konsultan kontraktor pemilik · kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki...

45
65 Universitas Kristen Petra 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian Kuesioner yang disebarkan dan terisi dengan benar berjumlah 105 buah. Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku Konstruksi Posisi perusahaan yang disebutkan dalam kuesioner adalah konsultan arsitek, konsultan struktur, konsultan ME, kontraktor, pemilik proyek pribadi, dan pemilik proyek developer. Dari 105 responden seperti tampak pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1, tampak bahwa 20% atau 20 responden adalah konsultan arsitek. Posisi konsultan struktur sebanyak 15 responden atau 14%. Responden dengan posisi sebagai konsultan mekanikal elektrikal ada 13% atau 14 responden. Posisi sebagai kontraktor sebanyak 31% atau 32 responden. Sebagai pemilik proyek pribadi sebanyak 13 responden atau 12%. Sedangkan sebagai pemilik proyek developer sebesar 10% atau 11 responden. Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Posisi Perusahaan Responden Sebagai Pelaku Konstruksi Posisi Perusahaan Posisi Perusahaan Responden Jumlah Responden Konsultan Arsitek 20 Konsultan Struktur 15 Konsultan ME 14 49 Konsultan Kontraktor 32 32 Kontraktor Pemilik Proyek Pribadi 13 Pemilik Proyek Developer 11 24 Pemilik Total 105 105 Apabila dikelompokkan dalam 3 besar posisi pelaku konstruksi maka data yang didapat adalah 47% atau 49 orang adalah konsultan, 30% atau 32 orang adalah kontraktor, dan 23% atau 24 orang adalah pemilik proyek.

Upload: others

Post on 12-Dec-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

65 Universitas Kristen Petra

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian

Kuesioner yang disebarkan dan terisi dengan benar berjumlah 105 buah.

Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam

profesi dalam bidang konstruksi.

4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku Konstruksi

Posisi perusahaan yang disebutkan dalam kuesioner adalah konsultan

arsitek, konsultan struktur, konsultan ME, kontraktor, pemilik proyek pribadi, dan

pemilik proyek developer. Dari 105 responden seperti tampak pada Tabel 4.1 dan

Gambar 4.1, tampak bahwa 20% atau 20 responden adalah konsultan arsitek.

Posisi konsultan struktur sebanyak 15 responden atau 14%. Responden dengan

posisi sebagai konsultan mekanikal elektrikal ada 13% atau 14 responden. Posisi

sebagai kontraktor sebanyak 31% atau 32 responden. Sebagai pemilik proyek

pribadi sebanyak 13 responden atau 12%. Sedangkan sebagai pemilik proyek

developer sebesar 10% atau 11 responden.

Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Posisi Perusahaan Responden Sebagai Pelaku

Konstruksi

Posisi Perusahaan Posisi Perusahaan Responden Jumlah Responden

Konsultan Arsitek 20 Konsultan Struktur 15 Konsultan ME 14 49 Konsultan

Kontraktor 32 32 Kontraktor Pemilik Proyek Pribadi 13 Pemilik Proyek Developer 11 24 Pemilik

Total 105 105

Apabila dikelompokkan dalam 3 besar posisi pelaku konstruksi maka data

yang didapat adalah 47% atau 49 orang adalah konsultan, 30% atau 32 orang

adalah kontraktor, dan 23% atau 24 orang adalah pemilik proyek.

Page 2: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

66 Universitas Kristen Petra

47%

30%

23%

Konsultan Kontraktor Pemilik

Gambar 4.1 Distribusi Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku Konstruksi

4.1.2 Pengalaman Di Bidang Konstruksi

Dalam kuesioner ditanyakan pengalaman responden bekerja dalam bidang

konstruksi. Dari hasil 105 buah kuesioner seperti yang tampak pada Tabel 4.2 dan

Gambar 4.2 didapatkan 31 responden atau 30% memiliki pengalaman kurang dari

5 tahun dengan komposisi 22 orang berasal dari konsultan, 5 orang dari

kontraktor, dan 4 orang dari pemilik proyek. Yang memiliki pengalaman antara 5-

10 tahun sebanyak 39 orang atau 37% dengan komposisi 17 orang berasal dari

konsultan, 9 orang dari kontraktor, dan 13 orang dari pemilik proyek. Untuk

responden dengan pengalaman lebih dari 10 tahun ada 33% atau sebanyak 35

responden dengan komposisi 10 orang dari konsultan, 18 orang dari kontraktor,

dan 7 orang dari pemilik proyek.

Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Pengalaman Responden Di Bidang Konstruksi

Posisi Pengalaman di Bidang Konstruksi Perusahaan Kurang dari Antara Lebih dari Responden 5 tahun 5-10 tahun 10 tahun

Konsultan 22 17 10 Kontraktor 5 9 18 Pemilik Proyek 4 13 7

Total 31 39 35

Page 3: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

67 Universitas Kristen Petra

30%

37%

33%

Kurang dari 5 tahun Antara 5-10 tahun Lebih dari 10 tahun

Gambar 4.2 Distribusi Pengalaman Di Bidang Konstruksi

4.1.3 Masa Kerja Di Perusahaan

Untuk masa kerja responden di perusahaan didapatkan 40 orang atau 38%

yang memiliki masa kerja kurang dari 5 tahun dengan komposisi 21 orang berasal

dari konsultan, 12 orang dari kontraktor, dan 7 orang dari pemilik. Sedangkan

untuk masa kerja antara 5-10 tahun terdapat 47 orang atau 45% dengan komposisi

22 orang berasal dari konsultan, 15 orang dari kontraktor, dan 10 orang dari

pemilik proyek. Responden yang memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun hanya

ada 18 orang atau sekitar 17% dengan komposisi 6 orang berasal dari konsultan, 5

orang dari kontraktor, dan 7 orang dari pemilik proyek. Secara jelas dan mendetail

hasil kuesioner masa kerja responden di perusahaan dapat dilihat pada Tabel 4.3

dan Gambar 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Kuesioner Masa Kerja Responden Di Perusahaan

Posisi Masa Kerja di Perusahaan Perusahaan Kurang dari Antara Lebih dari Responden 5 tahun 5-10 tahun 10 tahun

Konsultan 21 22 6 Kontraktor 12 15 5 Pemilik Proyek 7 10 7

Total 40 47 18

Page 4: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

68 Universitas Kristen Petra

38%

45%

17%

Kurang dari 5 tahun Antara 5-10 tahun Lebih dari 10 tahun

Gambar 4.3 Distribusi Masa Kerja Di Perusahaan

4.2 Analisa Kriteria Kinerja Konsultan Perencana Dengan Menggunakan

Analytical Hierarchy Process (AHP)

Terdapat dua buah kriteria untuk mengukur kinerja konsultan perencana,

yaitu kinerja tugas (task performance) dan kinerja konteks (contextual

performance). Dari analisa AHP untuk ketiga pelaku konstruksi, yaitu konsultan,

kontraktor, dan pemilik proyek didapatkan nilai bobot kriteria kinerja tugas yang

lebih dominan dibandingkan kriteria kinerja konteks seperti yang dapat dilihat

pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Nilai Bobot Kriteria Kinerja Konsultan Perencana Menurut Konsultan,

Kontraktor, dan Pemilik Proyek

Nilai Bobot Kriteria Kinerja Konsultan Perencana Kode Konsultan Kontraktor Pemilik Kinerja Tugas TSP 0,518 0,568 0,608 Kinerja Konteks CTP 0,482 0,432 0,392

Nilai bobot yang didapatkan dari analisa AHP disusun dari nilai bobot

yang terbesar hingga yang terkecil untuk mengetahui peringkat dari kriteria

kinerja konsultan perencana menurut pendapat konsultan, kontraktor, dan pemilik

seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Page 5: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

69 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.5 Peringkat Kriteria Kinerja Konsultan Perencana Menurut Konsultan,

Kontraktor, dan Pemilik Proyek

Peringkat Kriteria Kinerja Konsultan Perencana Kode Konsultan Kontraktor Pemilik Kinerja Tugas TSP 1 1 1 Kinerja Konteks CTP 2 2 2

Berdasarkan nilai bobot kriteria kinerja konsultan perencana yang

didapatkan dari analisa AHP, diketahui bahwa menurut pendapat konsultan

kinerja tugas dengan nilai bobot sebesar 0,518 merupakan kriteria yang paling

penting bagi kinerja konsultan perencana daripada kinerja konteks yang hanya

memiliki nilai bobot sebesar 0,482. Sedangkan menurut pendapat kontraktor

kinerja tugas dengan nilai bobot sebesar 0,568 merupakan kriteria yang paling

penting bagi kinerja konsultan perencana daripada kinerja konteks yang hanya

memiliki nilai bobot sebesar 0,432. Bagi pemilik proyek, kinerja tugas dengan

nilai bobot sebesar 0,608 merupakan kriteria yang paling penting bagi kinerja

konsultan perencana daripada kinerja konteks yang hanya memiliki nilai bobot

sebesar 0,392.

Secara keseluruhan, pendapat ketiga pelaku konstruksi terhadap kriteria

kinerja konsultan perencana adalah sama yaitu mengganggap kinerja tugas lebih

penting daripada kinerja konteks (peringkat kinerja tugas lebih tinggi dari kinerja

konteks). Pemilik proyek menempatkan kinerja tugas sedikit lebih penting

dibandingkan konsultan dan kontraktor dengan nilai bobot mencapai 0,608. Jadi

dapat dikatakan kinerja tugas merupakan kriteria yang penting bagi kinerja

konsultan perencana, tetapi kinerja konteks juga tetap harus diperhatikan karena

memiliki kontribusi tersendiri terhadap kinerja konsultan perencana.

Hal ini didukung hasil interview dari beberapa orang konsultan,

kontraktor, dan pemilik proyek. Menurut konsultan, kinerja tugas merupakan

parameter yang penting dalam menentukan kemampuan konsultan perencana

secara teknis. Dalam prakteknya, konsultan lebih mengutamakan sisi teknis

daripada non teknis karena berkaitan dengan disain itu sendiri sehingga akan lebih

menonjolkan sisi kinerja tugas daripada kinerja konteks. Sangat wajar apabila

konsultan menganggap skill lebih berperan dalam menghasilkan disain yang

berstandar tinggi. Meskipun demikian kinerja konteks juga tetap memiliki peranan

Page 6: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

70 Universitas Kristen Petra

yang tidak dapat diabaikan guna kelancaran pembuatan disain yang memerlukan

koordinasi, komunikasi, dan kerja sama yang baik dari sesama konsultan

perencana dan pemilik proyek.

Menurut kontraktor seharusnya kinerja konteks lebih penting bagi kinerja

konsultan perencana meskipun hasil penelitian lebih mengarah pada kinerja tugas.

Pertimbangan kontraktor ini berkaitan erat dengan kemampuan konsultan

perencana dalam menghasilkan disain yang constructability (mudah dilaksanakan

di lapangan). Kontraktor menyatakan ada kalanya kinerja tugas lebih dominan

dalam kinerja konsultan perencana. Salah satunya apabila berkaitan dengan

struktur organisasi suatu proyek, contohnya adalah kontraktor Design Builder

memiliki kontrol terhadap disain konsultan perencana langsung di bawah

kontraktor sehingga kontraktor Design Builder akan lebih memandang penting

kinerja tugas daripada kinerja konteks.

Menurut pemilik proyek, kinerja tugas sudah tepat dinyatakan sebagai

kriteria yang penting dari kinerja konsultan perencana namun bukan berarti

kinerja konteks tidak diperhatikan. Pemilik proyek beranggapan bahwa konsultan

perencana harus mampu menyelesaikan tugas-tugas kerjanya dengan baik dan

menghasilkan disain sesuai dengan standar yang berlaku. Pemilik proyek biasanya

lebih memandang kepada hasil yang identik dengan kinerja tugas daripada proses

yang lebih mengarah kepada kinerja konteks. Padahal hasil yang baik belum tentu

didapatkan dari proses yang benar dan proses yang benar belum tentu

mendapatkan hasil yang baik. Kinerja tugas maupun kinerja konteks keduanya

memiliki keterkaitan dalam pembuatan suatu disain, sehingga akan lebih baik jika

keduanya berjalan dengan seimbang.

4.3 Analisa Sub Kriteria Kinerja Konsultan Perencana Dengan

Menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP)

Kriteria kinerja tugas dan kriteria kinerja konteks memiliki sub kriteria

sebagai komponen pendukungnya. Kinerja tugas memiliki empat sub kriteria

sedangkan kinerja konteks memiliki lima sub kriteria.

