diajukan kepada tim penguji skripsi jurusan kepelatihan...
TRANSCRIPT
i
KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN
KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN LAY UP SHOOT
ATLET BOLA BASKET PUTRA CLUB OMEGA
PAYAKUMBUH
SKRIPSI
Diajukan kepada Tim Penguji Skripsi Jurusan Kepelatihan Olahraga sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
Oleh :
ADE SYAFPUTRA 86642/2007
JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
ii
ii
iii
iii
iv
SURAT PERYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya
sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang
ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan
mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang lazim.
Padang, Mei 2012
Yang menyatakan,
Ade Syafputra
iv
v
ABSTRAK
Ade Syaputra (2012). Kontribusi daya ledak otot Tungkai dan Kelincahan
terhadap Kemampuan Lay Up Shoot Atlet Bola
Basket Putra Club Omega Payakumbuh.
Penelitian ini dilakukan berawal dari kemampuan lay up shoot atlet club
basket Omega Payakumbuh, terdapat dari beberapa orang atlet yang tidak mampu
melakukan lay up shoot dengan baik dan benar salah satu contohnya bola sering
kali keluar dari ring basket. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi
daya ledak otot tungkai (X1) dan kelincahan (X2)terhadap kemampuan lay up
shoot (Y). Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan korelasional.
Populasi penelitian ini adalah atlet bola basket putra club Omega
Payakumbuh yang berjumlah48 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan
cara purposive sampling yaitu atlet putra saja yang berjumlah 23 orang.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur daya ledak otot tungkai
melalui tes Vertical Jump Test dan kelincahan dengan tes shuttle run. Selanjutnya
kemampuan lay up shoot dilakukan dengan tes kemampuan lay up shoot. Teknik
analisa data menggunakan analisis korelasi produc moment dan analisis koefesien
determinasi dengan taraf signifikan α = 0,05.
Dari analisis data dapat diperoleh hasil :
1. Daya ledak Otot Tungkai memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
Kemampuan lay up shoot atlet bola basket putra club Omega Payakumbuh
59,29%..
2. Kelincahan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Kemampuan
Kemampuan lay up shoot atlet bola basket putra club Omega Payakumbuh
58,21%.
3. Daya ledak otot tungkai dan kelincahan secara bersama-sama memberikan
kontribusi terhadap Kemampuan lay up shoot atlet bola basket putra club
Omega Payakumbuh 67,56%.
Kata kunci : Daya Ledak Otot Tungkai, Kelincahan Dan Kemampuan lay up
shoot atlet.
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmad dan kurniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul” Kontribusi Daya Ledak Otot Tungkai
dan Kelincahan Terhadap Kemampuan Lay Up Shoot Atlet Bola Basket Putra
Club Omega Payakumbuh” skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian
persaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu Jurusan Pendidikan
Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan serta arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang, Drs. Arsil,
M.Pd yang telah memberikan peluang bagi penulis untuk melanjutkan studi di
Fakultas ini
2. Ketua Jurusan Drs. Maidarman, M.Pd beserta seluruh dosen Jurusan
Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
yang telah banyak memimbing penulis selama penulis membina ilmu.
3. Drs. Yendrizal, M.Pd selaku dosen pebimbing I sekaligus penasehat
akademik dan Drs. H. Witarsyah selaku dosen pebimbing II, yang telah
banyak menyediakan waktu dan pikirannya dan memimbing penulis selama ini.
vi
vii
4. Tim penguji ( Drs. Maidarman, M.Pd, Drs. Masrun, M.kes,AIFO, Donie,SPd
M.Pd) yang telah banyak memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan
skripsi ini.
5. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil.
6. Atlet Omega Payakumbuh, yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga
selama peneliti mengambil data penelitian
7. Pelatih Omega Payakumbuh, yang telah memberikan kesempatan dan
membantu penulis dalam pengambilan data penelitian.
8. Kepada Pembina Omega Payakumbuh, yang telah memberikan kesempatan
pada peneliti untuk mengadakan penelitian.
9. Seluruh rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Jurusan Kepelatihan BP 2007
Terakhir penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis, namun tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Hanya ucapan terima kasih yang dapat diaturkan,
semoga segala bantuan yang diberikan menjadi amal ibadah disisi ALLAH SWT.
Padang, Mei 2012
Penulis
vii
viii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ...................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSI ............................ iii
SURAT PERYATAAN ................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 6
C. Batasan Masalah............................................................................ 6
D. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
F. Kegunaan Penelitian...................................................................... 8
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori .................................................................................. 9
1. Sejarah Bola Basket ................................................................ 9
2. Lay Up Shoot ......................................................................... 13
3. Kondisi Fisik .......................................................................... 20
4. Daya Ledak ............................................................................ 20
5. Kelincahan............................................................................... 27
B. Kerangka Konseptual .................................................................... 29
C. Hipotesis ....................................................................................... 31
viii
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 32
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 32
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 32
D. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 34
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 34
F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 35
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif ....................................................................... 42
B. Analisa Data ................................................................................. 47
C. Pembahasan .................................................................................. 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 58
B. Saran ............................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA
ix
x
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1 : Lapangan Basket .......................................................................... 10
Gambar 2 : Langkah Lay Up Shoot ................................................................ 14
Gambar 3 : Tembakan Lay Up Shoot .............................................................. 15
Gambar 4 : Otot Tungkai Bagian Atas ............................................................. 24
Gambar 5 : Otot Tungkai Bagian Bawah ........................................................ 25
Gambar 6 : Otot Tungkai Bagian Belakang .................................................... 26
Gambar 7 : Kerangka Konseptual .................................................................... 30
Gambar 8 : Pelaksanaan Vertikal Jamp ........................................................... 37
Gambar 9 : Pelaksanaan Shuutle Run .............................................................. 38
Gambar 10: Pelaksanaan Lay Up Shoot .......................................................... 40
x
xi
DAFTAR GRAFIK
Hal
Grafik 1 : Daya ledak otot tungkai .................................................................. 42
Grafik 2 : Kelincahan ....................................................................................... 43
Grafik 3 : Lay Up Shoot .................................................................................. 45
xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1 : Data Penelitian ....................................................................... 61
Lampiran 2 : Uji Normalitas Daya Ledak Otot Tungkai ............................. 62
Lampiran 3 : Uji Normalitas Kelincahan ...................................................... 63
Lampiran 4 : Uji Normalitas Lay Up Shoot ................................................. 64
Lampiran 5 : T - Scoor Daya Ledak Otot Tungkai ...................................... 65
Lampiran 6 : T - Scoor Kelincahan ............................................................. 66
Lampiran 7 : T – Scoor Lay Up Shoot ......................................................... 67
Lampiran 8 : Analisis Korelasi Sederhana dan Korelasi Berganda .............. 68
Lampiran 9 : Uji Lilifors ............................................................................... 72
Lampiran 10 : Prodact Moment ..................................................................... 73
Lampiran 11 : Dokumentasi Penelitian ........................................................... 76
Lampiran 12 : Foto Dokumentasi ................................................................... 77
Lampiran 13 : Surat-surat Penelitian ...............................................................
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini olahraga mendapat perhatian yang cukup besar baik dari
masyarakat maupun pemerintah, untuk meningkatkan kualitas manusia dalam
kesegaran jasmani maupun untuk mencapai prestasi, maka perlu dimulai
pendidikan olahraga itu sejak dini. Mengingat pentingnya olahraga dalam
kehidupan berbangsa pemerintah telah menetapkan Suatu Sistem
Keolahragaan Nasional yang dijelaskan dalam UU RI Nomor 3 Tahun 2005
bab I pasal 1 bahwa:
Keolahragaan Nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan
kesehatan, kebugaran, prestasi, dan kualitas manusia, menanamkan
nilai moral dan akhlak mulia, sportifitas, disiplin, mempererat dan
membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan
nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa.
Berdasarkan penjelasan di atas, jelaslah bagi kita bahwa olahraga
merupakan suatu aspek yang kompleks dalam meningkatkan kesehatan dan
kebugaran juga untuk meningkatkan prestasi olahraga nasional melalui
pelatihan dan pembinaan atlet sejak dini.
Dalam dunia olahraga dikenal berbagai macam olahraga, salah
satunya adalah cabang bola basket. Permainan bola basket merupakan salah
1
2
satu diantara banyak cabang olahraga yang populer di masyarakat terutama
dari kalangan pelajar dan mahasiswa ini, terbukti dengan munculnya klub-
klub tangguh di tanah air dan atlet-atlet bola basket pelajar, baik tingkat
sekolah maupun perguruan tinggi, ditunjang lagi dengan sering diadakannya
turnamen-turnamen antar klub, event-event pelajar tingkat daerah hingga
nasional. Melalui kegiatan olahraga bola basket, remaja banyak memperoleh
manfaat khususnya dalam pertumbuhan fisik, mental, dan sosial.
Bola basket merupakan permainan yang kompleks yaitu gabungan
dari berbagai kemampuan fisik seperti jalan, lari, lompat, serta unsur
kekuatan, kecepatan, ketepatan, kelenturan dan lain- lain. Di sisi lain seorang
pemain bola basket yang baik, harus menguasai teknik-teknik dasar permainan
seperti dribbling, shooting, passing, rebound dan lainnya, tanpa adanya
kondisi fisik yang prima akan mustahil teknik dalam permainan bola basket
akan terkuasai.
Kondisi fisik merupakan salah satu komponen yang sangat
dibutuhkan dalam setiap usaha peningkatan prestasi olahraga. Dapat dikatakan
bahwa kondisi fisik sebagai dasar dan titik tolak dari suatu pembinaan
prestasi, Sarumpet dalam Sport Science (2005 :3) menyatakan bahwa “ Untuk
mencapai prestasi tinggi, faktor yang bersifat fisik mempunyai peranan yang
besar menyangkut organ otot tubuh ”. Komponen kondisi fisik antara lain
adalah kekuatan, daya ledak, daya tahan, kecepatan, kelenturan, kelincahan
dan koordinasi. Dari sekian banyak komponen kondisi fisik di atas daya ledak
dan kekuatan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam
3
menentukan kualitas fisik seorang atlet atau pemain bola basket. Bompa dalam
Syafrudin (2011:70) mengemukakan bahwa ” Kekuatan adalah sebagai
kemampuan otot syaraf untuk mengatasi beban internal dan eksternal ”,
sedangkan daya ledak merupakan komponen kondisi fisik yang dibutuhkan
oleh berbagai cabang olahraga, salah satunya bola basket, menurut Bafirman
(2008: 84) “ Daya ledak adalah kemampuan mengarahkan kekuatan dengan
cepat dalam waktu yang singkat untuk memberikan momentum yang paling
baik pada tubuh atau objek dalam suatu gerakan eksplosif power yang utuh
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki ”.
Daya ledak merupakan kekuatan otot terbesar dalam periode waktu
singkat menyelesaikan suatu tugas. Daya ledak dipengaruhi oleh kekuatan dan
kecepatan, baik kecepatan rangsangan maupun kecepatan kontraksi otot.
Tanpa daya ledak yang memadai tubuh tidak dapat memproyeksikan arah
gerak secara tepat. Daya ledak dapat dicapai melalui latihan dan cara
latihannya tidak cukup dengan berlatih olahraga itu saja, tatapi harus
dipersiapakan secara khusus dan sesuai dengan kebutuhan. Menurut Herre
dalam Syafrudin (2011 : 73) “ Daya ledak adalah kemampuan mengatasi
beban atau hambatan dengan kecepatan kontraksi otot “. Metode latihan untuk
daya ledak dapat dilakukan dengan beberapa metode latihan antaralain:
latihan sirkuit, latihan beban, latihan interval dan sebagainya. Di samping itu
kekuatan daya ledak otot dapat ditingkatkan dengan cara latihan beban, karena
jenis latihan ini apabila dilakukan secara eksplosif dan berulang-ulang akan
mengembangkan daya ledak secara efektif.
4
Kelincahan yang dimaksud dari permainan bola basket. Harsono
(1988:33) menyatakan kelincahan sebagai berikut “ Orang yang lincah adalah
orang yang mempunyai kemampuan untuk merubah arah posisi tubuh dengan
cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan
dan kesadaran akan posisi tubuh ”, kelincahan dalam melakukan teknik lay up
sangat diperlukan terutama pada saat mendribling bola atau menggiring bola
dan melakukan gerakan dua langkah.
Dari komponen-komponen dasar kondisi fisik tersebut, perlu
mendapatkan latihan yang sesuai dengan porsinya, karena komponen tersebut
mempunyai perbedaan sistem energi, bentuk gerak, dan lain sebagainya.
Permainan bola basket sangat terfokus pada penguasaan teknik
shooting, karena keterampilan ini merupakan suatu kemampuan nyata secara
lansung dalam permainan, tentunya harus didukung pula oleh kemampuan
kondisi fisik yang baik. Secara umum teknik tersebut dapat dibedakan
berdasarkan situasi, kondisi, saat melakukan shooting. Salah satu teknik
shooting yang dilakukan saat bermain adalah lay up. Sebagai salah satu
bagian dari teknik dasar permainan bola basket, teknik lay up adalah jenis
tembakan yang efektif, sebab dilakukan pada jarak yang sedekat-dekatnya
dengan basket Soedikun, (1992:64)
Menurut Liberman dan Robert (1979:109), tembakan lay up adalah
tembakan yang dilakukan menggunakan drible yang cepat ke arah ring, saat
mendekati ring lompat ke atas dan konsentrasi pada bola agar mengenai
kotak di atas ring.
