lk endo makalah

20
BAB I PENDAHULUAN Masyarakat yang semakin maju dan taraf hidup yang semakin meningkat membuat masyarakat mengerti dan menyadari tentang pentingnya kesehatan terutama kesehatan gigi. Gigi berlubang besar dapat terjadi pada setiap orang. Masyarakat sekarang bila mengalami gigi yang berlubang tidak harus dilakukan pencabutan tapi dapat dipertahankan selama mungkin didalam rongga mulut dengan dilakukan perawatan saluran akar.Perawatan saluran akar dapat dilakukan pada gigi sulung maupun gigi permanent. Perawatan saluran akar adalah melakukan pembersihan dan preparasi saluran akar yang kemudian diberi bahan pengisi saluran akar.Pembersihan yang efektif dan pembentukan sistem saluran akar sangat penting untuk mencapai tujuan biologis dan mekanis perawatan saluran akar. Tujuannya adalah untuk menghapus semua pulpa jaringan, bakteri dan produk mereka sementara menyediakan bentuk kanal yang memadai untuk mengisi kanal (Schilder 1974). Instrument ProTaper merupakan generasi baru yang dedesain untuk mempertinggi efisiensi pemotongan dentin dengan fleksibilitas terutama pada bagian akar yang melengkung. ProTaper memiliki desain conves triangular cross-sectional dengan desain cutting-blades yang memiliki kombinasi taper yang bermacam-macam pada pemotongnya. Instrumen ProTaper ini berdasarkan kegunaannya terbagi menjadi 2, yaitu hand instrument dan rotary instrument. Pada dasarnya, instrumen pada rotary dan hand isntrumen ialah sama. Perbedaannya adalah hand instrumen digerakkan menggunakan tangan operator, sedangkan rotary instrumen digerakkan menggunakan alat rotary atau handpiece menggunakan tenaga putaran 250-300 rpm yang dihasilkan oleh motor.

Upload: sonata

Post on 11-Jul-2016

191 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

endodontic case report dentistry

TRANSCRIPT

Page 1: LK Endo Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

Masyarakat yang semakin maju dan taraf hidup yang semakin meningkat membuat

masyarakat mengerti dan menyadari tentang pentingnya kesehatan terutama kesehatan gigi. Gigi

berlubang besar dapat terjadi pada setiap orang. Masyarakat sekarang bila mengalami gigi yang

berlubang tidak harus dilakukan pencabutan tapi dapat dipertahankan selama mungkin didalam

rongga mulut dengan dilakukan perawatan saluran akar.Perawatan saluran akar dapat dilakukan

pada gigi sulung maupun gigi permanent. Perawatan saluran akar adalah melakukan pembersihan

dan preparasi saluran akar yang kemudian diberi bahan pengisi saluran akar.Pembersihan yang

efektif dan pembentukan sistem saluran akar sangat penting untuk mencapai tujuan biologis dan

mekanis perawatan saluran akar. Tujuannya adalah untuk menghapus semua pulpa jaringan,

bakteri dan produk mereka sementara menyediakan bentuk kanal yang memadai untuk mengisi

kanal (Schilder 1974).

Instrument ProTaper merupakan generasi baru yang dedesain untuk mempertinggi

efisiensi pemotongan dentin dengan fleksibilitas terutama pada bagian akar yang melengkung.

ProTaper memiliki desain conves triangular cross-sectional dengan desain cutting-blades yang

memiliki kombinasi taper yang bermacam-macam pada pemotongnya. Instrumen ProTaper ini

berdasarkan kegunaannya terbagi menjadi 2, yaitu hand instrument dan rotary instrument. Pada

dasarnya, instrumen pada rotary dan hand isntrumen ialah sama. Perbedaannya adalah hand

instrumen digerakkan menggunakan tangan operator, sedangkan rotary instrumen digerakkan

menggunakan alat rotary atau handpiece menggunakan tenaga putaran 250-300 rpm yang

dihasilkan oleh motor.

