koran barometer 17 juni 13

2
email : [email protected] 1) Briptu Pria Yustianto (26), lepas tugas dari anggota Unit Dalmas Satuan Sab- hara Polrestabes Semarang Kamis (15/6), sekitar pukul 22.00. 2) Dia sempat menuju TKP dan pamit kepada teman- temannya hendak jalan- jalan. Tapi tak lama ke- mudian menenggak miras jenis Congyang di Jalan Pahlawan. 3) Jum’at (15/6) sekitar pukul 03.00. Briptu Pria Yustianto tiba di kantor PT. Tunas Artha Graha (TAG) di Jalan Guntur No 26, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang. 4) Briptu Pria yang mengena- kan pakaian preman: celana pendek, jaket dan helm SEMARANG - Oknum anggota Unit Dalmas Satuan Sabhara Polrestabes Sema- rang, Briptu Pria Yustianto (26) mendapat kecaman keras dari sejumlah pihak. Central Java Police Watch (CJPW) mende- sak kepolisian memecat Briptu Pria Yustianto yang telah melakukan penembakan terhadap Menghitung Biaya Pendidikan Anak Kepolisian Didesak Pecat Briptu P SUATU hari di Supermarket, Sardot sedang belanja, tapi dia mulai risih, karena dari tadi dia selalu di ikutin seorang ibu-ibu. Setelah mendekati kasir, si Ibu tersebut langsung bicara Daaaa Mamaaaa Kepala Satpam Tembus Ditembak POLISI SOK JADI KOBOI Baca Kepolisian...hal 11 SEJUMLAH aktivis anti korupsi menilai Kejati tidak becus menangani kasus dugaan korupsi ini. Padahal kasus ini telah di- tangani oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah sejak tanggal 29 Januari 2009 silam. Namun hingga saat ini mangkrak. Wakil Ketua KPK bidang penindakan, Bambang Widjayanto mengatakan, KPK be- sar kemungkinan akan membongkar kembali MENGHITUNG biaya pendidikan anak sama pentingnya dengan kebutuhan pokok keseharian keluarga. Hal ini tentu men- jadi salah satu masalah yang harus dirincikan Baca Menghitung...hal 11 SEMARANG- Nama instansi kepolisian kembali tercoreng. Seorang anggota dari Unit Dalmas Satuan Sabhara Polrestabes Semarang, Briptu Pria Yustianto (26), ber- buat konyol. Dia menembak mati seorang karyawan PT Tunas Artha Grahatama (TAG), Nuki Nugroho (25), warga Jalan Lamper Mijen RT 03 RW 05 Kelurahan Lamper Tengah, Se- marang Selatan, Sabtu (15/6) dinihari. Ironisnya, Briptu Pria ditengarai sedang mabuk akibat minuman keras jenis Cong- yang. Peluru yang dihempaskan melalui mulut pistol itu menembus pelipis kepala Baca KPK Ambil...hal 11 Baca Kronologis...hal 11 Baca Daaaa...hal 11 Baca Menang Undian...hal 11 SEMARANG - Seorang siswi kelas VII SMP di Semarang tidak diketahui kabar dan keberadaan- nya sejak meninggalkan rumah Selasa (11/6) lalu. Siswi berprestasi dan selalu mendapat ranking di kelasnya itu bernama Dinda Wahyu Rahmadika (14). Diduga, Dinda kabur dan tinggal bersama teman laki-lakinya. Bapak korban, Ahmadi (52), warga Jalan Tepo Kusumo I nomor 1 RT 01 RW 18, Kelurahan Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan, Semarang akhirnya melapor ke Pol- restabes Semarang, Minggu (16/6). “Saat itu pamitnya pergi ke tempat les, sore sekitar pukul 16.00. Tempat lesnya itu hanya 100 meter dari rumah,” terang Ahmadi kepada petugas Sentra Pelayanan Kepoli- sian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang, kemarin. Ahmadi mengungkapkan, saat dihubungi nomor polsel anaknya Lagi, Siswi SMP Digondol Teman FB Lagi, Siswi SMP Digondol Teman FB SEMARANG - Komisi Pember- antasan Korupsi (KPK) akan mengambil alih kasus dugaan korupsi proyek pembangunan gedung BNI 46 Kantor Wilayah Semarang di Jalan Dr. Cipto 128 Semarang. REMBANG- Akibat ulah ugal-ugalan seorang sopir bus mini yang tidak sabar berakibat fatal, Sabtu (15/6) sekitar pukul 11.00, seorang guru SMA Santa Maria Rembang, meregang nyawa setelah sepeda motornya diseruduk mini bus yang melaju ugal-ugalan di Perempatan Jaeni, Rem- bang Kota. Peristiwa nahas yang menewaskan, Riyanto (32), warga Baca Diseruduk Bus...hal 11 Diseruduk Bus, Guru SMA Tewas Siswi SD Nyaris DIPERKOSA DI ANGKOT Senin, 17 Juni 2013 SEMARANG – Aksi pelecehan seksual di dalam angkutan kota (angkot) menghantui Kota Semarang. Kali ini seorang siswi kelas V Sekolah Dasar berini- sial Fa (10) nyaris menjadi korbannya. Paris Jackson BARUSARI Memenangkan un- dian mobil Toyota Avanza, Retno Su- darini (40), warga Jalan Borobudur, Kembangarum, Se- marang ini malah tekor Rp 3,5 juta. Pasalnya, undian tersebut ternyata dari seorang pen- ipu. Retno akhirnya melapor ke Sentra Pelay- anan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang, Minggu (16/6). Dalam laporan itu, pelaku mengaku bernama Sugeng Raharjo. KPK Ambil Alih Korupsi BNI Baca Siswi SD...hal 11 Ungkap Mengapa Mencoba Bunuh Diri Baca Lagi, Siswi...hal 11 Menang Undian Avanza, Tekor 3,5 Juta Kronologis Insiden “Pistol Maut” Mangkrak 3 Tahun Kejati Dinilai Tidak Becus PARIS Jackson, putri Michael Jack- son mencoba un- tuk mengakhiri hidupnya den- gan jalan pintas. Alasan Paris nekat men- coba bunuh diri me- mang masih misteri. Namun, sejum- lah speku- lasi muncul Baca Polisi Sok...hal 11 Foto Briptu Pria Yustianto, koleksi teman-teman korban sebelum kejadian. Jenazah korban saat dirawat di RSUP dr Kariadi. Jenazah korban saat dimakamkan. foto: barometer Kantor BNI 46 di Jalan Dr. Cipto Semarang. foto: catur

