kontribusi tinggi badan, berat badan, kekuatan …digilib.unila.ac.id/55109/3/skripsi tanpa bab...

80
KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN LENGAN, KEKUATAN PUNGGUNG DAN FLEKSIBILITAS TERHADAP KECEPATAN BANTINGAN PADA ATLET GULAT PUTRA LAMPUNG (Skripsi) OLEH MEKI ANDESA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 10-Jan-2020

26 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN

TUNGKAI, KEKUATAN LENGAN, KEKUATAN PUNGGUNG

DAN FLEKSIBILITAS TERHADAP KECEPATAN

BANTINGAN PADA ATLET GULAT

PUTRA LAMPUNG

(Skripsi)

OLEH

MEKI ANDESA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

ii

ABSTRAK

KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN

TUNGKAI, KEKUATAN LENGAN, KEKUATAN PUNGGUNG

DAN FLEKSIBILITAS TERHADAP KECEPATAN

BANTINGAN PADA ATLET GULAT

PUTRA LAMPUNG

Oleh

MEKI ANDESA

Masalah dalam penelitian ini adalah keutamaan atau keberhasilan suatu bantingan

dalam cabang olahraga gulat terletak pada kemampuan seorang atlet melakukan

koordinasi antara kecepatan, kekuatan lengan, kekuatan tungkai, kekuatan

punggung dan fleksibilitas badan. Banyaknya faktor atau aspek fisik yang

mendukung keberhasilan bantingan pada cabang olahraga gulat menjadi daya tarik

untuk dikaji dan dilihat seberapa besar kontribusi masing-masing aspek terhadap

keberhasilan bantingan.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah suvey dengan analisis data

menggunakan regresi linier.Sampel yang digunakan sebanyak 30 atlet gulat putra

lampung. Untuk teknik pengambilan data tes tinggi badan menggunakan

stadiometer, berat badan menggunakan timbangan injak digital, kekuatan tungkai

menggunakan leg dynamometer, kekuatan lengan menggunakan push and pull

dynamometer, kekuatan punggung menggunakan back dynamometer, fleksiblitas

Page 3: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

iii

menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

menggunakan software kinovea..

Hasil penelitian menunjukkan ada kontribusi tinggi badan sebesar 18,8%, berat

badan sebesar 15,0%, kekuatan tungkai sebesar 19,9%, kekuatan lengan sebesar

40,5%, kekuatan punggung sebesar 54,2%, fleksibilitas sebesar 35,7% terhadap

kecepatan bantingan.

Dapat disimpulka bahwa kekuatan otot punggung mempunyai kontribusi terbesar

dibandingkan tinggi badan, berat badan, kekuatan tungkai, kekuatan lengan, dan

fleksibilitas

Kata Kunci : kecepatan bantingan, berat badan, fleksibilitas, kekuatan lengan,

kekuatan punggung, kekuatan tungkai, tinggi badan.

Page 4: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

iv

ABSTRACT

CONTRIBUTION HIGH OF AGENCY, BODY WEIGHT, SINGLE

STRENGTH, ARM STRENGTH, BACK STRENGTH

AND OF FLEXIBILITY ON SPEED

OF WAIST BEARS ON ATHLETE

WRESTLING OF LAMPUNG

By

MEKI ANDESA

The problem in this study is the primacy or success of a kick in the sport of

wrestling lies in the ability of an athlete to coordinate between speed, arm

strength, leg strength, back strength and body flexibility. The many factors or

physical aspects that support the success of slamming in the wrestling sport are an

attraction to be studied and seen how much each aspect contributes to the success

of kickbacks.

The method used in this study is surveying the data usinganalysis. linear

regressionThe samples used were 30 male wrestling athletes in Lampung. For the

technique of taking height test data using a stadiometer, weight using digital tread

scales, leg strength using leg dynamometer, arm strength using push and pull

dynamometer, back strength using a back dynamometer, flexibility using sit and

reach, and speed data collection using software kinovea ..

Page 5: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

v

The results showed that there was a contribution of height of 18.8%, body weight

of 15.0%, limb strength of 19.9%, arm strength of 40.5%, back strength of 54.2%,

flexibility of 35.7 % of the speed of kickback.

It can be concluded that back muscle strength has the largest contribution

compared to height, weight, leg strength, arm strength, and flexibility

Keywords : slamming speed, weight, flexibility, arm strength, back strength, leg

strength, height.

Page 6: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

vi

KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN

TUNGKAI, KEKUATAN LENGAN, KEKUATAN PUNGGUNG

DAN FLEKSIBILITAS TERHADAP KECEPATAN

BANTINGAN PADA ATLET GULAT

PUTRA LAMPUNG

Oleh

MEKI ANDESA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan rekreasi

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 7: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan
Page 8: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan
Page 9: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan
Page 10: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bedudu, pada tanggal 14 Mei 1996,

sebagaianak kedua dari empat bersaudara, buah hati dari

pasangan Bapak Dauri dan Ibu Rohaini

Pendidikan yang ditempuh adalah, Sekolah Dasar (SD)

Negeri 1 Sekincau selesai pada tahun 2008, Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri 1 Sekincau selesai padatahun 2011, dan Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri 5 Bandar Lampung selesai pada tahun 2014.

Tahun2014, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Unila melalui

jalur SNMPTN.Selama penulis menempuh pendidikan dari mulai sekolah dasar

hingga menjadi mahasiswa penulis juga sering mengikuti beberapa kejuaraan dari

tingkat Daerah maupun Nasional seperti :

1. Juara I Gulat Gaya Bebas Dan Grigo Roman Porprov ke- VIII Bandar

Lampung (2017)

2. Juara II kejuaraan Yunior Gulat Bandar Lampung Open(2015)

3. Juara I kejuaraan Yunior Gulat Bandar Lampung Open (2014)

Page 11: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

viiii

4. Juara IGulat Gaya Bebas Dan Grigo Roman Porprov ke- VII Lampung Selatan

(2014)

5. Juara I KejuaraanYunior Gulat Bandar Lampung Open (2012)

6. Kejuaraan atlet PPLP Jambi (2012)

7. Kejuaraan atlet PPLP Bengkulu (2013)

8. Kejuaraan POPNAS Jakarta (2013)

9. Kejuaraan Nasional Gulat Yunior Yogyakarta (2014)

Pada Tahun 2016, penulis melakukan KKN dan PPL di desa km 5, SMPN 5

Blambangan Umpu, Kecamatan Blambangan Umpu kabupaten Way

Kanan.Demikian riwayat hidup penulis Semoga bermanfaat bagi pembaca.

Page 12: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

MOTTO

Jadikan sakit hati sarana untuk bangkit

Bukan untuk dijadikan penyakit

Meki Andesa

Page 13: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

xi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya tulis ku ini untuk :

Ayahandaku tercinta bapak ( Dauri ) dan Ibundaku tercinta ibu ( Rohaini )

yang telah senantiasa merawat ku sejak dilahirkan dan selalu memotivasiku

sampai saat ini, serta abangku ( Doni Aguston ) dan adik-adikku

( Desi&Melinda ) yang selalu menjadi penyemangatku

Serta

Almamater Tercinta Universitas Lampung

Page 14: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

xii

SANWACANA

Puji syukur alhamdulillah pada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat

dan hidayah Nya,hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Kontribusi Tinggi Badan, Berat Badan, Kekuatan Tungkai, Kekuatan

Lengan, Kekuatan Punggung, dan Flesibilitas Terhadap Kecepatan

Bantingan pada Atlet Gulat Putra Lampung” adalah dalam memenuhi salah

satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam Penulisan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

Pembimbing Pertama, Pembimbing Akademik Bapak Dr. Frans Nurseto, M.Psi

yang telah memberikan bimbingan, perbaikan, pengarahan serta motivasi kepada

penulis, Pembimbing Kedua, Bapak Drs. Sudirman Husin, M.Pd yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan, serta kepercayaan kepada penulis. Dan

Pembahas Bapak Dr. Rahmat Hermawan. M.Kes yang telah memberikan

perbaikan dan pengarahan kepada penulis. Serta tidak lupa penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas

Lampung.

2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd, selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan (IP) FKIP

Universitas Lampung.

Page 15: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

xiii

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuan saat penulis menyelesaikan perkuliahan .

Bapak dan Ibu staf tata usaha FKIP Unila

5. Bapak Dedi Irawan Gultom(pelatih kepala), Bapak Beni (pelatih), seluruh

Atlet Gulat yang telah memberikan izin serta bantuannya untuk melaksanakan

penelitian.

6. Sahabat terbaikku Lonceng, Sepken, Letto, Ceka, Andika, Dian brew, Gondes,

Lutfi, Udin, Acil,Asoy yang selalu memotivasi, memberikan dukungan

semangat kuliah, dan masukkan kepadaku, aku sayang kalian.

7. Teman-teman seperjuanganku angkatan (2014) terimakasih atas kebersamaan

serta kekompakan yang telah terjalin

8. Kepada teman-teman PPL/KKN Dusun km 5 Blambangan Umpu,terimakasih

atas semangat, dukungan persabahatan kebersamaan dan sapa hangat kalian

selama ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini

dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Desember 2018

Penulis,

Meki Andesa

Page 16: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 6

B. Batasan Masalah.............................................................................. 7

C. Rumusan Masalah ............................................................................ 8

D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8

E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Olahraga Gulat…………………………………………. .................. 11

B. Jenis-jenis Olahraga Gulat…………………………………………. 12

C. Teknik Dasar Olahraga Gulat……………………………………. ... 15

1. Teknik Jatuhan ………………………………………………. .. 16

2. Teknik Posisi Bawah .................................................................. 16

3. Teknik Serangan Kaki ................................................................ 17

4. Teknik Susupan ........................................................................... 17

5. Teknik Tarikan ............................................................................ 17

6. Teknik Sambungan ..................................................................... 17

7. Teknik Bantingan ........................................................................ 17

D. Tinggi Badan ...................................................................................... 21

E. Berat Badan ........................................................................................ 22

F. Kekuatan Otot Tungkai ...................................................................... 23

G. Kekuatan Otot Lengan ....................................................................... 25

H. Kekuatan otot Punggung .................................................................... 26

I. Fleksibilitas ........................................................................................ 31

J. Penelitian yang Relevan .................................................................... 34

K. Kerangka Berpikir ............................................................................. 35

L. Hipotesis ........................................................................................... 36

Page 17: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

xiv

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ............................................................................. 37

B. Populasi dan Sampel ......................................................................... 38

1. Populasi ...................................................................................... 38

2. Sampel ....................................................................................... 38

C. Variabel Penelitian ............................................................................ 38

D. DefinisiOperasionalVariabel.............................................................. 39

E. Desain Penelitian .............................................................................. 41

F. Instrumen Penelitian .......................................................................... 42

G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 43

H. Analisis Data ..................................................................................... 53

1. Uji Normalitas ............................................................................. 53

2. Uji Linieritas ............................................................................... 54

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian................................................................................... 56

1. Deskripsi Data ............................................................................... 56

2. Analisis Data ................................................................................. 62

3. Uji Hipotesis ................................................................................. 68

B. Pembahasan ...................................................................................... 71

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..................................................................................... 75

B. Saran ............................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 77

LAMPIRAN .................................................................................................... 79

Page 18: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel Perhitungan Berat Badan……………………………………….. .. 22