Page 7: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

71 Universitas Kristen Petra

4.3.1 Sub Kriteria Dari Kriteria Kinerja Tugas

Dari analisa AHP untuk ketiga pelaku konstruksi, yaitu konsultan,

kontraktor, dan pemilik proyek didapatkan nilai bobot sub kriteria kinerja tugas

seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Nilai Bobot Sub Kriteria Kinerja Tugas Menurut Konsultan, Kontraktor,

dan Pemilik Proyek

Sub Kriteria Kinerja Konsultan Perencana Nilai Bobot

Kinerja Tugas Kode Konsultan Kontraktor Pemilik Pengalaman Kerja JE 0,364 0,449 0,232 Kecakapan Tugas TP 0,268 0,238 0,302 Pengetahuan Kerja JK 0,211 0,180 0,171 Kemampuan Memahami CA 0,157 0,132 0,296

Nilai bobot yang didapatkan dari analisa AHP disusun dari nilai bobot

yang terbesar hingga yang terkecil untuk mengetahui peringkat dari sub kriteria

kinerja tugas menurut pendapat konsultan, kontraktor, dan pemilik seperti yang

dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Peringkat Sub Kriteria Kinerja Tugas Menurut Konsultan, Kontraktor,

dan Pemilik Proyek

Sub Kriteria Kinerja Konsultan Perencana Peringkat

Kinerja Tugas Kode Konsultan Kontraktor Pemilik Pengalaman Kerja JE 1 1 3 Kecakapan Tugas TP 2 2 1 Pengetahuan Kerja JK 3 3 4 Kemampuan Memahami CA 4 4 2

Berdasarkan nilai bobot sub kriteria dari kriteria kinerja tugas yang

didapatkan dari analisa AHP pada Tabel 4.6, diketahui bahwa menurut pendapat

konsultan dan kontraktor, pengalaman kerja dengan nilai bobot sebesar 0,364

merupakan sub kriteria yang paling penting bagi kriteria kinerja tugas karena

berada pada peringkat teratas. Kecakapan tugas berada pada peringkat kedua

sehingga dianggap sebagai sub kriteria yang cukup penting bagi kriteria kinerja

tugas dengan nilai bobot sebesar 0,268. Pada peringkat ketiga, terdapat

Page 8: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

72 Universitas Kristen Petra

pengetahuan kerja dengan nilai bobot sebesar 0,211 yang merupakan sub kriteria

kurang penting bagi kriteria kinerja tugas. Kemampuan memahami yang memiliki

nilai bobot sebesar 0,157 dapat dianggap sebagai sub kriteria yang tidak begitu

penting bagi kriteria kinerja tugas karena hanya berada pada peringkat terakhir.

Menurut pendapat pemilik proyek, kecakapan tugas dengan nilai bobot

sebesar 0,302 merupakan sub kriteria yang paling penting bagi kriteria kinerja

tugas karena berada pada peringkat teratas. Kemampuan memahami berada pada

peringkat kedua sehingga dianggap sebagai sub kriteria yang cukup penting bagi

kriteria kinerja tugas dengan nilai bobot sebesar 0,296. Pada peringkat ketiga,

terdapat pengalaman kerja dengan nilai bobot sebesar 0,232 yang merupakan sub

kriteria kurang penting bagi kriteria kinerja tugas. Pengetahuan kerja memiliki

nilai bobot sebesar 0,171 dapat dianggap sebagai sub kriteria yang tidak begitu

penting bagi kriteria kinerja tugas karena hanya berada pada peringkat terakhir.

Secara keseluruhan, pendapat konsultan dan kontraktor terhadap sub

kriteria pengalaman kerja adalah sama, yaitu menganggap pengalaman kerja lebih

penting daripada sub kriteria lainnya. Meskipun pengalaman kerja memiliki nilai

bobot yang lebih besar dari nilai bobot kecakapan tugas namun selisihnya hanya

sekitar 0,100 sehingga menempatkan kecakapan tugas pada peringkat kedua

setelah pengalaman kerja. Begitu pula untuk nilai bobot pengetahuan kerja yang

hanya berselisih sekitar 0,100 dari nilai bobot pengalaman kerja dapat juga

dianggap memiliki tingkat kepentingan bagi kinerja tugas. Untuk kemampuan

memahami yang hanya memiliki nilai bobot 0,157 sebenarnya juga memiliki

tingkat kepentingan harus diperhatikan. Berbeda dengan pendapat pemilik proyek

yang menganggap kecakapan tugas lebih penting daripada sub kriteria lainnya

sehingga menempati peringkat pertama dan kemampuan memahami pada

peringkat kedua. Meski demikian selisih nilai bobot yang hanya berkisar 0,100

membuat pengalaman kerja juga dipandang penting bagi kinerja tugas. Untuk

pengetahuan kerja yang hanya memiliki nilai bobot 0,171 sebenarnya juga

memiliki tingkat kepentingan harus diperhatikan.

Jadi dapat dikatakan ketiga pelaku konstruksi memandang keempat sub

kriteria sebagai sub kriteria yang penting bagi kinerja tugas dengan tingkat

Page 9: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

73 Universitas Kristen Petra

kepentingan yang berbeda. Hal ini didukung hasil interview dari beberapa orang

konsultan, kontraktor, dan pemilik proyek.

Menurut konsultan dan kontraktor, pertimbangan mengapa pengalaman

kerja berada pada peringkat pertama adalah ditinjau dari jam terbang konsultan

perencana. Konsultan perencana memandang jam terbang yang tinggi yang akan

membuat konsultan perencana jeli terhadap detil disain dan permasalahan yang

sering terjadi dalam hal mendisain, terutama jika hal ini dikaitkan dengan hasil

disain konsultan perencana yang harus dapat dikerjakan oleh kontraktor di

lapangan (berhubungan dengan constructability). Hal ini tidak dapat diartikan

bahwa ketiga sub kriteria lainnya yang tidak berada pada peringkat pertama tidak

diperhatikan. Bagaimanapun juga dalam menentukan skill seorang konsultan

perencana, kecakapan tugas, pengetahuan kerja, dan kemampuan memahami juga

dijadikan sebagai bahan pertimbangan selain pengalaman kerja.

Pemilik proyek memiliki pendapat yang berbeda dari konsultan dan

kontraktor. Agar seorang konsultan perencana mampu menyelesaikan tugas-tugas

kerjanya, pemilik proyek berpendapat bahwa kecakapan tugas memiliki porsi

yang paling penting sebagai sub kriteria dari kinerja tugas. Seorang konsultan

perencana yang cakap diharapkan mampu memberikan solusi dan inovasi disain

agar dapat mendisain suatu bangunan sesuai dengan yang dikehendaki pemilik.

Sub kriteria kecakapan tugas memang dianggap lebih penting, akan tetapi sub

kriteria kemampuan memahami, pengetahuan kerja, dan pengalaman kerja dari

kriteria kinerja tugas juga dianggap penting bagi kinerja konsultan perencana

sehingga tidak dapat dikesampingkan begitu saja. Seperti halnya kemampuan

memahami yang berperan bagi kelancaran mengintepretasikan gambaran disain

yang diharapkan oleh pemilik proyek. Bagi pemilik proyek kemampuan

constructability yang akan memperlancar kerja sama konsultan dan kontraktor

bukan dianggap tidak penting. Pemilik proyek menganggap konsultan perencana

dengan kecakapan tugas yang baik secara otomatis akan menghasilkan disain

yang dapat diterjemahkan kontraktor untuk dikerjakan di lapangan.

Page 10: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

74 Universitas Kristen Petra

4.3.2 Sub Kriteria Dari Kriteria Kinerja Konteks

Dari analisa AHP untuk ketiga pelaku konstruksi, yaitu konsultan,

kontraktor, dan pemilik proyek didapatkan nilai bobot sub kriteria kinerja konteks

seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Nilai Bobot Sub Kriteria Kinerja Konteks Menurut Konsultan,

Kontraktor, dan Pemilik Proyek

Sub Kriteria Kinerja Konsultan Perencana Nilai Bobot

Kinerja Konteks Kode Konsultan Kontraktor Pemilik Pengendalian CTR 0,293 0,347 0,172 Komitmen COM 0,246 0,242 0,175 Inisiatif IN 0,166 0,128 0,192 Kemampuan Bersosialisasi SS 0,149 0,123 0,185 Kesungguhan CS 0,147 0,160 0,276

Nilai bobot yang didapatkan dari analisa AHP disusun dari nilai bobot

yang terbesar hingga yang terkecil untuk mengetahui peringkat dari sub kriteria

kinerja konteks menurut pendapat konsultan, kontraktor, dan pemilik seperti yang

dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Peringkat Sub Kriteria Kinerja Konteks Menurut Konsultan, Kontraktor,

dan Pemilik Proyek

Sub Kriteria Kinerja Konsultan Perencana Peringkat

Kinerja Konteks Kode Konsultan Kontraktor Pemilik Pengendalian CTR 1 1 5 Komitmen COM 2 2 4 Inisiatif IN 3 4 2 Kemampuan Bersosialisasi SS 4 5 3 Kesungguhan CS 5 3 1

Berdasarkan nilai bobot sub kriteria dari kriteria kinerja konteks yang

didapatkan dari analisa AHP pada Tabel 4.8, diketahui bahwa menurut pendapat

konsultan, pengendalian dengan nilai bobot sebesar 0,293 merupakan sub kriteria

yang paling penting bagi kriteria kinerja konteks karena berada pada peringkat

teratas. Komitmen berada pada peringkat kedua sehingga dianggap sebagai sub

kriteria yang cukup penting bagi kriteria kinerja konteks dengan nilai bobot

Page 11: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

75 Universitas Kristen Petra

sebesar 0,246. Pada peringkat ketiga, terdapat inisiatif dengan nilai bobot sebesar

0,166 yang merupakan sub kriteria yang penting bagi kriteria kinerja konteks.

Peringkat keempat diduduki oleh kemampuan bersosialisasi yang dianggap

sebagai sub kriteria yang kurang penting bagi kriteria kinerja konteks dengan nilai

bobot sebesar 0,149. Kesungguhan yang memiliki nilai bobot sebesar 0,147 dapat

dianggap sebagai sub kriteria yang tidak begitu penting bagi kriteria kinerja

konteks karena hanya berada pada peringkat terakhir.

Menurut pendapat kontraktor, pengendalian dengan nilai bobot sebesar

0,347 merupakan sub kriteria yang paling penting bagi kriteria kinerja konteks

karena berada pada peringkat teratas. Komitmen berada pada peringkat kedua

sehingga dianggap sebagai sub kriteria yang cukup penting bagi kriteria kinerja

konteks dengan nilai bobot sebesar 0,242. Pada peringkat ketiga, terdapat

kesungguhan dengan nilai bobot sebesar 0,160 yang merupakan sub kriteria yang

penting bagi kriteria kinerja konteks. Peringkat keempat diduduki oleh inisiatif

yang dianggap sebagai sub kriteria yang kurang penting bagi kriteria kinerja

konteks dengan nilai bobot sebesar 0,128. Kemampuan bersosialisasi memiliki

nilai bobot sebesar 0,123 dapat dianggap sebagai sub kriteria yang tidak begitu

penting bagi kriteria kinerja konteks karena hanya berada pada peringkat terakhir.

Menurut pendapat pemilik proyek, kesungguhan dengan nilai bobot

sebesar 0,276 merupakan sub kriteria yang paling penting bagi kriteria kinerja

konteks karena berada pada peringkat teratas. Inisiatif berada pada peringkat

kedua sehingga dianggap sebagai sub kriteria yang cukup penting bagi kriteria

kinerja konteks dengan nilai bobot sebesar 0,192. Pada peringkat ketiga, terdapat

kemampuan bersosialisasi dengan nilai bobot sebesar 0,185 yang merupakan sub

kriteria yang penting bagi kriteria kinerja konteks. Peringkat keempat diduduki

oleh komitmen yang dianggap sebagai sub kriteria yang kurang penting bagi

kriteria kinerja konteks dengan nilai bobot sebesar 0,175. Pengendalian memiliki

nilai bobot sebesar 0,172 dapat dianggap sebagai sub kriteria yang tidak begitu

penting bagi kriteria kinerja konteks karena hanya berada pada peringkat terakhir.

Secara keseluruhan, pendapat konsultan dan kontraktor terhadap sub

kriteria pengalaman kerja adalah hampir sama, yaitu menganggap pengendalian

dan komitmen lebih penting daripada sub kriteria lainnya dengan nilai bobot yang

Page 12: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

76 Universitas Kristen Petra

hampir sama yaitu sekitar 0,200 menurut konsultan dan nilai bobot yang hanya

berselisih 0,100 antara pengendalian dan komitmen menurut pendapat kontraktor.

Untuk nilai bobot inisiatif, kemampuan bersosialisasi, dan kesungguhan dengan

kisaran 0,100 atau dapat dianggap relatif sama diantara ketiganya, antara

konsultan dan kontraktor terdapat perbedaan peringkat namun sebenarnya juga

memiliki tingkat kepentingan harus diperhatikan. Berbeda dengan pendapat

pemilik proyek yang menganggap kesungguhan lebih penting daripada sub

kriteria lainnya sehingga menempati peringkat pertama. Meski demikian selisih

nilai bobot yang hanya berkisar 0,100 membuat keempat sub kriteria lainnya juga

dipandang penting bagi kinerja konteks.

