konsepstrategiptcocacola.doc
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth
Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama
kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M.
Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena
berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia
menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling
terkenal di dunia. Dr. Pemberton menjual ciptaannya dengan harga 5 sen per gelas di
apotiknya dan mempromosikan produknya dengan membagi ribuan kupon yang dapat
ditukarkan untuk mencicipi satu minuman cuma-cuma. Pada tahun tersebut ia menghabiskan
US$46 untuk biaya periklanan. Pada tahun 1892, Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola ke
Asa G. Chandler yang kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola pada 1892. Chandler
piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai macam
benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Benda-benda tersebut kemudian dibagi-bagi di
lokasi-lokasi penjualan penting yang berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif,
seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian
cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk memasyarakatan nama Coca-
Cola dan mendorong penjualan. Inilah Sejarah Botol Coca Cola yang berkembang dan
berubah sesuai jamannya dari 1899 – 1900 – 1915 – 1916 – 1957 – 1986.
Inovasi adalah salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia
semakin besar, dikenal luas, serta memberikan kontribusi bagi masyarakat dan bangsa
Indonesia. Melalui riset dan pengembangan (Research & Development), Coca-Cola terus
berinovasi untuk menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta perlengkapan
penjualan baru yang lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas tersendiri.
Strategi pemasaran Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yang unik dan kreatif.
Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung, baik
melalui konser musik, pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan, maupun iklan
TV. Kunci sukses inovasi tersebut adalah kolaborasi yang baik antara Coca-Cola Bottling
Indonesia dan Coca-Cola Company, pengembangan varian minuman cepat saji dengan rasa
baru, serta keinginan untuk menjadikan Coca-Cola Indonesia sebagai perusahaan minuman
cepat saji yang lengkap.
2
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, teridentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Konsep Strategi promosi penjualan produk Coca-Cola di masa
mendatang.
2. Bagaimana Konsep Strategi berupa kajian ilmiah SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities dan Threats).
3. Bagaimana menentukan dan memilih beberapa alternatif terbaik untuk dipedomani
dan dijalankan.
1.3 Tujuan Strategi Promosi Coca-Cola
Coca-Cola memiliki beberapa program untuk mendukung penjualan dan pemasaran produk-
produknya. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas
konsumen, yaitu:
1. Program Promosi.
Mereka mempunyai program promosi yang beragam, yang tidak hanya untuk
meningkatkan penjualan dan pemasaran, tetapi juga meningkatkan loyalitas konsumen
terhadap produk.
2. Layanan Konsumen.
Di Coca-Cola, Customer Service Sistem (CSS), sistem pelayanan pelanggan, didesain
untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen secara terus-menerus terhadap
produk-produk Coca-Cola dengan menyediakan pelayanan yang optimal kepada
seluruh pelanggan berdasarkan kebutuhan mereka masing-masing
3 Area Marketing Contractor.
Terbatasnya sumberdaya dan kemampuan untuk melakukan pengembangan daerah
tertentu, sekaligus komitmen untuk menciptakan peluang kerja yang luas di sektor
informal, mendorong Coca-Cola untuk secara serius dan berkesinambungan
mengembangkan jaringan Distribusi Tak Langsung (Indirect Distribution) berbasis
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. Sistem Distribusi ini mengandalkan
dua kelompok usaha kecil dan menengah yang terbagi dalam dua kelompok besar:
Area Marketing Contractor (AMC) dan Street Vending.
4. Layanan Produk Pendingin .
Riset membuktikan bahwa 90% konsumen Coca-Cola lebih menyukai membeli
produk dalam keadaan dingin. Hal ini menunjukkan bahwa peranan Cold Drink
Equipment (peralatan pendingin) sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan
3
penjualan dan mendorong tingkat keuntungan para pelanggan.
5. HoReCa.
Dengan bekerjasama dengan berbagai Hotel, Restaurant, dan Café ternama, Coca-
Cola memberikan beragam penawaran menarik melalui program HoReCa ini.
