koran krida edisi4

Upload: lp3yorg

Post on 07-Apr-2018

256 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 KORAN KRIDA edisi4

    1/8

    NOMOR 4, TAHUN I EDISI FEBRURI 2011

    MEDIA INFORMASI-KOMUNIKASI AKTIVITAS PEREMPUAN LIMA DESA DI BANTUL

    DARI REDAKSI

    Ada sosok baru hadir padarapat redaksi merencanakanpenerbitan Krida edisi ini.

    Pada rapat di rumah Ibu Tindi Joho, Jambidan, Bangun-

    tapan, Selasa (15/2), itu hadirSri Nuryanti, seorang penjahityang tinggal di Dusun Jlam-prang, Jambidan.

    Nuryanti ingin bergabungmenjadi jurnalis Krida. Ala-sannya sederhana, berminatdalam tulis menulis, berpe-ngalaman menulis dan denganitu ia ingin berbagi informasidan pengetahuan mengenaiaktivitas warga.

    Krida tentu menyambut gem-

    bira bergabungnya Mbak Nur.Selainmenambah jurnalis diJambidan, ini salah satu bentukdukungan warga bagi penerbi-tan Krida. Siapa lagi yang bisamendukung dan menjaga pe-nerbitan Krida jika bukanwarga?

    Krida, sebagai media warga,terbuka bagi warga untukberkontribusi. Tidak dibatasiusia dan pekerjaan. PengelolaKrida saat ini ada guru MI, guru

    SD, ibu rumah tangga, penjahit,pedagang dan mahasiswa.

    Dan apa yang dilaporkansemoga bisa dan selalu ber-manfaat. Selamat membaca.

    Salam.

    LAPORAN SRI NURYANTIJlamprang Kidul,Jambidan,Banguntapan

    "Anda butuh kami me-nyediakan". Demikian kira-kiramotto dari toko klontong milik Siti

    Anifah (27) di Dusun JlamprangKidul, Jambidan, Banguntapan,Bantul.

    Motto itu memang pas, karena

    di toko ini apapun yg ditanyakanpembeli selalu berusaha dipenuhiSiti Anifah: dari urusan dapurhingga pupur (alat kecantikan),dari gas hingga kayu bakar. Ter-

    masuk sapu, lampu hinggabumbu dapur.

    Berawal dari jualan asesorisdan baju muslim di sebuah kiosdi Piyungan, ibu muda ini men-gawali usahanya. Saat itu barusaja menikah dengan Fakhrudinyang telah lebih dulu berbisnissongkok Pondok Indah yangdidatangkannya langsung dariGresik.

    Sampai saat ini, usaha

    suaminya masih berjalan yaitumelayani toko seputar Piyu-ngan,Yogja dan Magelang.

    S e i r i n g b e r j a l a n n y awaktu,banyak bermunculan

    toko sejenis. Toko asesoris danbaju muslim yang banyak ber-munculan ini berpengaruh padapenghasilan Siti. Ditambahmusibah gempa (2006)ibu dari

    Azmi Maslahkul Huda(5,5) inipun memilih banting setir. Men-cari bisnis lain. Tahun 2008 ia

    jual kiosnya. Kemudian diamemilih buka usaha di rumah-nya. Memilih buka usaha dirumah juga karena pertim-

    bangan kesehatan anaknya.Kalau harus ke Piyunganjaraknya cukup jauh.

    FOTO SRI NURYANTI

    Siti Anifah (27), di toko kelontong sekaligus rumahnya, Dusun Jlamprang Kidul, Jambidan, Banguntapan, Bantul,Sabtu (12/2). Bisnisnya dimulai dengan modal Rp 2 juta.

    TERBIT BULANANGRATIS DICETAK 15OO EKS

    ALBUM WARGA

    LAHIR

    Gafan Satriyo Dewantoro,Kamis Pahing 3 Februari 2011di RS RC Jambidan. Putra An-driyani-Fajar Kuncoro Wahyu,

    Jambidan Lor, Jambidan,

    Banguntapan, Bantul.

    Prinsip saya, saya lebih sukalaba sedikit asal daganganlancar terjual, sehingga tidakada yang kedaluarsa.

    Siti Anifah,pemilik toko klon-tong, Jlamprang,Jambidan

    KRIDA

    BERSAMBUNG KE HAL 2

    Banting Setir, RaihOmzet Rp 2 Juta/Hari

  • 8/3/2019 KORAN KRIDA edisi4

    2/8

    Kiriman gas kadang lambat datangnya.Ini pun dilihat sebagai peluang bisnis. Anifahmelirik usaha kayu bakar. Di samping tokobertumpuk kayu bakar yang dibelinya lang-sung dari colt. Bukan dari mbok-mbok pen-

    jual kayu bakar, sehingga harga lebih miring.Pendek kata, apapun yang dibutuhkan

    pembeli Anifah dan suaminya sigap me-layani. Kalau yang dibutuhkan tidak tersedia,

    Anifah justru menyarankan pembeli ke tokosebelah, sembari berjanji: "Sok tak kulakke"(Besok saya sediakan).

    Untuk membantu kelancaran usahanya Anifah dibantu dua karyawan yang di-bayarnya perjam. Mereka kerja bergiliran.Satu orang siang satu orang malam.

    Untuk mengikat pelanggan ibu muda inimemberikan bingkisan pada hari lebaranyang nilainya berbeda antara pembeligrosiran dan pembeli konsumsi rumahtangga. "Ndelok- ndelok, mbak,"ujar Siti

    Anifah yang ditemui Krida di toko sekaligusrumahnya, 20 Februari lalu.

    Omzet Rp 2-2,5 JutaDengan kejelian disertai pelayanan yang

    sesuai kebutuhan pelanggan, usaha Anifahtak hanya berkembang. Omzet hariannya

    pun bisa dikatakan tak sedikit.Tentang omzet, ibu muda yang pernah

    mondhok di sebuah pesantren di JawaTimur ini sambil tersenyum bilang, Yang

    jelas penghasilan kotor per hari antara 2-2,5 juta rupiah. Tentu, ujarnya menam-bahkan,itu beda kalau bulan Romadhontiba, karena konsumsi cenderung mening-kat.