Jadi dapat dikatakan ketiga pelaku konstruksi memandang kelima sub

kriteria sebagai sub kriteria yang penting bagi kinerja konteks dengan tingkat

kepentingan yang berbeda. Hal ini didukung hasil interview dari beberapa orang

konsultan, kontraktor, dan pemilik proyek.

Konsultan dan kontraktor sama-sama menempatkan pengendalian dan

komitmen pada dua posisi teratas sebagai sub kriteria yang paling penting bagi

kinerja konteks. Hal ini dikarenakan apabila pengendalian yang baik disertai

dengan komitmen yang tinggi dalam menjalankan tugas-tugas kerja yang menjadi

kewajiban dari konsultan perencana akan membuat hasil disain menjadi lebih

terjamin secara kualitas. Sedangkan untuk inisiatif, kemampuan bersosialisasi, dan

kesungguhan memiliki peringkat yang berbeda bagi konsultan dan kontraktor.

Konsultan memandang insiatif harus didahulukan setelah pengendalian dan

komitmen dengan pertimbangan bahwa konsultan perencana harus secara aktif

memberikan saran, solusi, dan pertimbangan disain pada pemilik guna

penghematan dalam sumber daya proyek yang sering kali tidak diperhatikan oleh

konsultan perencana. Konsultan perencana hanya terfokus pada menghasilkan

disain yang sesuai standar dan permintaan pemilik tanpa mengoptimalkan

penggunaan sumber daya proyek sebagai pendekatan terhadap keefektifan seluruh

biaya proyek. Kemampuan bersosialisasi dan kesungguhan tetap dipandang

penting agar tercipta kelancaran komunikasi dalam pencapaian target yang telah

ditentukan oleh pemilik proyek.

Page 13: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

77 Universitas Kristen Petra

Berbeda dengan pemilik yang beranggapan kesungguhan adalah sub

kriteria yang paling penting bagi kriteria kinerja konteks. Hal ini dikarenakan

anggapan pemilik bahwa kesungguhan konsultan perencana sebagai bagian dari

kesadaran untuk melaksanakan kewajiban kerja akan membuat konsultan

perencana menjadi lebih produktif dan tidak membuang-buang jam kerja yang

efektif. Pemilik menginginkan konsultan perencana dapat menghasilkan disain

yang akurat dengan tidak melebihi batas waktu yang telah ditentukan pemilik.

Inisiatif, kemampuan bersosialisasi, komitmen, dan pengendalian tetap dianggap

pemilik sebagai sub kriteria dari kinerja konteks yang saling berkesinambungan.

Insiatif akan melahirkan ide-ide baru dalam penyempurnaan disain yang tidak

terpikirkan oleh pemilik terlebih bagi pemilik yang tidak begitu memahami dunia

konstruksi. Kemampuan bersosialisasi akan memperlancar komunikasi dan

memudahkan intepretasi disain. Komitmen dan pengendalian akan membuat

konsultan perencana fokus pada tujuan proyek dan terjaminnya kualitas disain.

Kelima sub kriteria tersebut tetap dianggap penting bagi pemilik proyek dengan

tingkat kepentingan yang berbeda.

Pemilik menempatkan kesungguhan pada peringkat pertama karena

berhubungan dengan pandangan pemilik terhadap kosultan perencana, sedangkan

konsultan dan kontraktor menempatkan pengendalian pada peringkat pertama

karena berhubungan dengan pandangan konsultan terhadap diri sendiri dan

pandangan kontraktor terhadap diri sendiri apabila memiliki struktur organisasi

design build.

4.4 Analisa Atribut-Atribut Kinerja Konsultan Perencana Berdasarkan

Pemberian Peringkat Menurut Pendapat Responden

Dari empat sub kriteria kinerja tugas dan lima sub kriteria kinerja konteks,

masing-masing memiliki beberapa atribut. Empat sub kriteria kinerja tugas total

memiliki 25 atribut sedangkan lima sub kriteria kinerja konteks memiliki 33

atribut. Atribut-atribut tersebut disusun berdasarkan peringkat dari isian kuesioner

untuk mengetahui atribut mana yang penting dari masing-masing sub kriteria.

Page 14: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

78 Universitas Kristen Petra

4.4.1 Atribut-Atribut Dari Sub Kriteria Kemampuan Memahami

Peringkat dari atribut-atribut sub kriteria kemampuan memahami menurut

pendapat konsultan, kontraktor, dan pemilik proyek dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Peringkat Atribut-Atribut Sub Kriteria Kemampuan Memahami

Menurut Konsultan, Kontraktor, dan Pemilik Proyek

Atribut Kinerja Konsultan Perencana Peringkat Kemampuan Memahami Kode Konsultan Kontraktor Pemilik

Kemampuan menganalisa situasi dengan tepat dan menentukan rangkaian tindakan yang benar CA4 1 1 1

Kemampuan menyelesaikan masalah dan teknis disain CA6 2 2 5 Kreatifitas dan inovasi dalam menyusun konsep disain CA1 3 4 4 Identifikasi terhadap permintaan pemilik dan tujuan proyek CA3 4 6 2 Kemampuan membuat keputusan yang baik terhadap hambatan yang datang CA5 5 5 6 Kualifikasi akademis dan profesional dari konsultan CA2 6 3 3

Berdasarkan Tabel 4.10, menurut pendapat konsultan ’kemampuan

menganalisa situasi dengan tepat dan menentukan rangkaian tindakan yang benar’

merupakan atribut yang paling penting bagi sub kriteria kemampuan memahami

karena berada pada peringkat teratas. Pada peringkat akhir, terdapat atribut

’kualifikasi akademis dan profesional dari konsultan’ yang tidak begitu penting

bagi sub kriteria kemampuan memahami. Menurut pendapat kontraktor

’kemampuan menganalisa situasi dengan tepat dan menentukan rangkaian

tindakan yang benar’ merupakan atribut yang paling penting bagi sub kriteria

kemampuan memahami karena berada pada peringkat teratas. Pada peringkat

akhir, terdapat atribut ’identifikasi terhadap permintaan pemilik dan tujuan

proyek’ yang tidak begitu penting bagi sub kriteria kemampuan memahami.

Menurut pendapat pemilik proyek ’kemampuan menganalisa situasi dengan tepat

dan menentukan rangkaian tindakan yang benar’ merupakan atribut yang paling

penting bagi sub kriteria kemampuan memahami karena berada pada peringkat

teratas. Pada peringkat akhir, terdapat atribut ’kemampuan membuat keputusan

Page 15: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

79 Universitas Kristen Petra

yang baik terhadap hambatan yang datang’ yang tidak begitu penting bagi sub

kriteria kemampuan memahami.

Secara keseluruhan pendapat ketiga pelaku konstruksi adalah hampir

sama, yaitu menganggap ’kemampuan menganalisa situasi dengan tepat dan

menentukan rangkaian tindakan yang benar’ sebagai atribut yang paling penting

dari kelima atribut lainnya. Pada peringkat kedua, baik konsultan maupun

kontraktor sama-sama menempatkan ’kemampuan menyelesaikan masalah dan

teknis disain’ dengan pertimbangan bahwa dalam proses disain pasti akan banyak

kendala yang dihadapi konsultan perencana sehingga dibutuhkan kemampuan

menyelesaikan masalah yang terjadi dengan sigap. Sedangkan pemilik

menempatkan ’identifikasi terhadap permintaan pemilik dan tujuan proyek’ pada

peringkat kedua dengan pertimbangan bahwa konsultan perencana yang handal

akan mampu menerjemahkan keinginan pemilik secara tepat. Perbedaan ini terjadi

hanya karena perbedaan kepentingan masing-masing pelaku konstruksi dalam

memandang atribut-atribut yang menunjang kinerja konsultan perencana.

Berdasarkan hasil penelitian dari Tanjungan (2000) tentang identifikasi

dan peringkat kriteria-kriteria prakualifikasi konsultan perencana didapatkan hasil

bahwa kriteria ’analisa masalah dan pengambilan keputusan’ untuk target proyek

berdasarkan waktu tanpa memperhatikan aspek berada pada peringkat kedua.

Apabila memperhatikan aspek manajemen, maka kriteria tersebut berada pada

peringkat pertama. Hal ini membuktikan bahwa pentingnya kriteria ’analisa

masalah dan pengambilan keputusan’ yang terangkum dalam atribut paling

penting dari sub kriteria kemampuan memahami ternyata tidak hanya penting

dalam menentukan kinerja konsultan perencana tetapi juga penting bagi

prakualifikasi konsultan perencana.

4.4.2 Atribut-Atribut Dari Sub Kriteria Pengetahuan Kerja

Peringkat dari atribut-atribut sub kriteria pengetahuan kerja menurut

pendapat konsultan, kontraktor, dan pemilik proyek dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Page 16: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

80 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.11 Peringkat Atribut-Atribut Sub Kriteria Pengetahuan Kerja Menurut

Konsultan, Kontraktor, dan Pemilik Proyek

Atribut Kinerja Konsultan Perencana Peringkat Pengetahuan Kerja Kode Konsultan Kontraktor Pemilik

Pengetahuan akan ilmu dasar disain JK1 1 1 1 Pengetahuan constructability JK3 2 3 2 Pertimbangan terhadap lingkungan dalam disain JK5 3 5 5 Pengetahuan disain yang ekonomis JK2 4 2 3 Pertimbangan estetika untuk pekerjaan yang akan diselesaikan pada masa datang JK4 5 4 4 Penggunaan program komputer yang lebih maju dalam disain JK6 6 6 6

Berdasarkan Tabel 4.11, menurut pendapat konsultan ’pengetahuan akan

ilmu dasar disain’ merupakan atribut paling penting bagi sub kriteria pengetahuan

kerja karena berada pada peringkat teratas. Pada peringkat akhir, terdapat atribut

’penggunaan program komputer yang lebih maju dalam disain’ yang tidak begitu

penting bagi sub kriteria pengetahuan kerja. Menurut pendapat kontraktor

’pengetahuan akan ilmu dasar disain’ merupakan atribut paling penting bagi sub

kriteria pengetahuan kerja karena berada pada peringkat teratas. Pada peringkat

akhir, terdapat atribut ’penggunaan program komputer yang lebih maju dalam

disain’ disain’ yang tidak begitu penting bagi sub kriteria pengetahuan kerja.

Menurut pendapat pemilik proyek ’pengetahuan akan ilmu dasar disain’

merupakan atribut paling penting bagi sub kriteria pengetahuan kerja karena

berada pada peringkat teratas. Pada peringkat akhir, terdapat atribut ’penggunaan

program komputer yang lebih maju dalam disain’ yang tidak begitu penting bagi

sub kriteria pengetahuan kerja.

Secara keseluruhan pendapat ketiga pelaku konstruksi adalah hampir

sama, yaitu menganggap ’pengetahuan akan ilmu dasar disain’ sebagai atribut

yang paling penting dari kelima atribut lainnya karena merupakan modal utama

konsultan perencana untuk menghasilkan disain sesuai standar dan fungsinya.

Pada peringkat kedua, baik konsultan maupun pemilik sama-sama menempatkan

atribut ’pengetahuan constructability’ dengan pertimbangan bahwa pengetahuan

ini mutlak diperlukan agar disain yang telah dihasilkan oleh konsultan perencana

dapat dikerjakan oleh kontraktor di lapangan. Kontraktor juga menganggap atribut

ini penting dengan menempatkannya pada peringkat ketiga sesudah atribut

Page 17: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

81 Universitas Kristen Petra

’pengetahuan disain yang ekonomis’. Menurut ketiga pelaku konstruksi atribut

’penggunaan program komputer yang lebih maju dalam disain’ menduduki

peringkat paling akhir tetapi bukan berarti atribut tersebut tidak memiliki tingkat

kepentingan tersendiri bagi kinerja konsultan perencana.

Pada prakteknya, penggunaan program komputer yang lebih maju sangat

menunjang kinerja konsultan perencana, misalnya penggunaan program Autocad

dan 3D Max versi terbaru membuat hasil gambar disain dan gambar rendering

konsultan perencana arsitek menjadi lebih bagus secara kualitas atau penggunaan

program ETABS dan Plaxis versi terbaru yang membuat perhitungan momen dan

tiang pancang bagunan menjadi lebih mudah diprediksi oleh konsultan perencana

struktur, dll.