Upload: koran-barometer

Post on 01-Dec-2015

73 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Koran Barometer 17 Juni 13

email : [email protected]

1) Briptu Pria Yustianto (26), lepas tugas dari anggota Unit Dalmas Satuan Sab-hara Polrestabes Semarang Kamis (15/6), sekitar pukul 22.00.

2) Dia sempat menuju TKP dan pamit kepada teman-temannya hendak jalan-jalan. Tapi tak lama ke-mudian menenggak miras jenis Congyang di Jalan Pahlawan.

3) Jum’at (15/6) sekitar pukul 03.00. Briptu Pria Yustianto tiba di kantor PT. Tunas Artha Graha (TAG) di Jalan Guntur No 26, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang.

4) Briptu Pria yang mengena-kan pakaian preman: celana pendek, jaket dan helm

SEMARANG - Oknum anggota Unit Dalmas Satuan Sabhara Polrestabes Sema-rang, Briptu Pria Yustianto (26) mendapat kecaman keras dari sejumlah pihak.

Central Java Police Watch (CJPW) mende-sak kepolisian memecat Briptu Pria Yustianto yang telah melakukan penembakan terhadap

Menghitung Biaya Pendidikan Anak

Kepolisian Didesak Pecat Briptu P

SUATU hari di Supermarket, Sardot sedang belanja, tapi dia mulai risih, karena dari tadi dia selalu di ikutin seorang ibu-ibu. Setelah mendekati kasir, si Ibu tersebut langsung bicara

Daaaa Mamaaaa

Kepala Satpam Tembus Ditembak

POLISI SOK JADI KOBOI

Baca Kepolisian...hal 11

SEJUMLAH aktivis anti korupsi menilai Kejati tidak becus menangani kasus dugaan korupsi ini. Padahal kasus ini telah di-tangani oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah sejak tanggal 29 Januari 2009 silam. Namun hingga saat ini mangkrak.

Wakil Ketua KPK bidang penindakan, Bambang Widjayanto mengatakan, KPK be-sar kemungkinan akan membongkar kembali

M E N G H I T U N G b i ay a p e n d i d i k a n anak  sama pentingnya dengan kebutuhan pokok keseharian keluarga. Hal ini tentu men-jadi salah satu masalah yang harus dirincikan

Baca Menghitung...hal 11

SEMARANG- Nama instansi kepolisian kembali tercoreng. Seorang anggota dari Unit Dalmas Satuan Sabhara Polrestabes Semarang, Briptu Pria Yustianto (26), ber-buat konyol. Dia menembak mati seorang karyawan PT Tunas Artha Grahatama (TAG), Nuki Nugroho (25), warga Jalan Lamper Mijen

RT 03 RW 05 Kelurahan Lamper Tengah, Se-marang Selatan, Sabtu (15/6) dinihari. 

Ironisnya, Briptu Pria ditengarai sedang mabuk akibat minuman keras jenis Cong-yang. Peluru yang dihempaskan melalui mulut pistol itu menembus pelipis kepala

Baca KPK Ambil...hal 11

Baca Kronologis...hal 11

Baca Daaaa...hal 11

Baca Menang Undian...hal 11

SEMARANG - Seorang siswi kelas VII SMP di Semarang tidak diketahui kabar dan keberadaan-nya sejak meninggalkan rumah Selasa (11/6) lalu. Siswi berprestasi dan selalu mendapat ranking di kelasnya itu bernama Dinda Wahyu Rahmadika (14). Diduga, Dinda kabur dan tinggal bersama teman laki-lakinya. 

Bapak korban, Ahmadi (52), warga Jalan Tepo Kusumo I nomor 1 RT 01 RW 18, Kelurahan Muktiharjo

Kidul, Kecamatan Pedurungan, Semarang akhirnya melapor ke Pol-restabes Semarang, Minggu (16/6).

“Saat itu pamitnya pergi ke tempat les, sore sekitar pukul 16.00. Tempat lesnya itu hanya 100 meter dari rumah,” terang Ahmadi kepada petugas Sentra Pelayanan Kepoli-sian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang, kemarin. 

Ahmadi mengungkapkan, saat dihubungi nomor polsel anaknya

Lagi, Siswi SMP Digondol Teman FBLagi, Siswi SMP Digondol Teman FB

SEMARANG - Komisi Pember-antasan Korupsi (KPK) akan mengambil alih kasus dugaan korupsi proyek pembangunan gedung BNI 46 Kantor Wilayah Semarang di Jalan Dr. Cipto 128 Semarang.

REMBANG- Akibat ulah ugal-ugalan seorang sopir bus mini yang tidak sabar berakibat fatal, Sabtu (15/6) sekitar pukul 11.00, seorang guru SMA Santa Maria Rembang, meregang nyawa setelah sepeda motornya diseruduk mini bus yang melaju ugal-ugalan di Perempatan Jaeni, Rem-bang Kota.

Peristiwa nahas yang menewaskan, Riyanto (32), warga

Baca Diseruduk Bus...hal 11

Diseruduk Bus, Guru SMA Tewas

Siswi SD Nyaris DIPERKOSADI ANGKOT

Senin, 17 Juni 2013

SEMARANG – Aksi pelecehan seksual di dalam angkutan kota (angkot) menghantui Kota Semarang. Kali ini seorang siswi kelas V Sekolah Dasar berini-sial Fa (10) nyaris menjadi korbannya.

