kota padang adalah -...
TRANSCRIPT
xv
Kota Padang adalah
salah satu Kota tertua di pantai
barat Sumatera di Lautan
Hindia.Menurut sumber sejarah
pada awalnya (sebelum abad ke-17)
Kota Padang dihuni oleh
paranelayan, petani garam dan
pedagang. Ketika itu Padang belum
begitu penting karena arusperdagangan orang Minang mengarah ke pantai timur melalui sungai-
sungai besar. Namun sejakSelat Malaka tidak lagi aman dari persaingan dagang yang keras oleh
bangsa asing sertabanyaknya peperangan dan pembajakan, maka arus perdagangan berpindah ke
pantai barat Pulau Sumatera.
Suku Aceh adalah kelompok pertama yang datang setelah Malaka ditaklukkan
olehPortugis pada akhir abad ke XVI. Sejak saat itu Pantai Tiku, Pariaman dan Inderapura yang
dikuasai oleh raja-raja muda wakil Pagaruyung berubah menjadi pelabuhan-pelabuhan penting
karena posisinya dekat dengan sumber-sumber komoditi seperti lada, cengkeh, pala dan emas.
Kemudian Belanda datang mengincar Padang karena muaranya yang bagus dan cukup
besar serta udaranya yang nyaman dan berhasil menguasainya pada Tahun 1660 melalui
perjanjian dengan raja-raja muda wakil dari Pagaruyung. Tahun 1667 membuat Loji yang
berfungsi sebagai gudang sekaligus tangsi dan daerah sekitarnya dikuasai pula demi alasan
keamanan.
Akhirnya pada Tanggal 20 Mei 1784 Belanda menetapkan Padang sebagai pusat
kedudukan dan perdagangannya di Sumatera Barat. Kota Padang menjadi lebih ramai setelah
adanya Pelabuhan Teluk Bayur, Semen dan Tambang Batubara (di Sawahlunto), serta Jalur
Kereta Api. Namun yang menjadi hari Jadi Kota Padang adalah Tanggal 7 Agustus, karena pada
Tanggal 7 Agustus 1669 terjadi penyerbuan besar-besaran terhadap
xvi
+
Loji Belanda di Kepalo Koto Batang Arau yang dilandasi oleh semangat patriotisme dan rasa
cinta tanah air dalam mengusir penjajah dari bumi Nusantara.
Pada awalnya luas Kota Padang adalah 33 Km2, yang terdiri dari 3 Kecamatan dan 13
buah Kampung, yaitu Kecamatan Padang Barat, Padang Selatan dan Padang Timur. Dengan
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tanggal
21 Maret 1980 wilayah Kota Padang menjadi 694,96 Km2, yang terdiri dari 11 Kecamatan dan
193 Kelurahan. Dengan dicanangkannya pelaksanaan otonomi daerah sejak Tanggal 1 Januari
2001, maka wilayah administratif Kota Padang dibagi dalam 11 Kecamatan dan 103 Kelurahan.
Dengan Keluarnya Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Pembentukan
organisasi Kelurahan Maka jumlah Kelurahan di Kota Padang menjadi 104 Kelurahan.
Pasa Batipuh
1.1 LUAS DAN BATAS WILAYAH KOTA
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional telah ditetapkan Kota Padang sebagai
Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Berdasarkan PP
No 17 tahun 1980, luas wilayah Kota Padang secara
administratif adalah 165,35 Km. Menurut Perda No.
10 Tahun 2005 tentang luas Kota Padang diketahui
terjadi penambahan luas administrasi menjadi
1.414,96 Km2, dimana penambahan wilayah
lautan/perairan seluas 720,00 km2. Secara geografis,
Kota Padang berada di antara 00o o o
dan 100o
Kota Padang yang membujur dari Utara ke Selatan memiliki pantai sepanjang 68,126 km
dan terdapat deretan Bukit Barisan, dengan panjang daerah bukit (termasuk sungai) 486,209 Km2.
Perpaduan kedua letak tersebut menjadikan Kota Padang memiliki alam yang sangat indah dan
menarik. Batas-batas wilayah Kota Padang sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Padang Pariaman Sebelah Selatan : Kabupaten Pesisir Selatan Sebelah Timur : Kabupaten Solok Sebelah Barat : Samudera Hindia
Di samping memiliki wilayah daratan, Kota Padang juga memiliki wilayah perairan yang
dihiasi oleh 19 pulau kecil yang masuk dalam wilayah administrasi Kota Padang. Kesembilan
belas (19) pulau tersebut tersebar pada kecamatan di Kota Padang. Dari 19 buah pulau kecil
tersebut, terdapat 2 pulau yang telah dikelola dengan baik untuk pariwisata, seperti Pulau Sikuai
dan Pulau Pasumpahan.
Tabel 1.2
Kondisi Geografi Kota Padang
No Uraian Data
1 Letak Wilayah 1º
100º
2 Luas Wilayah Darat 694.96 Km2 (efektif =205 Km2 atau 29 %
3 Luas Wilayah laut 720 Km
4 Panjang Pantai 68.126 Km (di luar pulau-pulau kecil)
5 Temperatur 22,2 C 32,7 C
6 Curah Hujan 336,25 mm / bulan
7 Jumlah sungai 5 buah sungai besar dan 16 buah sungai kecil
8 Jumlah Pulau 19 buah
Sumber : BMKG, Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Sumbar
1.2. IKLIM, TOPOGRAFI DAN GEOLOGI
1.2.1 Iklim
Kota Padang mempunyai iklim tropis dimana hujan turun hampir sepanjang
tahun. Tingkat curah hujan di Kota Padang mencapai rata-rata 336,25 mm per bulan
dengan rata-rata hari hujan 16 hari per bulan pada tahun 2012. Tingkat curah hujan
tertinggi terjadi pada Bulan Maret sebesar 585,4 mm dan sering terjadi hujan sepanjang
bulan, yakni dengan banyaknya hari hujan terjadi selama 16 hari sedangkan terendah
terjadi pada Bulan Juli sebesar 194,9 mm yang terjadi hujan selama 16 hari. Hari hujan
terlama/sering terjadi hujan sepanjang bulan adalah pada Bulan November, yakni selama
27 hari dengan curah hujan sebesar 575 mm dan hari hujan tersingkat/jarang terjadi hujan
yakni pada Bulan Januari, Mei dan Juni yang hanya terjadi selama 10 hari dengan curah
hujan masing-masing sebesar 216 mm, 214,9 mm dan 244,9 mm.
Gambar 1.2 Banyaknya Hari Hujan Menurut Bulan Kota Padang
Tahun 2012
Gambar 1.3 Banyaknya Curah Hujan Menurut Bulan Kota Padang
Tahun 2012
Tabel 1.3 Kondisi Temperatur dan Kelembaban Menurut Bulan
di Kota Padang Tahun 2012
Bulan Suhu Udara (0C) Kelembaban
Rata-rata (%) Maksimum Minimum Rata-rata Januari 32.2 22.2 26.8 80 Februari 31.7 22.9 26.7 78 Maret 32.0 22.3 26.6 81 April 32.7 23.0 27.3 80 Mei 32.5 23.0 27.3 81 Juni 32.1 22.5 26.7 81 Juli 31.7 22.6 26.5 82 Agustus 30.2 22.6 25.9 85 September 30.4 22.6 26.0 86 Oktober 30.3 23.3 26.1 87 November 30.6 23.2 26.2 84 Desember 30.6 23.3 26.3 84
Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
Selama Tahun 2012 suhu udara Kota Padang terjadi cukup tinggi yaitu antara 22,2 oC s/d
32,7 oC. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan April sebesar 32,7 oC dengan suhu minimum
sebesar 22,3 oC, hal ini menunjukkan bahwa sepanjang Bulan April suhu udara Kota Padang
sangat panas dengan rata-rata kelembaban 80%. Rata-rata kelembaban sepanjang Tahun 2012
berkisar antara 78% 87%.
Gambar 1.4
Kondisi Suhu Udara Kota Padang Tahun 2012
Gambar 1.5 Kelembaban Rata-Rata Kota Padang Sepanjang Tahun 2012
1.2.2 Topografi
Kota Padang memiliki topografi yang bervariasi terdiri dari perpaduan daratan yang
landai dan perbukitan bergelombang yang curam. Sebagian besar topografi wilayah Kota Padang
memiliki tingkat kelerengan lahan rata-rata > 40%.
Tabel 1.4
Topografi dan Ketinggian Wilayah Kota Padang Tahun 2012
No Kondisi Topografi Luas
Ha Persentase (%) I Kelerengan Lahan
0 2% Datar 16.379,82 23,57 3 15% Bergelombang 5.510,93 7,93 16 40% Curam 13.219,48 19,02
>40% Sangat Curam 34.385,77 49,48 Jumlah 69.496,00 100,00
II Ketinggian 0 25 m dpl 15.898,68 22,88 25 100 m dpl 6.479,39 9,32 100 500 m dpl 19.324,56 27,81 100 1.000 m dpl 15.787,23 22,72 >1.000 m dpl 12.006,13 17,28
Jumlah 69.496,00 100,00 Sumber : Hasil Perhitungan Aplikasi ArcGIS, Tahun 2011
Wilayah Kota Padang yang berada dipantai barat Pulau Sumatera mempunyai topografi
bervariasi perpaduan dataran rendah, perbukitan dan daerah aliran sungai. Bagian utara Kota
Padang merupakan daerah pantai, perbukitan dan sebagian daratan tinggi. Bagian barat Kota
Padang terdiri dari daratan rendah yang landai dengan ketinggian rata-rata 0 25 meter di atas
permukaan laut. Kearah timur dan selatan topografi wilayah Kota Padang merupakan daerah
perbukitan, bergelombang dan curam dengan ketinggian yang bervariasi, dimana yang tertinggi
mencapai 1.800 meter di atas permukaan laut pada kawasan yang berbatasan dengan Kabupaten
Solok.
Tabel 1.5 Ketinggian Wilayah Daratan Kota Padang
Menurut Kecamatan
No Kecamatan Ketinggian (m)
1. Bungus Teluk Kabung 0 - 850 2. Lubuk Kilangan 25 - 1.853 3. Lubuk Begalung 8 - 400 4. Padang Selatan 0 - 322 5. Padang Timur 4 - 10 6. Padang Barat 0 - 8 7. Padang Utara 0 - 25 8. Nanggalo 3 - 8 9. Kuranji 8 - 1.000 10. Pauh 10 - 1.600 11. Koto Tangah 0 - 1.600
Kota Padang 0 - 1.853 Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kota Padang
Ketinggian wilayah Kota Padang dari permukaan laut yang bervariasi merupakan
kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung umumnya terdapat diwilayah
Timur Kota Padang. Wilayah yang mempunyai topografi relatif datar adalah Kecamatan Padang
Utara, Padang Barat, Padang Timur, Nanggalo, dan sebagian Kecamatan Kuranji, Pauh, Lubuk
Begalung, Lubuk Kilangan serta sebagian kecil Padang Selatan. Sedangkan wilayah perbukitan
terdapat di sebagian besar Wilayah Kecamatan Koto Tangah bagian timur, Kecamatan Pauh,
Lubuk Kilangan dan Kecamatan Bungus Teluk Kabung.
Kota Padang memiliki banyak sungai, yaitu 5 sungai besar dan 16 sungai kecil, dengan
sungai terpanjang Batang Kandis yaitu sepanjang 20 km berada pada Kecamatan Koto Tangah.
Nama, panjang dan lokasi yang dilalui sungai pada Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 1.6 di
bawah ini.
Tabel 1.6 Sungai-sungai di Kota Padang
No Nama Sungai Panjang (Km) Lokasi (Kecamatan)
1 Batang Kuranji 17,00
Pauh Kuranji Nanggalo Padang Utara
2 Sungai Gayo 3,00 Pauh 3 Batang Guo 5,00 Kuranji 4 Batang Belimbing 5,00 Kuranji 5 Batang Pagang 11,00 Nanggalo
6 Sungai Banjir Kanal 5,50 Padang Timur Padang Utara
7 Batang Muar 0,40 Padang Utara 8 Sungai Koto 2,00 Padang Timur 9 Batang Arau 5,00 Padang Selatan 10 Batang Logam 15,00 Koto Tangah 11 Batang Kandis 20,00 Koto Tangah 12 Sungai Tarung 12,00 Koto Tangah 13 Sungai Padang Aru 5,00 Lubuk Kilangan 14 Sungai Padang Idas 4,50 Lubuk Kilangan 15 Batang Kampung Juar 2,50 Lubuk Begalung 16 Batang Aru 6,00 Lubuk Begalung 17 Batang Kayu Aro 5,00 Bungus Teluk Kabung 18 Sungai Timbulun 3,00 Bungus Teluk Kabung 19 Sungai Sarasah 2,00 Bungus Teluk Kabung 20 Sungai Pisang 3,00 Bungus Teluk Kabung 21 Bandar Jati 2,00 Bungus Teluk Kabung
Sumber : Dinas PSDA Propinsi Sumatera Barat
Berdasarkan atas kewenangan dalam hal pengelolaan perairan, Kota Padang memiliki
perairan seluas 72.000 Ha, termasuk di dalamnya 19 pulau-pulau kecil dan 13 pulau yang terletak
relatif dekat dengan daratan. Pemanfaatan pulau-pulau kecil ini belum optimal dan kondisi pulau
ini sebagian sudah mengalami abrasi akibat terumbu karang yang mengelilinginya telah rusak.
Kondisi pesisir pantai Kota Padang secara garis besar dapat dibedakan atas 2 kelompok,
yaitu :
1. Pesisir yang landai, yaitu di daerah Padang Sarai Batang Arau, dan Labuhan
Tarok - Teluk Kabung.
2. Pesisir yang curam dengan kawasan pesisir yang landai relatif sangat kecil antara
lain pada kawasan pesisir Batang Arau Labuhan Tarok, Teluk Kabung Sungai
Pisang Pantai Padang.
Secara administratif terdapat 6 (enam) kecamatan yang bersentuhan langsung dengan
pantai yaitu: Kecamatan Padang Barat, Kecamatan Padang Utara, Kecamatan Padang Selatan,
Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Lubuk Begalung dan Kecamatan Bungus Teluk Kabung.
1.2.3 Geologi
Wilayah Kota Padang terbentuk oleh endapan permukaan, batuan vulkanik dan intrusi
serta batuan sedimen dan betamorf. Aliran yang tidak teruraikan (Qtau) mencakup seluruh
kawasan Bukit Barisan yang ada di wilayah Kota Padang dan sekitar kawasan Gunung Padang
serta Bukit Air Manis. Aluvium (Qal) yang menyebar dari utara ke selatan di seluruh dataran
rendah wilayah Kota Padang umumnya terdiri dari Lanau, Lempeng, Pasir Lempung, Lempeng
Pasiran, dan Bongkahan Batuan Andesit. Kipas Aluvium (Qf) terlihat pada singkapan di bagian
bawah lereng-lereng pegunungan dan perbukitan Bukit Barisan dan sebagian bersebelahan dengan
kipas aluvium setempat yang terdapat di Bukit Air Manis. Sebagian besar menutupi perbukitan di
sepanjang pantai bagian selatan wilayah Kota Padang mulai dari Telung Nibung hingga
keperbukitan Labuan Tarok Kecamatan Teluk Kabung.
Andesit dan Tufa (Qtta dan QTp) yang terlihat pada singkapan setempat di perbukitan
yang berdekatan dengan daerah Pengambiran dan Tarantang, Perbukitan sekitar Air Dingin yang
bersebelahan dengan batu gamping.
Kipas Alluvium (Qt) merupakan batuan terdiri dari rombakan batuan andesit berupa
bongkah-bongkah yang berasal dari gunung api strato, berwarna abu-abu kehitaman, keras,
komposisi mineral piroksen, homblende dan mineral hitam lainnya. Batuan ini tersebar di bagian
bawah lereng-lereng pegunungan dan perbukitan sekitar Bukit Nago dan Limau Manis.
Tufa Kristal (QTt) Merupakan tufa kristal yang mengeras yang terlihat pada singkapan
setempat di perbukitan Bukit Air Manis, Teluk Nibung dan Lubuk Begalung hingga ke perbukitan
di Kelurahan Labuhan Tarok.
Andesit (Qta) dan Tufa (QTp) merupakan batuan gunung berapi yang masih pasif
bewarna hitam keabu-abuan hingga putih, Andesit berselingan dengan tufa, terlihat pada
singkapan setempat di Pegambiran, Tarantang dan perbukitan Air Dingin yang bersebelahan
dengan batu gamping. Batu Gamping (PTIs) Berwarna putih hingga ke abu-abuan, terlihat pada
singkapan di Indarung, sekitar Bukit Karang Putih.
Fillit berwarna hitam hingga abu kemerahan, Batu Pasir berwarna abu-abu kehijauan
mengandung klorit keras dan berbutir halus, Batu Lanau bewarna hijau kehitaman dan Meta
(PTps). Batuan ini terlihat pada singkapan Koto lalang (jalan ke arah Solok). Umumnya
mendasari bukit-bukit dan pegunungan yang landai.
Tabel 1.7 Jenis Batuan Geologi yang Terdapat di Kota Padang
No Jenis Batuan (Litologi) Luas (Ha)
Persentase (%)
1 Aluvium 21.566,89 31,03
2 Batuan Gunung Api 34.972,34 50,32
3 Batuan Intrusi 1.337,81 1,93
4 Batuan Metamorf 1.189,56 1,71
5 Batu Kapur 1.158,56 1,67
6 Formasi Palepat 0,01 0,00
7 Formasi Painan 9.270,83 13,34
Jumlah 69.496,00 100,00 Sumber : Hasil Perhitungan Aplikasi ArcGIS, Tahun 2011
Wilayah Kota Padang terdiri dari 7 jenis tanah yang tersebar di seluruh wilayah, yaitu:
Aluvial, Andosol (humus), Komplek Podsolik Merah Kuning Latosol dan Litosol, Latosol,
Latosol dan Podsolik Merah Kuning, Organosol dan Glei Humus (humus pemukaan bagian
bawah) dan Regosol (batuan melapuk bagian atas).
Dari semua jenis tanah tersebut, yang terluas adalah jenis tanah Latosol mencapai
46,70%. Secara rinci jenis tanah di wilayah Kota Padang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.8 Jenis Tanah di Kota Padang
No Jenis Tanah Luas (Ha) Persentase (%)
1 Aluvial 15.948,07 22,95%
2 Andosol 5.623,77 8,09%
3 Komplek Podsolik Merah Kuning Latosol dan Litosol 10.794,68 15,53%
4 Latosol 32.453,15 46,70%
5 Latosol dan Podsolik Merah Kuning 3.027,21 4,36%
6 Organosol dan Glei Humus 688,30 0,99%
7 Regosol 960,81 1,38%
Kota Padang 69.496,00 100,00% Sumber : Hasil Perhitungan Aplikasi ArcGIS, Tahun 2011
1.3 TATA PENGGUNAAN LAHAN
Karena letak Kota Padang yang berada di antara pertemuan dua lempeng Esia dan
lempeng Eurasia bisa menimbulkan gempa besar dan dapat diikuti oleh tsunami, seperti yang
terjadi pada saat gempa tanggal 30 September 2009 yang lalu. Akibat dari kejadian tersebut
penggunaan lahan di Kota Padang terjadi sedikit pergeseran yakni dari lahan pertanian ke
perkantoran dan perumahan masyarakat yaitu dari zona merah (tepi pantai) ke zona hijau (daerah
by pass) dimana masih banyaknya masyarakat Kota Padang yang bermukim di zona merah.
Perpindahan yang dilakukan ini untuk meminimalisir dampak yang akan timbul dari bahaya
gempa dan tsunami yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Dampak dari perubahan Rencana Tata Ruang dan Wilayah ini akan mengurangi
penggunaan lahan pertanian menjadi lahan pemukiman dan berbagai fasilitas pelayanan
perkantoran. Tetapi sepanjang lahan pertanian itu masih produktif akan tetap dijadikan sebagai
lahan pertanian seperti di Kecamatan Bungus, Koto Tangah, Kuranji dan Pauh yang memiliki
tingkat kesuburan tanah yang tinggi, sedangkan tanah yang tak produktif akan dialih fungsikan.
Tabel 1.9 Tata Penggunaan Lahan di Kota Padang
Tahun 2010 s/d 2012
No Jenis Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha)
2010 2011 2012 2011 (%)
2012 (%)
1 Tanah Perumahan 7.123,23 6.696,27 6.907,62 9,63 9,94
2 Tanah Perusahaan 254,26 261,06 261,06 0,38 0,38
3 Tanah Industri (Termasuk PT. Semen Padang)
702,25 702,25 702,25 1,01 1,01
4 Tanah Jasa 715,32 715,32 715,32 1,03 1,03
5 Sawah Berigasi Teknis 4.934,00 4.934,00 4.934,00 7,10 7,10
6 Sawah non Irigasi 173,94 124,74 80,25 0,17 0,12
7 Ladang/Tegalan 952,75 952,75 942,23 1,37 1,36
8 Perkebunan Rakyat 2.147,50 2.147,50 2.147,50 3,09 3,09
9 Kebun Campuran 13.044,98 13.829,40 13.711,02 19,90 19,73
10 Kebun Sayuran 1.343,00 1.343,00 1.343,00 1,93 1,93
11 Peternakan 26,83 26,83 26,83 0,04 0,04
12 Kolam Ikan 100,80 100,80 100,80 0,15 0,15
13 Danau Buatan 2,25 2,25 2,25 0,00 0,00
14 Tanah Kosong 27,86 27,86 15,26 0,04 0,02
15 Tanah Kota 16,00 16,00 16,00 0,02 0,02
16 Semak 1.848,07 1.533,32 1.508,98 2,21 2,17
17 Rawa 120,00 120,00 120,00 0,17 0,17
18 Jalan Arteri dan Jalan Kolektor
135,00 135,00 135,00 0,19 0,19
19 Hutan Lebat 35.448,00 35.448,00 35.448,00 51,01 51,01
20 Sungai dan Lain-lain 379,45 379,45 379,45 0,55 0,55
T o t a l 69.496,00 69.496,00 69.496,00 100 100
Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kota Padang Tahun 2012
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi beberapa peningkatan, penurunan dan
kesamaan terhadap penggunaan lahan di Kota Padang dari tahun 2011 ke tahun 2012.
Peningkatan terjadi pada jenis penggunaan lahan tanah perumahan. Peningkatannya sebesar
211,35 Ha, dimana pada tahun 2011 luas tanah perumahan sebesar 6.696,27 Ha naik menjadi
6.907,62 Ha atau sekitar 9,94 % dari total luas penggunaan lahan di Kota Padang secara
keseluruhan. Peningkatan ini terjadi akibat meningkatnya permintaan terhadap perumahan yang
terjadi di Kota Padang. Hal ini juga mengakibatkan penurunan terhadap jenis penggunaan lahan
lainnya.
Penurunan penggunaan lahan di Kota Padang terjadi pada jenis penggunaan sawah non
irigasi, ladang/tegalan, kebun campuran, tanah kosong dan semak. Penggunaan lahan untuk sawah
non irigasi turun sebesar 44,49 Ha, ladang/tegalan turun sebesar 10,52 Ha, kebun campuran turun
sebesar 118,38 Ha, tanah kosong turun sebesar 112,60 Ha dan semak turun sebesar 24,34 Ha dari
tahun 2011 ke tahun 2012.
Sementara itu beberapa jenis penggunaan lahan yang tidak terjadi perubahan dari tahun
2011 ke tahun 2012 adalah untuk tanah perusahaan, tanah industri, tanah jasa, sawah berigasi
teknis, perkebunan rakyat, kebun sayuran, peternakan, kolam ikan, danau buatan, tanah kota,
rawa, jalan arteri, hutan lebat, sungai dan lain-lain. Sawah yang beririgasi teknis tidak mengalami
perubahan yakni seluas 4.934 Ha, hal ini sejalan dengan kebijakan yang tetap dipertahankan oleh
Pemko Padang yakni tidak dibolehkan pengalihan fungsi atas lahan pertanian yang produktif
dengan arti kata lahan pertanian tersebut tetap dipertahankan untuk menunjang ketahanan pangan
daerah. Penggunaan lahan sebagai hutan lebat di Kota Padang masih dominan dan luasnya masih
sama/tidak berubah dengan tahun sebelumnya yakni seluas 35.448 Ha. Hal ini menandakan belum
adanya hak penguasaan atas hutan lebat atau hutan lindung yang terdapat di Kota Padang.
1.4 DAERAH RAWAN BENCANA
Secara geografis wilayah Indonesia dikepung oleh lempeng Eurasia/Benua Asia, lempeng
Indo-Australia/Benua Australia, dan lempeng Hindia dan Pasifik/Samudera Hindia dan Pasifik.
Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang
dari Pulau Sumatera Jawa Nusa Tenggara Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan
vulkanik tua dan daratan rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut
sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami,
banjir dan tanah longsor. Data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia. Sewaktu-waktu lempeng tersebut akan bergeser
patah menimbulkan gempa bumi. Selanjutnya jika terjadi tumbukan antar lempeng tektonik dapat
menghasilkan tsunami, seperti yang terjadi di Aceh dan Sumatera Utara.
Selain dikepung tiga lempeng tektonik dunia, Indonesia juga merupakan jalur The Pasicif
ring of fire (cincin api Pasifik), yang merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di dunia. Cincin
api pasifik membentang diantara subduksi maupun pemisahan lempeng Pasifik dengan lempeng
Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Amerika Utara dan lempeng Nazca yang bertabrakan
dengan lempeng Amerika Selatan.
Indonesia memiliki gunung berapi dengan jumlah kurang lebih 240 buah, diantaranya
hampir 70 buah masih aktif. Zone kegempaan dan gunung api aktif circum Pasifik amat terkenal,
karena setiap gempa hebat atau tsunami dahsyat di kawasan itu, dipastikan menelan korban jiwa
manusia amat banyak.
Kota Padang sangat rentan dengan bencana alam baik gempa bumi, air pasang, longsor
dan banjir serta kemungkinan gempa dan tsunami. Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam
(natural disaster) atau oleh ulah manusia (man-made disaster). Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan bencana antara lain :
1. Gempa bumi dan tsunami 2. Erosi pantai 3. Letusan Gunung Api 4. Longsor Lahan 5. Banjir 6. Kebakaran
1.4.1 Gempa Bumi dan Tsunami
Kota Padang yang terletak pada pesisir pantai Pulau Sumatera sehingga rawan sekali
terhadap gempa. Apalagi adanya pertemuan lempeng antara India dan Australia yang menyusup
dibawah lempeng Aurasia membentuk zona Banioff yang secara terus menerus bergerak secara
aktif kearah barat timur sehingga bisa menimbulkan gempa yang sangat kuat dan diikuti
tsunami.
1.4.2 Erosi Pantai
Karena Kota Padang terletak dibagian pantai barat pulau Sumatera bagian Barat dan
berhubungan langsung dengan laut Hindia sehingga ombaknya agak besar. Erosi pantai/abrasi
merupakan peristiwa alam yang mengakibatkan terjadinya pengikisan pada pantai sehingga luas
daerah pantai menjadi berkurang.
Pada umumnya proses interaksi antara perairan pantai dengan laut lepas lebih banyak
ditemui pada pantai di kota Padang karena pantai-pantai tersebut banyak berhubungan dengan
lautan, terkecuali pantai Bungus, karena pantai ini terletak pada daerah teluk, maka kecepatan
arus sepanjang pantainya cenderung rendah. Pada umumnya pantai yang ada di Kota Padang
adalah pantai pasir yang terdiri dari kawasan dan feldspar, bagian yang paling banyak dan paling
keras dari sisa-sisa pelapukan lahan atas (upland). Seperti daerah pantai di sekitar Kampus
Universitas Bung Hatta, sisa-sia terumbu karang yang dominan. Ekosistemnya pun termasuk
terumbu karang yang dari segi tipenya termasuk kepada jenis terumbu karang tepi (friding reef).
1.4.3 Longsoran tanah
Kota Padang yang juga terletak dekat Bukit Barisan sehingga memiliki tingkat bahaya
longsoran lahan yang sedang dan tinggi.Tingkat bahaya longsoran lahan yang rendah umumnya
terdapat didaerah alluivial pantai dengan lereng 0-8%, sedangkan tingkat bahaya longsoran lahan
sedang terdapat pada daerah lereng kaki pegunungan, kompleks perbukitan vulkanik, dan
pegunungan vulkanik.
Faktor yang mempengaruhi tingkat longsoran lahan di daerah Kota Padang adalah
karakteristik lahannya berupa kemiringan lereng yang umumnya berkisar 23-99%. kecuali untuk
daerah Sungai Sapih, Air Dingin, dan Bukit Lantiak.
Struktur batuan wilayah Kota Padang umumnya miring, kecuali di daerah Kuranji yang
mempunyai struktur masif sehingga akan mempermudah terbentuknya bidang gelincir.
Kedalaman air tanah umumnya dangkal, yaitu berkisar dari 86 cm hingga kedalaman 7 m dan
memiliki jalur mata air (spring) dan jalur rembesan (seepage), dan curah hujan yang tinggi.
Akibat curah hujan yang tinggi, air tanah tergolong dangkal dan banyak terdapat jalur mata air
dan rembesan mempercepat terjadinya longsoran lahan.
Tingkat bahaya longsoran lahan tinggi terdapat pada hampir setiap kecamatan di Kota
Padang, kecuali kecamatan Padang Utara dan Padang Timur. Hal ini disebabkan pada umumnya
di daerah tersebut memiliki topografi daerah yang datar dengan kemiringan lereng sebagian besar
berkisar 0-8% , sehingga tidak memiliki potensi untuk mengalami longsor. Tingkat bahaya
longsoran lahan yang rendah ini umumnya terdapat pada daerah yang memiliki penggunaan lahan
berupa ion pemukiman, sehingga apabila terjadi longsoran lahan tidak menimbulkan korban jiwa.
1.4.4 Banjir
Kota Padang merupakan perpaduan antara bentuk lahan perbukitan vulkanik bagian
Timur, bentuk lahan aluvial bagian tengah dan lahan marin bagian Barat karena Padang memiliki
beberapa sungai seperti Batang Bungus, Batang Arau, Batang Kuranji dan Batang Air Dingin
serta masih ada lagi 18 sungai kecil lainnya.yang mempunyai aliran permanen sepanjang tahun.
Hal ini didukung lagi bahwa Kota Padang merupakan daerah tropis dengan curah hujan yang
cukup tinggi rata-rata 384,88 mm perbulan dengan rata-rata hari hujan 15-17 hari per bulan.
Apalagi luapan sungai tersebut bersamaan dengan terjadinya pasang laut.
Tingkat bahaya banjir Kota Padang dibedakan berdasarkan tingkat bahaya tinggi dan
tingkat bahaya sedang. Tingkat bahaya banjir tinggi umumnya tersebar pada daerah dataran yang
memilki satuan bentuk lahan dataran banjir, dataran aluvial, rawa belakang dan depresi antar
gisik.
Tingkat bahaya banjir terbesar terdapat pada Kecamatan Koto Tangah dengan luas daerah
700 Ha. Tingkat bahaya banjir sedang terdapat pada Kecamatan Kuranji dengan luas daerah 802
Ha.
Tingkat tinggi bahaya banjir biasanya disebabkan oleh curah hujan tinggi dan terjadinya
pasang surut air laut. Pasang surut di Kota Padang memilki tipe pasang surut ganda campuran,
artinya dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dan tidak membahayakan Kota
Padang.
1.4.5 Kebakaran
Bahaya kebakaran untuk kota Padang dapat digolongkan menjadi 3 wilayah yaitu:
1. Tingkat Resiko Kebakaran-1
Resiko terbesar terdapat di Kecamatan Padang Utara, Padang Timur, dan Padang
Barat yang merupakan area pusat perdagangan kepadatan tertinggi.
2. Tingkat Resiko Kebakaran-2
Kecamatan Kuranji, Nanggalo, Padang Selatan, dan Lubuk Begalung sebagai
kecamatan tumbuh cepat.
3. Tingkat Resiko Kebakaran-3
Kecamatan dengan bahaya kecil akan kebakaran terdapat di kecamatan Bungus
Teluk Kabung, Lubuk Kilangan, Kecamatan Pauh dan Kecamatan Koto Tangah
karena dekat dengan hutan.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 19
Kondisi Demografi Penduduk
BAB 2 KONDISI DEMOGRAFI PENDUDUK
Demografi berasal dari kata demos, artinya rakyat atau penduduk dan graphien berarti
mencitra, menulis, melukis atau gambaran tentang penduduk pada suatu negara atau wilayah.
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan secara
kuantitatif dan kualitatif berupa susunan, jumlah, dan perkembangan penduduk. Demografi
meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah
setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat
merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti
pendidikan,kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu. Data yang diperoleh untuk keperluan
demografi ini digunakan untuk menyusun perencanaan, dengan memberi gambaran penduduk
atau masa yang akan datang dibandingkan dengan pada masa lampau. Data yang diperoleh juga
digunakan untuk pembangunan disegala bidang seperti: bidang pendidikan dan bidang-bidang lain
yang memerlukan data khusus demografi ini. Data demografi tentang jumlah penduduk menurut
kelompok umur, jenis kelamin yang sangat diperlukan dalam kebijakan-kebijakan yang akan
diambil oleh pemerintah pusat, dan daerah.
2.1. POTRET UMUM DEMOGRAFIS PENDUDUK
Penduduk Padang merupakan semua orang yang berdomisili di wilayah territorial Kota
Padang selama 6 (enam) bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 (enam)
bulan tetapi bertujuan menetap. Sementara itu yang dikatakan rumah tangga adalah seseorang
atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya
tinggal bersama serta pengelolaan makan dari satu dapur, yakni jika pengurusan kebutuhan
sehari-harinya dikelola bersama-sama menjadi satu. Sedangkan anggota rumah tangga adalah
semua orang yang biasanya bertempat tinggal disuatu rumah tangga baik yang berada di rumah
pada waktu pencacahan maupun yang sementara tidak ada.
