big paper sit pln - annisa septie .p

24
TOPIKAL PAPER SYSTEMS OF INFORMATION TECHNOLOGY Penerapan Sistem Enterprise Resource Planning pada PT PLN (Persero)” Pengajar: Syaiful Ali, MIS., Ph.D. Annisa Septie Permatasari 12/343650/PEK/18066 REGULER 33 JAKARTA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA JAKARTA 2013

Upload: annisa-septie-permatasari

Post on 21-Jan-2016

106 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Big Paper Sit Pln - Annisa Septie .p

TOPIKAL PAPER

SYSTEMS OF INFORMATION TECHNOLOGY

“ Penerapan Sistem Enterprise Resource Planningpada PT PLN (Persero)”

Pengajar:

Syaiful Ali, MIS., Ph.D.

Annisa Septie Permatasari12/343650/PEK/18066

REGULER 33 JAKARTA

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMENFAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS GADJAH MADAJAKARTA

2013

Page 2: Big Paper Sit Pln - Annisa Septie .p

Systems of Information Technology

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini, peranan informasi teknologi dalam perusahaan tidak dapat dipungkiri

lagi telah menjadi salah satu elemen penting dalam mendukung proses bisnis. Setiap

perusahaan dituntut untuk selalu memperhatikan teknologi yang dimiliki perusahaan secara

keseluruhan agar dapat terus mengikuti perubahan dari perkembangan teknologi yang sangat

membantu sistem kerja.

Kebutuhan untuk melakukan pertukaran informasi secara cepat, tepat, dan akurat telah

membuat banyak perusahaan mencoba menerapkan suatu sistem yang dapat menyediakan

informasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Efisiensi dan efektifitas merupakan

alasana dasar untuk melakukan perbaikan dari sistem yang lama ke bentuk sistem yang lebih

baik lagi.

Dalam rangka mensejajarkan diri dengan perusahaan-perusahaan penyedia listrik

tingkat dunia, PT PLN dituntut untuk mengimplementasikan Enterprise Resource Planning

(ERP). ERP merupakan sistem yang mengintegrasikan seluruh elemen-elemen pada

perusahaan termasuk unit-unit bisnis yang diakomodasikan oleh tekonologi informasi.

Penerapan ERP ini akan mengintegrasikan seluruh kantor PLN baik pusat maupun daerah

secara on-line, dan seluruh kantor PLN tersebut akan terstandarisasi. Dengan penerapan ERP

di lingkungan perusahaan, maka setiap pegawai diharuskan beradaptasi dengan perubahan

sistem yang terjadi.

Berdasarkan fenomena tersebut, maka penulisan ini akan membahas penggunaan

sistem ERP guna mendukung proses integrasi setiap unit bisnis pada PT PLN (Persero)

Indonesia.

1.2 Profil Perusahaan

PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara yang diresmikan pada 1 Januari 1965. PLN

saat ini berbentuk Perusahaan Perseroan (Persero) untuk menyediakan tenaga listrik bagi

kepentingan umum. Tujuan perusahaan dari PLN yaitu menghasilkan keuntungan sesuai

dengan UU No. 19/2000. Kegiatan usaha PLN meliputi:

Annisa Septie .P/MM UGM JKT Page 1

Page 3: Big Paper Sit Pln - Annisa Septie .p

Systems of Information Technology

1. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang meliputi kegiatan pembangkitan,

penyaluran, distribusi tenaga listrik, perencanaan, dan pembangunan sarana penyediaan

tenaga listrik.

2. Menjalankan usaha penunjang dalam penyediaan tenaga listrik yang meliputi kegiatan

konsultasi, pembangunan, pemasangan, pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan,

pengembangan teknologi peralatan yang menunjang penyediaan tenaga listrik,

3. Menjalankan kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber

energi lainnya untuk kepentingan penyediaan tenaga listrik, melakukan pemberian jasa

operasi dan pengaturan (dispatcher) pada pembangkitan, penyaluran, distribusi, dan

retail tenga listrik, menjalankan kegiatan perindustrian perangkat keras dan perangkat

lunak ketenagalistrikan dan peralatan lain yang terkait dengan tenaga listrik, melakukan

kerja sama dengan badan atau pihak penyelenggara bidang ketenagalistrikan baik dalam

negeri maupun luar negeri di bidang pembangunan, operasional, telekomunikasi, dan

informasi.

