analisis masuknya pengungsi rohingya ke aceh

28
TUGAS HUKUM INTERNASIONAL MASUKNYA PENGUNGSI ROHINGYA KE ACEH Di susun oleh : Achmad Julianto 568 Aditya Nugraha 569 Ady Ruswanto 570 Aji Arisandi 571 Akhsan Nizar 572 Alberto Vincensio GL 573 Andi Ahmad Akbar 574 Andi M Irwanto Mulki 575 Andriana 577 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM

Upload: achmad-julianto

Post on 19-Jun-2015

453 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

1st

TRANSCRIPT

Page 1: analisis masuknya pengungsi rohingya ke aceh

TUGAS HUKUM INTERNASIONAL

MASUKNYA PENGUNGSI ROHINGYA KE ACEH

Di susun oleh :

Achmad Julianto 568

Aditya Nugraha 569

Ady Ruswanto 570

Aji Arisandi 571

Akhsan Nizar 572

Alberto Vincensio GL 573

Andi Ahmad Akbar 574

Andi M Irwanto Mulki 575

Andriana 577

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM

AKADEMI IMIGRASI

2010

Page 2: analisis masuknya pengungsi rohingya ke aceh

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan atas segala berkat dan kasih

sayang serta karunia dan segala kemudahan yang diberikan-Nya kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada

waktunya.

Makalah yang berjudul “Masuknya Pengungsi Rohingya ke

Aceh” ini disusun sebagai salah satu syarat yang telah ditetapkan oleh

Dosen Mata Kuliah Pengantar Hukum Internasional bagi Taruna Akademi

Imigrasi Tingkat II untuk dapat mengikuti Ujian Akhir Semester Mata

Kuliah Pengantar Hukum Internasional.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat

dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Mata Kuliah

Pengantar Hukum Internasional yang telah membimbing dan

mengarahkan penulis dalam proses penyelesaian makalah ini. Tak lupa

pula ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh

dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari

pembaca sangat diharapkan.

Akhir kata, penulis berharap semoga kiranya makalah ini dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, terutama bagi seluruh

Taruna Akademi Imigrasi kiranya dapat bermanfaat dalam proses

pembelajaran dan memajukan pendidikan di Akademi Imigrasi,

Depok, Maret 2010

Penulis

Page 3: analisis masuknya pengungsi rohingya ke aceh

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Konvensi 1951 tentang Status Pengungsi, yang

dimaksud dengan pengungsi adalah orang-orang yang berada di luar

negara kebangsaannya atau tempat tinggalnya sehari-hari,

dikarenakan ketakutan beralasan akan mendapat penganiayaan

dikarenakan ras, agama, kebangsaan, keanggotaan dalam kelompok

sosial tertentu atau pendapat politik tertentu, berada diluar negara

kebangsaannya, yang tidak dapat, atau dikarenakan ketakutannya itu,

tidak mau meminta perlindungan dari negaranya itu.

Pengungsi yang melarikan diri dari negaranya karena alasan

perang atau penganiayaan berada dalam keadaan yang sangat

rentan. Mereka tidak mendapat perlindungan dari negaranya sendiri –

bahkan seringkali pemerintahannya sendiri mengancam akan

menganiaya mereka. Jika negara lain tidak mau menerima mereka,

dan tidak menolong mereka setelah mereka masuk, maka itu sama

dengan memberi keputusan mati – atau membiarkan mereka hidup

sengsara di dalam bayangan kehidupan, tanpa sarana hidup dan

tanpa adanya hak bagi mereka.

Merekapun tidak sama dengan orang-orang yang terpaksa

mengungsi karena bencana banjir, gempa bumi dan bencana alam

lainnya, karena biasanya masih bersimpati dengan mereka. Oleh

karena itu, betapapun besar kebutuhan mereka dalam hal pangan,

papan dan perawatan kesehatan, korban bencana alam tidak dapat

digolongkan sebagai pengungsi karena mereka tidak membutuhkan

suaka. Pengungsi terpaksa pindah untuk menyelamatkan jiwanya,

atau untuk mempertahankan kebebasannya.

Page 4: analisis masuknya pengungsi rohingya ke aceh

Tak ada satu pun warga di dunia ini yang ingin menjadi

pencari suaka ataupun pengungsi. Sama halnya dengan warga

Rohingya. Sayangnya, negeri tempat mereka hidup tak lagi ramah

untuk mereka. Bukan hanya saat ini, sudah berpuluh tahun etnis

minoritas Rohingya hidup dalam kedukaan di Myanmar.

