kota cimahi 21 2006

93
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 81 TAHUN : 2007 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 12 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI DAN RETRIBUSI KEPENDUDUKAN DI KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan perlindungan, pengakuan, penentuan status pribadi dan status hukum setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh Penduduk yang berada di Wilayah Kota Cimahi, perlu dilakukan pengaturan tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan; 1

Upload: law-tea

Post on 21-Jan-2016

38 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kota Cimahi 21 2006

LEMBARAN DAERAHKOTA CIMAHI

NOMOR : 81 TAHUN : 2007 SERI : C

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHINOMOR : 12 TAHUN 2007

TENTANG

PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI DAN RETRIBUSI KEPENDUDUKAN DI KOTA CIMAHI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA CIMAHI,

Menimbang : a. bahwa untuk memberikan perlindungan, pengakuan, penentuan status pribadi dan status hukum setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh Penduduk yang berada di Wilayah Kota Cimahi, perlu dilakukan pengaturan tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;

1

Page 2: Kota Cimahi 21 2006

b. bahwa untuk Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kota Cimahi dapat terlaksana dengan baik apabila didukung oleh tersedianya sarana, prasarana dan SDM yang memadai serta peningkatan kesadaran penduduk yang berada di Kota Cimahi;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b di atas, perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Administrasi dan Retribusi Kependudukan di Kota Cimahi.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3437);

2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3437);

3. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);

2

Page 3: Kota Cimahi 21 2006

4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Cimahi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4116);

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4634);

3

Page 4: Kota Cimahi 21 2006

9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4674);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1975 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3050);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Adminsitrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoensia Nomor 4736);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

4

Page 5: Kota Cimahi 21 2006

14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

15. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 5 Tahun 2004 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Kota Cimahi Tahun 2004 Nomor 42 Seri E).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA CIMAHI

Dan

WALIKOTA CIMAHI

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI DAN RETRIBUSI KEPENDUDUKAN DIKOTACIMAHI

5

Page 6: Kota Cimahi 21 2006

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :1. Administrasi Kependudukan adalah

rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

2. Daerah adalah Daerah Kota Cimahi.

3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Cimahi.

4. Walikota adalah Walikota Cimahi.

5. Instansi Pelaksana adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cimahi.

6. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kota Cimahi.

7. Camat adalah Kepala Perangkat Daerah yang ada pada tingkat Kecamatan.

6

Page 7: Kota Cimahi 21 2006

8. Kelurahan adalah Wilayah Kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah Kota Cimahi.

9. Lurah adalah Kepala Perangkat Daerah yang ada pada tingkat Kelurahan.

10. Rukun Warga, yang selanjutnya disebut RW adalah organisasi kemasyarakatan yang diakui dan dibina oleh Pemerintah, untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan gotong royong dan kekeluargaan, serta untuk membantu meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di kelurahan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di tingkat RW.

11. Ketua Rukun Warga, yang selanjutnya disebut Ketua RW adalah seseorang yang dipilih secara demokratis oleh masyarakat di lingkungan RW untuk memimpin RW yang bersangkutan.

12. Rukun Tetangga, yang selanjutnya disebut RT adalah adalah organisasi kemasyarakatan yang diakui dan dibina oleh Pemerintah, untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan gotong royong dan kekeluargaan, serta untuk membantu meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan, pembangunan dan

7

Page 8: Kota Cimahi 21 2006

kemasyarakatan di kelurahan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di tingkat RT.

13. Ketua Rukun Tetangga, yang selanjutnya disebut Ketua RT adalah seseorang yang dipilih secara demokratis oleh masyarakat di lingkungan RT untuk memimpin RT yang bersangkutan.

14. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, selanjutnya disingkat SIAK, adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di tingkat penyelenggara dan instansi pelaksana sebagai satu Kesatuan.

15. Penyelenggara adalah Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dan berwenang dalam urusan Administrasi Kependudukan.

16. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti otentik yang dihasilkan dari pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

17. Database Kependudukan adalah kumpulan berbagai jenis data kependudukan yang

8

Page 9: Kota Cimahi 21 2006

tersimpan secara sistematik, terstruktur dan saling berhubungan dengan menggunakan perangkat lunak, perangkat keras dan jaringan komunikasi data.

18. Pejabat Pencatat Sipil adalah Pegawai yang ditunjuk oleh Walikota dalam mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

19. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang masuk secara sah serta bertempat tinggal di dalam wilayah Indonesia sesuai peraturan perundang-undangan.

20. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-undang sebagai Warga Negara Indonesia.

21. Orang Asing adalah orang yang bukan Warga Negara Indonesia.

22. Orang Asing Tinggal Terbatas adalah Orang Asing yang tinggal dalam jangka waktu terbatas di wilayah Negara Republik Indonesia dan telah mendapat Izin Tinggal Terbatas dari Instansi yang berwenang.

23. Orang Asing tinggal tetap adalah Orang Asing yang berada dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan telah mendapat Izin Tinggal Tetap dari Instansi yang berwenang.

9

Page 10: Kota Cimahi 21 2006

24. Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan yang selanjutnya disebut Penduduk Rentan Adminduk adalah penduduk yang mengalami hambatan dalam memperoleh dokumen penduduk yang disebabkan oleh bencana alam, kerusuhan sosial atau bertempat tinggal di daerah terbelakang.

25. Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan Penduduk Rentan Adminduk serta penerbitan dokumen penduduk berupa identitas, kartu atau surat keterangan kependudukan.

26. Peristiwa kependudukan adalah kejadian yang dialami penduduk yang harus dilaporkan karena membawa implikasi terhadap penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan atau surat keterangan kependudukan lainnya meliputi pindah, datang, perubahan alamat, tinggal sementara, serta perubahan status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap.

27. Biodata Penduduk adalah Keterangan yang berisi elemen data tentang jati diri, informasi dasar, serta riwayat perkembangan dan perubahan keadaan yang dialami penduduk sejak saat kelahiran.

10

Page 11: Kota Cimahi 21 2006

28. Nomor Induk Kependudukan yang selanjutnya disingkat dengan NIK adalah Nomor Identitas Keluarga yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia.

29. Akta Catatan Sipil adalah akta otentik yang memuat catatan lengkap seseorang mengenai kelahiran, perkawinan, perceraian, kematian, pengangkatan anak, pengakuan dan pengesahan anak.

30. Kartu Keluarga yang selanjutnya disingkat dengan KK adalah Kartu Identitas Keluarga yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta karakteristik anggota keluarga.

31. Kepala Keluarga adalah:

a. Orang yang bertempat tinggal dengan orang lain baik mempunyai hubungan darah maupun tidak, yang bertanggung jawab dalam keluarga itu.

b. Orang yang bertempat tinggal seorang diri.

c. Kepala Kesatrian, asrama, rumah piatu dan lain-lain dimana beberapa orang bertempat tinggal bersama-sama.

32. Kartu Tanda Penduduk yang selanjutnya disingkat KTP adalah identitas resmi

11

Page 12: Kota Cimahi 21 2006

Penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Pemerintah Kota Cimahi yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

33. Pindah datang penduduk adalah perubahan lokasi tempat tinggal untuk menetap karena perpindahan dari tempat yang lama dan datang ke tempat yang baru.

34. Pencatatan Sipil adalah Pencatatan peristiwa penting yang dialami seseorang dalam register Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana.

35. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami seseorang meliputi: kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, pembatalan perkawinan, perceraian, pembatalan perceraian, pengangkatan, pengakuan dan pengesahan anak, perubahan nama, perubahan status kewarganegaraan.

36. Pengakuan Anak adalah pengakuan secara hukum dari seorang bapak terhadap anaknya yang lahir di luar ikatan perkawinan yang sah atas persetujuan ibu kandung anak tersebut.

37. Pengesahan anak adalah pengesahan status hukum seorang anak yang lahir diluar ikatan perkawinan yang sah, menjadi anak yang sah sepasang suami istri.

12

Page 13: Kota Cimahi 21 2006

38. Kutipan Akta adalah catatan pokok yang dikutip dari Akta Catatan Spil dan merupakan alat bukti sah bagi diri yang bersangkutan maupun pihak lain mengenai kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, pengangkatan anak, pengakuan dan pengesahan anak, status kewarganegaraan, ganti nama dan pembatalan Akta.

39. Kutipan Akta Kedua dan Seterusnya adalah kutipan akta catatan sipil yang kedua dan seterusnya yang dapat diterbitkan karena kutipan akta yang asli (pertama) hilang, rusak atau musnah setelah dibuktikan dengan surat keterangan dari pihak yang berwenang.

40. Salinan Akta adalah salinan lengkap isi Akta Catatan Sipil yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cimahi.

41. Surat Keterangan Kependudukan dan Surat Keterangan Catatan Sipil adalah surat yang diterbitkan oleh Dinas mengenai sesuatu hal yang berkaitan dengan tugas pelayanan Dinas.

42. Tanda Bukti Pelaporan adalah tanda bukti yang diterbitkan oleh Dinas atas pelayanan yang dilakukan kepada Warga Negara Indonesia mengenai kelahiran, kematian,

13

Page 14: Kota Cimahi 21 2006

perkawinan dan perceraian yang telah dicatatkan di luar negeri.

43. Perubahan Data/Status Kewarganegaraan/ Ganti Nama adalah perubahan yang terjadi pada Akta-Akta Catatan Sipil.

44. Penduduk Baru adalah setiap orang yang datang akibat mutasi kepindahan dari luar daerah dan telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh Walikota.

