konser gawat darurat endo infeksi

14
BAB I PENDAHULUAN Definisi Kegawatdaruratan gigi adalah suatu keadaan dimana terdapat trauma terhadap mulut yang melibatkan gigi yang tercabut, rahang yang bergeser dan trauma wajah atau fraktur. Sebagai tambahan adalah perlukaan soft tissue seperti bibir, gusi, atau pipi. Perlukaan pada mulut sering menimbulkan sakit yang cukup hebat dan harus dirawat oleh dokter gigi sesegera mungkin. Latar Belakang Kegawatdaruratan ini menyangkut rasa sakit, perdarahan, infeksi dan estetika dimana ada keadaan-keadan tertentu yang irreversible bila tidak ditangani dengan cepat. Batasan Masalah Pada makalah ini hanya dibahas mengenai sakit gigi, perdarahan, komplikasi operasi, gigi yang patah, gigi yang tercabut, trauma pada wajah, Tujuan Kegawatdaruratan gigi dan penanganannya merupakan hal yang yang harus diketahui oleh setiap dokter karena hal tersebut dapat ditemui dalam praktek sehari-hari. Dalam hal ini praktek dokter gigi.Oleh sebab itu, penulis bermaksud untuk membahas mengenai kegawatdaruratan gigi dengan tujuan agar:

Upload: bramita-beta-arnanda

Post on 02-Jan-2016

127 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konser Gawat Darurat Endo Infeksi

BAB I

PENDAHULUAN

Definisi

Kegawatdaruratan gigi adalah suatu keadaan dimana terdapat trauma terhadap mulut

yang melibatkan gigi yang tercabut, rahang yang bergeser dan trauma wajah atau fraktur.

Sebagai tambahan adalah perlukaan soft tissue seperti bibir, gusi, atau pipi. Perlukaan pada

mulut sering menimbulkan sakit yang cukup hebat dan harus dirawat oleh dokter gigi

sesegera mungkin.

Latar Belakang

Kegawatdaruratan ini menyangkut rasa sakit, perdarahan, infeksi dan estetika dimana

ada keadaan-keadan tertentu yang irreversible bila tidak ditangani dengan cepat.

Batasan Masalah

Pada makalah ini hanya dibahas mengenai sakit gigi, perdarahan, komplikasi operasi,

gigi yang patah, gigi yang tercabut, trauma pada wajah,

Tujuan

Kegawatdaruratan gigi dan penanganannya merupakan hal yang yang harus diketahui

oleh setiap dokter karena hal tersebut dapat ditemui dalam praktek sehari-hari. Dalam hal ini

praktek dokter gigi.Oleh sebab itu, penulis bermaksud untuk membahas mengenai

kegawatdaruratan gigi dengan tujuan agar:

1. Dokter gigi mengetahui batasan kegawatdaruratan gigi

2. Dokter gigi mengetahui cara mengangani kegawatdaruratan gigi sebagai seorang

dokter gigi nantinya.

Page 2: Konser Gawat Darurat Endo Infeksi

BAB II

PEMBAHASAN

A. SAKIT GIGI

Nyeri pulpa adalah nyeri yang spontan, kuat, sering berdenyut dan dipicu oleh suhu,

dan masih terasa beberapa saat setelah penyebabnya dihilangkan. Lokalisasinya pada tempat

yang buruk dan nyeri cenderung menjalar ke telinga, pelipis, atau pipi. Nyeri ini dapat hilang

spontan, namun pasien tetap harus diarahkan untuk menemui dokter gigi, karena dapat terjadi

nekrosis pulpa dan dapat terjadi periodontitis apikalis akut (abses gigi). Perawatan

endodontik (perawatan saluran akar) atau pencabutan gigi mungkin dibutuhkan.

Nyeri periodontitis apikalis berupa nyeri yang spontan dan hebat, berlangsung selama

beberapa jam terlokalisir dengan baik dan ditimbulkan oleh proses pengunyahan. Gusi dari

gigi yang bersangkutan sering teraba lunak. Absesnya dapat berbentuk (“gumboil” atau abses

subperiosteal pada gusi) kadang dengan pembengkakan wajah, demam dan sakit. Infeksi pada

rongga wajah dapat membahayakan saluran nafas dan harus dikonsulkan ke spesialis,

untungnya hal ini jarang terjadi.