Paris Jackson

B A R U S A R I – Memenangkan un-dian mobil Toyota Avanza, Retno Su-darini (40), warga Jalan Borobudur, Kembangarum, Se-marang ini malah tekor Rp 3,5 juta. Pasalnya, undian tersebut ternyata dari seorang pen-ipu.

Retno akhirnya melapor ke Sentra Pelay-anan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang, Minggu (16/6). Dalam laporan itu, pelaku mengaku bernama Sugeng Raharjo.

KPK Ambil Alih Korupsi BNIBaca Siswi SD...hal 11

Ungkap Mengapa Mencoba Bunuh Diri

Baca Lagi, Siswi...hal 11

MenangUndianAvanza,

Tekor3,5 Juta

Kronologis Insiden

“Pistol Maut”

Mangkrak 3 Tahun Kejati Dinilai Tidak Becus

PARIS Jackson, putri Michael Jack-

son mencoba un-tuk mengakhiri hidupnya den-gan jalan pintas.

Alasan Paris nekat men-coba bunuh d i r i m e -mang masih m i s t e r i . N a m u n , s e j u m -

lah speku-lasi muncul

Baca Polisi Sok...hal 11

Kronologis

“Pistol Maut”

Foto Briptu Pria Yustianto, koleksi teman-teman korban sebelum kejadian. Jenazah korban saat dirawat di RSUP dr Kariadi. Jenazah korban saat dimakamkan. foto: barometer

Kantor BNI 46 di Jalan Dr. Cipto Semarang. foto: catur

Page 2: Koran Barometer 17 Juni 13

Niko Nugianto (25). Dia juga harus dijatuhi hukuman berat.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Central Java Police Watch, Aris Soenarto kepada sejumlah wartawan, Minggu (16/6). Hal tersebut harus dilakukan agar menjadi pelajaran berharga bagi instansi kepolisian untuk berikutnya.

“Kasus ini kesengajaan, itu pembunuhan, bukan kelalaian. Penembaknya sengaja men-garahkan ke kepala kok! Kalau kelalaian itu misalnya pistol

jatuh, kemudian pemantiknya terpacu dan proyektilnya men-genai orang lain,” terangnya.

Selain itu, kasus ini meru-pakan bukti lemahnya Penga-manan Internal (Paminal). Akibatkan anggota masih ber-keliaran membawa senjata api meski tidak pada waktunya. Aris mengatakan, jika Paminalnya kuat, insiden tersebut tidak mungkin terjadi.

“Komandan harus bertindak tegas dalam kasus-kasus pelang-garan disiplin, kode etik, apalagi

menyangkut masalah pidana,” tandasnya di kantornya Jalan Kawi 5 Nomor 564, Wonotingal, Candisari.

Dia menambahkan, dalam Peraturan Kepala Kepolisian Ne-gara Republik Indonesia Nomor 14, Tahun 2011 tentang Kode Etik Polri jelas tertulis pada pasal 22 tentang sanksi administratif.

Pasal itu mengatakan un-tuk melakukan rekomendasi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) melalui si-dang Komite Kode Etik Profesi

BAROMETERSenin, 17 Juni 2013 11Sambungan

email : [email protected]

KPK Ambil....................................................................................... dari hal 1

Kepolisian........................................................................................................................................................................................ dari hal 1

Menang Undian.................................................... dari hal 1

Siswi SD.............................................................................................. dari hal 1

Daaaa................................................................................................... dari hal 1

Diseruduk Bus...................................................... dari hal 1

Menghitung....................................................................................... dari hal 1dengan baik agar keuangan keluarga tetap stabil.

Untuk itu, ada baiknya jika Anda dan pasangan telah mempersiapkan biaya pen-didikan anak sejak usia dini. Biasanya bagi sebagian orang-tua yang memiliki penghasilan cukup, belum tentu mereka bisa merencanakan biaya pen-didikan sang buah hati.

Misalkan, kehidupan or-angtua yang boros dan se-lalu salah dalam pengelolaan uang. Untuk itu, ada baiknya Anda membuat perencanaan keuangan dengan baik ber-sama pasangan.

Berikut beberapa tips yang

dapat Anda lakukan bersama pasangan untuk  menghitung biaya pendidikan anak  dari usia dini hingga besar nantin-ya.

Hitunglah jenjang pendidi-kan yang akan ditempuh sang anak. Mulai dari taman kanak-kanak, SD, SMP, SMA, dan masa kuliahnya. Yang pastinya, Anda dan pasangan harus mengetahui kemana anak akan disekolahkan nantinya.

Orangtua harus meng-etahui biaya pendidikan yang harus dikeluarkan. Tidak ada salahnya jika Anda mencari tahu biaya pendidikan dari berbagai sekolah. Hal ini di-

lakukan untuk mendapatkan perbandingan dan fasilitas apa yang akan diterima anak.

Cobalah untuk lebih kreatif dalam mempersiapkan dana pendidikan sang buah hati. Misalkan, menyimpan dana di bank atau ikut serta dalam asuransi pendidikan. Ini san-gat berguna untuk masa depan sang anak.

Tetap fokus dan lebih he-mat jika Anda dan pasangan mengalami kekurangan dana. Sebaiknya, kurangi belanja berlebihan dan hal yang belum diperlukan. Misalkan membeli pakaian baru atau perlengka-pan lainnya.

Jika anak sudah masuk dalam bangku kuliah, ada baiknya Anda dan pasangan membantu mereka untuk me-milih sekolah yang tepat. Ingat, jangan paksa anak untuk selalu mengikuti kemauan orangtua.

Memberikan pendidikan yang sesuai kepada anak, ten-tunya menjadi kewajiban or-angtua. Salah satu kewajiban orangtua adalah  menghitung biaya pendidikan anak, agar hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak terca-pai. Pendidikan yang layak tersebutlah orangtua dapat mengajarkan mereka untuk lebih mandiri. (*)

Polisi Sok............................................................ dari hal 1seorang satpam PT. Tunas Artha Graha (TAG), di Jalan Guntur No 26, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang.

