yang menjadi hari Jadi Kota Padang adalah Tanggal 7 Agustus, karena pada Tanggal 7 Agustus 1669 terjadi penyerbuan besar-besaran terhadap

Upload: dangkhanh

Post on 16-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

xv

Kota Padang adalah

salah satu Kota tertua di pantai

barat Sumatera di Lautan

Hindia.Menurut sumber sejarah

pada awalnya (sebelum abad ke-17)

Kota Padang dihuni oleh

paranelayan, petani garam dan

pedagang. Ketika itu Padang belum

begitu penting karena arusperdagangan orang Minang mengarah ke pantai timur melalui sungai-

sungai besar. Namun sejakSelat Malaka tidak lagi aman dari persaingan dagang yang keras oleh

bangsa asing sertabanyaknya peperangan dan pembajakan, maka arus perdagangan berpindah ke

pantai barat Pulau Sumatera.

Suku Aceh adalah kelompok pertama yang datang setelah Malaka ditaklukkan

olehPortugis pada akhir abad ke XVI. Sejak saat itu Pantai Tiku, Pariaman dan Inderapura yang

dikuasai oleh raja-raja muda wakil Pagaruyung berubah menjadi pelabuhan-pelabuhan penting

karena posisinya dekat dengan sumber-sumber komoditi seperti lada, cengkeh, pala dan emas.

Kemudian Belanda datang mengincar Padang karena muaranya yang bagus dan cukup

besar serta udaranya yang nyaman dan berhasil menguasainya pada Tahun 1660 melalui

perjanjian dengan raja-raja muda wakil dari Pagaruyung. Tahun 1667 membuat Loji yang

berfungsi sebagai gudang sekaligus tangsi dan daerah sekitarnya dikuasai pula demi alasan

keamanan.

Akhirnya pada Tanggal 20 Mei 1784 Belanda menetapkan Padang sebagai pusat

kedudukan dan perdagangannya di Sumatera Barat. Kota Padang menjadi lebih ramai setelah

adanya Pelabuhan Teluk Bayur, Semen dan Tambang Batubara (di Sawahlunto), serta Jalur

Kereta Api. Namun yang menjadi hari Jadi Kota Padang adalah Tanggal 7 Agustus, karena pada

Tanggal 7 Agustus 1669 terjadi penyerbuan besar-besaran terhadap

xvi

+

Loji Belanda di Kepalo Koto Batang Arau yang dilandasi oleh semangat patriotisme dan rasa

cinta tanah air dalam mengusir penjajah dari bumi Nusantara.

Pada awalnya luas Kota Padang adalah 33 Km2, yang terdiri dari 3 Kecamatan dan 13

buah Kampung, yaitu Kecamatan Padang Barat, Padang Selatan dan Padang Timur. Dengan

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tanggal

21 Maret 1980 wilayah Kota Padang menjadi 694,96 Km2, yang terdiri dari 11 Kecamatan dan

193 Kelurahan. Dengan dicanangkannya pelaksanaan otonomi daerah sejak Tanggal 1 Januari

2001, maka wilayah administratif Kota Padang dibagi dalam 11 Kecamatan dan 103 Kelurahan.

Dengan Keluarnya Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Pembentukan

organisasi Kelurahan Maka jumlah Kelurahan di Kota Padang menjadi 104 Kelurahan.

Pasa Batipuh

1.1 LUAS DAN BATAS WILAYAH KOTA

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional telah ditetapkan Kota Padang sebagai

Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Berdasarkan PP

No 17 tahun 1980, luas wilayah Kota Padang secara

administratif adalah 165,35 Km. Menurut Perda No.

10 Tahun 2005 tentang luas Kota Padang diketahui

terjadi penambahan luas administrasi menjadi

1.414,96 Km2, dimana penambahan wilayah

lautan/perairan seluas 720,00 km2. Secara geografis,

Kota Padang berada di antara 00o o o

dan 100o

Kota Padang yang membujur dari Utara ke Selatan memiliki pantai sepanjang 68,126 km

dan terdapat deretan Bukit Barisan, dengan panjang daerah bukit (termasuk sungai) 486,209 Km2.

Perpaduan kedua letak tersebut menjadikan Kota Padang memiliki alam yang sangat indah dan

menarik. Batas-batas wilayah Kota Padang sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Padang Pariaman Sebelah Selatan : Kabupaten Pesisir Selatan Sebelah Timur : Kabupaten Solok Sebelah Barat : Samudera Hindia

Di samping memiliki wilayah daratan, Kota Padang juga memiliki wilayah perairan yang

dihiasi oleh 19 pulau kecil yang masuk dalam wilayah administrasi Kota Padang. Kesembilan

belas (19) pulau tersebut tersebar pada kecamatan di Kota Padang. Dari 19 buah pulau kecil

tersebut, terdapat 2 pulau yang telah dikelola dengan baik untuk pariwisata, seperti Pulau Sikuai

dan Pulau Pasumpahan.

Sumber : Padang Dalam Angka Tahun 2012

Tabel 1.2

Kondisi Geografi Kota Padang

No Uraian Data

1 Letak Wilayah 1º

100º

2 Luas Wilayah Darat 694.96 Km2 (efektif =205 Km2 atau 29 %

3 Luas Wilayah laut 720 Km

4 Panjang Pantai 68.126 Km (di luar pulau-pulau kecil)

5 Temperatur 22,2 C 32,7 C

6 Curah Hujan 336,25 mm / bulan

7 Jumlah sungai 5 buah sungai besar dan 16 buah sungai kecil

8 Jumlah Pulau 19 buah

Sumber : BMKG, Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Sumbar

1.2. IKLIM, TOPOGRAFI DAN GEOLOGI

1.2.1 Iklim

Kota Padang mempunyai iklim tropis dimana hujan turun hampir sepanjang

tahun. Tingkat curah hujan di Kota Padang mencapai rata-rata 336,25 mm per bulan

dengan rata-rata hari hujan 16 hari per bulan pada tahun 2012. Tingkat curah hujan

tertinggi terjadi pada Bulan Maret sebesar 585,4 mm dan sering terjadi hujan sepanjang

bulan, yakni dengan banyaknya hari hujan terjadi selama 16 hari sedangkan terendah

terjadi pada Bulan Juli sebesar 194,9 mm yang terjadi hujan selama 16 hari. Hari hujan

terlama/sering terjadi hujan sepanjang bulan adalah pada Bulan November, yakni selama

27 hari dengan curah hujan sebesar 575 mm dan hari hujan tersingkat/jarang terjadi hujan

yakni pada Bulan Januari, Mei dan Juni yang hanya terjadi selama 10 hari dengan curah

hujan masing-masing sebesar 216 mm, 214,9 mm dan 244,9 mm.

Gambar 1.2 Banyaknya Hari Hujan Menurut Bulan Kota Padang

Tahun 2012

Gambar 1.3 Banyaknya Curah Hujan Menurut Bulan Kota Padang

Tahun 2012

Tabel 1.3 Kondisi Temperatur dan Kelembaban Menurut Bulan

di Kota Padang Tahun 2012

Bulan Suhu Udara (0C) Kelembaban

Rata-rata (%) Maksimum Minimum Rata-rata Januari 32.2 22.2 26.8 80 Februari 31.7 22.9 26.7 78 Maret 32.0 22.3 26.6 81 April 32.7 23.0 27.3 80 Mei 32.5 23.0 27.3 81 Juni 32.1 22.5 26.7 81 Juli 31.7 22.6 26.5 82 Agustus 30.2 22.6 25.9 85 September 30.4 22.6 26.0 86 Oktober 30.3 23.3 26.1 87 November 30.6 23.2 26.2 84 Desember 30.6 23.3 26.3 84

Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

Selama Tahun 2012 suhu udara Kota Padang terjadi cukup tinggi yaitu antara 22,2 oC s/d

32,7 oC. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan April sebesar 32,7 oC dengan suhu minimum

sebesar 22,3 oC, hal ini menunjukkan bahwa sepanjang Bulan April suhu udara Kota Padang

sangat panas dengan rata-rata kelembaban 80%. Rata-rata kelembaban sepanjang Tahun 2012

berkisar antara 78% 87%.

Gambar 1.4

Kondisi Suhu Udara Kota Padang Tahun 2012

Gambar 1.5 Kelembaban Rata-Rata Kota Padang Sepanjang Tahun 2012

1.2.2 Topografi

Kota Padang memiliki topografi yang bervariasi terdiri dari perpaduan daratan yang

landai dan perbukitan bergelombang yang curam. Sebagian besar topografi wilayah Kota Padang

memiliki tingkat kelerengan lahan rata-rata > 40%.

Tabel 1.4

Topografi dan Ketinggian Wilayah Kota Padang Tahun 2012

No Kondisi Topografi Luas

Ha Persentase (%) I Kelerengan Lahan

0 2% Datar 16.379,82 23,57 3 15% Bergelombang 5.510,93 7,93 16 40% Curam 13.219,48 19,02

>40% Sangat Curam 34.385,77 49,48 Jumlah 69.496,00 100,00

II Ketinggian 0 25 m dpl 15.898,68 22,88 25 100 m dpl 6.479,39 9,32 100 500 m dpl 19.324,56 27,81 100 1.000 m dpl 15.787,23 22,72 >1.000 m dpl 12.006,13 17,28

Jumlah 69.496,00 100,00 Sumber : Hasil Perhitungan Aplikasi ArcGIS, Tahun 2011

Wilayah Kota Padang yang berada dipantai barat Pulau Sumatera mempunyai topografi

bervariasi perpaduan dataran rendah, perbukitan dan daerah aliran sungai. Bagian utara Kota

Padang merupakan daerah pantai, perbukitan dan sebagian daratan tinggi. Bagian barat Kota

Padang terdiri dari daratan rendah yang landai dengan ketinggian rata-rata 0 25 meter di atas

permukaan laut. Kearah timur dan selatan topografi wilayah Kota Padang merupakan daerah

perbukitan, bergelombang dan curam dengan ketinggian yang bervariasi, dimana yang tertinggi

mencapai 1.800 meter di atas permukaan laut pada kawasan yang berbatasan dengan Kabupaten

Solok.

Tabel 1.5 Ketinggian Wilayah Daratan Kota Padang

Menurut Kecamatan

No Kecamatan Ketinggian (m)

1. Bungus Teluk Kabung 0 - 850 2. Lubuk Kilangan 25 - 1.853 3. Lubuk Begalung 8 - 400 4. Padang Selatan 0 - 322 5. Padang Timur 4 - 10 6. Padang Barat 0 - 8 7. Padang Utara 0 - 25 8. Nanggalo 3 - 8 9. Kuranji 8 - 1.000 10. Pauh 10 - 1.600 11. Koto Tangah 0 - 1.600

Kota Padang 0 - 1.853 Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kota Padang

Ketinggian wilayah Kota Padang dari permukaan laut yang bervariasi merupakan

kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung umumnya terdapat diwilayah

Timur Kota Padang. Wilayah yang mempunyai topografi relatif datar adalah Kecamatan Padang

Utara, Padang Barat, Padang Timur, Nanggalo, dan sebagian Kecamatan Kuranji, Pauh, Lubuk

Begalung, Lubuk Kilangan serta sebagian kecil Padang Selatan. Sedangkan wilayah perbukitan

terdapat di sebagian besar Wilayah Kecamatan Koto Tangah bagian timur, Kecamatan Pauh,

Lubuk Kilangan dan Kecamatan Bungus Teluk Kabung.

Kota Padang memiliki banyak sungai, yaitu 5 sungai besar dan 16 sungai kecil, dengan

sungai terpanjang Batang Kandis yaitu sepanjang 20 km berada pada Kecamatan Koto Tangah.

Nama, panjang dan lokasi yang dilalui sungai pada Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 1.6 di

bawah ini.

Tabel 1.6 Sungai-sungai di Kota Padang

No Nama Sungai Panjang (Km) Lokasi (Kecamatan)

1 Batang Kuranji 17,00

Pauh Kuranji Nanggalo Padang Utara

2 Sungai Gayo 3,00 Pauh 3 Batang Guo 5,00 Kuranji 4 Batang Belimbing 5,00 Kuranji 5 Batang Pagang 11,00 Nanggalo

6 Sungai Banjir Kanal 5,50 Padang Timur Padang Utara

7 Batang Muar 0,40 Padang Utara 8 Sungai Koto 2,00 Padang Timur 9 Batang Arau 5,00 Padang Selatan 10 Batang Logam 15,00 Koto Tangah 11 Batang Kandis 20,00 Koto Tangah 12 Sungai Tarung 12,00 Koto Tangah 13 Sungai Padang Aru 5,00 Lubuk Kilangan 14 Sungai Padang Idas 4,50 Lubuk Kilangan 15 Batang Kampung Juar 2,50 Lubuk Begalung 16 Batang Aru 6,00 Lubuk Begalung 17 Batang Kayu Aro 5,00 Bungus Teluk Kabung 18 Sungai Timbulun 3,00 Bungus Teluk Kabung 19 Sungai Sarasah 2,00 Bungus Teluk Kabung 20 Sungai Pisang 3,00 Bungus Teluk Kabung 21 Bandar Jati 2,00 Bungus Teluk Kabung

Sumber : Dinas PSDA Propinsi Sumatera Barat

Berdasarkan atas kewenangan dalam hal pengelolaan perairan, Kota Padang memiliki

perairan seluas 72.000 Ha, termasuk di dalamnya 19 pulau-pulau kecil dan 13 pulau yang terletak

relatif dekat dengan daratan. Pemanfaatan pulau-pulau kecil ini belum optimal dan kondisi pulau

ini sebagian sudah mengalami abrasi akibat terumbu karang yang mengelilinginya telah rusak.

Kondisi pesisir pantai Kota Padang secara garis besar dapat dibedakan atas 2 kelompok,

yaitu :

1. Pesisir yang landai, yaitu di daerah Padang Sarai Batang Arau, dan Labuhan

Tarok - Teluk Kabung.

2. Pesisir yang curam dengan kawasan pesisir yang landai relatif sangat kecil antara

lain pada kawasan pesisir Batang Arau Labuhan Tarok, Teluk Kabung Sungai

Pisang Pantai Padang.

Secara administratif terdapat 6 (enam) kecamatan yang bersentuhan langsung dengan

pantai yaitu: Kecamatan Padang Barat, Kecamatan Padang Utara, Kecamatan Padang Selatan,

Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Lubuk Begalung dan Kecamatan Bungus Teluk Kabung.

1.2.3 Geologi

Wilayah Kota Padang terbentuk oleh endapan permukaan, batuan vulkanik dan intrusi

serta batuan sedimen dan betamorf. Aliran yang tidak teruraikan (Qtau) mencakup seluruh

kawasan Bukit Barisan yang ada di wilayah Kota Padang dan sekitar kawasan Gunung Padang

serta Bukit Air Manis. Aluvium (Qal) yang menyebar dari utara ke selatan di seluruh dataran

rendah wilayah Kota Padang umumnya terdiri dari Lanau, Lempeng, Pasir Lempung, Lempeng

Pasiran, dan Bongkahan Batuan Andesit. Kipas Aluvium (Qf) terlihat pada singkapan di bagian

bawah lereng-lereng pegunungan dan perbukitan Bukit Barisan dan sebagian bersebelahan dengan

kipas aluvium setempat yang terdapat di Bukit Air Manis. Sebagian besar menutupi perbukitan di

sepanjang pantai bagian selatan wilayah Kota Padang mulai dari Telung Nibung hingga

keperbukitan Labuan Tarok Kecamatan Teluk Kabung.

Andesit dan Tufa (Qtta dan QTp) yang terlihat pada singkapan setempat di perbukitan

yang berdekatan dengan daerah Pengambiran dan Tarantang, Perbukitan sekitar Air Dingin yang

bersebelahan dengan batu gamping.

Kipas Alluvium (Qt) merupakan batuan terdiri dari rombakan batuan andesit berupa

bongkah-bongkah yang berasal dari gunung api strato, berwarna abu-abu kehitaman, keras,

komposisi mineral piroksen, homblende dan mineral hitam lainnya. Batuan ini tersebar di bagian

bawah lereng-lereng pegunungan dan perbukitan sekitar Bukit Nago dan Limau Manis.

Tufa Kristal (QTt) Merupakan tufa kristal yang mengeras yang terlihat pada singkapan

setempat di perbukitan Bukit Air Manis, Teluk Nibung dan Lubuk Begalung hingga ke perbukitan

di Kelurahan Labuhan Tarok.

Andesit (Qta) dan Tufa (QTp) merupakan batuan gunung berapi yang masih pasif

bewarna hitam keabu-abuan hingga putih, Andesit berselingan dengan tufa, terlihat pada

singkapan setempat di Pegambiran, Tarantang dan perbukitan Air Dingin yang bersebelahan

dengan batu gamping. Batu Gamping (PTIs) Berwarna putih hingga ke abu-abuan, terlihat pada

singkapan di Indarung, sekitar Bukit Karang Putih.

Fillit berwarna hitam hingga abu kemerahan, Batu Pasir berwarna abu-abu kehijauan

mengandung klorit keras dan berbutir halus, Batu Lanau bewarna hijau kehitaman dan Meta

(PTps). Batuan ini terlihat pada singkapan Koto lalang (jalan ke arah Solok). Umumnya

mendasari bukit-bukit dan pegunungan yang landai.

Tabel 1.7 Jenis Batuan Geologi yang Terdapat di Kota Padang

No Jenis Batuan (Litologi) Luas (Ha)

Persentase (%)

1 Aluvium 21.566,89 31,03

2 Batuan Gunung Api 34.972,34 50,32

3 Batuan Intrusi 1.337,81 1,93

4 Batuan Metamorf 1.189,56 1,71

5 Batu Kapur 1.158,56 1,67

6 Formasi Palepat 0,01 0,00

7 Formasi Painan 9.270,83 13,34

Jumlah 69.496,00 100,00 Sumber : Hasil Perhitungan Aplikasi ArcGIS, Tahun 2011

Wilayah Kota Padang terdiri dari 7 jenis tanah yang tersebar di seluruh wilayah, yaitu:

Aluvial, Andosol (humus), Komplek Podsolik Merah Kuning Latosol dan Litosol, Latosol,

Latosol dan Podsolik Merah Kuning, Organosol dan Glei Humus (humus pemukaan bagian

bawah) dan Regosol (batuan melapuk bagian atas).

Dari semua jenis tanah tersebut, yang terluas adalah jenis tanah Latosol mencapai

46,70%. Secara rinci jenis tanah di wilayah Kota Padang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.8 Jenis Tanah di Kota Padang

No Jenis Tanah Luas (Ha) Persentase (%)

1 Aluvial 15.948,07 22,95%

2 Andosol 5.623,77 8,09%

3 Komplek Podsolik Merah Kuning Latosol dan Litosol 10.794,68 15,53%

4 Latosol 32.453,15 46,70%

5 Latosol dan Podsolik Merah Kuning 3.027,21 4,36%

6 Organosol dan Glei Humus 688,30 0,99%

7 Regosol 960,81 1,38%

Kota Padang 69.496,00 100,00% Sumber : Hasil Perhitungan Aplikasi ArcGIS, Tahun 2011

1.3 TATA PENGGUNAAN LAHAN

Karena letak Kota Padang yang berada di antara pertemuan dua lempeng Esia dan

lempeng Eurasia bisa menimbulkan gempa besar dan dapat diikuti oleh tsunami, seperti yang

terjadi pada saat gempa tanggal 30 September 2009 yang lalu. Akibat dari kejadian tersebut

penggunaan lahan di Kota Padang terjadi sedikit pergeseran yakni dari lahan pertanian ke

perkantoran dan perumahan masyarakat yaitu dari zona merah (tepi pantai) ke zona hijau (daerah

by pass) dimana masih banyaknya masyarakat Kota Padang yang bermukim di zona merah.

Perpindahan yang dilakukan ini untuk meminimalisir dampak yang akan timbul dari bahaya

gempa dan tsunami yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

Dampak dari perubahan Rencana Tata Ruang dan Wilayah ini akan mengurangi

penggunaan lahan pertanian menjadi lahan pemukiman dan berbagai fasilitas pelayanan

perkantoran. Tetapi sepanjang lahan pertanian itu masih produktif akan tetap dijadikan sebagai

lahan pertanian seperti di Kecamatan Bungus, Koto Tangah, Kuranji dan Pauh yang memiliki

tingkat kesuburan tanah yang tinggi, sedangkan tanah yang tak produktif akan dialih fungsikan.

Tabel 1.9 Tata Penggunaan Lahan di Kota Padang

Tahun 2010 s/d 2012

No Jenis Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha)

2010 2011 2012 2011 (%)

2012 (%)

1 Tanah Perumahan 7.123,23 6.696,27 6.907,62 9,63 9,94

2 Tanah Perusahaan 254,26 261,06 261,06 0,38 0,38

3 Tanah Industri (Termasuk PT. Semen Padang)

702,25 702,25 702,25 1,01 1,01

4 Tanah Jasa 715,32 715,32 715,32 1,03 1,03

5 Sawah Berigasi Teknis 4.934,00 4.934,00 4.934,00 7,10 7,10

6 Sawah non Irigasi 173,94 124,74 80,25 0,17 0,12

7 Ladang/Tegalan 952,75 952,75 942,23 1,37 1,36

8 Perkebunan Rakyat 2.147,50 2.147,50 2.147,50 3,09 3,09

9 Kebun Campuran 13.044,98 13.829,40 13.711,02 19,90 19,73

10 Kebun Sayuran 1.343,00 1.343,00 1.343,00 1,93 1,93

11 Peternakan 26,83 26,83 26,83 0,04 0,04

12 Kolam Ikan 100,80 100,80 100,80 0,15 0,15

13 Danau Buatan 2,25 2,25 2,25 0,00 0,00

14 Tanah Kosong 27,86 27,86 15,26 0,04 0,02

15 Tanah Kota 16,00 16,00 16,00 0,02 0,02

16 Semak 1.848,07 1.533,32 1.508,98 2,21 2,17

17 Rawa 120,00 120,00 120,00 0,17 0,17

18 Jalan Arteri dan Jalan Kolektor

135,00 135,00 135,00 0,19 0,19

19 Hutan Lebat 35.448,00 35.448,00 35.448,00 51,01 51,01

20 Sungai dan Lain-lain 379,45 379,45 379,45 0,55 0,55

T o t a l 69.496,00 69.496,00 69.496,00 100 100

Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kota Padang Tahun 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi beberapa peningkatan, penurunan dan

kesamaan terhadap penggunaan lahan di Kota Padang dari tahun 2011 ke tahun 2012.

Peningkatan terjadi pada jenis penggunaan lahan tanah perumahan. Peningkatannya sebesar

211,35 Ha, dimana pada tahun 2011 luas tanah perumahan sebesar 6.696,27 Ha naik menjadi

6.907,62 Ha atau sekitar 9,94 % dari total luas penggunaan lahan di Kota Padang secara

keseluruhan. Peningkatan ini terjadi akibat meningkatnya permintaan terhadap perumahan yang

terjadi di Kota Padang. Hal ini juga mengakibatkan penurunan terhadap jenis penggunaan lahan

lainnya.

Penurunan penggunaan lahan di Kota Padang terjadi pada jenis penggunaan sawah non

irigasi, ladang/tegalan, kebun campuran, tanah kosong dan semak. Penggunaan lahan untuk sawah

non irigasi turun sebesar 44,49 Ha, ladang/tegalan turun sebesar 10,52 Ha, kebun campuran turun

sebesar 118,38 Ha, tanah kosong turun sebesar 112,60 Ha dan semak turun sebesar 24,34 Ha dari

tahun 2011 ke tahun 2012.

Sementara itu beberapa jenis penggunaan lahan yang tidak terjadi perubahan dari tahun

2011 ke tahun 2012 adalah untuk tanah perusahaan, tanah industri, tanah jasa, sawah berigasi

teknis, perkebunan rakyat, kebun sayuran, peternakan, kolam ikan, danau buatan, tanah kota,

rawa, jalan arteri, hutan lebat, sungai dan lain-lain. Sawah yang beririgasi teknis tidak mengalami

perubahan yakni seluas 4.934 Ha, hal ini sejalan dengan kebijakan yang tetap dipertahankan oleh

Pemko Padang yakni tidak dibolehkan pengalihan fungsi atas lahan pertanian yang produktif

dengan arti kata lahan pertanian tersebut tetap dipertahankan untuk menunjang ketahanan pangan

daerah. Penggunaan lahan sebagai hutan lebat di Kota Padang masih dominan dan luasnya masih

sama/tidak berubah dengan tahun sebelumnya yakni seluas 35.448 Ha. Hal ini menandakan belum

adanya hak penguasaan atas hutan lebat atau hutan lindung yang terdapat di Kota Padang.

1.4 DAERAH RAWAN BENCANA

Secara geografis wilayah Indonesia dikepung oleh lempeng Eurasia/Benua Asia, lempeng

Indo-Australia/Benua Australia, dan lempeng Hindia dan Pasifik/Samudera Hindia dan Pasifik.

Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang

dari Pulau Sumatera Jawa Nusa Tenggara Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan

vulkanik tua dan daratan rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut

sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami,

banjir dan tanah longsor. Data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang

memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia. Sewaktu-waktu lempeng tersebut akan bergeser

patah menimbulkan gempa bumi. Selanjutnya jika terjadi tumbukan antar lempeng tektonik dapat

menghasilkan tsunami, seperti yang terjadi di Aceh dan Sumatera Utara.

Selain dikepung tiga lempeng tektonik dunia, Indonesia juga merupakan jalur The Pasicif

ring of fire (cincin api Pasifik), yang merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di dunia. Cincin

api pasifik membentang diantara subduksi maupun pemisahan lempeng Pasifik dengan lempeng

Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Amerika Utara dan lempeng Nazca yang bertabrakan

dengan lempeng Amerika Selatan.

Indonesia memiliki gunung berapi dengan jumlah kurang lebih 240 buah, diantaranya

hampir 70 buah masih aktif. Zone kegempaan dan gunung api aktif circum Pasifik amat terkenal,

karena setiap gempa hebat atau tsunami dahsyat di kawasan itu, dipastikan menelan korban jiwa

manusia amat banyak.

Kota Padang sangat rentan dengan bencana alam baik gempa bumi, air pasang, longsor

dan banjir serta kemungkinan gempa dan tsunami. Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam

(natural disaster) atau oleh ulah manusia (man-made disaster). Faktor-faktor yang dapat

menyebabkan bencana antara lain :

1. Gempa bumi dan tsunami 2. Erosi pantai 3. Letusan Gunung Api 4. Longsor Lahan 5. Banjir 6. Kebakaran

1.4.1 Gempa Bumi dan Tsunami

Kota Padang yang terletak pada pesisir pantai Pulau Sumatera sehingga rawan sekali

terhadap gempa. Apalagi adanya pertemuan lempeng antara India dan Australia yang menyusup

dibawah lempeng Aurasia membentuk zona Banioff yang secara terus menerus bergerak secara

aktif kearah barat timur sehingga bisa menimbulkan gempa yang sangat kuat dan diikuti

tsunami.

1.4.2 Erosi Pantai

Karena Kota Padang terletak dibagian pantai barat pulau Sumatera bagian Barat dan

berhubungan langsung dengan laut Hindia sehingga ombaknya agak besar. Erosi pantai/abrasi

merupakan peristiwa alam yang mengakibatkan terjadinya pengikisan pada pantai sehingga luas

daerah pantai menjadi berkurang.

Pada umumnya proses interaksi antara perairan pantai dengan laut lepas lebih banyak

ditemui pada pantai di kota Padang karena pantai-pantai tersebut banyak berhubungan dengan

lautan, terkecuali pantai Bungus, karena pantai ini terletak pada daerah teluk, maka kecepatan

arus sepanjang pantainya cenderung rendah. Pada umumnya pantai yang ada di Kota Padang

adalah pantai pasir yang terdiri dari kawasan dan feldspar, bagian yang paling banyak dan paling

keras dari sisa-sisa pelapukan lahan atas (upland). Seperti daerah pantai di sekitar Kampus

Universitas Bung Hatta, sisa-sia terumbu karang yang dominan. Ekosistemnya pun termasuk

terumbu karang yang dari segi tipenya termasuk kepada jenis terumbu karang tepi (friding reef).

1.4.3 Longsoran tanah

Kota Padang yang juga terletak dekat Bukit Barisan sehingga memiliki tingkat bahaya

longsoran lahan yang sedang dan tinggi.Tingkat bahaya longsoran lahan yang rendah umumnya

terdapat didaerah alluivial pantai dengan lereng 0-8%, sedangkan tingkat bahaya longsoran lahan

sedang terdapat pada daerah lereng kaki pegunungan, kompleks perbukitan vulkanik, dan

pegunungan vulkanik.

Faktor yang mempengaruhi tingkat longsoran lahan di daerah Kota Padang adalah

karakteristik lahannya berupa kemiringan lereng yang umumnya berkisar 23-99%. kecuali untuk

daerah Sungai Sapih, Air Dingin, dan Bukit Lantiak.

Struktur batuan wilayah Kota Padang umumnya miring, kecuali di daerah Kuranji yang

mempunyai struktur masif sehingga akan mempermudah terbentuknya bidang gelincir.

Kedalaman air tanah umumnya dangkal, yaitu berkisar dari 86 cm hingga kedalaman 7 m dan

memiliki jalur mata air (spring) dan jalur rembesan (seepage), dan curah hujan yang tinggi.

Akibat curah hujan yang tinggi, air tanah tergolong dangkal dan banyak terdapat jalur mata air

dan rembesan mempercepat terjadinya longsoran lahan.

Tingkat bahaya longsoran lahan tinggi terdapat pada hampir setiap kecamatan di Kota

Padang, kecuali kecamatan Padang Utara dan Padang Timur. Hal ini disebabkan pada umumnya

di daerah tersebut memiliki topografi daerah yang datar dengan kemiringan lereng sebagian besar

berkisar 0-8% , sehingga tidak memiliki potensi untuk mengalami longsor. Tingkat bahaya

longsoran lahan yang rendah ini umumnya terdapat pada daerah yang memiliki penggunaan lahan

berupa ion pemukiman, sehingga apabila terjadi longsoran lahan tidak menimbulkan korban jiwa.

1.4.4 Banjir

Kota Padang merupakan perpaduan antara bentuk lahan perbukitan vulkanik bagian

Timur, bentuk lahan aluvial bagian tengah dan lahan marin bagian Barat karena Padang memiliki

beberapa sungai seperti Batang Bungus, Batang Arau, Batang Kuranji dan Batang Air Dingin

serta masih ada lagi 18 sungai kecil lainnya.yang mempunyai aliran permanen sepanjang tahun.

Hal ini didukung lagi bahwa Kota Padang merupakan daerah tropis dengan curah hujan yang

cukup tinggi rata-rata 384,88 mm perbulan dengan rata-rata hari hujan 15-17 hari per bulan.

Apalagi luapan sungai tersebut bersamaan dengan terjadinya pasang laut.

Tingkat bahaya banjir Kota Padang dibedakan berdasarkan tingkat bahaya tinggi dan

tingkat bahaya sedang. Tingkat bahaya banjir tinggi umumnya tersebar pada daerah dataran yang

memilki satuan bentuk lahan dataran banjir, dataran aluvial, rawa belakang dan depresi antar

gisik.

Tingkat bahaya banjir terbesar terdapat pada Kecamatan Koto Tangah dengan luas daerah

700 Ha. Tingkat bahaya banjir sedang terdapat pada Kecamatan Kuranji dengan luas daerah 802

Ha.

Tingkat tinggi bahaya banjir biasanya disebabkan oleh curah hujan tinggi dan terjadinya

pasang surut air laut. Pasang surut di Kota Padang memilki tipe pasang surut ganda campuran,

artinya dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dan tidak membahayakan Kota

Padang.

1.4.5 Kebakaran

Bahaya kebakaran untuk kota Padang dapat digolongkan menjadi 3 wilayah yaitu:

1. Tingkat Resiko Kebakaran-1

Resiko terbesar terdapat di Kecamatan Padang Utara, Padang Timur, dan Padang

Barat yang merupakan area pusat perdagangan kepadatan tertinggi.

2. Tingkat Resiko Kebakaran-2

Kecamatan Kuranji, Nanggalo, Padang Selatan, dan Lubuk Begalung sebagai

kecamatan tumbuh cepat.

3. Tingkat Resiko Kebakaran-3

Kecamatan dengan bahaya kecil akan kebakaran terdapat di kecamatan Bungus

Teluk Kabung, Lubuk Kilangan, Kecamatan Pauh dan Kecamatan Koto Tangah

karena dekat dengan hutan.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 19

Kondisi Demografi Penduduk

BAB 2 KONDISI DEMOGRAFI PENDUDUK

Demografi berasal dari kata demos, artinya rakyat atau penduduk dan graphien berarti

mencitra, menulis, melukis atau gambaran tentang penduduk pada suatu negara atau wilayah.

Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan secara

kuantitatif dan kualitatif berupa susunan, jumlah, dan perkembangan penduduk. Demografi

meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah

setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat

merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti

pendidikan,kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu. Data yang diperoleh untuk keperluan

demografi ini digunakan untuk menyusun perencanaan, dengan memberi gambaran penduduk

atau masa yang akan datang dibandingkan dengan pada masa lampau. Data yang diperoleh juga

digunakan untuk pembangunan disegala bidang seperti: bidang pendidikan dan bidang-bidang lain

yang memerlukan data khusus demografi ini. Data demografi tentang jumlah penduduk menurut

kelompok umur, jenis kelamin yang sangat diperlukan dalam kebijakan-kebijakan yang akan

diambil oleh pemerintah pusat, dan daerah.

2.1. POTRET UMUM DEMOGRAFIS PENDUDUK

Penduduk Padang merupakan semua orang yang berdomisili di wilayah territorial Kota

Padang selama 6 (enam) bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 (enam)

bulan tetapi bertujuan menetap. Sementara itu yang dikatakan rumah tangga adalah seseorang

atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya

tinggal bersama serta pengelolaan makan dari satu dapur, yakni jika pengurusan kebutuhan

sehari-harinya dikelola bersama-sama menjadi satu. Sedangkan anggota rumah tangga adalah

semua orang yang biasanya bertempat tinggal disuatu rumah tangga baik yang berada di rumah

pada waktu pencacahan maupun yang sementara tidak ada.