    Dari usahanya, Anifah bersamasuaminya bisa mengisi rumahnya dengantelevisi, lemari es, sepeda motor, bahkanmesin cuci yang belum lama ini digunakanuntuk usaha laundry. Ruang jualannya punbertambah. Semula di teras, kini termasukruang yang sebelumnya kamar depan. Gangdi samping rumah juga nyaris penuh barangdagangan: tempat menyimpan tabung gas,sandal dan alat bersih-bersih (beragamsapu).

    Mengenai perkembangan usahanya,Anifah menunjukkan kiatnya. Meski sedikit-sedikit, barang dagangan pelan-pelan saya

    kompliti, katanya.Tapi rupanya tak hanya itu. Bagi Ibu Pak

    Odin, Prinsip saya, saya lebih suka labasedikit asal dagangan lancar terjual, se-hingga tidak ada yang kedaluarsa..(*)

    Jeli tangkap peluangDengan modal dua juta hasil penjualan

    kios ibu muda kelahiran 31 Maret 1984 inimemperbaiki teras rumahnya. Rumah itubantuan program rekonstruksi pascagempaJRF (Jogjakarta Reconstruction Fund). Uangitu bersisa. Lalu, sisa dana ini dipakainyamembeli barang dagangan. Di perjalanan, iamenambah modal dengan meminjam Rp 1,4

    juta dari Simpan Pinjam Perempuan PKKKecamatan Banguntapan. Hanya itu penam-bahan modalnya.

    Dagangan yang dibeli saat itu fokus kesembako dan jajanan anak. Pertim-bangannya sederhana, karena di rumahnyabanyak anak yang mengaji pada orang tu-anya, Ahmad Syamsuhadi.

    Enam bulan kemudian, ia menambah jenis usahanya yaitu menjual pulsa danasesoris handphone.

    Adanya konversi minyak tanah ke gasjuga dilihat sebagai peluang bisnis. Istri Pak

    Odin, demikian sebagian pembeli memang-gil Siti Anifah, lalu menyediakan gas ditokonya. Bahkan, untuk ibu-ibu yang takutmemasang regulator suami Anifah bersediamemasangkannya.

    LKP Sida Makmur Akan Tegas Atasi Kredit Macet

    2 KRIDA NOMOR 4, TAHUN I EDISI FEBRURI 2011

    LAPORANISTRIYANTIWarungpring, Mulyodadi, Bambanglipuro

    MULYODADI, KRIDAPerkembanganKopwan (Koperasi Wanita) LKP SidaMakmur sudah menggembirakan bagianggotanya. Walaupun tak seberapatetapi sudah meningkat kekayaan SHU(Sisa Hasil Usaha) yang dibagikan padaanggotanya.

    Hal itu terlihat dari laporan pada RAT(Rapat Anggota Tahunan) ke tiga diPendopo Warungpring, Senin (14/2). RATdihadiri 91 dari 111 anggota, masing-masing 2 pengurus LKP dari Klisat(Srihardono),Joho (Jambidan) dan

    K e d u n g p r i n g ( W o n o l e l o ) , s t a f Disperindagkop (DinasPerindustrianPerdagangan dan Koperasi)Bantul,Radiyem (pendamping dari ASPPUK),LP3Y serta Sarjono, Kepala DukuhWarungpring.

    Dalam laporannya, Ketua KopwanLKP Sida Makmur, Warsini, yang jugaperajin emping mlinjo, mengemukakanmodal koperasi awal hibah tahun 2007sudah meningkat dari Rp 166.300.000menjadi Rp 220.046.300. Dari SHU kotorsebesar Rp 17.024.000 LKP Sida Makmur

    membagikan SHU sebanyak Rp 13 juta

    dan Rp 4.024.000 digunakan untuk biayaRAT.

    Dalam RAT tahun ini LKP Sida

    Makmur juga memutuskan menaikkansimpanan pokok dari Rp 50.000 menjadiRp 100.000 dan simpanan wajib dari Rp2.000 menjadi Rp 5.000.

    Kredit MacetDi periode ini LKP juga mempunyai

    kendala yaitu kemacetan kredit anggotadalam mengangsur.

    Hal tersebut ternyata tidak hanyahitungan bulan tapi hingga dua tahun.Kira-kira ada delapan orang yang sudahmacet selama dua tahun,

    kata Warsini kepada Krida, dirumahnya, Rabu (16/2).

    Tetapi pengurus dananggota pun tak tinggal diam,mereka berusaha menagihnya.Tetapi usaha ini belumberhasil memuaskan. Sudahditagih mbak tapi ya masihsemaya dan menunda lagi,ujar Warsini.

    U n t u k m e n g a t a s ipermasalahan tersebut LKPSida Makmur berencana untuk

    menanggulangi kemacetan tersebut

    dengan pengambilan barang milikanggota yang macet sebesar pinjamanawal sebagai jaminan. Karena LKP ini

    sudah berbadan hukum sehingga harusditindak lanjutI segera.

    Walaupun ada masalah, Kopwan LKPSida makmur membawa manfaat bagipara perempuan pengusaha kecil diWarungpring.

    Dengan adanya LKP ini ya saya bisalumayan mengembangkan usaha sayakarena bunga juga cuma 1 persen jugabisa membayar uang sekolah Arif, kataWarsidah, anggota LKP, yang ditemuiKrida di rumahnya usai RAT.(*)

    Banting Setir, Raih . SAMBUNGAN HAL 1

    FOTO ISMAY PRIHASTUTI/LP3Y

    RAT Kopwan LKP Sida Makmur, Warung-pring,Mulyodadi, Senin (14/2)

  • 8/3/2019 KORAN KRIDA edisi4

    3/8

    Jangan Pinjam untuk

    Saling Srengat!

    LAPORAN DWI HARYATIJoho, Jambidan, Banguntapan

    JAMBIDAN,KRIDAKoperasi wanita(Kopwan) LKP Krido Mulyo, Joho,Jambidan, Banguntapan, Bantul dinilai dandiakui Disperindagkop (Dinas PerindustrianPerdagangan dan Koperasi) Bantulberpredikat Sehat dengan nilai 85,35. Nilaiini didasarkan atas kesehatan laporankeuangan dan angsuran anggota. Pada2009 koperasi ini mendapat nilai 81.

