krida mei_2011

Upload: lp3yorg

Post on 07-Apr-2018

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 KRIDA MEI_2011

    1/4

    NOMOR 7,TAHUN I EDISI MEI 2011

    MEDIA INFORMASI-KOMUNIKASI AKTIVITAS PEREMPUAN LIMA DESA DI BANTUL

    DARI REDAKSI

    Pembaca, warga di limadesa, sudah lebih dari setengahtahun kami hadir. Tiap bulankami berbagi berbagai ceritadan berita tentang warga. Kaliini, kami pun hadir untukberbagi cerita.

    Dar i Gi langhar jo danWonolelo, kami ingin berbagihasil diskusi peserta GugusBelajar tentang Hak Asasi

    Perempuan, yang ternyatab e l u m s e m u a w a r g amengetahuinya, termasukmasih banyaknya Hak AsasiPerempuan yang belumterpenuhi, bahkan banyakdilanggar.

    Melalui cerita tentang Mbah Amat, warga Kampung Joho,yang menjadi cerita sampuled i s i i n i , k am i i ng i nmenyampaikan pesan keciltentang kecintaan terhadappeker jaan dan terhadapsesuatu yang memberikanmanfaat bagi kita.

    Tentu ada sejumlah ceritalain.

    Dan yang jelas, harapankami adalah semoga kehadiranKrida tetap memberi manfaat.

    Salam.

    LAPORAN TIN RATMANTA

    Joho, Jambidan, Banguntapan

    Banyak sekali macampekerjaan yang dapat dilakukanoleh ibu-ibu untuk berjualan.Namun, ibu yang satu inisenangnya hanya berjualan pisang.

    Ngadinem (80), atau lebihdikenal dengan Mbah Amat Kardi,warga Kampung Joho, Jambidan,Banguntapan, Bantul, berjualanpisang sejak usianya belasan tahunhingga kini.

    Isteri Amat Kardi (85) ini mulaimenjadi penjual pisang ketika iamasih harus berjalan kaki membelipisang mentah di Pasar Pleret lalumenjualnya setelah matang kePasar Kotagede. Kemudianbersepeda dengan rute yang sama.

    Kini ia tak lagi berjalan ataumengayuh sepeda. Untuk membelipisang mentah di Pasar Pleret, lalumenjual pisang matang di pasar

    yang sama, Pasar Kotagede, iadiantar-jemput anaknya, Ponijo,naik sepeda motor. Setiap hari iaberjualan hingga pukul 14.00.Berangkat pukul 06.00. Rata-rataia membawa se-kronjot pisang.Dan jarang jualannya bersisa.

    Lebih dari setengah abadberjualan pisang tak membuatnyabosan.

    Saya terlanjur sayang denganpisang, maka saya tidak merasabosan. Saya akan terus berjualanpisang semampu saya, ujar Mbah

    Amat atau Ngadinem, kepadaKrida yang menemuinya saat iaberjualan di Pasar Kotagede,Senin 16 Mei.

    D a r i p e n g a la ma n n y asebagai penjual pisang, ia pundengan mudah menyebutkan

    jen is- jen is p isang yang

    dijualnya. Dia menyebutkanantara lain pisang raja, pisang Ambon, pisang koja, pisangemas, pisang kapok, pisangsungu, pisang kidang, pisanggaraita.

    Selain soal jenis-jenis

    pisang nenek tiga cucu (WiwinKurniasih, Isni Wulandari danDina Puspita) ini jugamenceritakan perbedaan caramemeram pisang. Dulu,katanya, memeram pisangdengan memasukkan pisangmentah ke dalam gentong atau

    TERBIT BULANANGRATIS DICETAK 15OO EKS

    ALBUM WARGA

    HUT NIKAH

    24 tahun menikah,21 Mei 198721 Mei

    2011: Sihono-Rohmini,Warungpring RT 02,

    Mulyodadi, Bambanglipuro.LIHAT JUGA DI HAL 3

    Selama ini terjadi perbedaanpemenuhan hak antara kaumlaki-laki dan perempuan. Misalnyadalampemberianupah,Indhah Wahyuningsih, GugusBelajar Gilangharjo, Pandak

    KRIDA

    BERSAMBUNG KE HAL 2

    Setengah Abad Lebih Berjualan

    Terlanjur Sayang Pisang

    FOTO TIN RATMANTA

    Mbah Amat Kardi (80), berjualan pisang di Pasar KotagedeDITERBITKAN OLEH LP3Y(LEMBAGAPENELITIAN PENDIDIKANDAN PENERBITAN YOGYA) SEBAGAI MEDIAINFORMASI DANKOMUNIKASI AKTIVITAS PEREMPUAN LIMA DESADI BANTUL.

    PENERBITAN DIDUKUNG THE FORD FOUNDATION.TERBIT PERDANANOVEMBER 2010

    PENANGGUNGJAWAB:PROGRAM OFFICER PROGRAM WARGABERMEDIALP3Y-FF

    REDAKSI:

    KARTINAH RATMANTA, DWI HARYATI, SRI NURYANTI (Jambidan,Banguntapan)UMI NARSIH, EMY CAYARANI (Kadisoro, Gilangharjo,Pandak)KHULILKHASANAH, ENIAROFAH,NUR AROFAH (Wonolelo,Pleret) V MEI DIANA, ISTRIYANTI (Warungpring, Mulyodadi ,Bambanglipuro) DWI PUJI ASTUTI (Klisat, Srihardono, Pundong)AGOESWIDHARTONO,DEDIH PURWADI. Pengelola blog : ARUMYUNITAMURWANINGSIH(Joho, Jambidan)

    ALAMAT REDAKSI:LP3Y, JL KALIURANG KM 13,7, NGEMPLAK, SLEMAN

    YOGYAKARTATELP: 0274-896016

    E-MAIL: [email protected] REDAKSI: 0813-2878-2156

    www.korankrida.blogspot.com

    SEBAGIAN BESAR REPORTASE/ARTIKELMERUPAKAN KARYAWARGADI LIMADESADI BANTUL

    BERITA KEGIATAN, SURAT, BISA DIKIRIM LANGSUNG KEREDAKSI, via E-MAILATAU PERWAKILAN REDAKSI DIMASING -MASING DESA. NASKAH BOLEH DITULIS TANGAN, PANJANGMAKSIMAL 1,5HALAMAN KUARTO . NASKAHDISERTAI NAMA, ALAMAT,TELEPON

    TIN RATMANTA

    Joho, Jambidan, Banguntapan

    Rela dan tulus hati. Inilah yang bisa membuat para KaderSehat Posyandu Kampung Joho, Jambidan, Banguntapan, yaituMurtini, Sarjilah, Dwi Haryati dan Ngatini, bertahan untuk terusmenjalankan Posyandu.

