koran krida (edisi1)
TRANSCRIPT
-
8/3/2019 KORAN KRIDA (edisi1)
1/4
NOMOR 1, TAHUN I EDISI NOVEMBER 2010
MEDIA INFORMASI-KOMUNIKASI AKTIVITAS PEREMPUAN LIMA DESA DI BANTUL
D ARI REDAKS I
P embaca, banyakkegiatan, terutama ekonomi,yang dikerjakan perempuan didesa. Namun, sangat sedikitdari kegiatan itu yang diketa-hui masyarakat luas.
Krida hadir sebagai saranamenginformasikan kegiatanitu, terutama kegiatan eko-nomi para perempuan di limadesa di Bantul (Jambidan diBanguntapan, Srihardono diPundong, Wonolelo di Pleret,Mulyodadi di Bambanglipurodan Gilangharjo di Pandak).
Krida juga hadir denganharapan agar warga, ter-
utama perempuan, mempu-nyai media untuk mengkomu-nikasikan apa yang merekakerjakan.
Untuk itu, wargalah, ter-utama perempuan, yang men-
jadi tulang punggung Krida .Pendeknya, mereka yangmempunyai kegiatan, merekapula yang mengabar-kannya, melalui Kida .
Tentu, Krida terbukapula bagi laki-laki wargadesa untuk menyumbang-kan informasi,dengan pri-oritas mengenai kegiatanperempuan di desanya.
Semoga kehadiran Kridabermanfaat.
Salam.
LAPORAN KHULIL KHASANAHPloso, Wonolelo, Pleret
M emb er i b i n g k i sansebagai bentuk perhatianterhadap pelanggan sekaligusmengikat pelanggan agar tak
berpaling tak hanya bisadilakukan perusahaan atau
pedagang besar. Pedagangsayur keliling pun bisa.
Contoh untuk itu adalahZuniyati, perempuan kelahiranDusun Purworejo, Wonolelo,Pleret, Bantul, 26 Maret 1981dari perkawinan Ibu Ponirahd a n B a p a k Wa g i m i n(almarhum).
Perempuan yang kinitinggal bersama suami diGuyangan, Kedungpring,
Wonolelo, Pleret, ini bisadibilang sebagai penyedia
lapangan kerja untuk dirinyawalaupun hanya menempuh
pendidikan sampai SLTP (diMTsN Wonokromo). Dankerja yang dibukanyadidasari kejelian melihat
peluang. Ini juga sebagaisolusi yang dipilihnyamengatasi himpitan ekonomiyang sulit dan tidak cukup
j i k a h i d u p s e k e d a r mengandalkan penghasilansuami.
Dengan modal pas- pasan, Mbak Yuni panggilan ini lebih dikenaldi Wonolelo mengawaliusaha sebagai pedagangsayuran keliling tujuh tahun
lalu (2003). Saat itu Mbak Yuni melihat bahwa warga
Wonolelo kesulitan jikaingin belanja kebutuhansehari-hari karena Wonolelo
jauh dari pasar. Jika wargaingin berbelanja harusmenempuh jarak sekitar kurang lebih 5 sampai 7kilometer.
Setiap pagi diamenjajakan sayur-mayur dengan sepeda motor Crystal-nya mengelilingiDesa Wonolelo.
Dari profesinya, ibu dariDenta (anak pertama) inimemperoleh penghasilan
bersih sekitar Rp. 40.000-Rp 50.000/hari.