1.4 Manfaat Strategi SWOT Pada Promosi Coca-Cola
Analisa SWOT merupakan singkatan dari strength (kekuatan), weakness (kelemahan),
opportunity (peluang) dan threats (ancaman). Pendekatan ini mencoba menyeimbangkan
kekutaan dan kelemahan internal organisasi dengan peluang dan ancaman lingkungan
eksternal organisasi.
1. Strength . Strategi pemasaran mempunyai ciri khas tersendiri, yang unik dan
kreatif. memiliki efek multiplier yang besar pada tenaga kerja. Pelanggan
mendapatkan keuntungan layanan secara teratur, merchandising, peralatan point-of-
purchase, program khusus yang inovatif dan kebanggaan memberikan pelayanan
merek terbaik di dunia.
2. Weakness. Minuman ringan merupakan barang yang permintaannya elastis
terhadap harga Keraguan masyarakat terhadap produk tentang kadar alkohol,
(Masyarakat hanya mengenal produk nya adalah Coca-Cola saja.
3. Oportunities. Salah satu perusahaan distribusi terbesar di Indonesia.
Berkaitan dengan inovasi, Coca-Cola Indonesia menciptakan jenis krat baru yang
lebih ringan, dibuat dari bahan yang ramah lingkungan. Menjadikan Coca-Cola
Indonesia sebagai perusahaan minuman cepat saji yang lengkap.
4.Threats. Elastisitas harga minuman ringan terhadap permintaan.
4
BAB II
PROFIL INDUSTRI
2.1 Produk Coca-Cola
Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu produsen dan distributor minuman
ringan terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini memproduksi dan mendistribusikan produk-
produk berlisensi dari The Coca-Cola Company. Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan
nama dagang yang terdiri dari perusahaan-perusahaan patungan antara perusahaan-
perusahaan lokal yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha independen dan Coca-Cola
Amatir Limited, yang merupakan salah satu produsen dan distributor terbesar produk-produk
Coca-Cola di dunia.
2.2 Proses Manufaktur
Semua produk yang dijual dan didistribusikan oleh Coca-Cola Bottling Indonesia
diproduksi di Indonesia. Saat ini terdapat 10 pabrik pembotolan yang tersebar di seluruh
Indonesia. Walaupun kebijakan dan pengembangan produksi diarahkan oleh National Office
yang berkedudukan di Cibitung, Bekasi, setiap pabrik memiliki manajemen yang memiliki
pengalaman luas dan kualifikasi yang tinggi dalam memproduksi dan mengelola berbagai
aspek teknis dan pengawasan mutu.
Semua pabrik diwajibkan mematuhi dan bahkan kerap kali melampaui berbagai
ketentuan internasional dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan secara teratur
melaksanakan audit di bidang pengawasan mutu, lingkungan, kesehatan dan keselamatan
kerja.
Selama ini pabrik-pabrik di Indonesia telah menerima berbagai penghargaan dari The
Coca-Cola Company atas pencapaian standar yang melampaui standar yang ditetapkan untuk
pabrik-pabrik sejenis di berbagai lokasi lain di dunia.
2.2.1 Pembuatan Coca-Cola
Minuman Coca-Cola sebelum sampai ke tangan konsumen berawal dari bahan baku
pilihan berkualitas tinggi yang diproses melalui beberapa tahapan:
1. Tahap pertama untuk menghasilkan Coca-Cola sangat sederhana, yaitu membuat simp
yang terdiri dari gula dan air. Airnya disaring dengan seksama karena bagi “Coca-Cola”
bahan baku berkualitas tinggi sangat mutlak diperlukan.
2. Untuk memastikan bahwa air yang digunakan untuk produk botol dan kaleng benar-
benar bersih dan murni, air tersebut disaring. Para teknisi pengawasan mutu menguji air
tersebut berkali-kali sebelum digunakan untuk membuat produk akhir.
5
3. Pemeriksaan dan pengujian berlanjut. Perangkat canggih membantu para teknisi
memeriksa segala segi proses, mulai dari kondisi tiap kemasan hingga kadar
karbondioksida, rasa dan kandungan sirup. Pada tahap ini, campuran sirup diperiksa.