    Tiap bulan, di Rabu minggu kedua, mereka selalu siagadengan tugas rutin melayani kegiatan Posyandu, dibantupetugas kesehatan dari Puskesmas Banguntapan.

    Rela dan tulus hati demi mencapai keinginan dan tujuanBalitaku Harus Sehat para Kader Sehat ini selalumenyempatkan diri bertugas. Meskipun sesungguhnyapekerjaan lain yang harus mereka kerjakan tak sedikit.

    Di tiap Rabu minggu kedua, mereka melakukanpenimbangan anak-anak balita (bawah lima tahun) untuk

    Balitaku Harus Sehat

    KRIDADARI PEMBACA

    Tiap Bulan Warga Tanyakan Krida

    KehadiranKrida bermanfaat bagi warga kami. Tiap bulan warga kami selalumenanyakan mana Kridanya?, Ngendi Kridane?. Kehadiran Krida, sungguh, bisamenambah wawasan warga kami.Yang membaca juga tak hanya ibu-ibu. Bapak-bapak juga.Manfaatnya, antara lain bisa untuk belajar. Misal di desa lain ada kegiatan yangmungkin bisa diterapkan di Kadisoro. Sayang memang belum semua wargamendapat Krida.

    Mudah-mudahan Krida bisa terusterbit sehingga bisa membantumendorong warga kami untuk lebihmaju.

    MG Wiranti, Kadisoro, Gilangharjo,

    Pandak

    Terus terbitnya Krida bukan hanyaharapan Anda. Kami pun berharapdemikian. Agar harapan ituterwujud, tak cukup dengan kerjakami. Yang lebih penting lagi

    adalah dukungan warga.

    mengetahui normal-tidaknya perkembangan tubuh anak. Untuk anakyang kurang normal perkembangan tubuhnya akan diklarifikasi olehpetugas kesehatan dari Puskesmas untuk kemudian diberi obat-obatan.

    Para kader itupun menyiapkan tambahan makanan bergizi bagi 41balita anak-anak warga Kampung Joho.

    Tak hanya itu. Agar balita sehat, para kader pun menanamkankebiasaan perilaku bersih. Misalnya mengenalkan dan membiasakan

    gosok gigi, seperti Rabu 11 Mei. Untuk ini para kader menyiapkanperlengkapan gosok gigi seperti sikat gigi, odol dan gelas untukberkumur. Harapannya sederhana: dengan dilatih sejak kecil anakakan dapat dan terbiasa menggosok gigi sendiri, juga akan tahugunanya menggosok gigi.

    Kepada orang tua balita pun diingatkan: kebersihan tak hanyauntuk gigi. Badan, pakaian, tempat tinggal, dan tak kalah pentingnyajuga makanan, harus bersih. Semuanya penting bagi kesehatan anakmaupun orangtuanya.

    Dengan tumbuhnya kesadaran dari orangtua tentang kebersihanmaka kesehatan anak akan selalu terjaga. Dan itulah dambaan paraKader Sehat.(*)

    FOTO-FOTO TIN RATMANTA

    Kader Sehat Kampung Joho, Jambidan

  • 8/3/2019 KRIDA MEI_2011

    2/4

    LAPORAN KHULIL KHASANAH

    Ploso, Wonolelo, Pleret

    Tanggal 27 Mei 2006 merupakan tanggalbersejarah bagi Yogya-Jateng, terutamaKabupaten Bantul. Pada tanggal tersebutYogya Jateng megalami musibah besarberupa gempa bumi yang menimbulkankerugian moril maupun material. Banyak halyang bisa dipelajari dari peristiwa tersebut.

    Untuk itu di tahun ke-5 peristiwa tersebutwarga Dusun Guyangan, Wonolelo, Pleretmengadakan kegiatan tirakatan, yang diadakanKamis 26 Mei 2011, di rumah Nur Cholis Majid.Tirakatan dihadiri 70 warga terdiri dari 40perempuan dan 30 laki-laki.

    Menurut Nur Cholis Majid, kegiatan ini

    dilaksanakan sebagai ajang silaturahmi,wahana instropeksi dan membangunmasyarakat. Tirakatan diisi amaliah tahlil,pengajian, pemutaran film tentang gempa dan

    Gunung Merapi.Kegiatan pengajian diisi Ustad H Drs

    Bagiyono, warga setempat.

    Dalam ceramahnya Ustad Bagiyono

    menyampaikan,sebagai manusia kita harusselalu bersukur dan selalu ingat kepada Allah.Gempa 27 Mei 2006 merupakan ujian bagiumat manusia agar bersabar dan berserahdiri kepada-Nya. Dari peristiwa tersebut kitaharus berinstropeksi diri dan sadar bahwa kitahanya makhluk yang lemah, tidak bolehsombong.

    Menurut salah seorang pemuda wargaGuyangan, Suprapto, kegiatan ini sangatbermanfaat, selain bisa bersilaturahmidengan warga lain, bisa sama-samaberefleksi lebih mendekat diri kita pada Allah.

    Dan yang terpenting kita, sadar bahwakekuasaan dan kebesaran hanya milik Allah,dan tidak sepantasnya jika kita merusak apayang telah Tuhan ciptakan, dan kita harusmenjaga keamanan, ketentraman dankedamaian bumi ini, karena semua ini hanyamerupakan titipan. Jadi jangan sampai kita

    menyia-nyiakan apalagi merusak apa yangtelah Tuhan anugerahkan kepadakita,katanya(*)

    tempayan. Kemudian di atas gentong ditaruh kualidari tanah liat yang diberi sekam. Sekamkemudian dibakar untuk memanasi bagian dalamgentong.