Page 2: LK Endo Makalah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perawatan Endodonti

Pulpitis irreversible adalah keradangan pulpa yang disebabkan oleh adanya iritasi dengan

atau tanpa gejala. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan pupitis adalah iritan kimiawi, factor

termis, dan perubahan hiperemik. Nekrosis pulpa: kematian jaringan pulpa akibat invasi kuman

kedalam ruang pulpa (dan saluran akar). Rencana Perawatan pada gogo tersebut adalah dengan

dilakukan Perawatan Saluran Akar.

2.1.1. Fase-fase Perawatan Endodontik

1..Preparasi Akses, adalah fase yang paling penting dari aspek teknik perawatan akar.

Merupakan kunci untuk membuka pintu bagi keberhasilan tahap pembersihan,

pembentukan dan obturasi saluran akarnya. Tujuan dari preparasi akses adalah membuat

akses yang lurus, menghemat preparasi jaringan gigi, membuka atap ruang pulpa. Teknik

Akses Preparasi Cavity Entrance adalah outline form cavity entrance,yaitu proyeksi

ruang pulpa ke permukaan gigi di bagian cingulum untuk gigi anterior atau oklusal untuk

gigi posterior dengan tujuan untuk membuat akses yang lurus, menghemat preparasi

jaringan gigi, membuka atap pulpa.

2. Penentuan Panjang Kerja.

Panjang Kerja: Panjang dari alat preparasi yang masuk ke dalam saluran akar pada waktu

melakukan preparasi saluran akar.

3. Menentukan panjang kerja dikurangi 1mm panjang gigi sebenarnya, untuk

menghindari:

- Rusaknya apical constriction (penyempitan saluran akar di apical).

Page 3: LK Endo Makalah

- Perforasi ke apical.

4. Cara melakukan DWP (Diagnostic Wire Photo)

Masukkan jarum miller atau file nomor kecil yang diberi stopper dengan guttap perca

pada batas panjang gigi rata-rata (lihat tabel) dikurangi 1-2 mm lalu dilakukan foto Rö.

5. Pembersihan dan Pembentukan Saluran Akar.

Pembersihan:

Debridement: Pembuangan Iritan dari sistem saluran akar.

Tujuan: Membasmi habis iritan tersebut walaupun dalam kenyataan praktisnya

hanyalah sebatas pengurangan yang signifikan saja.

Iritan: bakteri, produk samping bakteri, jaringan nekrotik, debris organik, darah

dan kontaminan lain.

6. Preparasi Saluran Akar:

- Membentuk saluran akar melebar secar kontinyu dari apeks ke arah korona.

- Pelebaran:

Saluran akar harus cukup besar untuk melakukan debridement yang baik dan dapat

memanipulasi serta mengendalikan instrumen dan meterial obturasi dengan baik tapi

tidak sampai melemahkan gigi serta meningkatkan peluang terjadinya kesalahan

prosedur.

- Ketirusan

Ketirusan hasil preparasi harus cukup sehingga instrumen penguak dan pemampat gutta

perca dapat berpenetrasi cukup dalam.

- Kriteria

Page 4: LK Endo Makalah

Saluran akar siap menerima obturasi baik dengan kondensasi lateral maupun vertikal,

saluran akar harus berbentuk corong ke arah korona dan dalam ukuran cukup besar

sehingga instrument pemampat dan penguak dapar masuk cukup dalam.

7. Sterilisasi

Desinfeksi saluran akar adalah pembinasaan mikroorganisme patogenik yang

mensyaratkan pengambilan terlebih dahulu jaringan pulpa dan debris yang memadai,

pembersihan dan pelebaran saluran dengan cara biokimiawi dan pembersihan isinya

dengan irigasi. Desinfeksi saluran akar dilengkapi dengan medikamen intrasaluran.

Syarat desinfeksi saluran akar adalah sebagai berikut : (1) harus suatu germisida dan

fungisida yang efektif. (2) harus tidak mengiritasi jaringan periapikal. (3) harus tetap

stabil dalam larutan. (4) harus mempunyai efek antimicrobial yang lama. (5) harus aktif

dengan adanya darah, serum dan derivate protein jaringan. (6) harus mempunyai

tegangan permukaan rendah. (7) harus tidak menganggu perbakan jaringan periapikal. (8)

tidak menodai struktur gigi. (9) harus mampu dinonaktifkan dalam medium biakan. (10)

harus tidak menginduksi respon imun berantara-sel.