Korban tertembak di bagian kepala, yakni dari bagian belakang (kanan) tembus kepala depan (dekat pelipis dan telinga kiri). “Seharusnya pelaku mengem-balikan pistol ke Mapolrestabes setelah selesai tugas (Jum’at (14/6) malam sekira pukul 22.00),” terang Kapolda Jateng Irjen Dwi Priyatno, kemarin. 

Dwi mengatakan, Briptu Priya memang melakukan tugas penga-manan di PT TAG, perusahaan yang bergerak di bidang jasa pen-giriman uang untuk mesin ATM.

Namun karena rumahnya di Grobogan dia tidur di lokasi penembakan. “Peristiwa tersebut merupakan pidana karena kelala-ian hingga menyebabkan tewas,” terangnya. 

Meski demikian, lanjut Dwi, tidak ditemukan latar belakang kebencian hingga oknum tersebut menarik pelatuk pistol ke arah korban. “ Kami masih selidiki terkait pelaku dalam pengaruh miras. Namun hasil tes urinenya negatif,” jelasnya.

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Elan Subilan men-gatakan, bahwa usai lepas tugas (Jum’at, 14/6) sekira pukul 22.00, Briptu Priya pesta miras jenis congyang di Jalan Pahlawan, dekat Mapolda Jateng. “Usai lepas tugas,

dia (tersangka) beli congyang dan mabuk-mabukan di Jalan Pahla-wanan,” terangnya kemarin.

Dalam kondisi setengah ma-buk pelaku kemudian menuju ke PT TAG. Oleh pelaku, korban yang saat itu dalam keadaan tidur “tak sengaja” dibolongi batok kepalanya.  

Lanjut Elan, senpi Revolver seri RI-VI PINDAD X H219954 yang digunakan pelaku merupa-kan Inventaris dinas yang dibawa oleh Briptu Pria untuk mengawal pengisian uang ATM. “Senpi yang digunakan sudah kami amankan, sekarang pelaku sedang menjalani proses hukum,” paparnya.

D a l a m p e m e r i k s a a n sedikitnya terdapat dua saksi, yakni Widana Putra (26), warga Selokraman KG III - 1064 RT 049 RW XI, Purbayan, Koagede, Ban-tul, Yogyakarta dan Briptu Joko Mustofa, Anggota Sat Sabhara Polrestabes Semarang.

Informasi yang dihimpun Barometer, pelaku usai meneng-gak miras jenis Congyang di Jalan Pahlawan, pada Sabtu (15/6) dini-hari sekira pukul 03.00, pelaku tiba di lokasi kejadian. 

Berdasarkan keterangan saksi, tanpa sebab yang jelas, Briptu Pria datang dengan kemarahannya. Sambil membanting helm, berba-gai umpatan keluar dari mulutnya. “Tak tahu apa masalahnya, dia datang sudah marah-marah, sem-poyongan seperti orang mabuk,”

terang saksi.Sesampainya di dalam bas-

camp (ruang istirahat), Priya mengeluarkan pistolnya. Pistol itu diisi empat peluru kemudian digu-nakan untuk bercanda “layaknya koboi” atau main roulette.

Saat bercanda mengguna-kan senjata, tersangka sudah diingatkan oleh saksi, Widana, “ojo dolanan senjata nak ono s etan lewat.” Namun Br ip-tu Priya tidak menghiraukan. Semacam permainan keberun-tungan hidup-mati, usai diputar ujung pistol itu kemudian diar-ahkan ke bagian kepala saksi, Widana. Namun hingga pelatuk ditarik tak terjadi ledakan. Pistol tersebut kemudian diputar lagi dan kembali ditembakan, namun tetap masih kosong. 

Briptu Pria semakin menjadi-jadi, moncong senpi itu diarahkan ke kepala korban bagian belakang. Saat itu korban sedang tidur den-gan posisi miring. “Tiba-tiba dor! pistol meledak, peluru menembus kepala korban hingga ke depan,” ujarnya.

Kejadian menggemparkan itu sempat membuat heboh. Teman-teman korban langsung melari-kannya ke RS Elizabeth. Namun, nyawa Nuki akhirnya tak tertolong akibat kepalanya diterobos pe-luru. Setelah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Provinsi dr Kari-adi, Nuki meninggal sekira pukul 04.30. (fuh/b2)

datang dalam kondisi mabuk. Di pos satpam PT. TAG, dia langsung banting helm.

5) Briptu Pria menghampiri korban yang sedang tidur di mess. Ada 3 orang sat-pam termasuk korban.

6) Briptu Pria sudah menggengam senpi jenis Revolver No Seri X H 219954. Dia sempat membuka magazine senpi.

7) Ada dua saksi: 1.  Widana Putra (26), warga Selokraman KG III-1064 RT 49 RW 11 Kel. Purbayan Kec. Koagede Bantul, Yogyakarta. 2. Briptu Joko Mustofa, anggota Sat Sabhara Pol-restabes Semarang, yg juga teman pelaku.

8) Briptu Pria arahkan Senpi ke arah saksi 1 dan menembakan sebanyak 2 kali, namun tidak meledak. Saksi 1 lantas terbangun dan menghalau pelaku agar tidak melakukan penembakan beri-kutnya.

9) Briptu Pria tak menghiraukan dan Jus-tru arahkan revolver itu ke arah kepala korban.

10) Tembakan pertama tidak meledak. Baru pada tembakan ke 2, Senpi tersebut meledak dan mengenai kepala korban.

11) Peluru menembus kepala dari bagian kanan ke kepala kiri. Korban kemudian di bawa ke RS Kariadi oleh pelaku ber-sama saksi.

12) Korban bersimbah darah dalam kead-aan kritis. Tak berselang lama mening-gal dunia di IGD RSUP Dr Kariadi.