Jumlah dan pertumbuhan penduduk merupakan indikator yang menunjukkan tentang

keadaan komposisi, distribusi dan kecepatan perubahan penduduk di suatu daerah. Pengetahuan

mengenai hal ini akan dapat membantu pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan dan

program pembangunan, khususnya mengenai penyediaan perumahan, pendidikan, dan fasilitas

sosial lainnya yang secara keseluruhan mempengaruhi pola pemukiman penduduk dan struktur

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 20

Kondisi Demografi Penduduk

tata ruang daerah. Selain itu, dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kegiatan yang lalu dan yang

sedang berjalan, serta dapat digunakan oleh pemerintah daerah dalam menentukan target

pemasukan melalui pajak di masa yang akan datang.

2.1.1. Jumlah dan Persebaran Penduduk

Pada tahun 2012 Penduduk Kota Padang tercatat sebanyak 854.336 jiwa yang terdiri dari

421.656 orang laki-laki dan 432.680 orang perempuan. Jumlah rumah tangga di Kota Padang

pada tahun 2012 tercatat sebanyak 201.274 yang berarti bahwa dalam setiap rumah tangga rata-

rata beranggotakan 4 orang.

Gambar 2.1.

Jumlah Penduduk Kota Padang Tahun 2008 - 2012

Rasio jenis kelamin pada tahun 2012 tercatat sebesar 97,45 yang berarti setiap 100 orang

wanita berbanding dengan sekitar 97 orang laki-laki. Dibandingkan tahun 2011 terlihat penurunan

rasio jenis kelamin, di mana pada tahun 2011 perbandingannya menunjukkan setiap 100 orang

wanita terdapat 99 orang laki–laki. Dari jumlah maupun rasio jenis kelamin, terlihat bahwa di

Kota Padang lebih banyak penduduk perempuan dibandingkan penduduk laki-laki. Lebih

banyaknya penduduk perempuan merupakan gambaran masih banyaknya laki-laki dewasa

merantau keluar dari Kota Padang dalam mencari penghidupan. Untuk melihat jumlah penduduk,

jumlah rumah tangga dan rasio jenis kelamin penduduk Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 2.1.

-

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

900.000

2008 2009 2010 2011 2012

433.776 443.235 418.247 423.675 432.680

423.039 432.515 415.315 420.641 421.656

Perempuan Laki-Laki

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 21

Kondisi Demografi Penduduk

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Jumlah Rumah Tangga

dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kota Padang

Tahun 2008 – 2012

No Tahun Penduduk

Jumlah Rumah

tangga

Rata -

rata

Rasio Jenis

Kelamin Laki-Laki Perempuan

1 2012 421.656 432.680 854.336 201.274 4 97,45

2 2011 420.641 423.675 844.316 199.554 4 99,28

3 2010 415.315 418.247 833.562 194.280 4 99,30

4 2009 432.515 443.235 875.750 211.654 4 97,58

5 2008 423.039 433.776 856.815 210.840 4 97,52

Sumber: Padang Dalam Angka Tahun 2012

Jumlah penduduk terbanyak terdapat pada Kecamatan Koto Tangah yaitu sebanyak

167,791 orang (19,64 %), diikuti oleh Kecamatan Kuranji sebanyak 130.916 orang (15,32 %) dan

Kecamatan Lubuk Begalung sebanyak 109.548 orang (12,83 %). Sementara kecamatan dengan

jumlah penduduk terendah terdapat pada Kecamatan Bungus Teluk Kabung sebanyak 23.360

orang (2,73 %).

Gambar 2.2

Jumlah Penduduk Kota Padang Menurut Kecamatan

Tahun 2012

0

50.000

100.000

150.000

200.000

23.360

50.249

109.584

58.32077.989

46.41169.729

58.232

130.916

61.755

167.791

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 22

Kondisi Demografi Penduduk

Setelah sempat mengalami penurunan jumlah penduduk pada tahun 2010 pasca gempa

tanggal 30 September 2009, secara berangsur-angsur jumlah penduduk Kota Padang kembali

mengalami kenaikan pada tahun 2011 dan 2012. Penurunan jumlah penduduk pasca gempa ini

disebabkan oleh banyaknya korban jiwa saat kejadian gempa dan banyaknya terjadi migrasi

keluar Kota Padang. Selain itu, kejadian gempa juga mendorong penduduk melakukan migrasi

antar kecamatan, dimana masyarakat cenderung mulai menjauhi daerah pinggir pantai dan

mencari tempat di wilayah yang dianggap relatif aman. Hal ini tergambar pada persentase

penduduk antar kecamatan yang menunjukkan bahwa persentase penduduk pada kecamatan yang

terletak di pinggir pantai cenderung mengalami penurunan sedangkan kecamatan yang dianggap

sebagai wilayah aman mengalami kenaikan, seperti terlihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Kota Padang Menurut Kecamatan

Tahun 2008 s/d 2012

No Kecamatan

2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

%

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

%

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

%

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

%

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

%

1. Bungus Teluk Kabung 24.116 2,81 24.417 2,79 22.896 2,75 23.142 2,74 23.360 2,73

2. Lubuk Kilangan 43.531 5,08 44.552 5,09 48.850 5,86 49.751 5,89 50.249 5,88

3. Lubuk Begalung 106.641 12,45 109.793 12,54 106.432 12,77 108.018 12,79 109.584 12,83

4. Padang Selatan 63.345 7,39 64.458 7,36 57.718 6,92 57.386 6,80 58.320 6,83

5. Padang Timur 87.174 10,17 88.510 10,11 77.868 9,34 77.932 9,23 77.989 9,13

6. Padang Barat 61.437 7,17 62.010 7,08 45.380 5,44 46.060 5,46 46.411 5,43

7. Padang Utara 76.326 8,91 77.509 8,85 69.119 8,29 69.275 8,20 69.729 8,16

8. Nanggalo 58.801 6,86 59.851 6,83 57.275 6,87 57.731 6,84 58.232 6,82

9. Kuranji 120.309 14,04 123.771 14,13 126.729 15,20 128.835 15,26 130.916 15,32

10. Pauh 53.669 6,26 54.846 6,26 59.216 7,10 60.553 7,17 61.755 7,23

11. Koto Tangah 161.466 18,84 166.033 18,96 162.079 19,44 165.633 19,62 167.791 19,64

Padang 856.815 100 875.750 100 833.562 100 844.316 100 854.336 100

Sumber :Badan Pusat Statistik Kota Padang Tahun 2012 (data diolah)

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 23

Kondisi Demografi Penduduk

Fenomena yang sama juga tergambar pada grafik di Gambar 2.3, dimana jumlah

penduduk pada kecamatan yang berada di pinggir pantai mengalami penurunan yang cukup

drastis pada tahun 2010 dan mengalami pertambahan yang lambat pada tahun-tahun berikutnya,

sedangkan kecamatan yang berada pada zona aman justru mengalami peningkatan jumlah

penduduk pada tahun 2010 dan terus bertambah pada tahun berikutnya. Hal ini menunjukkan

bahwa masyarakat masih trauma terhadap ancaman tsunami yang dapat diakibatkan oleh gempa

di Kota Padang.

Gambar 2.3

Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan

Tahun 2008 s/d 2012

Selain itu, rencana pemindahan pusat pemerintahan Kota Padang ke bekas Terminal

Regional Bingkuang Aie Pacah juga ikut andil dalam mempengaruhi keputusan masyarakat untuk

bermukim di wilayah tersebut, termasuk juga keputusan para pengembang untuk berinvestasi dan

membangun perumahan di wilayah yang dianggap aman dari bencana.

2.1.2. Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Kepadatan penduduk berkaitan dengan daya dukung (carrying capacity) suatu wilayah.

Indikator yang umum dipakai adalah Rasio Kepadatan Penduduk (density ratio) yaitu rasio yang

0

50.000

100.000

150.000

200.000

2008

2009

2010

2011

2012

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 24

Kondisi Demografi Penduduk

menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk terhadap luas wilayah atau berapa

banyaknya penduduk per kilometer persegi pada tahun tertentu.

Kota Padang dengan luas 694,96 km2 dan jumlah penduduk pada tahun 2012 sebanyak

854.336 orang memiliki kepadatan penduduk mencapai 1.229 jiwa per km2. Dibandingkan dengan

tahun sebelumnya, kepadatan penduduk pada tahun ini mengalami peningkatan. Bila ditinjau per

kecamatan, terlihat bahwa Kecamatan Padang Timur merupakan kecamatan yang memiliki

tingkat kepadatan penduduk paling tinggi, yaitu mencapai 9.569 jiwa per km2. Selanjutnya diikuti

oleh Kecamatan Padang Utara sebesar 8.630 jiwa per km2, sedangkan Kecamatan Bungus Teluk

Kabung dengan kepadatan sebesar 232 jiwa per km2 merupakan kecamatan dengan tingkat

kepadatan penduduk terendah dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Untuk lebih jelasnya

kepadatan penduduk menurut persebaran wilayah Kecamatan di Kota Padang dapat dilihat pada

Tabel 2.3 di bawah.

Tabel 2.3

Kepadatan Penduduk Kota Padang Menurut Kecamatan

Tahun 2012

No Kecamatan Luas

Daerah

Jumlah

Penduduk

Kepadatan

( Km2 )

1. Bungus Teluk Kabung 100,78 23.360 232

2. Lubuk Kilangan 85,99 50.249 584

3. Lubuk Begalung 30,91 109.584 3.545

4. Padang Selatan 10,03 58.320 5.815

5. Padang Timur 8,15 77.989 9.569

6. Padang Barat 7,00 46.411 6.630

7. Padang Utara 8,08 69.729 8.630

8. Nanggalo 8,07 58.232 7.216

9. Kuranji 57,41 130.916 2.280

10. Pauh 146,29 61.755 422

11. Koto Tangah 232,25 167.791 722

Padang

2012 694,96 854.336 1.229

2011 694,96 844.316 1.215

2010 694,96 833.562 1.199

2009 694,96 875.750 1.260

2008 694,96 856.815 1.233

Sumber: Padang Dalam Angka Tahun 2012

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 25

Kondisi Demografi Penduduk

Gambar 2.4

Persentase Luas Daerah menurut Kecamatan

Tahun 2012

Laju pertumbuhan penduduk Kota Padang dari tahun 2002 sampai 2012 sebesar 1,52 %

dapat dilihat pada Tabel 2.4. Pertumbuhan yang cukup mencolok terlihat pada Kecamatan Pauh

sebesar 3,88 %, diikuti oleh Koto Tangah sebesar 3.06 %. Sementara itu pada Kecamatan Padang

Barat malahan terjadi penurunan drastis sebesar -2,81 %, begitu juga dengan Kecamatan Padang

Timur yang turun menjadi -0,63 %. Hal ini berarti bahwa penduduk pada kedua kecamatan

tersebut mengalami penurunan jumlah penduduk. Diperkirakan hal tersebut terjadi karena

disamping telah tingginya kesadaran penduduk dalam melaksanakan program KB juga terjadinya

perpindahan penduduk ke wilayah kecamatan lain terkait dengan rasa takut terhadap ancaman

bencana, juga dengan pengembangan wilayah pemukiman dan pemindahan pusat pemerintahan.

15%

12%

5%

2%1%

1%

1%1%

8%21%

33%

Bungus Teluk Kabung Lubuk Kilangan

Lubuk Begalung Padang Selatan

Padang Timur Padang Barat

Padang Utara Nanggalo

Kuranji Pauh

Koto Tangah

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 26

Kondisi Demografi Penduduk

Tabel 2.4

Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Padang Menurut Kecamatan

Kecamatan Penduduk Laju Pertumbuhan

Penduduk Pertahun 2002 2012

1. Bungus Teluk Kabung 20.227 23.360 1,45

2. Lubuk Kilangan 39.882 50.249 2,34

3. Lubuk Begalung 86.055 109.584 2,45

4. Padang Selatan 56.295 58.320 0,35

5. Padang Timur 83.038 77.989 - 0,63

6. Padang Barat 61.693 46.411 - 2,81

7. Padang Utara 68.896 69.729 0,12

8. Nanggalo 52.674 58.232 1,01

9. Kuranji 99.292 130.916 2,80

10. Pauh 42.188 61.755 3,88

11. Koto Tangah 124.181 167.791 3,06

Padang 734.421 854.336 1,52

Sumber: Padang Dalam Angka Tahun 2012

2.1.3. Struktur Penduduk

Komposisi penduduk menurut umur dan karakteristik demografi lain berbeda untuk setiap

kelompok umur seperti kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk. Pada umumnya bayi laki-

laki lebih banyak daripada bayi perempuan. Begitu juga dengan tingkat kematian dan harapan

hidup, resiko kematian tertinggi terjadi pada kelompok umur kurang dari satu tahun dan harapan

hidup perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Secara total berdasarkan jenis kelamin, terlihat

bahwa persentase penduduk laki-laki lebih sedikit dibandingkan penduduk perempuan. Jumlah

penduduk laki-laki pada akhir tahun 2012 sebesar 421.656 jiwa sedangkan penduduk perempuan

berjumlah sebesar 432.680 jiwa. Sehingga rasio jenis kelamin menunjukkan angka 97,45. Angka

tersebut mengandung arti bahwa tiap-tiap 100 penduduk perempuan di Kota Padang terdapat lebih

kurang 97 orang penduduk laki-laki. Rendahnya jumlah penduduk laki-laki dibandingkan

penduduk perempuan di Kota Padang disebabkan oleh tingkat mortalitas penduduk laki-laki lebih

besar dari mortalitas penduduk perempuan dan masih adanya budaya merantau. Jumlah penduduk

dan rasio jenis kelamin menurut kelompok umur di Kota Padang terlihat dalam Tabel berikut.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 27

Kondisi Demografi Penduduk

Tabel 2.5

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur

Tahun 2012

No Kelompok Umur

Penduduk / Jiwa

Jumlah Rasio Jenis

Kelamin Laki-Laki Perempuan

1. 0 - 4 37.958 36.481 74.439 104,05

2. 5 - 9 40.164 37.922 78.086 105,91

3. 10 -14 40.842 39.353 80.195 103,78

4. 15 - 19 44.680 47.196 91.876 94,67

5. 20 - 24 48.582 50.343 98.925 96,50

6. 25 - 29 37.170 35.655 72.825 104,25

7. 30 - 34 31.403 31.857 63.260 98,57

8. 35 - 39 27.750 29.916 57.666 92,76

9. 40 - 44 26.991 28.305 55.296 95,36

10. 45 - 49 22.934 26.149 49.083 87,71

11. 50 - 54 21.833 22.476 44.309 97,14

12. 55 - 59 17.007 16.657 33.664 102,10

13. 60 - 64 9.555 9.533 19.088 100,23

14. 65 - 69 6.003 7.562 13.565 79,38

15. 70 - 74 4.568 5.584 10.152 81,81

16. 75 + 4.216 7.691 11.907 54,82

Jumlah

2012 421.656 432.680 854.336 97,45

2011 420.641 423.675 844.316 99,28

2010 415.315 418.247 833.562 99,30

2009 432.515 443.235 875.750 97,58

2008 423.039 433.776 856.815 97,52

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Padang Tahun 2012

Cara lain yang dapat digunakan untuk menggambarkan komposisi penduduk menurut

umur dan jenis kelamin adalah dengan piramida penduduk. Dengan melihat proporsi penduduk

laki-laki dan perempuan dalam tiap kelompok umur pada piramida tersebut, dapat diperoleh

gambaran mengenai sejarah perkembangan penduduk masa lalu dan mengenai perkembangan

penduduk masa yang akan datang. Struktur umur penduduk saat ini merupakan hasil kelahiran,

kematian dan migrasi masa lalu. Sebaliknya, struktur umur penduduk saat ini akan menentukan

perkembangan penduduk di masa yang akan datang.

Piramida penduduk Kota Padang tahun 2012 dapat dilihat pada Gambar 2.5. Dari gambar

tersebut dapat dikatakan bahwa penduduk usia muda (20 - 24 tahun) mempunyai komposisi yang

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 28

Kondisi Demografi Penduduk

cukup besar, kemudian berangsur menurun pada kelompok usia dewasa (25 - 74 tahun). Bentuk

piramida ini walaupun telah mulai mendekati bentuk Piramida Penduduk Stasioner, tetapi terlihat

bahwa tingkat kelahiran, kematian dan migrasi di Kota Padang masih tinggi, tidak jauh berbeda

dengan kondisi pada tahun sebelumnya.

Gambar 2.5

Piramida Penduduk Kota Padang

Tahun 2012

Sumber: BPS Kota Padang

Dari data tersebut juga dapat dihitung angka ketergantungan Kota Padang Tahun 2012

dengan cara menghitung jumlah penduduk non produktif yang terdiri dari penduduk muda non

produktif (0-14 tahun) ditambah dengan jumlah penduduk tua non produktif (65 tahun keatas)

dibagi dengan jumlah penduduk dewasa produktif (15-64). Dari hasil perhitungan didapatkan

bahwa angka ketergantungan Kota padang Tahun 2012 adalah sebesar 45,8. Angka ini berarti

bahwa setiap 100 orang dari kelompok produktif harus menanggung lebih kurang 46 orang dari

kelompok yang tidak produktif. Dengan kriteria angka ketergantungan rendah bila kurang dari 30,

angka ketergantungan sedang bila 30 - 40, dan angka ketergantungan tinggi bila lebih dari 41,

maka angka tersebut menunjukkan bahwa angka ketergantungan di Kota Padang masih tergolong

tinggi.

60.000 40.000 20.000 0 20.000 40.000 60.000

0 - 4

5 - 9

10 -14

15 - 19

20 - 24

25 - 29

30 - 34

35 - 39

40 - 44

45 - 49

50 - 54

55 - 59

60 - 64

65 - 69

70 - 74

75 +

Perempuan Laki-Laki

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 29

Kondisi Demografi Penduduk

2.2. POTRET KONDISI SOSIO-EKONOMI PENDUDUK

Status pekerjaan penduduk adalah kedudukan seseorang dalam unit usaha/kegiatan dalam

melakukan pekerjaan. Penduduk yang masuk dalam usia kerja adalah penduduk yang berumur 15

tahun keatas. Sedangkan yang dikatakan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan

lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.

2.2.1. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Salah satu ukuran tingkat pendidikan masyarakat adalah angka partisipasi sekolah. Peran

serta masyarakat dalam pendidikan terlihat pada besaran angka partisipasi sekolah penduduk pada

semua tingkat pendidikan sekolah. Angka partisipasi sekolah berguna untuk melihat seberapa

banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan yang ada.

Meningkatnya angka partisipasi sekolah berarti menunjukan adanya keberhasilan di bidang

pendidikan, utamanya yang berkaitan dengan upaya pemerintah dalam memperluas jangkauan

pelayanan pendidikan. Ukuran partisipasi sekolah terdiri dari Angka Partisipasi Kasar (APK) dan

Angka Partisipasi Murni (APM).

Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya yang

sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang

berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK merupakan indikator yang paling sederhana

untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing¬masing jenjang pendidikan.

Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) adalah rasio jumlah siswa pada satu kelompok umur

tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya. Gambaran

perkembangan APK dan APM di Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut.

Tabel 2.6

Angka Partisipasi Sekolah, Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni

Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin

Tahun 2012

No Tingkat Pendidikan APS APK APM

1. Sekolah Dasar 7 - 12 Tahun 98,94 99,15 90,71

2. Sekolah Menengah Pertama

13- 15 Tahun 94,32 93,48 71,94

3. Sekolah Menengah Atas 16 –

18 Tahun 74,62 77,40 60,21

4. Perguruan Tinggi 19 – 24

Tahun 60,43 47,75 43,96

Sumber: BPS Kota Padang

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 30

Kondisi Demografi Penduduk

2.2.2. Penduduk Menurut Agama

Sebuah kota besar ditandai dengan adanya heterogenitas dalam berbagai hal, termasuk

dalam hal agama dan kebudayaan. Kota Padang sebagai sebuah kota besar juga tidak terlepas dari

hal tersebut. Semua agama yang diakui negara terdapat di Kota Padang.

Penduduk Kota Padang di dominasi oleh pemeluk Agama Islam, yaitu sebesar 97,502 %.

Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 96,937 % Selanjutnya disusul oleh

penganut agama Katholik, Protestan, Budha, dan Hindu. Lebih lengkapnya persentase penduduk

Kota Padang menurut agama di Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut.

Tabel 2.7

Persentase Jumlah Penduduk Kota Padang Menurut Agama

Tahun 2012

No Kecamatan Islam Katholik Protestan Hindu Budha Lainnya Jumlah

1. Bungus Teluk

Kabung 2,956 0,005 0,026 0,000 0,000 0,000 2,987

2. Lubuk Kilangan 5,583 0,012 0,036 0,000 0,002 0,000 5,633

3. Lubuk Begalung 11,082 0,000 0,012 0,000 0,000 0,000 11,094

4. Padang Selatan 6,631 0,579 0,321 0,006 0,003 0,000 7,539

5. Padang Timur 10,927 0,008 0,042 0,003 0,002 0,000 10,982

6. Padang Barat 4,143 0,705 0,162 0,075 0,267 0,000 5,351

7. Padang Utara 9,107 0,035 0,045 0,003 0,005 0,000 9,194

8. Nanggalo 7,288 0,002 0,015 0,000 0,000 0,000 7,305

9. Kuranji 12,973 0,004 0,008 0,000 0,000 0,000 12,985

10. Pauh 5,931 0,000 0,015 0,000 0,000 0,000 5,947

11. Koto Tangah 20,882 0,037 0,061 0,001 0,002 0,000 20,982

Padang

2012 97,502 1,387 0,744 0,087 0,280 0,000 100

2011 96,937 1,508 0,994 0,113 0,448 0,000 100

2010 96,776 1,281 1,568 0,018 0,344 0,004 100

2009 96,937 1,507 0,993 0,114 0,449 0,000 100

2008 96,921 1,517 0,995 0,115 0,453 0,000 100

Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang

2.2.3. Situasi Angkatan Kerja

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah di bidang ketenagakerjaan adalah

masalah pengangguran. Permasalahan tersebut terkait erat dengan tingkat pertumbuhan penduduk

yang tinggi yang dipicu oleh tingkat kelahiran atau fertilitas sedangkan lapangan pekerjaan yang

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 31

Kondisi Demografi Penduduk

tersedia tidak mampu menampung hal tersebut. Untuk mengatasi permasalahan itu, pemerintah

telah berusaha untuk dapat menekan laju pertumbuhan penduduk sehingga diharapkan dapat

menurunkan tingkat pengangguran di masa yang akan datang.

Indikator yang biasa digunakan untuk melihat tingkat pengangguran adalah Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) yang merupakan perbandingan penduduk yang mencari pekerjaan

terhadap jumlah angkatan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka mencerminkan jumlah orang

yang kegiatannya mencari kerja untuk setiap seratus orang angkatan kerja. Pada Tabel 2.8

dibawah terlihat bahwa pada tahun 2012 TPT penduduk perempuan lebih tinggi dari penduduk

laki-laki. TPT penduduk laki-laki sebesar 10,85 persen dan TPT penduduk perempuan sebesar

12,59 persen.

Tabel 2.8

Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas

menurut Jenis Kegiatan dan Jenis Kelamin Tahun 2012

No Jenis Kegiatan Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Angkatan Kerja 72,23 39,73 55,69

- Bekerja 89,15 87,41 88,52

- Mencari Pekerjaan 10,85 12,59 11,48

2. Bukan Angkatan Kerja 27,77 60,27 44,31

- Sekolah 56,76 21,77 32,54

- RT 5,88 69,35 49,82

- Lainnya 37,35 8,88 17,64

Padang 2012 100,00 100,00 100,00

Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang

Jumlah pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang

pada Tahun 2012 berjumlah 12.791 orang, dengan rincian laki-laki sebanyak 5.594 orang dan

perempuan sebanyak 7.197 orang. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya

yang sebanyak 6.194 orang, seperti terlihat pada Tabel 2.9 dibawah.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 32

Kondisi Demografi Penduduk

Tabel 2.9

Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin

Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Sekolah Dasar 5 - 5

2. SMTP 34 59 93

3. SMU 3.690 3.376 7.066

4. D1 dan D2 3 10 13

5. Sarjana Muda / D3 420 1.175 1.595

6. Sarjana 1.442 2.577 4.019

Padang

2012 5.594 7.197 12.791

2011 2.801 3.393 6.194

2010 6.104 7.841 13.945

2009 7.121 9.289 16.410

2008 5.986 6.861 12.847

Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang

Dari jumlah tersebut, yang telah bekerja tercatat sebanyak 399 orang atau hanya sekitar 3

% dari total pencari kerja yang terdaftar, seperti terlihat pada Tabel 2.10. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa rendahnya kesempatan kerja di Kota Padang. Selain itu juga

kemungkinan banyak pencari kerja yang telah mendapatkan pekerjaan namun tidak

melaporkannya ke Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang, sehingga datanya tidak tercatat.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 33

Kondisi Demografi Penduduk

Tabel 2.10

Jumlah Pencari Kerja yang Telah Ditempatkan

Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2012

No. Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Sekolah Dasar - - -

2. SMTP 1 26 27

3. SMU 128 140 268

4. D1 dan D2 - - -

5. Sarjana Muda / D3 8 39 47

6. Sarjana 20 37 57

Padang

2012 157 242 399

2011 83 240 323

2010 270 813 1.083

2009 465 523 988

2008 168 756 924

Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 34

Prasarana dan Sarana Perkotaan

BAB 3 PRASARANA DAN SARANA PERKOTAAN

Prasarana dan sarana perkotaan adalah bangunan atau fasilitas-fasilitas dasar,

peralatan-peralatan dan instalasi-instalasi yang dibangun dan dibutuhkan untuk

mendukung berfungsinya suatu sistem tatanan kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Prasarana dan sarana merupakan aset fisik yang dirancang dalam sistem, sehingga mampu

memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

Prasarana dan sarana merupakan komponen utama dalam pengembangan suatu

wilayah, ketika prasarana dan sarana yang dimiliki terbatas atau kurang, maka dapat

dipastikan wilayah tersebut akan sulit untuk berkembang, baik dalam pengembangan

potensi daerah maupun pengembangan potensi penduduk. Keterbatasan prasarana dan

sarana secara faktual di lapangan pada hakekatnya akan memberikan hambatan kepada

masyarakat terhadap akses-akses yang dibutuhkan, dengan kata lain keterbatasan

prasarana dan sarana akan menciptakan berbagai persoalan dasar pada masyarakat.

Pembangunan prasarana dan sarana Kota Padang perlu ditingkatkan untuk

mendukung fungsi dan peran daerah perkotaan yaitu sebagai penggerak perkembangan

ekonomi lokal, peningkatan kesempatan kerja dan pengurangan angka kemiskinan. Kota

Padang sebagai Pusat Pemerintahan Propinsi Sumatera Barat, sebagai Pusat Perdagangan

dan Jasa maupun sebagai Pintu Gerbang Sumatera Barat, memerlukan berbagai macam

peningkatan prasarana dan sarana perkotaan seperti jalan dan jembatan, air bersih,

drainase, pengolahan sampah, air limbah, sarana perumahan permukiman, sarana

pendidikan, sarana kesehatan, sarana perdagangan, sarana peribadatan dan sarana

perhubungan.

3.1. PRASARANA JALAN DAN JEMBATAN

Pembangunan prasarana jalan dan jembatan merupakan kebutuhan utama dalam

mendukung aktivitas perkotaan. Sistem jaringan jalan Kota Padang meliputi sistem

jaringan primer, sekunder, lokal dan jalan lingkungan. Ditinjau dari status (kewenangan

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 35

Prasarana dan Sarana Perkotaan

penangan), jalan Kota dalam 3 tahun terakhir (2010-2012) menunjukkan perkembangan

yang cukup pesat terutama pada jalan kota, yaitu terjadi penambahan total panjang jalan

dari 1.642,427 Km pada tahun 2010 menjadi 2.312,8 Km pada tahun 2011 dan 2012.

Pemerintah selalu berusaha untuk melakukan peningkatan panjang dan kwalitas jalan,

baik melalui dana APBN, APBD Propinsi maupun APBD Kota Padang, serta usaha-usaha

partisipasi masyarakat melalui pola Manunggal Sakato, Laksitardanas dan lain-lain.

Peningkatan perubahan kondisi jalan dan pengaspalan jalan di Kota Padang dapat dilihat

dari tabel dibawah ini :

Tabel 3.1

Perkembangan Status dan Kondisi Jalan Kota Padang

Tahun 2010 s/d 2012

Klasifikasi Prasarana 2010 2011 2012

1. Status Jalan

a. Jalan Nasional (Km) 100,60 100,60 100,60

b. Jalan Kota (Km) 1.541,827 2312,80 2.312,80

2. Kondisi Jalan

a. Aspal (Km) 958,00 1180,60 1224,19

b. Kerikil (Km) 293,33 435,93 392,34

c. Cor Beton (Km) 248,03 295,64 335,70

d. Tanah (Km) 143,07 400,63 360,57

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang

Ditinjau dari sistem jaringan jalan di

Kota Padang meliputi sistem jaringan

primer, sekunder dan lokal serta jalan

lingkungan. Data sampai akhir tahun 2012

panjang jalan di Kota Padang 2.312,80 Km,

terpanjang adalah jalan Lokal Sekunder

yaitu 1.733,96 Km, kemudian Jalan

Kolektor Sekunder 242,93 Km, jalan Arteri

Sekunder 235,32 Km dan jalan Arteri

Primer 100,60 Km, seperti yang terdapat

pada tabel 3.2.

Prasarana Jalan di Kota Padang

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 36

Prasarana dan Sarana Perkotaan

Tabel 3.2 Jenis Permukaan Jalan Kota Padang Menurut Fungsi

Tahun 2012

No Fungsi Jalan Jenis Permukaan

Jumlah Aspal Corl Beton Kerikil Tanah

1 Arteri Primer 100,60 - - - 100,60

2 Arteri Sekunder 235,32 - - - 235,32

3 Kolektor Primer - - - - -

4 Kolektor Sekunder 242,929 - - - 242,929

5 Lokal Primer - - - - -

6 Lokal Sekunder 645,345 335,7018 392,34 360,57 1.733,96

Jumlah 1.224,19 335,7018 392,34 360,57 2312,80

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang

Sampai akhir tahun 2012, terdapat sebanyak 109 jembatan di Kota Padang

dengan total panjang 2.014 m. Dari total jumlah jembatan tersebut, paling banyak berupa

jembatan beton (58 jembatan) dengan panjang keseluruhan 320 meter dan jembatan

rangka baja/bailley (26 jembatan) dengan panjang 902,30 meter selebihnya jembatan

gantung dan jembatan leger INP dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel 3.3

Jumlah dan Panjang Jembatan Kota Padang Tahun 2012

No Jenis Jembatan Jumlah

Jembatan

Panjang

Jembatan(m)

1 Jembatan Gantung 13 557,00

2 Jembatan Rangka Baja/Bailley 26 902,30

3 Jembatan Leger INP 12 234,70

4 Jembatan Beton 58 320,00

5 Jembatan Nasional/Propinsi - -

Jumlah 109 2.014

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang

3.2. PRASARANA AIR BERSIH

Cakupan layanan PDAM di Kota Padang tahun 2012 adalah sekitar 64 % dari

total penduduk Kota Padang. Sedangkan jumlah produksi air bersih mengalami

penurunan dari 34.685.688,00 m³ pada tahun 2011 menjadi 31.806.682,00 m³ pada tahun

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 37

Prasarana dan Sarana Perkotaan

2012. Demikian juga dengan jumlah distribusi air bersih, terjadi penurunan dari tahun

2011 sebesar 33.498.798,00 m³, menjadi 30.701.210,80 m³ pada tahun 2012.

Dalam usaha menekan angka kehilangan air, PDAM sudah melakukan

pengawasan secara berkala disamping perbaikan pipa-pipa PDAM yang rusak. Dalam

jangka waktu 2 tahun ini, telah terjadi penurunan angka kehilangan air dari 14.095.153,00

m³ pada tahun 2011, menjadi 10.030.085,80 m³ pada tahun 2012.

Tabel 3.4

Produksi, Pemakaian Dan Distribusi Air PDAM di Kota Padang

Tahun Produksi (m³) Pemakaian (m³) Jumlah

Distribusi

(m³)

Kehilangan

Air (m³) Jual Instalasi

2009 33.691.968,00 17.877.553,00 1.195.658,00 32.496.310,00 14.618.757,00

2010 34.013.941,00 17.589.122,00 1.031.050,50 32.982.890,50 15.385.266,50

2011 34.685.688,00 19.403.645,00 1.038.760,00 33.498.798,00 14.095.153,00

2012 31.806.682,00 20.671.125,00 1.105.482,00 30.701.210,80 10.030.085,80

Sumber : PDAM Kota Padang

Dari tabel diatas terlihat bahwa pada tahun 2012 terjadi penurunan produksi air

PDAM di Kota Padang yang cukup tinggi, yaitu sebesar 2.879.006 m3. Hal ini terjadi

akibat :

1. Tingginya stop operasional pada masing-masing Instalasi Pengelolaan Air

(IPA), yang terjadi akibat seringnya pemutusan pasokan listrik PLN.

2. Stop operasional dilakukan akibat seringnya terjadi hujan lebat yang

mengakibatkan tingkat kekeruhan pada air baku meningkat.

3. Stop operasional juga diakibatkan karena pompa tidak dapat bekerja secara

maksimal akibat beberapa komponen sering mengalami kerusakan.

Penurunan jumlah produksi air berdampak terhadap penurunan jumlah distribusi

air, dari 33.498.798 m3 pada tahun 2011, menjadi 30.701.210,80 33 m

3 pada tahun 2012.

Dari tabel dibawah tercatat bahwa nilai jual PDAM pada tahun 2011 adalah

sebesar Rp 76.222.652,15 yang berasal dari 85.365 unit pelanggan dengan volume

pemakaian sebesar 20.581,02 m³ air. Walaupun terjadi penurunan produksi air, namun

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 38

Prasarana dan Sarana Perkotaan

volume pemakaian air pada tahun 2012 ini meningkat dibanding tahun 2011. Hal ini salah

satunya adalah akibat peningkatan angka cakupan pelayanan PDAM di Kota Padang.