Sesuai dengan prinsip umum pentalaksanaan saluran akar, dressing desinfektan sebaiknya

diganti setiap minggu dan tidak lebih dari dua minggu karena dressing menjadi cair oleh

eksudat periapikal dan membusuk karena interaksi dengan mikroorganisme.

Secara tradisional, melakukan dressing saluran akar terdiri dari memasukkan poin

absorben pendek dan tumpul yang telah dibaasahi dengan medikamen saluran akar,

meletakkan bulatan kapal yang kelebihan medikamennya telah diperas di dalam kamar

pulpa dan menutup kavitas jalan masuk. Namun pada saluran yang sempit, poin absorben

yang basah tidak cukup kaku untuk dapat dimasukkan ke dalam saluran. Pada kasus

semacam itu, suatu absorben kering dimasukkan dan butiran kapas yang dibasahi dengan

medikamen diletakkan pada poin absorben untuk membasahinya. Bulatan kapas kering

digunakan untuk mengabsorpsi kelebihan medikamen dan kavitas ditutup.

Banyak endodontis lebh senang melalukan dressing sauran akar dengan butiran kapas

yang kelebihan medikamennya telah diperas. Mereka mengandalkan penguapan

medikamen dalam kamar pulpa untuk menghilangkan bakteri dan mereka tidak

meletakkan poin absorben di dalam saluran akar Uap yang keluar dari medikamen cukup

untuk mendesinfeksi kavitas pulpa. Tidak digunakannya poin absorben menyediakan

Page 5: LK Endo Makalah

ruang di dalam saluran untuk akumulasi eksudat cairan, mengurangi kemungkina iritasi

periapikal karena merembesnya medikamen secara tidak sengaja atau terdorongnya poin

absorben ke dalam jaringan periapikal, menghilangkan kemungkinan timbulnya masalah

dalam pengeluaran absorben basah yang terjepit dalam saluran akar pada kunjungan

berikutnya, dan mempersingkat waktu perawatan. Saluran akar ditutup setelah

penempatan butiran kapas steril kering yang kedua di atas butiran akapas yang diberi obat

, atau meletakkan bahan penutup sementara di atas butoran kapas yang diberi obat dan

menyelesaikan penutupan ganda dengan penutup luar sementara seperti cavit, semen seng

oksida eugenol atau IRM.

8. Pengisian Saluran Akar

Pada obiturasi teknik kondensasi lateral, sebuahkerucut guta-perca, disebut kerucut utama

atau kerucut induk (master cone) dipaskan pada saluran yang telah diinstumenkan.

Kerucut utama dimasukkan kedalam saluran akar pada panjang kerja yang telah

ditetapkan. Harus pas sekali dan melawan pengambilan (”tug-back”). Suatu radiograf

dibuat untuk menentukan penyesuaian (fit) apikal dan lateral kerucut utama. Kerucut guta

perca disesuaikan bila menonjol keluar melalui foramen apikal, ujungnya harus dipotong

sehingga keruvut yang dimasukkan kembali pas sekali mempunyai tug-back, dan

menutup saluran apikal kira-kira 1 mm kurang dari pertemuan pulpo-periapikal. Bila

pada penyesuaian pertama pada kerucut utama kurang 2 atau 3 mm dari apeks, suatu

kerucut utama lain dipaksakan. Radiograf lain dibuat memeriksa penyesuaian kerucut.

Tujuan pengepasan kerucut utama lebih pendek dari apeks saluran adalah untuk

menghindari pengisian saluran akar yang berlebihan yang kurang hati-hati pada waktu

kondensasi.

Berbagai radiograf harus dibuat sementara saluran diobturasi untuk memeriksa ketepatan

prosedur kesesuaian kerucit utama dibuktikan oleh prosedur. Kesesuaian kerucut utama

dibuktikan oleh radiograf lain harus dibuat bila dua atau tiga kerucut skunder telah

dikondensasikan ke dalam saluran akar untuk menentukan jumlah aliran ke foramen

apikal. Suatu radiograf akhir pengisian saluran akar yang telah disesuaikan harus dibuat.