45. Tamu adalah setiap Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang melaksanakan kunjungan singkat ke Daerah yang belum/bertempat tinggal tetap dan hanya tinggal tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari.

46. Penduduk Musiman adalah setiap Warga Negara Indonesia yang datang dari luar Kota Cimahi, bertempat tinggal di Kota Cimahi dan tidak bermaksud menjadi penduduk tetap.

47. Buku Harian Peristiwa Penting dan Peristiwa Kependudukan yang selanjutnya disebut BHPPK adalah buku yang dipakai untuk mencatat kegiatan harian di Kelurahan, Kecamatan dan Dinas yang berkaitan dengan pelayanan terhadap pelaporan kejadian penting dan peristiwa kependudukan atau pengurusan dokumen penduduk.

14

Page 15: Kota Cimahi 21 2006

48. Buku Induk Penduduk yang selanjutnya disebut BIP adalah buku yang digunakan mencatat keberadaan dan status yang dimiliki oleh seseorang yang dibuat untuk setiap keluarga dan diperbaharui setiap terjadi peristiwa penting dan peristiwa kependudukan bagi penduduk Warga Negara Indonesia Tinggal Tetap dan Orang Asing Tinggal Tetap.

49. Buku Mutasi Penduduk yang selanjutnya disebut BMP adalah buku yang digunakan untuk mencatat perubahan setiap peristiwa penting dan peristiwa kependudukan yang menyangkut jumlah dan status anggota keluarga sesuai nomor urut Kartu Keluarga di Kelurahan bagi Warga Negara Indonesia Tinggal Tetap dan Orang Asing Tinggal Tetap.

50. Buku Induk Penduduk Sementara yang selanjutnya disebut BIPS adalah buku yang digunakan untuk mencatat keberadaan dan status yang dimiliki seseorang yang dibuat untuk setiap keluarga dan diperbaharui setiap terjadi peristiwa penting dan peristiwa kependudukan bagi Warga Negara Indoensia Tinggal Sementara dan Orang Asing Tinggal Terbatas.

51. Buku Mutasi Penduduk Sementara yang selanjutnya disebut BMPS yang selanjutnya disebut BMP adalah buku yang digunakan

15

Page 16: Kota Cimahi 21 2006

untuk mencatat perubahan setiap peristiwa penting dan peristiwa kependudukan yang menyangkut jumlah dan status anggota keluarga sesuai nomor urut Kartu Keluarga di Kelurahan bagi Warga Negara Indonesia Tinggal Sementara dan Orang Asing Tinggal Terbatas.

52. Surat Keterangan Kependudukan adalah bentuk keluaran sebagai hasil dari kegiatan penyelenggaraan pendaftaran yang meliputi Surat Keterangan Kelahiran, Surat Keterangan Kematian, Surat Keterangan Lahir Mati, Surat Keterangan Pindah, Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Tetap, Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Sementara, Surat Keterangan Rekomendasi Ganti Nama, Surat Keterangan Tempat Tinggal, dan lain-lain.

53. Surat Keterangan Catatan Sipil adalah bentuk keluaran sebagai hasil dari kegiatan pencatatan sipil sebagai akibat adanya pencatatan peristiwa penting yang dialami penduduk yang meliputi Surat Keterangan Penolakan, Surat Keterangan Belum Kawin, dan lain-lain.

54. Kartu Indentitas Penduduk Musiman yang selanjutnya disebut KIPEM adalah kartu tanda pengenal bagi penduduk musiman di Kota Cimahi.

16

Page 17: Kota Cimahi 21 2006

55. Kartu Identitas Kerja yang selanjutnya disebut KIK adalah kartu tanda pengenal bagi penduduk di luar Kota Cimahi yang mempunyai pekerjaan/kegiatan tetap di Kota Cimahi.

56. Mutasi Data adalah perubahan data akibat perubahan status warga negara, ganti nama, perkawinan, perceraian, pengangkatan anak, pindah agama, ganti pekerjaan, tingkat pendidikan, pisah Kartu Keluarga dan perubahan alamat tempat tinggal.

57. Retribusi adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau yang diberikan oleh Pemerintah Kota Cimahi di bidang pelayanan Kependudukan dan Catatan Sipil berupa penerbitan Kartu Identitas Penduduk, Akta Catatan Sipil, Surat Keterangan Kependudukan dan Surat Keterangan Catatan Sipil lainnya.

BAB II

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 2

Setiap Penduduk mempunyai hak untuk memperoleh:

a. Dokumen Kependudukan;

b. Pelayanan yang sama dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

17

Page 18: Kota Cimahi 21 2006

c. Perlindungan atas Data Pribadi;

d. Kepastian hukum atas kepemilikan dokumen;

e. Informasi mengenai data hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil atas dirinya dan/atau keluarganya.

Pasal 3

Setiap penduduk Wajib melaporkan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialaminya kepada Instansi Pelaksana dengan memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

BAB IIIPENYELENGGARAAN ADMINISTRASI

KEPENDUDUKANBagian Kesatu

Kewenangan Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan

Pasal 4

Pemerintah Kota berkewajiban dan bertanggung jawab menyelenggarakan urusan Administrasi Kependudukan, yang dilakukan oleh Walikota dengan kewenangan meliputi:

18

Page 19: Kota Cimahi 21 2006

a. Koordinasi penyelenggaraan Adminsitrasi Kependudukan.

b. Pembentukan Instansi Pelaksana yang tugas dan fungsinya di bidang Adminsitrasi Kependudukan.

c. Pengaturan teknis penyelenggaraan Administrasi Kependudukan sesuai dengan ketentuan Perundangan-undangan.

d. Pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.

e. Pelaksanaan kegiatan pelayanan masyarakat di bidang Administrasi Kependudukan.

f. Pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan.

g. Koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.

Bagian KeduaSistem Informasi Administrasi

Kependudukan

Pasal 5

(1) Penyelenggaraan administrasi kependudukan yang meliputi pendaftaran

19

Page 20: Kota Cimahi 21 2006

penduduk dan pencatatan sipil dilaksanakan dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK).

(2) SIAK merupakan satu kesatuan kegiatan yang terdiri dari unsur:

a. database;

b. perangkat teknologi informasi dan komunikasi;

c. sumber daya manusia;

d. pemegang hak akses;

e. lokasi database;

f. pengelolaan database;

g. pemeliharaan database;

h. pengamanan database;

i. pengawasan database, dan

j. data cadangan (back-up/disaster recovery centre).

Pasal 6

(1) Pelaksanaan penyelenggaraan administrasi kependudukan yang meliputi pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil sebagaimana ayat (1) terdiri dari:

a. Penerbitan Kartu Keluarga (KK);

20

Page 21: Kota Cimahi 21 2006

b. Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Keluarga (KTP);

c. Pencatatan dan Penerbitan Akta Kelahiran;

d. Pencatatan dan Penerbitan Akta Kematian;

e. Pencatatan dan Penerbitan Akta Perkawinan bagi yang bukan beragama Islam;

f. Pencatatan dan Penerbitan Akta Perceraian bagi yang bukan beragama Islam;

g. Pencatatan dan Penerbitan Akta Pengangkatan Anak;

h. Pencatatan dan Penerbitan Akta Pengakuan dan Pengesahan Anak;

i. Mutasi Penduduk;

j. Pengelolaan Database Kependudukan;

k. Penerbitan dan Pencatatan Surat Keterangan Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

l. Penyimpanan dan Pemeliharaan Register Akta Kelahiran, Register Akta Kematian, Akta perkawinan, Akta Perceraian, Akta Pengangkatan

21

Page 22: Kota Cimahi 21 2006

Anak, Akta Pengakuan dan Pengesahan Anak;

m. Penyuluhan dan melakukan tata usaha.

(2) Pelaksanaan penyelenggaraan pendaftaran penduduk lainnya yang tidak atau belum dilaksanakan dengan Sistem SIAK sebagaimana ayat (1) meliputi:

a. Penerbitan Kartu Identitas Penduduk Musiman (KIPEM);

b. Penertiban Kartu Identitas Kerja (KIK);

(3) Mekanisme penyelenggaraan pendaftaran penduduk dalam hal penerbitan Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Identitas Penduduk Musiman (KIPEM) dan Kartu Identitas Kerja (KIK) sebagaimana dimaksud ayat (1) hurup a dan b diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

Bagian KetigaDatabase Kependudukan

Pasal 7

(1) Database Kependudukan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) adalah

22

Page 23: Kota Cimahi 21 2006

kumpulan berbagai jenis data kependudukan yang tersimpan secara sistematik, terstruktur dan saling berhubungan dengan menggunakan perangkat lunak, perangkat keras dan jaringan komunikasi data.

(2) Pengelolaan database kependudukan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) meliputi kegiatan:

a. Perekaman data pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ke dalam database kependudukan;

b. Pengolahan data pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil sebagaimana dimaksud huruf a;

c. Penyajian data sebagaimana dimaksud pada huruf b sebagai informasi data kependudukan; dan

d. Pendistribusian data sebagaimana dimaksud pada hurup c untuk kepentingan perumusan kebijakan di bidang pemerintahan dan pembangunan.

(3) Pemeliharaan, pengamanan dan pengawasan sebagaimana pasal 5 ayat (2) meliputi data dalam database, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi data center dan data cadangan (back-up/disaster recovery centre).

23

Page 24: Kota Cimahi 21 2006

BAB IVPENDAFTARAN PENDUDUK

Bagian KesatuNomor Induk Kependudukan

Pasal 8

(1) Setiap Penduduk wajib memiliki Nomor Induk Kependudukan atau NIK.