    Predikat tersebut disampaikan stafDisperindagkop Bantul, Widi Sukendro,pada RAT (Rapat Anggota Tahunan) ketigaKopwan LKP Krido Mulyo, Kamis (17/2), dirumah Sisbandi, Joho RT 03, Jambidan,Banguntapan.

    Bukti penilaian berupa sertifikatpenilaian diserahkan langsung Widi kepadaKetua Kopwan LKP Krido Mulyo 2007-2010,Sumartini SPd dan disambut tepuk tangananggota.

    Pada RAT yang dihadiri 76 orang dari 90anggota itu Widi mengingatkan bahwa bagipengurus nilai tersebut tidak mudah diraihsekaligus menjadi tantangan pengurus kedepannya untuk mempertahankan, bahkanmeningkatkan nilai tersebut.

    Nilai di atas 80, lanjut Widi, bisa menjadi modal kepercayaan dan posisitawar LKP untuk bekerjasama dengan bankatau pihak lain.

    Saling SrengatSelain tentang peningkatan nilai, Widi

    mengusulkan ditingkatkannya dana sosialkarena dilihatnya masih sedikit. Dana sosialini bisa untukpralenan yaitu simpanan wajibuntuk membantu anggota yang dirawat dirumah sakit, selain untuk penambahanmodal sebelum digunakan.

    Mengenai usulan tersebut, RATmenyepakati cara berbeda yaitu dana untukanggota yang dirawat di rumah sakitdikumpulkan secara spontan minimal Rp1.000 tiap anggota ditambah mengambil darikoperasi.

    Hal penting disampaikan Widi yaituagar pinjaman ke koperasi tidak untuk

    pinjam saling srengat, atau hal yangt i dak bermanfaa t . Kebanyakanpengusaha di Bantul bangkrut karenapinjam untuk saling srengat, ujarnyamengingatkan.

    Dari RAT Kopwan LKP Rukun SantosoPengurus yang Baik: Kober, Pinter, Bener

    LKP Krido Mulyo Raih Predikat Sehat

    3KRIDANOMOR 4, TAHUN I EDISI FEBRURI 2011

    yang hanya lingkup dusun.RAT ketiga ini juga menetapkan

    pengurus dan pengawas periode 2011-2013. Kepengurusan disepakati masihdipegang pengurus lama dengantambahan satu orang untuk bendahara. Anggota juga menyepakati pergantiansatu orang pengawas.

    Pengurus 2011-2013 yaitu SumartiniSPd (Ketua), Okih Dartini (Sekretaris), DwiHaryati dan Indriana Pirnaningrum(Bendahara). Adapun Pengawas yaituSukarti dan Wasilah.

    RAT selain dihadiri anggota dan stafDisperindagkop Bantul, dihadiri SekretarisDesa Jambidan Sukendar, Kepala DusunJoho Bambang Sugeng, Ketua PaguyubanMarsudi Wargo Mulyo Joho sekaliguspenasihat koperasi Edy Wiyoto SPd,pendaming dari ASPPUK Radiyem dandari LP3Y Dedi H Purwadi. (*)

    Memperluas KeanggotaanDalam laporan pertanggungjawaban

    pengurus, Sumartini menyampaikan bahwadari modal hibah ASPPUK-Ford Foundationsebesar Rp 156.000.000 pada 2007ditambah simpanan anggota, yaitusimpanan pokok,wajib,sukarela dan wajibpinjaman, kemudian ditambah laba sertadana lain, kini kekayaan Kopwan LKP KridoMulyo menjadi Rp 236.264.407.

    Dengan laba usaha per 31 Desember2010 Rp 25.374.807, setelah dikurangi

    biaya RAT Rp 4.374.807, maka kataSumartini, SHU yang dibagikan ke anggotaRp 21 juta.

    Pengurus juga merencanakanmenaikkan simpanan wajib dari Rp 3.000menjadi Rp 5.000, menggerakkan tabungansukarela, mengurangi angsuran yang tidaklancar serta memperluas keanggotaankoperasi hingga tingkat kecamatan dari

    LAPORAN DWI PUJIASTUTIKlisat,Srihardono,Pundong

    SRIHARDONO,KRIDATidak mau tertinggaldengan kopwan (koperasi wanita) lainnya,LKP Rukun Santoso di Dusun Klisat,Srihardono, Pundong, Bantul jugamelakukan RAT (Rapat Anggota Tahunan)untuk yang ke-3 kalinya. Acara iniberlangsung Minggu siang (20/2) diMadrasah Ibtidaiyah Al-Anwar, Nangsri.

    Dalam laporan pengurus, Ketua kopwanL K P R u k u n S a n t o s o , P a r j i l a h ,mengemukakan bahwa SHU tahun 2010mencapai Rp. 29.087.750. Setelah dikurangibiaya RAT Rp. 4.087.750 maka SHU bersih

    yang dibagikan sebesar Rp 25 juta.Adapun kekayaan kopwan LKP ini

    selama tahun 2010 mengalami kenaikansebesar Rp 20.662.600 dari kekayaan tahun2009, yaitu dari Rp 242.759.525 menjadiRp 263.382.125, lanjutnya.

    Hadir dalam RAT tersebut perwakilandari Disperindagkop (Dinas PerindustrianPerdagangan dan Koperasi) KabupatenBantul, Panggih, pendamping dari ASPPUKRadiyem, Dedi H Purwadi dari LP3Y, KepalaDukuh Klisat Samijan, Ketua PPD KlisatSutrisno dan Ngadilan dari Kelompok

    Kandang.

    Saran dan HarapanTamu undangan dalam sambutannya

    Terhadap kopwan LKP Rukun Santosa.Ketua PPD Sutrisno mengingatkan

    soal komunikasi. LKP perlu

    meningkatkan komunikasi baik denganPPD maupun kelompok lain sehinggadapat meningkatkan pembangunan didusun, katanya.

    Dari Kelompok Kandang, Ngadilan, taklupa berpesan pentingnya keterbukaankomunikasi. Dari Kelompok Kandang,Ngadilan, tak lupa berpesan pentingnyaketerbukaan antara pengurus dengananggota sehingga persatuan dan kesatuandapat terjaga.

    Adapun staf Disperindagkop Bantul,Panggih, berbagi ilmu tentang kriteria

    pengurus yang baik. Pengurus koperasiyang baik yaitu kober, pinter dan bener,ujarnya.