4. Sirup kemudian ditambahkan dengan konsentrat “Coca-Cola”. Sari rasa untuk “Coca-
Cola ini dibuat di pabrik-pabrik The Coca-Cola Company dan hingga kini tetap
merupakan rahasia dagang terbesar di dunia. Teknisi kemudian mencicipi, memeriksa
dan mencatat campuran setiap batch sirup dengan seksama. Setelah pencampuran, cairan
siap untuk diberi tambahan karbondioksida. Pengawasan mutu yang amat ketat adalah
alasan mengapa “Coca-Cola” dikenal sebagai minuman yang memiliki kadar soda yang
paling sempurna.
5. Rangkaian botol dari gelas atau plastik PET (Polyethelyne terephthalate) maupun kaleng
sekarang dalam jumlah sangat besar siap untuk diisi dengan produk akhir. Botol-botol
harus melalui pemeriksaan yang amat teliti. Pertama-tama dicuci dan dibasuh kemudian
diperiksa secara elektronik dan manual. Barulah botol-botol tersebut siap untuk diisi
dengan minuman ringan paling popular di dunia saat ini.
6. Botol demi botol diletakkan di atas ban berjalan agar dapat terisi secara otomatis. Cara
tersebut menjamin jumlah dalam tiap botol akurat, dan penutupan botol secara otomatis
menjamin kadar higienis yang sempurna pula.
7. Akhirnya, botol-botol diberi label, kode produksi dan dikemas dalam karton-karton atau
dimasukkan ke dalam krat. Selanjutnya, pusat penjualan siap untuk mengirimkan
produk-produk “Coca-Cola” menuju lebih dari 420.000 gerai (outlet) yang menjual
produk-produk “Coca-Cola” di Indonesia.
2.3 Sistem Informasi Manajemen Coca-Cola
Pengembangan pendekatan Manajemen Sistem Informasi (Information Sistem /IS)
yang terarah pada organisasi di Perusahaan Coca Cola, merupakan bentuk pengaruh evolusi
teknologi terhadap dunia usaha dewasa ini. Peran penting sistem informasi terhadap kinerja
bisnis perusahaan, pengembangan sumber daya manusia dan nilai tambah lainnya, terutama
bagi pemegang saham, membutuhkan tim yang berdedikasi tinggi dan profesional dalam
bidang manajemen sistem informasi.
Tantangan akan muncul sesuai dengan kebutuhan.Setiap tantangan harus ditangani
sesuai prioritas guna menjamin kepuasan terhadap jasa layanan pelanggan dalam skala yang
luas.Perusahaan coca cola menggunakan sistem terintegrasi yang menghubungkan seluruh
aspek bisnis. Terlepas dari fokus dari aktivitas baik berupa supply chain, financial, atau yang
berhubungan langsung dengan kegiatan penjualan. Manfaat dari sistem komunitas ini akan
6
dirasakan oleh seluruh komunitas bisnis coca cola.
Salah satu manfaat terpenting dari investasi CCBI(Coca Cola Bottling Indonesia) pada
teknologi sistem informasi selama lima tahun terakhir adalah dengan meningkatkan
kemampuan karyawan di seluruh level organisasi perusahaan coca cola. Masa depan akan
menjelang teknologi akan terus berkembang dan menciptakan peluang baru untuk
peningkatan produktifitas sumber daya manusia.Kemampuan karyawan perusahaan coca cola
untuk menggunakan informasi akan terus meningkat, kualitas akan infrastruktur publik akan
meningkat dan pelanggan coca cola akan membangkitkan kebutuhan akan layanan baru
seiring dengan kemajuan teknologi. Semua ini akan sangat membutuhkan dukungan dari
semua tim yang profesional dalam struktur organisasi coca cola. Departmen Informasi Sistem
akan melanjutkan kemitraannya dengan pimpinan dari setiap lini bisnis internal,serta ikut
membantu proses evolusi guna meningkatkan kualitas investasi sistem informasi di
perusahaan coca cola, dan pada akhirnya untuk meningkatkan layanan terhadap pelanggan.