2. Norma Penilaian Kekuatan Otot Lengan……………………………… .. 48

3. Norma Penilaian Tes Otot Punggung (Back and LegDyanamometer)… 49

4. Norma Penilain Tes Fleksibilitas (Sit and Reach test)…………………… . 50

5. Uji Normalitas…………………………………………………………. .. 53

6. Uji Liniearitas………………………………………………………….. 54

7. Data Hasil Tes Tinggi Badan, Berat Badan, Kekuatan Tungkai,

Kekuatan Lengan,Kekuatan Punggung, Fleksibilitas, Dan Hasil

Kecepatan Bantingan Pada Atlet Gulat Putra Lampung……………… 57

Page 19: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Teknik Gaya Grecco Roman………………………………………… 13

2. Teknik Menangkap Kaki Gaya Bebas………………………………. 14

3. Teknik Bantingan dengan Menggunakan lengan……………………. 19

4. Teknik Bantingan dengan Menggunakan Pengambilan Dibawah

Bahu Lawan……………….……………………………………….. 19

5. Teknik Bantingan Dengan Menggunakan Lengan Bawah Dan

Rangkulan Leher…………………………………………………….. 20

6. Teknik Bantingan Dengan Pinggang Dan Kuncian Kepala

Ke Depan…………………..……………………………………….... 20

7. Otot Tungkai…………………………………………………………. 24

8. Otot Lengan………………………………………………………….. 26

9. Otot Punggung……………………………………………………….. 29

10. Tulang Punggung……………………………………………………… 30

11. Desain penelitian………………………………………………………. 41

12. Stadiometer……………………………………………………………. 44

13. Timbangan Digital…………………………………………………….. 45

14. Leg Dynamometer…………………………………………………….. 46

15. Push and Pull Dynamometer……………………………………………….. 47

16. Back Dynamometer…………………………………………………………... 49

Page 20: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

xvii

17. Sit and Reach test………………………………………………………. 51

18. Diagram Batang Hasil pengukuran tinggi badan Atlet Gulat

Putra Lampung……………………………………………………….. .... 57

19. Diagram Batang Hasil Pengukuran Berat Badan Atlet Gulat

Putra Lampung…………………………………………………………... 58

20. Diagram Batang Hasil pengukuran Kekuatan Tungkai Atlet

Gulat Putra Lampung……………………………………………………. 59

21. Diagram Batang Hasil pengukuran Kekuatan Lengan Atlet

Gulat Putra Lampung……………………………………………………. 59

22. Diagram Batang Hasil pengukuran Kekuatan Punggung Atlet

Gulat Putra Lampung 60

23. Diagram Batang Hasil Pengukuran Fleksibilitas Atlet Gulat

Putra Lampung ………………………………………………………….. 61

24. Diagram Batang Hasil pengukuran Kecepatan Bantingan

Atlet Gulat Putra Lampung……………………………………………… 61

25. Foto Pelaksaan Tes Pengambilan Tinggi Badan....................................... 105

26. Foto Pelaksaan Tes Pengambilan Berat Badan......................................... 105

27. Foto Pelaksaan Tes Pengambilan Kekuatan Otot Tungkai........................ 106

28. Foto Pelaksaan Tes Pengambilan Kekuatan Otot Lengan......................... 106

29. Foto Pelaksaan Tes Pengambilan Kekuatan Otot Punggung..................... 107

30. Foto Pelaksaan Tes Pengambilan Fleksibilitas........................................... 107

31. Foto Saat Penjelasan Mengenai Pelaksaan Tes.......................................... 108

32. Foto Saat Melakukan Pemanasan.............................................................. 109

33. Foto Saat Melakukan Tes Bantingan......................................................... 109

Page 21: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Hasil Penelitian Tinggi Badan, Berat Badan, Kekuatan

tungkai, Kekuatan Lengan, Kekuatan Punggung, Fleksbilitas,

Dan Kecepatan Bantingan Pada Atlet Gulat Putra

Lampung……………………………………………………………… 79

2. Perhitungan Data Z-skor Dan T-skor Tinggi Badan ………………… 80

3. Perhitungan Data Z-skor Dan T-skor Berat Badan…………………... 81

4. Perhitungan Data Z-skor Dan T-skor Kekuatan Tungkai…………….. 82

5. Perhitungan Data Z-skor Dan T-skor Kekuatan Lengan…………….. 83

6. Perhitungan Data Z-skor Dan T-skor Kekuatan Punggung………….. 84

7. Perhitungan Data Z-skor Dan T-skor Fleksibilitas…………………… 85

8. Perhitungan Data Z-skor Dan T-skor Kecepatan Bantingan…………. 86

9. Regresi Tinggi Badan (X1) Terhadap Kecepatan Bantingan (Y)…….. 91

10. Regresi Berat Badan (X2) Terhadap Kecepatan Bantingan (Y)……… 93

11. Regresi Kekuatan Tungkai (X3) Terhadap Kecepatan Bantingan (Y)... 95

12. Regresi Kekuatan Lengan (X4) Terhadap Kecepatan Bantingan (Y)… 97

13. Regresi Kekuatan Punggung (X5) Terhadap Kecepatan Bantingan (Y)………………………………………………………... 99

14. Regresi Fleksibilitas (X6) Terhadap Kecepatan Bantingan (Y)……… 101

15. Daftar T table………………………………………………………… 103

16. Daftar F table…………………………………………………………. 104

Page 22: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

1

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut undang-undang No 3 tahun 2005 pasal 17 ruang lingkup olahraga naional

meliputi olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi. Kegiatan

olahraga prestasi atau kompetisi, berupa pertandingan maupun perlombaan yang

dilakukan secara terprogram dan terencana. Dalam suatu kegiatan pada masing-masing

cabang olahraga terutama cabor beladiri gulat seorang atlet untuk meraih prestasi

mulai dari tingkat daerah, nasional, sertai internasional tentu harus mempunyai tingkat

kebugaran dan keterampilan di atas rata-rata orang biasa (non atlet), dan tentu

memerlukan hasil kerja keras melalui latihan yang terus menerus terencana dan

terprogram secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Hal ini sesuai dalam

(Undang-undang N0 3 tahun 2005) bahwa olahraga prestasi adalah oahraga yang

membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, dan berkelanjutan

melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan

teknologi keolahragaan. Olahraga prestasi adalah kegiatan olahraga yang dilakukan

dan dikelola secara professional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal

pada cabang-cabang olahraga.

Page 23: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

2

Pada bagian lain dalam Undang-undang RI No. 3 tahun 2005 tentang sistem

keolahragaan nasional pasal 11 ayat 1 yang berbunyi pemerintah dan pemerintah

daerah mempunyai hak mengarahkan, membimbing, membantu,dan mengawasi

penyelenggaraan keolahragaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dari keterangan tersebut secara jelas bahwa tanggung jawab pemerintah untuk

memajukan olahraga nasional Salah satu cara untuk memajukan prestasi olahraga

gulat di Lampung adalah dengan memperkenalkan kedaerah-daerah atau dengan

membentuk pengcab-pengcabdisetiapkabupaten/kota yang ada di provinsi Lampung,

karena kepengurusan cabor gulat di Lampung baru hanya ada satu yaitu di Bandar

Lampung. Karna haltersebut penting diselenggarakan pemerintah untuk mendukung

perkembangan atlet-atlet di cabang-cabang olahraga salah satunya yaitu Gulat .

Dimana gulat sendiri sudah mulai berkembang dikalangan olahraga Indonesia, gulat

sendiri dipertandingkan mulai dari ajang daerah yaitu PORPROV, KEJURDA, ajang

nasional yaitu KEJURNAS, PON serta ajang internasional mulai dari tingkat Asean

(Sea Games), Asia (Asian Games), dan tingkat Dunia (Olimpiade).

Pada awalnya, olahraga gulat adalah suatu olahraga beladiri yang menggunakan

tenaga dan di dalamnya dimungkinkan mengandung pengertian suatu perkelahian,

pertarungan yang sengit untuk mengalahkan lawan dengan cara saling memukul,

menendang, mencekik, bahkan menggigit. Namun, pada tahap selanjutnya pengertian

ini berubah karena telah menjadi suatu cabang olahraga yang dilengkapi dengan

peraturan yang dipatuhi oleh para pesertanya. Gulat memiliki pengertian sebagai suatu

olahraga yang dilakukan oleh dua orang yang saling menjatuhkan atau membanting,

Page 24: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

3

menguasai, dan mengunci lawannya dalam keadaan terlentang dengan menggunakan

teknik yang benar sehingga tidak membahayakan keselamatan lawannya.

Gulat merupakan olahraga prestasi yang mempunyai cirri khas yaitu olahraga yang

berhadapan dengan menggunakan anggota tubuh, berusaha untuk menjatuhkan lawan

dengan cara menarik, mendorong, menjegal, membanting, menekan, menahan,

sehingga lawan menempel di atas matras dengan tidak melanggar peraturan yang telah

ditentukan. Pada olahraga gulat, terdapat dua gaya yang dipertandingkan baik nasional

maupun internasional, yaitu Gaya Bebas (Free Style) dan Gaya Romawi Yunani

(Greco Romaine).

Gaya bebas adalah teknik beladiri gulat yang memperkenankan pegulat menyerang

kedua kaki lawan yaitu menjegal, menarik kaki sesuai dengan aturan yang ditentukan.

Olahraga gulat gaya bebas terdapat berbagai teknik serangan atas yaitu: tangkapan

kaki, tangkapan satu kaki, tangkapan dua kaki, tarikan lengan, bantingan leher,

bantingan lengan,kayang samping,dan kayang belakang (zubless), dan gaya romawi

yunani (Greco Romaine) adalah tata cara permainan gulat yang melarang pegulat

menyerang bagian tubuh bawah panggul seperti menjegal, menarik kaki, melipat

lawan. Pada gaya romawi yunani (greeco roman) terdapat berbagai teknik serangan

atas yaitu :bantingan pinggang, bantingan leher, bantingan lengan, bantingan bahu,

bantingan sway, kayang depan, kayang samping, zubless dan lain-lain. Seorang

pegulat harus menguasai teknik serangan, counter, dan bertahan yang baik untuk

mengungguli lawannya.

Salah satu teknik dalam olahraga yang cukup besar peluangnya bagi seorang pegulat

yaitu teknik bantingan.Menurut ( Petrov, 1987 : 232 ) Teknik bantingan merupakan

Page 25: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

4

teknik dasar gulat gaya grecco roman yang sering digunakan dalam setiap latihan dan

pertandingan, karena jika seorang pegulat berhasil melakukan teknik bantingan dalam

suatu pertandingan maka seorang pegulat akan dengan mudah mengungguli lawannya

seperti pada saat melakukan teknik bantingan dapat dilakukan dengan mengangkat

lawan yang kemudian dilanjutkan dengan gerakan menjatuhkanya kematras.

Dari beberapa teknik di atas peneliti tertarik untuk meneliti salah satu teknik yaitu

teknik bantingan pinggang. Teknik bantingan pinggang merupakan teknik dasar gulat

gaya grecco roman yang sering digunakan dalam setiap latihan dan pertandingan,

karena jika seorang pegulat berhasil melakukan teknik bantingan dalam suatu

pertandingan maka seorang pegulat akan dengan mudah mengungguli lawannya

seperti pada saat melakukan teknik bantingan dapat dilakukan dengan mengangkat

lawan yang kemudian dilanjutkan dengan gerakan menjatuhkanya kematras.Untuk

mendapatkan bantingan pinggang yang baik ada beberapa aspek yang

harusdikembangkan melalui latihan, aspek-aspek tersebut adalah: persiapan

fisikdanpersiapan teknik. Aspek kemampuan biomotor yang meliputi kekuatan,

kecepatan, dan komposisi tubuh juga harus dilatih dandikembangkan. Penggunaan

kekuatan dalam bantingan pinggang selain digunakan untuk awalan juga digunakan

pada saat melepaskan bantingan. Kekuatan terdiri dari kekuatan otot pinggang, otot

kaki serta flekibilitas untuk mendukung bantingan pinggang. Angkatan tubuh lawan

pada saat melakukan penyerangan diperlukan kekuatan otot punggung yang maksimal

sehingga momentum daya ledak dapat di salurkan dengan baik.Punggung sebagai

tumpuan badan lawan dan sebagai tolakan pada saat membanting, bantingan pinggang

yang dilakukan oleh masing-masing atlet tentunya tidak memiliki kesamaan.