    Kober, jelas Panggih, berarti adawaktu untuk mengurus LKP. Bener, berarti jujur danpinter, berarti mampu mengelolaserta mau meningkatkan kemampuannya.

    DoorprizeYang menarik dari RAT ini ialah

    pembagian doorprize. Ada 15 buahbingkisan yang sudah disediakan panitia,termasuk di dalamnya bingkisan untuk tiga

    penabung terbanyak dan kelompokterbaik. Inilah yang ditunggu-tungguanggota LKP selain pembagian SHUtentunya. (*)

  • 8/3/2019 KORAN KRIDA edisi4

    4/8

    4 KRIDA NOMOR 4, TAHUN I EDISI FEBRURI 2011

    LAPORAN KHULIL KHASANAHPloso, Wonolelo, Pleret

    WONOLELO,KRIDA Bencana tak dapat

    dicegah, tapi bisa ditanggulangi denganmengurangi risiko yang diakibatkanbencana itu. Hal ini dapat dilakukan denganmeningkatkan kapasitas yang ada danmemperkecil ancaman serta kerentatan.

    Untuk itu FPRB (Forum PenguranganRisiko Bencana) Desa Wonolelo,P l e r e t , m e n g a d a k a n P e l a t i h a nKegawatdaruratan bagi Kader KesehatanDesa dan pemuda, Jumat (11/2), di BalaiDesa Wonolelo.

    Pelatihan yang diselenggarakanbekerjasama dengan PMI (Palang Merah

    Indonesia) Cabang Bantul ini diikuti 47peserta, sebagian besar, yaitu 37 orang(79%), adalah perempuan. Mereka yangjuga kader kesehatan merupakan wakil daridelapan dusun di Desa Wonolelo.

    Tujuan pelat ihan in i untukmeningkatkan kapasitassumberdaya manusiam a s y a r a k a t u n t u km e n g u r a n g i r i s i k obenc ana . P e l a t i hanmemberikan keterampilankepada para kader

    k e s e h a t a n t e n t a n gkegawatdaruratan supayab i s a m e l a k u k a npertolongan pertamakepada warga DesaWonolelo saat mengalamimusibah, ujar AhmadFurqon, Koordinator FPRBWonolelo, kepada Krida, disela-sela pelatihan.

    Kegawatdaruratan, jelas Furqon, adalahsegala upaya yang

    dilakukan segera setelahterjadi bencana untukmenanggulangi dampak

    yang ditimbulkan bencana, terutama berupapenyelamatan korban dan harta benda,evakuasi dan pengungsian.

    Lebih lanjut dia mengemukakan,Dengan pelatihan ini diharapkanmasyarakat mampu melakukan pertolongansegera dengan memanfaatkan sarana danprasarana yang ada di sekitar, tidakmenggantungkan peralatan medis, padakeadaan darurat.

    Kegawatdaruratan TerpaduPelatihan yang berlangsung sehari ini

    meliputi Pertolongan Pertama, SistemKegawatdaruratanTerpadu, Penilaian,Pengenalan Alat dan Praktek.

    Materi Pertolongan Pertama dan SistemKegawatdaruratan Terpadu dipandu dokter Aulia. Kepada peserta pelatihan Auliamenjelaskan, Gawat adalah kondisi yangserius yang mengancam nyawa dan bisaberakibat sampai kematian. Darurat adalah

    kondisi saat kejadian, peralatan tidakmencukupi sesuai kebutuhan. Sehinggadalam keadaan yang gawat darurat kita bisamenolong orang atau korban dengan saanadan prasarana yang ada di sekitar kita.

    Contohnya, lanjut Aul ia, j ikamengalami pendarahan,kita tidak perlumencari kasa dan perban. Dalam kondisigawat darurat kita bisa menggunakan kainyang ada. Patah tulang bisa disanggadengan papan kayu, baru dililit kain, danlain-lain.

    Adapun materi Penilaian TerhadapKondisi Pasien mengenalkan pesertakepada penilaian mulai respon, jalan nafas,cek nadi, pemeriksaan fisik, suhu tubuh,tekanan darah, tekanan darah, kondisi kulitdan riwayat penderita.

    Pada sesi praktek, peserta dibagimenjadi tiga kelompok. Masing-masingmempraktekkan pertolongan terhadappasien yang mengalami perdarahan lengan

    atas, perdarahan lenganbawah dan perdarahan dikepala.

    Di sesi ini pesertabergantian menjadi korbandan penolong, kemudianmempraktekkan penangananyang tepat terhadapkorbanyang sadar maupun taksadarkan diri.

    Di akhir pelatihan dibuatkesepakatan untuk pelatihanl a n u t a n t e n t a n gkegawatdaruratan meliputipatah tulang, penyakitmenular dan lain- lain.Peserta memilih hari liburagar peserta bisa maksimal.Selain itu, pelatihan lanjutanakan melibatkan aparat

    pemerintah desa, dukuh,pemuda dan kader-kaderdesa. (*)

    Kader Kesehatan Wonolelo Latihan Kegawatdaruratan

    FOTO KHULILKHASANAH

    PesertaPelatihan Kegawatdaruratan praktek menangani korban yang mengalami

    cedera kaki, pada pelatihan di Balai Desa Wonolelo,Pleret, Bantul, Jumat (11/2).

    IKUTI JEJAK TETANGGA ANDAAnda, khususnya perempuan, warga Jambidan, Srihardono, Wonolelo, Mulyodadi atau Gilangharjo, berminat menulis untuk Krida, dan tuli-san Anda dibaca oleh lebih dari 2.000 orang? Ikuti jejak tetangga Anda yang sudah bergabung di media warga ini. Caranya mudah. Kridaterbuka untuk Anda tanpa melihat latar belakang pekerjaan, agama maupun pendidikan. Kirimkan tulisan berupa berita kegiatan warga didesa Anda, terutama aktivitas ekonomi perempuan, kelompok maupun perorangan. Diharapkan tulisan Anda berisi informasi/cerita yang bisamenginspirasi orang lain. Info singkat keluarga pun boleh (kelahiran, menikah, khitan, meninggal). Syarat utama tulisan harus faktual (bukanfiksi, bukan opini/pendapat), lengkap (waktu, tempat,siapa, bagaimana, mengapa), akurat/tepat. Panjang tulisan 1-1,5 halaman kertas

    quarto (A4). Boleh tulis tangan. Tulisan bisa dikirim melalui email ke [email protected] di-cc ke [email protected] ataudititipkan ke: 1. Khulil Khasanah (Ploso, Wonolelo), 2. Tin Ratmanta, Dwi Haryati (Joho, Jambidan), Sri Nuryanti (Jlamprang Kidul, Jam-bidan), 3. Dwi Puji Astuti (Klisat, Srihardono), 4.Istriyanti dan V Mei Diana (Warungpring, Mulyodadi), 5. Emy Cayarani dan Umi Narsih

    (Dagen Kadisoro, Gilangharjo). Jangan lupa sertakan Nama Lengkap, Alamat dan nomor teleponAnda.