Tabel 3.5

Jumlah Pelanggan, Pemakaian Dan Nilai Penjualan PDAM Menurut Jenis Pelanggan Di

Kota Padang Tahun 2012

No. Jenis Pelanggan Pelanggan

(unit)

Pemakaian

(000 m³)

Nilai Penjualan

(Rp. 000)

1 Kelompok I.A

(Hydrant Umum, MCK Umum, WC Umum, Terminal Air dan

Tempat Ibadah)

695 332,84 333.621,81

2 Kelompok I.B

(Hydrant Umum, MCK Umum, WC Umum, Terminal Air dan

Tempat Ibadah)

395 273,57 272.156,49

3 Kelompok II.A (Yayasan Sosial, Panti Asuhan dan

Badan Sosial Lainnya)

4.275 729,32 1.617.870,75

4 Kelompok II.B

(Rumah Tangga A, Sekolah Negeri, Rumah Sakit, Laboratorium &

Sanatorium, Pemerintahan dan

Instansi Pemerintah A)

10.182 2.144,96 5.704.477,90

5 Kelompok II.C (Rumahtangga C)

55.049 12.490,96 39.831.553,35

6 Kelompok II.D

(Rumahtangga D)

9.676 2.628,67 12.097.299,90

7 Kelompok III.A (Rumah Tangga B, Sekolah

SwastaTK - SLTA)

331 412,81 2.605.650,35

8 Kelompok III.B (Rumah Tangga C, Kios, Industri

Rumah Tangga, Instansi

Pemerintah B, Kolam Renang

Milik Pemerintah)

331 412,81 2.605.650,35

9 Kelompok IV.A

(Rumah Tangga D, Real Estate, Kedutaan dan

Konsulat Asing dan Instansi

Pemerintah C)

3.826 685,04 5.501.505,30

10 Kelompok IV.B (Niaga Kecil, Industri Kecil dan

Lembaga Swasta

Non Komersil)

456 260,92 2.700.187,25

11 Kelompok IV.C (Niaga Besar dan Industri Besar)

147 156,76 1.901.898,70

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 39

Prasarana dan Sarana Perkotaan

No. Jenis Pelanggan Pelanggan

(unit)

Pemakaian

(000 m³)

Nilai Penjualan

(Rp. 000)

12 Kelompok V

(Khusus Pelabuhan Laut dan

Sungai, PLN dan Gas, Unit Produksi, Telekomunikasi unit

Sentral Otomat)

2 52,36 1.050.780,00

J u m l a h 85.365 20.581,02 76.222.652,15

Sumber : PDAM Kota Padang

Untuk meningkatkan akses penduduk pinggiran kota terhadap fasilitas air minum,

Pemerintah Kota Padang telah melaksanakan Program Penyediaan Air Minum dan

Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), yaitu salah satu program nasional (Pemerintah

dan Pemerintah Daerah) untuk meningkatkan akses penduduk perdesaan dan peri urban

terhadap fasilitas air minum dan sanitasi yang layak dengan pendekatan berbasis

masyarakat. Program Pamsimas ini di Kota Padang dimulai pada Tahun 2008 dan sampai

dengan tahun 2012 sudah terdapat 59 lokasi yang telah menjadi lokasi Program Pamsimas

seperti yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.6

Lokasi Program Pamsimas Kota Padang Tahun 2008 - 2012

No. Desa/Kelurahan Kecamatan

Tahun 2008

1. Bungus Timur Bungus Teluk Kabung

2. Teluk Kabung Utara Bungus Teluk Kabung

3. Teluk Kabung Tengah Bungus Teluk Kabung

4. Baringin Lubuk Kilangan

Sarana air bersih bagi masyarakat yang tidak terjangkau pelayanan PDAM

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 40

Prasarana dan Sarana Perkotaan

No. Desa/Kelurahan Kecamatan

5. Batu Gadang Lubuk Kilangan

6. Sei Beremas kel.Gates Lubuk Begalung

7. Anak air Kel. Batipuah Panjang Koto Tangah

8. Koto Kaciak Kel.Mata Air Padang Selatan

9. Indarung Lubuk kilangan

Tahun 2009

1. Kampung Pulau Bungus Timur Bungus Teluk Kabung

2. Bungus Barat Bungus Teluk Kabung

3. Tarantang Lubuk Kilangan

4. Ampalu Kel. Pengambiran Lubuk Begalung

5. Pampangan Lubuk Begalung

6. Kampung Baru Kel. Batipuah Panjang Koto Tangah

7. Sungai Bangek Kel. Balai Gadang Koto Tangah

8. Sungai Lareh Kel. Lubuk Minturun Koto Tangah

9. Lolo Kel. Gunung sariak Kuranji

10. Talao Bakok Kel Padang Sarai Koto Tangah

11. Lambung Bukit Pauh

12. Lubuk Jerong Kel, Teluk Kabung Tengah Bungus Teluk Kabung

13. Limau Manis Selatan Pauh

Tahun 2010

1. Koto Lalang/Bgs Timur Bungus Teluk Kabung

2. Baringin / Balai Gadang Koto Tangah

3. Parak Buruk Koto Tangah

4. Parak / Pgbrn Ampalu Lubuk Begalung

5. Koto Lalang Luki Lubuk Kilangan

6. Banda Luruih/Sei Sapih Kuranji

7. Kurao Pagang Nanggalo

8. Koto Pulai Koto Tangah

9. Piai Tengah Pauh

10. Limau Manis Pauh

11. Cindakir / TKU Bungus Teluk Kabung

12. Korong Gadang (REP) Kuranji

Tahun 2011

1. Durian Ratus, Kurao Pagang Nanggalo

2. Tabing Banda Gadang Nanggalo

3. Pisang Pauh

4. Rawang, Bungus Selatan Bungus Teluk Kabung

5. Kelok Gurun Sikayan, Batipuh Panjang Koto Tangah

6. Koto Lalang Lubuk Kilangan

7. Ladang Keladi, Kel. Sei Sapih (Rep.) Kuranji

8. Teluk Kabung Tengah (HID) Bungus Teluk Kabung

9. Sungai Lareh, kel. Lubuk Minturun (HID) Koto Tangah

Tahun 2012

1. Lubuk Minturun Sungai Lareh Koto Tangah

2. Aie Dingin Balai Gadang Koto Tangah

3. Kampung Jambak Pagambiran Ampalu Lubuk Begalung

4. Parak Rumbio Kurao Pagang Nanggalo

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 41

Prasarana dan Sarana Perkotaan

No. Desa/Kelurahan Kecamatan

5. Koto Panjang Ikur Koto Koto Tangah

6. Padang Besi Lubuk Kilangan

7. Koto Luar Pauh

8. Limau Manis Pauh

9. Batu Gadang Lubuk Kilangan

10. Kampung Pinang, Lambung Bukit Pauh

11. Bukik Karam Padang Selatan

12. Kampuang Baru, Batipuah Panjang Koto Tangah

13. Parak Buruak Koto Tangah

14. Limau Manis Pauh

15. Limau Manis Selatan Pauh

16. Sungai Bangek, Balai Gadang Koto Tangah Sumber : Bappeda Kota Padang

3.3. PRASARANA DRAINASE

Sistem jaringan drainase Kota Padang terdiri dari jaringan drainase mayor dan

minor dengan total panjang drainase mayor 125.900 meter, yang merupakan sungai-

sungai besar yang bermuara ke Samudera Hindia.

Tabel 3.7

Jaringan Drainase Mayor di Kota Padang Tahun 2011 s/d 2012

No Nama

Sungai Nama Sungai

Saluran Kecamatan

Primer Sekunder

1

Bat

ang k

ura

nji

Waduk Ulak Karang √ Padang Utara

2 Khatib Sulaiman √ Padang Utara

3 Sejajar Rel KA (Primer Balanti

Timur)

√ Padang Utara

4 Saluran Kawasan Lapai √ Nanggalo

5 Gajah Mada √ Padang Utara

6 Teknologi √ Nanggalo

7 IKIP (UNP) √ Padang Utara

8 Kawasan Perumnas Siteba √ Padang Utara

9

Bat

ang

Bel

imb

ing Tunggul Hitam √ Koto Tangah

10 Kawasan Air Tawar Timur √ Padang Utara

11 Kawasan Kompi Unit 133 Siteba √ Nanggalo

Ban

jir

Kan

al Utara-Selatan

12 Pasar Pagi √ Padang Barat

13 SMA 2 √ Padang Barat

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 42

Prasarana dan Sarana Perkotaan

No Nama

Sungai Nama Sungai

Saluran Kecamatan

Primer Sekunder

14 GOR H. Agus Salim √ Padang Barat

15 Kawasan Padang Baru Utara √ Padang Barat

16 Tenku Umar √ Padang Utara

17 Kawasan Parak Kopi √ Padang Utara

18 Kawasan Alai Timur √ Padang Utara

19 Kawasan Andalas Timur √ Padang Timur

20 Saluran Buangan Aliran Gn.Nago √ Padang Timur

21 Parak Karakah √ Padang Timur

Selatan-Utara

22 Waduk Purus √ Padang Barat

23 Olo Ladang √ Padang Barat

24 Bandar Purus √ Padang Barat

25 Jati √ Padang Barat

26 Jalan Gandoria √ Padang Barat

27 Saluran Aru √ Lubuk Begalung

Bat

ang A

rau

Utara-Selatan

28 Kalimati √ Padang Barat

29 Pulau Karam √ Padang Barat

30 Pulau Air √ Padang Selatan

31 Bandar Jati √ Padang Selatan

32 RS. Ganting √ Padang Timur

33 Parak Pisang √ Padang Timur

34 Parak Gadang √ Padang Timur

35 Air Camar √ Padang Timur

36 Parak Lawas √ Padang Timur

Selatan - Utara

37 Seberang Palinggam I √ Padang Selatan

38 Seberang Palinggam II √ Padang Selatan

39 Seberang Padang Utara √ Padang Selatan

40

Bat

ang

Jir

ak

Koto Baru √ Padang Selatan

41 Candana Mata Air √ Padang Selatan

42 Koto Kaciak √ Padang Selatan

43 SKEP √ Padang Selatan

44 Perum. Penggambiran √ Padang Selatan

45 Pampangan √ Padang Selatan

46 Kawasan Mata Air Timur √ Padang Selatan

47 Kawasan Mata Air Barat √ Padang Selatan

48 Saluran Rawang Barat √ Padang Selatan

49 Saluran Rawang Timur √ Padang Selatan

50 B a t a n g K a n d i s Saluran Rumah Potong Hewan √ Koto Tangah

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 43

Prasarana dan Sarana Perkotaan

No Nama

Sungai Nama Sungai

Saluran Kecamatan

Primer Sekunder

51 Saluran Rimbo Jariang √ Koto Tangah

52 Saluran Kuala Nyiur √ Koto Tangah

53 Saluran Kayu Kalek √ Koto Tangah

Kota Padang

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang

Sistem drainase Kota Padang bertumpu pada 7 (tujuh) sungai utama dan beberapa

anak sungai badan penerima utama, yaitu: Batang Kandis, Batang air Dingin, Batang

Tabing, Batang Balimbing, Batang Panjalinan, Batang Kuranji, Saluran Lolong, Banjir

Kanal, Batang Arau dan Batang Jirak, dengan luas total + 3.986 Ha.

Tabel 3.8

Areal Tangkapan Drainase Kota Padang

Tahun 2012

No. Areal Drainase Luas Wilayah

Tangkapan (Ha) Badan Penerima

1 Aie Pacah 445,70 Batang Balimbing

2 Pasir Putih 139,02 Batang Air Dingin

3 (Bandara) Tabing 326,60 Sal. Primer

Linggarjati

4 Muara Penjalinan 126,80 Batang Air Dingin

5 Siteba 185,75 Batang Balimbing

6 Sawah Liat 63,00 Batang Kuranji

7 Kandis 33,75 Batang Kuranji

8 Lapai 179,00 Batang Kuranji

9 Ulak Karang 213,56 Batang Kuranji

10 Lolong 215,00 Saluran Lolong

11 Alai 107,50 Banjir Kanal

12 Purus 126,00 Banjir Kanal

13 Jati 420,00 Batang Arau

14 Ujung Gurun 174,02 Banjir Kanal

15 Aur Duri 321,10 Batang Arau

16 Olo Nipah 148,05 Batang Arau

17 Kali Mati 47,56 Batang Arau

18 Rawang Barat 56,00 Batang Jirak

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 44

Prasarana dan Sarana Perkotaan

Pengelolaan drainase di Kota Padang merupakan tugas Dinas Pekerjaan Umum

(DPU) dan dibantu Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). DPU mengelola drainase

mayor sepanjang 49.275 m dan drainase minor 29.395 m. sedangkan DKP mengelola

persampahan di 5 (lima) sektor banjir Kanal dengan total panjang 24.850 m serta drainase

lingkungan.

Tabel 3.9

Area Layanan Pengelolaan Drainase Kota Padang

No Area Panjang (m)

1 Banjir Kanal Padang Baru 6.840

2 Batang Tabing 1.700

3 Muaro Penyalinan 3.900

4 Batang Kuranji 6.700

5 Batang Jirek 5.710

Total 24.850

Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang

Untuk mendukung pemindahan Pusat Pemerintahan Kota Padang ke kawasan Air

Pacah akan dilakukan normalisasi sungai Bandar Lurus dan Batang Latung.

3.4. PRASARANA SUMBER DAYA AIR / JARINGAN IRIGASI

Wilayah Kota Padang dilalui oleh banyak aliran sungai besar dan kecil. Terdapat

lebih dari 23 aliran sungai yang mengalir di wilayah Kota Padang dengan total panjang

mencapai 155,40 Km (10 sungai besar dan 13 sungai kecil) dan terbagi dalam 6 daerah

sungai (DAS), yaitu : DAS Air Dingin, DAS Air Timbalun, DAS Batang Arau, DAS

Batang Kandis, DAS Batang Kuranji, dan DAS Sungai Pisang. Potensi sumber air sungai

tersebut dimanfaatkan untuk mengairi sawah di Kota Padang seluas 6.659 Ha yang

tersebar di 31 Daerah Irigasi yang didukung oleh jaringan irigasi setengah teknis dan

irigasi sederhana.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 45

Prasarana dan Sarana Perkotaan

Tabel 3.10

Daerah Irigasi (DI) Kota Padang

No Daerah Irigasi Kecamatan Jenis

lrigasi

Luas (Ha)

2011 2012

1 Kapalo Hilalang Koto Tangah ½ Teknis 81,25 81,25

2 Aur Kuning Koto Tangah sederhana 17,50 17,50

3 Sei Bangek Koto Tangah ½ Teknis 116,50 116,5

4 Kasang II Koto Tangah sederhana 585 585

5 Sei Latung Koto Tangah ½ Teknis 104,50 104,50

6 Lubuk Minturun Koto Tangah sederhana 105,50 105,50

7 Koto Tuo Koto Tangah ½ Teknis 1003,73 1003,73

8 Tabek Syukur Koto Tangah sederhana 15,00 15,00

9 Lubuk Ramang Koto Tangah sederhana 88,00 88,00

10 Bandar Lurus Koto Tangah sederhana 20,00 20,00

11 Tabek Batu Koto Tangah sederhana 40,00 40,00

12 Lolo Kuranji sederhana 67,00 67,00

13 Lubuk Tempurung Kuranji sederhana 20,00 20,00

14 Sei Guo Kuranji ½ Teknis 657,00 657,00

15 Lubuk Lagan Kuranji sederhana 35,00 35,00

16 Ampang Baringin Kuranji sederhana 29,00 29,00

17 Batu Busuk Pauh sederhana 120,00 120,00

18 Bandar Duku Pauh sederhana 28,00 28,00

19 Limau Manis Pauh ½ Teknis 625,50 625,50

20 Gunung Nago Pauh ½ Teknis 2.087,00 2.087,00

21 Ulu Gadut Pauh sederhana 53,00 53,00

22 Rasak Bungo Lubuk Kilangan sederhana 120,00 169,00

23 Koto Lalang Lubuk Kilangan sederhana 208,00 208,00

24 Baringin Lubuk Kilangan sederhana 109,00 109,00

25 Lubuk Laweh Lubuk Begalung ½ Teknis 248,00 248,00

26 Tabek Bugis Lubuk Begalung sederhana 67,00 67,00

27 Taratak Paneh Lubuk Begalung sederhana 118,00 118,00

28 Pinana Sinawa Bungus

Tl.Kabung sederhana 70,00 70,00

29 Tabek Sirarah Bungus

Tl.Kabung ½ Teknis 273,00 273,00

30 Tabek Koto Panjang Bungus

Tl.Kabung sederhana 144,00 144,00

31 Bandar Sikabu Bungus

Tl.Kabung sederhana 81,00 81,00

Luas 7.336,48 7.385,48

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 46

Prasarana dan Sarana Perkotaan

Panjang irigasi primer dan irigasi sekunder pada Tahun 2012 dibanding dengan

tahun 2010 dan 2011 mengalami perubahan yang cukup besar. Pada tahun 2010 dan 2011

panjang saluran irigasi primer adalah 15.970 m sedangkan pada tahun 2012 terjadi

peningkatan menjadi 31.800 m. Sebaliknya terjadi penurunan pada panjang irigasi

sekunder dari 159.730 m pada tahun 2010 dan 2011 menjadi 122.154 pada tahun 2012.

TabeI 3.11

Perkembangan Prasarana Pengairan Kota Padang

Klasifikasi Prasarana Pengairan 2010 2011 2012

Jenis sarana irigasi teknis (M)

a. Primer 15,970 15,970 31,800

b. Sekunder 159,730 159,730 122,154

c. Tersier 163,322 163,322

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang

3.5. PRASARANA PENGELOLAAN SAMPAH

Kegiatan operasional pengelola sampah di Kota Padang dilakukan oleh Dinas

Kebersihan dan Pertamanan (DKP). DKP Kota Padang bertanggung jawab untuk

mengelola sampah dari permukiman, daerah komersil, perkantoran, sebagian industry,

jalan raya, taman-taman kota, dan Lokasi Pembuangan Akhir (LPA) atau Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA).

Koordinasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan dengan instansi Pemerintah Kota

Padang dalam pengelolaan sampah kota :

1. Dinas Pasar memiliki tanggung jawab mengelola sampah pasar di seluruh

Kota Padang. Sampah yang berasal dari pasar dikumpulkan dan diangkut ke

TPA oleh petugas Dinas Pasar.

2. Dinas PU, mengelola sedimen dari saluran drainase primer, mulai dari

pengumpulan sampai pengangkutannya.

3. Dinas Pariwisata, mengelola sampah yang dihasilkan dari daerah pariwisata di

Kota Padang dikumpulkan oleh petugas Dinas Pariwisata, namun

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 47

Prasarana dan Sarana Perkotaan

pengangkutan sampah ke LPA Air Dingin dilakukan oleh petugas DKP Kota

Padang.

4. Bappedalda, bertanggung jawab melakukan koordinasi dengan DKP untuk

optimalisasi pengelolaan sampah. Optimalisasi tersebut dilakukan dengan

melaksanakan berbagai program diantaranya membantu mengaktifkan

program bank sampah beberapa lokasi dan rencana pengelolaan sampah

dengan mengacu konsep 3R.

Daerah pelayanan persampahan masih focus pada pusat Kota Padang yang terdiri

dari 4 kecamatan. Sampah dari daerah tersebut diangkut menggunakan dump truck dan

Arm Roll Truck berkapasitas ± 6 m3. Berikut merupakan wilayah pelayanan Dinas

Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang.

TabeI 3.12

Wilayah Pelayanan Sampah oleh DKP

No. Area Pelayanan

1. Kecamatan Padang Barat

2. Kecamatan Padang Timur

3. Kecamatan Padang Utara

4. Kecamatan Padang Selatan

Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang

Wilayah yang tidak terlayani langsung oleh DKP dilayani oleh kecamatan dengan

menyediakan pelayanan pengumpulan dan pengangkutan sampah secara mendiri

menggunakan mobil kecamatan atau mobil angkutan sampah milik DKP. Berikut daerah

yang dilayani petugas/mobil kecamatan :

TabeI 3.13

Wilayah Pelayanan Sampah oleh Mobil Kecamatan

No. Area Pelayanan

1. Kecamatan Nanggalo

2. Kecamatan Pauh

3. Kecamatan Kuranji

4. Kecamatan Lubuk Kilangan

5. Kecamatan Lubuk Begalung

6. Kecamatan Koto Tangah

7. Kecamatan Bungus Teluk Kabung

Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 48

Prasarana dan Sarana Perkotaan

Pola penanganan sampah yaitu sampah dikumpulkan secara individual ke

container/TPSS/Depo kemudian diangkut oleh truk ke TPA yang terletak di Air Dingin.

Berdasarkan data DKP tahun 2013, jumlah sampah yang dihasilkan yaitu 800 ton/hari,

sedangkan yang bisa diangkut ke TPA Air Dingin setiap harinya yaitu 600 ton/hari. Dari

data tersebut diketahui bahwa tingkat pelayanan DKP tahun 2013 yaitu 75 %.

Luas TPA Air Dingin 30,3 Ha, hingga saat ini telah terpakai ±18,4 Ha atau 60%.

Sampah yang masuk ke LPA terdiri dari 70% sampah organik dan 30% sampah

anorganik. Sebagian sampah organik diolah menjadi kompos dan sisanya diurug dengan

menggunakan sistem open dumping. Saat ini sistem pengelolaan di LPA mulai mengarah

ke sanitary landfill.

3.6. PRASARANA PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Pengelolaan air limbah di Kota Padang bersifat individual dengan sistem setempat

(on-site sistem) menggunakan cubluk dan septic tank. Persentase penduduk yang

menggunakan jamban yang layak sekitar 90% dari penduduk keseluruhan, yang terdiri

35% dilengkapi septic tank dan 55% menggunakan cubluk.

Pengolahan limbah cair dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan, saat ini

terdapat 1 Instalasi Pembuangan Limbah Tinja (IPLT) dan untuk fasilitas pengangkutan

limbah cair adalah 2 truk tinja dengan kapasitas masing-masing 2.000 liter. Instalasi

Pembuangan Limbah Tinja (IPLT) yang mempunyai kapasitas 83 m³ terletak di

Nanggalo. Pengolahan limbah Rumah Sakit dilakukan dengan incenerator dimana saat ini

terdapat 3 incenerator yaitu di Rumah Sakit Yos Sudarso, Rumah Sakit M. Djamil dan

RSUD Sungai Sapih. Untuk limbah industri pengolahannya dilakukan sendiri.

3.7. PRASARANA ENERGI / LISTRIK

Areal pelayanan listrik telah mencakup seluruh wilayah Kota Padang dengan

jumlah pelanggan pada tahun 2012 sebanyak 440.684 pelanggan dengan total daya

terpasang sebesar 652.935.783 VA. Total jumlah daya yang terjual pada tahun 2012

adalah 1.497.705.279 Kwh.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 49

Prasarana dan Sarana Perkotaan

Tabel 3.14

Jumlah Pelanggan PT. PLN Cabang Padang

Per Golongan Tarif Daya Tahun 2012

No Golongan Tarif Daya

Jumlah

Pelanggan

(unit)

Total Daya

Terpasang (VA)

Total Daya

Terjual (Kwh)

1 Rumah Tangga

Rumah tangga 1 (R.1) 392.755 328.067.250 53.852.119

Rumah tangga 2 (R.2) 2.618 10.515.400 1.762.526

Rumah tangga 3 (R.3) 362 4.053.500 443.071

2 Sosial

Sosial 1 (S.1) 9.810 19.409.050 2.858.939

Sosial 2 (S.2) 11 5.915.000 1.287.600

Sosial 3 (S.3) 33 259.333 21.952

3 Industri

Industri 1 (I.1) 57 5.688.500 982.207

Industri 2 (I.2) 29 39.560.000 10.391.830

Industri 3 (I.3) 1 90.000.000 51.917.425

Industri 4 (I.4) 1.817 15.058.200 1.937.126

4 Pemerintah

Pemerintah 1 (P.1) 5 2.700.000 302.000

Pemerintah 2 (P.2) 924 6.050.700 2.969.939

Pemerintah 3 (P.3) 29.344 44.928.050 6.492.438

5 Bisnis

Bisnis 1 (B.1) 2.066 43.910.900 5.900.862

Bisnis 2 (B.2) 35 25.630.000 4.411.400

Bisnis 3 (B.3) 817 11.189.900 2.173.845

J u m l a h 440.684 652.935.783 147.705.279

Sumber : PLN tahun 2012

Pelayanan jaringan listrik Kota Padang didukung oleh jaringan transmisi dan

jaringan distribusi serta gardu/travo distribusi. Kondisi pada tahun 2011/2012 adalah :

Gardu/Travo Dsitribusi = 2.621 buah

Saluran Udara Tegangan Menengah = 3.014.634 meter

Saluran Kabel Tegangan Menengah = 99.472 meter

Saluran Udara Tegangan Rendah = 182.316 meter

Saluran Kabel Tegangan Rendah = 3.929.364 meter

Kebutuhan listrik Kota Padang ke depan akan ditunjang oleh rencana

pembangunan sistem pembangkit listrik PLTU Teluk Sirih.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 50

Prasarana dan Sarana Perkotaan

3.8. PRASARANA TELEKOMUNIKASI

Kota Padang telah dilayani jaringan telepon otomat dan jaringan telepon selular.

Jumlah pelanggan telepon (telkom) di Kota Padang tahun 2012 tercatat sebanyak 66.657

pelanggan. Jumlah pelanggan tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun 2011

sebanyak 65.535 pelanggan dan tahun 2010 sebanyak 45.124 pelanggan.

TabeI 3.15

Perkembangan Prasarana Telekomunikasi berdasarkan kapasitas, daftar

tunggu dan pelanggan Kota Padang

No Uraian 2010 2011 2012

1 Kapasitas 80.696 76.088 173.824

2 Terpasang 45.123 66.514 137.610

3 Pelanggan 45.124 65.535 66.657

Sumber: Padang Dalam Angka

Selain dalam bentuk fixed telephone, PT. Telkom juga memberikan pelayanan

kepada Warung Telekomunikasi yang banyak tersebar di wilayah Kota Padang. Dari 12

Sentral Pelayanan PT. Telkom Padang, terdapat 2.234 Warung Telekomunikasi yang

menjadi pelanggannya.

3.9 SARANA PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Tahun 2010 yang dilaksanakan oleh BPS

Kota Padang, berdasarkan jenis lantai bangunan sarana hunian/rumah di wilayah Kota

Padang, didominasi oleh jenis lantai semen disamping lantai keramik, dapat dirinci

sebagai berikut.

Tabel 3.16

Jumlah Rumah Tangga dengan Sarana Perumahan berdasarkan Jenis

Lantai di Kota Padang

No Jenis Lantai Jumlah

1. Keramik 72,725

2. Ubin 9,983

3. Semen 97,463

4. Papan/Kayu 13,133

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 51

Prasarana dan Sarana Perkotaan

5. Bambu 38

6. Tanah 895

7. Lainnya 43

Total 194,280

Sumber: Sensus Penduduk, BPS 2011.

Berdasarkan luas lantai bangunan, sarana hunian/rumah di wilayah Kota

Padang,didominasi oleh rumah tangga dengan luas antara 50-99 m² dan antara 21-49 m²

dan hanya sebagian kecil rumah tangga dengan luasan besar diatas 500 m², dapat dirinci

sebagai berikut.

Tabel 3.17

Jumlah Rumah Tangga Dengan Sarana Perumahan

Berdasarkan Luas Lantai di Kota Padang

No Luas Lantai (m²) Jumlah

1 ≤20 23.942

2 21-49 50.532

3 50-99 76.064

4 100-149 26.500

5 150-199 8.671

6 200-249 4.343

7 250-299 1.342

8 300-399 1.868

9 400-499 482

10 ≥ 500 536

Total 194.280

Sumber: Sensus Penduduk, BPS 2011.

3.10 SARANA KESEHATAN

Berbagai jenis sarana kesehatan tersedia di Kota Padang, mulai dari Rumah Sakit

sampai Posyandu. Secara keseluruhan terjadi peningkatan jumlah sarana kesehatan yang

terdapat di wilayah Kota Padang. Pada tahun 2010 tercatat jumlah sarana kesehatan

sebanyak 970 unit, pada tahun 2011 jumlah bertambah menjadi 985 unit dan tahun 2012

sebanyak 997 unit.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 52

Prasarana dan Sarana Perkotaan

Tabel 3.18

Jumlah Sarana Kesehatan di Kota Padang

No Sarana Kesehatan 2010 2011 2012

1 Rumah Sakit Pemerintah 5 4 5

2 Rumah Sakit Swasta 7 14 8

3 Rumah Sakit Khusus 15 9 14

4 Puskesmas 20 20 22

5 Puskesmas Pembantu 62 62 62

6 Puskesmas Keliling 21 20 22

7 Posyandu 855 858 864

Jumlah 970 985 997

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Padang

Jumlah apotik dan toko obat di Kota Padang mengalami penurunan pada tahun

2012, sedangkan jumlah laboratorium mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 3.19

Jumlah Apotek, Toko Obat dan Laboratorium

di Kota Padang

No Sarana Kesehatan 2010 2011 2012

1 Apotek 43 224 112

2 Toko Obat 5 106 26

3 Laboratorium 4 10 27

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Padang

3.11. SARANA PENDIDIKAN

Pendidikan sangat penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang

berkualitas. Untuk itu perlu adanya ketersediaan fasilitas pendidikan untuk menunjang

proses belajar mengajar di lingkungan sekolah. Ketersediaan fasilitas pendidikan di Kota

Padang terdiri dari sarana pendidikan pra-sekolah (Taman Kanak-kanak), sarana

pendidikan dasar (Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah), sarana pendidikan menengah

(Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Madrasah Tsanawiyah), sarana pendidikan atas

(Sekolah Menengah Umum, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah Aliyah), dan

sarana pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik dan Akademi).

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 53

Prasarana dan Sarana Perkotaan

Perkembangan jumlah sarana pendidikan di Kota Padang dalam 3 tahun terakhir

mengalami peningkatan yang cukup pesat. Pada tahun 2010-2012 telah berkembang

Taman Kanak-kanak yang tersebar di masing-masing kelurahan di Kota Padang. Data

tahun 2012 terdapat 263 unit Taman Kanak-kanak di Kota Padang, jumlah ini meningkat

dari tahun 2011 sebanyak 252 unit. Demikian juga dengan sarana pendidikan SD, SLTP

dan SMU.

Tabel 3.20

Jumlah Sarana Pendidikan Di Kota Padang

No Sarana

Pendidikan

2010 2011 2012

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1 Paud - 263 - 371 - -

2 TK 3 244 4 248 4 259

3 SD 353 55 344 57 347 56

4 MI 7 4 7 4 7 4

5 SLTP 37 44 36 45 37 47

6 MTs 7 12 7 12 7 13

7 SMU 16 32 17 47 15 34

8 SMK 12 26 10 26 13 23

9 MA 3 7 3 7 3 10

Sumber ; Padang Dalam Angka tahun 2012.

Pendidikan tinggi di Kota Padang pada tahun 2012 terdiri dari Universitas

sebanyak 10 unit (4 unit Universitas Negeri dan 6 unit Universitas Swasta). Selain itu

terdapat 1 unit Institut, 25 unit Sekolah Tinggi, 17 Akademi dan 2 unit politeknik.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 54

Prasarana dan Sarana Perkotaan

Tabel 3.21

Jumlah Sarana Pendidikan Tinggi di Kota Padang

Tahun 2012

No Perguruan Tinggi Status

A Universitas

1. Universitas Andalas Negeri

2. UNP Padang Negeri

3. IAIN Imam Bonjol Negeri

4. Univ. Terbuka Negeri

5. Universitas Bung Hatta Swasta

6. Universitas Ekasakti Swasta

7. Universitas Muhammadiyah Swasta

8. Universitas Taman Siswa Swasta

9. Univ. Putra Indonesia YPTK Swasta

10. Univ. Baiturrahmah Swasta

B Institut

1. ITP Padang Swasta

C Sekolah Tinggi

1. STKIP PGRI Sumbar Swasta

2. STIE KBP Padang Swasta

3. STIA Adabiah Swasta

4. STBA Prayoga Swasta

5. STIA LPPN Swasta

6. STISIPOL Imam Bonjol Swasta

7. STISIP Padang Swasta

8. ST Tehnik Industri Swasta

9. STIE Perdagangan Swasta

10. STIF Perintis Padang

Swasta

11. STIH YPKMI Padang

Swasta

12. STIE Perbankan Indonesia

Swasta

13. STMIK Indonesia

Swasta

14. STMIK Jayanusa Swasta

15. STIKES Alifah Padang Swasta

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 55

Prasarana dan Sarana Perkotaan

No Perguruan Tinggi Status

16. STIKES Mercu Bakti Jaya Swasta

17. STIKES Perintis Padang Swasta

18. STIKES Ranah Minang Swasta

19. STIKES Amanah Swasta

20. STIKES Dharma Landbow Swasta

21. STIKES Syedza Saintika Swasta

22. STAI- PIQ Sumbar

Negeri

23. STIKES Indonesia Swasta

24. STIE Dharma Andalas Swasta

25. STI Farmasi Padang Swasta

D Akademi

1. Ak. Keperawatan Kesdam I Negeri

2. ATIP Negeri

3. Ak. Pariwisata Bunda Swasta

4. AKBP Padang Swasta

5. AAI Swasta

6. ASMI Padang Swasta

7. AKPER Baiturrahmah Swasta

8. Akbid Puteri Andalas Swasta

9. AMIK Jaya Nusa Swasta

10. Akbid Alifah Padang Swasta

11. APIKES IRIS Padang Swasta

12. Ak. Kebidanan Lenggogeni Swasta

13. Akper Aisyiah Swasta

14. Akademi Teknik Gigi Swasta

15. Akfar Prayoga Swasta

16. AK Maritim SS Swasta

17. Akademi Refraksi Optisi Swasta

E Politeknik

1. Politeknik Kesehatan Depkes Padang Negeri

2. Politeknik Kesehatan Siteba Padang Swasta

Sumber : Kopertis Wilayah IX

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 56

Prasarana dan Sarana Perkotaan

Dalam rangka mitigasi bencana, pembangunan Sarana Pendidikan untuk kawasan

zona merah Kota Padang menggunakan konsep Sekolah Shelter, yang merupakan

bangunan dwi-fungsi, pada keadaan damai berfungsi sebagai fasilitas belajar mengajar,

dan pada keadaan bencana gempa/tsunami berfungsi sebagai vertical evaquation.