    Sekarang, pisang mentah cukup dimasukkanke dalam kantung plastik kemudiandimasukkanlah sedikit karbit. Namun soal waktuuntuk mematangkan, kata Ngadinem, antara dulu

    dan sekarang sama saja. Satu hari dua malam. Adakah perubahan dari segi penghasilan?

    Ternyata, menurut nenek yang kini tinggalbersama suami, anak dan ketiga cucunya ini, tak

    jauh berbeda. Kalau dulu beberapa rupiah,sekarang puluhan ribu rupiah. Namun, nilainyasama saja. Keuntungan yang diraihnya, kadang-kadang bisa mencapai Rp 80 ribu per hari.

    Hasil dari berjualan pisang, kata Mbah Amat,tetap dapat untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan sebagian masih bisa disisihkan untukditabung.

    Mengingat usia yang telah lanjut, apakah takingin berhenti berjualan? Menjawab pertanyaanKrida, ia berujar,Kalau saya masih mampu dankuat, saya ingin terus berjualan. Karena kalaumenganggur itu rasanya nglangut. Berjualan,

    kecuali mendapatkan untung juga merupakanhiburanbagi saya.

    Tapi mengenai setianya dia berjualan pisanglebih dari setengah abad, dan tak mau bergantimenjual komoditas lain, rupanya tak hanya karenakeuntungan yang bisa diraihnya. Pisangmerupakan buah yang sangat bergizi,menyehatkan badan, berdaya guna, danmemberikan keuntungan. (*)

    2 KRIDA NOMOR 7 , TAHUN I ED IS I MEI 2011

    Terlanjur SAMBUNGAN HAL 1 Warga Guyangan WonoleloTirakatan 5 Tahun Gempa

    HARI JAM ACARASenin-

    Sabtu

    13.00-15.00 Campursari16.00-17.00

    Manca/Anak-nak/Nostalgia17.00-18.00 Religi/Nasyid18.00-19.00 Pengajian Live19.00-19.30 Religi/Nasyid19.30-21.30 Persada21.30-23.00 Dangdut

    Ahad 08.00-09.00 Persada+campur09.00-10.00 Persada New10.00-12.00 Dangdut12.00-13.00 Wayang13.00-14.00 Campursari16.00-17.00 SiaranPAUD17.00-18.00 Religi/Nasyid18.00-19.00 Pengajian Live19.00-19.30 Religi/Nasyid19.30-21.30 Persada21.30-23.00 Dangdut

    Miitramedia di Wonolelo: Radio Komunitas SadewoFM, Telp 0274-48234204; 0857-43551232

    LAPORAN TIN RATMANTA

    Joho, Jambidan, Banguntapan

    Memperingati Hari Keluarga Nasional 15Mei, PKK Desa Jambidan, Banguntapan,menyelenggarakan Jalan Sehat Keluarga,Minggu 22 Mei. Kegiatan yang diikuti sekitardua ribu warga Jambidan ini menempuh jarakdelapan kilometer.

    Dilepas Camat Banguntapan Drs Sambudi,dan diiringi pelepasan balon berhadiah, pesertaberangkat dari Lapangan Desa Jambidan

    menuju selatan sampai pertigaan Ponogaran.Kemudian belok ke timur sampai Combongan,berbelok ke utara melewati KampungJlamprang. Sampai depan SD II Jambidan

    peserta berbelok ke barat menujuperempatan Bintaran lalu ke selatan kembalike Lapangan Jambidan.

    Untuk memeriahkan suasana, diLapangan Jambidan digelar pentas musikdengan pembawa acara Hendro Pleret,manajer Radio Komunitas Swadesi,Jambidan.

    Di panggung diletakkan bermacam hadiahuntuk peserta, seperti sepeda, kulkas, televisi,kipas angin dan bermacam lagi.

    Menurut Kusmaryanti, pengurus PKKJambidan juga panitia, kegiatan ini kecuali

    untuk memeriahkan Hari Kesehatan Nasionaljuga untuk melaksanakan program kerja dariPokja (Kelompok Kerja) IV PKK DesaJambidan tentang kesehatan. (*)

    Jalan Sehat Keluarga PKK Desa Jambidan

    FOTO TIN RATMANTA

    Peserta Jalan Sehat PKK Desa Jambidan menyusuri jalan desa, Minggu (22/5). Kanan, hadiah untuk pemenang.

    PAUD, makin rapuh. Dalam cuaca yangtidak menentu, seperti musim hujan, adabeberapa bagian ruangan yanggentengnya bocor. Ini membuat prosesbelajar-bermain anak-anak terganggu.

    Kondisi tersebut disampaikan pendidikkepada pengurus PAUD dan kemudianbersepakat untuk mengadakan pertemuanwali murid. Dalam pertemuan tersebut parapendidik menyampaikan kondisi ruangbelajar yang bocor di sana-sini sehinggasuasana belajar menjadi tidak nyaman.Keluhan ini ditanggapi positif wali murid,karena menurut mereka kegiatan PAUD inidapat dirasakan manfaatnya oleh walimurid dan anak-anak, ujar Giyanti, salahsatu pendidik, pada Krida di rumah Junaidi,Minggu 17 April 2011.

    Dari sinilah kemudian diadakan rembug

    Dusun yang dihadiri pendidik, pengurus,wali murid, tokoh masyarakat, RT dandukuh pada 5 April 2011 di gedung PAUDagar masyarakat tahu kondisi tempat anak-anak mereka belajar.

    Pertemuan itu memutuskan bahwamasyarakat akan berswadaya untukmemperbaiki gedung, tanpa mengambildana yang ada di lembaga, yaitu untuk walimurid iuran sebesar Rp 50.000 ( 25 murid),Kepala Dukuh Winardiharjo berswadayabambu sesuai kebutuhan untuk perbaikangedung, sebagian warga menyumbangsemen dan pasir. Dari 125 KK terkumpulmaterial untuk pembangunan gedung.

    Ibu-ibupun tidak ketinggalan. Merekamenyumbangkkan beras, sayur-mayur,lauk dan tenaga untuk memasak.

    Kerja bakti pertama dimulai 10 april2011 dan dilanjutkan 17 April 2011.