Terapi terbaiknya adalah menginsisi absesnya, memberikan antimikroba

(Amoksisilin) dan analgesik. Situasi yang akut ini biasanya menyembuh tetapi absesnya

dapat timbul lagi apabila pulpa yang nekrotik tersebut terinfeksi kembali, kecuali dilakukan

perawatan endodontik atau pencabutan gigi. Hipersekresi sinus yang asimtomatik dapat

merupakan gejala dari adanya abses kronik. Abses ini jarang terbuka sampai ke kulit.

B. INFEKSI

Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme

inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen,

menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada

akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat

pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang

terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai

organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas,

mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid.

Secara umum infeksi terbagi menjadi dua golongan besar :

Infeksi yang terjadi karena terpapar oleh antigen dari luar tubuh

Page 3: Konser Gawat Darurat Endo Infeksi

Infeksi yang terjadi karena difusi cairan tubuh atau jaringan, seperti virus HIV, karena

virus tersebut tidak dapat hidup di luar tubuh.

Setelah menembus jaringan, patogen dapat berkembang pada di luar sel tubuh

(ekstraselular) atau menggunakan sel tubuh sebagai inangnya (intraselular). Patogen

intraselular lebih lanjut dapat diklasifikasikan lebih lanjut:

patogen yang berkembang biak dengan bebas di dalam sel, seperti : virus dan beberapa

bakteri (Chlamydia, Rickettsia, Listeria).

patogen yang berkembang biak di dalam vesikel, seperti Mycobacteria.

Jaringan yang tertembus dapat mengalami kerusakan oleh karena infeksi patogen,

misalnya oleh eksotoksin yang disekresi pada permukaan sel, atau sekresi endotoksin yang

memicu sekresi sitokina oleh makrofaga, dan mengakibatkan gejala-gejala lokal maupun

sistemik.

Pada tahapan umum sebuah infeksi, antigen selalu akan memicu sistem kekebalan

turunan, dan kemudian sistem kekebalan tiruan pada saat akut. Tetapi lintasan infeksi tidak

selalu demikian, sistem kekebalan dapat gagal memadamkan infeksi, karena terjadi fokus

infeksi berupa:

subversi sistem kekebalan oleh patogen

kelainan bawaan yang disebabkan gen

tidak terkendalinya mekanisme sistem kekebalan

Perambatan perkembangan patogen bergantung pada kemampuan replikasi di dalam

inangnya dan kemudian menyebar ke dalam inang yang baru dengan proses infeksi. Untuk

itu, patogen diharuskan untuk berkembangbiak tanpa memicu sistem kekebalan, atau dengan

kata lain, patogen diharuskan untuk tidak menggerogoti inangnya terlalu cepat. Patogen yang

dapat bertahan hanya patogen yang telah mengembangkan mekanisme untuk menghindari

terpicunya sistem kekebalan.

C. ABSES ENDODONTIK

Abses endodontik merupakan sekuel yang paling penting pada kematian pulpa gigi.

Kematian pulpa gigi dapat disebabkan oleh berbagai hasil fisik atau biologis, termasuk karies

gigi, kerusakan thermal, trauma mekanis, keausan gigi akibat grinding, kebocoran mikro dari

restorasi gigi, atau fraktur gigi. Luka pada pulpa pulpa biasanya memicu abses kronis lokal

dengan selanjutnya nekrosis pulpa yang meluas melalui sistem kanal akar. Infeksi bakteri dari

jaringan pulpa nekrosis dan sistem kanal akar gigi berkembang dengan sangat cepat sampai

pada melibatkan jaringan periapikal, yang menjadi terinfeksi dan inflamasi kronis. Hubungan

Page 4: Konser Gawat Darurat Endo Infeksi

antara infeksi pada pulpa dan perkembangan infeksi pada regio periapikal pada manusia

sudah terbukti secara meyakinkan.

Abses endodontik dan periodontal dapat saling mewakili secara klinis, yang

membedakan hanyalah titik asal infeksi dan jalur spesifik infeksi. Abses periapikal dan

periodontal dapat muncul secara bersamaan pada satu gigi dan perawatan pada lesi ini

memerlukan kombinasi terapi endodontik dan periodontik.