Page 26: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

5

Tumpuan dalam bantingan sangat penting dalam pelaksanaan bantingan

pinggang,daya ledak dipusatkan di pinggang, apabila Tumpuan tidak kuat maka

bantingan pinggang tidak maksimal. Fleksibilitas (kelentukan) juga mendukung dalam

bantingan untuk menopang beban lawan di atas saat akan membanting yang

memberikan sumbangan terhadap bantingan pinggang yang memungkinkan gerak

maksimal dapat dilakukan oleh suatu sendi, seseorang dikatakan lentur apabila ia

mampu membungkuk dengan maksimal, mampu meliukkan badan lawan, mampu

melentik dangan sempurna, kelentukan sangat dibutuhkan seorang pegulat pada saat

melakukan bantingan terutama dalam frekuensi yang ditentukan, selain itu merupakan

faktor yang mendukung karena dalam bantingan pinggang terdapat gerakan tolakan

badan kedepan. Setiap individu memiliki tingkat kekuatan yang berbeda-beda

sehingga hasil yang didapat dalam bantingan setiap individu akan berbeda pula.

Dalam melakukan bantingan pinggang, kekuatan otot punggung dan fleksibilitas

mempunyai peranan yang sangat penting terhadap keberhasilan bantingan yang akan

memberikantenaga penting untuk tolakan, karena dengan kekuatan yang besar akan

memungkinkan seseorang memiliki bantingan yang lebih tepat terarah sehingga dapat

menghasilkan prestasi maksimal.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis pada latihan bersama di Sasana atlet gulat Hall

C PKOR Way Halim Provinsi Lampung ternyata gerakan yang dilakukan oleh atlet

belum memaksimalkan komponen biomotor fisik dalam melakukan bantingan seperti

pada saat bertanding sebagian atlet mengangkat beban lawan terlepas ketika

membanting sehingga bantingan tidak sempurna, dan juga ketika mengangkat tidak

terangkat sempurna .

Page 27: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

6

Pada saat pegulat menempatkan posisi badan lawan ketika menguasainya, penempatan

yang kurang kuat akan mengakibatkan pegulat kehilangan lawan saat melakukan

penyerangan, mempengaruhi bantingan pinggang sehingga momentum daya ledak

yang disalurkan tidak baik, dan beberapa atlet yang badan nya kurang lentur saat akan

melakukan bantingan pinggang dan mempengaruhi bantingan pinggang lalu lawan

terlepas, pada saat menaruh beban lawan di atas pinggang lawan terlepas disebabkan

punggung atlet kurang maksimal, posisiakan membanting, kemudian atlet tidak

mendapatkan momentum yang tepat saat akan membanting dan menjatuhkan lawan ke

matras.

Berdasakan uraian latar belakang di atas maka, peneliti merasa tertarik untuk

melakukan suatu penelitian tentang komponen biomotor fisik yaitu “kontribusi tinggi

badan, beratbadan, kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan, kekuatan otot

punggung dan fleksibilitas terhadap kecepatan bantingan pada atlet gulat putra

Lampung”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Keberhasilan bantingan dalam cabor gulat dipengaruhi oleh baiknya kekuatan otot

tungkai atlet

2. Keberhasilan bantingan dalam cabor gulat dipengaruhi oleh baiknya kekuatan otot

lengan atlet

3. Keberhasilan bantingan dalam cabor gulat dipengaruhi oleh baiknya kekuatan otot

punggung atlet

Page 28: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

7

4. Keberhasilan bantingan dalam cabor gulat dipengaruhi oleh baiknya kelentukan

atlet

5. Unsur komponen fisik ( kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan, kekuatan otot

punggung, dan fleksibilitas )pada atlet gulat yang lemah mempengaruhi

keberhasilan bantingan

C. Batasan Masalah

Dari banyaknya masalah yang muncul, maka perlu diadakan pembatasan

masalah, agar penelitian ini lebih mendalam pengkajiannya. Adapun

pembatasan masalahnya yaitu:

1. Tinggi badan yang berkontribusi terhadap kecepatan bantingan pada atlet gulat

putra Lampung.

2. Berat badan yang berkontribusi terhadap kecepatan bantingan pada atlet gulat

putra Lampung.

3. Kekuatan otot tungkai yang berkontribusi terhadap kecepatan bantingan pada atlet

gulat putra Lampung.

4. Kekuatan otot lengan yang berkontribusi terhadap kecepatan bantingan pada atlet

gulat putra Lampung

5. Kekuatan otot punggung yang berkontribusi terhadap kecepatan bantingan pada

atlet gulat putra Lampung.

6. Fleksibilitas yang berkontribusi terhadap kecepatan bantingan pada atlet gulat

putra Lampung.

7. Komponen biomotor fisik yang berkontribusi terhadap kecepatan bantingan pada

atlet gulat putra lampung.

Page 29: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

8

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang dikemukakan, maka

dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar kontribusi tinggi badan terhadap kecepatan bantingan pada atlet

gulat putra Lampung?

2. Seberapa besar kontribusi berat badan terhadap kecepatan bantingan pada atlet

gulat putra Lampung?

3. Seberapa besar kontribusi kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan bantingan pada

atlet gulat putra Lampung?

4. Seberapa besar kontribusi kekuatan otot lengan terhadap kecepatan bantingan pada

atlet gulat putra Lampung?

5. Seberapa besar kontribusi Kekuatan otot punggung terhadap kecepatan bantingan

pada atlet gulat putra Lampung?

6. Seberapa besar kontribusi fleksibilitas terhadap kecepatan bantingan gulat pada

atlet gulat putra Lampung?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui :

1. Untuk mengetahui besarnya kontribusi tinggi badan terhadap kecepatan bantingan

pada atlet gulat putra lampung.

2. Untuk mengetahui besarnya kontribusi berat badan terhadap kecepatan bantingan

pada atlet gulat putra lampung.

Page 30: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

9

3. Untuk mengetahui besarnya kontribusi kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan

bantingan pada atlet gulat putra lampung.

4. Untuk mengetahui besarnya kontribusi kekuatan otot lengan terhadap kecepatan

bantingan pada atlet gulat putra lampung.

5. Untuk mengetahui besarnya kontribusi Kekuatan otot punggung terhadap kecepatan

bantingan pada atlet gulat putra lampung.

6. Untuk mengetahui besarnya kontribusi fleksibilitas terhadap kecepatan bantingan

pada atlet gulat putra lampung.

7. Untuk mengetahui besarnya perbedaan kontribusi kekuatan otot punggung dan

fleksibilitas terhadap kecepatan bantingan pada atlet gulat putra lampung.

F. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini penulis berharap antara lain :

1. Bagi atlet

Penelitian ini diharapkan agar atlet dapat mengetahui factor apasaja yang dapat

menunjang dalam meningkatkan prestasi.

2. Bagi pelatih

Sebagai salah satu sarana untuk menambah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan

pertimbangan untuk mengambil langkah dalam rangka peningkatan prestasi atlet

pada olahraga beladiri khususnya cabang gulat dalam teknik bantingan pinggang.

3. Bagi club gulat

Dapat dijadikan acuan untuk melakukan latihan yang lebih intensif lagi.

Page 31: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

10

4. Bagi Program Studi

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengembangan ilmu

olahraga yang lebih luas, khususnya cabang olahraga gulat. Selain itu juga

memberikan sumbangan pemikiran untuk kemajuan program studi pendidikan

jasmani dan kesehatan.

Page 32: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Olahraga Gulat

Menurut Kosasih (1985:3) olahraga adalah bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di

dalam permainan, perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka

memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi optimal.Lebih lanjut dijelaskan bahwa

olahraga adalah bagian integral dari pendidikan yang dapat memberikan sumbangan

yang berharga sekali bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya dan

yang berlangsung seumur hidup.

Olahraga gulat adalah salah satu cabang olahraga beladiri kuno yang dilakukan oleh

dua orang di atas matras, gulat diperkirakan sudah ada sejak tahun 2050 sebelum

masehi, mula-mula dilakukan oleh bangsa Sumeria kemudian berkembang di Mesir,

hal ini terbukti dengan banyaknya peninggalan sejarah di Mesir yang menggambarkan

teknik-teknik dalam cabang olahraga gulat, seperti ; berdiri pada posisi yang kokoh

dan teknik serangan kaki (Petrov, 1987 : 20 – 22). Olahraga ini berkembang juga di

Yunani kemudian menjadi salah satu mata tanding pada kegiatan Olympiade kuno

sebagai salah satu acara dari penyembahan Dewa Zeus. Selanjutnya olahraga gulat

juga dipertandingkan di Olympiade modern yang pertama pada tahun 1896 dan pada

Olympiade III Amerika memasukkan gaya khusus yang dalam pertarungan gulat, gaya

Page 33: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

12

tersebut sekarang dikenal dengan nama gaya bebas, selanjutnya pada Olympiade IV

Inggris memasukkan gaya yang disebut greco roman, ke dua gaya tersebut sampai

sekarang dipertandingkan dalam setiap event cabang olahraga gulat yang dikenal

dengan gaya bebas peralihan dari Catch as catch can on dan greco roman atau Yunani

Romawi. Pada olympiade modern gulat dipertandingkan dengan dua gaya yaitu ; gaya

bebas (free style) dan gaya greco roman atau Yunani Romawi.

B. Jenis –jenis Olahraga Gulat

1. Gulat Gaya Yunani-Romawi

Memperbolehkan peserta menggunakan lengan dan tubuh bagian atas untuk saling

bergulat.Mereka tidak boleh menggunakan kaki untuk melakukan kontak dengan

lawan atau menggunakan tangan di bawah pinggang. Sebagai hasilnya, terjadi

lebih banyak lemparan dibanding gulat gaya bebas, dengan tujuan keduanya untuk

memiting bahu lawan ke lantai selama dua detik. Poin juga diperoleh untuk

lemparan dan gerakan takedown, dengan pertandingan segera dinyatakan berakhir

jika pegulat memperoleh keunggulan poin 10-0 Pertarungan berlangsung dalam

tiga ronde yang terdiri dari dua menit aksi, dengan matras gulat lingkaran tengah

berukuran lebar delapan meter.Sebagai pertarungan kekuatan dan keahlian untuk

mencoba menguasai lawan, gulat telah menjadi begitu rumit selama bertahun-

tahun dalam hal teknik yang digunakan oleh para pegulat.

Page 34: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

13

Gambar 1.Teknik gaya grecco roman

2. Gulat Gaya Bebas

Gulat gaya bebas memperbolehkan peserta menggunakan lengan dan seluruh

tubuh bagian untuk saling bergulat. Mereka boleh menggunakan kaki untuk

melakukan kontak dengan lawan atau menggunakan tangan di bawah pinggang.

Sebagai hasilnya, terjadi lebih banyak kuncian dibanding gulat gaya Greco roman,

dengan tujuan keduanya untuk memiting bahu lawan ke lantai selama dua detik.

Poin juga diperoleh untuk lemparan dan gerakan takedown, dengan pertandingan

segera dinyatakan berakhir jika pegulat memperoleh keunggulan poin 6-0 atau

posisi pundak lawan sudah menyentuh permukaan matras selama 5 detik

Pertarungan berlangsung dalam tiga ronde yang terdiri dari dua menit aksi,

dengan matras gulat lingkaran tengah berukuran lebar delapan meter.

