konvensi mengenai status pengungsi

17
G.6. Konvensi mengenai Status Pengungsi Disetujui pada tanggal 28 Juli 1951, oleh Konferensi para Duta Besar Berkuasa Penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa, tentang Status Pengungsi dan Orang-orang Tidak Berkewarganegaraan, yang diundang untuk bersidang di bawah resolusi Majelis Umum 429/V/tertanggal 14 Desember 1950 Mukadimah Para Negara Peserta Tingkat Tinggi, Mempertimbangkan bahwa Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia, yang disetujui pada tanggal 10 Desember 1948 oleh Majelis Umum, telah menguatkan prinsip bahwa umat manusia harus memperoleh hak-hak dan kebebasan-kebebasan dasar tanpa diskriminasi, Mempertimbangkan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam berbagai kesempatan telah menyatakan keprihatinannya yang mendalam terhadap pengungsi dan berusaha menjamin pelaksanaan seluas m'ungkin akan hak-hak dan kebebasan-kebebasan dasar ini, Mempertimbangkan bahwa adalah didambakan untuk memperbaiki kembali dan mengkonsolidasikan persetujuan-persetujuan internasional yang sebelumnya mengenai status pengungsi dan memberikan cakupan dan perlindungan yang diberikan oleh instrumen- instrumen tersebut dengan sarana suatu persetujuan yang baru, Mempertimbangkan bahwa pemberian suaka bisa mengakibatkan beban berat yang tidak semestinya pada Negara-negara tertentu, dan bahwa penyelesaian yang memuaskan dari suatu masalah mengenainya Perserikatan Bangsa-Bangsa sudah mengakui Kewarganegaraan, Ketiadaan Kewarganegaraan, Suaka dan Pengungsi cakupan dan sifatnya yang internasional, maka tidak dapat dicapai tanpa kerja sama internasional, Mengharapkan bahwa semua negara, yang mengakui sifat sosial dan kemanusiaan masalah pengungsi, akan melakukan segala tindakan di dalam kekuasaan mereka, untuk mencegah agar masalah ini tidak menyulut ketegangan antara Negara-negara,

Upload: hawe114

Post on 06-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Peraturan PBB untuk Pengungsi

TRANSCRIPT

  • G.6. Konvensi mengenai Status Pengungsi

    Disetujui pada tanggal 28 Juli 1951, oleh Konferensi para Duta Besar Berkuasa Penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa, tentang Status Pengungsi dan Orang-orang Tidak Berkewarganegaraan, yang diundang untuk bersidang di bawah resolusi Majelis Umum 429/V/tertanggal 14 Desember 1950

    Mukadimah

    Para Negara Peserta Tingkat Tinggi,

    Mempertimbangkan bahwa Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia, yang disetujui pada tanggal 10 Desember 1948 oleh Majelis Umum, telah menguatkan prinsip bahwa umat manusia harus memperoleh hak-hak dan kebebasan-kebebasan dasar tanpa diskriminasi,

    Mempertimbangkan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam berbagai kesempatan telah menyatakan keprihatinannya yang mendalam terhadap pengungsi dan berusaha menjamin pelaksanaan seluas m'ungkin akan hak-hak dan kebebasan-kebebasan dasar ini,

    Mempertimbangkan bahwa adalah didambakan untuk memperbaiki kembali dan mengkonsolidasikan persetujuan-persetujuan internasional yang sebelumnya mengenai status pengungsi dan memberikan cakupan dan perlindungan yang diberikan oleh instrumen-instrumen tersebut dengan sarana suatu persetujuan yang baru,

    Mempertimbangkan bahwa pemberian suaka bisa mengakibatkan beban berat yang tidak semestinya pada Negara-negara tertentu, dan bahwa penyelesaian yang memuaskan dari suatu masalah mengenainya Perserikatan Bangsa-Bangsa sudah mengakui

    Kewarganegaraan, Ketiadaan Kewarganegaraan, Suaka dan Pengungsi

    cakupan dan sifatnya yang internasional, maka tidak dapat dicapai tanpa kerja sama internasional,

    Mengharapkan bahwa semua negara, yang mengakui sifat sosial dan kemanusiaan masalah pengungsi, akan melakukan segala tindakan di dalam kekuasaan mereka, untuk mencegah agar masalah ini tidak menyulut ketegangan antara Negara-negara,

  • Mencatat bahwa Komisi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi dibebani tugas mengav/asi konvensi-konvensi internasional yang mengatur perlindungan pengungsi dan yang mengakui bahwa koordinasi yang efektif terhadap langkah-langkah yang diambil untuk menangani masalah ini akan tergantung pada kerja sama para Negara dengan Komisi Tingkat Tinggi,

    Menyetujui sebagai berikut:

    Bab 1. Ketentuan-ketentuan Umum

    Pasal 1

    Definisi istilah "pengungsi"

    A. Untuk tujuan-tujuan Konvensi ini, maka istilah "pengungsi" akan berlaku pada setiap orang yang:

    1. Telah dianggap sebagai seorang pengungsi menurut Perjanjian 12 Mei 1926 dan Perjanjian 30 Juni 1928, atau menurut Konvensi 28 Oktober 1933 dan Konvensi 10 Februari 1938, Protokol 14 September 1939 atau Konstitusi Organisasi Pengungsi Internasional;

    Keputusan-keputusan mengenai tidak memenuhinya syarat yang diambil oleh Organisasi Pengungsi Internasional selama kurun waktu aktivitas-aktivitasnya, tidak dapat mencegah status pengungsi yang sedang diberikan kepada orang-orang yang memenuhi syarat-syarat ketentuan ayat 2 seksi ini;

    2. Sebagai akibat peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum 1 Januari 1951 dan dikarenakan ketakutan yang beralasan akan disiksa karena alasan-alasan ras, agama, kewarganegaraan, keanggotaan dari suatu kelompok sosial tertentu atau pendapat politik, ada di luar negara kewarganegaraannya dan tidak dapat, atau karena ketakutan tersebut tidak mau memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh perlindungan dari negara yang bersangkutan, atau yang karena tidak mempunyai kewarganegaraan dan karena berada di luar negara bekas tempat tinggalnya, scbagai akibat peristiwa-peristiwa tersebut, tidak memungkinkan atau, dikarenakan ketakutan tersebut, tidak mau kembali ke bekas tempat tinggalnya itu.

    Dalam kasus orang yang mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan, maka istilah "negara kewarganegaraan nya'' berarti masing-masing negara, di mana dia merupakan warga negaranya, dan orang tidak dapat dianggap tidak membutuhkan perlindungan dari negara kewarganegaraannya kalau, tanpa alasan yang sah apa pun, didasarkan pada ketakutan yang beralasan, dia

  • tidak memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh perlindungan dari salah satu Negara-negara dimana dia merupakan warga negaranya.

    B.1 Untuk tujuan-tujuan Konvensi ini, maka kata-kata "peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum 1 Januari 1951" dalam pasal 1, seksi A, akan dimengerti pada arti baik,

    (a) "peristiwa-peristiwa yang terjadi di Eropa sebelum 1 Januari 951"; atau

    (b) "peristiwa-peristiwa yang terjadi di Eropa atau di tempat lain sebelum 1 Januari 1951"; dan setiap Negara Peserta harus membuat suatu pernyataan pada waktu penandatanganan, ratifikasi atau aksesi, yang merinci di mana arti-arti ini diberlakukan untuk tujuan kewajiban-kewajibannya menurut Konvensi ini.

    2. Setiap Negara Peserta yang telah mengambil alternatif(a) setiap waktu dapat memperluas kewajiban-kewajibannya

    dengan mengambil alternatif(b) dengan sarana pemberitahuan yang ditujukan kepada Sekretaris

    Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    C. Konvensi ini akan berhenti berlaku bagi siapapun yang termasuk istilah-istilah pada seksi A jika:

    1. Dia dengan sukarela telah memanfaatkan kembali kesempatan untuk memperoleh perlindungan dari negara kewarganegaraannya, atau

    2. Karena telah kehilangan kewarganegaraannya, dia dengan sukarela telah memperolehnya kembali; atau

    3. Dia telah memperoleh kewarganegaraan baru, dan menikmati perlindungan dari negara kewarganegaraannya yang baru, atau

    4. Dia dengan sukarela telah bertempat tinggal kembali di negara yang dia tinggalkan atau dia tetap tinggal di luar negara yang bersangkutan karena takut pada penganiayaan, atau

    5. Dia tidak dapat lagi, karena keadaan-keadaan yang berhubungan dengannya dia telah diakui sebagai seorang pengungsi sudah tidak ada, terus menolak memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh perlindungan dari negara kewarganegaraannya;

    Dengan syarat bahwa ayat ini tidak akan berlaku pada pengungsi yang termasuk ketentuan seksi A (1) pasal ini yang dapat meminta alasan-alasan mendesak yang muncul dari penganiayaan sebelumnya karena menolak memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh perlindungan dari negara kewarganegaraan;

  • 6. Karena merupakan orang yang tidak memiliki kewarganegaraan dia, karena keadaan-keadaan yang berhubungan dengannya di mana dia sudah tidak lagi diakui sebagai pengungsi, dapat kembali ke negara bekas tempat tinggalnya;

    Dengan syarat bahwa ayat ini harus tidak berlaku pada pengungsi yang termasuk ketentuan seksi A (l) pasal ini yang dapat meminta alasan-alasan mendesak yang muncul dari penganiayaan sebelumnya karena menolak kembali ke negara bekas tempat tinggalnya.