2.2 Preparasi Saluran Akar dengan Teknik Crown Down menggunakan Instrumen

ProTaper

Page 6: LK Endo Makalah

ProTaper instrumen memiliki karakteristik yang sangat unik, yaitu :

1. Peningkatan persentase taper yang bervariasi pada bilah pemotong sehingga protaper ini

bersifat fleksibel dan mengurangi beban putar yang berlebihan, serta peningkatan efisiensi.

2. Pembentukan sudut helical dan pitch yang seimbang membuat efisiensi pemotong dan

pembersih menjadi lebih besar, dan mencegah instrumen terpelintir.

3. Penampang melintang berbentuk segitiga cembung yang mengurangi daerah kontak diantara

file dengan dentin.

4. Pemodifikasian pada ujung tip yang terarah supaya mengikuti saluran akar, dengan

menembus hambatan jaringan lunak tanpa merusak dinding saluran akar.

Untuk menggunakan ProTaper tangan selama perawatan endodontik itu diindikasikan untuk

melakukan beberapa gerakan khusus:

· Penetrasi jarum mudah dalam dentin dengan memutar searah jarum jam.

· Pelepasan jarum dengan memutar berlawanan 45-90 derajat

· Cut dentin dengan memutar searah jarum jam sambil menarik jarum

· Ulangi gerakan ini hingga mencapai panjang yang diinginkan

Tergantung pada anatomi saluran akar, jarum ProTaper dapat digunakan dalam gerakan timbal

balik bolak-balik.

2.3 Bentuk dan fungsi dari ProTaper

ProTaper yang digunakan dalam preparasi saluran akar gigi, dibagi atas 2 jenis berdasarkan

kegunaannya :

a. File pembentuk atau shaping files

File ini terdiri dari 3 jenis file yang berfungsi sebagai pembentuk saluran akar gigi.

Page 7: LK Endo Makalah

1. File pertama disebut sebagai Shaper X atau SX yang memiliki pegangan berwarna

emas tanpa adanya cincin identifikasi pada pegangannya. SX memiliki panjang

keseluruhan 19mm dan memiliki D0 0,19mm dan D14 mendekati 1,2mm

File SX digunakan untuk memebentuk saluran akar yang pendek secara optimal dan juga

membentuk bagian koronal dari saluran yang panjang. SX merupakan instrument yang

dapat menggantikan fungsi Gates-glidden drills.

2. File yang kedua disebut dengan shaping file No. 1 atau S1. Memiliki cincin

identifikasi berwarna ungu dengan pegangan berwarna emas. File S1 memiliki D0 0,17

mm dan D14 sampai 1,2 mm.

S1 didesain untuk membentuk bagian 1/3 koronal dari saluran akar

3. S2 memiliki cincin identifikasi berwarna putih. File S2 memiliki D0 0,2 mm dan

D14 sampai 1,2 mm. S2 digunakan untuk membentuk dan melebarkan bagian 1/3 tengah

saluran akar.

Instrument S1 dan S2 juga dapat membentuk 2/3 koronal dari saluran akar serta

melebarkan 1/3 apikal.

b. File akhir atau finishing file

File akhir memiliki 3 jenis yang berbeda, yaitu :

1. F1 (cincin indikator berwarna kuning, diameter 0.20mm, diantara D0 sampai D3

memiliki taper 7%)

2. F2 (cincin indikator berwarna merah, diameter 0,25mm, diantara D0 sampai D3

memiliki taper 8%)

3. F3 (cincin indikator berwarna biru, diameter 0,30mm, diantara D0 sampai D3

memiliki taper 9%)

Dari D4 pada masing-masinginstrumen memiliki persentasi taper bermacam-macam dengan

cutting-blades yang dapat memperbaiki keselamatan dengan mengurangi potensi taper-lock yang

berbahaya.

Page 8: LK Endo Makalah

Instrument ini didesain untuk mengoptimalkan bentuk akhir 1/3 apikal dan dapat juga memotong

dan memperluas bentuk sampai 1/3 tengah saluran akar. Menurut studi Calberson (2004),

instrument F2 dan F3 mengabrasi dinding saluran akar, maka diperlukan kehati-hatian untuk

menghindari penyingkiran dari inner kuvatura dan danger zones dari saluran akar.