BERSAMBUNG KE HAL 2
Bingkisan LebaranPengikat Pelanggan
TERBIT BULANANGRATIS DICETAK 15OO EKS
A LBUM WARG A NIKAH :Siti Muzayyanah (Ploso,
Wonolelo, Pleret) dengan Zainudin (Bedukan, Pleret). Akad nikah
Kamis, 25 November 2010, pukul10.00 di Ploso, Wonolelo, Pleret
...lebih enak ikut LKP.Lebih ringan bunganyadaripada bank plecit
Warsidah, anggota LKP Sida Makmur Warungpring,
Mulyodadi
FOTO KHULIL K HASANAHZuniyati (29) menjajakan dagangannya di jalan desa Desa Wonolelo, Pleret, Bantul, Minggu (21/11)
KRIDA
-
8/3/2019 KORAN KRIDA (edisi1)
2/4
Kehadiran koperasi tersebutdirasakan manfaatnya oleh Mbak Yuni.Ia merasa lebih tertolong untuk mengembangkan usahanya. Hal ini bisadilihat perkembangan usahanya daritahun ke tahun. Dagangan Mbak Yunilebih banyak dan lebih lengkap. Sepedamotor yang dipakainya pun telah ganti
dengan yang lebih bagus.Hal yang menarik dari perjalananistri Sudiro ini adalah ketika dia hamilmuda (sering kurang enak badan dansaat hamil tua ketika ia sudah merasakerepotan) dia ditemani suaminya dalammenjajakan dagangannya. Hal inidilakukan agar sang suami tahu di manatempat kulakan , siapa saja yang menjadilangganan serta berapa harga daganganyang biasa dijual, supaya ketika Mbak Yuni melahirkan usahanya bisa tetapdijalankan.
Menurut dia, kalau libur terlalu lamaakan banyak pelanggan yang kecewa.Jika ini dibiarkan, dia akan kehilangan
banyak pelanggan. Sementara di masa-masa sekarang ini sangat sulit untuk kembali merintis lapangan kerja, dan
Mbak Yuni tidak ingin hal ini menimpadirinya. Mbak Yuni ingin semua
pelanggannya merasa senang dan puas .Dua tahun terakhir perempuan
berwajah bulat ini telah bisamemberikan bingkisan untuk para
pelanggan setianya. Mbak Yunimembagi-bagi bingkisan berupa jilbab
dan jajanan lebaran. Ini poin bagi Mbak Yuni. Ternyata dengan cara ini banyak pelanggan yang enggan berpalingdarinya.
Namun di sisi lain Mbak Yuni jugasering menemui kendala dalamusahanya. Pendapatan saya berkurang
jika hujan karena banyak pelangganyang malas untuk keluar rumah, kalaua d a y a n g h a j a t a n (mantu, supitan , selapanan bayi) sertasaat hari libur, karena kalau hari libur
banyak pelanggan yang berpergiandengan keluarga, katanya.
Untuk mengatasi itu, terutama disaat hujan, Zuniyati atau Mbak Yunimenerapkan layanan dari pintu ke pintu.Dengan cara ini pelanggan dimudahkan,dagangannya tetap terjual. (*)
Walaupun sebagai pedagang sayurankeliling, namun ibu dari dua anak initetap menyelesaikan pekerjaan rumah(yang sampai saat ini masih dipahamioleh kebanyakan orang sebagai
pekerjaan perempuan) sebelum pergi ke pasar. Saya bangun jam empat pagiun tuk memasak , mencuci dan
menyelesaikan pekerjaan lainnya . Jamsetengah enam baru pergi ke pasar kulakan sayur-mayur, untuk dijualkeliling desa sampai jam satu siang,katanya kepada Krida , Sabtu (20/11),saat berjualan di Dusun Ploso.
Pascagempa 26 Mei 2006 lalu,masuklah sejumlah LSM (LembagaSwadaya Masyarakat) ke DesaWonolelo, di antaranya adalahASPPUK (Asosiasi PendampingPerempuan Usaha Kecil) dengandukungan lembaga donor FordFoundation. Dengan pendampinganASPPUK perempuan Kedungpringmembentuk kelompok perempuan
pengusaha yang kemudian difasilitasimembentuk Koperasi Perempuan RukunMakmur Santosa.
LAPORAN ISTRIYANI & V. MEI DIANAWarungpring, Mulyodadi, Bambanglipuro
MULYODADI, KRIDA KeberadaanLKP (Lembaga Keuangan Perempuan)Sida Makmur di Dusun Warungpring,Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuroternyata sangat membantu perempuan
pengusaha kecil di dusun ini.Warga, khususnya perempuan pe-
ngusaha kecil, kini tidak lagi tergantungkepada bank plecit (rentenir), sebabLKP menyediakan pinjaman kredit de-ngan bunga jauh lebih rendah. Di LKPwarga pun bisa memiliki simpanan me-lalui simpanan pokok dan wajib, sertaakan mendapat bagian SHU (Sisa HasilUsaha) di akhir tahun.
