konvensi wina

Upload: galuh-dgal

Post on 04-Jun-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 Konvensi Wina

    1/9

    Page 1

    PEMBAHASAN

    I. Konvensi Wina 1961 (Hubungan Diplomatik)

    Ambassador (Duta besar)

    Hubungan Diplomatik dilakukan oleh perwakilan diplomatik yang dipimpin oleh

    diplomatik yang disebut dengan Duta Besar (Ambassador). Ambassador mewakili

    negara dalam mengurusi kepentingan publik Dalam Konvensi Wina (18 maret 1961)

    yang dihadiri kepala negara dari negara-negara Eropa dicapai persetujuan mengenai

    Perwakilan diplomatik Tingkatan Kepala Perwakilan Diplomatik

    A. Berdasarkan Konvensi wina disepakati ada 3 tingkat Kepala Perwakilan Diplomatik :

    1. Duta Besar (ambassador)

    2. Duta Berkuasa Penuh

    3. Kuasa usaha

    4. Dalam Konggres di Aix-la-chappele tahun 1818 disetujui adanya tambahan

    tingkat Kepala Perwakilan Diplomatik yaitu Ministers resident, yang ditempatkan

    diantara Duta Berkuasa penuh da Kuasa Usaha

    Dalam Konvensi Wina tanggal 18 April 1961 (Pasal 14 konvensi wina), Tingkatan

    Kepala perwakilan diplomatik disepakati 3 tingkat, yaitu;

    1. Duta Besar yang ditempatkan pada Kepala negara dan Kepala Missi yang

    tingkatannya sama

    2. Envoys Ministers dan internuncois yang ditempatkan pada kepala Negara

    3. Kuasa Usaha yang ditempatkan pada Menteri Luar Negeri

    4. Saat ini setiap negara yang merdeka dan berdaulat hampir selalu menempatkan

    perwakilan diplomatiknya disetiap negara

    5. Menurut kebiasaan internasional, semua wakil-wakil diplomatik yang

    ditempatkan pada suatu negara merupakan suatu kelompok diplomatik yang

    diketuai oleh salah seorang Dubes yang bertugas paling lama di negara tersebut,

    yang dikenal dengan sebutan Doyen.

  • 8/13/2019 Konvensi Wina

    2/9

    Page 2

    II. Prosedur Pengiriman dan Penerimaan Duta BesarSetiap negara mempunyai hak perwalian (right of leation). Ada dua macam hak

    perwalian yaitu:

    1. Hak perwalian pasif adalah hak suatu negara untuk menerima wakil diplomatic

    negara lain

    2. Hak perwakilan aktif adalah hak suatu negara untuk mengirimkan wakil diplomatic

    ke negara lain.

    Penempatan perwakilan diplomatic suatu negara ke negara lain hanya dapat

    dilakukan atas kesepakatan bersama (mutual consent) antar negara yang

    bersangkutan. Mengenai prosedur penerimaan duta besar dari suatu negara ke negara

    lain adalah sebagai berikut:

    Negara pengirim terlebuh dahulu menawakan calon tersebutyang akanditetapkan.

    Negara yang akan ditempati membalas apakah bersedia menerima atau tidak. Jika

    negara penerima menolak calon itu, maka calon yang bersangkutan disebut persona

    non grata (orang yang tidak disukai). Jika hal ini terjadi, maka negara penerima tidak

    perlu memberikan suatu alasan formal mengenai penolakan itu (the hostsate may with

    hold the agreement without giving any formal reasons columbis 1976, p.117 lihatjuga

    pasal 4 ayat 2 konvensi Wina 1961). Apabila negara penerima setuju untuk

    menerimanya, maka calon duta besar itu dinamakan persona grata, sedangkan

    persetujuan dari negara penerima itu diberikan dalam bentuk surat yang dinamakan

    agreement.

    Setelah calon dinyatakan dapat diterima oleh negara yang akan ditempati maka

    pemerintah negara pengirim lalu menyiapkan surat kepercayaan untuk calon yang

    bersangkutan. Surat kepercayaan ini di kenal dengan nama letter of oredence.