(2) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku seumur hidup dan selamanya berlaku nasional, yang diberikan oleh Pemerintah, dan diterbitkan oleh Instansi Pelaksana kepada setiap Penduduk setelah dilakukan pencatatan biodata.

(3) NIK sebagaimana dimaksud ayat (1) dicantumkan dalam setiap dokumen kependudukan dan dijadikan dasar penerbitan paspor, surat ijin mengemudi, nomor pokok wajib pajak, polis asuransi, sertifikat hak atas tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya.

24

Page 25: Kota Cimahi 21 2006

Bagian KeduaPendaftaran Peristiwa Kependudukan

Paragraf 1Perubahan Alamat

Pasal 9

Dalam hal terjadi perubahan alamat penduduk, Instansi Pelaksana wajib menyelenggarakan penerbitan perubahan dokumen Pendaftaran Penduduk.

Paragraf 2Pindah Datang Penduduk

Pasal 10

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia yang pindah ke wilayah Kota Cimahi wajib melapor kepada Instansi Pelaksana di daerah asal untuk mendapatkan Surat Keterangan Pindah.

(2) Pindah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah berdomisilinya Penduduk di alamat yang baru untuk waktu lebih dari 1 (satu) tahun atau berdasarkan kebutuhan yang bersangkutan untuk waktu yang kurang dari 1 (satu) tahun.

25

Page 26: Kota Cimahi 21 2006

(3) Berdasarkan Surat Keterangan Pindah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Penduduk yang bersangkutan wajib melapor kepada Instansi Pelaksana di daerah tujuan untuk penerbitan Surat Keterangan Pindah Datang.

(4) Surat Keterangan Pindah Datang sebagaimana dimaksud ayat (3) digunakan sebagai dasar perubahan atau penerbitan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi Penduduk yang bersangkutan.

(5) Perpindahan Penduduk dalam wilayah Kota Cimahi :

a. Antar Rukun Tetangga (RT) dalam satu Rukun Warga (RW) di suatu Kelurahan, wajib melapor kepada Ketua RT setempat dengan membawa surat pengantar dari Pengurus RT asal.

b. Antar Rukun Warga (RW) dalam satu Kelurahan, wajib melapor kepada Ketua RW setempat dengan membawa surat pengantar dari Pengurus RT dan RW asal.

c. Antar Kelurahan dalam satu Kecamatan, wajib mendaftar kepada Lurah setempat dengan melengkapi

26

Page 27: Kota Cimahi 21 2006

persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

d. Antar Kecamatan dalam Wilayah Kota Cimahi, wajib mendaftar kepada Lurah dan Camat setempat dengan melengkapi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 11

(1) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal tetap yang pindah ke wilayah Kota Cimahi wajib melapor kepada Instansi Pelaksana di daerah asal.

(2) Berdasarkan Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Instansi Pelaksana mendaftar dan menerbitkan Surat Keterangan Pindah Datang.

(3) Orang Asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaporkan kedatangan kepada Instansi Pelaksana di daerah tujuan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan Surat Keterangan Pindah Datang.

(4) Surat Keterangan Pindah Datang sebagaimana dimaksud ayat (2) digunakan sebagai dasar perubahan atau penerbitan

27

Page 28: Kota Cimahi 21 2006

KK, KTP atau Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi Orang Asing.

Bagian KetigaPendataan Penduduk Rentan Administrasi

Kependudukan

Pasal 12

(1) Instansi Pelaksana wajib melakukan pendataan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan, yang meliputi:

a. penduduk korban bencana alam;

b. penduduk korban bencana sosial;

c. orang terlantar.

(2) Pendataan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) hurup a dan hurup b dapat dilakukan di tempat sementara;

(3) Hasil pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai dasar penerbitan Surat keterangan Kependudukan untuk Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan;

28

Page 29: Kota Cimahi 21 2006

Bagian KeempatPelaporan Penduduk yang Tidak Mampu

Mendaftarkan Sendiri

Pasal 13

(1) Penduduk yang tidak mampu melaksanakan sendiri pelaporan terhadap Peristiwa Kependudukan yang menyangkut dirinya sendiri dapat dibantu oleh Instansi Pelaksana atau meminta bantuan kepada orang lain dengan memberikan Surat Kuasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(2) Ketentuan mengenai mekanisme pelaporan penduduk yang tidak mampu mendaftarkan sendiri diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

BAB VDATA DAN DOKUMEN

KEPENDUDUKANBagian Kesatu

Data Kependudukan

Pasal 14

29

Page 30: Kota Cimahi 21 2006

(1) Data Kependudukan terdiri atas data perseorangan dan/atau data agregat Penduduk.

(2) Data Perseorangan meliputi:

a. Nomor KK;

b. NIK;

c. nama lengkap;

d. jenis kelamin;

e. Tempat Lahir;

f. tanggal/bulan/tahun lahir;

g. golongan darah;

h. agama/kepercayaan;

i. status perkawinan;

j. status hubungan dalam keluarga;

k. cacat fisik dan/atau mental;

l. pendidikan terakhir;

m. jenis pekerjaan;

n. NIK ibu kandung;

o. nama ibu kandung;

p. NIK ayah;

q. nama ayah;

r. alamat sebelumnya;

s. alamat sekarang;

30

Page 31: Kota Cimahi 21 2006

t. kepemilikan akta kelahiran/surat kenal lahir;

u. nomor akta kelahiran/nomor surat kenal lahir;

v. kepemilikan akta perkawinan/buku nikah;

w. nomor akta perkawinan/buku nikah;

x. tanggal perkawinan;

y. kepemilikan akta perceraian;

z. nomor akta perceraian/surat cerai;

aa. tanggal perceraian;

(3) Data agregat meliputi himpunan data perseorangan yang berupa data kuantitatif dan data kualitatif.

(4) Data Kependudukan sebagaimana dimaksud ayat (1) disimpan dalam Database Kependudukan Kota Cimahi.

Bagian KeduaDokumen Kependudukan

Pasal 15

(1) Dokumen Kependudukan meliputi:

a. Biodata Penduduk;

b. Kartu Keluarga (KK);

31

Page 32: Kota Cimahi 21 2006

c. Kartu Tanda Penduduk (KTP);

d. Kartu Tanda Penduduk Musiman (KIPEM);

e. Kartu Identitas Kerja (KIK);

f. Surat Keterangan Kependudukan; dan

g. Akta-akta Pencatatan Sipil.

(2) Surat Keterangan kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi:

a. Surat Keterangan Pindah;

b. Surat Keterangan Pindah Datang;

c. Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri;

d. Surat Keterengan datang dari Luar Negeri;

e. Surat Keterangan Tempat Tinggal;

f. Surat Keterangan Kelahiran;

g. Surat Keterangan Lahir Mati;

h. Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan;

i. Surat keterangan Pembatalan Perceraian;

j. Surat Keterangan Kematian;

32

Page 33: Kota Cimahi 21 2006

k. Surat Keterangan Pengangkatan Anak;

l. Surat Keterangan Pelepasan Kewarganegaraan Indonesia

m. Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas; dan

n. Surat Keterangan Pencatatan Sipil.

(3) Dokumen Kependudukan dan Surat Keterangan Kependudukan sebagaimana ayat (1) dan (2) di atas ditandatangani oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil selaku Kepala Instansi pelaksana.

(4) Ketentuan penandatanganan dokumen kependudukan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagaimana ayat (1) hurup b dan c diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

(5) Kepala Instansi Pelaksana tidak diperkenankan untuk menandatangani Register dan Kutipan Akta-akta Pencatatan Sipil yang mengenai dirinya, istrinya, orang tuanya atau anak-anaknya.

(6) Penandatangan Akta-akta Pencatatan Sipil sebagaimana ayat (5) dilakukan oleh Walikota.

33

Page 34: Kota Cimahi 21 2006

Pasal 16

Biodata Penduduk paling sedikit memuat keterangan tentang nama, tempat dan tanggal lahir, alamat dan jatidiri lainnya secara lengkap, serta perubahan data sehubungan dengan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami.

Bagian KetigaKartu Keluarga

Pasal 17

(1) Setiap Keluarga wajib memiliki Kartu Keluarga (KK).

(2) KK memuat keterangan kolom nomor Kartu Keluarga, nama lengkap kepala keluarga dan anggota keluarga, NIK, jenis kelamin, alamat, tempat lahir, tanggal lahir, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, status hubungan dalam keluarga, kewarganegaraan, dokumen imigrasi, nama orang tua.

(3) Nomor Kartu Keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk selamanya, kecuali terjadi perubahan kepala keluarga.

(4) Kartu Keluarga diterbitkan dan diberikan oleh Instansi Pelaksana kepada Penduduk

34

Page 35: Kota Cimahi 21 2006

Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap.

(5) Kartu Keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan salah satu dasar penerbitan Kartu Tanda Penduduk.

Pasal 18

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap hanya diperbolehkan terdaftar dalam 1 (satu) Kartu Keluarga.

(2) Perubahan susunan keluarga dalam Kartu Keluarga wajib dilaporkan kepada Instansi Pelaksana dengan membawa surat pengantar dari Ketua RT dan RW selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak terjadi perubahan.

(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Instansi Pelaksana mendaftar dan menerbitkan Kartu Keluarga.