Bangunan sekolah shelter yang di disain oleh Pemerintah Kota Padang ini

diusulkan agar dapat dijadikan sebagai prototipe sekolah bagi kota-kota lain di Indonesia

yang rentan terhadap bencana gempa bumi dan gelombang tsunami.

Sekolah shelter diharapkan mampu menampung lebih dari 3.000 orang pada

radius 1 km, dan dilengkapi dengan helypad dan didirikan pada lahan eks bangunan

sekolah yang runtuh, atau dilokasi yang masih ada bangunannya.

Direncanakan dibangun 100 unit sekolah shelter yang terdapat di 6 Kecamatan

dari 11 Kecamatan yang ada di Kota Padang. Sekolah shelter yang telah dibangun pasca

bencana gempa bumi September 2009 terdapat 6 (enam) unit, serta 2 (dua) unit masih

dalam proses konstruksi, yaitu :

1. SMA Negeri 1 (4 lantai), dibantu oleh Yayasan Budha Tzu Chi, dengan

biaya sebesar ± Rp. 39 Milyar.

2. SMP Negeri 7 & 25 (4 lantai), dibantu oleh JICA dengan biaya sebesar

± Rp. 20 Milyar.

3. SD Negeri 23 & 24 (4 lantai), juga dibantu oleh JICA, dengan biaya

sebesar ± Rp. 9,6 Milyar.

4. SD Negeri 15 Lolong (2 lantai), dibangun dengan bantuan JICA

5. SD Negeri 25 Koto Panjang (2 lantai), dibangun dengan dana APBN, dan

masih dalam proses konstruksi.

6. SD Negeri Percobaan (2 lantai), dibangun dengan dana APBD, dan masih

dalam proses konstruksi.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 57

Prasarana dan Sarana Perkotaan

3.12. SARANA OLAH RAGA

Untuk mencapai prestasi terbaik di bidang olah raga, telah dilakukan berbagai

usaha diantaranya dengan menyediakan sarana olahraga. Penyediaan sarana ini telah

memberikan hasil yang cukup menggembirakan. Prestasi di bidang olahraga seperti

angkat berat dan renang telah mengharumkan nama Kota Padang dalam pentas Nasional

dan Internasional. Jumlah organisasi kepemudaan dan sarana olah raga yang ada di Kota

Padang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.22

Jumlah Organisasi Kepemudaan dan Sarana Olah Raga

di Kota Padang

No Uraian (unit) 2010 2011 2012

1 Organisasi Kepemudaan 42 42 23

2 Sarana Olah Raga 15 15 426

3 Standar Nasional 14 14 1

4 Standar Internasional 1 1 1

Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Padang

Lapangan Golf Ulu Gadut

Padang

GOR H. Agussalim Padang

Banda Bakali GOR H. Agussalim Padang

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 58

Prasarana dan Sarana Perkotaan

3.13. SARANA PERIBADATAN

Terdapat 7 jenis fasilitas peribadatan di Kota Padang yaitu : mesjid, mushalla,

langgar, gereja protestan dan khatolik, klenteng dan pura/vihara. Ketersediaan fasilitas

peribadatan di Kota Padang dari tahun 2010 sampai tahun 2012, yang mengalami

pertambahan cukup besar adalah jumlah mesjid sebesar 631. Jumlah mesjid dan musholla

mendominasi di Kota Padang, hal ini memiliki korelasi dengan penduduk Kota Padang

yang mayoritas beragama Islam. Sedangkan jumlah sarana ibadah lainnya seperti gereja,

pura dan vihara berjumlah tetap, meskipun mengalami beberapa kerusakan akibat gempa

bumi September 2009 yang lalu, telah dilakukan renovasi dan perbaikan.

Tabel 3.23

Jumlah Sarana Peribadatan di Kota Padang

No Jenis Sarana Ibadah 2010 2011 2012

1 Mesjid 605 627 631

2 Musholla 733 770 757

3 Langgar 236 239 239

4 Gereja Protestan 5 5 5

5 Gereja Khatolik 3 3 3

6 Pura/Vihara 4 4 4

7 Klenteng 1 1 1

Sumber : Padang Dalam Angka

3.14. SARANA EKONOMI PERDAGANGAN

Sarana perdagangan yang terdapat di Kota Padang terdiri dari pasar, pertokoan,

plaza/mal dan kios atau warung. Tercatat sebanyak 16 pasar yang tersebar di 8 kecamatan

(Kec. Koto Tangah, Kec. Lubuk Kilangan, Kec. Padang Selatan, Kec. Padang Timur,

Kec. Padang Barat, Kec. Padang Utara, Kec. Nanggalo dan Kec. Kuranji).

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 59

Prasarana dan Sarana Perkotaan

Tabel 3.24

Pasar Menurut Lokasi Dan Pengelolaannya Tahun 2012

No Nama Pasar Pengelola Lokasi

1 2 3 4

1 Pasar Bandar Buat Pemerintah Kec. Lubuk Kilangan

2 Pasar Indarung Non Pemerintah Kec. Lubuk Kilangan

3 Pasar Gaung Non Pemerintah Kec. Padang Selatan

4 Pasar Simpang Haru Pemerintah Kec. Padang Timur

5 Pasar Raya Pemerintah Kec. Padang Barat

6 Pasar Tanah Kongsi Pemerintah Kec. Padang Barat

7 Pasar Pagi/Purus Atas Non Pemerintah Kec. Padang Barat

8 Pasar Ulak Karang Non Pemerintah Kec. Padang Utara

9 Pasar Alai Pemerintah Kec. Padang Utara

10 Pasar Siteba Pemerintah Kec. Nanggalo

11 Pasar Belimbing Pemerintah Kec. Kuranji

12 Pasar Kampung Kelawi Non Pemerintah Kec. Kuranji

13 Pasar Lubuk Buaya Pemerintah Kec. Koto Tangah

14 Pasar Simpang Tabing Non Pemerintah Kec. Koto Tangah

15 Pasar Balai Gadang Non Pemerintah Kec. Koto Tangah

16 Pasar Tarandam Non Pemerintah Kec. Padang Timur

Sumber : Padang Dalam Angka

Secara umum sarana perdagangan di Kota Padang tidak mengalami pertambahan

yang berarti dalam skala pelayanan kota. Penambahan sarana perdagangan berupa toko

dan rumah toko pada beberapa ruas jalan utama di Kota Padang sebagian berupa

peningkatan konstruksi bangunan dan sebagian lagi perubahan dari rumah menjadi rumah

toko.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 60

Prasarana dan Sarana Perkotaan

Sarana ekonomi perdagangan lainnya yang terdapat di Kota Padang adalah sarana

perbankan yang memiliki peranan penting untuk menunjang aktifitas perekonomian

masyarakat. Saat ini telah banyak bank-bank pemerintah atau swasta yang membuka

cabang di Kota Padang. Bank-bank ini berupa bank devisa dan non devisa.

Pada tahun 2012 ini terdapat 1 Bank yang memiliki kantor Pusat di Kota Padang

yaitu Bank Nagari, 3 kantor wilayah, 81 kantor cabang yang beroperasi di wilayah Kota

Padang, dan 181 kantor cabang pembantu yang lokasinya tersebar diseluruh wilayah

Kota Padang.

Tabel 3.25

Jumlah Bank Di Kota Padang Tahun 2012

No NAMA BANK Kantor

Pusat

Kantor

Wilayah

Kantor

Cabang

Kantor

Cabang

Pembantu

I Bank Pemerintah

a. Bank Devisa

1. Bank BNI (Persero) - 1 13 8

2. Bank BRI (Persero) - 1 4 14

3. Bank Mandiri (Persero) - 1 3 18

b. Bank Non Devisa

1. Bank BTN (Persero) - - 1 4

2. BPD Sumbar (Bank Nagari) 1 - 30 35

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 61

Prasarana dan Sarana Perkotaan

No NAMA BANK Kantor

Pusat

Kantor

Wilayah

Kantor

Cabang

Kantor

Cabang

Pembantu

II Bank Swasta

a. Bank Devisa

1. PT. Bank Bukopin - - 1 1

2. PT. Bank BII - - 1 3

3. PT. Bank Danamon Indonesia - - 1 24

4. PT. Bank CIMB Niaga, Tbk - - 2 12

5. PT. Bank Permata - - 1 -

6. PT. Bank Central Asia, Tbk - - 2 3

7. PT. Bank Mega, Tbk - - 1 1

8. PT. Bank Mestika Dharma - - 1 -

9. PT. Bank Panin, Tbk - - 1 1

10. PT. Bank OCBC NISP, Tbk - - 1 1

11. PT. Bank Commonwealth - - 1 -

b. Bank Non Devisa

1. PT. BTPN - - 2 22

2. Bank Kesejahteraan Ekonomi - - 1 -

3. PT. Bank Sinar Mas - - 1 -

III Bank Syariah -

1. PT. Bank Syariah Mandiri - - 3 14

2. PT. Bank Muamalat Indonesia - - 1 4

3. PT. Bank BNI Syariah - - 2 3

4. PT. Bank Syariah BRI - - 1 1

5. PT. Bank Syariah Bukopin - - 1 2

6. PT. Bank Danamon Unit Usaha Syariah - - 1 -

7. PT. Syariah Mega Indonesia - - 1 8

8. PT. BPD Unit Usaha Syariah - - 3 2

J u m l a h 1 3 81 181

Sumber : Padang Dalam Angka

3.15. SARANA TAMAN KOTA

Taman Kota sekaligus berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota

terdapat sebanyak 43 taman dengan luas 2.616.541 m2. Umumnya taman-taman tersebut

merupakan bagian dari kelengkapan jalan dan terdapat juga taman-taman perkotaan yang

dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana rekreasi. Taman kota perlu dikembangkan

untuk kenyamanan dan keasrian Kota Padang.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 62

Prasarana dan Sarana Perkotaan

Tabel 3.26

Sarana Taman Kota di Kota Padang

No Nama Fasum/Taman Lokasi Luas (M)

1 Hutan Raya Bung Hatta Jl. Raya Padang-Indarung 2.500.000

2 RTH Imam Bonjol Komplek RTH Imam Bonjol Padang 45.000

3 Taman GOR H. Agus Salim Komplek GOR H. Agus Salim 55.000

4 Taman Plansum depan Hotel Muara Jl. Gereja 300

5 Taman Plansum Sisingamangaraja Jl.Sisingamangaraja 630

6 Taman Plansum depan RST Jl. Ganting 46

7 Taman Tugu Selamat Datang Jl.Hamka 894

8 Taman Tugu Bagindo Aziz Chan Jl. Bagindo Aziz Chan 4

9 Taman Tugu Pemuda Jl.Pemuda 174

10 Taman Lingk. Mainan anak-anak Jl. Raden Saleh 1.950

11 Taman Batang Arau Jl. Muara 1.530

12 Taman Plansum depan CPM Jl. Bundo Kandung 99

13 Taman depan jembatan seberang Padang

Jl. Thamrin 80

14 Taman Plansum depan Mesjid Nurul

Iman Jl. Thamrin 42

15 Taman Plansum Kampung Nias Jl.Kampung Nias 38

16 Taman Plansum samping Pertamina Jl. Sawahan 260

17 Taman Plansum Mesrania Jl. Polonia 1.325

18 Taman Tugu Aziz Chan Jl. Taman Melati 1.500

19 Taman Plansum depan SMA 2 Jl. Musi 405

20 Taman Plansum depan RPT Jl. Sisingamangaraja 25

21 Taman Plansum depan Pos Polosi Jl. Gating 275

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 63

Prasarana dan Sarana Perkotaan

No Nama Fasum/Taman Lokasi Luas (M)

22 Taman Plansum Air Mancur Jl. M. Yamin 132

23 Taman Plansum Simpang GIA Jl. Hamka 45

24 Taman Plansum depan Sakma Jl. Juanda 300

25 Taman Plansum depan Dispenda Jl. Khatib Sulaiman 306

26 Taman Plansum depan Anggaran Jl. Khatib Sulaiman 215

27 Taman Plansum Ulak Karang Jl. S. Parman 180

28 Taman Plansum Pangkal Jembatan

Juanda Jl. Juanda 153

29 Taman Plansum depan Mesjid Taqwa Jl. Hiligoo 560

30 Taman Siteba Jl. Raya Siteba 1500

31 Taman Marapalam Jl. Marapalam 1570

32 Taman Plansum Simp. Empat Satria Jl. Pondok

33 Taman Bandara Tabing Jl. Hamka

34 Taman Plansum Tugu PKK Jl. Khatib Sulaiman 189

35 Taman Tugu Jam Ria Jl. Rasuna Said 76

36 Taman Tugu Perjuangan Api Tak

Kunjung Padam Jl. Simp. Tugu Simp. Haru

37 Taman Simp. Lubuk Begalung Jl. By Pass

38 Taman Plansum Pasar Ulak Karang Jl. Jhoni Anwar 158

39 Taman Taman PDK Jl. Sudirman 205

40 Taman Tugu Wahana Tata Jl. Sudirman 60

41 Taman Polresta Jl. Bgd. Azaz Chan 215

42 Taman Plansum Tan Malaka Jl. Tan Malaka

43 Taman Tugu Padang Area Jl. Sutomo 1.100

Total 2.616.541

Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang

Berdasarkan aturan Ruang Terbuka Hijau Kota harus dipertahankan yaitu RTH

Publik minimal 20 % dari luas perkotaan Padang dan 10 % dari RTH Privat yaitu RTH

yang terdapat di komplek-komplek permukiman. Untuk Kota Padang Ruang Terbuka

Hijau perkotaan Padang tahun 2011 tercatat sebesar 22,55 %.

3.16. SARANA – PRASARANA PERHUBUNGAN

3.16.1. Perhubungan Darat

Terminal bus Tipe A yang melayani penumpang Antar Kota Antar Propinsi

(AKAP) dan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) yaitu Terminal Regional Bingkuang

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 64

Prasarana dan Sarana Perkotaan

(TRB) yaitu berada di Kawasan Air Pacah Kecamatan Koto Tangah. Sejalan dengan

kebijakan rehabilitasi dan rekonstruksi Kota Padang pasca bencana, maka TRB di Air

Pacah ini akan dikembangkan sebagai kawasan pusat pemerintahan Kota Padang. Dengan

demikian akan dikembangkan terminal regional dengan klasifikasi tipe A di lokasi baru,

dimana berdasarkan persyaratan teknis pengembangan terminal regional dan kesesuaian

dengan rencana struktur ruang serta rencana pola ruang kota, maka terminal regional akan

dikembangkan di kawasan Lubuk Buaya.

Disamping itu terminal Tipe B juga akan dikembangkan pada 2 lokasi yaitu

Bandar Buat yang akan melayani Sub Pusat Kota di Bandar Buat dan sekitarnya,

selanjutnya Bungus/Gaung untuk mendukung pengembangan Sub Pusat Kota di Bungus.

Terminal C yang akan melayani angkutan umum perkotaan akan dikembangkan

terminal di Pusat Kota yang berlokasi di Kecamatan Padang Barat (Terminal Goan

Hoat/SPR). Terminal ini melayani angkutan perkotaan yang menghubungkan pusat kota

dengan sub-sub pusat kota. Kemudian di Air Pacah yang dikembangkan untuk

mendukung pengembangan kegiatan pusat pemerintahan dan pendidikan tinggi di Air

Pacah.

Selain terminal dalam kota, dalam upaya untuk mendukung pengembangan

koridor busway sebagai sarana angkutan umum massal juga akan dikembangkan halte-

halte busway pada masing-masing koridor.

Selain terminal angkutan penumpang, dalam rangka mendukung Kota Padang

sebagai simpul distribusi dan koleksi barang di Provinsi Sumatera Barat pada umumnya

dan simpul distribusi dan koleksi barang di Kota Padang pada khususnya, maka akan

dikembangkan terminal angkutan barang. Rencana pengembangan Terminal Angkutan

Barang di Kota Padang adalah : Terminal Angkutan Barang Lubuk Buaya, Terminal

Angkutan Barang Bandar Buat dan Terminal Angkutan Barang Bungus.

3.16.2. Perkeretaapian

Disamping itu perhubungan darat difasilitasi juga dengan Kereta Api. Lintasan

kereta api yang terdapat di Kota Padang sepanjang 54 km terbagi dalam 4 (empat)

lintasan yaitu Indarung - Bukit Putus, Bukit Putus - Teluk Bayur, Bukit Putus - Padang

dan Padang - Lubuk Alung. Lintasan kereta api ini pada umumnya berada dalam kondisi

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 65

Prasarana dan Sarana Perkotaan

baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Panjang lintasan kereta api yang berada di Kota Padang yaitu sepanjang 54 km

yang terbagi dalam 2 (dua) jenis rel, yaitu rel 33 sepanjang 37,85 km dan rel 41/42

sepanjang 15,15 km. Lintasan kereta api di Kota Padang terbagi dalam 4 lintasan, yaitu ;

Indarung – Bukit putus, Bukit Putus – Teluk Bayur, Bukit Putus – Padang dan Padang –

Lubuk Alung. Lintasan kereta api ini pada umumnya berada dalam kondisi baik.

Tabel 3.27

Jumlah Prasarana Pendukung Lintasan Kereta Api di Kota Padang

No Lintas / Koridor Pengelasan

(Titik)

Baut

Sambung

(Buah)

Bantalan Penambat

Elastis

(Set)

Balas

(M3)

Wesel

(Unit) Beton

(Batang)

Besi

(Batang)

1 Indarung - Bukit Putus 1.440 1.728 23.834 - 47.668 35.751 45

2 Bukit Putus – Teluk

Bayur 222 912 - 2.846 2.846 555 19

3 Bukit Putus - Padang 668 208 - 8.007 8.077 1.312 25

4 Padang - Lubuk Alung 4.150 14.224 - 50.154 50.154 8.150 26

Jumlah 6.480 17.072 23.834 61.007 108.745 45.768 115

Sumber : PT. Kereta Api (Persero) Divisi Regional II Sumatera Barat

Sedangkan untuk pergerakan barang yang menggunakan moda kereta api di Kota

Padang terdiri dari 2 (dua) jenis barang yaitu batubara dan semen, namun pada tahun

2003 kereta api tidak lagi mengangkut batubara, sehingga dari tahun 2003 s/d sekarang

hanya mengangkut semen saja. Untuk angkutan penumpang yang menggunakan moda

Kereta Api Wisata

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 66

Prasarana dan Sarana Perkotaan

kereta api di Kota Padang adalah angkutan wisata yang melayani Kota Padang – Kota

Pariaman, dimana angkutan ini hanya beroperasi pada saat hari libur.

Saat ini PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional II Sumatera Barat meningkatkan

trayeknya. Kereta api angkutan penumpang dan barang jurusan Kota Padang ke Kota

Pariaman menjadi 4 (empat) kali dalam sehari sejak 1 Juli 2010. Sebelumnya layanan

kereta api 2 (dua) kali sehari, baik dari Padang maupun dari Pariaman. Pada musim-

musim liburan seperti liburan sekolah, penumpang kereta api jurusan Padang – Padang

Pariaman mengalami peningkatkan 40 persen dari hari biasa. Harga tiket pada hari biasa

(Senin hingga Jumat) kelas ekonomi hanya Rp 2.500, eksekutif Rp 10.000, pada hari libur

nasional, Sabtu dan Minggu harga tiket ekonomi Rp 5.000, dan eksekutif Rp 20.000. Jika

dibandingkan dengan tarif bus biasa dari Kota Padang ke Pariaman dan sebaliknya Rp

6.000 atau bus patas Rp 10.000, tarif kereta api jauh lebih murah, hanya Rp 2.500. Tarif

kereta api bisa lebih murah karena disubsidi pemerintah untuk layanan transportasi

masyarakat. Pemerintah mensubsidi sekitar Rp 3.000 per penumpang sesuai okupasi. Satu

trip kereta api dengan 5 gerbong memiliki kapasitas 200 hingga 300 penumpang. Saat ini

okupasi penumpang 50 hingga 60 persen per trip.

3.16.3. Perhubungan Laut

Sistem transportasi laut di Kota Padang dikembangkan berdasarkan arahan

rencana dari pada sistem transportasi laut yang tertuang di dalam RTRW Nasional,

RTRW Provinsi dan RTRW Kota Padang Tahun 2010-2030. Transportasi laut yang akan

dikembangkan di Kota Padang meliputi :

1) Pelabuhan Teluk Bayur

Pelabuhan Teluk Bayur merupakan Pelabuhan terbesar di Pantai Barat Pulau

Sumatera, merupakan pelabuhan Internasional. Terdapat beberapa perdagangan

regional melalui Pelabuhan Teluk Bayur, yang terdiri dari perdagangan ekspor,

impor dan bongkar muat antar pulau, angkutan semen, batubara, peti kemas dan

BBM. Lalu lintas barang di Pelabuhan Laut Teluk Bayur dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 67

Prasarana dan Sarana Perkotaan

Tabel 3.28

Lalu Lintas Barang di Pelabuhan Teluk Bayur

No Uraian 2010 2011 2012

1 Impor 1.123.635 1300.782 1.580.604

2 Ekspor 3.729.151 5.278.713 3.312.902

3 Kapal Angkutan Penumpang 18 14 22

4 Bongkar Muat Kapal Interinsuler 1.366 1.673 1.307

5 Bongkar Muat Kapal Rakyat 591 532 599

6 Bongkar Muat Kapal Luar Negeri 335 394 346

7 Angkutan Khusus Semen 115.074 19.199 -

8 Angkutan khusus BBM 1.768.044 2.223.144 2.458.463

9 Angkutan Khusus Peti Kemas 24.852 29.327 31.192

10 Angkutan Khusus Batu Bara 772.090 1.897.685 411.263

Sumber: Padang Dalam Angka

2) Pelabuhan Penyeberangan

Pelabuhan Penyeberangan di Kota Padang terletak di Kecamatan Bungus Teluk

Kabung yaitu Pelabuhan Penyeberangan Teluk Bungus yang berjarak ± 17 km dari

pusat Kota Padang. Pelabuhan ini melayani kapal penyeberangan Roro Pasanger

(penumpang dan roro) dari Kota Padang ke Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang

meliputi:

a. Teluk bungus – Sikakap

b. Teluk Bungus – Tua pejat

c. Teluk Bungus – Muara Siberut.

Data inventarisasi Pelabuhan Penyeberangan Teluk Bungus dapat dilihat pada tabel

di bawah ini :

Tabel 3.29

Inventarisasi Pelabuhan Penyeberangan Teluk Bungus Padang

No Nama Jumlah / Luas

Inventaris

Tahun

Perolehan

1 Tanah Kantor 22.000 M2 1990/1991

2 Lapangan Jalan Aspal 12.660 M2 1993/1994

3 Jembatan Dermaga 275 M2 1992/1993

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 68

Prasarana dan Sarana Perkotaan

No Nama Jumlah / Luas

Inventaris

Tahun

Perolehan

4 Dudukan Dermaga 1 unit 1992/1993

5 Pompa air instalasi pipa kap. Max

10.000 liter 1 unit 1993/1994

6 Bangunan Pengaman Pelabuhan (Talud) 4000 M2 1991/1992

7 Kapal Penyeberangan 1 Buah 1993

8 Dermaga 1 set

- Dudukan MB 1 Buah 1992/1993

- Dudukan Rumah Kontrol 1 Buah 1992/1993

- Pagar Beton / Besi 400 M2 1992/1993

- Dudukan Hidrolik 3 Buah 1992/1993

- Moring Dolphin 3 Buah 1992/1993

- Cat Walk 156 M2 1992/1993

- Prenting Dolphin 3 Buah 1992/1993

- Pelindung MB 1 Unit 1993/1994

- Dudukan Hidron 1 Buah 1993/1994

- Movible Bridge 116 M2 1993/1994

- Lampu Mercury 20 Titik 1993/1994

- Tangki BBM Kapasitas 5.000 Liter 1 unit 1993/1994

- Pender 4 Buah 1993/1994

9 Railing Jembatan Dermaga 130 M2 1992

10 Kontrol Panel MB 1 unit 1992

11 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel kap.

Sedang 1 Unit 1993/1994

12 Bangunan Gedung

- Gedung Operasional / Kantor 400 M2 1993/1994

- Pos Jaga (2 Unit) 36 M2 1993/1994

- Rumah Genset 24 M2 1993/1994

- Gerbang Tol 1 unit 1993/1994

- Rumah Kontrol MB 18 M2 1993/1994

13 Alat Penyimpanan File

- Fhiling Cabinet Mustang 4 Buah 1993/1994

- Rak Buku Kayu 2 Buah 1995

- Brangkas Box 1 Buah 1993/1994

Sumber : Padang Dalam angka

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 69

Pemerintahan Politik dan Hukum

BAB 4 PEMERINTAHAN POLITIK DAN HUKUM

Dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dijelaskan bahwa

kriteria penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi atas dasar eksternalitas, akuntabilitas, dan

efesiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar susunan pemerintahan. Selanjutnya

dinyatakan bahwa urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah

berdasarkan kriteria tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan (pasal 11 ayat 3).

Sebagai penjabaran dari amanat UU No. 32 tahun 2004 terkait dengan pembagian urusan

pemerintahan ini, Peraturan Daerah Kota Padang No. 08 tahun 2004 tentang kewenangan Kota

Padang yang kemudian dirubah dengan PERDA No. 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan

Kota Padang pasal 4 bahwa Urusan Pemerintahan dibagi menjadi 2 kewenangan Pemerintah

Daerah, yakni :

1. Urusan Wajib

2. Urusan Pilihan

Kantor Balai Kota Padang,

Jl. Prof. M. Yamin, SH Kantor Gubernur Prov. SumBar, Jl. Sudirman Padang

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 70

Pemerintahan Politik dan Hukum

Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 adalah urusan pemerintahan yang

wajib diselenggarakan oleh Pemerintahan Daerah berkaitan dengan pelayanan dasar. Urusan

wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat 26 urusan wajib yang meliputi bidang :

1. Pendidikan

2. Kesehatan

3. Lingkungan Hidup

4. Pekerjaan Umum

5. Penataan Ruang

6. Perencanaan Pembangunan

7. Perumahan

8. Kepemudaan dan Olah raga

9. Penanaman Modal

10. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

11. Kependudukan dan Catatan Sipil

12. Ketenagakerjaan

13. Ketahanan Pangan

14. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak

15. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

16. Perhubungan

17. Komunikasi dan Informatika

18. Pertanahan

19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat

Daerah, Kepegawaian, dan Persandian

21. Pemberdayaan Masyarakat

22. Sosial

23. Kebudayaan

24. Statistik

25. Kearsipan dan

26. Perpustakaan

Kantor DPRD Kota Padang Jl. Sawahan, Padang

Rencana Kantor DPRD Kota Padang Jl. By-Pass, Padang

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 71

Pemerintahan Politik dan Hukum

Urusan Pilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 adalah urusan pemerintahan yang

secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan

kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah. Berdasarkan analisis terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), mata pencaharian penduduk, pemanfaatan lahan dan pengembangan

potensi yang ada di daerah, maka urusan pilihan yang dilaksanakan terdapat 7 urusan pilihan yang

meliputi bidang :

1. Kelautan dan perikanan

2. Pariwisata

3. Kehutanan

4. Perdagangan

5. Industri

6. Pertanian

7. Energi dan sumber daya mineral

4.1 ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH

Untuk operasionalisasi penyelenggaraan urusan pemerintahan, diperlukan penataan

lembaga/organisasi perangkat daerah yang efektif dan efisien, serta secara struktural dan

fungsional mampu menangani tugas-tugas dan kewenangan pemerintahan sebagaimana yang

sudah digariskan dalam peraturan daerah.

Dengan telah keluarnya Perda Kota Padang No. 15 s/d 22 Tahun 2008 tentang Organisasi

Perangkat Daerah Kota Padang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1

Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kota Padang

Tahun 2009 s/d 2012

No Satuan Kerja Tahun

2009 2010 2011 2012

1 Sekretariat Daerah

A. Sekretaris Daerah 1 1 1 1

B. Asisten 3 3 3 3

Bagian 9 9 9 9

C. Staf Ahli 5 5 5 5

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 72

Pemerintahan Politik dan Hukum

No Satuan Kerja Tahun

2009 2010 2011 2012

2 Sekretariat DPRD

A. Sekretaris DPRD 1 1 1 1

B. Bagian 4 4 4 4

3 Dinas 18 18 18 16

4 Badan / Inspektorat 6/1 6/1 6/1 6/1

5 Kantor, dan Lembaga Setingkat Kantor

(RSUD) 6 6 6 4

6 BUMD 1 1 1 1

7 Kecamatan 11 11 11 11

8 Kelurahan 104 104 104 104

Sumber : Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Padang Tahun 2012

Susunan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang Berdasarkan Peraturan Daerah

Kota Padang Nomor 15 S/D 22 Tahun 2008, terdiri dari;

I. Sekretariat Daerah:

1. Sekretaris Daerah

2. Asisten Pemerintahan, terdiri dari :

a. Bagian Pemerintahan

b. Bagian Hukum

c. Bagian Pertanahan

3. Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, terdiri dari :

a. Bagian Perekonomian

b. Bagian Pembangunan

c. Bagian Kesejahteraan Rakyat

4. Asisten Administrasi , terdiri dari :

a. Bagian Umum

b. Bagian Organisasi

c. Bagian Perlengkapan

5. Staf ahli :

a. Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 73

Pemerintahan Politik dan Hukum

b. Staf Ahli Bidang Pemerintahan

c. Staf Ahli Bidang Pembangunan

d. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia

e. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan

II. Sekretariat DPRD terdiri dari:

1. Sekretaris DPRD

2. Bagian :

a. Bagian Administrasi

b. Bagian Persidangan dan Risalah

c. Bagian Keuangan

d. Bagian Humas dan Protokol

III. Dinas Daerah terdiri atas:

1. Dinas Pendidikan

2. Dinas Kesehatan

3. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja

4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

5. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

6. Dinas Pekerjaan Umum

7. Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan

8. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah

9. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan, dan Energi

10. Dinas Pemuda dan Olah Raga

11. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset

12. Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanaan

13. Dinas Kebudayaan, dan Pariwisata

14. Dinas Kelautan dan Perikanan

15. Dinas Kebersihan dan Pertamanan

16. Dinas Pasar

17. Dinas Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal

IV. Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis

1. Inspektorat

2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

3. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

4. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan

5. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

6. Badan Kepegawaian Daerah

7. Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 74

Pemerintahan Politik dan Hukum

8. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat

9. Kantor Ketahanan Pangan

10. Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi

11. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

12. Rumah Sakit Umum Daerah

V. Kecamatan dan Kelurahan, Terdapat 11 kecamatan dan 104 kelurahan

4.1.1. Kecamatan dan Kelurahan

Sebagai pelaksana dan pemberi pelayanan publik yang bersentuhan langsung dengan

masyarakat adalah pemerintahan kecamatan dan kelurahan. Pemerintah kecamatan dan kelurahan

diharapkan mampu untuk mengefektifkan, mempermudah dan mempercepat jangkauan dan waktu

layanan pemerintah terhadap masyarakat. Selain itu mampu pula memberikan pembinaan

kehidupan kemasyarakatan dan memotivasi kegiatan pembangunan di wilayah masing-masing.

Berdasarkan Perda Kota Padang Nomor 15 s/d 22 tahun 2008 bahwa terdapat sebanyak

11 Kecamatan dan 104 Kelurahan di Kota Padang, dimana tidak terjadi penambahan/pengurangan

Wilayah Kecamatan dan Kelurahan yang ada di Kota Padang hanya terdapat penambahan jumlah

RW dan RT. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk serta adanya pembentukan komunitas baru

dibeberapa wilayah, seperti adanya komplek-komplek perumahan yang memungkinkan untuk

ditambahnya RT dan RW yang baru. Pada tahun 2012 ini di Kota Padang terdapat 829 RW dan

3.136 RT serta 104 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM).

Tabel 4.2

Kecamatan, Kelurahan, Jumlah RW, RT dan LPM Kota Padang

Tahun 2012

No Nama

Kecamatan Nama Kelurahan

Jumlah

RW RT LPM

1. Lubuk Kilangan Bandar Buat

Tarantang

Baringin

Padang Besi

Indarung.

