konsep tujuan dan model birokrasi di indonesia

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah birokrasi tentu sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat terutama dalam penyediaan pelayanan publik atau bahkan birokrasi diidentikkan dengan sesuatu yang lama, bertele-tele, dan hal negative lainnya mengenai pelayanan publik. Hal tersebut karena birokrasi terikat oleh peraturan atau perundang-undangan yang berlaku. Meskipun begitu, birokrasi merupakan alat pemerintah untuk menyediakan pelayananan publik dan perencana, pelaksana, dan pengawas kebijakan. Pelaksanaan birokrasi setiap negara berbeda-beda tergantung dari sistem pemerintahan yang dianut oleh setiap negara. Dengan begitu birokrasi di Negara maju tentu akan berbeda dengan birokrasi di Negara berkembang. Birokrasi yang diterapkan sudah bagus atau belum di Negara maju dan Negara berkembang dapat terlihat dari penyediaan pelayanan publik oleh pemerintah kepada masyarakatnya seperti pengadaan barang dan jasa terutama dalam bidang transportasi, pelayanan kesehatan, pelayanan administrasi, dan penyediaan pendidikan gratis. Di Negara berkembang, pelayanan yang diberikan kepada masyarakat belum bisa dikatakan baik karena pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah belum bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kondisi geografis, sumber daya manusia, sumber

Upload: ana-fauziah-hasyim

Post on 30-Jun-2015

2.667 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: konsep tujuan dan model birokrasi di indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah birokrasi tentu sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat terutama dalam

penyediaan pelayanan publik atau bahkan birokrasi diidentikkan dengan sesuatu yang lama,

bertele-tele, dan hal negative lainnya mengenai pelayanan publik. Hal tersebut karena birokrasi

terikat oleh peraturan atau perundang-undangan yang berlaku. Meskipun begitu, birokrasi

merupakan alat pemerintah untuk menyediakan pelayananan publik dan perencana, pelaksana,

dan pengawas kebijakan.

Pelaksanaan birokrasi setiap negara berbeda-beda tergantung dari sistem pemerintahan

yang dianut oleh setiap negara. Dengan begitu birokrasi di Negara maju tentu akan berbeda

dengan birokrasi di Negara berkembang. Birokrasi yang diterapkan sudah bagus atau belum di

Negara maju dan Negara berkembang dapat terlihat dari penyediaan pelayanan publik oleh

pemerintah kepada masyarakatnya seperti pengadaan barang dan jasa terutama dalam bidang

transportasi, pelayanan kesehatan, pelayanan administrasi, dan penyediaan pendidikan gratis.

Di Negara berkembang, pelayanan yang diberikan kepada masyarakat belum bisa

dikatakan baik karena pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah belum bisa dinikmati

oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kondisi

geografis, sumber daya manusia, sumber penerimaan, dan teknologi informasi. Sedangkan di

Negara maju bisa dikatakan pelayanan public yang ada sudah baik karena hampir semua faktor

tersebut bisa teratasi dengan baik.

Oleh karena itu dalam makalah ini selain membahas tentang konsep dan tujuan birokrasi

kami juga mencoba untuk menjelaskan model birokrasi yang berlaku di Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

1. Konsep apa yang ada dalam birokrasi?

2. Apa tujuan dari Birokrasi?

3. Bagaimana model Birokrasi di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

Page 2: konsep tujuan dan model birokrasi di indonesia

1. Mengetahui landasan teori yang dipakai di Indonesia

2. Mengetahui gambaran umum birokrasi di Indonesia

3. Mengetahui konsep Birokrasi

4. Mengetahui tujuan dari birokrasi

Page 3: konsep tujuan dan model birokrasi di indonesia

BAB II

LANDASAN TEORI

Taliziduhu Ndraha (2003), tiga macam perkembangan birokrasi saat ini:

1. Birokrasi diartikan sebagai aparat yang diangkat penguasa untuk menjalankan

pemerintahan (government by bureaus).