Sebelum LKP Sida Makmur ini berdiri tahun 2007, banyak wargaDusun Warungpring yang memanfaat-kan bank plecit untuk modal usaha .Tetapi setelah LKP berdiri warga DusunWarungpring beralih dari bank plecit dan bergabung menjadi anggota LKPSida Makmur.
Ya sangat berbeda, lebih enak ikutLKP daripada bank plecit . Bank plecit
bunganya lebih banyak. Bank plecit 5%,sedangkan LKP hanya 1%, ujar KetuaLKP Sida Makmur, Ibu Warsini, kepada
Krida , Sabtu (20/11) di rumahnya,Dusun Warungpring.
Salah seorang warga Warungpringyang juga menjadi anggota LKP, IbuWarsidah, mengakui hal itu. Ya lebihenak ikut LKP. Lebih ringan bunganya,
jadi lumayan tidak banyak mengurangiuang sehari- sehari, katanya.
Untuk menjadi anggota LKP SidaMakmur, perempuan pengusaha didusun ini harus mempunyai simpanan
pokok. Semula Rp 10.000. Tetapisekarang sudah naik menjadi Rp 50.000.Sedangkan simpanan wajib dari Rp1.000 menjadi Rp 2.000/bulan.
Lima Kelompok UsahaLKP Sida Makmur dikelola oleh Ibu
Warsini selaku ketua, Ibu Yuni sebagaisekretaris, Ibu Indarni selaku bendahara.Adapun Humas dijabat Ibu Murjiah danIbu Tri Wahyuni. Sebagai pengawasyaitu Ibu Sarjiah serta Ibu Santi.
Anggota LKP Sida Makmur yang
pernah berjumlah 117 orang sekarangtinggal 115 orang. Dua anggota mening-gal dunia. Untuk kedua anggota inidibebaskan dari kewajiban mengem-
balikan pinjaman atau diputihkan.Perjalanan LKP ini terbilang cukup
baik, terbukti dengan adanya pertemuanrutin yang dilakukan tiap bulan setiaptanggal 25-30. Pertemuan berlangsunglima kali per bulan disesuaikan limakelompok usaha anggota yaitu dagang
pasar, warung, ternak, campuran(penjahit, produksi tempe), dan produksiemping melinjo.
Meskipun dalam pengelolaannyadapat dikatakan baik, kendala tetapmuncul yaitu adanya anggota yangmacet kurang lebih 5 orang. Karenamereka belum punya uang. Ada yangdua bulan, ada yang tiga bulan belumngangsur , kata Ibu Warsini
Meskipun 5 orang, hal itu juga bisamenghambat kelancaran alur keuanganserta bisa mempengaruhi anggota lain-nya. Tapi, menurut Ibu Warsini, pengu-rus belum menemukan solusi yang tepatuntuk mengatasinya. (*)
Bingkisan Lebaran SAMBUNGAN HAL 1
LKP Sida Makmur Warungpring Geser Bank Plecit
2 KRIDA N O M O R 1 , TA H U N I E D I S I N O V E M B E R 2 0 1 0
-
8/3/2019 KORAN KRIDA (edisi1)
3/4
LAPORAN ENY AROFAHPloso, Wonolelo, Pleret
WONOLELO,KRIDA Paskagempadi Bantul 2006, banyak lembagakeuangan bermunculan, baik yangdidirikan LSM ataupun pemerintahdi sejumlah desa, di antaranya diDesa Wonolelo, Pleret. Untuk pe-nguatan lembaga ke-uangan terse-but dan peningkatan kapasitaspengelola serta pengurus, dilakukanTraining Penguatan LKM (LembagaKeuangan Mikro) selama dua hari,13 dan 14 November, di Bantul Ter-race , Bantul.
Pelatihan dua hari ini diikuti 25peserta, laki-laki dan perempuan,
termasuk perwakilan Kelompok Pe-ternak, perajin dan Kelompok UsahaBersama dari Desa Wonolelo, Pleretdan Desa Mulyodadi, Bambanglipuro.
Pelatihan yang diselenggarakan YP2SU (Yayasan Peningkatan danPengembangan Sumberdaya Ummat)bersama Pemerintah Daerah Kabu-paten Bantul, UNDP, dan SC-DRR(Safer Communities Through DisasterRisk Reduction ) ini diisi oleh BapakWawan Andriyanto SH dari YP2SUdan Ibu Ekantini Puji Basuki dariKSU GEMI.