Tak ada data pasti tentang persentase Muslim di Myanmar.

Dan, Rohingya bukan satu-satunya etnis Muslim di Myanmar. Di

samping etnis Rohingya, ada pula etnis Indian Muslim yang

kebanyakan tinggal di Rangoon (berubah menjadi Yangoon pada

tahun 1989). Kemudian, etnis Panthay, etnis Muslim keturunan Cina

yang bermigrasi dari Cina barat laut (Muslim Hui). Lalu, ada etnis

Muslim keturunan Melayu yang tinggal di Kawthaung dan sebagian

kecil bermukim di pulau-pulau sekitar Laut Andaman dan kerap

disebut sebagai moken (atau sea gypsy/orang laut).

Etnis Rohingya mendiami sisi utara negara bagian Rakhine

(sebelumnya bernama Arakan) di Myanmar bagian barat. Konsentrasi

mereka ada di kota-kota di sisi utara Rakhine, yang masing-masing

adalah di Maungdaw, Buthidaung, Rathedaung, Akyab, Sandway,

Tongo, Shokepro, Rashong Island, dan Kyauktaw. Dari sisi geografis,

demografis, dan bahasa, mereka memiliki kedekatan dengan

Bangladesh (Bengal) yang memang dikenal sebagai negeri Muslim.

Status etnis Rohingya di Myanmar saat ini adalah stateless

persons alias orang tanpa kewarganegaraan. Mereka tak pernah

diakui Pemerintah Myanmar sebagai salah satu dari 137 etnis yang

diakui di Myanmar.

Etnis Rohingya adalah orang-orang tanpa kewarganegaraan

yang mendiami kawasan perbatasan antara Myanmar-Bangladesh. Di

Myanmar mereka mengalami penganiayaan dan siksaan yang brutal

dari rezim junta militer. Inilah yang memaksa mereka menjadi manusia

perahu yang berlayar dari satu negara ke negara lain, terutama

Thailand, Malaysia dan Indonesia, untuk mencari tempat penghidupan

Page 5: analisis masuknya pengungsi rohingya ke aceh

yang lebih baik. Selain Myanmar, Thailand adalah negeri yang paling

tidak bersahabat dengan orang Rohingya. Pemerintah negeri yang

dulu bernama Siam itu selalu bertindak keras dan kasar bahkan

mengarah ke pembantaian.

Muslim Rohingya adalah keturunan Bengali, Panthay dan

campuran Burma-Cina. Sejak abad ke-7 Masehi mereka telah

mendiami kawasan Arakan, sebuah wilayah seluas 14.200 mil persegi

yang terletak di Barat Myanmar. Walau tinggal di kawasan yang

masuk wilayah Myanmar, namun junta militer tidak mengakui

kewarganegaraan mereka. Oleh sebab itu, mereka disebut juga

dengan manusia tak bernegara atau orang tanpa kewarganegaraan

(stateless people).

Sebagai Muslim yang hidup di bawah tekanan junta militer, tak

mudah bagi etnis Rohingya menjalankan keyakinan mereka. Ratusan

masjid dan madrasah di wilayah mereka dihancurkan, Al-Qur’an

sebagai kitab suci dinjak-injak dan dibakar para tentara yang brutal.

Perlakuan tak manusiawi ini membuat mereka berontak. Untuk

menyelamatkan diri dan akidah, mereka melarikan diri dari tanah

kelahirannya.

Muslim Rohingya termasuk dalam daftar pengungsi terbesar

di dunia. Bangladesh adalah salah satu negara yang menampung

mereka. Menurut data UNHCR, organisasi PBB yang mengurusi

masalah pengungsi, jumlah pengungsi Rohingya yang tinggal di

kamp-kamp UNHCR Bangladesh mencapai 28 ribu orang. Di luar itu,

lebih dari 200 ribu orang yang tak terdata. Mereka memilih hidup

sebagai manusia perahu.