Selain diindakasi pada kasus-kasus dengan akar gigi yang melengkung, sempit dan pada akar

panjang dan pendek. ProTaper dapat juga digunakan pada kasus-kasus standard an sebagai

instrument untuk membuang gutta-percha pada kasus-kasis retreatment.

Pada umumnya instrumen rotatif ProTaper dapat digunakan pada berbagai jenis saluran akar

yang memiliki anatomi yang rumit, tetapi instrument ini tidak dapat digunakan pada saluran akar

yang berdiameter besar dan belum tumbuh sempurna. Disaranka apabila perbesaran dari apikal

saluran akar lebih dari ISO 30 maka dilakukan teknik lain. Instrument ini juga tidak

diindikasikan untuk saluran akar yang abnormal seperti saluran akar berbentuk S.

1. Kelebihan ProTaper

a. Multi taper

b. Convex triangular cross-sectional

c. Helical anlge dan pitch

d. Modifikasi ujung penuntun

e. Pagangan yang pendek

2. Kekurangan ProTaper

a. Harga lebih mahal.

b. Memerlukan teknik yang baik penggunaannya.

Page 9: LK Endo Makalah

c. Kurangnya sensasi taktil sehingga diperlukan kehati-hatian untuk mencegah terjadinya

perforasi pada saluran akar ketika melakukan preparasi.

d. Instrument ini tidak dapat digunakan pada saluran akar yang abnormal seperti saluran akar

S shaped.

2.4 Teknik dan aplikasi dari protaper

Telah banyak studi dilakukan oleh para ahli tentang pemakaian ProTaper. Menurut penelitian

yang dilakukan oleh Peters dkk (2004) dengan menggunakan mikro computed tomography pada

gigi molar maksila yang dipreparasi dengan ProTaper menunjukkan tingkat kesalahan yang

minimum. Tidak ada perforasi dan apikal zipping pada saluran akar yang dipreparasi. ProTaper

sangat baik digunakan pada saluran akar yang sempit dan melengkung.

Hulsman dkk (2004) mengatakan ProTaper merupakan instrument yang dapat menghemat waktu

dan sangat efisien dalam menyingkirkan gutta-percha pada kasus retrearment. Waktu yang

dibutuhkan untuk mencapai panjang kerja pada ProTaper dengan eucalyptol adalah yang tercepat

dibandingkan dengan instrument lainnya, yaitu 2,86 menit.

Teknik penggunaan protaper pada saluran akar adalah sbb:

1) Eksplorasi saluran akar dengan K-file no 8, no 10, no 15, sepanjang seberapa bisa masuk

file tersebut. Sesudah itu masukkan shaping file no 1(S1) dengan handle identifikasi berwarna

ungu sepanjang seberapa bias masuk juga.

2) Setelah saluran akar besar dan longgar eksplorasi saluran akar dengan K-file no 15

dengan gerakkan naik turun sampai beberapa mm sepanjang-panjang kerja, lakukan dengan

gerakkan pasif. Setelah itu kamar pulpa diisi dengan natrium hipochlorite (NaOCl) sebagai

prosedur awal.

3) Kemudian gunakan protaper yang dimulai kembali dari shaping file no 1 (S1) dengan

handle identifikasi berwarna ungu. S1 dimasukkan kedalam saluran akar dan digerakkan

Page 10: LK Endo Makalah

perlahan dengan membuka handle secara lmbut searah jarum jam ke apikal sampai file sedikit

tertahan, lalu lepas file dengan memutar handle file berlawan jarum jam sampai 45-90 derajat

kedalaman K-file. Pada saluran akar yang lebih sulit, diperlukan lebih dari sekali rekapitulasi

untuk memperbesar 2/3 koronal dari saluran akar, lalu irigasi.

4) Kemudian shaper X (SX) digunakan untuk menyingkirkan dentin secara selektif,

merelokasi saluran akar dari bahaya perforasi dan mencapai akses tegak lurus ke radikular.

Dengan diperbaiki akses, kemudian SX dimasukkan dalam saluran akar sampai ada tahanan

ringan, lalu lakukan gerakkan yang sama dengan File S1 dari apikal kearah koronal lalu irigasi

kembali.