4.4.3 Atribut-Atribut Dari Sub Kriteria Kecakapan Tugas

Peringkat dari atribut-atribut sub kriteria kecakapan tugas menurut

pendapat konsultan, kontraktor, dan pemilik proyek dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Peringkat Atribut-Atribut Sub Kriteria Kecakapan Tugas Menurut

Konsultan, Kontraktor, dan Pemilik Proyek

Atribut Kinerja Konsultan Perencana Peringkat Kecakapan Tugas Kode Konsultan Kontraktor Pemilik

Kualitas teknis disain TP1 1 3 3 Ketahanan dari disain yang telah selesai dikerjakan TP4 2 2 5 Keakuratan disain TP3 3 6 7 Kualitas fungsional disain TP2 4 1 2 Solusi disain yang secara umum menerapkan semua aspek constructability TP5 5 4 4 Gambar disain dan dokumen yang mencakup banyak hal, jelas, dan didefinisikan dengan baik TP7 6 5 6 Menghasilkan pekerjaan yang berstandar kualitas tinggi TP9 7 8 8 Menunjukkan penguasaan dalam tugas-tugas kerja TP8 8 9 9 Solusi disain yang memenuhi standar finansial proyek TP6 9 7 1

Berdasarkan Tabel 4.12, menurut pendapat konsultan ’kualitas teknis

disain’ merupakan atribut yang paling penting bagi sub kriteria kecakapan tugas

Page 18: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

82 Universitas Kristen Petra

karena berada pada peringkat teratas. Pada peringkat akhir, terdapat atribut ’solusi

disain yang memenuhi standar finansial proyek’ yang tidak begitu penting bagi

sub kriteria kecakapan tugas. Menurut pendapat kontraktor ’kualitas fungsional

disain’ merupakan atribut yang paling penting bagi sub kriteria kecakapan tugas

karena berada pada peringkat teratas. Pada peringkat akhir, terdapat atribut

’menunjukkan penguasaan dalam tugas-tugas kerja’ yang tidak begitu penting

bagi sub kriteria kecakapan tugas. Menurut pendapat pemilik proyek ’solusi disain

yang memenuhi standar finansial proyek’ merupakan atribut yang paling penting

bagi sub kriteria kecakapan tugas karena berada pada peringkat teratas. Pada

peringkat akhir, terdapat atribut ’menunjukkan penguasaan dalam tugas-tugas

kerja’ yang tidak begitu penting bagi sub kriteria kecakapan tugas.

Secara keseluruhan pendapat ketiga pelaku konstruksi adalah berbeda.

Konsultan menganggap ’kualitas teknis disain’ sebagai atribut yang paling penting

dari kedelapan atribut lainnya. Kontraktor menganggap ’kualitas fungsional

disain’ sebagai atribut yang paling penting dari kedelapan atribut lainnya.

Sedangkan pemilik proyek menganggap ’solusi disain yang memenuhi standar

finansial proyek’ sebagai atribut yang paling penting dari kedelapan atribut

lainnya. Perbedaan ini wajar terjadi karena masing-masing pelaku konstruksi

memiliki tugas dan deskripsi kerja yang berbeda. Konsultan lebih mengutamakan

agar disain yang dihasilkan berkualitas, menjawab keinginan pemilik, dan secara

teknis dapat dikerjakan di lapangan. Kontraktor lebih memilih mengerjakan

konstruksi yang jelas fungsinya daripada konstruksi yang fungsinya belum

terdefinisikan dengan baik. Sedangkan pemilik proyek lebih menginginkan hasil

disain sesuai standar finansial proyek yang telah ditetapkan pemilik.

Meskipun perbedaan ini wajar terjadi, bukan berarti pada prakteknya

konsultan menganggap kualitas fungsional disain tidak perlu diperhatikan karena

bagi kontraktor dianggap sebagai atribut paling penting. Begitu pula solusi disain

yang diharapkan pemilik dapat memenuhi standar finansial proyek juga harus

tetap diperhatikan oleh konsultan. Hal yang paling menarik adalah atribut

’menunjukkan penguasaan tugas-tugas kerja’ yang hanya menempati peringkat

terakhir menurut kontraktor dan pemilik. Idealnya pemilik menginginkan

konsultan perencana menguasai dan mampu menyelesaikan tugas-tugas kerjanya

Page 19: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

83 Universitas Kristen Petra

dengan baik. Jadi meskipun terjadi perbedaan tingkat kepentingan antara

konsultan, kontraktor, dan pemilik, semua atribut-atribut tersebut tetaplah

menentukan kecakapan dari seorang konsultan perencana dalam menjalankan

tugas-tugasnya.

4.4.4 Atribut-Atribut Dari Sub Kriteria Pengalaman Kerja

Peringkat dari atribut-atribut sub kriteria pengalaman kerja menurut

pendapat konsultan, kontraktor, dan pemilik proyek dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Peringkat Atribut-Atribut Sub Kriteria Pengalaman Kerja Menurut

Konsultan, Kontraktor, dan Pemilik Proyek

Atribut Kinerja Konsultan Perencana Peringkat Pengalaman Kerja Kode Konsultan Kontraktor Pemilik

Pengalaman dalam perencanaan disain yang sering ditangani (spesialisasi) JE4 1 1 2 Lama pengalaman dalam industri konstruksi JE1 2 2 1 Pengalaman dalam perencanaan disain JE3 3 3 3 Pengalaman dalam proyek yang serupa tipe dan ukurannya JE2 4 4 4

Berdasarkan Tabel 4.13, menurut pendapat konsultan ’pengalaman dalam

perencanaan disain yang sering ditangani (spesialisasi)’ merupakan atribut yang

paling penting bagi sub kriteria pengalaman kerja karena berada pada peringkat

teratas. Pada peringkat akhir, terdapat atribut ’pengalaman dalam proyek yang

serupa tipe dan ukurannya’ yang tidak begitu penting bagi sub kriteria

pengalaman kerja. Menurut pendapat kontraktor ’pengalaman dalam perencanaan

disain yang sering ditangani (spesialisasi)’ merupakan atribut yang paling penting

bagi sub kriteria pengalaman kerja karena berada pada peringkat teratas. Pada

peringkat akhir, terdapat atribut ’pengalaman dalam proyek yang serupa tipe dan

ukurannya’ yang tidak begitu penting bagi sub kriteria pengalaman kerja. Menurut

pendapat pemilik proyek ’lama pengalaman dalam industri konstruksi’ merupakan

atribut yang paling penting bagi sub kriteria pengalaman kerja karena berada pada

peringkat teratas. Pada peringkat akhir, terdapat atribut ’pengalaman dalam

proyek yang serupa tipe dan ukurannya’ yang tidak begitu penting bagi sub

kriteria pengalaman kerja.

Page 20: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

84 Universitas Kristen Petra

Secara keseluruhan pendapat konsultan dan kontraktor adalah sama, yaitu

menganggap ’pengalaman dalam perencanaan disain yang sering ditangani

(spesialisasi)’ sebagai atribut yang paling penting dari ketiga atribut lainnya. Pada

peringkat kedua, baik konsultan maupun kontraktor sama-sama menempatkan

atribut ’lama pengalaman dalam industri konstruksi’. Berkebalikan dengan

pemilik yang menempatkan atribut ’lama pengalaman dalam industri konstruksi’

pada peringkat pertama dan atribut ’pengalaman dalam perencanaan disain yang

sering ditangani (spesialisasi)’ pada peringkat kedua. Hal ini membuktikan bahwa

kedua atribut ini hampir sama pentingnya dalam menentukan sub kriteria

pengalaman kerja bagi ketiga pelaku konstruksi. Menurut ketiga pelaku konstruksi

atribut ’pengalaman dalam proyek yang serupa tipe dan ukurannya’ menduduki

peringkat paling akhir dengan anggapan sudah terwakili oleh atribut ’pengalaman

dalam perencanaan disain yang sering ditangani (spesialisasi)’.

Pada prakteknya, disain suatu proyek yang sama tipe dan ukurannya biasa

terdapat pada jenis proyek perumahan, meski begitu bentuk rumah tersebut

pastilah berbeda untuk setiap proyek perumahan. Begitu pula dengan jenis proyek

gudang yang mungkin memiliki ukuran yang sama, hanya saja pasti memiliki

fungsi ataupun tampak yang berbeda untuk tiap proyek gudang, kecuali atas

permintaan pemilik terdahulu yang sudah pernah bekerja sama dalam proyek

gudang sebelumnya. Jadi konsultan perencana yang memiliki spesialisasi

perencanaan disain tertentu dianggap sudah memahami tipe dan ukuran suatu

bangunan yang sering didisain. Selain spesialisasi, lama pengalaman konsultan

perencana dalam industri konstruksi selalu menjadi pertimbangan utama bagi

pemilik dalam memilih dan menilai konsultan perencana. Menurut Tanjungan

(2000), pengalaman dianggap sebagai aspek yang perlu dipertimbangkan dalam

kriteria prakualifikasi konsultan perencana. Lamanya pengalaman akan membuat

konsultan perencana cepat tanggap dalam menangani klaim dan revisi disain yang

berujung pada target penyelesaian proyek.

4.4.5 Atribut-Atribut Dari Sub Kriteria Kesungguhan

Peringkat dari atribut-atribut sub kriteria kesungguhan menurut pendapat

konsultan, kontraktor, dan pemilik proyek dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Page 21: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

85 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.14 Peringkat Atribut-Atribut Sub Kriteria Kesungguhan Menurut

Konsultan, Kontraktor, dan Pemilik Proyek

Atribut Kinerja Konsultan Perencana Peringkat Kesungguhan Kode Konsultan Kontraktor Pemilik

Perhatian terhadap detil disain dan konstruksi CS2 1 2 1 Ketekunan menanggulangi hambatan CS3 2 1 2 Antusiasme dalam mengatasi masalah yang didapatkan pemilik CS5 3 3 3 Antusiasme dalam mengerjakan pekerjaan yang sulit CS4 4 4 4 Kecepatan dalam menghasilkan gambar disain CS1 5 5 5 Sukarela diberi tanggung jawab tambahan CS6 6 6 6 Menawarkan bantuan kepada personil lain untuk menyelesaikan pekerjaan mereka CS7 7 8 8 Dengan sukarela melakukan pekerjaan lebih dari yang dibutuhkan untuk membantu personil lain atau sebagai bagian dari keefektifan perusahaan CS8 8 7 7

Berdasarkan Tabel 4.14, menurut pendapat konsultan ’perhatian terhadap

detail disain dan konstruksi’ merupakan atribut yang paling penting bagi sub

kriteria kesungguhan karena berada pada peringkat teratas. Pada peringkat akhir,

terdapat atribut ’dengan sukarela melakukan pekerjaan lebih dari yang dibutuhkan

untuk membantu personil lain atau sebagai bagian dari keefektifan perusahaan’

yang tidak begitu penting bagi sub kriteria kesungguhan. Menurut pendapat

kontraktor ’ketekunan menanggulangi hambatan’ merupakan atribut yang paling

penting bagi sub kriteria kesungguhan karena berada pada peringkat teratas. Pada

peringkat akhir, terdapat atribut ’menawarkan bantuan kepada personil lain untuk

menyelesaikan pekerjaan mereka’ yang tidak begitu penting bagi sub kriteria

kesungguhan. Menurut pendapat pemilik proyek ’perhatian terhadap detail disain

dan konstruksi’ merupakan atribut yang paling penting bagi sub kriteria

kesungguhan karena berada pada peringkat teratas. Pada peringkat akhir, terdapat

atribut ’menawarkan bantuan kepada personil lain untuk menyelesaikan pekerjaan

mereka’ yang tidak begitu penting bagi sub kriteria kesungguhan.

Pendapat konsultan dan pemilik adalah sama, yaitu menganggap

’perhatian terhadap detail disain dan konstruksi’ sebagai atribut yang paling

penting dari ketujuh atribut lainnya. Pada peringkat kedua, baik konsultan maupun

Page 22: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

86 Universitas Kristen Petra

pemilik sama-sama menempatkan atribut ’ketekunan menanggulangi hambatan’.

Berkebalikan dengan kontraktor yang menempatkan atribut ’ketekunan

menanggulangi hambatan’ pada peringkat pertama dan atribut ’perhatian terhadap

detail disain dan konstruksi’ pada peringkat kedua. Hal ini membuktikan bahwa

kedua atribut ini hampir sama pentingnya dalam menentukan sub kriteria

kesungguhan bagi ketiga pelaku konstruksi. Secara keseluruhan, pendapat ketiga

pelaku konstruksi adalah hampir sama, karena perbedaan peringkat yang ada

hanya berselisih satu peringkat diatas atau dibawahnya. Tiap atribut memiliki

tingkat kepentingan masing-masing yang perlu diperhatikan.

Perhatian terhadap detail disain dan konstruksi, seperti gambar rencana,

spesifikasi teknik dan syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan perlu disusun secara

sistematis dan terstruktur sehingga tidak memberikan peluang timbulnya

pekerjaan-pekerjaan tambahan di kemudian hari yang mengganggu tercapainya

target proyek (Dipohusodo, 1996). Perhatian detail disain tercakup dalam kriteria

proses disain yang dipandang dari aspek teknik dan berada pada peringkat paling

penting untuk kriteria prakualifikasi konsultan perencana berdasarkan target

proyek dari sisi biaya (Tanjungan, 2000).

