kontribusi koordinasi mata kaki dan keseimbangan...
TRANSCRIPT
1
KONTRIBUSI KOORDINASI MATA KAKI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENIMANG BOLA ATLIT SEPAKTAKRAW
KLUB SMP NEGERI 18 PADANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan stara satu
Oleh:
DEDI RAHMAN
07184 /2008
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
2
3
4
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,Maka apabila kamutelah selesai dari ( sesuatu urusan ) Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan )
yang lain dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap(Qs. Alam Nasyrah 6-8)
Puji dan syukur pada-MU Ya Allah Berkat rahmat-Mu,tersusun sebuah karya kecil, Namun bermakna besar bagiku.Ya Allah.
Tiada tempat berlindungBagiku, selain dibawah naungan belas kasih-Mu.Aku tahu, tidak mudah bagikuMenjalani hidup yang penuh tantangan dalam naungan
maghfirah-Mu. Karena itu Aku datang dan memohon rahman dan rahim-Mu. BilaEngkau berkenan memeberikan ujian padaku, berilah keteguhan hati dan kesabaran,
bangunkanlah aku ditengah malam, gerakkanlah bibirku untuk menyebut kalimat-kalimat yang membesarkan asma-Mu. Basahi sajadahku dengan airmata khusukan
Dikala aku merintih dihadapan-Mu dan jadikanlah saat-saat seperti ini saat yangpaling menentramkan dihatiku.Ya Robbiku cintakan aku dan biasakanlah
iman itu pada jantungku. Bencikan aku pada kekhufuran, kegelisahanDan kemaksiatan. Harapanku, semoga aku tidak
tersingkir dari pintu rahmat-Mu.Ya Tuhanku...terhadap keagunganMu. Engkau Maha mengetahui kepada hambaMu, yang
terbelenggu oleh rantai besi dosa-dosa. Engkau penolong hamba-Mu yang memohon pertolongan. Tiada tempat untuk melepaskan dahaga,
selain lautan maafMu. Dan tiada pintu yang kutujuselain rahmat-Mu.
Kupersembahkan Karya kecil ku Ini Buat Ibunda Tercinta (hermida)dan Ayahnda Tercinta (masri st,janaik)
Terimalah Karya kecil ku ini sebagi bhakti dan terima kasihkuAtas segala cinta dan pengorbanan yang telah diberikan demi mencapai
Impian ananda dimasa depan, semoga karya kecil ku ini dapat menghapusSetiap tetes keringat, mengobati setiap luka yang tergoreskan dan menjawab setiap doa dan
harapan ibunda dan ayahnda tercinta
Thank’s to My kaka tercinta (rina, S.Pd ) (and ayu.S.Pd)Atas segala perhatian dan support yang diberikan, aku bisa seperti ini.
Semoga aku bisa Menjadi harapan dan contoh yang baik sebagai adek yang sempurna dimata kalian, dimata ibunda Tercinta Dan Ayahnda Tercinta.
5
Hormat dan terima kasihku kepada :Bapak donie S.Pd .M.Pd sebagai pembimbing 1
Drs. Maidarman M.Pd sebagai pembimbing 2. Terima kasih atas bimbingan, waktunya dan semangat yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan,
terima kasih pak untuk semuanya, dan untuk Dosen-dosen yang lain di palkultas FIKterima kasih telah memberikan ilmunya
Thank’ to best friends.
Mungkin ini saat untuk berpisah walau berat untuk q terima biarkanlah berlalu seiring doaku bersamamu. Orang lain boleh datang dan pergi akan tetapi yang
namanya sahabat sejati slalu ada dihati dan takkan pernah mati
kubu.susul wak lai yo, kubu 2 lanjutkan cita2 muDefrizaldi. semoga kita jadi pelatih takraw seperti yang kita impikan, megikiti jejek bg shril spd
Adak ku rahmadani gapai cita2 yang diiginkan yakin pasti bisa, pokoknyo Semangat tetap rajin rajin kul ya.
Devi .makasih atas do,a ya dan motivasiya unntk dedi dorogan dan semangatnya,
thank’s to sahabat sekaligus pembimbing 3 Q agus, S,pd imbang S.pd thank’s ya atas bantuan olahan datanyo dan sukses selalu la. Arif makasih banyak atas semua bantuannya, semangat
terus mudahan2 tercapai wisuda tundanya
buta orang yang kusayagi dan ku cintai elvita riski utamai. Rena budi saputri, setia ningrum, devita efri,smoga mendapatkan pekerjan yang layak dan dapat suami yang baik
Sepesial untuk Someone yang selalu menemani hari – hari ku baik saat senang
maupun sedih, dan juga selalu memberikan Ku semangad n suport serta motivasi
demi kebaikan Ku, walau kadang sedikit eneh .....!!!
Thank’s for Someone “ Devita “.....!!! I love U.....
buat anak- anak kos 5 saudaraterima kasih atas bantuan ya dan terimakash buat tempat tidurya.
Ajo, siren, sering-sering aj ke warnet yaYopi, ardi ambon, dedi rais, haris rekn seperjuagan
Aknan,ari,bg in,rngkayo makasih tempat nonto filemya.
6
Anak – anak kos gunung pangilunDeri, navi, doni (Makasih tampek nonton TV nyo)
Kusnul, agus, imbang, arif. (Makasih atas segala masukan dan suportnya, akhirnyo samo jou wak wisudanyo,
Bg shril, S.Pd. M.Pd ,Bg zumroni,S. Pd terima kasih atas suportnya dan dukunganya sukses selalu)
Aknan, siren, ampung, bg in, ari, (kawan semua jagan lupa selesaikan lh tugas dan kewajibnya, semoga menjadi apa yang di cita citakanya)
pendi, rahmelia. devi, tuti,widiya, roso(terima kasih atas segalanya, semoga cita-cita mu tercapai) kubu, tobat (semoga kuliahnya lancar-lancar se)
Makasih yang sebanyak2nya buat bapak andi, bang sahril bg zumroni, moga2 segala kebaikannya diberi ganjaran yang setimpal oleh Allah.. aminn...
Kita semua yang terbaik, tapi jadilah yang terbaik diantara terbaik
“jangan bilang tidak bisa sebelum kamu mencobak”“kita harus menjadi oarang yang selalu optimis, bukan pesimis”
Dan terima kasih yang sebesar-besarnya pada seluruh Dosen FIK UNP beserta Staf administrasi yang tidak mungkin disebutkan namanya satu persatu atas segala dukungan moril yang telah diberikan selama ini semoga menjadi amal ibadah bagi kita semua.Semoga Allah membalas cinta dan kebaikan yang telah kalian semua berikan, semoga kita semua menjadi orang yang beriman. Amiin…..
Semoga karya kecilku ini dapat memberikan sedikit kebahagian bagi kita semua, Amin
By. Dedi rahman
i
ABSTRAK
Dedi Rahman (2012). Kontribusi Koordinasi Mata-Kaki Dan Keseimbangan Terhadap Kemampuan Menimang Bola Atlit Sepaktakraw Klub SMP N 18 Padang.
Masalah dalam penelitian ini adalah: kemampuna menimang bola yang rendah tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, diduga faktor yang menjadi peyebaya adalah koordinasi mata kaki dan keseimbangan.
Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan kontribusi Koordinasi mata -kaki terhadap kemampuan menimang bola, kontribusi keseimbangan terhadap kemampuan menimang bola, dan kontribusi Koordinasi mat-kaki dan keseimbangan secara bersama-sama terhadap kemampuan menimang bola atlit sepaktakraw klub SMP N 18 Padang. Penelitian ini masuk dalam penelitian Korelasional.
Populasi penelitian ini adalah Atlit sepaktakraw Klub SMP N 18 Padangyang berjumlah 20 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik teknik korelasi yang merupakan pengambilan sampel bersyarat yaitu sebanyak 20 orang. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat kontribusi yang berarti antara Koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menimang bola, terdapat kontribusi yang berarti antara keseimbangan terhadap kemampuan menimang bola, dan terdapat kontribusi yang berarti antaraKoordinasi Mata-kaki dan keseimbangan secara bersama-sama terhadap kemampuan menimang bola.
Pengambilan data dilakukan dengan cara mengukur koordinasi mata-kakimelalui sasaran tes koordinasi mata-kaki. Untuk keseimbangan melalui tes keseimbangan. Selanjutnya kemampuan menimang bola dilakukan melalui tes sepak silala. Analisa data dan pengujian hipotesis penelitian menggunakan teknik analisis korelasi sederhana dan teknik analisis korelasi ganda dengan taraf signifikan α = 0,05. Untuk mencari kontribusi menggunakan rumus r2 x 100%
Hasil analisis data menunjukkan (1) Koordinasi mata-kaki berkontribusi terhadap kemampuan menimang bola sebesar 54,32% Pada Atlit sepaktakraw klub SMP N 18 Padang, (2) Keseimbangan berkontribusi terhadap kemampuan menimang bola sebesar 33,87% pada Atlit sepaktakraw klub SMP N 18 Padang, (3) Koordinasi Mata-kaki dan Keseimbangan berkontribusi secara bersama-sama terhadap Kemampuan menimang bola sebesar 58,83% pada Atlit sepaktakraw klub SMP N 18 Padang.
Kata Kunci : Koordinasi Mata – kaki, Keseimbangan dan Kemampuan Menimang Bola
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan penulisan penelitian yang berjudul “Kontribusi Koordinasi Mata
Kaki Dan Keseimbagan Terhadap Kemampuan Menimng Bola Atlit
Sepaktakraw Klub SMP Negeri 18 Padang”
Penulisan penelitian ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan
akademik dalam menyelesaikan program sarjana S1 di Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Padang. Untuk mencapai tujuan itu peneliti
banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga hasil
penelitian ini dapat terwujud seperti adanya. Oleh karena itu, sangat pantas
rasanya penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Arsil, M.Pd Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Padang.
2. Bapak Drs. Maidarman, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Kepelatihan Olahraga.
3. Bapak Donie, S.Pd M.Pd selaku Penasehat Akademik sekaligus
Pembimbing I.
4. Bapak Drs. Maidarman, M.Pd selaku Pembimbing II
5. Bapak - Bapak Dosen Penguji, yaitu Drs.H.Witarsay, Padli, S.Si M.Pd
Drs. Zalfendi, M.Kes
6. Staf Pengajar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI………..........................................
ABSTRAK..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN….............................................................................. viii
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1B. Identifikasi Masalah ................................................................ 10C. Pembatasan Masalah ............................................................... 10D. Perumusan Masalah ................................................................ 11E. Tujuan penelitian .................................................................... 11F. Manfaatpenelitian ................................................................... 12
BAB II KERANGKA TEORITISA. Kajian Teori ............................................................................ 13
1. Pengertian sepaktakraw .................................................... 132. Menimang bola .................................................................. 153. Koordinasi mata kaki ......................................................... 174. Keseimbangan.................................................................... 22
B. Kerangka konseptual ............................................................... 31
C. Hipotesi..........................................................................................35
BAB III METODOLOGI PENELITIANA. Jenis Penelitian ........................................................................ 36B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 36C. Populasi dan Sampel ............................................................... 36D. Definisi Operasional ................................................................ 37E. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 38F. Teknik dan alat pengumpulan data........................................... 38G. Instrumen Penelitian ............................................................... 39H. Tekknik Analisa Data ............................................................. 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Deskriptif Data ....................................................................... 47B. Pengujian Persyaratan Analisis............................................... 51
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Populasi Penelitian....................................................................... 36
Tabel 2. Distribusi frekuensi Koordinasi mata – kaki (X1)........................ 47
Tabel 3. Distribusi frekuensi Keseimbangan (X2) ..................................... 49
Tabel 4. Distribusi frekuensi Kemampuan menimang bola ...................... 50
Tabel 5. Rangkuman uji normalitas sebaran data dengan uji lilliefors ...... 51
Tabel 6. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Koordinasi mata – kaki (X1)
terhadap Kemampuan menimang bola (Y) ................................ 53
Tabel 7. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Keseimbangan (X2) Terhadap
Kemampuan menimang bola (Y) ................................................ 54
Tabel 8. Rangkuman Hasil Analisis Kontribusi Koordinasi Mata – Kaki
(X1) Dan Keseimbagan (X2) Secara Bersama – sama Terhadap
Kemampuan Menimang Bola (Y)................................................ 55
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bentuk lapangan sepaktakraw...................................................... 13
Gambar 2. Teknik Sepak Sila ....................................................................... 16
Gambar 3. Kerangka Konseptual .................................................................. 34
Gambar 4. Tes Koordinasi Mata dan kaki ..................................................... 41
Gambar 5. Tes Keseimbangan ...................................................................... 42
Gambar 6. Tes Teknik Sepak Sila ................................................................. 44
Gambar 7. Histogram Koordinasi Mata – Kaki (X1) ..................................... 48
Gambar 8. Histogram Keseimbagan (X2) ...................................................... 49
Gambar 9. Histogram Kemampuan Menimang Bola (Y).............................. 51
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Data Hasil Penelitian..……...…………………………… 68
Lampiran 2 : Analisis Uji Normalitas Koordinasi mata – kaki .....…... 69
Lampiran 3 : Analisis Uji Normalitas Keseimbangan ................……... 70
Lampiran 4 : Analisis Uji Normalitas Menimang Bola………………..... 71
Lampiran 5 : Analisis Korelasi Sederhana Dan Korelasi Berganda..… 72
Lampiran 6 : Pengujian Hipotesis 1.......………………………………. 73
Lampiran 7 : Kontribusi (X1) Terhadap (Y) .......…..…………………. 74
Lampiran 8 : Pengujian Hipotesis 2 …......………………………………. 75
Lampiran 9 : Kontribusi (X2) Terhadap (Y) .……….....………………. 76
Lampiran 10 : Korelasi sederhana antara variable (X1) dengan (X2) …. 77
Lampiran 11 : Pengujian Hipotesis 3 ……......………………………….. 78
Lampiran 12 : Analisis Kontribusi Koordinasi mata – kaki (X1) Dan
Keseimbangan (X2) Secara Bersama – sama Terhadap
Kemampuan menimang bola (Y).…………………...…. 80
Lampiran 13 : Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors ...……………………. 81
Lampiran 14 : Table dari Harga Kritik Dari Product Moment ………… 82
Lampiran 15 : Daftar Luas Dibawah Lengkungan Normal Standar Dari 0
Ke Z Surat …………….....……...……..……………….. 83
Lampiran 16 : Foto – foto Pengambilan Data Penelitian …....…………. 85
Lampiran 17 : Surat Penelitian Dari FIK UNP .…..….………………..... 90
Lampiran 18 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Dari Dinas Pendidikan kota Padang …….........…….…... 91
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga merupakan kegiatan yang bermanfaat dan dapat meningkatkan
kesegaran jasmani. Selain untuk memupuk watak, kepribadian, disiplin,
sportifitas. Olahraga juga dapat meningkatkan kemampuan daya pikir serta
perkembangan prestasi. Secara fisiologis olah raga dapat meningkatkan fungsi
organ tubuh sistem pernapasan, koordinasi syaraf, dan pengaruh sosial serta
rohani.
Pencapaian prestasi dalam olahraga bukanlah pekerjaan yang mudah,
dibutuhkan usaha yang maksimal untuk mencapai prestasi tersebut. Oleh karena
itu, dalam olahraga perlu pembinaan dan pengembangan olahragawan secara
terencana, berjenjang, dan berkelanjutan. Peningkatan kompetensi sebagai
usaha untuk mencapai prestasi perlu didukung melalui ilmu pegetahuan dan
teknologi keolahragaaan suatu bangsa.
Melalui prestasi olahraga bangsa Indonesia bisa dikenal oleh bangsa
lain. Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang Repuplik Indonesia Nomor 3
Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Pasal 4 tentang dasar dan
tujuan olahraga yaitu:
2
” ”Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani, prestasi kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, disiplin, sportivitas, mempererat persaudaraan dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa.