Bagian KeempatPersyaratan Pembuatan Kartu Keluarga

Pasal 19

35

Page 36: Kota Cimahi 21 2006

(1) Persyaratan pembuatan Kartu Keluarga bagi penduduk yang sudah tercatat sebagai penduduk Kota Cimahi karena adanya perubahan susunan dalam Kartu Keluarga, baik adanya penambahan karena kelahiran dan atau ada yang numpang Kartu Keluarga, maupun adanya pengurangan karena ada anggota keluarga yang meninggal, pindah atau membentuk Keluarga sendiri:

a. Menyerahkan Surat Pengantar dari Ketua RT dan RW setempat.

b. Menyerahkan Formulir Isian Biodata dan Formulir Permohonan Kartu Keluarga yang telah diisi dan ditandatangani oleh pemohon, Ketua RT, Ketua RW dan Petugas Kelurahan.

c. Menyerahkan Kartu Keluarga lama.

d. Menyerahkan foto kopi Kartu Tanda Penduduk.

e. Menyerahkan foto kopi Buku Nikah bagi keluarga yang sudah menikah.

f. Menyerahkan foto kopi Akta Kelahiran apabila terdapat penambahan karena ada kelahiran anak.

36

Page 37: Kota Cimahi 21 2006

g. Menyerahkan Surat Keterangan Pindah dari daerah asal, foto kopi Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk daerah asal bagi yang akan numpang Kartu Keluarga.

(2) Persyaratan pembuatan Kartu Keluarga bagi penduduk yang sudah tercatat sebagai penduduk Kota Cimahi yang sebelumnya merupakan anggota keluarga seseorang yang membentuk keluarga sendiri dan atau menikah:

a. Menyerahkan Surat Pengantar dari Ketua RT dan RW setempat.

b. Menyerahkan Formulir Isian Biodata dan Formulir Permohonan Kartu Keluarga yang telah diisi dan ditandatangani oleh pemohon, Ketua RT, Ketua RW dan Petugas Kelurahan.

c. Menyerahkan foto kopi Kartu Keluarga lama.

d. Menyerahkan foto kopi Kartu Tanda Penduduk.

e. Menyerahkan foto kopi Buku Nikah.

f. Menyerahkan foto kopi Akta Kelahiran apabila telah memiliki anak.

37

Page 38: Kota Cimahi 21 2006

(3) Persyaratan pembuatan Kartu Keluarga bagi penduduk pindahan dari luar Kota Cimahi:

a. Menyerahkan Surat Pengantar dari Ketua RT dan RW.

b. Menyerahkan Surat Keterangan Pindah dari daerah asal.

c. Menyerahkan foto kopi Kartu Keluarga daerah asal.

d. Menyerahkan foto kopi Kartu Tanda Penduduk daerah asal.

e. Menyerahkan Formulir Isian Biodata dan Formulir Permohonan Kartu Keluarga yang telah diisi dan ditandatangani oleh pemohon, Ketua RT, Ketua RW dan Petugas Kelurahan.

Bagian KelimaKartu Tanda Penduduk

Pasal 20

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah menikah atau pernah menikah wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk.

38

Page 39: Kota Cimahi 21 2006

(2) Orang asing yang mengikuti status orang tuanya yang memiliki Izin Tinggal tetap dan telah berumur 17 (tujuh belas) tahun wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk.

(3) Masa berlaku Kartu Tanda Penduduk bagi WNI sebagaimana ayat (1) berlaku selama 5 (lima) tahun.

(4) Masa berlaku Kartu Tanda Penduduk bagi Orang Asing sebagaimana ayat (1) dan (2) berlaku sesuai dengan waktu yang tertera dalam Izin Tinggal Tetap yang dimilikinya.

(5) Kartu Tanda Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku secara nasional.

(6) Penduduk wajib melaporkan perpanjangan masa berlaku Kartu Tanda Penduduk kepada Instansi Pelaksana apabila masa berlakunya berakhir.

(7) Dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari sejak Kartu Tanda Penduduk habis masa berlakunya, Penduduk yang bersangkutan diwajibkan mengajukan permohonan untuk memperoleh Kartu Tanda Penduduk yang baru.

(8) Penduduk yang telah memiliki Kartu Tanda Penduduk wajib membawanya pada saat berpergian.

39

Page 40: Kota Cimahi 21 2006

(9) Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) Kartu Tanda Penduduk.

(10)Penduduk Warga Negara Indonesia yang berusia 60 (enam puluh) tahun keatas diberikan Kartu Tanda Penduduk yang berlaku seumur hidup.

(11)Penduduk yang mengajukan permohonan pembuatan Kartu Tanda Penduduk dapat mengikuti pelayanan asuransi.

(12)Ketentuan mengenai mekanisme dan persyaratan pelayanan asuransi sebagaimana dimaksud dalam ayat (11) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

Bagian KeenamPersyaratan Pembuatan Kartu Tanda

Penduduk

Pasal 21

40

Page 41: Kota Cimahi 21 2006

(1) Persyaratan pembuatan Kartu Tanda Penduduk Baru bagi penduduk yang sudah tercatat sebagai penduduk Kota Cimahi:

a. Menyerahkan Surat Pengantar dari Ketua RT dan RW.

b. Menyerahkan Formulir Permohonan Kartu Tanda Penduduk yang telah diisi dan ditandatangani oleh pemohon, Ketua RT, Ketua RW dan Petugas Kelurahan.

c. Menyerahkan foto kopi Kartu Keluarga.

d. Menyerahkan foto kopi Akta Kelahiran.

e. Menyerahkan foto kopi Buku Nikah bagi penduduk yang belum berumur 17 tahun tapi sudah/pernah menikah.

f. Menyerahkan foto kopi Akta Kelahiran apabila terdapat penambahan karena ada kelahiran anak.

g. Menyerahkan Surat Keterangan Pindah dari daerah asal, foto kopi Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk daerah asal bagi yang akan numpang Kartu Keluarga.

41

Page 42: Kota Cimahi 21 2006

(2) Persyaratan pembuatan Kartu Tanda Penduduk Perpanjangan bagi penduduk yang sudah tercatat sebagai penduduk Kota Cimahi:

a. Menyerahkan Surat Pengantar dari Ketua RT dan RW.

b. Menyerahkan Formulir Permohonan Kartu Tanda Penduduk yang telah diisi dan ditandatangani oleh pemohon, Ketua RT, Ketua RW dan Petugas Kelurahan.

c. Menyerahkan Kartu Tanda Penduduk lama.

d. Menyerahkan foto kopi Kartu Keluarga.

(3) Persyaratan pembuatan Kartu Tanda Penduduk bagi penduduk pindahan dari luar Kota Cimahi:

a. Menyerahkan Surat Pengantar dari Ketua RT dan RW.

b. Menyerahkan Surat Keterangan Pindah Datang dari daerah asal.

c. Menyerahkan Formulir Permohonan Kartu Tanda Penduduk yang telah diisi dan ditandatangani oleh pemohon, Ketua RT, Ketua RW dan Petugas Kelurahan.

42

Page 43: Kota Cimahi 21 2006

d. Menyerahkan Kartu Tanda Penduduk lama.

e. Menyerahkan foto kopi Kartu Keluarga.

Bagian KetujuhPergantian Kartu Tanda Penduduk dan

Kartu Keluarga

Pasal 22

(1) Apabila terjadi Kartu Tanda Penduduk dan/atau Kartu Keluarga rusak, penduduk atau kepala keluarga yang bersangkutan wajib segera mengurus penggantian dengan yang baru kepada Instansi Pelaksana dengan membawa bukti KTP/KK yang rusak paling lambat 14 (empatbelas) hari terhitung sejak Kartu Tanda Penduduk dan/atau Kartu Keluarga tersebut rusak.

(2) Apabila terjadi Kartu Tanda Penduduk dan/atau Kartu Keluarga hilang, Penduduk atau Kepala Keluarga yang bersangkutan wajib segera mengurus penggantian dengan yang baru kepada Instansi Pelaksana dengan membawa bukti kehilangan dari Kepolisian Republik Indonesia paling lambat 14 (empat belas)

43

Page 44: Kota Cimahi 21 2006

hari terhitung sejak Kartu Tanda Penduduk dan/atau Kartu Keluarga tersebut hilang.

Bagian KedelapanKartu Identitas Penduduk Musiman

Pasal 23

(1) Kartu Identitas Penduduk Musiman atau KIPEM diberikan kepada penduduk pendatang luar Kota Cimahi yang bermaksud tinggal atau berdomisili di Kota Cimahi namun tidak bermaksud menjadi penduduk tetap di Kota Cimahi;

(2) Setiap Penduduk Musiman wajib melaporkan diri ke Kelurahan setempat dengan membawa surat pengantar dari Ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) dan mengurus pembuatan KIPEM ke Instansi Pelaksana paling lambat 14 (empat belas) hari sejak kedatangannya di Kota Cimahi;

(3) Masa berlaku KIPEM adalah 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang setiap 1 (satu) tahun sekali untuk tahun berikutnya.

Pasal 24

Persyaratan pembuatan Kartu Identitas Penduduk Musiman adalah:

44

Page 45: Kota Cimahi 21 2006

a. Menyerahkan surat Pengantar dari Ketua RT dan RW

b. Menyerahkan Formulir Permohonan KIPEM yang telah diisi dan ditandatangani oleh pemohon dan Petugas Kelurahan.

c. Menyerahkan foto kopi Kartu Tanda Penduduk daerah asal.

d. Menyerahkan foto kopi Kartu Keluarga daerah asal.

e. Membawa foto 2 x 3 sebanyak 2 lembar.