Pada hari pertama pelatihan,Pak Wawan bercerita tentang Prof.Muhammad Yunus pendiri Grameen
Bank di Bangladesh yang bisa me-
ningkatkan kesejahteraan ekonomirakyat di sana paska bencana badaisiklon Bhola yang menewaskan seki-tar 500 ribu jiwa dan menghancur-kan rumah rumah warga.
Grameen Bank berhasil, kataPak Wawan, karena 16 sumpahnyayang di antaranya berbunyi : Kesejahteraan harus kami bawakepada keluarga kami, kami tidakakan pernah hidup di rumah yang asal asalan, kami akan menanamsayuran sepanjang tahun, selamamasa tanam kami akan menanamsebanyak mungkin tanaman, kamiharus mendidik anak anak kamiuntuk mandiri . (*)
Dari Pertemuan Perempuan Nasabah Kredit Perumahan Kadisoro
Bunga Naik, Nasabah Tetap Bertambah
Dengar Cerita Grameen Bank di Training Penguatan LKM
Penambahan modal ini berasaldari jasa dan denda bagi yang ter-lambat membayar angsuran. Dendaketerlambatan pembayaran ang-
suran dikenakan jika pembayaranlewat tanggal 10 tiap bulannya,kata Fx Sutrisno.Dari 0,1% Jadi 0,3%
Ketua PPD menjelaskan pulatentang naiknya jasa pinjaman ataubunga dari semula 0,1% per satu
juta rupiah pinjaman menjadi 0,3%.Waktu masih didampingi oleh
KPI, selama satu tahun segala kebu-tuhan administrasi dibantu KPI.Setelah tidak didampingi KPI lagisegala kebutuhan administrasi ha-rus ditanggung sendiri oleh PPD.
Agar housing tetap berjalan, maka jasa dinaikkan jadi 0,3% per seju-tanya. Ini antara lain untuk kebutu-han penambahan modal, motretrumah yang akan diperbaiki, fotocopy berkas-berkas, ATK, transport,pertemuan, ujarnya.
Dengan kenaikan jasa pinjamanitu pula, kata Fx Sutrisno, PPD bisamembeli perlengkapan kantor seder-hana. Kini, setelah tiga tahun PPDtelah memiliki 6 kursi, 2 meja danlemari untuk berkas-berkas. Sebe-lumnya, pelayanan bagi peminjamdan yang akan membayar angsurandilakukan secara lesehan.
Menjawab pertanyaan seorangwarga mengenai kapan kebijakan-menaikkan jasa, karena dia me-
ngaku tidak mengetahui, SekretarisPPD Mujirah mengemukakan kena-ikan dan besarnya kenaikan bungahasil rembug warga, khususnya
nasabah, pada tahun 2008.Itu ada dalam notulen. Silakan
dilihat. Untuk jasa dan denda, ini juga bisa dibaca dalam surat perjan- jian bermeterai, kata Mujirah.
Penjelasan Mujirah dan Fx Su-trisno dikuatkan Okti dari KPI.
BertambahMeskipun bunga dinaikkan, jum-
lah peminjam kredit perumahan diPPD Dusun Kadisoro tidak menyu-sut.
Jika pada awal 2008 jumlahpeminjam sebanyak 68 orang, padaOktober 2010 tercatat sudah menca-pai 156 orang atau meningkat 226%.Peminjam adalah perempuan daridelapan RT.
Adapun besar pinjaman maksi-mal Rp 10 juta. Ini untuk calonpeminjam yang belum memilikirumah. Angsuran dibayarkan mak-simal 48 bulan.