Prestasi olahraga dilakukan oleh setiap orang yang memiliki bakat,
kemampuan dan potensi untuk mencapai prestasi tersebut. Salah satu olah raga
yang perlu dibina dan ditingkatkan prestasinya adalah olahraga Sepaktakraw.
Untuk menghasilkan sebuah prestasi dalam sepaktakraw dibutuhkan dukungan
dan kerjasama yang baik antara Pengprov Persatuan Sepaktakraw Indonesia
(PSTI), pemerintah, masyarakat, dan instasi lainnya.
Untuk meraih prestasi sepaktakraw yang baik, disamping usaha
pembinaan dan pelatihan yang teratur, terarah dan kontiniu, hendaknya
pembinaan tersebut diarahkan kepada pembinaan kondisi fisik sebagai faktor
yang paling dominan terhadap keberhasilan dalam meraih prestasi puncak. Hal
ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Syafruddin (1999 : 24) yaitu, 1)
kondisi fisik, 2) teknik, 3) taktik dan strategi, 4) mental (psikis). Keempat
faktor tersebut di atas merupakan satu kesatuan yang saling terkait satu dengan
yang lainnya dan tidak dapat dipisahkan.
Berdasarkan uraian – uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor
kondisi fisik, teknik, taktik dan mental memegang peranan penting dalam
mencapai prestasi yang diinginkan. Bila salah satu unsur belum dimiliki atau
3
dikuasai, maka betapa baiknya ketiga unsur yang lain, prestasi terbaik tidak
akan tercapai.
Sepaktakraw merupakan salah satu olahraga permainan yang
berkembang di Sumatera Barat. Olahraga tersebut banyak digemari dari
kalangan pelajar sampai generasi muda. Hal tersebut dapat dilihat mulai
bermunculan klub-klub olahraga sepaktakraw. termak klub Sepaktakraw SMP
Negeri 18 padang, yang dibina oleh sekolah tersebut, melalui klub-klub
tersebut dilakukan pembinaan dan selanjutnya dilakukan seleksi dan bagi yang
berbakat.mereka dibina di Pusat Pendidikan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP),
naungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Sumatera Barat. Agar adanya
menghasilkan atlet-atlet berprestasi di Sumatera Barat untuk ke depannya.
Seorang atlet Sepaktakraw haruslah mempunyai kemampuan dan
keterampilan yang baik dalam bermain. Kemampuan yang perlu dimiliki oleh
seorang pemain Sepaktakraw adalah kemampuan dasar atau teknik dasar
bermain Sepaktakraw. Penguasaan terhadap teknik dasar perlu dimiliki dan
dilatih dengan baik secara berkelanjutan.
Zalfendi (2002:24) mengemukakan bahwa:
“Penguasaan teknik merupakan salah satu modal untuk memenangkan pertandingan” dengan kata lain tanpa penguasaan teknik, terutama teknik dasar tidak mungkin seseorang mencapai prestasi yang baik. Penguasaan teknik dasar permainan sepaktakraw sangat penting, mengingat permainan sepaktakraw adalah permainan yang cepat maksudnya waktu untuk memainkan bola sangat terbatas, Sehingga penguasaan teknik yang tidak sempurna akan memugkinkan timbulnya kesalahan-kesalahan teknik yang lebih besar dan
4
penguasaann teknik yang tinggi hanya dimungkinkan kalau penguasaan teknik dasar dalam bermain sepaktakraw cukup sempurna”
Berdasarkan kutipan di atas penguasaan teknik dalam permainan
Sepaktakraw Sangat penting dimiliki oleh seorang atlet Sepaktakraw, termasuk
atlet sepaktakraw Sumatera Barat, yang mana penguasaan teknik masih
terdapat kekurangan dibandingkan daerah lainnya. Teknik yang dimasksud
adalah teknik dasar dan teknik khusus, dan upaya meningkatatkan keterampilan
dasar bermain sepaktakraw, seorang atlet berusaha peningkatan teknik dasar
dan teknik khusus di dalam permainan sepaktakraw secara sempurna.
Dalam permainan sepaktakraw teknik dasar perlu dikuasai atlet
Sepaktakraw adalah teknik dasar (basic skill) merupakan kemampuan dasar
yang perlu dimiliki dan dikuasai dengan baik oleh atlet Sepaktakraw di posisi
manapun bermain (tekong, smasher dan feeder). Teknik dasar permainan
sepaktakraw antara lain teknik dasar sepakan yang terdiri dari sepak sila, sepak
kura, sepak badek, memaha dan teknik heading (memainkan bola dengan
kepala). Sedangkan teknik khusus yang harus dimiliki adalah servis, smash
blocker, umpan, reservis.
Teknik sepakan yang dominan dipakai dalam permainan Sepaktakraw
adalah dengan mengunakan sepak sila dan sepak kura secara kontinue dan
teratur. Sepak sila adalah suatu teknik dasar yang penting dan utama dalam
permainan Sepaktakraw, karena kemampuan penguasaan teknik sepak sila
5
yang baik akan memudahkan seseorang atlet dalam mengontrol, mengumpan,
menerima bola dan menahan serangan lawan. Sedangkan sepak kura adalah
menyepak dengan kura-kura kaki (instepkick), yang digunakan untuk: 1)
menaikkan bola yang jauh dan rendah 2) mensmash, 3) servis..
Koordinasi mata kaki sangat penting dimiliki oleh setiap pemain
sepaktakraw agar dapat memainkan bola atau melakukan sepak sila.semua
gerakan yang dilakukan pada saat melakukan sepak sila merupakan informasi
mata sebagai fungsi utama melihat adanya signal atau pemberitahuan bola
berada disuatu titik dan diteruskan kesyaraf dan dilanjutkan agar kaki
melakukan gerakan untuk menendang bola dengan tepat. Hal ini dapat
dilakukan apabila seorang pemain sepaktakraw memiliki koordinasi mata kaki
yang baik.
Keseimbangan sangat penting dalam permaina sepaktakraw, karena
keseimbangan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seorang atlit
dalam melakukan gerakan dalam sepaktakraw. Dalam permainan sepaktakraw
pemain lebih dominan memaikan bola dengan satu kaki, Dan menjaga
keseimbagan degan kaki yang satuya lagi
Kemampuan menimang bola di dalam permainan sepaktakraw juga
dituntut untuk di kuasai, agar dalam menerima bola, mengumpan, dapat
dilakukan dengan baik, tampa adaya kemampuan dasar yang baik, maka
6
seorang pemain tidak dapat melakukan teknik dasar dalam sepaktakraw, teknik
sepak sila,sepak kura, teknik dasar ini hanya dapat dilakukan apabila seorang
pemain sepaktakraw memiliki kemampuan dasar yang baik.
Peneliti melihat masalah yang ditemui dalam latihan atau disaat
pertandingan, dimana seorang pemain sering mengalami kegagalan dalam
melakukan menimang bola,seperti bola yang disepak atau di timang
menyangkut di net, atau bola yang ditimang tidak naik seperti yang diharapkan.
Untuk itu seorang pemaim sepaktakraw harus melatih kemapuan dalam
menimang bola.
SMP Negeri 18 Padang adalah salah satu sekolah di Kota Padang yang
adanya Pembinaan Klub Sepaktakraw, Pembinaan klub sepaktakraw ini telah
dimulai pada tahun 2007 dengan beranggotakan atlet 20 putra, dengan jadwal
latihan 4 kali dalam seminggu, latihan secara kontinue dan teratur. Dibawah
bimbingan pembina dan pelatih sepaktakraw.
Pada tahun 2011 banyak diantara calon atau bibit klub sepak takraw SMP
18 Padang yang ikut seleksi masuk PPLP, yang merupakan naungan Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Sumatera Barat. dan tgl 30-31 Mei klub
sepaktakraw SMP Negeri 18 Padang megikuti seleksi masuk POPDA ( Pekan
olahraga pelajar daerah) yang di ikuti oleh seluruh kota Padang, yang
diselengarakan tepatnya di SMK 2 Padang. Banyak klub yang muncul di
7
antaraya klub sepaktakraw SMP Negeri 27 Padang, klub sepaktakraw SMP
Negeri 26 Padang, dan klub sepaktakraw SMP Negeri 18 Padang. Kejuaran
berlangsung selama 2 hari, klub sepaktakraw SMP Negeri 18 Padang memainkan
para pemain putri yang terdiri dari 5 orang untuk 1 tim, 2 diantara pemain
cadangan.
. Kesalahan - kesalahan banyak terjadi yang diakibatkan karena mereka
tidak lagi disiplin dalam melakukan tugasnya dan tidak terlihat lagi kerjasama
yang baik, sehingga sering lamban dan lengah dalam mengatasi serangan lawan.
Disinalah terlihat dengan jelas akurasi dan ketepatan berkurang saat menimang
bola keseimbangan jugak berkurang.
Klub sepaktakraw SMP Negeri 18 Padang bertempat di Balai Baru.
Peneliti dan rekan- rekan sudah melakukan praktek melatih disana di bawah
bimbingan Bapak Syahril Bais, S.Pd .M.Pd yang menjabat sebagai pelatih
sepaktakraw SMP Negeri 18 Padang. Selain Bapak Syahril Peneliti pun
mendapat bimbingan dari dosen pembimbing atau pamong yaitu Dra. Sofia
Deswita sekaligus guru yang mengajar di bidang olahraga di SMP Negeri 18
Padang.
Diduga Rendahnya prestasi klub sepaktakraw SMP Negeri 18 Padang
tentu di sebabkan oleh banyak faktor seperti kekurangan penguasan teknik
8
dasar, yang berkenaan dengan,kemampuan menimang bola yang di pengaruhi
oleh kondisi fisik seperti: kekuatan,kecepan,kelentuan,dayatahan,
Peneliti melihat masalah yang ditemui baik waktu latihan dan
pertandingan, dimana dalam keterampilan bermain sepaktakraw seorang
pemain sering mengalami kegagalan dalam melakukan menimang bola,atau
menguasai bola, sehingga koordinasi dan keseimbangan akan hilang dalam
permainan sepaktakraw ketika kesalahan-kesalahan yang mendasar tersebut
dilakukan, hal ini akan menjadi titik kelemahan yang selalu dimanfaaatkan
pihak lawan saat pertandingan. Akibat kurangnya keterampilan menimang bola
tentu hasil dari kualitas bola yang dikontrol tidak baik, salah satu posisi pemain
yang gagal dalam menimang bola,akan mengakibatkan masalah dalam satu
regu untuk melaksanakan serangan balik, berdasrkan pengamatan penulis di
lapangan dalam latihan sepaktakraw di SMP Negeri 18 Padang masih terdapat
atlit yang memiliki kemampuan sepak sila yang rendah dan tidak sesui degan
apa yang di harapkan, diduga faktor faktor peyebabya adalah
1. Faktor kecepatan adalah: kemampuan organisme seseorang untuk
melakukan gerakan dengan waktu yangpaling singkat agar mencapai hasil
yang sebaikya.
2. Faktor kekuatan dalah: kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan
atau beban pada melakukan aktifitas tubuh
9
3. Faktor kelentukan adalah: kemampuan untuk melakukan gerakan dalam
ruang gerak sendi di samping elastis oto-otot
4. Faktor koordinasi adalah kemampuan seorang untuk merangkai beberapa
unsur gerak menjadi suatu gerakan yang selaras dan sesui degan tuuanya
5. Faktor kelincahan adalah: kemampuan untuk merubah posisi dan arah
secepat mungkin sesuai dengan situasi yang di harap kan.
6. Faktor keseimbangan adalah: kemampuan untuk mempertahankan sistem
saraf otot tersebut dalam suatu posisi atu sikap yang efisien selagi kita
bergerak.
Dari beberapa faktor kondisi fisik diatas diduga koordinasi mata kaki dan
keseimbangan memiliki kontribusi yang besar dalam melakukan sepak sila
(menimang bola) maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian megenai
Kontribusi Koordinasi Mata Kaki dan Keseimbagan Terhadap Kemampuan
Menimang Bola Atlit Sepaktakraw Klub SMP Negeri 18 Padang.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka peneliti
memilih salah satu penelitian yang erat hubungannya dengan masalah
pembinaan dan peningkatan prestasi Sepaktakraw yakni menyangkut masalah
: “Kontribusi Koordinasi Mata Kaki Dan Keseimbangan Terhadap
Kemampuan Menimang Bola Atlit Sepaktakraw Klub SMP Negeri 18
Padang“.
10
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut ada beberapa masalah yang
dapat diidentifikasikan sehubungan dengan kemampuam menimang bola dalam
permainan Sepaktakraw diantaranya sebagai berikut :
1. Sejauh mana koordinasi mata kaki memberikan kontribusi terhadap
kemampuan menimang bola?
2. Sejauh mana keseimbangan memberikan kontribusi terhadap kemampuan
menimang bola?
3. Sejauh mana kelentukan pinggang memberikan kontribusi terhadap
kemampuan menimang bola ?
4. Sejauh mana kecepatan memberikan kontribusi terhadap kemampuan
menimang bola?
5. Sejauh mana kekuatan memberikan kontribusi terhadap kemampuan
menimamg bola?
6. Sejauh mana kondisi fisik memberikan kontribusi terhadap kemampuan
menimang bola?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas banyak faktor yang diduga
mempengaruhi kemampuan menimamg bola, maka peneliti membatasinya pada
kontribusi antara koordinasi mata – kaki dan keseimbangan terhadap kemampuan
menimag bola.
11
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah koordinasi mata- kaki memberikan kontribusi terhadap kemampuan
menimang bola atlit sepakatakraw klub SMP N 18 Padang ?
2. Apakah keseimbangan memberikan kontribusi terhadap kemampuan
menimang bola atlit sepaktakraw klub SMP N 18 Padang ?
3. Apakah Koordinasi mata – kaki dan keseimbangan secara bersama – sama
memberikan kontribusi terhadap kemampuan menimang bola pada atlit
sepakakraw klub SMP N 18 Padang ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui kontribusi koordinasi mata kaki terhadap kemampuan
menimang bola?
2. Untuk mengetahui kontribusi keseimbangan terhadap kemampaun menimang
bola?
3. Untuk mengetahui kontribusi koordinasi mata kaki dan keseimbangan
terhadap kemampuan menimang bola?
12
F. Manfaat Penelitian
1. Menambah wawasan bagi Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan, khususnya
dan masyarakat pencinta sepak takraw pada umumnya.
2. Pengembangan ilmu pengetahuan tentang Sepaktakraw pada perpustakaan
FIK UNP bagi mahasiswa yang mendalami Sepaktakraw.
3. Memberikan masukan bagi pelatih, dalam hal ini adalah penyusunan metode
latihan guna kemampuan menimang bola, khususnya yang mengarah kepada
taktik bermain.
4. Sebagai salah satu persyaratan bagi peneliti dalam menyelesaikan tugas akhir
perkuliahan dan memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan.
13
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Pengertian Sepaktakraw
Olahraga Sepaktakraw adalah “Permainan sepak bola jaring yang
dimainkan oleh dua regu (masing-masing tiga orang) di atas lapangan dengan
ukuran yang tertentu yang sifatnya kompetetif”.Asril.(1994:6) Selanjutnya Zaidul
(2005:4) menyatakan bahwa “Sepaktakraw merupakan permainan yang sangat
cepat dengan eksplosif, akrobatis, dan artistik serta mempunyai tingkat kesulitan
yang tinggi.” Selanjutya Winarno,(2004:15) menyatakan bahwa “sepaktakraw
adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu yang berlawanan”. Setiap
permainan terdiri dari apait kiri dan apit kanan dan tekong, yang di pisahkan oleh
net. Yang memeiliki ukuran 31,40 m kali 6,1 m yang di bagi dua oleh garis net
jaring setinggih 1,55 m degan lebar 72 cm degan lubang jaring sekitar 4-5 cm
Gambar 1. Bentuk Lapangan Sepak Takrawhttp://sworldland.blog.com/2010/11/09/sejarah-awal-dan-bentuk bentuk gambar - sepak-takraw/)
14
Bola yang dimainkan terbuat dari syinthetic fiber yang diayam dengan
lingkaran antara 41-43 cm. Didepan lapangan yang dipisahkan oleh net (jaring)
yang terbentang membelah lapangan menjadi dua bagian. Setiap regu yang
berhadapan terdiri atas tiga pemain yaitu yang bertugas sebagai tekong berdiri
paling belakang,yang dua orang lainya menjadi pemain depan yang berada
sebelah kiri dan kanan disebut apit kiri dan kanan.