Page 35: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

14

Gambar 2.Teknik menangkap kaki gaya bebas.

Perbedaan dari ke dua gaya tersebut adalah dalam gulat gaya Romawi Yunani dilarang

keras menangkap bagian bawah pinggang lawan atau dengan sengaja menggunakan

kaki secara aktif untuk melakukan setiap gerakan. Sedangkan dalam gaya bebas

menangkap kaki lawan dan penggunaan kaki secara aktif untuk melakukan setiap

pergerakan diperbolehkan.

Peraturan pertandingan sudah tersusun secara baik dalam rule of game dan membatasi

pelaksanaannya yang bertujuan untuk menjatuhkan lawan atau melaksanakan jatuhan

untuk memenangkan pertandingan dengan angka. Peraturan-peraturan tersebut

diterapkan pada semua gaya gulat modern yang diakui dan dibawah pengawasan

FILA, yaitu Persatuan Olahraga Gulat Amatitor International. Setelah menjadi cabang

olahraga beladiri yang dilengkapi dengan peraturan yang harus ditaati oleh setiap

peserta, maka gulat diartikan sebagai suatu cabang olahraga yang dilakukan oleh dua

orang yang saling menjatuhkan atau membanting, menguasai dan mengunci lawannya

dengan menggunakan teknik yang benar sehingga tidak membahayakan keselamatan

lawan.

Page 36: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

15

Di Lampung sendiri jenis olahraga gulat gaya bebas adalah jenis gaya yang paling

berpotensi bagi atlet-atlet gulat Lampung. Dimana dalam pertandingan-pertandingan

yang diikuti oleh atlet gulat putra Lampung seperti kejurnas PPLP, kejurnas senior

junior, dan pada kejuaraan di PON atlet gulat gaya bebas Lampung sangat

mendominasi pada gaya bebas dimana atlet gulat Lampung berhasil menyumbang

medali

.

C. Teknik Dasar Olahraga Gulat

Teknik dasar memegang peranan penting dalam suatu cabang olahraga. Dengan

penguasaan teknik dasar yang baik seorang atlet akan mempunyai peluang yang lebih

besar dalam mencapai suatu prestasi. Karena dengan taktik dan strategi yang tepat

dalam menghadapi lawannya. Jadi penguasaan teknik dasar adalah merupakan syarat

mutlak dalam suatu cabang olahraga, tanpa menguasai teknik dasar seorang akan

mengalami kesulitan dalam menggapai prestasi.

Penguasaan teknik dasar biasanya dilakukan dengan metode latihan secara drill yaitu

dilakukan secara berulang-ulang sampai teknik dasar tersebut dikuasai.

Latihan teknik dasar harus dilakukan dalam keadaan kondisi atlet yang masih

segar/prima agar teknik dasar harus dilakukan pada waktu kondisi atlet sudah lemah

dapat merusak teknik dasar itu sendiri (Rubianto Hadi, 2004 : 1-2). Seseorang tidak

mungkin bisa melakukan olahraga gulat tanpa menguasai teknik dasar gulat dengan

baik, penguasaan teknik dasar biasanya dapat dilakukan dengan drill yang dilakukan

secara berulang-gulang sampai teknik dasar tersebut dikuasai. Dengan demikian

penguasaan teknik dasar merupakan modal utama untuk meraih prestasi.

Page 37: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

16

Adapun macam –macam teknik dasar dalam olahraga gulat menurut (Rubianto Hadi,

2004 : 16-18) adalah sebagai berikut :

1. Teknik jatuhan

Adalah teknik yang harus dilakukan seorang pegulat apabila jatuh di matras pada

waktu dibanting lawan atau menjatuhkan diri, sehingga dapat jatuh dengan selamat.

Teknik jatuhan terdiri dari :

a) Teknik jatuhan samping kanan

Posisi badan miring ke kanan tangan kanan lurus sejajar dengan badan, tangankiri

ditekuk di depan dada, kaki kanan lurus dan kaki kiri agak ditekuk, pandangan mata

kesamping kanan.

b) Teknik jatuhan samping kiri

Posisi badan miring ke kiri tangan kiri lurus sejajar dengan badan, tangan kanan

ditekuk di depan dada, kaki kiri lurus dan kaki kanan agak ditekuk, pandangan mata

ke samping kanan.

c) Teknik jatuhan belakang

Posisi badan terlentang, ke dua tangan lurus sejajar dengan badan, kaki agak

ditekuk dan pandangan lurus ke arah perut.

d) Teknik jatuhan depan

Posisi badan telungkup bertumpu pada ujung jari kaki kanan dan tangan mulaidari

telapak tangan sampai siku, pandangan ke samping kanan atau kiri.

2. Teknik Posisi Bawah

Teknik posisi bawah adalah teknik yang dilakukan seorang pegulat untuk mengunci

lawannya dalam keadaan terlentang dan teknik untuk membalik, memutar,

membanting lawan agar memperoleh point atau nilai, cara untuk melakukan teknik

Page 38: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

17

dasar posisi bawah ada dua cara yaitu posisi lawan tiarap dan posisi lawan merangkak.

(Rubianto Hadi, 2004:17).

3. Teknik Serangan Kaki

Teknik serangan kaki adalah salah satu teknik dasar gulat yang dipergunakan dalam

pergulatan pada posisi ke dua pegulat berdiri dalam usaha menjatuhkan, menguasai

atau mengunci lawan dengan sasaran serangan pada bagian kaki.

4. Teknik Susupan

Teknik susupan adalah suatu teknik yang dipergunakan pada saat posisi pegulat

berdiri, dengan cara memasukkan kepala atau menyusupkan kepala lewat ketiak lawan

kemudian menguasai lawan dari belakang untuk kemudian menjatuhkan lawan.

5. Teknik Tarikan

Teknik tarikan adalah suatu teknik yang dipergunakan pada saat posisi pegulat berdiri,

dengan cara menarik lawan kemudian menguasai lawan dari belakang untuk kemudian

menjatuhkan lawan.

6. Teknik Sambungan

Teknik sambungan adalah suatu teknik yang dipergunakan pada saat posisi pegulat

berdiri, dengan cara menyambungkan ke dua tangan sehingga kaki dan kepala

menyatu atau menyambungkan ke dua tangan pada pinggang lawan kemudian

menjatuhkan lawan.

7. Teknik Bantingan

Teknik bantingan adalah suatu teknik yang dipergunakan pada saat posisi pegulat

berdiri, dengan cara pegangan pada tangan atau ketiak kemudian melakukan gerakan

sedikit memutar, mengangkat dan melakukan bantingan untuk menjatuhkan

Page 39: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

18

lawan.Jenis teknik bantingan ini memanfaatkan pinggang sebagai tumpuan teknik

bantingan.

Dalam melakukan teknik bantingan pinggang yang harus diperhatikan adalah : 1)

tumpuan kaki agar bisa mengatur titik berat badan berada di antara dua kaki. Sebab

dengan demikian tubuh akan stabil dan tumpuan menjadi kuat 2) Jarak pinggang

dengan lantai dasar lebih pendek atau lebih rendah dari jarak pinggang ke lantai dasar

lawan, sebab yang posisi lebih pendek, artinya lebih dekat pada dasar atau landasan

menjadikan posisi tubuh akan lebih stabil (Imam Hidayat, 1997 :31). 3) Usahakan agar

lawan mudah tergoyang atau tergoncang sebab dengan demikian keadaan tubuh lawan

tidak stabil dan mudah untuk dijatuhkan (Rajko Petrov, 1987 : 232).

Cara-cara menjatuhkan lawan dengan teknik bantingan pinggang yang biasa dilakukan

dalam gaya Yunani Romawi antara lain adalah sebagai berikut :

1. Teknik Bantingan dengan Menggunakan Lengan

Dalam teknik bantingan ini footwork sangat diperhatikan. Pelaksanaannya adalah

saling berpegangan pada lengan dan beradu kepala. Kemudian melakukan putaran

dengan lengan kanan di atas bahu lawan lewat leher. Kemudian melakukan gerakan

mengangkat lewat pinggang, lawan dilemparkan ke depan kemudian dikunci dengan

menekankan tubuh lawan ke matras .

Page 40: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

19

Gambar 3. Teknik Bantingan Pinggang dengan Menggunakan

lengan.(Dan Gable, 1998 : 130)

2. Teknik Bantingan Pinggang dengan pengambilan dibawah bahu lawan

Pelaksanaannya saling berhadapan berpegangan pada tengkuk dan beradu

kepala.Melakukan gerakan memutar dan menempatkan diri di bawah lengan

lawan.Melakukan gerakan memutar dan mencoba mengangkat lawan lewat pinggang.

Gambar 4.Teknik Bantingan Pinggang dengan pengambilan dibawah bahu

lawan.(Dan Gable, 1998 : 114)

Page 41: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

20

3. Teknik Bantingan menggunakan lengan bawah dan rangkulan leher

Mencoba meletakkan posisi tangan di bawah lengan lawan lewat dalam (di bawah

ketiak).Melakukan gerakan memutar mengangkat tubuh lawan melalui

pinggang.Dijatuhkan lewat samping tubuh.

Gambar 5.Teknik Bantingan menggunakan lengan bawah dan rangkulan

leher.(Mark Mysnyk, 1994 : 115)

4. Teknik Bantingan dengan Pinggang dan Kuncian Kepala ke Depan

Membanting dengan cara mengunci kepala lawan. Kemudian lawan diangkat lewat

samping tubuh.

Gambar 6.Teknik Bantingan dengan Pinggang dan Kuncian Kepala ke Depan

(Mark Mysnyk, 1994 : 107)

Page 42: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

21

A. Tinggi Badan

Tinggi badan manusia bergantung pada lingkungan dan genetic .tinggi badan manusis

beragam menurut antropometri. Kelaianan variasi tinggi badan ( sekitar 20%

penyimpangan rata-rata) menyebabakan seseorang mengalami gigantisme atau

dwafisme, bila tidak lebih dari variasi tersebut masih bisa dikatakan normal.

Pertumbuhan tinggi badan manusia biasanya terhenti ketika lempeng pertumbuhan

(lempeng efisinis) diujung tulang menutup .penutupan ini terjadi sekitar usia 16 tahun

pada wanita atau 18 tahun pada pria. Tetapi kadang-kadang pada sebagia orang, baru

menutup pada usia skitar 20-21 tahun.

Tinggi badan yang ideal sangat penting dalam olahraga gulat karna tinggi badan yang

ideal juga berpengaruh terhadap hasil dari bantingan.

Gambar kecepatan pertumbuhan manusia menurut keadaan normal (human

growth diagram)

Page 43: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

22

B. Berat badan

Berat badan adalah ukuran yang lazim atau sering dipakai untuk menilai keadaan

suatu gizi manusia. Menurut cipto surono dalam mabella 2000 : 10, mengatakan

bahwa berat badan adalah ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbang dalam

keadaan minimal tanpa perlengkapan apapun. Berat badan diukur dengan alat

dengan satuan kilogram. Dengan mengetahui berat badan seseorang maka kita

akan dapat memeperkirakan tingkat kesehatan atau gizi seseorang .berat badan

dianjurkan untuk mengukur keadaan gizi karna :

Mudah dilihat perubahan dalam waktu singkat

Memberikan keadaan gizi pada saat sekarang dan bila dialkuakan

secara periodic, yaitu sebulan sekali pada anak-anak akan dapat

menggambarkan pertumbuhan yang baik pada anak

Factor-faktor yang mempengaruhi berat badan yaitu salah satunya makanan dan

minuman, dalam sehari kita membutuhkan gizi lengkap seperti karbohidrat, lemak,

protein, vitamin dan mineral.