5
Keberhasilan dalam melakukan lay up masih membutuhkan teknik,
penguasaan teknik dan pengambilan langkah dalam melakukan lay up, posisi
tangan, dan posisi bola ditelapak jari-jari tangan. Tembakan lay up
merupakan tembakan yang berpeluang paling tinggi untuk mencetak angka
dalam bola basket. Teknik awalan melakukan tembakan lay up ada dua cara
yaitu : 1) melalui operan atau passing dari kawan, 2) menggiring bola. Dari
kedua awalan tersebut yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah
tembakan lay up dengan mendribbling bola atau menggiring bola. Jika
seseorang ingin memiliki tembakan lay up yang bagus, maka harus ditunjang
kecepatan dribbling dan keterampilan underbasket yang sangat bagus juga.
Karena kedua teknik dasar tersebut sangat penting, maka harus benar-benar
dimiliki oleh seorang pemain bola basket.
Kenyataan dilapangan atlet bola basket Omega Payakumbuh prestasi
hasil lay up shoot yang dilakukan belum baik hasilnya, dimana dari
pengamatan yang dilakukan kemampuan lay up yang dilakukan atlet Omega
masih banyak yang jauh dari sasaran sehingga bola banyak yang tidak masuk
kedalam ring basket , di samping itu penguasaan lay up yang dilakukan
belum sesuai dengan teori yang ada, tumpuan kaki dan pergerakan saat
melakukan lay up banyak yang belum tepat , sehingga dalam melakukan lay
up shoot banyak terjadi kesalahan dalam permainan bola basket seperti
langkah berlebih saat lay up shoot, kehilangan keseimbangan saat lay up
shoot dan lain -lain. Akibatnya merugikan kepada tim saat pertandingan.
6
Dari pernyataan di atas dan pengamatan yang telah penulis lakukan,
maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lanjutan mengenai “
Kontribusi daya ledak otot tungkai dan kelincahan terhadap kemampuan Lay
Up Shoot atlet bola basket putra Club Omega Payakumbuh ”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat
diidentifikasi beberapa masalah yang muncul yaitu sebagai berikut :
1. Apakah daya ledak otot tungkai berkontribusi terhadap kemampuan teknik
lay up shoot atlet bola basket putra club Omega Payakumbuh?
2. Apakah kelincahan berkontribusi terhadap kemampuan lay up shoot atlet
bola basket putra club Omega Payakumbuh?
3. Apakah tumpuan kaki pada saat melakukan lay up shoot berpengaruh
tehadap kemampuan lay up shoot atlet putra club Omega Payakumbuh?
4. Apakah kemampuan shooting berpengaruh terhadap kemampuan lay up
shoot atlet putra club Omega Payakumbuh?
5.Apakah kecepatan berkontribusi terhadap kemampuan lay up shoot atlet
bola basket putra club Omega Payakumbuh?
6.Apakah mental atlet Omega Payakumbuh berpengaruh terhadap
kemampuan lay up shoot ?
7. Apakah teknik dalam bermain basket ball berpengaruh terhadap
kemampuan lay up shoot ?
7
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka tidak
semua masalah yang terdapat pada indentifikasi masalah tersebut yang akan
diteliti. Mengingat keterbatasan referensi, dana, dan waktu, maka penelititan
ini dibatasi pada daya ledak otot tungkai dan kelincahan dalam kemampuan
lay up shoot atlet bola basket putra Club Omega Payakumbuh.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah daya ledak otot tungkai berkontribusi terhadap kemampuan lay up
shoot atlet bola basket putra club Omega Payakumbuh?
2. Apakah kelincahan berkontribusi terhadap kemampuan lay up shoot atlet
bola basket putra Omega Payakumbuh?
3. Apakah daya ledak otot tungkai dan kelincahan secara bersama- sama
memberikan kontribusi terhadap kemampuan lay up shoot atlet bola basket
putra club Omega Payakumbuh?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diungkapkan di astas maka
tujuan penelitian ini bertujuan megungkapkan:
1. Mengetahui seberapa besar daya ledak otot tungkai berkontribusi terhadap
kemampuan lay up shoot atlet Omega Payakumbuh.
2. Mengetahui seberapa besar kelincahan berkontribusi terhadap kemampuan
lay up shoot atlet Omega Payakumbuh.
8
3. Mengetahui hasil lay up shoot atlet Omega Payakumbuh.
4. Mengetahui seberapa besar daya ledak otot tungkai dan kelincahan secara
bersama – sama berkontribusi terhadap kemampuan lay up shoot.
F. Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian seperti yang dikemukan di atas dan
memperhatikan masalah penelitian, maka diharapkan penelitian ini dapat
berguna bagi :
1. Peneliti sendiri dalam mengembangkan ilmu yang telah didapat dibangku
perkuliahan.
2. Pelatih Club Omega Payakumbuh sebagai bahan masukan dan
pertimbangan dalam pelaksanaan pembinaan untuk atlet bola basket.
3. Atlet untuk bahan masukan dalam mengembangkan kemapuan dan bakat
untuk mencapai prestasi yang lebih baik.
4. Merangsang peneliti lain untuk melengkapi keterbatasan yang terdapat
dalam penelitian ini dengan mengadakan penelitian lebih lanjut.
5. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakekat Bola basket
a) Sejarah Bola Basket
Bola basket sudah berkembang pesat sejak pertama kali diciptakan
pada akhir abad ke 19 oleh Dr. James Naismith, seorang guru pendidikan
olahraga di YMCA Internasional Training School. Menciptakan olahraga
basket pada musim gugur tahun 1891. Pada tahun 1920, gelombang
perantau-perantau dari Cina masuk ke Indonesia. Mereka pun membawa
permainan basket yang sudah dua dasawarsa dikembangkan di sana. Para
perantau itu membentuk komunitas sendiri termasuk mendirikan sekolah
Tionghoa. Akibatnya, basket cepat berkembang di sekolah-sekolah
Tionghoa. Pada era 1930-an perkumpulan-perkumpulan basket mulai
terbentuk. Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang,
Yogyakarta, dan Medan; menjadi sentral berdirinya perkumpulan basket
ini. Usai Proklamasi Kemerdekaan, 17 Agustus 1945, olahraga basket
mulai dikenal luas pada PON (Pekan Olahraga Nasional) I (1948) di Solo,
bola basket dimainkan untuk pertama kali di level nasional. Perbasi
diterima menjadi anggota FIBA pada tahun 1953. Setahun kemudian,
1954, Indonesia untuk pertama kalinya mengirimkan regu basket di Asian
Games Manila.
9
10
b) Ukuran Lapangan Bola basket
Gambar 1 : ukuran lapangan bola basket
Lapangan permainan
1. Lapangan permainan harus rata, memiliki permukaan keras yang bebas
dari segala sesuatu yang menghalangi dengan ukuran panjang 28 m dan
lebar 15 m yang diukur dari sisi dalam garis batas.
2. Backcourt suatu tim terdiri dari keranjang milik sendiri, bagian depan
dari papan pantul dan bagian dari lapangan yang dibatasi oleh endline
dibelakang keranjang milik sendiri, side line dan garis tengah.
3. Frontcourt suatu tim terdiri dari keranjang lawan, bagian depan dari
papan pantul dan bagian dari lapangan yang dibatasi oleh endline
dibelakang keranjang lawan, side line dan sisi dalam dari garis tengah
terdekat dengan keranjang lawan.
11
4. Semua garis akan dibuat dengan warna putih, dengan lebar lima (5) cm
dan dapat terlihat dengan jelas.
5. Lapangan permainan akan dibatasi dengan garis batas, yang terdiri dari
endline dan side line. Garis-garis ini bukan merupakan bagian dari
lapangan permainan.
6. Segala sesuatu yang menghalangi termasuk bangku pemain cadangan
setidaknya berada dua (2) meter dari lapangan permainan.
7. Garis tengah akan dibuat sejajar dengan endline dari titik tengah kedua
side line. Garis ini akan diperpanjang 0,15m dari masing-masing side
line.Garis tengah adalah bagian dari backcourt.
8. Lingkaran tengah dibuat di tengah-tengah lapangan permainan dan
mempunyai jari-jari 1,80 m diukur dari sisi luar keliling lingkaran. Jika
bagian dalam lingkaran tengah diwarnai, warnanya harus sama dengan
daerah bersyarat.
9. Setengah lingkaran free-throw dibuat di lapangan permainan dengan
jari-jari 1,80 m diukur dari sisi luar keliling lingkaran dan dengan
pusatnya berada di titik tengah garis free-throw.
10. Garis free-throw dibuat sejajar dengan masing-masing endline. Sisi
terjauh garis ini 5,80 m dari sisi dalam endline dan panjangnya 3,60 m.
Titik tengahnya akan berada pada garis khayal yang menghubungkan
dua (2) titik tengah endline.
11. Daerah bersyarat merupakan daerah lapangan yang berbentuk persegi
panjang di lapangan permainan, dibatasi oleh endline, perpanjangan
12
garis free-throw dan garis-garis yang berasal dari endline, sisi luarnya
akan berjarak 2,45 m dari titik tengah endline dan berakhir pada sisi
luar perpanjangan garis free-throw. Garis-garis tersebut, kecuali endline
adalah bagian dari daerah bersyarat. Bagian dalam daerah beryarat
harus diwarnai.
c) Peraturan Permainan Bola Basket
Keseluruhan Peraturan Resmi Bola Basket, semua referensi
dibuat untuk pemain, pelatih, wasit, dll, baik untuk pria maupun
wanita. Semua peraturan diatur oleh FIBA.
1. Peraturan pertama mengenai peraturan pertandingan
2. Peraturan kedua mengenai lapangan dan perlengkapan
pertandingan
3. Peraturan ketiga mengenai tim
4. Peraturan empat mengenai peraturan permainan
5. Peraturan lima mengenai violation ( penyimpangan atas
peraturan)
6. Peraturan enam tentang foul
7. Peraturan tujuh mengenai ketentuan umum peraturan delapan
tentang Wasit, Petugas Meja, Commissioner ,dan tugas wewenang
Bola basket merupakan permainan bola besar yang dimainkan oleh
dua regu yang terdiri dari 5 orang pemain dalam setiap regu berusaha
memasukan bola kedalam ring untuk memperoleh angka. Soedikun (1992
: 8) mengemukakan :
13
Bolabasket merupakan olahraga permainan yang menggunakan
bola besar, dimainkan dengan tangan, bola dioper ( dilempar ke
teman), boleh juga dipantulkan ke lantai ( di tempat atau sambil
berjalan), dan tujuannya adalah memasukkan bola ke basket
(keranjang)lawan.
Menurut kutipan di atas dapat dikatakan bahwa bola basket
merupakan cabang olahraga yang memiliki unsur-unsur gerakan yang
sangat banyak sekali, oleh karena itu seorang pemain bola basket harus
memahami seluruh gerakan yang ada didalam permainan bola basket.
Selanjutnya dalam Sodikoen, (1992 : 69) mengemukakan: “teknik-
teknik dasar yang harus dimiliki terlebih dahulu oleh seorang pemain
bolabasket dapat dikelompokkan dalam teknik : melempar (passing),
menangkap (catching), menggiring (dribbling), menembak (shooting),
berlari (start), berhenti (stop), penguasaan tubuh (body control), memoros
(pivoting), menjaga lawan (guarding),”.
2. Lay Up Shoot
Tembakan lay up adalah jenis tembakan yang efektif, sebab
dilakukan pada jarak yang sedekat-dekatnya dengan basket. Hal ini
menguntungkan yaitu menembak dari jarak yang jauh dapat diperdekat
dengan basket dengan melakukan lompat – langkah – lompat. Pada
lompatan terakhir ini pada posisi setinggi-tingginya mendekati basket,
diteruskan dengan memasukkan bola Soedikun (1992:64).
14
Dedy Sumiyarsono ( 2002:35 ) “ Tembakan lay up adalah tembakan
yang dilakukan dengan didahului berlari, menggiring, atau memotong
kemudian berlari dan menuju ke arah basket”.
Tembakan ini dimulai dari menangkap bola sambil melayang →
menumpu satu kaki → melangkah yang lain ke depan → menumpu satu
kaki → melompat setinggi-tingginya atau sedekat-dekatnya dengan basket.
Biasanya tembakan ini dilakukan dari samping (kiri atau kanan) basket
dan bola dipantulkan lebih dulu ke papan. Cara ini adalah yang paling
mudah dilakukan, tinggal memperhitungkan sudut pantulan bola dan
kekuatan tangan melepas bola (Sodikun, 1992:64).
Gambar 2 : langkah lay up shoot
Sumber : Sodikun, 1992:64
Tembakan lay up dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui
operan kawan dan menggiring bola sendiri (Sodikun, 1992:65). Berikut ini
adalah gambar untuk melakukan gerakan lay up. Momen ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
15
Gambar 3: tembakan lay up shoot
A B C D E F
Sumber : Sodikun, 1992:65
Keterangan :
A : Sikap melompat
B : Sikap melayang sambil menerima bola
C : Sikap melayang untuk melangkah lagi
D : Melangkah
E : Sikap menumpu lagi untuk naik (melompat)
F : Sikap menembak
Sesuai dengan peraturan permainan bahwa seorang pemain yang
menerima bola saat melayang, maka pemain tersebut diperbolehkan untuk
menambah langkah 2 (dua) hitungan, dan hitungan ketiga adalah saat
melepaskan bola sebagai suatu tembakan. Langkah lay up dapat dilakukan
16
sebagai berikut : Bila saat menerima bola dalam keadaan melayang dengan
kaki kanan di depan, maka hitungan satu dikenakan pada saat kaki kanan
mendarat di lantai, hitungan dua pada saat kaki kiri melangkah ke depan
dan mendarat, sedang hitungan tiga adalah saat melepaskan bola untuk
tembakan. Begitu juga sebaliknya bila saat menerima bola dalam keadaan
melayang dengan kaki kiri di depan, maka hitungan satu dikenakan pada
saat kaki kiri mendarat di lantai, hitungan dua pada saat kaki kanan
melangkah ke depan dan mendarat, sedang hitungan ketiga adalah saat
melepaskan bola untuk tembakan.