Permainan ini dimulai dengan melakukan servis yang dilakukan tekong
kedepan lapangan lawan, kemudian pemain regu lawan mencobak memaikan bola
degan menggunakan kaki dan kepala dan anggota badan selain dari tangan
sebayak tiga kali sentuhan.
Di depan lapangan yang di pisahkan oleh net ( jaring) yang terbentang
membelah lapangan menjadi dua bagian. Setiap regu yang berhadapan terdiri atas
tiga orang pemain yaitu bertugas sebagai tekong yang berdiri paling belakang,
dua orang lainya menjadi pemain depan yang berada disebelah kiri dan kanan di
sebut apit kiri dan apit kanan.
Dalam permainan ini semua pemain boleh memainkan bola dengan semua
anggota badan kecuali dengan tangan, tangan hanya dapat digunakan oleh salah
satu pemain depan sat melambungkan bola ke pada tekong pada sat melakukan
servis.
Di dalam permainan sepaktakraw servis dilakukan oleh kerjasama dua
orang pemain, yakni pelambung (apit) dengan tekong. Keberhasilan dalam
pelaksanaan servis serangan akan sangat tergantung pada hasil koordinasi dan
15
kerjasama dari kedua pemain. Jadi dalam permainan sepaktakraw, di samping
aksi individu kerjasama antara pemain sangat menentukan penampilan dari suatu
regu sepaktkraw yang bersangkutan.
Dalam permaian sepaktakraw sangat di perlukan kondisi fisik yang baik.
Diantara unsur-unsur kondisi fisik yang di butuhkan adalah koordinasi mata kaki.
Suatun komponen kondisi fisik tersebut sangat diperlukan dalam permaian
sepaktakraw di samping unsur- unsur lainya. Seperti kecepatan, kekuatan,
kelentukan, keseimbangan dan kelincahan.
2. Kemampuan Menimang Bola ( Sepak Sila)
Sepak sila adalah meyepak dengan kaki bagian dalam yang digunakan
untuk : menerima bola (menguasai bola), mengumpan dan antaran
bola,meyelamatkan dari serangan lawan. disi lain “sepak sila adalah suatu
teknik dasar yang penting dan utama dalam permaian sepaktakraw, karena
kemampuan penguasan sepak sila yang baik akan memudahkan seorang
dalam megontrol menerim bola, dan menahan bola dari serangan lawan. Asril,
(1994:2)”. Selanutya Zaidul berpendapat “sepak sila merupakan salah satu
teknik dasar sepakan yang mempergunakan tekukan kaki bagian dalam”.
dalam permainan sepaktakraw sepak sila sangat dominan sekali digunakan
untuk: menerima servis lawan, mengumpan, menerima smash lawan.
Kemampuan menimang bola bertujuan untuk menaikan bola atu
meguasi bola selama mugkin,kemapuan menimang bola yang baik adan benar
dapat di katakan apabila bola yang di timang melewati setinggih bahu atu
16
setara bahu degan kaki saling bergantian melakukan sepakan ke pada bola
degan mengunakan sepak sila.
Dari urayai di atas jelas terlihat bahwa dalam peneriman , menahan
bola dari serang lawan atau menguasai bola lebih dominan mengunakan sepak
sila. Apa bila dengan peguasan teknik menimag bola atu kemampuan sepak
sila yang baik dan benar. Maka kemampuan dalam malekukan sepak sila atu
menimang bola akan terasa mudah dalam meyepak bola dengan baik dan
benar. untuk itu perlu seorang pemain sepaktakraw dituntut agar dapat
menguasai sepak sila dengan baik.
Teknik melakukan sepak sila menurut Darwis, (1992:16)1. Berdiri dengan kedua kaki terbuka berjarak selebar bahu.2. Kaki sepak digerakan melipat setinggi lutut kaki tumpu. bagian bawah dari
bola.3. Kaki tumpu agak ditekuk sedikit, badan dibungkukkan sedikit.4. Mata melihat ke arah bola.5. Kedua tangan dibuka dan dibengkokkan pada siku untuk menjaga
keseimbangan.6. Pergelangan kaki-sepak pada saat menyepak ditegangkan atau
dikencangkan.7. Bola disepak ke atas melewati kepala.
Seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2. Teknik Sepak sila,Darwis, (1992:17)
17
Keterangan :1. Kaki sepak dilipat setingih lutut kaki tumpu2. Kaki tumpu ditekuk sedikit3. Badan sedikit dibungkukan4. Mata melihat ke bola
Untuk menigkatkan ke mampuan menimang bola (sepak sila) yang
baik dan benar maka atlit yang latihan sepaktakraw harus rutin megulang
latiahan menimang bola setiap waktu, karena bagi atlit pemula untuk meguasi
bola sagat sulit, degan latihan secara kontinyu dan teratur supaya
memudahkan atlit dalam mengontrol, menimang, menguasai bola pada sat
latihan.
3. Koordinasi Mata Kaki
Koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkaikan
beberapa unsur gerak menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai dengan
tujuan Suharno, dalam Erianti (2004:93). Bompa dalam Syafruddin (1999:61)
“ Koordinasi adalah suatu kemapuan biomotor yang sangat kompleks,
berkaitan dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan kelenturan. Kiram
(1999:12) mengatakan : “Koordinasi merupakan hubungan timbal – balik
antara syaraf pusat dengan otot gerak dan mengatur pengendalian impuls dan
kerja otot untuk melaksanakan suatu gerak”. Kemampuan tersebut
dimaksudkan untuk mengendalikan bagian tubuh yang bebas dilibatkan dalam
suatu model gerakan – gerakan yang lancar, keberhasilan usaha dalam
mencapai beberapa tujuan, dengan demikian, koordinasi merupakan kualitas
otot, tulang, dan persendian dalam menghasilkan suatu gerak.
18
Kecenderungan kita Selama ini mengartikan koordinasi merupakan
sebagai kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa unsur gerak
menjadi satu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuan gerak itu.
Kecendrungan ini bukan berarti keliru, akan tetapi belum merupakan
pengertian koordinasi yang sebenarnya dalam olahraga. Syafruddin (1999:62)
menyimpulkan bahwa “ koordinasi merupakan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas-tugas motorik secara cepat dan terarah yang di tentukan
oleh proses pengedalian dan pengaturan gerakan serta kerja sama system
persyarafan pusat”.
Pada dasarnya kemampuan koordinasi dibedakan menjadi dua macam,
yaitu koordinasi secara umum dan koordinasi secara khusus, “ Koordinasi
umum adalah kemampuan seluruh tubuh dalam menyelesaikan dan mengatur
gerak secara simultan pada saat melakukan suatu gerakan, sedangkan
koordinasi khusus adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan gerak oleh
sejumlah anggota badan”. (Syahara, 2004:99). Koordinasi khusus
dikombinasikan dengan kemampuan biomotoriknya sesuai dengan kareteristik
cabang olahraga yang dipilih. Pada penelitian ini koordinasi yang
dimaksudkan adalah koordinasi khusus, yaitu cabang olahraga sepaktakraw
tepatnya pada kemampuan menimang bola.
a. Jenis Koordinasi
19
Syafruddin (1999; 62;63) mengemukakan bahwa koordinasi terdiri
dari dua bagian yaitu :
“ koordinasi otot inter dan koordinasi otot intra. 1). Koordinasi otot inter merupakan koordinasi antara otot – otot, yang bekerjasama dalam melakukan suatu gerakan. Kerjasama yang dimaksudkan adalah kerjasama otot agonis dan antagonis dalam suatu proses gerakan yang terarah. 2). Koordinasi intra merupakan koordinasi yang terjadi dalam otot. Ini berarti bahwa koordinasi otot intra tidak dapat diamati, karena prosesnya terjadi didalam tubuh manusia. Bagaimana suatu rangsangan (signal) dikoordinasikan dalam tubuh yang dapat menimbulkan kontraksi otot, terjadi melalui proses koordinasi inter dan intra.
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi kemampuan koordinasi
Menurut Bompa dalam Syafruddin (1999:63) mengemukakan bahwa
kemampuan koordinasi dibatasi oleh faktor – faktor antara lain ; “1).
Kemampuan daya fikir (intelegensi), 2). Ketepatan dari organ sensori, 3).
Pengalaman motorik, 4). Level atau tingkat pengembangan kemampuan
biomotor lainnya seperti kekuatan, kecepatan, daya tahan dan kelentukan”.
Di samping itu, menurut jonath dan krempel dalam syafruddin
(1999:63) mengemukakan bahwa : “ faktor – faktor yang membatasi
kemampuan koordinasi dapat dikelompokkan berdasarkan pertimbangan
fisiologi saraf, otot – otot saraf sensoris dan mekanis”. Kriteria utama untuk
koordinasi otot inter adalah dalam arti suatu koordinasi gerakan sebesar
mungkin otot yang terlibat pada gerakan dan sisi lain mencegah innervasi setiap
otot yang tidak perlu dilibatkan pada gerakan sendiri. Terjadinya kramp pada
suatu pelaksanaan gerakan merupakan suatu tanda bahwa koordinasi otot inter
20
kurang baik. Kriteria utama koordinasi otot intra adalah jumlah fibril – fibril
otot yang dapat terlibat pada suatu gerakan. Dari sinilah tergantungnya efek
kegunaan dari otot yang bekerja, yang ditingkatkan sampai 20% melalui
persiapan yang relevan seperti melalui gymnastik, pemanasan, atau melalui
tuntutan yang dipersulit.
c. Fungsi Koordinasi
Koordinasi berfungsi sebagai mempercepat proses belajar gerak dasar
maupun lanjutan dalam teknik cabang olahraga, mempermudah penguasaan
bentuk keterampilan. Selanjutnya (Kiram 1999 ; 8) Mengatakan bahwa
seseorang yang mempunyai koordinasi dengan baik akan ;
“a). Dapat melaksanakan gerakan secara efektif dan efesien. Efektif dalam hal ini berhubungan dengan efesien penggunaan waktu, ruangan, dan energi dalam melaksanakan suatu gerakan, sedangkan efektif berkaitan dengan efektivitas proses yang dilalui dalam mencapai tujuan. b). Dapat memanfaatkan kondisi fisik secara optimal dalam memecahkan tugas gerak. c). Memanfaatkan kondisi fisik secara optimal dalam memecahkan tugas gerak. d). Persyaratan untuk dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan gerak. e). Pelaksanaan untuk dapat mengusai ketrapilan olahraga tertentu”.
Winarno, (2004:35) meyatakan “Koordinasi berguna untuk : (1) efisensi
dan efektifitas tenaga, (2) menghindari cidera, (3) berlatih mengguasai teknik,
(4) melaksanakan teknik, (5) mengembangkan sikap mental”.
Koordinasi merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan atau
kerja degan sangat tepat dan efisien. Koordinasi meyatakan hubungan yang
harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan.penurunan koordinasi
21
dalam melakukan aktifitas sehari-hari mulai dilakukan setelah berumur 40
tahun. keadan ini disebabkan oleh penurunan persepsi sensorik dan respon
motorik pada susunan syaraf pusat yang megalami perubahan morfologi dan
biokimia.
Koordinasi mata-kaki dalam permainan sepaktakraw memiliki peranan
yang sangat penting. Kemampuan tersebut diperlukan untuk mengontrol atau
menimng bola, setelah adaya stimulus tertentu, dalam bentuk bola yang datang
dari serangan lawan.dengan koordinasi mata kaki yang bagus,maka gerakan-
gerakan tertentu dapat dilakukan dengan tujuan untuk menguasi bola dan
memainkan bola.
Kiram, (2000:86) “menyatakan dari sudut pandang fisiologi, koordinasi
gerak dilihat sebagai pengaturan terhadap proses-proses otot-otot yang diukur
melalui sistem persyarafan atu di sebut dengan intra muskulare coordination
sementara dari sudut pandang biomekanika koordinasi gerak lebih diarahkan
pada penyesuaian antara pembarian implus kekuatan otot atua sekelompok otot
degan kebutuhan setiap pelaksan gerak”.
Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa koordinasi
gerak adalah hubungan timbal balik antara pusat syaraf degan alat gerak dalam
mengatur dan mengendalikan implus tenaga dan proses-proses motorik yang
terjadi untuk pelaksanan gerakan.
22
Mata merupakan alat indra yang berfungsi untuk melihat apa yang ada
disekitar kita, dimana seluruh informasi diterima oleh mata dan diteruskan ke
sususnan syaraf untuk diterjemahkan.
Kaki adalah alat gerak manusia yang alami. Kaki jugak merupakan
senjata manusia yang alami. Jadi koordinasi mata kaki adalah kesenambungan
antara mata sebagai respon dan kaki sebagai peyalur respon tersebut dalam
melakukan gerakan.
4.Keseimbangan
Agar berhasil dalam pelaksanaan keterampilan gerak kasar, diperlukan
kemampuan untuk memperhatikan posisi atau sikap tubuh, hal tersebut
menunjukkan keseimbangan.
Kemampuan tersebut menunjukkan salah satu sifat dasar dalam
olahraga dinamis yang membutuhkan perubahan mendadak dalam gerakan.
Sebagai contoh, pemain sepaktakraw yang sedang melakukan permainan dalam
menimang bola (sepak sila), berusaha untuk mendapatkan keseimbangan
kembali. Keseimbangan adalah “kemampuan seorang mengontrol alat-alat
tubuh yang bersifat Neuromuscular“ Nurhasan, (1986:25). Keseimbangan
adalah “mudahnya orang untuk mengontrol dan mempertahankan posisi tubuh”
Harsono, (1988:223). Keseimbangan adalah “kemampuan untuk
mempertahankan system Neuromuskular kita dalam kondisi statis, atau
mengontrol system nueromuskular tersebut dalam posisi atau sikap yang
efisien selagi kita bergerak”. Harsono, (1988:223
23
Jadi dapat disimpulkan bahwa keseimbangan merupakan kemampuan
untuk mempertahankan posisi tubuh baik dalam kondisi statis (ruang geraknya
biasanya kecil) ataupun dinamis (kemampuan orang untuk bergerak dari suatu
tempat ke tempat lainnya ).
Tubuh yang ada dalam keseimbangan berada pada keadaan istirahat.
Tubuh mungkin berada dalam salah satu posisi yang tidak dapat diperhitungkan
dan belum berada dalam keseimbangan. Keseimbangan memiliki bermacam-
macam tingkat stabilitas.
Menurut Hamdani, (2003:8) ada 5 prinsip derajat kestabilan (stabilitas)
antara lain adalah :
1. Untuk stabilitas yang maksimum ke semua arah titik berat badan harus berada di atas tengah-tengah bidang tumpu, atau sedekat mungkin pada tengah-tengah bidang tumpu
2. Stabilitas dapat ditingkatkan dengan merendahkan titik berat badan.3. Stabilitas dipertinggi dengan meningkatkan daerah bidang tumpu 4. Lebih besar beratnya suatu objek lebih stabil terhadap kekuatan eksternal
: kenyataanyya, stabilitas berbanding lurus beratnya 5. Lebih besarnya geseran diantara permukaan yang mendukung dan bagian-
bagian badan yang berhubungan dengan permukaan itu, stabilitas lebih besar.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
keseimbangan akan dapat menambah kekuatan dan ketahanan, dan juga dapat
meningkatkan kepercayaan diri dan keyakinan untuk mengendalikan tubuh
kita. Seperti kuda-kuda tengah akan seimbang apabila berdiri dengan
melebarkan kaki kiri dan kanan dan lutut dibengkokkan sedatar air, dengan
kaki tumpuan yang kuat dengan melakukan hal seperi ini dapat menambah
24
ketahanan dan kekuatan tubuh. Lebih besar berat badan seseorang maka lebih
banyak membutuhkan keseimbangan dengan menguatkan kaki tumpuan, dan
kuda-kuda yang bagus. Hal ini dapat meningkatkan keyakinan dan
kepercayaan untuk mengendalikan tubuh.