5) Setelah prosedur pre-enlargment selesai dengan akses 2/3 koronal yang baik gunakan

precurved K-file no 10 untuk preparasi saluran akar. Setelah masukkan S1 untuk

mengkonfirmasi panjang kerja.

6) Kemudian gunakan shaping file 2 (S2) dengan handle identifikasi berwarna putih sampai

panjang kerja lalu irigasi kembali.

7) Setelah itu saluran akar diisi kembali dengan irigasi lalu digunakan finshing file no 1 (S1)

dengan handle identifikaso warna kuning, secara hati-hati dimasukkan sepanjnag-panjang kerja,

irigasi kembali.

8) Periksa ukuran dari foramen apikal dengan menggunakan K-file no 20 sampai panjang

kerja. Jika pas pada panjang kerja maka canal disiapkan untuk obturasi. F1 merupakan ukuran

minimum yang direkomendasikan. Jika masih longgar gunakan F2 dan F3, masukkan kembali

sampai panjang kerja. Lalu periksa kembali dengan K-file No. 25 dan No. 30, kemudian irigasi

kembali. Biasanya dengan preparasi ini akan memperlebar saluran akar yang melengkung.

Page 11: LK Endo Makalah

BAB III

LAPORAN KASUS

LK

LAPORAN KASUS PENGAMATAN

UNIVERSITAS TRISAKTI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

BAGIAN KONSERVASI GIGI

Nama : RJ No. RM : 03.27.27

Umur : 17 tahun Tanggal : 21 Mei 2015

Pekerjaan : Karyawan

Alamat : Jl.Kedele Raya no.24 Nama Mahasiswa : Agata Putri

Cengkareng NIM Mahasiswa : 041.213.004 /040.10.005

KELUHAN UTAMA :

Pasien wanita usia 18 tahun datang dengan keluhan

giginya bawah belakang kiri pernah terasa sakit tiba – tiba

kira kira 6 bulan yang lalu, namun sejak 1 bulan yang lalu

sudah tidak sakit lagi.

RIWAYAT PERAWATAN GIGI

Pernah Dirawat : Skeling

Kebiasaan Buruk : Tidak Ada

PEMERIKSAAN UMUM :

Keadaan umum : Pasien Tampak Sehat

Berat badan : 40 kg

Tinggi badan : 160 cm

PSA Non Vital

Page 12: LK Endo Makalah

Pupil Mata : Normal

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 62x/menit

Pernapasan : 24x/menit

PERAWATAN NON INVASIF

Pembersihan Gigi/Mulut : Sikat Gigi: 3x Sehari

Flossing setiap hari: √

Sikat interdental: -

Agen Anti Bakteri : Obat kumur Chlorhexidine: √

Diet Mengurangi : Gula dan cemilan diantara waktu makan utama: -

Minuman asam tinggi: -

Minuman berkafein: √

Saliva : Meningkatkan asupan air: -

Obat kumur baking soda: -

Konsumsi makanan / minuman berbahan dasar

susu: -

Permen karet xylitol / CC P-ACP: -

Fluor : Pasta Gigi: √

Kumur: -

Gel: -

Penutupan Pit dan Fisur Dengan Gic: : -

Page 13: LK Endo Makalah

ODONTOGRAM

RADIOLOGI

Regio : 35, 36, 37

Kesan Foto :

Gigi 36 Terdapat radiolusensi berbatas kelas pada akar mesial dan distal, kerusakan tulang di 1/3

servikal akar, karies mencapai pulpa.

Page 14: LK Endo Makalah

GIGI 36

TAHAP PEKERJAAN

Anamnesis

*

Pasien wanita usia 18 th datang dengan

keluhan ingin memeriksa gigi kiri bawah

belakang yang pernah sakit 2 bulan yang lalu,

tetapi sekarang sudah tidak sakit.

Tes

Vitalitas *

Sondasi: -

Panas: tidak dilakukan Dingin: +

Perkusi: - Druk: - Palpasi: - Goyang: -Fraktur: -

Perubahan

Warna *

- RO Photo normal/kelainan: tidak ada kelainan

periapikal

Nyeri * -

Diagnosa * Nekrosis pulpa

Rencana Perawatan: pro ENDO

Rencana

Restorasi

Onlay komposit

KUNJUNGAN PERTAMA

1. Pembuatan foto Rontgen. Untuk mengetahui panjang dan jumlah saluran akar

serta keadaan jaringan sekitar gigi yang akan dirawat.