Jumlah dan pertumbuhan penduduk merupakan indikator yang menunjukkan tentang
keadaan komposisi, distribusi dan kecepatan perubahan penduduk di suatu daerah. Pengetahuan
mengenai hal ini akan dapat membantu pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan dan
program pembangunan, khususnya mengenai penyediaan perumahan, pendidikan, dan fasilitas
sosial lainnya yang secara keseluruhan mempengaruhi pola pemukiman penduduk dan struktur
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 20
Kondisi Demografi Penduduk
tata ruang daerah. Selain itu, dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kegiatan yang lalu dan yang
sedang berjalan, serta dapat digunakan oleh pemerintah daerah dalam menentukan target
pemasukan melalui pajak di masa yang akan datang.
2.1.1. Jumlah dan Persebaran Penduduk
Pada tahun 2012 Penduduk Kota Padang tercatat sebanyak 854.336 jiwa yang terdiri dari
421.656 orang laki-laki dan 432.680 orang perempuan. Jumlah rumah tangga di Kota Padang
pada tahun 2012 tercatat sebanyak 201.274 yang berarti bahwa dalam setiap rumah tangga rata-
rata beranggotakan 4 orang.
Gambar 2.1.
Jumlah Penduduk Kota Padang Tahun 2008 - 2012
Rasio jenis kelamin pada tahun 2012 tercatat sebesar 97,45 yang berarti setiap 100 orang
wanita berbanding dengan sekitar 97 orang laki-laki. Dibandingkan tahun 2011 terlihat penurunan
rasio jenis kelamin, di mana pada tahun 2011 perbandingannya menunjukkan setiap 100 orang
wanita terdapat 99 orang laki–laki. Dari jumlah maupun rasio jenis kelamin, terlihat bahwa di
Kota Padang lebih banyak penduduk perempuan dibandingkan penduduk laki-laki. Lebih
banyaknya penduduk perempuan merupakan gambaran masih banyaknya laki-laki dewasa
merantau keluar dari Kota Padang dalam mencari penghidupan. Untuk melihat jumlah penduduk,
jumlah rumah tangga dan rasio jenis kelamin penduduk Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 2.1.
-
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
800.000
900.000
2008 2009 2010 2011 2012
433.776 443.235 418.247 423.675 432.680
423.039 432.515 415.315 420.641 421.656
Perempuan Laki-Laki
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 21
Kondisi Demografi Penduduk
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Jumlah Rumah Tangga
dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kota Padang
Tahun 2008 – 2012
No Tahun Penduduk
Jumlah Rumah
tangga
Rata -
rata
Rasio Jenis
Kelamin Laki-Laki Perempuan
1 2012 421.656 432.680 854.336 201.274 4 97,45
2 2011 420.641 423.675 844.316 199.554 4 99,28
3 2010 415.315 418.247 833.562 194.280 4 99,30
4 2009 432.515 443.235 875.750 211.654 4 97,58
5 2008 423.039 433.776 856.815 210.840 4 97,52
Sumber: Padang Dalam Angka Tahun 2012
Jumlah penduduk terbanyak terdapat pada Kecamatan Koto Tangah yaitu sebanyak
167,791 orang (19,64 %), diikuti oleh Kecamatan Kuranji sebanyak 130.916 orang (15,32 %) dan
Kecamatan Lubuk Begalung sebanyak 109.548 orang (12,83 %). Sementara kecamatan dengan
jumlah penduduk terendah terdapat pada Kecamatan Bungus Teluk Kabung sebanyak 23.360
orang (2,73 %).
Gambar 2.2
Jumlah Penduduk Kota Padang Menurut Kecamatan
Tahun 2012
0
50.000
100.000
150.000
200.000
23.360
50.249
109.584
58.32077.989
46.41169.729
58.232
130.916
61.755
167.791
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 22
Kondisi Demografi Penduduk
Setelah sempat mengalami penurunan jumlah penduduk pada tahun 2010 pasca gempa
tanggal 30 September 2009, secara berangsur-angsur jumlah penduduk Kota Padang kembali
mengalami kenaikan pada tahun 2011 dan 2012. Penurunan jumlah penduduk pasca gempa ini
disebabkan oleh banyaknya korban jiwa saat kejadian gempa dan banyaknya terjadi migrasi
keluar Kota Padang. Selain itu, kejadian gempa juga mendorong penduduk melakukan migrasi
antar kecamatan, dimana masyarakat cenderung mulai menjauhi daerah pinggir pantai dan
mencari tempat di wilayah yang dianggap relatif aman. Hal ini tergambar pada persentase
penduduk antar kecamatan yang menunjukkan bahwa persentase penduduk pada kecamatan yang
terletak di pinggir pantai cenderung mengalami penurunan sedangkan kecamatan yang dianggap
sebagai wilayah aman mengalami kenaikan, seperti terlihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Kota Padang Menurut Kecamatan
Tahun 2008 s/d 2012
No Kecamatan
2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
%
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
%
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
%
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
%
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
%
1. Bungus Teluk Kabung 24.116 2,81 24.417 2,79 22.896 2,75 23.142 2,74 23.360 2,73
2. Lubuk Kilangan 43.531 5,08 44.552 5,09 48.850 5,86 49.751 5,89 50.249 5,88
3. Lubuk Begalung 106.641 12,45 109.793 12,54 106.432 12,77 108.018 12,79 109.584 12,83
4. Padang Selatan 63.345 7,39 64.458 7,36 57.718 6,92 57.386 6,80 58.320 6,83
5. Padang Timur 87.174 10,17 88.510 10,11 77.868 9,34 77.932 9,23 77.989 9,13
6. Padang Barat 61.437 7,17 62.010 7,08 45.380 5,44 46.060 5,46 46.411 5,43
7. Padang Utara 76.326 8,91 77.509 8,85 69.119 8,29 69.275 8,20 69.729 8,16
8. Nanggalo 58.801 6,86 59.851 6,83 57.275 6,87 57.731 6,84 58.232 6,82
9. Kuranji 120.309 14,04 123.771 14,13 126.729 15,20 128.835 15,26 130.916 15,32
10. Pauh 53.669 6,26 54.846 6,26 59.216 7,10 60.553 7,17 61.755 7,23
11. Koto Tangah 161.466 18,84 166.033 18,96 162.079 19,44 165.633 19,62 167.791 19,64
Padang 856.815 100 875.750 100 833.562 100 844.316 100 854.336 100
Sumber :Badan Pusat Statistik Kota Padang Tahun 2012 (data diolah)
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 23
Kondisi Demografi Penduduk
Fenomena yang sama juga tergambar pada grafik di Gambar 2.3, dimana jumlah
penduduk pada kecamatan yang berada di pinggir pantai mengalami penurunan yang cukup
drastis pada tahun 2010 dan mengalami pertambahan yang lambat pada tahun-tahun berikutnya,
sedangkan kecamatan yang berada pada zona aman justru mengalami peningkatan jumlah
penduduk pada tahun 2010 dan terus bertambah pada tahun berikutnya. Hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat masih trauma terhadap ancaman tsunami yang dapat diakibatkan oleh gempa
di Kota Padang.
Gambar 2.3
Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan
Tahun 2008 s/d 2012
Selain itu, rencana pemindahan pusat pemerintahan Kota Padang ke bekas Terminal
Regional Bingkuang Aie Pacah juga ikut andil dalam mempengaruhi keputusan masyarakat untuk
bermukim di wilayah tersebut, termasuk juga keputusan para pengembang untuk berinvestasi dan
membangun perumahan di wilayah yang dianggap aman dari bencana.
2.1.2. Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Kepadatan penduduk berkaitan dengan daya dukung (carrying capacity) suatu wilayah.
Indikator yang umum dipakai adalah Rasio Kepadatan Penduduk (density ratio) yaitu rasio yang
0
50.000
100.000
150.000
200.000
2008
2009
2010
2011
2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 24
Kondisi Demografi Penduduk
menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk terhadap luas wilayah atau berapa
banyaknya penduduk per kilometer persegi pada tahun tertentu.
Kota Padang dengan luas 694,96 km2 dan jumlah penduduk pada tahun 2012 sebanyak
854.336 orang memiliki kepadatan penduduk mencapai 1.229 jiwa per km2. Dibandingkan dengan
tahun sebelumnya, kepadatan penduduk pada tahun ini mengalami peningkatan. Bila ditinjau per
kecamatan, terlihat bahwa Kecamatan Padang Timur merupakan kecamatan yang memiliki
tingkat kepadatan penduduk paling tinggi, yaitu mencapai 9.569 jiwa per km2. Selanjutnya diikuti
oleh Kecamatan Padang Utara sebesar 8.630 jiwa per km2, sedangkan Kecamatan Bungus Teluk
Kabung dengan kepadatan sebesar 232 jiwa per km2 merupakan kecamatan dengan tingkat
kepadatan penduduk terendah dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Untuk lebih jelasnya
kepadatan penduduk menurut persebaran wilayah Kecamatan di Kota Padang dapat dilihat pada
Tabel 2.3 di bawah.
Tabel 2.3
Kepadatan Penduduk Kota Padang Menurut Kecamatan
Tahun 2012
No Kecamatan Luas
Daerah
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
( Km2 )
1. Bungus Teluk Kabung 100,78 23.360 232
2. Lubuk Kilangan 85,99 50.249 584
3. Lubuk Begalung 30,91 109.584 3.545
4. Padang Selatan 10,03 58.320 5.815
5. Padang Timur 8,15 77.989 9.569
6. Padang Barat 7,00 46.411 6.630
7. Padang Utara 8,08 69.729 8.630
8. Nanggalo 8,07 58.232 7.216
9. Kuranji 57,41 130.916 2.280
10. Pauh 146,29 61.755 422
11. Koto Tangah 232,25 167.791 722
Padang
2012 694,96 854.336 1.229
2011 694,96 844.316 1.215
2010 694,96 833.562 1.199
2009 694,96 875.750 1.260
2008 694,96 856.815 1.233
Sumber: Padang Dalam Angka Tahun 2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 25
Kondisi Demografi Penduduk
Gambar 2.4
Persentase Luas Daerah menurut Kecamatan
Tahun 2012
Laju pertumbuhan penduduk Kota Padang dari tahun 2002 sampai 2012 sebesar 1,52 %
dapat dilihat pada Tabel 2.4. Pertumbuhan yang cukup mencolok terlihat pada Kecamatan Pauh
sebesar 3,88 %, diikuti oleh Koto Tangah sebesar 3.06 %. Sementara itu pada Kecamatan Padang
Barat malahan terjadi penurunan drastis sebesar -2,81 %, begitu juga dengan Kecamatan Padang
Timur yang turun menjadi -0,63 %. Hal ini berarti bahwa penduduk pada kedua kecamatan
tersebut mengalami penurunan jumlah penduduk. Diperkirakan hal tersebut terjadi karena
disamping telah tingginya kesadaran penduduk dalam melaksanakan program KB juga terjadinya
perpindahan penduduk ke wilayah kecamatan lain terkait dengan rasa takut terhadap ancaman
bencana, juga dengan pengembangan wilayah pemukiman dan pemindahan pusat pemerintahan.
15%
12%
5%
2%1%
1%
1%1%
8%21%
33%
Bungus Teluk Kabung Lubuk Kilangan
Lubuk Begalung Padang Selatan
Padang Timur Padang Barat
Padang Utara Nanggalo
Kuranji Pauh
Koto Tangah
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 26
Kondisi Demografi Penduduk
Tabel 2.4
Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Padang Menurut Kecamatan
Kecamatan Penduduk Laju Pertumbuhan
Penduduk Pertahun 2002 2012
1. Bungus Teluk Kabung 20.227 23.360 1,45
2. Lubuk Kilangan 39.882 50.249 2,34
3. Lubuk Begalung 86.055 109.584 2,45
4. Padang Selatan 56.295 58.320 0,35
5. Padang Timur 83.038 77.989 - 0,63
6. Padang Barat 61.693 46.411 - 2,81
7. Padang Utara 68.896 69.729 0,12
8. Nanggalo 52.674 58.232 1,01
9. Kuranji 99.292 130.916 2,80
10. Pauh 42.188 61.755 3,88
11. Koto Tangah 124.181 167.791 3,06
Padang 734.421 854.336 1,52
Sumber: Padang Dalam Angka Tahun 2012
2.1.3. Struktur Penduduk
Komposisi penduduk menurut umur dan karakteristik demografi lain berbeda untuk setiap
kelompok umur seperti kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk. Pada umumnya bayi laki-
laki lebih banyak daripada bayi perempuan. Begitu juga dengan tingkat kematian dan harapan
hidup, resiko kematian tertinggi terjadi pada kelompok umur kurang dari satu tahun dan harapan
hidup perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Secara total berdasarkan jenis kelamin, terlihat
bahwa persentase penduduk laki-laki lebih sedikit dibandingkan penduduk perempuan. Jumlah
penduduk laki-laki pada akhir tahun 2012 sebesar 421.656 jiwa sedangkan penduduk perempuan
berjumlah sebesar 432.680 jiwa. Sehingga rasio jenis kelamin menunjukkan angka 97,45. Angka
tersebut mengandung arti bahwa tiap-tiap 100 penduduk perempuan di Kota Padang terdapat lebih
kurang 97 orang penduduk laki-laki. Rendahnya jumlah penduduk laki-laki dibandingkan
penduduk perempuan di Kota Padang disebabkan oleh tingkat mortalitas penduduk laki-laki lebih
besar dari mortalitas penduduk perempuan dan masih adanya budaya merantau. Jumlah penduduk
dan rasio jenis kelamin menurut kelompok umur di Kota Padang terlihat dalam Tabel berikut.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 27
Kondisi Demografi Penduduk
Tabel 2.5
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur
Tahun 2012
No Kelompok Umur
Penduduk / Jiwa
Jumlah Rasio Jenis
Kelamin Laki-Laki Perempuan
1. 0 - 4 37.958 36.481 74.439 104,05
2. 5 - 9 40.164 37.922 78.086 105,91
3. 10 -14 40.842 39.353 80.195 103,78
4. 15 - 19 44.680 47.196 91.876 94,67
5. 20 - 24 48.582 50.343 98.925 96,50
6. 25 - 29 37.170 35.655 72.825 104,25
7. 30 - 34 31.403 31.857 63.260 98,57
8. 35 - 39 27.750 29.916 57.666 92,76
9. 40 - 44 26.991 28.305 55.296 95,36
10. 45 - 49 22.934 26.149 49.083 87,71
11. 50 - 54 21.833 22.476 44.309 97,14
12. 55 - 59 17.007 16.657 33.664 102,10
13. 60 - 64 9.555 9.533 19.088 100,23
14. 65 - 69 6.003 7.562 13.565 79,38
15. 70 - 74 4.568 5.584 10.152 81,81
16. 75 + 4.216 7.691 11.907 54,82
Jumlah
2012 421.656 432.680 854.336 97,45
2011 420.641 423.675 844.316 99,28
2010 415.315 418.247 833.562 99,30
2009 432.515 443.235 875.750 97,58
2008 423.039 433.776 856.815 97,52
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Padang Tahun 2012
Cara lain yang dapat digunakan untuk menggambarkan komposisi penduduk menurut
umur dan jenis kelamin adalah dengan piramida penduduk. Dengan melihat proporsi penduduk
laki-laki dan perempuan dalam tiap kelompok umur pada piramida tersebut, dapat diperoleh
gambaran mengenai sejarah perkembangan penduduk masa lalu dan mengenai perkembangan
penduduk masa yang akan datang. Struktur umur penduduk saat ini merupakan hasil kelahiran,
kematian dan migrasi masa lalu. Sebaliknya, struktur umur penduduk saat ini akan menentukan
perkembangan penduduk di masa yang akan datang.
Piramida penduduk Kota Padang tahun 2012 dapat dilihat pada Gambar 2.5. Dari gambar
tersebut dapat dikatakan bahwa penduduk usia muda (20 - 24 tahun) mempunyai komposisi yang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 28
Kondisi Demografi Penduduk
cukup besar, kemudian berangsur menurun pada kelompok usia dewasa (25 - 74 tahun). Bentuk
piramida ini walaupun telah mulai mendekati bentuk Piramida Penduduk Stasioner, tetapi terlihat
bahwa tingkat kelahiran, kematian dan migrasi di Kota Padang masih tinggi, tidak jauh berbeda
dengan kondisi pada tahun sebelumnya.
Gambar 2.5
Piramida Penduduk Kota Padang
Tahun 2012
Sumber: BPS Kota Padang
Dari data tersebut juga dapat dihitung angka ketergantungan Kota Padang Tahun 2012
dengan cara menghitung jumlah penduduk non produktif yang terdiri dari penduduk muda non
produktif (0-14 tahun) ditambah dengan jumlah penduduk tua non produktif (65 tahun keatas)
dibagi dengan jumlah penduduk dewasa produktif (15-64). Dari hasil perhitungan didapatkan
bahwa angka ketergantungan Kota padang Tahun 2012 adalah sebesar 45,8. Angka ini berarti
bahwa setiap 100 orang dari kelompok produktif harus menanggung lebih kurang 46 orang dari
kelompok yang tidak produktif. Dengan kriteria angka ketergantungan rendah bila kurang dari 30,
angka ketergantungan sedang bila 30 - 40, dan angka ketergantungan tinggi bila lebih dari 41,
maka angka tersebut menunjukkan bahwa angka ketergantungan di Kota Padang masih tergolong
tinggi.
60.000 40.000 20.000 0 20.000 40.000 60.000
0 - 4
5 - 9
10 -14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
65 - 69
70 - 74
75 +
Perempuan Laki-Laki
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 29
Kondisi Demografi Penduduk
2.2. POTRET KONDISI SOSIO-EKONOMI PENDUDUK
Status pekerjaan penduduk adalah kedudukan seseorang dalam unit usaha/kegiatan dalam
melakukan pekerjaan. Penduduk yang masuk dalam usia kerja adalah penduduk yang berumur 15
tahun keatas. Sedangkan yang dikatakan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan
lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.
2.2.1. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Salah satu ukuran tingkat pendidikan masyarakat adalah angka partisipasi sekolah. Peran
serta masyarakat dalam pendidikan terlihat pada besaran angka partisipasi sekolah penduduk pada
semua tingkat pendidikan sekolah. Angka partisipasi sekolah berguna untuk melihat seberapa
banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan yang ada.
Meningkatnya angka partisipasi sekolah berarti menunjukan adanya keberhasilan di bidang
pendidikan, utamanya yang berkaitan dengan upaya pemerintah dalam memperluas jangkauan
pelayanan pendidikan. Ukuran partisipasi sekolah terdiri dari Angka Partisipasi Kasar (APK) dan
Angka Partisipasi Murni (APM).
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya yang
sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang
berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK merupakan indikator yang paling sederhana
untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing¬masing jenjang pendidikan.
Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) adalah rasio jumlah siswa pada satu kelompok umur
tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya. Gambaran
perkembangan APK dan APM di Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut.
Tabel 2.6
Angka Partisipasi Sekolah, Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni
Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin
Tahun 2012
No Tingkat Pendidikan APS APK APM
1. Sekolah Dasar 7 - 12 Tahun 98,94 99,15 90,71
2. Sekolah Menengah Pertama
13- 15 Tahun 94,32 93,48 71,94
3. Sekolah Menengah Atas 16 –
18 Tahun 74,62 77,40 60,21
4. Perguruan Tinggi 19 – 24
Tahun 60,43 47,75 43,96
Sumber: BPS Kota Padang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 30
Kondisi Demografi Penduduk
2.2.2. Penduduk Menurut Agama
Sebuah kota besar ditandai dengan adanya heterogenitas dalam berbagai hal, termasuk
dalam hal agama dan kebudayaan. Kota Padang sebagai sebuah kota besar juga tidak terlepas dari
hal tersebut. Semua agama yang diakui negara terdapat di Kota Padang.
Penduduk Kota Padang di dominasi oleh pemeluk Agama Islam, yaitu sebesar 97,502 %.
Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 96,937 % Selanjutnya disusul oleh
penganut agama Katholik, Protestan, Budha, dan Hindu. Lebih lengkapnya persentase penduduk
Kota Padang menurut agama di Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut.
Tabel 2.7
Persentase Jumlah Penduduk Kota Padang Menurut Agama
Tahun 2012
No Kecamatan Islam Katholik Protestan Hindu Budha Lainnya Jumlah
1. Bungus Teluk
Kabung 2,956 0,005 0,026 0,000 0,000 0,000 2,987
2. Lubuk Kilangan 5,583 0,012 0,036 0,000 0,002 0,000 5,633
3. Lubuk Begalung 11,082 0,000 0,012 0,000 0,000 0,000 11,094
4. Padang Selatan 6,631 0,579 0,321 0,006 0,003 0,000 7,539
5. Padang Timur 10,927 0,008 0,042 0,003 0,002 0,000 10,982
6. Padang Barat 4,143 0,705 0,162 0,075 0,267 0,000 5,351
7. Padang Utara 9,107 0,035 0,045 0,003 0,005 0,000 9,194
8. Nanggalo 7,288 0,002 0,015 0,000 0,000 0,000 7,305
9. Kuranji 12,973 0,004 0,008 0,000 0,000 0,000 12,985
10. Pauh 5,931 0,000 0,015 0,000 0,000 0,000 5,947
11. Koto Tangah 20,882 0,037 0,061 0,001 0,002 0,000 20,982
Padang
2012 97,502 1,387 0,744 0,087 0,280 0,000 100
2011 96,937 1,508 0,994 0,113 0,448 0,000 100
2010 96,776 1,281 1,568 0,018 0,344 0,004 100
2009 96,937 1,507 0,993 0,114 0,449 0,000 100
2008 96,921 1,517 0,995 0,115 0,453 0,000 100
Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
2.2.3. Situasi Angkatan Kerja
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah di bidang ketenagakerjaan adalah
masalah pengangguran. Permasalahan tersebut terkait erat dengan tingkat pertumbuhan penduduk
yang tinggi yang dipicu oleh tingkat kelahiran atau fertilitas sedangkan lapangan pekerjaan yang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 31
Kondisi Demografi Penduduk
tersedia tidak mampu menampung hal tersebut. Untuk mengatasi permasalahan itu, pemerintah
telah berusaha untuk dapat menekan laju pertumbuhan penduduk sehingga diharapkan dapat
menurunkan tingkat pengangguran di masa yang akan datang.
Indikator yang biasa digunakan untuk melihat tingkat pengangguran adalah Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) yang merupakan perbandingan penduduk yang mencari pekerjaan
terhadap jumlah angkatan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka mencerminkan jumlah orang
yang kegiatannya mencari kerja untuk setiap seratus orang angkatan kerja. Pada Tabel 2.8
dibawah terlihat bahwa pada tahun 2012 TPT penduduk perempuan lebih tinggi dari penduduk
laki-laki. TPT penduduk laki-laki sebesar 10,85 persen dan TPT penduduk perempuan sebesar
12,59 persen.
Tabel 2.8
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas
menurut Jenis Kegiatan dan Jenis Kelamin Tahun 2012
No Jenis Kegiatan Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Angkatan Kerja 72,23 39,73 55,69
- Bekerja 89,15 87,41 88,52
- Mencari Pekerjaan 10,85 12,59 11,48
2. Bukan Angkatan Kerja 27,77 60,27 44,31
- Sekolah 56,76 21,77 32,54
- RT 5,88 69,35 49,82
- Lainnya 37,35 8,88 17,64
Padang 2012 100,00 100,00 100,00
Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
Jumlah pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
pada Tahun 2012 berjumlah 12.791 orang, dengan rincian laki-laki sebanyak 5.594 orang dan
perempuan sebanyak 7.197 orang. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya
yang sebanyak 6.194 orang, seperti terlihat pada Tabel 2.9 dibawah.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 32
Kondisi Demografi Penduduk
Tabel 2.9
Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin
Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Sekolah Dasar 5 - 5
2. SMTP 34 59 93
3. SMU 3.690 3.376 7.066
4. D1 dan D2 3 10 13
5. Sarjana Muda / D3 420 1.175 1.595
6. Sarjana 1.442 2.577 4.019
Padang
2012 5.594 7.197 12.791
2011 2.801 3.393 6.194
2010 6.104 7.841 13.945
2009 7.121 9.289 16.410
2008 5.986 6.861 12.847
Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
Dari jumlah tersebut, yang telah bekerja tercatat sebanyak 399 orang atau hanya sekitar 3
% dari total pencari kerja yang terdaftar, seperti terlihat pada Tabel 2.10. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa rendahnya kesempatan kerja di Kota Padang. Selain itu juga
kemungkinan banyak pencari kerja yang telah mendapatkan pekerjaan namun tidak
melaporkannya ke Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang, sehingga datanya tidak tercatat.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 33
Kondisi Demografi Penduduk
Tabel 2.10
Jumlah Pencari Kerja yang Telah Ditempatkan
Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2012
No. Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Sekolah Dasar - - -
2. SMTP 1 26 27
3. SMU 128 140 268
4. D1 dan D2 - - -
5. Sarjana Muda / D3 8 39 47
6. Sarjana 20 37 57
Padang
2012 157 242 399
2011 83 240 323
2010 270 813 1.083
2009 465 523 988
2008 168 756 924
Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 34
Prasarana dan Sarana Perkotaan
BAB 3 PRASARANA DAN SARANA PERKOTAAN
Prasarana dan sarana perkotaan adalah bangunan atau fasilitas-fasilitas dasar,
peralatan-peralatan dan instalasi-instalasi yang dibangun dan dibutuhkan untuk
mendukung berfungsinya suatu sistem tatanan kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Prasarana dan sarana merupakan aset fisik yang dirancang dalam sistem, sehingga mampu
memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Prasarana dan sarana merupakan komponen utama dalam pengembangan suatu
wilayah, ketika prasarana dan sarana yang dimiliki terbatas atau kurang, maka dapat
dipastikan wilayah tersebut akan sulit untuk berkembang, baik dalam pengembangan
potensi daerah maupun pengembangan potensi penduduk. Keterbatasan prasarana dan
sarana secara faktual di lapangan pada hakekatnya akan memberikan hambatan kepada
masyarakat terhadap akses-akses yang dibutuhkan, dengan kata lain keterbatasan
prasarana dan sarana akan menciptakan berbagai persoalan dasar pada masyarakat.
Pembangunan prasarana dan sarana Kota Padang perlu ditingkatkan untuk
mendukung fungsi dan peran daerah perkotaan yaitu sebagai penggerak perkembangan
ekonomi lokal, peningkatan kesempatan kerja dan pengurangan angka kemiskinan. Kota
Padang sebagai Pusat Pemerintahan Propinsi Sumatera Barat, sebagai Pusat Perdagangan
dan Jasa maupun sebagai Pintu Gerbang Sumatera Barat, memerlukan berbagai macam
peningkatan prasarana dan sarana perkotaan seperti jalan dan jembatan, air bersih,
drainase, pengolahan sampah, air limbah, sarana perumahan permukiman, sarana
pendidikan, sarana kesehatan, sarana perdagangan, sarana peribadatan dan sarana
perhubungan.
3.1. PRASARANA JALAN DAN JEMBATAN
Pembangunan prasarana jalan dan jembatan merupakan kebutuhan utama dalam
mendukung aktivitas perkotaan. Sistem jaringan jalan Kota Padang meliputi sistem
jaringan primer, sekunder, lokal dan jalan lingkungan. Ditinjau dari status (kewenangan
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 35
Prasarana dan Sarana Perkotaan
penangan), jalan Kota dalam 3 tahun terakhir (2010-2012) menunjukkan perkembangan
yang cukup pesat terutama pada jalan kota, yaitu terjadi penambahan total panjang jalan
dari 1.642,427 Km pada tahun 2010 menjadi 2.312,8 Km pada tahun 2011 dan 2012.
Pemerintah selalu berusaha untuk melakukan peningkatan panjang dan kwalitas jalan,
baik melalui dana APBN, APBD Propinsi maupun APBD Kota Padang, serta usaha-usaha
partisipasi masyarakat melalui pola Manunggal Sakato, Laksitardanas dan lain-lain.
Peningkatan perubahan kondisi jalan dan pengaspalan jalan di Kota Padang dapat dilihat
dari tabel dibawah ini :
Tabel 3.1
Perkembangan Status dan Kondisi Jalan Kota Padang
Tahun 2010 s/d 2012
Klasifikasi Prasarana 2010 2011 2012
1. Status Jalan
a. Jalan Nasional (Km) 100,60 100,60 100,60
b. Jalan Kota (Km) 1.541,827 2312,80 2.312,80
2. Kondisi Jalan
a. Aspal (Km) 958,00 1180,60 1224,19
b. Kerikil (Km) 293,33 435,93 392,34
c. Cor Beton (Km) 248,03 295,64 335,70
d. Tanah (Km) 143,07 400,63 360,57
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang
Ditinjau dari sistem jaringan jalan di
Kota Padang meliputi sistem jaringan
primer, sekunder dan lokal serta jalan
lingkungan. Data sampai akhir tahun 2012
panjang jalan di Kota Padang 2.312,80 Km,
terpanjang adalah jalan Lokal Sekunder
yaitu 1.733,96 Km, kemudian Jalan
Kolektor Sekunder 242,93 Km, jalan Arteri
Sekunder 235,32 Km dan jalan Arteri
Primer 100,60 Km, seperti yang terdapat
pada tabel 3.2.
Prasarana Jalan di Kota Padang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 36
Prasarana dan Sarana Perkotaan
Tabel 3.2 Jenis Permukaan Jalan Kota Padang Menurut Fungsi
Tahun 2012
No Fungsi Jalan Jenis Permukaan
Jumlah Aspal Corl Beton Kerikil Tanah
1 Arteri Primer 100,60 - - - 100,60
2 Arteri Sekunder 235,32 - - - 235,32
3 Kolektor Primer - - - - -
4 Kolektor Sekunder 242,929 - - - 242,929
5 Lokal Primer - - - - -
6 Lokal Sekunder 645,345 335,7018 392,34 360,57 1.733,96
Jumlah 1.224,19 335,7018 392,34 360,57 2312,80
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang
Sampai akhir tahun 2012, terdapat sebanyak 109 jembatan di Kota Padang
dengan total panjang 2.014 m. Dari total jumlah jembatan tersebut, paling banyak berupa
jembatan beton (58 jembatan) dengan panjang keseluruhan 320 meter dan jembatan
rangka baja/bailley (26 jembatan) dengan panjang 902,30 meter selebihnya jembatan
gantung dan jembatan leger INP dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Tabel 3.3
Jumlah dan Panjang Jembatan Kota Padang Tahun 2012
No Jenis Jembatan Jumlah
Jembatan
Panjang
Jembatan(m)
1 Jembatan Gantung 13 557,00
2 Jembatan Rangka Baja/Bailley 26 902,30
3 Jembatan Leger INP 12 234,70
4 Jembatan Beton 58 320,00
5 Jembatan Nasional/Propinsi - -
Jumlah 109 2.014
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang
3.2. PRASARANA AIR BERSIH
Cakupan layanan PDAM di Kota Padang tahun 2012 adalah sekitar 64 % dari
total penduduk Kota Padang. Sedangkan jumlah produksi air bersih mengalami
penurunan dari 34.685.688,00 m³ pada tahun 2011 menjadi 31.806.682,00 m³ pada tahun
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 37
Prasarana dan Sarana Perkotaan
2012. Demikian juga dengan jumlah distribusi air bersih, terjadi penurunan dari tahun
2011 sebesar 33.498.798,00 m³, menjadi 30.701.210,80 m³ pada tahun 2012.
Dalam usaha menekan angka kehilangan air, PDAM sudah melakukan
pengawasan secara berkala disamping perbaikan pipa-pipa PDAM yang rusak. Dalam
jangka waktu 2 tahun ini, telah terjadi penurunan angka kehilangan air dari 14.095.153,00
m³ pada tahun 2011, menjadi 10.030.085,80 m³ pada tahun 2012.
Tabel 3.4
Produksi, Pemakaian Dan Distribusi Air PDAM di Kota Padang
Tahun Produksi (m³) Pemakaian (m³) Jumlah
Distribusi
(m³)
Kehilangan
Air (m³) Jual Instalasi
2009 33.691.968,00 17.877.553,00 1.195.658,00 32.496.310,00 14.618.757,00
2010 34.013.941,00 17.589.122,00 1.031.050,50 32.982.890,50 15.385.266,50
2011 34.685.688,00 19.403.645,00 1.038.760,00 33.498.798,00 14.095.153,00
2012 31.806.682,00 20.671.125,00 1.105.482,00 30.701.210,80 10.030.085,80
Sumber : PDAM Kota Padang
Dari tabel diatas terlihat bahwa pada tahun 2012 terjadi penurunan produksi air
PDAM di Kota Padang yang cukup tinggi, yaitu sebesar 2.879.006 m3. Hal ini terjadi
akibat :
1. Tingginya stop operasional pada masing-masing Instalasi Pengelolaan Air
(IPA), yang terjadi akibat seringnya pemutusan pasokan listrik PLN.
2. Stop operasional dilakukan akibat seringnya terjadi hujan lebat yang
mengakibatkan tingkat kekeruhan pada air baku meningkat.
3. Stop operasional juga diakibatkan karena pompa tidak dapat bekerja secara
maksimal akibat beberapa komponen sering mengalami kerusakan.
Penurunan jumlah produksi air berdampak terhadap penurunan jumlah distribusi
air, dari 33.498.798 m3 pada tahun 2011, menjadi 30.701.210,80 33 m
3 pada tahun 2012.
Dari tabel dibawah tercatat bahwa nilai jual PDAM pada tahun 2011 adalah
sebesar Rp 76.222.652,15 yang berasal dari 85.365 unit pelanggan dengan volume
pemakaian sebesar 20.581,02 m³ air. Walaupun terjadi penurunan produksi air, namun
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 38
Prasarana dan Sarana Perkotaan
volume pemakaian air pada tahun 2012 ini meningkat dibanding tahun 2011. Hal ini salah
satunya adalah akibat peningkatan angka cakupan pelayanan PDAM di Kota Padang.