13) Korban dan tersangka telah saling men-genal. Kesehariannya, mereka sering bertugas bersama, biasanya sering “guyon” bareng.

14) Siang sebelumnya, tersangka dan korban sempat foto bersama sambil membawa pistol revolver tersebut untuk action.

15) Pistol tersebut diisi 4 peluru. Saat kejadian, pelaku memainkan atau me-mutarkan pistol (roulette) bak seorang koboi.

16) Aksi penembakan tersebut terekam CCTV yang terpasang di lokasi kejadian.

Kronologis.................................................................................... dari hal 1

Lagi, Siswi......................................................................................... dari hal 1aktif, namun yang mengang-kat seorang laki-laki. “Saya hubungi yang ngangkat laki-laki, hanya bilang ‘halo’. Kami ajak bicara cuma diam saja,” ungkapnya.

Pihak keluarga mengaku, bahwa sebelum kepergian-nya, Dinda tidak ada masalah dalam keluarga. Hal itu tentu membuat Ahmadi dan kelu-arga kebingungan. 

Ia berujar, kekhawatiran itu mulai muncul saat jam pulang les Dinda tidak pulang. Hingga

larut malam, bahkan sampai keesokan harinya. “Kami juga cek di sekolahnya tiap hari. Tapi Dinda juga tidak masuk sekolah. Padahal di sekolah Dinda termasuk murid pintar. Selalu dapat ranking,” ujarnya.

Informasi untuk meng-etahui keberadaan Dinda pun buntu. Mulai dari teman se-kolah, sekitar rumah hingga sanak saudara tidak ada yang mengetahui dimana Dinda berada. “Hingga saat ini, Dinda tak sekalipun memberi ka-

bar ke rumah, kami khawatir sekali,” terangnya sedih.

Menurut Ahmadi, selama ini Dinda tidak pernah cerita jika mempunyai teman dekat seorang laki-laki. Diakui, ia hanya mengetahui Dinda ser-ing bermain dengan teman perempuan di lingkungan sekolah dan rumahnya. 

“Kami tidak tahu kalau Dinda mempunyai teman dekat laki-laki. Mungkin yang mengangkat telepon itu teman dekatnya. Tapi tidak mau ngo-

mong,” ujarnya.Keluarga berharap, dengan

adanya laporan di kepolisian, Dinda bisa cepat ditemukan, pulang dan kembali di tengah-tengah keluarga. Dipaparkan, Dinda mempunyai bertubuh tinggi sekitar 160 cm, kulit sawo matang, rambut coklat berombak. 

Bagi masyarakat yang mengetahui keberadaan Din-da, mohon bisa diinfokan ke 081329087934 atau ke kantor polisi terdekat. (fuh/b2)

Maafkan Aku................................................. dari hal 12Aku sudah rapi dalam balutan

seragam SMA ku. Rapi, Berjil-bab, tapi sembab. Aku bergegas memakai sepatu . Mamah sudah pergi. lemarinya kosong. Hanya ada baju-baju Ayah disana. Air mata kembali mengalir. 

“Sarapan nak??. Aku terhen-yak, Ayah mengulurkan tangan-nya. Wajahnya pucat, Banyak kesedihan tersirat di matanya. Aku tak kuasa menatap mata Letih itu lama-lama. Aku hanya menyung-gingkan seurat senyuman.

Lalu bergegas ke dapur, hanya ada telur disana. Entah mengapa, tiba-tiba serangkaian kalimat bo-doh keluar dari mulutku.

“Aku ga’ suka telur. Aku mau sarapan yang di bikin sama Mamah,”  lalu aku melaju pergi keluar dari rumah. Rasa sedih kembali menghantuiku. Tangisku semakin menjadi-jadi ketika aku melihat keluarga utuh, Ibu, Ayah, dan Anak. 

“Ya Allah cobaan apalagi yang Kau hadirkan untukku ya Rabb”  Sekilas aku menyalahkan Ayah yang kehilangan pekerjaan-nya. Menyalahkan Mamah yang pergi meninggalkan aku dan Ayah begitu saja. Sampai aku tersadar bahwa sekolahku sudah jauh

terlewat. Aku bergegas turun. “Mel, udah lah, tenang ajah, Allah pasti kasih buah manis setelah apel busuk yang kamu telan seka-rang. Udah, jangan sedih”.  Ersa terlihat khawatir melihat kead-aanku sekarang. Hanya dia yang tau keadaanku. hanya dia. 

“Mel, tadi gue liat Ayah loe, di jalan, lagi mungutin sampah. Ada kerja bakti sosial di kantor ayah loe??”. Aku termangut sedih Ersa mengelus-elus pundakku.

“Iyah, ada bakti sosial di kantor ayahnya”.  “Loh, tapi ko’ Melani nagis sih Sa??”.  “Mel-a n i l a g i g a’ e n a k b a d a n , ,” Hari berganti hari, Ulang Ta-hunku semakin dekat. Tinggal 5 hari lagi. Keadaan sekarang semakin membuatku terpuruk. Ayah sekarang hanya jadi tukang ojek, bahkan terkadang Ayah memungut sampah. Waktu se-makin membuatku menyalahkan Ayah. Entah apapun alasannya. Untuk beli beras pun aku sudah susah. Apalagi untuk membeli kue untuk Ulang Tahunku nanti. Ditambah pindahnya Ersa dari sekolahku karena keluarganya pindah. Keterpurukanku terka-dang membuatku menjadi manu-sia paling tidak bersyukur, selalu

berfikir bahwa Tuhan itu ga’ adil. Padahal jelas, aku masih memiliki Ayah yang sangat menyayangiku. “ M e l ? ? A s s a l a m u ’a l a i k u m Mel??”  Suara Riuh dari pintu depan terdengar sangat parau. Menggangu tidurku. ku langkah-kan kai ke pintu depan”Iyah pak, bu, ada apa?? Malam-malam be-gini ramai-ramai sekali??”. 