4.4.6 Atribut-Atribut Dari Sub Kriteria Inisiatif

Peringkat dari atribut-atribut sub kriteria inisiatif menurut pendapat

konsultan, kontraktor, dan pemilik proyek dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15 Peringkat Atribut-Atribut Sub Kriteria Inisiatif Menurut Konsultan,

Kontraktor, dan Pemilik Proyek

Atribut Kinerja Konsultan Perencana Peringkat Inisiatif Kode Konsultan Kontraktor Pemilik

Memberikan pertimbangan disain yang baik IN1 1 1 1 Tersedianya inovasi dan solusi alternatif IN3 2 3 6 Memberikan saran untuk perbaikan disain IN2 3 2 2 Penurunan biaya konstruksi dari yang dianggarkan pemilik IN5 4 4 3 Pengurangan keseluruhan sumber daya proyek dari yang disediakan pemilik IN6 5 5 4 Pengurangan durasi konstruksi dari yang ditetapkan pemilik IN4 6 6 5

Page 23: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

87 Universitas Kristen Petra

Berdasarkan Tabel 4.15, menurut pendapat konsultan ’memberikan

pertimbangan disain yang baik’ merupakan atribut yang paling penting bagi sub

kriteria inisiatif karena berada pada peringkat teratas. Pada peringkat akhir,

terdapat atribut ’pengurangan durasi konstruksi dari yang ditetapkan pemilik’

yang tidak begitu penting bagi sub kriteria inisiatif. Menurut pendapat kontraktor

’memberikan pertimbangan disain yang baik’ merupakan atribut yang paling

penting bagi sub kriteria inisiatif karena berada pada peringkat teratas. Pada

peringkat akhir, terdapat atribut ’pengurangan durasi konstruksi dari yang

ditetapkan pemilik’ yang tidak begitu penting bagi sub kriteria inisiatif. Menurut

pendapat pemilik proyek ’memberikan pertimbangan disain yang baik’

merupakan atribut yang paling penting bagi sub kriteria inisiatif karena berada

pada peringkat teratas. Pada peringkat akhir, terdapat atribut ’tersedianya inovasi

dan solusi alternatif’ yang tidak begitu penting bagi sub kriteria inisiatif.

Secara keseluruhan pendapat ketiga pelaku konstruksi adalah hampir

sama, yaitu menganggap ’memberikan pertimbangan disain yang baik’ sebagai

atribut yang paling penting dari kelima atribut lainnya karena memang untuk hal

itulah jasa konsultan perencana dibutuhkan oleh pemilik proyek. Selain

menghasilkan disain yang memenuhi harapan pemilik, konsultan perencana juga

harus mampu memberikan pertimbangan disain yang baik sesuai dengan tujuan

dan spesifikasi proyek. Pada peringkat kedua, baik kontraktor maupun pemilik

sama-sama menempatkan atribut ’memberikan saran untuk perbaikan disain’

dengan pertimbangan bahwa perubahan pada disain tidak boleh menyebabkan

penurunan kualitas disain. Sedangkan konsultan menempatkan ’tersedianya

inovasi dan solusi alternatif’ pada peringkat kedua dengan anggapan bahwa

pertimbangan disain yang baik semestinya disertai solusi alternatif dan inovasi

disain yang harus disesuaikan dengan kebutuhan pemilik proyek. Berdasarkan hal

tersebut barulah dapat disusun spesifikasi disain untuk memenuhi kebutuhan

pemilik proyek (Tanjungan, 2000).

Atribut ’pengurangan durasi konstruksi dari yang ditetapkan pemilik’ yang

ada di peringkat terakhir menurut konsultan dan kontraktor bukan dianggap tidak

penting, hanya saja pada prakteknya konsultan dan kontraktor kurang begitu

mengutamakan pengurangan durasi konstruksi melainkan berusaha menyelesaikan

Page 24: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

88 Universitas Kristen Petra

konstruksi tepat waktu sesuai dengan jadwal proyek yang telah ditetapkan oleh

pemilik proyek. Pendapat pemilik proyek ternyata tidak jauh berbeda dengan

menempatkan atribut pengurangan durasi konstruksi pada peringkat kelima.

Pemilik proyek memang menginginkan penyelesaian proyek secepat mungkin

tetapi tidak menginginkan terjadinya penurunan kualitas disain, sehingga pemilik

beranggapan akan lebih baik jika proyek selesai tepat pada waktu yang ditentukan

dan memenuhi standar kualitas yang baik.

Ketika konsultan menganggap atribut ’tersedianya inovasi dan solusi

alternatif’ berada pada peringkat kedua, ternyata pemilik justru beranggapan

atribut tersebut berada pada peringkat terakhir. Hal ini bisa terjadi karena pemilik

menganggap atribut ’tersedianya inovasi dan solusi alternatif’ dari konsultan

perencana sudah tercakup dalam atribut ’memberikan pertimbangan disain yang

baik’. Tentunya konsultan perencana yang profesional akan memberikan

pertimbangan disain yang disertai solusi alternatif dan inovasi dalam disain

sehingga pemilik memiliki pandangan yang luas dan beragam pilihan untuk

menyempurnakan disain yang diinginkan.

4.4.7 Atribut-Atribut Dari Sub Kriteria Kemampuan Bersosialisasi

Peringkat dari atribut-atribut sub kriteria kemampuan bersosialisasi

menurut pendapat konsultan, kontraktor, dan pemilik proyek dapat dilihat pada

Tabel 4.16.

Tabel 4.16 Peringkat Atribut-Atribut Sub Kriteria Kemampuan Bersosialisasi

Menurut Konsultan, Kontraktor, dan Pemilik Proyek

Atribut Kinerja Konsultan Perencana Peringkat Kemampuan Bersosialisasi Kode Konsultan Kontraktor Pemilik

Keahlian komunikasi dengan pemilik SS2 1 2 1 Keahlian komunikasi dengan konsultan lainnya SS3 2 5 4 Kemampuan bekerja sama dengan personil lain dalam tim SS5 3 1 2 Keahlian hubungan antar individu SS1 4 4 3 Keahlian komunikasi dengan kontraktor SS4 5 3 5

Page 25: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

89 Universitas Kristen Petra

Berdasarkan Tabel 4.16, menurut pendapat konsultan ’keahlian

komunikasi dengan pemilik’ merupakan atribut yang paling penting bagi sub

kriteria kemampuan bersosialisasi karena berada pada peringkat teratas. Pada

peringkat akhir, terdapat atribut ’keahlian komunikasi dengan kontraktor’ yang

tidak begitu penting bagi sub kriteria kemampuan bersosialisasi. Menurut

pendapat kontraktor ’kemampuan bekerja sama dengan personil lain dalam tim’

merupakan atribut yang paling penting bagi sub kriteria kemampuan bersosialisasi

karena berada pada peringkat teratas. Pada peringkat akhir, terdapat atribut

’keahlian komunikasi dengan konsultan lainnya’ yang tidak begitu penting bagi

sub kriteria kemampuan bersosialisasi. Menurut pendapat pemilik proyek

’keahlian komunikasi dengan pemilik’ merupakan atribut yang paling penting

bagi sub kriteria kemampuan bersosialisasi karena berada pada peringkat teratas.

Pada peringkat akhir, terdapat atribut ’keahlian komunikasi dengan kontraktor’

atribut yang tidak begitu penting bagi sub kriteria kemampuan bersosialisasi.

Pendapat konsultan dan pemilik adalah sama, yaitu menganggap ’keahlian

komunikasi dengan pemilik’ sebagai atribut yang paling penting dari keempat

atribut lainnya. Sedangkan kontraktor justru menganggap ’kemampuan bekerja

sama dengan personil lain dalam tim’ sebagai atribut yang paling penting.

Perbedaan ini wajar terjadi karena masing-masing pelaku konstruksi memiliki

tingkat komunikasi yang berbeda bergantung kepada struktur organisasi yang

mengatur kewenangan dan garis pertanggung jawaban hasil kerja. Konsultan lebih

mengutamakan keahlian komunikasi dengan pemilik proyek selaku pemakai jasa

agar tercipta kelancaran dalam menerjemahkan keinginan pemilik. Begitu pula

dengan pemilik yang juga mengharapkan konsultan perencana memiliki keahlian

komunikasi dengan pemilik agar maksud pemilik dapat tersampaikan dengan

jelas. Pendapat kontraktor lebih bersifat global dengan mengedepankan

kemampuan kerja sama antar personil dalam tim yang dianggap sudah mencakup

kelancaran komunikasi dan akan lebih berfungsi secara maksimal apabila struktur

organisasi kontraktor adalah design build.

Meskipun menurut konsultan dan pemilik, atribut ’keahlian komunikasi

dengan kontraktor’ berada pada peringkat terakhir bukan berarti dikesampingkan

begitu saja. Struktur organisasi pada umumnya yang menempatkan pemilik

Page 26: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

90 Universitas Kristen Petra

proyek atau konsultan pengawas/konsultan manajemen konstruksi (yang mewakili

pemilik proyek) sebagai pihak yang harus diberi pertanggung jawaban langsung

oleh kontraktor tentunya membutuhkan keahlian komunikasi dengan kontraktor

agar memperlancar proses konstruksi. Dengan struktur organisasi yang demikian,

kontraktor hanya akan berhubungan secara langsung dengan pemilik proyek atau

konsultan pengawas/konsultan manajemen konstruksi yang mewakili pemilik

proyek sehingga wajar apabila kontraktor menempatkan atribut ’keahlian

komunikasi dengan konsultan lainnya’ pada peringkat terakhir.

Jadi meskipun terjadi perbedaan tingkat kepentingan antara pelaku

konstruksi, semua atribut-atribut tersebut tetaplah menunjang kemampuan

bersosialisasi dari seorang konsultan perencana dalam hal komunikasi, kerja sama,

dan hubungan antar personil. Selain kerja sama dan hubungan antar personil,

komunikasi adalah hal yang sangat penting karena merupakan proses yang

melibatkan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, kepemimipinan,

pengawasan, dan organisasi. Masalah komunikasi seringkali diremehkan padahal

sering menjadi salah satu faktor pendorong kegagalan proyek (Tanjungan, 2000).

4.4.8 Atribut-Atribut Dari Sub Kriteria Pengendalian

Peringkat dari atribut-atribut sub kriteria pengendalian menurut pendapat

konsultan, kontraktor, dan pemilik proyek dapat dilihat pada Tabel 4.17.

Tabel 4.17 Peringkat Atribut-Atribut Sub Kriteria Pengendalian Menurut

Konsultan, Kontraktor, dan Pemilik Proyek

Atribut Kinerja Konsultan Perencana Peringkat Pengendalian Kode Konsultan Kontraktor Pemilik

Kecepatan tanggapan terhadap permintaan dan perintah pemilik CTR3 1 2 3 Mengikuti standar prosedur operasi dan menghindari jalan pintas yang tidak sah CTR6 2 4 4 Kemampuan untuk memenuhi batas waktu yang diminta pemilik CTR5 3 1 2 Pemenuhan terhadap perintah dan permintaan pemilik CTR2 4 3 1 Mendukung keputusan pemilik CTR4 5 5 6 Rasa hormat terhadap pemilik sebagai pimpinan tim CTR1 6 6 5

Page 27: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

91 Universitas Kristen Petra

Berdasarkan Tabel 4.17, menurut pendapat konsultan ’kecepatan

tanggapan terhadap permintaan dan perintah pemilik’ merupakan atribut yang

paling penting bagi sub kriteria pengendalian karena berada pada peringkat

teratas. Pada peringkat akhir, terdapat atribut ’rasa hormat terhadap pemilik

sebagai pimpinan tim’ yang tidak begitu penting bagi sub kriteria pengendalian.

Menurut pendapat kontraktor ’kemampuan untuk memenuhi batas waktu yang

diminta pemilik’ merupakan atribut yang paling penting bagi sub kriteria

pengendalian karena berada pada peringkat teratas. Pada peringkat akhir, terdapat

atribut ’rasa hormat terhadap pemilik sebagai pimpinan tim’ yang tidak begitu

penting bagi sub kriteria pengendalian. Menurut pendapat pemilik proyek

’pemenuhan terhadap perintah dan permintaan pemilik’ merupakan atribut yang

paling penting bagi sub kriteria pengendalian karena berada pada peringkat

teratas. Pada peringkat akhir, terdapat atribut ’mendukung keputusan pemilik’

yang tidak begitu penting bagi sub kriteria pengendalian.

Secara keseluruhan pendapat ketiga pelaku konstruksi adalah berbeda.

Konsultan menganggap ’kecepatan tanggapan terhadap permintaan dan perintah

pemilik’ sebagai atribut yang paling penting dari kelima atribut lainnya.

Kontraktor menganggap ’kemampuan untuk memenuhi batas waktu yang diminta

pemilik’ sebagai atribut yang paling penting dari kelima atribut lainnya.