  • 8/13/2019 Konvensi Wina

    3/9

    Page 3

    III. Tugas/ fungsi Duta Besar

    Menurut konvensi Wina 1961, fungsi-fungsi missi diplomatik meliputi :

    1. Mewakili negara pengirim di negara penerima

    2. Melindungi kepentingan-kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di

    dalam negara penerima dalam batas-batas yang diizinkan oleh hukum internasional

    3. Berunding dengan pemerintah negara penerima

    4. Mengetahui keadaan dan perkembangan di dalam negara penerima menurut cara-

    cara yang sah, danmelaporkannya kepada pemereintah negara pengirim

    5. Memajukan hubungan bersahabat antara negara pengirim dengan negara

    penerima, serta membangun hubungan-hubungan ekonomi, kebudayaan dan ilmiah

    (pasal 3 konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik)

    IV. Hak kekebalan (Imunitas ) dan keistimewa Pejabat Diplomatik

    Semua diplomat mempunyai hak kekebalan serta hak-hak istimewa (privileges)

    tertentu. Tercantum dalam pasal 25 Konvensi Wina) disebutkan bahwa perutusan-

    perutusan diplomat tidak dapat diganggu-gugat diri sendiri. Hal ini melindungi mereka

    dari segala macam ganguan dan tentu saja dari pengangkapan atau penahanan oleh

    penguasa setempat

    Apabila diplomat itu melakukan tindakan tidak terpuji yang dinilai oleh negara

    penerima cukup berat bahkan berat maka diplomat itu akan dinyatakan sebagai

    persona non grata (pasal 9 konvensi wina). Di dalam prakteknya kasus pemulangan

    diplomat ini sering terjadi. Pada uumnya sering dipulangkan adalah diplomat-diplomat

    dari Uni Soviet gambaran konkritnya antara tahun 1960 sampai tahun 1970 ada 46

    negara yang mengusir sebanyak 226 diplomat Uni Soviet.

    Hak keistimewa lain yang dimiliki oleh Pejabat diplomatik :

    o Pasal 34 dan 36 Konvensi Wina menentukan wakil-wakil di plomat dibebaskan dari

    seala bentuk bea dan pajak

    o Pasal 26 konvensi yaitu hak seorang anggota misi diplomat bergerak dan

    melakukan zona-zona keamanan yang dilarang

    o Pasal 27 memuat tentang kebebasan berkomunikasi untuk tujuan dinas

    o Pasal 33 pembebasan ketentuan-ketentuan keamanan masyarakat

  • 8/13/2019 Konvensi Wina

    4/9

    Page 4

    o Pasal 35 pembebasan dari kewajiban dinas dan kemiliteran

    Inoviolabilitas juga diberikan pada gedung-gedung kedutaan dan arsip-arsip

    serta dokumen-dokumen kedutaan (terdapat pada pasal 22 dan 14 konvensi Wina).

    Negara penerima mempunyai kewajiban khusus untuk mengambil semua langkah yang

    diprlukan untuk melindungi gedung missi terhadap penerobosan atau perusak dan

    untuk mencegah setiap gangguan perdamaian missi atau perusakan martabatnya

    (pasal 22 Konvensi Wina).

    Perlindungan terhadap gedung dan arsip. Apabila hubungan diantara dua negara

    terputus atau missi dipanggil kembali untuk sementara atau seterusnya, maka negara

    penerima harus menghormati dan melindungi missi, bersama-sama dengan barang-

    barang dan asrsip-arsipnya. Hal ini termasuk di dalamnya jika diantara kedua negara

    terjadi konfli bersenjata. Daalam hal arsip yang ada di dalamnya, negara pengirim boleh

    mempercayakann pemeliharaannya kepada negara ketiga yang dapat diterima oleh

    negara penerima. Disamping pengirim juga boleh mempercayakan perlindungan atas

    kepentingan-kepantingan dan kepentingan warganegara-warganegaranya kepada

    suatu negara ketiga yang dapat diterima negara penerima.

    V. Berakhirnya Tugas / fungsi Diplomatik

    Menurut ketentuan pasal 43 Konvensi Wina tahun 1961 tentang hubungan

    diplomatik. Berakhirnya tugas atau fungsi seseorang diplomat :

    1. atas pemberitahuan oleh negara penerima kepada negara pengirim bahwa negara

    penerima menolak mengakui agen diplomatik itu sebagai seorang anggota missi.

    2. atas pemberitahuan oleh negara pengirim kepada negara penerima bahwa fungsi

    agen diplomatik tersebut berakhir.

