konstruktivisme implikasi baru dalam tep

5
KONSTRUKTIVISME : IMPLIKASI BARU DALAM TEKNOLOGI PEMBELAJARAN OBJECTIVIST DAN KONSTRUKTIVIST KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Pokok bahasan : Pembelajar dan proses pembelajaran Mengidentifikasi tujuan pembelajaran Mendesain materi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan Pemilihan atau pengembangan suatu pendekatan dalam mendukung penyampaian materi pembelajaran. Pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh sebelumnya oleh pendesain merupakan hal yang sangat menentukan (peran sentral) dalam desain pembelajaran. “They call to mind previous instruction they have designed, have experienced, or have seen that fits the particular constraints of the current situation” (Rowland, 1993) Pengalaman memainkan peranan sentral dalam penetapan isi dan penentuan strategi pembelajaran. Model yang diperoleh dari pengalaman mencerminkan metode dan strategi pembelajaran – aktifitas tingkah laku sederhana. Juga mencerminkan dasar konseptualisasi belajar, memahami dan mengajar. Caroll mengemukakan bahwa hal-hal yang dibangun (peggunaan komputer dalam kasus ini) menyediakan basis yang sangat kaya untuk belajar dan pemahaman tentang teori yang mendasari desain kita. Teori belajar secara implisit telah ada dalam desain kita dan oleh karenanya sesorang akan mendapatkan pemahaman tentang belajar dari suatu analisa desain itu. Pendesain pembelajaran secara khas mungkin tidak akan cukup waktu dan dukungan secara tegas dalam menerapkan teori belajar selama menyelesaikan tugas pengembangan dan mendesain pembelajaran. Meskipun demikian teori belajar merupakan suatu bagian integral dari produk pembelajaran. Integrasi teori belajar dan disain yang dihasilkan dibedakan oleh Reigeluth antara teori belajar deskriptif dan teori pembelajaran preskriptif. Reigeluth (1983) mengemukakan bahwa pendesain

Upload: dedi-yulianto

Post on 17-Dec-2014

366 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Konstruktivisme implikasi baru dalam tep

KONSTRUKTIVISME : IMPLIKASI BARU DALAM TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

OBJECTIVIST DAN KONSTRUKTIVISTKONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Pokok bahasan :Pembelajar dan proses pembelajaranMengidentifikasi tujuan pembelajaranMendesain materi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditentukanPemilihan atau pengembangan suatu pendekatan dalam mendukung penyampaian materi pembelajaran.

Pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh sebelumnya oleh pendesain merupakan hal yang sangat menentukan (peran sentral) dalam desain pembelajaran.“They call to mind previous instruction they have designed, have experienced, or have seen that fits the particular constraints of the current situation” (Rowland, 1993)Pengalaman memainkan peranan sentral dalam penetapan isi dan penentuan strategi pembelajaran.

Model yang diperoleh dari pengalaman mencerminkan metode dan strategi pembelajaran – aktifitas tingkah laku sederhana. Juga mencerminkan dasar konseptualisasi belajar, memahami dan mengajar. Caroll mengemukakan bahwa hal-hal yang dibangun (peggunaan komputer dalam kasus ini) menyediakan basis yang sangat kaya untuk belajar dan pemahaman tentang teori yang mendasari desain kita. Teori belajar secara implisit telah ada dalam desain kita dan oleh karenanya sesorang akan mendapatkan pemahaman tentang belajar dari suatu analisa desain itu. Pendesain pembelajaran secara khas mungkin tidak akan cukup waktu dan dukungan secara tegas dalam menerapkan teori belajar selama menyelesaikan tugas pengembangan dan mendesain pembelajaran. Meskipun demikian teori belajar merupakan suatu bagian integral dari produk pembelajaran.

Integrasi teori belajar dan disain yang dihasilkan dibedakan oleh Reigeluth antara teori belajar deskriptif dan teori pembelajaran preskriptif. Reigeluth (1983) mengemukakan bahwa pendesain pembelajaran memerlukan teori pembelajaran preskriptif – metode memanipulasi lingkungan belajar dengan kondisi yang dirancang khusus untuk digunakan dalam memperoleh hasil belajar yang diinginkan. Lebih penting lagi, ia membantah bahwa teori pembelajaran preskriptif adalah teori pembelajaran yang independen – teori deskriptif tidak perlu mempertimbangkan asumsi-asumsi tetang proses pembelajaran dan arti belajar dan mengerti (memahami).