Karena tak ada tempat berpijak lagi, umat Islam yang terusir

dari tanah kelahirannya ini memilih tinggal di atas perahu. Berlayar

dari satu tempat ke tempat yang lain. Kadang mereka juga mendiami

beberapa pulau kosong yang terdapat sepanjang perbatasan

Page 6: analisis masuknya pengungsi rohingya ke aceh

Myanmar-Thailand. Walau hidup susah, namun di pulau-pulau tak

bernama ini mereka lebih leluasa menjalani hidup. Beberapa ormas

dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) internasional kadang

memberikan mereka bantuan pangan, obat-obatan maupun fasilitas

pendidikan dan kesehatan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diajukan dalam makalah ini

adalah sebagai berikut :

1. Apakah yang menyebabkan warga Rohingya mengungsi ke negara

lain ?

2. Bagaimana nasib pengungsi Rohingya setelah sampai ke negara

lain ?

3. Bagaimana penanganan yang ditempuh oleh Pemerintah dan

organisasi internasional kepada para pengungsi Rohingya

tersebut ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah tentang pengungsi

Rohingya yang masuk ke Aceh ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sebab-sebab serta alasan warga Rohingya

mengungsi ke negara lain.

2. Untuk mengetahui bagaimana nasib pengungsi Rohingya tersebut.

3. Untuk mengetahui bagaimana peranan Pemerintah serta organisasi

internasional dalam menyikapi masuknya pengungsi Rohingya ke

Aceh.

Page 7: analisis masuknya pengungsi rohingya ke aceh

BAB II

ISI

A. Faktor Penyebab

Tak ada satu pun warga di dunia ini yang ingin menjadi

pencari suaka ataupun pengungsi. Sama halnya dengan warga

Rohingya. Sayangnya, negeri tempat mereka hidup tak lagi ramah

untuk mereka. Bukan hanya saat ini, sudah berpuluh tahun etnis

minoritas Rohingya hidup dalam kedukaan di Myanmar.

Tak ada data pasti tentang persentase Muslim di Myanmar.

Dan, Rohingya bukan satu-satunya etnis Muslim di Myanmar. Di

samping etnis Rohingya, ada pula etnis Indian Muslim yang

kebanyakan tinggal di Rangoon (berubah menjadi Yangoon pada

tahun 1989). Kemudian, etnis Panthay, etnis Muslim keturunan Cina

yang bermigrasi dari Cina barat laut (Muslim Hui). Lalu, ada etnis

Muslim keturunan Melayu yang tinggal di Kawthaung dan sebagian

kecil bermukim di pulau-pulau sekitar Laut Andaman dan kerap

disebut sebagai moken (atau sea gypsy/orang laut).

Etnis Rohingya mendiami sisi utara negara bagian Rakhine

(sebelumnya bernama Arakan) di Myanmar bagian barat. Konsentrasi

mereka ada di kota-kota di sisi utara Rakhine, yang masing-masing

adalah di Maungdaw, Buthidaung, Rathedaung, Akyab, Sandway,

Tongo, Shokepro, Rashong Island, dan Kyauktaw. Dari sisi geografis,

demografis, dan bahasa, mereka memiliki kedekatan dengan

Bangladesh (Bengal) yang memang dikenal sebagai negeri Muslim.

Status etnis Rohingya di Myanmar saat ini adalah stateless

persons alias orang tanpa kewarganegaraan. Mereka tak pernah

Page 8: analisis masuknya pengungsi rohingya ke aceh

diakui Pemerintah Myanmar sebagai salah satu dari 137 etnis yang

diakui di Myanmar.

Di Myanmar mereka mengalami penganiayaan dan siksaan

yang brutal dari rezim junta militer. Inilah yang memaksa mereka

menjadi manusia perahu yang berlayar dari satu negara ke negara

lain, terutama Thailand, Malaysia dan Indonesia, untuk mencari

tempat penghidupan yang lebih baik. Selain Myanmar, Thailand

adalah negeri yang paling tidak bersahabat dengan orang Rohingya.

Pemerintah negeri yang dulu bernama Siam itu selalu bertindak keras

dan kasar bahkan mengarah ke pembantaian.

Para nelayan di Idi Rayeuk, Aceh Timur  dan Angkatan Laut

menyelamatkan sekitar 200 an manusia perahu etnis Rohingya, asal

Myanmar, yang terapung-apung dalam perahu kayu di lepas pantai

Aceh Timur. Setelah tiga pekan terombang-ambing di laut, kondisi

para pengungsi tersebut memprihatinkan. Beberapa diantaranya

menderita sakit dan mendapatkan perawatan kesehatan dari rumah

sakit setempat. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang

disampaikan juru bicara Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah:

“Ada kapal yang ditarik oleh pelaut nelayan kita ke wilayah Idi

Rayeuk, Aceh Timur. Kondisinya dapat kita bayangkan, sudah

berlayar lama, tentunya memprihatinkan. Pemerintah telah

mengirimkan mereka yang membutuhkan perawatan kesehatan ke

rumah sakit.Kini pengungsi yang selamat akan ditampung sementara

di pangkalan laut Aceh Timur. Pejabat setempat kini sedang mencari

penerjemah untuk mencari tahu dengan pasti identitas warga  etnis

Rohingya tersebut.”