Tabel 3.5
Jumlah Pelanggan, Pemakaian Dan Nilai Penjualan PDAM Menurut Jenis Pelanggan Di
Kota Padang Tahun 2012
No. Jenis Pelanggan Pelanggan
(unit)
Pemakaian
(000 m³)
Nilai Penjualan
(Rp. 000)
1 Kelompok I.A
(Hydrant Umum, MCK Umum, WC Umum, Terminal Air dan
Tempat Ibadah)
695 332,84 333.621,81
2 Kelompok I.B
(Hydrant Umum, MCK Umum, WC Umum, Terminal Air dan
Tempat Ibadah)
395 273,57 272.156,49
3 Kelompok II.A (Yayasan Sosial, Panti Asuhan dan
Badan Sosial Lainnya)
4.275 729,32 1.617.870,75
4 Kelompok II.B
(Rumah Tangga A, Sekolah Negeri, Rumah Sakit, Laboratorium &
Sanatorium, Pemerintahan dan
Instansi Pemerintah A)
10.182 2.144,96 5.704.477,90
5 Kelompok II.C (Rumahtangga C)
55.049 12.490,96 39.831.553,35
6 Kelompok II.D
(Rumahtangga D)
9.676 2.628,67 12.097.299,90
7 Kelompok III.A (Rumah Tangga B, Sekolah
SwastaTK - SLTA)
331 412,81 2.605.650,35
8 Kelompok III.B (Rumah Tangga C, Kios, Industri
Rumah Tangga, Instansi
Pemerintah B, Kolam Renang
Milik Pemerintah)
331 412,81 2.605.650,35
9 Kelompok IV.A
(Rumah Tangga D, Real Estate, Kedutaan dan
Konsulat Asing dan Instansi
Pemerintah C)
3.826 685,04 5.501.505,30
10 Kelompok IV.B (Niaga Kecil, Industri Kecil dan
Lembaga Swasta
Non Komersil)
456 260,92 2.700.187,25
11 Kelompok IV.C (Niaga Besar dan Industri Besar)
147 156,76 1.901.898,70
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 39
Prasarana dan Sarana Perkotaan
No. Jenis Pelanggan Pelanggan
(unit)
Pemakaian
(000 m³)
Nilai Penjualan
(Rp. 000)
12 Kelompok V
(Khusus Pelabuhan Laut dan
Sungai, PLN dan Gas, Unit Produksi, Telekomunikasi unit
Sentral Otomat)
2 52,36 1.050.780,00
J u m l a h 85.365 20.581,02 76.222.652,15
Sumber : PDAM Kota Padang
Untuk meningkatkan akses penduduk pinggiran kota terhadap fasilitas air minum,
Pemerintah Kota Padang telah melaksanakan Program Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), yaitu salah satu program nasional (Pemerintah
dan Pemerintah Daerah) untuk meningkatkan akses penduduk perdesaan dan peri urban
terhadap fasilitas air minum dan sanitasi yang layak dengan pendekatan berbasis
masyarakat. Program Pamsimas ini di Kota Padang dimulai pada Tahun 2008 dan sampai
dengan tahun 2012 sudah terdapat 59 lokasi yang telah menjadi lokasi Program Pamsimas
seperti yang disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3.6
Lokasi Program Pamsimas Kota Padang Tahun 2008 - 2012
No. Desa/Kelurahan Kecamatan
Tahun 2008
1. Bungus Timur Bungus Teluk Kabung
2. Teluk Kabung Utara Bungus Teluk Kabung
3. Teluk Kabung Tengah Bungus Teluk Kabung
4. Baringin Lubuk Kilangan
Sarana air bersih bagi masyarakat yang tidak terjangkau pelayanan PDAM
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 40
Prasarana dan Sarana Perkotaan
No. Desa/Kelurahan Kecamatan
5. Batu Gadang Lubuk Kilangan
6. Sei Beremas kel.Gates Lubuk Begalung
7. Anak air Kel. Batipuah Panjang Koto Tangah
8. Koto Kaciak Kel.Mata Air Padang Selatan
9. Indarung Lubuk kilangan
Tahun 2009
1. Kampung Pulau Bungus Timur Bungus Teluk Kabung
2. Bungus Barat Bungus Teluk Kabung
3. Tarantang Lubuk Kilangan
4. Ampalu Kel. Pengambiran Lubuk Begalung
5. Pampangan Lubuk Begalung
6. Kampung Baru Kel. Batipuah Panjang Koto Tangah
7. Sungai Bangek Kel. Balai Gadang Koto Tangah
8. Sungai Lareh Kel. Lubuk Minturun Koto Tangah
9. Lolo Kel. Gunung sariak Kuranji
10. Talao Bakok Kel Padang Sarai Koto Tangah
11. Lambung Bukit Pauh
12. Lubuk Jerong Kel, Teluk Kabung Tengah Bungus Teluk Kabung
13. Limau Manis Selatan Pauh
Tahun 2010
1. Koto Lalang/Bgs Timur Bungus Teluk Kabung
2. Baringin / Balai Gadang Koto Tangah
3. Parak Buruk Koto Tangah
4. Parak / Pgbrn Ampalu Lubuk Begalung
5. Koto Lalang Luki Lubuk Kilangan
6. Banda Luruih/Sei Sapih Kuranji
7. Kurao Pagang Nanggalo
8. Koto Pulai Koto Tangah
9. Piai Tengah Pauh
10. Limau Manis Pauh
11. Cindakir / TKU Bungus Teluk Kabung
12. Korong Gadang (REP) Kuranji
Tahun 2011
1. Durian Ratus, Kurao Pagang Nanggalo
2. Tabing Banda Gadang Nanggalo
3. Pisang Pauh
4. Rawang, Bungus Selatan Bungus Teluk Kabung
5. Kelok Gurun Sikayan, Batipuh Panjang Koto Tangah
6. Koto Lalang Lubuk Kilangan
7. Ladang Keladi, Kel. Sei Sapih (Rep.) Kuranji
8. Teluk Kabung Tengah (HID) Bungus Teluk Kabung
9. Sungai Lareh, kel. Lubuk Minturun (HID) Koto Tangah
Tahun 2012
1. Lubuk Minturun Sungai Lareh Koto Tangah
2. Aie Dingin Balai Gadang Koto Tangah
3. Kampung Jambak Pagambiran Ampalu Lubuk Begalung
4. Parak Rumbio Kurao Pagang Nanggalo
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 41
Prasarana dan Sarana Perkotaan
No. Desa/Kelurahan Kecamatan
5. Koto Panjang Ikur Koto Koto Tangah
6. Padang Besi Lubuk Kilangan
7. Koto Luar Pauh
8. Limau Manis Pauh
9. Batu Gadang Lubuk Kilangan
10. Kampung Pinang, Lambung Bukit Pauh
11. Bukik Karam Padang Selatan
12. Kampuang Baru, Batipuah Panjang Koto Tangah
13. Parak Buruak Koto Tangah
14. Limau Manis Pauh
15. Limau Manis Selatan Pauh
16. Sungai Bangek, Balai Gadang Koto Tangah Sumber : Bappeda Kota Padang
3.3. PRASARANA DRAINASE
Sistem jaringan drainase Kota Padang terdiri dari jaringan drainase mayor dan
minor dengan total panjang drainase mayor 125.900 meter, yang merupakan sungai-
sungai besar yang bermuara ke Samudera Hindia.
Tabel 3.7
Jaringan Drainase Mayor di Kota Padang Tahun 2011 s/d 2012
No Nama
Sungai Nama Sungai
Saluran Kecamatan
Primer Sekunder
1
Bat
ang k
ura
nji
Waduk Ulak Karang √ Padang Utara
2 Khatib Sulaiman √ Padang Utara
3 Sejajar Rel KA (Primer Balanti
Timur)
√ Padang Utara
4 Saluran Kawasan Lapai √ Nanggalo
5 Gajah Mada √ Padang Utara
6 Teknologi √ Nanggalo
7 IKIP (UNP) √ Padang Utara
8 Kawasan Perumnas Siteba √ Padang Utara
9
Bat
ang
Bel
imb
ing Tunggul Hitam √ Koto Tangah
10 Kawasan Air Tawar Timur √ Padang Utara
11 Kawasan Kompi Unit 133 Siteba √ Nanggalo
Ban
jir
Kan
al Utara-Selatan
12 Pasar Pagi √ Padang Barat
13 SMA 2 √ Padang Barat
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 42
Prasarana dan Sarana Perkotaan
No Nama
Sungai Nama Sungai
Saluran Kecamatan
Primer Sekunder
14 GOR H. Agus Salim √ Padang Barat
15 Kawasan Padang Baru Utara √ Padang Barat
16 Tenku Umar √ Padang Utara
17 Kawasan Parak Kopi √ Padang Utara
18 Kawasan Alai Timur √ Padang Utara
19 Kawasan Andalas Timur √ Padang Timur
20 Saluran Buangan Aliran Gn.Nago √ Padang Timur
21 Parak Karakah √ Padang Timur
Selatan-Utara
22 Waduk Purus √ Padang Barat
23 Olo Ladang √ Padang Barat
24 Bandar Purus √ Padang Barat
25 Jati √ Padang Barat
26 Jalan Gandoria √ Padang Barat
27 Saluran Aru √ Lubuk Begalung
Bat
ang A
rau
Utara-Selatan
28 Kalimati √ Padang Barat
29 Pulau Karam √ Padang Barat
30 Pulau Air √ Padang Selatan
31 Bandar Jati √ Padang Selatan
32 RS. Ganting √ Padang Timur
33 Parak Pisang √ Padang Timur
34 Parak Gadang √ Padang Timur
35 Air Camar √ Padang Timur
36 Parak Lawas √ Padang Timur
Selatan - Utara
37 Seberang Palinggam I √ Padang Selatan
38 Seberang Palinggam II √ Padang Selatan
39 Seberang Padang Utara √ Padang Selatan
40
Bat
ang
Jir
ak
Koto Baru √ Padang Selatan
41 Candana Mata Air √ Padang Selatan
42 Koto Kaciak √ Padang Selatan
43 SKEP √ Padang Selatan
44 Perum. Penggambiran √ Padang Selatan
45 Pampangan √ Padang Selatan
46 Kawasan Mata Air Timur √ Padang Selatan
47 Kawasan Mata Air Barat √ Padang Selatan
48 Saluran Rawang Barat √ Padang Selatan
49 Saluran Rawang Timur √ Padang Selatan
50 B a t a n g K a n d i s Saluran Rumah Potong Hewan √ Koto Tangah
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 43
Prasarana dan Sarana Perkotaan
No Nama
Sungai Nama Sungai
Saluran Kecamatan
Primer Sekunder
51 Saluran Rimbo Jariang √ Koto Tangah
52 Saluran Kuala Nyiur √ Koto Tangah
53 Saluran Kayu Kalek √ Koto Tangah
Kota Padang
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang
Sistem drainase Kota Padang bertumpu pada 7 (tujuh) sungai utama dan beberapa
anak sungai badan penerima utama, yaitu: Batang Kandis, Batang air Dingin, Batang
Tabing, Batang Balimbing, Batang Panjalinan, Batang Kuranji, Saluran Lolong, Banjir
Kanal, Batang Arau dan Batang Jirak, dengan luas total + 3.986 Ha.
Tabel 3.8
Areal Tangkapan Drainase Kota Padang
Tahun 2012
No. Areal Drainase Luas Wilayah
Tangkapan (Ha) Badan Penerima
1 Aie Pacah 445,70 Batang Balimbing
2 Pasir Putih 139,02 Batang Air Dingin
3 (Bandara) Tabing 326,60 Sal. Primer
Linggarjati
4 Muara Penjalinan 126,80 Batang Air Dingin
5 Siteba 185,75 Batang Balimbing
6 Sawah Liat 63,00 Batang Kuranji
7 Kandis 33,75 Batang Kuranji
8 Lapai 179,00 Batang Kuranji
9 Ulak Karang 213,56 Batang Kuranji
10 Lolong 215,00 Saluran Lolong
11 Alai 107,50 Banjir Kanal
12 Purus 126,00 Banjir Kanal
13 Jati 420,00 Batang Arau
14 Ujung Gurun 174,02 Banjir Kanal
15 Aur Duri 321,10 Batang Arau
16 Olo Nipah 148,05 Batang Arau
17 Kali Mati 47,56 Batang Arau
18 Rawang Barat 56,00 Batang Jirak
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 44
Prasarana dan Sarana Perkotaan
Pengelolaan drainase di Kota Padang merupakan tugas Dinas Pekerjaan Umum
(DPU) dan dibantu Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). DPU mengelola drainase
mayor sepanjang 49.275 m dan drainase minor 29.395 m. sedangkan DKP mengelola
persampahan di 5 (lima) sektor banjir Kanal dengan total panjang 24.850 m serta drainase
lingkungan.
Tabel 3.9
Area Layanan Pengelolaan Drainase Kota Padang
No Area Panjang (m)
1 Banjir Kanal Padang Baru 6.840
2 Batang Tabing 1.700
3 Muaro Penyalinan 3.900
4 Batang Kuranji 6.700
5 Batang Jirek 5.710
Total 24.850
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang
Untuk mendukung pemindahan Pusat Pemerintahan Kota Padang ke kawasan Air
Pacah akan dilakukan normalisasi sungai Bandar Lurus dan Batang Latung.
3.4. PRASARANA SUMBER DAYA AIR / JARINGAN IRIGASI
Wilayah Kota Padang dilalui oleh banyak aliran sungai besar dan kecil. Terdapat
lebih dari 23 aliran sungai yang mengalir di wilayah Kota Padang dengan total panjang
mencapai 155,40 Km (10 sungai besar dan 13 sungai kecil) dan terbagi dalam 6 daerah
sungai (DAS), yaitu : DAS Air Dingin, DAS Air Timbalun, DAS Batang Arau, DAS
Batang Kandis, DAS Batang Kuranji, dan DAS Sungai Pisang. Potensi sumber air sungai
tersebut dimanfaatkan untuk mengairi sawah di Kota Padang seluas 6.659 Ha yang
tersebar di 31 Daerah Irigasi yang didukung oleh jaringan irigasi setengah teknis dan
irigasi sederhana.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 45
Prasarana dan Sarana Perkotaan
Tabel 3.10
Daerah Irigasi (DI) Kota Padang
No Daerah Irigasi Kecamatan Jenis
lrigasi
Luas (Ha)
2011 2012
1 Kapalo Hilalang Koto Tangah ½ Teknis 81,25 81,25
2 Aur Kuning Koto Tangah sederhana 17,50 17,50
3 Sei Bangek Koto Tangah ½ Teknis 116,50 116,5
4 Kasang II Koto Tangah sederhana 585 585
5 Sei Latung Koto Tangah ½ Teknis 104,50 104,50
6 Lubuk Minturun Koto Tangah sederhana 105,50 105,50
7 Koto Tuo Koto Tangah ½ Teknis 1003,73 1003,73
8 Tabek Syukur Koto Tangah sederhana 15,00 15,00
9 Lubuk Ramang Koto Tangah sederhana 88,00 88,00
10 Bandar Lurus Koto Tangah sederhana 20,00 20,00
11 Tabek Batu Koto Tangah sederhana 40,00 40,00
12 Lolo Kuranji sederhana 67,00 67,00
13 Lubuk Tempurung Kuranji sederhana 20,00 20,00
14 Sei Guo Kuranji ½ Teknis 657,00 657,00
15 Lubuk Lagan Kuranji sederhana 35,00 35,00
16 Ampang Baringin Kuranji sederhana 29,00 29,00
17 Batu Busuk Pauh sederhana 120,00 120,00
18 Bandar Duku Pauh sederhana 28,00 28,00
19 Limau Manis Pauh ½ Teknis 625,50 625,50
20 Gunung Nago Pauh ½ Teknis 2.087,00 2.087,00
21 Ulu Gadut Pauh sederhana 53,00 53,00
22 Rasak Bungo Lubuk Kilangan sederhana 120,00 169,00
23 Koto Lalang Lubuk Kilangan sederhana 208,00 208,00
24 Baringin Lubuk Kilangan sederhana 109,00 109,00
25 Lubuk Laweh Lubuk Begalung ½ Teknis 248,00 248,00
26 Tabek Bugis Lubuk Begalung sederhana 67,00 67,00
27 Taratak Paneh Lubuk Begalung sederhana 118,00 118,00
28 Pinana Sinawa Bungus
Tl.Kabung sederhana 70,00 70,00
29 Tabek Sirarah Bungus
Tl.Kabung ½ Teknis 273,00 273,00
30 Tabek Koto Panjang Bungus
Tl.Kabung sederhana 144,00 144,00
31 Bandar Sikabu Bungus
Tl.Kabung sederhana 81,00 81,00
Luas 7.336,48 7.385,48
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 46
Prasarana dan Sarana Perkotaan
Panjang irigasi primer dan irigasi sekunder pada Tahun 2012 dibanding dengan
tahun 2010 dan 2011 mengalami perubahan yang cukup besar. Pada tahun 2010 dan 2011
panjang saluran irigasi primer adalah 15.970 m sedangkan pada tahun 2012 terjadi
peningkatan menjadi 31.800 m. Sebaliknya terjadi penurunan pada panjang irigasi
sekunder dari 159.730 m pada tahun 2010 dan 2011 menjadi 122.154 pada tahun 2012.
TabeI 3.11
Perkembangan Prasarana Pengairan Kota Padang
Klasifikasi Prasarana Pengairan 2010 2011 2012
Jenis sarana irigasi teknis (M)
a. Primer 15,970 15,970 31,800
b. Sekunder 159,730 159,730 122,154
c. Tersier 163,322 163,322
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang
3.5. PRASARANA PENGELOLAAN SAMPAH
Kegiatan operasional pengelola sampah di Kota Padang dilakukan oleh Dinas
Kebersihan dan Pertamanan (DKP). DKP Kota Padang bertanggung jawab untuk
mengelola sampah dari permukiman, daerah komersil, perkantoran, sebagian industry,
jalan raya, taman-taman kota, dan Lokasi Pembuangan Akhir (LPA) atau Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA).
Koordinasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan dengan instansi Pemerintah Kota
Padang dalam pengelolaan sampah kota :
1. Dinas Pasar memiliki tanggung jawab mengelola sampah pasar di seluruh
Kota Padang. Sampah yang berasal dari pasar dikumpulkan dan diangkut ke
TPA oleh petugas Dinas Pasar.
2. Dinas PU, mengelola sedimen dari saluran drainase primer, mulai dari
pengumpulan sampai pengangkutannya.
3. Dinas Pariwisata, mengelola sampah yang dihasilkan dari daerah pariwisata di
Kota Padang dikumpulkan oleh petugas Dinas Pariwisata, namun
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 47
Prasarana dan Sarana Perkotaan
pengangkutan sampah ke LPA Air Dingin dilakukan oleh petugas DKP Kota
Padang.
4. Bappedalda, bertanggung jawab melakukan koordinasi dengan DKP untuk
optimalisasi pengelolaan sampah. Optimalisasi tersebut dilakukan dengan
melaksanakan berbagai program diantaranya membantu mengaktifkan
program bank sampah beberapa lokasi dan rencana pengelolaan sampah
dengan mengacu konsep 3R.
Daerah pelayanan persampahan masih focus pada pusat Kota Padang yang terdiri
dari 4 kecamatan. Sampah dari daerah tersebut diangkut menggunakan dump truck dan
Arm Roll Truck berkapasitas ± 6 m3. Berikut merupakan wilayah pelayanan Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang.
TabeI 3.12
Wilayah Pelayanan Sampah oleh DKP
No. Area Pelayanan
1. Kecamatan Padang Barat
2. Kecamatan Padang Timur
3. Kecamatan Padang Utara
4. Kecamatan Padang Selatan
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang
Wilayah yang tidak terlayani langsung oleh DKP dilayani oleh kecamatan dengan
menyediakan pelayanan pengumpulan dan pengangkutan sampah secara mendiri
menggunakan mobil kecamatan atau mobil angkutan sampah milik DKP. Berikut daerah
yang dilayani petugas/mobil kecamatan :
TabeI 3.13
Wilayah Pelayanan Sampah oleh Mobil Kecamatan
No. Area Pelayanan
1. Kecamatan Nanggalo
2. Kecamatan Pauh
3. Kecamatan Kuranji
4. Kecamatan Lubuk Kilangan
5. Kecamatan Lubuk Begalung
6. Kecamatan Koto Tangah
7. Kecamatan Bungus Teluk Kabung
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 48
Prasarana dan Sarana Perkotaan
Pola penanganan sampah yaitu sampah dikumpulkan secara individual ke
container/TPSS/Depo kemudian diangkut oleh truk ke TPA yang terletak di Air Dingin.
Berdasarkan data DKP tahun 2013, jumlah sampah yang dihasilkan yaitu 800 ton/hari,
sedangkan yang bisa diangkut ke TPA Air Dingin setiap harinya yaitu 600 ton/hari. Dari
data tersebut diketahui bahwa tingkat pelayanan DKP tahun 2013 yaitu 75 %.
Luas TPA Air Dingin 30,3 Ha, hingga saat ini telah terpakai ±18,4 Ha atau 60%.
Sampah yang masuk ke LPA terdiri dari 70% sampah organik dan 30% sampah
anorganik. Sebagian sampah organik diolah menjadi kompos dan sisanya diurug dengan
menggunakan sistem open dumping. Saat ini sistem pengelolaan di LPA mulai mengarah
ke sanitary landfill.
3.6. PRASARANA PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Pengelolaan air limbah di Kota Padang bersifat individual dengan sistem setempat
(on-site sistem) menggunakan cubluk dan septic tank. Persentase penduduk yang
menggunakan jamban yang layak sekitar 90% dari penduduk keseluruhan, yang terdiri
35% dilengkapi septic tank dan 55% menggunakan cubluk.
Pengolahan limbah cair dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan, saat ini
terdapat 1 Instalasi Pembuangan Limbah Tinja (IPLT) dan untuk fasilitas pengangkutan
limbah cair adalah 2 truk tinja dengan kapasitas masing-masing 2.000 liter. Instalasi
Pembuangan Limbah Tinja (IPLT) yang mempunyai kapasitas 83 m³ terletak di
Nanggalo. Pengolahan limbah Rumah Sakit dilakukan dengan incenerator dimana saat ini
terdapat 3 incenerator yaitu di Rumah Sakit Yos Sudarso, Rumah Sakit M. Djamil dan
RSUD Sungai Sapih. Untuk limbah industri pengolahannya dilakukan sendiri.
3.7. PRASARANA ENERGI / LISTRIK
Areal pelayanan listrik telah mencakup seluruh wilayah Kota Padang dengan
jumlah pelanggan pada tahun 2012 sebanyak 440.684 pelanggan dengan total daya
terpasang sebesar 652.935.783 VA. Total jumlah daya yang terjual pada tahun 2012
adalah 1.497.705.279 Kwh.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 49
Prasarana dan Sarana Perkotaan
Tabel 3.14
Jumlah Pelanggan PT. PLN Cabang Padang
Per Golongan Tarif Daya Tahun 2012
No Golongan Tarif Daya
Jumlah
Pelanggan
(unit)
Total Daya
Terpasang (VA)
Total Daya
Terjual (Kwh)
1 Rumah Tangga
Rumah tangga 1 (R.1) 392.755 328.067.250 53.852.119
Rumah tangga 2 (R.2) 2.618 10.515.400 1.762.526
Rumah tangga 3 (R.3) 362 4.053.500 443.071
2 Sosial
Sosial 1 (S.1) 9.810 19.409.050 2.858.939
Sosial 2 (S.2) 11 5.915.000 1.287.600
Sosial 3 (S.3) 33 259.333 21.952
3 Industri
Industri 1 (I.1) 57 5.688.500 982.207
Industri 2 (I.2) 29 39.560.000 10.391.830
Industri 3 (I.3) 1 90.000.000 51.917.425
Industri 4 (I.4) 1.817 15.058.200 1.937.126
4 Pemerintah
Pemerintah 1 (P.1) 5 2.700.000 302.000
Pemerintah 2 (P.2) 924 6.050.700 2.969.939
Pemerintah 3 (P.3) 29.344 44.928.050 6.492.438
5 Bisnis
Bisnis 1 (B.1) 2.066 43.910.900 5.900.862
Bisnis 2 (B.2) 35 25.630.000 4.411.400
Bisnis 3 (B.3) 817 11.189.900 2.173.845
J u m l a h 440.684 652.935.783 147.705.279
Sumber : PLN tahun 2012
Pelayanan jaringan listrik Kota Padang didukung oleh jaringan transmisi dan
jaringan distribusi serta gardu/travo distribusi. Kondisi pada tahun 2011/2012 adalah :
Gardu/Travo Dsitribusi = 2.621 buah
Saluran Udara Tegangan Menengah = 3.014.634 meter
Saluran Kabel Tegangan Menengah = 99.472 meter
Saluran Udara Tegangan Rendah = 182.316 meter
Saluran Kabel Tegangan Rendah = 3.929.364 meter
Kebutuhan listrik Kota Padang ke depan akan ditunjang oleh rencana
pembangunan sistem pembangkit listrik PLTU Teluk Sirih.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 50
Prasarana dan Sarana Perkotaan
3.8. PRASARANA TELEKOMUNIKASI
Kota Padang telah dilayani jaringan telepon otomat dan jaringan telepon selular.
Jumlah pelanggan telepon (telkom) di Kota Padang tahun 2012 tercatat sebanyak 66.657
pelanggan. Jumlah pelanggan tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun 2011
sebanyak 65.535 pelanggan dan tahun 2010 sebanyak 45.124 pelanggan.
TabeI 3.15
Perkembangan Prasarana Telekomunikasi berdasarkan kapasitas, daftar
tunggu dan pelanggan Kota Padang
No Uraian 2010 2011 2012
1 Kapasitas 80.696 76.088 173.824
2 Terpasang 45.123 66.514 137.610
3 Pelanggan 45.124 65.535 66.657
Sumber: Padang Dalam Angka
Selain dalam bentuk fixed telephone, PT. Telkom juga memberikan pelayanan
kepada Warung Telekomunikasi yang banyak tersebar di wilayah Kota Padang. Dari 12
Sentral Pelayanan PT. Telkom Padang, terdapat 2.234 Warung Telekomunikasi yang
menjadi pelanggannya.
3.9 SARANA PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Tahun 2010 yang dilaksanakan oleh BPS
Kota Padang, berdasarkan jenis lantai bangunan sarana hunian/rumah di wilayah Kota
Padang, didominasi oleh jenis lantai semen disamping lantai keramik, dapat dirinci
sebagai berikut.
Tabel 3.16
Jumlah Rumah Tangga dengan Sarana Perumahan berdasarkan Jenis
Lantai di Kota Padang
No Jenis Lantai Jumlah
1. Keramik 72,725
2. Ubin 9,983
3. Semen 97,463
4. Papan/Kayu 13,133
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 51
Prasarana dan Sarana Perkotaan
5. Bambu 38
6. Tanah 895
7. Lainnya 43
Total 194,280
Sumber: Sensus Penduduk, BPS 2011.
Berdasarkan luas lantai bangunan, sarana hunian/rumah di wilayah Kota
Padang,didominasi oleh rumah tangga dengan luas antara 50-99 m² dan antara 21-49 m²
dan hanya sebagian kecil rumah tangga dengan luasan besar diatas 500 m², dapat dirinci
sebagai berikut.
Tabel 3.17
Jumlah Rumah Tangga Dengan Sarana Perumahan
Berdasarkan Luas Lantai di Kota Padang
No Luas Lantai (m²) Jumlah
1 ≤20 23.942
2 21-49 50.532
3 50-99 76.064
4 100-149 26.500
5 150-199 8.671
6 200-249 4.343
7 250-299 1.342
8 300-399 1.868
9 400-499 482
10 ≥ 500 536
Total 194.280
Sumber: Sensus Penduduk, BPS 2011.
3.10 SARANA KESEHATAN
Berbagai jenis sarana kesehatan tersedia di Kota Padang, mulai dari Rumah Sakit
sampai Posyandu. Secara keseluruhan terjadi peningkatan jumlah sarana kesehatan yang
terdapat di wilayah Kota Padang. Pada tahun 2010 tercatat jumlah sarana kesehatan
sebanyak 970 unit, pada tahun 2011 jumlah bertambah menjadi 985 unit dan tahun 2012
sebanyak 997 unit.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 52
Prasarana dan Sarana Perkotaan
Tabel 3.18
Jumlah Sarana Kesehatan di Kota Padang
No Sarana Kesehatan 2010 2011 2012
1 Rumah Sakit Pemerintah 5 4 5
2 Rumah Sakit Swasta 7 14 8
3 Rumah Sakit Khusus 15 9 14
4 Puskesmas 20 20 22
5 Puskesmas Pembantu 62 62 62
6 Puskesmas Keliling 21 20 22
7 Posyandu 855 858 864
Jumlah 970 985 997
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Padang
Jumlah apotik dan toko obat di Kota Padang mengalami penurunan pada tahun
2012, sedangkan jumlah laboratorium mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 3.19
Jumlah Apotek, Toko Obat dan Laboratorium
di Kota Padang
No Sarana Kesehatan 2010 2011 2012
1 Apotek 43 224 112
2 Toko Obat 5 106 26
3 Laboratorium 4 10 27
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Padang
3.11. SARANA PENDIDIKAN
Pendidikan sangat penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas. Untuk itu perlu adanya ketersediaan fasilitas pendidikan untuk menunjang
proses belajar mengajar di lingkungan sekolah. Ketersediaan fasilitas pendidikan di Kota
Padang terdiri dari sarana pendidikan pra-sekolah (Taman Kanak-kanak), sarana
pendidikan dasar (Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah), sarana pendidikan menengah
(Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Madrasah Tsanawiyah), sarana pendidikan atas
(Sekolah Menengah Umum, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah Aliyah), dan
sarana pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik dan Akademi).
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 53
Prasarana dan Sarana Perkotaan
Perkembangan jumlah sarana pendidikan di Kota Padang dalam 3 tahun terakhir
mengalami peningkatan yang cukup pesat. Pada tahun 2010-2012 telah berkembang
Taman Kanak-kanak yang tersebar di masing-masing kelurahan di Kota Padang. Data
tahun 2012 terdapat 263 unit Taman Kanak-kanak di Kota Padang, jumlah ini meningkat
dari tahun 2011 sebanyak 252 unit. Demikian juga dengan sarana pendidikan SD, SLTP
dan SMU.
Tabel 3.20
Jumlah Sarana Pendidikan Di Kota Padang
No Sarana
Pendidikan
2010 2011 2012
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
1 Paud - 263 - 371 - -
2 TK 3 244 4 248 4 259
3 SD 353 55 344 57 347 56
4 MI 7 4 7 4 7 4
5 SLTP 37 44 36 45 37 47
6 MTs 7 12 7 12 7 13
7 SMU 16 32 17 47 15 34
8 SMK 12 26 10 26 13 23
9 MA 3 7 3 7 3 10
Sumber ; Padang Dalam Angka tahun 2012.
Pendidikan tinggi di Kota Padang pada tahun 2012 terdiri dari Universitas
sebanyak 10 unit (4 unit Universitas Negeri dan 6 unit Universitas Swasta). Selain itu
terdapat 1 unit Institut, 25 unit Sekolah Tinggi, 17 Akademi dan 2 unit politeknik.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 54
Prasarana dan Sarana Perkotaan
Tabel 3.21
Jumlah Sarana Pendidikan Tinggi di Kota Padang
Tahun 2012
No Perguruan Tinggi Status
A Universitas
1. Universitas Andalas Negeri
2. UNP Padang Negeri
3. IAIN Imam Bonjol Negeri
4. Univ. Terbuka Negeri
5. Universitas Bung Hatta Swasta
6. Universitas Ekasakti Swasta
7. Universitas Muhammadiyah Swasta
8. Universitas Taman Siswa Swasta
9. Univ. Putra Indonesia YPTK Swasta
10. Univ. Baiturrahmah Swasta
B Institut
1. ITP Padang Swasta
C Sekolah Tinggi
1. STKIP PGRI Sumbar Swasta
2. STIE KBP Padang Swasta
3. STIA Adabiah Swasta
4. STBA Prayoga Swasta
5. STIA LPPN Swasta
6. STISIPOL Imam Bonjol Swasta
7. STISIP Padang Swasta
8. ST Tehnik Industri Swasta
9. STIE Perdagangan Swasta
10. STIF Perintis Padang
Swasta
11. STIH YPKMI Padang
Swasta
12. STIE Perbankan Indonesia
Swasta
13. STMIK Indonesia
Swasta
14. STMIK Jayanusa Swasta
15. STIKES Alifah Padang Swasta
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 55
Prasarana dan Sarana Perkotaan
No Perguruan Tinggi Status
16. STIKES Mercu Bakti Jaya Swasta
17. STIKES Perintis Padang Swasta
18. STIKES Ranah Minang Swasta
19. STIKES Amanah Swasta
20. STIKES Dharma Landbow Swasta
21. STIKES Syedza Saintika Swasta
22. STAI- PIQ Sumbar
Negeri
23. STIKES Indonesia Swasta
24. STIE Dharma Andalas Swasta
25. STI Farmasi Padang Swasta
D Akademi
1. Ak. Keperawatan Kesdam I Negeri
2. ATIP Negeri
3. Ak. Pariwisata Bunda Swasta
4. AKBP Padang Swasta
5. AAI Swasta
6. ASMI Padang Swasta
7. AKPER Baiturrahmah Swasta
8. Akbid Puteri Andalas Swasta
9. AMIK Jaya Nusa Swasta
10. Akbid Alifah Padang Swasta
11. APIKES IRIS Padang Swasta
12. Ak. Kebidanan Lenggogeni Swasta
13. Akper Aisyiah Swasta
14. Akademi Teknik Gigi Swasta
15. Akfar Prayoga Swasta
16. AK Maritim SS Swasta
17. Akademi Refraksi Optisi Swasta
E Politeknik
1. Politeknik Kesehatan Depkes Padang Negeri
2. Politeknik Kesehatan Siteba Padang Swasta
Sumber : Kopertis Wilayah IX
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 56
Prasarana dan Sarana Perkotaan
Dalam rangka mitigasi bencana, pembangunan Sarana Pendidikan untuk kawasan
zona merah Kota Padang menggunakan konsep Sekolah Shelter, yang merupakan
bangunan dwi-fungsi, pada keadaan damai berfungsi sebagai fasilitas belajar mengajar,
dan pada keadaan bencana gempa/tsunami berfungsi sebagai vertical evaquation.