Berat badan yang ideal sangat penting dalam olahraga gulat dikarenakan disetiap

pertandingan olahraga gulat berat badan dibagi dan disesuaikan dengan kelas

masing-masing

Tabel perhitungan berat badan ideal

Page 44: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

23

C. Kekuatan Otot Tungkai

Tungkai menurut Yusuf (2001 : 14) adalah terdiri dari paha atau tungkai atas(thigh

/ femur), lutut (knee), tungkai bawah (leg / crus)dan kaki (foot / pes /pedis), jadi

tungkai adalah keseluruhan rangkaian dari pangkal paha sampai ujung kaki.

Tungkai termasuk anggota kerangka bawah (Extrimitas Inferior).Tulang terbentuk

oleh tulang-tulang yang panjang, panjang tungkai akanmemberikan keuntungan

mekanis untuk menghasilkan kekuatan dan kecepatan gerak. Panjang tulang

tungkai akan membawa konsekwensi terhadap panjangnya otot tungkai, panjang

tungkai akan memberikan keuntungan berupa kekuatan otot tungkai yang akan

menghasilkan kekuatan otot tungkai maksimal.Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kekuatan tungkai akan dapat memberikan sumbnagan yang

lebih besar dalam mencapai kecepatan maksimal, kekuatan tungkai dalam

olahraga, sangat dibutuhkan di setiap cabang olahraga.

1. Otot tungkai Atas meliputi :

1) M. abductor maldamus sebelah dalam.

2) M. abductor brevis sebelah tengah.

3) M. abductor longus sebelah luar. Ke tiga otot tersebut bersatu disebut M.

abductor femoris . Fungsinya gerakan abduksi femur .

4) M. rektus femoris

5) M. vastus lateralis eksternal.

6) M. vastus medialis internal.

7) M. vastus inter medial. Ke empat otot tersebut berfungsi sebagai ekstensor

femur.

Page 45: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

24

8) M. biseps femoris, otot berkepala dua, fungsinya membengkokkan paha

dan meluruskan tungkai bawah.

9) M. semi membranosus, fungsinya membengkokkan tungkai bawah.

10) M. sartorius , fungsinya eksorotasi femur memutar keluar saat lutut fleksi ,

serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan keluar .

2. Otot - otot Tungkai Bawah,

Otot- otot tungkai bawah terdiri dari :

1) Otot tulang kering depan M. tibialis anterior, fungsinya mengangkat pinggir

kaki tengah dan membengkokkan kaki.

2) M. ekstensor talangus longus , fungsinya meluruskan jari telunjuk ke

tengah jari, jari manis dan kelingking.

3) Otot ekstensi jempol, fungsinya meluruskan ibu jari kaki.

4) Tendo archiles, fungsinya meluruskan kaki di sendi tumit dan

membengkokkan tungkai bawah lutut ( M. popliteus ).

5) M. falangus longus, fungsinya membengkokkan kaki .

6) M. tibialis posterior , fungsinya membengkokkan kaki di sendi tumit dan

telapak kaki sebelah dalam.

Gambar 7. Struktur Otot Tungkai Bawah ( H. syaifuddin, 1997 : 47 )

Page 46: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

25

D. Kekuatan Otot Lengan

Lengan adalah termasuk pada ekstrimitas sendi pada tubuh manusia. Lengan

mempunyai tiga bagian otot yang menopang bagian lengan diantaranya adalah :otot

bahu, otot pangkal lengan atas, dan otot lengan bawah. Otot pada lengan terletak pada

ekstremitas atas pada tubuh manusia, terbagi menjadi lengan atas dan lengan bawah .

Untuk otot lengan atas terdiri dari otot dorsal dan ventral, untuk otot dorsal terdiri

atas : muskulustricepbrachi, muskulus ankoenus dan untuk otot ventral terdiri atas :

muskulusbicepsbrachi, muskulusbrachialis, muskulus kurakobrachialis.

Otot lengan bawah terbagi menjadi otot radial dan otot dorsal.Otot-otot tersebut

memiliki berbagai peranan dalam terjadinya gerakan. Otot lengan bawah terdiri dari

otot radial dan otot dorsal, untuk otot dorsal dikelompokan menjadi dorsal

superfisial, otot dorsal bagian dalam ulunar dan otot dorsal kelompok radial.

Untuk kelompok otot radial terdiri dari :muskulus brakroradialis, muskulus ekstensor

karpi longus. Otot dorsal kelompok superfisial terdiri dari :muskulus ekstensor

digitorum, muskulus ekstensor digiti minimi dan muskulus ekstensor karpi ulnaris.

Otot dorsal kelompok dalam ulunar terdiri dari :muskulus ekstensor polisis longus,

muskulus ekstensor indialis danuntuk kelompok dalam radial terdiri dari: muskulus

abduktor polisis longus, muskulus ekstensor polisis brevis, muskulus palmaris brevis.

Page 47: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

26

Gambar 8. Otot lengan

E. Kekuatan Otot Punggung

Otot merupakan alat gerak yang aktif karena tulang dalam tubuh tidak dapat digerakan

apabila ia tidak digerakan oleh otot yang mendapat rangsangan yang disampaikan ke

otot melalui syaraf. Menurut Damiri (1992 : 127) di dalam tubuh manusia terdapat 3

macam otot yaitu : otot polos, otot jantung, dan otot lurik.

Pada umumnya gerakan yang disebabkan oleh otot lurik adalah gerakan yang disadari

menurut kemauan kita. Dalam tubuh manusia ± 43% dari berat badan/ tubuh adalah

jaringan otot. Jaringan otot mempunyai sifat dapat dirangsang (irritable),dapat

memendek atau berkontraksi (contractable),dapat memanjang (extansible) dan elastic

(Damiri, 1992 : 126). Ditinjau dari komposisi kimianya otot terdiri dari 75% air, 20%

protein dan 5% mineral dan garam bukan organik. Menurut Suharno HP (1991: 31)

menyatakan, kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasai

beban/tahanan dalam menjalankan aktivitasnya. Kekuatan merupakan salah satu

komponen yang sangat penting untuk menunjang aktivitas fisik. Kerja otot yang

maksimal dapat meningkatkan kemampuan kerja seseorang yang pada akhirnya

akanmeningkatkan prestasi individu dalam berolahraga.

Page 48: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

27

Kekuatan dikelompokan menjadi beberapa jenis, yaitu: (1) Kekuatan umum, (2)

Kekuatan khusus, (3) Kekuatan eksplosive, (4) Kekuatan daya tahan, (5) Kekuatan

maksimum, (6) Kekuatan absolut, dan (7) Kekuatan relatif”. (Mulyono Biyakto

Atmojo, 2007:54) menyatakan “Kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk

menggerakkan kekuatan”. Kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting

untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, hal ini dikarenakan kekuatan

merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik.

Kekuatan otot merupakan komponen kondisi fisik seseorang yang diciptakan oleh

otot atau sekelompok otot yang digunakan tubuh serta melawan tahanan atau beban

dalam aktifitas tertentu serta melindungi tubuh dari cidera. Dalam hubungannya

dengan olahraga, kekuatan otot merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang

diperlukan hampir dalam setiap cabang olahraga. Untuk mencapai prestasi maksimal

seseorang harus memiliki beberapa faktor penting yang dapat menunjang tercapainya

prestasi maksimal tersebut. Kekuatan otot merupakan salah satu penunjang bagi

seseorang untuk mencapai prestasi maksimal

1. Otot punggung

Dalam olahraga, otot punggung yang sangat besar yang kuat dan terlatih baik

memiliki peranan penting yang akan mendukung performa seorang Atlet. Menurut

Raven (1981:12) otot punggung merupakan otot-otot batang badan yang berfungsi

untuk penegak badan selain otot perut yang memiliki kedudukan sangat penting

untuk sikap dan gerak tulang belakang dan penggerakan tulang punggung.Otot-otot,

tendo-tendo dan ligamen-ligamen cenderung untuk mempertahankan atau

meningkatkan elastisitasnya melalui aktivitas peregangan, mereka yang fleksibel

Page 49: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

28

jarang/kurang mendapatkan cidera selama melakukan kegiatan jasmani, biasanya

memiliki postur yang sehat dan jarang mengalami sakit.

Otot punggung perlu dilatih agar lebih kuat menyangga tubuh, dan tak mudah

cedera. Dengan otot punggung yang kuat maka seluruh aktivitas sehari-hari akan

menjadi lebih mudah, begitu juga dengan olahraga.

2. Otot-otot punggung ada tiga bagian menurut (Syaifuddin, 1997:41)

a. Otot yang ikut menggerakkan lengan

1) Trapezius (otot kerudung) : Otot ini terdapat di semua ruas tulang punggung,

berpangkal di tulang kepala disebut juga otot kerudung. Fungsinya

mengangkat dan menarik sendi bahu. Bagian atas menarik scapula ke bagian

medial dan bagian bawah menarik ke bagian lateral.

2) Muskulus latisimus dorsi (otot punggung lebar) : disebut juga otot punggung

lebar, berpangkal pada ruas tuang punggung yang kelima dari bawah fasia

lumboid, tepi tulang punggung dan iga ketiga dari bawah. Gunanya menutup

ketiak bagian belakang, menengahkan dan memutar tuang pangkal lengan ke

dalam.

3) Muskulus romboid (otot belah ketupat) : berpangkal dari taju duri, dari tulang

leher V ruang tulang punggung V dari sini menuju ke pinggir tengah tulang

belikat, ke atas dan ke tengah.

b. Otot antara ruas tulang belakang dan iga atau otot pembantu pernafasan adalah :

1) Muskulusseratus posterior inferior (otot gergaji belakang bawah) atau otot

gergaji belakang bawah terletak di bawah otot punggung lebar berpangkal

Page 50: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

29

difascia lumbodorsalis dan menuju ke iga V dari bawah. Gunanya menarik

tulang iga ke bawah pada waktu bernafas.

2) Muskulus seratus posterior superior : terletak di bawah otot belah ketupat

dan berpangkal di ruas tulang leher keenam dan ketujuh dari ruas tulang

punggung yang kedua gunanya menarik tulang iga ke atas waktu inspirasi.

c. Otot punggung sejati terdiri atas :

1) Muskulus inter spinalis transversi dan muskulus spinalis : terdapat di antara

kiri-kanan prosesus transverses dan prosesus spina. Fungsinya untuk sikap

dan pergerakan tulang belakang.

2) Muskulus sakro spinalis (muskulus erektor spina) : terletak di samping ruang

tulang belakang kiri dan kanan. Fungsinya menjaga dan memelihara

kedudukan culomna vertebra dan pergerakan dari ruas tulang belakang.

3) Muskulus quadratus lomborum : terletak di antara crita iliaka dan oscosta,

terdiri atas dua lapisan, fleksi dari vertebralumbalis dan di samping itu juga

merupakan dinding bagian belakang rongga perut.

Gambar 9. Otot Punggung

Page 51: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

30

Tulang punggung atau vertebra adalah tulang tak beraturan yang membentuk

punggung yang mudah digerakkan. terdapat 33 tulang punggung pada manusia, 5 di

antaranya bergabung membentuk bagian sacral, dan 4 tulang membentuk tulang

ekor (coccyx).7 tulang cervical ,12 tulang thoraks,dan 5 tulang lumbal.