Sedangkan Wakil Bupati Aceh Timur Nasrurin Abubakar

kepada kantor berita Reuters menceritakan para manusia perahu itu

Page 9: analisis masuknya pengungsi rohingya ke aceh

telah seminggu kelaparan termasuk diantara mereka ada seorang

bocah 13 tahun. Sementara lebih dari 20 manusia perahu lainnya

tewas. Informasi tersebut diperoleh dari percakapan bahasa tubuh

antara pengungsi dengan nelayan. Terdamparnya para pengungsi

etnis Rohingga tersebut merupakan kali kedua dalam tahun ini.

Sebelumnya pada bulan Januari juga ditemukan terapung-apung di

lepas pantai Sabang. Hingga kini mereka pun masih ditampung di

pangkalan angkatan laut di Sabang, Aceh. Sementara kloter

sebelumnya terdampar di Aceh tahun 2006, setelah ditangani oleh

Badan Urusan Pengungsi Perserikatan Bangsa-bangsa UNHCR,

sebagian tidak ketahuan lagi nasib selanjutnya, menurut juru bicara

Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah:

“Pemerintah Indonesia sudah memberikan bantuan, yang

mereka sangat hargai dan juga dihargai oleh masyarakat

internasional. Tahun 2006 kita juga mengalami kasus serupa, ada 77

orang yang masuk ke wilayah kita, mereka ditangani oleh UNHCR.

Namun kasusnya tidak tuntas. Keberadaan mereka tidak kita ketahui

lagi. Tentunya bila melalui penganganan UNCHR, disalurkan ke

negara-negara ketiga.”

Berdasarkan Konvensi tentang Status Pengungsi tahun 1951

dan Protokol tahun 1967, seseorang disebut pengungsi ketika ia

memiliki dasar dan ketakutan yang beralasan akan menjadi korban

penyiksaan atas dasar ras, agama, kebangsaan, keanggotaan pada

kelompok sosial tertentu, ataupun karena opini politiknya, di mana ia

kemudian berada di luar negara asalnya dan tak dapat ataupun tak

ingin kembali ke negeri asalnya karena alasan akan menjadi korban

penyiksaan (persecution).

Pengertian 'pengungsi' amat berbeda dengan migran. Migran

adalah mereka yang berpindah ke luar negaranya karena pilihan

Page 10: analisis masuknya pengungsi rohingya ke aceh

sendiri dan lebih karena alasan ekonomi ataupun karena ingin

mencari penghasilan yang lebih baik. Sebaliknya, 'pengungsi' adalah

mereka yang 'terpaksa' pindah dari negerinya karena alasan yang

kuat akan menjadi korban penyiksaan dan ketidakamanan.

Sementara itu, pencari suaka (asylum seekers) adalah orang-

orang yang terusir dari negerinya dan mencari suaka (asylum) ke

negeri lain di mana ia belum mendapatkan keputusan tentang 'status

pengungsi' (refugee status). Pencari suaka adalah mereka yang

belum mengajukan permohonan ataupun sedang menunggu hasil

keputusan mengenai status pengungsi-nya dari suatu negara.

Stateless persons alias 'orang tanpa kewarganegaraan'

adalah seseorang yang tak diakui sebagai warga negara oleh yuridiksi

hukum suatu negara. Stateless persons adalah memenuhi kualifikasi

untuk disebut sebagai pengungsi.

Bagaimanakah status 'manusia perahu' Rohingya? Menilik

pengertian di atas, mereka adalah orang-orang tanpa

kewarganegaraan (stateless persons) sekaligus pencari suaka

(asylum seekers). Namun, tidak jelas apakah kemudian suatu negara

akan memberikan mereka status sebagai 'pengungsi' (refugees) atau

tidak.

Etnis Rohingya asal Myanmar tersebut  melarikan diri dari

Myanmar, karena ketakutan akan dibunuh oleh junta militer.  Banyak

diantara mereka menjadi pekerja paksa dan mengalami penyiksaan.