2. Dilakukan pemasangan cotton roll untuk

mencegah kontaminasi bakteri pada karies

3. Karies dibuang dengan round bur dan

ekscavator hingga dentin yang terinfeksi karies

hilang.

Page 15: LK Endo Makalah

4. Pembuatan cavity entrance menggunakan round

bur no1 atau tapered fissure diamond bur pada

tengah fossa di bagian oklusal atau endo access.

5. Setelah kedalaman preparasi mencapai dentin,

preparasi dilanjutkan menggunakan fissure

diamond bur sampai ditemukan orifice ke 3

saluran akar..

6. Penentuan Panjang Kerja - Panjang Kerja : Panjang dari alat preparasi yang

masuk ke dalam saluran akar pada waktu melakukan

preparasi saluran akar.

- Menentukan panjang kerja dikurangi 1 mm panjang

gigi sebenarnya, untuk menghindari :

o Rusaknya apical constriction (penyempitan saluran

akar di apical).

o Perforasi ke apical.

- Cara melakukan DWP (Diagnostic Wire Photo)

Masukkan jarum miller atau file nomor kecil yang

diberi stopper dengan guttap perca pada batas panjang

gigi rata-rata dikurangi 1-2 mm lalu dilakukan foto

Rö. Dari hasil foto dilakukan pengukuran dengan

menggunakan rumus :

PGS = (PGR/PIR) x PIS

- Kemudian gigi ditumpat sementara, dilanjutkan pada

kunjungan kedua

KUNJUNGAN KEDUA

1. Pembuatan Artificial Wall dengan komposit

Page 16: LK Endo Makalah

2. Preparasi saluran akar dengan teknik crown

down a. Eksplorasi saluran akar dengan K-file no 8, no 10,

no 15, sepanjang panjang kerja.

b. Irigasi dengan larutan NaOCl 2% 2mm setiap

pergantian file

c,. Kemudian gunakan shaping file 1 dilanjutkan

dengan shaping file 2 (S2) sampai panjang kerja lalu

irigasi kembali.

Setelah itu saluran akar diisi kembali dengan

irigasi lalu digunakan finshing file no 1 (F1)

dengan handle identifikasi warna kuning,

secara hati-hati dimasukkan sepanjnag-panjang

kerja, irigasi kembali.

Periksa ukuran dari foramen apikal dengan

menggunakan K-file no 20 sampai panjang

kerja. Jika pas pada panjang kerja maka canal

disiapkan untuk obturasi. F1 merupakan

ukuran minimum yang direkomendasikan. Jika

masih longgar gunakan F2 dan F3, masukkan

kembali sampai panjang kerja. Lalu periksa

kembali dengan K-file No. 25 dan No. 30,

kemudian irigasi kembali. Biasanya dengan

preparasi ini akan memperlebar saluran akar

yang melengkung.

3. Menentukan Master Point untuk masing-masing

saluran akar. 1. Pilih guttap point yang

diameternya sesuai dengan reamer / file terakhir

yang digunakan pada waktu preparasi saluran

akar.

4. Cek dengan foto ronsen. Master point yang

memenuhi syarat dapat masuk saluran akar

sebatas panjang kerja dan rapat dengan dinding

saluran akar.

5. Sterilisasi Saluran akar dengan CaOH dan

akuades.

6. Tutup dengan tumpatan sementara,

instruksikan pasien untuk kembali minimal

seminggu kemudian.

Page 17: LK Endo Makalah

KUNJUNGAN KETIGA

1. Obturasi Saluran Akar denganTeknik single

cone Tahapan :

- Pencampuran pasta saluran akar petunjuk pabrik

- Pasta diulaskan pada jarum lentulo dan guttap point

untuk kemudian dimasukan kedalam saluran akar

yang telah dipreparasi jarum lentulo sesuai panjang

kerja dan diputar berlawanan jarum jam.