Tulang punggung adalah tulang yang tersusun mulai dari bagian bawah tulang leher

(thorak) sampai ke bagian tulang panggul (lumbal)

Gambar 10.Tulang Punggung

Struktur umum

Sebuah tulang punggung terdiri atas dua bagian yakni bagian anterior yang terdiri

dari badan tulang atau corpus vertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari

arcus vertebrae. Arcus vertebrae dibentuk oleh dua "kaki"atau pediculus dan

dua lamina, serta didukung oleh penonjolan atau procesus yakni procesus

articularis, procesus transversus, dan procesus spinosus. Procesus tersebut

membentuk lubang yang disebut foramen vertebrale. Ketika tulang punggung

disusun, foramen ini akan membentuk saluran sebagai tempat sumsum tulang

Page 52: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

31

belakang atau medulla spinalis. Di antara dua tulang punggung dapat ditemui

celah yang disebut foramen intervertebrale.

F. Fleksibilitas

Kelentukan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat penting

untuk dipertimbangkan dalam suatu penampilan gerak, terutama sekali yang

menyangkut kapasitas fungsional suatu persendian dan keluwesan gerak

selanjutnya kemampuan seseorang untuk dapat melakukan gerak dengan ruang

gerak seluas-luasnya dalam persendiannya(Sajoto, 1995:9). Kelentukan merupakan

kemampuan suatu persendian beserta otot-otot disekitarnya untuk melakukan

gerak secara maksimal. Dilihat dari seseorang yang kurang memiliki kelentukan

biasanya gerakannya akan kaku, kasar dan lamban.

Dalam cabang olahraga gulat kelentukan sangat diperlukan untuk memperoleh

hasil yang baik dalam penguasaan teknik bantingan yang optimal.Bompa

(2000:31) menyatakan bahwa kelentukan merupakan kemampuan

pergelangan/persendian untuk dapat melakukan gerakan kesemua arah dengan

amplitudo gerakan (range of motion) yang besar dan luas sesuai dengan fungsi

persendian yang digerakan.Sedangkan Soekarman (1987:23) menyatakan bahwa

kelentukan ditentukan oleh kondisi tulang, otot, ligament, jaringan ikat dan

kulit.Selanjutnya, Pate yang dikutip oleh Masrun (1994:30) mengungkapkan

kelentukan adalah kemungkinan gerak maksimal yang dapat dilakukan oleh

sendi.Kelentukan pinggang adalah sifat dari pinggang manusia yang mudah

dikelukkan, kelentukan meliputi seluruh sendi manusia.

Page 53: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

32

Dengan demikian kelentukan terdapat dibeberapa lokasi dari tubuh manusia. Dari

beberapa lokasi kelentukan, yang akan diteliti pada penelitian ini adalah

kelentukan di daerah pinggang. Karena yang paling menentukan untuk semua

gerakan adalah kelentukan di daerah pinggang.Pinggang merupakan daerah gerak

di togok manusia, maka kelentukan pinggang disebut kelentukan togok.Syafruddin

(1999: 58), menyatakan bahwa kelentukan adalah salah satu komponen kondisi

fisik yang menentukan dalam: (1) mempelajari keterampilan-keterampilan

gerakan, (2) mencegah cedera, (3) mengembangkan kemampuan kekuatan,

kecepatan, daya tahan dan koordinasi.

Keberhasilan melakukan gerakan-gerkan tergantung dari amplitudo sendi atau luas

gerakan yang seharusnya melebihi kelentukan yang dibutuhkan oleh gerakan

(Bompa, 2000: 37). Dengan demikian jelas bahwa kelentukan memegang peranan

yang sangat besar dalam mempelajari keterampilan-keterampilan dan dalam

mengoptimalkan kemampuan fisik yang lain, bahkan untuk mengembangkan

kemampuan kecepatan, kelentukan merupakan unsur yang menentukan

keberhasilan kecepatan. Dengan kata lain tanpa kelentukan, kecepatan tidak

berkembang secara optimal. Di samping itu, kelentukan juga sangat menentukan

kualitas gerakan seseorang seperti dalam olahraga lempar cakram, senam dan

loncat indah.

Dilihat dari pendapat para ahli di atas maka sangat jelas bahwa kelentukan sangat

menentukan keberhasilan seseorang atlet pada setiap cabang olahraga pada

umumnya dan olahraga gulat pada khususnya.Sendi adalah Suatu struktus khusus

seperti ruangan yang berfungsi sebagai penghubung antartulang agar tulang dapat

Page 54: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

33

bergerak.Hubungan dua tulang tersebut dikenal dengan artikulasi.Fungsi utama

sendi adalah untuk memberikan fleksibilitas dan pergerakan pada tempatnya, juga

sebagai poros anggota gerak.Ada beberapa sendi dalam tubuh yang hanya

memberikan sedikit pergerakan, namun tetap saja sangat berfungsi untuk

memberikan kestabilan pada tubuh kita. Otot, tulang, dan sendi bekerja sama

dalam proses kita bergerak. Seperti yang telah kita pelajari bahwa otot terlekat

pada tulang, dan otot dapat berkontraksi (tertarik), otot ini akan melekat pada sisi-

sisi sendi dalam tubuh kita, jadi saat terjadi gerakan,otot pada sisi tertentu pada

sendi menyesuaikan perintah yang kita berikan untuk menggerakkan tulang

sehingga kita bisa bergerak.

Untuk menyesuaikan gerakan yang kita inginkan otot akan berkontraksi dan sendi

akan membantu menggerakkan tulang.Ligamen merupakan jaringan ikat yang

memiliki komponen biomekanikal yang menarik. Ligamen digambarkan sebagai

pita padat jaringan ikat kolagen. Struktur ligamen berupa protein yang dikenal

sebagai kolagen. Kelompok protein iniberbentuk panjang, fleksibel, seperti

benang helai, atau serat.Kelentukan merupakan salah satu kompenen kondisi fisik

yang tidak bisa dipisahkan dengan unsur kondisi fisik lainnya dalam melakukan

suatu keterampilan gerak. Jenis Kelentukan Ada dua jenis kelentukan yaitu statis

dan dinamis. Faktor-faktor yang membatasi kelentukan Untuk menampilkan gerak

yang baik, dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Masrun (1994: 31-35)

menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelentukan itu antara lain

adalah: (1) Usia dan jenis kelamin (2) Tingkat aktivitas tubuh (3) Kondisi dan

waktu (4) Struktur jaringan lunak (5) Temperatur tubuh dan organ (6) Kelelahan

dan emosional. Jonath dalam Syafruddin (1999: 163), menyatakan kemampuan

Page 55: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

34

bahwa kelentukan dibatasi oleh beberapa faktor antara lain: (1) koordinasi otot

sinergis dan antagonis (2) bentuk persendian (3) temperatur otot (4) kemampuan

otot dan lilgament (5) kemampuan proses pengendalian pisiologi persyarafan dan

(6) usia dan jenis kelamin. Berdasarkan pendapat para ahli diatas kelentukan

sangat erat kaitannya dengan bakat seseorang dari lahir dan potensi yang dimiliki

atlet satu sama lain sangat berbeda-beda.Perlawanan atau tahanan dari suatu

persendian untuk bergerak.

G. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang

dikemukakan. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Martiani (2014) “kontribusi kekuatan otot lengan dan kekuatan otot punggung

terhadap kemampuan bantingan pinggang dalam olahraga gulat pada Atlet Pengda

PGSI Provinsi Bengkulu” hasil penelitian yaitu adanya kontribusi yang positif

antara kekuatan otot punggung dan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan

bantingan pinggang yaitu sebesar 70,56%

2. Andi (2015) “kontribusi kekuatan otot tungkai, kecepatan reaksi, dan power lengan

dengan kemampuan bermain tenis meja atlet pemula daerah istimewa Yogyakarta”

hasil penelitian yaitu adanya kontribus kekuatan otot tungkai sebesar 36,78%, ada

kontribusi kecepatan reaksi sebesar 36,78%, ada kontribusi power lengan sebesar

15,87% terhadap kemampuan tenis meja atlet pemula daerah istimewa Yogyakarta.

3. Mahyudi Dwi Septian (2015).“kontribusi kekuatan lengan, kekuatan tungkai, dan

kelentukan terhadap bantingan pinggang pada atlet gulat di PPLP lampung”. Hasil

penelitian yaitu ada kontribusi kekuatan otot lengan sebesar 83,57%, kontribusi

Page 56: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

35

kekuatan otot tungkai sebesar 83,51%, dan kelentukan sebesar 24,42% terhadap

kemampuan bantingan pinggang.

H. Kerangka Pikir

Pada dasarnya komponen fisik sangat menentukan hasil bantingan

pinggangdengan melakukan mengangkat lawan yang kemudian menempatkan

posisi badan lawan dengan sempurna dilanjutkan dengan gerakan menjatuhkanya

ke matras melakukan gerakan mengangkat dan membanting. Untuk menambah

dorongan angkatan tenaga dengan fleksibilitas, atlet dapat meliukkanserta

melentikan badan lawan dan menambah daya dorong saat membanting yang

kemudian menjatuhkan kematras, apalagi jika dilakukan secara cepat, tepat dan

terarah sesuai dengan teknik yang benar dengan waktu dan arah bantingan yang

berbeda, dimana kekuatan ototdan kelentukan tersebut diperoleh selama mengikuti

latihan.

. Latihan yang disiplin dan berkesinambungan akan memberi efek yang positif

terhadap hasil bantingan, karena semakin baik komponen fisik seorang atlet maka

akan semakin bagus pula hasil dalam membanting.Berdasarkan kajian teori maka

dapat digambarkan kontribusi antara tinggi badan(X1), berat badan(X2), kekuatan

tungkai(X3), kekuatan lengan(X4), kekuatanpunggung(X5) dan fleksibilitas(X6)

terhadap kecepatanbantingan (Y),

Page 57: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

36

I. Hipotesis

Untuk dapat dipakai sebagai pegangan dalam penelitian ini, maka perlu

menentukan suatu penafsiran sebelumnya tentang hipotesis yang akan dibuktikan

kebenaran. Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan

masih perlu dibuktikan kebenarannya, jika hipotesis telah dibuktikan kebenarannya

namanya bukan lagi hipotesis melainkan tessa. (Hadi, 1993 : 257). Menurut

Arikunto (1992 : 62) hipotesis adalah jawaban sementara suatu masalah penelitian

oleh karena itu suatu hipotesis perlu di uji guna mengetahui apakah hipotesis

tersebut terdukung oleh data yang menunjukan kebenarnnya atau tidak. Jadi,

intinya hipotesis harus dibuktikan kebenarannya dengan cara penelitian.

Dasar kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

H1 : Ada kontribusi yang signifikan tinggi badan terhadap kecepatan bantingan

pada atlet gulat putra lampung

H2 : Ada kontribusi yang signifikan berat badan terhadap kecepatan bantingan

pada atlet gulat putra lampung

H3 : Ada kontribusi yang signifikan kekuatan tungkai terhadap kecepatan

bantingan pada atlet gulat putra lampung

H4 : Ada kontribusi yang signifikan kekuatan lengan terhadap kecepatan

bantingan pada atlet gulat putra lampung

H5 :Ada kontribusi yang signifikan kekuatanpunggung terhadap kecepatan

bantingan pada atlet gulat putra lampung

H6 : Ada kontribusi yang signifikan fleksibilitas terhadap kecepatan bantingan

pada atlet gulat putra lampung

Page 58: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

37

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, karena metode

merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu penelitian.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) “Metodologi penelitian adalah cara yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian”..

Menurut Riduwan (2005 : 207) metode deskriptif korelasional yaitu studi yang

bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan peristiwa atau kejadian yang sedang

berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum dan sesudahnya.

Dianalisis menggunakan analisis regresi linier sederhana atau regresi linier tunggal.