  • 8/3/2019 KORAN KRIDA edisi4

    5/8

    5KRIDANOMOR 4, TAHUN I EDISI FEBRURI 2011

    LAPORAN UMI NARSIHKadisoro,Gilangharjo, Pandak

    GILANGHARJO,KRIDA -- Banyak wargayang belum tahu persis alur atau jalan dalammengurus/mencari sesuatu seperti KTP, PBB,

    SKCK. Harus kemana, syaratnya apa, di-bawa ke mana? adalah pertanyaan yangsering muncul dari warga desa.

    Pelatihan Manajemen Informasi Desayang diselenggarakan IDEA (Institute forDevelopment and Economic Analisis) pada18-20 Januari 2011 di Sanggar Giri GinoGuno, Kadekrowo, Gilangharjo, Pandak,merupakan sarana untuk membantu wargamenjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

    Manajemen Informasi Desa sendiri sudahditerapkan di Desa Terong (Dlingo, Bantul)dan Nglegi (Pathuk, Gunungkidul).

    Dalam pelatihan di Gilangharjo, perwaki-

    lan dari kedua desa tersebut hadir untuk ber-bagi pengalaman kepada aparat pemerin-tahan desa dan dukuh serta warga Gilang-harjo. Pelatihan dihadiri 24 peserta. Selainaparat desa dan warga Gilangharjo, hadirperwakilan warga dari Jambidan (KecamatanBanguntapan), Srihardono (Pundong), Mulyo-dadi (Bambanglipuro) dan Wonolelo (Pleret).

    Fasilitator pelatihan mengemukakan, adaenam info dasar yang harus diketahui aparatpemerintah desa dan warga dalam Mana-

    jemen Informasi Desa. Keenamnya yaitu: 1.Info Dasar Desa, 2. Info Layanan Desa, 3.Info Dokumen Negara, 4. Info Keuangan

    Desa, 5. Info Relasi Desa dan 6. Info Hara-pan Membangun Managemen InformasiDesa.

    Diharapkan Management Informasi Desaseperti yang telah diterapkan di Desa Terong

    (Dlingo) dan desa Nglegi (Patuk) bisa diterap-kan secepatnya di Gilangharjo.

    Untuk itu, setelah pelatihan dilakukansosialisasi program itu Selasa, 25 Januari 2011di Balai Desa Gilangharjo. Sosialisasi yangdifasilitasi Mari Widanto (IDEA) ini dihadiri 32

    orang terdiri atas aparat pemerintahdesa, du-

    kuh, karangtaruna, dan masyarakat.Pengalaman di Desa Terong dan Nglegi,

    dengan menerapkan sistem Managemen Infor-masi Desa maka sekarang semua informasidapat dengan mudah dan cepat diketahui olehsiapapun, bahkan yang tinggal di mancane-gara, sebab informasi dimuat di internet. Ting-gal mengakses saja. Dari agenda desa, beritadesa, panduan desa, sumber data desa, lapo-ran desa, produk usaha, peraturan dan kepu-tusan, warga dengan gampang dan murah,mudah dan cepat memperolehnya. (*)

    Dari Pelatihan Managemen Informasi Desa di Gilangharjo

    Ngurus KTP, PBB, SKCK, Kemana Ya...?

    SELALU HADIR Anak-anak Joho, Jam-bidan, Banguntapan, bermain di halamansambil menunggu ibu mereka mengikuti RAT(Rapat Anggota Tahunan) Koperasi WanitaLKP Krido Mulyo, Kamis (17/2). Atas, anak-anak dari anggota LKP Rukun Santoso,Klisat,Srihardono, saat RAT di MI Al Anwar,Nangsri,Minggu (20/2). Di tiap RAT, anak-anak adalah sosok yang selalu hadir.

    FOTO DEDI H PURWADI

  • 8/3/2019 KORAN KRIDA edisi4

    6/8

    6 KRIDA NOMOR 4, TAHUN I EDISI FEBRURI 2011

    LAPORAN EMY CAYARANIKadisoro, Gilangharjo,Pandak

    Perempuan berdagang sayuran,buah,ataupun pakaian itu biasa. Perempuanberdagang atau jadi pedagang ayamkampung, tak lazim. Bisnis ini umumnyadilakukan pria. Namun Puji Lestari (30)melakukan yang tak lazim itu. Bahkanpekerjaan ini sudah dijalaninya hampir limatahun.

    Ia memilih berdagang atau jadipedagang ayam kampung, didorongtekadnya membantu suami meningkatkanperekonomian rumah tangga, dan karenaingin mandiri. Suaminya tak mengharuskan

    dia bekerja.Sebelum berdagang ayam, perempuan

    warga Dagen RT 07 Kadisoro, Gilangharjo,Pandak, Bantul, ini seorang buruh pembuatemping melinjo. Pekerjaan ini dijalaninyaselama tujuh tahun, sejak 1998 hingga2005.

    Dari pekerjaan thutuk (memipihkan bijimelinjo menjadi emping) dia mendapatupah Rp 2.000 per kilogram. Sehari diamampu thutukantara 5 7 kilogram. Ituberarti per hari dia berpenghasilan Rp10.000 Rp 20.000.

    Karena dirasakan penghasilan darithutuk kurang mencukupi dan tidakseimbang dengan tenaga yang dikeluarkan,Puji bertekad mengikuti jejak Fajar Ramlan,suaminya, berjualan ayam. Awalnya dia ikutsuami berjualan sambil belajar seluk belukberdagang ayam, terutama menentukanharga. Kini, dia bisa dikatakan sudah mahir.