Batu Gadang

Koto Lalang

11

2

2

4

12

5

8

43

10

5

20

44

21

31

1

1

1

1

1

1

1

Jumlah 44 174 7

2. Pauh Cupak Tangah

Koto Lua

6

6

20

25

1

1

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 75

Pemerintahan Politik dan Hukum

No Nama

Kecamatan Nama Kelurahan

Jumlah

RW RT LPM

Pisang

Piai Tangah

Kapalo Koto

Lambung Bukit

Binuang Kp. Dalam

Limau Manis Selatan

Limau Manis

7

4

4

4

5

7

8

23

12

15

13

18

26

18

1

1

1

1

1

1

1

Jumlah 51 170 9

3. Padang Selatan Belakang Pondok

Alang Laweh

Ranah Parak Rumbio

Pasa Gadang

Batang Arau

Seberang Palinggam

Seberang Padang

Mata Air

Rawang

Teluk Bayur

Air Manis

Bukik Gado-Gado

4

5

4

6

4

5

8

15

14

3

2

2

9

20

18

23

19

22

27

55

52

16

6

8

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Jumlah 72 275 12

4. Nanggalo Surau Gadang

Kampung Lapai

Kampung Olo

Gurun Laweh

Kurao Pagang

Tabiang Banda Gadang

22

8

6

3

6

3

97

42

22

11

32

15

1

1

1

1

1

1

Jumlah 48 219 6

5. Padang Utara

Air Tawar Timur

Air Tawar Barat

Ulak Karang Utara

Ulak Karang Selatan

Lolong Belanti

Gunung Pangilun

Alai Parak Kopi

3

14

6

13

7

13

14

12

62

22

43

32

48

53

1

1

1

1

1

1

1

Jumlah 70 272 7

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 76

Pemerintahan Politik dan Hukum

No Nama

Kecamatan Nama Kelurahan

Jumlah

RW RT LPM

6. Padang Barat Flamboyan Baru

Rimbo Kaluang

Ujung Gurun

Purus

Padang Pasir

Olo

Kampung Jao

Belakang Tangsi

Kampung Pondok

Berok Nipah

5

4

6

7

6

5

8

6

11

6

22

14

27

26

22

22

21

18

33

23

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Jumlah 64 228 10

7. Koto Tangah Balai Gadang

Lubuk Minturun

Air Pacah

Dadok Tunggul Hitam

Koto Panjang Ikur Koto

Batipuh Panjang

Koto Pulai

Batang Kabung

Bungo Pasang

Lubuk Buayo

Padang Sarai

Parupuk Tabing

Pasie Nan Tigo

14

9

9

14

9

17

4

15

16

21

11

20

11

50

32

39

60

39

56

13

56

51

87

52

81

42

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Jumlah 170 658 13

8. Kuranji Pasar Ambacang

Anduring

Lubuk Lintah

Ampang

Kalumbuk

Korong Gadang

Kuranji

Gunung Sarik

Sungai Sapih

9

8

8

9

8

16

18

13

6

36

31

31

26

28

70

84

57

28

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Jumlah 95 391 9

9. Padang Timur Jati

Jati Baru

9

10

33

31

1

1

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 77

Pemerintahan Politik dan Hukum

No Nama

Kecamatan Nama Kelurahan

Jumlah

RW RT LPM

Sawahan

Sawahan Timur

Simpang Haru

Andalas

Ganting Parak Gadang

Parak Gadang Timur

Kubu Marapalam

Kubu Dalam Parak Karakah

6

5

6

11

11

8

8

15

18

20

17

41

47

32

26

54

1

1

1

1

1

1

1

1

Jumlah 89 319 10

10. Bungus Teluk

Kabung

Bungus Barat

Bungus Timur

Bungus Selatan

Teluk Kabung Utara

Teluk Kabung Tengah

Teluk Kabung Selatan

8

10

3

5

4

2

27

32

13

14

10

9

1

1

1

1

1

1

Jumlah 32 105 6

11. Lubuk Begalung Cangkeh Nan XX

Kampung Baru Nan XX

Lubuk Begalung Nan XX

Tanjung Aur Nan XX

Gurun Laweh Nan XX

Koto Baru Nan XX

Banuaran Nan XX

Parak Laweh Pulau Aia Nan XX

Pampangan Nan XX

Tanah Sirah Piai Nan XX

Pitameh Tanjung Saba Nan XX

Batung Taba Nan XX

Kampung Jua Nan XX

Pengambiran Ampalu Nan XX

Gates Nan XX

5

7

10

2

5

11

13

11

12

8

5

7

8

20

9

20

25

33

8

22

43

43

41

48

32

17

33

25

79

35

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Jumlah 133 504 15

TOTAL KOTA PADANG 829 3.136 104

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan,dan Keluarga Berencana

Kota Padang Tahun 2012

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 78

Pemerintahan Politik dan Hukum

Dalam rangka penyelenggaraan pencatatan administrasi kependudukan berupa Kartu

Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga yang dilaksanakan oleh kelurahan dan diterbitkan oleh

kecamatan dibawah koordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sepanjang

tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3

Jumlah Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) yang

Diterbitkan Menurut Kecamatan Tahun 2012

No Kecamatan KTP KK

1 Bungus Teluk Kabung 1,312 258

2 Lubuk Kilangan 2,520 8,601

3 Lubuk Begalung 6,688 16,109

4 Padang Selatan 4,224 2,088

5 Padang Timur 6,824 14,652

6 Padang Barat 4,584 12,268

7 Padang Utara 3,104 20,100

8 Nanggalo 1,512 12,159

9 Kuranji 8,016 17,422

10 Pauh 4,536 7,236

11 Koto Tangah 7,504 5,426

Jumlah 50,824 374,061

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2012

4.1.2 Aparatur Pemerintah Daerah

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik perlu didukung oleh ketersediaan aparatur

pemerintah daerah yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dari segi pendidikan,

golongan PNS yang dimiliki Pemda Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 79

Pemerintahan Politik dan Hukum

Tabel 4.4

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Padang Menurut Tingkat Pendidikan

(orang) Tahun 2009 s/d 2012

No Jenjang

Pendidikan

2009 2010 2011 2012

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1 SD 239 1,70 246 1,73 247 1.76 243 1,78

2 SLTP 257 1,83 265 1,86 236 1.68 253 1,86

3 SLTA 3.872 27,56 3.537 24,88 3.578 25.45 3.389 24,89

4 Diploma 4.155 29,57 4.255 29,93 3.980 28.31 3.882 28,51

5 Sarjana 5.088 36,21 5.428 38,19 5.512 39.20 5.356 39,33

6 Pasca Sarjana

(S2 dan S3) 439 3,13 484 3,41 507 3.60 494 3,63

Total 14.050 100 14.215 100 14.060 100 13.617 100

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kota Padang Tahun 2012

Secara keseluruhannya pada tahun 2012 terjadi penurunan jumlah pegawai sebesar 443

orang. Dimana pada Tahun 2011 berjumlah 14.060 orang menjadi 13.617 orang pada Tahun

2012. Hal ini terjadi salah satunya disebabkan tidak ada penerimaan CPNS atau moratorium

pegawai pada Tahun 2012 dan disamping itu terdapat PNS yang pensiun. Peningkatan jumlah

PNS pada jenjang pendidikan Sarjana dan Pasca Sarjana, hal ini disebabkan kebijakan Pemko

Padang untuk memberikan beasiswa kepada aparatur-aparatur yang potensial disamping itu juga

dikarenakan makin tingginya minat PNS untuk menambah ilmu pengetahuan mereka ke tingkat

pendidikan yang lebih tinggi dengan menggunakan biaya sendiri. Sementara penurunan jumlah

pegawai pada jenjang pendidikan Diploma disebabkan banyak pegawai yang mengambil kuliah

lagi baik melalui program beasiswa maupun biaya sendiri, dan pada jenjang pendidikan SLTP

pegawai melakukan penyesuaian ijazah dengan ikut ujian Paket C.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 80

Pemerintahan Politik dan Hukum

Gambar 4.1

Persentase (%) Jumlah PNS Pemko Padang Menurut Jenjang

Pendidikan dan Golongan Tahun 2009 s/d 2012

Pada tahun 2012 jumlah PNS Pemko Padang bila dilihat berdasarkan jenjang pendidikan

sarjana dan pasca sarjana terdapat sebanyak 5.850 orang atau sebanyak 42,96%, dimana

jumlahnya turun namun prosentasenya naik jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang

berjumlah 6.019 orang atau 42,80%. Dimana untuk yang sudah menyelesaikan Pasca Sarjana naik

dari 3,60% pada tahun 2011 menjadi 3,63% di tahun 2012. Ini dapat menggambarkan kualitas

pegawai PNS Kota Padang dari sisi pendidikan sudah cukup memadai, disamping itu juga banyak

pegawai yang dikirim untuk mengikuti pelatihan/kursus-kursus untuk meningkatkan kinerjanya.

1,7 1,73 1,76 1,781,83 1,86 1,68 1,86

27,5624,88 25,45 24,89

29,57 29,9328,31 28,51

36,2138,19 39,2 39,33

3,13 3,41 3,6 3,63

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

2009 2010 2011 2012

SD

SLTP

SLTA

Diploma

360 397 402 362

1.987 2.162 2.174 2.098

6.396 5.993 5.883 5.773

5.307 5.663 5.601 5.439

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

2009 2010 2011 2012

Golongan I

Golongan II

Golongan III

Golongan IV

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 81

Pemerintahan Politik dan Hukum

Tabel 4.5

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Padang

Tahun 2009 s/d 2012 Menurut Golongan (orang)

No Uraian Tahun

2009 2010 2011 2012

1 Golongan I 360 397 402 362

2 Golongan II 1.987 2.162 2.174 2.098

3 Golongan III 6.396 5.993 5.883 5.773

4 Golongan IV 5.307 5.663 5.601 5.439

Jumlah PNS 14.050 14.215 14.060 13.672

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kota Padang tahun 2012

Bila dilihat dari golongan PNS pada Kota Padang 3 tahun terakhir terlihat bahwa yang

terbanyak pada golongan III dan golongan IV dengan jumlah 11.212 orang atau 82,01% pada

tahun 2012 yang jumlahnya turun dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana untuk golongan III

sebanyak 5.773 orang atau 42.22% dan golongan IV sebanyak 5.439 orang atau 39,78%. Hal ini

menggambarkan telah terjadi perpindahan pegawai dan terdapat yang pensiun. Untuk Golongan I

dan II dengan jumlah 2.460 orang atau 17,99% pada tahun 2012, terjadi penurunan dibandingkan

dengan tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan adanya kenaikan golongan atau pensiun serta

masih berlakunya moratorium penerimaan CPNS.

4.1.3. Perizinan

Dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat yang dilaksanakan Pemerintah

Kota Padang sebagai upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat/penerima pelayanan berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, hakekatnya memberikan pelayanan

prima. Pelayanan prima yang diberikan kepada masyarakat merupakan perwujudan kewajiban

aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat, sehingga diperlukan aparatur yang mempunyai

integritas dan profesional.

Tindak lanjut dari PP Nomor 41 Tahun 2008 tentang organisasi perangkat daerah dan

Permendagri Nomor 20 Tahun 2008 tentang pedoman organisasai, dalam rangka memberikan

pelayanan prima kepada masyarakat maka tata kerja unit pelayanan perizinan terpadu di

Pemerintah Kota Padang dituangkan dalam Perda Nomor 21 Tahun 2008 dengan dibentuknya

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KP2T).

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 82

Pemerintahan Politik dan Hukum

KP2T didirikan untuk menyelenggarakan pelayanan perizinan yang sederhana, cepat,

tepat, akurat, transparan dan terjangkau agar tercipta iklim usaha yang kondusif bagi masyarakat

dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kota Padang. Saat ini KP2T memberikan

pelayanan perizinan sebanyak 12 (dua belas), antara lain; SITU, Izin Gangguan (HO), SIUP,

TDP, Tanda Daftar Gudang, Izin Usaha Industri, Izin Pertambangan Daerah (Gal C), Izin Trayek,

Izin Usaha Angkutan Umum, Izin Usaha Pariwisata, Izin Pemakaman dan Non Perizinan (Akte

Kelahiran).

Disamping itu masih terdapat pelayanan perizinan yang dikelola oleh SKPD

bersangkutan, antara lain Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Keterangan Rencana Kota

(KRK), Jumlah IMB dan KRK yang diterbitkan dari Tahun 2008 s/d 2012 dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 4.6

Perkembangan IMB dan KRK Kota Padang

Tahun 2008 s/d 2012

No Uraian Satuan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1. PIMB yang Dikeluarkan Buah 910 1,389 1,399 1,173 1,101

2. IMB yang Dikeluarkan Buah 701 1,248 1,047 1,019 883

3. Permohonan KRK yang masuk Buah 933 886 1,180 1,165 1,167

4. SK KRK yang dikeluarkan Buah 753 761 1,020 1,048 987

Sumber : Dinas Tata Ruang danTata Bangunan Kota PadangTahun 2012

4.2 PENGELOLAAN ASET DAERAH

Salah satu bagian yang terpenting dalam pengelolaan aset daerah adalah penilaian aset

daerah itu sendiri. Penilaian diartikan sebagai suatu proses kegiatan penelitian yang selektif

didasarkan pada data/fakta yang objektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknik tertentu

untuk memperoleh nilai barang milik negara/daerah. Penilaian terhadap aset daerah merupakan

suatu kewajiban daerah karena hal tersebut akan terkait dengan pertanggung jawaban Kepala

Daerah dalam menjalankan tugasnya mengelola potensi yang dimiliki oleh daerah dipimpinnya.

Disisi lain, pada pasal 37 PP No. 36 tahun 2006 tentang Pengelolaan barang milik negara/daerah

lebih khusus dinyatakan bahwa penilaian barang milik negara/daerah dilakukan dalam rangka

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 83

Pemerintahan Politik dan Hukum

penyusunan Neraca Pemerintah Pusat/Daerah, pemanfaatan dan pemindahan barang milik

negara/daerah.

Berdasarkan hal tersebut Pemerintah Kota Padang bekerjasama dengan pihak lain telah

melakukan penilaian aset daerah yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Padang. Pada Tabel 4.5

dapat dilihat Aset Tetap Pemerintah Kota Padang tahun 2012.

Tabel 4.7

Daftar Rekapitulasi Aset Tetap Pemerintah Kota Padang

Tahun 2008 s/d 2011

No Uraian

Tahun (Rp.)

2008 2009* 2010* 2011

1. Tanah 843.667.416.333,00 859.778.040.926,37 782.190.685.258,37 799.307.984.240.00

2. Peralatan Mesin 175.629.650.265,00 193.152.926.358,00 212.259.128.043,00 250.698.163.247.06

3. Gedung & bangunan 489.153.144.685,30 485.965.504.136,30 566.885.114.881,30 644.544.014.017.70

4. Jalan, Irigasi & Jembatan

1.072.623.636.691,50 1.075.611.853.301,50 1.158.586.502.285,50 1.207.705.985.787.50

5. Aset Tetap Lainnya 37.017.953.365,00 34.710.464.765,00 42.835.242.346,80 15.737.665.837.60

6. Konstruksi dalam pengerjaan

14.705.940.363,00 1.596.013.950,00 56.349.235.270,00 31.027.611.281.80

Jumlah 2.632.797.741.702,80 2.650.814.803.437,17 2.819.105.908.084,97 2.949.021.424.411.66

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padang

*) Angka diperbaiki

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 84

Pemerintahan Politik dan Hukum

Dalam rangka menunjang pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah

Kota Padang untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka perlu dilakukan usaha

pemilikan tanah yang diikuti dengan disertifikatkan tanah tersebut. Perkembangan jumlah dan

luas tanah negara yang sudah disertifikatkan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.8

Jumlah dan Luas Tanah Negara yang Sudah Disertifikatkan

Menurut Bulan Tahun 2011/ 2012

No Bulan 2011 2012

Jumlah Luas (M2) Jumlah Luas (M2)

1. Januari 6 1,053 8 4,771

2. Februari 7 5,355 5 1,275

3. Maret 16 10,786 12 22,009

4. April 3 2,024 2 540

5. Mei 4 1,939 6 4,643

6. Juni 4 3,243 4 1,549

7. Juli 15 10,330 7 1,374

8. Agustus 8 7,147 19 17,652

9. September 20 8,219 12 6,534

10. Oktober 9 8,686 6 7,314

11. November 10 1,682 8 2,252

12. Desember 24 8,598 8 982,404

Jumlah 126 69,062 97 1,052,298

Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kota Padang Tahun 2012

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 85

Pemerintahan Politik dan Hukum

4.3. POLITIK

Kehidupan demokrasi yang semakin berkembang di Indonesia tidak terlepas dari lahir dan

besarnya arus reformasi yang didengungkan dan diperjuangkan oleh berbagai elemen masyarakat,

baik organisasi sosial kemasyarakatan, kalangan mahasiswa, cendikiawan, kelompok agama

termasuk dari kalangan perguruan tinggi dan sebagainya. Kehidupan berpolitik dan berdemokrasi

di negara kita sudah semakin berkembang, tidak salah rasanya bangsa Indonesia merupakan salah

satu negara didunia yang mencapai kemajuan yang cukup signifikan dalam berdemokrasi.

Begitu juga dengan perkembangan berpolitik dan berdemokrasi di Kota Padang. Dengan

semakin diberikannya ruang bagi setiap individu untuk berserikat dan berkumpul, maka orang-

orang yang mempunyai jiwa berorganisasi semakin memperlihatkan eksistensi dan perannya, baik

yang hanya ingin menyuarakan aspirasi maupun yang ingin melibatkan diri dalam pengambilan-

pengambilan keputusan politik. Untuk mengaktualisasikan pesan tersebut, salah satu wadah yang

memiliki pesan yang sangat berpengaruh dalam membawa perubahan adalah partai politik.

4.3.1 Struktur Politik

Peserta Pemilihan Umum Tahun 2009 yang lalu di Kota Padang diikuti oleh 38 partai

politik untuk pemilihan DPRD II, DPRD I dan DPR RI. Hasil pemilu tersebut untuk DPRD II

Kota Padang suara terbanyak diperoleh oleh Partai Demokrat. Komposisi anggota partai politik

yang menjadi anggota DPRD Kota Padang tahun 2012 masih tetap sama dengan tahun 2009.

Jumlah anggota masing–masing fraksi juga tidak mengalami perubahan, jumlah tersebut dapat

dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9

Jumlah Anggota DPRD Kota Padang Berdasarkan Fraksi

Tahun 2012

No Fraksi Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Demokrat 15 2 17

2 Golkar dan PDIP 6 0 6

3 Partai Keadilan Sejahtera 5 1 6

4 PAN dan Gerindra 7 0 5

5 Hanura 4 0 6

6 PBB dan PPP 5 0 6

Jumlah 42 3 45

Sumber : Sekretariat DPRD Kota Padang Tahun 2012

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 86

Pemerintahan Politik dan Hukum

4.3.2 Kegiatan Sidang dan Produk DPRD

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab yang dibebankan

kepada setiap anggota maupun kepada lembaga DPRD Kota Padang, telah dilakukan serangkaian

kegiatan kedinasan yang meliputi sidang-sidang dan rapat-rapat pembahasan, baik perubahan

produk-produk hukum daerah maupun pembahasan dan penyelesaian permasalahan aktual yang

terjadi ditengah-tengah masyarakat, termasuk yang menyangkut kebijakan Pemerintah Daerah

Kota Padang. Secara lebih lengkap kegiatan sidang dan rapat DPRD Kota Padang dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 4.10

Kegiatan Sidang/Rapat DPRD Kota Padang

Tahun 2008 s/d 2012

No Kegiatan Sidang / Rapat Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Sidang Paripurna;

a. Biasa 33 39 40 21 22

b. Istimewa 6 8 5 4 6

c. Khusus - - - 2 3

2 Rapat Fraksi 231 190 200 171 159

3 Rapat Komisi 172 56 121 158 172

4 Rapat Panitia Khusus 50 37 58 332 23

5 Raker/Konsultasi dengan Eksekutif

a. Badan Anggaran 33 34 31 36 24

b. Rapat Kerja Gabungan - - - - -

c. Rapat Kerja dan Hearing

Panitia Khusus 153 236 158 261 65

6 Rapat Pimpinan 40 48 45 36 34

7 Rapat Gabungan Panitia Khusus 5 4 2 16 20

8 Rapat Gabungan Komisi - - - - -

9 Rapat Badan Musyawarah 40 27 25 27 27

Sumber : Sekretariat DPRD Kota Padang Tahun 2012

Sidang yang telah dilaksanakan oleh DPRD Kota Padang selama tahun 2012 telah

menghasilkan produk hukum daerah sebanyak 23 Perda, lebih banyak dari tahun 2011 yang hanya

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 87

Pemerintahan Politik dan Hukum

menghasilkan sebanyak 19 Perda. Hal ini menggambarkan besarnya kinerja DPRD dalam

menghasilkan perda, secara lebih lengkap produk dan nama perda yang dihasilkan oleh DPRD

Kota Padang dapat dilihat pada tabel 4.10 dan tabel 4.11 berikut ini.

Tabel 4.11

Produk yang Dihasilkan DPRD Kota Padang

Tahun 2008 s/d 2012

No Jenis Produk Jumlah

2008 2009 2010 2011 2012

1 Peraturan Daerah 16 13 6 19 23

2 Keputusan DPRD 23 30 34 34 43

3 Keputusan Pimpinan DPRD 18 14 16 16 14

4 Rekomendasi DPRD - 1 2 - -

Jumlah 57 58 58 69 80

Sumber : Sekretariat DPRD Kota PadangTahun 2012

Tabel 4.12

Peraturan Daerah yang telah Ditetapkan DPRD Kota Padang

Tahun 2012

No Peraturan Daerah Nomor Perda Tanggal

Penetapan

1. Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan, Pengemis,

Pengamen dan Pedagang Asongan 01 Tahun 2012 16 Januari 2012

2. Pembinaan dan Perlindungan Anak 02 Tahun 2012 23 Mei 2012

3. Penanaman Modal 03 Tahun 2012 23 Mei 2012

4. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang Tahun 2010-

2030 04 Tahun 2012 05 Juni 2012

5. Tanda Daftar Usaha Pariwisata 05 Tahun 2012 16 Juli 2012

6.

Tambahan Penyertaan Modal Pemerintah Kota Padang

Pada Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah

Sumatera Barat

06 Tahun 2012 16 Juli 2012

7. Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 8

Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah 07 Tahun 2012 13 Agustus 2012

8. Pengawasan Pengendalian dan Pelarangan Minuman

Beralkohol 08 Tahun 2012 13 Agustus 2012

9. Tera dan atau Tera Ulang Alat Ukur, Alat Takar Alat Timbang dan Perlengkapannya

09 Tahun 2012 13 Agustus 2012

10 Pertanggungjawaban APBD Tahun Anggaran 2011 10 Tahun 2012 19 Oktober 2012

11. Perubahan APBD Tahun Anggaran 2012 11 Tahun 2012 29 Oktober 2012

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 88

Pemerintahan Politik dan Hukum

No Peraturan Daerah Nomor Perda Tanggal

Penetapan

12. Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor

11 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum 12 Tahun 2012 01 Nopember 2012

13.

Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor

15Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan

Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah

13 Tahun 2012 04 Desember 2012

14.

Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor

16 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan

Tata Kerja Dinas Daerah

14 Tahun 2012 04 Desember 2012

15.

Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor

17 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan

Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Inspektorat, dan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

15 Tahun 2012 04 Desember 2012

16. Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja

16 Tahun 2012 04 Desmber 2012

17.

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan

Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran

Daerah

17 Tahun 2012 04 Desember 2012

18. Pemberdayaan dan Pelestarian Adat Budaya dalam

Hidup Bernagari di Kota Padang 18 Tahun 2012 04 Desember 2012

19. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan 19 Tahun 2012 14 Desember 2012

20. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 20 Tahun 2012 14 Desember 2012

21. Pengelolaan Sampah 21 Tahun 2012 14 Desember 2012

22. Percepatan Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar dan

Menengah 22 Tahun 2012 14 Desember 2012

23. Pengelolaan Rumah Kos 23 Tahun 2012 14 Desember 2012

Sumber : Bagian Hukum Pemko Padang Tahun 2012

4.4 HUKUM DAN KEAMANAN

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari institusi hukum yang ada di Kota Padang,

seperti Pengadilan Negeri Padang dan Kejaksaan Negeri Padang diperoleh data kasus-kasus

perdata yang terjadi selama tahun 2012 di Kota Padang. Jumlah Perkara yang ada di Pengadilan

Negeri Padang selama tahun 2012 mengalami peningkatan atau naik, yakni sebanyak 170 kasus.

Demikian juga perkara perdata yang dapat diselesaikan pada Tahun 2012 meningkat dari tahun

2011, yakni sebanyak 145 perkara dan sebanyak 85 perkara yang tidak dapat

diselesaikan/diputuskan. Data yang lebih terperinci disajikan pada tabel dibawah ini.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 89

Pemerintahan Politik dan Hukum

Tabel 4.13

Jumlah Perkara Perdata Pada Pengadilan Negeri Padang

Tahun 2009 s/d 2012

No Perkara Hukum 2009 2010 2011 2012

1 Perkara Perdata yang dilaporkan 125 129 129 170

2 Sisa tahun lalu 62 61 71 60

3 Perkara Perdata terselesaikan /

diputuskan 64 58 69 85

4 Sisa tahun ini 61 71 60 85

Sumber: Pengadilan Negeri PadangTahun 2012

Dalam kurun waktu 4 tahun yakni dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 terlihat

trend perkara perdata yang dilaporkan mengalami peningkatan, jumlah perkara tersebut

mengalami peningkatan sebanyak 45 perkara dalam 4 tahun tersebut. Hal ini juga

menggambarkan begitu besarnya keinginan masyarakat dalam mendapatkan perlindungan hukum.

Namun demikian baru sekitar 59 % perkara tersebut dapat diselesaikan/diputuskan, hal ini dapat

disebabkan terbatasnya jumlah hakim yang dimiliki atau berkas perkara tersebut belum lengkap

untuk disidangkan.

Tabel 4.14

Jumlah Perkara Pidana pada Pengadilan Negeri Padang

Tahun 2009 s/d 2012

No. Perkara Hukum 2009 2010 2011 2012

1 Perkara pidana yang dilaporkan 1.055 768 747 726

2 Sisa bulan lalu 125 83 98 90

3 Perkara pidana terselesaikan 972 670 657 630

4 Sisa tahun ini 83 98 90 96

Sumber: Pengadilan Negeri Padang Tahun 2012

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa perkara pidana yang dilaporkan pada

Pengadilan Negeri Padang selama tahun 2011 sebanyak 747 kasus dan mengalami penurunan

pada tahun 2012 menjadi 726 kasus. Jumlah perkara pidana yang dapat diselesaikan mengalami

peningkatan, dimana pada tahun 2011 terdapat 755 kasus dapat diselesaikan sementara pada tahun

2012 menurun yakni sebanyak 720 kasus atau sekitar 99,17% kasus dapat terselesaikan. Jika

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 90

Pemerintahan Politik dan Hukum

dibandingkan dengan kasus perdata, maka penyelesaian perkara pidana pada Pengadilan Negeri

Padang jauh lebih besar penyelesaiannya.

Kasus perkara pidana pada Kejaksaan Negeri Padang yang diterima/dilaporkan selama

tahun tahun 2008 s/d 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15

Jumlah Perkara Pidana Pada Kejaksaan Negeri Padang

Tahun 2008 s/d 2012

No Perkara Hukum 2008 2009 2010 2011 2012

1 Perkara pidana yang masuk bulan ini

766 60 735 694 744

2 Sisa bulan lalu 187 391 306 28 749

3 Perkana pidana terselesaikan 562 100 1.013 709 662

4 Sisa bulan ini 391 306 28 13 831

Sumber: Kejaksaan Negeri PadangTahun 2012

Sesuai dengan data yang disajikan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun

2011 jumlah perkara pidana yang dilaporkan bulan ini sebanyak 694 kasus dan mengalami

kenaikan di tahun 2012 menjadi 744 kasus. Perkara pidana yang telah diselesaikan pada tahun

2011 sebanyak 709 kasus dan pada tahun 2012 sebanyak 662 kasus yang dapat diselesaikan.

Gangguan keamanan dan pelanggaran lalu lintas di wilayah Poltabes Padang pada Tahun

2011 dapat langsung diselesaikan dan disidangkan, dimana kejadian yang paling sering terjadi

pada awal tahun kemudian menurun di pertengahan tahun dan meningkat lagi pada akhir tahun.

Tabel 4.16

Banyaknya Gangguan Keamanan dan Pelanggaran Lalu Lintas Wilayah

Polres Padang Tahun 2012

No Bulan Pelanggaran Lalu Lintas Gangguan Keamanan

Ditindak Disidang Dilaporkan Diselesaikan

1. Januari 1,489 1,489 - -

2. Februari 1,337 1,337 - -

3. Maret 1,029 1,029 - -

4. April 1,068 1,068 - -

5. Mei 881 881 - -

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 91

Pemerintahan Politik dan Hukum

No Bulan Pelanggaran Lalu Lintas Gangguan Keamanan

Ditindak Disidang Dilaporkan Diselesaikan

6. Juni 637 637 - -

7. Juli 837 837 - -

8. Agustus 835 835 - -

9. September 1,020 1,020 - -

10. Oktober 1,428 1,428 - -

11. November 938 938 - -

12. Desember 825 825 - -

Jumlah 12,324 12,324 - -

Sumber : Polresta Padang Tahun 2012

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 92

Aktifitas Perekonomian

BAB 5 AKTIFITAS PEREKONOMIAN

Kota Padang sebagai daerah perkotaan, maka komponen yang membentuk struktur

ekonominya lebih dominan terdiri dari kelompok sektor sekunder dan kelompok tersier, baik nilai

tambah maupun kontribusinya. Dalam struktur ekonomi atau pembentukan Produk Domestik

Regional Bruto ( PDRB ), sumbangan kelompok sektor tersier pada tahun 2012 mencapai 70

persen, kemudian diikuti oleh kelompok sektor sekunder dengan sumbangannya sebesar 22

persen. Sementara itu, kontribusi kelompok sektor primer yang mencakup sektor pertanian, sektor

pertambangan dan penggalian relatif kecil , hanya sebesar 8 persen.

Sektor perekonomian atau lapangan usaha yang menjadi kontributor utama pembentukan

PDRB Kota Padang adalah sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor perdagangan, hotel dan

restoran; sektor industri dan pengolahan ; serta sektor jasa-jasa. PDRB Kota Padang sampai tahun

2012, masih didominasi oleh empat sektor utama sebagai kontributor terbesar yaitu sektor

pengangkutan dan komunikasi sebesar 24 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar

21 persen, sektor industri dan pengolahan 15 persen, serta sektor jasa-jasa sebesar 17 persen.

Kontribusi ke empat sektor dimaksud melebihi 75 persen dari total PDRB.

Sementara kontribusi kelompok sektor primer terdiri dari sektor pertanian sebesar 6

persen dan pertambangan/penggalian sebesar 2 persen atau total kedua sektor tersebut relatif kecil

yakni hanya sebesar 8 persen dan cendrung terus menurun. Hal tersebut sejalan dengan terjadinya

proses transformasi struktur ekonomi yang membentuk perekonomian perkotaan. Beberapa

perubahan komponen utama struktur ekonomi mencakup pergeseran secara perlahan-lahan

aktivitas pertanian ke arah sektor non pertanian, dari sektor industri ke sektor jasa. Hal itu

ditandai dengan adanya perubahan persentase sumbangan berbagai sektor dalam pembangunan

ekonomi. Secara umum transformasi struktural ditandai oleh peralihan dan pergeseran kegiatan

perekonomian dari sektor poduksi primer (pertanian) menuju sektor produksi sekunder (industri

manufaktur, konstruksi) dan sektor tersier.

Di sisi lain, beberapa sektor yang merupakan sektor potensial seperti sektor perikanan

dan kelautan serta pariwisata, belum mampu memberikan peran yang besar terhadap

pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kualitas sumberdaya manusia,

ketertinggalan penerapan teknologi dan meningkatnya kompetisi dalam pengelolaan. Selain itu

juga dampak kenaikan harga BBM, masalah pengaturan perizinan, kerusakan ekosistem,

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 93

Aktifitas Perekonomian

tingginya angka pencurian ikan (illegal fishing). Kesemuanya itu secara langsung maupun tidak

langsung telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, khususnya dalam menghasilkan output

(produk) dan penyerapan tenaga kerja.

5.1. BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

Ketersediaan fasilitas perbankan sebagai salah satu sarana perekonomian yang

menjalankan fungsi intermediasi keuangan, memiliki peranan penting untuk menunjang aktifitas

perekonomian masyarakat dan kegiatan pembangunan daerah. Dalam rangka meningkatkan

jangkauan layanan perbankan kepada masyarakat, beberapa bank telah menambah kantor cabang

dan kantor cabang pembantu dan kantor kasnya yang tersebar pada kawasan perekonomian dan

perkantoran di Kota Padang.

Pasar Raya Padang Blok 1 Bagian Dalam lantai 1

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 94

Aktifitas Perekonomian

Tabel 5.1

Jumlah Kantor Bank Menurut Kepemilikan

di Kota Padang Tahun 2012

Nama Bank Kantor Kantor

Cabang

Pembantu Pusat Wilayah Cabang

I. Bank Pemerintah

a. Bank Devisa

1. PT BNI (Persero) - 1 13 8

2. PT BRI (Persero) - 1 4 14

3. PT Mandiri (Persero) - 1 3 18

b. Bank Non Devisa -

1. PT BTN (Persero) - - 1 4

2. BPD Sumbar 1 - 30 35

II. Bank Swasta

a. Bank Devisa

1. PT Bank Bukopin - - 1 1

2. PT BII - - 1 3

3. PT Bank Danamon Indonesia - - 1 24

4. PT Bank CIMB Niaga, Tbk - - 2 12

5. PT Bank Permata - - 1 -

6. PT Bank Central Asia, Tbk - - 2 3

7. PT Bank Mega, Tbk - - 1 1

8. PT Bank Mestika Dharma - - 1 -

9. PT Bank Panin, Tbk - - 1 1

10. PT Bank OCBC NISP, Tbk - - 1 1

11. PT Bank Commonwealth - - 1 -

b. Bank Non Devisa

1. PT BTPN - - 2 22

2. Bank Kesejahteraan Ekonomi - - 1 -

3. PT Bank Sinarmas - - 1 -

III. Bank Syariah

1. PT Bank Syariah Mandiri - - 3 14

2. PT Bank Muamalat Indonesia - - 1 4

3. PT BNI Syariah - - 2 3

4. PT Bank Syariah BRI - - 1 1

5. PT Bank Syariah Bukopin - - 1 2

6. PT Bank Danamon Unit Usaha

Syariah - - 1 -

7. PT Syariah Mega Indonesia - - 1 8

8. PT. BPD Unit Usaha Syariah - - 3 2

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 95

Aktifitas Perekonomian

Peranan perbankan dalam menunjang aktifitas perekonomian dapat dilihat dari

perkembangan dana simpanan dan kredit yang disalurkan oleh perbankan. Selama tahun 2012

perkembangannya menampilkan kondisi yang menggembirakan, ini ditandai dengan adanya

peningkatan penyaluran dana dari perbankan kepada masyarakat pada berbagai sektor ekonomi.

Perkembangan kredit pada Bank Umum mengalami peningkatan dari Rp.

11.090.459.000.000 pada tahun 2011 menjadi Rp. 12.492.004.000.000 pada tahun 2012. Rata-rata

penyaluran kredit tiap triwulannya relatif sama pada tahun 2012, hal ini menandakan relatif

stabilnya perekonomian Kota Padang sepanjang Tahun 2012. Seperti yang digambarkan pada

tabel berikut ini.