    3. tujuan misi tersebut telah terpenuhi

    4. berakhirnya maka berlaku-laku Surat-surat Kepercayaan yang diberikan hanya

    untuk waktu terbatas.

  • 8/13/2019 Konvensi Wina

    5/9

    Page 5

    VI. Konvensi Wina 1963 ( mengenai Hubungan Konsuler )

    a. Hubungan Konsuler: Hubungan Internasional antara negara tentang perdagangan

    dan pelayaran. Semula konsul itu hanya seseorang mengurusi kepentingan

    kepentingan sekelompok orang ( warga negara ) yang ada di negara asing.

    Pengurusan ini dilakukan atas nama negaranya. Bidang tugasnya yang terutama

    adalah masalah privat, bukan kepentingan negara atau publik. Di dalam

    perkembangannya, seorang konsul yang ditugaskan disuatu negara tidaklah hanya

    mewakili di negaranya di bidang perdagangan saja, tetapi juga melayani para

    warganegaranya yang berada di negara asing di mana ia ditempatkan.

    b. Istilah-istilah dalam Konvensi Wina 1963 :

    1. "Konsuler post" berarti setiap konsulat jenderal, konsulat, wakil-konsulat atau

    kantor konsuler;

    2. Konsuler distrik" berarti daerah yang ditetapkan ke pos konsuler untuk

    menjalankan konsuler

    3. "Kepala konsuler post" berarti orang didakwa dengan kewajiban bertindak

    dalam kapasitas;

    4. "Petugas konsuler" berarti setiap orang, termasuk kepala konsuler pos,

    dipercayakan dalam kapasitas dengan pelaksanaan fungsi konsuler;

    5. "Konsuler karyawan" berarti setiap orang yang bekerja di pelayanan teknis

    administratif atau sebuah konsuler tiang

    6. Anggota staf layanan" berarti setiap orang yang bekerja di pelayanan domestik

    konsuler

    7. "Anggota konsuler berarti petugas konsuler, konsuler karyawan dan anggota

    service staff; staf pelayanan;

    8. Anggota staf konsuler" berarti petugas konsuler, selain kepala konsuler pos,

    konsuler karyawan dan anggota staf layanan;

    9. "Anggota staf pribadi" berarti seseorang yang bekerja secara eksklusif di

    layanan swasta dari anggota pos konsuler;

  • 8/13/2019 Konvensi Wina

    6/9

    Page 6

    10. "Konsuler bangunan" adalah bangunan atau bagian bangunan dan tanah

    pendukung hal tersebut, terlepas dari kepemilikan, digunakan khusus untuk

    keperluan pos konsuler;

    11."Konsuler arsip" meliputi semua surat-surat, dokumen, korespondensi, buku,

    film, kaset dan bersama-sama dengan sandi dan kode, kartu-indeks dan setiap

    artikel perabot dimaksudkan untuk perlindungan mereka atau tetap aman.

    c. TingkatTingkat Kepala Perwakilan Konsuler ( Pasal 9 )

    1. konsul-general.

    2. konsul

    3. wakil-konsul

    4. agen konsuler.

    d. Pembentukan Hubungan Konsuler ( Pasal 2 )

    1. Pembentukan hubungan konsuler antara negara dilakukan atas dasar

    kesepakatan atau persetujuan bersama.

    2. Persetujuan yang diberikan untuk pembukaan hubungan diplomatik antara dua

    negara berarti pula persetujuan pembukaan hubungan konsuler, kecuali

    dinyatakan lain.

    3. Para pemutusan hubungan diplomatik , tidak akan melibatkan pemutusan

    hubungan konsuler.

    e. Fungsi Konsuler ( Pasal 5 )

    1. Melindungi kepentingan kepentingan negara pengirim dan para

    warganegaranya serta badan badan hukum yang ada di negara penerima, di

    dalam batasbatas yang diperbolehkan oleh Hukum Internasional.

    2. Memajukan pembangunan hubungan dagang , ekonomi, budaya dan ilmiah,

    antara kedua negara ( negara pengirim dan penerima ) serta memajukan

    hubungan bersahabat diantara mereka.