Sedangkan pemilik proyek menganggap ’pemenuhan terhadap perintah dan

permintaan pemilik’ sebagai atribut yang paling penting dari kelima atribut

lainnya. Perbedaan ini wajar terjadi karena masing-masing pelaku konstruksi

memiliki jenis pertanggung jawaban yang berbeda. Konsultan lebih

mengutamakan kecepatan dalam menanggapi permintaan pemilik karena respon

yang cepat dan tepat akan membuat pemilik memiliki kesan yang baik dan

menganggap konsultan perencana dapat bekerja secara profesional, sehingga

memperbesar kemungkinan pemilik untuk kembali menggunakan jasanya.

Kontraktor lebih mengutamakan kemampuan konsultan perencana untuk

memenuhi batas waktu yang diminta pemilik dengan pertimbangan penyelesaian

disain tepat waktu akan membuat proses konstruksi dapat segera dilaksanakan dan

dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Jika kontrakor juga bertindak sebagai

designer builder maka penyelesaian disain tepat waktu juga dianggap sebagai

Page 28: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

92 Universitas Kristen Petra

bentuk pertanggung jawaban tugas-tugas kerja konsultan perencana terhadap

kontraktor selaku pemakai jasa. Sedangkan pemilik proyek lebih menginginkan

konsultan perencana yang mampu memenuhi perintah dan permintaan pemilik,

karena bagi pemilik kecepatan tanggapan bukan berarti konsultan perencana

mampu memahami dan memenuhi keinginan pemilik dengan cepat dan tepat.

Meskipun perbedaan ini wajar terjadi, bukan berarti pada prakteknya konsultan

menganggap kemampuan untuk memenuhi batas waktu yang diminta pemilik

tidak perlu diperhatikan karena bagi kontraktor dianggap sebagai atribut paling

penting. Begitu pula pemenuhan terhadap perintah dan permintaan pemilik juga

harus tetap diperhatikan oleh konsultan karena hal tersebut paling krusial bagi

pemilik dan juga menentukan profesionalisme konsultan perencana.

Hal yang paling menarik adalah atribut ’rasa hormat terhadap pemilik

sebagai pimpinan tim’ yang hanya menempati peringkat terakhir menurut

konsultan dan kontraktor. Rasa hormat dianggap sudah wajib dilakukan karena hal

tersebut berhubungan dengan dasar profesionalisme kerja. Sudah sepantasnya

konsultan perencana menunjukkan sikap profesionalisme dan menghargai

permintaan maupun perintah pemilik karena pemilik proyek adalah pemakai jasa.

Sedangkan pemilik menempatkan atribut ’mendukung keputusan pemilik’ pada

peringkat terakhir dengan anggapan bahwa meskipun pemilik adalah pemakai jasa

yang harus dipenuhi permintaan dan keputusannya, tetapi jika tidak memenuhi

aturan-aturan disain tertentu maupun standar yang berlaku sebaiknya konsultan

perencana berdiskusi dan memberikan solusi alternatif kepada pemilik. Jadi

meskipun terjadi perbedaan tingkat kepentingan antara konsultan, kontraktor, dan

pemilik, semua atribut-atribut tersebut tetaplah menentukan profesionalisme

konsultan perencana.

4.4.9 Atribut-Atribut Dari Sub Kriteria Komitmen

Peringkat dari atribut-atribut sub kriteria komitmen menurut pendapat

konsultan, kontraktor, dan pemilik proyek dapat dilihat pada Tabel 4.18.

Page 29: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

93 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.18 Peringkat Atribut-Atribut Sub Kriteria Komitmen Menurut Konsultan,

Kontraktor, dan Pemilik Proyek

Atribut Kinerja Konsultan Perencana Peringkat Komitmen Kode Konsultan Kontraktor Pemilik

Pencapaian tujuan dan sasaran COM3 1 3 1 Memberikan saran yang berkualitas dan dapat dipercaya COM4 2 2 2 Siap sedia untuk merevisi disain untuk mencapai constructability lebih tinggi dan penghematan terhadap biaya dan waktu COM7 3 1 3 Meminimalisasi resiko melalui rekomendasi disain yang efektif COM8 4 4 5 Melatih disiplin pribadi dan pengendalian diri COM5 5 5 4 Kesiapan untuk dapat dihubungi oleh pemilik COM2 6 7 6 Ketertarikan dengan pekerjaan COM6 7 6 7 Kesetiaan terhadap pemilik COM1 8 8 8

Berdasarkan Tabel 4.18, menurut pendapat konsultan ’pencapaian tujuan

dan sasaran’ merupakan atribut yang paling penting bagi sub kriteria komitmen

karena berada pada peringkat teratas. Pada peringkat akhir, terdapat atribut

’kesetiaan terhadap pemilik’ yang tidak begitu penting bagi sub kriteria

komitmen. Menurut pendapat kontraktor ’siap sedia untuk merevisi disain untuk

mencapai constructability lebih tinggi dan penghematan terhadap biaya dan

waktu’ merupakan atribut yang paling penting bagi sub kriteria komitmen karena

berada pada peringkat teratas. Pada peringkat akhir, terdapat atribut ’kesetiaan

terhadap pemilik’ yang tidak begitu penting bagi sub kriteria komitmen. Menurut

pendapat pemilik proyek ’pencapaian tujuan dan sasaran’ merupakan atribut yang

paling penting bagi sub kriteria komitmen karena berada pada peringkat teratas.

Pada peringkat akhir, terdapat atribut ’kesetiaan terhadap pemilik’ yang tidak

begitu penting bagi sub kriteria komitmen.

Pendapat konsultan dan pemilik adalah sama, yaitu menganggap

’pencapaian tujuan dan sasaran’ sebagai atribut yang paling penting dari ketujuh

atribut lainnya. Sedangkan kontraktor justru menganggap ’siap sedia untuk

merevisi disain untuk mencapai constructability lebih tinggi dan penghematan

terhadap biaya dan waktu’ sebagai atribut yang paling penting. Perbedaan ini

wajar terjadi karena masing-masing pelaku konstruksi memiliki komitmen yang

berbeda yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas kerjanya. Konsultan

Page 30: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

94 Universitas Kristen Petra

lebih mengutamakan pencapaian tujuan dan sasaran yang diminta pemilik selaku

pemakai jasa sebagai bentuk profesionalisme kerja. Begitu pula dengan pemilik

yang juga mengharapkan konsultan perencana memiliki sikap profesional dalam

menjalankan tugas-tugas kerjanya sehingga tujuan dan sasaran yang ingin dicapai

oleh pemilik dapat terpenuhi. Pendapat kontraktor lebih mengarah pada

kelancaran proses konstruksi dengan lebih mengutamakan kesigapan konsultan

perencana dalam merevisi disain agar tercapai constructability yang lebih tinggi

sehingga dapat menghemat biaya dan waktu.

Masing-masing pelaku konstruksi memiliki komitmen yang berbeda yang

berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas kerjanya sehingga mempengaruhi

pandangan mereka terhadap atribut yang paling penting bagi kinerja konsultan

perencana, namun ternyata para pelaku konstruksi memiliki pendapat yang sama

terhadap pentingnya atribut ’memberikan saran yang berkualitas dan dapat

dipercaya’ dengan menempatkannya pada peringkat kedua.

Menurut ketiga pelaku konstruksi, atribut ’kesetiaan terhadap pemilik’

menduduki peringkat paling akhir dengan anggapan sudah terwakili oleh atribut

’pencapaian tujuan dan sasaran’. Dengan tercapainya tujuan dan sasaran yang

diminta dan telah disepakati bersama pemilik proyek, para pelaku konstruksi

beranggapan bahwa konsultan perencana sudah menunjukkan kesetiaan terhadap

pemilik hingga akhir proyek yang ditandai dengan proses serah terima.

Yang menarik, perbedaan peringkat atribut sub kriteria komitmen lainnya

antara para pelaku konstruksi ternyata hanya berbeda satu/dua peringkat diatas

dan dibawahnya. Hal ini berarti secara keseluruhan pendapat para pelaku

konstruksi adalah hampir sama dan tiap atribut memiliki tingkat kepentingan

masing-masing yang perlu diperhatikan karena menunjukkan komitmen konsultan

perencana dalam menyelesaikan tugas-tugas kerjanya.

4.5 Perbedaan Pendapat Kriteria Kinerja Konsultan Perencana Antara

Para Pelaku Konstruksi

Uji perbedaan pendapat kriteria kinerja konsultan perencana ditinjau dari

nilai bobotnya dan dilakukan dengan menggunakan Multivariate Analysis of

Variance (Manova) dengan tingkat signifikansi 95%. Uji perbedaan ini dilakukan

Page 31: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

95 Universitas Kristen Petra

terhadap dua kriteria utama kinerja konsultan perencana, yaitu kriteria kinerja

tugas dan kriteria kinerja konteks sebagai variabel dependennya. Sedangkan

variabel independennya adalah ketiga pelaku konstruksi, yaitu konsultan,

kontraktor, dan pemilik proyek.

Keluaran untuk uji perbedaan pendapat kriteria kinerja konsultan

perencana ada dua bagian, yaitu keluaran varians dan keluaran multivariate.

• Keluaran Varians

Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai pada Box’s M.

Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima yang berarti varians dari kriteria kinerja

konsultan perencana sama tetapi jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak yang

berarti varians dari kriteria kinerja konsultan perencana adalah berbeda. Hasil dari

keluaran menunjukkan Box’s M tidak dapat dihitung karena hanya ada dua sel

nonsingular matriks kovarians.

• Keluaran Multivariate

Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai probabilitas

Pillai’s Trace, Wilk’s Lamda, Hottelling’s Trace, dan Roy’s Largest Root. Jika

probabilitas > 0,05 maka H0 diterima yang berarti nilai bobot kriteria kinerja

konsultan perencana antara konsultan, kontraktor, dan pemilik adalah sama, tetapi

jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti nilai bobot kriteria kinerja

konsultan perencana antara konsultan, kontraktor, dan pemilik adalah berbeda.

Hasil dari keluaran dapat dilihat pada Tabel 4.19.

Tabel 4.19 Hasil Keluaran Multivariate Kriteria Kinerja Konsultan

Perencana

Multivariate Tests c

.999 36588.707a 2.000 101.000 .000

.001 36588.707a 2.000 101.000 .000

724.529 36588.707a 2.000 101.000 .000

724.529 36588.707a 2.000 101.000 .000

.088 2.338 4.000 204.000 .057

.913 2.346a 4.000 202.000 .056

.094 2.353 4.000 200.000 .055

.083 4.224b 2.000 102.000 .017

Pillai's Trace

Wilks' Lambda

Hotelling's Trace

Roy's Largest Root

Pillai's Trace

Wilks' Lambda

Hotelling's Trace

Roy's Largest Root

EffectIntercept

PK

Value F Hypothesis df Error df Sig.

Exact statistica.

The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level.b.

Design: Intercept+PKc.

Page 32: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

96 Universitas Kristen Petra

Ketiga nilai probabilitas Pillai’s Trace, Wilk’s Lamda, dan Hottelling’s

Trace > 0,05 yang artinya H0 diterima sedangkan nilai probabilitas Roy’s Largest

Root < 0,05 yang artinya H0 ditolak. Dikarenakan terdapat 3 nilai probabilitas

yang > 0,05, maka secara keseluruhan dapat diasumsikan nilai bobot kriteria

kinerja konsultan perencana antara konsultan, kontraktor, dan pemilik adalah

sama/tidak ada perbedaan pendapat diantara ketiganya.

Tabel 4.20 Hasil Keluaran Kelompok Nilai Mean Kriteria Kinerja Tugas

Task Performance

49 ,51092

32 ,56781 ,56781

24 ,60800

,290 ,536

Pelaku Konstruksikonsultan

kontraktor

pemilik

Sig.

Tukey HSDa,bN 1 2

Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on Type III Sum of SquaresThe error term is Mean Square(Error) = ,023.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 32,146.a.

Alpha = ,05.b.

Tabel 4.21 Hasil Keluaran Kelompok Nilai Mean Kriteria Kinerja Konteks

Contextual Performance

24 ,40763

32 ,43219

49 ,48908

,077

Pelaku Konstruksipemilik

kontraktor

konsultan

Sig.

Tukey HSDa,bN 1

Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on Type III Sum of SquaresThe error term is Mean Square(Error) = ,022.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 32,146.a.

Alpha = ,05.b.

Dari pengelompokkan nilai mean kriteria kinerja tugas antara ketiga

pelaku konstruksi pada Tabel 4.20, diketahui terdapat perbedaan kelompok nilai

mean antara konsultan dan pemilik sehingga dibagi menjadi dua bagian kelompok

(subsets). Sedangkan dari pengelompokkan nilai mean kriteria kinerja konteks

antara ketiga pelaku konstruksi pada Tabel 4.21, diketahui tidak terdapat

Page 33: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

97 Universitas Kristen Petra

perbedaan kelompok nilai mean antara ketiganya sehingga hanya ada satu

kelompok (subsets). Oleh karena hanya terdapat satu perbedaan kelompok nilai

mean dalam kriteria kinerja konsultan perencana, maka dapat diasumsikan

pendapat ketiga pelaku konstruksi tidak berbeda secara signifikan.