Adapun langkah dalam melakukan lay up shoot dengan tangan
kanan maupun kiri menurut Prusak dalam
http://sumiswan2.wordpress.com (2007 : 72) sebagai berikut :
a. Lay up tangan kanan: Lompat dengan tumpuan kaki kiri, angkat
lutut kaki kanan dan tangan kanan, kemudian tembakan bola
tinggi – tinggi dan pelan – pelan ke sudut kanan atas garis kotak
papan pantul.
b. Lay up tangan kiri: Lompat dengan tumpuan kaki kanan, angkat
lutut kaki kiri dan tangan kiri, kemudian tembakan bola tinggi –
tinggi dan pelan – pelan ke sudut kanan atas garis kotak papan
pantul.
Menembak, khususnya tembakan lay up merupakan keahlian yang
sangat penting dalam bola basket di samping teknik dasar yang lain.
Penembak yang baik sering disebut dengan pure shooter, disebut demikian
karena kehalusan tembakannya. Penembak yang handal itu merupakan
hasil dari latihan, bukan bawaan dari lahir. Menembak (lay up) adalah
17
suatu teknik yang dapat dilatih sendiri setelah mengerti mekanisme
tembakan yang benar.
Salah satu faktor yang sangat mendukung dalam melakukan
tembakan lay up dalam http://www.scribd.com/doc/45814577/46/Hasil-
Lay-up adalah teknik mendribble dan teknik underbasket. Selain itu juga
didukung oleh teknik-teknik yang lain terutama dari segi anatomi tubuh.
Menurut para pelatih dan pakar bola basket jika ingin mengajarkan teknik
tembakan lay up, maka harus mengajarkan teknik dribble dan underbasket
terlebih dahulu. Karena jika ingin menguasai tembakan lay up, maka harus
benar-benar menguasai teknik dribble dan underbasket dengan baik.Selain
itu juga perlu diajarkan teknik-teknik yang lain.
Dalam melakukan tembakan lay up sangat diperlukan adanya
ketepatan dalam mengarahkan bola ke ring basket. keahlian dasar yang
harus dilatih dalam tembakan lay up adalah keakuratan dalam menembak.
Salah satu faktor yang menentukan untuk menghasilkan suatu tembakan
yang akurat adalah sudut tembakan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tembakan lay up
menurut Oliver (2007:23) adalah sebagai berikut :
a. Lengan penembak diangkat tinggi sehingga membentuk huruf L.
b. Bola dipegang dengan telapak jari pada tangan yang melakukan
tembakan.
c. Pemain melangkah dengan kaki yang benar dan melompat
dengan kaki yang tepat.
d. Pemain menjulurkan lengan untuk menembak kearah titik
sasaran pada papan.
18
e. Pemain menggunakan tangan serta lengan yang tidak melakukan
tembakan untuk menopang bola.
f. Bola menyentuh titik sasaran pada papan.
g. Upaya melakukan lay up berhasil.
Menurut Libermant dan Robert (1997:98) bahwa terdapat beberapa
kunci sukses melakukan tembakan lay up yaitu:
a. Dimulai dengan sikap yang seimbang dan menggunakan dribble
yang cepat ke arah ring.
b. Saat mendekati ring lompatan ke atas bukan keluar dan kosentrasi
bola agar mengenai kotak di atas ring.
c. Jika mulai dari sisi kiri mulai lompatan dengan mengangkat kaki
kanan dan sebaliknya.
d. Saat membawa bola turunkan bahu bagian dalam dan lutut untuk
mendapatkan bentuk yang tepat dalam lompatan.
e. Manfaatkan kotak yang ada di papan sebagai target.
Menurut Wissel (1996:61) bahwa terdapat beberapa kunci sukses
melakukan tembakan lay up yaitu:
a. Fase persiapan: (1) langkah pertama harus lebar atau jauh untuk
memelihara keseimbangan, (2) langkah kedua pendek untuk
memperoleh awalan tolakan yang kuat agar dapat melompat yang
tinggi, (3) bahu rileks, (4) tangan yang tidak menembak
diletakkan di bawah bola, (5) tangan yang menembak diletakkan
di belakang bola, 6) siku masuk dan rapat
b. Fase pelaksanaan: (1) angkat lutut untuk melompat ke arah
vertikal, (2) tangan yang menembak diangkat lurus ke atas, (3)
bola dilepas dengan kekuatan ujung jari pada titik tertinggi dan
memantul di sekitar garis tegak sebelah kanan pada petak kecil di
atas keranjang, jika dilakukan dari sisi kanan.
c. Fase follow through: (1) mendarat dengan seimbang dan lutut
ditekuk, (2) tangan ke atas.
19
Adapun kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada saat
melakukan tembakan lay up menurut Wissel (1996:62-63) dalam
http://kumpualtugaskuliah.blogspot.com/2011/08/bab-ii.html adalah:
a. Pada saat mengambil ancang-ancang menggunakan lompatan jauh
(imbang ke depan atau ke samping) daripada melompat tinggi.
b. Sebelum melakukan tembakan, bola diputar ke arah dalam
sehingga mudah dihalang atau dicuri oleh lawan.
c. Anda kehilangan perlindungan dan kontrol bola karena terlalu
cepat menarik tangan penyeimbang pada bola.
d. Tembakan anda berputar dari samping, menghasilkan gerakan
bola yang berputar menjauhi ring.
e. Bola memantul terlalu rendah pada papan dan keluar. Dengan
sedikit persentuhan dengan tangan anda, tembakan jatuh rendah.
f. Setelah melakukan lay up anda tidak siap merebutnya kembali
atau gagal melakukan rebound.
Soedikun (1992:65) Lay up shoot dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu :
a. Lay up shoot melalui operan lawan
Cara ini dilakukan melalui operan kawan secara tepat ( bola
setinggi dada ), atlet berusaha menjemput bola sambil melompat, dan
pada saat melayang inilah hendaknya penangkapan bola dilakukan.
Setelah itu menumpu kaki yang lain lagi untuk melompat sambil
membawa bola untuk ditembakkan.
b. Lay up shoot melalui mengiring bola
Cara ini dilakukan dengan mengiring bola sendiri menuju ke
ring basket, setelah dekat ke ring basket kemudian melaksanakan
tembakan lay up shoot tergantung pada perkiraan dan keterampilan
20
masing-masing. Penangkapan bola dilakukan dari pantulan bola dari
lantai sambil melayang (melompat) – melangkah – melompat untuk
menembak persis seperti tembakan lay up shoot yang dilakukan bola
dari teman. Bedanya hanyalah pada saat menerima bola, yaitu dari
teman dan dari diri sendiri disaat mengiring.
Dari pelaksanaan gerakan lay up shoot ini sering terjadi
kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh atlet seperti yang
dikemukakan oleh) adalah “loncatan kurang tinggi, melepaskan bola
sejalan dengan lompatan, keseimbangan belum mantap serta
melepaskan bola bersamaan dengan naiknya badan ke atas (belum
mencapai titik tertinggi)”. Untuk mengurangi kesalahan-kesalahan itu
perlu ditingkatkan latihan lay up shoot yang berguna untuk melatih
akurasi tembakan atlet.
3. Kondisi Fisik
Kondisi fisik menurut Jonath dan krempel dalam Syafrudin ( 2011:64 )
“meliputi keadaan fisik dan psikis serta kesiapan seorang atlet tehadap tuntutan-
tuntutan khusus suatu cabang olahraga”.
Kondisi fisik diartikan sebagai kualitas tubuh seseorang, kualitas yang
dimaksud adalah berupa kesanggupan dalam menjalankan tugas fisik yang
dilakukannya. “Apakah ia cukup kuat untuk mengangkat beban, apakah ia
bertahan lama dalam melakukan aktifitas fisik, apakah ia cukup cepat dalam
21
melakukan aktifitas fisiknya, apakah ia cukup lentur dalam melakukan gerakan,
dan apakah ia punya power dan lain sebagainya” . kualitas itulah yang dimaksud
dengan kondisi fisik
4. Hakekat Daya Ledak
Daya ledak merupakan salah satu komponen biomotorik yang penting
dalam kegiatan olahraga, karena daya ledak akan menentukan seberapa keras
orang dapat memukul, seberapa tinggi dapat melompat, seberapa cepat dapat
berlari dan sebagainya.
Bafirman (2008: 84) “daya ledak adalah kemampuan mengarahkan
kekuatan dengan cepat dalam waktu yang singkat untuk memberikan momentum
yang paling baik pada tubuh atau objek dalam suatu gerakan eksplosif power yang
utuh untuk mencapai tujuan yang dikehendaki”
Sejalan dengan itu Bompa dalam Syafrudin (1983:221) “daya ledak
sebagai produk dari dua kemampuan yaitu kekuatan dan kecepatan untuk
melakukan force maksimum dalam waktu yang sangat cepat.
Banyak cabang-cabang olahraga yang membutuhkan kondisi fisik,
khususnya explosive power didalam pencapaian hasil yang baik, di antara sekian
banyak cabang olahraga salah satunya dalam permainan basket ball yang dipakai
pada saat melakukan passing dan shooting
22
Kekuatan merupakan komponen yang sangat penting, karena kekuatan
merupakan salah satu faktor penentu. Jonath dan Krempel dalam Syafrudin
(2011:75) yang menyatakan “Daya ledak sebagai kemampuan kombinasi
kekuatan dengan kecepatan”.
Menurut Wahdjoedi ( 2000 : 61 ) “ daya ledak adalah kemampuan tubuh
yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk bekerja eksplosif ”. power
menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot untuk bekerja secara eksplosif
serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang
secepat- cepatnya. Power merupakan hasil perkalian antara gaya ( force ) dan
jarak (distance)
Faktor Yang Mempengaruhi Daya Ledak
Menurut Nossek dalam Arsil (2000:84) ”Daya ledak merupakan
komponen kondisi fisik yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi”. Tapi
elemen ini juga mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor yang
mempengaruhi daya ledak adalah kekuatan dan kecepatan kontraksi.
1) Kekuatan
Bompa dalam Syafrudin (2011:70) mengemukakan bahwa
”Kekuatan adalah sebagai kemampuan otot syaraf untuk mengatasi
beban internal dan eksternal”. Di samping itu yang mempengaruhi
kekuatan sebagai unsur daya ledak adalah jenis serabut otot, luas
otot rangka, sistem metabolisme energi, sudut sendi dan
sebagainya.
23
2) Kecepatan
Kecepatan adalah “suatu kemampuan untuk menyelesaikan
suatu jarak dengan cepat “ Bompa dan Haff dalam Syafrudin,
(2011:86). Kecepatan dapat diukur dengan satuan jarak per waktu
yang sesingkat mungkin. Hal ini sejalan dengan pendapat Jonath
dan Krempel dalam Syafrudin (2011:94) yang mengatakan bahwa
“faktor yang mempengaruhi kecepatan adalah kekuatan otot,
viskositas otot, kecepatan reaksi, kecepatan kontraksi, koordinasi,
dan ciri-ciri Anthropometri.
Berdasarkan beberapa pendapat dan penjelasan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa daya ledak adalah kemampuan mengarahkan kekuatan dengan
cepat dalam waktu yang sangat singkat untuk memberikan momentum yang
paling baik pada tubuh atau objek dalam suatu gerakan explosif yang utuh
mencapai peningkatan prestasi.
Pada umumnya setiap cabang olahraga membutuhkan kekuatan otot kaki
dalam hal ini adalah otot tungkai, tidak terkecuali olahraga basketball lebih
khusus pada shooting. Adapun fungsi kekuatan otot tungkai dalam olahraga bola
basket khususnya shooting adalah sebagai sumber kekuatan untuk gerakan kaki
atau lebih spesifik lagi dapat dikatakan sebagai penggerak untuk tolakan
melompat disaat akan melakukan shooting.
Kekuatan otot tungkai dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan dari
kelompok otot untuk menghasilkan kerja dalam waktu yang sangat cepat. Menurut
24
Javier dalam Basirun (2006:113) ”kekuatan otot tungkai adalah kemampuan
melakukan kerja secara cepat atau salah satu elemen kemampuan materi yang
banyak dibutuhkan dalam olahraga, terutama olahraga yang memiliki unsur
lompat/loncat, lempar, tolak dan sprint”. Kekuatan tungkai adalah kemampuan
otot untuk mengatasi beban atau tahanan dengan kecepatan kontraksi yang sangat
tinggi. Elemen kondisi ini merupakan produk dari kemampuan kekuatan dan
kecepatan.
Berdasarkan pengertian diatas power yang baik tidak hanya menekankan
pada kekuatan tetapi juga pada kecepatan. Sehingga kombinasi antara kekuatan
dan kecepatan diperlihatkan pada setiap melakukan lompatan dan khususnya pada
saat melakukan tembakan lay up.
Dalam penelitian ini, otot-otot tungkai yang memiliki kekuatan yang kuat
akan membuktikan bahwa untuk olahraga basket ball sangat butuh karena saat
melakukan lompatan memerlukan kekuatan otot tungkai yang baik sebagai
penentu hasil dari lompatan.
Susunan otot tungkai adalah sebagai berikut :
1. Tungkai bagian atas.
Tungkai bagian atas berpangkal dari sendi panggul dan
berujung pada sendi lutut . Tungkai atas terdiri dari beberapa
bagian kelompok otot (anatomi) yaitu otot tungkai bagian atas
dilihat dari depan dan otot tungkai bagian atas dilihat dari
belakang.