“Ayah mu Mel, Ayahmu ke-celakaan. Sekarang kita harus c e p at k e r u ma h s a k i t Te r-atai merah!! !”. Tanpa berka-ta apa-apa lagi, aku langsung bergegas, berlari secepatnya. Setelah kejadian itu, Ayahku Bisu dan Tuli,  setiap hari aku men-emukan tulisan itu pada bangku, meja, papan tulis, buku-buku pelajaranku. Bahkan tak jarang orang-orang jahat menuliskan serangkaian kalimat itu lalu men-empelkannya di punggungku. Aku muak. Aku lelah!!!!.

Aku ingin Ayah yang lebih baik dari ini. Ayah yang tak bisu dan tuli. Ayah, yang seperti Ayah-Ayah lainnya. Ayah yang bisa mendeng-ar harapan dan ketakutanku. Ayah yang berbicara, dan mengerti aku. Berharap lebih pun aku percuma. Tuhan tak akan mendengarkan do’aku. (bersambung)

berkas kasus tersebut. Pasalnya, KPK sejauh ini mendapat laporan soal dugaan penyimpangan dan sudah membentuk tim untuk mengkaji laporan yang masuk di meja KPK.

“Saya sudah mendapat info dari tim, bahwa pengaduan kasus penyimpangan pada pembangu-nan gedung BNI 46 sudah diterima di bagian Pengaduan Masyarakat (Dumas). Sekarang ini, laporan tersebut sedang dikaji oleh tim Du-mas,” kata Bambang Widjayanto yang dihubungi Barometer melalui telepon selulernya, kemarin.

Dengan rencana pengkajian itu, otomatis kasus yang me-nelan kerugian negara senilai Rp 15 Miliar itu mulai digelar. Itu berarti, laporan yang disampai-kan masyarakat melalui Komite Penyelidikan Pemberantasan Korupsi Kolusi dan Nepotisme Jawa Tengah bernomor 33/S/KP2 KKN /V/2013 ditanggapi serius oleh KPK.

Lebih lanjut, BW, begitu Bam-bang Widjayanto disapa, akan serius menindaklanjuti laporan yang diterima. Berdasarkan sum-ber yang diperoleh, laporan dari KP2KKN masuk melalui meja dumas. Jika tim Dumas menilai laporan valid dan cukup bukti,

akan diteruskan pada Koordi-nataor Supervisi (Korsup) untuk membentuk tim investigasi. Tim investigasi inilah yang nantinya turun ke Jateng untuk menelusuri data laporan yang sudah diterima.

Sebelumnya, Komite Pe-nyelidikan dan Pemberantasan Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KP2KKN) Jawa Tengah telah melaporkan kasus tersebut ke Komisi Pembarantasan Korupsi (KPK) dengan menggunakan per-timbangan audit investigasi yang dilakukan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jawa Tengah tahun 2009.

“Kami (KP2KKN) telah me-layangkan surat ke KPK dengan Nomor 33/SK/KP2KKN/VI/2013 tertanggal 10 Juni 2013, dengan melampiran 1 bendel hasil au-dit BPKP, “ terang Koordinator KP2KKN, Eko Haryanto kepada Barometer, kemarin.

Menurut Eko, berdasarkan laporan BPKP Nomor LHAI-88/PW11/5/2009 tertanggal 15 Januari 2009, atas audit inves-tigasi pembangunan Gedung BNI 05 Semarang, ditemukan angka kerugian negara sebesar Rp.15.543.018.750,00 (Rp 15,5 miliar).

“Jadi kami mendesak KPK un-

tuk melakukan peninjauan kem-bali. Alasan pertama, meneruskan laporan yang masuk ke kami. Kedua, karena kasus ini sudah dihentikan penyidikannya oleh Kejaksaan Tinggi pada tahun 2010. Padahal tahun 2009 keluar audit BPKP yang menyatakan adanya kerugian negara, “ tandas Eko.

Kejaksaan Tinggi Jawa Ten-gah sendiri, tambah Eko, pada tahun 2010 telah menghentikan penyidikan kasus tersebut mela-lui Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) Nomor 613/0.3/Fd.1/10/2010 tanggal 21 Oktober 2010. Saat itu Kepala Kejaksaan Tinggi dijabat oleh Salman Mar-yadi. “Kami minta agar KPK me-nelusuri kembali kasus ini. Sebab SP3 itu bukan jaminan untuk tidak bisa diteruskan lagi. Ini adalah langkah awal untuk membuka lembaran baru kasus tersebut,” tandas Eko Haryanto.

Sejalan dengan KP2KKN, Koordinator Gabungan Elemen Masyarakat Peduli Amanat Refor-masi (Gempar) Widjayanto men-gatakan, kasus tersebut berdasar-kan permintaan Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah sesuai No. Surat R-246/O.3.3/Dek.3/07/2008 tang-gal 28 Juli 2008 perihal permintaan bantuan Audit Investigasi. Dan

dari hasil pemeriksaan tersebut dengan jelas disebutkan bahwa telah terjadi penyimpangan.

“Penyimpangan tersebut di antaranya, jenis pondasi KSLL yang dipilih tidak mampu men-dukung beban bangunan, dan pelaksanaan pekerjaan cerucuk kayu dan minipele beton tidak sesuai dengan gambar rencana. sehingga menimbulkan dampak penyimpangan,” catatnya.

Sampai berakhirnya waktu Audit pada tanggal 31 Desember 2008, lanjut Widjayanto, PT BNI Persero belum dapat meman-faatkan gedung PT BNI Kanwil 05 Semarang sesuai dengan rencana investasi, sehingga terjadi keru-gian negara. Dalam hal ini PT BNI sebesar Rp.15.543.018.750,00 yang merupakan realisasi Pemba-yaran yang telah dilakukan kepada rekanan.