    D. Konvensi ini tidak dapat berlaku bagi orang-orang yang pada waktu sekarang sedang menerima perlindungan atau bantuan dari organ-organ atau badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa selain Komisi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi.

    Ketika perlindungan atau bantuan tersebut telah berhenti karena alasan apa pun, tanpa posisi orang-orang tersebut secara pasti sedang diselesaikan sesuai dengan resolusi-resolusi yang relevan, yang disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bahgsa, orang-orang ini ipsofacto, harus berhak atas kemanfaatan-kemanfaatan dalam Konvensi ini.

    E. Konvensi iui tidak akan berlaku pada seseorang yang diakui oleh para penguasa yang berwenang dari negara di mana dia telah bertempat tinggal karena mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dilekatkan pada pemilikan kewarganegaraan negara yang bersangkutan.

    F. Ketentuan-ketentuan Konvensi ini tidak akan berlaku pada siapa pun yang mengenainya terdapat alasan-alasan penting untuk mempertimbangkan bahwa:

    (a) Dia telah melakukan suatu kejahatan terhadap perdamaian, suatu kejahatan perang, atau suatu kejahatan kemanusiaan, seperti yang didefinisikan dalam instrumen-instrumen internasional yang disusun untuk membuat peraturan mengenai kejahatan-kejahatan tersebut;

    (b) Dia telah melakukan suatu kejahatan non-politik yang berbahaya di luar negara pengungsian sebelum masuknya dia ke negara tersebut sebagai pengungsi;

    (c) Dia telah bersalah karena melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Pasal 2

  • Kewajiban-kewajiban umum

    Setiap pengungsi mempunyai kewajiban-kewajiban pada negara, di mana dia mengetahui kemampuannya dan cara yang tepat untuk menggunakannya, yang mempersyaratkan terutama bahwa dia menyesuaikan diri dengan undang-undang dan peraturan-peraturannya maupun pada langkah-langkah yang diambil untuk memelihara ketertiban umum.

    Pasal 3

    Non-diskriminasi

    Para Negara Peserta akan memberlakukan ketentuan-ketentuan dalam Konvensi ini pada pengungsi tanpa diskriminasi mengenai ras, agama, atau negara asal.

    Pasal 4

    Agama

    Para Negara Peserta akan memberikan kepada pengungsi yang ada di dalam wilayah mereka, perlakuan setidak-tidaknya sebaik seperti yang diberikan kepada warga negara mereka, berkenaan dengan kebebasan untuk mengamalkan agama mereka, dan kebebasan mengenai pendidikan agama anak-anak mereka.

    Pasal 5

    Hak-hak yang diberikan selain dan Konvensi ini

    Tidak satu pun ketentuan dalam Konvensi ini dapat dianggap menghalangi setiap hak dan kemanfaatan yang diberikan oleh suatu Negara Peserta kepada pengungsi selain dari Konvensi ini.

    Pasal 6

    Istilah "dalam keadaan-keadaan yang sama"

    Untuk tujuan-tujuan Konvensi ini, maka istilah "dalam keadaan keadaan yang sama" menunjukkan bahwa setiap persyaratan (termasuk persyaratan-persyaratan mengenai lama dan syarat-syarat berdiam atau bertempat tinggal), di mana individu tertentu harus memenuhi untuk pemilikan hak yang dipermasalahkan, andaikan dia bukan seorang pengungsi, harus dipenuhi olehnya, dengan pengecualian

  • persyaratan-persyaratan yang karena sifatnya maka seorang pengungsi tidak dapat memenuhinya.

    Pasal 7

    Pengecualian dari resiprositas

    1. Kecuali Konvensi ini berisi ketentuan-ketentuan yang lebih menguntungkan, maka suatu Negara Peserta akan memberikan kepada para pengungsi perlakuan yang sama seperti yang diberikan kepada orang-orang asing pada umumnya.

    2. Sesudah jangka waktu tiga tahun bertempat tinggal, semua pengungsi akan memperoleh pengecualian dari resiprositas legislatif di dalam wilayah para Negara Peserta.

    3. Setiap Negara Peserta akan terus menerus memberikan kepada pengungsi hak-hak dan kemanfaatan-kemanfaatan di mana mereka sudah berhak, dengan tidak adanya ketiadaan resiprositas, pada tanggal mulai berlakunya Konvensi ini untuk Negara yang bersangkutan.

