korioamnionitis-ppt
DESCRIPTION
korioamnionitisTRANSCRIPT
Chorioamnionitis
Korion dan Amnion
• Korion adalah salah satu membran yang ada di antara janin dan ibu selama masa kehamilan. Korion mengelilingi embrio dan membran lainnya.
• Amnion adalah membran pembentuk kantung ketuban yang mengelilingi dan melindungi embrio.
Anatomi amnion dan korion
Pembentukan Amnion dan Korion
Blastocyst
Hari ke 8
Hari ke 11-12
Hari ke 12-14
Fungsi Korion Amnion
• Memungkinkan anak bergerak dengan bebas dan tumbuh dengan optimal
• Melindungi anak terhadap pukulan-pukulan dari luar dan ibu terhadap gerakan-gerakan anak.
• Kemudian mempertahankan suhu yang tetap bagi anak.
• Mencegah terjadinya perlengketan. • Waktu persalinan cairan amnion dapat
membuka servik dengan mendorong selaput janin kedalam ostium uteri.
Definisi Korionamnionitis
• Korioamnionitis merupakan infeksi jaringan membarana fetalis beserta cairan amnion yang terjadi sebelum partus sampai 24 jam post partum.
Etiologi
• Mycoplasma genital (ureaplasma urealyticum dan mycoplasma hominis (genital mycoplasma)
• Gardnerella vaginalis dan bacteroides, bakteri aerob lainnya termasuk Group B Streptococcus (GBS 15 %) dan bakteri gram negatif termasuk Escherichia coli
Patogenesa
Manifestasi Klinis
Demam Temperatur > 38 C
Maternal Takikardi >100/menit
Fetal Takikardi >160 / menit
Nyeri tekan pada fundus Nyeri pada palpasi
Lochea Lochea yang bau.
Pemeriksaan Penunjang
Kultur Pertumbuhan mikroba
Pewarnaan gram Bakteri atau leukosit
Kadar glukosa <15 mg/dl
IL-6 >7,9 mg/ml
Matrix metalloproteinase Hasilnya positif
Jumlah leukosit >30/mm
Leukosit esterase Positif (dipstick)
Amniosentesis
Penatalaksanaan
• Antimikroba
• Antipiretik
• Pelahiran janin, sebaiknya melalui vagina.
Antimikroba
• Untuk pasien dengan alergi terhadap penisilin dapat diberikan vancomycin.
• Antibiotik biasanya dilanjutkan setelah persalinan sampai wanita yang bersangkutan tidak demam dan asimptomatik selama 24 – 48 jam post partum
Pelahiran Janin
• Bila janin telah meninggal upayakan persalinan pervaginam, tindakan perabdominam (seksio sesarea) cenderung terjadi sepsis.
• Lakukan induksi atau akselerasi persalinan.• Berikan uterotonika supaya kontraksi
uterus baik pasca persalinan. Hal ini akan mencegah / menghambat invasi mikroorganisme melalui sinus-sinus pembuluh darah pada dinding uterus
Komplikasi
• Komplikasi Maternal– Endomyometritis– Infeksi perlukaan– Abses pelvik– Bakteremia– Post partum hemorragic
• Komplikasi Fetus– Kematian fetus– Sepsis neonatus– Fetal Inflammatory Response
Syndrome (FIRS)
• Komplikasi jangka panjang neonatus– kematian perinatal,– Asfiksi– Sepsis neonatus dini – Septic shock, pneumonia– intraventrikular hemorrhagic (IVH)– Kerusakan serebral di white matter,
dan kelumpuhan jangka panjang termasuk cerebral palsy.
Prognosa
• Prognosa buruk dapat didapatkan oleh ibu yang tidak dapat melahirkan segera bayinya atau tidak segera diberikan antibiotik profilaksis pada neonatus yang telah lahir dari ibu yang memiliki korioamnionitis.
Pencegahan
• Pemberian antibiotik profilaksis
• Antibiotic telah menunjukkan menurunkan insiden korioamnionitis dan sepsis neonatus dan pada persalinan dengan partus lama dengan ketuban pecah dini kecuali pada persalinan fase aktif dengan ketuban utuh.
Thank You