Page 2: Konstruktivisme implikasi baru dalam tep

Sebagaimana yang disampaikan oleh Carroll dan Campbell, artifak (hasil disain) yang kita buat mencerminkan teori yang kita gunakan. Desain yang kita buat tidak hanya menyangkut tentang deskripsi tujuan dari serangkaian pembelajaran, namun lebih dari itu desain juga mengungkapkan secara implisit yang terkandung dalam teori belajar yang diterapkan.

Teori belajar dan pembelajaran preskriptif pada praktiknya harus berjalan secara bersama-sama. Tentu saja, pendesain pembelajaran akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan instruktur/pengajar untuk mengikuti rencana pembelajaran yang telah disusun. Hal ini dikarenakan pengajar memiliki perbedaan tujuan pembelajaran dan pebedaan konsep dalam mengartikan “memahami/mengerti” pokok materi. Instruktur/pengajar akan memodifikasi pembelajaran preskriptifnya supaya dapat mengakomodasi perbedaan teori belajar yang mereka miliki. Oleh karenanya intruktur akan mencari suplemen/pelengkap atau penggati isi dan strateginya melalui pendekatan yang menurut mereka sesuai dengan pemahaman siswanya.

Komitmen : dasar teori pembelajaran yang dibutuhkan tidak perlu diperdebatkan untuk preskripsi dalam kerangka pikir tentang pembelajaran. Tidak juga kita perdebatkan teori belajar terbaik yang diperlukan untuk mengembangkan strategi pembelajaran atau penerapan taktik oleh teori tersebut. Tujuan buku ini adalah menyediakan mata rantai yang lebih kokoh antara teori dengan praktek pembelajaran. Kami percaya bahwa preskripsi, dengan berbagai macam contohnya, akan menjadi landasan yang kokoh dalam membangun sebuah desain pembelajaran. Preskripsi menyediakan ide dasar bagi pendesain untuk mengembangkan rencana pembelajaran mereka pada situasi tertentu. (Duffy, 1990; Rowland, 1991)

TRADISI OBJEKTIVIST.

Desain pembelajaran, dan pembelajaran pada umumnya di AS, muncul oleh tradisi objektivist. “Objectivism holds that the world is completely and correctly structured in terms of entities, properties, and relations” (Lakoff, 1987, p.159) Objektivism meyakini bahwa dunia ini telah tersusun lengkap dan tepat dalam kaitannya sebagai entitas (entities), kekayaan (properties), dan hubungan (relations). Pengalaman memainkan peranan yang signifikan dalam struktur dunia; artinya bahwa segala sesuatu telah tersedia di dunia ini kecuali pengalaman. Oleh karenanya, tujuan dari pemahaman adalah untuk dapat mengetahui entitas, konsep dan hubungan yang telah ada. Pandangan objektivist mengakui bahwa pemahaman manusia berbeda-beda tergantung dari pengalaman yang mereka dapat. Bagaimanapun juga, dampak dari pengalaman terdahulu dan interpretasi manusia mendorong kepada pemahaman parsial dan pemahaman yang bias. Tujuan belajar adalah untuk memperoleh pemahaman yang lengkap dan tepat.

Page 3: Konstruktivisme implikasi baru dalam tep

Asumsi dasar ini mempunyai implikasi yang signifikan pada pembelajaran. Dunia, menurut pandangan objektivist, dapat dijelaskan melalui model teoritik (misalnya : model pengetahuan dari berbagai macam teori kognitif saat ini). Tujuan pembelajaran membantu pebelajar untuk memperoleh kesatuan dan hubungan dan konsepnya masing-masing – untuk membangun struktur pengetahuan yang tepat. Pendekatan objectivist memfokuskan untuk menganilisa dari awal dan akhir pada indentifikasi entitas, hubungan dan konsep yang harus diketahui oleh pebelajar. Pembelajaran dalam pandangan objectivist boleh disebut sebagai belajar siswa aktif, namun tujuan aktivitas itu menyebabkan siswa harus memperhatikan secara dekat untuk setiap stimulus, untuk berlatih dan mendemontrasikan pengetahuannya secara tuntas.Yang menjadi isu dalam pembelajaran objectivist adalah kedalaman dan jumlah peristiwa stimulus yang diolah.