Kini mereka mencoba untuk mencari suaka ke negara-negara lain dan

kehilangan kewarganegaraan. Nasib mereka kembali menarik

perhatian setelah muncul tudingan bahwa otoritas di Thailand

mencegat para manusia perahu ini ketika singgah di perairan

Thailand, namun  kemudian melepaskan begitu saja tanpa mesin dan

Page 11: analisis masuknya pengungsi rohingya ke aceh

perbekalan. Sejumlah kapal dilaporkan tenggelam dan ratusan

diantara pengungsi tewas.

Etnis Rohingya sejak awal merdekanya negara Burma

(kemudian menjadi Myamnar pada tahun 1989) tak pernah mendapat

pengakuan sebagai etnis dari sekitar 137 etnis yang diakui di

Myanmar. Maka, dalam bahasa aktivis LSM di Thailand, etnis

Rohingya disebut sebagai stateless and forgotten people (orang tanpa

kewarganegaraan dan dilupakan).

Terusir dari negerinya dan menjadi manusia perahu (boat

people), warga Rohingya tertatih-tatih menanti negeri yang mau

menampung mereka. Sekitar 1200 warga Rohingya meninggalkan

Myanmar pada bulan Desember 2008 menuju Thailand. Datang

dengan cara yang tidak umum, otoritas Thailand segera menampik

mereka. Sebagian mereka masih ditahan di Thailand dan sebagian

kembali terusir ke laut. Menggunakan sembilan perahu, mereka

kemudian terdampar di Laut Andaman, sebagian kecil diselamatkan

oleh warga Indonesia dan kini ditampung sementara di Aceh.

Sebagian kecil yang lain diselamatkan oleh Angkatan Laut India.

Selebihnya, masih terkatung-katung.

B. Nasib Pengungsi Rohingya

Sebelum ditemukan terkatung-katung di tengah laut tanpa

persediaan makanan oleh nelayan dan TNI AL, ratusan manusia

perahu ini ditangkap oleh militer Thailand tepatnya di wilayah perairan

Laut Andaman dan menahan mereka secara rahasia di sebuah pulau

bernama Koh Sai Daeng. Usai ditahan selama beberapa hari, kaum

Muslimin yang tak berdaya ini kemudian diseret ke tengah laut lalu

ditinggalkan di atas kapal tanpa mesin. Bahkan sebagian hanya

Page 12: analisis masuknya pengungsi rohingya ke aceh

ditinggali dayung. Tak ayal, sebagian besar manusia “tanpa negara”

ini hilang dan mati tenggelam. Sekarang ratusan “manusia perahu”

yang juga beragama Islam telah tiba di Serambi Mekkah setelah

ditemukan oleh nelayan setempat (Sabang dan Idi Rayeuk) . Kisah

pilu manusia perahu itu membuat masyarakat Aceh sadar dan rasa

ingin membantu. Yang paling memilukan adalah mereka harus

membuang 22 saudara mereka yang meninggal ke laut lepas. Mereka

meninggal karena kelaparan dan tidak adanya persediaan logistik di

tengah laut. Namun, bagaimana nasib mereka selanjutnya setelah

terdampar di negeri yang hampir seratus persen penduduknya

beragama Islam?

Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Indonesia akan

segera mendeportasi “manusia perahu” ke negera asal mereka,

Myanmar, namun jika pada akhirnya Pemerintah Myanmar tidak

mengakui mereka, maka akan diminta bantuan dari UNHCR, IOM,

dan organisasi internasional lainnya. Pemerintah menyimpulkan

bahwa manusia perahu yang terdampar di Sabang diduga kuat

bermotif ekonomi (economy migrant) .

Namun, berdasarkan hasil pengamatan dari berbagai pihak,

kesimpulan yang diambil pemerintah dalam proses pendataan dan

investigasi terkesan dan terdapat adanya manipulasi. Pemerintah

cenderung melibatkan International Organization for Migration (IOM)

ketimbang UNHCR dalam menangani Muslim Rohingya. Seharusnya

Pemerintah harus bekerjasama dengan pihak badan resmi PBB

United Nation High Commision for Refugee (UNHCR) karena ini tugas

dan wewenangnya mengurusi para pengungsi.