Stabilitas adalah kekokohan dari keseimbangan. Badan yang stabil
kurang tepat untuk diganggu. Menyiapkan fisik seseorang berguna untuk
menghindari pengaruh pada stabilitasnya, akan tetapi sampai batas tertentu
kestabilan seseorang dengan sengaja dapat dikurangi dalam situasi yang sudah
ada.
Di dalam melakukan berbagai macam-macam gerakan dalam olahraga
harus selalu mempertahankan posisinya sesuai dengan gerak masing-
masing.untuk mempertahankan posisi itulah yang memerlukan keseimbangan.
Dalam “mempertahankan keseimbangan dipengaruhi oleh penglihatan dan
peradaban“. Sajoto, (1988:54).
Selanjutnya faktor penentu baik tidaknya keseimbangan menurut Sigit
Suseno dalam Hamdani, (2003 : 9) adalah “berat badan, gaya sempit dan
lebarnya bidang tumpu, letak titik berat badan, kestabilan dan ketinggian
bidang tumpu”.
Dari pendapat di atas, hendaknya pemain harus memiliki tingkat
stabilitas yang baik agar lebih mudah dalam menampilkan keseimbangan
secara efektif, misalnya seseorang pemain melakukan menimang bola.Dia
harus bertumpu pada satu kaki, sedang kaki satunya lagi diarahkan pada
25
sasaran kalau dilihat dari sikap awal yaitu sikap pasang kuda-kuda sampai
dengan melakukan sikap menendang tersebut, maka terjadi perubahan pada
sempit dan lebarnya bidang tumpu, perubahan letak titik berat badan,
perubahan gaya. Hal inilah yang membutuhkan adanya keseimbangan.
Mengubah arah titik berat badan selama menampilkan keterampilan
olahraga seringkali menambah keefektifan gerakan. Oleh karena itu, pelatih
yang menangani olahragawan yang sedang berkembang dianjurkan agar
membekalinya dengan latar belakang yang kuat dalam prinsip-prinsip
keseimbangan.
Dalam mempertahankan keseimbangan sangat diperlukan susunan otot
yang kuat, sehingga dapat menopang berat badannya dengan baik. Selain itu,
untuk memelihara keseimbangan sangat diperlukan adanya umpan balik dari
reseptor sensori system syaraf. Dimana keduanya sangat dibutuhkan dalam
mempertahankan dan memelihara keseimbangan dalam olahraga sepaktakraw
. Apabila susunan otot tidak bisa menopang bagian badan, maka
keseimbangan yang diinginkan tidak akan tercapai. Sebaliknya juga demikian
halnya dengan reseptor sensori system syaraf, jika reseptor sensori system
syaraf tidak tepat dalam memberikan umpan balik, maka keseimbangan yang
didapat tidak akan sempurna atau baik. Sebagaimana menurut Pate (1993:189)
menyatakan bahwa :
26
Olahragawan memelihara keseimbangan dengan menggunakan susunan otot untuk mengubah kedudukan bagian-bagian badan sehingga pusat gaya berat telah berada dalam batas-batas dasar dukungan. Memelihara keseimbangan tergantung pada umpan balik yang tepat yang didapat dari reseptor sensori system syaraf.
Menurut Harsono, ( 1988 : 223 ) ada dua macam keseimbangan yaitu
keseimbangan statis dan dinamis :
1. Statis
Keseimbangan statis (Static Balance) ruang geraknya biasanya sangat
kecil, misalnya berdiri diatas dasar yang sempit (balok
keseimbangan,rel kereta api). Melakukan handstand mempertahankan
keseimbangan setelah berputar-putar ditempat.
2. Dinamis
Keseimbangan dinamis (dynamic Balance), yaitu kemampuan orang
untuk bergerak dari satu titik atau ruangan kelain titik atau ruang
dengan mempertahankan keseimbangan (eqilibrium),misalnya menari,
latihan pada kuda-kuda atau palang sejajar, ski air, skating, sepatu roda
dan sebagainya.
Berbagai faktor mempengaruhi keseimbangan statis dan dinamis
olahragawan. Para pelatih harus berhati-hati dalam menganalisis keterampilan
keseimbangan yang agar dapat berhasil dalam pertandingan olahraga mereka.
27
Seringkali, perubahan kecil pada posisi badan dapat membantu olahragawan
memperoleh keuntungan dari lawan. Berikut ini akan diuraikan faktor kunci
yang mempengaruhi keseimbangan tubuh (Pate, 1993:191) adalah sebagai
berikut:
a. Letak pusat gaya berat
Letak pusat gaya berat dalam hubungannya dengan dasar dukungan
suatu benda adalah variabel yang penting dalam memelihara keseimbangan.
Keseimbangan yang paling besar berada di semua arah apabila garis gaya berat
melewati pusat dasar dukungan.
Dalam olahraga sepaktakraw posisi garis gaya berat secara langsung
mempengaruhi keterampilan seseorang untuk bergerak dari posisi diam.
Seorang pemain yang menginginkan bergerak dalam satu arah tertentu harus
mengubah berat badan ke arah tersebut. Penting bagi pelatih untuk mengerti
bahwa olahragawan dapat memulai gerakan dengan lebih cepat dan menyerap
kekuatan yang lebih besar hanya dengan cara mengubah arah berat badan, ada
beberapa kerugian pada keseimbangan ini. Menambah keseimbangan pada satu
arah yang berlawanan, dan hal ini membuat olahragawan mudah diserang oleh
kekuatan yang tidak diduga.
b. Bertambahnya berat
28
Benda dengan massa yang lebih besar mempunyai keseimbangan yang
lebih besar daripada benda berukuran sama yang lebih ringan. Benda-benda
yang berat lebih kuat dalam menolak pengaruh gaya dari luar dari pada lawan
yang lebih ringan. Namun, peningkatan berat yang besar seringkali diikuti oleh
penurunan kemampuan seseorang dalam mempercepat tubuh.
c. Bertambahnya geseran
Semakin besar geseran antara benda dan permukaan yang menahannya,
makin besarlah keseimbangan. Pemain sepaktakraw melatih untuk
meningkatkan pemeliharaan keseimbangan.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
keseimbangan akan dapat menambah kekuatan dan ketahanan, dan juga dapat
meningkatkan kepercayaan diri dan keyakinan untuk mengendalikan tubuh kita.
Seperti kuda-kuda tengah akan seimbang apabila berdiri dengan melebarkan
kaki kiri dan kanan dan lutut dibengkokkan sedatar air, dengan kaki tumpuan
yang kuat dengan melakukan hal seperti ini dapat menambah ketahanan dan
kekuatan tubuh. Lebih besar berat badan seseorang maka lebih banyak
membutuhkan keseimbangan dengan menguatkan kaki tumpuan, dan kuda-
kuda yang bagus. Hal ini dapat meningkatkan keyakinan dan kepercayaan
untuk mengendalikan tubuh.
29
Di dalam melakukan berbagai macam-macam gerakan dalam olahraga
harus selalu mempertahankan posisinya sesuai dengan gerak masing-masing.
Untuk mempertahankan posisi itulah yang memerlukan keseimbangan.
Menurut Sajoto, (1988:54) menyatakan bahwa “ dalam mempertahankan
keseimbangan dipengaruhi oleh penglihatan, dan perabaan”.
Dengan melihat faktor-faktor di atas, dapatlah diketahui bahwa
keseimbangan merupakan salah satu faktor penting yang harus dimiliki oleh
seorang pemain Sepaktakraw. Keseimbangan merupakan kemampuan penting
yang digunakan dalam setiap kegiatan sehari-hari, dalam berjalan dan berdiri
serta sebagian besar kegiatan olahraga.
Keseimbangan berguna sebagai berikut seperti yang dikatakan
Suharsono yang dikutip Hamdani ( 2003:12) ada lima yaitu : 1. untuk
mencegah terjadinya cidera, 2. mempermudah melatih teknik, 3. Kesadaran
gerak, 4. Meningkatkan ketangkasan gerak, 5. Efisiensi gerak dalam
meningkatkan prestasi.
adanya hubungan antara keseimbangan dengan kemampuan menimang
bola, dikutip oleh Hamdani (2003:12) yaitu : “Apabila kita tidak mempunyai
keseimbangan yang baik maka menimang bola tadi baik,. karenanya kita tidak
boleh melalaikan keseimbangan ini”.
30
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa semua kegiatan dalam
olahraga sepaktakraw memerlukan keseimbangan,.Keseimbangan disini sangat
menentukan baik tidaknya teknik dasar seorang pemain sepaktakraw.
Adapun unsur unsur kondisi fisik yang harus di penuhi dalampemain
sepaktaktakraw menurut Darwis, (1992:23) adalah sebagai berikut:
Pembinan fisik umum, daya tahan ( endurance) adalah kemampuan
organisme atlit untuk mengatasi kelelahan yang timbul setelah melakukan
aktivitas tubuh berolahraga dalam waktu lama.
Daya tahan itu ada beberapa jenis diantaraya:
a. Daya tahan umum ialah kemampuan daya tahan lama dari organisme atlit untuk mengatasi kelelahan yang timbul akibat kegiatan latihan yang dilakukan degan intensitas rendah.
b. Daya tahan ( special endurance) adalah kemampuan daya tahan lama organisme atlit megetasi kelelahan yang timbul akibat beban latihan yang maksimal.
c. Daya tahan otot lokal ( local muscurar endurance) adalah kemampuan daya tahan lama organisme atlit megetasi kelelahan yang timbul akibat beban latihan sub maksimal intensitasya.
d. Stamina adalah kemampuan daya tahan lama organisme atlit megetasi kelelahan dalam batas waktu tertentu degan intensitas tiggih,
1. Kekuatan ( strenght) adalah kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahan atau beban pada melakukan aktifitastubuh.
2. Kecepatan ( speed) adalah kemampuan organisme seorang untuk melakukan gerakan degan waktu yang paling singkat agar mencapai hasil yang sebaik-baikya,
3. Kelincahan (agility) adalah kemapuan seorang untuk merobah posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan setuasi yang di hadapi dan di kehendakai.
4. .Kelentukan ( flexibilitiy) adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi di samping elastis otot-otot. Flexibilitiy sagat
31
penting hampir semua cabang olahraga karena kelentukan megurangi terjadiya cidera.
Ada pun upaya dalam meningkatkan prestasi sepaktakraw ada beberapa
aspek yang harus mendapat perhatian untuk dilatih. Menurut para ahli, aspek
tersebut adalah:
a. Aspek fisik, b. Aspek teknik,
c. Aspek taktik, d. Aspek mental.
a. Aspek fisik
Tujuan latihan fisik adalah mempersiapkan fisik untuk menghadapi
tekanan pada pelatihan dan pertandingan. Beberapa unsur-unsur dari aspek
fisik yang perlu mendapat pelatihanm adalah daya tahan, kekuatan,
kelincahan, ketepatan, kelentururan, dan lain-lain.
b. Aspek teknik
Tujuan latihan teknik adalah untuk mempermahir penegasan
keterampilan gerak dalam suatu cabang olahraga yang geluti, seperti teknik
mengubah arah serangan dengan cepat pada saat melakukan teknik smash
dalam cabang olahraga sepaktakraw.
c. Aspek taktik
Tujuan latihan taktik adalah untuk menambah dan mengembangkan
kemampuan daya tafsir dan berfikir taktis atlet pada saat menghadapi
perlombaan.
d. Aspek mental
32
Tujuan latihan mental adalah untuk mengembangkan kedewasaan serta
kemampuan emosional seperti semangat berlatih, sikap pantang menyerah,
percaya diri, kerjasama dan yang paling penting mental juara
B. Kerangka Konseptual
Sesuai dengan apa yang telah di jabarkan dalam kajian teori, dapat
disimpulkan bahwa kemampuan seorang atlit sepak takraw dalam menimang
bola sangat dipenggaruhi oleh koordinasi mata kaki dan keseimbangan.
1. Kontribusi Koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menimang bolaatlet sepaktakraw.
Berdasarkan pendapat ahli yang telah dipaparkan pada kajian teori di
atas, dapat dijelaska bahwa Koordinasi merupakan kemampuan untuk
melakukan gerakan atau kerja dengan sangat tepat dan efisien. Koordinasi
meyatakan hubungan yang harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu
gerakan.penurunan koordinasi dalam melakukan aktifitas sehari-hari mulai
dilakukan setelah berumur 40 tahun. keadan ini disebabkan oleh penurunan
persepsi sensorik dan respon motorik pada susunan syaraf pusat yang
megalami perubahan morfologi dan biokimia.
Koordinasi mata-kaki dalam permainan sepaktakraw memiliki peranan
yang sangat penting. Kemampuan tersebut diperlukan untuk mengontrol atau
menimang bola, setelah adaya stimulus tertentu, dalam bentuk bola yang
datang dari serangan lawan. dengan koordinasi mata kaki yang bagus,maka
33
gerakan-gerakan tertentu dapat dilakukan dengan tujuan untuk menguasi bola
dan memainkan bola.
Seperti yang telah dikemukakan bahwa penelitian bertujuan untuk
mengetahui kontribusi koordinasi mata-kaki dan keseimbangan terhadap
kemampuan menimang bola atlet sepaktakraw Klub SMP N 18 Padang.
Seorang atlit sepaktakraw harus memiliki koordinasi mata kaki yang baik agar
dalam menimang bola dapat dilakukan degan baik dan benar.
2. Kontribusi Keseimbangan terhadap kemampuan menimang bola atlet
sepaktakraw.
Selain koordinasi mata-kaki, keseimbangan merupakan kemampuan
untuk mempertahankan posisi tubuh baik dalam kondisi statis (ruang
geraknya biasanya kecil) ataupun dinamis (kemampuan orang untuk bergerak
dari suatu tempat ke tempat lainnya ), oleh karena itu dengan adanya
keseimbangan akan dapat menambah kekuatan dan ketahanan, dan juga dapat
meningkatkan kepercayaan diri dan keyakinan untuk mengendalikan tubuh
kita. Seperti kuda-kuda tengah akan seimbang apabila berdiri dengan
melebarkan kaki kiri dan kanan dan lutut dibengkokkan sedatar air, dengan
kaki tumpuan yang kuat dengan melakukan hal seperi ini dapat menambah
ketahanan dan kekuatan tubuh. Lebih besar berat badan seseorang maka lebih
banyak membutuhkan keseimbangan dengan menguatkan kaki tumpuan, dan
kuda-kuda yang bagus. Hal ini dapat meningkatkan keyakinan dan
kepercayaan untuk mengendalikan tubuh.
34
Seseorang pemain sepaktakraw harus mempunyai kemampuan
meyeimbangkan diri dalam bergerak atau dalam melakukan menimang bola,
baik itu saat servis, reservis, maupun menimang bola, karena keseimbangan
sangat berpengaruh sekali terhadap keterampilan dalam bermain sepaktakraw.
Salah satu teknik yang biasanya digunakan untuk mengasah keseimbangan
adalah mengunakan teknik sepak sila, Menimang bola dalam permainan
sepaktakraw membutuhkan keseimbangan yang tinggi.