25
Otot tungkai secara anatomi adalah dari tonjolan pada paha
sampai tumit sebelah luar. Ini dapat dilihat otot-otot tungkai bagian
atas dengan namanya, yakni :
Gambar 3. Otot Tungkai Bagian atas
1) Spina Iliaka
2) Iliakus
3) Otot Tensor Fasia Lata
4) Otot Addukator dari Paha
5) Otot Sartorius
6) Otot Rektus Femoris
7) Vastus Medialis
8) Otot Vastus Lateralis
9) Patela
Sumber: Pearce. C (1990)
2. Tungkai bagian bawah
Tungkai bagian bawah berpangkal dari sendi lutut dan
berujung pada persendian pergelangan kaki. Tungkai bagian bawah
terdiri dari beberapa susunan kelompok yaitu susunan otot tungkai
bagian bawah dilihat dari depan dan susunan otot tungkai bagian
bawah dilihat dari bagian belakang.
Otot tungkai secara anatomi adalah dari tonjolan pada paha
sampai tumit sebelah luar. Ini dapat dilihat otot-otot tungkai bagian
atas dengan namanya, yakni :
Sedangkan otot tungkai bagian bawah terdiri atas otot-otot
seperti gambar di bawah ini :
26
Gambar 4. Otot Tungkai Bagian
Bawah
1) Tendon Rektus Femoris
2) Otot Tibialis Anterior
3) Tendon Sartorius
4) Otot Gastroknemius
5) Otot Extensor Digitorum Longus
6) Otot Soleus
7) Otot Peroneus Longus
8) Maleoulus Medialis
Sumeber: Pearce. C (1990)
Dan untuk otot tungkai bagian belakang terdiri atas otot-otot sebagai berikut,
yakni :
Gambar 5. Otot Tungkai Bagian
Belakang.
1) Otot Gluteus Maximus
2) Otot Addukator
3) Otot Paha Lateral
4) Otot Paha Medial
5) Kepala Otot Gastroknemies
Sumber: Pearce. C (1990)
27
Penjelasan dari gambar diatas adalah otot tungkai yang terlibat dalam
kegiatan menolak antara lain otot tensor fasia lata, otot aducator paha, otot
gluteus maximus, otot vastus lateralis, otot sartorus, otot tabialis anterior, otot
rectus femoris, otot gasrocnem, otot preneus longus, otot soleus, otot ekstensor
digitorium longus, otot abducator, otot paha medial, dan otot paha lateral.
Daya ledak otot tungkai pada dasarnya adalah kemampuan otot atau
sekelompok otot tungkai untuk melakukan kerja tertentu dalam hal ini yaitu
melakukan gerakan cabang olahraga bola basket.
5 Hakekat Kelincahan
Dalam kamus bahasa Indonesia, Poewodarminata (1986:22) menyatakan
“kelincahan berasal dari suku kata kelincahan yang berarti gesit atau cekatan”.
Kelincahan merupakan bagin komponen dari kondisi fisik yang sangat penting
peranannya dalam peningkatan prestasi olahraga pada umumnya“. Menurut
Sujato (1988:35) menjelaskan “kelincahan merupakan komponen kondisi fisik
yang sangat diperlukan dalam salah satu permainan bola basket”.
Berbagai pendapatan tentang kelincahan, namun satu sama lain saling
mendukung Lutan (1986:116) berpendapat “kelincahan adalah kemampuan
seseorang mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa
kehilangan keseimbangan”, selanjutnya Harsono (1988:33) menyatakan dalam
bukunya tentang kelincahan sebagai berikut “orang yang lincah adalah orang yang
mempunyai kemampuan utuk merubah arah posisi tubuh dengan cepat dan tepat
28
pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan
posisi tubuh”
Berdasarkan kutipan - kutipan di atas, dapat diartikan kelincahan adalah
kemampuan seseorang untuk dapat merubah arah dan posisi tubuh atau bagian
anggota tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tampa
kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuh sesuai situasi yang
dihadapi dan dikehendaki. Demikian kelincahan sangat diperlukan pada semua
cabang olahraga.
Kelincahan akan dipengaruhai oleh beberapa kondisi fisik lainnya, seperti
kekuatan, keseimbangan, kelentukan, dan koordinasi. Maksudnya adalah
kombinasi dari komponen kondisi fisik yang saling terkait. (Maidarman2009:48)
membagi kelincahan sebagai berikut :(a) Kelincahan umum (general agility)
artinya kelincahan seseorang untuk hidup dengan lingkungan (b) kelincahan
khusus (special agility) berarti kelincahgan seseorang untuk melakukan cabang
olahraga khusus, dimana dalam cabang olahraga lain tidak diperlukan.
Untuk mengembangkan atau meningkatkan kelincahan diperlukan latihan.
Bentuk latihan yang digunakan untuk dapat mengembangkan kelincahan bermain
bola basket harus mengacu pada bentuk latihan seseorang dapat bergerak dengan
cepat serta merubah arah tanpa kehilangan keseimbangan. Cara mengembangkan
atau melatih kelincahan menurut Mathew dalam Maidarman(2009 :49) (a) guling
ke belakang (b) melompat (c) lari dilanjutkan lompat (d) memperkecil lapangan
dan merubah kondisi alat (e) variasi gerakan maju mundur kanan-kiri dan
sebagainya (f) mempersulit kondisi tempat.
29
Dari uraian di atas, jelas untuk mendapatkan kelincahan yang baik, perlu
diperhatikan bentuk-bentuk latihan yang sesuai dengan jenis kelincahan serta
cabang olahraga dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Pada cabang olahraga bola basket kelincahan yang baik dapat
mempermudah penguasaan teknik bermain, efektif dan efesien didalam
penggunaan tenaga terutama pada dribbling bola. Selain itu kelincahan
mempermudah orientasi lingkungan dan gerakan teman seregu serta gerak
bermain saat dribbling bola dengan gerak tipu atau melakukan gerakan yang tiba-
tiba secara cepat dan mengubah arah.
Kelincahan dalam bola basket adalah kecepatan dribble dalam melakukan
lay up shoot. Awalan melakukan tembakan lay up yaitu dengan mendribble bola
melewati lawan yang berusaha menghadang, karena dalam bola basket
gerakannya dinamis sehingga banyak sekali mendribble bola dengan melewati
lawan dan diakhiri dengan tembakan lay up. Kecepatan dribble membantu dalam
memperkuat daya tolak pada waktu melompat sehingga makin mudah untuk
memasukkan bola ke dalam basket saat melakukan tembakan lay up. Semakin
terampil pemain mendribble bola maka semakin sulit lawan untuk menghalangi
seorang pemain untuk mendekatkan dirike arah basket dan melakukan tembakan
lay up ke basket.
30
B. Kerangka Konseptual
Daya ledak otot tungkai dan kelincahan merupakan komponen yang
paling penting dan akan mempengaruhi tingkat kemampuan seseorang untuk
dapat melakukan gerakan lay up shoot dengan baik.
Dalam permainan bola basket, khususnya pada gerakan lay up shoot
dibutuhkan daya ledak otot tungkai dan kelincahan yang maksimal untuk
dapat melakukan gerakan ini dengan sempurna. Kelincahan (x2) sangat perlu
dalam melakukan gerakan lay up shoot supaya dapat melakukan gerakan
dengan benar dan bagus. Sedangkan daya ledak otot (x1) tungkai diperlukan
pada saat akan melakukan melayang diudara sehingga waktu melakukan lay
up bola dapat dihantarkan ke ring dengan sempurna.
Berdasarkan uraian diatas, jelaslah bila ditinjau dari aspek pemain yang
memiliki daya ledak otot tungkai dan kelincahan (x1,x2) yang baik akan
menguntungkan untuk dapat mengarahkan serangan kesasaran untuk dapat
mencetak point. Jadi secara tidak lansung daya ledak otot tungkai dan
kelincahan berpengaruh terhadap kemampuan serangan melalui lay up shoot
pada cabang olahraga basket.
Pada dasarnya penelitian ini mengungkapkan kontribusi daya ledak
otot tungkai dan kelincahan dengan gerakan lay up shoot dalam olahraga bola
basket di club Omega Payakumbuh. Untuk lebih jelasnya serta memudahkan
dalam memahami keterkaitan antara dua variabel di atas dapat dilihat pada
kerangka konseptual dibawah ini.
31
VARIABEL VARIABEL
BEBAS TERIKAT
X1 Y
X1,2 Y
X2 Y
C . Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Terdapat kontribusi daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan lay up
shoot atlet bola basket club Omega Payakumbuh?
2. Terdapat kontribusi kelincahan terhadap kemampuan lay up shoot atlet
bola basket club Omega Payakumbuh?
3. Terdapat kontribusi secara bersama daya ledak otot tungkai dan kelincahan
terhadap kemampuan lay up shoot atlet bola basket club Omega
Payakumbuh?
Daya ledak Otot
Tungkai
( X1)
Kelincahan
( X2)
Hasil Lay Up Shoot
( Y )
32
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
koralisional yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan serta
kontribusi antara variable bebas yaitu daya ledak otot tungkai dan kelincahan
dengan variable terikat yaitu kemampuan lay up shoot atlet basket.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Club Omega Payakumbuh yang terletak
tepat dipusat kota Payakumbuh daerah kampung Cina, jalan daya bangun no 2
Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2011
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteistik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:117).
Populasi penelitian ini adalah seluruh atlet Omega Payakumbuh
32
33
Tabel 1 : populasi
NO Jenis kelamin Jumlah
1 Laki-Laki 29
2 Perempuan 19
Jumlah Populasi 48
2. Sampel
Berdasakan dari populasi penelitian yang terdiri dari atlet
perempuan dan atlet laki-laki maka sampel dalam penelitian ini diambil
sebanyak 23 orang atlet laki-laki yang berumur dari 14 - 16 tahun dengan
teknik penarikan sampel purposive sampling. Pengambilan sampel
ditentukan pada maksud dan pertimbangan yang telah ditetapkan
sebelumnya ( A.Yusuf,2005:205)
3. Defenisi Operasional
1. Daya ledak adalah “kemampuan mengarahkan kekuatan dengan cepat
dalam waktu yang singkat untuk memberikan momentum yang paling
baik pada tubuh atau objek dalam suatu gerakan eksplosif power yang
utuh untuk mencapai tujuan yang dikehendaki (Bafirman, 2008: 84)”.
Dalam penelitian ini daya ledak yang dimaksud adalah kemampuan
daya ledak otot tungkai atlet Omega Payakumbuh dengan vertical jamp
test .
34
2. Kelincahan adalah “orang yang mempunyai kemampuan untuk
merubah arah posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang
bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisinya
( Harsono 1988:122)” dalam penelitian ini hasil kelincahan yang
dimaksud adalah hasil tes kelincahan atlet Omega dengan menggunakan
shuttle run
3. Lay up shoot adalah tembakan yang efektif, sebab dilakukan jarak yang
sedekat-dekatnya dengan basket “dengan melakukan lompat-langkah-
lompat. Pada lompatan terakhir ini pada posisi setingi-tingginya
mendekati basket dan diteruskan memasukkan bola (soedikun 1992:64)
dalam penelitian ini hasil lay up shoot yang dimaksud adalah atlet
Omega Payakumbuh
G. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer yang
diambil dari hasil tes atlet atau responden
2. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini nantinya diperoleh dari hasil tes
pengukuran daya ledak otot tungkai dan kelincahan terhadap hasil lay up
shoot dilakukan pada atlet club Omega Payakumbuh yang terpilih menjadi
sampel penelitian.
35
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui tes
kemampuan daya ledak otot tungkai dengan menggunakan Vertical Jump Test
dan kelincahan menggunakan satle run, serta tes kemampuan lay up shoot
dengan melakukan lay up ke ring basket.
Pelaksanaan Dalam Pengambilan Tes
Tabel 2 : Nama dalam pengambilan tes
No Nama Jabatan
1 Drs.Yendrizal,M.Pd Pebimbing satu
2 Drs.H.Witarsyah Pebimbing dua
3 Ade Syafputra Peneliti
4 Anton, S.Pd Koordinator
5 Dion Harko, S.Pd Koordinator
6 Alhamra,S.Pd Koordinator
Table 2: orang dalam pengmbilan tes
I. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah tes kemampuan
sebagai berikut :
36
a. Test kemampuan daya ledak otot tungkai
Daya ledak otot tungkai ditentukan dengan test kondisi fisik
Vertical Jump Test
Tujuan: melihat kemampuan daya ledak otot tungkai dalam arah vertikal
Sasaran: laki-laki yang berusia dari 14 - 16 tahun di Club Omega
Payakumbuh
Peralatan :
- Papan bermeteran yang di pasang didinding dengan ketinggian 150
cm hingga 350 cm.
- Serbuk kapur
- Dinding
- Alat tulis
Pelaksanaan :
b. Sampel menuju tempat tes vertical jump dengan terlebih dahulu ujung
jari di beri serbuk kapur,
c. Sampel tegak lurus menyamping tembok (dinding) dengan tumit tidak
di angkat, kemudian tangan yang ujung-ujung jari telah di beri serbuk
kapur meraih setinggi-tingginya pada dinding yang telah ditempeli
papan meteran, sehingga dapat dilihat dengan jelas tinggi raihan pada
papan meteran tersebut
d. Kemudian sampel mengambil ancang-ancang dengan menekuk lutut
(merendahkan badan)
37
e. Setelah itu loncatan lurus ke atas setinggi-tingginya dengan tangan
yang ujung jari yang telah di beri serbuk kapur pada saat meluruskan
tangan sampai menyentuh papan meteran yang di tempelkan di
dinding tersebut
f. Sampel di beri kesempatan untuk melakukan lompatan sebanyak tiga
kali, hasil lompatan tertinggi akan dijadikan data.
g. Setiap sampel di ukur sesuai dengan prosedur di atas. Score diambil
berdasarkan perbedaan jarak antara dua tanda (raihan dengan
lompatan).
Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini:
Gambar 7: pelaksanaan vertical jamp
Sumber: Ismaryati ( 2008: 67-68)
h. Daya ledak otot tungkai dihitung berdasarkan unit formula (kg-m/sec)
dengan rumus :
P = (√4,9 (weigth) . √D*)
38
Keterangan:
P = Daya ledak (Power)
D* = Beda Raihan dan Lompatan vertikal jamp
Weight = Berat badan
Sumber : Fox (1993:658)
b) Test kemampuan kelincahan
Peralatan :
a. Lapangan
b. Patok
c. Stop wacth
d. Alat tulis
e. Kapur
f. Meteran kecil
Pelaksanan :
a. Star dilakukan dengan star berdiri.
b. Testee berdiri dibelakang garis star. Pada aba-aba “ya”diberikan,
testee segera dan secepat mungkin berlari mengikuti arah panah
dalam diagram lapangan sampai melewati garis.
c. Setiap testee diberikan kesempatan untuk melakukan tes sebanyak
dua kali,
d. Yang dihitung waktu yang diperoleh oleh teste dalam melakukan
satel run. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut
ini:
39
Gambar 8: Tes Kelincahan
(STAR& FINIS)
10m
Sumber: Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga(2005:30)
c) Test kemampuan lay up shoot
Tujuan: mengukur keterampilan tembakan lay up
Peralatan :
a. Bola basket
b. Alat tulis
c. Pluit
d. Papan dan ring basket (lapangangan)
Pelaksanaan ;
a. Teste berada disamping kiri atau kanan sambil memegang bola.
Menggiring bola sendiri menuju ke ring basket dan melakukan
tembakan lay up
b. Tembakan yang syah masuk adalah langkah lay upnya betul dan
bola masuk ke ring basket.
40
c. Percobaan dilakukan sebanyak 8 kali. Skor tes adalah dihitung
semua bola yang sah masuk
d. Makin banyak skor tes yang diperoleh makin baik..
Formasi pelaksanaannya :
Gambar 9 : Tes Lay up shoot
Sumber : Imam Sodikun (1992:125)
Keterangan
= Teste
= Dribel
= Lay Up
41
G. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi
prodact moment dan mencari kontribusi variabel bebas dan terikat dengan
rumus koefesien determinasi.
Namun sebelum dilakukan uji hipotesis maka terlebih dahulu
dilakukan uji persyaratan analisis data yaitu uji normalitas dan pentiscoran
data . untuk lebih jelasnya dapat dilihat rumus sebagai berikut
Korelasi sederhana (hipotesis 1 dan 2)
r xy =
Korelasi ganda prodact moment (hipotesis3)
ry x1x2 =
Rumus uji F = 1/()121(
/122
2
knyR
kyR
Rumus koefesien determinasi (kontribusi)
KD = r² x 100℅
})(}{)({
))((2222 yynxxn
yxxyn
212
212122
12
1
2
xx
xxyxyxyxyx
r
rrrrr
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Deskriptif
Dalam bab ini akan disajikan hasil pengukuran Daya Ledak Otot Tungkai
dan Kelincahan dengan kemampuan kemampuan Lay up shoot atlet bola basket
Putra Club Omega Payakumbuh. Untuk lebih jelasnya masing-masing deskripsi
data tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
1. Daya Ledak Otot Tungkai
Daya ledak otot tungkai menggunakan alat ukur meteran dan pengukuran
terhadap tes "Vertcal Jump Test" didapat skor terbesar = 12,66 meter dan skor
terkecil = 8,13 meter, menghasilkan rata-rata (mean) = 10,67, simpangan baku
(standar deviasi) = 1,02, modus = 10,75, dan median = 10,75 . Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Daya ledak otot tungkai (X1)
No Kelas Interval
Frekwensi Kategori
Absolut Relatif
1 11,75 – 12,66 1 4,35% BS
2 10,84 – 11,74 9 39,13% B
3 9,92 – 10,83 9 39,13% S
4 9,00 – 9,91 3 13,04% K
5 7,98 – 8,89 1 4,35% KS
Jumlah 23 100%
42
43
Gambar 12 : Histogram Daya ledak otot tungkai
Keterangan :
Fa = Frekwensi absolut
Fr = Frekwensi relatif (%)
Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi di atas dari 23 orang sampel, 1
orang (4,35%) memiliki daya ledak otot tungkai 11,75 – 12,66, 9 orang (39,13%)
memiliki 10,84 – 11,74, 9 orang (39,13%) memiliki 9,92 – 10,83, 3 orang
(13,04%) memiliki 9,00 – 9,91, dan 1 orang (4,35%) memiliki 7,98 – 8,89
Berdasarkan tes daya ledak otot tungkai dengan menggunakan instrumen
vertical jump, maka rata-rata daya ledak otot tungkai atlet club basket omega
payakumbuh berada pada katagori sedang.
2. Kelincahan
Kelincahan menggunakan alat ukur stopwatch dari tes dan pengukuran
terhadap "shuttle run" didapat skor terbesar = 17,58 dan skor terkecil = 15,86
menghasilkan rata-rata (mean) = 16,63, simpangan baku (standar deviasi) = 0,55
4.35%
39.13% 39.13%
13.04%
4.35% 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11,75 – 12,66 10,84 – 11,74 9,92 – 10,83 9,00 – 9,91 7,98 – 8,89
DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI
44
modus = 16,00 dan median = 16,68. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kelincahan (X2)
No Kelas Interval Frekwensi Kategori
Absolut Relatif (%)
1 15,81 – 16,15 6 26,09% BS
2 16,16 – 16,51 2 8,69% B
3 16,52 – 16,86 4 17,39% S
4 16,87 – 17,22 8 34,78% K
5 17,23 – 17,58 3 13,04% KS
Jumlah 23 100%
Agar lebih jelas tentang distribusi data, dapat dilihat pada gambar
histogram di bawah ini :
Gambar 13 : Histogram Koordinasi
Keterangan :
Fa = Frekwensi absolut
Fr = Frekwensi relatif (%)
26.09%
8.69%
17.39%
34.78%
13.04%
0
2
4
6
8
10
15,81 – 16,15 16,16 – 16,51 16,52 – 16,86 16,87 – 17,22 17,23 – 17,58
KELINCAHAN
45
Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi di atas, dari 23 orang sampel 6
orang (26,09%) memiliki kelincahan 15,81 – 16,15, 2 orang (8,69%) memiliki
16,16 – 16,51, 4 orang (17,39%) memiliki 16,52 – 16,86, 8 orang (34,78%)
memiliki 16,87 – 17,22 dan 3 orang (13,04%) memiliki 17,23 – 17,58.
Berdasarkan tes kelincahan dengan menggunakan instrumen shuttle run,
maka rata-rata kelincahan atlet club basket omega payakumbuh berada pada
katagori sedang.
3. Kemampuan Lay-up shoot
Kemampuan Lay-up shoot menggunakan alat dari tes dan pengukuran
dengan tes " Lay-up shoot " didapat skor terbesar = 8 dan skor terkecil = 4,
menghasilkan rata-rata (mean) = 5,91, simpangan baku (standar deviasi) = 1,41,
modus = 6,00, dan median = 6,00 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kemampuan Lay Up Shoot (Y)
No Kelas Interval
Frekwensi Kategori
Absolut Relatif (%)
1 7,2 – 8 4 17,39% BS
2 6,3 – 7,1 4 17,39% B
3 5,4 – 6,2 6 26,08% S
4 4,5 – 5,3 4 17,39% K
5 3,6 – 4,4 5 21,74% KS
Jumlah 23 100%
46
Agar lebih jelas tentang distribusi data, dapat dilihat pada gambar histogram di
bawah ini :
Gambar 14 : Histogram Kemampuan lay up shoot
Keterangan :
Fa = Frekwensi absolut
Fr = Frekwensi relatif (%)
Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi di atas, dari 23 orang sampel 4
orang (17,39%) memiliki kemampuan Lay-up shoot 7,2 – 8, 3 orang (17,39%)
memiliki 6,3 – 7,1, 6 orang (26,08%) memiliki 5,4 – 6,2, 4 orang (17,39%)
memiliki 4,5 – 5,3 dan 5 orang (21,74%) memiliki 3,6 – 4,4. Berdasarkan tes Lay-
up shoot dengan menggunakan instrumen kemampuan Lay-up shoot, maka rata-
rata kemampuan Lay-up shoot atlet club basket omega payakumbuh berada pada
katagori sedang.
17.39% 17.39%
26.08%
17.39%
21.74%
0
1
2
3
4
5
6
7
7,2 – 8 6,3 – 7,1 5,4 – 6,2 4,5 – 5,3 3,6 – 4,4
LAY UP SHOOT
47
B. Analisis Data
Sebelum melakukan pengujian hipotesis tentang hubungan variabel bebas
(X) dengan variabel terikat (Y) terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis
yaitu data terlebih dahulu disamakan dengan cara T-Score. Kemudian dilakukan
uji normalitas sebaran data.
1. Uji Normalitas Sebaran Data
Hasil analisis normalitas sebaran data masing-masing variabel disajikan
dalam tabel di bawah ini :
Tabel 5 : Rangkuman uji normalitas sebaran data dengan uji liliefors
No Variabel N Lo Ltab Distribusi
1. Daya ledak otot tungkai(X1) 23 0.1039 0,181 Normal
2. Kelincahan (X2) 23 0.1022 0,181 Normal
3. Kemampuan Lay-up shoot (Y) 23 0.1422 0,181 Normal
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk daya ledak otot
tungkai (X1), skor Lo = 0.1039 dengan n = 23, sedangkan Ltab pada taraf
pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,181 yang lebih besar dari Lo sehingga
dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari daya ledak otot tungkai
berdistribusi normal.
Kemudian hasil pengujian untuk kelincahan (X2), skor Lo = 0,1022
dengan n = 23, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan
α = 0,05 diperoleh 0.181 lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa
skor yang diperoleh dari kelincahan berdistribusi normal.
48
Selanjutnya hasil pengujian untuk kemampuan Lay-up shoot (Y), skor
Lo = 0.1422 dengan n = 23, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan
α = 0,05 diperoleh 0.181 lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa
skor yang diperoleh dari kemampuan Lay-up shoot berdistribusi normal.
Berdasarkan uraian di atas ternyata semua variabel bebas X1 dan X2 serta
variabel terikat Y datanya tersebar secara normal, karena masing-masing variabel
Lo nya kecil dari pada Ltab pada α = 0,05. Hal ini berarti bahwa data masing-
masing variabel penelitian ini tersebar secara normal atau populasi darimana data
sampel diambil berdistribusi normal.
2. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis satu dan dua dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Uji hipotesis satu
Hipotesis pertama menyatakan seberapa besar kontribusi daya ledak otot
tungkai terhadap kemampuan Lay-up shoot. Oleh karena itu terlebih dahulu
dilakukan analisis korelasi sederhana antara daya ledak otot tungkai (X1) dengan
kemampuan Lay-up shoot (Y), setelah itu ditentukan besarnya kontribusi antara
daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan Lay-up shoot. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut:
49
Tabel
Rangkuman Hasil Analisis Kontribusi daya ledak otot tungkai (X1)
terhadap kemampuan Lay-up shoot. (Y)
N r Kontribusi
(r2x 100%)
Taraf
signifikan α
= 0,05
23 0,770 59,29 0,413
Keterangan :
ro = tingkat hubungan
n = jumlah sampel
Berdasarkan hasil analisis korelasi sederhana diperoleh tingkat hubungan
daya ledak otot tungkai (X1) terhadap kemampuan lay-up shoot (Y) ditandai
dengan perolehan rs = 0,770 pada taraf pengujian signifikan α = 0,05, artinya daya
ledak otot tungkai mempunyai hubungan yang signifikan dengan kemampuan lay-
up shoot atlet bola basket Putra Club Omega Payakumbuh.
Selanjutnya untuk memperoleh tingkat kontribusi antara daya ledak otot
tungkai (X1) terhadap kemampuan lay-up shoot (Y) dicari melalui koefesien
determinasi dengan rumus = r2
x 100%, dimana koefesien korelasi adalah 0,770
maka didapat tingkat kontribusi daya ledak otot tungkai (X1) terhadap
kemampuan lay-up shoot atlet bola basket Putra Club Omega Payakumbuh. (Y)
sebesar 59,29%. Artinya daya ledak otot tungkai memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap kemampuan lay-up shoot atlet bola basket Putra Club Omega
Payakumbuh.
50
b. Uji hipotesis dua
Seberapa besar kontribusi kelincahan terhadap kemampuan lay-up shoot.
Oleh karena itu terlebih dahulu dilakukan analisis korelasi sederhana antara
kelincahan (X2) dengan kemampuan lay-up shoot (Y), setelah itu dicari besarnya
kontribusi kelincahan terhadap kemampuan lay-up shoot. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel
Ringkasan Hasil Analisis Kontribusi kelincahan (X2) terhadap
Kemampuan lay-up shoot (Y)
n
r
Kontribusi
(r2
x 100%)
Taraf signifikan α
= 0,05
23 0,763 58,21 0,413
Keterangan :
ro = tingkat hubungan
n = sampel penelitian
Berdasarkan hasil analisis korelasi sederhana diperoleh tingkat hubungan
kelincahan (X2) dengan kemampuan lay-up shoot (Y) ditandai dengan perolehan r
= 0,763 pada taraf pengujian signifikansi α = 0,05, artinya kelincahan mempunyai
hubungan yang signifikan dengan kemampuan lay-up shoot atlet bola basket
Putra Club Omega Payakumbuh..