Keterlibatan IOM semata tanpa adanya pihak UNHCR soal

penanganan pengungsi Myanmar ini sebenarnya belum sempurna

segi keakuratan data dan informasi. Akibatnya mencuat isu dari politik

Page 13: analisis masuknya pengungsi rohingya ke aceh

berubah ke motif ekonomi. Kita yakin bahwa warga Rohingya yang

terseret arus laut di perairan Aceh itu adalah bahagian dari keburukan

politik dan penindasan penguasa junta militer. Kita sangat memahami

penyebab buruknya ekonomi itu merupakan akibat dari runyamnya

situasi politik sehingga membuat para manusia perahu itu harus hijrah

menyelamatkan diri sekaligus memperbaiki ekonomi dari luar

negaranya.

Dengan kata lain, persoalan politik dan ekonomi yang sedang

dihadapi para pengungsi politik dimanapun di dunia, merupakan dua

sisi kehidupan antara keselamatan nyawa dan perubahan hidup. Jika

perlindungan telah ada, maka secara otomatis akan menyusul dengan

perbaikan nasib untuk hidup secara ekonomi. Singkatnya, dua hal

tersebut tak mungkin terpisahkan dan itu fakta.

Badan PBB yang menangani masalah pengungsi (UNHCR)

akan dilibatkan untuk menangani pengungsi Rohingya di Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). “Keterangan yang kami peroleh

dari Departemen Luar Negeri (Deplu), UNHCR akan datang ke

Sabang dan Idi Rayeuk untuk menangani pengungsi Rohingya,” kata

Walikota Sabang, Munawarliza Zainal di Banda Aceh.

UNHCR termasuk dalam Joint Verification Team (JVC) yang

terdiri dari pejabat Deplu, Kementerian Koordinator Kesra, Ditjen

Imigrasi, Organisasi Migrasi Internasional (IOM) akan berangkat ke

Sabang pada 2 April 2009.

JVC akan bekerja dalam dua tahap untuk mencari

penyelesaian komprehensif masalah manusia perahu, yaitu tahap

pertama pada 2-7 April dan tahap kedua 14-22 April mendatang.

Sebanyak 193 manusia perahu yang seluruhnya muslim dari

etnis Rohingya terdampar di Sabang, Pulau Weh, pada awal Januari

Page 14: analisis masuknya pengungsi rohingya ke aceh

2009 sementara 220 lainnya terdampar di Idi Rayeuk Aceh Timur

pada awal Februari lalu.

Mereka ditemukan terapung-apung di laut dalam kapal kayu

oleh nelayan Aceh dan hingga saat ini pengungsi Rohingya di Sabang

ditampung di Lanal Sabang sedangkan di Idi Rayeuk di kantor camat

setempat. Selama hampir tiga bulan mereka berada di Aceh dan

pemerintah setempat telah mengupayakan membantu logistik dan

mengharapkan pemerintah pusat segera menentukan status manusia

perahu tersebut.

Sebelumnya Deplu bersama IOM telah melakukan verifikasi

sebanyak dua kali, namun Pemerintah Aceh berharap UNHCR

menemukan solusi bagi penyelesaian nasib mereka.

C. Penanganan Terhadap Pengungsi Rohingya

Pemerintah Indonesia secara umum mempunyai komitmen

yang kuat untuk menangani setiap pengungsi yang masuk sesuai

kaidah internasional. Penanganan imigran yang masuk ke Indonesia

selama ini dilakukan dengan melibatkan tiga negara terkait, yaitu

negara asal, Indonesia, dan negara tujuan mereka.Imigran etnis

Rohingya terdampar di Aceh pada dua tempat terpisah. Awalnya

sebanyak 193 orang yang berasal dari Myanmar dan Bangladesh

terdampar di Pulau Rondo, Kota Sabang, 7 Januari 2009. Kemudian

kejadian yang sama terulang pada 3 Februari lalu, sebanyak 198

orang etnis Rohingya juga terdampar di Idi, Aceh Timur.

Rohingya adalah salah satu suku asli Myanmar yang memeluk

agama Islam. Mereka terbiasa bermigrasi ke negara tetangga

Malaysia dan Thailand untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Saat ini etnis Rohingya di seluruh Myanmar diperkirakan 2 juta jiwa

Page 15: analisis masuknya pengungsi rohingya ke aceh

dan 1,5 juta diantaranya tinggal di Arakan, Myanmar, 600 ribu tinggal

di Bangladesh, 350 ribu di Pakistan, 400 ribu di Arab Saudi dan 100

ribu di Uni Emirat Arab, Thailand dan Malaysia.

