konsepsi islam sebagai greendeen

5
Islam Sebagai “Greendeen” , Agama Pelestari Alam Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman yang artinya, “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agama-mu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu. “ (Al-Maidah : 3) 1 . Islam merupakan agama yang paling sempurna dari semua agama yang ada dunia ini. Sempurna berarti utuh dan lengkap segalanya (tidak bercacat dan bercela) 2 . Oleh karena itu, pasti lah Islam akan mencakup semua bidang kehidupan, termasuk dalam berhubungan dengan alam. Islam juga dengan jelas melarang terjadi perusakan alam oleh manusia. Bahkan pada tahun 1994, Nadhatul Ulama (NU) telah dengan tegas mengeluarkan fatwa haram akan pencemaran lingkungan. 3 Hal itu juga dipertegas firman Allah dalam Al-A’raf:56 “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepadanya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan)” 4 . 1 Al-Qur’an (Surat:Ayat) 5:3 2 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1991, hal. 421 3 Mencemari lingkungan, Apa hukumnya? , Republika, Selasa 24 Januari 2014 4 Al-Qur’an (Surat:Ayat) 7:56

Upload: fathul-mubin

Post on 01-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Konsepsi Islam Sebagai Greendeen

TRANSCRIPT

Islam Sebagai Greendeen , Agama Pelestari AlamDalam Al-Quran, Allah berfirman yang artinya, Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agama-mu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu. (Al-Maidah : 3)[footnoteRef:1]. [1: Al-Quran (Surat:Ayat) 5:3]

Islam merupakan agama yang paling sempurna dari semua agama yang ada dunia ini. Sempurna berarti utuh dan lengkap segalanya (tidak bercacat dan bercela)[footnoteRef:2]. Oleh karena itu, pasti lah Islam akan mencakup semua bidang kehidupan, termasuk dalam berhubungan dengan alam. Islam juga dengan jelas melarang terjadi perusakan alam oleh manusia. Bahkan pada tahun 1994, Nadhatul Ulama (NU) telah dengan tegas mengeluarkan fatwa haram akan pencemaran lingkungan.[footnoteRef:3] Hal itu juga dipertegas firman Allah dalam Al-Araf:56 [2: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1991, hal. 421] [3: Mencemari lingkungan, Apa hukumnya? , Republika, Selasa 24 Januari 2014]

Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadanya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan)[footnoteRef:4]. [4: Al-Quran (Surat:Ayat) 7:56]

Suatu konsepsi yang sangat indah jikalau agama Islam ini disebut sebagai Greendeen atau secara bahasa diartikan sebagai agama hijau, yaitu agama yang cinta lingkungan dan penyelamat alam. Islam sebagai greendeen dapat pula diartikan sebagai suatu solusi pokok dari masalah pencemaran lingkungan di bumi ini.Agama hijau (greendeen) ini menuntut manusia untuk menerapkan Islam dalam hubungan terhadap lingkungan dengan menegaskan hubungan integral antara keimanan dan lingkungan (seluruh semesta). Perspektif kita dalam memandang Islam sebagai greendeen berbeda dengan solusi konvensional biasa. Solusi konvensional yang biasa ditawarkan oleh ahli-ahli lingkungan dunia hanya merupakan solusi semu yang tidak menghasilkan penyelesaian yang real. Dengan perspektif greendeen, kita akan berusaha menyediakan solusi yang langsung ke pokok permasalahan dengan berdasar referensi terbaik di alam semesta ini, yaitu Al-Quran dan As-Sunnah. Agama Islam yang sempurna ini dalam konsepsi sebagai agama hijau disusun atas enam prinsip yang saling berkaitan.[footnoteRef:5] Keenam prinsip itu adalah: tauhid, ayat, khalifah, amanah, adl dan mizan. Berikut akan dijabarkan masing-masing prinsip dengan jelas. [5: Ibrahim Abdul-Matin, Greendeen; Inspirasi Islam dalam Menjaga dan Mengelola Alam, Zaman, Jakarta, 2012, hal.21-34]