Selanjutnya untu memperoleh tingkat kontribusi dicari melalui koefesien
determinasi dengan rumus = r2
x 100%, dimana koefesien korelasi adalah 0,763
maka didapat tingkat kontribusi sebesar 58,21%, artinya kelincahan (X2)
51
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan lay-up shoot atlet
bola basket Putra Club Omega Payakumbuh (Y).
c. Uji hipotesis tiga
Seberapa besar kontribusi daya ledak otot tungkai (X1) dan kelincahan
(X2) secara bersama-sama terhadap kemampuan lay-up shoot (Y). Oleh karena
itu terlebih dahulu dilakukan analisis korelasi ganda antara daya ledak otot
tungkai (X1) dan kelincahan (X2) dengan kemampuan lay-up shoot (Y), setelah
itu dicari tingkat kontribusi daya ledak otot tungkai (X1) dan kelincahan (X2)
secara bersama-sama beterhadap kemampuan lay-up shoot (Y). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel
Ringkasan Hasil Analisis Kontribusi daya ledak otot tungkai (X1) dan
kelincahan (X2) secara bersama-sama terhadap Kemampuan lay-up shoot (Y)
n r
Kontribusi
(R2x 100%)
Taraf signifikan
α = 0,05
23 0,822 67,56 0,413
Keterangan :
R = tingkat hubungan
n = sampel penelitian
Berdasarkan hasil analisis korelasi ganda diperoleh tingkat hubungan daya
ledak otot tungkai (X1) dan kelincahan (X2) secara bersama-sama dengan
kemampuan lay-up shoot (Y) ditandai dengan perolehan R = 0,822 pada taraf
pengujian signifikan α = 0,05, artinya daya ledak otot tungkai (X1) dan kelincahan
52
(X2) secara bersama-sama memiliki hubungan yang signifikan terhadap
kemampuan lay-up shoot atlet bola basket Putra Club Omega Payakumbuh (Y)..
Selanjutnya untuk memperoleh tingkat kontribusi dicari koefesien
determinasi dengan rumus = r2
x 100%, dimana koefesien korelasi adalah 0,822
maka didapat tingkat kontribusi sebesar 67,57%. Artinya daya ledak otot tungkai
(X1) dan kelincahan (X2) secara bersama-sama memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap kemampuan lay-up shoot atlet bola basket Putra Club Omega
Payakumbuh (Y).
Adapun kriteria pengujian signifikan R (korelasi berganda) dilakukan
dengan uji F sebagai berikut :
F = 1/()121(
/122
2
knyR
kyR
F= 1223/()822,01(
2/)822,0(2
2
F= 20/)324316,0(
337842,0
F= 0162158,0
337842,0
F= 20,83
Fhitung(20,83) > (Ftabel(3,19)
ternyata Fo > Ftab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima).
Hasil analisis korelasi tersebut menyatakan terdapat hubungan yang
signifikan antara daya ledak otot tungkai (X1) dengan kelincahan (X2) secara
53
bersama-sama dengan kemampuan lay-up shoot pada atlet bola basket putra Club
Omega Payakumbuh pada taraf signifikan α = 0,05 dalam hal ini hipotesis
diterima (untuk lebih jelasnya dapat digambarkan pada tabel di bawah ini) :
Tabel 8 : Analisis korelasi berganda antara daya ledak otot tungkai (X1) dengan
kelincahan (X2) secara bersama-sama dengan kemampuan lay-up
shoot pada atlet bola basket putra Club Omega Payakumbuh (Y).
DK
(N-K-1)
Fo
Ftab
α = 0,05
Kesimpulan
20 20,83 3,19 Signifikan
Dk = derajat kebebasan
C. Pembahasan
1. Daya ledak otot tungkai (X1) dengan kemampuan lay-up shoot pada atlet
bola basket putra Club Omega Payakumbuh ( (Y).
Dari perhitungan korelasi antara daya ledak otot tungkai (X1) dengan
kemampuan lay-up shoot pada atlet bola basket putra Club Omega Payakumbuh
(Y) menggunakan rumus korelasi sederhana diperoleh ro = 0,770 untuk rtab pada
taraf signifikan α = 0,05 yaitu 0,413 berarti dalam hal ini ro (0,770) > rtab (0,413),
maka terdapat hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai dengan
kemampuan lay-up shoot pada atlet bola basket putra Club Omega Payakumbuh.
Selanjutnya ro = 0,770 dipersentasekan dengna rumus korelasi persentase
(KP) = ro x 100%, menghasilkan 59,29%, artinya dalam hal ini tingkat hubungan
antara daya ledak otot tungkai dengan kemampuan lay-up shoot pada atlet bola
basket putra Club Omega Payakumbuh sebesar 59,29% dikategorikan cukup kuat.
54
Dari hasil analisis di atas dapat dikemukakan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara daya ledak otot tungkai dengan lay-up shoot pada atlet bola
basket putra Club Omega Payakumbuh. Selanjutnya daya ledak otot tungkai yang
dimiliki sampel akan lebih baik dengan adanya latihan. Menurut Herre dalam
Syafrudin (2011 : 73) daya ledak adalah kemampuan mengatasi beban atau
hambatan dengan kecepatan kontraksi otot. metode latihan untuk daya ledak dapat
dilakukan dengan beberapa metode latihan, antaralain; “latihan sirkuit, latihan
beban, latihan interval dan sebagainya”. Di samping itu menurut Bompa dan Haff
dalam Syafrudin (2011: 83) “metode latihan kekuatan diartikan sebagai bentuk
beban dan peralatan yang digunakan dalam latihan kekuatan untuk
mengembangkan kekuatan otot dan power.kekuatan daya ledak otot dapat
ditingkatkan dengan cara latihan beban, karena jenis latihan ini apabila dilakukan
secara ekslosif dan berulang-ulang akan mengembangkan daya ledak secara
efektif”.
. Dari uraian pendapat diatas bahwa untuk meningkatkan daya ledak otot
tungkai dapat dilakukan dengan beberapa metode latihan antara lain latihan
sirkuit, latihan beban, latihan interval dan sebagainya oleh karena itu latihan ini
harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga dapat mengembangkan daya
ledak secara efektif.
2. Kelincahan (X2) dengan kemampuan lay-up shoot pada atlet bola basket
putra Club Omega Payakumbuh ( (Y).
Dari perhitungan korelasi antara kelincahan (X2) dengan kemampuan lay-
up shoot pada atlet bola basket putra Club Omega Payakumbuh (Y) dengan
55
menggunakan rumus korelasi sederhana diperoleh ro = 0,763, untuk rtab pada taraf
signifikan α = 0,05 yaitu 0,413. Berarti dalam hal ini ro (0,763) > rtab (0,413),
maka terdapat hubungan yang signifikan antara kelincahan dengan kemampuan
lay-up shoot pada atlet bola basket putra Club Omega Payakumbuh .
Selanjutnya ro = 0,763 dipersentasekan dengan rumus korelasi persentase
(KP) = ro x 100%, menghasilkan 58,21%, artinya dalam hal ini tingkat hubungan
antara kelincahan dengan kemampuan lay-up shoot pada atlet bola basket putra
Club Omega Payakumbuh sebesar 58,21% dikategorikan cukup kuat.
Dari hasil analisis di atas dapat dikemukakan bahwa terdapat hubungan
yang signikan antara kelincahan dengan kemampuan lay-up shoot pada atlet bola
basket putra Club Omega Payakumbuh. Selanjutnya kelincahan sangat diperlukan
pada saat mendribling bola atau menggiring bola setelah itu melakukan lay-up
shoot. Oleh karena itu kelincahan sangat diperlukan karena kelincahan merupakan
kemampuan untuk merubah arah posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu
sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuh.
Salahsatu bentuk latihan untuk meningkatkan kelincahan adalah latihan lari bolak-
balik
3. Daya ledak otot tungkai (X1) dan Kelincahan (X2) secara bersama-sama
terhadap kemampuan lay-up shoot pada atlet bola basket putra Club
Omega Payakumbuh (Y).
Dari perhitungan korelasi antara daya ledak otot tungkai (X1) dengan
kelincahan (X2) secara bersama-sama dengan kemampuan lay-up shoot pada atlet
bola basket putra Club Omega Payakumbuh (Y) dengan menggunakan rumus
56
korelasi berganda. Kriteria pengujian signifikan dengan uji F, Jika Fo > Ftab, maka
terdapat hubungan dan sebaliknya tidak terdapat hubungan jika Fo < Ftab.
Berdasarkan hasil perhitungan koefesien korelasi ganda (uji F) didapat Fo
= 20,83 sedangkan Ftab diperoleh dengan N-K-1 / 23-2-1=20 sebesar 3,19. Jadi Fo
(920,83) > Ftab (3,14), selanjutnya hasil R (korelasi berganda) secara bersama-
sama tingkat hubungan daya ledak otot tungkai (X1) dengan kelincahan (X2)
dengan kemampuan lay-up shoot pada atlet bola basket putra Club Omega
Payakumbuh. (Y) (Rx1x2y) = 0,822
Selanjutnya R = 0,822 dipersentasekan dengan rumus korelasi persentase
(KP) = Ro x 100%, menghasilkan 67,56%, artinya dalam hal ini tingkat hubungan
antara daya ledak otot tungkai dengan kelincahan secara bersama-sama dengan
kemampuan lay-up shoot pada atlet bola basket putra Club Omega Payakumbuh.
sebesar 67,56%, kategorikan kuat.
Apabila dilakukan perhitungan R2 (square) atau koefesien determinan
berganda yaitu R2 x 100%, maka diperoleh sumbangan secara bersama-sama
kedua variabel bebas ini (X1 dan X2) dengan kemampuan lay-up shoot pada atlet
bola basket putra Club Omega Payakumbuh (Y) sebesar 67,56%. Hal ini berarti
32,44% kemampuan kemampuan lay-up shoot pada atlet bola basket putra Club
Omega Payakumbuh ditentukan oleh variabel-variabel lain seperti kecepatan,
kekuatan dan sebagainya.
Dari hasil analisis di atas dapat dikemukakan bahwa terdapat hubungan
yang signikan antara daya ledak otot tungkai dengan kelincahan secara bersama-
sama dengan kemampuan lay-up shoot pada atlet bola basket putra Club Omega
57
Payakumbuh. Selanjutnya daya ledak otot tungkai dan kelincahan dapat dilatih
secara bersama-sama dengan kemampuan lay-up shoot pada atlet bola basket
putra Club Omega Payakumbuh agar atlet bola basket dapat melakukan lay up
shoot yang bagus, cepat dan akurat serta tanpa dapat ditangkap oleh lawan atau
walaupun dipengaruhi oleh gangguan pergerakan lawan, namun bola tetap sampai
pada ring saat melakukan lay up shoot.
Dari uraian di atas, bila seorang atlet bolabasket memiliki daya ledak otot
tungkai yang bagus dan kelincahan yang baik akan jauh lebih besar manfaatnya
terhadap kemampuan lay-up shoot pada atlet bola basket putra Club Omega
Payakumbuh, dalam pencapaian prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan
seorang pemain yang hanya memiliki daya ledak otot tungkai yang baik saja tanpa
didukung oleh kelincahan dan kemampuan lay-up shoot yang baik.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab terdahulu dapat
dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil yang diperoleh dari daya ledak otot tungkai mempunyai hubungan yang
signifikan dengan kemampuan lay-up shoot pada atlet bola basket putra Club
Omega Payakumbuh, ini ditandai dengan hasil yang diperoleh yaitu ro (0,770)
> rtab (4,13) atau tingkat hubungan sebesar 59,29%.
2. Hasil yang diperoleh dari kelincahan mempunyai hubungan yang signifikan
dengan kemampuan lay-up shoot pada atlet bola basket putra Club Omega
Payakumbuh, ini ditandai dengan hasil yang diperoleh yaitu ro (0,763) > rtab
(4,13) atau tingkat hubungan sebesar 58,21%.
3. Hasil yang diperoleh dari daya ledak otot tungkai dengan kelincahan secara
bersama-sama dengan dengan kemampuan lay-up shoot pada atlet bola basket
putra Club Omega Payakumbuh mempunyai hubungan yang signifikan, ini
ditandai dengan hasil yang diperoleh yaitu Fo (20,83) > Ftab (3,19), kemudian
diperoleh R = 0,822 atau tingkat hubungan sebesar 67,56%.
58
59
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan
saran-saran yang dapat membantu mengatasi masalah yang ditemui dalam
pelaksanaan kemampuan lay-up shoot pada atlet bola basket putra Club Omega
Payakumbuh, yaitu :
4. Agar dapat meningkatkan kemampuan lay-up shoot pada atlet bolabasket
untuk menjadi lebih baik, disarankan kepada pelatih untuk melatih daya ledak
otot tungkai dan kelincahan atlet dengan cara melatih otot yang dominan
dalam kemampuan lay up shoot bolabasket.
5. Disarankan kepada atlet bolabasket agar dapat meningkatkan kemampuan
teknik disamping meningkatkan kemampuan kondisi fisik dalam kemampuan
lay up shoot bolabasket.
6. Penelitian ini hanya terbatas pada kemampuan lay-up shoot pada atlet bola
basket putra Club Omega Payakumbuh untuk itu perlu dilakukan penelitian
pada pemain bolabasket dengan jumlah sampel yang lebih besar atau banyak.