Tabel 5.2

Perkembangan Kredit pada Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota

Padang Tahun 2012 (juta Rp.)

No Akhir Periode Bank Umum BPR Jumlah

1 Triwulan I 11.345.676 - 11.345.676

2 Triwulan II 12.404.267 - 12.404.267

3 Triwulan III 12.212.697 - 12.212.697

4 Triwulan IV 12.492.004 - 12.492.004

Posisi 12.492.004 - 12.492.004

Sumber : Bank Indonesia Padang

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 96

Aktifitas Perekonomian

Tabel 5.3

Perkembangan kredit UMKM pada Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

di Kota Padang Tahun 2012 (juta Rp.)

No Akhir Periode Bank Umum BPR Jumlah

1 Triwulan I 3.006.186 48.429 3.054.615

2 Triwulan II 3.367.102 49.133 3.416.235

3 Triwulan III 3.370.821 49.198 3.420.019

4 Triwulan IV 3.528.073 48.600 3.576.673

Posisi 3.528.073 48.600 3.576.673

Sumber : Bank Indonesia Padang

Penyaluran kredit pada bank umum besarannya mengalami fluktuasi tiap triwulannya,

dimana pada triwulan I berada pada posisi nilai Rp. 2.636.435.000.000,- kemudian mengalami

penurunan pada triwulan II dan III, tetapi meningkat lagi secara signifikan pada mencapai Rp.

3.074.332.000.000,- Sementara untuk BPR mempunyai kecendrungan yang menurun tiap

triwulannya. Namun demikian pada BPR semua dana simpanan disalurkan semuanya, malahan

melebihi dari dana simpanannya atau jumlah kredit lebih besar dari simpanan. Sementara pada

bank umum tidak semua dana simpanan yang disalurkan menjadi kredit bagi masyarakat di Kota

Padang, diharapkan kedepannya agar dana tersebut dapat disalurkan semuanya bahkan lebih bagi

masyarakat atau pelaku usaha untuk menunjang roda pembanguan di Kota Padang.

Bank Indonesia, Jl. Sudirman

Bank Mandiri, Jl. Sudirman

Bank Bukopin, Jl. Sudirman

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 97

Aktifitas Perekonomian

Tabel 5.4

Posisi kredit pada Bank Umum dan BPR menurut Sektor Ekonomi

di Kota Padang Tahun 2012 (juta Rp.)

No Sektor Ekonomi Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

1 Pertanian 185.834 293.513 173.956 193.125

2 Pertambangan 332.810 261.572 261.871 149.353

3 Industri 1.056.133 1.249.858 1.114.660 1.173.083

4 Listrik,Gas dan Air 1.146 2.711 2.943 4.392

5 Konstruksi 21.0847 249.726 278.525 288.739

6 Perdagangan 2.931.554 3.287.125 3.381.122 3.474.790

7 Angkutan 251.833 262.334 320.056 373.149

8 Jasa-jasa 775.108 766.074 935.002 917.589

9 Lainnya 5.270.258 5.235.244 5.399.664 5.529.173

Jumlah 11.015.523 11.608.157 11.867.799 12.103.393

Sumber : Bank Indonesia Padang

Kredit terbesar yang disalurkan oleh bank umum dan BPR adalah untuk sektor

Perdagangan dan Industri, dengan nilai masing-masing sebesar Rp. 3.474.790 dan Rp. 1.173.083,-

. Sementara yang terendah untuk sektor Listrik, Gas dan Air sebesar Rp. 4.392,- .

5.2. PERDAGANGAN DAN JASA

Kegiatan perdagangan meliputi kegiatan membeli dan menjual barang, untuk tujuan

penyaluran/pendistribusian tanpa mengubah sifat barang. Pergerakan arus barang ini,

membutuhkan sarana perdagangan terutama sarana pasar yang dapat mempertemukan antara

penjual dan konsumen. Klasifikasi pasar dalam hal ini dibedakan atas berbentuk pasar grosir,

mall/pasar swalayan maupun pasar-pasar tradisional. Perkembangan jenis dan jumlah pasar di

Kota Padang selama tiga tahun terakhir dapat dilihat seperti tabel berikut.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 98

Aktifitas Perekonomian

Tabel 5.5

Jenis dan Jumlah Pasar di Kota Padang

Tahun 2010 s/d 2012

Jenis Pasar Tahun

2010 2011 2012

1. Pasar Tradisional/lokal

2. Pasar Swalayan

3. Pasar Grosir

4. Mal/Plaza

25

36

2

4

25

36

1

4

24

36

1

4

Sumber : Dinas Perindagtamben Kota Padang

Jumlah pasar tradisional pada tahun 2012, berkurang dibanding tahun sebelumnya. Pada

2010 dan 2011 jumlah pasar tradisonal sebanyak 25 buah dan pada tahun 2012 turun menjadi 24

buah. Pengurangan ini terjadi disebabkan tidak aktifnya lagi Pasar Air Pacah karena pada lokasi

tersebut di bangun perkantoran Pemerintahan Kota Padang. Sebagian dari pasar-pasar tersebut

merupakan pasar tumbuh atau pasar kaget yang bermunculan pasca gempa dan seiring

permukiman-permukiman baru di Kota Padang. Umumnya pasar-pasar tersebut dikelola oleh

masyarakat. Dua puluh empat pasar tradisional tersebut tersebar pada Kecamatan-kecamatan yang

ada di Kota Padang. Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan minat masyarakat berbelanja di

pasar tradisional, maka secara bertahap telah dilakukan revitalisasi pasar tradisional seperti Pasar

Bandar Buat, Pasar Simpang Haru dan Pasar Alai.

Untuk melihat kemampuan dan daya tarik sebuah pasar dalam melakukan aktivitas

perekonomian, bisa tergambar dari jumlah toko, kios dan los yang terdapat di pasar tersebut.

Jumlah toko, kios dan los yang terdapat di pasar-pasar di Kota Padang tahun 2012, seperti

tercantum pada tabel berikut.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 99

Aktifitas Perekonomian

Tabel 5.6

Luas dan Jumlah Petak toko/kios, dan Meja Batu

Yang Dikelola Dinas Pasar Kota Padang Tahun 2012

No. Jenis Pasar

Luas / Area (m2) Jumlah Petak

Tanah Bangunan Toko /

Kios

Meja

Batu

I. Pasar Raya Timur I

1. Inpres Tahap I 4.312 - - -

2. Inpres Tahap II 5.295

- - -

3. Inpres Tahap III 5.632

- - -

4. Inpres Tahap IV 1.500

- - -

5. Pertokoan Pasar Baru 158

- - -

II. Pasar Raya Timur II

1. Pertokoan Fase I 568 905 158 -

2. Pertokoan Fase II 545 895 162 -

3. Pertokoan Fase III 575 931 169 -

4. Pertokoan Fase IV 1.245 1.700 172 -

5. Pertokoan Fase V 430 750 114 -

6. Pertokoan Fase VI 490 595 100 -

7. Pertokoan Fase VII 11.584 6.243 342 -

III. Pasar Raya Barat

1. Tahap I (Inpres Pert) 9.742 7.311 250 79

2. Tahap II (Inpres Pert) 2.704 2.135 84 -

3. Tahap III (Inpres Pert) 4.389 3.621 96 -

4. Pertokoan Blok A 4.800 3.832 173 -

5. Pertokoan Lapangan 630 527 13 -

6. Pertokoan Rajawali 672 468 25 -

7. Pertokoan Atom Shopping

2.700 2.430 223 442-

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 100

Aktifitas Perekonomian

No. Jenis Pasar

Luas / Area (m2) Jumlah Petak

Tanah Bangunan Toko /

Kios

Meja

Batu

IV. Pasar Pembantu

1. Tanah Kongsi 6.000 2.040 60 239

2. Ulak Karang 6.400 2.186 34 80

3. Alai 13.630 5.130 80 216

4. Simpang Haru 5.800 2.142 93 90

5. Siteba (Inpres Psr) 1.800 2.521 72 152

6. Lubuk Buaya 23.600 3.873 148 180

7. Bandar Buat 25.300 4.548 367 491

Sumber : Dinas Pasar Kota Padang

Pada musibah gempa yang terjadi pada tanggal 30 September 2009, sebagian besar

bangunan Pasar Raya mengalami rusak berat. Bangunan pasar raya yang runtuh adalah Pasar

Inpres I, II, III dan IV yang merupakan bangunan permanen berlantai II. Sesuai dengan kebijakan

rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa, salah satunya pada sarana perekonomian maka

bangunan Pasar Raya juga dilakuan rehab rekonstruksi. Pada tahun 2012 telah selesai dibangun

Pasar Inpres Tahap I dan selanjutnya Pasar Inpres II yang masih dalam tahap pembangunan.

Seiring dengan perkembangan Kota Padang sebagai kota besar dan diharapkan

berkembang menjadi Kota Metropolitan, maka keberadaan sarana perekonomian yang nyaman

dan modern menjadi sebuah kebutuhan bagi warga kota dan turis yang berkunjung. Mengikuti

tuntutan kebutuhan tersebut, di Kota Padang juga tumbuh dan berkembang mall/plaza dan

swalayan. Sampai tahun 2012 telah terdapat 4 buah mall di Kota Padang, yang umumnya

berlokasi di pusat kota. Nama dan lokasi mall di Kota Padang dapat dilihat pada tabel berikut.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 101

Aktifitas Perekonomian

Tabel 5.7

Nama dan Lokasi Mall/Plaza di Kota Padang tahun 2012

No Nama Mall/Plaza Lokasi Keterangan

1 Basko Grand Mall Jl. Hamka Padang Sudah Beroperasi

2 Plaza Andalas Jl. Pemuda Padang Sudah Beroperasi

3 Sentral Pasar Raya Jl. M. Yamin Padang Sedang Proses Penyelesaian

4 Rocky Plaza Jl. Permindo Padang Sudah Beroperasi

Sumber: Dinas Pasar Kota Padang

Pada perististiwa gempa 30 September 2009 lalu, semua mall/plaza yang ada di Kota

Padang mengalami kerusakan bahkan diantaranya ada yang rusak total seperti Matahari Dept.

Store dan Sentral Pasar Raya. Sementara yang lainnya mengalami rusak sedang, sudah mulai

beroperasi kembali setelah dilakukan rehabilitasi oleh pemiliknya.

Tabel 5.8

Nama dan Lokasi Swalayan di Kota Padang tahun 2012

No Nama Swalayan Lokasi

1 PT. Trida Nusa Pratama Jl. Damar No.42 Padang

2 PT. Suryatama Minang Lestari Jl. Hamka No. 2a Padang

3 PT. Gramedia Asri Media Jl. Damar No.63 Padang

4 Sari Anggrek Jl. Permindo No.61-63 Padang

5 Adinegoro Swalayan Jl. Adinegoro No.9 Lubuk Buaya

6 Toko Yan Akar Jl. Cokroaminoto

7 Tulip Swalayan Jl. Pondok Kopi No.7 Siteba Padang

8 Yo Wai Baru Swalayan Jl. Jhoni Anwar 45 Lapai

9 Singgalang Mini Market Jl. Proklamasi No.54 Padang

10 Singgalang Mini Market Jl. Sutomo

11 Toko Yossie Jl. Hamka No.5 Tabing

12 Toko Yossie Jl. Hamka No.15 Tabing

13 Toko Yossie Jl. Adinegoro Tabing

14 Rio Toserba Jl. Permindo 43 C Padang

15 Toko Nando Baru Jl. Damar No. 30 A Padang

16 Toko Hendra Jl. Hamka No.11 Padang

17 Toko Oma Opa Jl. S.Parman 13 A Padang

18 Citra Swalayan Jl. Andalas No 102 Padang

19 Citra Swalayan Jl. Sungai Balang Bandar Buat

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 102

Aktifitas Perekonomian

No Nama Swalayan Lokasi

20 Citra Swalayan Rawang Mata Air

21 Citra Swalayan Jl. Gajah Mada No. 4 Padang

22 Citra Swalayan Jl. Adinegoro Padang

23 Citra Swalayan Jl. Ampalu Padang

24 Citra Swalayan Jl. Thamrin Padang

25 Mitra Swalayan Jl. Juanda

26 Rili Swalayan Jl Aru Padang

27 Rili Swalayan Jl. By. Pass Padang

28 Rili Swalayan Jl. Andalas Padang

29 Okky Mart Jl. Bandar Damar

30 One Swalayan Jl. By. Pass Padang

31 Md Mart Tunggul Hitam

32 Daft Mart Jl. Hamka

33 Luxuri Mart Jl. Proklamasi No. 10 Padang

34 Tanjung Baru Jl.Simpang Tabing No. 22 Padang

Sumber : Dinas Perindagtamben Kota Padang, 2012

Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana perdagangan tidak terlepas dari upaya

memantapkan posisi Kota Padang sebagai pusat perdagangan di Sumatera Barat. Meningkatnya

kegiatan usaha perdagangan baik kecil, maupun besar merupakan cerminan dari besarnya

kegiatan perdagangan.

Melalui kegiatan perdagangan, akan tercipta aliran pendapatan antara pelaku-pelaku

ekonomi, yaitu masyarakat konsumen, produsen dan pemerintah. Konsumen akan memperoleh

pendapatan dari penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki, produsen akan memperoleh

pendapatan dari hasil penjualan barang atau jasa yang dihasilkan, sedangkan pemerintah

memperoleh pendapatan dari pajak, seperti pajak pendapatan dari barang konsumsi dan pajak

pertambahan nilai dari kegiatan produksi. Berkembangnya sektor perdagangan ini telah

memberikan kontribusi yang signifikan dalam pertumbuhan perekonomian Kota Padang.

5.3. KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

Koperasi sebagai soko guru ekonomi kerakyatan sangat penting perannya dalam

menopang kegiatan perekonomian. Perkembangan dan aktifitas koperasi di Kota Padang selama

tiga tahun terakhir memperlihatkan kondisi yang makin menggembirakan, dapat dilihat pada

jumlah koperasi yang aktif, koperasi yang baru tumbuh dan jumlah koperasi yang tidak aktif.

Pada tahun 2010 jumlah koperasi yang aktif mencapai sebanyak 416 buah, kemudian meningkat

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 103

Aktifitas Perekonomian

menjadi 428 pada tahun 2012. Jumlah koperasi yang baru pada tahun 2010 sebanyak 10 buah dan

pada tahun 2012 terjadi peningkatan yang signifikan yaitu sebanyak 72 koperasi baru. Sementara

jumlah koperasi yang tidak aktif, pada tahun 2012 tetap sebanyak 60 buah, sama dengan tahun

sebelumnya pada tahun 2011. Peningkatan jumlah koperasi juga diikuti dengan peningkatan

jumlah anggota khususnya selama tiga tahun terakhir. Jika pada tahun 2010 jumlah anggota

sebanyak 71.593 anggota dan selanjutnya tahun 2011 meningkat lagi menjadi 91.539 anggota,

maka pada tahun 2012 telah mencapai 106.276 anggota. Perkembangan jumlah koperasi yang

aktif, tidak aktif dan jumlah anggota koperasi dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut ini.

Tabel 5.9

Perkembangan Koperasi dan UKM Di Kota Padang

Tahun 2009-2012

Perkembangan Koperasi dan UKM Tahun

2010 2011 2012

I. Koperasi (unit)

1. Jumlah koperasi aktif

2. Jumlah Koperasi tidak aktif

3. Jumlah Koperasi Baru 4. Jumlah Koperasi dan KUD

5. Jumlah KUD

6. Jumlah Anggota (orang)

416

53

10

516

12 71.593

428

60

72 560

12

91.539

428

60

72 601

12

106.276

II. Jumlah Perusahaan Perdagangan

1. Kecil

2. Menengah 3. Besar

23.686 11.820

3.052

25.333

12.036 3.067

26.982

12.156 3.092

Sumber: Dinas Koperasi dan UKM

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 104

Aktifitas Perekonomian

Gambar 5.1

Perkembangan Koperasi di Kota Padang

Dalam upaya meningkatkan perkembangan dan peran koperasi, Pemerintah Kota Padang telah

melakukan terobosan dengan mengeluarkan beberapa kebijakan yaitu :

a. Pencanangan Masjid sebagai pusat ekonomi ummat melalui Koperasi Masjid ( tahun

2009).

b. Menumbuh kembangkan koperasi disetiap kelurahan di Kota Padang melalui Koperasi

Jasa Keuangan Syariah Kelurahan dimulai pada tahun 2010.

Tabel 5.10

Perkembangan KJKS BMT di Kota Padang

Tahun 2010 s/d 2012

No. Tahun Berbadan

Hukum Dalam Proses Jumlah KJKS

1 2010 52 2 54

2 2011 4 16 20

3 2012 2 28 30

Total 58 46 104

Sumber: Dinas Koperasi dan UKM

416 428 428

53 60 60

10

72 72

2010 2011 2012

aktif

tdk aktif

baru

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 105

Aktifitas Perekonomian

Selain koperasi, pelaku ekonomi yang cukup potensial menyerap tenaga kerja dan

mempunyai daya tahan yang kuat dalam menghadapi krisis ekonomi adalah usaha kecil dan

menengah (UKM), yang umumnya bergerak di sektor informal. Sektor UKM Kota Padang

meliputi 3 (tiga) komponen usaha, yaitu; industri kecil dan menengah, perdagangan dan jasa.

Kekuatan dan kontribusi sektor UKM terhadap perekonomian kota bisa dilihat dengan

meningkatnya pertumbuhan usaha kecil dan menengah di Kota Padang.

Pada sektor perdagangan UKM merupakan pelaku usaha yang paling besar proporsinya

dibanding pelaku usaha mikro dan besar. UKM sektor perdagangan, pada tahun 2012 terjadi

peningkatan jumlah pengusaha menjadi sebanyak 39.138 perusahaan, jumlah ini meningkat

dibanding tahun 2011 yang hanya sebanyak 37.369 perusahaan. Peningkatan jumlah perusahaaan

UKM ini berdampak pada meningkatnya penyerapan jumlah tenaga kerja dan aktivitas

perekonomian.

Di sisi lain, perkembangan usaha perdagangan pada skala besar juga mengalami trend

yang meningkat. Pada tahun 2010 sebanyak 3.052 perusahaan menjadi 3.067 perusahaan pada

tahun 2011, kemudian meningkat mencapai 3.092 perusahaan pada tahun 2012.

Gambar 5.2

Persentase Perusahaan Perdagangan di Kota Padang

Menurut Skala Usaha Tahun 2012

Besar

7%

Menengah

29%

Kecil

62% Mikro

2%

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 106

Aktifitas Perekonomian

Di Kota Padang terdapat beberapa jenis UKM yang berkembang cukup baik dan dalam

pola geografis telah membentuk sentra–sentra kawasan spesifik usaha tertentu, kawasan yang

menjadi sentra UKM tersebut adalah :

1. Sentra bordir dan pelaminan di Kecamatan Lubuk Begalung

2. Sentra rotan di Kecamatan Lubuk Begalung.

3. Sentra ikan air tawar di Kecamatan Kuranji dan Pauh

4. Sentra tanaman hias di Lubuk Minturun Kecamatan Koto Tangah

Meskipun dari segi kuantitas perkembangan UKM cukup pesat, tetapi belum sejalan

dengan peningkatan dari segi kapasitas usaha. Kondisi tersebut disebabkan UKM juga

menghadapi beberapa permasalahan dan tantangan. Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh

sektor UKM di Kota Padang adalah:

1. Usaha yang dikelola didominasi oleh usaha skala kecil dengan menggunakan peralatan

sederhana.

2. Akses pasar yang terbatas.

3. Belum profesional dalam pengelolaan usaha.

4. Keterbatasan modal dan akses ke lembaga perbankan.

5. Masih rendahnya skiil dan teknologi yang digunakan dalam proses produksi.

6. Belum memiliki daya saing yang kuat.

Dalam upaya mendorong dan meningkatkan perkembangan UKM, Pemerintah Kota

Padang, telah melaksanakan berbagai program. Program-program dimaksud adalah

pengembangan sistem pendukung usaha, kewirausahaan dan penciptaan iklim usaha yang

kondusif bagi UKMK, pemberdayaan masyarakat pesisir dan bantuan alat tangkap,

pengembangan mutu dan pemasaran pada sektor industri, perdagangan dan jasa, peningkatan

sarana dan prasarana pasar dan pembinaan pedagang kaki lima dan asongan. Penyediaan kredit

mikro untuk masyarakat miskin disalurkan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-

Mandiri Perkotaan (PNPM-MP), Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) dan Program

Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP).

5.4 INDUSTRI

Sektor Industri, adalah kegiatan yang meliputi proses peningkatan kapasitas produksi

yang bertujuan meningkatkan mutu barang dan jasa. Proses produksi dapat dilakukan secara

mekanis, kimiawi ataupun proses lainnya. Sektor industri merupakan salah satu sektor unggulan

di Kota Padang. Sektor yang dikembangkan pada umumnya adalah industri kecil hasil pertanian

dan kehutanan, industri logam dan mesin elektro, industri kimia dan aneka industri. Sektor

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 107

Aktifitas Perekonomian

industri hasil pertanian dan kehutanan merupakan sektor yang paling besar, baik dari segi

penyerapan tenaga kerja maupun nilai investasi yang ditanamkan. Secara keseluruhan, sektor

industri kecil merupakan kelompok industri paling banyak jumlahnya, baik jumlah unit usaha,

jumlah tenaga kerja, sedangkan dari sisi nilai investasi yang ditanamkan, maka industri besar

merupakan yang paling tinggi nilainya.

Tabel 5.11

Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Menurut Jenis Industri

Di Kota Padang Tahun 2012

No Jenis Industri

Jumlah

Unit Usaha

(unit)

Tenaga Kerja

(org)

1 Industri Kecil :

Industri Pangan 1.240 7.722

Industri sandang & Kulit 386 2.883

Industri Kimia & Bahan

Bangunan 938 5.122

Industri Logam & Eelektronik 801 3.318

Industri Kerajinan 138 598

Jumlah 3.503 19.643

2 Industri Menengah :

Industri Pangan 24 315

Industri sandang & Kulit 2 19

Industri Kimia & Bahan

Bangunan 35 272

Industri Logam & Eelektronik 21 185

Industri Kerajinan 1 2

Jumlah 83 793

3 Industri Besar :

Industri Pangan 5 211

Industri sandang & Kulit 0 0

Industri Kimia & Bahan

Bangunan 19 1.650

Industri Logam & Eelektronik 3 55

Industri Kerajinan 0 0

Jumlah 27 1.916

Sumber: Padang Dalam Angka Tahun 2012

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 108

Aktifitas Perekonomian

Mencermati perkembangan industri di Kota Padang, untuk industri kecil jenis usaha yang

paling banyak adalah industri pangan, baik dalam jumlah usaha maupun penyerapan tenaga kerja,

kemudian disusul oleh industri kimia dan bahan bangunan. Kedua jenis industri tersebut mampu

menyerap tenaga kerja sebanyak 12.844 orang. Sementara untuk industri menengah dan industri

besar, jenis industri pangan dan industry kimia dan bahan bangunan juga menjadi kontributor

terbesar, baik dalam jumlah usaha maupun penyerapan tenaga kerja.

5.5. PARIWISATA

Kota Padang memiliki potensi wisata yang banyak dan beragam. Objek Daerah Tujuan

Wisata (ODTW) Kota Padang dapat dibagi dalam 3 (tiga) kelompok yaitu ODTW Alam, ODTW

Bahari dan ODTW Sejarah, Seni Budaya. ODTW Alam lebih menonjolkan aspek panorama

alam yang memberikan kesan keindahan dan minat tersendiri bagi wisatawan yang

mengunjunginya, ODTW Bahari menyajikan atraksi berupa laut dan pulau-pulau yang terdapat

disekitarnya dan ODTW Sejarah, Seni dan Budaya lebih menonjolkan nilai-nilai sejarah dan seni

serta budaya spesifik yang dianut oleh masyarakat di daerah setempat. Hampir pada setiap

kecamatan di Kota Padang terdapat potensi objek wisata. Potensi yang terbesar terdapat di tiga

kecamatan yaitu Bungus Teluk Kabung, Koto Tangah, dan Padang Selatan. Sementara itu,

wilayah Kecamatan yang yang paling minim atau hampir tidak ada objek wisata terdapat di tiga

kecamatan, yaitu Padang Timur, Padang Utara dan Nanggalo.

Lubuk Paraku Pantai Purus

Pulau Sikuai

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 109

Aktifitas Perekonomian

Objek wisata alam masih menjadi objek wisata utama di Kota Padang. Beberapa objek

wisata alam di Kota Padang secara umum dapat dijelaskan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 5.12

Objek Wisata Alam di Kota Padang

No Objek Wisata Jenis Lokasi (Kecamatan)

1 Kawasan Siti Nurbaya Alam / Nature Padang Selatan

2 Bukik Gado -gado Alam / Nature Padang Barat

3 Gunung Panggilun Alam / Nature Padang Utara

4 Pemandian Lori Alam / Nature Koto Tangah

5 TPA Aie Dingin Alam / Nature Koto Tangah

6 Agro Wisata Sei Lareh Alam / Nature Koto Tangah

7 Lubuak Minturun Alam / Nature Koto Tangah

8 Wisata Rumah Bangau Alam / Nature Koto Tangah

9 Lubuak Tampuruang Alam/ Nature Kuranji

10 Pemandian Alam Surga Alam/ Nature Nanggalo

11 Air Terjun Sikayan Balumuik Alam / Nature Pauah

12 Sarasah Aie Angek Jariang Alam/ Nature Pauh

13 Panorama Batu Busuak Alam/ Nature Pauh

14 Gunung Meru Alam / Nature Lubuk Begalung

15 Panorama Puncak Lampu Alam / Nature Lubuk Begalung

16 Taman Hutan Raya Bung Hatta Alam / Nature Lubuk Kilangan

17 Panorama Sitinjau Laut I Alam / Nature Lubuk Kilangan

18 Panorama Sitinjau Laut II Alam / Nature Lubuk Kilangan

19 Lubuk Peraku Alam / Nature Lubuk Kilangan

20 Gua Kelelawar Alam / Nature Lubuk Kilangan

21 Air Terjun Tigo Tingkek Alam / Nature Bungus Teluk Kabung

22 Lubuak Timbulun Alam / Nature Bungus Teluk Kabung

23 Koto Lalang Alam / Nature Bungus Teluk Kabung

24 Kandang Dama Alam / Nature Bungus Teluk Kabung

25 Sungai Pisang Alam / Nature Bungus Teluk Kabung

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 110

Aktifitas Perekonomian

Tabel 5.13

Objek Wisata Pantai (Bahari) di Kota Padang

No Objek Wisata Jenis Lokasi (Kecamatan)

1 Pasie Sabalah Pantai / Beach Koto Tangah

2 Pasie Kandang Pantai / Beach Koto Tangah

3 Pasie Jambak Pantai / Beach Koto Tangah

4 Lolong Pantai / Beach Padang Utara

5 Bung Hatta Pantai / Beach Padang Utara

6 Aie Tawa Pantai / Beach Padang Utara

7 Puruih Pantai / Beach Padang Barat

8 Pantai Padang Pantai / Beach Padang Barat

9 Aie Manih Pantai / Beach Padang Selatan

10 Sungai Barameh Pantai / Beach Lubuk Begalung

11 Karang Tirta Pantai / Beach Lubuk Begalung

12 Nirwana Pantai / Beach Bungus Teluk Kabung

13 Carlos Pantai / Beach Bungus Teluk Kabung

14 Pasa Laban Pantai / Beach Bungus Teluk Kabung

15 Bungus Pantai / Beach Bungus Teluk Kabung

16 Pondok Carolina Pantai / Beach Bungus Teluk Kabung

17 Sungai Pisang Pantai / Beach Bungus Teluk Kabung

18 Pantai Teluk Bayur Pantai / Beach Lubuk Begalung

19 Danau Buatan Cimpago Pantai / Beach Padang Barat

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang

Kota Padang juga memiliki potensi wisata budaya yang beragam berupa bangunan

peninggalan sejarah pada masa lalu, seperti tugu pahlawan, Benteng Jepang, Museum, Taman Siti

Nurbaya, juga legenda Malin Kundang ; kesenian dan kebudayaan tradisional ; serta benda-benda

historis seperti Loji di Muara, rumah pahlawan Bagindo Azizchan di Alang Lawas, Mesjid Raya

Ganting yang telah berumur lebih dari 100 tahun, serta bangunan lama yang terdapat di Kota Tua.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 111

Aktifitas Perekonomian

Objek-objek wisata tersebut dikelola oleh Pemerintah Daerah. Letaknya strategis, dekat

dengan pusat kota, sehingga mudah dicapai. Beberapa diantara objek wisata sejarah dan

kepurbakalaan yang terdapat di Kota Padang yang cukup dikenal dan banyak dikunjungi oleh

wisatawan seperti yang terdapat pada Tabel 5.14.

Tabel 5.14

Objek Wisata Sejarah dan Kepurbakalaan di Kota Padang

No Objek Wisata Pengelola Lokasi

1 Gedung Balai Kota Pemda Jl. Prof. M. Yamin, SH

2 Tugu Pahlawan Tak Dikenal Pemda Taman Melati

3 Tugu Pemuda Young Sumatera Pemda Pusat Kota

4 Tugu Bagindo Azis Chan Pemda Jl. Bagindo Aziz Chan

5 Benteng Japang Bukik Lampu Pemda Kecamatan Bungus Teluk

Kabung

6 Museum Adityawarman Dikbud Jl. Diponegoro

7 Taman Siti Nurbaya Pemda Gunung Pangilun

8 Taman Budaya Pemda Jl. Diponegoro

9 Kelenteng Masyarakat Kel. Pasar gadang

10 Bangunan Kota Tua Masyarakat Kel. Pasar Gadang

11 Miniatur Mekkah Masyarakat Kel. Lubuk Minturun

12 Masjid Ganting Masyarakat Kel. Pasar Gadang

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 112

Aktifitas Perekonomian

Sebagai daerah yang terletak di pesisir pantai, Kota Padang juga memiliki objek

pariwisata bahari yang sangat potensial untuk dikembangkan. Beberapa potensi yang terdapat

antara lain adalah keindahan pantai, taman laut dan pulau-pulau kecil dengan pantai indah. Di

kawasan bawah laut, terdapat potensi terumbu karang, serta flora dan fauna laut yang beragam.

Sejauh ini, potensi yang besar objek wisata bahari ini belum termanfaatkan secara optimal.

Sesuai hasil kesepakatan bersama Gubernur Sumatera Barat dengan 10 kepala daerah Kabupaten

dan Kota dalam pengembangan kawasan wisata prioritas di Sumatera Barat adalah ditetapkannya

10 (sepuluh) kawasan pariwisata prioritas di Sumatera Barat, dimana Kota Padang termasuk salah

satu diantaranya yaitu dengan objek wisata unggulan Gunung Padang yang ditetapkan untuk

kawasan Wisata Bahari.

Kota Padang telah ditetapkan sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) Nasional.

Sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kota Padang (RIPPDA) dan Rencana

Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Sumatera Barat, Kota Padang merupakan salah satu

Wilayah Pengembangan Wisata (WPW) yang diharapkan mampu mendukung pengembangan

kepariwisataan Sumatera Barat dan Indonesia. Penyusunan RIPPDA dilakukan berdasarkan

pendekatan Community Attraction Complex dengan membentuk Wilayah Pengembangan

Pariwisata (WPP) yang kemudian dikembangkan lagi menjadi Satuan Kawasan Wisata (SKW).

Pemerintah Kota Padang secara bertahap telah membangun dan membenahi sarana dan prasarana

penunjang pariwisata yang tersebar pada beberapa lokasi di Kota Padang. Dalam menciptakan

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 113

Aktifitas Perekonomian

icon pariwisata Kota Padang, telah dipilih dan ditetapkan Kawasan Pantai Air Manis dan kawasan

sepanjang Pantai Padang sebagai objek wisata unggulan Kota Padang. Pengembangan kawasan

ini dijadikan prioritas dengan melibatkan stakeholder terkait dan penduduk sekitar secara

sinergis, baik dalam pengelolaan wilayah maupun melakukan atraksi budaya.

Disamping itu, untuk menggerakkan kegiatan pariwisata juga diadakan berbagai even

pariwisata yang telah disusun dalam bentuk kalender wisata tahunan. Kegiatan-kegiatan yang

sudah diagendakan dalam kalendar wisata Kota Padang pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 5.15

Kalender Even Pariwisata Tahunan Kota Padang Tahun 2012

No Nama Even Jadwal Lokasi

1 Festival Tahun Baru 1 Januari Pantai Padang

2 Tahun Baru Imlek 8 s/d 17 Februari GOR HBT Pondok

3 Malam Bagurau Setiap Malam

Minggu

Gelanggang Silieh Baganti

Jln.Samudra No.1 Padang

4 Tour de Singkarak 4 s/d 10 Juni Pantai Padang

5 Festival Sitti Nurbaya 3 s/d 11 Juni Taman Budaya dan Pantai Padang

6 Dragon Boat 12 s/d 15 Juli Banjir Kanal GOR H.Agus

Salim

7 Pertemuan Sastrawan Nusantara

Melayu Raya

16 s/d 18 Maret Taman Budaya

8 Padang Fair 1 s/d 11 November

GOR H.Agus Salim

9 Festival Rendang Desember RTH Imam Bonjol

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang

Sebagai sektor yang paling rentan terhadap perubahan kondisi sosial, ekonomi, politik

dan keamanan, yang sifatnya tidak lagi lokal atau regional, tetapi sudah mengglobal, peningkatan

kualitas sarana prasarana, layanan dan pengembangan daya tarik pada sektor pariwisata perlu

terus ditingkatkan. Kondisi Kota Padang pasca peristiwa gempa 30 September 2009 yang

berdampak terhadap kegiatan kepariwisataan, dimana sebagian besar sarana pariwisata seperti

hotel mengalami kerusakan bahkan diantaranya rusak parah, saat ini sudah pulih kembali.