Myanmar dan Indonesia akan membahas hal-hal yang bisa

meningkatkan hubungan bilateral kedua negara. Sein bertemu dengan

kedua pemimpin pemerintahan tersebut beberapa waktu lalu dalam

pertemuan ASEAN di Thailand. Sein diperkirakan akan kembali

bertemu dengan mereka dalam pertemuan ASEAN bersama enam

negara mitra, Australia, China, India, Jepang, Selandia Baru, dan

Korea Selatan 10-12 April mendatang di Thailand.Persoalan hak asasi

manusia dan kegagalan negara pimpinan Junta militer tersebut

cenderung menjadi bahan perdebatan di berbagai pertemuan ASEAN.

Pemerintah Indonesia sudah memberikan bantuan, yang

mereka sangat hargai dan juga dihargai oleh masyarakat

internasional. Tahun 2006 kita juga mengalami kasus serupa, ada 77

orang yang masuk ke wilayah kita, mereka ditangani oleh UNHCR.

Namun kasusnya tidak tuntas. Keberadaan mereka tidak kita ketahui

lagi. Tentunya bila melalui penganganan UNCHR, disalurkan ke

negara-negara ketiga.

Untuk 193 manusia perahu yang terdampar di Aceh sejak

tanggal 7 Januari, maka proses identifikasi dan investigasi yang

dilakukan oleh tim pemerintah bekerjasama dengan IOM, International

Organization for Migration, hampir mendekati penyelesaian.

Dan kita harapkan dalam beberapa hari ke depan, mereka

sudah dapat menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah dari

proses investigasi/interview yang dilakukan pada setiap orang perahu

yang berada di Kepulauan Sabang. Proses itu sudah akan selesai dan

Page 16: analisis masuknya pengungsi rohingya ke aceh

segera mereka akan menyampaikan temuannya dan rekomendasi

dari apa yang telah didapatkan dari mereka.

Keputusan pemerintah melibatkan IOM terkait dengan temuan

awal pada saat kita melakukan interview secara acak pada tanggal 9

dan 10 Januari. Dari proses interview tersebut, kita menarik satu

kesimpulan bahwa kedatangan mereka ke Indonesia lebih didasari

oleh kepentingan untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Dengan demikian IOM adalah lembaga yang sangat tepat

untuk dilibatkan, khususnya mengetahui sejauh mana ada isyu-isyu

migrasi, people smuggling atau traficking in person. Pemerintah ingin

cepat menyelesaikan permasalahan ini dengan tuntas. Karena kita

sebelumnya juga memiliki pengalaman masalah manusia perahu dari

Rohingya juga pada tahun 2006 dan ditangani oleh UNHCR tapi tidak

selesai secara tuntas.

Selain IOM, Badan PBB yang menangani masalah pengungsi

(UNHCR) akan dilibatkan untuk menangani pengungsi Rohingya di

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). UNHCR akan datang ke

Sabang dan Idi Rayeuk untuk menangani pengungsi Rohingya.

UNHCR termasuk dalam Joint Verification Team (JVC) yang terdiri

dari pejabat Deplu, Kementerian Koordinator Kesra, Ditjen Imigrasi,

Organisasi Migrasi Internasional (IOM) akan berangkat ke Sabang

dan akan bekerja dalam dua tahap untuk mencari penyelesaian

komprehensif masalah manusia perahu, yaitu tahap pertama pada 2-7

April dan tahap kedua 14-22 April mendatang.

Selama hampir tiga bulan mereka berada di Aceh dan

pemerintah setempat telah mengupayakan membantu logistik dan

mengharapkan pemerintah pusat segera menentukan status manusia

perahu tersebut.

Page 17: analisis masuknya pengungsi rohingya ke aceh

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dari berbagai permasalahan yang

timbul akibat dari masuknya pengungsi Rohingya ke Aceh, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa Etnis Rohingya adalah orang-orang

tanpa kewarganegaraan yang mendiami kawasan perbatasan antara

Myanmar-Bangladesh. Di Myanmar mereka mengalami penganiayaan

dan siksaan yang brutal dari rezim junta militer. Inilah yang memaksa

mereka menjadi manusia perahu yang berlayar dari satu negara ke

negara lain, terutama Thailand, Malaysia dan Indonesia, untuk

mencari tempat penghidupan yang lebih baik. Selain Myanmar,

Thailand adalah negeri yang paling tidak bersahabat dengan orang

Rohingya yang selalu bertindak keras dan kasar bahkan mengarah ke

pembantaian.