3. Kontribusi Koordinasi mata-kaki dan keseimbangan terhadap
Kemampuan menimang bola atlet sepaktaktaw.
Kemampuan untuk mengendalikan bola agar tetap dapat dikuasai,
kemamuan menimang bola merupakan bagian dari sepak sila yaitu
kemampuan menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam. Sepak
sila adalah suatu teknik dasar yang penting dan utama dalam permainan sepak
takraw, karena kemampuan penguasaan sepak sila yang baik akan
memudahkan seseorang dalam mengontrol, mengumpan, menerima bola dan
menahan bola dari serangan lawan.
Koordinasi mata-kaki dalam permainan sepaktakraw memiliki peranan
yang sangat penting. Kemampuan tersebut diperlukan untuk mengontrol atau
menimng bola, setelah adaya stimulus tertentu, dalam bentuk bola yang
datang dari serangan lawan.dengan koordinasi mata kaki yang bagus,maka
gerakan-gerakan tertentu dapat dilakukan dengan tujuan untuk menguasi bola
dan memainkan bola. Sedangkan keseimbangan merupakan kemampuan
35
untuk meyeimbangkan diri dalam bergerak atau dalam melakukan menimang
bola, baik itu saat servis, reservis, maupun menimang bola, karena
keseimbangan sangat berpengaruh sekali terhadap keterampilan dalam
bermain sepaktakraw. Salah satu teknik yang biasanya digunakan untuk
mengasah keseimbangan adalah mengunakan teknik sepak sila, Menimang
bola dalam permainan sepak takraw membutuhkan keseimbangan yang tinggi.
Agar kemampuan menimang bola menggunakan sepak sila maka
seorang pemain sepaktakraw harus melakukan latihan secara kontinue dan
teratur, yang mana tujuannya supaya tidak terjadi kegagalan dalam
mempertahankan daerahnya dari serangan lawan, karena teknik menimang
bola adalah salah salah satu teknik yang paling penting dalam bermain
sepaktakraw, apalagi untuk atlit pemula.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kerangka
pemikiran di atas dapat dibuat suatu gambaran kerangka konseptual seperti
gambar di bawah ini :
Gambar 4 : Bagan Kerangka Konseptual
Kemampuan menimang bola(Y)
Keseimbangan(X2)
Koordinasi mata kaki(X1)
36
Keterangan :
X = Variabel bebas
Y = Variabel terikat
C. Hipotesis
Dengan demikan penulis merumuskan hipotesis dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Terdapat kontribusi yang segnifikan antara koordinasi mata kaki (X1)
dengan kemampuan menimang bola (Y) atlit sepaktakraw Klub SMP N 18
Padang.
2. Terdapat kontribusi yang signifikan antara keseimbangan (X2) terhadap
kemampuan menimang bola (Y) atlit sepaktakraw Klub SMP N 18
Padang.
3. Terdapat kontribusi yang signifikan antara koordinasi mata kaki (X1) dan
keseimbangan (X2) secara bersama- sama terhadap kemampuan
menimang bola (Y) atlit sepaktakraw SMP N 18 Padang.
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIANA. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan melihat
hubungan koordinasi mata kaki dan keseimbangan terhadap kemampuan
menimang bola (sepak sila) kulb sepaktakraw SMP Negeri 18 Padang. maka
penalitian ini termasuk jenis penelitian korelasionial.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di SMP Negeri 18 Padang. Waktu penelitian
direncanakan Setelah proposal ini disetujui oleh tim penguji yang ditetapkan
Jurusan Pendidikan Olahraga FIK UNP.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,2002 :109) pada
penelitian ini yang menjadi populasi adalah “Keseluruhan anggota klub
Sepaktakraw Klub SMP Negeri 18 Padang yang berjumlah 35 orang yang
semuaya terdiri dari putra dan putri.
38
Tabel 1 : Tabel jumlah populasi keseluruhan atlit sepakstakraw Klub SMP N 18
Padang
Atlit sepaktakraw Smp N 18 Padang
Jumlah Keterangan
20 Putra
15 Putri
2. Sampel
Sampel adalah sebagian kecil dari populasi yang akan di teliti
(Arikunto,2002 109). Berdasarkan jumlah populasi diatas maka yang akan
dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anggota klub
sepaktakraw putra SMP Negeri 18 Padang yaitu sebanyak 20 orang. Dimana
penarikan sempel dilakukan degan teknik pervosif sampling.
D. Defenisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang berbeda, maka diperlukan
defenisi tentang variabel yang diteliti. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Koordinasi mata kaki adalah: suatu kesenambugan antara mata sebagai
respon dan kaki sebagai peyalur respon dalam melakukan gerakan. Poin
yang di peroleh dari bola yang di tembakan pada sasaran yang telah di
tentukan degan mengunakan tes koordinasi mata kaki, Jumlah skor yang di
peroleh tes adalah sepakan yang masuk pada sasaran dan dapat ditimbang
kembalali dan mampu di tangkap kembali oleh teste.
39
2. Keseimbangan adalah,: kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh dan
megontrol alat alat tubuh setiap malakukan gerakan. lamaya waktu dalam
satuan detik dalam mempertahankan keseimbangan tubuh mengunakan tes
kesimbagan, Skor diperoleh yaitu waktu terlama dari hitungan detik antara
tumit dinaikan dan keseimbagan, tes dilakukan 2 kali pegulangan, hanya
waktu yang terlama yang di ambil.
3. Kemampuan menimang bola adalah, Jumlah pengulangan dalam melakukan
menimang bola ( sepak sila) dengan ketentuan selama 1 menit dengan
mengunakan alat tes ke mampuan menimang bola, . Yang di nilai dalam tes
ini yaitu banyakya bola yang di timang setinggi kepala atau lebih. Apa bila
bola yang ditimang dibawah setinggi kepala maka skor tidak di hitung.
E. Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data
primer yaitu data yang langsung di kumpulkan oleh peneliti dari sumberya
yaitu sampel yang telah di tetapkan.kemudian data sekunder di dapat melalui
informasi dari pelatih sepaktakraw Klub SMP N 18 Padang antara lain jumlah
atlet yang ikut kegiatan latihan sepaktakraw, kondisi lapangan, sarana dan
prasarana serta proses latihan yang pernah dilakukan sebelumnya.
40
2. Sumber Data
Data dalam penelitian ini bersumber dari hasil tes dan pengukuran
yang dilakukan terhadap sampel. Dalam hal ini klub Sepaktakraw SMP N 18
Padang yang mengikuti latihan sepak takraw. Sampel yang digunakan yaitu
atlit sepaktakraw klib smp n 18 padang.
F. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data
Berhubung data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data
perimer maka pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan tes,dan
pengukuran terhadap ( 1) Tes koordinasi mata kaki (2) Tes keseimbagan (3) Tes
menimang bola.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan Tes
Tujuan dari adanya pelaksanaan tes adalah agar testi tidak salah
dalam melakukan tes yang sesungguhnya. Sehingga dalam pelaksanaanya
benar–benar di pahami. Adapun prosedur pelaksananya adalah sebagai
berikut:
41
1) Tes Koordinasi Mata Kaki Menurut winarno,(2004 :127)
a. Tujuan tes
Tes ini bertujuan untuk megukur koordinasi matakaki siswa testi
dalam bergerak.
Tes ini dapat digunakan untuk anak usia 10-15 tahun
Alat dan Perlengkapan:
a) Kapur atu pita untuk membuat garis batas
b) Formulir dan alat tulis
c) Sasaran berbentuk lingkaran terbuat dari kertas degan dia meter( garis
tegah) 65 cm degan ketiggihan 1,25 meter sesuai degan kondisi siswa
agar pelaksanan tes lebih efisien.
d) Pita pembatas sepanang 3 meter di pasang di depan siswa.
e) Jarak antara testi degan sasaran 2 meter
b. Pelaksanaan
a) Berbentuk lingkaran terbuat dari kapur degan dia meter garis tegah 60
cm degan ketinggihan 1,25 meter
b) Lingkaran di buat bi tembok
c) Jarak antara teste degan sasaran 2 meter di batasi oleh kapur
d) Sesaran ditempel pada tembok degan ketinggihan 1,25 meter
e) Berdiri dibelakang garis pembatas degan jarak teste 2 meter dari
tembok sasaran.
f) Tes melakukan teste dengan cara menendang bola kedalam lingkaran
degan sepak sila, sebelum bola jatuh kelantai teste harus menimang
bola yang memantul dari tembak dengan sepak sila,dan menangkap
bola itu kembali dengan tangan.
g) Sebelum melakukan tes teste di berikan kesempatan untuk mencoba
agar mereka beradap tasi degan tes tersebut.
42
h) Tes dikatan berhasil apa bila bola megenai sasaran dan bola yang
memantul dapat ditimbang kembali,dan ditangkap kembali degan
tagan di depan garis batas.
i) Tes memper oleh kesempatan melakukan tes 10 kali ulang
menggunakan kaki kan, dan 10 kali ulang degan menggunakan kaki
kiri,
c. Penilaian
a) Satu sepakan yang megenai sasaran dan dapat di tangkap degan benar
memperoleh skor (1)
b) Jumlah sekor tertinggih yang mampu diperoleh teste adalah 20.
Untuk lebih jelasya kordinasi mata kaki dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
2 m
Gambar 8 : Sasaran Tes Koordinasi Mata kaki.Suber: winarno, (2004:127)
65 cm
±1,25 m
43
2) Tes untuk Keseimbangan
a. Tujuan
Untuk menggukur keseimbagan bertujuan untuk mengukur
tingkat keseimbagan seseorang dalam melakukan sesuatu
garakan.
(SayutI Sahara,2004:15)
Peralatan :
Stopwatch
Buku/blongko tes
Pulpen
b. Pelakasanaan tes
Testee berdiri degan satu kaki (menggunakan kaki yang terkuat)
selanjutya, kaki lain dilipat pada atas lutut peyangah dan
membentangkan kedua tangan serta bahu seperti pesawat terbang.
Ketika ada aba-aba, teste menaikan kaki dari lantai dan tetapkan
keseimbagan selama mungkin tampa menggerakan bidang tumpu
kaki dari posisi semula tampa membiarkan tumit meyentuh lantai.
Tes tidak di perkenangkan menurunkan posisi kedua tagan yang
terbentang selama tes berlangsung.
c. Penilaian
44
Skor diperoleh yaitu waktu terlama dari hitungan detik antara
tumit dinaikan dan keseimbagan, tes dilakukan 2 kali pegulangan,
hanya waktu yang terlama yang dicatat.
3) Tes untuk Menimang bola Winarno (2004: 121)
a. Tujuan
Tes ini untuk mengukur keterampilan menimang bola dengan
mengunakan sepak sila
Alat dan perlengkapan:
StopwatchBuku/blongko tes
Pulpen Bola sebanyak 5 buah
b. pelaksanaan
a) Testee berdiri dengan memegang sebuah bola takraw
b) Setelah aba-aba ya segere melambungkan bola dan disepak dengan kaki
bagian dalam (sepak sila) lurus keatas setinggi kepala atau lebih secara
berulang-ulang kali
c) Jika bola tidak dapat dikuasai oleh testee maka boleh mengambil bola
yang jatuh tadi.
c. Penilaian
Skor diperoleh diberi waktu dalam 1 menit untuk melakukan
timangan bola sebanyak mungkin, tes ini dilakukan hanya satu kali. Yang
45
dinilai dalam tes ini yaitu banyakya bola yang disepak setinggi kepala atau
lebih. Apa bila bola yang ditimang dibawah setinggi kepala maka skor
tidak di hitung.
H. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui sejauh mana hubungan koordinasi mata kaki dan
keseimbangan terhadap kemampuan menimang bola atlit sepak takrau SMP
Negeri 18 Padang. Data yang diperoleh di analisis dengan menggunakan rumus
statistik.
Berdasarkan pada hipotesis yang diajukan, analisis data yang dilakukan
dengan menggunakan Statistik analisis korelasional product moment.
Sebelum data dianalisis terlebih dahulu dilakukan uji normalisasi dengan
persamaan regresi pada taraf signifikan
Analisis korelasi digunakan untuk membuktikan penelitian yang diajukan,
adapun rumus korelasi tersebut menggunakan rumus korelasi Product Moment
oleh Pearson dalam Sudjana (1992:382).
rxy =
2222 yynxxn
yxxyn
Keterangan :
rxy = Koefisien Korelasi antara x dan y
xy = Jumlah data x dan y
46
x = Jumlah data x
y = Jumlah data y
x 2 = Jumlah data x2
y 2 = Jumlah data y2
n = Jumlah sampel
r = Korelasional
Untuk pengujian hipotesis digunakan uji distribusi t yang bertujuan untuk
menguji apakah hubungan variable X dengan variable Y mempunyai keberatian
atau tidak. Pengujian dilakukan degan cara membandingkan nilai t hitung dengan
t table pada statisstik distribusi-t. Sedangkan t hitung dapat dicari dengan
menggunakan rumus Sudjana (1992:48) sebagai berikut:
)1(
)2(2r
nrthitung
Keterangan:
t =t hitung
r =Nilai koefisien korelasi
n = Jumlah sampel
Selanjutnya nilai t hitung yang diperoleh akan diperbandingkan dengan
nilai indeks kritis t table yang ada pada table pada taraf signifikan a =0,05.
Apabila nilai t hitung yang diperoleh lebih besar dari nilai t tabel maka korelasi
47
signifikan,sebaliknya apa bila t table dalam table lebih besar dari nilai t hitung
yang diperoleh maka korelasi tidak signifikan.
Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau
hubungan antara dua variable bebas (X) atau secara simultan (bersama-bersama)
dengan variable terikat (Y). Rumus korelasi ganda menurut Ridwan (2005:141)
yakni sebagai berikut:
21
212122
12
21 1
))()((2
XrX
YrXYrXYrXYXrYXrYXRX
Keterangan:
RX1X2Y = Koefisien korelasi ganda
rX1Y = Jumlah koefisien korelasi antara X1 dan Y
rX2Y = Jumlah koefisien korelasi antara X2 dan Y
rX1X2 = Jumlah koefisien korelasi antara X1 dan X2
Selanjutnya untuk mengetahui signifikan korelasi ganda, dicari F hitung
kemudian dibandingkan dengan F tabel dengan menggunakan rumus seperti
dibawah ini:
)1)(1(
/
21
21
knYXrX
KYXrXF
Dimana:
48
rxix2Y = Koefisien korelasi ganda
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel predictor
Untuk mengetahui hungan koordinasi mata-kaki dan keseimbangan
terhadap kemampuan menimang bola maka digunakan rumus koefisien
determinan yaitu:
KP=r2 x 100% (Sudjana,2002:379)
Keterangan:
KP = Kontribusi Persentase.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskriptif Data
1. Koordinasi Mata – Kaki (X1)
Berdasarkan hasil tes koordinasi mata – kaki yang dilakukan, diperoleh skor
maksimum = 16 dan skor minimum = 3 disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata)
= 7.35, median = 6, modus = 4 dan Standar Deviasi = 3.869. Dengan demikian data
berdistribusi normal. Karena selisih antara nilai mean (rata-rata) dengan nilai median
tidak lebih dari satu standar deviasi. Agar lebih jelasnya data tes koordinasi mata-kaki
dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini :
Tabel 2. Distribusi frekuensi koordinasi mata-kaki (X1)
NoKelas Interval
(cm)
Frekuensi
Absolut (Fa)Relatif
(%)1 3-5,6 9 45%2 5,7-8,3 5 25%3 8,4-11 3 15%4 11,1-13,7 1 5%5 13,8-16,4 2 10%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel distribusi frekuensi di atas dari 20
sampel,dapat dilihat bahwa : 9 orang (45%) berada pada kelas interval 3-5,6 , 5
orang (25%) berada pada kelas interval 5,7-8,3, 3 orang (15%) berada pada kelas
50
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
3-5,6 5,7-8,3 8,4-11 11,1-13,7 13,8-16,4
Frek
uens
i
Kelas Interval
interval 8,4-11, 1 orang (5%) berada pada kelas interval 11,1-13,7 dan 2 orang 10%
berada pada kelas interval 13,8-16,4 Untuk lebih jelasnya, distribusi dan frekuensi
koordinasi mata-kaki dapat dilihat pada histosgram di bawah ini:
Gambar 8 : Histogram koordinasi mata-kaki (X1)
2. Keseimbangan (X2)
Berdasarkan hasil keseimbangan, diperoleh skor maksimum adalah 0,7 dan skor
minimum 0,11. Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 0,3805, median =
0,4, modus = 0,7 dan Standar Deviasi = 0,2135. Dengan demikian data berdistribusi
normal. Karena selisih nilai antara nilai mean (rata-rata) dengan nilai median tidak
lebih dari satu standar deviasi. Agar lebih jelasnya deskripsi data keseimbangan dapat
dilihat pada tabel 3 di bawah ini :
51
0
2
4
6
8
10
0,11-0,23 0,24-0,36 0,37-0,49 0,5-0,62 0,63-0,75
Frek
uens
i
Kelas Interval
Tabel 3. Distribusi frekuensi keseimbangan (X2)
NoKelas Interval Frekuensi
Absolut (Fa) Relatif (%)1 0,11 - 0,23 9 45%
2 0,24 - 0,36 0 0%
3 0,37 - 0,49 4 20%
4 0,5 - 0,62 3 15%
5 0,63 – 0,75 4 20%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan perhitungan yang tertara pada tabel distribusi frekuensi di atas dari 20
sampel dapat dilihat bahwa: 9 orang( 45%) berada pada kelas interval 0,11 - 0,23, 0
orang ( 0% ) berada pada kelas interval 0,24 - 0,36, 4 orang (20%) berada pada kelas
interval 0,37 - 0,49, 3 orang (15%) berada pada kelas interval 0,5 - 0,62, 4 orang (
20%) berada pada kelas interval 0,63 – 0,75 Untuk lebih jelasnya, distribusi dan
frekuensi keseimbangan dapat dilihat pada histosgram di bawah ini:
Gambar 9 : Histogram keseimbangan (X2)
52
3. Kemampuan Menimang Bola (Y)
Berdasarkan hasil tes Kemampuan menimang bola, diperoleh skor maksimum = 61
dan skor minimum = 11. Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 24,15,
median = 18, dan modus = 18 dan Standar Deviasi = 13,5463. dengan demikian data
berdistribusi normal. Karena selisih antara nilai mean (rata-rata) dengan nilai median
tidak lebih dari satu standar deviasi. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 di
bawah ini :
Tabel 4. Distribusi frekuensi Kemampuan Menimang Bola (Y)
NoKelas Interval
FrekuensiAbsolut
(Fa)Relatif
(%)
1 11 – 21 11 55%
2 22 – 32 5 25%
3 33 – 43 2 10%
4 44 – 54 1 5%
5 55 – 65 1 5%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel distribusi frekuensi di atas dari 20
sampel dapat dilihat bahwa: 11 orang ( 55%) berada pada kelas interval 11 - 21, 5
orang ( 25% ) berada pada kelas interval ,22-32, 2 orang (10%) berada pada kelas
interval 33-43, 1 orang (5%) berada pada kelas interval 44-54, 1 orang ( 5%) berada
pada kelas interval 55-65 Untuk lebih jelasnya, distribusi dan frekuensi
keseimbangan dapat dilihat pada histosgram di bawah ini:
53
0
2
4
6
8
10
12
11,0 - 21 22 - 32 33 - 43 44 - 54 55 - 65
Frek
uens
i
Kelas Interval
Gambar 10 : Histogram Kemampuan Menimang bola (Y)
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Uji Normalitas
Pengujian normalitas masing-masing distribusi frekuensi dilakukan dengan uji
liliefors. Hasil pengujian normalitas distribusi skor koordinasi mata – kaki (X1),
keseimbangan (X2) dan Kemampuan Menimang bola (Y) dapat dilihat pada tabel 5 di
bawah ini.
Tabel 5. Rangkuman uji normalitas sebaran data dengan uji lilliefors
No Variabel N Lo Ltab Distribus
i
1 Koordinasi Mata – kaki (X1)
20 0.1618 0,1900 Normal
2 Keseimbangan (X2) 20 0.1734 0,1900 Normal
54
3 Kemampuan Menimang bola (Y)
20 0.1819 0,1900 Normal
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk Koordinasi Mata – kaki
(X1), skor Lo = 0,1618 dengan n = 20, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan
α = 0,05 diperoleh 0,1900 yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa
skor yang diperoleh dari koordinasi mata – kaki berdistribusi normal. (lampiran 2 :
69).
Selanjutnya hasil tes Keseimbangan (X2), skor Lo = 0,1734 dengan n = 20, sedangkan
Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,1900 yang lebih besar dari
Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari keseimbangan
berdistribusi normal. (lampiran 3 : 70).
Kemudian diperoleh hasil Kemampuan menimang bola (Y), skor Lo = 0.1819 dengan
n = 20, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,1900 yang
lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari
kemampuan menimang bola berdistribusi normal. (lampiran 4 : 71).
Berdasarkan uraian di atas ternyata semua variabel X1, X2 dan Y datanya tersebar
secara normal, karena masing-masing variabel skor Lo nya kecil dari pada Ltab pada
taraf pengujian signifikan α = 0,05. Hal ini berarti bahwa data masing-masing
variabel penelitian ini normal.
55
C. Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis Satu
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat kontribusi yang
signifikan antara koordinasi mata – kaki (X1) terhadap Kemampuan menimang bola
(Y). Untuk mengetahui kontribusi ini pertama sekali dilakukan analisis korelasi
sederhana. Rangkuman hasil perhitungan dapat dilihat pada table 6 berikut ini:
Tabel 6. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Koordinasi Mata – kaki (X1) Terhadap Kemampuan Menimang bola (Y) atlit sepaktakraw Klub SMP N 18 Padang.
KorelasiKoefisien korelasi
(r)
Koefisien Determinasi (r2x 100%)
Taraf Signifikan α
= 0,05Koordinasi mata - kakiterhadap Kemampuan menimang bola.
0,737 54,32 0,561
Berdasarkan uji koefisien korelasi antara koordinasi mata – kaki terhadap
Kemampuan menimang bola sebagaimana yang terlihat pada tabel 6 di atas diperoleh
r hitung sebesar 0,737 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,561 dengan demikian
jika r hitung > r tabel, Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara Koordinasi mata
– kaki (X1) dengan Kemampuan menimang bola (Y). (lampiran 6 : 73).
Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi koordinasi mata – kaki terhadap
kemampuan menimang bola adalah dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi
(r) dikalikan seratus (r2x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh
nilai (R) = 54,32, berarti koordinasi mata – kaki memberikan kontribusi terhadap
56
kemampuan menimang bola sebesar 54,32%. Oleh sebab itu hipotesis satu dalam
penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris. (lampiran 7 : 74)
2. Hipotesis Dua
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat kontribusi yang
signifikan antara Keseimbangan (X2) terhadap Kemampuan menimang bola (Y).
Untuk mengetahui kontribusi tersebut, pertama sekali dilakukan analisis korelasi
sederhana. Rangkuman hasil penghitungan dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:
Tabel 7. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Keseimbangan (X2) Terhadap Kemampuan Menimang bola (Y) atlit sepaktakraw Klub SMP N 18 Padang.
KorelasiKoefisien korelasi
(r)
Koefisien Determinasi (r2x 100%)
Taraf Signifikanα = 0,05
Keseimbangan terhadap Kemampuan menimang bola 0,582 33, 87 0,561
Berdasarkan uji koefisien korelasi antara keseimbangan terhadap Kemampuan
menimang bola sebagaimana yang terlihat pada tabel 7 di atas diperoleh r hitung
sebesar 0,582 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,561 dengan demikian jika r
hitung > r tabel. Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara keseimbangan (X2)
dengan kemampuan menimang bola (Y). (lampiran 8 : 75).
Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi keseimbangan terhadap
kemampuan menimang bola adalah dengan menguadratkan nilai koefisien korelasi (r)
dan dikalikan seratus (r2x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh
nilai (R) = 33.87, berarti keseimbangan memberikan kontribusi terhadap kemampuan
57
menimang bola sebesar 33.87%. Oleh sebab itu hipotesis dua dalam penelitian ini
diterima kebenarannya secara empiris. (lampiran 9 : 76)
3. Hipotesis Tiga
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat kontribusi yang
signifikan antara koordinasi mata – kaki (X1) dan keseimbangan (X2) secara bersama-
sama terhadap kemampuan menimang bola (Y). Untuk mengetahui kontribusi
tersebut akan dilakukan dengan analisis korelasi ganda. Rangkuman hasil
penghitungan analisis koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel 8 berikut :
Tabel 8. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Koordinasi Mata – kaki (X1) Dan Keseimbangan (X2) Secara Bersama – sama Terhadap Kemampuan menimang bola (Y) atlit sepaktakraw Klub SMP N 18 Padang.
KorelasiKoefisien Korelasi
(r)
Koefisien Determinasi(r2x 100%)
Taraf Signifikan
α = 0,05Koordinasi mata – kaki dan keseimbangan terhadap Kemampuan menimang bola
0,767 58,83 0,561
Berdasarkan uji korelasi ganda antara koordinasi mata – kaki dan keseimbangan
secara bersama - sama terhadap Kemampuan menimang bola sebagaimana yang
terlihat pada tabel 8 di atas diperoleh r hitung sebesar 0,767 dan r tabel dalam taraf α =
0,05 sebesar 0,561, dengan demikian jika r hitung > r tabel,Ini berarti terdapat hubungan
yang berarti antara Koordinasi mata – kaki (X1) dan keseimbangan (X2) secara
bersama-sama terhadap Kemampuan menimang bola (Y). (lampiran 11 : 78-79).
58
Untuk mengetahui besarnya kontribusi Koordinasi mata – kaki dan keseimbangan
secara bersama-sama terhadap Kemampuan menimang bola Atlit Sepaktakraw Klub
SMP N 18 Padang adalah dengan menguadratkan nilai koefisien korelasi nilai (r)
dikalikan seratus (r2x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh
nilai (R) = 58.83, berarti koordinasi mata - kaki dan keseimbangan memberikan
kontribusi secara bersama-sama terhadap Kemampuan menimang bola sebesar
58.83%. Oleh sebab itu hipotesis tiga dalam penelitian ini diterima kebenarannya
secara empiris. (lampiran 12 : 80)
D. Pembahasan
1. Kontribusi Koordinasi Mata – Kaki Terhadap Kemampuan Menimang
bola Atlit Sepaktakraw Klub SMP N 18 Padang
Koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa unsur gerak
menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuan (Suharno, 1993). Bompa
dalam Syafruddin (1999:65) “ Koordinasi adalah suatu kemapuan biomotor yang
sangat kompleks, berkaitan dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan kelenturan
“. Kiram (1999:12) mengatakan : “Koordinasi merupakan hubungan timbal – balik
antara syaraf pusat dengan otot gerak dan mengatur pengendalian impuls dan kerja
otot untuk melaksanakan suatu gerak”. Kemampuan tersebut dimaksudkan untuk
mengendalikan bagian tubuh yang bebas dilibatkan dalam suatu model gerakan –
gerakan yang lancar, keberhasilan usaha dalam mencapai beberapa tujuan, dengan
demikian, koordinasi merupakan kualitas otot, tulang, dan persendian dalam
menghasilkan suatu gerak.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dikemukakan bahwa koordinasi
merupakan kontribusi kerjasama antara susunan syaraf pusat dengan alat gerak saat
59
berkontraksi, dalam menyelesaikan tugas – tugas motorik secara tepat dan terarah
dalam setiap aktifitas olahraga. Koordinasi yang dimaksudkan adalah koordinasi mata
dan kaki yaitu suatu kesenambungan antara mata sebagai reseptor, dan kaki sebagai
penyalur respon dalam melakukan gerakan untuk menentukan keberhasilan dalam
menyelesaikan tugas motorik yaitu terhadap kemampuan menimang bola atlit
sepaktakraw klub SMP N 18 Padang.
Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat kontribusi secara signifikan antara
koordinasi mata kaki terhadap Kemampuan menimang bola dengan tingkat persentase
sebesar = 54,32%. Artinya variabel koordinasi mata – kaki dapat memberikan
kontribusi terhadap kemampuan menimang bola atlit sepaktakraw klub SMP N 18
Padang.
Gerak koordinasi dalam permainan sepaktakraw adalah gerakan aksi yang melibatkan
mata dalam melihat (mengontrol) gerak kaki waktu manumpu, mengayun dan saat
menyentuh bola. Semua gerak ini merupakan serangkaian gerak yang tidak terputus.
Oleh karena itu, kemampuan koordinasi dalam sepaktakraw tidak terbatas pada
kemampuan gerak saja, tetapi juga melibatkan panca indra untuk menentukan arah
bola dengan tepat dalam usaha menciptakan hasil yang baik.
Untuk itu, agar pemain memiliki kemampuan koordinasi mata dan kaki yang baik,
hendaknya dilakukan latihan-latihan motorik secara kontiniu terutama latihan
menumpu, mengayun kaki dan melakukan sepak sila. Sehubungan dengan hal
tersebut, agar dapat mengetahui tingkat kemampuan koordinasi mata dan kaki dapat
dilihat saat seorang pemain melakukan gerakan yang dilakukannya dengan mudah,
60
berurutan, tepat waktu dan gerakan terkendali dengan baik. Artinya, gerakan yang
ditampilkan tampak mudah, sederhana, halus dan ritmis memerlukan koordinasi dan
hasilnya optimal. Koordinasi mata dan kaki yang tinggi akan mendukung penampilan
dalam menciptakan kemampuan menimang bola yang efektif dan efesien.
2. Kontribusi Keseimbangan terhadap Kemampuan Menimang bola Atlit
Sepaktakraw Klub SMP N 18 Padang
Keseimbangan adalah “kemampuan seorang mengontrol alat-alat tubuh yang bersifat
Neuromuscular“ Nurhasan, (1986:25). Keseimbangan adalah “mudahnya orang untuk
mengontrol dan mempertahankan posisi tubuh” Harsono, (1988:223). Keseimbangan
adalah “kemampuan untuk mempertahankan system Neuromuskular kita dalam
kondisi statis, atau mengontrol system nueromuskular tersebut dalam posisi atau
sikap yang efisien selagi kita bergerak”. Harsono, (1988:223). Jadi dapat disimpulkan
bahwa keseimbangan merupakan kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh
baik dalam kondisi statis (ruang geraknya biasanya kecil) ataupun dinamis
(kemampuan orang untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya ).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya keseimbangan akan
dapat menambah kekuatan dan ketahanan, dan juga dapat meningkatkan kepercayaan
diri dan keyakinan untuk mengendalikan tubuh kita. Seperti kuda-kuda tengah akan
seimbang apabila berdiri dengan melebarkan kaki kiri dan kanan dan lutut
dibengkokkan sedatar air, dengan kaki tumpuan yang kuat dengan melakukan hal
seperi ini dapat menambah ketahanan dan kekuatan tubuh. Lebih besar berat badan
61
seseorang maka lebih banyak membutuhkan keseimbangan dengan menguatkan kaki
tumpuan, dan kuda-kuda yang bagus. Hal ini dapat meningkatkan keyakinan dan
kepercayaan untuk mengendalikan tubuh.
Di dalam melakukan berbagai macam-macam gerakan dalam olahraga harus selalu
mempertahankan posisinya sesuai dengan gerak masing-masing.untuk
mempertahankan posisi itulah yang memerlukan keseimbangan. Dalam
“mempertahankan keseimbangan dipengaruhi oleh penglihatan dan peradaban“.
Sajoto, (1988:54).
Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat kontribusi secara signifikan antara
keseimbangan terhadap Kemampuan menimang bola dengan tingkat persentase
sebesar = 33,87%. Artinya variabel keseimbangan dapat memberikan kontribusi
terhadap kemampuan menimang bola atlit sepaktakraw klub SMP N 18 Padang.
Tubuh yang ada dalam keseimbangan berada pada keadaan istirahat. Tubuh mungkin
berada dalam salah satu posisi yang tidak dapat diperhitungkan dan belum berada
dalam keseimbangan. Keseimbangan memiliki bermacam-macam tingkat stabilitas.
Stabilitas adalah kekokohan dari keseimbangan. Badan yang stabil kurang tepat untuk
diganggu. Menyiapkan fisik seseorang berguna untuk menghindari pengaruh pada
stabilitasnya, akan tetapi sampai batas tertentu kestabilan seseorang dengan sengaja
dapat dikurangi dalam situasi yang sudah ada.
Keseimbangan dalam permainan sepaktakraw adalah kemampuan seseorang dalam
mengontrol dan mempertahankan posisi tubuh saat melakukan gerakan – gerakan
teknik dalam sepaktakraw. Oleh karena itu, kemampuan keseimbangan dalam
62
sepaktakraw tidak terbatas pada kemampuan gerak saja, tetapi juga pertahan tubuh
untuk membertahankan tubuh agar dalam posisi atau sikap yang efisien saat
bergerak. Untuk itu, agar pemain memiliki kemampuan keseimbangan yang baik,
hendaknya dilakukan latihan-latihan motorik secara kontiniu dan terarah.
3. Kontribusi Koordinasi Mata – Kaki dan Keseimbangan secara bersama-
sama terhadap Kemampuan Menimang bola Atlit Sepaktakraw Klub
SMP N 18 Padang
Kemampuan menimang bola dalam permainan sepaktakraw dipengaruhi oleh faktor
koordinasi dan faktor keseimbangan tubuh. Dalam permainan sepaktakraw,
koordinasi tubuh sangat dibutuhkan oleh semua pemain, terutama dalam gerakan
teknik sepak sila. Koordinasi tubuh yang dimaksud adalah koordinasi mata dan kaki.
Koordinasi mata dan kaki dibutuhkan di saat penempatan kaki tumpu hingga
perkenaan kaki ayun dengan bola. Hal ini terlihat pada saat pergerakan kaki
(penempatan kaki tumpu dan memberikan stimulus keotak untuk ditidak lanjuti oleh
alat gerak kaki), agar kaki ayun dapat bergerak pada sepak sila yang tepat. Hasil dari
perkenaan kaki dengan ketepatan bola yang ditentukan oleh titik dimana terjadinya
sebuah koordinasi yang baik antara proses pengendalian dan pengetahuan gerak serta
kerja sama sistem persyarafan yang terjadi khususnya pada mata dan kaki.
Selain itu, keseimbangan juga sangat dibutuhkan dalam permainan sepaktakraw.
Keseimbangan adalah “kemampuan untuk mempertahankan system Neuromuskular
kita dalam kondisi statis, atau mengontrol system nueromuskular tersebut dalam
63
posisi atau sikap yang efisien selagi kita bergerak”. Harsono, (1988:223). Jadi dapat
disimpulkan bahwa keseimbangan merupakan kemampuan untuk mempertahankan
posisi tubuh baik dalam kondisi statis (ruang geraknya biasanya kecil) ataupun
dinamis (kemampuan orang untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya ).
Keseimbangan dalam permainan sepaktakraw adalah kemampuan seseorang dalam
mengontrol dan mempertahankan posisi tubuh terutama saat melakukan teknik sepak
sila dalam melatih kemampuan menimang bola. Dari kedua faktor tersebut sangat
dibutuhkan atau saling mempengaruhi satu sama lain demi tercapainya kemampuan
menimang bola yang baik dan benar. Dan dapat dijelaskan bahwa koordinasi mata –
kaki dan keseimbangan secara bersama – sama memiliki kontribusi terhadap
kemampuan menimang bola sepaktakraw.
Penelitian membuktikan bahwa terdapat kontribusi koordinasi mata – kaki dan
keseimbangan secara bersama-sama dengan kemampuan menimang bola dengan
tingkat persentase = 58,83%. Artinya variabel koordinasi mata – kaki dan
keseimbangan secara bersama – sama berkontribusi terhadap Kemampuan menimang
bola Atlit Sepaktakraw Klub SMP N 18 Padang.
Menurut Darwis, (1992:16) mengatakan bahwa Sepak sila adalah “menyepak bola
dengan menggunakan kaki bagian dalam yang digunakan untuk ; menerima bola,
menimang (menguasai bola), mengumpan dan antaran bola, menyelamatkan serangan
lawan”. Sedangkan menurut Asri (1994: 2) Sepak sila adalah “suatu teknik dasar
yang penting dan utama dalam permainan sepaktakraw, karena kemampuan
64
penguasaan sepak sila yang baik akan memudahkan seseorang dalam mengontrol,
mengumpan, menerima bola dan menahan bola dari serangan lawan”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik kemampuan koordinasi mata – kaki
dan keseimbangan tubuh seorang Atlit sepaktakraw, maka akan semakin mudah
baginya untuk mengontrol, mengumpan, menerima bola dan menahan bola dari
serangan lawan, begitu sebaliknya jika kemampuan koordinasi mata – kaki dan
keseimbangan kurang baik, maka akan menyulitkan Atlit saat menimang bola.
Sehubungan dengan hal itu, tentu agar mencapai kemampuan menimang bola yang
sangat bagus lagi, selain melatih kemampuan koordinasi mata-kaki dan
keseimbangan, seorang atlit sepaktakraw juga harus memperhatikan dan melatih
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi dan memberikan berkontribusi hingga
100 % terhadap kemampuan menimang bola, seperti : kelentukan juga mempengaruhi
dan memberikan kontribusi terhadap kemampuan menimang bola. Kelentukan
merupakan efektivitas tubuh seseorang dalam melakukan perluasan gerakan
semaksimal mungkin tanpa mengalami rasa sakit. Menurut Syafruddin (1999: 58)
mengatakan bahwa ”kelentukan adalah salah satu komponen kondisi fisik yang
menentukan dalam : (1)Mempelajari keterampilan-keterampilan gerakan,
(2)Mencegah cedera, (3)Mengembangkan kemampuan kekuatan, kecepatan, daya
tahan dan koordinasi.
Selain itu, kemampuan kondisi fisik, teknik, taktik dan mental juga mempengruhi
prestasi olahraga, termasuk terhadap prestasi sepaktakraw.. (Irawadi, 2004:1).
Keadaaan kondisi fisik juga perlu diperhatikan di saat melakukan sepak sila, karena
65
di saat kondisi fisik mulai menurun tubuh akan mengalami kelelahan, sehingga
mempengaruhi kemampuan lainnya baik itu taktik, teknik termasuk Sepak sila. Untuk
itu kondisi fisik seorang pemain perlu sekali dijaga sebelum bertanding, agar disaat
bertanding tidak mudah mengalami kelelahan, sehingga dapat bermain lebih baik.
Berdasarkan dari berbagai pendapat di atas, jelas sekali bahwasannya untuk mencapai
tingkat kemampuan menimang bola yang lebih baik, atlit sepaktakraw hendaknya
juga memperhatikan faktor-faktor tersebut.
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :
1. Koordinasi Mata – kaki memberikan kontribusi sebesar 54,32% terhadap
Kemampuan Menimang Bola Atlit Sepaktakraw Klub SMP N 18 Padang.
Keseimbangan memberikan kontribusi sebesar 33,87% terhadap Kemampuan
Menimang Bola Atlit Sepaktakraw Klub SMP N 18 Padang.
2. Koordinasi Mata – Kaki Dan Keseimbangan secara bersama-sama
memberikan kontribusi yang cukup besar 58.83% terhadap Kemampuan
Menimang Bola Atlit Sepaktakraw Klub SMP N 18 Padang.
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan saran-saran
yang dapat membantu mengatasi masalah yang ditemui dalam pelaksanaan
Kemampuan menimang bola, yaitu :
1. Bagi pelatih pada umumnya dan khususnya pelatih Klub Sepaktakraw SMP N
18 Padang. disarankan untuk melatih unsur Koordinasi Mata – Kaki dan
Keseimbangan dengan cara melatih otot-otot yang dominan dalam Sepak Sila.
67
2. Bagi atlet pada umunya dan khususnya atlit sepaktakraw Klub SMP N 18
Padang. disarankan dapat meningkatkan kemampuan menimang bola dengan
cara melakukan latihan secara sistematis dan berkesinambungan.
3. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini agar dapat menjadikan
penelitian ini sebagai bahan informasi dan meneliti dengan jumlah populasi
atau sampel yang lebih besar serta di daerah yang berbeda.
68
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. bentuk-gambar http://sworldland.blog.com/2010/11/09/sejarah-awal-danperkembang an-sepak takraw/ (diakses tanggal 6 Januari 2012)
________ 2010. Peraturan dan Pelanggaran. http://sworldland.blog.com/ category/sepak-takraw/ (diakses tanggal 6 Januari 2012)
B. Asril. (1994). Teknik Khusus dalam Permainan Sepaktakraw. Padang: FPOK IKIP
B. Asril. (1990). Peranan Servis dalam Permainan Sepaktakraw. Padang: FPOK IKIP
Darwis, Ratinus. (1992). Olahraga Pilihan Sepaktakraw. PPTK Jakarta : Dirjen DiktiDepdikbud RI.
Direktorat Olahraga Pelajar dan Mahasiswa. (2002). Instrument Pemanduan Bakat Sepaktakraw. Direktorat Jendral Olahraga : Departemen Pendidikan Nasional.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti P2LPTK.
Irawadi, Hendri. (2010). Kondisi Fisik dan Pengukurannya. FIK UNP.
Kiram,phil yanuar.(2000) belajar motorik,fakultas ilmu keolahragan universitas negeri padang
Luthan. (1999). Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB dan FPOK IKIP.
PB.Persetasi. (1999). Mari Bermain Sepaktakraw. Jakarta : PB. PERSETASI.
Pate, Rotella dan McClenaghan. (1993). Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan. Semarang : IKIP SEMARANG PRESS
Sajoto. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta : Dirjen DIKTI P2LPK
Soeparman. (1997). Sepaktakraw. Jakarta. Majalah.
Suharsimi Arikunto. (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Syafruddin (1996). Pengantar Ilmu Melatih. Padang. Padang : FPOK IKIP.
69
Syafruddin (1999). Dasar-Dasar Kepelatihan Olahraga. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
Syahara, Sayuti. (2004). Kemampuan Bio Motorik dan Metodologi Pengembagan(terjemahan). Padang : UNP Padang.
Tim mengajar sepaktakraw. (2006). Sepaktakraw. FIK UNP. Buku ajar.
UUD SKN. (2007). Undang-Undang RI No. 03 Tahun 2005. Peraturan Pemerintah Tentang Sistim Keolahragaan Nasional. Bandung : Citra Umbara.
Winarno. (2006). Tes Keterampilan Olahraga. Malang: Laboratorium Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Zaidul. (2005). Permainan Sepaktakraw. Padang. Diknas
Zalfendi. (2004). Pengantar Latihan dan Pendidikan dalam Permainan Sepaktakraw Padang. FIK UNP.
Zalfendi. (2009). Pengantar Latihan dan Pendidikan dalam Permainan Sepaktakraw Padang. FIK UNP
70
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Data Hasil Penelitian
No NamaTes Koordinasi
Mata-kakiTes
Keseimbangan
Kemampuan Menimang
Bola1 Anggit 16 0.7 512 Inof 15 0.7 613 Aji 10 0.5 384 Ihwan 12 0.6 185 Ilham 8 0.4 186 Ferda 8 0.7 237 Ihsan 5 0.4 298 Muharam 4 0.22 159 Nando 11 0.21 37
10 Tio 6 0.22 1211 Fajar 4 0.22 1112 Yazir 8 0.11 1313 Yuda 4 0.16 1414 M. izki 6 0.13 1515 Farhan 4 0.5 3216 M. Rasyd 5 0.7 1817 Usman 4 0.18 2318 Aditya 4 0.4 1619 M. Praseto 3 0.16 1620 Ifan 10 0.4 23
Jumlah = 147 = 7.61 = 483Standar Deviasi = 3.86992452 = 0.213528625 = 13.54631432
Mean = 7.35 = 0.3805 = 24.15Nilai Maximum = 16 = 0.7 = 61Nilai Minimum = 3 = 0.11 = 11
Median = 6 = 0.4 = 18
Modus = 4 = 0.7 = 18
71
Lampiran 2
Tabel
Analisis Uji Normalitas Koordinasi Mata – Kaki Melalui Uji Liliefors (X1)
NO X1 ZI TABEL F(ZI) S(ZI) F(ZI)-S(ZI)
1 3 -1.12 0.3686 0.1314 0.0500 0.08142 4 -0.87 0.3078 0.1922 0.2250 0.03283 4 -0.87 0.3078 0.1922 0.2250 0.03284 4 -0.87 0.3078 0.1922 0.2250 0.03285 4 -0.87 0.3078 0.1922 0.2250 0.03286 4 -0.87 0.3078 0.1922 0.2250 0.03287 4 -0.87 0.3078 0.1922 0.2250 0.03288 5 -0.61 0.2291 0.2709 0.4250 0.15419 5 -0.61 0.2291 0.2709 0.4250 0.1541
10 6 -0.35 0.1368 0.3632 0.5250 0.161811 6 -0.35 0.1368 0.3632 0.5250 0.161812 8 0.17 0.0714 0.5714 0.6500 0.078613 8 0.17 0.0714 0.5714 0.6500 0.078614 8 0.17 0.0714 0.5714 0.6500 0.078615 10 0.68 0.2418 0.7418 0.7750 0.033216 10 0.68 0.2418 0.7418 0.7750 0.033217 11 0.94 0.3264 0.8264 0.8500 0.023618 12 1.20 0.3849 0.8849 0.9000 0.015119 15 1.98 0.4761 0.9761 0.9500 0.026120 16 2.24 0.4875 0.9875 1.0000 0.0125
Jumlah 147Mean 7.35
Sd 3.8699245
L o tertinggi = 0.1618
Dengan n = 20 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = 0.1900
Berarti Lo (0.1618) < Ltab (0.1900) , sehingga hipotesis nol diterima bahwa
populasi dari mana sampel diambil berdistribusi normal.
72
Lampiran 3
Tabel
Analisis Uji Normalitas Keseimbangan Melalui Uji Liliefors (X2)
NO X2 ZI TABEL F(ZI) S(ZI) F(ZI)-S(ZI)
1 0.11 -1.27 0.398 0.1020 0.0500 0.05202 0.13 -1.17 0.379 0.1210 0.1000 0.02103 0.16 -1.03 0.3485 0.1515 0.1500 0.00154 0.16 -1.03 0.3485 0.1515 0.1500 0.00155 0.18 -0.94 0.3264 0.1736 0.2500 0.07646 0.21 -0.80 0.2881 0.2119 0.3000 0.08817 0.22 -0.75 0.2734 0.2266 0.4000 0.17348 0.22 -0.75 0.2734 0.2266 0.4000 0.17349 0.22 -0.75 0.2734 0.2266 0.4000 0.173410 0.4 0.09 0.0359 0.5359 0.5750 0.039111 0.4 0.09 0.0359 0.5359 0.5750 0.039112 0.4 0.09 0.0359 0.5359 0.5750 0.039113 0.4 0.09 0.0359 0.5359 0.5750 0.039114 0.5 0.56 0.2123 0.7123 0.7250 0.012715 0.5 0.56 0.2123 0.7123 0.7250 0.012716 0.6 1.03 0.3485 0.8485 0.8000 0.048517 0.7 1.50 0.4332 0.9332 0.9250 0.008218 0.7 1.50 0.4332 0.9332 0.9250 0.008219 0.7 1.50 0.4332 0.9332 0.9250 0.008220 0.7 1.50 0.4332 0.9332 0.9250 0.0082
Jumlah 7.61Mean 0.3805
Sd 0.213529
L o tertinggi = 0.1734
Dengan n = 20 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = 0.1900
Berarti Lo (0.1734) < Ltab (0.1900), sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi
dari mana sampel diambil berdistribusi normal.