Bangunan sekolah shelter yang di disain oleh Pemerintah Kota Padang ini
diusulkan agar dapat dijadikan sebagai prototipe sekolah bagi kota-kota lain di Indonesia
yang rentan terhadap bencana gempa bumi dan gelombang tsunami.
Sekolah shelter diharapkan mampu menampung lebih dari 3.000 orang pada
radius 1 km, dan dilengkapi dengan helypad dan didirikan pada lahan eks bangunan
sekolah yang runtuh, atau dilokasi yang masih ada bangunannya.
Direncanakan dibangun 100 unit sekolah shelter yang terdapat di 6 Kecamatan
dari 11 Kecamatan yang ada di Kota Padang. Sekolah shelter yang telah dibangun pasca
bencana gempa bumi September 2009 terdapat 6 (enam) unit, serta 2 (dua) unit masih
dalam proses konstruksi, yaitu :
1. SMA Negeri 1 (4 lantai), dibantu oleh Yayasan Budha Tzu Chi, dengan
biaya sebesar ± Rp. 39 Milyar.
2. SMP Negeri 7 & 25 (4 lantai), dibantu oleh JICA dengan biaya sebesar
± Rp. 20 Milyar.
3. SD Negeri 23 & 24 (4 lantai), juga dibantu oleh JICA, dengan biaya
sebesar ± Rp. 9,6 Milyar.
4. SD Negeri 15 Lolong (2 lantai), dibangun dengan bantuan JICA
5. SD Negeri 25 Koto Panjang (2 lantai), dibangun dengan dana APBN, dan
masih dalam proses konstruksi.
6. SD Negeri Percobaan (2 lantai), dibangun dengan dana APBD, dan masih
dalam proses konstruksi.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 57
Prasarana dan Sarana Perkotaan
3.12. SARANA OLAH RAGA
Untuk mencapai prestasi terbaik di bidang olah raga, telah dilakukan berbagai
usaha diantaranya dengan menyediakan sarana olahraga. Penyediaan sarana ini telah
memberikan hasil yang cukup menggembirakan. Prestasi di bidang olahraga seperti
angkat berat dan renang telah mengharumkan nama Kota Padang dalam pentas Nasional
dan Internasional. Jumlah organisasi kepemudaan dan sarana olah raga yang ada di Kota
Padang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.22
Jumlah Organisasi Kepemudaan dan Sarana Olah Raga
di Kota Padang
No Uraian (unit) 2010 2011 2012
1 Organisasi Kepemudaan 42 42 23
2 Sarana Olah Raga 15 15 426
3 Standar Nasional 14 14 1
4 Standar Internasional 1 1 1
Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Padang
Lapangan Golf Ulu Gadut
Padang
GOR H. Agussalim Padang
Banda Bakali GOR H. Agussalim Padang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 58
Prasarana dan Sarana Perkotaan
3.13. SARANA PERIBADATAN
Terdapat 7 jenis fasilitas peribadatan di Kota Padang yaitu : mesjid, mushalla,
langgar, gereja protestan dan khatolik, klenteng dan pura/vihara. Ketersediaan fasilitas
peribadatan di Kota Padang dari tahun 2010 sampai tahun 2012, yang mengalami
pertambahan cukup besar adalah jumlah mesjid sebesar 631. Jumlah mesjid dan musholla
mendominasi di Kota Padang, hal ini memiliki korelasi dengan penduduk Kota Padang
yang mayoritas beragama Islam. Sedangkan jumlah sarana ibadah lainnya seperti gereja,
pura dan vihara berjumlah tetap, meskipun mengalami beberapa kerusakan akibat gempa
bumi September 2009 yang lalu, telah dilakukan renovasi dan perbaikan.
Tabel 3.23
Jumlah Sarana Peribadatan di Kota Padang
No Jenis Sarana Ibadah 2010 2011 2012
1 Mesjid 605 627 631
2 Musholla 733 770 757
3 Langgar 236 239 239
4 Gereja Protestan 5 5 5
5 Gereja Khatolik 3 3 3
6 Pura/Vihara 4 4 4
7 Klenteng 1 1 1
Sumber : Padang Dalam Angka
3.14. SARANA EKONOMI PERDAGANGAN
Sarana perdagangan yang terdapat di Kota Padang terdiri dari pasar, pertokoan,
plaza/mal dan kios atau warung. Tercatat sebanyak 16 pasar yang tersebar di 8 kecamatan
(Kec. Koto Tangah, Kec. Lubuk Kilangan, Kec. Padang Selatan, Kec. Padang Timur,
Kec. Padang Barat, Kec. Padang Utara, Kec. Nanggalo dan Kec. Kuranji).
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 59
Prasarana dan Sarana Perkotaan
Tabel 3.24
Pasar Menurut Lokasi Dan Pengelolaannya Tahun 2012
No Nama Pasar Pengelola Lokasi
1 2 3 4
1 Pasar Bandar Buat Pemerintah Kec. Lubuk Kilangan
2 Pasar Indarung Non Pemerintah Kec. Lubuk Kilangan
3 Pasar Gaung Non Pemerintah Kec. Padang Selatan
4 Pasar Simpang Haru Pemerintah Kec. Padang Timur
5 Pasar Raya Pemerintah Kec. Padang Barat
6 Pasar Tanah Kongsi Pemerintah Kec. Padang Barat
7 Pasar Pagi/Purus Atas Non Pemerintah Kec. Padang Barat
8 Pasar Ulak Karang Non Pemerintah Kec. Padang Utara
9 Pasar Alai Pemerintah Kec. Padang Utara
10 Pasar Siteba Pemerintah Kec. Nanggalo
11 Pasar Belimbing Pemerintah Kec. Kuranji
12 Pasar Kampung Kelawi Non Pemerintah Kec. Kuranji
13 Pasar Lubuk Buaya Pemerintah Kec. Koto Tangah
14 Pasar Simpang Tabing Non Pemerintah Kec. Koto Tangah
15 Pasar Balai Gadang Non Pemerintah Kec. Koto Tangah
16 Pasar Tarandam Non Pemerintah Kec. Padang Timur
Sumber : Padang Dalam Angka
Secara umum sarana perdagangan di Kota Padang tidak mengalami pertambahan
yang berarti dalam skala pelayanan kota. Penambahan sarana perdagangan berupa toko
dan rumah toko pada beberapa ruas jalan utama di Kota Padang sebagian berupa
peningkatan konstruksi bangunan dan sebagian lagi perubahan dari rumah menjadi rumah
toko.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 60
Prasarana dan Sarana Perkotaan
Sarana ekonomi perdagangan lainnya yang terdapat di Kota Padang adalah sarana
perbankan yang memiliki peranan penting untuk menunjang aktifitas perekonomian
masyarakat. Saat ini telah banyak bank-bank pemerintah atau swasta yang membuka
cabang di Kota Padang. Bank-bank ini berupa bank devisa dan non devisa.
Pada tahun 2012 ini terdapat 1 Bank yang memiliki kantor Pusat di Kota Padang
yaitu Bank Nagari, 3 kantor wilayah, 81 kantor cabang yang beroperasi di wilayah Kota
Padang, dan 181 kantor cabang pembantu yang lokasinya tersebar diseluruh wilayah
Kota Padang.
Tabel 3.25
Jumlah Bank Di Kota Padang Tahun 2012
No NAMA BANK Kantor
Pusat
Kantor
Wilayah
Kantor
Cabang
Kantor
Cabang
Pembantu
I Bank Pemerintah
a. Bank Devisa
1. Bank BNI (Persero) - 1 13 8
2. Bank BRI (Persero) - 1 4 14
3. Bank Mandiri (Persero) - 1 3 18
b. Bank Non Devisa
1. Bank BTN (Persero) - - 1 4
2. BPD Sumbar (Bank Nagari) 1 - 30 35
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 61
Prasarana dan Sarana Perkotaan
No NAMA BANK Kantor
Pusat
Kantor
Wilayah
Kantor
Cabang
Kantor
Cabang
Pembantu
II Bank Swasta
a. Bank Devisa
1. PT. Bank Bukopin - - 1 1
2. PT. Bank BII - - 1 3
3. PT. Bank Danamon Indonesia - - 1 24
4. PT. Bank CIMB Niaga, Tbk - - 2 12
5. PT. Bank Permata - - 1 -
6. PT. Bank Central Asia, Tbk - - 2 3
7. PT. Bank Mega, Tbk - - 1 1
8. PT. Bank Mestika Dharma - - 1 -
9. PT. Bank Panin, Tbk - - 1 1
10. PT. Bank OCBC NISP, Tbk - - 1 1
11. PT. Bank Commonwealth - - 1 -
b. Bank Non Devisa
1. PT. BTPN - - 2 22
2. Bank Kesejahteraan Ekonomi - - 1 -
3. PT. Bank Sinar Mas - - 1 -
III Bank Syariah -
1. PT. Bank Syariah Mandiri - - 3 14
2. PT. Bank Muamalat Indonesia - - 1 4
3. PT. Bank BNI Syariah - - 2 3
4. PT. Bank Syariah BRI - - 1 1
5. PT. Bank Syariah Bukopin - - 1 2
6. PT. Bank Danamon Unit Usaha Syariah - - 1 -
7. PT. Syariah Mega Indonesia - - 1 8
8. PT. BPD Unit Usaha Syariah - - 3 2
J u m l a h 1 3 81 181
Sumber : Padang Dalam Angka
3.15. SARANA TAMAN KOTA
Taman Kota sekaligus berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota
terdapat sebanyak 43 taman dengan luas 2.616.541 m2. Umumnya taman-taman tersebut
merupakan bagian dari kelengkapan jalan dan terdapat juga taman-taman perkotaan yang
dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana rekreasi. Taman kota perlu dikembangkan
untuk kenyamanan dan keasrian Kota Padang.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 62
Prasarana dan Sarana Perkotaan
Tabel 3.26
Sarana Taman Kota di Kota Padang
No Nama Fasum/Taman Lokasi Luas (M)
1 Hutan Raya Bung Hatta Jl. Raya Padang-Indarung 2.500.000
2 RTH Imam Bonjol Komplek RTH Imam Bonjol Padang 45.000
3 Taman GOR H. Agus Salim Komplek GOR H. Agus Salim 55.000
4 Taman Plansum depan Hotel Muara Jl. Gereja 300
5 Taman Plansum Sisingamangaraja Jl.Sisingamangaraja 630
6 Taman Plansum depan RST Jl. Ganting 46
7 Taman Tugu Selamat Datang Jl.Hamka 894
8 Taman Tugu Bagindo Aziz Chan Jl. Bagindo Aziz Chan 4
9 Taman Tugu Pemuda Jl.Pemuda 174
10 Taman Lingk. Mainan anak-anak Jl. Raden Saleh 1.950
11 Taman Batang Arau Jl. Muara 1.530
12 Taman Plansum depan CPM Jl. Bundo Kandung 99
13 Taman depan jembatan seberang Padang
Jl. Thamrin 80
14 Taman Plansum depan Mesjid Nurul
Iman Jl. Thamrin 42
15 Taman Plansum Kampung Nias Jl.Kampung Nias 38
16 Taman Plansum samping Pertamina Jl. Sawahan 260
17 Taman Plansum Mesrania Jl. Polonia 1.325
18 Taman Tugu Aziz Chan Jl. Taman Melati 1.500
19 Taman Plansum depan SMA 2 Jl. Musi 405
20 Taman Plansum depan RPT Jl. Sisingamangaraja 25
21 Taman Plansum depan Pos Polosi Jl. Gating 275
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 63
Prasarana dan Sarana Perkotaan
No Nama Fasum/Taman Lokasi Luas (M)
22 Taman Plansum Air Mancur Jl. M. Yamin 132
23 Taman Plansum Simpang GIA Jl. Hamka 45
24 Taman Plansum depan Sakma Jl. Juanda 300
25 Taman Plansum depan Dispenda Jl. Khatib Sulaiman 306
26 Taman Plansum depan Anggaran Jl. Khatib Sulaiman 215
27 Taman Plansum Ulak Karang Jl. S. Parman 180
28 Taman Plansum Pangkal Jembatan
Juanda Jl. Juanda 153
29 Taman Plansum depan Mesjid Taqwa Jl. Hiligoo 560
30 Taman Siteba Jl. Raya Siteba 1500
31 Taman Marapalam Jl. Marapalam 1570
32 Taman Plansum Simp. Empat Satria Jl. Pondok
33 Taman Bandara Tabing Jl. Hamka
34 Taman Plansum Tugu PKK Jl. Khatib Sulaiman 189
35 Taman Tugu Jam Ria Jl. Rasuna Said 76
36 Taman Tugu Perjuangan Api Tak
Kunjung Padam Jl. Simp. Tugu Simp. Haru
37 Taman Simp. Lubuk Begalung Jl. By Pass
38 Taman Plansum Pasar Ulak Karang Jl. Jhoni Anwar 158
39 Taman Taman PDK Jl. Sudirman 205
40 Taman Tugu Wahana Tata Jl. Sudirman 60
41 Taman Polresta Jl. Bgd. Azaz Chan 215
42 Taman Plansum Tan Malaka Jl. Tan Malaka
43 Taman Tugu Padang Area Jl. Sutomo 1.100
Total 2.616.541
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang
Berdasarkan aturan Ruang Terbuka Hijau Kota harus dipertahankan yaitu RTH
Publik minimal 20 % dari luas perkotaan Padang dan 10 % dari RTH Privat yaitu RTH
yang terdapat di komplek-komplek permukiman. Untuk Kota Padang Ruang Terbuka
Hijau perkotaan Padang tahun 2011 tercatat sebesar 22,55 %.
3.16. SARANA – PRASARANA PERHUBUNGAN
3.16.1. Perhubungan Darat
Terminal bus Tipe A yang melayani penumpang Antar Kota Antar Propinsi
(AKAP) dan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) yaitu Terminal Regional Bingkuang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 64
Prasarana dan Sarana Perkotaan
(TRB) yaitu berada di Kawasan Air Pacah Kecamatan Koto Tangah. Sejalan dengan
kebijakan rehabilitasi dan rekonstruksi Kota Padang pasca bencana, maka TRB di Air
Pacah ini akan dikembangkan sebagai kawasan pusat pemerintahan Kota Padang. Dengan
demikian akan dikembangkan terminal regional dengan klasifikasi tipe A di lokasi baru,
dimana berdasarkan persyaratan teknis pengembangan terminal regional dan kesesuaian
dengan rencana struktur ruang serta rencana pola ruang kota, maka terminal regional akan
dikembangkan di kawasan Lubuk Buaya.
Disamping itu terminal Tipe B juga akan dikembangkan pada 2 lokasi yaitu
Bandar Buat yang akan melayani Sub Pusat Kota di Bandar Buat dan sekitarnya,
selanjutnya Bungus/Gaung untuk mendukung pengembangan Sub Pusat Kota di Bungus.
Terminal C yang akan melayani angkutan umum perkotaan akan dikembangkan
terminal di Pusat Kota yang berlokasi di Kecamatan Padang Barat (Terminal Goan
Hoat/SPR). Terminal ini melayani angkutan perkotaan yang menghubungkan pusat kota
dengan sub-sub pusat kota. Kemudian di Air Pacah yang dikembangkan untuk
mendukung pengembangan kegiatan pusat pemerintahan dan pendidikan tinggi di Air
Pacah.
Selain terminal dalam kota, dalam upaya untuk mendukung pengembangan
koridor busway sebagai sarana angkutan umum massal juga akan dikembangkan halte-
halte busway pada masing-masing koridor.
Selain terminal angkutan penumpang, dalam rangka mendukung Kota Padang
sebagai simpul distribusi dan koleksi barang di Provinsi Sumatera Barat pada umumnya
dan simpul distribusi dan koleksi barang di Kota Padang pada khususnya, maka akan
dikembangkan terminal angkutan barang. Rencana pengembangan Terminal Angkutan
Barang di Kota Padang adalah : Terminal Angkutan Barang Lubuk Buaya, Terminal
Angkutan Barang Bandar Buat dan Terminal Angkutan Barang Bungus.
3.16.2. Perkeretaapian
Disamping itu perhubungan darat difasilitasi juga dengan Kereta Api. Lintasan
kereta api yang terdapat di Kota Padang sepanjang 54 km terbagi dalam 4 (empat)
lintasan yaitu Indarung - Bukit Putus, Bukit Putus - Teluk Bayur, Bukit Putus - Padang
dan Padang - Lubuk Alung. Lintasan kereta api ini pada umumnya berada dalam kondisi
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 65
Prasarana dan Sarana Perkotaan
baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Panjang lintasan kereta api yang berada di Kota Padang yaitu sepanjang 54 km
yang terbagi dalam 2 (dua) jenis rel, yaitu rel 33 sepanjang 37,85 km dan rel 41/42
sepanjang 15,15 km. Lintasan kereta api di Kota Padang terbagi dalam 4 lintasan, yaitu ;
Indarung – Bukit putus, Bukit Putus – Teluk Bayur, Bukit Putus – Padang dan Padang –
Lubuk Alung. Lintasan kereta api ini pada umumnya berada dalam kondisi baik.
Tabel 3.27
Jumlah Prasarana Pendukung Lintasan Kereta Api di Kota Padang
No Lintas / Koridor Pengelasan
(Titik)
Baut
Sambung
(Buah)
Bantalan Penambat
Elastis
(Set)
Balas
(M3)
Wesel
(Unit) Beton
(Batang)
Besi
(Batang)
1 Indarung - Bukit Putus 1.440 1.728 23.834 - 47.668 35.751 45
2 Bukit Putus – Teluk
Bayur 222 912 - 2.846 2.846 555 19
3 Bukit Putus - Padang 668 208 - 8.007 8.077 1.312 25
4 Padang - Lubuk Alung 4.150 14.224 - 50.154 50.154 8.150 26
Jumlah 6.480 17.072 23.834 61.007 108.745 45.768 115
Sumber : PT. Kereta Api (Persero) Divisi Regional II Sumatera Barat
Sedangkan untuk pergerakan barang yang menggunakan moda kereta api di Kota
Padang terdiri dari 2 (dua) jenis barang yaitu batubara dan semen, namun pada tahun
2003 kereta api tidak lagi mengangkut batubara, sehingga dari tahun 2003 s/d sekarang
hanya mengangkut semen saja. Untuk angkutan penumpang yang menggunakan moda
Kereta Api Wisata
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 66
Prasarana dan Sarana Perkotaan
kereta api di Kota Padang adalah angkutan wisata yang melayani Kota Padang – Kota
Pariaman, dimana angkutan ini hanya beroperasi pada saat hari libur.
Saat ini PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional II Sumatera Barat meningkatkan
trayeknya. Kereta api angkutan penumpang dan barang jurusan Kota Padang ke Kota
Pariaman menjadi 4 (empat) kali dalam sehari sejak 1 Juli 2010. Sebelumnya layanan
kereta api 2 (dua) kali sehari, baik dari Padang maupun dari Pariaman. Pada musim-
musim liburan seperti liburan sekolah, penumpang kereta api jurusan Padang – Padang
Pariaman mengalami peningkatkan 40 persen dari hari biasa. Harga tiket pada hari biasa
(Senin hingga Jumat) kelas ekonomi hanya Rp 2.500, eksekutif Rp 10.000, pada hari libur
nasional, Sabtu dan Minggu harga tiket ekonomi Rp 5.000, dan eksekutif Rp 20.000. Jika
dibandingkan dengan tarif bus biasa dari Kota Padang ke Pariaman dan sebaliknya Rp
6.000 atau bus patas Rp 10.000, tarif kereta api jauh lebih murah, hanya Rp 2.500. Tarif
kereta api bisa lebih murah karena disubsidi pemerintah untuk layanan transportasi
masyarakat. Pemerintah mensubsidi sekitar Rp 3.000 per penumpang sesuai okupasi. Satu
trip kereta api dengan 5 gerbong memiliki kapasitas 200 hingga 300 penumpang. Saat ini
okupasi penumpang 50 hingga 60 persen per trip.
3.16.3. Perhubungan Laut
Sistem transportasi laut di Kota Padang dikembangkan berdasarkan arahan
rencana dari pada sistem transportasi laut yang tertuang di dalam RTRW Nasional,
RTRW Provinsi dan RTRW Kota Padang Tahun 2010-2030. Transportasi laut yang akan
dikembangkan di Kota Padang meliputi :
1) Pelabuhan Teluk Bayur
Pelabuhan Teluk Bayur merupakan Pelabuhan terbesar di Pantai Barat Pulau
Sumatera, merupakan pelabuhan Internasional. Terdapat beberapa perdagangan
regional melalui Pelabuhan Teluk Bayur, yang terdiri dari perdagangan ekspor,
impor dan bongkar muat antar pulau, angkutan semen, batubara, peti kemas dan
BBM. Lalu lintas barang di Pelabuhan Laut Teluk Bayur dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 67
Prasarana dan Sarana Perkotaan
Tabel 3.28
Lalu Lintas Barang di Pelabuhan Teluk Bayur
No Uraian 2010 2011 2012
1 Impor 1.123.635 1300.782 1.580.604
2 Ekspor 3.729.151 5.278.713 3.312.902
3 Kapal Angkutan Penumpang 18 14 22
4 Bongkar Muat Kapal Interinsuler 1.366 1.673 1.307
5 Bongkar Muat Kapal Rakyat 591 532 599
6 Bongkar Muat Kapal Luar Negeri 335 394 346
7 Angkutan Khusus Semen 115.074 19.199 -
8 Angkutan khusus BBM 1.768.044 2.223.144 2.458.463
9 Angkutan Khusus Peti Kemas 24.852 29.327 31.192
10 Angkutan Khusus Batu Bara 772.090 1.897.685 411.263
Sumber: Padang Dalam Angka
2) Pelabuhan Penyeberangan
Pelabuhan Penyeberangan di Kota Padang terletak di Kecamatan Bungus Teluk
Kabung yaitu Pelabuhan Penyeberangan Teluk Bungus yang berjarak ± 17 km dari
pusat Kota Padang. Pelabuhan ini melayani kapal penyeberangan Roro Pasanger
(penumpang dan roro) dari Kota Padang ke Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang
meliputi:
a. Teluk bungus – Sikakap
b. Teluk Bungus – Tua pejat
c. Teluk Bungus – Muara Siberut.
Data inventarisasi Pelabuhan Penyeberangan Teluk Bungus dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
Tabel 3.29
Inventarisasi Pelabuhan Penyeberangan Teluk Bungus Padang
No Nama Jumlah / Luas
Inventaris
Tahun
Perolehan
1 Tanah Kantor 22.000 M2 1990/1991
2 Lapangan Jalan Aspal 12.660 M2 1993/1994
3 Jembatan Dermaga 275 M2 1992/1993
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 68
Prasarana dan Sarana Perkotaan
No Nama Jumlah / Luas
Inventaris
Tahun
Perolehan
4 Dudukan Dermaga 1 unit 1992/1993
5 Pompa air instalasi pipa kap. Max
10.000 liter 1 unit 1993/1994
6 Bangunan Pengaman Pelabuhan (Talud) 4000 M2 1991/1992
7 Kapal Penyeberangan 1 Buah 1993
8 Dermaga 1 set
- Dudukan MB 1 Buah 1992/1993
- Dudukan Rumah Kontrol 1 Buah 1992/1993
- Pagar Beton / Besi 400 M2 1992/1993
- Dudukan Hidrolik 3 Buah 1992/1993
- Moring Dolphin 3 Buah 1992/1993
- Cat Walk 156 M2 1992/1993
- Prenting Dolphin 3 Buah 1992/1993
- Pelindung MB 1 Unit 1993/1994
- Dudukan Hidron 1 Buah 1993/1994
- Movible Bridge 116 M2 1993/1994
- Lampu Mercury 20 Titik 1993/1994
- Tangki BBM Kapasitas 5.000 Liter 1 unit 1993/1994
- Pender 4 Buah 1993/1994
9 Railing Jembatan Dermaga 130 M2 1992
10 Kontrol Panel MB 1 unit 1992
11 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel kap.
Sedang 1 Unit 1993/1994
12 Bangunan Gedung
- Gedung Operasional / Kantor 400 M2 1993/1994
- Pos Jaga (2 Unit) 36 M2 1993/1994
- Rumah Genset 24 M2 1993/1994
- Gerbang Tol 1 unit 1993/1994
- Rumah Kontrol MB 18 M2 1993/1994
13 Alat Penyimpanan File
- Fhiling Cabinet Mustang 4 Buah 1993/1994
- Rak Buku Kayu 2 Buah 1995
- Brangkas Box 1 Buah 1993/1994
Sumber : Padang Dalam angka
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 69
Pemerintahan Politik dan Hukum
BAB 4 PEMERINTAHAN POLITIK DAN HUKUM
Dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dijelaskan bahwa
kriteria penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi atas dasar eksternalitas, akuntabilitas, dan
efesiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar susunan pemerintahan. Selanjutnya
dinyatakan bahwa urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah
berdasarkan kriteria tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan (pasal 11 ayat 3).
Sebagai penjabaran dari amanat UU No. 32 tahun 2004 terkait dengan pembagian urusan
pemerintahan ini, Peraturan Daerah Kota Padang No. 08 tahun 2004 tentang kewenangan Kota
Padang yang kemudian dirubah dengan PERDA No. 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan
Kota Padang pasal 4 bahwa Urusan Pemerintahan dibagi menjadi 2 kewenangan Pemerintah
Daerah, yakni :
1. Urusan Wajib
2. Urusan Pilihan
Kantor Balai Kota Padang,
Jl. Prof. M. Yamin, SH Kantor Gubernur Prov. SumBar, Jl. Sudirman Padang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 70
Pemerintahan Politik dan Hukum
Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 adalah urusan pemerintahan yang
wajib diselenggarakan oleh Pemerintahan Daerah berkaitan dengan pelayanan dasar. Urusan
wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat 26 urusan wajib yang meliputi bidang :
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Lingkungan Hidup
4. Pekerjaan Umum
5. Penataan Ruang
6. Perencanaan Pembangunan
7. Perumahan
8. Kepemudaan dan Olah raga
9. Penanaman Modal
10. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
11. Kependudukan dan Catatan Sipil
12. Ketenagakerjaan
13. Ketahanan Pangan
14. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak
15. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
16. Perhubungan
17. Komunikasi dan Informatika
18. Pertanahan
19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat
Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
21. Pemberdayaan Masyarakat
22. Sosial
23. Kebudayaan
24. Statistik
25. Kearsipan dan
26. Perpustakaan
Kantor DPRD Kota Padang Jl. Sawahan, Padang
Rencana Kantor DPRD Kota Padang Jl. By-Pass, Padang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 71
Pemerintahan Politik dan Hukum
Urusan Pilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 adalah urusan pemerintahan yang
secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan
kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah. Berdasarkan analisis terhadap Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB), mata pencaharian penduduk, pemanfaatan lahan dan pengembangan
potensi yang ada di daerah, maka urusan pilihan yang dilaksanakan terdapat 7 urusan pilihan yang
meliputi bidang :
1. Kelautan dan perikanan
2. Pariwisata
3. Kehutanan
4. Perdagangan
5. Industri
6. Pertanian
7. Energi dan sumber daya mineral
4.1 ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH
Untuk operasionalisasi penyelenggaraan urusan pemerintahan, diperlukan penataan
lembaga/organisasi perangkat daerah yang efektif dan efisien, serta secara struktural dan
fungsional mampu menangani tugas-tugas dan kewenangan pemerintahan sebagaimana yang
sudah digariskan dalam peraturan daerah.
Dengan telah keluarnya Perda Kota Padang No. 15 s/d 22 Tahun 2008 tentang Organisasi
Perangkat Daerah Kota Padang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1
Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kota Padang
Tahun 2009 s/d 2012
No Satuan Kerja Tahun
2009 2010 2011 2012
1 Sekretariat Daerah
A. Sekretaris Daerah 1 1 1 1
B. Asisten 3 3 3 3
Bagian 9 9 9 9
C. Staf Ahli 5 5 5 5
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 72
Pemerintahan Politik dan Hukum
No Satuan Kerja Tahun
2009 2010 2011 2012
2 Sekretariat DPRD
A. Sekretaris DPRD 1 1 1 1
B. Bagian 4 4 4 4
3 Dinas 18 18 18 16
4 Badan / Inspektorat 6/1 6/1 6/1 6/1
5 Kantor, dan Lembaga Setingkat Kantor
(RSUD) 6 6 6 4
6 BUMD 1 1 1 1
7 Kecamatan 11 11 11 11
8 Kelurahan 104 104 104 104
Sumber : Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Padang Tahun 2012
Susunan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang Berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Padang Nomor 15 S/D 22 Tahun 2008, terdiri dari;
I. Sekretariat Daerah:
1. Sekretaris Daerah
2. Asisten Pemerintahan, terdiri dari :
a. Bagian Pemerintahan
b. Bagian Hukum
c. Bagian Pertanahan
3. Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, terdiri dari :
a. Bagian Perekonomian
b. Bagian Pembangunan
c. Bagian Kesejahteraan Rakyat
4. Asisten Administrasi , terdiri dari :
a. Bagian Umum
b. Bagian Organisasi
c. Bagian Perlengkapan
5. Staf ahli :
a. Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 73
Pemerintahan Politik dan Hukum
b. Staf Ahli Bidang Pemerintahan
c. Staf Ahli Bidang Pembangunan
d. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia
e. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan
II. Sekretariat DPRD terdiri dari:
1. Sekretaris DPRD
2. Bagian :
a. Bagian Administrasi
b. Bagian Persidangan dan Risalah
c. Bagian Keuangan
d. Bagian Humas dan Protokol
III. Dinas Daerah terdiri atas:
1. Dinas Pendidikan
2. Dinas Kesehatan
3. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
5. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
6. Dinas Pekerjaan Umum
7. Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan
8. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah
9. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan, dan Energi
10. Dinas Pemuda dan Olah Raga
11. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset
12. Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanaan
13. Dinas Kebudayaan, dan Pariwisata
14. Dinas Kelautan dan Perikanan
15. Dinas Kebersihan dan Pertamanan
16. Dinas Pasar
17. Dinas Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal
IV. Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis
1. Inspektorat
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
3. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
4. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan
5. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
6. Badan Kepegawaian Daerah
7. Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 74
Pemerintahan Politik dan Hukum
8. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat
9. Kantor Ketahanan Pangan
10. Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi
11. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
12. Rumah Sakit Umum Daerah
V. Kecamatan dan Kelurahan, Terdapat 11 kecamatan dan 104 kelurahan
4.1.1. Kecamatan dan Kelurahan
Sebagai pelaksana dan pemberi pelayanan publik yang bersentuhan langsung dengan
masyarakat adalah pemerintahan kecamatan dan kelurahan. Pemerintah kecamatan dan kelurahan
diharapkan mampu untuk mengefektifkan, mempermudah dan mempercepat jangkauan dan waktu
layanan pemerintah terhadap masyarakat. Selain itu mampu pula memberikan pembinaan
kehidupan kemasyarakatan dan memotivasi kegiatan pembangunan di wilayah masing-masing.
Berdasarkan Perda Kota Padang Nomor 15 s/d 22 tahun 2008 bahwa terdapat sebanyak
11 Kecamatan dan 104 Kelurahan di Kota Padang, dimana tidak terjadi penambahan/pengurangan
Wilayah Kecamatan dan Kelurahan yang ada di Kota Padang hanya terdapat penambahan jumlah
RW dan RT. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk serta adanya pembentukan komunitas baru
dibeberapa wilayah, seperti adanya komplek-komplek perumahan yang memungkinkan untuk
ditambahnya RT dan RW yang baru. Pada tahun 2012 ini di Kota Padang terdapat 829 RW dan
3.136 RT serta 104 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM).
Tabel 4.2
Kecamatan, Kelurahan, Jumlah RW, RT dan LPM Kota Padang
Tahun 2012
No Nama
Kecamatan Nama Kelurahan
Jumlah
RW RT LPM
1. Lubuk Kilangan Bandar Buat
Tarantang
Baringin
Padang Besi
Indarung.