7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Visi dan Misi Perusahaan Coca-Cola
Visi, misi, maupun nilai-nilai yang ada merupakan cerminan dari apa yang dicari oleh
perusahaan untuk dicapai serta bagaimana mencapai hal tersebut. Semuanya memberikan
arahan atau petunjuk yang jelas pada perusahaan dan membantu perusahaan untuk
memastikan bahwa mereka yang ada di dalam perusahaan itu bekerja untuk tujuan yang
sama.
3.2 PengembanganVisi dan Misi bagi Organisasi
Dunia sedang mengalami perubahan, sehingga untuk terus maju sebagai usaha selama
sepuluh tahun dan seterusnya, Coca-cola harus melihat ke depan, memahami tren, dan
kekuatan yang akan membentuk bisnisnya di masa yang akan datang dan bergerak cepat
untuk mempersiapkan apa yang akan datang. Visi Coca-cola adalah menciptakan sebuah
tujuan jangka panjang untuk bisnis Coca-cola.
Visi Coca-cola merupakan kerangka bagi perusahaan dan memandu setiap aspek
bisnisnya dengan menjelaskan apa yang diperlukan untuk mencapai dan melanjutkan kualitas
pertumbuhan beberapa aspek. Coca-cola Company ingin menjadi tempat yang tepat untuk
bekerja di mana orang-orang terinspirasi untuk melakukan pekerjaan sesuai kemampuan
terbaiknya. Perusahaan juga ingin memaksimalkan laba jangka panjang dan memiliki
produktivitas yang sangat efektif dan efisien.
Sedangkan misi Coca-cola Company menjadi awal proses bisnisnya. Misi tersebut
menyatakan tujuannya sebagai perusahaan dan menyajikan sebagai standar yang dapat
digunakan sebagai pertimbangan untuk menetapkan tindakan dan keputusan untuk
memperbarui dunia, memberikan inspirasi untuk meningkatkan optimisme dan kebahagiaan,
dan menciptakan nilai serta membuat perbedaan.
3.3 Identifikasi Peluang dan Ancaman Eksternal bagi Perusahaan
Analisis lingkungan eksternal akan menghasilkan peluang dan ancaman perusahaan.
Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari tiga perangkat faktor, yaitu lingkungan jauh,
lingkungan industri, dan lingkungan operasional.
Lingkungan jauh terdiri dari dari faktor-faktor yang bersumber dari luar, dan biasanya
tidak berkaitan dengan situasi operasi perusahaan tertentu, yaitu faktor ekonomi, sosial-
8
budaya, teknologi, demografi, politik-hukum, dan ekologi.
Lingkungan industri terdiri dari persaingan di antara anggota industri, hambatan
masuk, produk substitusi, daya tawar pembeli, dan daya tawar pemasok.
Lingkungan operasional meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi situasi persaingan
perusahaan, yaitu posisi bersaing, profil pelanggan, pemasok, kreditor, dan pasar
tenaga kerja.
Ketiga faktor tesebut memunculkan peluang dan ancaman dalam memasarkan dan
mengembangkan produk. Berikut ini adalah analisis dari ketiga lingkungan tersebut yang
dapat digunakan untuk menentukan peluang dan ancaman bagi Coca-cola.
A. Analisis Lingkungan Jauh
Berdasarkan analisis lingkungan jauh, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Semakin meningkatnya pendapatan disposabel, penjualan Coca-Cola akan meningkat.
Pendapatan disposable adalah sisa pendapatan perseorangan yang meliputi
pembayaran transfer setelah pembayaran semua pajak langsung dan sumbangan
asuransi nasional. Pendapatan disposable merupakan faktor penentu tingkat
pengeluaran untuk konsumsi dan tabungan dalam suatu perekonomian. Pada
hakikatnya pendapatan disposable digunakan oleh para penerimanya yaitu semua
rumah tangga yang ada dalam perekonomian, untuk membeli barang-barang dan jasa-
jasa yang mereka ingini. Hal ini menjadi peluang bagi perusahaan Coca-cola.