Terhadap masalah tersebut, kata dia, telah dilakukan ekspose di Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah pada tanggal 15 Januari 2008 dan pihak Kejaksaan Tinggi Jawa Ten-gah telah sepakat untuk menin-daklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku. “Tapi faktanya hingga detik ini perkara tersebut tidak ada kepastian hukumnya,” pung-kasnya. (nzr/roy/b2)

terkait insiden tersebut.Paris nekat menenggak 20

butir pil dan menyayat tangannya dengan pisau dapur. Ia melakukan hal tersebut diduga karena depresi berat dan tertekan. Ia disebut-sebut belum bisa menerima keny-ataan ayahnya telah  meninggal dunia. Beredar juga kabar lain yang mengatakan, Paris mencoba bunuh diri karena kecewa dilarang menonton konser Marilyn Man-son. Setelah tidak boleh menghad-iri konser tersebut, Paris menjadi marah dan uring-uringan.

Na mu n , s e p e r t i d i ku t i p dari  Gosip Artis Indonesia, ber-edar kabar baru terkait penyebab percobaan bunuh diri Paris, yakni

lantaran ia dan kakaknya, Prince Michael tak lagi akur.

Menurut sumber Gosip Artis Indonesia, remaja berusia 15 ta-hun itu memutuskan untuk bunuh diri setelah ia terlibat perteng-karan sengit dengan Prince. Prince tidak setuju adiknya menghabis-kan waktu dengan Rowe.

“Paris ingin hidup bersama ibunya, tetapi Prince mengingat-kan apa yang dikatakan ayahnya tentang Debbie. Prince merasa Paris telah mengkhianati ayahn-ya,” kata sumber tersebut.

Tetapi, Paris tak mempedu-likan keberatan kakaknya terse-but. Ia tetap bertemu Rowe dan tinggal bersama wanita tersebut.

Paris ingin mengenal dekat den-gan sosok ibunya.

“Dia senang bertemu ibunya. Paris suka cerita Debbie tentang Michael,” katanya.

Sejak itu, adik-kakak ini men-jadi musuh. Mereka memiliki pendapat masing-masing dan tak mau saling kompromi.  Perteng-karan  demi pertengkaran terus mewarnai hari-hari adik-kakak ini.

Namun, insiden percobaan bunuh diri Paris membuat kelu-arga ini kembali kompak. Terlihat tak ada jarak antara keluarga Michael dengan Debbie. Mereka saling bergantian mengunjungi Paris yang dipindah ke rumah sakit anak-anak di Los Angeles. (*)

Ungkap.................................................................. dari hal 1

ke SardotIbu : “Maaf Nak, dari tadi

saya ngikutin kamuSardot : “Ohh,,ya ga apa-

apa bu. Emang kenapa bu ngikutin saya ?

Ibu : “Maaf, nak, saya mengikuti kamu, karena kamu mirip dengan anak saya yang meninggal seminggu yang

lalu”Sardot : “Saya, turut ber-

duka ya Bu atas meninggalnya anak ibu

Ibu : “Terima kasih Nak. Sebelum ibu pergi dari sini, mau kah kamu bilang DAH MAMA nak!!! Agar rasa kan-gen ibu berkurang sama anak ibu

Sardot : “iya Bu) Sete-lah Ibu itu ada di pintu K e l u a r, D A H M A M A … . Setelah tiba giliran Sardot membayar di kasi

Sardot : “jadi berapa Mba ?Kasir : “Semua Rp 850.000

MasSardot : ????? What, saya

cuma beli Air mineral sama

Tisu. Ga salah mba harganya segitu ?

Kasir : “Maaf Mas, itu sudah kami jumlahkan dengan be-lanjaan ibu yang tadi, katanya belanjaannya dibayar anakn-ya, Anda Anaknya kan..?” S a r d o t : ? ? ? ? ? *(*(*^&^())_+_&**^& (tepuk jidad). (*)

Kelurahan Kutoharjo, RT 1/RW 3, Rembang Kota, bermula ke-tika korban mengendarai sepeda motor dari arah selatan, bermak-sud hendak belok ke kanan atau menuju jalan Dr Sutomo.

Bersamaan dengan lampu pengatur lalu lintas berwarna kun-ing. Ketika berada persis di tengah perempatan, motor korban tiba-tiba ditabrak dari belakang oleh bus mini jurusan Rembang-Blora nomor pol K 1555 AD, yang dike-mudikan Gunawan Khoirul Huda,

Warga Desa Tawangrejo RT 4/RW 4, Kecamatan Tunjungan, Blora.

Korban beserta motornya lang-sung terdorong sejauh tiga meter, Riyanto tersungkur dan mengalami luka parah di bagian kepala, meski korban segara dilarikan ke RSUD Dr Soetrasno, Rembang, akibat mengalami pendarahan hebat, korban akhirnya meninggal dunia. Kasat Lantas Polres Rembang, AKP Sugino melalui Kepala Unit Laka, Iptu Ismail mengatakan, dari hasil olah TKP, bus melaju kencang akan

berjalan lurus ke utara. “Ketika ada pengendara motor belok, jarak terlalu dekat dan akhirnya tabrakan tak bisa dihindari,” katanya.

Iptu Ismail menambahkan, seharusnya bus mini Rembang – Blora dilarang lewat Perempatan Jaeni dari arah selatan, tetapi setelah keluar kawasan stasiun ke timur, masuk Jl Dr Sutomo dan baru ke Perempatan Jaeni. “Kami sudah mengamankan sopir bus, untuk dimintai keterangan,” tan-das Ismail. (Yon/b2)

Dia hampir saja diperkosa oleh sejumlah pria saat perjalanan pulang dari sekolahnya di sebuah angkot jurusan Johar-Sampangan.

Beruntung, Fa berhasil melo-loskan diri dari sergapan pria jahat tersebut. Fa mengaku sempat disekap, tangannya dipegang kuat, rambutnya dijambak hingga baju seragam sekolah—bagian depan, sobek. “Pelakunya dua orang pria tak dikenal yang naik angkot juru-san Johar-Sampangan,”    ungkap Dwi (38) saat melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang, Minggu (16/6).