Melalui kegiatan rehab dan rekonstruksi yang dilakukan baik oleh Pemerintah, pihak swasta

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 114

Aktifitas Perekonomian

maupun masyarakat serta terus membaiknya perekonomian serta berbagai event pariwisata yang

digelar setiap tahun telah mampu membawa dampak positif pada peningkatan aktivitas pariwisata

di Kota Padang.

Berdasarkan data statistik pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang, pada

tahun 2012 jumlah wisatawan asing yang datang ke Kota Padang mencapai 139.199 orang,

jumlah tersebut memperlihatkan peningkatan yang sangat berarti jika dibandingkan dengan tahun

sebelumnya pada 2011 sebesar yang hanya 47.609 orang. Sementara untuk wisatawan domestik,

juga mengalami perkembangan yang baik, di mana pada tahun 2010 sebanyak 1.823.401 orang,

kemudian tahun 2011 meningkat secara signifikan mencapai sebanyak 2.252.336 orang dan

selanjutnya pada tahun 2012 telah mencapai 2.965.807 orang. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh

ketersediaan sarana pariwisata yang meningkat baik dari segi jumlah maupun kualitas serta

didukung perekonomian yang terus membaik, sehingga membawa pengaruh yang positif pada

jumlah kunjungan.

Tabel 5.16

Jumlah Objek Wisata, Hotel Berbintang dan Kunjungan Wisatawan

di Kota Padang Tahun 2010-2012

No Uraian Tahun

Sat. 2010 2011 2012

I JUMLAH OBJEK

WISATA a. Alam

b. Bahari

c. Sejarah/Kepurbakalaan

25 19

73

25 19

73

25 19

73

buah buah

buah

II JUMLAH HOTEL

a. Hotel Bintang Lima

b. Hotel Bintang Empat

c. Hotel Bintang Tiga d. Hotel Bintang Dua

e. Hotel Bintang Satu

f. Hotel Non Bintang

-

1

3 4

3

54

-

2

3 3

3

47

1

4

3 5

5

47

buah

buah

buah buah

buah

buah

III JUMLAH WISATAWAN

a. Asing

b. Domestik

1.870.403

47.002

1.823.401

2.299.945

47.609

2.252.336

3.104.926

139.119

2.965.807

org

org

org

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 115

Aktifitas Perekonomian

Gambar 5.3

Perkembangan Kunjungan Wisatawan Kota Padang

Tahun 2010-2012

5.6 KELAUTAN DAN PERIKANAN

Kota Padang sebagai Kota yang terletak pada kawasan pesisir pantai Barat Pulau

Sumatera yang berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia, memiliki wilayah laut seluas

720 km² dengan panjang pantai 68,126 km. Pantai dan perairan Kota Padang memiliki kekayaan

laut yang potensial seperti keanekaragaman jenis ikan laut, jenis-jenis tumbuhan laut, bunga

karang dan lain-lain. Pengelolaan sektor kelautan dan perikanan ini secara optimal, akan dapat

mendorong perekonomian daerah, meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas lapangan

kerja, menambah pendapatan daerah dan mempunyai multiplier efek bagi perkembangan sektor-

sektor lainnya.

Kegiatan perikanan dapat dibedakan atas perikanan laut dan perikanan darat. Kegiatan

perikanan darat meliputi perikanan tambak, perikanan kolam, perikanan keramba dan perikanan

perairan umum.

1.870.403

2.299.945

3.104.926

0

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

3.000.000

3.500.000

2010 2011 2012

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 116

Aktifitas Perekonomian

Tabel 5.17

Produksi dan Fasilitas Perikanan di Kota Padang

Kondisi Tahun 2010 s/d 2012

Jenis Komoditi Tahun

2010 2011 2012

I. Perikanan Laut a. Jumlah Tangkapan (ton)

b. Jumlah Kapal Penangkap (unit)

c. Jumlah TPI (unit)

d. Jumlah Nelayan

18.098

1.617

1

6.898

18.647,5

1.624

1

6.903

19.590,6

1.646

1

6.925

II. Perikanan Darat

a. Kolam

Luas (ha) Jumlah Produksi (ton)

b. Keramba

Jumlah Keramba (unit)

Jumlah Produksi (ton)

95,70

2.420,44

15

1,2

95,72 3.274,31

15

-

87,43 2.762,43

-

- c. Perikanan Perairan Umum

Jumlah Produksi (ton)

d. Perikanan Budidaya Jumlah Produksi (ton)

362,04

2.420,44

287,20

3.274,31

265,43

2.762,43

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Padang

Potensi perikanan laut yang terdapat di perairan wilayah Kota Padang yang telah

dimanfaatkan antara lain adalah ;

1. Ikan Pelagis Besar seperti ; tuna, alkobar, setuhuk, ikan pedang, layaran, cakalang,

tongkol dan tenggiri dengan potensi lestari 159.652 ton.

2. Ikan Pelagis Kecil meliputi; ikan-ikan yang hidup di daerah permukaan laut yang

berukuran relatif kecil seperti ikan kembung, bentong, layang, selar, lemuru dan lain

sebagainya dengan potensi lestari 288.924 ton. Sumber daya ikan pelagis ini relatif

telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat nelayan dengan alat tangkap yang

sederhana.

3. Ikan Demersal, adalah jemis ikan yang hidup di perairan dalam, meliputi; ikan

kerapu, bambangan, bawal dan lainnya. Potensi lestari jenis ikan Demersal ini

sebesar 1.085 ton.

4. Ikan Karang yang terdapat di sekitar terumbu karang, dimanfaatkan untuk

dikonsumsi dan sebagai ikan hias.

5. Udang, dengan daerah penangkapan sekitar perairan pantai Kota Padang dan perairan

Kepulauan Mentawai.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 117

Aktifitas Perekonomian

Penangkapan ikan telah dilakukan oleh masyarakat nelayan terutama ikan pelagis kecil,

sedangkan untuk ikan pelagis besar masih rendah karena terbatasnya sarana penangkapan. Potensi

perikanan laut merupakan sektor yang sangat menjanjikan, hal ini dapat dilihat dari jumlah

tangkapan yang cenderung naik . Hasil penangkapan ikan pada tahun 2012 mengalami

peningkatan dibanding tahun 2011, yaitu dari 18.647,5 ton menjadi 19.590,6 ton. Jenis ikan

terbanyak yang ditangkap adalah Cakalang yaitu sebesar (4.688,1 ton) dan tuna sebesar 4.155,9

ton.

Potensi subsektor perikanan laut merupakan lapangan usaha yang mempunyai prospek

sangat bagus untuk dikembangkan. Menurut beberapa penelitian, laut di pantai Padang memiliki

komunitas ikan tuna dan kerapu terbaik yang sangat diminati importir dari China, Jepang dan

Korea. Pada tahun 2012 produksi ikan tuna Kota Padang mencapai 3.996,3 ton meningkat

dibanding tahun 2011 dengan sebesar ton 3.787,2 ton.

Di sisi lain, walaupun potensinya menjanjikan, disamping karena belum maksimalnya

jumlah kapal penangkap juga disebabkan oleh alat tangkap yang masih bersifat tradisional

menyebabkan hasil tangkapan belum optimal. Perkembangan jumlah kapal penangkap ikan

terjadi penambahan dari tahun ke tahun. Jika pada tahun 2010 jumlah kapal penangkap ikan

berjumlah sebanyak 1.617 unit, kemudian pada tahun 2011 mencapai 1.624 unit, selanjutnya

tahun 2012 jumlahnya sudah mencapai 1.646 unit.

Pemerintah Kota Padang secara terus menerus memperbaharui potensi perikanan ini

dengan menyediakan berbagai sarana dan prasarana pendukung. Pemko Padang membangun PPI

Muara Anai untuk melengkapi sarana dan prasarana Pelabuhan Samudra Bungus. Fasilitas yang

tersedia pada pelabuhan Perikanan Bungus meliputi ; kolam pelabuhan, dermaga, receiving hall,

perbengkelan, perbekalan, pabrik es, dan fasilitas penunjang (kantor, dll). Di samping itu pada

beberapa tempat terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) mini, antara lain di Pasir Jambak,

Gaung, dan Batung.

Dalam upaya meningkatkan taraf hidup nelayan, telah banyak kebijakan diambil oleh

pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Mulai dari program-program

bantuan lunak untuk meningkatkan kemampuan produksi nelayan seperti bantuan lunak mesin

robin, alat tangkap seperti jaring dan bantuan lunak pembelian bagan hingga pelatihan-pelatihan

yang berguna meningkatkan SDM nelayan dalam mengolah hasil laut yang memberikan nilai

ekonomi yang tinggi.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 118

Aktifitas Perekonomian

5.7 PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN

5.7.1. Pertanian

Sektor pertanian yang termasuk ke dalam sektor primer perannya relatif kecil, hanya

memberikan sumbangan terhadap pembentukan PDRB sebesar 5,77 %. Kondisi ini disebabkan

relative kecilnya lahan pertanian dan rendahnya produktifitas sektor pertanian khususnya

disebabkan oleh pengelolaan yang masih bersifat tradisional serta fluktuasi harga komoditi

pertanian yang sangat tajam.

Lahan yang terbatas juga semakin mengalami penurunan sebagai akibat terjadinya alih

fungsi lahan pertanian secara cepat dan terus menerus. Hal ini sebagai konsekuensi semakin

banyaknya konversi penggunaan lahan untuk kegiatan lain seperti perumahan dan kegiatan bisnis

lainnya. Langkah-langkah antisipatif kedepan yang diambil untuk menekan laju konversi lahan

sawah ini, terutama untuk lahan produktif dengan pengairan menggunakan irigasi teknis adalah

kebijakan berdasarkan RTRW Kota Padang 2010-2030, bahwa lahan pertanian dipertahankan

seluas 4.119 Ha yang merupakan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan dikembangkan di

kawasan pertanian yang beririgasi teknis, ½ teknis dan sederhana PU, serta mempunyai

produktivitas lahan tinggi, yang tersebar di kecamatan Koto Tangah, Kuranji, Pauh, Lubuk

Kilangan, Lubuk Begalung dan Bungus Teluk Kabung.

Meskipun kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB relatif kecil, tetapi sektor ini tetap

mempunyai peran strategis dikarenakan jumlah masyarakat Kota Padang yang bekerja di sektor

ini relatif banyak dan mempertahankan keunikan Kota Padang sebagai kota yang memiliki lahan

pertanian. Mencermati kondisi tersebut, sektor pertanian tetap mendapat perhatian yang cukup

besar dari pemerintah dan masyarakat. Dalam perspektif demikian, Pemerintah Kota Padang telah

memberikan dorongan dan dukungan kepada masyarakat dalam melakukan usaha disektor ini.

Berbagai langkah strategis dan kebijakan telah dilakukan, diantaranya pertanian di Kota Padang

diarahkan pada usaha pertanian perkotaan yang pada dasarnya merupakan upaya untuk dapat

memenuhi kebutuhan lokal. Kebijakan lain yang ditempuh dalam pengembangan pertanian adalah

mensinergikan sektor pertanian dengan sektor lainnya seperti pariwisata. Hal tersebut salah satu

wujudnya adalah pengembangan kawasan agrowisata di Lubuk Minturun.

Produksi pertanian di Kota Padang masih di dominasi tanaman padi sawah. Pada tahun

2010 produksi padi sawah di Kota Padang mencapai 77.084 ton, dan pada tahun 2012 meningkat

menjadi 78.699 ton. Perkembangan sektor pertanian terutama pada produksi padi dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 119

Aktifitas Perekonomian

Tabel 5.18

Luas Areal dan Produksi Padi di Kota Padang

Tahun 2010 s/d 2012

No Uraian

Tahun

2010 2011 2012

1.

2.

3.

Luas Areal Tanam (Ha)

Luas Areal Panen (Ha)

Jml Produksi Gabah (Ton)

14.220

13.889,00

77.084,00

13.677

13.688

74.567

15.291

14.945

78.699

Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Kota Padang

Komoditi pertanian lainnya yang cukup dominan di Kota Padang adalah palawija.

Palawija yang banyak dikembangkan di Kota Padang antara lain jagung dan kedelai serta ubi

kayu. Jenis tanaman ubi kayu merupakan penyumbang terbesar dalam tanaman palawija. Pada

tahun 2012 luas areal panen ubi kayu sebesar 159 hektar dengan produksi mencapai 2.735 ton ,

jumlah ini menurun dibanding tahun 2011 sebesar 168 hektar dengan produksi mencapai 6.196

ton. Sementara perkembangan luas areal dan produksi jagung dan kedelai dari tahun ke tahun

terus mengalami penurunan. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan konsumsi/permintaan

kedua komoditi yang terus mengalami peningkatan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan

Lahan Sawah

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 120

Aktifitas Perekonomian

tersebut sebagian besar didatangkan dari daerah lain. Perkembangan komoditi jagung dan kedelai

di Kota Padang seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.19

Luas Areal dan Produksi Jagung dan Kedelai Kota Padang

Tahun 2010 s/d 2012

Jenis Komoditi Tahun

2010 2011 2012

1. Jagung

a. Luas Areal Produksi (Ha) b. Jumlah Produksi (Ton)

c. Jumlah Konsumsi (Ton)

2. Kedelai a. Luas Areal Produksi (Ha)

b. Jumlah Produksi (Ton)

c. Jumlah Konsumsi (Ton)

53,00 177,92

87,58

8,00

7,22

2.977,55

0 16

0

2,00

3,00

na

2 5

-

-

-

na

Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Kota Padang

5.7.2. Peternakan

Selain budidaya usaha pertanian, di Kota Padang juga dikembangan usaha peternakan,

kegiatan ini adalah dalam rangka diversifikasi pertanian dan peternakan. Usaha peternakan

sebagian besar masih dilakukan dalam skala kecil secara tradisional oleh masyarakat. Untuk

ternak mamalia populasi ternak yang cukup besar adalah kambing, sapi dan domba. Usaha

peternakan di Kota Padang lebih diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan lokal dan jika terdapat

surplus baru digunakan untuk memenuhi kebutuhan daerah tetangga.

Usaha peternakan sapi potong mengalami perkembangan yang kurang menggembirakan,

dimana cendrung terjadi penurunan jumlah sapi potong. Hal itu terlihat dari jumlah populasi

maupun jumlah pemotongan. Pada tahun 2010, populasinya sebanyak 22.107 ekor kondisinya

menurun pada tahun 2011 menjadi 14.814 ekor, kemudian mengalami sedikit kenaikan pada

tahun 2012 menjadi 14.993 ekor. Dalam memenuhi kebutuhan konsumsi daging sapi potong yang

berkualitas dan higienis di Kota Padang terdapat rumah potong hewan yang terletak di Kecamatan

Koto Tangah.

Untuk peternakan sapi perah perkembangannya juga memperlihatkan kondisi yang

hampir sama, yakni cendrung mengalami penurunan. Sementara untuk ternak unggas populasi

terbanyak disumbangkan oleh ayam ras dengan populasi mencapai 2.233.000 ekor ternak unggas

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 121

Aktifitas Perekonomian

yang banyak dipelihara di Kota Padang meliputi ayam ras, ayam petelur, ayam pedaging dan itik.

Perkembangan unggas mengalami fluktuasi dan bervariasi di antara jenis ternak dalam kelompok

tersebut. Tetapi secara umum menunjukkan kondisi peningkatan, hal ini sejalan dengan

peningkatan kebutuhan konsumsi daging dan telur oleh masyarakat. Perkembangan usaha

peternakan dapat dilihat seperti terdapat dalam tabel 5.20.

Tabel 5.20

Populasi, Produksi Peternakan di Kota Padang Menurut Jenis Ternak

Tahun 2010 s/d 2012

No Jenis Komoditi Tahun

2010 2011 2012

1. Ternak Sapi Potong

Jumlah Populasi (ekor) 22.107 14.814 14.993

Jumlah Pemotongan pertahun (ekor) 12.218 7.512 7.937

Rata-rata kepemilikan 2 2 2

Rumah Potong Hewan 1 1 1

2. Ternak Sapi Perah

Jumlah Populasi (ekor) 41 44 41

Jumlah Produksi Susu pertahun 30.240 44.352 98.400

Rata-rata kepemilikan (ekor/petani) 6 6 6

Rata-rata produktivitas/ekor/hr (liter/hari) 2 3 7

3. Ternak Kecil

Jumlah Populasi Kambing (ekor) 19.683 18.666 20.056

Jumlah Populasi Domba (ekor) 5.038 2.519 3.010

4. Unggas

Ayam Buras 504.367 278.276 285.548

Ayam Ras Petelur

- Jumlah populasi (ekor/th)

- Jumlah produksi telur (kg/th)

466.000

2.963.760

535.300

3.404.508

503.018

3.199.195

Ayam Pedaging - Jumlah populasi (ekor)

- Jumlah produksi daging (ton/bln)

4.421.750

240,66

2.233.000

294,87

2.294.00

152,98

I t i k

- Jumlah populasi (ekor)

- Jumlah produksi (butir/th)

50.081

228.369

51.216

163.481

48.689

222.021

Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 122

Aktifitas Perekonomian

Gambar 5.4

Populasi Ternak menurut Jenis di Kota Padang Tahun 2012

5.8 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

Jenis komoditi yang dicakup dalam sektor pertambangan dan penggalian, dikelompokkan

dalam tiga sub-sektor, yaitu: pertambangan minyak dan gas bumi (migas), pertambangan tanpa

migas dan penggalian. Di Kota Padang kegiatan penambangan minyak dan gas bumi belum

dilakukan oleh karena itu tabel-tabel PDRB Kota Padang tidak mencakup sub sektor ini.

Sementara Sub sektor penggalian mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis barang

galian seperti batu-batuan, pasir dan tanah yang pada umumnya berada pada permukaan bumi.

Hasil dari kegiatan ini adalah batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu karang,

batu marmer, pasir untuk bahan bangunan, pasir silika, pasir kwarsa, kaolin, tanah liat, dan

komoditi penggalian selain tersebut diatas. Termasuk dalam subsektor penggalian adalah komiditi

garam kasar

Kota Padang memiliki beberapa sumber daya alam mineral yang potensial untuk

dikembangkan antara lain tambang batu kapur yang diperkirakan luasnya 429 di kawasan Bukit

Karang Putih Kecamatan Lubuk Kilangan, 30 Ha Galian C DI Kawasan Gunung Sarik Kecamatan

Kuranji dan 30 Ha di Kawasan Sungai Bangek Kecamatan Koto Tangah. Tambang Logam mulia

di Lambung Bukit/Bukit Bulek Kecamatan Pauh seluas 1.865 Ha dan Kecamatan Bungus seluas

2.000 Ha.

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

Populasi

Sapi

Kambing

Domba

Ayam Petelur

Ayam Pedaging

Itik

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 123

Aktifitas Perekonomian

Tabel 5.21

Potensi Sumber Daya Mineral Kota Padang

No Lokasi Jenis Volume

(Ha) Spesifikasi

1 Kws Bukit Karang Putih Kecamatan Lubuk Kilangan

Batu Kapur 429 Batu kapur

2 Kws Gn Sarik Kecamatan Kuranji

Galian C 30 Tanah Liat

3 Kws Sungai Bangek Kecamatan Koto Tangah

Galian C 30 Batu

4 Kecamatan Labung Bukit/ Bukit Bulek Kecamatan Pauh

Logam Mulia 1.865 Emas, Tembaga, Perak

5 Kecamatan Bungus Logam Mulia 2.000

Arsenit, Timbal,

Mangan, Besi

Sumber : Pertambangan Propinsi Sumatera Barat

Selanjutnya dalam pengeksplorasian tambang di Kota Padang terdapat pabrik semen yang

sangat terkenal sampai ke mancanegara yaitu PT. Semen Padang, yang berlokasi di Kecamatan

Lubuk Kilangan dengan produksi sebesar 6.522.006 ton pada tahun 2012. Sebagian besar dari

produksi PT. Semen Padang diutamakan untuk kebutuhan penggunaan di dalam negeri, terutama

di wilayah Sumatera Barat dan sebagian lagi untuk kota-kota di Sumatera dan Jawa.

Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 6,922 persen pada tahun 2011,

angka ini mengalami peningkatan pertumbuhan dibanding tahun 2010 sebesar 6,84 persen. Hal

ini disebabkan meningkatnya kebutuhan bahan-bahan galian karena meningkatnya pertumbuhan

sektor bangunan, sebagai dampak makin membaiknya kondisi perekonomian terutama berkaitan

dengan kegiatan rehab rekonstruksi yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat

dengan membangun kembali gedung, pertokoan dan rumah-rumah masyarakat.

5.9 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

Kegiatan yang dicakup dalam sub-sektor pengangkutan terdiri atas Jasa Angkutan Rel;

Angkutan Jalan Raya; Angkutan Laut; Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan; Angkutan

Udara; dan Jasa Penunjang Angkutan. Sementara, Sub sektor komunikasi terdiri dari kegiatan Pos

dan Giro, Telekomunikasi, dan Jasa Penunjang Komunikasi. Pos dan Giro mencakup kegiatan

pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman surat, wesel dan paket pos yang diusa-

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 124

Aktifitas Perekonomian

hakan oleh Perum Pos dan Giro. Kegiatan telekomunikasi meliputi pemberian jasa kepada pihak

lain dalam hal pengiriman berita melalui telegram, telepon dan telex yang diusahakan oleh PT.

Telekomunikasi Tbk dan PT. Indosat Tbk.

Pada tahun 2012 sektor Angkutan dan Komunikasi masih mendominasi pembentukan

nilai tambah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Padang dengan kontribusi sebesar

26,12 persen, angka ini lebih tinggi dibanding dengan tahun 2011 sebesar 25,64 persen. Sektor

angkutan dan komunikasi merupakan sektor yang paling tinggi mengalami pertumbuhan tahun

2012. Pertumbuhan sektor ini meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai pertumbuhan

sebesar 12,18 persen. Meningkatnya pertumbuhan sektor angkutan dan komunikasi ini

disebabkan oleh naiknya pertumbuhan sub-sektor komunikasi, dari Rp. 2.100,61 M pada

Tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 2.418,43 M pada Tahun 2012.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 125

Pencapaian Pembangunan Kota

BAB 6 PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KOTA

Berdasarkan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada hakikatnya pencapaian

pembangunan kota bertujuan untuk melindungi segenap warga Negara Indonesia, memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, sejauh mana diukur

melalui indikator-indikator seperti indikator pelayanan umum, indikator kesejahteraan sosial dan

indikator daya saing daerah. Indikator-indikator pembangunan itu bermula dari input sumber daya

baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia kemudian berproses dan menghasilkan

suatu output yang diharapkan. Output inilah nantinya yang akan dievaluasi melalui mekanisme

evaluasi yang terutama berfokus pada evaluasi di bidang ekonomi, keuangan daerah, kemiskinan,

pengangguran, pembangunan manusia serta pencapaian-pencapaian prestasi kota lainnya.

6.1. Indikator Makro

Di bidang ekonomi, pencapaian kota dapat diukur dengan menggunakan analis terhadap

indikator makro seperti pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun terakhir, struktur ekonomi kota,

inflasi dan PDRB per kapita. Berikut dikupas satu per satu indikator ekonomi Kota Padang.

6.1.1. Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan teori ekonomi, pendapatan daerah atau nasional (Y) dipengaruhi konsumsi

(C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G) dan selisih ekspor dikurangi impor (X-M) atau

dinyatakan dalam suatu rumusan Y=C+I+G+(X-M). Untuk mengetahui adanya peningkatan

pertumbuhan ekonomi atau pertumbuhan daerah diukur melalui tiga pendekatan yaitu pendekatan

produksi, pendapatan dan pengeluaran yang menghasilkan perhitungan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB). Saat ini perhitungan PDRB masih menggunakan pendekatan produksi

dan pendekatan pengeluaran. Sedangkan perhitungan menggunakan pendekatan pendapatan

belum dapat dilakukan mengingat masih banyaknya keterbatasan-keterbatasan seperti informasi

akses keuangan pada setiap penduduk.

Seiring masih adanya keterbatasan terhadap perhitungan PDRB, juga masih ditemui

keterbatasan pemahaman masyarakat terhadap perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku

maupun perhitungan PDRB atas dasar konstan. Sebagai telah diketahui bersama, pertambahan

PDRB dari waktu ke waktu itu tidak dapat berdasarkan nilai nominal dari tahun ke tahun itu atau

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 126

Pencapaian Pembangunan Kota

dikenal dengan perhitungan PDRB menurut harga berlaku. Hal ini disebabkan perubahan harga

sangat dipengaruhi oleh inflasi. Oleh karena itu, pertumbuhan PDRB dari waktu ke waktu diukur

melalui suatu harga tertentu pada suatu tahun dasar, dimana tahun dasar yang dipilih adalah tahun

dasar yang relatif cukup stabil dibandingkan tahun-tahun lainnya. Perhitungan berdasarkan tahun

dasar ini disebut dengan perhitungan PDRB berdasarkan harga konstan. Berikut ini disajikan

grafik pertumbuhan ekonomi dengan perhitungan PDRB harga konstan.

Gambar 6.1

Pertumbuhan Ekonomi Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012

Sumber: BPS, Data Diolah

Dari grafik pertumbuhan diatas dapat dijelaskan bahwa tren pertumbuhan ekonomi Kota

Padang meningkat dari tahun ke tahun. Meskipun terjadi sedikit penurunan laju pertumbuhan

ekonomi di tahun 2009 akibat bencana gempa bumi yang merusak sejumlah infrastruktur dan

gedung perkantoran kota akan tetapi pasca bencana alam terus mengalami pertumbuhan. Tahun

2009 laju pertumbuhan ekonomi Kota Padang mencapai 5,08%, terus meningkat di tahun berikut

menjadi 5,96%. Tahun 2010 pertumbuhan ekonomi terus terjadi hingga dapat mencapai 6,41%.

Bahkan di tahun 2012 adalah laju pertumbuhan ekonomi tertinggi selama satu dasawarsa terakhir

ini yaitu sebesar 6,61%.

Gambaran laju pertumbuhan ekonomi yang cukup menggembirakan ini merupakan

cerminan kerjasama tiga pilar utama dalam pembangunan yaitu Pemerintah, Masyarakat dan

Swasta. Pertumbuhan ekonomi ini juga menggambarkan kondisi perekonomian masyarakat yang

6,21

5,08

5,966,41 6,61

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

2008 2009 2010 2011 2012

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 127

Pencapaian Pembangunan Kota

mulai bergairah dalam meningkatkan perekonomian. Selanjutnya, untuk memahami kondisi

kekinian Kota Padang perlu diketahui bagaimana struktur perekonomiannya dengan

menggunakan dasar perhitungan atas dasar berlaku berikut ini.

6.1.2. Struktur Ekonomi

Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2012 dapat dilihat bahwa struktur

perekonomian di Kota Padang umumnya masih bergerak pada 4 sektor lapangan usaha utama

yaitu sektor lapangan usaha pengangkutan & komunikasi, sektor lapangan usaha perdagangan,

hotel dan restoran serta lapangan usaha jasa-jasa dan industri pengolahan. Sektor lapangan usaha

pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor lapangan usaha yang memberikan kontribusi

terbesar terhadap total PDRB Atas Dasar Harga Berlaku yakni sebesar 24,34%. Besarnya

kontribusi pada sektor lapangan usaha ini lebih disebabkan peran Kota Padang sebagai ibukota

Propinsi sehingga lalu lintas dalam kota dan antar kota lebih padat dibandingkan daerah

kabupaten kota lainnya. Selain itu konsumsi masyarakat terhadap sektor transportasi semakin

bertambah dari tahun ke tahun.

Sektor lapangan usaha kedua yang cukup berkontribusi besar terhadap total PDRB Atas

Dasar Harga Berlaku tahun 2012 adalah sektor lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran

yaitu sebesar 21,50%. Sebagian besar sektor lapangan usaha ini didominasi oleh kontribusi

perdagangan besar dan eceran yaitu sebesar 21,13%. Besarnya kontribusi perdagangan besar dan

eceran disebabkan peran Kota Padang sebagai sentral perdagangan besar dan eceran di Sumatra

Barat. Adapun sektor hotel dan restoran juga bertumbuh cukup pesat dalam tiga tahun terakhir

terutama pasca gempa tahun 2009.

Sektor lapangan usaha ketiga yang memberikan kontribusi terbesar terhadap total PDRB

Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2012 adalah sektor lapangan usaha jasa. Sektor lapangan usaha

jasa di Kota Padang berkontribusi sebesar 16,63% terhadap total PDRB. Sektor lapangan usaha

jasa terdiri dari sektor jasa pemerintahan umum dan swasta. Pada sektor lapangan usaha ini cukup

berimbang antara kontribusi jasa sektor swasta maupun jasa sektor pemerintah yakni sebesar

8,35% dan 8,28%. Kondisi ini mengindikasikan peran sektor swasta dan pemerintah cukup

berimbang dalam memberikan pelayanan jasa.

Selanjutnya sektor lapangan usaha keempat yang berkontribusi cukup besar terhadap total

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku adalah sektor lapangan usaha industri pengolahan yaitu pada

sub sektor lapangan usaha industri tanpa migas yakni sebesar 14,29%. Meskipun industri tanpa

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 128

Pencapaian Pembangunan Kota

migas termasuk empat sektor lapangan usaha yang berkontribusi besar terhadap total PDRB akan

tetapi sektor lapangan usaha ini masih perlu terus ditingkatkan kontribusinya mengingat sektor

industri merupakan pilar pembangunan menuju Kota Padang sebagai kota metropolitan sesuai

dengan visi Pemerintah Kota dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025.

Disamping itu, sektor industri diharapkan berkembang sebagai katalisator penyerapan tenaga

kerja dan mesin pertumbuhan ekonomi. Sektor industri juga diharapkan berperan sebagai sektor

yang mampu meningkatkan nilai tambah bahan mentah menjadi bahan produksi yang memiliki

nilai tambah tinggi. Kondisi ini dapat dilihat pada kota-kota negara maju dimana sektor industri

sebagai motor penggerak perekonomian. Dengan demikian pertambahan PDRB dari waktu ke

waktu bukan disebabkan oleh adanya pertambahan konsumsi dari masyarakat akan tetapi akan

lebih disebabkan semakin bertambahnya produksi di dalam negeri. Selengkapnya Struktur

ekonomi Kota Padang menurut lapangan usaha di tahun 2012 dapat dilihat pada chart pie berikut

ini.

Gambar 6.2

Struktur Ekonomi Kota Padang (Berdasarkan PDRB Harga Berlaku)

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012

Sumber : BPS Kota Padang, 2012

5,78

1,68

14,29

1,88

5,23

21,5024,34

8,66

16,63

1. Pertanian

2. Pertambangan &Penggalian

3. Industri Pengolahan

4. Listrik Gas Dan Air Bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

7. Pengangkutan & Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

9. Jasa-Jasa

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 129

Pencapaian Pembangunan Kota

6.1.3. Inflasi

Inflasi merupakan proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus

(kontiniu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara

lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu

konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai kepada adanya ketidaklancaran distribusi barang. Inflasi

merupakan salah satu tolok ukur yang menggambarkan tentang tingkat kestabilan perekonomian

suatu daerah. Secara umum inflasi Kota Padang sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2008

masih berada diatas rata-rata inflasi nasional. Namun sejak tahun 2009, inflasi di Kota Padang

dapat dikendalikan sehingga di tahun 2012 laju inflasi Kota Padang berada dibawah rata-rata

inflasi nasional seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.3

Laju Inflasi Kota Padang dan Nasional Tahun 2006 s/d 2012 (%)

Sumber: BPS, 2012

6.1.4. PDRB per Kapita

PDRB per kapita atas dasar harga berlaku berguna untuk menunjukkan nilai PDRB per

kepala atau satu orang penduduk berdasarkan harga yang berlaku pada tahun yang sama. PDRB

per kapita atas dasar harga berlaku diperoleh dari jumlah PDRB atas harga berlaku dibagi dengan

jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Secara umum terjadi peningkatan PDRB

per kapita setiap tahunnya. Tahun 2010 merupakan peningkatan PDRB per kapita menurut harga

berlaku, tertinggi dalam empat tahun terakhir. Jumlah PDRB per Kapita di tahun tersebut sebesar

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Kota Padang 8,05 6,9 12,68 2,05 1,59 5,50 5,00

Nasional 6,6 6,59 11,06 2,78 6,96 6,16 5,95

0

2

4

6

8

10

12

14

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 130

Pencapaian Pembangunan Kota

Rp 29,50 Juta. Sedangkan pada tahun sebelumnya yaitu di tahun 2009 PDRB per Kapita menurut

harga berlaku sebesar Rp 24,94 Juta. Dengan demikian pada tahun 2010 terjadi peningkatan

sebesar 18,29%. Adapun di tahun berikutnya PDRB per kapita menurut harga berlaku masih terus

bertumbuh rata-rata 10% hingga tahun 2012. Selengkapnya hasil perhitungan peningkatan PDRB

per kapita dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 6.1.

PDRB Per Kapita Menurut Harga Berlaku Kota Padang

Tahun 2009 s/d 2012

Tahun PDRB Atas Harga

Berlaku (Rp Juta)

Jumlah

penduduk

PDRB Per

Kapita (Rp

Juta)

Peningkatan

(%)

2009 21.837.054 875.750 24,94 5,93

2010 24.586.366 833.562 29,50 18,29

2011 27.542.856 847.567 32,50 10,17

2012 30.696.093 854.340 35,93 10,56

Sumber: BPS, Data Diolah 2012

PDRB per kapita atas dasar harga berlaku meskipun terus mengalami pertumbuhan dari

tahun ke tahun akan tetapi belum dapat dijadikan sebagai acuan dari meningkatnya produksi di

berbagai sektor lapangan usaha Kota Padang karena harga-harga yang dijadikan acuan masih

menurut harga di tahun tersebut yang tentu saja cukup banyak dipengaruhi oleh faktor inflasi.

Oleh karena itu PDRB per kapita atas harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan

nyata (riil) ekonomi per kapita penduduk suatu daerah.