Membahas hubungan variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Sesuai

dengan judul penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar kontribusi tinggi badan,

berat badan, kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan, kekuatan otot punggung dan

fleksibilitas terhadap hasil bantingan pinggang pada atlet putra gulat Lampung.

Page 59: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

38

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2010:117). Populasi dalam penelitian ini

adalah Atlet Gulat Putra Lampung sebanyak 30 Atlet.

2. Sampel

Dalam suatu proses penelitian, tidak perlu seluruh populasi diteliti, akan tetapi dapat

dilakukan terhadap sebagian dari jumlah populasi tersebut. Menurut Arikunto

(2010:174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.Apabila

subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Sebaliknya jika subjeknya

kurang dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20- 25%.

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah Atlet Gulat Putra Lampung.

Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Dari total keseluruhan

jumlah Atlet Gulat Putra Lampung adalah sebanyak 30Atlet.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian

(Arikunto, 2010:159). Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.

Page 60: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

39

a. Variabel bebas adalah : objek atau gejala-gejala dalam penelitian yang bebas dan

tidak tergantung dengan hal-hal lain, dilambangkan dengan (X). Variabel bebas

dalam penelitian ini :

1. Tinggi badan (X1)

2. Berat badan (X2)

3. Kekuatan otot tungkai (X3)

4. Kekuatan otot lengan (X4)

5. Kekuatan otot punggung (X5)

6. Fleksibilitas (X6)

b. Variabel terikat adalah objek atau gejala-gejala yang keberadaannyaa tergantung

atau terikat dengan hal-hal lain yang mempengaruhi, dilambangkan dengan (Y).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil bantingan pinggang (Y).

D. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari terjadinya pengertian yang keliru tentang konsep variabel yang

terlibat dalam penelitian ini, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara

oprasional sebagai berikut :

a. Tinggi badan adalah keadaan yang menggambarkan pertumbuhan tubuh.tinggi

badan diukur dengan alat stadiometer

b. Berat badan adalah adalah ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbang dalam

keadaan minimal tanpa perlengkapan apapun .berat badan diukur dengan timbangan

digital

c. Kekuatan otot tungkai adalah keseluruhan rangkaian dari pangkal paha sampai

Page 61: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

40

ujung kaki. Kekuatan otot tungkai diukur dengan leg dynamometer

d. Kekuatan otot lengan adalah pada ekstrimitas sendi pada tubuh manusia. Lengan

mempunyai tiga bagian otot yang menopang bagian lengan diantaranya adalah :

otot bahu, otot pangkal lengan atas, dan otot lengan bawah. Kekuatan otot lengan

diukur dengan push and pull dynamomter

e. Kekuatan ototpunggung dimaksud adalah Otot-otot yang berfungsi sebagai penegak

dan penggerak batang badan, yang mana amat penting artinya untuk sikap dan

gerak-gerik tulang belakang. Otot punggung sejati merupakan dua buah jurai yang

amat rumit susunannya, terletak di sebelah belakang kanan kiri tulang belakang,

mengisi antara taju duri dan taju lintang (Raven, 1994:12). Dalam penelitian ini

yang dimaksud dengan otot punggung adalah otot yang berfungsi sebagai penegak

dan penggerak batang badan atlet putra gulat Lampung untuk membawa beban

serta melakukan bantingan pinggang. Kekuatan otot punggung seseorang dapat di

ukur dengan back and leg dynamometer.

f. Fleksibilitas : kemampuan seseorang untuk dapat melakukan gerak dengan ruang

gerak seluas-luasnya dalam persendiannya (Sajoto, 1995:9) Fleksibilitas diukur

dengan Sit and Reach test

g. Teknik Bantingan Pinggang : Salah satu teknik bantingan yang memanfaatkan

pinggang sebagai tumpuan teknik bantingan dalam olahraga gulat (Rubianto Hadi,

2004 : 21). Bantingan pinggang dapat diukur dengan menggunakan software

kinovea

Page 62: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

41

E. Desain Penelitian

Desain penelitian diperlukan dalam suatu penelitian karena desain penelitian dapat

menjadi pegangan yang lebih jelas dalam melakukan penelitiannya. Sebagaimana yang

dijelaskan oleh Arikunto (1997:44),desain penelitian adalah“rencana atau rancangan

yang dibuat oleh peneliti sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan dilaksanakan”.

Terdapat dua variabel dalam penelitian yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Pada

penelitian ini variabel terikat yaitu hasil bantingan pinggang dan variabel bebas yaitu

tinggi badan, berat badan, kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan, otot

punggung, fleksibilitas,.

Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

Gambar 11. Desain Penelitian

X1

X2

X3

X4

X5

X6

Y

Page 63: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

42

Keterangan :

X1 = tinggi Badan

X2 = Berat Badan

X3 =Kekuatan Otot Tungkai

X4 = Kekuatan Otot Lengan

X5 = Kekuatan Otot Punggung

X6 = Fleksibilitas

Y = Bantingan

F. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 203) instrumen adalah alat atau fasilitas yang

digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan

one-shot-model yaitu pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data.

1. Tinggi badan menggunakan Stadiometer

2. Tinggi badan menggunakan timbangan digital

3. Kekuatan otot tungakai menggunakan leg dynamometer

4. Kekuatan otot lengan menggunakan push and pull dynamometer

5. Kekuatan ototpunggung pengukuran menggunakan back dynamometer

6. Fleksibilitas pengukuran menggunakan Sit and Reach test

7. Bantingan pinggang pengukuran menggunakan software kinovea

Alat-alat diatas masih valid ( lab penjas Unila)

Page 64: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

43

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:265) dijelaskan bahwa metode pengumpulan data

merupakan cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.

Lebih lanjut dikatakan oleh Suharsimi Arikunto (2010:265) bahwa untuk memperoleh

data data yang diinginkan sesuai dengan tujuan peneliti sebagai bagian dari langkah

pengumpulan data merupakan langkah yang sukar karena data data yang salah akan

menyebabkan kesimpulan-kesimpulan yang ditarik akan salah pula.

Data yang perlu dikumpulkan ini menggunakan metode survey dengan teknik tes,

pengambilan data dilakukan dengan pemberian tes dan pengukuran melalui metode

survey, yaitu peneliti mengamati secara langsung pelaksanaan tes dan pengukuran di

lapangan.

1. Tinggi badan:

Menggunakan alat Stadiometer

a. tujuan

yaitu alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan

b. alat dan faasilitas

1) tembok

2) stadiometer

3) alat tulis

c. pelaksanaan

Page 65: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

44

1. tes tinggi badan yaitu diukur dari telapak kaki sampai kepala bagian atas.

Kepala dan leher berdiri tegak, posisi kaki rapat dan lurus, punggung sejajar

dengan garis lursu, pandangan mata kedepan .

2. hasil dalam tes di catat dalam satuan cm

Gambar 12. Stadiometer

Spesifikasi alat :

Nama : stadiometer

Kode : 42000000-AKS-000044366

Made in : Germany

Kapasitas : 200 cm

2. Berat badan :

Menggunakan alat timbangan injak digital

a. tujuan

yaitu alat ini bertujuan untuk mengukur berat badan seoseorang

b. alat dan fasilitas

1) timbangan digital

2) alat tulis

Page 66: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

45

3) formulir tes

c. pelaksanaan

1.seorang teste berdiri diatas timbangan yang sudah disediakan untuk dilihat

beratnya, lalu dilihat hasil dari beratnya

2.. satuan hitungnya yaitu menggunakan kg

Gambar 13. Timbangan Digital.

Spesifikasi alat :

Nama : Timbangan injak digital

Made in : China

Kapasitas : 150 kg

3. Kekuatan otot tungkai :

Menggunakan alat leg dynamometer

a. Tujuan

Yaitu alat yang digunakan untuk mengukur kekuatan otot tungkai

b. Alat dan fasilitas

1) leg dynamometer

2) alat tulis

3) formulir tes

Page 67: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

46

c. Pelaksanaan

Testi berdiri kedua kaki rapat, telapak kaki menempel penuh dilantai, dengan

menggunakan alat vertikal jump di ikatkan di pinggang. Lihat di monitor bahwa

angka yang tertera 0. Posisi awal ketika meloncat adalah telapak kaki tetap

menempel di lantai, lutut ditekuk, tangan lurus agak di belakang badan. Testi

meloncat ke atas setinggi mungkin. Dan dilakukan dua kali pengulangan dan

diambil datanya adalah hasil tertinggi dari dua kali percobaan tersebut.

d. Penilaian

Skor peserta tes adalah skor dari dua kali kesempatan, tinggi raihan dicatat

dalam satuan cm. Skor tersebut selanjutnya dikonvesikan kedalam tabel.

Gambar 14. Leg Dynamomter

Spesifikasi alat :

Nama : Leg dynamometer

Kode : Tkk 5002

Made in : Germany

Kapasitas : 300 kg

4. Kekuatan otot lengan :

Menggunakan alat Push and Pull dynamometer

a. Tujuan

Untuk mengukur kekuatan otot lengan dalam menarik dan atau mendorong.

Page 68: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

47

b. Alat dan fasilitas

1. Push and Pull dynamometer

2. Alat tulis

3. Formulir tes

c. Pelaksanaan

Peserta tes berdiri tegak dengan kaki direganggangkan dan pandangan lurus ke

depan, tangan memegang push and pull dynamometer dengan kedua tangan lurus

di depan dada. Posisi lengan dan tangan lurus sejajar dengan bahu.Tarik alat

tersebut sekuat tenaga.Pada saat menarik atau mendorong alat tidak boleh

menempel pada dada, tangan dan siku tetap sejajar dengan bahu.

d. Penilaian

Skor kekuatan dorong terbaik dari 3 kali percobaan dicatat dengan skor,

Gambar 15. Push and Pull Dynamometer

Spesifikasi alat :

Nama : Push and pull dynamometer

Made in : Japan

Kapasitas : 100 kg

Page 69: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

48

Tabel : Norma penilaian tes kekuatan otot lengan

Sumber : Practical Measurement for Evaluation in Physical education,Barry.L.

Jhonson, 1979

5. Kekuatan otot punggung :

Menggunakan alat Back and Leg Dynamometer

a. Tujuan

Yaitu alat yang digunakan untuk mengukur kekuatan otot punggung dan

kekuatan otot tungkai kaki

b. Alat

c. dan fasilitas

1) Back and Leg Dynamometer

2) alat tulis

3) formulir tes

d. Pelaksanaan

Peserta tes berdiri di atas tumpuan back and legdynamometer. Panjang rantai

back and leg dynamometer diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan

posisi agak membungkuk lebih kurang 30°.Tongkat pegangan digenggam

oleh tangan kanan dengan posisi pronasi dan oleh tangan kiri dengan posisi

supinasi, kedua kaki lurus.Tarik tongkat pegangan ke atas dengan

NO KLASIFIKASI SKOR CAPAIAN

1 BAIK SEKALI > 43.51

2 BAIK 34.00 – 43.50

3 SEDANG 25.00 – 33.99

4 KURANG 18.00 – 24.99

5 KURANG SEKALI < 18.00

Page 70: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

49

menggunakan otot-otot ekstensor batang tubuh, dengan jalan meluruskan

punggung. Selama melakukan tarikan, kedua bahu ditarik ke belakang.Tumit

tidak boleh diangkat dan kaki tetap lurus.Pencatat skor membaca

penunjukkan jarum pada skala saat maksimum tercapai. Ulangi sebanyak dua

kali dengan selang waktu satu menit. Skor dicatat dalam satuan Kg.

e. Penilaian

Skor terbaik dari 3 kali percobaan akan dicatat sebagai skor dalam satuan kg

dengan tingkat ketelitian 0,5 kg.

Tabel 2 :Norma Penilain Tes Otot Punggung (Back and Leg Dynamometer).