    4. Para Negara Peserta akan mempertimbangkan dengan sebaik- baiknya kemungkinan pemberian kepada pengungsi dengan tidak adanya resiprositas, hak-hak dan kemanfaatan-kemanfaatan di luar di mana mereka berhak menurut ketentuan ayat 2 dan ayat 3, dan pada pemberian pengecualian dari resiprositas kepada pengungsi yang tidak memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam ayat 2 dan ayat 3. Ketentuan-ketentuan ayat 2 dan ayat 3 mulai berlaku bukan saja pada hak-hak dan kemanfaatan-kemanfaatan yang ditunjuk dalam pasal 13, 18, 19, 21 dan 22 Konvensi ini tetapi juga pada hak-hak dan kemanfaatan-kemanfaatan yang untuknya Konvensi ini tidak menentukan.

    Pasal 8

    Pengecualian dari upaya-upaya pengecualian.

  • Mengenai upaya-upaya pengecualian yang dapat diambil pada orang, harta kekayaan, atau kepentingan-kepentingan warga negara suatu negara asing, maka para Negara Peserta tidak akan memberlakukan upaya-upaya tersebut pada seorang pengungsi yang secara resmi adalah warga negara dari Negara yang bersangkutan. Para Negara Peserta yang, menurut perundang-undangan mereka, dicegah agar tidak memberlakukan prinsip umum yang dinyatakan dalam pasal ini, maka dalam kasus-kasus yang tepat, akan memberikan pengecualian-pengecualian yang menguntungkan pengungsi tersebut.

    Pasal 9

    Upaya-upaya sementara

    Tidak satu pun ketentuan-ketentuan dalam Konvensi ini dapat mencegah suatu Negara Peserta, di waktu perang atau keadaan-keadaan gawat lain dan keadaan-keadaan pengecualian, dari secara sementara mengambil upaya-upaya yang dianggap esensial demi keamanan nasional dalam kasus seseorang tertentu, yang menunggu suatu penentuan oleh Negara Peserta bahwa orang tersebut dalam kenyataannya adalah seorang pengungsi, dan bahwa kesinambungan upaya-upaya tersebut diperlukan dalam kasusnya demi kepentingan keamanan nasional.

    Pasal 10

    Kesinambungan bertempat tinggal

    1. Apabila seorang pengungsi dengan paksa telah dipindahkan selama Perang Dunia II, dan dipindahkan ke dalam wilayah suatu Negara Peserta dan bertempat tinggal di sana, maka jangka waktu berdiam paksa tersebut akan dianggap sebagai telah secara sah bertempat tinggal di dalam wilayah tersebut.

    2. Apabila seorang pengungsi dengan paksa telah dipindahkan selama Perang Dunia II dari wilayah suatu Negara Peserta, dan sebelum tanggal mulai berlakunya Konvensi ini telah kembali ke sana untuk tujuan bertempat tinggal, maka jangka waktu bertempat tinggal sebelum dan sesudah pemindahan paksa tersebut akan dianggap sebagai satu jangka waktu yang tidak terselingi untuk tujuan-tujuan apa pun yang untuknya bertempat tinggal yang tidak terselingi adalah dipersyaratkan.

    Pasal 11

  • Pengungsi pelaut,

    Dalam kasus para pengungsi yang secara tetap bekerja sebagai anggota awak kapal, pada kapal yang mengibarkan bendera suatu Negara Peserta, maka Negara Peserta yang bersangkutan akan memberikan perhatian yang simpatik pada tempat kediaman mereka di dalam wilayahnya dan pengeluaran dokumen-dokumen perjalanan bagi inereka, atau izin masuk sementara mereka ke dalam wilayahnya terutama dengan tujuan memberikan fasilitas tempat kediaman mereka di negara lain.

    Bab 2. Status Yuridis

    Pasal 12

    Status pribadi

    1. Status pribadi seorang pengungsi akan diatur oleh undang-undang negara domisilinya atau,jika dia tidak mempunyai domisili, menurut undang-undang negara tempat tinggalnya.

    2. Hak-hak yang diperoleh sebelumnya oleh seorang pengungsi dan tanggungannya mengenai status pribadi, lebih terutama hak-hak yang melekat pada perkawinan, harus dihormati oleh suatu Negara Peserta, dengan tunduk, kalaupun ini perlu, pada pemenuhan formalitas-formalitas yang dipersyaratkan oleh undang-undang Negara Peserta yang bersangkutan, asalkan hak yang dipertanyakan adalah hak yang harus diakui oleh undang-undang Negara Peserta yang bersangkutan andaikan dia tidak menjadi pengungsi.

    Pasal 13

    Harta kekayaan, bergerak dan tidak bergerak

    Para Negara Peserta akan memberikan kepada seorang pengungsi perlakuan sebaik mungkin dan, pada kejadian apa pun, setidak-tidaknya sama dengan yang pada uimnnnya diberikan kepada orang-orang asing dalain keadaan-keadaan yang saina, mengenai perolehan harta kekayaan bergerak dan tidak bergerak, dan hak-hak lain yang inenyinggung ke sana, dan pada sewa dan perikatan lainnya yang berkaitan dengan harta kekayaan bergerak dan tidak bergerak.