Visi dari PT PLN (Persero) yaitu “Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang

bertumbuh kembang, unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani”. Dimana

misi dari PLN yaitu:

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan

pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang bewawasan lingkungan.

Annisa Septie .P/MM UGM JKT Page 2

Page 4: Big Paper Sit Pln - Annisa Septie .p

Systems of Information Technology

BAB II

LANDASAN TEORI

Proses bisnis dalam perusahaan harus berjalan dengan efektif agar menunjang

kebutuhan perusahaan akan persaingan yang semakin ketat. Implementasi IT dapat

mendukung hal tersebut akan tetapi IT juga dapat menambah beban perusahaan penggunaan

tidak tepat. Salah satu sistem IT yang dapat diandalkan dan wajib dimiliki perusahaan untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi adalah dengan menerapkan sistem Enterprise

Resource Planning (ERP).

ERP adalah sistem informasi yang diperuntukan bagi perusahaan manufaktur maupun

jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan

dengan aspek operasi, produksi, dan distribusi di perusahaan. Sistem ERP biasa digunakan

perusahaan untuk menangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaam (inventory),

pergudangan, invoice, dan akutansi perusahaan. ERP sering disebut sebagai back office

system yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan

dalam sisten ini. Berbeda dengan front office system yang langsung berurusan dengan

pelanggan seperti sistem e-commerce, customer relationship management (CRM), e-

government, dan lainnya.

Gambar 1. Aplikasi Bisnis ERP

Annisa Septie .P/MM UGM JKT Page 3

Page 5: Big Paper Sit Pln - Annisa Septie .p

Systems of Information Technology

ERP terbagi atas tiga item utama yaitu operasi, keuangan dan akuntansi, dan sumber

daya manusia. Ketiga item ini berjalan secara terpisah, sehingga perusahaan tidak harus

mengimplementasikan ketiganya secara langsung. Meskipun begitu, ketiga item ini

berhubungan langsung dengan satu database yang terpusat. Sebagai contoh, ketika divisi

penjualan menerima pesanan dari konsumen maka bagian pergudangan akan langsung

mengetahui dan menyiapkan pesanan tersebut. Setelah itu divisi akutansi dapat melihat

apakah barang pesanan sudah atau belum terkirim untuk mempersiapkan tagihan kepada

konsumen. Sistem seperti ini tentu akan menghemat banyak sumber daya perusahaan seperti

waktu, biaya, dan tenaga kerja. Seluruh pihak dalam sistem dapat mengakses data yang

serupa dan akan memperoleh informasi yang terintegrasi dari seluruh divisi perusahaan.

` Efisiensi biaya, waktu, dan tenaga dalam penerapan teknologi informasi melalui

pelakasanaan sistem manajemen ERP dapat ditunjukan melalui:

1. Single entry – pengguna ERP hanya cukup satu kali memasukan data untuk mendapatkan

beberapa laporan.

2. Melalui ERP status barang pesanan dapat dipantau setiap saat.

3. Database pemasaran dapat diakses dan diperbaharui setiap saat.

4. Paperless – dengan menggunakan teknologi komputer, pengguna tidak lagi memerkikan

banyak laporan hard copy. Pengguna hanya cukup menyimpan data soft copy dan

mencetak data yang dibutuhkan saja.

5. Akses data lebih mudah dan cepat, sebab seluruh data telah didokumentasi dan

dikoordinasi dengan baik oleh pusat data dalam sistem ERP.

6. Menekan lead time – penyebaran informasi dilakukan secara serempak dan bersamaan ke

setiap divisi atau unit bisnis.

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menentukan keberhasilan maupun

kegagalan sistem ERP dalam perusahaan:

a. Feature

Perangkat lunak yang digunakan dalam ERP dirancang agar dapat memberikan solusi

untuk jenis industri apapun (horizontal solution). Namun setiap industri memiliki ciri

khas yang membedakan tiap satu industri dengan industri lain. Hal ini yang

menyebabkan munculnya fungsi-funsi atau features pada ERP yang spesifik pada

industri tertentu (vertical integration).