    Selain perbaikan gedung dilakukanpemindahan gedung supaya tidakterpencil, meskipun hanya beberapa meterdari tempat semula, kemudian rencananyaakan dibuat ruang guru, aula dan 2 ruangkelas (A dan B). Namun ini sambil jalanmengingat kemampuan warga jugaterbatas.

    Untuk kegiatan kerjabakti dilaksanakansetiap malam karena siang hari wargaberaktivitas untuk memenuhi kebutuhankeluarga masing-masing, sehingga semuabisa berjalan dengan baik, kata Junaidi,

    Ketua Lembaga, pada Krida disela-sela kerjabakti, Minggu 17 April 2011.

    Jumat 29 April 2011, kegiatan PAUDsudah dilaksanakan di gedung baru.

    Semoga dari ruangan yang baru ini akanmelahirkan tokoh-tokoh pembaharu desamasa depan. (*)

    LAPORAN KHULIL KHASANAHPlooso,Wonolelo,Pleret

    Desa Wonolelo, Pleret, terdiri dari 8dusun, dan masing-masing dusun memilikikelompok Pendidikan Anak Usia Dini( P A UD) . D i an tar any a Dus unKedungrejo.PAUD Kedungrejo yang dirintiskader posyandu tahun 2007 dinamai PAUDHarapan Putera.

    Kegiatan PAUD berawal dari kegiatanposyandu yang hanya sebulan sekali. Disaat bersamaan anak-anak diberi kegiatanmewarnai, bermain,bernyanyi dan berdoa.Setelah beberapa bulan berjalan orang tuamerasakan bahwa kegiatan ini bermanfaatuntuk putra-putri mereka dan memintasupaya frekuensi kegiatan ditambahmenjadi seminggu sekali.

    Setelah berjalan satu tahun, seperti didusun-dusun lainnya kegiatan PAUDmenjadi 3 kali dalam seminggu yaituSenin, Rabu dan Jumat. Dan kegiatanPAUD ini mendapat respon yang sangatbaik dari masyarakat dan tokoh masyarakatKedungrejo terutama Kepala DukuhWinardiharjo. Ini terbukti denganterbangunnya komunikasi yang baik antarapendidik PAUD Sriyani, Sri Astuti, SriSuwarni, Sarjiyati, Giyanti dan Endangdengan wali murid, sehingga dalam setiapkegiatan orang tua wali murid bergantianmemberikan makanan tambahan padaanak didik yang sekarang berjumlah 25anak.

    Yang menjadi perhatian dan keprihatinanadalah, PAUD Harapan Putera ini belummemiliki gedung untuk melaksanaankegiatan belajar. Pendidik dan pengurus

    pun sepakat untuk menempati rumahwarga sebagai ruang untuk belajar-bermainyaitu di rumah Junaidi yang menjabatKetua Lembaga, yang kebetulan istrinya(Sriyani) pengelola sekaligus pendidikPAUD.

    Seiring waktu, rumah kayu berdindingbambu yang sudah menjadi ruang kelas

    Warga Kedungrejo Swadaya Bangun Gedung PAUD

    Berawal dari Genteng Bocor

    3KRIDANOMOR 7 , TAHUN I ED IS I MEI 2011

    Kurnianta-Wiratmi, Joho, Jambidan,Banguntapan.

    HUTke-10 (13 Mei 2001-2011), AwangFirmansyah,anak SuprihatinJulastari,Warungpring, Mulyodadi, Bambanglipuro

    HUTke-19 (4 Mei 1992-2011), V Mei DianaDara Puspita, anak YB Krisno Wibowo-Juwarini,Warungpring, Mulyodadi, Bambanglipuro

    SIAPA DI BULAN JUNI?

    HUTke-7 ( 23 Mei 2004-2011) Yasiin NurAbdurrohman, anak Sri Nuryanti,Jlamprang Kidul, Jambidan, Banguntapan.

    HUT ke-4 (26 Mei 2007-2011) BangkitHappy Dwi Putra, anak Priya Dwi

    ALBUM WARGA Lanjutan Hal 1

    FOTO KHULILKHASANAH

    Warga Dusun Kedungrejo, Wonolelo, Pleret, bergotongroyongmembangun gedung PAUD. Bawah: Gedung PAUDsiapdigunakan.

  • 8/3/2019 KRIDA MEI_2011

    3/4

    4 NOMOR 7 , TAHUN I ED IS I MEI 2011

    Sudah Terpenuhikah Hak Asasi Perempuan?

    KRIDA

    dengan anak-anaknya dan harusmemperhatikan hal yang terbaik

    untuk anak-anaknya. Selain itumempunyai hak yang sama atasharta bersama, apapaun penye-bab perceraian tersebut.

    Perempuan juga memilikihak untuk berkreasi, mengem-bangkan bakat dan kemampuanserta mengembangkan senibudaya.

    Belum TerpenuhiApakah hak asasi perempuan

    seperti dipaparkan tersebut sudahdidapat? Dalam sesi diskusi

    kelompok yang dipandu Radiyemterungkap bahwa banyak kejadian danpengalaman yang menunjukkan masihbanyak hak perempuan yang dilanggar.

    Hak dalam pekerjaan, misalnya tidakada cuti haid, upah perempuan seringkali

    lebih sedikit dibanding laki-laki dalampekerjaan yang sama, sulit mendapatkanijin dari tempat kerja. Hak dalam pendidikanditunjukkan dengan masih banyaknyaorangtua yang lebih mementingkanpendidikan anak laki-lakinya.

    Dalam kehidupan rumah tangga taksedikit pendapat istri seringkali diabaikansuami, kepemilikan harta bersamakebanyakan atas nama suami, sebagianbesar pekerjaan rumah masih dilakukanistri, peran istri di luar keluarga/di ranahpublik masih sangat dibatasi oleh suami.

    Dalam hukum, masih banyakperempuan belum mendapatkan haknya.Misalnya, saat terjadi penganiayaanterhadap diri mereka, kebanyakan merekapasrah dan tidak mampu menuntutkeadilan untuk diri mereka.

    Agar hak perempuan bisa terpenuhi,menurut Radiyem, diperlukan berbagaiupaya, seperti menumbuhkan forumkeluarga agar ada komunikasi yang baikantar-anggota keluarga. .

    Bagi Mukinem, seorang peserta diWonolelo, diskusi ini sangat bermanfaat.