2. Konsumsi minuman ringan berbanding terbalik dengan usia seseorang. Artinya
semakin tua, semakin berkurang minum minuman ringan, sebaliknya kelompok muda
yang paling banyak minum minuman ringan.
3. Teknologi membuat dunia semakin sempit, sehingga dapat menciptakan segmen pasar
baru kemudian munculnya pasar “kaum muda” baru yang lebih mudah dijangkau.
B. Analisis Lingkungan Industri
Berdasarkan analisis lingkungan industri, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Industri minuman ringan memiliki potensi yang amat besar untuk dikembangkan.
Hal ini didukung dengan jumlah konsumsi per kapita yang masih rendah dan
penduduk berusia muda yang sangat besar. Dengan konsumsi minuman ringan yang
sedemikian luasnya, produk minuman ringan bukanlah barang mewah melainkan
barang biasa.
2. Minuman ringan mudah sekali diperoleh di berbagai tempat.
9
Coca-cala merupakan salah satu minuman ringan yang mudah diperoleh mulai
dari warung sampai toko-toko kecil. Minuman ringan dikonsumsi oleh semua lapisan
masyarakat dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan.
3. Coca-Cola mendapat persaingan yang kuat dari Pepsi dan Cadburry.
Coca-Cola Company mempunyai dua pesaing utama yaitu: PepsiCo dan
Cadbury Schweppes PLC. PepsiCo mempunyai jumlah karyawan dua kali lebih
banyak dari Coca-Cola Company. Sedangkan Cadbury Schweppes PLC mempunyai
diversifikasi produk yang mana tidak dimiliki oleh dua pesaingnya. Diversifikasi ini
meliputi: industry minuman, coklat dan permenkaret
4. Ada banyak minuman substitusi dari minuman ringan yang populer.
Minuman sitrus (citrus beverage) dan sari buah (fruit juice) merupakan produk
pengganti dan memiliki harga yang cenderung lebih murah daripada produk Coca-
cola.
C. Analisis Lingkungan Operasional
Berdasarkan analisis lingkungan industri, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Peningkatan biaya per unit akibat keterbatasan bahan baku.
Air merupakan bahan utama dalam industri minuman ringan. Keterbatasan air
di beberapa bagian dunia menyebabkan sistem pemurnian air harus dilakukan sehingga
menyebabkan biaya produksi yang dibebankan akan lebih tinggi.
2. Bahan pendukung utama Coca-cola mudah diganti dengan bahan lain yang mudah
didapat.
Bahan utama Coca-Cola adalah sirup jagung berkadar fruktosa tinggi, sejenis
gula, untuk di Amerika Serikat dapat dipasok oleh sebagian besar sumber domistik.
Untuk di luar Amerika Serikat dapat diganti sukrosa. Bahan lain adalah aspartam,
bahan pemanis yang digunakan dalam produk minuman ringan rendah kalori diperoleh
dari The Nutra Sweet Company.
3.4 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Internal bagi Perusahaan
Analisis lingkungan internal akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Analisis Internal Perusahaan dikenal juga dengan nama Analisis Profil Perusahaan. Analisis
ini menggambarkan kekuatan perusahaan, baik kuantitas maupun kualitas pemasaran,
sumberdaya manusia, sumberdaya fisik, operasi, keuangan, manajemen dan organisasi.
Kekuatan dan kelemahan pemasaran dapat dilihat dari reputasi perusahaan, pangsa
10
pasar, kualitas produk, kualitas pelayanan, efektifitas penetapan harga, efektifitas distribusi,
efektifitas promosi, kekuatan penjualan, efektifitas inovasi dan cakupan geografis.
Kekuatan dan kelemahan sumberdaya manusia dapat ditunjukkan dari manajemen
sumberdaya manusia, ketrampilan dan moral karyawan, kemampuan dan perhatian
manajemen puncak, produktivitas karyawan, kualitas kehidupan karyawan, fleksibilitas
karyawan, ketaatan hukum karyawan, efektivitas imbalan dalam memotivasi karyawan, dan
pangalaman karyawan.