Annisa Septie .P/MM UGM JKT Page 4

Page 6: Big Paper Sit Pln - Annisa Septie .p

Systems of Information Technology

Teori dalam ERP mengalami proses evolusi seiring dengan tumbuhnya tuntutan

pengguna sistem dan perkembangan teknologi. Sebagai contoh, tuntutan inventory

reduction berubah menjadi zero in process inventory, dari batch manufacturing menjadi

just-in-time manufacturing, dari konsep routing menjadi synchronising.

Oleh sebab itu, features yang dibutuhkan dalam perusahaan harus sesuai dengan ERP

yang akan dibentuk. Sebab kesalahan dalam pemilihan features akan sangat menghambat

operasi bisnis yang tentunya menjadi kerugian bagi perusahaan atas investasi IT pada

sistem ERP terebut.

b. Teknologi

Dalam mengembangkan sistem ERP dalam perusahaan salah satu yang harus

diperhatikan adalah teknologi yang digunakan perusahaan apakah mendukung sistem

ERP dengan fitur yang dibutuhkan perusahaan. pemilihan ERP didorong atas pengguna

yang hanya berfokus pada fitur sehingga faktor teknologi terkadang terabaikan. Apabila

hal tersebut terjadi, maka perusahaan akan terhambat dalam penggunaan kedepannya.

c. Sumber Daya Manusia

Penerapan sistem ERP akan tercapai sesuai dengan yang diinginkan perusahaan jika

sumber daya manusia atau pengguna dalam perusahaan tersebut tidak mampu

menyeseuaikan dengan sistem. Oleh sebab itu, pemilihan vendor untuk membangun

sistem ERP harus dilakukan dengan seleksi yang ketat. Selain itu perusahaan harus

memiliki sumber daya manusia internal yang mampu melakukan pengawasan dan

kontrol terhadap penggunaan ERP agar selaras dengan tujuan perusahaan.

d. Infrastruktur

Infrastruktur dalam hal ini termasuk sistem pendukung untuk penerapan sistem ERP.

Pertimbangan seperti apakah tersedia helpdesk, tata cara (standard operating procedure)

dalam penerapan, langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan ketika menginginkan

adanya customization, langkah-langkah agar sistem dapat berjalan sesuai yang

diinginkan. Beberapa pertimbangan tersebut yang harus dipikirkan perusahaan maupun

vendor yang akan membangun sistem ERP.

Hal-hal yang perlu diperhatikan yang dapat menyebabkan kegagalan sistem ERP

yaitu:

1. Waktu dan biaya pembangunan sistem tidak sesuai dengan yang dianggarkan.

2. Pre-implementation tidak dilakukan dengan baik.

3. Strategi operasi tidak sejalan dengan desain proses bisnis dan pengembangannya.

Annisa Septie .P/MM UGM JKT Page 5

Page 7: Big Paper Sit Pln - Annisa Septie .p

Systems of Information Technology

4. Pengguna sistem tidak diberikan training mengenai ilmu untuk beradaptasi dan

mengoperasikan sistem yang baru.

5. Lemahnya komitmen top management sehingga pengawasan dan kontrol terhadap sistem

menjadi rendah dan hanya diserahkan kepada pengguna yang biasanya adalah karyawan

level bawah dan menengah.

6. Kurangnya analisa strategi bisnis perusahaan sehingga tidak terjadi kecocokan terhadap

sistem.

7. Terjadi kesalahan seleksi sistem dan fitur yang akan digunakan.

8. Ketidakcocokan software denganbisnis proses.

Beberapa item yang dapat dijadikan pedoman dalam implementasi ERP dalam

perusahaan adalah sebagai berikut:

1. ERP adalah bagian dari infrastuktur perusahaan dan sangat penting bagi kelangsungan

proses bisnis perusahaan. Setiap proses bisnis dan individu yang memiliki pengaruh

terhadap sistem ERP harus terlibat dan memberikan dukungan terhadap jalannya ERP

agar selaras dengan tujuan perusahaan.

2. ERP pada perusahaan menjadi fungsi bisnis dan meningkatkan produktivitas. Di mana

tujuan dari implementasi ERP pada perusahaan adalah untuk meningkatkan daya saing.

3. Perusahaan pada umumnya memilih vendor untuk mengembangkan sistem ERP,oleh

sebab itu penting bagi perusahaan untuk mempelajari pengalaman atas kesuksesan

maupun kegagalan yang telah dilakukan vendor atas sistem yang telah dibentuk.