    Pasal 14

    Hak-hak seni dan hak milik industri

  • Mengenai perlindungan hak milik industri seperti penemuan-penemuan, desain-desain atau model-model, merek dagang, nama dagang, dan hak-hak dalam kesusasteraan, karya seni dan karya ilmiah, maka seorang pengungsi di negara di mana dia bertempat tinggal biasanya, akan diberikan perlindungan yang sama seperti yang diberikan kepada warga negara dari negara yang bersangkutan. Di dalam wilayah para Negara Peserta yang lain manapun, dia akan diberikan perlindungan yang sama seperti yang diberikan di dalam wilayah tersebut kepada warga negara dari negara di mana dia bertempat tinggalnya biasanya.

    Pasal 15

    Hak atas perhimpunan

    Mengenai pendirian perhimpunan non-politik dan non-profit dan serikat buruh, maka para Negara Peserta akan memberikan kepada pengungsi yang secara sah berdiam di dalam wilayah mereka perlakuan sebaik rnungkin yang diberikan kepada warga negara suatu negara asing, dalam keadaan-keadaan yang sama.

    Pasal 16

    Akses ke pengadilan-pengadilan

    1. Seorang pengungsi memiliki akses yang bebas ke pengadilan hukum di dalam wilayah semua Negara Peserta.

    2. Seorang pengungsi, di dalam wilayah Negara Peserta, tempat dia bertempat tinggal akan memperoleh perlakuan yang sama seperti seorang warga negara dalam masalah-masalah yang menyinggung akses ke pengadilan terrnasuk bantuan hukum dan pengecualian dari cautio judicatum solvi

    3. Seorang pengungsi, dalam masalah-masalah yang ditunjuk padaayat 2 di negara-negara selain negara di mana dia bertempat tinggal akan diberi perlakuan yang diberikan kepada seorang warga negara dari negara tempat tinggal.

    Bab 3. Pekerjaan yang Menguntungkan

    Pasal 17

    Pekerjaan yang menghasilkan upah

  • 1. Para Negara Peserta akan memberikan kepada pengungsi yang secara sah berdiam di dalam wilayah mereka perlakuan sebaik mungkin yang diberikan kepada warga negara dari suatu negara asing dalam keadaan-keadaan yang sama, mengenai hak untuk terlibat dalam pekerjaan yang menghasilkan upah.

    2. Bagaimanapun juga, upaya-upaya pembatas yang dikenakan pada orang-orang asing atau pekerjaan orangorang asing untuk melindungi pasar tenaga kerja nasional tidak dapat diberlakukan pada seorang pengungsi yang telah dikecualikan dari mereka, pada tanggal mulai berlakunya Konvensi ini bagi Negara Peserta yang bersangkutan, atau yang memenuhi salah satu dari syarat-syarat berikut:

    (a) Dia telah menyelesaikan tiga tahun bertempat tinggal dinegara itu;

    (b) Dia mempunyai seorang istri yang memiliki kewarganegaraan dari negara tempat tinggal. Seorang pengungsi tidak dapat meminta kemanfaatan dari ketentuan inijika dia telah meninggalkan istrinya;

    (c) Dia mempunyai satu orang anak atau lebih yang memiliki kewarganegaraan dari negara tempat tinggal.

    3. Para Negara Peserta akan memberikan perhatian yang simpatik dalam mengasimilasi hak-hak semua pengungsi berkenaan dengan pekerjaan yang menghasilkan upah pada para warga negara pengungsi dan terutama para pengungsi yang telah memasuki wilayah mereka sesuai dengan program-program rekrutmen tenaga kerja atau menurut skema imigrasi.

    Pasal 18

    Pekerjaan sendiri

    Para Negara Peserta akan memberikan kepada seorang pengungsi yang secara sah berdiam di dalam wilayah mereka, perlakuan sebaik mungkin, dan dalam kejadian apa pun, setidak-tidaknya sama dengan yang pada umumnya diberikan kepada orang-orang asing dalam keadaan-keadaan yang sama mengenai hak untuk melibatkan diri demi kepentingannya sendiri dalam bidang pertanian, industri, keraj'man tangan dan perdagangan, dan untuk mendirikan perusahaan-perusahaan dagang dan industri.