    Dari kegiatan ini saya bisa mendapatkanpengetahuan yang tidak pernah sayadapatkan di sekolah dan saya berharapbanyak teman-teman lain yang tahu iniagar mereka memahami hak-hak merekadan akan berupaya untuk memperjuang-kannya. Dengan demikian kedudukanperempuan akan membaik, kata Mukinem.(*)

    Persoalan Hak Asasi Perempuan(HAP) menjadi topik diskusi pesertaGugus Belajar (sekolah perempuan)di Desa Gilangharjo, Pandak, Kamis13 Mei dan Gugus Belajar DesaWonolelo, Pleret, Senin 16 Mei.Berikut catatan Emy Cayarani,warga Kadisoro yang menjadi peserta sekaligus peliput kegiatanGugus Belajar di Gilangharjo danKhulil Khasanah, warga DusunPloso, Wonolelo, yang mengikutidiskusi Gugus Belajar di Wonolelo.

    Sudah terpenuhikah HakAsasi Perempuan? Alih-alih bisamenjawab pertanyaan ini, jangan-jangan,banyak perempuan yang justru tidak ataubelum tahu bahwa ada yang namanya HakAsasi Perempuan.

    Topik ini menjadi bahan diskusi menarik14 perempuan dari lima dusun di DesaGilangharjo, Pandak (Dusun Tegalurung,Kadekrowo, Jomboran, Karangasem danKadisoro) pada kegiatan Gugus Belajar diaula Balai Desa Gilangharjo, Kamis 13 Mei.

    Topik serupa didiskusikan 20perempuan dari kelompok PerempuanUsaha Kecil (PUK) dan FKKP (ForumKomunikasi Kader Posyandu) DesaWonolelo, Pleret, di sekretariat LKP(Lembaga Keuangan Perempuan) RukunMakmur Santosa, Senin 16 Mei. Diskusi inimenghadirkan narasumber MuhammadFauzi SH.

    Topik HAP dipilih dengan tujuan supayaperempuan-perempuan Desa Wonolelomengetahui hak-haknya dan dapatmengupayakan hak-hak tersebut denganmaksimal. Sehingga, posisi tawarperempuan akan kuat. Dengan demikianperempuan dapat berperan aktif di luar

    rumah atau di ruang publik, ujar Puji Astuti,ketua gugus belajar Desa Wonolelo, kepadaKrida, di sela-sela kegiatan gugus belajar.

    Menurut ketua gugus belajar DesaGilangharjo, Indhah Wahyuningsih,pentingnya topik HAP mengingat sejauh iniHAP belum terpenuhi, terkadang terabaikan.

    Selama ini terjadi perbedaanpemenuhan hak antara kaum laki-laki danperempuan. Misalnya dalam pemberianupah bekerja antara laki-laki dan perempuanberbeda meskipun kerjanya sama, katanya.

    Indhah melanjutkan,perbedaanpemenuhan hak itu bisa juga dilihat dalamsuatu perusahaan yang mengharuskan jikaada pasangan suami istri bekerja di satuperusahaan salah satu harus mengundur-kan diri. Dan biasanya yang keluar adalah

    istri. Hal ini jelas-jelas membelenggu hakasasi perempuan. Atau dalam kehidupansehari-hari bisa ditemui adanya perbedaanupah 1 HKP (Hari Kerja Perempuan)dengan 1 HKL (Hari Kerja Laki-laki).

    Pembedaan seperti dikemukakanIndhah, diperkuat contoh oleh salahseorang peserta diskusi dari DusunTegalurung, Gilangharjo. 1 hari kerjaperempuan pada laden dihargai Rp 20 ribu,sedangkan laki-laki dihargai Rp 25 ribu.Padahal kerjanya sama, katanya.

    Dilindungi NegaraDari pemaparan narasumber, Fauzi,

    diketahui bahwa perempuan memiliki hakasasi yang dilindungi negara. Hak asasi ituseperti termaktub dalam UUD 1945, yakniseperangkat hak yang melekat pada setiapindividu.

    Hak asasi tersebut mulai dari hakhidup, hak memilih dan dipilih bagiperempuan yang sudah dewasa dalamPemilu, hak kewarganegaraan. Kemudianhak atas pendidikan (perempuan berhakmendapatkan pendidikan atau pengajaran

    di semua jenjang yang sama dengan laki-laki).

    Hak asasi perempuan yang lain yaituhak mendapat pekerjaan (berhak memilih,dipil ih, diangkat, serta mendapatperlindungan khusus dalam melaksanakanpekerjaannya seperti cuti haid, cuti hamil,cuti melahirkan).

    Dalam rumah tangga, perempuan jugamempunyai hak dan tanggungjawab yangsama dengan suami atas semua hal yangberkenaan dengan perkawinan, yaituhubungan dengan anak, kepemilikan sertapengelolaan harta bersama.

    Apabila putus perkawinan, kataFauzi,perempuan memiliki hak dantanggungjawab yang sama seperti mantansuaminya atas semua hal yang berkenaan

    FOTO KHULILKHASANAH

    Diskusi Gugus Belajar Desa Wonolelo, Senin (16/5)

    KRIDA 5NOMOR 7 , TAHUN I ED IS I MEI 2011

    bendahara FPRB DesaMulyodadi dan koordinatoracara, kepada Krida, Minggu

    (1/5).Dari pengamatan Krida,

    para peserta terlihat sangatantusias mengikuti pelatihan.Secara cermat merekame n y ima k p e n je l a s a ninstruktur sebelum mengolahmakanan lalu bersemangatmempraktikkannya. Merekaberharap keterampilan yanmereka dapat nantinya bisaberkembang lagi untuk usaha.

    Senang mbak, kan bisatambah pengalaman dan bisa buat makananyang tidak seperti biasanya, kata Warsidahpada Krida (2/5 di rumahnya, DusunWarungpring.

    Warsini, tetangga Warsidah, juga menilaipelatihan ini sangat bermanfaat. Selain kamitambah pengalaman juga meningkatkan

    keterampilan olah makanan. Nanti kalau adaacara di rumah saya bisa membuat makanansendiri,katanya.