Batu Gadang
Koto Lalang
11
2
2
4
12
5
8
43
10
5
20
44
21
31
1
1
1
1
1
1
1
Jumlah 44 174 7
2. Pauh Cupak Tangah
Koto Lua
6
6
20
25
1
1
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 75
Pemerintahan Politik dan Hukum
No Nama
Kecamatan Nama Kelurahan
Jumlah
RW RT LPM
Pisang
Piai Tangah
Kapalo Koto
Lambung Bukit
Binuang Kp. Dalam
Limau Manis Selatan
Limau Manis
7
4
4
4
5
7
8
23
12
15
13
18
26
18
1
1
1
1
1
1
1
Jumlah 51 170 9
3. Padang Selatan Belakang Pondok
Alang Laweh
Ranah Parak Rumbio
Pasa Gadang
Batang Arau
Seberang Palinggam
Seberang Padang
Mata Air
Rawang
Teluk Bayur
Air Manis
Bukik Gado-Gado
4
5
4
6
4
5
8
15
14
3
2
2
9
20
18
23
19
22
27
55
52
16
6
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Jumlah 72 275 12
4. Nanggalo Surau Gadang
Kampung Lapai
Kampung Olo
Gurun Laweh
Kurao Pagang
Tabiang Banda Gadang
22
8
6
3
6
3
97
42
22
11
32
15
1
1
1
1
1
1
Jumlah 48 219 6
5. Padang Utara
Air Tawar Timur
Air Tawar Barat
Ulak Karang Utara
Ulak Karang Selatan
Lolong Belanti
Gunung Pangilun
Alai Parak Kopi
3
14
6
13
7
13
14
12
62
22
43
32
48
53
1
1
1
1
1
1
1
Jumlah 70 272 7
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 76
Pemerintahan Politik dan Hukum
No Nama
Kecamatan Nama Kelurahan
Jumlah
RW RT LPM
6. Padang Barat Flamboyan Baru
Rimbo Kaluang
Ujung Gurun
Purus
Padang Pasir
Olo
Kampung Jao
Belakang Tangsi
Kampung Pondok
Berok Nipah
5
4
6
7
6
5
8
6
11
6
22
14
27
26
22
22
21
18
33
23
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Jumlah 64 228 10
7. Koto Tangah Balai Gadang
Lubuk Minturun
Air Pacah
Dadok Tunggul Hitam
Koto Panjang Ikur Koto
Batipuh Panjang
Koto Pulai
Batang Kabung
Bungo Pasang
Lubuk Buayo
Padang Sarai
Parupuk Tabing
Pasie Nan Tigo
14
9
9
14
9
17
4
15
16
21
11
20
11
50
32
39
60
39
56
13
56
51
87
52
81
42
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Jumlah 170 658 13
8. Kuranji Pasar Ambacang
Anduring
Lubuk Lintah
Ampang
Kalumbuk
Korong Gadang
Kuranji
Gunung Sarik
Sungai Sapih
9
8
8
9
8
16
18
13
6
36
31
31
26
28
70
84
57
28
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Jumlah 95 391 9
9. Padang Timur Jati
Jati Baru
9
10
33
31
1
1
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 77
Pemerintahan Politik dan Hukum
No Nama
Kecamatan Nama Kelurahan
Jumlah
RW RT LPM
Sawahan
Sawahan Timur
Simpang Haru
Andalas
Ganting Parak Gadang
Parak Gadang Timur
Kubu Marapalam
Kubu Dalam Parak Karakah
6
5
6
11
11
8
8
15
18
20
17
41
47
32
26
54
1
1
1
1
1
1
1
1
Jumlah 89 319 10
10. Bungus Teluk
Kabung
Bungus Barat
Bungus Timur
Bungus Selatan
Teluk Kabung Utara
Teluk Kabung Tengah
Teluk Kabung Selatan
8
10
3
5
4
2
27
32
13
14
10
9
1
1
1
1
1
1
Jumlah 32 105 6
11. Lubuk Begalung Cangkeh Nan XX
Kampung Baru Nan XX
Lubuk Begalung Nan XX
Tanjung Aur Nan XX
Gurun Laweh Nan XX
Koto Baru Nan XX
Banuaran Nan XX
Parak Laweh Pulau Aia Nan XX
Pampangan Nan XX
Tanah Sirah Piai Nan XX
Pitameh Tanjung Saba Nan XX
Batung Taba Nan XX
Kampung Jua Nan XX
Pengambiran Ampalu Nan XX
Gates Nan XX
5
7
10
2
5
11
13
11
12
8
5
7
8
20
9
20
25
33
8
22
43
43
41
48
32
17
33
25
79
35
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Jumlah 133 504 15
TOTAL KOTA PADANG 829 3.136 104
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan,dan Keluarga Berencana
Kota Padang Tahun 2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 78
Pemerintahan Politik dan Hukum
Dalam rangka penyelenggaraan pencatatan administrasi kependudukan berupa Kartu
Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga yang dilaksanakan oleh kelurahan dan diterbitkan oleh
kecamatan dibawah koordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sepanjang
tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3
Jumlah Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) yang
Diterbitkan Menurut Kecamatan Tahun 2012
No Kecamatan KTP KK
1 Bungus Teluk Kabung 1,312 258
2 Lubuk Kilangan 2,520 8,601
3 Lubuk Begalung 6,688 16,109
4 Padang Selatan 4,224 2,088
5 Padang Timur 6,824 14,652
6 Padang Barat 4,584 12,268
7 Padang Utara 3,104 20,100
8 Nanggalo 1,512 12,159
9 Kuranji 8,016 17,422
10 Pauh 4,536 7,236
11 Koto Tangah 7,504 5,426
Jumlah 50,824 374,061
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2012
4.1.2 Aparatur Pemerintah Daerah
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik perlu didukung oleh ketersediaan aparatur
pemerintah daerah yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dari segi pendidikan,
golongan PNS yang dimiliki Pemda Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 79
Pemerintahan Politik dan Hukum
Tabel 4.4
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Padang Menurut Tingkat Pendidikan
(orang) Tahun 2009 s/d 2012
No Jenjang
Pendidikan
2009 2010 2011 2012
Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)
1 SD 239 1,70 246 1,73 247 1.76 243 1,78
2 SLTP 257 1,83 265 1,86 236 1.68 253 1,86
3 SLTA 3.872 27,56 3.537 24,88 3.578 25.45 3.389 24,89
4 Diploma 4.155 29,57 4.255 29,93 3.980 28.31 3.882 28,51
5 Sarjana 5.088 36,21 5.428 38,19 5.512 39.20 5.356 39,33
6 Pasca Sarjana
(S2 dan S3) 439 3,13 484 3,41 507 3.60 494 3,63
Total 14.050 100 14.215 100 14.060 100 13.617 100
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kota Padang Tahun 2012
Secara keseluruhannya pada tahun 2012 terjadi penurunan jumlah pegawai sebesar 443
orang. Dimana pada Tahun 2011 berjumlah 14.060 orang menjadi 13.617 orang pada Tahun
2012. Hal ini terjadi salah satunya disebabkan tidak ada penerimaan CPNS atau moratorium
pegawai pada Tahun 2012 dan disamping itu terdapat PNS yang pensiun. Peningkatan jumlah
PNS pada jenjang pendidikan Sarjana dan Pasca Sarjana, hal ini disebabkan kebijakan Pemko
Padang untuk memberikan beasiswa kepada aparatur-aparatur yang potensial disamping itu juga
dikarenakan makin tingginya minat PNS untuk menambah ilmu pengetahuan mereka ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi dengan menggunakan biaya sendiri. Sementara penurunan jumlah
pegawai pada jenjang pendidikan Diploma disebabkan banyak pegawai yang mengambil kuliah
lagi baik melalui program beasiswa maupun biaya sendiri, dan pada jenjang pendidikan SLTP
pegawai melakukan penyesuaian ijazah dengan ikut ujian Paket C.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 80
Pemerintahan Politik dan Hukum
Gambar 4.1
Persentase (%) Jumlah PNS Pemko Padang Menurut Jenjang
Pendidikan dan Golongan Tahun 2009 s/d 2012
Pada tahun 2012 jumlah PNS Pemko Padang bila dilihat berdasarkan jenjang pendidikan
sarjana dan pasca sarjana terdapat sebanyak 5.850 orang atau sebanyak 42,96%, dimana
jumlahnya turun namun prosentasenya naik jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang
berjumlah 6.019 orang atau 42,80%. Dimana untuk yang sudah menyelesaikan Pasca Sarjana naik
dari 3,60% pada tahun 2011 menjadi 3,63% di tahun 2012. Ini dapat menggambarkan kualitas
pegawai PNS Kota Padang dari sisi pendidikan sudah cukup memadai, disamping itu juga banyak
pegawai yang dikirim untuk mengikuti pelatihan/kursus-kursus untuk meningkatkan kinerjanya.
1,7 1,73 1,76 1,781,83 1,86 1,68 1,86
27,5624,88 25,45 24,89
29,57 29,9328,31 28,51
36,2138,19 39,2 39,33
3,13 3,41 3,6 3,63
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
2009 2010 2011 2012
SD
SLTP
SLTA
Diploma
360 397 402 362
1.987 2.162 2.174 2.098
6.396 5.993 5.883 5.773
5.307 5.663 5.601 5.439
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
2009 2010 2011 2012
Golongan I
Golongan II
Golongan III
Golongan IV
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 81
Pemerintahan Politik dan Hukum
Tabel 4.5
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Padang
Tahun 2009 s/d 2012 Menurut Golongan (orang)
No Uraian Tahun
2009 2010 2011 2012
1 Golongan I 360 397 402 362
2 Golongan II 1.987 2.162 2.174 2.098
3 Golongan III 6.396 5.993 5.883 5.773
4 Golongan IV 5.307 5.663 5.601 5.439
Jumlah PNS 14.050 14.215 14.060 13.672
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kota Padang tahun 2012
Bila dilihat dari golongan PNS pada Kota Padang 3 tahun terakhir terlihat bahwa yang
terbanyak pada golongan III dan golongan IV dengan jumlah 11.212 orang atau 82,01% pada
tahun 2012 yang jumlahnya turun dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana untuk golongan III
sebanyak 5.773 orang atau 42.22% dan golongan IV sebanyak 5.439 orang atau 39,78%. Hal ini
menggambarkan telah terjadi perpindahan pegawai dan terdapat yang pensiun. Untuk Golongan I
dan II dengan jumlah 2.460 orang atau 17,99% pada tahun 2012, terjadi penurunan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan adanya kenaikan golongan atau pensiun serta
masih berlakunya moratorium penerimaan CPNS.
4.1.3. Perizinan
Dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat yang dilaksanakan Pemerintah
Kota Padang sebagai upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat/penerima pelayanan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, hakekatnya memberikan pelayanan
prima. Pelayanan prima yang diberikan kepada masyarakat merupakan perwujudan kewajiban
aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat, sehingga diperlukan aparatur yang mempunyai
integritas dan profesional.
Tindak lanjut dari PP Nomor 41 Tahun 2008 tentang organisasi perangkat daerah dan
Permendagri Nomor 20 Tahun 2008 tentang pedoman organisasai, dalam rangka memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat maka tata kerja unit pelayanan perizinan terpadu di
Pemerintah Kota Padang dituangkan dalam Perda Nomor 21 Tahun 2008 dengan dibentuknya
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KP2T).
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 82
Pemerintahan Politik dan Hukum
KP2T didirikan untuk menyelenggarakan pelayanan perizinan yang sederhana, cepat,
tepat, akurat, transparan dan terjangkau agar tercipta iklim usaha yang kondusif bagi masyarakat
dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kota Padang. Saat ini KP2T memberikan
pelayanan perizinan sebanyak 12 (dua belas), antara lain; SITU, Izin Gangguan (HO), SIUP,
TDP, Tanda Daftar Gudang, Izin Usaha Industri, Izin Pertambangan Daerah (Gal C), Izin Trayek,
Izin Usaha Angkutan Umum, Izin Usaha Pariwisata, Izin Pemakaman dan Non Perizinan (Akte
Kelahiran).
Disamping itu masih terdapat pelayanan perizinan yang dikelola oleh SKPD
bersangkutan, antara lain Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Keterangan Rencana Kota
(KRK), Jumlah IMB dan KRK yang diterbitkan dari Tahun 2008 s/d 2012 dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.6
Perkembangan IMB dan KRK Kota Padang
Tahun 2008 s/d 2012
No Uraian Satuan Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1. PIMB yang Dikeluarkan Buah 910 1,389 1,399 1,173 1,101
2. IMB yang Dikeluarkan Buah 701 1,248 1,047 1,019 883
3. Permohonan KRK yang masuk Buah 933 886 1,180 1,165 1,167
4. SK KRK yang dikeluarkan Buah 753 761 1,020 1,048 987
Sumber : Dinas Tata Ruang danTata Bangunan Kota PadangTahun 2012
4.2 PENGELOLAAN ASET DAERAH
Salah satu bagian yang terpenting dalam pengelolaan aset daerah adalah penilaian aset
daerah itu sendiri. Penilaian diartikan sebagai suatu proses kegiatan penelitian yang selektif
didasarkan pada data/fakta yang objektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknik tertentu
untuk memperoleh nilai barang milik negara/daerah. Penilaian terhadap aset daerah merupakan
suatu kewajiban daerah karena hal tersebut akan terkait dengan pertanggung jawaban Kepala
Daerah dalam menjalankan tugasnya mengelola potensi yang dimiliki oleh daerah dipimpinnya.
Disisi lain, pada pasal 37 PP No. 36 tahun 2006 tentang Pengelolaan barang milik negara/daerah
lebih khusus dinyatakan bahwa penilaian barang milik negara/daerah dilakukan dalam rangka
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 83
Pemerintahan Politik dan Hukum
penyusunan Neraca Pemerintah Pusat/Daerah, pemanfaatan dan pemindahan barang milik
negara/daerah.
Berdasarkan hal tersebut Pemerintah Kota Padang bekerjasama dengan pihak lain telah
melakukan penilaian aset daerah yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Padang. Pada Tabel 4.5
dapat dilihat Aset Tetap Pemerintah Kota Padang tahun 2012.
Tabel 4.7
Daftar Rekapitulasi Aset Tetap Pemerintah Kota Padang
Tahun 2008 s/d 2011
No Uraian
Tahun (Rp.)
2008 2009* 2010* 2011
1. Tanah 843.667.416.333,00 859.778.040.926,37 782.190.685.258,37 799.307.984.240.00
2. Peralatan Mesin 175.629.650.265,00 193.152.926.358,00 212.259.128.043,00 250.698.163.247.06
3. Gedung & bangunan 489.153.144.685,30 485.965.504.136,30 566.885.114.881,30 644.544.014.017.70
4. Jalan, Irigasi & Jembatan
1.072.623.636.691,50 1.075.611.853.301,50 1.158.586.502.285,50 1.207.705.985.787.50
5. Aset Tetap Lainnya 37.017.953.365,00 34.710.464.765,00 42.835.242.346,80 15.737.665.837.60
6. Konstruksi dalam pengerjaan
14.705.940.363,00 1.596.013.950,00 56.349.235.270,00 31.027.611.281.80
Jumlah 2.632.797.741.702,80 2.650.814.803.437,17 2.819.105.908.084,97 2.949.021.424.411.66
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padang
*) Angka diperbaiki
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 84
Pemerintahan Politik dan Hukum
Dalam rangka menunjang pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah
Kota Padang untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka perlu dilakukan usaha
pemilikan tanah yang diikuti dengan disertifikatkan tanah tersebut. Perkembangan jumlah dan
luas tanah negara yang sudah disertifikatkan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.8
Jumlah dan Luas Tanah Negara yang Sudah Disertifikatkan
Menurut Bulan Tahun 2011/ 2012
No Bulan 2011 2012
Jumlah Luas (M2) Jumlah Luas (M2)
1. Januari 6 1,053 8 4,771
2. Februari 7 5,355 5 1,275
3. Maret 16 10,786 12 22,009
4. April 3 2,024 2 540
5. Mei 4 1,939 6 4,643
6. Juni 4 3,243 4 1,549
7. Juli 15 10,330 7 1,374
8. Agustus 8 7,147 19 17,652
9. September 20 8,219 12 6,534
10. Oktober 9 8,686 6 7,314
11. November 10 1,682 8 2,252
12. Desember 24 8,598 8 982,404
Jumlah 126 69,062 97 1,052,298
Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kota Padang Tahun 2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 85
Pemerintahan Politik dan Hukum
4.3. POLITIK
Kehidupan demokrasi yang semakin berkembang di Indonesia tidak terlepas dari lahir dan
besarnya arus reformasi yang didengungkan dan diperjuangkan oleh berbagai elemen masyarakat,
baik organisasi sosial kemasyarakatan, kalangan mahasiswa, cendikiawan, kelompok agama
termasuk dari kalangan perguruan tinggi dan sebagainya. Kehidupan berpolitik dan berdemokrasi
di negara kita sudah semakin berkembang, tidak salah rasanya bangsa Indonesia merupakan salah
satu negara didunia yang mencapai kemajuan yang cukup signifikan dalam berdemokrasi.
Begitu juga dengan perkembangan berpolitik dan berdemokrasi di Kota Padang. Dengan
semakin diberikannya ruang bagi setiap individu untuk berserikat dan berkumpul, maka orang-
orang yang mempunyai jiwa berorganisasi semakin memperlihatkan eksistensi dan perannya, baik
yang hanya ingin menyuarakan aspirasi maupun yang ingin melibatkan diri dalam pengambilan-
pengambilan keputusan politik. Untuk mengaktualisasikan pesan tersebut, salah satu wadah yang
memiliki pesan yang sangat berpengaruh dalam membawa perubahan adalah partai politik.
4.3.1 Struktur Politik
Peserta Pemilihan Umum Tahun 2009 yang lalu di Kota Padang diikuti oleh 38 partai
politik untuk pemilihan DPRD II, DPRD I dan DPR RI. Hasil pemilu tersebut untuk DPRD II
Kota Padang suara terbanyak diperoleh oleh Partai Demokrat. Komposisi anggota partai politik
yang menjadi anggota DPRD Kota Padang tahun 2012 masih tetap sama dengan tahun 2009.
Jumlah anggota masing–masing fraksi juga tidak mengalami perubahan, jumlah tersebut dapat
dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini.
Tabel 4.9
Jumlah Anggota DPRD Kota Padang Berdasarkan Fraksi
Tahun 2012
No Fraksi Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Demokrat 15 2 17
2 Golkar dan PDIP 6 0 6
3 Partai Keadilan Sejahtera 5 1 6
4 PAN dan Gerindra 7 0 5
5 Hanura 4 0 6
6 PBB dan PPP 5 0 6
Jumlah 42 3 45
Sumber : Sekretariat DPRD Kota Padang Tahun 2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 86
Pemerintahan Politik dan Hukum
4.3.2 Kegiatan Sidang dan Produk DPRD
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab yang dibebankan
kepada setiap anggota maupun kepada lembaga DPRD Kota Padang, telah dilakukan serangkaian
kegiatan kedinasan yang meliputi sidang-sidang dan rapat-rapat pembahasan, baik perubahan
produk-produk hukum daerah maupun pembahasan dan penyelesaian permasalahan aktual yang
terjadi ditengah-tengah masyarakat, termasuk yang menyangkut kebijakan Pemerintah Daerah
Kota Padang. Secara lebih lengkap kegiatan sidang dan rapat DPRD Kota Padang dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 4.10
Kegiatan Sidang/Rapat DPRD Kota Padang
Tahun 2008 s/d 2012
No Kegiatan Sidang / Rapat Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1 Sidang Paripurna;
a. Biasa 33 39 40 21 22
b. Istimewa 6 8 5 4 6
c. Khusus - - - 2 3
2 Rapat Fraksi 231 190 200 171 159
3 Rapat Komisi 172 56 121 158 172
4 Rapat Panitia Khusus 50 37 58 332 23
5 Raker/Konsultasi dengan Eksekutif
a. Badan Anggaran 33 34 31 36 24
b. Rapat Kerja Gabungan - - - - -
c. Rapat Kerja dan Hearing
Panitia Khusus 153 236 158 261 65
6 Rapat Pimpinan 40 48 45 36 34
7 Rapat Gabungan Panitia Khusus 5 4 2 16 20
8 Rapat Gabungan Komisi - - - - -
9 Rapat Badan Musyawarah 40 27 25 27 27
Sumber : Sekretariat DPRD Kota Padang Tahun 2012
Sidang yang telah dilaksanakan oleh DPRD Kota Padang selama tahun 2012 telah
menghasilkan produk hukum daerah sebanyak 23 Perda, lebih banyak dari tahun 2011 yang hanya
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 87
Pemerintahan Politik dan Hukum
menghasilkan sebanyak 19 Perda. Hal ini menggambarkan besarnya kinerja DPRD dalam
menghasilkan perda, secara lebih lengkap produk dan nama perda yang dihasilkan oleh DPRD
Kota Padang dapat dilihat pada tabel 4.10 dan tabel 4.11 berikut ini.
Tabel 4.11
Produk yang Dihasilkan DPRD Kota Padang
Tahun 2008 s/d 2012
No Jenis Produk Jumlah
2008 2009 2010 2011 2012
1 Peraturan Daerah 16 13 6 19 23
2 Keputusan DPRD 23 30 34 34 43
3 Keputusan Pimpinan DPRD 18 14 16 16 14
4 Rekomendasi DPRD - 1 2 - -
Jumlah 57 58 58 69 80
Sumber : Sekretariat DPRD Kota PadangTahun 2012
Tabel 4.12
Peraturan Daerah yang telah Ditetapkan DPRD Kota Padang
Tahun 2012
No Peraturan Daerah Nomor Perda Tanggal
Penetapan
1. Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan, Pengemis,
Pengamen dan Pedagang Asongan 01 Tahun 2012 16 Januari 2012
2. Pembinaan dan Perlindungan Anak 02 Tahun 2012 23 Mei 2012
3. Penanaman Modal 03 Tahun 2012 23 Mei 2012
4. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang Tahun 2010-
2030 04 Tahun 2012 05 Juni 2012
5. Tanda Daftar Usaha Pariwisata 05 Tahun 2012 16 Juli 2012
6.
Tambahan Penyertaan Modal Pemerintah Kota Padang
Pada Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah
Sumatera Barat
06 Tahun 2012 16 Juli 2012
7. Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 8
Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah 07 Tahun 2012 13 Agustus 2012
8. Pengawasan Pengendalian dan Pelarangan Minuman
Beralkohol 08 Tahun 2012 13 Agustus 2012
9. Tera dan atau Tera Ulang Alat Ukur, Alat Takar Alat Timbang dan Perlengkapannya
09 Tahun 2012 13 Agustus 2012
10 Pertanggungjawaban APBD Tahun Anggaran 2011 10 Tahun 2012 19 Oktober 2012
11. Perubahan APBD Tahun Anggaran 2012 11 Tahun 2012 29 Oktober 2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 88
Pemerintahan Politik dan Hukum
No Peraturan Daerah Nomor Perda Tanggal
Penetapan
12. Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor
11 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum 12 Tahun 2012 01 Nopember 2012
13.
Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor
15Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah
13 Tahun 2012 04 Desember 2012
14.
Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor
16 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Daerah
14 Tahun 2012 04 Desember 2012
15.
Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor
17 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Inspektorat, dan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
15 Tahun 2012 04 Desember 2012
16. Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja
16 Tahun 2012 04 Desmber 2012
17.
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan
Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran
Daerah
17 Tahun 2012 04 Desember 2012
18. Pemberdayaan dan Pelestarian Adat Budaya dalam
Hidup Bernagari di Kota Padang 18 Tahun 2012 04 Desember 2012
19. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan 19 Tahun 2012 14 Desember 2012
20. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 20 Tahun 2012 14 Desember 2012
21. Pengelolaan Sampah 21 Tahun 2012 14 Desember 2012
22. Percepatan Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah 22 Tahun 2012 14 Desember 2012
23. Pengelolaan Rumah Kos 23 Tahun 2012 14 Desember 2012
Sumber : Bagian Hukum Pemko Padang Tahun 2012
4.4 HUKUM DAN KEAMANAN
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari institusi hukum yang ada di Kota Padang,
seperti Pengadilan Negeri Padang dan Kejaksaan Negeri Padang diperoleh data kasus-kasus
perdata yang terjadi selama tahun 2012 di Kota Padang. Jumlah Perkara yang ada di Pengadilan
Negeri Padang selama tahun 2012 mengalami peningkatan atau naik, yakni sebanyak 170 kasus.
Demikian juga perkara perdata yang dapat diselesaikan pada Tahun 2012 meningkat dari tahun
2011, yakni sebanyak 145 perkara dan sebanyak 85 perkara yang tidak dapat
diselesaikan/diputuskan. Data yang lebih terperinci disajikan pada tabel dibawah ini.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 89
Pemerintahan Politik dan Hukum
Tabel 4.13
Jumlah Perkara Perdata Pada Pengadilan Negeri Padang
Tahun 2009 s/d 2012
No Perkara Hukum 2009 2010 2011 2012
1 Perkara Perdata yang dilaporkan 125 129 129 170
2 Sisa tahun lalu 62 61 71 60
3 Perkara Perdata terselesaikan /
diputuskan 64 58 69 85
4 Sisa tahun ini 61 71 60 85
Sumber: Pengadilan Negeri PadangTahun 2012
Dalam kurun waktu 4 tahun yakni dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 terlihat
trend perkara perdata yang dilaporkan mengalami peningkatan, jumlah perkara tersebut
mengalami peningkatan sebanyak 45 perkara dalam 4 tahun tersebut. Hal ini juga
menggambarkan begitu besarnya keinginan masyarakat dalam mendapatkan perlindungan hukum.
Namun demikian baru sekitar 59 % perkara tersebut dapat diselesaikan/diputuskan, hal ini dapat
disebabkan terbatasnya jumlah hakim yang dimiliki atau berkas perkara tersebut belum lengkap
untuk disidangkan.
Tabel 4.14
Jumlah Perkara Pidana pada Pengadilan Negeri Padang
Tahun 2009 s/d 2012
No. Perkara Hukum 2009 2010 2011 2012
1 Perkara pidana yang dilaporkan 1.055 768 747 726
2 Sisa bulan lalu 125 83 98 90
3 Perkara pidana terselesaikan 972 670 657 630
4 Sisa tahun ini 83 98 90 96
Sumber: Pengadilan Negeri Padang Tahun 2012
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa perkara pidana yang dilaporkan pada
Pengadilan Negeri Padang selama tahun 2011 sebanyak 747 kasus dan mengalami penurunan
pada tahun 2012 menjadi 726 kasus. Jumlah perkara pidana yang dapat diselesaikan mengalami
peningkatan, dimana pada tahun 2011 terdapat 755 kasus dapat diselesaikan sementara pada tahun
2012 menurun yakni sebanyak 720 kasus atau sekitar 99,17% kasus dapat terselesaikan. Jika
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 90
Pemerintahan Politik dan Hukum
dibandingkan dengan kasus perdata, maka penyelesaian perkara pidana pada Pengadilan Negeri
Padang jauh lebih besar penyelesaiannya.
Kasus perkara pidana pada Kejaksaan Negeri Padang yang diterima/dilaporkan selama
tahun tahun 2008 s/d 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15
Jumlah Perkara Pidana Pada Kejaksaan Negeri Padang
Tahun 2008 s/d 2012
No Perkara Hukum 2008 2009 2010 2011 2012
1 Perkara pidana yang masuk bulan ini
766 60 735 694 744
2 Sisa bulan lalu 187 391 306 28 749
3 Perkana pidana terselesaikan 562 100 1.013 709 662
4 Sisa bulan ini 391 306 28 13 831
Sumber: Kejaksaan Negeri PadangTahun 2012
Sesuai dengan data yang disajikan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun
2011 jumlah perkara pidana yang dilaporkan bulan ini sebanyak 694 kasus dan mengalami
kenaikan di tahun 2012 menjadi 744 kasus. Perkara pidana yang telah diselesaikan pada tahun
2011 sebanyak 709 kasus dan pada tahun 2012 sebanyak 662 kasus yang dapat diselesaikan.
Gangguan keamanan dan pelanggaran lalu lintas di wilayah Poltabes Padang pada Tahun
2011 dapat langsung diselesaikan dan disidangkan, dimana kejadian yang paling sering terjadi
pada awal tahun kemudian menurun di pertengahan tahun dan meningkat lagi pada akhir tahun.
Tabel 4.16
Banyaknya Gangguan Keamanan dan Pelanggaran Lalu Lintas Wilayah
Polres Padang Tahun 2012
No Bulan Pelanggaran Lalu Lintas Gangguan Keamanan
Ditindak Disidang Dilaporkan Diselesaikan
1. Januari 1,489 1,489 - -
2. Februari 1,337 1,337 - -
3. Maret 1,029 1,029 - -
4. April 1,068 1,068 - -
5. Mei 881 881 - -
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 91
Pemerintahan Politik dan Hukum
No Bulan Pelanggaran Lalu Lintas Gangguan Keamanan
Ditindak Disidang Dilaporkan Diselesaikan
6. Juni 637 637 - -
7. Juli 837 837 - -
8. Agustus 835 835 - -
9. September 1,020 1,020 - -
10. Oktober 1,428 1,428 - -
11. November 938 938 - -
12. Desember 825 825 - -
Jumlah 12,324 12,324 - -
Sumber : Polresta Padang Tahun 2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 92
Aktifitas Perekonomian
BAB 5 AKTIFITAS PEREKONOMIAN
Kota Padang sebagai daerah perkotaan, maka komponen yang membentuk struktur
ekonominya lebih dominan terdiri dari kelompok sektor sekunder dan kelompok tersier, baik nilai
tambah maupun kontribusinya. Dalam struktur ekonomi atau pembentukan Produk Domestik
Regional Bruto ( PDRB ), sumbangan kelompok sektor tersier pada tahun 2012 mencapai 70
persen, kemudian diikuti oleh kelompok sektor sekunder dengan sumbangannya sebesar 22
persen. Sementara itu, kontribusi kelompok sektor primer yang mencakup sektor pertanian, sektor
pertambangan dan penggalian relatif kecil , hanya sebesar 8 persen.
Sektor perekonomian atau lapangan usaha yang menjadi kontributor utama pembentukan
PDRB Kota Padang adalah sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor perdagangan, hotel dan
restoran; sektor industri dan pengolahan ; serta sektor jasa-jasa. PDRB Kota Padang sampai tahun
2012, masih didominasi oleh empat sektor utama sebagai kontributor terbesar yaitu sektor
pengangkutan dan komunikasi sebesar 24 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar
21 persen, sektor industri dan pengolahan 15 persen, serta sektor jasa-jasa sebesar 17 persen.
Kontribusi ke empat sektor dimaksud melebihi 75 persen dari total PDRB.
Sementara kontribusi kelompok sektor primer terdiri dari sektor pertanian sebesar 6
persen dan pertambangan/penggalian sebesar 2 persen atau total kedua sektor tersebut relatif kecil
yakni hanya sebesar 8 persen dan cendrung terus menurun. Hal tersebut sejalan dengan terjadinya
proses transformasi struktur ekonomi yang membentuk perekonomian perkotaan. Beberapa
perubahan komponen utama struktur ekonomi mencakup pergeseran secara perlahan-lahan
aktivitas pertanian ke arah sektor non pertanian, dari sektor industri ke sektor jasa. Hal itu
ditandai dengan adanya perubahan persentase sumbangan berbagai sektor dalam pembangunan
ekonomi. Secara umum transformasi struktural ditandai oleh peralihan dan pergeseran kegiatan
perekonomian dari sektor poduksi primer (pertanian) menuju sektor produksi sekunder (industri
manufaktur, konstruksi) dan sektor tersier.
Di sisi lain, beberapa sektor yang merupakan sektor potensial seperti sektor perikanan
dan kelautan serta pariwisata, belum mampu memberikan peran yang besar terhadap
pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kualitas sumberdaya manusia,
ketertinggalan penerapan teknologi dan meningkatnya kompetisi dalam pengelolaan. Selain itu
juga dampak kenaikan harga BBM, masalah pengaturan perizinan, kerusakan ekosistem,
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 93
Aktifitas Perekonomian
tingginya angka pencurian ikan (illegal fishing). Kesemuanya itu secara langsung maupun tidak
langsung telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, khususnya dalam menghasilkan output
(produk) dan penyerapan tenaga kerja.
5.1. BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN
Ketersediaan fasilitas perbankan sebagai salah satu sarana perekonomian yang
menjalankan fungsi intermediasi keuangan, memiliki peranan penting untuk menunjang aktifitas
perekonomian masyarakat dan kegiatan pembangunan daerah. Dalam rangka meningkatkan
jangkauan layanan perbankan kepada masyarakat, beberapa bank telah menambah kantor cabang
dan kantor cabang pembantu dan kantor kasnya yang tersebar pada kawasan perekonomian dan
perkantoran di Kota Padang.
Pasar Raya Padang Blok 1 Bagian Dalam lantai 1
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 94
Aktifitas Perekonomian
Tabel 5.1
Jumlah Kantor Bank Menurut Kepemilikan
di Kota Padang Tahun 2012
Nama Bank Kantor Kantor
Cabang
Pembantu Pusat Wilayah Cabang
I. Bank Pemerintah
a. Bank Devisa
1. PT BNI (Persero) - 1 13 8
2. PT BRI (Persero) - 1 4 14
3. PT Mandiri (Persero) - 1 3 18
b. Bank Non Devisa -
1. PT BTN (Persero) - - 1 4
2. BPD Sumbar 1 - 30 35
II. Bank Swasta
a. Bank Devisa
1. PT Bank Bukopin - - 1 1
2. PT BII - - 1 3
3. PT Bank Danamon Indonesia - - 1 24
4. PT Bank CIMB Niaga, Tbk - - 2 12
5. PT Bank Permata - - 1 -
6. PT Bank Central Asia, Tbk - - 2 3
7. PT Bank Mega, Tbk - - 1 1
8. PT Bank Mestika Dharma - - 1 -
9. PT Bank Panin, Tbk - - 1 1
10. PT Bank OCBC NISP, Tbk - - 1 1
11. PT Bank Commonwealth - - 1 -
b. Bank Non Devisa
1. PT BTPN - - 2 22
2. Bank Kesejahteraan Ekonomi - - 1 -
3. PT Bank Sinarmas - - 1 -
III. Bank Syariah
1. PT Bank Syariah Mandiri - - 3 14
2. PT Bank Muamalat Indonesia - - 1 4
3. PT BNI Syariah - - 2 3
4. PT Bank Syariah BRI - - 1 1
5. PT Bank Syariah Bukopin - - 1 2
6. PT Bank Danamon Unit Usaha
Syariah - - 1 -
7. PT Syariah Mega Indonesia - - 1 8
8. PT. BPD Unit Usaha Syariah - - 3 2
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 95
Aktifitas Perekonomian
Peranan perbankan dalam menunjang aktifitas perekonomian dapat dilihat dari
perkembangan dana simpanan dan kredit yang disalurkan oleh perbankan. Selama tahun 2012
perkembangannya menampilkan kondisi yang menggembirakan, ini ditandai dengan adanya
peningkatan penyaluran dana dari perbankan kepada masyarakat pada berbagai sektor ekonomi.
Perkembangan kredit pada Bank Umum mengalami peningkatan dari Rp.
11.090.459.000.000 pada tahun 2011 menjadi Rp. 12.492.004.000.000 pada tahun 2012. Rata-rata
penyaluran kredit tiap triwulannya relatif sama pada tahun 2012, hal ini menandakan relatif
stabilnya perekonomian Kota Padang sepanjang Tahun 2012. Seperti yang digambarkan pada
tabel berikut ini.