    Sebagai pedagang ayam dia harusmencari ayam dengan berkeliling lalumenjualnya kembali.

    Saya cari dagangan keliling jalan jalurhari pasaran Jawa. Misalnya, jika Kliwon

    saya menunggu di jalan yang menujuPasar Bantul (hari pasaran Pasar Bantul

    y a i t uKliwon), ujaribu satu anakini kepadaK r i d a ,pertengahanJanuari lalu.Kemudian,iamenjualnyad i b a n t us u a m i . Ayam-ayam itu biasanya dijual di PasarBantul, Mangiran dan Gumulan.

    Mulai SubuhPuji mengaku modal awal usahanya

    hanya Rp 700 ribu. Setelah ada LKP(Lembaga Keuangan Perempuan) Lestari diPedukuhan Kadisoro tahun 2007 ia bisameminjam uang untuk tambahan modal.Awalnya ia meminjam Rp 500 ribu.

    Dari usaha berdagang ayam yangdimulai pukul 04.30 hingga pukul 09.00 Pujibisa mendapatkan keuntungan berkisar Rp20.000-Rp 30.000 per hari.

    Meskipun keuntungan yang didapat tidak

    banyak, ia mengaku senang. Meski begitu,keuntungan bisa saja meningkat. Saya bisa

    dapat untung banyak kalau pas harga ayamnaik. Sebab, para pedagang saling jor-joran

    harga, katanya.Pada saat seperti itu, katanya, dalam

    sehari ia bisa mendapat keuntungan antaraRp 100 ribu Rp 200 ribu per keranjangayam yang berisi sekitar 30-35 ayam.

    Dalam berdagang risiko merupakan halbiasa. Ada untung juga ada ruginya. Jikaharga ayam turun, keuntungan yang didapatpun sedikit. Jika musim gering, banyakayam mati.

    Tapi jika dibandingkan untung danruginya, ujar Puji, masih lebih banyakuntungnya.

    Maka, tak heran, ia merasa rugi jika takberjualan. Karena hasilnya lumayan. (*)

    Dari Buruh Emping ke Pedagang Ayam

    Adang-adang- PujiLestari (30) menunggu

    warga yang akan menjualayam, di tepi jalan diSindon, Pajangan, Ban-tul, Minggu (13/2). Ayamkemudian dijualnya lagidi pasar. Bagi pemilikayam yang tinggal jauhdari pasar, menjual ter-naknya ke Puji lebih

    efisien.

    FOTO: EMY CAYARANI

    Rapat Edisi Februari

    Rapat perencanaan penerbitan Kridaselalu berpindah tempat. Jika untukedisi Januari di Kadisoro, Gilangharjo,untuk menyiapkan edisi Februari inirapat dilakukan di rumah Ibu Tin Rat-manta, Joho, Jambidan, Banguntapan,Selasa 15 Februari 2010. Rapat re-daksi dihadiri Tin Ratmanta dan Sri

    Nur-yanti (Jambidan), Emy Cayaranidan Umi Narsih (Gilangharjo), KhulilKhasanah (Wonolelo), Ismay Prihastutidan Dedi (LP3Y). FOTO DEDI H PURWADI

  • 8/3/2019 KORAN KRIDA edisi4

    7/8

    KridaIkut Workshop Monitoring Anggaran di Makassar

    LAPORAN UMI NARSIH

    Kadisoro, Gilangharjo,Pandak

    Selama tiga hari, 8-10 Januari lalu, redaksiKrida Umi Narsih yang tinggal di Kadisoro,Gilangharjo, Pandak, mengikuti workshopnasional Komite Pemantau Legislatif (Kopel) diHotel Sahid, Makassar. Workshopdiselenggarakan Kantor Pusat Kopel yangberalamat di Jl Batua Raya 9 No 3, Makassar,Sulawesi Selatan.

    W o r k s h o p b e r t e m a P e r a n a nCSO/CivilSociety Organization dan Media dalamMonitoring Akuntabilitas Anggaran danPembentukan Forum Mailing List ini bertujuan

    meningkatkan kualitas kehidupan masyarakatmiskin di Pare-pare, Bantul dan Kupang,sebagai hasil dari anggaran yang transparan,efektif efisien dan akuntabel lokal dan pelayananpublik.

    Pelaksanaan workshop merupakan kerjasamaKopel,Komisi Uni Eropa untuk Indonesia danBrunei Darussalam. Adapun program Kopel yaitukonsolidasi masyarakatsipil dan monitoringakuntabilitas anggaran di tiga daerah, yaituKabupaten Bantul, Kupang dan Kota Pare-pare,Sulawesi.

    Workshop ini dihadiri 41 orang peserta.Sebanyak 17 orang dari Pare-pare, masing-masing sembilan orang dari Bantul dan Kupang,dan selebihnya dari Makassar sebagaipenyelenggara. Peserta terdiri dari unsurmasyarakat sipil, organisasi keagamaan danmedia (koran dan radio).

    Peserta dari Bantul, selain Umi Narsih yang juga anggota Jarak Bantul, yaitu Nur Khasanah

    (Muslimat NU), Arin Mamlakah Kalamika (IPNU),Muhyidin (Lakpesdam), Abu Sabikis (WargaPeduli Anggaran), Andreas Tri Pamungkas(Harian Jogja), Mardiyono (JRKY), DassarWidodo (FO Bantul) dan Niken Hapsari Dewi

    ( CSO Kopel Bantul).Hari pertama workshop diisi perkenalan dan

    orientasi dari Kopel. Hari kedua, mendiskusikan Anggaran dan Responsive Gender denganpembicara Zohra Andi Baso, aktivis perempuandan Presidium Nasional KPI Sulawesi Selatan.Selain itu mendiskusikan topik MenganalisisLaporan Keuangan Pertanggungjawaban danhasil audit BPK dengan pembicara anggotaDPRD Sulawesi Selatan, Idris Patarai. Diskusipada hari terakhir yaitu bertopik MembangunJaringan Advokasi Anggaran.