    Bertambahnya pengalaman ibu-ibu akanmembuat mereka jadi percaya diri dan semakin

    LAPORAN ISTRIYANTI

    Warungpring, Mulyodadi, Bambanglipuro

    MULYODADI, KRIDA FPRB (ForumPenanggulangan Risiko Bencana) DesaMulyodadi, Bambanglipuro, tidak hanyamengadakan kegiatan terkait bencana,melainkan menyelenggarakan juga kegiatanuntuk meningkatkan kesejahteraanmasyarakat dan mengentaskan kemiskinan,khususnya di Mulyodadi. Minggu 1 Mei,misalnya, FPRB yang diketuai Barjilan STmengadakan kegiatan life skill (keterampilandiri) Pengolahan Makanan Tradisional danModern di Balai Desa Mulyodadi.

    Pelatihan ini diikuti 42 ibu-ibu perwakilandari 14 dusun di Desa Mulyodadi. Tiapdusun mengirim tiga wakilnya. Selama satuhari, mulai pukul 08.00 mereka dilatihmengolah makanan tradisional sepertisagon dan wingko babat dan makananmodern yaitu donking dan busa kepiting

    wijen.Pelatihan seperti ini akan berguna bagi

    masyarakat untuk mengembangkanketerampilan dan juga nantinya untuk usahamereka,kata Dra Listi Setyaningsih,

    Jalan Santai dan Senam Sehat M ulyodadi,

    Berhadiah Sapi, 1.000 Tiket Terjual

    Mardiati, Pengen coba-coba yang lain mbak.Kan udah bisa yang ini, mau membuat jugalebih pe-de(percaya diri) karena sudah latihan

    dulu.Peserta juga berharap pelatihan ini akan

    terus berlanjut sehingga ibu-ibu bisa terusmengembangkan keterampilan mereka

    terutama dalam hal pengolahan makanan.(*)

    FOTO ISTRIYANTI

    Warga Desa Mulyodadi pada Pelatihan PengolahanMakanan Tradisional di Balai Desa Mulyodadi,Bambanglipuro, Minggu (1/5)

    LAPORAN ISTRIYANTIWarungpring, Mulyodadi, Bambanglipuro

    Minggu pagi 15 Mei 2011 suasana di lapangan Desa Mulyodadi,Bambanglipuro, meriah. Sekitar seribu orang bergerak bersama disana mengikuti acara Jalan Santai dan Senam Sehat DesaMulyodadi.

    Adalah Karang Taruna Sasana Kridaning Arum (KT SKA) DesaMulyodadi yang mempunyai prakarsa menggelar acara tersebut.Organisasi beranggotakan pemuda-pemudi dari 14 pedukuhan inibersemangat menggelar acara masal ini setelah pada 2010 suksesmengadakan dua kali pentas kethoprak.

    Acara jalan santai dan senam yang diikuti berbagai kelompok usia,laki-laki dan perempuan, dengan mayoritas ibu-ibu ini ternyata tidakhanya diikuti warga Desa Mulyodadi. Peserta ada yang dari wilayah

    Bambanglipuro bahkan sekitar Bantul dan Kulonprogo. Antusias wargabegitu tinggi hingga 1.000 tiket pun terjual habis.

    Senam sehat yang dipandu instruktur diawali dengan Jalan Santaikeliling beberapa dusun di Mulyadadi. Peserta dilepas oleh Kasi Kec.Bambanglipuro, Saryanto dan Lurah Desa Mulyodadi Nus Susanto.

    Dalam sambutannya Saryanto menyampaikan bahwa kegiatanseperti ini sangat bagus dan untuk meningkatkan kebersamaan warga diBambanglipuro. Semoga kegiatan seperti ini akan terlaksana setiaptahun, katanya.

    Bagi warga di Bambanglipuro, khususnya Desa Mulyodadi, kegiatanini sangat bermanfaat. Selain badan sehat, mereka juga terhibur,terutama dengan berbagai hadiah yang menarik, termasuk seekor sapisebagai hadiah utama. Ya senang mbak, selain sehat, hiburannya jugameriah. Ya. walaupun gak dapat hadiahnya tapi senang, kata IbuJulastari di rumahnya, Warungpring Rt 02, pada Krida.

    Dan yang hari itu beruntung membawa pulang hadiah sapi yaitu IbuSridadi, warga Demangan Dukuh III Wonodoro RT 06, Mulyodadi,Bambanglipuro.(*)

    FOTO ISTRIYANTI

    Senam Sehat warga Desa Mulyodadi di Lapangan Desa Mulyodadi,Bambanglipuro, Minggu (15/5)

    Ibu-ibu Mulyodadi Latihan Olah Makanan FPRB

  • 8/3/2019 KRIDA MEI_2011

    4/4

    6 KRIDA NOMOR 7 , TAHUN I ED IS I MEI 2011

    Balai Perempuan KadisoroIkut Lomba Paduan Suara

    FOTO DEDI H PURWADI

    Istriyanti (Warungrping, Mulyodadi, Bambanglipuro)memimpin rapat perencanaan Krida edisi 7/Mei 2011, padapertemuan di rumah Ibu Umi Narsih, Kadisoro, Gilangharjo,Pandak. Pertemuan berlangsung Selasa, 17 Mei 2011. Hadirantara lain Tin Ratmanta (Jambidan, Banguntapan), UmiNarsih dan Emy Cayarani (Gilangharjo, Panda k), KhulilKhasanah (Wonolelo, Pleret), Ismay Prihastuti dan Dedi HPurwadi (LP3Y). Rapat edisi Juni direncanakan di rumah TinRatmanta, Joho, Jambidan.

    LAPORAN EMY CAYARANIKadisoro, Gilangharjo, Pandak

    GILANGHARJO, KRIDA Sebanyak 35 anggota Balai Perempuan (BP)Kadisoro, Gilangharjo, Pandak, Bantul, Minggu 8 Mei mengikuti lombapaduan suara yang diselenggarakan KPI (Koalisi Perempuan Indonesia)Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, di Sasana Hinggil Dwi Abad,Alun-alun Selatan, Yogyakarta.