No Skor (kg) Norma

1 >259,5 Baik Sekali

2 187,5259 Baik

3 127,5-187 Sedang

4 84,5-127 Kurang

5 < 84 Kurang Sekali

Gambar 16. Back and Leg dynamometer

Spesifikasi alat :

Nama : Leg dynamometer

Kode : Tkk 5002

Made in : Germany

Kapasitas : 300 kg

Page 71: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

50

6. Fleksibilitas:

Menggunakan alat Sit and Reach test

a. Tujuan

Yaitu alat yang digunakan untuk mengukur kelentukan tubuh

b. Alat dan fasilitas

1) Sit and Reach test

2) Tembok atau papan tegak lurus dengan lantai datar

3) alat tulis

4) formulir tes

c. Pelaksanaan

Pipa 0 diletakan pada tepi tembok, pantat, punggung, dan kepala merapat ke

tembok, Panjang kaki dicatat sampai cm penuh, testi melakukan taihan kedepan

penuh, lakukan minimal 3 detik (lakukan 2 kali berurutan) kelentukan tubuh

diukur dengan selisih antara jarak raihan dengan panjang kaki dalam centimeter.

d. Penilaian

Skor terbaik dari 3 kali percobaan akan dicatat sebagai skor dalam satuan cm

Tabel 3 :Norma Penilain Tes Fleksibilitas (Sit and Reach test)

No Skor (cm) Norma

1 >(19) Baik Sekali

2 (11,5) –(19) Baik

3 (-1.5) –(11,5) Sedang

4 (-6,5) –(-1,5) Kurang

5 <(-6,5) Kurang Sekali

Page 72: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

51

Gambar 17. Sit and Reach test (lab penjas unila)

Spesifikasi alat :

Nama : Sit and Reach test

Kode : 01285a

Kapasitas : 60 cm

7. Hasil bantingan

a. Tujuan

Untuk mengukur kemampuan teknik bantingan .

b. Alat dan fasilitas

1) stopwatch

2) matras

3) pluit

4) gedung hall c pkor

5) alat tulis

6) formulir tes

7) 2 wasit ( pelatih )

Page 73: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

52

c. Pelaksanaan

1. Sebelum melakukan tes,seluruh atlet diberi waktu 5 menit untuk pemanasan.

2. Kemudian testee berdiri berhadapan dengan lawan (sesuai berat badan).

3. Selanjutnya tangan kiri memegang lengan kiri diatas sikut lawan dan tangan

kanan memegang bahu kanan lawan.

4. Selanjutnya kaki kanan berada didepan kaki kanan lawan dan kaki kiri berada

diantara kedua kaki lawan ,setelah itu pinggang didiorong kearah samping

atas badan lawan dan tangan kanan menarik lengan lawan sampai lawan jatuh

dengan posisi terlentang.

5. Apabila pegulat dapat melakukan bantingan dengan benar maka akan

mendapatkan nilai 3 tetapi jika pegulat tersebut hanya berhasil mengangkat

dan tidak membanting maka dinyatakan gagal dan tidak mendapatkan nilai.

6. Pelaksanaan tes dilaksanakan berurutan dan diawasi oleh pengawas (pelatih).

d. Penilaian

Hasil dari bantingan yang diperolah dihitung dengan menggunakan software

kinovea dengan satuan second/detik .

8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas Menurut Arikunto (2010:168) validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Validitas tes adalah suatu alat ukur yang dikatakan valid apabila dapat

mengukur atau apa yang sebenarnya diukur.

Page 74: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

53

b. Reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat menunjukkan hasil

relatif sama dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang

sama (Ali Muhidin, 2007:37).

H. Analisis Data

Analisis data ditunjukkan untuk mengetahui jawaban akan pertanyaan-pertanyaan

dalam penelitian. Mengingat data yang ada adalah data yang masih mentah dan

memiliki satuan yang berbeda, maka perlu disamakan satuan ukurannya sehingga

lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya. Dengan demikian data mentah

diubah menjadi data yang standart ( Tskor). Kemudian data tersebut dianalisis

menggunakan regresi linier berganda.

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan rumus kolmogorov

smirnov melalui perhitungan komputer program SPSS release 16 diperoleh hasil

sebagai berikut

Tabel 5. Uji Normalitas

No Variabel Nilai Asymp. Sig.

(2-tailed) Signifikansi Kesimpulan

1 Tinggi Badan 0,810 0,05 Normal

2 Berat Badan 0,333 0,05 Normal

3 Otot Tungkai 0,079 0,05 Normal

4 Otot Lengan 0,311 0,05 Normal

5 Otot Punggung 0,223 0,05 Normal

6 Fleksibilitas 0,864 0,05 Normal

7 kecepatan Bantingan 0,780 0,05 Normal

Page 75: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

54

b. Uji Linieritas

Uji linieritas garis regresi merupakan uji untuk mengetahui linier tidaknya bentuk

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.Hasil analisis ini ijadikan

sebagai pertimbangan bisa tidaknya data penelitian yang diperoleh dianalisis

menggunakan analisis regresi linier.Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabe 6.Uji Linieritas

No Variabel Nilai Sig. Signifikansi Kesimpulan

1

Kecepatan

bantingan *

tinggi badan

0,112 0,05 Linier

2

Kecepatan

bantingan * berat

badan

0,054 0,05 Linier

3

Kecepatan

bantingan * otot

tungkai

0,211 0,05 Linier

4

Kecepatan

bantingan * otot

lengan

0,879 0,05 Linier

5

Kecepatan

bantingan * otot

punggung

0,550 0,05 Linier

6

Kecepatan

bantingan *

fleksibilitas

0,77 0,05 Linier

Data yang dianalisis adalah data variabel bebas yaitu (X1) tinggi badan, (X2) berat

badan, ( X3) kekuatan otot tungkai, (X4) kekuatan otot lengan, (X5)otot

punggung,(X6) fleksibilitas, dan variabel terikat (Y) kecepatan bantingan.

Untuk mencari kontribusi dari masing-masing prediktor terhadap variabel tidak

bebas dalam Suharsimi Arikunto (2010), untuk menguji hipotesis antara variabel

Page 76: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

55

bebas terhadap variable terikat, digunakan statistik melalui regresi linier. Untuk

perhitungan statistic menggunakan program spss for windows release 16 dengan

rumus sebagai berikut:

Y = a + bX

Keterangan :

Y = variable terikat

X = variable bebas

a = nilai konstanta

b = koefisien arah regresi

Page 77: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

75

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai kontribusi

tinggi badan, berat badan, kekuatan tungkai, kekuatan lengan, kekuatan

punggung dan fleksibilitas terhadap hasil bantingan pinggang pada Atlet

Gulat Putra Lampungyang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada kontribusi yang signifikan tinggi badan terhadap kecepatan

bantingan pinggang pada atlet gulat putra lampung

2. Ada kontribusi yang signifikan berat badan terhadap kecepatan

bantingan pinggang pada atlet gulat putra lampung

3. Ada kontribusi yang signifikan kekuatan otot tungkai terhadap

kecepatan bantingan pinggang pada atlet gulat putra lampung

4. Ada kontribusi yang signifikan kekuatan otot lenganterhadap kecepatan

bantingan pinggang pada atlet gulat putra lampung

5. Ada kontribusi yang signifikan kekuatan otot punggung terhadap

kecepatan bantingan pinggang pada atlet gulat putra lampung

6. Ada kontribusi yang signifikan fleksibilitas terhadap kecepatan

bantingan pada atlet gulat putra lampung

Page 78: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

76

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

kekuatan otot punggung adalah yang paling berkontibusi terhadap

kecepatan bantingan .

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran

yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah

sebagai berikut:

1. Upaya mengajarkan dan meningkatkan tingkat kebugaran jasmani pada

siswa hendaknya memperhatikan tinggi badan, berat badan, kekuatan

otot tungkai, kekuatan otot lengan, kekuatan otot punggung dan

fleksibilitas

2. Pentingnya penelitian lebih lanjut dengan memperbanyak sampel yang

lebih besar dan menambah variabel agar diperoleh gambaran secara

komperhensif dan lebih luas

3. Perlu dikaji lebih jauh tentang berbagai aspek yang mendukung prestasi

gulat baik secara fisik teknik dan mental.

Page 79: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

77

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Bompa, Tudor O. (1990). Theory and Methodology of Training. Lowa:

Kendal/Hunt Publishing.

Bompa (2000). Total Training For Young Champions. York University. Canada

Boy Indrayana.2018. Hubungan kekuatan otot punggung dan kelentukan terhadap

hasil banting kayang samping Clen bawah pada atlet PPLP Provinsi

Jambi. Jambi: Universitas Jambi. Vol 2 No 2.

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jsce/article/download/6470/4665/.

(Diakses 2 Januari 2018)

Eka Nur Fitriana Sari. 2016. Survei tingkat kelentukan dan kelincahan atlet gulat

PPLDF Kabubapten Malang tahun 2016. Malang: Universitas Negeri

Malang. Vol 26 No 1.http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-

jasmani/article/download/7730/3549 .(Diakses 1 april 2016)

FILA. 2006. Peraturan Gulat Internasional. Terjemahan Otje Siswanto. 2007.

Bandung: Pegda PGSI Jawa Barat

Gable. D. (1998). Sukses Melatih Gulat. New York : United Graphics.

Hadi, Rubianto. 2004. Buku Ajar Gulat. Semarang : FIK Unnes

Hadi, Sutrisno. 1993. Metodologi Research. Yogyakarta:UGM.

Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. CV

Tambak Kusuma

Mysynk, M. 1994. Gerakan dan serangan gulat peraihkemenangan .Klaten : PT

Intan Sejati

Kosasih, Engkos.1985. Olahraga Teknik dan Progrom Latihan.

Jakarta:Akademika Presindo.

Page 80: KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, KEKUATAN …digilib.unila.ac.id/55109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii menggunakan sit and reach, dan pengambilan data kecepatan bantinggan

78

Pear. and Morgan. 1986. Weight Training For Men And Women. Getting

Stronger. Shelter Publications. Inc, Bolinas California.

Petrov, Rajko. 1987.Freestyleand Greco Roman Wrestling. FH.A

PGSI. 1985. Peraturan Pertandingan Gulat Amatir Nasional/Internasional :

Jakarta. PGSI

PGSI. 1998.Seperempat abad Gulat di Indonesia. Jakarta: Persatuan Gulat

Seluruh Indonesia Cabang Jakarta Barat.

Raven, 1981. Atlas Anatomi. Semarang: Dahara.

Raven, P. 1994. Atlas Anatomi. Terjemahan Ramli, A,dan Hendra T. Laksman,

Jakarta: Djambatan.

Rushall. And Pyke . 1990. Training For Sport And Fitnes.

The Macmillan Company Of Australia. Pty Ltd.

Sajoto, M. 1995.Pembinaan Kondisi Fisik Olahraga. Jakarta: Depdikbud Dirjen.

Soekarman. (1987). Dasar Olahraga untuk Pembina, Pelatih dan Atlet. Jakarta:

Inti Idayu Press.

Sugiyono.2010. Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,dan Research and

Development.Alfabeta.

Syaifuddin. 1997.Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat.Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran.

Syafruddin, (1999). Pengantar Ilmu Melatih. FPOK, IKIP Padang.

Tri wahono.2017.Kontribusi kekuatan otot lengan dan kelincahan terhadap half

nelson pada atlet gulat Provinsi Bengkulu. Bengkulu: Universitas

Bengkulu. Vol. 1 No 1 .

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/index/search/search?simpleQuery=k

ontribusi+gulat&searchField=query. (Diakses tanggal 1 Januari 2017)