Berdasarkan semua hasil keluaran yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan pendapat kriteria kinerja konsultan

perencana antara konsultan, kontraktor, dan pemilik. Hal ini sesuai dengan hasil

analisa pembobotan AHP yang dapat dilihat pada Tabel 4.4 hal 68 yang

menyatakan nilai bobot kriteria kinerja tugas lebih besar daripada nilai bobot

kriteria kinerja konteks baik menurut konsultan, kontraktor, maupun pemilik.

Namun dengan perbedaan nilai bobot yang hanya berselisih sedikit maka kriteria

kinerja konteks dapat dianggap memiliki kontribusi tersendiri terhadap kinerja

konsultan perencana, sehingga harus tetap diperhatikan. Keluaran varians dan

multivariate untuk kriteria kinerja konsultan perencana menurut konsultan,

kontraktor, dan pemilik secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.

4.6 Perbedaan Pendapat Sub Kriteria Kinerja Konsultan Perencana

Antara Para Pelaku Konstruksi

Uji perbedaan pendapat sub kriteria kinerja konsultan perencana ditinjau

dari nilai bobotnya dan dilakukan dengan menggunakan Multivariate Analysis of

Variance (Manova) dengan tingkat signifikansi 95%. Uji perbedaan ini dilakukan

terhadap empat sub kriteria kinerja tugas dan lima sub kriteria kinerja konteks

sebagai variabel dependennya. Sedangkan variabel independennya adalah ketiga

pelaku konstruksi, yaitu konsultan, kontraktor, dan pemilik proyek.

4.6.1 Perbedaan Pendapat Sub Kriteria Kinerja Tugas Antara Para Pelaku

Konstruksi

Keluaran untuk uji perbedaan pendapat sub kriteria kinerja tugas ada dua

bagian, yaitu keluaran varians dan keluaran multivariate.

• Keluaran Varians

Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai pada Box’s M.

Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima yang berarti varians dari sub kriteria

Page 34: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

98 Universitas Kristen Petra

kinerja tugas sama tetapi jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti

varians dari sub kriteria kinerja tugas adalah berbeda. Hasil dari keluaran varians

dapat dilihat pada Tabel 4.22.

Tabel 4.22 Hasil Keluaran Varians Sub Kriteria Kinerja Tugas

Box's Test of Equality of Covariance Matrices a

45.068

2.111

20

21221.916

.003

Box's M

F

df1

df2

Sig.

Tests the null hypothesis that the observed covariancematrices of the dependent variables are equal across groups.

Design: Intercept+PKa.

Pada Tabel 4.22 tersebut menunjukkan nilai probabilitas pada Box’s M < 0,05

yang artinya tolak H0. Oleh karena itu dapat diasumsikan bahwa varians dari sub

kriteria kinerja tugas antara konsultan, kontraktor, dan pemilik adalah berbeda.

• Keluaran Multivariate

Tabel 4.23 Hasil Keluaran Multivariate Sub Kriteria Kinerja Tugas

Multivariate Tests c

1.000 8E+007a 4.000 99.000 .000

.000 8E+007a 4.000 99.000 .000

3242814 8E+007a 4.000 99.000 .000

3242814 8E+007a 4.000 99.000 .000

.290 4.248 8.000 200.000 .000

.721 4.400a 8.000 198.000 .000

.371 4.549 8.000 196.000 .000

.323 8.063b 4.000 100.000 .000

Pillai's Trace

Wilks' Lambda

Hotelling's Trace

Roy's Largest Root

Pillai's Trace

Wilks' Lambda

Hotelling's Trace

Roy's Largest Root

EffectIntercept

PK

Value F Hypothesis df Error df Sig.

Exact statistica.

The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level.b.

Design: Intercept+PKc.

Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai probabilitas

Pillai’s Trace, Wilk’s Lamda, Hottelling’s Trace, dan Roy’s Largest Root. Jika

probabilitas > 0,05 maka H0 diterima yang berarti nilai bobot sub kriteria kinerja

tugas antara konsultan, kontraktor, dan pemilik adalah sama, tetapi jika

Page 35: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

99 Universitas Kristen Petra

probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti nilai bobot sub kriteria kinerja

tugas antara konsultan, kontraktor, dan pemilik adalah berbeda.

Hasil dari keluaran dapat dilihat pada Tabel 4.23 dimana nilai probabilitas

Pillai’s Trace, Wilk’s Lamda, Hottelling’s Trace, dan Roy’s Largest Root < 0,05

yang artinya H0 ditolak. Dikarenakan keempat nilai probabilitas keluaran

multivariate < 0,05, maka secara keseluruhan dapat diasumsikan nilai bobot sub

kriteria kinerja tugas antara konsultan, kontraktor, dan pemilik berbeda (ada

perbedaan pendapat diantara ketiga pelaku konstruksi).

Tabel 4.24 Hasil Keluaran Kelompok Nilai Mean Sub Kriteria Kemampuan

Memahami (Cognitive Ability)

Cognitive Ability

32 ,13247

49 ,15851

24 ,29550

,691 1,000

Pelaku Konstruksikontraktor

konsultan

pemilik

Sig.

Tukey HSD a,bN 1 2

Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on Type III Sum of SquaresThe error term is Mean Square(Error) = ,016.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 32,146.a.

Alpha = ,05.b.

Tabel 4.25 Hasil Keluaran Kelompok Nilai Mean Sub Kriteria Pengetahuan Kerja

(Job Knowledge)

Job Knowledge

24 ,17054

32 ,18013

49 ,21122

,251

Pelaku Konstruksipemilik

kontraktor

konsultan

Sig.

Tukey HSDa,bN 1

Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on Type III Sum of SquaresThe error term is Mean Square(Error) = ,010.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 32,146.a.

Alpha = ,05.b.

Page 36: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

100 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.26 Hasil Keluaran Kelompok Nilai Mean Sub Kriteria Kecakapan

Tugas (Task Proficiency)

Task Proficiency

32 ,23841

49 ,27551

24 ,30229

,133

Pelaku Konstruksikontraktor

konsultan

pemilik

Sig.

Tukey HSDa,bN 1

Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on Type III Sum of SquaresThe error term is Mean Square(Error) = ,017.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 32,146.a.

Alpha = ,05.b.

Tabel 4.27 Hasil Keluaran Kelompok Nilai Mean Sub Kriteria Pengalaman Kerja

(Job Experience)

Job Experience

24 ,23167

49 ,35478

32 ,44894

1,000 ,051

Pelaku Konstruksipemilik

konsultan

kontraktor

Sig.

Tukey HSDa,bN 1 2

Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on Type III Sum of SquaresThe error term is Mean Square(Error) = ,025.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 32,146.a.

Alpha = ,05.b.

Dari pengelompokkan nilai mean sub kriteria kemampuan memahami

antara ketiga pelaku konstruksi pada Tabel 4.24, diketahui terdapat perbedaan

kelompok nilai mean konsultan dan kontraktor dengan kelompok pemilik

sehingga dibagi menjadi dua bagian kelompok (subsets). Dari pengelompokkan

nilai mean sub kriteria pengetahuan kerja antara ketiga pelaku konstruksi pada

Tabel 4.25, diketahui tidak terdapat perbedaan kelompok nilai mean antara

ketiganya sehingga hanya ada satu kelompok (subsets). Begitu pula dari

pengelompokkan nilai mean sub kriteria kecakapan tugas antara ketiga pelaku

konstruksi pada Tabel 4.26, diketahui tidak terdapat perbedaan kelompok nilai

mean antara ketiganya sehingga hanya ada satu kelompok (subsets) saja.

Sedangkan dari pengelompokkan nilai mean sub kriteria pengalaman kerja antara

ketiga pelaku konstruksi pada Tabel 4.27, diketahui terdapat perbedaan kelompok

Page 37: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

101 Universitas Kristen Petra

nilai mean konsultan dan kontraktor dengan kelompok pemilik sehingga dibagi

menjadi dua bagian kelompok (subsets). Oleh karena terdapat dua perbedaan

kelompok nilai mean dalam sub kriteria kinerja tugas (kemampuan memahami

dan pengalaman kerja), maka dapat diasumsikan pendapat konsultan dan

kontraktor berbeda secara signifikan dengan pendapat pemilik.

Berdasarkan semua hasil keluaran yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

dapat disimpulkan terdapat perbedaan pendapat sub kriteria kinerja tugas antara

para pelaku konstruksi. Hal ini sesuai dengan hasil analisa pembobotan AHP yang

dapat dilihat pada Tabel 4.6 hal 71 yang menyatakan perbedaan nilai bobot untuk

setiap sub kriteria kinerja tugas menurut konsultan, kontraktor, maupun pemilik.

Dengan demikian para pelaku konstruksi memiliki pendapat berbeda untuk sub

kriteria yang paling penting bagi kriteria kinerja tugas, dimana sub kriteria

pengalaman kerja menduduki posisi yang paling penting bagi kriteria kinerja

tugas menurut konsultan dan kontraktor, sedangkan sub kriteria kecakapan tugas

paling penting bagi sub kriteria kinerja tugas menurut pemilik. Keluaran varians

dan multivariate untuk sub kriteria kinerja tugas menurut konsultan, kontraktor,

dan pemilik secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.

4.6.2 Perbedaan Pendapat Sub Kriteria Kinerja Konteks Antara Para

Pelaku Konstruksi

Keluaran untuk uji perbedaan bobot sub kriteria kinerja konteks ada dua

bagian, yaitu keluaran varians dan keluaran multivariate.

• Keluaran Varians

Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai pada Box’s M.

Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima yang berarti varians dari sub kriteria

kinerja konteks sama tetapi jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti

varians dari sub kriteria kinerja konteks adalah berbeda. Hasil dari keluaran

varians dapat dilihat pada Tabel 4.28.

Page 38: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

102 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.28 Hasil Keluaran Varians Sub Kriteria Kinerja Konteks

Box's Test of Equality of Covariance Matrices a

83.321

2.559

30

19058.485

.000

Box's M

F

df1

df2

Sig.

Tests the null hypothesis that the observed covariancematrices of the dependent variables are equal across groups.

Design: Intercept+PKa.

Pada Tabel 4.28 tersebut menunjukkan nilai probabilitas pada Box’s M < 0,05

yang artinya tolak H0. Oleh karena itu dapat diasumsikan bahwa varians dari sub

kriteria kinerja konteks antara konsultan, kontraktor, dan pemilik adalah berbeda.

• Keluaran Multivariate

Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai probabilitas

Pillai’s Trace, Wilk’s Lamda, Hottelling’s Trace, dan Roy’s Largest Root. Jika

probabilitas > 0,05 maka H0 diterima yang berarti nilai bobot sub kriteria kinerja

konteks antara konsultan, kontraktor, dan pemilik adalah sama, tetapi jika

probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti nilai bobot sub kriteria kinerja

konteks antara konsultan, kontraktor, dan pemilik adalah berbeda.

Tabel 4.29 Hasil keluaran Multivariate Sub Kriteria Kinerja Konteks

Multivariate Tests c

1.000 5E+007a 5.000 98.000 .000

.000 5E+007a 5.000 98.000 .000

2634157 5E+007a 5.000 98.000 .000

2634157 5E+007a 5.000 98.000 .000

.417 5.219 10.000 198.000 .000

.609 5.519a 10.000 196.000 .000

.600 5.818 10.000 194.000 .000

.517 10.239b 5.000 99.000 .000

Pillai's Trace

Wilks' Lambda

Hotelling's Trace

Roy's Largest Root

Pillai's Trace

Wilks' Lambda

Hotelling's Trace

Roy's Largest Root

EffectIntercept

PK

Value F Hypothesis df Error df Sig.

Exact statistica.

The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level.b.

Design: Intercept+PKc.

Page 39: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

103 Universitas Kristen Petra

Hasil dari keluaran dapat dilihat pada Tabel 4.29 dimana nilai probabilitas

Pillai’s Trace, Wilk’s Lamda, Hottelling’s Trace, dan Roy’s Largest Root < 0,05

yang artinya H0 ditolak. Dikarenakan keempat nilai probabilitas keluaran

multivariate < 0,05, maka secara keseluruhan dapat diasumsikan nilai bobot sub

kriteria kinerja konteks antara konsultan, kontraktor, dan pemilik berbeda (ada

perbedaan pendapat diantara ketiga pelaku konstruksi).

Tabel 4.30 Hasil Keluaran Kelompok Nilai Mean Sub Kriteria Kesungguhan

(Conscientiousness)

CONSCIENTIOUSNESS

49 ,14929

32 ,16041

24 ,27629

,898 1,000

Pelaku Konstruksikonsultan

kontraktor

pemilik

Sig.

Tukey HSDa,bN 1 2

Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on Type III Sum of SquaresThe error term is Mean Square(Error) = ,010.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 32,146.a.