Annisa Septie .P/MM UGM JKT Page 6

Page 8: Big Paper Sit Pln - Annisa Septie .p

Systems of Information Technology

BAB III

IMPLEMENTASI ERP PADA PT PLN (Persero)

Agar mampu mensejajarkan diri dengan perusahaan-perusahaan pernyedia listrik

tingkat dunia, PLN mengimplementasikan sistem Enterprise Resource Planning (ERP).

Suatu sistem yang mengintegrasikan seluruh elemen-elemen pada perusahaan termasuk unit-

unit bisnis. Penerapain ERP ini sebagai bentuk upaya meningkatkan kompetensi perusahaan

dan pelayanan. Penerapan ERP pada PLN ini akan mengintegrasikan seluruh kantor-kantor

cabang PLN baik pusat maupun daerah secara online dan terstandarisasi. Dengan penerapan

ERP, maka karyawan sebagai pengguna sistem ini harus melakukan pembelajaran dan

adaptasi dengan sistem tersebut.

Strategi bisnis PLN dalam penerapan ERP tekah direncanakan dengan sangat matang

seperti yang dikemukakan oleh Direktur Strategi Teknolodu Informasi PT PLN (Persero)

Zulkifli, “penerapan ERP dan rencana kerja PLN sejalan dan telah tertuang dalan sinkronisasi

IT master plan dan strategi bisnis PLN”. Menurutnya ERP merupakan ssatu kesatuan dengan

strategi utama PLN dalam membenahi operasional perusahaan secara keseluruhan. Penerapan

ERP saat ini masih bersifat pilot project dan baru dilaksanakan di empat unit yaitu: Kantor

Pusat PLN di Jakarta, Kantor Distribusi Bali, Kantor Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang,

dan P3B Jawa Bali.

“Go-Live” ERP tahap I di PLB dilakukan pada tanggal 29 Desember 2005 terutama

diterapkan modul-modul untuk menunjang bisnis proses di bagian Sumber Daya Manusia

(SDM) seperti manajemen organisasi, administrasi kepegawaian, penggajian, dan waktu kerja

karyawan. Menurut Project Manager tim imbangan ERP PLN Benni Hermawan,

pengembangan selanjutnya adalah integrasi antar sistem dengan ERP seperti pelayanan

pelanggan CIS penerapan ERP akan mendahulukan kantor yang telah menerapkan

sistempelayanan pelanggan terlebih dahulu, karena PLN sangat fokus atas pelayanan

pelanggan. Integrasi antar sistem iniakan dilakukan lebih dulu di Jawa Barat, Jawa tengah,

dan Jawa Timur, karena di daerah-daerah tersebut dianggap paling siap akan penerapan

integrasi antar sistem tersebut. Dalam mengembangkan sistem ERP, PLN memilih vendor

yang sudah dikenal sebagai perusahaan konsultan IT papan atas dunia yaitu PT Accenture

Indonesia.

Annisa Septie .P/MM UGM JKT Page 7

Page 9: Big Paper Sit Pln - Annisa Septie .p

Systems of Information Technology

Hambatan yang dirasakan dalam penerapan ERP ini adalah “people” atau pengguna

dari sistem tersebut. Meskipun perancangan dan penerapan ERP telah dilakukan sempurna

mungkin, namun hal tersebut akan sulit selaras dengan tujuan penerapan apabila tidak

didukung oleh kinerja karyawan sebagai pengguna. Dibutuhkan kemauan yan gtinggi bagi

seluruh karyawan untuk beradaptasi dengan perubahan sistem yang selama ini berjalan.

Sebab kendala terbesar dalam penerapan ERP adalah merubah pola pikir yang selama ini

terbentuk dari seluruh karyawan untuk menerima perubahan.

IT Master Plan PLN dibuat pada tahun 2004 ditujukan untuk pengembangan IT secara

bertahap, seperti membangun sistem informasi secara on-line menghubungkan kantor pusat

dan kantor cabang yang tersentralisasi serta membangun sistem jaringan yang handal untuk

mendukung penerapan sistem tersebut.