73
Lampiran 4
Tabel
Analisis Uji Normalitas Kemampuan Menimang Bola Melalui Uji Liliefors (Y)
NO Y ZI TABEL F(ZI) S(ZI) F(ZI)-S(ZI)
1 11 -0.97 0.334 0.166 0.0500 0.11602 12 -0.90 0.3159 0.1841 0.1000 0.08413 13 -0.82 0.2939 0.2061 0.1500 0.03964 14 -0.75 0.2734 0.2266 0.2000 0.02665 15 -0.68 0.2418 0.2582 0.2750 0.01686 15 -0.68 0.2418 0.2582 0.2750 0.01687 16 -0.60 0.2258 0.2742 0.3750 0.10088 16 -0.60 0.2258 0.2742 0.3750 0.10089 18 -0.45 0.1736 0.3264 0.5000 0.173610 18 -0.45 0.1736 0.3264 0.5000 0.173611 18 -0.45 0.1736 0.3264 0.5000 0.173612 23 -0.08 0.0319 0.4681 0.6500 0.181913 23 -0.08 0.0319 0.4681 0.6500 0.181914 23 -0.08 0.0319 0.4681 0.6500 0.181915 29 0.36 0.1406 0.6406 0.7500 0.109416 32 0.58 0.219 0.719 0.8000 0.081017 37 0.95 0.3289 0.8289 0.8500 0.021118 38 1.02 0.3461 0.8461 0.9000 0.053919 51 1.98 0.4761 0.9761 0.9500 0.026120 61 2.72 0.4967 0.9967 1.0000 0.0033
jumlah 483mean 24.150
sd 13.546
L o tertinggi = 0.1819
Dengan n = 20 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = 0.1900
Berarti Lo (0.1819) < Ltab (0.1900), sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi
dari mana sampel diambil berdistribusi normal.
74
Lampiran 5
Tabel Korelasi Sederhana Dan Korelasi Berganda ( Variable X1, X2, dan Y)
No X1 X2 Y X12 X2
2 Y2 X1Y X2Y X1X2
1 16 0.7 51 256 0.49 2601 816 35.7 11.2
2 15 0.7 61 225 0.49 3721 915 42.7 10.5
3 10 0.5 38 100 0.25 1444 380 19 5
4 12 0.6 18 144 0.36 324 216 10.8 7.2
5 8 0.4 18 64 0.16 324 144 7.2 3.2
6 8 0.7 23 64 0.49 529 184 16.1 5.6
7 5 0.4 29 25 0.16 841 145 11.6 2
8 4 0.22 15 16 0.0484 225 60 3.3 0.88
9 11 0.21 37 121 0.0441 1369 407 7.77 2.31
10 6 0.22 12 36 0.0484 144 72 2.64 1.32
11 4 0.22 11 16 0.0484 121 44 2.42 0.88
12 8 0.11 13 64 0.0121 169 104 1.43 0.88
13 4 0.16 14 16 0.0256 196 56 2.24 0.64
14 6 0.13 15 36 0.0169 225 90 1.95 0.78
15 4 0.5 32 16 0.25 1024 128 16 2
16 5 0.7 18 25 0.49 324 90 12.6 3.5
17 4 0.18 23 16 0.0324 529 92 4.14 0.72
18 4 0.4 16 16 0.16 256 64 6.4 1.6
19 3 0.16 16 9 0.0256 256 48 2.56 0.48
20 10 0.4 23 100 0.16 529 230 9.2 4
Jumlah 147 7.61 483 1365 3.7619 15151 4285 215.75 64.69
75
Lampiran 6
1. Pengujian hipotesis 1
Ho = Tidak terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan Y
Ha = Terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan Y
Korelasi sederhana antara variabel (X1) dengan Y
r x1y =
222
12
1
11
YYnXXn
YX-YXn
r = 22 )483(15151.20)147(1365.20
(483)(147)-4285.20
r = 233.289-303.02021.609-27.300
71.001-85.700
r = 69.7315.691
14.699
r = 121.839.396
14.699
r= 19.920,82
14.699
r x1y = 0,737
rtab (α = 0,05) = 0,561
ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak ( Ha diterima )
76
Lampiran 7
Kontribusi X1 Terhadap Y
Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi Koordinasi Mata-kaki
terhadap Kemampuan menimang bola dicari menggunakan rumus R = r2 x 100%
R = r2 x 100%
R = (0.737)2 x 100%
R = 0.5432 x 100%
R = 54.32 %
Dari hasil analisis statistik yang dilakukan di atas diperoleh nilai (R) =
54,32, berarti koordinasi mata-kaki memberikan kontribusi terhadap Kemampuan
Menimang bola sebesar 54,32%.
77
Lampiran 8
2. Pengujian hipotesis 2
Ho = Tidak terdapat hubungan yang berarti antara X2 dan Y
Ha = Terdapat hubungan yang berarti antara X2 dan Y
Korelasi sederhana antara variabel (X2) dengan Y
r x2y =
222
22
2
22
YYnXXn
YX-YXn
r = 22 )483(15151.20)61,7(7619,3.20
)(7,61)(483-215,75.20
r = 233.289-303.02057,912-75,238
3.675,63-4.315
r = 69.73117,326
639,37
r= 3061.208.159,
639,37
r = 1.099,16
639,37
r x2y = 0,582
rtab (α = 0,05) = 0.561
Ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
78
Lampiran 9
Kontribusi X2 Terhadap Y
Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi Keseimbangan terhadap
Kemampuan Menimang bola dapat dicari menggunakan rumus R = r2 x 100%
R = r2 x 100%
R = (0.582)2 x 100%
R = 0.3387 x 100%
R = 33.87 %
Dari hasil analisis statistik yang dilakukan di atas diperoleh nilai (R) =
33.87, berarti Keseimbangan memberikan kontribusi terhadap Kemampuan
menimang bola sebesar 33.87 %.
79
Lampiran 10
Korelasi sederhana antara variable (X1) dengan (X2)
Ho = Tidak terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2
Ha = Terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2
r x1 x2 =
2
22
2
2
12
1
2121
XXnXXn
XX-XXn
r = 22 )61,7(7619,3.20)147(365.1.20
)(147)(7,61-64,6920.
r = 57,9121-75,23821.609-27.300
1.118,67-1.293,8
r = 17,32595.691
175,13
r= 998.601,696
175,13
r = 314,009
175,13
ro = 0,557
rtab (α = 0,05) = 0.561
Ternyata ro < r tab , akibatnya Ho diterima ( Ha ditolak )
80
Lampiran 11
3. Pengujian hipotesis 3
Ho = Tidak terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2 dengan Y
Ha = Terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2 dengan Y
Korelasi Ganda antara variable (X1) dan (X2) terhadap variabel Y
Variabel Y X1 X2
Y 0,737 0,582
X1 0,737 0,557
X2 0,582 0,557
R x1 x2 y =
= 222
557,01
)557,0)(582,0)(737,0(2582,0737,0
= 3102,01
4778,03387,05432,0
= 6898,0
4778,08819,0
= 6869,0
4041,0
21
221212
21
2
x xr-1
xrxyrxyrx2-yxryxr
81
= 0,588295239
r x1 x2 y = 0,767
rtab (α = 0,05) = 0,561
Ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak ( Ha diterima )
Pengujian Signifikan Korelasi Ganda
F = 1/()121(
/122
2
knyR
kyR
F= )1220/()767,01(
2/)767,0(2
2
F= 17/)5883,0(
2941,0
F= 0346,0
2941,0
F= 8,50
Fhitung(8,50) > (Ftabel = 3,59)
H0 ditolak ( Ha diterima )
Kesimpulannya terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2 secara
bersama-sama dengan Y
82
Lampiran 12
Analisis Kontribusi Koordinasi Mata-kaki (X1) Dan Keseimbangan (X2)
Secara Bersama – sama Terhadap Kemampuan Menimang bola (Y)
Kontribusi X1 dan X2 Terhadap Y
Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi koordinasi mata-kaki dan
keseimbangan secara bersama – sama terhadap kemampuan menimang bola dapat
dicari menggunakan rumus R = r2 x 100%
R = r2 x 100%
R = (0.767)2 x 100%
R = 0.5883 x 100%
R = 58.83 %
Dari hasil analisis statistik yang dilakukan di atas diperoleh nilai (R) =
58.83, berarti koordinasi mata – kaki dan keseimbangan secara bersama – sama
memberikan kontribusi terhadap kemampuan menimang bola sebesar 58.83%.
83
Lampiran 13
Daftar Nilai Kritis L Untuk Uji Lilliefors
UkuranSampel
Taraf Nyata
0.01 0.05 0.10 0.15 0.204 0.417 0.381 0.352 0.319 0.3005 0.405 0.337 0.315 0.299 0.2856 0.364 0.319 0.294 0.277 0.2657 0.348 0.300 0.276 0.258 0.2478 0.331 0.285 0.261 0.244 0.2339 0.311 0.271 0.249 0.233 0.22310 0.294 0.258 0.239 0.224 0.21511 0.284 0.249 0.230 0.217 0.20612 0.275 0.242 0.223 0.212 0.19913 0.268 0.234 0.214 0.202 0.19014 0.261 0.227 0.207 0.194 0.18315 0.257 0.220 0.201 0.187 0.17716 0.250 0.213 0.195 0.182 0.17317 0.245 0.206 0.289 0.177 0.16918 0.239 0.200 0.184 0.173 0.16619 0.235 0.195 0.179 0.169 0.16320 0.231 0.190 0.174 0.166 0.16025 0.200 0.173 0.158 0.147 0.14230 0.184 0.161 0.144 0.136 0.131
1.031 0.886 0.805 0.768 0.736n >30 n n n n n
Sumber : Conover, W.J, Practical Nonparametric Statistics, John Wiley & Sons, In,1973
84
Lampiran 14
Tabel dari Harga Kritik dari Product-Moment
N(1)
Interval Kepercayaan N(1)
Interval Kepercayaan N(1)
Interval kepercayaan95%(2)
99%(3)
95%(2)
99%(3)
95%(2)
99%(3)
3 0.997 0.999 26 0.388 0.4905 55 0.266 0.3454 0.950 0.990 27 0.381 0.487 60 0.254 0.3305 0.878 0.959 28 0.374 0.478 65 0.244 0.3176 0.811 0.912 29 0.367 0.470 70 0.235 0.3067 0.754 0.874 30 0.361 0.463 75 0.227 0.2968 0.707 0.874 31 0.355 0.456 80 0.220 0.2869 0.666 0.798 32 0.347 0.449 85 0.213 0.27810 0.632 0.762 33 0.344 0.442 90 0.207 0.27011 0.602 0.735 34 0.339 0.436 95 0.202 0.26312 0.576 0.708 35 0.334 0.430 100 0.195 0.25613 0.553 0.684 36 0.329 0.424 125 0.176 0.23014 0.532 0.661 37 0.325 0.418 150 0.159 0.21015 0.514 0.641 38 0.320 0.413 175 0.148 0.19416 0.497 0.623 39 0.316 0.408 200 0.138 0.18117 0.482 0.606 40 0.312 0.403 300 0.113 0.14818 0.468 0.590 41 0.308 0.396 400 0.098 0.12819 0.456 0.575 42 0.304 0.393 500 0.088 0.11520 0.444 0.561 43 0.301 0.389 600 0.080 0.10521 0.433 0.549 44 0.297 0.384 700 0.074 0.09722 0.423 0.537 45 0.294 0.380 800 0.070 0.09123 0.413 0.526 46 0.291 0.276 900 0.065 0.08524 0.404 0.515 47 0.288 0.372 1000 0.062 0.08125 0.396 0.505 48 0.264 0.368
1.031 0.886 49 0.281 0.36450 0.297 0.361
J=Jumlah pasangan yang digunakan untuk menghitung r
85
Lampiran 15
Daftar Luas Dibawah Lengkungan Normal Standar Dari 0 Ke Z
Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0.0 0000 0040 0080 0120 0160 0199 0239 0279 0319 0359
0.1 0386 0483 0478 0557 0596 0636 0675 0714 0754 0360
0.2 0793 0832 0871 0910 0948 0987 1026 1064 1103 1141
0.3 1179 1217 1255 1293 1331 1368 1406 1443 1480 1517
0.4 1554 1591 1628 1664 1700 1736 1772 1808 1844 1879
0.5 1915 1950 1985 2019 2054 2088 2123 2157 2190 2224
0.6 2258 2291 2324 2357 2389 2422 2454 2486 2418 2549
0.7 2580 2612 2642 2673 2704 2734 2764 2794 2823 2852
0.8 2881 2910 2939 2967 2996 3023 3051 3078 3106 3133
0.9 3159 3186 3212 3238 3264 3289 3315 3340 3365 3389
1.0 3413 3438 3461 3485 2508 3531 3554 3577 3599 3621
1.1 4634 3665 3686 3708 3729 3749 3770 3790 3810 3830
1.2 3849 3869 3888 3907 3925 3944 3962 3980 3997 4015
1.3 4032 4049 4066 4082 4099 4115 4131 4147 4162 4177
1.4 4192 4207 4222 4236 4251 4265 4279 4292 4306 4319
1.5 4332 4345 4357 4370 4382 4394 4406 4418 4429 4441
1.6 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4535 4545
1.7 4554 4564 4573 4580 4591 4599 4608 4626 4625 4633
1.8 4641 4649 4656 4664 4671 4678 4686 4692 4699 4633
86
1.9 4713 4719 4726 4732 4738 4744 4750 4756 4761 4767
2.0 4772 4778 4783 4788 4793 4798 4803 4808 4812 4817
2.1 4821 4826 4830 4838 4838 4842 4846 4850 4854 4857
2.2 4861 4864 4868 4871 4875 4878 4881 4884 4887 4890
2.3 4893 4896 4898 4901 4904 4906 4909 4911 4913 4916
2.4 4918 4920 4922 4925 4927 4929 4931 4932 4934 4936
2.5 4938 4940 4941 4943 4945 4946 4948 4949 4951 4952
2.6 4953 4955 4956 4957 4959 4960 4961 4962 4963 4964
2.7 4965 4966 4967 4968 4969 4970 4971 4972 4973 4974
2.8 4974 4975 4976 4977 4977 4978 4979 4979 4980 4981
2.9 4981 4982 4982 4983 4984 4984 4985 4985 4986 4986
3.0 4987 4987 4987 4988 4988 4989 4989 4989 4990 4990
3.1 4990 4991 4991 4991 4992 4992 4992 4992 4993 4993
3.2 4993 4993 4994 4994 4994 4994 4994 4995 4995 4995
3.3 4995 4995 4995 4996 4996 4996 4996 4996 4996 4997
3.4 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4998
3.5 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998
3.6 4998 4998 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3.7 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3.8 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3.9 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000
Sumber : Theory And Problems of Statistics, Spigel, M.R.,PhD.,Schaum Publishing.,
New York, 1961
87
DOKUMENTASI PENELITIAN DI KLUB SEPAKTAKRAW SMP N 18 PADANG
ALAT ALAT DAN PERLENGKAPAN TES
GAMBAR LAPAGAN
88
TES KOORDINASI MATA KAKI
89
TES KOORDINASI MATA KAKI
90
TES KESEIMBANGAN
TES KESEIMBANGAN
91
TES MENIMAMG BOL
92
TES MENIMAMG BOL
93
SAMPEL PENELITI
SAMPEL PENELITI
94
95
96