Keuangan terdiri dari ketersediaan modal, arus kas, stabilitas keuangan, hubungan
dengan pemilik dan investor, kemampuan berhubungan dengan bank, besarnya modal yang
ditanam, keuntungan yang diperoleh (nilai saham), efektivitas dan efisiensi sistem akuntansi,
untuk perencanaan biaya anggaran dan keuntungan dan sumber tingkat perusahaan.
Operasi meliputi fasilitas perusahaan, skala ekonomi, kapasitas produksi, kemampuan
berproduksi tepat waktu, keahlian dalam berproduksi, biaya bahan baku dan ketersediaan
pemasok, lokasi, layout, optimalisasi fasilitas, persediaan, penelitian dan pengembangan, hak
paten, merk dagang, proteksi hokum, pengendalian operasi dan efisiensi serta biaya manfaat
peralatan.
Kekuatan dan kelemahan organisasi dan manajemen dapat diperoleh dari struktur
organisasi, citra dan prestasi perusahaan, catatan perusahaan dalam, mencapai sasaran,
komunikasi dalam organisasi, sistem pengendalian organisasi keseluruhan, budaya dan iklim
organisasi, penggunaan sistem yang efektif dalam pengambilan keputusan, sistem
perencanaan strategik, sinergi dalam organisasi, sistem informasi yang baik dan manajemen
kualitas yang baik.
3.4.1 Kekuatan Internal Coca-Cola Company
1. Brand Image yang sudah dikenal masyarakat luas.
Brand Image menyebabkan kesetiaan pelanggan terhadap praduk, (brand, loyalty,).
2. Ramuan rahasia yang tidak dimiliki produk lain.
Sari rasa untuk “Coca-Cola” dibuat di pabrik-pabrik The Coca-Cola Company dan
hingga kini tetap merupakan rahasia dagang terbesar di dunia.
3. Memilik Sumber Daya Manusia yang besar dan terlatih.
Coca-cola Company memiliki tim khusus yang bertugas meningkatkan keterampilan
fungsi teknis, bidang manajemen, dan kepemimpinan karyawan.
4. Pelayanan terhadap pelanggan dan konsumen.
Misalnya, Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI) menyediakan National Contact
11
Centre (NCC), yaitu pusat layanan bagi pelanggan dan konsumen di seluruh
Indonesia. NCC berfungsi sebagai media bagi para pelanggan dan konsumen yang
Membutuhkan informasi atau layanan apapun terkait dengan Perusahaan dan
produk-produk Coca-Cola.
Layanan dari NCC meliputi:
• Layanan Pelanggan yang mencakup permohonan menjadi pelanggan, alat
pendingin, pemesanan produk balk dari outlet tradisional maupun modern, serta
hal lain yang terkait dengan distribusi, atau penjualan;
• Layanan Konsumen yang mencakup informasi produk, kualitas produk dan
kemasan, kegiatan promosi produk.
• Pertanyaan Umum yang mencakup penelitian, praktek kerja/magang dan
lowongan pekerjaan di CCBI, permohonan kunjungan ke pabrik CCBI,
penawaran jasa dan produk untuk CCBI.
5. Memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
PT Coca-Cola Bottling Indonesia memiliki komitmen untuk senantiasa memahami,
mencegah dan memperkecil setiap dampak buruk terhadap lingkungan sehubungan
dengan kegiatan produksi minuman ringan, serta-terus berupaya memberikan
pelayanan dan produk berkualitas yang diharapkan konsumen maupun pelanggan,
dan menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi seluruh karyawan.
6. Perkembangan inovasi secara terus-menerus.
Selain berinovasi pada produk-produk baru, Coca-Cola selalu meningkatkan
kualitasnya.
7. Strategi pemasaran yang baik.
Strategi pemasaran Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yang unik dan
kreatif. Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang
berlangsung, baik melalui konser musik, pameran, promo penukaran tutup botol,
hadiah kejutan, maupun iklan TV.