Keterlambatan pembayaran ang-suran, seperti ditulis dalam pasal 12
Anggaran Rumah Tangga PPDDusun Kadisoro, dikenai denda 0,5%dari jumlah pinjaman. Jika terlam-bat mengangsur diberi tenggangwaktu 3 bulan namun harus me-lunasi kewajiban membayar 2Xdenda ditambah 3Xbunga. (*)
LAPORAN EMY CAYARANIKadisoro, Gilangharjo, Pandak
GILANGHARJO,KRIDA Minggusiang pertengahan Oktober lalu pen-dapa serbaguna Balai ManunggalDusun Kadisoro, Gilangharjo, Pan-dak, dipenuhi sekitar 150 warga,hampir semua perempuan. Sekitar120 di antaranya perempuan nasa-bah kredit perumahan dari lembagaswadaya Perkreditan PerumahanDusun (PPD) Kadisoro yang diben-tuk setahun pascagempa 2006. Sele-bihnya anggota Balai PerempuanKadisoro.
Hari itu mereka mengadakanpertemuan dengan pengurus PPDterutama untuk mendengar laporanperkembangan lembaga dan membi-carakan sejumlah kebijakan.
Pada kesempatan itu seluruhpengurus, yaitu Fx Sutrisno (ketua),Riwanti (bendahara), Mujirah(sekretaris) dan Dwiko (pengawas)hadir. Tampak pula Okti, pengurusKPI (Koalisi Perempuan Indonesia)
Yogyakarta.Dalam laporannya, Ketua PPD,
Fx Sutrisno, menyampaikan bahwadari modal dana awal Rp 330 jutayang berasal dari program JejaringFord Foundation untuk membantupembangunan maupun perbaikanrumah pascagempa, kini setelah tigatahun menjadi Rp 331.032.100.
3KRIDAN O M O R 1 , TA H U N I E D I S I N O V E M B E R 2 0 1 0
-
8/3/2019 KORAN KRIDA (edisi1)
4/4
D ARI PEMBAC A Semoga Jadi Momentum Perubahan
Kebutuhan masyarakat akan informasi dapat diibaratkan sebagai kebutuhan primer tingkat duasetelah pemenuhan kebutuhan papan, sandang dan pangan. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu mediauntuk memfasilitasi warga dalam mengakses informasi. Media informasi yang dapat digunakan diantaranya radio komunitas, mading, papan informasi, koran warga dan lain-lain.
Berkaitan dengan koran warga yang digagas LP3Y dengan melibatkan warga lima dusun diKabupaten Bantul tentunya menjadi suatu terobosan menarik agar potensi dan informasi lokal dapatdiketahui warga masyarakat lain.
Bertepatan dengan terbitnya koran warga yang bernama koran Krida, saya mengucapkan selamatatas penerbitan perdananya. Semoga terbitnya koran warga ini dapat menjadi batu loncatan sekaligusmenjadi momentum bagi sebuah perubahan di tengah-tengah masyarakat.
Untuk ke depannya, saya berharap agar Krida dapat semakin berbobot baik tampilan maupun isi.Memang tidak mudah untuk membuat sebuah karya tulis. Namun semuanya diperlukan sebuahlatihan yang intens untuk menghasilkan sesuatu yang berbobot.
Akhirnya, saya berharap semoga tim Krida dapat menjaga konsistensinya dalam menulis.Semoga dengan itu kita dapat membantu warga masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan akaninformasi.
Marjudin, SPdIPloso, Wonolelo, Pleret, Bantul; staf pendiri Writing Leadership Center dan editor beritadi website Suara Komunitas untuk DIY
Terima kasih. Semoga harapan Anda bisa terwujud. Upaya untuk itu tentu tak bisalepas dari dukungan Anda dan para pembaca, warga di lima desa. Kami menunggukontribusinya .
DITERBITKAN OLEH LP3Y (LEMBAGA PENELITIAN PENDIDIKANDAN PENERBITAN YOGYA) SEBAGAI MEDIA INFORMASI DANKOMUNIKASI AKTIVITAS PEREMPUAN LIMA DESA DI BANTUL.