Secara riil pertumbuhan ekonomi per kapita penduduk tertinggi masih tetap terjadi di

tahun 2010 yaitu sebesar 11,32% atau terjadi peningkatan dari Rp 12,96 juta menjadi Rp 14,42

juta per tahun di tahun 2010. Selanjutnya peningkatan PDRB per kapita atas dasar harga konstan

melambat di tahun berikutnya hingga hanya terjadi peningkatan sebesar 4,65% di tahun 2011 atau

dari sebelumnya Rp 14,42 juta meningkat menjadi Rp 15,09 juta per tahun. Pada tahun 2012

PDRB per kapita konstan kembali tumbuh sebesar 5,76% sehingga di tahun 2012 PDRB per

Kapita telah dapat mencapai Rp 15,96 juta per tahun. Dengan demikian bila dirata-ratakan per

bulan pendapatan riil penduduk Kota Padang setiap bulannya sekitar Rp 1,3 Juta dengan tahun

dasar pada tahun 2000. Berikut tabel 6.2 menggambarkan perkembangan PDRB per Kapita

menurut harga konstan dari tahun 2009 hingga tahun 2012.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 131

Pencapaian Pembangunan Kota

Tabel 6.2

PDRB Per Kapita Menurut Harga Konstan Kota Padang

Tahun 2009 s/d 2012

Tahun PDRB Atas Harga

Konstan (Rp Juta)

Jumlah

penduduk

PDRB Per

Kapita (Rp

Juta)

Peningkatan

(%)

2009 11.345.637 875.750 12,96 2,67

2010 12.021.600 833.562 14,42 11,32

2011 12.792.185 847.567 15,09 4,65

2012 13.637.364 854.340 15,96 5,76

Sumber: BPS, Data Diolah 2012

6.2. Keuangan Daerah

Salah satu indikator atau kriteria yang biasanya digunakan untuk mengetahui kondisi

keuangan daerah dalam menghadapi otonomi daerah adalah belanja daerah, pendapatan daerah,

kemampuan keuangan daerah, rasio pajak daerah, elastisitas PAD dan pajak daerah.

6.2.1. Belanja Daerah

Dalam ilmu ekonomi, belanja daerah termasuk ke dalam pengeluaran pemerintah

(government expenditure). Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

beserta perubahan-perubahannya, belanja daerah terbagi dua yaitu belanja langsung dan belanja

tidak langsung. Menurut Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, karakteristik

belanja langsung adalah input (alokasi belanja) yang ditetapkan dapat diukur dan diperbandingkan

dengan output yang dihasilkan. Sedangkan belanja tidak langsung, pada dasarya merupakan

belanja yang digunakan secara bersama-sama (common cost) untuk melaksanakan seluruh

program atau kegiatan unit kerja. Belanja langsung terdiri dari tiga komponen utama yaitu belanja

pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Belanja pegawai yang dimaksud di dalam

belanja langsung adalah belanja yang terkait langsung dengan produktivitas masing-masing unit

kerja Pemerintah seperti pembayaran honor untuk kegiatan. Pembayaran honor dilakukan apabila

menyangkut dengan kegiatan dari unit kerja Pemerintah tersebut. Adapun belanja barang dan jasa

adalah pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk

memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta pengadaan

barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan belanja

perjalanan. Belanja ini terdiri belanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan dan belanja

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 132

Pencapaian Pembangunan Kota

perjalanan. Sedangkan definisi belanja modal merupakan pengeluaran anggaran yang digunakan

dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat

lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset

lainnya yang ditetapkan pemerintah. Aset tetap tersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan

sehari-hari suatu satuan kerja dan bukan untuk dijual. Kondisi ideal pengeluaran pemerintah

adalah meningkatnya belanja modal dari tahun ke tahun karena hal ini bersentuhan langsung

dengan masyarakat. Meningkatnya alokasi anggaran belanja modal dari tahun ke tahun juga

memperlihatkan perkembangan dorongan pemerintah kepada masyarakat dalam menjalankan

berbagai kegiatan yang langsung dirasakan oleh masyarakat. Sebagai contoh adalah belanja

pembelian tanah, mobil ambulance, alat-alat dan lain sebagainya.

Gambar 6.4

Perkembangan Komponen Belanja Langsung

Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012 (Rp Miliar)

Sumber: DPKA, Data Diolah 2012

Setelah diuraikan komponen belanja langsung diatas maka perlu pula dibandingkan antara

belanja langsung dengan belanja tidak langsung. Secara ideal, belanja langsung 70% dari dana

APBD dan belanja tidak langsung 30% dari dana APBD. Namun kondisi ideal tersebut belum

akan dapat tercapai mengingat komposisi masih beratnya beban APBD dalam membiayai jumlah

belanja pegawai pada belanja tidak langsung. Secara umum belanja tidak langsung mengalami

37,646,8 38,6 38,8 41,1

132,3

167,6

126,2

39,0

190,5

120,2 112,3

341,1

140,6

220,0

0,0

50,0

100,0

150,0

200,0

250,0

300,0

350,0

400,0

2008 2009 2010 2011 2012

- Belanja Pegawai

- Belanja Barang dan Jasa

- Belanja Modal

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 133

Pencapaian Pembangunan Kota

peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2008 jumlah belanja langsung sebesar Rp 596,9 Miliar

terus meningkat menjadi Rp 1,05 Triliun. Sedangkan belanja langsung mengikuti perkembangan

belanja tidak langsung kecuali di tahun 2011 dimana belanja langsung dari semula Rp 505,8

Miliar menjadi Rp 356,3 Miliar. Apabila diperhatikan cukup siginifikannya peningkatan belanja

langsung di tahun 2010 diikuti oleh meningkatnya PDRB per Kapita baik menurut harga konstan

maupun harga berlaku di tahun yang sama. Kondisi ini memberikan indikasi bahwa peningkatan

belanja langsung juga diikuti oleh peningkatan PDRB per kapita masyarakat. Selengkapnya

perkembangan belanja langsung dan tidak langsung dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Gambar 6.5

Perkembangan Belanja Langsung dan Tidak Langsung

Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012 (Rp Miliar)

Sumber: DPKA, Data Diolah 2012

6.2.2. Pendapatan Daerah

Perkembangan Pendapatan Daerah selama lima tahun terakhir dari tahun 2008 sampai

dengan 2012 menunjukkan tren perkembangan yang cukup positif. Hal ini terlihat dari kenaikan

yang cukup signifikan dana perimbangan maupun dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dana

perimbangan dari semula Rp 763,4 Miliar meningkat cukup tajam menjadi Rp 1,09 Triliun.

Demikian halnya dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah dari semula Rp 117,7 Miliar dapat

naik menjadi Rp 187,6 Miliar. Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 28 tahun 2009

596,9

722,5

816,2 824,1

1.025,3

290,2326,8

505,8

356,3

451,6

0,0

200,0

400,0

600,0

800,0

1.000,0

1.200,0

2008 2009 2010 2011 2012

BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA LANGSUNG

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 134

Pencapaian Pembangunan Kota

tentang pajak dan retribusi daerah membawa pengaruh terhadap kenaikan pendapatan daerah di

Kota Padang. Perkembangan komponen pendapatan daerah dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Gambar 6.6

Realisasi Komponen Pendapatan Daerah Kota Padang

Tahun 2008 s/d Tahun 2012 (Rp Miliar)

Sumber: Data Diolah, DPKA Kota Padang 2012

6.2.3. Kemampuan Keuangan Daerah

Selama ini penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten/kota di Indonesia

masih sangat kecil dan bahkan hanya sekitar 9 persen dari seluruh penerimaan negara (Nick

Devas, 1998, Hirawan, 2001). Rendahnya penerimaan PAD ini merupakan indikasi yang nyata

mengenai masih besarnya tingkat ketergantungan daerah kepada pusat terhadap pembiayaan

pembangunan. Namun demikian bukanlah berarti bahwa daerah tertentu tidak mempunyai potensi

untuk meningkatkan penerimaan PADnya. Pada beberapa daerah perkotaan yang memiliki

perkembangan ekonomi dan usaha yang cukup pesat sudah tentu memiliki potensi penerimaan

PAD yang cukup besar untuk digali, dikelola dan dikembangkan di masa datang.

Akan tetapi banyak para ahli mengemukakan bahwa rendahnya penerimaan PAD adalah

disebabkan karena daerah tersebut tidak memiliki SDA yang cukup. Padahal, salah satu faktor

yang sangat mempengaruhi rendahnya penerimaan PAD terutama di daerah Kota dan Kabupaten

adalah karena masih rendahnya kinerja administrasi penerimaan daerah. Di samping itu

keterbatasan kemampuan SDM dalam menggali dan mengelola sumber-sumber yang penerimaan

yang potensial juga sebagai faktor penentu untuk meningkatkan penerimaan PAD. Selanjutnya

117,7 113,3 116,7 149,9187,6

763,4 732,8 741,0828,1

1.099,8

0,0

200,0

400,0

600,0

800,0

1.000,0

1.200,0

2008 2009 2010 2011 2012

PENDAPATAN ASLI DAERAH

DANA PERIMBANGAN

LAIN-LAIN PENDAPATAN YG SAH

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 135

Pencapaian Pembangunan Kota

sistem dan prosedur penerimaan pajak yang baik jelas akan mendorong dan mempercepat proses

penerimaan PAD yang besar. Situasi administrasi penerimaan daerah Kota Padang, secara umum

diduga tidak akan jauh berbeda dengan kondisi daerah Kota lainnya di Indonesia. Hal ini terbukti

dengan masih besarnya tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan dari pemerintah pusat.

Sebagai salah satu daerah Kota di Indonesia, Pemerintah Kota Padang telah berupaya

meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerahnya dari tahun ke tahun. Akan tetapi jumlah

penerimaan PAD tersebut ternyata masih relatif rendah bila dilihat dari proporsi PAD terhadap

APBD. Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan maka peranan PAD terhadap APBD

tampaknya mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 peranan PAD terhadap

APBD mencapai sebesar 13,27 %, akan tetapi menurun menjadi sebesar 10,80 % pada tahun

2009. Seterusnya pada tahun 2010 peranan PAD terhadap APBD kembali terjadi penurunan

sehingga menjadi 8,83%. Adapun di tahun 2011 peranan PAD terhadap APBD kembali membaik

hingga dapat mencapai 12,70%. Hal yang sama kembali terjadi di tahun 2012 dimana ratio PAD

terhadap APBD masih tetap seperti tahun sebelun yakni sebesar 12,70%. Hasil selengkapnya ratio

PAD terhadap APBD dapat dilihat tabel berikut ini.

Tabel 6.3

Ratio PAD Terhadap APBD Kota Padang

Tahun 2008 s/d 2012

Tahun PAD APBD Ratio PAD Thdp

APBD (%)

2008 117.728,88 887.089,79 13,27

2009 113.318,41 1.049.257,18 10,80

2010 116.691,28 1.322.015,02 8,83

2011 149.874,80 1.180.346,19 12,70

2012 187.627,81 1.476.950,73 12,70

Rata-rata 11,66

Sumber: DPKA Kota Padang (Data Diolah), 2012

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 136

Pencapaian Pembangunan Kota

6.2.4. Rasio Pajak Daerah

Rasio pajak adalah merupakan perbandingan antara penerimaan pajak daerah dengan

PDRB daerah. Menurut Nick Devas (1988) dan Davey (1989) Rasio pajak daerah adalah

merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan keuangan suatu daerah. Semakin tinggi

rasio pajak daerah maka semakin mampu daerah tersebut untuk membiayai sendiri kegiatan

pembangunannya. Rasio pajak daerah untuk kabupaten maupun daerah kota sejauh ini masih

sangat relatif rendah, maka yang dianalisis adalah bagaimana tren perkembangannya dari tahun ke

tahun. Semakin meningkat perkembangan rasionya dari tahun ke tahun, maka berarti semakin

baik pengelolaan penerimaan pajaknya. Hal ini juga sudah tentu memberikan gambaran bahwa

sudah semakin baik kinerja pengelolaan keuangan daerahnya. Untuk lebih jelasnya mengenai

perkembangan rasio pajak di kota Padang dapat dilihat di dalam tabel 6.9. sebagai berikut ini.

Tabel 6.4

Rasio Pajak Daerah Terhadap PDRB Kota Padang

Tahun 2008 s/d 2012 (%)

Tahun Pajak Daerah (Rp

Juta)

PDRB ADHB (Rp

Juta)

Ratio Pajak

Daerah Thdp

PDRB (%)

2008 76.795,69 20.142.220,00 0,38

2009 71.666,75 21.837.040,00 0,33

2010 77.639,34 23.793.955,16 0,33

2011 102.412,44 27.542.856,19 0,37

2012 187.627,81 30.696.090,00 0,61

Sumber: DPKA Kota Padang, 2012 (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan ternyata kontribusi pajak daerah terhadap PDRB memang

masih relatif kecil meskipun sudah bertumbuh cukup baik di tahun 2011. Kecilnya kontribusi

pajak daerah terhadap PDRB hampir sama dengan kabupaten kota lain di Indonesia. Kondisi ini

memberikan gambaran bahwa Kota Padang belum cukup mampu membiayai aktivitas ekonomi

melalui sektor pajak daerah sehingga masih membutuhkan dana pusat terutama dana perimbangan

dalam membiayai berbagai program dan kegiatan pemerintah. Akan tetapi suatu catatan menarik

adalah di tahun 2012 Ratio PAD terhadap APBD di tahun 2012 membaik daripada tahun-tahun

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 137

Pencapaian Pembangunan Kota

sebelumnya yaitu di tahun 2012 sebesar 0,61 persen sedangkan di tahun-tahun sebelumnya

berkisar pada angka 0,30 persen.

6.2.5. Elastisitas PAD dan Pajak Daerah

Elastisitas PAD dan Pajak daerah merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan

untuk mengetahui kinerja pengelolaan keuangan daerah. Berdasarkan hasil perhitungan ternyata

rata-rata elastisitas PAD berada di atas 1. Hal ini berarti bahwa peningkatan pengelolaan PAD di

Kota Padang memberikan hasil yang positif terhadap perekonomian. Begitu juga dengan rata-rata

elastisitas pajak, dari hasil perhitungannya adalah elastis atau diatas 1. Artinya pengelolaan

penerimaan pajak daerah secara positif juga akan memberi dampak yang cukup baik terhadap

perekonomian. Namun demikian perlu menjadi perhatian dimasa mendatang adalah perlunya

peningkatan penerimaan pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan serta pajak penerangan jalan

karena kontribusi keempat komponen pajak daerah tersebut cukup besar dan bertumbuh baik dari

tahun ke tahun. Adapun perkembangan angka elastisitas PAD dan Elastisitas Pajak Daerah dapat

dilihat pada tabel 6.5 berikut ini.

Tabel 6.5

Elastisitas PAD dan Elastisitas Pajak Daerah Kota Padang

Tahun 2008 s/d 2012

TAHUN

PERTUMBUHAN (%) ELASTISITAS (RASIO)

PAD PAJAK

DAERAH PDRB PAD

PAJAK DAERAH

2008 10,57 10,43 6,21 1,70 1,68

2009 -3,75 -6,68 5,08 -0,74 -1,31

2010 2,98 8,33 5,96 0,50 1,40

2011 28,44 31,91 6,41 4,44 4,98

2012 25,18 83,20 6,61 3,81 12,59

Rata-rata 12,68 25,44 6,05 1,94 3,87

Sumber: DPKA Kota Padang, 2012 (Data Diolah)

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 138

Pencapaian Pembangunan Kota

6.3. Kemiskinan

Kota Padang bersama Badan Pusat Statistik telah melakukan serangkaian pendataan

terkait dengan kemiskinan. Dari data yang diperoleh jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) di

Kota Padang di tahun 2006 sebanyak 38.120 Kepala Keluarga. Seiring dengan adanya berbagai

program dan upaya pemerintah pusat maupun daerah dalam mengentaskan kemiskinan maka pada

tahun 2009 jumlah RTS telah terjadi perubahan yang cukup signifikan sehingga pada tahun

tersebut RTS telah berkurang menjadi 29.661 KK. Sedangkan jumlah penduduk miskin dari

semula 185.054 jiwa di tahun 2006 telah berkurang menjadi 122.205 jiwa di tahun 2009. Ditinjau

dari persentase rumah tangga miskin juga telah terjadi penurunan RTS dari semula di tahun 2006

sebesar 18,92% menjadi 14,01% di tahun 2009. Hal senada juga terlihat pada persentase

penduduk miskin dari semula 22,57% di tahun 2006 dapat ditekan menjadi 13,95%. Keberhasilan

penurunan persentase penduduk maupun RTS ini tentunya tidak terlepas dari berbagai program

dan kegiatan yang cukup efektif dalam menekan angka kemiskinan. Namun demikian, penurunan

signifikan ini tentunya perlu terus diupayakan dan disempurnakan untuk memperoleh hasil yang

lebih baik.

Tabel 6.6

Rumah Tangga Sasaran (RTS) Kota Padang

Tahun 2008 s/d 2011

No Keterangan 2008 2009 2010 2011

1 Rumah Tangga Sasaran (RTS) 38.099 29.661 24.850 21.557

2 Jmh Penduduk Sasaran Bantuan(jiwa) 185.001 122.205 108.843 94.420

3 Jumlah Rumah Tangga Kota Padang 210.840 211.654 194.280 195.292

4 Jumlah Penduduk (jiwa) Kota Padang 856.815 875.750 833.562 847.567

5 Persentase Rumah Tangga Sasaran (%) 18,07 14,01 12,79 11,04

6 Persentase Penduduk Sasaran Bantuan (%) 21,59 13,95 13,06 11,14

Sumber: Bappeda Kota Padang, data sosbud 2012

6.4. Pengangguran

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,

sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang

berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah

angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada

yang mampu menyerapnya. Pengangguran sering menjadi masalah dalam perekonomian karena

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 139

Pencapaian Pembangunan Kota

dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga

dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran

dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan

menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan

menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga

dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat

pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial

sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.

Tingkat pengangguran Kota Padang dalam tiga tahun terakhir berada pada angka dibawah

5%. Namun di tahun 2012 terjadi peningkatan pengangguran dari 4,40% meningkat menjadi

6,39%. Di Tahun 2009 dari 37,14% penduduk usia angkatan kerja 3,75% diantaranya

menganggur atau sedang mencari pekerjaan. Tahun 2010 jumlah angkatan kerja bertambah

menjadi 48,58%, namun angka mencari pekerjaan dapat berkurang menjadi 2,28%. Tahun 2011

jumlah angkatan kerja berkurang menjadi 47,31% namun demikian tingkat pengangguran

bertambah menjadi 4,40%.

Tabel 6.7

Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun keatas Menurut Jenis Kegiatan di

Kota Padang Tahun 2009 s/d 2012

Tahun

Angkatan Kerja (%) Bukan Angkatan Kerja (%) Jumlah

(%) Bekerja

Mencari

Pekerjaan Jumlah Sekolah Lainnya Jumlah

2009 33,39 3,75 37,14 15,21 47,66 62,87 100

2010 46,30 2,28 48,58 20,48 30,94 51,42 100

2011 42,91 4,40 47,31 23,44 29,25 52,69 100

2012 49,30 6,39 55,69 14,42 29,89 44,31 100

Sumber: BPS, Padang Dalam Angka Berbagai Terbitan 2009 s/d 2012

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 140

Pencapaian Pembangunan Kota

6.5. Pembangunan Manusia

Pembangunan manusia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses

pencapaian pertumbuhan ekonomi. Pencapaian pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari kualitas

pembangunan manusianya. Ada beberapa indikator yang bisa digunakan dalam mengukur kualitas

pembangunan manusia, seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Derajat Pendidikan, Derajat

Kesehatan dan sebagainya. Oleh sebab itu, dalam rangka memacu pencapaian pembangunan kota

perlu pula dilakukan pembangunan manusia secara merata di seluruh daerah di Kota Padang.

6.5.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Salah satu indikator untuk menilai dan mengevaluasi kemajuan pembangunan manusia

adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk mengevaluasi pembangunan manusia di suatu

wilayah. Berdasarkan data, selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

yang cukup besar IPM Kota Padang yaitu 77,20 pada tahun 2008 menjadi 77,43 tahun 2009.

Selanjutnya pada tahun 2010 IPM Kota Padang sebesar 77,81 dan terus naik menjadi 78,14 di

tahun 2011. Angka IPM tertinggi Kota Padang yaitu di tahun 2012 sebesar 78,55. Adapun Angka

IPM Kota Padang diatas rata-rata IPM kabupaten kota di Sumatra Barat dan diatas rata-rata

nasional.

Meskipun demikian, tantangan pembangunan daerah masih sangat dirasakan bagi Kota

Padang karena dalam tatanan pembangunan global menuntut setiap daerah memiliki nilai tambah

“value added” dalam aspek pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap

pembangunan. Oleh karena itu Kota Padang perlu menempatkan pembangunan manusia sebagai

basis dasar bagi pengembangan pembangunan kedepan. Selengkapnya IPM daerah Kota Padang

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 141

Pencapaian Pembangunan Kota

Gambar 6.7

IPM Kota Padang, Propinsi Sumatera Barat dan Nasional

Tahun 2008 s/d 2012

Sumber: BPS, Tahun 2008 sampai dengan tahun 2012

6.5.2. Derajat Pendidikan

Derajat pendidikan merupakan salah satu indikator dalam pengukuran Indeks

Pembangunan Manusia. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat akan dapat

meningkatkan derajat kehidupan masyarakat. Untuk itu, sudah menjadi kewajiban bagi

Pemerintah Daerah untuk memfasilitasi atau memberikan kepedulian yang tinggi pada dunia

pendidikan. Kepedulian tersebut, di antaranya dalam bentuk mendorong pemangku kepentingan

pada dunia pendidikan, yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan derajat pendidikan dan

kesejahteraan masyarakat.

6.5.2.1. APK dan APM

Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang

sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang

berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM)

persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk

di usia yang sama. Kelompok APK dan APM untuk SD, SMP, dan SMA berturut-turut adalah

untuk umur 7-12, 13-15,16-18 tahun.

77,2 77,43 77,81 78,1478,55

72,9673,44 73,78

74,28 74,54

71,1771,76

72,2772,77

73,41

66

68

70

72

74

76

78

80

2008 2009 2010 2011 2012

Kota Padang

Propinsi Sumbar

Nasional

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 142

Pencapaian Pembangunan Kota

Tabel 6.8

APK dan APM Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012

Tahun SD + Paket A SLTP + Paket B SLTA + Paket C

APK APM APK APM APK APM

2008 104,26 87,66 81,69 60,23 73,47 52,72

2009 114,27 95,11 82,38 58,37 79,50 63,65

2010 103,65 87,69 82,20 60,60 79,24 57,50

2011 98,91 90,54 96,22 72,20 74,85 60,27

2012 98,94 90,71 94,32 71,94 74,62 60,21

Sumber: BPS, Padang Dalam Angka dalam berbagai terbitan 2008-2012

APK SD sama dengan jumlah siswa yang duduk di bangku SD dibagi dengan jumlah

penduduk kelompok usia 7 sampai 12 tahun. Dari Tabel 6.14 terlihat bahwa angka APK untuk

Sekolah Dasar dari tahun 2008 hingga 2010 cenderung stabil dan melebihi angka 100. Namun

demikian di tahun 2011 angka APK SD cukup menurun menjadi 98,91 dari sebelumnya 103,65 di

tahun 2010. Meskipun demikian di tahun 2012 kembali sedikit membaik menjadi 98,94.

Sedangkan dari sisi APM SD, terjadi peningkatan dari 87,69 menjadi 90,54. Peningkatan yang

sama juga terjadi pada APK dan APM SLTP. Dari semula APK SLTP 82,20 di tahun 2010

meningkat menjadi 94,32 di tahun 2012. Demikian halnya dengan APM SLTP dari semula 60,60

di tahun 2010 meningkat menjadi 71,94 di tahun 2012. Berbeda halnya dengan SLTP, APK

SLTA menurun dari semula 79,24 di tahun 2010 menjadi 74,62 di tahun 2012. Akan tetapi pada

APM SLTA meningkat dari 57,50 di tahun 2010 menjadi 60,21 di tahun 2012.

6.5.2.2. Melek Huruf

Angka Melek Huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat

membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya. Berdasarkan data BPS tahun 2008 hingga

tahun 2011 menunjukkan Angka Melek Huruf di Kota Padang diatas rata-rata Angka Melek

Huruf Propinsi Sumatra Barat. Gambaran selengkapnya Angka Melek Huruf di Kota Padang dan

Sumatra Barat dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 143

Pencapaian Pembangunan Kota

Gambar 6.8

Angka Melek Huruf Kota Padang dan Propinsi Sumatra Barat

Tahun 2006 s/d 2012

6.5.2.3. Rata-rata Lama Sekolah

Angka rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh

penduduk usia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah

dijalani. Berdasarkan hasil perhitungan BPS yaitu kombinasi antara partisipasi sekolah, jenjang

pendidikan yang sedang dijalani, kelas yang diduduki dan pendidikan yang ditamatkan maka

diperolehlah angka rata-rata lama sekolah. Angka rata-rata lama sekolah Kota Padang dalam

empat tahun terakhir ini cenderung tidak mengalami peningkatan maupun penurunan yaitu pada

angka 10,80. Dari berbagai kota yang ada di Propinsi Sumatra Barat, Kota Padang masih sebagai

kota dengan rata-rata lama sekolah tertinggi. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

99,48 99,48 99,48 99,49 99,49 99,5 99,53

96,35 96,49 96,66 96,81 96,98 96,98 97,01

94

95

96

97

98

99

100

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Kota Padang

Sumatra Barat

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 144

Pencapaian Pembangunan Kota

Gambar 6.9

Rata-rata Lama Sekolah Kota Padang, Propinsi Sumatra Barat dan Nasional

Tahun 2007 s/d 2012

Sumber: BPS Kota Padang, 2012

6.5.3. Derajat Kesehatan

Derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh pelayanan kesehatan dan ketersediaan

sarana prasarana pelayanan kesehatan. Disamping itu, derajat kesehatan juga dipengaruhi oleh

faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya. Dengan demikian,

faktor-faktor di luar pelayanan dan sarana prasarana kesehatan ikut mempengaruhi kejadian status

gizi balita dan usia harapan hidup di masyarakat. Adapun gambaran derajat kesehatan di Kota

Padang adalah sebagai berikut.

6.5.3.1. Angka Usia Harapan Hidup

Angka usia harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata

penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Angka usia harapan

hidup di Kota Padang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Tahun 2006 angka

harapan hidup di Kota Padang sebesar 70,10 meningkat menjadi 70,50 di tahun 2007.

Selanjutnya di tahun 2008 angka usia harapan hidup terus meningkat menjadi 70,90 dan di tahun

2009 kembali mengalami kenaikan menjadi sebesar 71,13. Secara berurutan 2010, 2011 dan 2012

angka usia harapan hidup adalah 71,13 71,14 dan 71,19. Secara umum angka harapan hidup di

Kota Padang sudah cukup baik dan bahkan diatas rata-rata nasional meskipun masih perlu

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

2007 2008 2009 2010 2011 2012

10,80 10,80 10,89 10,91 10,92 10,99

8,20 8,30 8,45 8,51 8,57 8,59

7,50 7,50 7,52 7,53 7,58 7,61

Padang

Sumbar

Nasional

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 145

Pencapaian Pembangunan Kota

penajaman pada beberapa program kesehatan yang terkait dengan sanitasi, pola hidup sehat dan

promosi kesehatan.

Gambar 6.10

Angka Usia Harapan Hidup Kota Padang dan Nasional

Tahun 2006 s/d 2012

Sumber: BPS, Indikator Kesejahteraan Rakyat 2012

6.5.3.2. Balita Gizi Buruk

Gizi Buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tingkat berat akibat

kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama.

Ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB) atau hasil pemeriksaan klinis

menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor. Secara umum

persentase kasus gizi buruk di Kota Padang tergolong kecil di Kota Padang yaitu sekitar 0,15

persen. Berdasarkan data terakhir tahun 2011 cukup banyak terjadi kasus balita gizi buruk, namun

demikian dapat ditangani dengan baik melalui rawat jalan maupun Pemberian Makanan

Tambahan Pemulihan (PMT-P).

67,00

67,50

68,00

68,50

69,00

69,50

70,00

70,50

71,00

71,50

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

70,10

70,50

70,9071,13 71,13 71,14 71,19

68,5068,70

69,0069,21 69,21

69,43 69,51

Kota Padang

Nasional

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 146

Pencapaian Pembangunan Kota

Tabel 6.9

Persentase Balita Gizi Buruk Kota Padang

Tahun 2008 s/d 2012

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah Balita/Jmh Pdd 0-4 thn

(orang) 78.889 78.345 75.114 79.768 74.439

2 Jumlah Balita Gizi Buruk (orang) 84 135 100 64 55

3 Persentase Balita Gizi Buruk (%) 0,11 0,17 0,13 0,08 0,07

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Padang, 2012

6.5.3.3. Rasio Posyandu per Satuan Balita

Posyandu merupakan wadah peran serta masyarakat untuk memperoleh pelayanan

kesehatan, maka diharapkan pula strategi operasional pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan

ibu dan anak secara dini, dapat dilakukan di setiap posyandu. Terkait dengan hal tersebut diatas

perlu dilakukan analisis rasio posyandu terhadap jumlah balita dalam upaya peningkatan fasilitasi

pelayanan pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan dan agar status

gizi maupun derajat kesehatan ibu dan anak dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Pembentukan

posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar pelayanan kesehatan dapat lebih

merata dan dijangkau masyarakat. Idealnya satu posyandu untuk 100 orang balita dalam hal ini

Kota Padang sudah cukup baik.

Tabel 6.10

Rasio Posyandu per 1.000 Balita Kota Padang

Tahun 2008 s/d 2012

No Jumlah 2008 2009 2010 2011 2012

1 Posyandu 795 905 855 858 864

2 Kader 3.378 3.456 3.368 3.426 3.516

3 Balita 86.051 87.171 75.114 79.768 74.439

4 Ratio Posyandu per Satuan

Balita 9 10 11 11 12

Sumber: BPS, Padang Dalam Angka 2008-2012

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 147

Pencapaian Pembangunan Kota

6.5.3.4. Rasio Puskesmas per Satuan Penduduk

Jumlah puskesmas pada tahun 2008 berjumlah 20 buah dan puskesmas pembantu

sebanyak 58 buah, dengan demikian berjumlah 78 buah puskesmas. Tahun 2009 puskesmas

pembantu bertambah sebanyak 3 buah puskesmas dan di tahun 2010 kembali bertambah sebanyak

1 buah puskesmas. Hingga tahun 2012 jumlah puskesmas dan puskesmas pembantu di Kota

Padang berjumlah 84 buah puskesmas. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk di tahun yang

sama maka rata-rata hampir 1 puskesmas dapat melayani 10.000 orang penduduk. Meskipun 1

buah puskesmas sudah dapat melayani 10.000 orang penduduk, namun pembangunan di bidang

kesehatan perlu terus ditingkatkan melalui penambahan jumlah puskesmas baik puskesmas

maupun puskesmas pembantu. Disamping itu, kualitas pelayanan kesehatan juga perlu

ditingkatkan seiring dengan penambahan jumlah puskesmas.

Tabel 6.11

Rasio Puskesmas per 10.000 Penduduk Kota Padang

Tahun 2008 s/d 2012

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1 Puskesmas 20 20 20 20 22

2 Puskesmas Pembantu 58 61 62 62 62

3 Jumlah 78 81 82 82 84

4 Jumlah Penduduk 856.815 875.750 833.562 847.567 854.336

5 Rasio puskesmas, pustu per satuan penduduk

0,91 0,92 0,98 0,97 0,98

Sumber: BPS, Padang Dalam Angka 2008-2012

6.5.3.5. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk

Pada tahun 2008 jumlah rumah sakit umum pemerintah sebanyak 5 buah, rumah sakit

umum swasta sebanyak 20 buah dan rumah sakit khusus sebanyak 3 buah sehingga total ada 28

buah rumah sakit di Kota Padang. Namun demikian, akibat gempa besar yang melanda Kota

Padang, sebanyak 14 buah rumah sakit swasta berkurang sehingga tahun 2009 tersebut jumlah

rumah sakit swasta tinggal 6 buah rumah sakit. Tahun 2010 seiring dengan pembangunan kembali

Kota Padang, rumah sakit swasta kembali berbenah dan bertambah menjadi 7 buah rumah sakit.

Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 148

Pencapaian Pembangunan Kota

Pada tahun 2011 rumah sakit swasta terus bertambah sehingga telah dapat mencapai 14 buah

rumah sakit.

Pada sisi lain, rumah sakit khusus cukup berkembang pesat di Kota Padang. Tahun 2008

tercatat hanya ada 3 buah rumah sakit khusus. Tahun 2009 jumlah rumah sakit khusus tumbuh

pesat menjadi 15 buah rumah sakit sampai dengan tahun 2010. Sedangkan di tahun 2011 rumah

sakit khusus berkurang menjadi 9 buah rumah sakit. Berkurangnya rumah sakit khusus terutama

disebabkan banyaknya rumah sakit swasta yang memberikan penambahan jenis pelayanan

kesehatan yang selama ini dilayani oleh rumah sakit khusus.

Secara total, jumlah rumah sakit di Kota Padang tidak banyak berkurang dari 28 buah

rumah sakit di tahun 2008 menjadi 27 buah rumah sakit di tahun 2011. Rasio rumah sakit per

100.000 orang penduduk rata-rata adalah 3,17. Artinya 100.000 orang penduduk dapat dilayani

oleh 3 buah rumah sakit di Kota Padang. Sehingga pilihan pelayanan kesehatan rumah sakit di

Kota Padang cukup beragam dan bersaing dalam memberikan pelayanan.

Tabel 6.12

Rasio Rumah Sakit per 100.000 Penduduk Kota Padang

Tahun 2008 s/d 2012

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1 Rumah Sakit Umum Pemerintah 5 5 5 4 5

2 Rumah Sakit Umum Swasta 20 6 7 9 8

3 Rumah Sakit Khusus 3 15 15 14 14

4 Jumlah Rumah Sakit 28 26 27 27 27

5 Jumlah Penduduk 856.815 875.750 833.562 847.567 854.336

6 Rasio rumah sakit per penduduk 3,27 2,97 3,24 3,19 3,16

Sumber: BPS, Padang Dalam Angka 2009-2012