8. Sistem Informasi yang memadai.
Pengembangan pendekatan manajemen Sistem Informasi (Information Sistem / IS)
yang terarah pada organisasi merupakan bentuk pengaruh evolusi teknologi terhadap
dunia usaha dewasa ini.
9. Kemasan produk yang menarik dan harga yang kompetitif.
Coca-Cola juga mencoba mengembangkan desain kemasan minuman, serta
meningkatkan kualitasnya. Setelah meluncurkan Frestea dalam kemasan botol, pada
12
akhir tahun 2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea dalam kemasan Tetra
Wedge yang lebih mudah dan praktis untuk dibawa. Pada akhir 2003, Coca-Cola,
Sprite, dan Fanta hadir dalam kemasan kaleng ramping baru yang unik. Pada tahun
2004 ini, Coca-Cola hadir dengan inovasi terbaru yaitu botol gelas berbobot lebih
ringan 30 % dengan desain mungil, imut, tapi kuat. Inovasi kemasan produk akan
terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi terbaru.
3.4.2 Kelemahan Internal Coca-cola Company
1. Coca-cola Company tidak menghasilkan produk organik
Di Amerika sedang mengembangkan produk organik, dan perkembangannya telah
mencapai 70%. Dan sampai saat ini pun produk organik semakin popular.
Sedangkan Coca-cola Company tidak mengadakan inovasi dalam hal produk
organik, padahal hal ini dapat dijadikan peluang bisnis yang potensial.
2. Sebagian pengecer mempunyai kontrak ekslusif dengan PepsiCo.
Sebagian perusahaan beverage seperti Pepsi Co. telah melakukan kontrak ekslusif
dengan restoran-restoran misalnya saja KFC, Mac D, dan lainnya. Sehingga Coca
Cola tidak bisa masuk ke area tersebut.
3. Soft drinks tidak baik untuk kesehatan.
Soft drinks tidak punya nilai gizi (dalam hal vitamin dan mineral). Mereka punya
kandungan gula lebih tinggi, lebih asam, dan banyak zat aditif seperti pengawet dan
pewarna. Sementara orang suka memimun soft drink dingin setelah makan,
Akibatnya, Tubuh kita mempunyai suhu optimum 37 supaya enzim pencernaan
berfungsi. Suhu dari soft drink dingin jauh di bawah 37, terkadang mendekati 0. Hal
ini mengurangi keefektivan dari enzim dan memberi tekanan pada sistem
pencernaan kita, mencerna lebih sedikit makanan. Bahkan makanan tersebut
difermentasi. Makanan yang difermentasi menghasilkan bau, gas, sisa busuk dan
racun, yang diserap oleh usus, di edarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Penyebaran
racun ini mengakibatkan pembentukan macam-macam penyakit.
13
3.5 Matriks SWOT
KEKUATAN(Strengths - S)
1. Brand Image yang sudah dikenal masyarakat luas.
2. Ramuan rahasia yang tidak dimiliki produk lain.
3. Memilik Sumber Daya Manusia yang besar dan terlatih,
4. Pelayanan terhadap pelanggan dan konsumen.
5. Memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
6. Perkembangan inovasi secara terus-menerus.
7. Strategi pemasaran yang baik.8. Sistem Informasi yang
memadai.9. Kemasan produk yang menarik
dan harga yang kompetitif.
KELEMAHAN (Weakness - W)1. Coca-cola Company tidak
menghasilkan produk organik.2. Sebagian perusahaan beverage
lainnya mempunyai kontrak ekslusif seperti dengan Pepsi Company.