Warga Sekaran, Gunungpati ini menceritakan, peristiwa itu terjadi pada Kamis (13/6) sekitar

pukul 11.30. Saat itu, Fa hendak pulang dari sekolahnya yang bera-da di daerah Kranggan Semarang. 

Di dalam angkot, mulanya ada empat orang penumpang, terdiri dua wanita  dan dua le-laki.  Namun tak lama kemudian setelah berjalan, dua wanita itu turun. Sehingga di dalam angkot tinggal dua penumpang laki-laki dan sopir.

Seharusnya, angkot tersebut melewati jalur Simpang Lima, namun malah belok ke kiri, arah Mapolsek Semarang Tengah. Mengetahui rute angkot berubah, Fa memberanikan diri untuk ber-tanya kepada sopir. “Tapi sopir saat ditanya anak saya—men-jawab ‘lewat sini aja dik, di sana

ada operasi’.” terangnya. Fa mengaku takut kemudian

meminta untuk turun, tapi sopir angkot justru tidak memperbo-lehkan. Diduga, sopir angkot sudah bersekongkol dengan dua penumpang tersebut. Ternyata be-nar, tak berlangsung lama, kedua orang tak dikenal itu berusaha mendekati Fa dan menyentuh tubuhnya. Korban yang berontak terus dihalang-halangi dan di-pegang tangannya.

Fa terus berteriak dan berusa-ha melepaskan diri dari bekapan dua laki-laki tersebut. Sementara itu laju angkot semakin bertambah cepat. “Saya teriak tapi dibekap, tangan saya dipegangi, rambut saya dijambak, baju saya ditarik-

tarik,” papar gadis ranum itu.Di tengah keberingasan dua

pria itu, korban terus berusa-ha melepaskan diri dari pelaku. Ternyata keberuntungan masih berpihak pada Fa. Tepatnya saat angkot lewat di kawasan Pringga-ding, dekat gereja, Semarang Ten-gah. Lantaran terhalang kendaraan lain, angkot tersebut berjalan pelan. Kesempatan itu digunakan Fa untuk melompat dari angkot.

Tak berhenti di situ, gadis cilik yang mencoba lari terus dikejar dua pelaku, hingga akhirnya dia meminta bantuan kepada tukang becak yang mangkal di ujung  ja-lan. Kejadian itu akhirnya dilapor-kan di Mapolrestabes Semarang. (fuh/b2)

Diceritakan, kejadian itu ber-mula ketika Retno mendapat panggilan masuk di hand phonen-ya, pada Jum’at (14/6) sekitar pukul 11.00.  Di balik gagang tel-epon, Sugeng Raharjo melakukan aksinya. Dia menggunakan nomor telepon 085204872399. “Awalnya tidak begitu saya gubris. Saya juga tidak kenal orang itu,” terangnya kepada petugas.

Na m u n t e r n y a t a u j u n g pembicaraan itu berkesan ber-beda. Sontak Rento terbelalak saat namanya disebut sebagai

pemenang satu unit mobil dari undian minuman teh dalam kemasan.  “Katanya saya dapat mobil Avanza dari undian teh,” imbuhnya.

Saat Retno terbuai oleh an-gan-angannya itulah, pelaku mu-lai mengeluarkan jurus pamung-kasnya. Berdalih untuk biaya ad-ministrasi pelaku meminta korban untuk mentransferkan sejumlah uang.  “Katanya agar mobil bisa segera dikirim,” timpalnya.

Sesuai keinginan pelaku, uang senilai Rp 3,5 juta dikirimkan melalui

Bank BRI Jalan Pandanaran, Sema-rang. Korban masih belum “ngeh” jika ternyata ia telah terkena tipu daya. “Sampai di rumah, saya baru ngerasa ada yang ganjil. Lalu saya telepon nomor yang hubungi saya, tapi berkali-kali sudah tidak aktif,” ungkapnya kecewa.

Sadar menjadi korban peni-puan, korban akhirnya melapor-kan kasus itu ke pihak berwajib. Ia berharap dengan laporan itu, pelaku yang telah menggondol uangnya bisa segera ditangkap. (fuh/b2)

(KKEP) terhadap pelanggar yang dengan sengaja melakukan tin-dak pidana dengan ancaman hukuman pidana penjara em-pat tahun atau lebih dan telah diputus oleh pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

“Pasal yang paling tepat un-tuk menjerat pelaku yakni 338 KUHP dengan ancaman huku-man maksimal 15 tahun penjara.

sudah sepatutnya pelaku diproses secara hukum dan

dipecat dari kesatuannya,” ung-kap Aris yang mengaku prihatin atas insiden itu.

Disinggung, gampangnya anggota kepolisian membawa senjata api, Aris menyatakan, bahwa dalam prosedur telah dijelaskan adanya tes psikologi terhadap anggota. “Jika prose-dur tetapnya sudah dijalan-kan saya rasa tak ada kejadian semacam ini,” tandasnya.

Sebagaimana diberitakan

Briptu Priya telah menembak mati seorang karyawan PT Tu-nas Artha Grahatama, Nuji Nu-groho (25) warga Jalan Lamper Mijen RT 03 RW 05 Kelurahan Lamper Tengah, Semarang Se-latan. Nuki dibolongi kepalanya saat sedang tertidur pulas di ruang istirahat perusahaan di Jalan Guntur nomor 26, Ga-jahmungkur, Semarang, pada Sabtu (15/6), dinihari sekira pukul 03.30.

PT TAG merupakan perusa-haan yang bergerak di bidang jasa pengawalan dan penga-manan untuk pengisian uang Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sejumlah bank.

Saat ini Briptu Pria sedang menjalani proses pemeriksaan di Direktorat Reserse Kriminal Umum, Polda Jateng. Pelaku bakal dijerat dengan undang-undang tindak pidana murni serta sidang kode etik. (fuh/b2)