Pada tahun 2005 PLN membangun aplikasi ERP yang diterapkan di tiga proses bisnis,

yaitu:

1. Aplikasi Keuangan/Akuntansi

2. Aplikasi Logistik/Material

3. Aplikasi Sumber Daya Manusia.

Tim Imbangan Pilot ERP (Key User ERP)

PLN membentuk tim imbangan pilot ERP (key user) yang terdiri dari orang-orang

yang ahli di bidangnya terutama pada bisnis proses di PLN dan kultur budaya kerja. Mereka

dituntut untuk berkerja keras dlaam melakukan perubahan serta menyediakan waktu untuk

melaksanakan proyek tersebut di luar waktu sebagai karyawan. Tim imbangan bertanggung

jawab langsung kepada Direksi PLN yaitu Direksi Keuangan, Direksi Niaga, dan playanan

pelanggan. Tugas utama dari timimbangan ini adalah pelaksanaan penerapan ERP di PLN

pusat beserta uji coba pilot project di tiga kantor PLN yang telah disebutkan dan

mempersiapkan kebutuhan akan pengembangan lanjutan yaitu integrasi antar sistem. Tim ini

terdiri atas dua tim, yaitu:

1. Tim Sentral – beroperasi di kantor pusa, beranggotakan atas perwakilan dari PLN pusat

dan unit pilot.

2. Tim Roll-Out – merupakan representasi dari tim sentran yang beranggotakan atas wakil-

wakil dari unit PLN yang bekerja di lokasi masing-masing.

Annisa Septie .P/MM UGM JKT Page 8

Page 10: Big Paper Sit Pln - Annisa Septie .p

Systems of Information Technology

Go-Live System

Tiga tahap perencanaan “Go-Live” sistem di PLN terdiri atas:

1. Penerapan sebagian fungsi di bagian unit bisnis SDM seperti penggajian, administrasi,

manajemen organisasi, dan manajemen waktu di kantor pusat PLN. PLN distribusi

Jakarta & Tangerang, Bali, dan P3B Jawa-Bali.

2. Menerapkan fungsi logistik dan keuangan di PLN pusat dan PLN distribusi Bali.

3. Menerapkan fungsi logistik, keuangan, dan SDM di PLN Jakarta & Tangerang dan P3B

Jawa-Bali.

4. Target kedepannya yaitu menerapkan sistem kepada daerah yang sudah siap secara

bertahap.

Perubahan Utama Pada Penerapan ERP di PLN

Gambar 2. Aplikasi ERP pada PT PLN (Persero)

Sumber: Accenture 2006

Penerapan ERP pada PLN ini secara keselurhan terbagi atas tiga bagian. Employee

Self Service (ESS) yaitu akses informasi dan layanan langsung bagi seluruh karyawan yang

terintegrasi langsung dengan ERP Back Office atas aplikasi keuangan/akuntansi, aplikasi

logistik/material, dan aplikasi SDM. Dengan begitu seluruh karyawan dapat mengakses data

baik menyimpan maupun memasukan input yang dibutuhkan secara langsung pada database

yang terpusat. Begitu juga dengan Strategic Enterprise Management (SEM) atau Business

Warehouse (BW) yang digunakan pada level manajemen berupa laporan manajemen

keuangan, laporan manajemen SDM, dan laporan manajemen material. Pihak-pihak pada

Annisa Septie .P/MM UGM JKT Page 9

Page 11: Big Paper Sit Pln - Annisa Septie .p

Systems of Information Technology

level manajemen dapat mengakses baik menyimpan maupun memasukan input yang

dibutuhkan secara langsung pada database yang terpusat yaitu ERP Back Office.

Gambar 3. Akses ke Aplikasi ERP

Sumber: Accenture 2006

Dalam menjalankan aplikasi ERP, karyawan sebagai user diharuskan untuk selalu

mengakses menggunakan portal ERP. Akses langsung melalui SAP log on dapat digunakan

apabila akses ke portal ERP mengalami masalah. Akses portal ERP dalam PLN dibutuhkan

jaringan Internet Explorer sebagai web browser dengan alamat (URL) yang digunakan untuk

mengakses portal ERP yaitu http://errappp1.pusat.corpn.pln.co.id:50000/irj.

Untuk log-in ke portal ERP, user ID dan password yang digunakan adalah user ID dan

password domain yang dimiliki karyawan, sama dengan user ID dan password yang

digunakan ketika pertama kali menghidupkan dan menggunakan komputer (yang sudah

gabung dengan domain) atau ketika mengakses e-mail. ERP yang diterapkan dalam PLN

hanya dapat digunakan bagi karyawan yang memiliki user ERP dan memiliki kepentingan

saja yang dapat menggunakan sistem ini.