Status etnis Rohingya di Myanmar saat ini adalah stateless

persons alias orang tanpa kewarganegaraan. Mereka tak pernah

diakui Pemerintah Myanmar sebagai salah satu dari 137 etnis yang

diakui di Myanmar. Etnis Rohingya asal Myanmar tersebut  melarikan

diri dari Myanmar, karena ketakutan akan dibunuh oleh junta militer. 

Banyak diantara mereka menjadi pekerja paksa dan mengalami

penyiksaan. Kini mereka mencoba untuk mencari suaka ke negara-

negara lain dan kehilangan kewarganegaraan.

Selain IOM, Badan PBB yang menangani masalah pengungsi

(UNHCR) akan dilibatkan untuk menangani pengungsi Rohingya di

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). UNHCR akan datang ke

Sabang dan Idi Rayeuk untuk menangani pengungsi Rohingya.

UNHCR termasuk dalam Joint Verification Team (JVC) yang terdiri

Page 18: analisis masuknya pengungsi rohingya ke aceh

dari pejabat Deplu, Kementerian Koordinator Kesra, Ditjen Imigrasi,

Organisasi Migrasi Internasional (IOM) akan berangkat ke Sabang

dan akan bekerja dalam dua tahap untuk mencari penyelesaian

komprehensif masalah manusia perahu, yaitu tahap pertama pada 2-7

April dan tahap kedua 14-22 April mendatang.

Selama hampir tiga bulan mereka berada di Aceh dan

pemerintah setempat telah mengupayakan membantu logistik dan

mengharapkan pemerintah pusat segera menentukan status manusia

perahu tersebut. Sebelumnya Deplu bersama IOM telah melakukan

verifikasi sebanyak dua kali, namun Pemerintah Aceh berharap

UNHCR menemukan solusi bagi penyelesaian nasib mereka.

B. Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan terkait dengan

masalah pengungsi Rohingya, khususnya untuk Pemerintah Indonesia

adalah supaya mempertimbangkan kembali niatnya untuk

mendeportasikan Muslim Rohingya agar keselamatan mereka

terjamin. Departemen luar negeri kiranya perlu melihat secara lebih

teliti bahwa kehadiran mereka ke Indonesia itu masih dalam konteks

politik negara Myanmar yang begitu parah yang menyebabkan

mereka tertindas dan keluar dari negaranya untuk mencari perhatian

dan perlindungan politik dunia internasional. Mereka perlu dilindungi

secara politik oleh Indonesia. Oleh sebab itu, pemerintah diharapkan

menyambut baik semua manusia perahu dengan memberikan status

negara kedua dan pemberian suaka kepada mereka sambil

menunggu adanya jaminan keamanan yang menyeluruh dari negara

ketiga.

Page 19: analisis masuknya pengungsi rohingya ke aceh

Nasib manusia perahu sangat memerlukan perhatian dan

bantuan dari Pemerintah Indonesia. Mereka itu (etnis muslim minoriti)

golongan tertindas dan diusir dari negaranya akibat perlakuan

penguasa junta militer yang cukup ganas. Sekarang mereka sudah

terselamatkan dalam wilayah hukum negara Indonesia atau mereka

kini berada di negara kedua. Karena itu perlindungan dan

keselamatan harus diberikan kepada mereka dan bukannya

membuang mereka kembali ke negara asalnya.

Sebaiknya Pemerintah Indonesia sesegera mungkin mencari

jalan terbaik bagi menangani pengungsi tersebut. Pemerintah sangat

diharapkan segera mengambil langkah positif untuk mengizinkan dan

mengundang pihak UNHCR atau IOM guna mempercepat

penanganan mereka dan selanjutnya diterbangkan kenegara ketiga.

Nasib dan derita yang mereka alami saat ini sungguh memprihatinkan.

UNHCR dan IOM adalah lembaga paling tepat untuk mengurusi

mereka yang berstatus pelarian politik dan masalah ekonomi.

Oleh karena itu, harapan besar agar para pengungsi Rohingya

asal Myanmar tersebut dapat segera mendapatkan kembali kehidupan

yang layak tanpa adanya intimidasi dari segala pihak sehingga

mereka dapat menjalani hidup dengan normal dan aman.