60
DAFTAR PUSTAKA
Arsil. 2000. Pembinaan Kondisi Fisik. Padang: FIK UNP
Arikunto,S. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).Jakarta:
Rineka Cipta
Bafirman, dan Apri Agus. 2008 . Buku Ajar Pembentukan Kondisi Fisik . Padang
FIK UNP
Basirun. 2006. Kontribusi Daya Ledak Otot Tungkai Dan Kelenturaan Terhadap
Prestasi Lompat Tinggi di SMA Negeri 1 Matur. Tesis. Padang : Program
Pascasarjana UNP.
Fardi, Adnan. 1999. Bola Basket Dasar. Padang: Fakultas Ilmu Keolahragaan
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek dalam Coaching. Jakarta : P2LPTK
Dirjen Dikti Depdibud.
http://www.google.co.id/search?
http://sumiswan2.wordpress.com
Ismaryati. 2008 . Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta : UNS Press
Kementrian Pemuda dan Olahraga .2005. Penetapan Parameter Tes Data Pusat
Pendidikan dan penelitian Pelajar dan Sekolah Khusus Olahragawan.
Jakarta:-
Luthan, Rusli. 1986. Manusia dan Olahraga. FPOK: IKIP Bandung
Maidarman. 2009 . Tes Pengukuran dan Evaluasi melatih Kondisi Fisik. Padang :
FIK UNP
Mengpora RI. (2005).Undang-undang Republik Indonesia No: 3 Tahun 20005
Tentang Sistem Keolahragaan Indonesia. Kementrian Negara Pemuda dan
Olahraga Republik Indonesia
Oliver, Jon. 2007 . Dasar-Dasar Bola Basket. Jakarta : Pakar Raya
Pearce. C Evlyn. 1990. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Umum
Poerwadarminto. 1986 . Kamus Umum Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
61
Robert, dan Libermant. 1979 . Bola Basket Wanita . Jakarta: Grafindo Persada
Sajoto, Muhammad. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta:
Dirjent Dikti
Sodikun, Imam. 1992. Olahraga Pilihan Bola Basket. Padang. FIK UNP
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :
Alfabet.
Syafrudin.2011.Ilmu Kepelatihan dan Olahraga. Padang: UNP Press
Wahjoedi. 2000. Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta : PT.
Rajagarafindo Persada.
Wissel, Hal. 2000. Bola Basket Dilengkapi Dengan Program Pemahiran Teknik
Dan taktik. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
ww.perbasi.or.id
Zalfendi, dkk. 2005 . Sport Saince. Padang : FIK UNP
62
LAMPIRAN
61
Lampiran 1
DATA PENELITIAN MENTAH PENELITIAN
NO NAMA Vertical jump tes Kelincahan Kemampuan Lay-up
1 Agung 10.66 16.00 7
2 Alfarizk 11.61 15.86 8
3 Andi 12.66 15.94 6
4 Ando Putra 11.31 16.54 6
5 Beni Ermanto 11.71 16.00 8
6 Dayat 8.13 17.58 4
7 Fauzan 10.09 17.54 4
8 Febrianto 9.6 16.96 4
9 Firmansyah 11.2 16.60 8
10 Genta 10.62 17.01 5
11 Hendra 10.48 17.45 6
12 Heru 11.5 16.14 7
13 Ismail 10.39 17.18 6
14 Jonih Akmal 11.4 16.68 6
15 Kiki Yuhendra 10.06 17.07 5
16 Nanda 11.61 15.96 8
17 Prima Saputra 10.38 16.69 5
18 Randi Eka Putra 11.5 16.34 7
19 Ridho 10.75 16.42 6
20 Riki Putra 10.75 16.84 5
21 Riski 11.01 15.90 7
22 Rivaldy Akbar 8.98 16.89 4
23 Vickho 9.17 16.95 4
62
62
Lampiran 2
Tabel
Analisis uji normalitas sebaran data daya ledak otot tungkai
melalui uji liliefors (X1)
No Xi Fi X-Xi Zi Peluang F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi))
1 8.13 1 -2.54 -2.49 0.4936 0.0064 0.050 0.0436
2 8.98 1 -1.69 -1.66 0.4315 0.0685 0.100 0.0315
3 9.17 1 -1.5 -1.47 0.4292 0.0708 0.150 0.0792
4 9.6 1 -1.07 -1.05 0.3531 0.1469 0.200 0.0531
5 10.06 1 -0.61 -0.60 0.2258 0.2742 0.250 0.0242
6 10.09 1 -0.58 -0.57 0.2157 0.2843 0.300 0.0157
7 10.38 1 -0.29 -0.28 0.1103 0.3897 0.350 0.0397
8 10.39 1 -0.28 -0.27 0.1064 0.3936 0.400 0.0064
9 10.48 1 -0.19 -0.19 0.0754 0.4246 0.450 0.0254
10 10.62 1 -0.05 -0.05 0.0199 0.4801 0.500 0.0199
11 10.66 1 -0.01 -0.01 0.004 0.496 0.550 0.0540
12 10.75 2 0.08 0.08 0.0319 0.5319 0.600 0.0681
13 11.01 1 0.34 0.33 0.1293 0.6293 0.650 0.0207
14 11.2 1 0.53 0.52 0.1985 0.6985 0.700 0.0015
15 11.31 1 0.64 0.63 0.2357 0.7357 0.750 0.0143
16 11.4 1 0.73 0.72 0.2642 0.7642 0.800 0.0358
17 11.5 2 0.83 0.81 0.291 0.791 0.850 0.0590
18 11.61 2 0.94 0.92 0.3212 0.8212 0.900 0.0788
19 11.71 1 1.04 1.02 0.3461 0.8461 0.950 0.1039
20 12.66 1 1.99 1.95 0.4744 0.9744 1.000 0.0256
Jumlah 23
Lo tertinggi = 0.1039
Dengan n = 23 dan taraf nyata α = 0,05 didapat Ltab = 0,181
Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana data sampel
diambil berdistribusi normal.
Mean = 10,67
Median = 10,75
Modus = 10,75
Standar Deviasi =1,02
Minimum = 8,13
Nilai Maximum = 12,66
63
63
Lampiran 3
Tabel
Analisis uji normalitas Kelincahan
melalui uji liliefors (X2)
No Xi Fi X-Xi Zi Peluang F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi))
1 15.86 1 -0.77 -1.40 0.4192 0.0808 0.0455 0.0353
2 15.9 1 -0.73 -1.33 0.4082 0.0918 0.0909 0.0009
3 15.94 1 -0.69 -1.25 0.3944 0.1056 0.1364 0.0308
4 15.96 1 -0.67 -1.22 0.3888 0.1112 0.1818 0.0706
5 16 2 -0.63 -1.15 0.3749 0.1251 0.2273 0.1022
6 16.14 1 -0.49 -0.89 0.3133 0.1867 0.2727 0.0860
7 16.34 1 -0.29 -0.53 0.2019 0.2981 0.3182 0.0201
8 16.42 1 -0.21 -0.38 0.148 0.352 0.3636 0.0116
9 16.54 1 -0.09 -0.16 0.0636 0.4364 0.4091 0.0273
10 16.6 1 -0.03 -0.05 0.0199 0.4801 0.4545 0.0256
11 16.68 1 0.05 0.09 0.0359 0.5359 0.5000 0.0359
12 16.69 1 0.06 0.11 0.0438 0.5438 0.5455 0.0017
13 16.84 1 0.21 0.38 0.148 0.648 0.5909 0.0571
14 16.89 1 0.26 0.47 0.1808 0.6808 0.6364 0.0444
15 16.95 1 0.32 0.58 0.219 0.719 0.6818 0.0372
16 16.96 1 0.33 0.60 0.2258 0.7258 0.7273 0.0015
17 17.01 1 0.38 0.69 0.2549 0.7549 0.7727 0.0178
18 17.07 1 0.44 0.80 0.2881 0.7881 0.8182 0.0301
19 17.18 1 0.55 1.00 0.3413 0.8413 0.8636 0.0223
20 17.45 1 0.82 1.49 0.4319 0.9319 0.9091 0.0228
21 17.54 1 0.91 1.65 0.4505 0.9505 0.9545 0.0040
22 17.58 1 0.95 1.73 0.4582 0.9582 1.0000 0.0418
Jumlah 23
Lo tertinggi = 0.1022
Dengan n = 23 dan taraf nyata α = 0,05 didapat Ltab = 0,181
Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana data sampel
diambil berdistribusi normal.
Mean = 16,63
Median = 16,68
Modus = 16,00
Standar Deviasi =0,55
Minimum = 15,86
Nilai Maximum =17,58
64
64
Lampiran 4
Tabel
Analisis uji normalitas kemampuan kemampuan lay up shoot melalui uji liliefors (Y)
No Xi Fi X-Xi Zi Peluang F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi))
1 4 5 -1.91 -1.35 0.4115 0.0885 0.2000 0.1115 2 5 4 -0.91 -0.65 0.2422 0.2578 0.4000 0.1422 3 6 6 0.09 0.06 0.0239 0.5239 0.6000 0.0761 4 7 4 1.09 0.77 0.2794 0.7794 0.8000 0.0206 5 8 4 2.09 1.48 0.4306 0.9306 1.0000 0.0694 Jumlah 23
Lo tertinggi = 0.1422
Dengan n = 23 dan taraf nyata α = 0,05 didapat Ltab = 0,181
Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana data sampel
diambil berdistribusi normal.
Mean = 5,91
Median = 6,00
Modus = 6,00
Standar Deviasi =1,41
Minimum = 4
Nilai Maximum = 8
65
65
Lampiran 5
Pengolahan Data Mentah Dengan T-Score
Sebaran Data Daya ledak Otot Tungkai (X1)
No X1 X-X 2
X-X S
X-X
S
X-X10
S
X-X1050
1 11.71 1.04 1.082 1.020 10.196 60.20
2 12.66 1.99 3.960 1.951 19.510 69.51
3 10.66 -0.01 0.000 -0.010 -0.098 49.90
4 11.61 0.94 0.884 0.922 9.216 59.22
5 11.5 0.83 0.689 0.814 8.137 58.14
6 11.31 0.64 0.410 0.627 6.275 56.27
7 11.61 0.94 0.884 0.922 9.216 59.22
8 11.4 0.73 0.533 0.716 7.157 57.16
9 11.5 0.83 0.689 0.814 8.137 58.14
10 11.01 0.34 0.116 0.333 3.333 53.33
11 11.2 0.53 0.281 0.520 5.196 55.20
12 10.75 0.08 0.006 0.078 0.784 50.78
13 10.75 0.08 0.006 0.078 0.784 50.78
14 10.39 -0.28 0.078 -0.275 -2.745 47.25
15 10.48 -0.19 0.036 -0.186 -1.863 48.14
16 8.13 -2.54 6.452 -2.490 -24.902 25.10
17 10.06 -0.61 0.372 -0.598 -5.980 44.02
18 10.38 -0.29 0.084 -0.284 -2.843 47.16
19 9.17 -1.5 2.250 -1.471 -14.706 35.29
20 10.09 -0.58 0.336 -0.569 -5.686 44.31
21 8.98 -1.69 2.856 -1.657 -16.569 33.43
22 10.62 -0.05 0.003 -0.049 -0.490 49.51
23 9.6 -1.07 1.145 -1.049 -10.490 39.51
Mean = 50,06
Median = 50,78
Modus = 50,78
Standar Deviasi = 10,05
Minimum = 25,10
Maximum =69,51
66
66
Lampiran 6
Pengolahan Data Mentah Dengan T-Score
Sebaran Data Kelincahan (X2)
No X2 X-X 2
X-X S
X-X
S
X-X10
S
X-X1050
1 16 -0.63 0.397 -1.145 -11.455 61.45
2 15.94 -0.69 0.476 -1.255 -12.545 62.55
3 16 -0.63 0.397 -1.145 -11.455 61.45
4 15.86 -0.77 0.593 -1.400 -14.000 64.00
5 16.34 -0.29 0.084 -0.527 -5.273 55.27
6 16.54 -0.09 0.008 -0.164 -1.636 51.64
7 15.96 -0.67 0.449 -1.218 -12.182 62.18
8 16.68 0.05 0.003 0.091 0.909 49.09
9 16.14 -0.49 0.240 -0.891 -8.909 58.91
10 15.9 -0.73 0.533 -1.327 -13.273 63.27
11 16.6 -0.03 0.001 -0.055 -0.545 50.55
12 16.42 -0.21 0.044 -0.382 -3.818 53.82
13 16.84 0.21 0.044 0.382 3.818 46.18
14 17.18 0.55 0.303 1.000 10.000 40.00
15 17.45 0.82 0.672 1.491 14.909 35.09
16 17.58 0.95 0.902 1.727 17.273 32.73
17 17.07 0.44 0.194 0.800 8.000 42.00
18 16.69 0.06 0.004 0.109 1.091 48.91
19 16.95 0.32 0.102 0.582 5.818 44.18
20 17.54 0.91 0.828 1.655 16.545 33.45
21 16.89 0.26 0.068 0.473 4.727 45.27
22 17.01 0.38 0.144 0.691 6.909 43.09
23 16.96 0.33 0.109 0.600 6.000 44.00
Mean = 49,96
Median = 49,09
Modus = 61,45
Standar Deviasi = 9,95
Minimum = 32,73
Maximum =64,00
67
67
Lampiran 7
Pengolahan Data Mentah Dengan T-Score
Sebaran Data Kemampuan lay up shoot (Y)
No Y X-X 2
X-X S
X-X
S
X-X10
S
X-X1050
1 8 2.09 4.368 1.482 14.823 64.82
2 6 0.09 0.008 0.064 0.638 50.64
3 7 1.09 1.188 0.773 7.730 57.73
4 8 2.09 4.368 1.482 14.823 64.82
5 7 1.09 1.188 0.773 7.730 57.73
6 6 0.09 0.008 0.064 0.638 50.64
7 8 2.09 4.368 1.482 14.823 64.82
8 6 0.09 0.008 0.064 0.638 50.64
9 7 1.09 1.188 0.773 7.730 57.73