- Guttap point (disterilkan dengan alcohol 70% dan

dikeringkan )

-. Masukkan master point dalam saluran akar sebatas

tanda.

- Kering ( diulas dengan pasta ) masuk ke dalam

saluran akar.

2. cek pengisian saluran akar dengan foto

rontgen

3. - Master point di potong 1- 2mm dibawah

orifice dengan ekskavator yang ujungnya telah di

panasi dengan bunsen burner hingga membara.

4. Kemudian dasar ruang pulpa diberi basis semen

ionomer kaca lalu ditutup kapas dan tumpatan

sementara

5. Instruksikan pasien untuk kontrol minimal 1

minggu kemudian , dan segera kembali apabila

terdapat keluhan pasca obturasi.

Page 18: LK Endo Makalah

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Indikasi dan kontraindikasi pada saat akan melakukan perawatan saluran akar harus

diperhatikan dan dipertimbangkan dengan seksama. Jika kondisi gigi dan jaringan pendukungnya

masih dapat dipertahankan, maka perawatan saluran akar dapat dilakukan. Namun, apabila

keadaan gigi dan jaringan pendukungnya sudah tidak dapat dipertahankan lagi, perawatan

saluran akar tidak perlu dilakukan, melainkan langsung dapat mengekstraksi gigi tersebut.Alat-

alat yang digunakan untuk perawatan saluran akar, pada intinya ada hand instrument dan engine

instrument. Setiap tahapan dalam perawatan sluran akar menggunakan alat-alat yang berbeda

pula, disesuaikan dengan bentuk dan fungsi alat tersebut.

Tahapan-tahapan perawatan saluran akar meliputi: 1) asepsis, 2) preparasi, baik preparasi

kavitas dan saluran akar, 3) sterilisasi, 4) pengisian saluran akar. Dalam setiap tahapan terdapat

kemungkinan terjadinya kegagalan. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor yang

berasal dari kesiapan dan kemampuan operator, perilaku pasien termasuk kekooperatifannya,

serta dari segi kesesuaian alat-alat yang digunakan.

Instrument ProTaper merupakan generasi baru yang dedesain untuk mempertinggi

efisiensi pemotongan dentin dengan fleksibilitas terutama pada bagian akar yang melengkung.

ProTaper memiliki desain conves triangular cross-sectional dengan desain cutting-blades yang

memiliki kombinasi taper yang bermacam-macam pada pemotongnya.Instrumen ProTaper ini

berdasarkan kegunaannya terbagi menjadi 2, yaitu hand instrument dan rotary instrument.

Protaper berdasarkan jenisnya terbagi menjadi Shaping File (FX, F1, dan F2) dan Finishing file

(F1, F2, dan F3).

Page 19: LK Endo Makalah

4.2 Saran

Setelah mengetahui apa itu ProTaper, kegunaan, dan klasifikasinya diharapkan membantu

mempelajari dan memahami instrumen ProTaper ini. Karena penggunaan instrumen ProTaper ini

dibutuhkan keahlian maka diharapkan mahasiswa FKG Trisakti dapat menguasai keahlian

tersebut.

Page 20: LK Endo Makalah

DAFTAR PUSTAKA

Bence, Richard. 1990. Endodontik Klinik. Jakarta: Universitas Indonesia

Grossman, Louis I. 1995. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Jakarta : EGC

Walton, R. and Torabinejad, M., 1996. Principles and Practice of Endodontics. 2 nd ed.

Philadelphia : W.B. Saunders Co.

Widyawati. 2010. Dasar-Dasar Perawatan Endodontik. Padang: Universitas Baiturrahmah

Sweltasari, Wenny. 2007. Skripsi Penggunaan Instrument Rotatif Protaper Pada Saluran

Akar. Padang: Universitas Baiturrahmah

Bataisu, Marilena, dkk. Access on 10 January 2015. The Failures of Root Canal Preparation

with Hand ProTaper. Available at http://www.chsjournal.org/archive/vol38-no3-2012/original-

papers/the-failures-of-root-canal-preparation-with-hand-protaper

Yared, G. 2007. Canal Preparation using only one NiTi rotary instrument: preliminary

obsevation. International Endodontic Journal.