Pengetahuan dipercaya telah ada tidak berkaitan dengan pembelajaran yang diterapkan, objectivist tidak lagi melihat aktivitas pembelajaran telah sesuai dengan apa yang dipelajari. Pendesain menghasilkan tes yang berdiri secara terpisah dari pembelajaran dan didesain untuk memeriksa pengetahuan yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Asumsi belajar tuntas, yaitu setiap orang memerlukan dasar informasi yang seragam/sama dan siap untuk dimanfaatkan.

KONTRUKTIVISTME

Konstrukstivisme sebagaimana objectivisme meyakini bahwa dunia nyata sebenarnya adalah pengalaman kita. Kebermaknaan (meaning) berakar dan diuraikan oleh pengalaman (Brown, Collins dan Duguid;1989a) Setiap pengalaman disertai dengan ide – dan lingkungan yang melingkupi ide merupakan bagian pengalaman, menjadi bagian dari makna (meaning) ide tersebut. Pengalaman yang melekat pada ide sangat penting untuk pemahaman individual dan kemampuan untuk menggunakan ide tersebut. Pengalaman yang diperoleh di lingkungan sekolah akan sangat berbeda dengan pengalaman yang diperoleh di dunia nyata, dan ini menjadi suatu sebab terjadinya kegagalan transfer dari pembelajaran yang berbasis sekolah.

Konstruktivist menekankan pada situasi pengalaman kognitif dalam aktivitas otentik.

Suchman (1987) : “plans are simply projective or retrospective accounts of action” . Ketika individu masuk dalam situasi yang direncanakan, aspek penting yang harus dimiliki adalah bagaimana merespon hambatan-hambatan yang muncul pada situasi terbut – kemampuan untuk mengkonstruksi rencana baru berdasarkan perubahan dan hambatan situasi tersebut.Pembelajaran tidak terfokus pada rencana penyampaian kepada pembelajar namun lebih menekankan pada pengembangan ketrampilan pembelajar untuk mengkonstruksi respon.

Page 4: Konstruktivisme implikasi baru dalam tep

Komponen penting dari konstruktivisme yaitu kenyataan adalah hasil proses konstruksi. Dengan demikan masing-masing individu pasti memiliki pemahaman yang berlainan tergantung proses konstruksinya.

PENGANTARPART II : PERSPEKTIF KONSTRUKTIVIST

Perspektif Konstrukstivist akan menguji implikasi konstruktivist pada teori pembelajaran dan penerapannya.

Bednar dkk (Bab 2) :Memberikan landasan untuk mendiskusikan konstruktivistme, tentang konsep dan strategi dari berbagai teori, sebagai sistem pembelajaran yang akan diterapkan, membebaskan pemahaman, juga tak kalah pentingnya untuk membebaskan dalam hal penerapan teori belajar untuk mendesain dan mengembangkan materi pembelajaran.

Cunningham (Bab 3) :Tujuan pembelajaran tidak menjamin pengetahuan individu tetang sesuatu.

Perkins (Bab 4) :Lebih menekankan pada “active learner” sebagai komponen dari konstruktivist.

Spiro dkk (Bab 5) :Menekankan konteks dengan cara yang berbeda. Konteks adalah bagian integral dari pengetahuan.

Cognition and Technology Group at Vanderbilt (Bab 6) :Menekankan pentingnya situasi belajar.

PART IIIPERSPEKTIF TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Bagian ini menyediakan banyak epistemology dan teori desain pembelajaran serta pengembangannya yang sangat berbeda dengan pengajaran tradisional selama ini.

PART IVPENJELASANBerisi komentar-komentar tentang konstruktivist dan desain pembelajaran.