Tabel 5.2
Perkembangan Kredit pada Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota
Padang Tahun 2012 (juta Rp.)
No Akhir Periode Bank Umum BPR Jumlah
1 Triwulan I 11.345.676 - 11.345.676
2 Triwulan II 12.404.267 - 12.404.267
3 Triwulan III 12.212.697 - 12.212.697
4 Triwulan IV 12.492.004 - 12.492.004
Posisi 12.492.004 - 12.492.004
Sumber : Bank Indonesia Padang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 96
Aktifitas Perekonomian
Tabel 5.3
Perkembangan kredit UMKM pada Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
di Kota Padang Tahun 2012 (juta Rp.)
No Akhir Periode Bank Umum BPR Jumlah
1 Triwulan I 3.006.186 48.429 3.054.615
2 Triwulan II 3.367.102 49.133 3.416.235
3 Triwulan III 3.370.821 49.198 3.420.019
4 Triwulan IV 3.528.073 48.600 3.576.673
Posisi 3.528.073 48.600 3.576.673
Sumber : Bank Indonesia Padang
Penyaluran kredit pada bank umum besarannya mengalami fluktuasi tiap triwulannya,
dimana pada triwulan I berada pada posisi nilai Rp. 2.636.435.000.000,- kemudian mengalami
penurunan pada triwulan II dan III, tetapi meningkat lagi secara signifikan pada mencapai Rp.
3.074.332.000.000,- Sementara untuk BPR mempunyai kecendrungan yang menurun tiap
triwulannya. Namun demikian pada BPR semua dana simpanan disalurkan semuanya, malahan
melebihi dari dana simpanannya atau jumlah kredit lebih besar dari simpanan. Sementara pada
bank umum tidak semua dana simpanan yang disalurkan menjadi kredit bagi masyarakat di Kota
Padang, diharapkan kedepannya agar dana tersebut dapat disalurkan semuanya bahkan lebih bagi
masyarakat atau pelaku usaha untuk menunjang roda pembanguan di Kota Padang.
Bank Indonesia, Jl. Sudirman
Bank Mandiri, Jl. Sudirman
Bank Bukopin, Jl. Sudirman
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 97
Aktifitas Perekonomian
Tabel 5.4
Posisi kredit pada Bank Umum dan BPR menurut Sektor Ekonomi
di Kota Padang Tahun 2012 (juta Rp.)
No Sektor Ekonomi Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
1 Pertanian 185.834 293.513 173.956 193.125
2 Pertambangan 332.810 261.572 261.871 149.353
3 Industri 1.056.133 1.249.858 1.114.660 1.173.083
4 Listrik,Gas dan Air 1.146 2.711 2.943 4.392
5 Konstruksi 21.0847 249.726 278.525 288.739
6 Perdagangan 2.931.554 3.287.125 3.381.122 3.474.790
7 Angkutan 251.833 262.334 320.056 373.149
8 Jasa-jasa 775.108 766.074 935.002 917.589
9 Lainnya 5.270.258 5.235.244 5.399.664 5.529.173
Jumlah 11.015.523 11.608.157 11.867.799 12.103.393
Sumber : Bank Indonesia Padang
Kredit terbesar yang disalurkan oleh bank umum dan BPR adalah untuk sektor
Perdagangan dan Industri, dengan nilai masing-masing sebesar Rp. 3.474.790 dan Rp. 1.173.083,-
. Sementara yang terendah untuk sektor Listrik, Gas dan Air sebesar Rp. 4.392,- .
5.2. PERDAGANGAN DAN JASA
Kegiatan perdagangan meliputi kegiatan membeli dan menjual barang, untuk tujuan
penyaluran/pendistribusian tanpa mengubah sifat barang. Pergerakan arus barang ini,
membutuhkan sarana perdagangan terutama sarana pasar yang dapat mempertemukan antara
penjual dan konsumen. Klasifikasi pasar dalam hal ini dibedakan atas berbentuk pasar grosir,
mall/pasar swalayan maupun pasar-pasar tradisional. Perkembangan jenis dan jumlah pasar di
Kota Padang selama tiga tahun terakhir dapat dilihat seperti tabel berikut.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 98
Aktifitas Perekonomian
Tabel 5.5
Jenis dan Jumlah Pasar di Kota Padang
Tahun 2010 s/d 2012
Jenis Pasar Tahun
2010 2011 2012
1. Pasar Tradisional/lokal
2. Pasar Swalayan
3. Pasar Grosir
4. Mal/Plaza
25
36
2
4
25
36
1
4
24
36
1
4
Sumber : Dinas Perindagtamben Kota Padang
Jumlah pasar tradisional pada tahun 2012, berkurang dibanding tahun sebelumnya. Pada
2010 dan 2011 jumlah pasar tradisonal sebanyak 25 buah dan pada tahun 2012 turun menjadi 24
buah. Pengurangan ini terjadi disebabkan tidak aktifnya lagi Pasar Air Pacah karena pada lokasi
tersebut di bangun perkantoran Pemerintahan Kota Padang. Sebagian dari pasar-pasar tersebut
merupakan pasar tumbuh atau pasar kaget yang bermunculan pasca gempa dan seiring
permukiman-permukiman baru di Kota Padang. Umumnya pasar-pasar tersebut dikelola oleh
masyarakat. Dua puluh empat pasar tradisional tersebut tersebar pada Kecamatan-kecamatan yang
ada di Kota Padang. Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan minat masyarakat berbelanja di
pasar tradisional, maka secara bertahap telah dilakukan revitalisasi pasar tradisional seperti Pasar
Bandar Buat, Pasar Simpang Haru dan Pasar Alai.
Untuk melihat kemampuan dan daya tarik sebuah pasar dalam melakukan aktivitas
perekonomian, bisa tergambar dari jumlah toko, kios dan los yang terdapat di pasar tersebut.
Jumlah toko, kios dan los yang terdapat di pasar-pasar di Kota Padang tahun 2012, seperti
tercantum pada tabel berikut.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 99
Aktifitas Perekonomian
Tabel 5.6
Luas dan Jumlah Petak toko/kios, dan Meja Batu
Yang Dikelola Dinas Pasar Kota Padang Tahun 2012
No. Jenis Pasar
Luas / Area (m2) Jumlah Petak
Tanah Bangunan Toko /
Kios
Meja
Batu
I. Pasar Raya Timur I
1. Inpres Tahap I 4.312 - - -
2. Inpres Tahap II 5.295
- - -
3. Inpres Tahap III 5.632
- - -
4. Inpres Tahap IV 1.500
- - -
5. Pertokoan Pasar Baru 158
- - -
II. Pasar Raya Timur II
1. Pertokoan Fase I 568 905 158 -
2. Pertokoan Fase II 545 895 162 -
3. Pertokoan Fase III 575 931 169 -
4. Pertokoan Fase IV 1.245 1.700 172 -
5. Pertokoan Fase V 430 750 114 -
6. Pertokoan Fase VI 490 595 100 -
7. Pertokoan Fase VII 11.584 6.243 342 -
III. Pasar Raya Barat
1. Tahap I (Inpres Pert) 9.742 7.311 250 79
2. Tahap II (Inpres Pert) 2.704 2.135 84 -
3. Tahap III (Inpres Pert) 4.389 3.621 96 -
4. Pertokoan Blok A 4.800 3.832 173 -
5. Pertokoan Lapangan 630 527 13 -
6. Pertokoan Rajawali 672 468 25 -
7. Pertokoan Atom Shopping
2.700 2.430 223 442-
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 100
Aktifitas Perekonomian
No. Jenis Pasar
Luas / Area (m2) Jumlah Petak
Tanah Bangunan Toko /
Kios
Meja
Batu
IV. Pasar Pembantu
1. Tanah Kongsi 6.000 2.040 60 239
2. Ulak Karang 6.400 2.186 34 80
3. Alai 13.630 5.130 80 216
4. Simpang Haru 5.800 2.142 93 90
5. Siteba (Inpres Psr) 1.800 2.521 72 152
6. Lubuk Buaya 23.600 3.873 148 180
7. Bandar Buat 25.300 4.548 367 491
Sumber : Dinas Pasar Kota Padang
Pada musibah gempa yang terjadi pada tanggal 30 September 2009, sebagian besar
bangunan Pasar Raya mengalami rusak berat. Bangunan pasar raya yang runtuh adalah Pasar
Inpres I, II, III dan IV yang merupakan bangunan permanen berlantai II. Sesuai dengan kebijakan
rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa, salah satunya pada sarana perekonomian maka
bangunan Pasar Raya juga dilakuan rehab rekonstruksi. Pada tahun 2012 telah selesai dibangun
Pasar Inpres Tahap I dan selanjutnya Pasar Inpres II yang masih dalam tahap pembangunan.
Seiring dengan perkembangan Kota Padang sebagai kota besar dan diharapkan
berkembang menjadi Kota Metropolitan, maka keberadaan sarana perekonomian yang nyaman
dan modern menjadi sebuah kebutuhan bagi warga kota dan turis yang berkunjung. Mengikuti
tuntutan kebutuhan tersebut, di Kota Padang juga tumbuh dan berkembang mall/plaza dan
swalayan. Sampai tahun 2012 telah terdapat 4 buah mall di Kota Padang, yang umumnya
berlokasi di pusat kota. Nama dan lokasi mall di Kota Padang dapat dilihat pada tabel berikut.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 101
Aktifitas Perekonomian
Tabel 5.7
Nama dan Lokasi Mall/Plaza di Kota Padang tahun 2012
No Nama Mall/Plaza Lokasi Keterangan
1 Basko Grand Mall Jl. Hamka Padang Sudah Beroperasi
2 Plaza Andalas Jl. Pemuda Padang Sudah Beroperasi
3 Sentral Pasar Raya Jl. M. Yamin Padang Sedang Proses Penyelesaian
4 Rocky Plaza Jl. Permindo Padang Sudah Beroperasi
Sumber: Dinas Pasar Kota Padang
Pada perististiwa gempa 30 September 2009 lalu, semua mall/plaza yang ada di Kota
Padang mengalami kerusakan bahkan diantaranya ada yang rusak total seperti Matahari Dept.
Store dan Sentral Pasar Raya. Sementara yang lainnya mengalami rusak sedang, sudah mulai
beroperasi kembali setelah dilakukan rehabilitasi oleh pemiliknya.
Tabel 5.8
Nama dan Lokasi Swalayan di Kota Padang tahun 2012
No Nama Swalayan Lokasi
1 PT. Trida Nusa Pratama Jl. Damar No.42 Padang
2 PT. Suryatama Minang Lestari Jl. Hamka No. 2a Padang
3 PT. Gramedia Asri Media Jl. Damar No.63 Padang
4 Sari Anggrek Jl. Permindo No.61-63 Padang
5 Adinegoro Swalayan Jl. Adinegoro No.9 Lubuk Buaya
6 Toko Yan Akar Jl. Cokroaminoto
7 Tulip Swalayan Jl. Pondok Kopi No.7 Siteba Padang
8 Yo Wai Baru Swalayan Jl. Jhoni Anwar 45 Lapai
9 Singgalang Mini Market Jl. Proklamasi No.54 Padang
10 Singgalang Mini Market Jl. Sutomo
11 Toko Yossie Jl. Hamka No.5 Tabing
12 Toko Yossie Jl. Hamka No.15 Tabing
13 Toko Yossie Jl. Adinegoro Tabing
14 Rio Toserba Jl. Permindo 43 C Padang
15 Toko Nando Baru Jl. Damar No. 30 A Padang
16 Toko Hendra Jl. Hamka No.11 Padang
17 Toko Oma Opa Jl. S.Parman 13 A Padang
18 Citra Swalayan Jl. Andalas No 102 Padang
19 Citra Swalayan Jl. Sungai Balang Bandar Buat
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 102
Aktifitas Perekonomian
No Nama Swalayan Lokasi
20 Citra Swalayan Rawang Mata Air
21 Citra Swalayan Jl. Gajah Mada No. 4 Padang
22 Citra Swalayan Jl. Adinegoro Padang
23 Citra Swalayan Jl. Ampalu Padang
24 Citra Swalayan Jl. Thamrin Padang
25 Mitra Swalayan Jl. Juanda
26 Rili Swalayan Jl Aru Padang
27 Rili Swalayan Jl. By. Pass Padang
28 Rili Swalayan Jl. Andalas Padang
29 Okky Mart Jl. Bandar Damar
30 One Swalayan Jl. By. Pass Padang
31 Md Mart Tunggul Hitam
32 Daft Mart Jl. Hamka
33 Luxuri Mart Jl. Proklamasi No. 10 Padang
34 Tanjung Baru Jl.Simpang Tabing No. 22 Padang
Sumber : Dinas Perindagtamben Kota Padang, 2012
Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana perdagangan tidak terlepas dari upaya
memantapkan posisi Kota Padang sebagai pusat perdagangan di Sumatera Barat. Meningkatnya
kegiatan usaha perdagangan baik kecil, maupun besar merupakan cerminan dari besarnya
kegiatan perdagangan.
Melalui kegiatan perdagangan, akan tercipta aliran pendapatan antara pelaku-pelaku
ekonomi, yaitu masyarakat konsumen, produsen dan pemerintah. Konsumen akan memperoleh
pendapatan dari penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki, produsen akan memperoleh
pendapatan dari hasil penjualan barang atau jasa yang dihasilkan, sedangkan pemerintah
memperoleh pendapatan dari pajak, seperti pajak pendapatan dari barang konsumsi dan pajak
pertambahan nilai dari kegiatan produksi. Berkembangnya sektor perdagangan ini telah
memberikan kontribusi yang signifikan dalam pertumbuhan perekonomian Kota Padang.
5.3. KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH
Koperasi sebagai soko guru ekonomi kerakyatan sangat penting perannya dalam
menopang kegiatan perekonomian. Perkembangan dan aktifitas koperasi di Kota Padang selama
tiga tahun terakhir memperlihatkan kondisi yang makin menggembirakan, dapat dilihat pada
jumlah koperasi yang aktif, koperasi yang baru tumbuh dan jumlah koperasi yang tidak aktif.
Pada tahun 2010 jumlah koperasi yang aktif mencapai sebanyak 416 buah, kemudian meningkat
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 103
Aktifitas Perekonomian
menjadi 428 pada tahun 2012. Jumlah koperasi yang baru pada tahun 2010 sebanyak 10 buah dan
pada tahun 2012 terjadi peningkatan yang signifikan yaitu sebanyak 72 koperasi baru. Sementara
jumlah koperasi yang tidak aktif, pada tahun 2012 tetap sebanyak 60 buah, sama dengan tahun
sebelumnya pada tahun 2011. Peningkatan jumlah koperasi juga diikuti dengan peningkatan
jumlah anggota khususnya selama tiga tahun terakhir. Jika pada tahun 2010 jumlah anggota
sebanyak 71.593 anggota dan selanjutnya tahun 2011 meningkat lagi menjadi 91.539 anggota,
maka pada tahun 2012 telah mencapai 106.276 anggota. Perkembangan jumlah koperasi yang
aktif, tidak aktif dan jumlah anggota koperasi dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut ini.
Tabel 5.9
Perkembangan Koperasi dan UKM Di Kota Padang
Tahun 2009-2012
Perkembangan Koperasi dan UKM Tahun
2010 2011 2012
I. Koperasi (unit)
1. Jumlah koperasi aktif
2. Jumlah Koperasi tidak aktif
3. Jumlah Koperasi Baru 4. Jumlah Koperasi dan KUD
5. Jumlah KUD
6. Jumlah Anggota (orang)
416
53
10
516
12 71.593
428
60
72 560
12
91.539
428
60
72 601
12
106.276
II. Jumlah Perusahaan Perdagangan
1. Kecil
2. Menengah 3. Besar
23.686 11.820
3.052
25.333
12.036 3.067
26.982
12.156 3.092
Sumber: Dinas Koperasi dan UKM
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 104
Aktifitas Perekonomian
Gambar 5.1
Perkembangan Koperasi di Kota Padang
Dalam upaya meningkatkan perkembangan dan peran koperasi, Pemerintah Kota Padang telah
melakukan terobosan dengan mengeluarkan beberapa kebijakan yaitu :
a. Pencanangan Masjid sebagai pusat ekonomi ummat melalui Koperasi Masjid ( tahun
2009).
b. Menumbuh kembangkan koperasi disetiap kelurahan di Kota Padang melalui Koperasi
Jasa Keuangan Syariah Kelurahan dimulai pada tahun 2010.
Tabel 5.10
Perkembangan KJKS BMT di Kota Padang
Tahun 2010 s/d 2012
No. Tahun Berbadan
Hukum Dalam Proses Jumlah KJKS
1 2010 52 2 54
2 2011 4 16 20
3 2012 2 28 30
Total 58 46 104
Sumber: Dinas Koperasi dan UKM
416 428 428
53 60 60
10
72 72
2010 2011 2012
aktif
tdk aktif
baru
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 105
Aktifitas Perekonomian
Selain koperasi, pelaku ekonomi yang cukup potensial menyerap tenaga kerja dan
mempunyai daya tahan yang kuat dalam menghadapi krisis ekonomi adalah usaha kecil dan
menengah (UKM), yang umumnya bergerak di sektor informal. Sektor UKM Kota Padang
meliputi 3 (tiga) komponen usaha, yaitu; industri kecil dan menengah, perdagangan dan jasa.
Kekuatan dan kontribusi sektor UKM terhadap perekonomian kota bisa dilihat dengan
meningkatnya pertumbuhan usaha kecil dan menengah di Kota Padang.
Pada sektor perdagangan UKM merupakan pelaku usaha yang paling besar proporsinya
dibanding pelaku usaha mikro dan besar. UKM sektor perdagangan, pada tahun 2012 terjadi
peningkatan jumlah pengusaha menjadi sebanyak 39.138 perusahaan, jumlah ini meningkat
dibanding tahun 2011 yang hanya sebanyak 37.369 perusahaan. Peningkatan jumlah perusahaaan
UKM ini berdampak pada meningkatnya penyerapan jumlah tenaga kerja dan aktivitas
perekonomian.
Di sisi lain, perkembangan usaha perdagangan pada skala besar juga mengalami trend
yang meningkat. Pada tahun 2010 sebanyak 3.052 perusahaan menjadi 3.067 perusahaan pada
tahun 2011, kemudian meningkat mencapai 3.092 perusahaan pada tahun 2012.
Gambar 5.2
Persentase Perusahaan Perdagangan di Kota Padang
Menurut Skala Usaha Tahun 2012
Besar
7%
Menengah
29%
Kecil
62% Mikro
2%
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 106
Aktifitas Perekonomian
Di Kota Padang terdapat beberapa jenis UKM yang berkembang cukup baik dan dalam
pola geografis telah membentuk sentra–sentra kawasan spesifik usaha tertentu, kawasan yang
menjadi sentra UKM tersebut adalah :
1. Sentra bordir dan pelaminan di Kecamatan Lubuk Begalung
2. Sentra rotan di Kecamatan Lubuk Begalung.
3. Sentra ikan air tawar di Kecamatan Kuranji dan Pauh
4. Sentra tanaman hias di Lubuk Minturun Kecamatan Koto Tangah
Meskipun dari segi kuantitas perkembangan UKM cukup pesat, tetapi belum sejalan
dengan peningkatan dari segi kapasitas usaha. Kondisi tersebut disebabkan UKM juga
menghadapi beberapa permasalahan dan tantangan. Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh
sektor UKM di Kota Padang adalah:
1. Usaha yang dikelola didominasi oleh usaha skala kecil dengan menggunakan peralatan
sederhana.
2. Akses pasar yang terbatas.
3. Belum profesional dalam pengelolaan usaha.
4. Keterbatasan modal dan akses ke lembaga perbankan.
5. Masih rendahnya skiil dan teknologi yang digunakan dalam proses produksi.
6. Belum memiliki daya saing yang kuat.
Dalam upaya mendorong dan meningkatkan perkembangan UKM, Pemerintah Kota
Padang, telah melaksanakan berbagai program. Program-program dimaksud adalah
pengembangan sistem pendukung usaha, kewirausahaan dan penciptaan iklim usaha yang
kondusif bagi UKMK, pemberdayaan masyarakat pesisir dan bantuan alat tangkap,
pengembangan mutu dan pemasaran pada sektor industri, perdagangan dan jasa, peningkatan
sarana dan prasarana pasar dan pembinaan pedagang kaki lima dan asongan. Penyediaan kredit
mikro untuk masyarakat miskin disalurkan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-
Mandiri Perkotaan (PNPM-MP), Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) dan Program
Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP).
5.4 INDUSTRI
Sektor Industri, adalah kegiatan yang meliputi proses peningkatan kapasitas produksi
yang bertujuan meningkatkan mutu barang dan jasa. Proses produksi dapat dilakukan secara
mekanis, kimiawi ataupun proses lainnya. Sektor industri merupakan salah satu sektor unggulan
di Kota Padang. Sektor yang dikembangkan pada umumnya adalah industri kecil hasil pertanian
dan kehutanan, industri logam dan mesin elektro, industri kimia dan aneka industri. Sektor
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 107
Aktifitas Perekonomian
industri hasil pertanian dan kehutanan merupakan sektor yang paling besar, baik dari segi
penyerapan tenaga kerja maupun nilai investasi yang ditanamkan. Secara keseluruhan, sektor
industri kecil merupakan kelompok industri paling banyak jumlahnya, baik jumlah unit usaha,
jumlah tenaga kerja, sedangkan dari sisi nilai investasi yang ditanamkan, maka industri besar
merupakan yang paling tinggi nilainya.
Tabel 5.11
Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Menurut Jenis Industri
Di Kota Padang Tahun 2012
No Jenis Industri
Jumlah
Unit Usaha
(unit)
Tenaga Kerja
(org)
1 Industri Kecil :
Industri Pangan 1.240 7.722
Industri sandang & Kulit 386 2.883
Industri Kimia & Bahan
Bangunan 938 5.122
Industri Logam & Eelektronik 801 3.318
Industri Kerajinan 138 598
Jumlah 3.503 19.643
2 Industri Menengah :
Industri Pangan 24 315
Industri sandang & Kulit 2 19
Industri Kimia & Bahan
Bangunan 35 272
Industri Logam & Eelektronik 21 185
Industri Kerajinan 1 2
Jumlah 83 793
3 Industri Besar :
Industri Pangan 5 211
Industri sandang & Kulit 0 0
Industri Kimia & Bahan
Bangunan 19 1.650
Industri Logam & Eelektronik 3 55
Industri Kerajinan 0 0
Jumlah 27 1.916
Sumber: Padang Dalam Angka Tahun 2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 108
Aktifitas Perekonomian
Mencermati perkembangan industri di Kota Padang, untuk industri kecil jenis usaha yang
paling banyak adalah industri pangan, baik dalam jumlah usaha maupun penyerapan tenaga kerja,
kemudian disusul oleh industri kimia dan bahan bangunan. Kedua jenis industri tersebut mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak 12.844 orang. Sementara untuk industri menengah dan industri
besar, jenis industri pangan dan industry kimia dan bahan bangunan juga menjadi kontributor
terbesar, baik dalam jumlah usaha maupun penyerapan tenaga kerja.
5.5. PARIWISATA
Kota Padang memiliki potensi wisata yang banyak dan beragam. Objek Daerah Tujuan
Wisata (ODTW) Kota Padang dapat dibagi dalam 3 (tiga) kelompok yaitu ODTW Alam, ODTW
Bahari dan ODTW Sejarah, Seni Budaya. ODTW Alam lebih menonjolkan aspek panorama
alam yang memberikan kesan keindahan dan minat tersendiri bagi wisatawan yang
mengunjunginya, ODTW Bahari menyajikan atraksi berupa laut dan pulau-pulau yang terdapat
disekitarnya dan ODTW Sejarah, Seni dan Budaya lebih menonjolkan nilai-nilai sejarah dan seni
serta budaya spesifik yang dianut oleh masyarakat di daerah setempat. Hampir pada setiap
kecamatan di Kota Padang terdapat potensi objek wisata. Potensi yang terbesar terdapat di tiga
kecamatan yaitu Bungus Teluk Kabung, Koto Tangah, dan Padang Selatan. Sementara itu,
wilayah Kecamatan yang yang paling minim atau hampir tidak ada objek wisata terdapat di tiga
kecamatan, yaitu Padang Timur, Padang Utara dan Nanggalo.
Lubuk Paraku Pantai Purus
Pulau Sikuai
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 109
Aktifitas Perekonomian
Objek wisata alam masih menjadi objek wisata utama di Kota Padang. Beberapa objek
wisata alam di Kota Padang secara umum dapat dijelaskan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 5.12
Objek Wisata Alam di Kota Padang
No Objek Wisata Jenis Lokasi (Kecamatan)
1 Kawasan Siti Nurbaya Alam / Nature Padang Selatan
2 Bukik Gado -gado Alam / Nature Padang Barat
3 Gunung Panggilun Alam / Nature Padang Utara
4 Pemandian Lori Alam / Nature Koto Tangah
5 TPA Aie Dingin Alam / Nature Koto Tangah
6 Agro Wisata Sei Lareh Alam / Nature Koto Tangah
7 Lubuak Minturun Alam / Nature Koto Tangah
8 Wisata Rumah Bangau Alam / Nature Koto Tangah
9 Lubuak Tampuruang Alam/ Nature Kuranji
10 Pemandian Alam Surga Alam/ Nature Nanggalo
11 Air Terjun Sikayan Balumuik Alam / Nature Pauah
12 Sarasah Aie Angek Jariang Alam/ Nature Pauh
13 Panorama Batu Busuak Alam/ Nature Pauh
14 Gunung Meru Alam / Nature Lubuk Begalung
15 Panorama Puncak Lampu Alam / Nature Lubuk Begalung
16 Taman Hutan Raya Bung Hatta Alam / Nature Lubuk Kilangan
17 Panorama Sitinjau Laut I Alam / Nature Lubuk Kilangan
18 Panorama Sitinjau Laut II Alam / Nature Lubuk Kilangan
19 Lubuk Peraku Alam / Nature Lubuk Kilangan
20 Gua Kelelawar Alam / Nature Lubuk Kilangan
21 Air Terjun Tigo Tingkek Alam / Nature Bungus Teluk Kabung
22 Lubuak Timbulun Alam / Nature Bungus Teluk Kabung
23 Koto Lalang Alam / Nature Bungus Teluk Kabung
24 Kandang Dama Alam / Nature Bungus Teluk Kabung
25 Sungai Pisang Alam / Nature Bungus Teluk Kabung
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 110
Aktifitas Perekonomian
Tabel 5.13
Objek Wisata Pantai (Bahari) di Kota Padang
No Objek Wisata Jenis Lokasi (Kecamatan)
1 Pasie Sabalah Pantai / Beach Koto Tangah
2 Pasie Kandang Pantai / Beach Koto Tangah
3 Pasie Jambak Pantai / Beach Koto Tangah
4 Lolong Pantai / Beach Padang Utara
5 Bung Hatta Pantai / Beach Padang Utara
6 Aie Tawa Pantai / Beach Padang Utara
7 Puruih Pantai / Beach Padang Barat
8 Pantai Padang Pantai / Beach Padang Barat
9 Aie Manih Pantai / Beach Padang Selatan
10 Sungai Barameh Pantai / Beach Lubuk Begalung
11 Karang Tirta Pantai / Beach Lubuk Begalung
12 Nirwana Pantai / Beach Bungus Teluk Kabung
13 Carlos Pantai / Beach Bungus Teluk Kabung
14 Pasa Laban Pantai / Beach Bungus Teluk Kabung
15 Bungus Pantai / Beach Bungus Teluk Kabung
16 Pondok Carolina Pantai / Beach Bungus Teluk Kabung
17 Sungai Pisang Pantai / Beach Bungus Teluk Kabung
18 Pantai Teluk Bayur Pantai / Beach Lubuk Begalung
19 Danau Buatan Cimpago Pantai / Beach Padang Barat
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang
Kota Padang juga memiliki potensi wisata budaya yang beragam berupa bangunan
peninggalan sejarah pada masa lalu, seperti tugu pahlawan, Benteng Jepang, Museum, Taman Siti
Nurbaya, juga legenda Malin Kundang ; kesenian dan kebudayaan tradisional ; serta benda-benda
historis seperti Loji di Muara, rumah pahlawan Bagindo Azizchan di Alang Lawas, Mesjid Raya
Ganting yang telah berumur lebih dari 100 tahun, serta bangunan lama yang terdapat di Kota Tua.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 111
Aktifitas Perekonomian
Objek-objek wisata tersebut dikelola oleh Pemerintah Daerah. Letaknya strategis, dekat
dengan pusat kota, sehingga mudah dicapai. Beberapa diantara objek wisata sejarah dan
kepurbakalaan yang terdapat di Kota Padang yang cukup dikenal dan banyak dikunjungi oleh
wisatawan seperti yang terdapat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14
Objek Wisata Sejarah dan Kepurbakalaan di Kota Padang
No Objek Wisata Pengelola Lokasi
1 Gedung Balai Kota Pemda Jl. Prof. M. Yamin, SH
2 Tugu Pahlawan Tak Dikenal Pemda Taman Melati
3 Tugu Pemuda Young Sumatera Pemda Pusat Kota
4 Tugu Bagindo Azis Chan Pemda Jl. Bagindo Aziz Chan
5 Benteng Japang Bukik Lampu Pemda Kecamatan Bungus Teluk
Kabung
6 Museum Adityawarman Dikbud Jl. Diponegoro
7 Taman Siti Nurbaya Pemda Gunung Pangilun
8 Taman Budaya Pemda Jl. Diponegoro
9 Kelenteng Masyarakat Kel. Pasar gadang
10 Bangunan Kota Tua Masyarakat Kel. Pasar Gadang
11 Miniatur Mekkah Masyarakat Kel. Lubuk Minturun
12 Masjid Ganting Masyarakat Kel. Pasar Gadang
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 112
Aktifitas Perekonomian
Sebagai daerah yang terletak di pesisir pantai, Kota Padang juga memiliki objek
pariwisata bahari yang sangat potensial untuk dikembangkan. Beberapa potensi yang terdapat
antara lain adalah keindahan pantai, taman laut dan pulau-pulau kecil dengan pantai indah. Di
kawasan bawah laut, terdapat potensi terumbu karang, serta flora dan fauna laut yang beragam.
Sejauh ini, potensi yang besar objek wisata bahari ini belum termanfaatkan secara optimal.
Sesuai hasil kesepakatan bersama Gubernur Sumatera Barat dengan 10 kepala daerah Kabupaten
dan Kota dalam pengembangan kawasan wisata prioritas di Sumatera Barat adalah ditetapkannya
10 (sepuluh) kawasan pariwisata prioritas di Sumatera Barat, dimana Kota Padang termasuk salah
satu diantaranya yaitu dengan objek wisata unggulan Gunung Padang yang ditetapkan untuk
kawasan Wisata Bahari.
Kota Padang telah ditetapkan sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) Nasional.
Sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kota Padang (RIPPDA) dan Rencana
Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Sumatera Barat, Kota Padang merupakan salah satu
Wilayah Pengembangan Wisata (WPW) yang diharapkan mampu mendukung pengembangan
kepariwisataan Sumatera Barat dan Indonesia. Penyusunan RIPPDA dilakukan berdasarkan
pendekatan Community Attraction Complex dengan membentuk Wilayah Pengembangan
Pariwisata (WPP) yang kemudian dikembangkan lagi menjadi Satuan Kawasan Wisata (SKW).
Pemerintah Kota Padang secara bertahap telah membangun dan membenahi sarana dan prasarana
penunjang pariwisata yang tersebar pada beberapa lokasi di Kota Padang. Dalam menciptakan
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 113
Aktifitas Perekonomian
icon pariwisata Kota Padang, telah dipilih dan ditetapkan Kawasan Pantai Air Manis dan kawasan
sepanjang Pantai Padang sebagai objek wisata unggulan Kota Padang. Pengembangan kawasan
ini dijadikan prioritas dengan melibatkan stakeholder terkait dan penduduk sekitar secara
sinergis, baik dalam pengelolaan wilayah maupun melakukan atraksi budaya.
Disamping itu, untuk menggerakkan kegiatan pariwisata juga diadakan berbagai even
pariwisata yang telah disusun dalam bentuk kalender wisata tahunan. Kegiatan-kegiatan yang
sudah diagendakan dalam kalendar wisata Kota Padang pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 5.15
Kalender Even Pariwisata Tahunan Kota Padang Tahun 2012
No Nama Even Jadwal Lokasi
1 Festival Tahun Baru 1 Januari Pantai Padang
2 Tahun Baru Imlek 8 s/d 17 Februari GOR HBT Pondok
3 Malam Bagurau Setiap Malam
Minggu
Gelanggang Silieh Baganti
Jln.Samudra No.1 Padang
4 Tour de Singkarak 4 s/d 10 Juni Pantai Padang
5 Festival Sitti Nurbaya 3 s/d 11 Juni Taman Budaya dan Pantai Padang
6 Dragon Boat 12 s/d 15 Juli Banjir Kanal GOR H.Agus
Salim
7 Pertemuan Sastrawan Nusantara
Melayu Raya
16 s/d 18 Maret Taman Budaya
8 Padang Fair 1 s/d 11 November
GOR H.Agus Salim
9 Festival Rendang Desember RTH Imam Bonjol
Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang
Sebagai sektor yang paling rentan terhadap perubahan kondisi sosial, ekonomi, politik
dan keamanan, yang sifatnya tidak lagi lokal atau regional, tetapi sudah mengglobal, peningkatan
kualitas sarana prasarana, layanan dan pengembangan daya tarik pada sektor pariwisata perlu
terus ditingkatkan. Kondisi Kota Padang pasca peristiwa gempa 30 September 2009 yang
berdampak terhadap kegiatan kepariwisataan, dimana sebagian besar sarana pariwisata seperti
hotel mengalami kerusakan bahkan diantaranya rusak parah, saat ini sudah pulih kembali.