Bagian KesembilanKartu Identitas Kerja

Pasal 25

(1) Kartu Identitas Kerja atau KIK diberikan kepada penduduk luar Kota Cimahi yang bekerja atau melakukan aktivitas di Kota Cimahi dan tidak berdomisili di Kota Cimahi;

(2) Setiap Penduduk yang wajib memiliki KIK sebagaimana ayat (1) wajib melaporkan diri dan mengurus pembuatan KIK kepada Instansi Pelaksana paling lambat 14 (empat belas) hari sejak bekerja atau melakukan aktivitas di Kota Cimahi;

45

Page 46: Kota Cimahi 21 2006

(3) Masa berlaku KIK adalah 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang setiap 1 (satu) tahun sekali untuk tahun berikutnya.

Pasal 26

Persyaratan pembuatan Kartu Identitas Identitas Kerja adalah:

a. Menyerahkan surat Pengantar/ keterangan dari perusahaan/instansi tempat yang bersangkutan bekerja.

b. Menyerahkan foto kopi Kartu Tanda Penduduk.

c. Membawa foto 2 x 3 sebanyak 2 lembar.

BAB VIPENCATATAN SIPIL

Bagian KesatuPencatatan Kelahiran

Pasal 27

46

Page 47: Kota Cimahi 21 2006

(1) Setiap kelahiran wajib dilaporkan orang tua atau keluarganya atau kuasanya kepada Instansi Pelaksana yang mengelola Kependudukan dan Catatan Sipil paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah tanggal kelahiran.

(2) Pencatatan kelahiran yang melebihi jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setelah:

a. Mendapatkan persetujuan Walikota bagi Warga Negara Indonesia; atau

b. Mendapatkan Penetapan Pengadilan bagi Orang Asing.

(3) Terhadap pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) dilakukan oleh Pejabat Pencatat Sipil dalam Register Akta Kelahiran dan diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran.

Pasal 28

Untuk mendapatkan Kutipan Akta Kelahiran baik yang tepat atau terlambat pelaporan sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat (2) dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut :

a. Surat bukti pelaporan kelahiran dari Lurah.

47

Page 48: Kota Cimahi 21 2006

b. Surat keterangan kelahiran dari bidan atau rumah sakit atau rumah bersalin atau dokter yang membantu kelahiran.

c. Foto kopi surat nikah atau akta perkawinan orang tua yang bersangkutan.

d. Foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan atau Kartu Keluarga (KK) orang tua yang bersangkutan.

e. Foto kopi bukti ganti nama orang tua yang bersangkutan apabila telah ganti nama.

f. Foto kopi Paspor/Vissa dan surat keterangan keimigrasian orang tua bagi Warga Orang Asing.

Pasal 29

(1) Pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) hanya dapat dilakukan bagi mereka yang dilahirkan di wilayah hukum Kota Cimahi.

(2) Pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) dapat dilakukan bagi mereka yang lahir diluar maupun dalam wilayah hukum Kota Cimahi, dengan ketentuan yang bersangkutan berdomisili di wilayah hukum Kota Cimahi.

48

Page 49: Kota Cimahi 21 2006

Pasal 30

(1) Kelahiran penduduk yang terjadi diluar negeri, wajib dilaporkan oleh orang tuanya atau keluarganya atau kuasanya kepada Walikota paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak kembali ke Indonesia.

(2) Pelaporan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diterbitkan bukti pelaporan kelahiran dan diberikan kepada yang bersangkutan.

Bagian KeduaPencatatan Lahir Mati

Pasal 31

(1) Kelahiran bagi yang mati diatas 7 (tujuh) bulan usia kandungan wajib dilaporkan kepada Kepala Kelurahan setempat dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal lahir mati.

(2) Pelaporan Kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diterbitkan Surat Keterangan lahir Mati.

(3) Untuk mendapatkan Surat Keterangan Lahir Mati sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), pemohon harus mengisi formulir Pelaporan Lahir Mati dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut :

49

Page 50: Kota Cimahi 21 2006

a. Bagi Penduduk WNI dan Orang Asing Tinggal Tetap :

1. Asli Surat Pengantar dari RT setempat.

2. Surat bukti pelaporan lahir mati dari Kelurahan setempat.

3. Foto kopi Kartu Keluarga.

4. Foto kopi KTP kedua orang tua.

5. Foto kopi Bukti Nikah/Kawin.

6. Surat Keterangan Kematian dari Dokter Rumah Sakit atau Puskesmas atau dari Lurah atau Surat Bukti Kematian lainnya yang sah.

7. Foto Kopi Paspor/Vissa.

b. Bagi Penduduk Orang Asing Tinggal Sementara:

1. Asli Surat Pengantar dari RT setempat.

2. Surat bukti pelaporan lahir mati dari kelurahan setempat.

3. Asli Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT).

4. Foto kopi Bukti Nikah/Kawin.

5. Surat Keterangan Kematian dari Dokter Rumah Sakit atau

50

Page 51: Kota Cimahi 21 2006

Puskesmas atau dari Lurah atau Surat Bukti Kematian lainnya yang sah.

6. Foto kopi Paspor/Vissa.

Pasal 32

(1) Setelah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) berkas permohonan tersebut diproses oleh Instansi Pelaksana.

(2) Proses penerbitan surat Keterangan lahir Mati paling lambat 3 (tiga) hari, kecuali apabila terjadi hambatan yang bersifat teknis.

Bagian KetigaPencatatan Kematian

Pasal 33

(1) Setiap kematian wajib dilaporkan oleh orang tuanya atau keluarganya atau kuasanya kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tigapuluh hari) sejak tanggal kematian.

51

Page 52: Kota Cimahi 21 2006

(2) Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diterbitkan Akta Kematian dan memberikan catatan pinggir pada Register Akta Kelahiran.

(3) Pencatatan kematian yang melebihi jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan setelah mendapat izin atasan Pejabat Pencatat Sipil.

(4) Pencatatan kematian yang melebihi jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bagi Orang Asing dilaksanakan setelah mendapat surat penetapan/putusan dari Pengadilan Negeri.

Pasal 34

Untuk mendapatkan Akta Kematian sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 dapat melampirkan persyaratan sebagai berikut :

a. Surat Keterangan Kematian dari Lurah setempat domisili yang bersangkutan.

b. Surat keterangan Kematian dari dokter atau rumah sakit atau klinik atau rumah bersalin bagi mereka yang saat kematiannya berada dalam perawatan medis.

52

Page 53: Kota Cimahi 21 2006

c. Akta Kelahiran yang bersangkutan.

d. Foto kopi Paspor/Vissa atau dokumen keimigrasian bagi Orang Asing.

Pasal 35

Penerbitan Akta Kematian sebagaimana dimakud dalam Pasal 33 paling lama 3 (tiga) hari.

Pasal 36

(1) Penduduk yang meninggal diluar negeri dilaporkan kepada Instansi Pelaksana oleh keluarganya paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak yang bersangkutan meninggal dunia.

(2) Pelaporan kematian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diterbitkan bukti pelaporan kematian dan diberikan kepada ahli waris atau keluarganya.

Bagian Keempat Pencatatan Perkawinan

Pasal 37

(1) Setiap peristiwa yang telah dilangsungkan oleh pemuka agama selain agama Islam,

53

Page 54: Kota Cimahi 21 2006

agar perkawinan sah secara agama dan juga sah secara Hukum Negara, harus dicatatkan pada Instansi Pelaksana paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal perkawinan.

(2) Pencatatan dan penerbitan Akta Perkawinan dibedakan sebagai berikut:

a. Akta Perkawinan Umum adalah pencatatan perkawinan dilakukan paling lambat 60 hari terhitung sejak tanggal perkawinan menurut agama dilangsungkan.

b. Akta Perkawinan terlambat adalah pencatatan perkawinan dilakukan melebihi 60 (tiga puluh) hari sejak tanggal perkawinan menurut agama dilangsungkan.

(3) Pencatatan Perkawinan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) pasal ini diterbitkan Akta Perkawinan.

Pasal 38

Untuk mendapatkan Akta Perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (3) dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut :

54

Page 55: Kota Cimahi 21 2006

a. Foto kopi dengan menunjukan asli surat bukti perkawinan dari pemuka agama.

b. Foto kopi Akta Kelahiran dari masing-masing yang bersangkutan.

c. Foto kopi Surat Baptis/Sidi/Surat Keterangan dari Pemuka agamanya.

d. Asli Surat Keterangan untuk perkawinan dari Lurah.

e. Foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).

f. Pas Foto berdampingan ukuran 4 x 6 cm sebanyak 4 lembar.

g. Foto kopi dan Asli Akta Perceraian dan atau Akta Kematian jika yang bersangkutan berstatus janda/duda.

h. Foto kopi dengan menunjukan asli paspor dan surat tanda melapor diri bagi Orang Asing.

i. Surat rekomendasi dari kedutaan/perwakilan negara yang bersangkutan.

j. Foto kopi dengan menunjukan asli Izin Perkawinan dari komandan bagi anggota TNI dan POLRI.

Pasal 39

55

Page 56: Kota Cimahi 21 2006

(1) Setelah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 berkas permohonan diteliti dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(2) Apabila hasil penelitian dinyatakan lengkap dan benar, maka dapat dilakukan penandatanganan oleh kedua mempelai pada Akta Perkawinan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan kepada yang bersangkutan diberikan kutipan Akta Perkawinan.

Pasal 40

Penerbitan Kutipan Akta Perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (3) paling lama 3 (tiga) hari.

Pasal 41

(1) Penduduk yang melaksanakan perkawinan di luar negeri, wajib melaporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak yang bersangkutan kembali di Indonesia.