    Lomba yang merupakan bagian acara Temu Kangen Akbar 2011KPI DIY ini diikuti seluruh cabang KPI di wilayah DIY. Tercatat empatkontingen paduan suara menjadi peserta, yaitu dari Cabang Sleman 1kontingen, Cabang Kulonprogo 1 Kontingen dan Cabang Bantul 2kontingen, yaitu BP Kadisoro dan BP Sedayu.

    Meskipun tidak menjadi juara, ibu-ibu anggota BP Kadisoromengaku senang. Sebab, mereka bisa terhibur untuk melepas penatdari rutinitas yang dilakukan tiap hari. Ya, idep-idep refreshingdan caripengalaman melihat dunia luar, kata Suratmi, anggota BP Kadisoro.

    Menurut Sekretaris KPI DIY, Nona, acara ini sebagai saranasilaturahmi ibu-ibu balai perempuan di wilayah DIY. Selain itu untuksaling tukar pikiran ataupun tukar pengetahuan, serta untuk

    mensosialisasikan lagu mars KPI.(*)

    Jaringan Organisasi Komunitas Gagas Pusat Belajar Anggaran

    dilakukan dengan menyinkronkan usulanmusrenbang dengan RPJM, selain itu denganberdialog dengan SKPD-SKPD dan

    pendekatan dengan anggota Dewan, ujarTejo.

    Yang tak kalah penting, katanyamelanjutkan, Kita perlu mengetahui program-progam yang ada di pemerintah pusat yangbisa diakses warga supaya jika adakebutuhan masyarakat yang tidak bisadirealisasi pemerintah kabupaten siapa tahubisa kita dapatkan dari pemerintah propinsimaupun pemerintah pusat.

    Kegiatan ini diakhiri dengan membuatkesepakatan bersama dengan membentukForum yang beranggotakan kelompok-kelompok masyarakat yang ada. Pertemuansepakat memilih Marjudin dari RakomSadewa Wonolelo sebagai koordinator. (*)

    LAPORAN KHULIL KHASANAH

    Ploso, Wonolelo, Pleret

    Peran aktif masyarakat, begitupula denganperan aktif dari kelompok perempuan, dalam

    perencanaan pembangunan sangatmenentukan hasil dari sebuah kebijakan danpenggangaran pemerintahan.Sebenarnyapemerintah sendiri telah menentukankebijakan agar terbangun sistem perencanaandaerah yang partisipatif termasuk di dalamnyakelompok perempuan dengan adanya UU 25tahun 2004. Namun jika kita lihat di berbagaidaerah da lam perencanaan danpenganggaran mulai tingkat dusun, desasampai kabupaten, kelompok-kelompokmasyarakat banyak yang belum bisa terlibat,terutama kelompok perempuan.

    Oleh karena itu, peran aktif masyarakatdalam setiap proses perencanaan danpenganggaran di Kabupaten Bantul sangatpenting. Hal ini agar program-program danpenganggaran dapat berorientasi pada

    pemenuhan hak warga seperti pendidikan,kesehatan dan hak politik, yang responsifterhadap pengurangan kemiskinan,berperspektif gender dan mempertimbangakanpengurangan resiko bencana.

    Pemikiran itu mendasari IDEA untukmenggagas pusat belajar anggaranberdasarkan kebutuhan warga di kabupatenBantul. Dari situ, IDEA kemudianmempertemukan kelompok-kelompok

    masyarakat Bantul yang terdiri dari Jarak(Jaringan Rakyat) Bantul, Rakom(RadioKomunitas), Media Cetak Koran Warga Krida,

    Jarpuk (Jaringan Perempuan Usaha Kecil),IMBA (Ikatan Mahasiswa Bantul), dan BKM(Badan Keswadayaan Masyarakat) Jumat(27/5), siang hingga sore, di Bantul Teracce,Bantul. Pertemuan ini dihadiri 39 orang, diantaranya 13 perempuan.

    Kegiatan ini bertujuan untuk membahasadanya pusat belajar anggaran bagi wargaKabupaten Bantul, memetakan isi pusatbelajar tersebut, memetakan siapa yang bisaterlibat dan cara mengelola pusat belajaranggaran bagi warga Bantul.

    Dalam kegiatan ini sebelumnya pesertabersama-sama mereview pemetaan masalahyang sudah dibuat di pertemuan sebelumnya.Kemudian dilanjutkan sharing pengalamandari Pak Tejo dari Gunungkidul.

    Dalam pemaparannya Pak Tejomenyampaikan bahwa dalam masyarakatperlu dibentuk sebuah kelompok yang terdiridari kelompok-kelompok masyarakat.Walaupun berbeda kepentingan namunkelompok-kelompok ini harus bersama-samamenyamakan persepsi dan berjuang untukkepentingan bersama agar perencanaan danpengganggaran pemerintah kabupatenbenar-benar sesuai keinginan dan kebutuhanmasyarakat.

    Hal ini memang tidak mudah, namunbagaimana kiat kita dalam memperjuangkankepentingan masyarakat. Hal ini bisa

    Kita perlu mengetahui program-

    progam yang ada di pemerintah pusat yang bisa diakses wargasupaya jika ada kebutuhanmasyarakat yang tidak bisadirealisasi pemerintah kabupatensiapa tahu bisa kita dapatkan dari pemerintah propinsi maupunpemerintah pusat.

    bersama tanpa ketegangan.Jika keharmonisan tercipta maka kehidupan

    dalam keluarga tersebut akan terasa nyaman,aman dan menyenangkan. Sehingga anak-anakpun akan merasa damai, betah dan selalumerindukan keluarga.

    Selain itu, yang terpenting bagi pasangansuami istri, janganlah bertengkar di hadapan

    anak. Ini akan menyebabkan anak bosan tinggaldi rumah dan tidak nyaman. Dampaknya burukbagi perkembangan psikologi anak. Jika ini takbisa terkendali, anak akan mencari kesenangandan kebebasan di luar rumah, atau lebih parahlagi...anak bisa stres.

    Selain menjaga keharmonisan, anaktidak hanya diujo (dituruti apa maunya).Orangtua harus mengarahkan denganbijaksana. Alangkah baiknya jika orangtua juga jadi teman agar anak bisa terbukaterhadap permasalahan yang dihadapi.Memang, di jaman sekarang, orangtuaharus fleksibel. (*)Emy Cayarani, Kadisoro, Gilangharjo,Pandak

    Keharmonisan RumahTangga PengaruhiKeberhasilan Anak

    Simboook. Simboook....Panggilan dan jeritan itu keluar dari

    seorang anak laki-laki kelas VI, yang akan

    mengikuti ujian nasional SD 10-13 Mei.Sungguh menyentuh hati ketika

    mendengar panggilan itu. Tak kuasa airmata saya menetes.