10 7 1.09 1.188 0.773 7.730 57.73
11 8 2.09 4.368 1.482 14.823 64.82
12 6 0.09 0.008 0.064 0.638 50.64
13 5 -0.91 0.828 -0.645 -6.454 43.55
14 6 0.09 0.008 0.064 0.638 50.64
15 6 0.09 0.008 0.064 0.638 50.64
16 4 -1.91 3.648 -1.355 -13.546 36.45
17 5 -0.91 0.828 -0.645 -6.454 43.55
18 5 -0.91 0.828 -0.645 -6.454 43.55
19 4 -1.91 3.648 -1.355 -13.546 36.45
20 4 -1.91 3.648 -1.355 -13.546 36.45
21 4 -1.91 3.648 -1.355 -13.546 36.45
22 5 -0.91 0.828 -0.645 -6.454 43.55
23 4 -1.91 3.648 -1.355 -13.546 36.45
Mean = 50,02
Median = 50,64
Modus = 50,64
Standar Deviasi = 10,01
Minimum = 36,45
Maximum =64,82
68
68
Lampiran 8
Tabel
Analisis korelasi sederhana dan korelasi berganda (variabel X1, X2 dan Y)
No X1 X2 Y X12
X22
Y2 X1 Y X2 Y X1 X2
1 60.20 61.45 64.82 3623.568 3776.661 4201.982 3902.072 3983.649 3699.323 2 69.51 62.55 50.64 4831.613 3911.934 2564.237 3519.858 3167.195 4347.522 3 49.90 61.45 57.73 2490.206 3776.661 3332.81 2880.865 3547.801 3066.702 4 59.22 64.00 64.82 3506.498 4096 4201.982 3838.52 4148.652 3789.804 5 58.14 55.27 57.73 3379.94 3055.074 3332.81 3356.293 3190.922 3213.405 6 56.27 51.64 50.64 3166.82 2666.314 2564.237 2849.645 2614.778 2905.811 7 59.22 62.18 64.82 3506.498 3866.579 4201.982 3838.52 4030.793 3682.139 8 57.16 49.09 50.64 3266.907 2409.917 2564.237 2894.326 2485.88 2805.882 9 58.14 58.91 57.73 3379.94 3470.281 3332.81 3356.293 3400.851 3424.813
10 53.33 63.27 57.73 2844.444 4003.438 3332.81 3078.96 3652.766 3374.545 11 55.20 50.55 64.82 3046.607 2554.843 4201.982 3577.959 3276.493 2789.911 12 50.78 53.82 50.64 2579.047 2896.397 2564.237 2571.631 2725.261 2733.119 13 50.78 46.18 43.55 2579.047 2132.76 1896.263 2211.459 2011.038 2345.312 14 47.25 40.00 50.64 2233.026 1600 2564.237 2392.908 2025.532 1890.196 15 48.14 35.09 50.64 2317.195 1231.372 2564.237 2437.589 1776.944 1689.18 16 25.10 32.73 36.45 629.9116 1071.074 1328.887 914.9214 1193.037 821.3904 17 44.02 42.00 43.55 1937.726 1764 1896.263 1916.882 1828.936 1848.824 18 47.16 48.91 43.55 2223.77 2392.099 1896.263 2053.497 2129.8 2306.399 19 35.29 44.18 36.45 1245.675 1952.033 1328.887 1286.608 1610.6 1559.358 20 44.31 33.45 36.45 1963.706 1119.207 1328.887 1615.408 1219.549 1482.496 21 33.43 45.27 36.45 1117.657 2049.62 1328.887 1218.704 1650.368 1513.529 22 49.51 43.09 43.55 2451.221 1856.826 1896.263 2155.959 1876.441 2133.422 23 39.51 44.00 36.45 1561.025 1936 1328.887 1440.286 1603.972 1738.431
Jumlah 1151.57 1149.09 1150.50 59882.05 59589.09 59754.08 59309.16 59151.26 59161.52
1. Pengujian hipotesis 1
Korelasi sederhana natara variable (X1) dengan Y
r X1y = 222
1
2
1
11
YYn XXn
YX-YXn
r = 22 )50,1150(08,59754.23 )57,1151(05,59882.23
1150,50)(1151,57)(-623.59309,1
r = 1323650,25-1374343,84 51326113,46-1377287,15
51324881,28-1364110,68
69
69
r = 50693685,51173
39229,395
r = 2594177806
39229,395
ro = 0,770
rtab (α = 0,05) = 0.413
ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
Koefisien determinasi :
Kd = r2
x 100%
=0,7702x 100%
= 0,5929x 100%
= 59,29%
2. Pengujian hipotesis 2
Korelasi sederhana natara variable (x2) dengan Y
r x2y = 222
2
2
2
22
YYn XXn
YX-YXn
r = 22 )50,1150(08,59754.23 )09,1149(09,59589.23
1150,50)(1149,09)(-623,59151,2
r = 1323650,25-1374343,84 81320407,82-1370549,07
51322028,04-1360478,98
r = 50693,59 50141,242
38450,935
r = 2541839564
38450,935
ro = 0,763
rtab (α = 0,05) = 0.413
Koefisien determinasi :
Kd = r2
x 100%
=0,7632x 100%
= 0,5821x 100%
= 58,21%
70
70
Ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
Korelasi sederhana atara variable (x1) dengan (x2)
r x1 x2 = 2
2
2
2
2
1
2
1
2121
XXn XXn
XX-XXn
r = 22 )09,1149(09,59589.23 )57,1151(05,59882.23
1149,09)(1151,57)(-223.59161,5
r = 8)1320407,82-1370549,07 51326113,46-1377287,15
11323257,57-1360714,96
r = 50141,2419 51173,685
37457,389
r = 2565912118
37457,389
ro = 0,739
rtab (α = 0,05) = 0.413
Ternyata ro < r tab , akibatnya Ho diterima (Ha ditolak)
3. Pengujian hipotesis 3
Korelasi Ganda antara variable (x1) dan (x2) terhadap variable Y
r x1 x2 y = 21
2
21212
2
1
2
x xr-1
xrx yrx yrx2-yxryxr
= 2
22
739,01
)739,0)(763,0)(770,0(2763,0770,0
= 453879,0
86833978,0582169,05929,0
= 453879,0
86833978,0175069,1
= 6757951348,0
71
71
R= 0,822
rtab (0.413 pada taraf signifikan α = 0,05
Ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
Kd = r2
x 100%
=0,8222x 100%
= 0,6756x 100%
= 67,56%
Pengujian Signifikan Korelasi Ganda
F = 1/()121(
/122
2
knyR
kyR
F= 1223/()822,01(
2/)822,0(2
2
F= 20/)324316,0(
337842,0
F= 0162158,0
337842,0
F= 20,83
Fhitung(20,83) > (Ftabel(3,19)
H0 ditolak ha diterima
Kesimpulannya terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2 secara bersama-sama
dengan Y
72
72
Lampiran 9
DAFTAR
NILAI KRITIS L UNTUK UJI LILLIEFORS
Ukuran
Sampel
Taraf Nyata
0.01 0.05 0.10 0.15 0.20
4 0.417 0.381 0.352 0.319 0.300
5 0.405 0.337 0.315 0.299 0.285
6 0.364 0.319 0.294 0.277 0.265
7 0.348 0.300 0.276 0.258 0.247
8 0.331 0.285 0.261 0.244 0.233
9 0.311 0.271 0.249 0.233 0.223
10 0.294 0.258 0.239 0.224 0.215
11 0.284 0.249 0.230 0.217 0.206
12 0.275 0.242 0.223 0.212 0.199
13 0.268 0.234 0.214 0.202 0.190
14 0.261 0.227 0.207 0.194 0.183
15 0.257 0.220 0.201 0.187 0.177
16 0.250 0.213 0.195 0.182 0.173
17 0.245 0.206 0.289 0.177 0.169
18 0.239 0.200 0.184 0.173 0.166
19 0.235 0.195 0.179 0.169 0.163
20 0.231 0.190 0.174 0.166 0.160
25 0.200 0.173 0.158 0.147 0.142
30 0.184 0.161 0.144 0.136 0.131
1.031 0.886 0.805 0.768 0.736
n >30 n n n n n
Sumber : Conover, W.J, Practical Nonparametric Statistics, John Wiley & Sons, In,1973
73
73
Lampiran 10
Tabel dari harga kritik dari Product-Moment
N
(1)
Interval Kepercayaan N
(1)
Interval Kepercayaan N
(1)
Interval kepercayaan
95%
(2)
99%
(3)
95%
(2)
99%
(3)
95%
(2)
99%
(3)
3 0.997 0.999 26 0.388 0.4905 55 0.266 0.345
4 0.950 0.990 27 0.381 0.487 60 0.254 0.330
5 0.878 0.959 28 0.374 0.478 65 0.244 0.317
6 0.811 0.912 29 0.367 0.470 70 0.235 0.306
7 0.754 0.874 30 0.361 0.463 75 0.227 0.296
8 0.707 0.874 31 0.355 0.456 80 0.220 0.286
9 0.666 0.798 32 0.347 0.449 85 0.213 0.278
10 0.632 0.762 33 0.344 0.442 90 0.207 0.270
11 0.602 0.735 34 0.339 0.436 95 0.202 0.263
12 0.576 0.708 35 0.334 0.430 100 0.195 0.256
13 0.553 0.684 36 0.329 0.424 125 0.176 0.230
14 0.532 0.661 37 0.325 0.418 150 0.159 0.210
15 0.514 0.641 38 0.320 0.413 175 0.148 0.194
16 0.497 0.623 39 0.316 0.408 200 0.138 0.181
17 0.482 0.606 40 0.312 0.403 300 0.113 0.148
18 0.468 0.590 41 0.308 0.396 400 0.098 0.128
19 0.456 0.575 42 0.304 0.393 500 0.088 0.115
20 0.444 0.561 43 0.301 0.389 600 0.080 0.105
21 433 0.549 44 0.297 0.384 700 0.074 0.097
22 0.423 0.537 45 0.294 0.380 800 0.070 0.091
23 0.413 0.526 46 0.291 0.276 900 0.065 0.085
24 0.404 0.515 47 0.288 0.372 1000 0.062 0.081
25 0.396 0.505 48 0.264 0.368
1.031 0.886 49 0.281 0.364
50 0.297 0.361
J=Jumlah pasangan yang digunakan untuk menghitung r
74
74
Lampiran 11
DAFTAR LUAS DIBAWAH LENGKUNGAN NORMAL STANDAR Dari 0 ke z
Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0.0 0000 0040 0080 0120 0160 0199 0239 0279 0319 0359
0.1 0386 0483 0478 0557 0596 0636 0675 0714 0754 0360
0.2 0793 0832 0871 0910 0948 0987 1026 1064 1103 1141
0.3 1179 1217 1255 1293 1331 1368 1406 1443 1480 1517
0.4 1554 1591 1628 1664 1700 1736 1772 1808 1844 1879
0.5 1915 1950 1985 2019 2054 2088 2123 2157 2190 2224
0.6 2258 2291 2324 2357 2389 2422 2454 2486 2418 2549
0.7 2580 2612 2642 2673 2704 2734 2764 2794 2823 2852
0.8 2881 2910 2939 2967 2996 3023 3051 3078 3106 3133
0.9 3159 3186 3212 3238 3264 3289 3315 3340 3365 3389
1.0 3413 3438 3461 3485 2508 3531 3554 3577 3599 3621
1.1 4634 3665 3686 3708 3729 3749 3770 3790 3810 3830
1.2 3849 3869 3888 3907 3925 3944 3962 3980 3997 4015
1.3 4032 4049 4066 4082 4099 4115 4131 4147 4162 4177
1.4 4192 4207 4222 4236 4251 4265 4279 4292 4306 4319
1.5 4332 4345 4357 4370 4382 4394 4406 4418 4429 4441
1.6 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4535 4545
1.7 4554 4564 4573 4580 4591 4599 4608 4626 4625 4633
1.8 4641 4649 4656 4664 4671 4678 4686 4692 4699 4633
1.9 4713 4719 4726 4732 4738 4744 4750 4756 4761 4767
2.0 4772 4778 4783 4788 4793 4798 4803 4808 4812 4817
2.1 4821 4826 4830 4838 4838 4842 4846 4850 4854 4857
2.2 4861 4864 4868 4871 4875 4878 4881 4884 4887 4890
2.3 4893 4896 4898 4901 4904 4906 4909 4911 4913 4916
2.4 4918 4920 4922 4925 4927 4929 4931 4932 4934 4936
2.5 4938 4940 4941 4943 4945 4946 4948 4949 4951 4952
2.6 4953 4955 4956 4957 4959 4960 4961 4962 4963 4964
2.7 4965 4966 4967 4968 4969 4970 4971 4972 4973 4974
2.8 4974 4975 4976 4977 4977 4978 4979 4979 4980 4981
2.9 4981 4982 4982 4983 4984 4984 4985 4985 4986 4986
3.0 4987 4987 4987 4988 4988 4989 4989 4989 4990 4990
3.1 4990 4991 4991 4991 4992 4992 4992 4992 4993 4993
3.2 4993 4993 4994 4994 4994 4994 4994 4995 4995 4995
3.3 4995 4995 4995 4996 4996 4996 4996 4996 4996 4997
3.4 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4998
3.5 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998
3.6 4998 4998 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
75
75
DOKUMENTASI PENELITIAN
PELAKSANAAN PENGUKURAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI
PELAKSANAAN TES SATLE RUN
76
76
PELAKSANAAN TES LAY UP SHOOT
ATLET BOLA BASKET OMEGA PAYAKUMBUH
77
77
78
79