(2) Pelaporan Perkawinan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, diterbitkan bukti pelaporan perkawinan luar negeri.

56

Page 57: Kota Cimahi 21 2006

Bagian KelimaPencatatan Pembatalan Perkawinan

Pasal 42

(1) Pembatalan perkawinan wajib dilaporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 90 (sembilan puluh) hari.

(2) Pembatalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatas dicatat dalam Register akta perkawinan.

Pasal 43

Untuk mendapatkan pencatatan Akta Pembatalan Perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut :(1) Putusan Pengadilan tentang Pembatalan

Perkawinan yang bersangkutan.

(2) Asli Kutipan Perkawinan yang akan dicatat pembatalannya.

(3) KTP/KK Suami Istri.

Pasal 44

Pencatatan Pembatalan Akta Perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) paling lambat 3 (tiga) hari.

57

Page 58: Kota Cimahi 21 2006

Bagian KeenamPencatatan Perceraian

Pasal 45

(1) Setiap peristiwa perceraian yang telah mendapatkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dicatatkan pada Instansi Pelaksana paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak putusan pengadilan dan akan diterbitkan Akta Perceraian Umum.

(2) Pencatatan perceraian yang telah mendapatkan putusan pengadilan dan mempunyai kekuatan hukum tetap dicatatkan pada Instansi Pelaksana setelah 60 (enam puluh) hari sejak keputusan pengadilan dan akan diterbitkan Akta Perceraian Terlambat.

(3) Pencatatan perceraian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) pasal ini kepada yang bersangkutan diberikan kutipan Akta Perceraian.

Pasal 46

Untuk mendapatkan Kutipan Akta Perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3) dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut :

58

Page 59: Kota Cimahi 21 2006

a. Keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

b. Pengantar dan pengadilan tentang diperolehnya kekuatan hukum tetap tentang perceraian.

c. Asli Kutipan Akta Perkawinan suami istri.

Pasal 47

Penerbitan Akta Perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 paling lama 3 (tiga) hari.

Pasal 48

(1).Penduduk yang melaksanakan perceraian diluar negeri dilaporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak yang bersangkutan kembali ke Indonesia.

(2).Pelaporan Perceraian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diterbitkan bukti pelaporan perceraian dan diberikan kepada yang bersangkutan.

Bagian KetujuhPembatalan Perceraian

59

Page 60: Kota Cimahi 21 2006

Pasal 49

(1) Pembatalan perceraian yang telah mendapatkan putusan pengadilan dilaporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 60 (enam puluh) hari.

(2) Pembatalan sebagaimana dimaksud ayat (1) dicatat dalam Register Akta Perkawinan.

Pasal 50

Untuk mendapatkan pencatatan pembatalan perceraian sebagaimana dimaksud dalam pasal 49 ayat (2) dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut:

a. Putusan pengadilan tentang pembatalan perceraian yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

b. Asli Kutipan Akta Perceraian

c. KTP dan KK suami istri.

Pasal 51

Pencatatan pembatalan perceraian sebagaimana dimaksud dalam pasal 49 ayat (2) paling lambat 3 (tiga) hari.

60

Page 61: Kota Cimahi 21 2006

Bagian KedelapanPencatatan Pengangkatan Anak

Pasal 52

(1) Pencatatan Pengangkatan Anak dilaksanakan berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri.

(2) Setiap pengangkatan anak yang telah ditetapkan oleh Pengadilan Negeri dicatatkan pada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah penetapan/putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap.

(3) Pencatatan pengangkatan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dibuat catatan pinggir pada Akta Kelahiran dan/atau Kutipan Akta Pengangkatan Anak yang bersangkutan.

Pasal 53

Untuk mendapatkan Akta Pengangkatan Anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (3) dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut :

a. Asli penetapan pengangkatan anak dari pengadilan.

61

Page 62: Kota Cimahi 21 2006

b. Kutipan Akta Kelahiran Asli yang bersangkutan.

c. Foto kopi Akta Perkawinan atau Surat Nikah orang tua yang mengangkat.

d. Foto kopi Akta Perkawinan atau Surat Nikah orang tua kandung.

Pasal 54

Penerbitan Akta Pengangkatan Anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 paling lama 3 (tiga) hari.

Bagian KesembilanPencatatan Pengakuan Anak

Pasal 55

(1) Setiap peristiwa pengakuan anak wajib dilaporkan oleh orang tua kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pengakuan anak.

(2) Pengakuan anak sebagaimana maksud dalam ayat (1) berdasarkan surat pengakuan anak oleh ayah dan disetujui oleh ibu kandung dari anak yang bersangkutan.

Pasal 56

62

Page 63: Kota Cimahi 21 2006

Pencatatan pengakuan anak wajib dicatat pada Register Akta dan diterbitkan Akta Pengakuan Anak.

Pasal 57

Untuk mendapatkan akta pengakuan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 55 dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut :

(1) Asli dan foto kopi Akta Kelahiran Anak yang bersangkutan.

(2) Foto kopi KTP dan KK orang tua yang bersangkutan.

(3) Surat Pengakuan Anak oleh ayah dan disetujui oleh ibu kandung dari anak yang bersangkutan.

Pasal 58

Penerbitan Akta Pengakuan Anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 paling lama 3 (tiga) hari.

Bagian KesepuluhPencatatan Pengesahan Anak

63

Page 64: Kota Cimahi 21 2006

Pasal 59

(1) Pengesahan anak dilaksanakan pada saat pencatatan perkawinan atau setelah pencatatan perkawinan orang tuanya.

(2) Setiap anak yang telah mendapatkan pengesahan dari kedua orang tuanya wajib dilaporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak ayah dan ibunya melakukan perkawinan.

(3) Pencatatan pengesahan anak dibuat catatan pinggir pada Akta Kelahiran yang bersangkutan.

Pasal 60

Untuk mendapatkan pencatatan pengesahan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (3) dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut :a. Asli Kutipan Akta Kelahiran Anak yang

bersangkutan.

b. Asli Kutipan Akta Pengakuan Anak yang bersangkutan.

c. Kutipan Akta Perkawinan Orang Tua yang bersangkutan.

d. Foto kopi KTP dan KK orang tua anak yang bersangkutan.

64

Page 65: Kota Cimahi 21 2006

Pasal 61

Pencatatan pengesahan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 59 paling lambat 3 (tiga) hari.

Bagian KesebelasPencatatan Perubahan Nama

Pasal 62

(1) Perubahan Nama Kecil yang telah mendapatkan penetapan dari Pengadilan wajib dicatatkan di Instansi Pelaksana.

(2) Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatas dilakukan selambat–lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya salinan penetapan pengadilan.

(3) Pencatatan perubahan nama kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat catatan pinggir pada Akta Kelahiran yang bersangkutan.

Pasal 63

(1) Perubahan nama keluarga yang telah mendapatkan penetapan pengadilan wajib dicatatkan di Instansi Pelaksana.

(2) Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan paling lambat 30 (tiga

65

Page 66: Kota Cimahi 21 2006

puluh) hari sejak diterimanya salinan penetapan pengadilan.

(3) Pencatatan perubahan nama keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat catatan pinggir pada Akta Kelahiran yang bersangkutan,

Pasal 64

Untuk mendapatkan pencatatan perubahan nama sebagaimana dimaksud Pasal 62 ayat (3) dan Pasal 63 ayat (3), yang bersangkutan diwajibkan melampirkan persyaratan sebagai berikut :

a. Bukti penetapan pengadilan.

b. Kutipan Akta Kelahiran yang bersangkutan.

c. KTP/KK yang bersangkutan.

Pasal 65

Pencatatan Perubahan Nama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (3) dan Pasal 63 ayat (3) paling lama 3 (tiga) hari.

66

Page 67: Kota Cimahi 21 2006

Bagian KeduabelasPencatatan Perubahan Status

Kewarganegaraan

Pasal 66

(1) Perubahan Status Kewarganegaraan dari Orang Asing menjadi Warga Negara Indonesia atau sebaliknya yang telah mendapat penetapan dari Instansi yang berwenang wajib dilaporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal perubahan.

(2) Pelaporan perubahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dicatat dan diterbitkan Surat Keterangan Perubahan Status Kewarganegaraan.

(3) Untuk mendapatkan Surat Keterangan Perubahan Status Kewarganegaraan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pemohon harus mengisi Formulir Pelaporan Perubahan Status Kewarganegaraan dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut:

a. Asli Kartu Keluarga Orang Asing

b. Asli Kartu Tanda Penduduk Orang Asing.

67

Page 68: Kota Cimahi 21 2006

c. Asli Surat Keterangan Tinggal Sementara (SKTS) dan Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT).

d. Foto kopi dokumen/bukti Perubahan Kewarganegaraan dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang disahkan oleh Pejabat yang berwenang.

Pasal 67

(1) Setelah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (3) berkas permohonan tersebut selanjutnya diproses oleh Instansi Pelaksana.

(2) Proses penerbitan Surat Keterangan Perubahan Status Kewarganegaraan paling lama 3 (tiga) hari, kecuali apabila terjadi hambatan yang bersifat teknis.

Bagian KetigabelasPencatatan Perubahan Jenis Kelamin

Pasal 68

(1) Perubahan Jenis Kelamin yang telah mendapatkan Penetapan Pengadilan wajib dicatatkan di Instansi Pelaksana.

68

Page 69: Kota Cimahi 21 2006

(2) Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatas dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya salinan penetapan pengadilan.