PENERBITAN DIDUKUNG THE FORD FOUNDATION.TERBIT PERDANA NOVEMBER 2010
PENANGGUNGJAWAB :PROGRAM OFFICER PROGRAM WARGA BERMEDIA LP3Y-FF
REDAKSI:
KARTINAH RATMANTA, DWI HARYATI (Joho, Jambidan, Banguntapan)UMI NARSIH, EMY CAYARANI (Kadisoro, Gilangharjo, Pandak)KHULILKHASANAH, ENI AROFAH, TRI BASKORO (Wonolelo, Pleret) V MEIDIANA, ISTRIYANTI (Warungpring, Mulyodadi, Bambanglipuro) SRIRAHAYU, DWI PUJI ASTUTI (Klisat, Srihardono, Pundong)AGOESWIDHARTONO, DEDI H PURWADI
ALAMAT REDAKSI :LP3Y, JL KALIURANG KM 13,7, NGEMPLAK, SLEMAN
YOGYAKARTATELP: 0274-896016
E-MAIL: [email protected] REDAKSI: 0813-2878-2156
SEBAGIAN BESAR REPORTASE/ARTIKEL MERUPAKAN KARYAWARGA DI LIMA DESA DI BANTUL
BERITA KEGIATAN, SURAT, BISA DIKIRIM LANGSUNG KEREDAKSI, via E-MAIL ATAU PERWAKILAN REDAKSI DI
MASING-MASING DESA. NASKAH BOLEH DITULISTANGAN, PANJANG MAKSIMAL 1,5 HALAMAN KUARTO .
NASKAH DISERTAI NAMA, ALAMAT, TELEPON
Berbekal pelatihan, peserta akanmenerbitkan koran warga yang diedarkan
di lima desa peserta. Media cetak yangdikelola peserta pelatihan ini akan diterbit-kan bulanan. Adapun isi koran yaitu sepu-tar kegiatan perempuan di lima desa, teru-tama kegiatan ekonomi.
Untuk merencanakan penerbitan, pe-serta yang kemudian menjadi pengelolaatau redaksi koran warga bersepakat
bertemu sekali sebulan tiap hari Minggu pada minggu ke-3.Krida
Pada kesempatan itu, Bapak SlametRiyadi dari LP3Y mengatakan, penutupan
pelatihan ini merupakan awal terben-tuknya koran warga bernama Krida yangdijadwalkan terbit perdana akhir Novem-
ber 2010. Penerbitan Krida dibantu LP3Y.Sebelum acara selesai diserahkan
LAPORAN ISTRIYANTIWarungpring, Mulyodadi, Bambanglipuro
MULYODADI, KRIDA Di akhir Okto- ber lalu, tepatnya Minggu (31/10), Pelati-han Jurnalistik Warga Bermedia yangdiselenggarakan LP3Y sejak Juni 2010ditutup.
Pada penutupan yang berlangsung di pendapa rumah Bapak Sarjono, KepalaDukuh Warungpring, Mulyodadi, Bam-
banglipuro, Bantul, ini diadakan evaluasidan perencanaan tindak lanjut.
Penutupan dihadiri enam peserta pe-latihan, semua perempuan, yaitu dari Wa-rungpring, Desa Mulyodadi, Kecamatan
Bambanglipuro (1 orang), Kadisoro, Gi-langharjo, Pandak (2 orang), Joho, Jam- bidan, Banguntapan (1 orang), Ploso,Wonolelo, Pleret (2 orang), fasilitator danstaf LP3Y dan 2 orang dari Radio Komu-nitas Sadewa , Desa Wonolelo, Pleret.
Dalam evaluasi masing-masing ang-gota menyampaikan pesan, kesan danmanfaat selama mengikuti pelatihan, sertamasalah yang dihadapi seperti kendalayang ditemui yaitu waktu berbenturandengan kegiatan peserta di desa, tempatyang terlalu jauh, usia anggota. Namun,dengan mengikuti pelatihan ini peserta
bisa lebih tahu tata cara menulis berita,mengenal lebih dalam kejurnalistikan, bisa
belajar komputer dan lebih percaya dirimeliput berita.
Persiapan penerbitan perdana Krida, Minggu (21/11), di rumah Khulil Khasanah, Ploso, Wonolelo,Pleret.
sertifikat dan penghargaan kepada tiga peserta yang rajin mengikuti pelatihandengan kehadiran minimal 3 kali dari 9
pertemuan, yaitu Ibu Kartinah (Joho,Jambidan), Ibu Emi Cayarani (Kadisoro),dan Ibu Umi Narsih (Kadisoro). (*)
Habis PelatihanTerbitlah Krida
FOTO DEDI H PURWADI
Peserta pelatihan (dari kiri) Kartinah, Emy Cayarani dan Umi Narsih menerima penghargaan buku foto.
KRIDA