    Peserta berharap pertemuan ini bisaberkelanjutan untuk mencapai tujuanmemper juangkan rakya t kec i l danmenilai/mengritisi anggaran. Disepakati, untuk

    mencapai tujuan tersebut perlu sinergi antaramedia massa dan LSM. Wartawan dinilai bisamenutupi kekurangan pegiat LSM yang biasanyagagap dalam mengemas isu-isu advokasimenjadi berita yang gampang dicerna publik.(*)

    7KRIDANOMOR 4, TAHUN I EDISI FEBRURI 2011

    LAPORAN EMY CAYARANIKadisoro, Gilangharjo,Pandak

    GILANGHARJO,KRIDA--Belum selesaikasus Demam Berdarah, menyusulpenyakit berbahaya lainnya, leptospirosis!

    Karena belum semua warga tahu,khususnya warga Kadisoro, Gilangharjo,Pandak, pada pertemuan PKK di rumahEmy Sugiarti, warga RT 05, Minggupertengahan Februari 2011, diadakansosialisasi leptospirosis. Sosialisasidisampaikan Ketua PKK Kadisoro yangjuga kader kesehatan, Wening Restuwati.

    Pada pertemuan, isteri Kepala DukuhKad isoro in i mengatakan bahwa

    leptospirosis sebenarnya penyakit yangsudah lama ada, tapi kini muncul lagi.Penyebabnya tikus.

    Penyakit ini bisamenyebabkankematian, ujarnya.

    Wening melanjutkan,Leptospirosisadalah penyakit yang dialami manusia danhewan, yang disebabkan kuman leptospira.Kuman ini ditemukan dalam air seni dansel-sel hewan yang terkena.

    Angka kematian akibat penyakit initergolong cukup tinggi. Di Indonesia,katanya, mencapai 16,45%. Bahkan untuk

    usia di atas 50 tahun mencapai 56%.

    GejalaDijelaskan Wening, gejala leptospirosis

    umumnya demam, sakit kepala berat, nyeriotot, gerah,muntah dan mata merah.

    Gejala ini bisa menyerupai gejala flu,s e h i n g g a s a n g a t m e n y u l i t k a n

    diagnosis,kata kader kesehatan di Kadisoroini.

    Adapun penderita leptospirosis lanjut,

    termasuk yang disebut penyakit Weil, yaitumengalami kegagalan ginjal,skit kuning danperdarahan pada kulit dan selaput lendir.Leptospirosis yang parah, kata Weningmengingatkan,terkadang dapat merenggutnyawa.

    Kuman leptospira ini biasanya memasukitubuh lewat luka atau lecet pada kulit.Kadang-kadang melalui selaput di dalammulut, hidung dan mata.

    PenularanMenurut Ketua PKK Kadisoro, penularan

    leptospirosisbisa terjadi setelah seseorangtersentuh oleh air kencing hewan, terutamatikus. Tanah,lumpur, atau air yang tercemarair kencing hewan pembawa kumanleptospira bisa menjadi sumber infeksi.

    Leptospirosis bisa menyerang siapapun.apalagi mereka yang sering menyentuhbinatang, air, lumpur, tanah dan tanamanyang dicemari air kencing binatang. Selainitu ada beberapa pekerjaan yang berisikomisalnya petani, dokter hewan, karyawanpejagalan,serta petani tebu dan pisang.

    Pencegahan Adapun cara mencegah leptospirosis,

    kata Wening, di antaranya menutup setiapluka atau lecet dan bekas kutu air denganpembalu t kedap a i r . Kemud ianmenggunakan pelindung, misalnya sarungtangan, pelindung mata, jubah kain dansepatu bila menangani binatang yang

    mungkin terkena leptospira, terutama jikaada kemungkinan menyentuh air seninya.

    Selain itu, pakailah sarung tangan jika

    menangani ari-ari hewan, janinnya yangmati di dalam maupun digugurkan ataumenyentuh dagingnya, katanya.

    Dia juga mengingatkan agar segeramandi setelah bekerja dan mencuci tangandengan sabun lalu mengeringkan tangansetelah menangani apapun yang mungkinterkena leptospira.

    Jangan makan atau merokok sambilmenangani binatang yang mungkin terkena.Cuci dan keringkan tangan sebelum makanatau merokok,ujar Wening.

    Diingatkan juga agar warga mengikuti

    anjuran dokter hewan ketika memberi vaksinpada hewan.

    Menerapkan PHBSSelain menerapkan pencegahan

    tersebut, Wening mengingatkan pentingnyawarga selalu waspada dan menjagakebersihan di dalam rumah dan lingkungansekitar.

    Ajakannya dikuatkan Fitriyani, Ketua Aisiyah Ranting Gilangharjo dan Tatikpegawai Dinas Sosial, keduanya wargaKadisoro. Fitriyani dan Tatik mengajak

    anggota PKK dan keluarganya menerapkanPHBS,Pola Hidup Bersih dan Sehat.

    Penerapan PHBS ada tiga, yaitu PHBSdi rumah, PHBS di lingkungan dan PHBS ditempat kerja, kata Tatik, yang juga istriC am at B am bang l i pu r o s em ba r imengingatkan agar sosialisasi ini di-gethoktular-kan ke tetangga. (*)

    PKK Kadisoro Sosialisasi Leptospirosis

  • 8/3/2019 KORAN KRIDA edisi4

    8/8

    pepaya sebanyak itu?KWT Mawar Biru

    yang diketuai Warsidahkemudian mengajukan

    permohonan lahankepada PemerintahKelurahan Jambidanuntuk menanam bibittanaman tersebut.

    A l h a m d u l i l l a h .Permohonan tersebutdikabulkan.

    KWT Mawar Birumendapat pinjamanlahan kas desa berupasawah seluas 1.000meter persegi di

    sebelah timur KampungKepanjen, Jambidan.

    Di lahan itu lalu anggota KWT Mawar Birumenanam ke 125 bibit pisang dan pepaya.

    Namun, karena curah hujan yang terlalubanyak, tanaman pepaya semuanya mati.Meskipun para anggota sudah merawatnyadengan baik, secara bergiliran. Tinggaltanaman pisang yang bertahan dan, hinggatulisan ini dibuat, tumbuh subur.

    Para anggota berharap, usaha merekamembuahkan hasil loptimal sehingga dapatmenambah kesejahteraan KWT Mawar Biru.