    Pasal 19

    Profesi-profesi liberal

  • 1. Setiap Negara Peserta akan memberikan kepada pengungsi yang secara sah berdiam di dalam wilayah mereka, yang memiliki ijazah yang diakui oleh para penguasa yang berwenang dari Negara Peserta yang bersangkutan, dan yang mendambakan melakukan suatu profesi liberal, perlakuan sebaik mungkin dan dalam kejadian apa pun, setidak-tidaknya sama dengan yang pada umumnya diberikan kepada orang-orang asing dalam keadaan-keadaan yang sama.

    2. Para Negara Peserta akan menggunakan usaha-usaha terbaiknya secara tetap sesuai dengan undang-undang dan konstitusi mereka untuk menjamin penyelesaian pengungsi tersebut di dalam wilayah selain wilayah metropolitan, di mana untuk hubungan-hubungan internasionalnya mereka bertanggung jawab.

    Bab 4. Kesejahteraan

    Pasal 20

    Pemberian ransum

    Apabila terdapat sistem pemberian ransum, yang berlaku pada penduduk secara luas dan mengatur distribusi umum produk-produk dalam masa kesulitan pemasokan, maka para pengungsi harus diberikan perlakuan yang sama seperti warga negaranya.

    Pasal 21

    Perumahan

    Mengenai perumahan, para Negara Peserta, sejauh masalahnya diatur oleh undang-undang atau peraturan-peraturan, atau tunduk pada pengawasan para penguasa pemerintah, akan memberikan kepada pengungsi yang secara sah berdiam di dalam wilayah mereka perlakuan sebaik mungkin, dan dalam kejadian apa pun, setidak-tidaknya sama dengan yang pada umumnya diberikan kepada orang-orang asing dalam keadaan-keadaan yang sama.

    Pasal 22

    Pendidikan umum

  • 1. Para Negara Peserta akan memberikan kepada pengungsi perlakuan yang sama seperti yang diberikan kepada warga negara, berkenaan dengan pendidikan dasar.

    2. Para Negara Peserta akan memberikan kepada pengungsi perlakuan sebaik mungkin, dan dalam kejadian apa pun, setidak-tidaknya sama dengan yang diberikan kepada orang-orang asing pada umumnya dalam keadaan-keadaan yang sama, mengenai pendidikan selain pendidikan dasar, dan terutama, mengenai akses ke studi-studi, pengakuan sertifikat sekolah asing, ijazah dan kesarjanaan, pembebasan ongkos-ongkos dan biaya-biaya, dan penerimaan beasiswa.

    Pasal 23

    Pertolongah umum

    Para Negara Peserta akan memberikan kepada para pengungsi yang secara sah berdiam di dalam wilayah mereka perlakuan yang sama mengenai pertolongan dan bantuan umum seperti yang diberikan kepada warga negara mereka.

    Pasal 24

    Perundang-undangan buruh danjaminan sosial

    1. Para Negara Peserta akan meinberikan kepada pengungsi yang secara sah berdiain di dalam wilayah mereka perlakuan yang sama, seperti yang diberikan kepada warga negara mengenai masalah-masalah berikut:

    (a) Sejauh masalah-masalah tersebut diatur dengan undang-undang atau peraturan-peraturan atau yang tunduk pada pengawasan para penguasa administratif: penggajian,termasuk upah keluarga, apabila upah ini merupakan bagian dari penggajian, jam kerja, peraturan-peraturan lembur, hari libur dengan pembayaran, pembatasan-pembatasan pada pekerjaan rumah, umur minimum bekerja, magang dan pelatihan, kerja wanita dan kerja orang-orang muda, dan perolehan kemanfaatan-kemanfaatan dari penawaran kolektif;

    (b) Jaminan sosial (ketentuan-ketentuan hukum mengenai kecelakaan kerja, penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh pekerjaan, keibuan, sakit, cacat, umur tua, kematian, dalam keadaan menganggur, pertanggungjawaban keluarga, dan setiap kemungkinan lain, menurut undang-undang dan peraturan-peraturan nasional dicakup oleh suatu skema jaminan sosial), dengan tunduk pada pembatasan-pembatasan berikut:

  • (i) Mungkin ada peraturan-peraturan yang tepat untuk mempertahankan hak-hak yang diperoleh dan hak-hakdalam proses perolehan;

    (ii) Undang-undang atau peraturan-peraturan nasional dari negara tempat tinggal dapat menetapkan peraturan-peraturan khusus mengenai keuntungan-keuntungan atau porsi-porsi keuntungan yang dapat dibayarkan seluruhnya dari dana umum dan mengenai upah yang dibayarkan kepada orang-orang yang tidak dapat memenuhi kontribusi syarat-syarat yang ditetapkan untuk penerimaan pensiun yang lazimnya.

    2. Hak atas kompensasi untuk kematian seorangpengungsi yang merupakan akibat dari kecelakaan kerja atau dari penyakit yang ditimbulkan oleh pekerjaan tidak dapat dipengaruhi oleh fakta bahwa tempat tinggal ahli waris adalah di luar wilayah Negara Peserta.