Melalui kegiatan rehab dan rekonstruksi yang dilakukan baik oleh Pemerintah, pihak swasta
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 114
Aktifitas Perekonomian
maupun masyarakat serta terus membaiknya perekonomian serta berbagai event pariwisata yang
digelar setiap tahun telah mampu membawa dampak positif pada peningkatan aktivitas pariwisata
di Kota Padang.
Berdasarkan data statistik pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang, pada
tahun 2012 jumlah wisatawan asing yang datang ke Kota Padang mencapai 139.199 orang,
jumlah tersebut memperlihatkan peningkatan yang sangat berarti jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya pada 2011 sebesar yang hanya 47.609 orang. Sementara untuk wisatawan domestik,
juga mengalami perkembangan yang baik, di mana pada tahun 2010 sebanyak 1.823.401 orang,
kemudian tahun 2011 meningkat secara signifikan mencapai sebanyak 2.252.336 orang dan
selanjutnya pada tahun 2012 telah mencapai 2.965.807 orang. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh
ketersediaan sarana pariwisata yang meningkat baik dari segi jumlah maupun kualitas serta
didukung perekonomian yang terus membaik, sehingga membawa pengaruh yang positif pada
jumlah kunjungan.
Tabel 5.16
Jumlah Objek Wisata, Hotel Berbintang dan Kunjungan Wisatawan
di Kota Padang Tahun 2010-2012
No Uraian Tahun
Sat. 2010 2011 2012
I JUMLAH OBJEK
WISATA a. Alam
b. Bahari
c. Sejarah/Kepurbakalaan
25 19
73
25 19
73
25 19
73
buah buah
buah
II JUMLAH HOTEL
a. Hotel Bintang Lima
b. Hotel Bintang Empat
c. Hotel Bintang Tiga d. Hotel Bintang Dua
e. Hotel Bintang Satu
f. Hotel Non Bintang
-
1
3 4
3
54
-
2
3 3
3
47
1
4
3 5
5
47
buah
buah
buah buah
buah
buah
III JUMLAH WISATAWAN
a. Asing
b. Domestik
1.870.403
47.002
1.823.401
2.299.945
47.609
2.252.336
3.104.926
139.119
2.965.807
org
org
org
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 115
Aktifitas Perekonomian
Gambar 5.3
Perkembangan Kunjungan Wisatawan Kota Padang
Tahun 2010-2012
5.6 KELAUTAN DAN PERIKANAN
Kota Padang sebagai Kota yang terletak pada kawasan pesisir pantai Barat Pulau
Sumatera yang berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia, memiliki wilayah laut seluas
720 km² dengan panjang pantai 68,126 km. Pantai dan perairan Kota Padang memiliki kekayaan
laut yang potensial seperti keanekaragaman jenis ikan laut, jenis-jenis tumbuhan laut, bunga
karang dan lain-lain. Pengelolaan sektor kelautan dan perikanan ini secara optimal, akan dapat
mendorong perekonomian daerah, meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas lapangan
kerja, menambah pendapatan daerah dan mempunyai multiplier efek bagi perkembangan sektor-
sektor lainnya.
Kegiatan perikanan dapat dibedakan atas perikanan laut dan perikanan darat. Kegiatan
perikanan darat meliputi perikanan tambak, perikanan kolam, perikanan keramba dan perikanan
perairan umum.
1.870.403
2.299.945
3.104.926
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
3.500.000
2010 2011 2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 116
Aktifitas Perekonomian
Tabel 5.17
Produksi dan Fasilitas Perikanan di Kota Padang
Kondisi Tahun 2010 s/d 2012
Jenis Komoditi Tahun
2010 2011 2012
I. Perikanan Laut a. Jumlah Tangkapan (ton)
b. Jumlah Kapal Penangkap (unit)
c. Jumlah TPI (unit)
d. Jumlah Nelayan
18.098
1.617
1
6.898
18.647,5
1.624
1
6.903
19.590,6
1.646
1
6.925
II. Perikanan Darat
a. Kolam
Luas (ha) Jumlah Produksi (ton)
b. Keramba
Jumlah Keramba (unit)
Jumlah Produksi (ton)
95,70
2.420,44
15
1,2
95,72 3.274,31
15
-
87,43 2.762,43
-
- c. Perikanan Perairan Umum
Jumlah Produksi (ton)
d. Perikanan Budidaya Jumlah Produksi (ton)
362,04
2.420,44
287,20
3.274,31
265,43
2.762,43
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Padang
Potensi perikanan laut yang terdapat di perairan wilayah Kota Padang yang telah
dimanfaatkan antara lain adalah ;
1. Ikan Pelagis Besar seperti ; tuna, alkobar, setuhuk, ikan pedang, layaran, cakalang,
tongkol dan tenggiri dengan potensi lestari 159.652 ton.
2. Ikan Pelagis Kecil meliputi; ikan-ikan yang hidup di daerah permukaan laut yang
berukuran relatif kecil seperti ikan kembung, bentong, layang, selar, lemuru dan lain
sebagainya dengan potensi lestari 288.924 ton. Sumber daya ikan pelagis ini relatif
telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat nelayan dengan alat tangkap yang
sederhana.
3. Ikan Demersal, adalah jemis ikan yang hidup di perairan dalam, meliputi; ikan
kerapu, bambangan, bawal dan lainnya. Potensi lestari jenis ikan Demersal ini
sebesar 1.085 ton.
4. Ikan Karang yang terdapat di sekitar terumbu karang, dimanfaatkan untuk
dikonsumsi dan sebagai ikan hias.
5. Udang, dengan daerah penangkapan sekitar perairan pantai Kota Padang dan perairan
Kepulauan Mentawai.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 117
Aktifitas Perekonomian
Penangkapan ikan telah dilakukan oleh masyarakat nelayan terutama ikan pelagis kecil,
sedangkan untuk ikan pelagis besar masih rendah karena terbatasnya sarana penangkapan. Potensi
perikanan laut merupakan sektor yang sangat menjanjikan, hal ini dapat dilihat dari jumlah
tangkapan yang cenderung naik . Hasil penangkapan ikan pada tahun 2012 mengalami
peningkatan dibanding tahun 2011, yaitu dari 18.647,5 ton menjadi 19.590,6 ton. Jenis ikan
terbanyak yang ditangkap adalah Cakalang yaitu sebesar (4.688,1 ton) dan tuna sebesar 4.155,9
ton.
Potensi subsektor perikanan laut merupakan lapangan usaha yang mempunyai prospek
sangat bagus untuk dikembangkan. Menurut beberapa penelitian, laut di pantai Padang memiliki
komunitas ikan tuna dan kerapu terbaik yang sangat diminati importir dari China, Jepang dan
Korea. Pada tahun 2012 produksi ikan tuna Kota Padang mencapai 3.996,3 ton meningkat
dibanding tahun 2011 dengan sebesar ton 3.787,2 ton.
Di sisi lain, walaupun potensinya menjanjikan, disamping karena belum maksimalnya
jumlah kapal penangkap juga disebabkan oleh alat tangkap yang masih bersifat tradisional
menyebabkan hasil tangkapan belum optimal. Perkembangan jumlah kapal penangkap ikan
terjadi penambahan dari tahun ke tahun. Jika pada tahun 2010 jumlah kapal penangkap ikan
berjumlah sebanyak 1.617 unit, kemudian pada tahun 2011 mencapai 1.624 unit, selanjutnya
tahun 2012 jumlahnya sudah mencapai 1.646 unit.
Pemerintah Kota Padang secara terus menerus memperbaharui potensi perikanan ini
dengan menyediakan berbagai sarana dan prasarana pendukung. Pemko Padang membangun PPI
Muara Anai untuk melengkapi sarana dan prasarana Pelabuhan Samudra Bungus. Fasilitas yang
tersedia pada pelabuhan Perikanan Bungus meliputi ; kolam pelabuhan, dermaga, receiving hall,
perbengkelan, perbekalan, pabrik es, dan fasilitas penunjang (kantor, dll). Di samping itu pada
beberapa tempat terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) mini, antara lain di Pasir Jambak,
Gaung, dan Batung.
Dalam upaya meningkatkan taraf hidup nelayan, telah banyak kebijakan diambil oleh
pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Mulai dari program-program
bantuan lunak untuk meningkatkan kemampuan produksi nelayan seperti bantuan lunak mesin
robin, alat tangkap seperti jaring dan bantuan lunak pembelian bagan hingga pelatihan-pelatihan
yang berguna meningkatkan SDM nelayan dalam mengolah hasil laut yang memberikan nilai
ekonomi yang tinggi.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 118
Aktifitas Perekonomian
5.7 PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN
5.7.1. Pertanian
Sektor pertanian yang termasuk ke dalam sektor primer perannya relatif kecil, hanya
memberikan sumbangan terhadap pembentukan PDRB sebesar 5,77 %. Kondisi ini disebabkan
relative kecilnya lahan pertanian dan rendahnya produktifitas sektor pertanian khususnya
disebabkan oleh pengelolaan yang masih bersifat tradisional serta fluktuasi harga komoditi
pertanian yang sangat tajam.
Lahan yang terbatas juga semakin mengalami penurunan sebagai akibat terjadinya alih
fungsi lahan pertanian secara cepat dan terus menerus. Hal ini sebagai konsekuensi semakin
banyaknya konversi penggunaan lahan untuk kegiatan lain seperti perumahan dan kegiatan bisnis
lainnya. Langkah-langkah antisipatif kedepan yang diambil untuk menekan laju konversi lahan
sawah ini, terutama untuk lahan produktif dengan pengairan menggunakan irigasi teknis adalah
kebijakan berdasarkan RTRW Kota Padang 2010-2030, bahwa lahan pertanian dipertahankan
seluas 4.119 Ha yang merupakan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan dikembangkan di
kawasan pertanian yang beririgasi teknis, ½ teknis dan sederhana PU, serta mempunyai
produktivitas lahan tinggi, yang tersebar di kecamatan Koto Tangah, Kuranji, Pauh, Lubuk
Kilangan, Lubuk Begalung dan Bungus Teluk Kabung.
Meskipun kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB relatif kecil, tetapi sektor ini tetap
mempunyai peran strategis dikarenakan jumlah masyarakat Kota Padang yang bekerja di sektor
ini relatif banyak dan mempertahankan keunikan Kota Padang sebagai kota yang memiliki lahan
pertanian. Mencermati kondisi tersebut, sektor pertanian tetap mendapat perhatian yang cukup
besar dari pemerintah dan masyarakat. Dalam perspektif demikian, Pemerintah Kota Padang telah
memberikan dorongan dan dukungan kepada masyarakat dalam melakukan usaha disektor ini.
Berbagai langkah strategis dan kebijakan telah dilakukan, diantaranya pertanian di Kota Padang
diarahkan pada usaha pertanian perkotaan yang pada dasarnya merupakan upaya untuk dapat
memenuhi kebutuhan lokal. Kebijakan lain yang ditempuh dalam pengembangan pertanian adalah
mensinergikan sektor pertanian dengan sektor lainnya seperti pariwisata. Hal tersebut salah satu
wujudnya adalah pengembangan kawasan agrowisata di Lubuk Minturun.
Produksi pertanian di Kota Padang masih di dominasi tanaman padi sawah. Pada tahun
2010 produksi padi sawah di Kota Padang mencapai 77.084 ton, dan pada tahun 2012 meningkat
menjadi 78.699 ton. Perkembangan sektor pertanian terutama pada produksi padi dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 119
Aktifitas Perekonomian
Tabel 5.18
Luas Areal dan Produksi Padi di Kota Padang
Tahun 2010 s/d 2012
No Uraian
Tahun
2010 2011 2012
1.
2.
3.
Luas Areal Tanam (Ha)
Luas Areal Panen (Ha)
Jml Produksi Gabah (Ton)
14.220
13.889,00
77.084,00
13.677
13.688
74.567
15.291
14.945
78.699
Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Kota Padang
Komoditi pertanian lainnya yang cukup dominan di Kota Padang adalah palawija.
Palawija yang banyak dikembangkan di Kota Padang antara lain jagung dan kedelai serta ubi
kayu. Jenis tanaman ubi kayu merupakan penyumbang terbesar dalam tanaman palawija. Pada
tahun 2012 luas areal panen ubi kayu sebesar 159 hektar dengan produksi mencapai 2.735 ton ,
jumlah ini menurun dibanding tahun 2011 sebesar 168 hektar dengan produksi mencapai 6.196
ton. Sementara perkembangan luas areal dan produksi jagung dan kedelai dari tahun ke tahun
terus mengalami penurunan. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan konsumsi/permintaan
kedua komoditi yang terus mengalami peningkatan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan
Lahan Sawah
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 120
Aktifitas Perekonomian
tersebut sebagian besar didatangkan dari daerah lain. Perkembangan komoditi jagung dan kedelai
di Kota Padang seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.19
Luas Areal dan Produksi Jagung dan Kedelai Kota Padang
Tahun 2010 s/d 2012
Jenis Komoditi Tahun
2010 2011 2012
1. Jagung
a. Luas Areal Produksi (Ha) b. Jumlah Produksi (Ton)
c. Jumlah Konsumsi (Ton)
2. Kedelai a. Luas Areal Produksi (Ha)
b. Jumlah Produksi (Ton)
c. Jumlah Konsumsi (Ton)
53,00 177,92
87,58
8,00
7,22
2.977,55
0 16
0
2,00
3,00
na
2 5
-
-
-
na
Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Kota Padang
5.7.2. Peternakan
Selain budidaya usaha pertanian, di Kota Padang juga dikembangan usaha peternakan,
kegiatan ini adalah dalam rangka diversifikasi pertanian dan peternakan. Usaha peternakan
sebagian besar masih dilakukan dalam skala kecil secara tradisional oleh masyarakat. Untuk
ternak mamalia populasi ternak yang cukup besar adalah kambing, sapi dan domba. Usaha
peternakan di Kota Padang lebih diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan lokal dan jika terdapat
surplus baru digunakan untuk memenuhi kebutuhan daerah tetangga.
Usaha peternakan sapi potong mengalami perkembangan yang kurang menggembirakan,
dimana cendrung terjadi penurunan jumlah sapi potong. Hal itu terlihat dari jumlah populasi
maupun jumlah pemotongan. Pada tahun 2010, populasinya sebanyak 22.107 ekor kondisinya
menurun pada tahun 2011 menjadi 14.814 ekor, kemudian mengalami sedikit kenaikan pada
tahun 2012 menjadi 14.993 ekor. Dalam memenuhi kebutuhan konsumsi daging sapi potong yang
berkualitas dan higienis di Kota Padang terdapat rumah potong hewan yang terletak di Kecamatan
Koto Tangah.
Untuk peternakan sapi perah perkembangannya juga memperlihatkan kondisi yang
hampir sama, yakni cendrung mengalami penurunan. Sementara untuk ternak unggas populasi
terbanyak disumbangkan oleh ayam ras dengan populasi mencapai 2.233.000 ekor ternak unggas
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 121
Aktifitas Perekonomian
yang banyak dipelihara di Kota Padang meliputi ayam ras, ayam petelur, ayam pedaging dan itik.
Perkembangan unggas mengalami fluktuasi dan bervariasi di antara jenis ternak dalam kelompok
tersebut. Tetapi secara umum menunjukkan kondisi peningkatan, hal ini sejalan dengan
peningkatan kebutuhan konsumsi daging dan telur oleh masyarakat. Perkembangan usaha
peternakan dapat dilihat seperti terdapat dalam tabel 5.20.
Tabel 5.20
Populasi, Produksi Peternakan di Kota Padang Menurut Jenis Ternak
Tahun 2010 s/d 2012
No Jenis Komoditi Tahun
2010 2011 2012
1. Ternak Sapi Potong
Jumlah Populasi (ekor) 22.107 14.814 14.993
Jumlah Pemotongan pertahun (ekor) 12.218 7.512 7.937
Rata-rata kepemilikan 2 2 2
Rumah Potong Hewan 1 1 1
2. Ternak Sapi Perah
Jumlah Populasi (ekor) 41 44 41
Jumlah Produksi Susu pertahun 30.240 44.352 98.400
Rata-rata kepemilikan (ekor/petani) 6 6 6
Rata-rata produktivitas/ekor/hr (liter/hari) 2 3 7
3. Ternak Kecil
Jumlah Populasi Kambing (ekor) 19.683 18.666 20.056
Jumlah Populasi Domba (ekor) 5.038 2.519 3.010
4. Unggas
Ayam Buras 504.367 278.276 285.548
Ayam Ras Petelur
- Jumlah populasi (ekor/th)
- Jumlah produksi telur (kg/th)
466.000
2.963.760
535.300
3.404.508
503.018
3.199.195
Ayam Pedaging - Jumlah populasi (ekor)
- Jumlah produksi daging (ton/bln)
4.421.750
240,66
2.233.000
294,87
2.294.00
152,98
I t i k
- Jumlah populasi (ekor)
- Jumlah produksi (butir/th)
50.081
228.369
51.216
163.481
48.689
222.021
Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 122
Aktifitas Perekonomian
Gambar 5.4
Populasi Ternak menurut Jenis di Kota Padang Tahun 2012
5.8 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
Jenis komoditi yang dicakup dalam sektor pertambangan dan penggalian, dikelompokkan
dalam tiga sub-sektor, yaitu: pertambangan minyak dan gas bumi (migas), pertambangan tanpa
migas dan penggalian. Di Kota Padang kegiatan penambangan minyak dan gas bumi belum
dilakukan oleh karena itu tabel-tabel PDRB Kota Padang tidak mencakup sub sektor ini.
Sementara Sub sektor penggalian mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis barang
galian seperti batu-batuan, pasir dan tanah yang pada umumnya berada pada permukaan bumi.
Hasil dari kegiatan ini adalah batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu karang,
batu marmer, pasir untuk bahan bangunan, pasir silika, pasir kwarsa, kaolin, tanah liat, dan
komoditi penggalian selain tersebut diatas. Termasuk dalam subsektor penggalian adalah komiditi
garam kasar
Kota Padang memiliki beberapa sumber daya alam mineral yang potensial untuk
dikembangkan antara lain tambang batu kapur yang diperkirakan luasnya 429 di kawasan Bukit
Karang Putih Kecamatan Lubuk Kilangan, 30 Ha Galian C DI Kawasan Gunung Sarik Kecamatan
Kuranji dan 30 Ha di Kawasan Sungai Bangek Kecamatan Koto Tangah. Tambang Logam mulia
di Lambung Bukit/Bukit Bulek Kecamatan Pauh seluas 1.865 Ha dan Kecamatan Bungus seluas
2.000 Ha.
0
100000
200000
300000
400000
500000
600000
Populasi
Sapi
Kambing
Domba
Ayam Petelur
Ayam Pedaging
Itik
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 123
Aktifitas Perekonomian
Tabel 5.21
Potensi Sumber Daya Mineral Kota Padang
No Lokasi Jenis Volume
(Ha) Spesifikasi
1 Kws Bukit Karang Putih Kecamatan Lubuk Kilangan
Batu Kapur 429 Batu kapur
2 Kws Gn Sarik Kecamatan Kuranji
Galian C 30 Tanah Liat
3 Kws Sungai Bangek Kecamatan Koto Tangah
Galian C 30 Batu
4 Kecamatan Labung Bukit/ Bukit Bulek Kecamatan Pauh
Logam Mulia 1.865 Emas, Tembaga, Perak
5 Kecamatan Bungus Logam Mulia 2.000
Arsenit, Timbal,
Mangan, Besi
Sumber : Pertambangan Propinsi Sumatera Barat
Selanjutnya dalam pengeksplorasian tambang di Kota Padang terdapat pabrik semen yang
sangat terkenal sampai ke mancanegara yaitu PT. Semen Padang, yang berlokasi di Kecamatan
Lubuk Kilangan dengan produksi sebesar 6.522.006 ton pada tahun 2012. Sebagian besar dari
produksi PT. Semen Padang diutamakan untuk kebutuhan penggunaan di dalam negeri, terutama
di wilayah Sumatera Barat dan sebagian lagi untuk kota-kota di Sumatera dan Jawa.
Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 6,922 persen pada tahun 2011,
angka ini mengalami peningkatan pertumbuhan dibanding tahun 2010 sebesar 6,84 persen. Hal
ini disebabkan meningkatnya kebutuhan bahan-bahan galian karena meningkatnya pertumbuhan
sektor bangunan, sebagai dampak makin membaiknya kondisi perekonomian terutama berkaitan
dengan kegiatan rehab rekonstruksi yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat
dengan membangun kembali gedung, pertokoan dan rumah-rumah masyarakat.
5.9 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
Kegiatan yang dicakup dalam sub-sektor pengangkutan terdiri atas Jasa Angkutan Rel;
Angkutan Jalan Raya; Angkutan Laut; Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan; Angkutan
Udara; dan Jasa Penunjang Angkutan. Sementara, Sub sektor komunikasi terdiri dari kegiatan Pos
dan Giro, Telekomunikasi, dan Jasa Penunjang Komunikasi. Pos dan Giro mencakup kegiatan
pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman surat, wesel dan paket pos yang diusa-
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 124
Aktifitas Perekonomian
hakan oleh Perum Pos dan Giro. Kegiatan telekomunikasi meliputi pemberian jasa kepada pihak
lain dalam hal pengiriman berita melalui telegram, telepon dan telex yang diusahakan oleh PT.
Telekomunikasi Tbk dan PT. Indosat Tbk.
Pada tahun 2012 sektor Angkutan dan Komunikasi masih mendominasi pembentukan
nilai tambah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Padang dengan kontribusi sebesar
26,12 persen, angka ini lebih tinggi dibanding dengan tahun 2011 sebesar 25,64 persen. Sektor
angkutan dan komunikasi merupakan sektor yang paling tinggi mengalami pertumbuhan tahun
2012. Pertumbuhan sektor ini meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai pertumbuhan
sebesar 12,18 persen. Meningkatnya pertumbuhan sektor angkutan dan komunikasi ini
disebabkan oleh naiknya pertumbuhan sub-sektor komunikasi, dari Rp. 2.100,61 M pada
Tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 2.418,43 M pada Tahun 2012.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 125
Pencapaian Pembangunan Kota
BAB 6 PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KOTA
Berdasarkan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada hakikatnya pencapaian
pembangunan kota bertujuan untuk melindungi segenap warga Negara Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, sejauh mana diukur
melalui indikator-indikator seperti indikator pelayanan umum, indikator kesejahteraan sosial dan
indikator daya saing daerah. Indikator-indikator pembangunan itu bermula dari input sumber daya
baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia kemudian berproses dan menghasilkan
suatu output yang diharapkan. Output inilah nantinya yang akan dievaluasi melalui mekanisme
evaluasi yang terutama berfokus pada evaluasi di bidang ekonomi, keuangan daerah, kemiskinan,
pengangguran, pembangunan manusia serta pencapaian-pencapaian prestasi kota lainnya.
6.1. Indikator Makro
Di bidang ekonomi, pencapaian kota dapat diukur dengan menggunakan analis terhadap
indikator makro seperti pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun terakhir, struktur ekonomi kota,
inflasi dan PDRB per kapita. Berikut dikupas satu per satu indikator ekonomi Kota Padang.
6.1.1. Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan teori ekonomi, pendapatan daerah atau nasional (Y) dipengaruhi konsumsi
(C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G) dan selisih ekspor dikurangi impor (X-M) atau
dinyatakan dalam suatu rumusan Y=C+I+G+(X-M). Untuk mengetahui adanya peningkatan
pertumbuhan ekonomi atau pertumbuhan daerah diukur melalui tiga pendekatan yaitu pendekatan
produksi, pendapatan dan pengeluaran yang menghasilkan perhitungan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). Saat ini perhitungan PDRB masih menggunakan pendekatan produksi
dan pendekatan pengeluaran. Sedangkan perhitungan menggunakan pendekatan pendapatan
belum dapat dilakukan mengingat masih banyaknya keterbatasan-keterbatasan seperti informasi
akses keuangan pada setiap penduduk.
Seiring masih adanya keterbatasan terhadap perhitungan PDRB, juga masih ditemui
keterbatasan pemahaman masyarakat terhadap perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku
maupun perhitungan PDRB atas dasar konstan. Sebagai telah diketahui bersama, pertambahan
PDRB dari waktu ke waktu itu tidak dapat berdasarkan nilai nominal dari tahun ke tahun itu atau
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 126
Pencapaian Pembangunan Kota
dikenal dengan perhitungan PDRB menurut harga berlaku. Hal ini disebabkan perubahan harga
sangat dipengaruhi oleh inflasi. Oleh karena itu, pertumbuhan PDRB dari waktu ke waktu diukur
melalui suatu harga tertentu pada suatu tahun dasar, dimana tahun dasar yang dipilih adalah tahun
dasar yang relatif cukup stabil dibandingkan tahun-tahun lainnya. Perhitungan berdasarkan tahun
dasar ini disebut dengan perhitungan PDRB berdasarkan harga konstan. Berikut ini disajikan
grafik pertumbuhan ekonomi dengan perhitungan PDRB harga konstan.
Gambar 6.1
Pertumbuhan Ekonomi Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012
Sumber: BPS, Data Diolah
Dari grafik pertumbuhan diatas dapat dijelaskan bahwa tren pertumbuhan ekonomi Kota
Padang meningkat dari tahun ke tahun. Meskipun terjadi sedikit penurunan laju pertumbuhan
ekonomi di tahun 2009 akibat bencana gempa bumi yang merusak sejumlah infrastruktur dan
gedung perkantoran kota akan tetapi pasca bencana alam terus mengalami pertumbuhan. Tahun
2009 laju pertumbuhan ekonomi Kota Padang mencapai 5,08%, terus meningkat di tahun berikut
menjadi 5,96%. Tahun 2010 pertumbuhan ekonomi terus terjadi hingga dapat mencapai 6,41%.
Bahkan di tahun 2012 adalah laju pertumbuhan ekonomi tertinggi selama satu dasawarsa terakhir
ini yaitu sebesar 6,61%.
Gambaran laju pertumbuhan ekonomi yang cukup menggembirakan ini merupakan
cerminan kerjasama tiga pilar utama dalam pembangunan yaitu Pemerintah, Masyarakat dan
Swasta. Pertumbuhan ekonomi ini juga menggambarkan kondisi perekonomian masyarakat yang
6,21
5,08
5,966,41 6,61
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
2008 2009 2010 2011 2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 127
Pencapaian Pembangunan Kota
mulai bergairah dalam meningkatkan perekonomian. Selanjutnya, untuk memahami kondisi
kekinian Kota Padang perlu diketahui bagaimana struktur perekonomiannya dengan
menggunakan dasar perhitungan atas dasar berlaku berikut ini.
6.1.2. Struktur Ekonomi
Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2012 dapat dilihat bahwa struktur
perekonomian di Kota Padang umumnya masih bergerak pada 4 sektor lapangan usaha utama
yaitu sektor lapangan usaha pengangkutan & komunikasi, sektor lapangan usaha perdagangan,
hotel dan restoran serta lapangan usaha jasa-jasa dan industri pengolahan. Sektor lapangan usaha
pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor lapangan usaha yang memberikan kontribusi
terbesar terhadap total PDRB Atas Dasar Harga Berlaku yakni sebesar 24,34%. Besarnya
kontribusi pada sektor lapangan usaha ini lebih disebabkan peran Kota Padang sebagai ibukota
Propinsi sehingga lalu lintas dalam kota dan antar kota lebih padat dibandingkan daerah
kabupaten kota lainnya. Selain itu konsumsi masyarakat terhadap sektor transportasi semakin
bertambah dari tahun ke tahun.
Sektor lapangan usaha kedua yang cukup berkontribusi besar terhadap total PDRB Atas
Dasar Harga Berlaku tahun 2012 adalah sektor lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran
yaitu sebesar 21,50%. Sebagian besar sektor lapangan usaha ini didominasi oleh kontribusi
perdagangan besar dan eceran yaitu sebesar 21,13%. Besarnya kontribusi perdagangan besar dan
eceran disebabkan peran Kota Padang sebagai sentral perdagangan besar dan eceran di Sumatra
Barat. Adapun sektor hotel dan restoran juga bertumbuh cukup pesat dalam tiga tahun terakhir
terutama pasca gempa tahun 2009.
Sektor lapangan usaha ketiga yang memberikan kontribusi terbesar terhadap total PDRB
Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2012 adalah sektor lapangan usaha jasa. Sektor lapangan usaha
jasa di Kota Padang berkontribusi sebesar 16,63% terhadap total PDRB. Sektor lapangan usaha
jasa terdiri dari sektor jasa pemerintahan umum dan swasta. Pada sektor lapangan usaha ini cukup
berimbang antara kontribusi jasa sektor swasta maupun jasa sektor pemerintah yakni sebesar
8,35% dan 8,28%. Kondisi ini mengindikasikan peran sektor swasta dan pemerintah cukup
berimbang dalam memberikan pelayanan jasa.
Selanjutnya sektor lapangan usaha keempat yang berkontribusi cukup besar terhadap total
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku adalah sektor lapangan usaha industri pengolahan yaitu pada
sub sektor lapangan usaha industri tanpa migas yakni sebesar 14,29%. Meskipun industri tanpa
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 128
Pencapaian Pembangunan Kota
migas termasuk empat sektor lapangan usaha yang berkontribusi besar terhadap total PDRB akan
tetapi sektor lapangan usaha ini masih perlu terus ditingkatkan kontribusinya mengingat sektor
industri merupakan pilar pembangunan menuju Kota Padang sebagai kota metropolitan sesuai
dengan visi Pemerintah Kota dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025.
Disamping itu, sektor industri diharapkan berkembang sebagai katalisator penyerapan tenaga
kerja dan mesin pertumbuhan ekonomi. Sektor industri juga diharapkan berperan sebagai sektor
yang mampu meningkatkan nilai tambah bahan mentah menjadi bahan produksi yang memiliki
nilai tambah tinggi. Kondisi ini dapat dilihat pada kota-kota negara maju dimana sektor industri
sebagai motor penggerak perekonomian. Dengan demikian pertambahan PDRB dari waktu ke
waktu bukan disebabkan oleh adanya pertambahan konsumsi dari masyarakat akan tetapi akan
lebih disebabkan semakin bertambahnya produksi di dalam negeri. Selengkapnya Struktur
ekonomi Kota Padang menurut lapangan usaha di tahun 2012 dapat dilihat pada chart pie berikut
ini.
Gambar 6.2
Struktur Ekonomi Kota Padang (Berdasarkan PDRB Harga Berlaku)
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012
Sumber : BPS Kota Padang, 2012
5,78
1,68
14,29
1,88
5,23
21,5024,34
8,66
16,63
1. Pertanian
2. Pertambangan &Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik Gas Dan Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
7. Pengangkutan & Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 129
Pencapaian Pembangunan Kota
6.1.3. Inflasi
Inflasi merupakan proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(kontiniu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara
lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu
konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai kepada adanya ketidaklancaran distribusi barang. Inflasi
merupakan salah satu tolok ukur yang menggambarkan tentang tingkat kestabilan perekonomian
suatu daerah. Secara umum inflasi Kota Padang sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2008
masih berada diatas rata-rata inflasi nasional. Namun sejak tahun 2009, inflasi di Kota Padang
dapat dikendalikan sehingga di tahun 2012 laju inflasi Kota Padang berada dibawah rata-rata
inflasi nasional seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6.3
Laju Inflasi Kota Padang dan Nasional Tahun 2006 s/d 2012 (%)
Sumber: BPS, 2012
6.1.4. PDRB per Kapita
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku berguna untuk menunjukkan nilai PDRB per
kepala atau satu orang penduduk berdasarkan harga yang berlaku pada tahun yang sama. PDRB
per kapita atas dasar harga berlaku diperoleh dari jumlah PDRB atas harga berlaku dibagi dengan
jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Secara umum terjadi peningkatan PDRB
per kapita setiap tahunnya. Tahun 2010 merupakan peningkatan PDRB per kapita menurut harga
berlaku, tertinggi dalam empat tahun terakhir. Jumlah PDRB per Kapita di tahun tersebut sebesar
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Kota Padang 8,05 6,9 12,68 2,05 1,59 5,50 5,00
Nasional 6,6 6,59 11,06 2,78 6,96 6,16 5,95
0
2
4
6
8
10
12
14
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 130
Pencapaian Pembangunan Kota
Rp 29,50 Juta. Sedangkan pada tahun sebelumnya yaitu di tahun 2009 PDRB per Kapita menurut
harga berlaku sebesar Rp 24,94 Juta. Dengan demikian pada tahun 2010 terjadi peningkatan
sebesar 18,29%. Adapun di tahun berikutnya PDRB per kapita menurut harga berlaku masih terus
bertumbuh rata-rata 10% hingga tahun 2012. Selengkapnya hasil perhitungan peningkatan PDRB
per kapita dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 6.1.
PDRB Per Kapita Menurut Harga Berlaku Kota Padang
Tahun 2009 s/d 2012
Tahun PDRB Atas Harga
Berlaku (Rp Juta)
Jumlah
penduduk
PDRB Per
Kapita (Rp
Juta)
Peningkatan
(%)
2009 21.837.054 875.750 24,94 5,93
2010 24.586.366 833.562 29,50 18,29
2011 27.542.856 847.567 32,50 10,17
2012 30.696.093 854.340 35,93 10,56
Sumber: BPS, Data Diolah 2012
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku meskipun terus mengalami pertumbuhan dari
tahun ke tahun akan tetapi belum dapat dijadikan sebagai acuan dari meningkatnya produksi di
berbagai sektor lapangan usaha Kota Padang karena harga-harga yang dijadikan acuan masih
menurut harga di tahun tersebut yang tentu saja cukup banyak dipengaruhi oleh faktor inflasi.
Oleh karena itu PDRB per kapita atas harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan
nyata (riil) ekonomi per kapita penduduk suatu daerah.