Annisa Septie .P/MM UGM JKT Page 10

Page 12: Big Paper Sit Pln - Annisa Septie .p

Systems of Information Technology

Gambar 4. Log-In ke Portal ERP

Sumber: Accenture 2006

Ketika karyawan ingin mengakses data, maka karyawan harus log in pada portal ERP

dan menginput data berupa User ID dengan format NamaDomain\NamaUser serta password

domain kemudian klik tombol log on untuk masuk ke dalam halaman selanjutnya. Beberapa

hal yang harus diperhatikan pengguna dalam mengakses aplikasi ERP yaitu:

1. Akses umum (termasuk akses untuk ESS)

a. Mempunyai ID di PLN domain

b. Komputer sudah tersambung dengan domain PLN (joint domain)

c. Aplikasi internet explorer sudah tersedia dalam PC

2. Akses khusus untuk pengguna aplikasi ERP (back office)

Aplikasi SAP GUI sudah tersedia di PC

3. Akses khusus untuk pengguna aplikasi SEM/BW

a. Aplikasi SAPBEx sudah tersedia di PC

b. Aplikasi Microsoft Excel 2003 sudah tersedia di PC

Annisa Septie .P/MM UGM JKT Page 11

Page 13: Big Paper Sit Pln - Annisa Septie .p

Systems of Information Technology

Gambar 5. Menjalankan Aplikasi ERP Melalui Portal ERP

Sumber: Accenture 2006

Ketika karyawan berhasil mengakses log in maka tampilan yang akan muncul seperti

di atas. Karyawan diberikan enam pilihan akses data, yang terdiri atas:

1. ERP Keuangan/Akuntasnsi yang ditujukan bagi pegawai yang akan menjalankan

transaksi yang berhubunfan dengan fungsi di bidang keuangan/akuntansi.

2. ERP Logistik/Material yang ditujukan bagi pegawai yang akan menjalankan transaksi

yang berhubungan dengan fungsi di bidang logistik yng berhubungan dengan fungsi di

bidang logistik/material.

3. ERP SDM ditujukan bagi karyawan yang akan menjalankan transaksi yang berhubungan

dengan fungsi di bidang Sumber Daya Manusia.

4. Business Explorer Analyzer (Bex Analyzer) adalah aplikasi yang berguna untuk

mengakses, menjalankan, menganalisa laporan-laoran manajemen keuangan (seperti

neraca, laporan kas, rasio keuangan), SDM (statistik kepegawaian), dan manajemen

material/logistik ( ITO/Inventory Turnover) yang ada di dalam SAP Business Warehouse

(BW).

5. SAP BW Graphical User Interface (GUI) adalah aplikasi yang digunakan oleh para

administrator dan tim support untuk mengakses fungsi-fungsi dalam SAP Business

Warehouse (BW).

6. ERP Training ditujukan untuk keperluan pelatihan dan playground. Pada aplikasi ini,

penggunadapat melakukan uji coba menjalankan transaksi sesungguhnya tanpa

mempengaruhi data sebenarnya yang berada di aplikasi ERP SDM, Keuangan, dan

Annisa Septie .P/MM UGM JKT Page 12

Page 14: Big Paper Sit Pln - Annisa Septie .p

Systems of Information Technology

logistik. Untuk mengakses sistem ini, pengguna harus memasukan user id dan password

kembali yang valid tentunya.

Gambar 6. Tampilan Ketika Memilih Option ERP SDM

Sumber: Accenture 2006

Gambar 7. Tampilan Ketika Memilih Option GUI

Sumber: Accenture 2006

Annisa Septie .P/MM UGM JKT Page 13

Page 15: Big Paper Sit Pln - Annisa Septie .p

Systems of Information Technology

Gambar 8. Tampilan ketika Memilih ERP Training

Sumber: Accenture 2006

Gambar 9. Log-Off dari Portal ERP

Sumber: Accenture 2006

Annisa Septie .P/MM UGM JKT Page 14

Page 16: Big Paper Sit Pln - Annisa Septie .p

Systems of Information Technology

Gambar 10. Log-Off dari Portal ERP

Sumber: Accenture 2006

PLN memilih SAP sebagai paket perangkat lunak ERP. Keputusan untuk menerapkan

SAP adalah keputusan yang tidk mudah sebab penerapan SAP membutuhkan biaya yang

tinggi. Kebutuhan biaya tidak hanya digunakan untuk pembelian aplikasi SAP, tetapi juga

untuk pembelian hardware, databse, jaringan komunikasi data dan biaya konsultasi yang

membantu proses penerapan sistem. Setelah sistem ERP diterapkan, manajemen

perlumengetahui apakah penerapan sistem tersebut berhasil atau tidak. Pengukuran

keberhasilan penerapan sistem informasi sangat diperlukan bagi manajemen untuk

mengetahui apakah investasi yang telah dikeluarkan memberikan nilai tambah bagi

perusahaan.