Diagnosis yang tepat dicapai melalui penggunaan radiografi dan tes pulpa. Surgical

drainasi dilakukan melalui insisi jaringan lunak yang membangkak, diikuti dengan ekstraksi

gigi atau ekstirpasi pulpa dan terapi endodontik seperti yang telah terindikasi secara klinis.

Penggunaan antimikrobial (contoh: 250 mg amoxycilin + 125 mg clavulanic acid tds, atau

metronidazole 200 mg tds) diindikasikan ketika pyrexia dan tanda-tanda sistemik lainnya

muncul. Jika dipilih amoxycilin, terapi harus memperhatikan bahwa banyak anaerob yang

penting pada abses periapikal memproduksi beta-lactamase. Terakhir, harus ditekankan

bahwa terapi antimikrobial tanpa surgical drainase tidak efektif untuk jangka waktu yang

lama.

Perawatan endodontik bertujuan untuk mengeliminasi mikroorganisme dari sistem

kanal akar gigi yang terinfeksi. Bakteri anaerobik bertanggunajawab pada abses berada di

antara area apikal dari sistem kanal akar, tetapi biasanya tidak ditemukan pada area foramen

apikal atau pada permukaan apex akar.

D. PULPITIS KRONIS

Pulpitis akut merupakan kondisi inflamasi pulpa gigi yang terjadi dengan tiba-tiba

atau dapat juga terjadi karena kondisi eksaserbasi dari inflamasi kronis (Rajendran, and

Sivapathasundharam, 2009). Pulpitis disebabkan oleh karies gigi yang berpenetrasi melewati

email dan dentin, kemudian mencapai pulpa. Selain itu, pulpitis akut juga bisa disebabkan

oleh trauma, baik trauma mekanis ataupun termal (Kakehashi dkk., 1965; Rajendran, and

Sivapathasundharam, 2009; Tarigan, 2002). Pulpitis akut dapat berlanjut menjadi pulpitis

kronis (Cawson and Odell, 2008). Pulpitis akut memiliki tanda-tanda klinis berupa nyeri

tajam atau berdenyut dan biasanya terjadi selama beberapa menit (10-15 menit). Asal nyeri

susah dicari bahkan nyeri dapat menyebar jauh dari pusat kerusakan. Rasa nyeri dapat terjadi

karena rangsang panas, dingin dan stimulus manis (Coulthard, 2003).

Pulpitis akut adalah kondisi gawat darurat karena rasa sakitnya yang teramat sangat.

Gigi yang terkena pulpitis akut akan terasa nyeri tajam yang kontinu saat diberikan stimulus

atau tidak. Pada kondisi seperti ini biasanya pasien akan merasa sangat kesakitan dan

Page 5: Konser Gawat Darurat Endo Infeksi

emosional (Rajendran, and Sivapathasundharam, 2009). Pasien biasanya tidak bisa

menunjukkan gigi mana yang terasa sakit akibat sakitnya yang menyebar hampir keseluruh

gigi tetangga dari gigi yang terkena pulpitis akut (Torabinejad and Walton, 2008). Menurut

Rajendran dan Sivapathasundharam (2009), rasa sakit pulpitis akut biasanya berlangsung 10-

15 menit atau lebih dan rasa sakitnya dapat bertambah-tambah sesuai dengan ambang

toleransi sakit pasien. Pasien yang menderita pulpitis akut akan merasa tidak nyaman dan

membutuhkan perawatan segera dari dokter gigi.

Membuat pasien nyaman sesegera mungkin merupakan hal yang penting. Perawatan

pasien dengan antibiotik dan analgesik tanpa membuat diagnosis yang benar dan efektif

untuk mengobati penyebab rasa sakit sangat tidak dianjurkan. Bahkan dalam situasi darurat,

di mana penyebab masalah tampak jelas, diagnosis yang akurat harus dibentuk sebelum

perlakuan apapun dilakukan. Hal ini hanya dapat dicapai dengan anamnesis riwayat penyakit

dan melakukan pemeriksaan klinis menyeluruh, diikuti dengan pemeriksaan radiografi yang

tepat dan tes khusus. Jika dokter gigi tidak tahu persis apa yang menyebabkan rasa sakit pada

akhir pemeriksaan awal, pengobatan aktif harus ditunda karena mungkin tidak benar dan

berbahaya bagi pasien. Pasien harus diberi penjelasan dan analgesik dapat diberikan sampai

terjadi perubahan gejala dan diagnosis menjadi jelas. Jika diagnosis sudah jelas, perawatan

kegawatdaruratan endodontik yang dapat dilakukan diantaranya: menghilangkan penyebab

rasa sakit, menyediakan drainase jika cairan terdapat eksudat, meresepkan analgesik jika

diperlukan, menyesuaikan oklusi terdapat indikasi (Ford, 2004).