    3. Para Negara Peserta akan memberikan kepada para pengungsi kemanfaatan-kemanfaatan dari persetujuan-persetujuan yang dibuat antara mereka, atau yang mungkin dibuat antara mereka di kemudian hari, mengenai dipertahankannya hak-hak yang diperoleh dan hak-hak dalam proses perolehan berkenaan dengan jaminan sosial, dengan tunduk hanyapada syarat-syarat yang berlaku untuk warga negara dari para Negara penandatangan persetujuan-persetujuan yang dipermasalahkan.

    4. Para Negara Peserta akan memberikan perhatian yang simpatik dengan memberikan kepada pengungsi sejauh mungkin kemanfaatan-kemanfaatan dari persetujuan-persetujuan serupa, yang mungkin setiap waktu berlaku antara para Negara Peserta tersebut dan para Negara bukan Peserta.

    Bab 5. Langkah-Iangkah Administratif

    Pasal 25

    Bantuan administratif

    1. Ketika pelaksanaan suatu hak oleh seorang pengungsi, secara lazimnya akan memerlukan bantuan para penguasa suatu negara asing di mana dia tidak dapat memiliki jalan lain, maka para Negara Peserta di mana dia bertempat tinggal, akan mengatur bahwa bantuan tersebut diberikan kepadanya oleh para penguasa mereka sendiri atau suatu penguasa internasional.

  • 2. Penguasa atau para penguasa yang disebut di dalam ayat 1 akan menyampaikan atau menyebabkan disampaikan di bawah pengawasan mereka kepada pengungsi, dokumen-dokumen atau keterangan-keterangan seperti yang biasanya harus disampaikan kepada orang-orang asing oleh atau melalui para penguasa nasional mereka.

    3. Dokumen-dokumen atau keterangan-keterangan yang disampaikan demikian akan berkedudukan sebagai pengganti instrumen-instrumen resmi, yang disampaikan kepada orang-orang asing oleh atau melalui para penguasa nasional mereka, dan harus diberikan kepercayaan dengan tiadanya bukti yang bertentangan.

    4. Dengan tunduk pada perlakuan pengecualian seperti yang mungkin diberikan kepada orang-orang fakir miskin, maka ongkos dapat dibebankan untuk pelayanan-pelayanan yang disebut dalam ini, tetapi pembayaran tersebut harus layak dan sepadan dengan ongkos yang dibebankan kepada warga negara untuk pelayanan-pelayanan serupa.

    5. Ketentuan-ketentuan pasal ini harus tanpa mempengaruhi ketentuan pasal 27 dan pasal 28.

    Pasal 26

    Kebebosan bergerak

    Setiap Negara Peserta akan memberikan kepada pengungsi yang secara sah berdiam di dalam wilayahnya hakuntuk memilih tempat tinggal mereka dan bergerak dengan bebas di dalam wilayahnya, dengan tunduk pada setiap peraturan yang dapat pada orang- orang asing pada umumnya dalam keadaan-keadaan yang sama.

    Pasal 27

    Surat-surat iderititas

    Para Negara Peserta akan mengeluarkan surat identitas kepada pengungsi mana pun yang tinggal di dalam wilayah mereka dan tidak memiliki dokumen perjalanan yang sah.

  • Pasal 28

    Dokumen perjalanan

    1. Para Negara Peserta akan mengeluarkan kepada pengungsi yang secara sah berdiam di dalam wilayah mereka, dokumen-dokumen perjalanan untuk tujuan bepergian ke luar wilayah mereka, kecuali alasan-alasan keamanan nasional yang memaksa atau ketertiban umum meminta sebaliknya, dan ketentuan-ketentuan mengenai daftar perjalanan padaKonvensi ini harus berlaku berkenaan dengan dokumen-dokumen tersebut. Para Negara Peserta dapat mengeluarkan dan memberikan dokumen perjalanan tersebut kepada pengungsi lain mana pun di dalam wilayah mereka; Para Negara Peserta terutama akan memberikan perhatian yang simpatik dengan mengeluarkan dokumen perjalanan tersebut kepada pengungsi di dalam wilayah mereka yang tidak dapat memperolehnya dari negara tempat tinggal mereka yang sah.

    2. Dokumen-dokumen perjalanan yang dikeluarkan kepada pengungsi menurut persetujuan-persetujuan internasional yang sebelumnya oleh pihak-pihak yang bersangkutan harus diakui dan diperlakukan oleh para Negara Peserta dalam cara yang sama seolah-olah telah dikeluarkan sesuai dengan pasal ini.