(3) Perubahan Jenis Kelamin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dicatat oleh Pejabat Pencatat Sipil pada Register Akta Kelahiran dalam bentuk Catatan Pinggir pada Akta Kelahiran yang bersangkutan

(4) Untuk mendapatkan pencatatan perubahan jenis kelamin sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), yang bersangkutan diwajibkan melampirkan persyaratan sebagai berikut :

a. Bukti Penetapan Pengadilan.

b. Asli Kutipan Akta Kelahiran yang bersangkutan.

c. KTP/KK yang bersangkutan.

Pasal 69

(1) Setelah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (4) berkas permohonan tersebut selanjutnya diproses oleh Instansi Pelaksana.

(2) Proses pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 3 (tiga) hari,

69

Page 70: Kota Cimahi 21 2006

kecuali apabila terjadi hambatan yang bersifat teknis.

Bagian KeempatbelasPencatatan Perubahan dan Pembatalan

Akta

Pasal 70

(1) Setiap peristiwa perubahan data dan pembatalan Akta Pencatatan Sipil karena adanya putusan/penetapan dari instansi yang berwenang berdasarkan peraturan perundang–undangan yang berlaku, dicatatkan pada Instansi Pelaksana.

(2) Pencatatan perubahan dan pembatalan akta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat catatan pinggir pada Register dan kutipan Akta Pencatatan Sipil.

Pasal 71

Untuk mendapatkan perubahan dan pembatalan akta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (2) dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut :

a. Asli dan foto kopi akta yang akan diadakan perubahan dan pembatalan.

b. Asli Penetapan Pengadilan Negeri.

70

Page 71: Kota Cimahi 21 2006

c. KTP/KK yang bersangkutan.

d. Bukti kewarganegaraan dari instansi yang berwenang.

Pasal 72Kutipan akta yang telah dibatalkan dicabut oleh Instansi Pelaksana.

Pasal 73Perubahan dan Pembatalan Akta tersebut paling lama 3 (tiga) hari.

Bagian KelimabelasKutipan Akta Kedua dan Seterusnya

Pasal 74

(1) Apabila Kutipan Akta hilang, rusak atau musnah dilaporkan pada Instansi Pelaksana.

(2) Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) setelah dibuktikan dengan Surat Keterangan dari pihak Kepolisian Republik Indonesia.

(3) Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dibuat Kutipan Kedua.

71

Page 72: Kota Cimahi 21 2006

Pasal 75Untuk mendapatkan pengganti Kutipan Akta yang hilang, rusak atau musnah sebagaimana dimaksud pasal 74 ayat (3) dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut :

a. Surat Keterangan Kehilangan dari Kepolisian.

b. Asli Kutipan Akta yang rusak dan atau foto kopi Kutipan yang hilang.

Pasal 76Pencatatan kutipan akta kedua dan seterusnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 paling lama 3 (tiga) hari.

BAB VIIPERLINDUNGAN DATA PRIBADI

PENDUDUKPasal 77

Data Pribadi Penduduk yang harus dilindungi memuat :

a. Nomor KK;

b. NIK;

c. Tanggal/bulan/tahun lahir;

d. Keterangan tentang kecacatan fisik dan/atau mental;

72

Page 73: Kota Cimahi 21 2006

e. NIK ibu kandung;

f. NIK ayah; dan

g. Beberapa isi catatan Peristiwa Penting.

Pasal 78

(1) Data Pribadi Penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 wajib disimpan dan dilindungi oleh Undang-Undang.

(2) Data Pribadi Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dijaga kebenarannya dan dilindungi kerahasiaannya oleh Instansi Pelaksana sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 79

(1) Data pribadi sebagaimana dimaksud dalam pasal 77 dapat diakses oleh pengguna baik perseorangan maupun instansi setelah memperoleh ijin dari Walikota.

(2) Ketentuan mengenai hak akses diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

BAB VIIISANKSI ADMINSITRATIF

Pasal 80

73

Page 74: Kota Cimahi 21 2006

(1) Setiap Penduduk dikenai sanksi administratif berupa denda apabila melampaui batas waktu pelaporan Peristiwa Kependudukan dalam hal:

a. Pindah datang bagi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas atau Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud Pasal 44 ayat (1), (2), (3) dan (4).

b. Perubahan KK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2)

c. Perpanjangan KTP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (5)

(2) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhadap Penduduk Warga Negara Indoensia paling banyak Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) dan Penduduk Orang Asing paling banyak Rp. 2.000.000 (dua juta) rupiah;

Pasal 81

(1) Setiap Penduduk dikenai sanksi adminsitratif berupa denda apabila melampaui batas waktu pelaporan Peristiwa Kependudukan dalam hal:

a. Kelahiran sebagaimana dimaksud Pasal 27 ayat (1).

74

Page 75: Kota Cimahi 21 2006

b. Perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1).

c. Pembatalan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42.

d. Perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1).

e. Pembatalan perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49.

f. Kematian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1).

g. Pengangkatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (2).

h. Pengakuan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55.

i. Pengesahan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59.

j. Perubahan nama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (2).

(2) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah).

Pasal 82

(1) Setiap Penduduk sebagaimana dimaksud Pasal 20 ayat (8) yang bepergian tidak membawa KTP dikenakan denda

75

Page 76: Kota Cimahi 21 2006

adminsitratif paling banyak Rp.50.000,00 (limapuluh ribu rupiah).

(2) Setiap Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud Pasal 20 ayat (8) yang berpergian tidak membawa surat Keterangan Tempat Tinggal dikenai sanksi denda administratif paling banyak Rp.100.000,00 (seratus ribu rupiah).

BAB IXKETENTUAN PIDANA

Pasal 83

Setiap Penduduk yang dengan sengaja memalsukan surat dan/atau dokumen kepada Instansi Pelaksana dalam melaporkan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Pasal 84

Setiap orang yang tanpa hak dengan sengaja mengubah, menambah atau mengurangi isi elemen data pada Dokumen Kependudukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling

76

Page 77: Kota Cimahi 21 2006

lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

Pasal 85

Setiap orang yang tanpa hak mengakses Database Kependudukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

Pasal 86

Setiap Penduduk yang dengan sengaja mendaftarkan diri sebagai kepala keluarga lebih dari 1 (satu) KK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) atau untuk memiliki KTP lebih dari 1 (satu) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (9) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.25.000.000,00 (duapuluh lima juta rupiah).

77

Page 78: Kota Cimahi 21 2006

BAB XR E T R I B U S I

Bagian KesatuNama, Objek dan Subjek Retribusi

Pasal 87

Retribusi penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan catatan sipil dipungut sebagai pembayaran atas pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

Pasal 88

Objek retribusi adalah setiap pelayanan dalam rangka pendaftaran pendudukan dan pencatatan sipil.

Pasal 89

Subjek retribusi adalah setiap Warga Negara Indonesia atau Orang Asing yang memperoleh pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

Pasal 90

78

Page 79: Kota Cimahi 21 2006

(1) Retribusi penyelenggaraan administrasi kependudukan termasuk golongan Retribusi jasa umum.

(2) Penyelenggara pelayanan administrasi kependudukan dalam hal penerbitan KTP dan KK mulai dari tingkat RT, RW Kelurahan, Kecamatan sampai dengan Instansi Pelaksana akan diberikan kontribusi dari retribusi yang dipungut.

(3) Besaran kontribusi retribusi untuk masing-masing penyelanggara pelayanan administrasi kependudukan sebagaimana ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

Bagian KeduaCara Mengukur tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 91

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan.

Pasal 92

Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi, berdasarkan pada tujuan untuk pengganti biaya cetak dan administrasi.

79

Page 80: Kota Cimahi 21 2006

Bagian KetigaStruktur dan Besarnya Tarif

Pasal 93

(1) Setiap orang yang mendapat pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil wajib membayar retribusi.

(2) Struktur dan besarnya tarif retribusi dibedakan berdasarkan jenis dan golongan pelayanan yang diberikan.

(3) Besarnya tarif retribusi ditetapkan sebagai berikut:

1. Penerbitan Dokumen kependudukan, meliputi :

a. Kartu Tanda Penduduk (KTP)

- Untuk WNI..……….Rp. 7.500,-

- Untuk Orang Asing..Rp.50.000,-

b. Kartu Keluarga (KK)

- Untuk WNI………...Rp. 3.000,-

- Untuk Orang Asing..Rp.10.000,-

80

Page 81: Kota Cimahi 21 2006

c. Kartu Identitas Penduduk Musiman(KIPEM)…..Rp.25.000,-

d. Kartu Identitas Kerja (KIK)

- Untuk WNI..……….Rp. 5.000,-

- Untuk Orang Asing..Rp.50.000,-

2. Pembuatan Surat Keterangan Kependudukan, meliputi :

a. Surat Keterangan Tinggal Sementara (SKTS)