Pelaksanaan dan penerapan ERP serta pengembangan aplikasi ERP di PT PLN

(Persero) terasa belum maksimal yang disebabkan beberapa kendala, antara lain:

1. Keterbatasan SDM yang dapat menyesuaikan dan beradaptasi pada pola kerja baru

sebagai dampak penerapan ERP di PLN.

2. Belum ada partisipasi nyata serta kemauan kuat berupa perubahan pola pikir dan sikap

dari pegawai PLN atas kebijakan lama ke arah yang lebih baik.

3. Cakupan wilayah kerja PLN yang begitu luas, sehingga penerapan ERP di PLN baru

dapat dilaksanakan pada beberapa unit yang terfokus pada Pulau Jawa dan Bali.

4. Keberhasilan pelaksanaan ERP akan menjadi kurang bermakna jika masih terdapat

keluhan dari pelanggan masalah pasokan listrik berupa pemadamam listrik secara

berkepanjangan sebagai akibat kerusakan pembangkit listrik.

Annisa Septie .P/MM UGM JKT Page 15

Page 17: Big Paper Sit Pln - Annisa Septie .p

Systems of Information Technology

BAB IV

KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan

1. Penerapan ERP pada PLN adalah sebuah pemenuhan tuntutan eksternal agar kinerja

lebih baik.

2. Penerapan ERO sedikit banyak telah merubah proses bisnis PLN secara keseluruhan

terutama di bidang SDM seperti manajemen organisasi, administrasi kepegawaian,

penggajian, dan waktu kerja karyawan.

3. Keberhasilan sistem ERP pada PLN akan tercapai jika SDM dapat menyesuaikan dan

beradaptasi pada pola kerja baru dan adanya peningkatan pelayanan kepada konsumen.

4. Guna mendukung keberhasilan penerapan dibentuk tim imbangan pilot ERP (key user)

yang terdiri dari orang-orang yang ahli di bidangnya terutama pada bisnis proses di PLN

dan budaya kerja yang dituntun untuk bekerja keras untuk beradaptasi dan melakukan

pelatihan. Key user dan end user terlibat langsung dengan sistem ERP. End user adalah

individu yang menggunakan program ERP sesuai arahan dari key user. Sikap key user

dan end user sebagai karyawan dalam sistem dipengaruhi oleh kondisi budaya

perusahaan dalam mencapai keberhasilan penerapan ERP.

Saran

Secara keseluruhan penerapan ERP pada PT PLN (Persero) secara teknis sudah

berjalan dengan baik. Namun agar selaras dengan tujuan perusahaan, karyawan seharusnya

mendukung sistem tersebut. Oleh karena itu pelatihan harus giat dilakukan agar karyawan

lebih familiar dengan sistem baru. Dilihat dari aplikasi penerapan ERP di PLN saat ini

terlihat baru memfokuskan pada aplikasi SDM. Selanjutnya seharusnya PLN

mempertimbangkan aplikasi keuangan dan material agar lebih baik.

Annisa Septie .P/MM UGM JKT Page 16

Page 18: Big Paper Sit Pln - Annisa Septie .p

Systems of Information Technology

REFERENSI

Brown, C.V., Daniel W. Dehayes, Jeffrey A. Hoffer, Martin, E. Wainright., and William C. Perkins. 2012. “Managing Information Technology”, 7th ed., Premtice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.

http://batharawisnu.files.wordpress.com/2013/06/database_sap-

erp_menjalankan_aplikasi_erp_melalui_portal_erp_opt.pdf

www.pln.co.id

http://rianzii.blogspot.com/2012/03/penjelasan-penggunaan-enterprise.html

Annisa Septie .P/MM UGM JKT Page 17