Pada umumnya, perawatan yang diberikan terhadap gigi pulpitis akut adalah

pulpektomi vital dengan membuang seluruh jaringan pulpa apabila keadaan saluran akar

memungkinkan untuk dilakukan preparasi saluran akar dan tersedia waktu yang mencukupi.

Setelah pembuangan jaringan pulpa, gulungan kapas kecil yang berisi Ca(OH)2 yang

merupakan obat pilihan dimasukkan ke dalam ruang pulpa sebelum kavitas ditutup dengan

oksida seng eugenol. Tahap pekerjaan yang dilakukan dalam merawat pulpitis akut ini secara

umum adalah: (1) pembuatan foto rontgen, (2) anestesi lokal, isolasi lapangan kerja,

pembukaan atap pulpa, (3) ekstirpasi jaringan pulpa, (4) irigasi dengan larutan perhidrol 3%,

aquadest, dan NaCl 2%, (5) penempatan Ca(OH)2 dalam gulungan kapas kecil pada ruang

pulpa, (6) Tumpatan sementara minimal dengan semen seng fosfat. Setelah keadaan darurat

mereda, dilakukan perawatan endodontik biasa. (Tarigan, 2002).

Page 6: Konser Gawat Darurat Endo Infeksi

E. KEGAWATDARURATAN DALAM ENDODONTIK

Kegawatdaruratan dalam endodontik dan infeksi adalah kasus yang dirasakan

penderita berupa sakit (nyeri) dengan berbagai frekuensi nyeri atau pembengkakan sebelum,

selama, atau sesudah perawatan saluran dengan penyebab berupa iritan yang menimbulkan

inflamasi yang hebat di pulpa atau jaringan periradikuler (Cohen et al., 1987 cit. Walton and

Torabinejad, 1997; Lemon, 1990 cit. Walton and Torabinejad, 1997).

Sekitar 90% pasien yang datang ke tempat praktik dokter gigi dan meminta perawatan

untuk menghilangkan rasa nyeri adalah pasien yang memiliki penyakit pulpa dan atau

penyakit periapikal. Perawatan kegawatdaruratan yang dilakukan dokter gigi bertujuan untuk

menghilangkan rasa sakit dan mengkontrol inflamasi atau infeksi yang terjadi (Stock dkk.,

2004). Perawatan lanjutan dapat dilakukan setelah kondisi pasien memungkinkan (Weine,

2004).

Sebelum perawatan endodontik rutin maupun gawat darurat dilakukan, harus

dilakukan diagnosis yang tepat untuk mengetahui penyebab sakit pasien. Sumber penyakit,

pulpa maupun periapikal, harus dapat dibedakan karena keduanya memiliki teknik perawatan

yang berbeda. Pada umumnya, kondisi yang memerlukan perawatan kegawatdaruratan

endodontik dibagi menjadi empat kategori dan masing-masing memerlukan penanganan yang

berbeda untuk menghilangkan rasa nyerinya. Keempat kategori tersebut adalah pulpitis akut,

pulpitis akut dengan periodontitis apikal, pulpa nekrosis, dan abses periapikal akut. Beberapa

kondisi akut dapat terjadi dari inflamasi kronis dan lesi awal inflamasi. Menentukan

patogenitas yang tepat tidak begitu penting dalam perawatan kegawat daruratan karena yang

terpenting adalah menghilangkan rasa sakit pasien (Weine, 2004).

Pemeriksaan klinis yang diperlukan sebelum melakukan perawatan kegawatdaruratan

endodontik adalah menentukan vitalitas pulpa, menganalisis reaksi gigi yang bersangkutan

terhadap perkusi, dan evaluasi radiograf. Tes vitalitas pulpa dapat dilakukan dengan

menggunakan tes termal dan tes pulpa elektrik. Tes perkusi merupakan tes yang penting

karena berguna untuk mengetahui perluasan inflamasi ke jaringan periapikal. Radiograf

diperlukan untuk menentukan perawatan yang tepat dalam perawatan endodontik jika waktu

yang tersedia untuk menangani rasa nyeri pasien sangat sedikit (Weine, 2004).