    Pasal 29

    Beban Fiskal

    1. Para Negara Peserta tidak dapat mengenakan kepada para pengungsi setiap kewajiban, beban atau pajak, selain atau lebih tinggi daripada yang dipungut atau yang dapat dipungut pada warga negara mereka dalam situasi-situasi serupa.

    2. Tidak satu pun ketentuan dalam ayat di atas dapat mencegah penerapan undang-undang dan peraturan-peraturan pada pengungsi mengenai beban-beban yang berkaitan dengan pengeluaran dokumen administratif kepada orang-orang asing termasuk surat-surat identitas.

    Pasal 30

    Pengalihan aset

  • 1. Suatu Negara Peserta, sesuai dengan undang-undang dan peraturan-peraturannya akan memperkenankan pengungsi untuk mengalihkan aset yang telah mereka bawa masuk ke dalam wilayahnya, ke negara lainnya apabila mereka telah diperkenankan untuk tujuan-tujuan pemukiman kembali.

    2. Suatu Negara Peserta akan memberikan perhatian yang simpatik pada permohonan para pengungsi untuk diperkenankan mengalihkan aset ke mana pun mereka mungkin diperlukan atau yang diperlukan untuk pemukiman mereka kembali di negara lain di mana mereka telah diperkenankan masuk.

    Pasal 31

    Pengungsi yang secara tidak sah berdiam di negara tempat pengungsi

    1. Para Negara Peserta tidak dapat mengenakan hukuman atas alasan masuknya atau keberadaan mereka yang secara tidak sah, pada pengungsi yang secara langsung datang dari suatu wilayah di mana kehidupan atau kebebasan mereka terancam dalam arti ketentuan pasal 1, memasuki atau berada di dalam wilayah mereka tanpa izin dengan syarat mereka menghadapkan diri tanpa penundaan kepada para penguasa dan menunjukkan alasan yang baik atas masuknya atau keberadaan mereka secara tidak sah itu.

    2. Para Negara Peserta tidak dapat memberlakukan terhadap arus pengungsi tersebut pembatasan-pembatasan selain pembatasan yang diperlukan dan pembatasan-pembatasan tersebut hanya akan diberlakukan sampai status mereka di negara itu dibuat tetap, atau mereka memperoleh izin masuk ke negara lain. Para Negara Peserta akan memberikan kepada pengungsi suatu jangka waktu yang layak dan semua fasilitas yang perlu untuk memperoleh izin masuk ke negara lainnya.

    Pasal 32

    Pengusiran

    1. Para Negara Peserta tidak dapat mengeluarkan seorang pengungsi yang secara sah berdiam di dalam wilayah mereka kecuali atas alasan-alasan keamanan nasional atau ketertiban umum.

    2. Pengusiran seorangpengungsi tersebut hanya akan dilakukan menurut keputusan yang dicapai sesuai dengan proses hukum yang semestinya. Kecuali alasan-alasan keamanan nasional yang memaksa meminta sebaliknya, pengungsi itu hams diperkenankan

  • menyampaikan bukti untuk menjelaskan dirinya dan permohonan naik banding serta diwakili untuk diajukan di hadapan penguasa yang berwenang, atau seorang atau orang-orang yang secara khusus ditunjuk oleh penguasa yang berwenang.

    3. Para Negara Peserta akan memberikan kepada seorang pengungsi tersebut suatu jangka waktu yang layak yang selama itu untuk mencari izin masuk yang sah ke negara yang lain. Para Negara Peserta akan menyediakan hak untuk memberlakukan selama jangka waktu tersebut, upaya-upaya internal seperti yang mereka mungkin anggap perlu.

    Pasal 33

    Larangan pengusiran atau pengembalian. ('refoulment')

    1. Tidak satu pun Negara Peserta dapat mengeluarkan atau mengembalikan seorang pengungsi dalam cara apa pun ke perbatasan wilayah apabila kehidupan atau kebebasannya terancam karena alasan rasnya, agamanya, kewarganegaraannya, keanggotaannya pada suatu kelompok sosial tertentu atau pendapat politik tertentu.

    2. Kemanfaatan ketentuan ini, bagaimanapun juga, tidak dapat dituntut oleh seorang pengungsi di mana terdapat alasan-alasan yang pantas untuk menganggap sebagai bahaya keamanan dari negara di mana dia dihukum, atau sedang dihukum dengan putusan terakhir mengenai suatu kejahatan berat terutama sekali, yang merupakan bahaya terhadap masyarakat negara yang bersangkutan.

    Pasal 34

    Naturalisasi

    Para Negara Peserta akan sejauh mungkin memberikan fasilitas asimilasi dan naturalisasi kepada para pengungsi. Mereka terutama akan melakukan setiap usaha untuk memperlancar proses acara naturalisasi dan mengurangi sejauh mungkin biaya-biaya dan ongkos persidangan-persidangan tersebut.