    Masih terngiang di benak kita, baru sajakita memperingati Hari Kartini, sosok yangberjuang memperjuangkan hak dan derajatperempuan agar menjadi perempuanmandiri, logis dan realistis. Sehinggaperempuan-perempuan Indonesia menjadiperempuan cerdas dan dapat mendidikputra-putrinya sebagai generasi penerus.

    Namun ironis ketika ada ibu yang tegameninggalkan anaknya. Padahal si anaksangat membutuhkan kasih sayang dandampingan seorang ibu. Apalagi di saat-saatini, dukungan ibu sangat diperlukan untuk

    membangkitkan semangat belajar dangairah hidup anaknya.

    Tidakkah trenyuh melihat anak yangmenangis mencari ibunya sampai anak tersebutstres. Sehingga untuk mengerjakan soal ujiannasional pun anak tersebut sudah malas.Mungkin ini bentuk protes terhadap orangtuanyaagar diperhatikan.

    Anak tersebut hanya salah satu dari banyakanak yang menjadi korban dariketidakharmonisan rumah tangga.

    Keharmonisan dalam berumah tanggasangat penting untuk membentuk karakterputra-putri yang merupakan amanah Tuhan.Hitam-putihnya aak tergantung bagaimanaorangtua mendidik dan mengarahkannya.

    Saling percaya, saling pengertian dan salingterbuka dalam kehidupan berumahtanggasangat penting untuk menjaga keutuhan dankeharmonisan berkeluarga. Sosok ayah dan ibumerupakan figur kebanggaan bagi anak-anaknya. Janganlah karena keegoisan masing-masing anak menjadi korban.Alangkah baiknyadi dalam keluarga, khususnya pasangan suamiistri, apabila ada permasalahan dibicarakan

    SUARA PEREMPUANRubrik ini terbuka bagi perempuan, tua-muda, lajang-berkeluarga, warga DesaJambidan, Wonolelo, Srihardono,Mulyodadi dan Gilangharjo, untuk menyampaikangagasan, uneg-uneg, curhat, tentang persoalan diri maupunlingkungan sosial. Tulisant idak bolehberisi fitnah, adudomba,memojokkan. Yang disampaikan harus fakta (keadaansesungguhnya). Penulis agar menyertakannama, alamat lengkapdan nomor telepon. Keberatan untukpemuatan identitas

    Andadi rubrik ini harusdisampaikandi awal disertai alasannya. Redaksi berhakmenyuntingatautidakmemuat karena pertimbangantertentu. Tulisan bisadikirim melalui email ke

    [email protected], [email protected] atauke perwakilan Krida di masing-masingdesa.

    5 LKP Bantul dan Jawa Bentuk LKP Sekunder

    7KRIDANOMOR 7 , TAHUN I ED IS I MEI 2011

    LAPORAN UMI NARSIHKadisoro, Gilangharjo, Pandak

    Lima LKP (Lembaga KeuanganPerempuan) Bantul, yaitu LKP Desa Wonolelo(Pleret), Srihardono (Pundong), Jambidan(Banguntapan), Mulyodadi (Bambanglipuro)dan Gilangharjo (Pandak) bersama JarpukLupus Surabaya, 8 April lalu, menandatanganipendeklarasian pembentukan LKP Sekunder.

    Pendeklarasian berlangsung di akhirworkshop LKP di Hotel Matahari, JlParangtritis, Yogyakarta, disaksikan RetnoKustarti dari Asppuk (Asosiasi PendampingPerempuan Usaha Kecil). Workshop itu sendiriselain dihadiri 5 LKP Bantul dan JarpukSurabaya, dihadiri LKP/Kopwan dari Ngawi,Semarang, Kudus, Wonogiri, Pacitan,banjarnegara, Banyumas, Sukoharjo danSurakarta.

    LKP Sekunder merupakan wadahkerjasama antara koperasi/LKP-LKP yang

    berada di beberapa daerah/kabupaten.Tujuan pembentukan LKP Sekunder antaralain memetakan persoalan dan potensi LKP,

    membangun kesepakatan untuk membangunLKP Sekunder Wilayah Jawa, merumuskansistem dan aturan LKP Sekunder dan

    merumuskan program kerja LKP.Dengan terbangunnya LKP Sekunder

    diharapkan berdampak pada terbukanyaakses layanan keuangan, LKP menjangkauPUK (Perempuan Usaha Kecil) yang tidakdilayani oleh lembaga keuangan formal danpemberian kredit diberikan sesuai kebutuhan.

    Bagi individu atau PUK, LKP Sekunderbisa meningkatkan kapasitas dan makinmeningkatnya sinergitas dengan Jarpuk.

    LKP Sekunder juga diharapkan bisamemecahkan persoalan yang dihadapi LKP-LKP antara lain kondisi keanggotaan,kepengurusan, keuangan (permodalan),penegakan aturan, usaha dan administrasi.Selain itu soal hubungan antara LKP denganJarpuk dan mitra lain.

    Simpanan Pokok Rp 5 JutaPada workshop, peserta berhasil

    merumuskan konsep, mekanisme dan sistemLKP Sekunder serta menetapkan AD/ART.

    Salah satu butir dalam AD/ART LKPSekunder

    yaitu tentang permodalan.Disebutkan bahwa untuk Simpanan Pokok

    dari LKP Primer sebesar Rp 5 juta yang bisa

    diangsur lima kali. Simpanan Wajib LKPanggota Rp 100 ribu/bulan, SimpananSukarela minimal Rp 200 ribu, SimpananWajib Khusus 1% dari nilai pinjaman yangditerima.

    Adapun modal penyertaan LKP anggotaminimal Rp 1 juta dan modal penyertaan dari

    Asppuk Jawa Rp 130 juta yang akandiserahkan secara bertahap. (*)

    DOK ASPPUK

    Pelatihan Administrasi LKP Sekunder