F. MANAJEMEN KEGAWATDARURATAN INFEKSI GIGI

Gejala infeksi endodontic dapat berupa pembengkakan tidak terlokalisir pada gigi

tertentu, demam, kesulitan bernapas, dan pendarahan tidak terkontrol. Kebanyakan keadaan

darurat gigi karena endodontik disebabkan karena bakteri. Bakteri menghancurkan pulp dan

Page 7: Konser Gawat Darurat Endo Infeksi

keluar dari akar menyebar ke tulang sekitarnya. Abses terjadi ketika pusi terperangkap di

sekitar ujung akar. Gejala dapat digambarkan berupa sakit atau berdenyut, pembengkakan di

dasar gigi, gusi, atau pipi, dan dapat menimbulkan bau yang sangat kuat.

Manajemen kegawatdaruratan endodontic karena infeksi biasanya melibatkanterapi

pada saluran akar atau juga dapat dilakukan ekstraksi. Jika Dalam prosedur ini, baik dokter

gigi umum atau spesialis membersihkan bakteri dan jaringan yang sakit dari sistem saluran

akar, dan mengisi ruang dengan bahan inert yang membuat bakteri keluar. Jika gigi telah

rusak terlalu parah atau patah, ekstraksi harus dilakukan. Pasien yang mengalami

kegawatdaruratan endodontic karena infeksi, dapat diberikan terapi obat NSAID seperti

ibuprofen, dan diperlukan antibiotik nuntuk mengendalikan infeksi. 

Page 8: Konser Gawat Darurat Endo Infeksi

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Kedaruratan endodontic biasanya dikaitkan dengan nyeri dan / atau pembengkakan

dan memerlukan penegakan diagnosis serta perawatan dengan segera.

2. Kedaruratan endodontic merupakan suatu tantangan, baik dalam hal penegakan

diagnosis maupun penatalaksanaannya. Dalam beberapa aspek diperlukan

pengetahuan dan ketrampilan yang baik.

3. Kedaruratan endodontic dapat timbul sebelum perawatan, selama perawatan (antar

kunjungan) dan sesudah perawatan saluran akar (sesudah obturasi).

B. SARAN

1. Dokter gigi perlu memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang baik untuk dapat

mendiagnosis dan melakukan perawatan pada kasus kegawatdaruratan dengan segera.

2. Dokter gigi perlu memiliki kemampuan yang baik dalam penatalaksanaan pasien. Hal

ini terutama untuk mengurangi kecemasan dan memperoleh informasi mengenai

keluhan utama dan agar diperoleh kerjasama pasien selama perawatan.

Page 9: Konser Gawat Darurat Endo Infeksi

DAFTAR PUSTAKA

Capitol hill dental group, 2010, dalam http://www.chdg.net/emergency-management.php, 12/11/12.

Cawson, R.A., and Odell, E.W., 2008, Cawson’s Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine, Churcill Livingstone Elsevier, UK.

Coulthard, P., 2003, Oral and Maxillofacial Surgery, Radiology, Pathology and Oral Medicine, Elsevier, UK

Ford, Pitt T.R., 2004, Harty’s Endodontics in Clinical Practice, Fifth Edition, Wright, Elsiviers, Philadelphia

Kakehashi, S., Stanley, H.R., and Fitzgerald, R.J., 1965, The Effects of Surgical Exposures of Dental Pulps Ingerm-Free and Conventional Laboratory Rats. Oral Surg Oral Med Oral Pathol, (20): 340-9

Rajendran, and Sivapathasundharam, 2009, Shafer’s Textbook of Oral Pathology, 6th edition, Elsevier, New Delhi

Tarigan, Rasinta, 2002, Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti), Edisi Revisi, Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Torabinejad, M., and Walton, R.E., 2008, Endodontics: Principles and Practice, 4th edition, Elsevier Health Sciences, UK

Walsh, LJ. Serious complications of endodontic infections: Some cautionary tales. Aus Dent J. 1997;42(3): 156-9

http://id.wikipedia.org/wiki/Infeksi