Secara riil pertumbuhan ekonomi per kapita penduduk tertinggi masih tetap terjadi di
tahun 2010 yaitu sebesar 11,32% atau terjadi peningkatan dari Rp 12,96 juta menjadi Rp 14,42
juta per tahun di tahun 2010. Selanjutnya peningkatan PDRB per kapita atas dasar harga konstan
melambat di tahun berikutnya hingga hanya terjadi peningkatan sebesar 4,65% di tahun 2011 atau
dari sebelumnya Rp 14,42 juta meningkat menjadi Rp 15,09 juta per tahun. Pada tahun 2012
PDRB per kapita konstan kembali tumbuh sebesar 5,76% sehingga di tahun 2012 PDRB per
Kapita telah dapat mencapai Rp 15,96 juta per tahun. Dengan demikian bila dirata-ratakan per
bulan pendapatan riil penduduk Kota Padang setiap bulannya sekitar Rp 1,3 Juta dengan tahun
dasar pada tahun 2000. Berikut tabel 6.2 menggambarkan perkembangan PDRB per Kapita
menurut harga konstan dari tahun 2009 hingga tahun 2012.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 131
Pencapaian Pembangunan Kota
Tabel 6.2
PDRB Per Kapita Menurut Harga Konstan Kota Padang
Tahun 2009 s/d 2012
Tahun PDRB Atas Harga
Konstan (Rp Juta)
Jumlah
penduduk
PDRB Per
Kapita (Rp
Juta)
Peningkatan
(%)
2009 11.345.637 875.750 12,96 2,67
2010 12.021.600 833.562 14,42 11,32
2011 12.792.185 847.567 15,09 4,65
2012 13.637.364 854.340 15,96 5,76
Sumber: BPS, Data Diolah 2012
6.2. Keuangan Daerah
Salah satu indikator atau kriteria yang biasanya digunakan untuk mengetahui kondisi
keuangan daerah dalam menghadapi otonomi daerah adalah belanja daerah, pendapatan daerah,
kemampuan keuangan daerah, rasio pajak daerah, elastisitas PAD dan pajak daerah.
6.2.1. Belanja Daerah
Dalam ilmu ekonomi, belanja daerah termasuk ke dalam pengeluaran pemerintah
(government expenditure). Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
beserta perubahan-perubahannya, belanja daerah terbagi dua yaitu belanja langsung dan belanja
tidak langsung. Menurut Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, karakteristik
belanja langsung adalah input (alokasi belanja) yang ditetapkan dapat diukur dan diperbandingkan
dengan output yang dihasilkan. Sedangkan belanja tidak langsung, pada dasarya merupakan
belanja yang digunakan secara bersama-sama (common cost) untuk melaksanakan seluruh
program atau kegiatan unit kerja. Belanja langsung terdiri dari tiga komponen utama yaitu belanja
pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Belanja pegawai yang dimaksud di dalam
belanja langsung adalah belanja yang terkait langsung dengan produktivitas masing-masing unit
kerja Pemerintah seperti pembayaran honor untuk kegiatan. Pembayaran honor dilakukan apabila
menyangkut dengan kegiatan dari unit kerja Pemerintah tersebut. Adapun belanja barang dan jasa
adalah pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk
memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta pengadaan
barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan belanja
perjalanan. Belanja ini terdiri belanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan dan belanja
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 132
Pencapaian Pembangunan Kota
perjalanan. Sedangkan definisi belanja modal merupakan pengeluaran anggaran yang digunakan
dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat
lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset
lainnya yang ditetapkan pemerintah. Aset tetap tersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan
sehari-hari suatu satuan kerja dan bukan untuk dijual. Kondisi ideal pengeluaran pemerintah
adalah meningkatnya belanja modal dari tahun ke tahun karena hal ini bersentuhan langsung
dengan masyarakat. Meningkatnya alokasi anggaran belanja modal dari tahun ke tahun juga
memperlihatkan perkembangan dorongan pemerintah kepada masyarakat dalam menjalankan
berbagai kegiatan yang langsung dirasakan oleh masyarakat. Sebagai contoh adalah belanja
pembelian tanah, mobil ambulance, alat-alat dan lain sebagainya.
Gambar 6.4
Perkembangan Komponen Belanja Langsung
Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012 (Rp Miliar)
Sumber: DPKA, Data Diolah 2012
Setelah diuraikan komponen belanja langsung diatas maka perlu pula dibandingkan antara
belanja langsung dengan belanja tidak langsung. Secara ideal, belanja langsung 70% dari dana
APBD dan belanja tidak langsung 30% dari dana APBD. Namun kondisi ideal tersebut belum
akan dapat tercapai mengingat komposisi masih beratnya beban APBD dalam membiayai jumlah
belanja pegawai pada belanja tidak langsung. Secara umum belanja tidak langsung mengalami
37,646,8 38,6 38,8 41,1
132,3
167,6
126,2
39,0
190,5
120,2 112,3
341,1
140,6
220,0
0,0
50,0
100,0
150,0
200,0
250,0
300,0
350,0
400,0
2008 2009 2010 2011 2012
- Belanja Pegawai
- Belanja Barang dan Jasa
- Belanja Modal
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 133
Pencapaian Pembangunan Kota
peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2008 jumlah belanja langsung sebesar Rp 596,9 Miliar
terus meningkat menjadi Rp 1,05 Triliun. Sedangkan belanja langsung mengikuti perkembangan
belanja tidak langsung kecuali di tahun 2011 dimana belanja langsung dari semula Rp 505,8
Miliar menjadi Rp 356,3 Miliar. Apabila diperhatikan cukup siginifikannya peningkatan belanja
langsung di tahun 2010 diikuti oleh meningkatnya PDRB per Kapita baik menurut harga konstan
maupun harga berlaku di tahun yang sama. Kondisi ini memberikan indikasi bahwa peningkatan
belanja langsung juga diikuti oleh peningkatan PDRB per kapita masyarakat. Selengkapnya
perkembangan belanja langsung dan tidak langsung dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar 6.5
Perkembangan Belanja Langsung dan Tidak Langsung
Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012 (Rp Miliar)
Sumber: DPKA, Data Diolah 2012
6.2.2. Pendapatan Daerah
Perkembangan Pendapatan Daerah selama lima tahun terakhir dari tahun 2008 sampai
dengan 2012 menunjukkan tren perkembangan yang cukup positif. Hal ini terlihat dari kenaikan
yang cukup signifikan dana perimbangan maupun dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dana
perimbangan dari semula Rp 763,4 Miliar meningkat cukup tajam menjadi Rp 1,09 Triliun.
Demikian halnya dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah dari semula Rp 117,7 Miliar dapat
naik menjadi Rp 187,6 Miliar. Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 28 tahun 2009
596,9
722,5
816,2 824,1
1.025,3
290,2326,8
505,8
356,3
451,6
0,0
200,0
400,0
600,0
800,0
1.000,0
1.200,0
2008 2009 2010 2011 2012
BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA LANGSUNG
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 134
Pencapaian Pembangunan Kota
tentang pajak dan retribusi daerah membawa pengaruh terhadap kenaikan pendapatan daerah di
Kota Padang. Perkembangan komponen pendapatan daerah dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar 6.6
Realisasi Komponen Pendapatan Daerah Kota Padang
Tahun 2008 s/d Tahun 2012 (Rp Miliar)
Sumber: Data Diolah, DPKA Kota Padang 2012
6.2.3. Kemampuan Keuangan Daerah
Selama ini penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten/kota di Indonesia
masih sangat kecil dan bahkan hanya sekitar 9 persen dari seluruh penerimaan negara (Nick
Devas, 1998, Hirawan, 2001). Rendahnya penerimaan PAD ini merupakan indikasi yang nyata
mengenai masih besarnya tingkat ketergantungan daerah kepada pusat terhadap pembiayaan
pembangunan. Namun demikian bukanlah berarti bahwa daerah tertentu tidak mempunyai potensi
untuk meningkatkan penerimaan PADnya. Pada beberapa daerah perkotaan yang memiliki
perkembangan ekonomi dan usaha yang cukup pesat sudah tentu memiliki potensi penerimaan
PAD yang cukup besar untuk digali, dikelola dan dikembangkan di masa datang.
Akan tetapi banyak para ahli mengemukakan bahwa rendahnya penerimaan PAD adalah
disebabkan karena daerah tersebut tidak memiliki SDA yang cukup. Padahal, salah satu faktor
yang sangat mempengaruhi rendahnya penerimaan PAD terutama di daerah Kota dan Kabupaten
adalah karena masih rendahnya kinerja administrasi penerimaan daerah. Di samping itu
keterbatasan kemampuan SDM dalam menggali dan mengelola sumber-sumber yang penerimaan
yang potensial juga sebagai faktor penentu untuk meningkatkan penerimaan PAD. Selanjutnya
117,7 113,3 116,7 149,9187,6
763,4 732,8 741,0828,1
1.099,8
0,0
200,0
400,0
600,0
800,0
1.000,0
1.200,0
2008 2009 2010 2011 2012
PENDAPATAN ASLI DAERAH
DANA PERIMBANGAN
LAIN-LAIN PENDAPATAN YG SAH
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 135
Pencapaian Pembangunan Kota
sistem dan prosedur penerimaan pajak yang baik jelas akan mendorong dan mempercepat proses
penerimaan PAD yang besar. Situasi administrasi penerimaan daerah Kota Padang, secara umum
diduga tidak akan jauh berbeda dengan kondisi daerah Kota lainnya di Indonesia. Hal ini terbukti
dengan masih besarnya tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan dari pemerintah pusat.
Sebagai salah satu daerah Kota di Indonesia, Pemerintah Kota Padang telah berupaya
meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerahnya dari tahun ke tahun. Akan tetapi jumlah
penerimaan PAD tersebut ternyata masih relatif rendah bila dilihat dari proporsi PAD terhadap
APBD. Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan maka peranan PAD terhadap APBD
tampaknya mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 peranan PAD terhadap
APBD mencapai sebesar 13,27 %, akan tetapi menurun menjadi sebesar 10,80 % pada tahun
2009. Seterusnya pada tahun 2010 peranan PAD terhadap APBD kembali terjadi penurunan
sehingga menjadi 8,83%. Adapun di tahun 2011 peranan PAD terhadap APBD kembali membaik
hingga dapat mencapai 12,70%. Hal yang sama kembali terjadi di tahun 2012 dimana ratio PAD
terhadap APBD masih tetap seperti tahun sebelun yakni sebesar 12,70%. Hasil selengkapnya ratio
PAD terhadap APBD dapat dilihat tabel berikut ini.
Tabel 6.3
Ratio PAD Terhadap APBD Kota Padang
Tahun 2008 s/d 2012
Tahun PAD APBD Ratio PAD Thdp
APBD (%)
2008 117.728,88 887.089,79 13,27
2009 113.318,41 1.049.257,18 10,80
2010 116.691,28 1.322.015,02 8,83
2011 149.874,80 1.180.346,19 12,70
2012 187.627,81 1.476.950,73 12,70
Rata-rata 11,66
Sumber: DPKA Kota Padang (Data Diolah), 2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 136
Pencapaian Pembangunan Kota
6.2.4. Rasio Pajak Daerah
Rasio pajak adalah merupakan perbandingan antara penerimaan pajak daerah dengan
PDRB daerah. Menurut Nick Devas (1988) dan Davey (1989) Rasio pajak daerah adalah
merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan keuangan suatu daerah. Semakin tinggi
rasio pajak daerah maka semakin mampu daerah tersebut untuk membiayai sendiri kegiatan
pembangunannya. Rasio pajak daerah untuk kabupaten maupun daerah kota sejauh ini masih
sangat relatif rendah, maka yang dianalisis adalah bagaimana tren perkembangannya dari tahun ke
tahun. Semakin meningkat perkembangan rasionya dari tahun ke tahun, maka berarti semakin
baik pengelolaan penerimaan pajaknya. Hal ini juga sudah tentu memberikan gambaran bahwa
sudah semakin baik kinerja pengelolaan keuangan daerahnya. Untuk lebih jelasnya mengenai
perkembangan rasio pajak di kota Padang dapat dilihat di dalam tabel 6.9. sebagai berikut ini.
Tabel 6.4
Rasio Pajak Daerah Terhadap PDRB Kota Padang
Tahun 2008 s/d 2012 (%)
Tahun Pajak Daerah (Rp
Juta)
PDRB ADHB (Rp
Juta)
Ratio Pajak
Daerah Thdp
PDRB (%)
2008 76.795,69 20.142.220,00 0,38
2009 71.666,75 21.837.040,00 0,33
2010 77.639,34 23.793.955,16 0,33
2011 102.412,44 27.542.856,19 0,37
2012 187.627,81 30.696.090,00 0,61
Sumber: DPKA Kota Padang, 2012 (Data Diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan ternyata kontribusi pajak daerah terhadap PDRB memang
masih relatif kecil meskipun sudah bertumbuh cukup baik di tahun 2011. Kecilnya kontribusi
pajak daerah terhadap PDRB hampir sama dengan kabupaten kota lain di Indonesia. Kondisi ini
memberikan gambaran bahwa Kota Padang belum cukup mampu membiayai aktivitas ekonomi
melalui sektor pajak daerah sehingga masih membutuhkan dana pusat terutama dana perimbangan
dalam membiayai berbagai program dan kegiatan pemerintah. Akan tetapi suatu catatan menarik
adalah di tahun 2012 Ratio PAD terhadap APBD di tahun 2012 membaik daripada tahun-tahun
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 137
Pencapaian Pembangunan Kota
sebelumnya yaitu di tahun 2012 sebesar 0,61 persen sedangkan di tahun-tahun sebelumnya
berkisar pada angka 0,30 persen.
6.2.5. Elastisitas PAD dan Pajak Daerah
Elastisitas PAD dan Pajak daerah merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan
untuk mengetahui kinerja pengelolaan keuangan daerah. Berdasarkan hasil perhitungan ternyata
rata-rata elastisitas PAD berada di atas 1. Hal ini berarti bahwa peningkatan pengelolaan PAD di
Kota Padang memberikan hasil yang positif terhadap perekonomian. Begitu juga dengan rata-rata
elastisitas pajak, dari hasil perhitungannya adalah elastis atau diatas 1. Artinya pengelolaan
penerimaan pajak daerah secara positif juga akan memberi dampak yang cukup baik terhadap
perekonomian. Namun demikian perlu menjadi perhatian dimasa mendatang adalah perlunya
peningkatan penerimaan pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan serta pajak penerangan jalan
karena kontribusi keempat komponen pajak daerah tersebut cukup besar dan bertumbuh baik dari
tahun ke tahun. Adapun perkembangan angka elastisitas PAD dan Elastisitas Pajak Daerah dapat
dilihat pada tabel 6.5 berikut ini.
Tabel 6.5
Elastisitas PAD dan Elastisitas Pajak Daerah Kota Padang
Tahun 2008 s/d 2012
TAHUN
PERTUMBUHAN (%) ELASTISITAS (RASIO)
PAD PAJAK
DAERAH PDRB PAD
PAJAK DAERAH
2008 10,57 10,43 6,21 1,70 1,68
2009 -3,75 -6,68 5,08 -0,74 -1,31
2010 2,98 8,33 5,96 0,50 1,40
2011 28,44 31,91 6,41 4,44 4,98
2012 25,18 83,20 6,61 3,81 12,59
Rata-rata 12,68 25,44 6,05 1,94 3,87
Sumber: DPKA Kota Padang, 2012 (Data Diolah)
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 138
Pencapaian Pembangunan Kota
6.3. Kemiskinan
Kota Padang bersama Badan Pusat Statistik telah melakukan serangkaian pendataan
terkait dengan kemiskinan. Dari data yang diperoleh jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) di
Kota Padang di tahun 2006 sebanyak 38.120 Kepala Keluarga. Seiring dengan adanya berbagai
program dan upaya pemerintah pusat maupun daerah dalam mengentaskan kemiskinan maka pada
tahun 2009 jumlah RTS telah terjadi perubahan yang cukup signifikan sehingga pada tahun
tersebut RTS telah berkurang menjadi 29.661 KK. Sedangkan jumlah penduduk miskin dari
semula 185.054 jiwa di tahun 2006 telah berkurang menjadi 122.205 jiwa di tahun 2009. Ditinjau
dari persentase rumah tangga miskin juga telah terjadi penurunan RTS dari semula di tahun 2006
sebesar 18,92% menjadi 14,01% di tahun 2009. Hal senada juga terlihat pada persentase
penduduk miskin dari semula 22,57% di tahun 2006 dapat ditekan menjadi 13,95%. Keberhasilan
penurunan persentase penduduk maupun RTS ini tentunya tidak terlepas dari berbagai program
dan kegiatan yang cukup efektif dalam menekan angka kemiskinan. Namun demikian, penurunan
signifikan ini tentunya perlu terus diupayakan dan disempurnakan untuk memperoleh hasil yang
lebih baik.
Tabel 6.6
Rumah Tangga Sasaran (RTS) Kota Padang
Tahun 2008 s/d 2011
No Keterangan 2008 2009 2010 2011
1 Rumah Tangga Sasaran (RTS) 38.099 29.661 24.850 21.557
2 Jmh Penduduk Sasaran Bantuan(jiwa) 185.001 122.205 108.843 94.420
3 Jumlah Rumah Tangga Kota Padang 210.840 211.654 194.280 195.292
4 Jumlah Penduduk (jiwa) Kota Padang 856.815 875.750 833.562 847.567
5 Persentase Rumah Tangga Sasaran (%) 18,07 14,01 12,79 11,04
6 Persentase Penduduk Sasaran Bantuan (%) 21,59 13,95 13,06 11,14
Sumber: Bappeda Kota Padang, data sosbud 2012
6.4. Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah
angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada
yang mampu menyerapnya. Pengangguran sering menjadi masalah dalam perekonomian karena
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 139
Pencapaian Pembangunan Kota
dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga
dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial
sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Tingkat pengangguran Kota Padang dalam tiga tahun terakhir berada pada angka dibawah
5%. Namun di tahun 2012 terjadi peningkatan pengangguran dari 4,40% meningkat menjadi
6,39%. Di Tahun 2009 dari 37,14% penduduk usia angkatan kerja 3,75% diantaranya
menganggur atau sedang mencari pekerjaan. Tahun 2010 jumlah angkatan kerja bertambah
menjadi 48,58%, namun angka mencari pekerjaan dapat berkurang menjadi 2,28%. Tahun 2011
jumlah angkatan kerja berkurang menjadi 47,31% namun demikian tingkat pengangguran
bertambah menjadi 4,40%.
Tabel 6.7
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun keatas Menurut Jenis Kegiatan di
Kota Padang Tahun 2009 s/d 2012
Tahun
Angkatan Kerja (%) Bukan Angkatan Kerja (%) Jumlah
(%) Bekerja
Mencari
Pekerjaan Jumlah Sekolah Lainnya Jumlah
2009 33,39 3,75 37,14 15,21 47,66 62,87 100
2010 46,30 2,28 48,58 20,48 30,94 51,42 100
2011 42,91 4,40 47,31 23,44 29,25 52,69 100
2012 49,30 6,39 55,69 14,42 29,89 44,31 100
Sumber: BPS, Padang Dalam Angka Berbagai Terbitan 2009 s/d 2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 140
Pencapaian Pembangunan Kota
6.5. Pembangunan Manusia
Pembangunan manusia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses
pencapaian pertumbuhan ekonomi. Pencapaian pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari kualitas
pembangunan manusianya. Ada beberapa indikator yang bisa digunakan dalam mengukur kualitas
pembangunan manusia, seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Derajat Pendidikan, Derajat
Kesehatan dan sebagainya. Oleh sebab itu, dalam rangka memacu pencapaian pembangunan kota
perlu pula dilakukan pembangunan manusia secara merata di seluruh daerah di Kota Padang.
6.5.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Salah satu indikator untuk menilai dan mengevaluasi kemajuan pembangunan manusia
adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk mengevaluasi pembangunan manusia di suatu
wilayah. Berdasarkan data, selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
yang cukup besar IPM Kota Padang yaitu 77,20 pada tahun 2008 menjadi 77,43 tahun 2009.
Selanjutnya pada tahun 2010 IPM Kota Padang sebesar 77,81 dan terus naik menjadi 78,14 di
tahun 2011. Angka IPM tertinggi Kota Padang yaitu di tahun 2012 sebesar 78,55. Adapun Angka
IPM Kota Padang diatas rata-rata IPM kabupaten kota di Sumatra Barat dan diatas rata-rata
nasional.
Meskipun demikian, tantangan pembangunan daerah masih sangat dirasakan bagi Kota
Padang karena dalam tatanan pembangunan global menuntut setiap daerah memiliki nilai tambah
“value added” dalam aspek pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap
pembangunan. Oleh karena itu Kota Padang perlu menempatkan pembangunan manusia sebagai
basis dasar bagi pengembangan pembangunan kedepan. Selengkapnya IPM daerah Kota Padang
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 141
Pencapaian Pembangunan Kota
Gambar 6.7
IPM Kota Padang, Propinsi Sumatera Barat dan Nasional
Tahun 2008 s/d 2012
Sumber: BPS, Tahun 2008 sampai dengan tahun 2012
6.5.2. Derajat Pendidikan
Derajat pendidikan merupakan salah satu indikator dalam pengukuran Indeks
Pembangunan Manusia. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat akan dapat
meningkatkan derajat kehidupan masyarakat. Untuk itu, sudah menjadi kewajiban bagi
Pemerintah Daerah untuk memfasilitasi atau memberikan kepedulian yang tinggi pada dunia
pendidikan. Kepedulian tersebut, di antaranya dalam bentuk mendorong pemangku kepentingan
pada dunia pendidikan, yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan derajat pendidikan dan
kesejahteraan masyarakat.
6.5.2.1. APK dan APM
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang
sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang
berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM)
persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk
di usia yang sama. Kelompok APK dan APM untuk SD, SMP, dan SMA berturut-turut adalah
untuk umur 7-12, 13-15,16-18 tahun.
77,2 77,43 77,81 78,1478,55
72,9673,44 73,78
74,28 74,54
71,1771,76
72,2772,77
73,41
66
68
70
72
74
76
78
80
2008 2009 2010 2011 2012
Kota Padang
Propinsi Sumbar
Nasional
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 142
Pencapaian Pembangunan Kota
Tabel 6.8
APK dan APM Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012
Tahun SD + Paket A SLTP + Paket B SLTA + Paket C
APK APM APK APM APK APM
2008 104,26 87,66 81,69 60,23 73,47 52,72
2009 114,27 95,11 82,38 58,37 79,50 63,65
2010 103,65 87,69 82,20 60,60 79,24 57,50
2011 98,91 90,54 96,22 72,20 74,85 60,27
2012 98,94 90,71 94,32 71,94 74,62 60,21
Sumber: BPS, Padang Dalam Angka dalam berbagai terbitan 2008-2012
APK SD sama dengan jumlah siswa yang duduk di bangku SD dibagi dengan jumlah
penduduk kelompok usia 7 sampai 12 tahun. Dari Tabel 6.14 terlihat bahwa angka APK untuk
Sekolah Dasar dari tahun 2008 hingga 2010 cenderung stabil dan melebihi angka 100. Namun
demikian di tahun 2011 angka APK SD cukup menurun menjadi 98,91 dari sebelumnya 103,65 di
tahun 2010. Meskipun demikian di tahun 2012 kembali sedikit membaik menjadi 98,94.
Sedangkan dari sisi APM SD, terjadi peningkatan dari 87,69 menjadi 90,54. Peningkatan yang
sama juga terjadi pada APK dan APM SLTP. Dari semula APK SLTP 82,20 di tahun 2010
meningkat menjadi 94,32 di tahun 2012. Demikian halnya dengan APM SLTP dari semula 60,60
di tahun 2010 meningkat menjadi 71,94 di tahun 2012. Berbeda halnya dengan SLTP, APK
SLTA menurun dari semula 79,24 di tahun 2010 menjadi 74,62 di tahun 2012. Akan tetapi pada
APM SLTA meningkat dari 57,50 di tahun 2010 menjadi 60,21 di tahun 2012.
6.5.2.2. Melek Huruf
Angka Melek Huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat
membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya. Berdasarkan data BPS tahun 2008 hingga
tahun 2011 menunjukkan Angka Melek Huruf di Kota Padang diatas rata-rata Angka Melek
Huruf Propinsi Sumatra Barat. Gambaran selengkapnya Angka Melek Huruf di Kota Padang dan
Sumatra Barat dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 143
Pencapaian Pembangunan Kota
Gambar 6.8
Angka Melek Huruf Kota Padang dan Propinsi Sumatra Barat
Tahun 2006 s/d 2012
6.5.2.3. Rata-rata Lama Sekolah
Angka rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh
penduduk usia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah
dijalani. Berdasarkan hasil perhitungan BPS yaitu kombinasi antara partisipasi sekolah, jenjang
pendidikan yang sedang dijalani, kelas yang diduduki dan pendidikan yang ditamatkan maka
diperolehlah angka rata-rata lama sekolah. Angka rata-rata lama sekolah Kota Padang dalam
empat tahun terakhir ini cenderung tidak mengalami peningkatan maupun penurunan yaitu pada
angka 10,80. Dari berbagai kota yang ada di Propinsi Sumatra Barat, Kota Padang masih sebagai
kota dengan rata-rata lama sekolah tertinggi. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
99,48 99,48 99,48 99,49 99,49 99,5 99,53
96,35 96,49 96,66 96,81 96,98 96,98 97,01
94
95
96
97
98
99
100
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Kota Padang
Sumatra Barat
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 144
Pencapaian Pembangunan Kota
Gambar 6.9
Rata-rata Lama Sekolah Kota Padang, Propinsi Sumatra Barat dan Nasional
Tahun 2007 s/d 2012
Sumber: BPS Kota Padang, 2012
6.5.3. Derajat Kesehatan
Derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh pelayanan kesehatan dan ketersediaan
sarana prasarana pelayanan kesehatan. Disamping itu, derajat kesehatan juga dipengaruhi oleh
faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya. Dengan demikian,
faktor-faktor di luar pelayanan dan sarana prasarana kesehatan ikut mempengaruhi kejadian status
gizi balita dan usia harapan hidup di masyarakat. Adapun gambaran derajat kesehatan di Kota
Padang adalah sebagai berikut.
6.5.3.1. Angka Usia Harapan Hidup
Angka usia harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata
penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Angka usia harapan
hidup di Kota Padang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Tahun 2006 angka
harapan hidup di Kota Padang sebesar 70,10 meningkat menjadi 70,50 di tahun 2007.
Selanjutnya di tahun 2008 angka usia harapan hidup terus meningkat menjadi 70,90 dan di tahun
2009 kembali mengalami kenaikan menjadi sebesar 71,13. Secara berurutan 2010, 2011 dan 2012
angka usia harapan hidup adalah 71,13 71,14 dan 71,19. Secara umum angka harapan hidup di
Kota Padang sudah cukup baik dan bahkan diatas rata-rata nasional meskipun masih perlu
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
2007 2008 2009 2010 2011 2012
10,80 10,80 10,89 10,91 10,92 10,99
8,20 8,30 8,45 8,51 8,57 8,59
7,50 7,50 7,52 7,53 7,58 7,61
Padang
Sumbar
Nasional
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 145
Pencapaian Pembangunan Kota
penajaman pada beberapa program kesehatan yang terkait dengan sanitasi, pola hidup sehat dan
promosi kesehatan.
Gambar 6.10
Angka Usia Harapan Hidup Kota Padang dan Nasional
Tahun 2006 s/d 2012
Sumber: BPS, Indikator Kesejahteraan Rakyat 2012
6.5.3.2. Balita Gizi Buruk
Gizi Buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tingkat berat akibat
kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama.
Ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB) atau hasil pemeriksaan klinis
menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor. Secara umum
persentase kasus gizi buruk di Kota Padang tergolong kecil di Kota Padang yaitu sekitar 0,15
persen. Berdasarkan data terakhir tahun 2011 cukup banyak terjadi kasus balita gizi buruk, namun
demikian dapat ditangani dengan baik melalui rawat jalan maupun Pemberian Makanan
Tambahan Pemulihan (PMT-P).
67,00
67,50
68,00
68,50
69,00
69,50
70,00
70,50
71,00
71,50
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
70,10
70,50
70,9071,13 71,13 71,14 71,19
68,5068,70
69,0069,21 69,21
69,43 69,51
Kota Padang
Nasional
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 146
Pencapaian Pembangunan Kota
Tabel 6.9
Persentase Balita Gizi Buruk Kota Padang
Tahun 2008 s/d 2012
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1 Jumlah Balita/Jmh Pdd 0-4 thn
(orang) 78.889 78.345 75.114 79.768 74.439
2 Jumlah Balita Gizi Buruk (orang) 84 135 100 64 55
3 Persentase Balita Gizi Buruk (%) 0,11 0,17 0,13 0,08 0,07
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Padang, 2012
6.5.3.3. Rasio Posyandu per Satuan Balita
Posyandu merupakan wadah peran serta masyarakat untuk memperoleh pelayanan
kesehatan, maka diharapkan pula strategi operasional pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan
ibu dan anak secara dini, dapat dilakukan di setiap posyandu. Terkait dengan hal tersebut diatas
perlu dilakukan analisis rasio posyandu terhadap jumlah balita dalam upaya peningkatan fasilitasi
pelayanan pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan dan agar status
gizi maupun derajat kesehatan ibu dan anak dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Pembentukan
posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar pelayanan kesehatan dapat lebih
merata dan dijangkau masyarakat. Idealnya satu posyandu untuk 100 orang balita dalam hal ini
Kota Padang sudah cukup baik.
Tabel 6.10
Rasio Posyandu per 1.000 Balita Kota Padang
Tahun 2008 s/d 2012
No Jumlah 2008 2009 2010 2011 2012
1 Posyandu 795 905 855 858 864
2 Kader 3.378 3.456 3.368 3.426 3.516
3 Balita 86.051 87.171 75.114 79.768 74.439
4 Ratio Posyandu per Satuan
Balita 9 10 11 11 12
Sumber: BPS, Padang Dalam Angka 2008-2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 147
Pencapaian Pembangunan Kota
6.5.3.4. Rasio Puskesmas per Satuan Penduduk
Jumlah puskesmas pada tahun 2008 berjumlah 20 buah dan puskesmas pembantu
sebanyak 58 buah, dengan demikian berjumlah 78 buah puskesmas. Tahun 2009 puskesmas
pembantu bertambah sebanyak 3 buah puskesmas dan di tahun 2010 kembali bertambah sebanyak
1 buah puskesmas. Hingga tahun 2012 jumlah puskesmas dan puskesmas pembantu di Kota
Padang berjumlah 84 buah puskesmas. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk di tahun yang
sama maka rata-rata hampir 1 puskesmas dapat melayani 10.000 orang penduduk. Meskipun 1
buah puskesmas sudah dapat melayani 10.000 orang penduduk, namun pembangunan di bidang
kesehatan perlu terus ditingkatkan melalui penambahan jumlah puskesmas baik puskesmas
maupun puskesmas pembantu. Disamping itu, kualitas pelayanan kesehatan juga perlu
ditingkatkan seiring dengan penambahan jumlah puskesmas.
Tabel 6.11
Rasio Puskesmas per 10.000 Penduduk Kota Padang
Tahun 2008 s/d 2012
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1 Puskesmas 20 20 20 20 22
2 Puskesmas Pembantu 58 61 62 62 62
3 Jumlah 78 81 82 82 84
4 Jumlah Penduduk 856.815 875.750 833.562 847.567 854.336
5 Rasio puskesmas, pustu per satuan penduduk
0,91 0,92 0,98 0,97 0,98
Sumber: BPS, Padang Dalam Angka 2008-2012
6.5.3.5. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk
Pada tahun 2008 jumlah rumah sakit umum pemerintah sebanyak 5 buah, rumah sakit
umum swasta sebanyak 20 buah dan rumah sakit khusus sebanyak 3 buah sehingga total ada 28
buah rumah sakit di Kota Padang. Namun demikian, akibat gempa besar yang melanda Kota
Padang, sebanyak 14 buah rumah sakit swasta berkurang sehingga tahun 2009 tersebut jumlah
rumah sakit swasta tinggal 6 buah rumah sakit. Tahun 2010 seiring dengan pembangunan kembali
Kota Padang, rumah sakit swasta kembali berbenah dan bertambah menjadi 7 buah rumah sakit.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 148
Pencapaian Pembangunan Kota
Pada tahun 2011 rumah sakit swasta terus bertambah sehingga telah dapat mencapai 14 buah
rumah sakit.
Pada sisi lain, rumah sakit khusus cukup berkembang pesat di Kota Padang. Tahun 2008
tercatat hanya ada 3 buah rumah sakit khusus. Tahun 2009 jumlah rumah sakit khusus tumbuh
pesat menjadi 15 buah rumah sakit sampai dengan tahun 2010. Sedangkan di tahun 2011 rumah
sakit khusus berkurang menjadi 9 buah rumah sakit. Berkurangnya rumah sakit khusus terutama
disebabkan banyaknya rumah sakit swasta yang memberikan penambahan jenis pelayanan
kesehatan yang selama ini dilayani oleh rumah sakit khusus.
Secara total, jumlah rumah sakit di Kota Padang tidak banyak berkurang dari 28 buah
rumah sakit di tahun 2008 menjadi 27 buah rumah sakit di tahun 2011. Rasio rumah sakit per
100.000 orang penduduk rata-rata adalah 3,17. Artinya 100.000 orang penduduk dapat dilayani
oleh 3 buah rumah sakit di Kota Padang. Sehingga pilihan pelayanan kesehatan rumah sakit di
Kota Padang cukup beragam dan bersaing dalam memberikan pelayanan.
Tabel 6.12
Rasio Rumah Sakit per 100.000 Penduduk Kota Padang
Tahun 2008 s/d 2012
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1 Rumah Sakit Umum Pemerintah 5 5 5 4 5
2 Rumah Sakit Umum Swasta 20 6 7 9 8
3 Rumah Sakit Khusus 3 15 15 14 14
4 Jumlah Rumah Sakit 28 26 27 27 27
5 Jumlah Penduduk 856.815 875.750 833.562 847.567 854.336
6 Rasio rumah sakit per penduduk 3,27 2,97 3,24 3,19 3,16
Sumber: BPS, Padang Dalam Angka 2009-2012