Prinsip pertama, memahami kesatuan Tuhan dan ciptaan-Nya (tauhid). Hidup dengan cara Agama Hijau (greendeen) berarti memahami bahwa segala sesuatu berasal dari Allah. Dengan begitu, kita akan merasa bahwa tidak ada barang yang ada di bumi ini yang milik kita, semuanya hanyalah titipan dari Allah. Maka kita merasa tidak berhak untuk menggunakan seenak kita sendiri, apalagi sampai merusaknya. Prinsip kedua, melihat tanda-tanda (ayat) Allah di seluruh semesta. Hidup mengikuti prinsip Agama Hijau (greendeen) berarti melihat segala sesuatu di alam ini sebagai tanda keagungan Sang Pencipta. Hal itu akan membuat keimanan kita semakin kuat akan adanya kekuatan lebih dari apapun, yaitu Allah. Dan pasti akan membuat kita takut untuk melakukan perusakan terhadap alam ini dikarenakan takut akan kebesaran Allah.Prinsip ketiga, menjadi penjaga (khalifah) bumi. Dengan prinsip ini berarti memahami bahwa manusia harus melakukan apa pun untuk menjaga, melindungi, dan mengelola semua karunia yang terkandung di dalam alam. Karena kita sebagai khalifah, kita harus merasa mendapat kepercayaan yang luar biasa sebagai pengelola jagat raya ini, dan harusnya hal itu yang dapat menghindarkan kita dari perusakan alam semesta,Prinsip keempat, menghargai dan menunaikan kepercayaan (amanah) yang diberikan Tuhan kepada umat manusia untuk menjadi pelindung planet ini. Mengikuti prinsip Agama Hijau (greendeen) berarti mengetahui bahwa manusia dipercaya oleh Tuhan untuk bertindak sebagai pelindung alam. Prinsip kelima, memperjuangkan keadilan (adl). Orang yang ingin hidup mengikuti prinsip Agama Hijau (greendeen) harus memahami bahwa masyarakat yang tidak memiliki kekuatan politik dan ekonomi sering kali harus menanggung efek negatif pencemaran dan kerusakan lingkungan. Tidak adil sekali rasanya orang-orang kaya yang mempunyai industri luar biasa besar dengan semena-mena mengeruk dan merusak alam ini. Di lain pihak masyarakat menengah ke bawah yang selalu menderita dampaknya, seperti banjir musiman, tanah longsor, kelangkaan sumber daya alam dan lain sebagainya.Prinsip keenam, hidup selaras dengan alam (mizan). Segala sesuatu diciptakan dalam keseimbangan yang sempurna (mizan). Upaya menghormati keseimbangan itu dapat berupa memandang bumi sebagai masjid. Tatanan hukum dan aturan dalam Islam bertujuan untuk menjaga keseimbangan ini. Prinsip-prinsip itu adalah panduan yang menuntun untuk melestarikan lingkungan (alam) berdasarkan inspirasi Agama Hijau (greendeen).Dan akhirnya, dengan menerapkan Greendeen dalam badan dan qolbu kita, akan menjadikan perusakan alam yang selama ini bisa dihindari. Dan solusi Islam sebagai greendeen dalam mencegah perusakan lingkungan adalah solusi yang fundamental dan mengarah di akar masalah. Seandainya prinsip Greendeen ini diterapkan di masyarakat dunia sejak dulu, sudah pasti masalah lingkungan yang hadir hingga saat ini tidak akan terjadi. Jika Greendeen diterapkan, tidak akan ada serangan bom atom Little boy di Hisroshima dan Fat Man di Nagasaki yang meluluh lantakkan Jepang saat itu[footnoteRef:6]. Begitu pula, ledakan reaktor di Chernobyl tidak akan terjadi jika tidak karena keserakahan manusia dan tidak berdasar konsepsi Greendeen. [6: Wikipedia, Serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, http://id.wikipedia.org/wiki/Serangan_bom_atom_di_Hiroshima_dan_Nagasaki, diakses 23 Februari 2014]

Solusi-solusi konvensional hanya menghasilkan pengobatan sementara tanpa ada pencegahan selanjutnya yang berarti. Cara-cara yang ditawarkan ahli lingkungan dunia, seperti pencegahan efek rumah kaca, penggunaan bahan bakar ramah lingkungan, pengolah sampah efektif dan prinsip recycle, serta beribu solusi lainnya, hanya merupakan solusi sementara dan semu. Tidak demikian dengan solusi Islam sebagai Greendeen, yang menghasilkan pencegahan dan tameng terkuat untuk tidak terjadinya perusakan lingkungan. Agama Hijau Islam-lah yang akan menjadi solusi pamungkas untuk masalah perusakan lingkungan.