- Untuk WNI..……...Rp. 100.000,-

- Untuk Orang Asing..Rp.200.000,-

b. Surat keterangan Rekomendasi Ganti Nama ………...Rp. 50.000,-

c. Salinan Ganti nama…Rp. 25.000,-

d. Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Tetap / Sementara (SKPPT/SKPPS) untuk Orang Asing………………..Rp. 50.000,-

e. Surat Keterangan Pelaporan Perubahan Status

81

Page 82: Kota Cimahi 21 2006

Kewarganegaraan…... Rp.50.000,-

f. Surat Keterangan Kelahiran ………………………Rp. 5.000,-

g. Surat Keterangan Kematian. ………………………Rp. 5.000,-

h. Surat Keterangan Lahir Mati ……………………....Rp. 5.000,-

i. Surat Keterangan Kependudukan lainnya………………Rp. 10.000,-

3. Penerbitan Akta-akta Pencatatan Sipil

a. Pelayanan Pencatatan dan penerbitan Akta Kelahiran

- Kelahiran yang terlambat pelaporannya ....….Rp. 40.000,-

- Kelahiran Istimewa Putusan Pengadilan………..Rp. 40.000,-

- Kelahiran Dispensasi Masal/ Tambahan………...Rp. 30.000,-

- Kutipan Akta Kedua kali dan seterusnya untuk WNI ……………………Rp. 40.000,-

82

Page 83: Kota Cimahi 21 2006

- Kutipan Akta Kedua kali dan seterusnya untuk Orang Asing ...................……...Rp. 100.000,-

- Pengakuan dan Pengesahan Anak WNI……..…Rp. 50.000,-

- Pengakuan dan Pengesahan Anak Orang Asing …………………..Rp. 100.000,-

- Kutipan Kedua kali Akta Pengakuan Anak WNI ……………………Rp. 75.000,-

- Kutipan Kedua kali Akta Pengakuan Anak Orang Asing ......………………Rp. 150.000,-

b. Pelayanan Pencatatan dan Penerbitan Akta Perkawinan

- Umum (tidak melebihi 1 bulan dari pemberkatan) WNI …………………..Rp. 100.000,-

- Denda (melebihi 1 bulan sejak pemberkatan) Orang Asing …………………..Rp. 125.000.-

- Umum (tidak melebihi 1 bulan dari pemberkatan) WNI …………………..Rp. 150.000,-

83

Page 84: Kota Cimahi 21 2006

- Denda (melebihi 1 bulan sejak pemberkatan) Orang Asing …………………..Rp. 200.000.-

- Kutipan Akta Perkawinan kedua kali dst bagi WNI …………………..Rp. 150.000,-

- Kutipan Akta Perkawinan kedua kali dst bagi Orang Asing …………………..Rp. 200.000,-

- Ijin Perkawinan WNI ……………………Rp. 50.000,-

- Ijin Perkawinan bagi Orang Asing……………Rp. 100.000,-

c. Pelayanan Pencatatan dan Penerbitan Akta Perceraian

- Kutipan Akta Perceraian (1 Set) WNI…………..…Rp. 100.000,-

- Kutipan Akta Perceraian (1 Set) Orang Asing…….Rp. 150.000,-

- Perceraian melebihi 1 bulan sejak putusan pengadilan, Mempunyai kekuatan hukum yang tetap (denda) WNI …………………..Rp. 125.000,-

84

Page 85: Kota Cimahi 21 2006

- Perceraian melebihi 1 bulan sejak putusan pengadilan, Mempunyai kekuatan hukum yang tetap(denda) Orang Asing …………………..Rp. 200.000,-

- Kutipan Akta Perceraian kedua kali dst bagi WNI …………………..Rp. 150.000,-

- Kutipan Akta Perceraian kedua kali dst bagi Orang Asing …………………..Rp. 200.000,-

d. Pelayanan Pencatatan dan Penerbitan Akta Kematian.

- Kutipan Akta Kematian WNI………………Rp. 20.000,-

- Kutipan Akta Kematian Orang Asing……………..Rp. 50.000,-

- Kutipan Akta Kematian Kedua Kali dst WNI……..Rp. 25.000,-

- Kutipan Akta Kematian Kedua kali dst Orang Asing ……………………Rp. 50.000,-

e. Pencatatan Perubahan

- Pencatatan Perubahan Nama ……………………Rp. 30.000,-

- Pengangkatan Anak WNI ……………………Rp. 30.000.-

85

Page 86: Kota Cimahi 21 2006

- Pengangkatan Anak Orang Asing……………Rp. 100.000,-

- Pengangkatan Anak melebihi 1 Bln dari putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum Yang Tetap (denda) WNI………………Rp. 60.000,-

- Pengangkatan anak melebihi 1 bulan dari putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap (denda) Orang Asing……………Rp. 150.000,-

4. a. Pembuatan Macam-macam Keterangan Pencatatan Sipil WNI

- Keterangan Penolakan ……………………Rp. 20.000,-

- Keterangan belum Kawin ……………………Rp. 20.000,-

- Keterangan Marga..Rp. 10.000,-

- Keterangan Catatan Pinggir tentang Perubahan Kewarganegaraan...Rp. 50.000,-

- Keterangan Mutasi data ……………………Rp. 10.000,-

86

Page 87: Kota Cimahi 21 2006

- Surat Keterangan Pencatatan Sipil lainnya……...Rp. 20.000,-

b. Pembuatan Macam-macam Keterangan Pencatatan Sipil Orang Asing...............Rp. 40.000,-

5. Pembuatan Salinan Akta-akta Pencatatan Sipil

- Akta kelahiran WNI...Rp. 25.000.-

- Akta Kelahiran Orang Asing………………..Rp. 50.000,-

- Pengakuan Anak WNI ………………………Rp. 30.000,-

- Pengakuan Anak Orang Asing..........…………Rp. 75.000,-

- Pengesahan Anak WNI ………………………Rp. 30.000,-

- Pengesahan Anak Orang Asing………………..Rp. 75.000,-

- Perkawinan WNI…... Rp. 30.000,-

- Perkawinan Orang Asing ………………………Rp. 75.000,-

- Perceraian WNI……..Rp. 30.000,-

- Perceraian Orang Asing ………………………Rp. 75.000,-

- Kematian WNI……. Rp.10.000,-

87

Page 88: Kota Cimahi 21 2006

- Kematian Orang Asing ………………………Rp. 25.000,-

6. Pelaporan dan Penerbitan Tanda Bukti Pelaporan yang terjadi di Luar Negeri mengenai Kelahiran, Perkawinan, Kematian dan Perceraian.

- Sebelum 1 Tahun sejak kedatangan ke Indonesia :

a. Kelahiran…………Rp. 30.000,-

b. Perkawinan…….....Rp. 50.000,-

c. Perceraian……….. Rp. 50.000,-

d. Kematian............…Rp. 10.000.-

- Melebihi 1 Tahun sejak kedatangan ke Indonesia :

a. Kelahiran…………Rp. 40.000,-

b. Perkawinan……….Rp. 75.000,-

c. Perceraian………...Rp. 75.000,-

d. Kematian…………Rp. 20.000,-

7. Alih Bahasa Pencatatan Sipil meliputi

- Untuk WNI ………..Rp. 50.000,-

- Untuk Orang Asing .Rp. 100.000,-

88

Page 89: Kota Cimahi 21 2006

BAB XIPENGAWASAN

Pasal 94

(1) Pengawasan atas kepatuhan dan pengusutan atas pelanggaran terhadap ketentuan di dalam Peraturan Daerah, ditugaskan kepada Instansi Pelaksana, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Camat dan Lurah.

(2) Untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, Pemerintah Kota Cimahi melaksanakan Operasi Yustisi atas KTP dan/atau Dokumen Kependudukan lainnya dalam Daerah Kota Cimahi.

(3) Tata cara pelaksanaan operasi yustisi sebagaimana dimaksud ayat (2), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

BAB XIIPEMBATALAN

Pasal 95

(1) Apabila ditemukan Kartu Keluarga, Kartu Penduduk dan Surat Keterangan

89

Page 90: Kota Cimahi 21 2006

Kependudukan lainnya yang diperoleh tanpa melalui prosedur sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini, akan dicabut dan/atau dibatalkan.

(2) Sebelum dilakukan pencabutan dan/atau pembatalan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, terlebih dahulu meminta keterangan dari penduduk yang bersangkutan atau instansi terkait.

(3) Dalam meminta keterangan sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini, pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil membuat Berita Acara Pemeriksaan.

(4) Pencabutan dan pembatalan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini juga termasuk akibat langsung terjadi atas penetapan dari pembatalan instansi lain dengan diterbitkannya Surat Keterangan Pembatalan Status Kependudukan.

BAB XIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 96

Semua Dokumen Kependudukan yang telah diterbitkan oleh Pemerintah Kota Cimahi atau telah ada pada saat Peraturan Daerah ini diundangkan dinyatakan tetap berlaku.

90

Page 91: Kota Cimahi 21 2006

Pasal 97

Pada saat ini berlaku:

a. KTP yang diterbitkan belum mengacu pada ketentuan SIAK tetap berlaku sampai dengan berakhirnya masa berlakunya.

b. KTP seumur hidup yang belum memiliki NIK Nasional (SIAK) tetap berlaku menurut Peraturan Daerah ini.

BAB XIIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 98

Pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, semua peraturan pelaksana yang berkaitan dengan Adminsitrasi Kependudukan di Kota Cimahi dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini.

Pasal 99

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur dalam Peraturan Walikota dan peraturan pelaksana lainnya paling lambat 6 (enam) bulan sejak Peraturan daerah ini diundangkan.

91

Page 92: Kota Cimahi 21 2006

Pasal 100

Peraturan Daerah ini berlaku mulai tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya,memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Cimahi.

Ditetapkan di C I M A H Ipada tanggal 5 November 2007

WALIKOTA CIMAHI

Ttd

ITOC TOCHIJADiundangkan di C I M A H Ipada tanggal 10 Desember 2007

SEKRETARIS DAERAH KOTA CIMAHI

Ir. H. AHMAD S. SOLIHIN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI

92

Page 93: Kota Cimahi 21 2006

TAHUN 2007 NOMOR 81 SERI C

93