3. Soft drinks tidak baik untuk kesehatan.
PELUANG(Opportunities - 0)
1. Semakin meningkatnya pendapatan disposabel, penjualan Coca-Cola akan meningkat.
2. Konsumsi minuman ringan berbanding terbalik dengan usia seseorang.
3. Teknologi membuat dunia semakin sempit
4. Industri minuman ringan memiliki potensi yang amat besar untuk dikembangkan.
5. Minuman ringan mudah sekali diperoleh di berbagai tempat.
6. Bahan pendukung utama Coca-cola mudah diganti dengan bahan lain yang mudah didapat.
STRATEGI SO1. Menganalisis pasar pada tahap
perencanaan produk yang menyediakan informasi agar ide sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
2. Mengevaluasi produk saat pengembangan, perkenalan, dan pemantauan kinerja produk yang sudah ada.
3. Memutuskan target pasar dan Strategi penentuan posisi dalam memasarkan produk.
4. Memproses permintaan dan keluhan dan keluhan konsumen.
5. Memanfaatkan teknologi dan informasi untuk memperbarui sistem dan pengembangan produk.
STRATEGI WO1. Mengandalkan para grosir
maupun pengecernya untuk mendorong konsumen.
2. Membuat keputusan tentang bahan-bahah yang digunakan dengan mempertimbangkan faktor-faktor : kebutuhan spesifikasi produk atau komponen, biaya-biaya bahan relatif, dan biaya-biaya pemrosesan relatif.
3. Mencari gagasan-gagasan produk baru dari pasar atau teknologi yang telah ada.
4. Menciptakan produk baru yang tidak membahayakan kesehatan.
ANCAMAN (Threats - T)
1. Coca-Cola mendapat persaingan yang kuat dari Pepsi dan Cadburry.
2. Ada banyak minuman substitusi dari minuman ringan yang populer.
3. Peningkatan biaya per unit akibat keterbatasan bahan baku.
STRATEGI ST1. Merancang harga secara
fleksibel untuk mengatasi perubahan dan ketidakpastian.
2. Memperhatikan produk tertentu yang diproduksi dan atau produk yang sering dibeli konsumen.
3. Mengadakan perjanjian penempatan merek pada produk-produk yang dibuat.
4. Melayani aktivitas-aktivitas permohonan spesifikasi produk, permohonan rihcian, pemrosesan pembelian.
STRATEGI WT1. Mengadakan perluasan produk
dengan diversifikasi dan melakukan inovasi.
2. Melakukan Riset and Development yang intensif atas produknya.
3. Memantau perkembangan pesaing yang kompetitif.
4. Menekan biaya produksi dengan efektifdan efisien.
14
BABIV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Persaingan Industri dan Globalisasi era sekarang ini menuntut organisasi/ perusahaan
untuk lebih mengembangkan kreativitas dan inovasi demi kemajuan
organisasi/perusahaan khususnya dalam menghasilkan produk demi kemajuan
perusahaan dan tidak kalah dalam persaingan.
2. Produk adalah sesuatu atau kebutuhan yang dapat memberikan kepuasan, bagi
konsumen ataupun pemakai produk.
3. Posisi PT. Coca-Cola Bottling Indonesia berada pada kuadran 1 dengan wilayah
kekuatan lebih besar dari pada peluang sehingga perusahaan harus bisa menggunakan
kekuatan dengan memanfaatkan peluang.
4.2 SARAN
Perusahaan harus menerapkan strategi pemasaran yang cukup agresif agar dapat tetap
mempertahankan persaingan pada industri minuman ringan. Dengan perubahan dan
penyesuaian sistem perekonomian di Indonesia maupun dunia saat ini, di mana sistem
perekonomian saat ini mengacu pada persaiangan dalam penciptaan produk/jasa pada sistem
pembelajaran berbasis Mutu dan Kualitas serta formasi produk/jasa di mata konsumen yang
ke depan dihadapkan pada sistem perekonomian global.
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. 2006. Strategic Management: Concepts and Cases, 10th edition. Jakarta: Salemba Empat
Handoko, Hani T. 1984. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: BPFE
Pratama, Yudha, SE, dkk. 2006. Kamus Ekonomi Lengkap. Jakarta: Wipress
Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
http://www.coca-cola.com
http://finance.yahoo.com
http://www.indosripsi.com
http://www.medanonline.net
http://www.google.com