    (*)

    DARI PEMBACA

    Knp hny di 5 desa?Salam knl, sy Dewi, tigl di kec. Bantul. Sy dpt Krida dari teman sy,ibu Umi Narsih koresponden Krida,

    waktu sama2 workshop di Makassar.Artikelnya menarik n berbobot. Tp sayng knp hny di 5 desa?Apa alasannya?Pertanyaan lainnya, pngdaran Krida kmn sj n trget pngdaran Krida selain media kmnksi n infrms knp hrz

    dbtsi skup wilyh 5 desa, sy ty k bbrp org, ingin juga dpt Kridan dpt nilai positivdg kehadiran Krida.Intiny, sy mnyambut baik kehadiran Krida meramaikann Pers Bantul.TqNiken Hapsari DewiKOPEL, Komite Pemantau Legislatif, Bantul, Jl Dewi Sartika, Gandekan, Bantul (via SMS)

    Terima kasih atas apresiasi Anda terhadap media komunitas ini. Krida hanya hadir dan berisikabar di lima desa, karena keterkaitan dengan program Warga Bermedia yang diselenggarakanLP3Y. Program ini selain menerbitkan Krida, membantu penyelenggaraan dan pendirian radiokomunitas di lima desa.

    Program Warga Bermedia bagian dari kerja kolaborasi LP3Y dengan ASPPUK (AsosiasiPendamping Perempuan Usaha Kecil) dan IDEA (Institute for Development and Economic Anal-isys).

    Warga di lima desa ini merupakan mitra dampingan kolaborasi LP3Y- IDEA-ASPPUK (mulaiMei 2010) sebagai kelanjutan program pada Mei 2007-April 2008. Saat itu warga di lima desamenjadi mitra dampingan kolaborasi bersama delapan LSM lain yang berjejaring dalam programterpadu pemulihan sosial-ekonomi-budaya pascagempa.

    Krida diharapkan menjadi wadah dan ruang bagi warga, khususnya perempuan, untuk infor-masi dan komunikasi, terutama dalam aktivitas ekonomi. Perempuan pula jurnalisnya. Mereka

    menjadi jurnalis warga (citizen journalist). Krida pun diharapkan bisa menjadi salah satu mediapemberdayaan warga, khususnya perempuan.Untuk sementara, sirkulasi Krida memang terbatas di lima desa. Itu pun belum bisa men-

    jangkau seluruh warga. Mudah-mudahan kami bisa menjaga kesinambungan penerbitanKridadengan isi lebih baik, space lebih banyak dan peredaran lebih luas. (*)

    DITERBITKAN OLEH LP3Y (LEMBAGA PENELITIAN PENDIDIKANDAN PENERBITAN YOGYA) SEBAGAI MEDIA INFORMASI DANKOMUNIKASI AKTIVITAS PEREMPUAN LIMA DESA DI BANTUL.

    PENERBITAN DIDUKUNG THE FORD FOUNDATION.TERBIT PERDANA NOVEMBER 2010

    PENANGGUNGJAWAB:PROGRAM OFFICER PROGRAM WARGA BERMEDIA LP3Y-FF

    REDAKSI:

    KARTINAH RATMANTA, DWI HARYATI, SRI NURYANTI (Jambidan,Banguntapan)UMI NARSIH, EMY CAYARANI (Gilangharjo, Pandak)KHULIL KHASANAH, ENI AROFAH, NUR AROFAH (Wonolelo, Pleret)V MEI DIANA, ISTRIYANTI (Mulyodadi, Bambanglipuro) SRI RAHAYU,DWI PUJI ASTUTI (Srihardono, Pundong)AGOES WIDHARTONO, DEDIH PURWADI

    ALAMAT REDAKSI:LP3Y, JL KALIURANG KM 13,7, NGEMPLAK, SLEMAN

    YOGYAKARTATELP: 0274-896016

    E-MAIL: [email protected] REDAKSI: 0813-2878-2156

    SEBAGIAN BESAR REPORTASE/ARTIKEL MERUPAKAN KARYAWARGA DI LIMA DESA DI BANTUL

    BERITA KEGIATAN, SURAT, BISA DIKIRIM LANGSUNG KEREDAKSI, via E-MAIL ATAU PERWAKILAN REDAKSI DI

    MASING-MASING DESA. NASKAH BOLEH DITULISTANGAN, PANJANG MAKSIMAL 1,5 HALAMAN KUARTO .

    NASKAH DISERTAI NAMA, ALAMAT, TELEPON

    Binangun, Jambidan. Jumlah dana sekitarRp 3,5 juta.

    Pada 2-4 Agustus 2010 anggota KWTMawar Biru mendapat pelatihan dari DinasPertanian Provinsi DIY dalam SekolahLapangan Hortikultura dalam RangkaOptimal isasi Pemanfaatan LahanPekarangan.

    Usai pelatihan, KWT Mawar Birumenerima bibit pisang dan kates (pepaya),masing-masing 125 batang, dari DinasPertanian DIY.

    Akan ditanam di mana bibit pisang dan

    LAPORAN TIN RATMANTAJoho, Jambidan, Banguntapan

    Bermula dari pelatihan

    per tan ian khusus un tukBudidaya Sayuran dalam Potselama tiga hari pada Januari2009 di Desa Jambidan,Banguntapan, terbentuklahKelompok Wanita Tani (KWT)Mawar Biru.

    Anggota KWT Mawar Biruadalah 30 ibu-ibu warga DesaJambidan. Mereka berasal daritujuh dusun di desa ini.

    Untuk me langsungkankegiatannya, sacara rutin

    kelompok in i mengadakanpertemuan sebulan sekali. Pertemuan rutinini selalu dihadiri Petugas PelaksanaLapangan (PPL) dari KecamatanBanguntapan atau pengurus GabunganKelompok Tani (Gapoktan) Desa Jambidan.

    Guna menambah pengetahuan danketerampilan anggota KWT Mawar Birupernah mengikuti Pelatihan Budidaya JamurTiram pada Februari 2010. Pelatihan inimendapat dana dari Program NasionalPemberdayaan Masyarakat MandiriPerkotaan (PNPM-MP) lewat Badan

    Keswadayaan Masyarakat (BKM) Jambidan

    Manfaatkan Lahan Kas Desa, Mawar Biru Tanam Pisang

    KRIDA

    FOTO DOK TIN RATMANTA

    Anggota KWT Mawar Biru Jambidan merawat kebun pisang milik kelompok, Januari2011 lalu.