  • 8/13/2019 Konvensi Wina

    7/9

    Page 7

    3. Mengetahui melalui cara yang sah, keadaan dan perkembangan

    perkembangan kehidupan dagang, ekonomi, kebudayaan, ilmiah dari negara

    penerima, serta melaporkannya kepada pemerintah negara pengirim.

    4. Mengeluarkan dokumen perjalanan dan pasport kepada para warganegara dari

    negara pengirim, serta vista atau dokumendokumen yang pantas untuk orang

    orang yang akan pergi ke negara pengirim.

    5. Memberikan pertolongan dan bantuan kepada para warganegara dan badan

    badan hukum dari negara pengirim.

    6. Melaksanakan hak hak pengawasan dan pemeriksaan yang disyaratkan di

    dalam hukum dan peraturan negara penerima terhadap kapal kapal

    kebangsaan negara pengirim, dan kapal udarakapal udara yang didaftarkan di

    negaara tersebut, serta terhadap para awak kapalnya.

    7. Mengulurkan bantuan kepada kapalkapal dan pesawat udara tersebut, serta

    kepada para awak kapalnya, mengadakan pernyataan pernyataan mengenai

    pelayaran suatu kapal, memeriksa dan mencap kertas kertas kapal, dan tanpa

    merugikan kekuasaan penguasa penguasa negara penerima, melakukan

    penyelidikan atas suatu kecelakaan yang terjadi selama pelayaran, dan

    menyelesaikan perselisihan apapun diantara pemimpin, perwira dan pelaut

    sejauh hal ini diwenangkan oleh hukum dan peraturan di negara pengirim.

    8. Melakukan fungsi fungsi lainnya yang dipercayakan kepada kantor konsuler

    oleh negara penerima atau yang ditentukan di dalam perjanjian internasional

    yang berlaku diabtara negara pengirim dan negara penerima.

    f. Pengangkatan dan Penerimaan Konsul ( Pasal 10 )

    1. Kepala konsuler posting ditunjuk oleh Negara pengirim dan diakui pelaksanaan

    fungsi mereka oleh negara penerima.

    2. Tunduk pada ketentuan Konvensi ini. Formalitas untuk penunjukan dan untuk

    penerimaan kepala konsuler posting adalah ditentukan oleh undang-undang,

    peraturan dan kebiasaan dari negara pengiriman dan negara penerima masing-

    masing.

  • 8/13/2019 Konvensi Wina

    8/9

    Page 8

    g. Hak Istimewa dan Kekebalan Konsuler

    1. Kekebalan kantorkantor konsuler.

    Kantor - kantor konsuler tidak boleh diganggu gugat dan para petugas negara

    setempat tidak boleh masuk kecuali dengan ijin kepala perwakilan.

    2. Kekebalan AlatAlat Komunikasi.

    Negara penerima mengijinkan suatu konsulat mempunyai komunikasi yang

    bebas untuk semua kegiatan resmi.

    3. Kebebasan berkomunikasi.

    Warganegara dari negara pengirim bebas untuk berkomunikasi dengan konsulat-

    konsulat mereka dan sebaliknya.

    4. Kekebalan Pribadi Pejabat Konsuler

    Negara penerima harus memberikan perlindungan kepada para pejabat konsuler

    dan memperlakukan mereka sesuai dengan keddudukan resminya.

    5. Kekebalan fisik dan Kekebalan Lainnya

    Kantor kantor yang digunakan untuk kegiatan konsuler bebas dari pajak

    nasional atau lokal di negara penerima.

    6. Pembebasan dan Pembayaran Pajak Pribadi.

    Para pejabat konsuler bebas dari semua pajak langsung apakah dipungut oleh

    pemerintah negara penerima atau pemerintah daerah.

    7. Pembebasan Bea Masuk.

    barang - barang yang diimpor oleh perwakilan konsuler untuk keperluan resmi

    bebas dari bea masuk.

    h. Berakhirnya Fungsi Agen Konsuler ( Pasal 25 )

    1. Atas pemberitahuan oleh negara pengirim ke negara penerima bahwa fungsi

    telah berakhir

    2. Atas penarikan exequatur.

    3. Atas pemberitahuan oleh Negara penerima kepada negara pengirim bahwa

    negara penerima telah mengakhiri untuk menganggapnya sebagai anggota

    kantor konsuler.

  • 8/13/2019 Konvensi Wina

    9/9

    Page 9