Alpha = ,05.b.

Tabel 4.31 Hasil Keluaran Kelompok Nilai Mean Sub Kriteria Inisiatif (Initiative)

INITIATIVE

32 ,12775

49 ,16884 ,16884

24 ,19183

,243 ,638

Pelaku Konstruksikontraktor

konsultan

pemilik

Sig.

Tukey HSDa,bN 1 2

Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on Type III Sum of SquaresThe error term is Mean Square(Error) = ,010.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 32,146.a.

Alpha = ,05.b.

Page 40: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

104 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.32 Hasil Keluaran Kelompok Nilai Mean Sub Kriteria Kemampuan

Bersosialisasi (Social Skill)

SOCIAL SKILL

32 ,12278

49 ,14886 ,14886

24 ,18513

,384 ,160

Pelaku Konstruksikontraktor

konsultan

pemilik

Sig.

Tukey HSDa,bN 1 2

Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on Type III Sum of SquaresThe error term is Mean Square(Error) = ,006.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 32,146.a.

Alpha = ,05.b.

Tabel 4.33 Hasil Keluaran Kelompok Nilai Mean Sub Kriteria Pengendalian

(Controllability)

CONTROLLABILITY

24 ,17179

49 ,28659

32 ,34719

1,000 ,138

Pelaku Konstruksipemilik

konsultan

kontraktor

Sig.

Tukey HSDa,bN 1 2

Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on Type III Sum of SquaresThe error term is Mean Square(Error) = ,016.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 32,146.a.

Alpha = ,05.b.

Tabel 4.34 Hasil Keluaran Kelompok Nilai Mean Sub Kriteria Komitmen

(Commitment)

COMMITMENT

24 ,17500

32 ,24184

49 ,24665

1,000 ,978

Pelaku Konstruksipemilik

kontraktor

konsultan

Sig.

Tukey HSDa,bN 1 2

Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on Type III Sum of SquaresThe error term is Mean Square(Error) = ,009.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 32,146.a.

Alpha = ,05.b.

Page 41: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

105 Universitas Kristen Petra

Dari pengelompokkan nilai mean sub kriteria kesungguhan antara ketiga

pelaku konstruksi pada Tabel 4.30, diketahui terdapat perbedaan kelompok nilai

mean konsultan dan kontraktor dengan kelompok pemilik sehingga dibagi

menjadi dua bagian kelompok (subsets). Dari pengelompokkan nilai mean sub

kriteria inisiatif antara ketiga pelaku konstruksi pada Tabel 4.31, diketahui

terdapat perbedaan kelompok nilai mean antara kontraktor dan pemilik sehingga

dibagi menjadi dua bagian kelompok (subsets). Begitu pula dari pengelompokkan

nilai mean sub kriteria kemampuan bersosialisasi antara ketiga pelaku konstruksi

pada Tabel 4.32, diketahui terdapat perbedaan kelompok nilai mean antara

kontraktor dan pemilik sehingga dibagi menjadi dua bagian kelompok (subsets).

Pengelompokkan nilai mean baik dari sub kriteria pengendalian maupun sub

kriteria komitmen antara ketiga pelaku konstruksi pada Tabel 4.33 dan Tabel 4.34,

diketahui terdapat perbedaan kelompok nilai mean konsultan dan kontraktor

dengan kelompok pemilik sehingga dibagi menjadi dua bagian kelompok

(subsets). Oleh karena terdapat tiga perbedaan kelompok nilai mean dalam sub

kriteria kinerja konteks (kesungguhan, pengendalian, dan komitmen), maka dapat

diasumsikan pendapat konsultan dan kontraktor berbeda secara signifikan dengan

pendapat pemilik.

Berdasarkan semua hasil keluaran yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

dapat disimpulkan terdapat perbedaan pendapat sub kriteria kinerja konteks antara

para pelaku konstruksi. Hal ini sesuai dengan hasil analisa pembobotan AHP yang

dapat dilihat pada Tabel 4.8 hal 74 yang menyatakan perbedaan nilai bobot untuk

setiap sub kriteria kinerja konteks menurut konsultan, kontraktor, maupun

pemilik. Dengan demikian ketiga pelaku konstruksi memiliki anggapan yang

berbeda untuk sub kriteria yang penting bagi kriteria kinerja konteks, dimana sub

kriteria pengendalian menduduki posisi yang paling penting bagi kriteria kinerja

konteks menurut konsultan dan kontraktor, sedangkan sub kriteria kesungguhan

paling penting bagi sub kriteria kinerja konteks menurut pemilik. Keluaran varians

dan multivariate untuk sub kriteria kinerja konteks menurut konsultan, kontraktor,

dan pemilik secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 5.

Page 42: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

106 Universitas Kristen Petra

4.7 Perbedaan Pendapat Atribut-Atribut Kinerja Konsultan Perencana

Antara Para Pelaku Konstruksi

Untuk membuktikan secara statistik apakah terdapat perbedaan pendapat

dalam hal peringkat antara atribut-atribut kinerja konsultan perencana maka

digunakan Spearman Rank Correlation dengan tingkat signifikansi 95%. Uji

korelasi pada penelitian ini dilakukan terhadap atribut-atribut yang berada

dibawah tingkatan masing-masing sub kriteria dengan maksud untuk menguji

perbedaan peringkat atribut-atribut kinerja konsultan perencana antara konsultan,

kontraktor, dan pemilik proyek. Keluaran uji korelasi Spearman secara lengkap

dapat dilihat pada Lampiran 6.

4.7.1 Perbedaan Pendapat Atribut-Atribut Kinerja Konsultan Perencana

Antara Konsultan Dengan Kontraktor

Nilai sig. < 0,05 menunjukkan bahwa H0 ditolak artinya peringkat atribut-

atribut kinerja konsultan perencana antara konsultan dengan kontraktor adalah

sama, sedangkan nilai sig. > 0,05 menunjukkan bahwa H0 diterima artinya

peringkat atribut-atribut kinerja konsultan perencana antara konsultan dengan

kontraktor adalah berbeda.

Nilai signifikansi uji perbedaan pendapat atribut-atribut kinerja konsultan

perencana antara konsultan dan kontraktor dapat dilihat pada Tabel 4.35.

Tabel 4.35 Nilai Signifikansi Perbedaan Pendapat Atribut-Atribut Kinerja

Konsultan Perencana Antara Konsultan Dengan Kontraktor

Konsultan-Kontraktor Spearman

Kriteria Sub Kriteria Sig. Hasil Uji Keterangan Kemampuan Tidak ada perbedaan peringkat Memahami 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria (CA) kemampuan memahami Pengetahuan Tidak ada perbedaan peringkat Kerja 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria Kinerja (JK) pengetahuan kerja Tugas Kecakapan Tidak ada perbedaan peringkat (TSP) Tugas 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria

(TP) kecakapan tugas Pengalaman Tidak ada perbedaan peringkat Kerja 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria (JE) pengalaman kerja

Page 43: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

107 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.35 Nilai Signifikansi Perbedaan Pendapat Atribut-Atribut Kinerja

Konsultan Perencana Antara Konsultan Dengan Kontraktor (sambungan)

Konsultan-Kontraktor Spearman

Kriteria Sub Kriteria Sig. Hasil Uji Keterangan Kesungguhan Tidak ada perbedaan peringkat (CS) 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria kesungguhan Inisiatif Tidak ada perbedaan peringkat (IN) 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria Kinerja inisiatif Konteks Kemampuan Tidak ada perbedaan peringkat (CTP) Bersosialisasi 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria

(SS) kemampuan bersosialisasi Pengendalian Tidak ada perbedaan peringkat (CTR) 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria pengendalian Komitmen Tidak ada perbedaan peringkat (COM) 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria komitmen

Hasil uji perbedaan pendapat atribut-atribut kinerja konsultan perencana

antara konsultan dengan kontraktor menunjukkan nilai sig. < 0,05 (tolak H0) yang

dapat diartikan tidak ada perbedaan peringkat atribut-atribut kinerja konsultan

perencana yang signifikan antara konsultan dengan kontraktor.

4.7.2 Perbedaan Pendapat Atribut-Atribut Kinerja Konsultan Perencana

Antara Konsultan Dengan Pemilik

Nilai sig. < 0,05 menunjukkan bahwa H0 ditolak artinya peringkat atribut-

atribut kinerja konsultan perencana antara konsultan dengan pemilik adalah sama,

sedangkan nilai sig. > 0,05 menunjukkan bahwa H0 diterima artinya peringkat

atribut-atribut kinerja konsultan perencana antara konsultan dengan pemilik

adalah berbeda.

Nilai signifikansi uji perbedaan pendapat atribut-atribut kinerja konsultan

perencana antara konsultan dan pemilik dapat dilihat pada Tabel 4.36.

Page 44: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

108 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.36 Nilai Signifikansi Uji Perbedaan Peringkat Atribut-Atribut Kinerja

Konsultan Perencana Antara Konsultan Dengan Pemilik

Konsultan-Pemilik Spearman

Kriteria Sub Kriteria Sig. Hasil Uji Keterangan Kemampuan Tidak ada perbedaan peringkat Memahami 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria (CA) kemampuan memahami Pengetahuan Tidak ada perbedaan peringkat Kerja 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria Kinerja (JK) pengetahuan kerja Tugas Kecakapan Tidak ada perbedaan peringkat (TSP) Tugas 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria

(TP) kecakapan tugas Pengalaman Tidak ada perbedaan peringkat Kerja 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria (JE) pengalaman kerja Kesungguhan Tidak ada perbedaan peringkat (CS) 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria kesungguhan Inisiatif Tidak ada perbedaan peringkat (IN) 0,008 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria Kinerja inisiatif Konteks Kemampuan Tidak ada perbedaan peringkat (CTP) Bersosialisasi 0,010 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria

(SS) kemampuan bersosialisasi Pengendalian Tidak ada perbedaan peringkat (CTR) 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria pengendalian Komitmen Tidak ada perbedaan peringkat (COM) 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria komitmen

Hasil uji perbedaan pendapat atribut-atribut kinerja konsultan perencana

antara konsultan dengan pemilik menunjukkan nilai sig. < 0,05 (tolak H0) yang

dapat diartikan tidak ada perbedaan peringkat atribut-atribut kinerja konsultan

perencana yang signifikan antara konsultan dengan pemilik.

4.7.3 Perbedaan Pendapat Atribut-Atribut Kinerja Konsultan Perencana

Antara Kontraktor Dengan Pemilik

Nilai signifikansi uji perbedaan pendapat atribut-atribut kinerja konsultan

perencana antara kontraktor dan pemilik dapat dilihat pada Tabel 4.37.

Page 45: Konsultan Kontraktor Pemilik · Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang memiliki berbagai macam profesi dalam bidang konstruksi. 4.1.1 Posisi Perusahaan Sebagai Pelaku

109 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.37 Nilai Signifikansi Perbedaan Pendapat Atribut-Atribut Kinerja

Konsultan Perencana Antara Kontraktor Dengan Pemilik

Kontraktor-Pemilik Spearman

Kriteria Sub Kriteria Sig. Hasil Uji Keterangan Kemampuan Tidak ada perbedaan peringkat Memahami 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria (CA) kemampuan memahami Pengetahuan Tidak ada perbedaan peringkat Kerja 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria Kinerja (JK) pengetahuan kerja Tugas Kecakapan Tidak ada perbedaan peringkat (TSP) Tugas 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria

(TP) kecakapan tugas Pengalaman Tidak ada perbedaan peringkat Kerja 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria (JE) pengalaman kerja Kesungguhan Tidak ada perbedaan peringkat (CS) 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria

kesungguhan Inisiatif Tidak ada perbedaan peringkat (IN) 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria

Kinerja inisiatif Konteks Kemampuan Tidak ada perbedaan peringkat (CTP) Bersosialisasi 0,002 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria

(SS) kemampuan bersosialisasi Pengendalian Tidak ada perbedaan peringkat (CTR) 0,003 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria pengendalian Komitmen Tidak ada perbedaan peringkat (COM) 0,000 Tolak Ho atribut-atribut dari sub kriteria komitmen

Nilai sig. < 0,05 menunjukkan bahwa H0 ditolak artinya peringkat atribut-

atribut kinerja konsultan perencana antara kontraktor dengan pemilik adalah sama,

sedangkan nilai sig. > 0,05 menunjukkan bahwa H0 diterima artinya peringkat

atribut-atribut kinerja konsultan perencana antara kontraktor dengan pemilik

adalah berbeda.

Hasil uji perbedaan pendapat atribut-atribut kinerja konsultan perencana

antara kontraktor dengan pemilik menunjukkan nilai sig. < 0,05 (tolak H0) yang

dapat diartikan tidak ada perbedaan peringkat atribut-atribut kinerja konsultan

perencana yang signifikan antara kontraktor dengan pemilik.