2. Birokrasi diartikan sebagai sifat atau perilaku pemerintah yang buruk (patologi).

3. Birokrasi sebagai tipe ideal organisasi.

Pengertian birokrasi menurut Harbani Pasolong yaitu badan atau kantor = organisasi yang

dipimpin oleh pejabat emerintah dibawah menteri yang tugas utamanya memberikan pelayanan.

Pengertian birokrasi (pemerintahan) disini adalah suatu organisasi pemerintahan yang

terdiri dari sub-sub struktur yang memiliki hubungan satu dengan yang lain, yang memiliki

fungsi, peran, dan kewenangan dalam melaksanakan pemerintahan, dalam rangka mencapai

suatu visi, misi, tujuan, dan program yang telah ditetapkan.

Fungsi dan peran birokrasi meliputi hal-hal sebagai berikut: (1) melaksanakan pelayanan

publik; (2) pelaksana pembangunan yang profesional (merrit system): (3) perencana, pelaksana

dan pengawas kebijakan (manajemen pemerintahan): (4) alat pemerintah untuk melayani

kepentingan (abdi) masyarakat dan negara yang netral dan bukan merupakan bagian dari

kekuatan atau mesin politik (netralitas birokrasi).

Kewenangan birokrasi adalah kewenangan formal yang dimiliki dengan legitimasi

produk hukum bukan dengan legitimasi politik.

Secara umum birokrasi terdiri dari biro yang artinya meja dan krasi yang artinya

kekuasaan. Dari pengertian dua kata tersebut dapat disimpulkan bahwa birokrasi adalah

kekuasaan yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip ideal

bekerjanya suatu organisasi. Birokrasi ini bersifat rigid atau kaku.

Beberapa ciri utama Birokrasi :

1. Adanya pembagian kerja yang jelas

Page 4: konsep tujuan dan model birokrasi di indonesia

2. Aturan formal dan regulasi

3. Hubungan yang impersonal

Poin pikiran penting dari definisi di atas adalah bahwa birokrasi merupakan alat untuk

memuluskan atau mempermudah jalannya penerapan kebijakan pemerintah dalam upaya

melayani masyarakat.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, dapat dirumuskan bahwa birokrasi adalah:

1. Suatu prosedur yang harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar

tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien;

2. Keseluruhan aparat pemerintah, baik sipil maupun militer yang bertugas membantu

pemerintah dan menerima gaji dari pemerintah karena statusnya itu.

Page 5: konsep tujuan dan model birokrasi di indonesia

BAB III

ISI

KONSEPS-KONSEP BIROKRASI

Bagi banyak orang, konsep birokrasi lekat dengan stempel “tak efektif”, “lambat”,

“kaku”, bahkan “menyebalkan.” Stempel-stempel seperti ini pada satu sisi menemui sejumlah

kebenarannya pada fakta lapangan. Namun, sebagian lain merupakan stereotipe yang

sesungguhnya masih dapat diperdebatkan keabsahannya.

Konsep birokrasi yang dikaji pada materi ini mengikut pada dua teoretisi yang cukup

berpengaruh di bidang ini. Pertama adalah konsep birokrasi yang disodorkan Max Weber. Kedua

adalah konsep birokrasi yang disodorkan oleh Martin Albrow.

Birokrasi Max Weber

Sebelum masuk pada pandangan Weber soal Birokrasi ada baiknya ditinjau etimologi

(asal-usul) konsep ini yang berasal dari kata “bureau”. Kata “bureau” berasal dari Perancis yang

kemudian diasimilasi oleh Jerman. Artinya adalah meja atau kadang diperluas jadi kantor. Pada

pucuk kekuasaan organisasi terdapat sekumpulan orang yang menjalankan kekuasaan secara

kurang birokratis, dan dalam konteks negara, mereka misalnya parlemen atau lembaga

kepresidenan.

Hal yang perlu disampaikan, Max Weber sendiri tidak pernah secara definitif

menyebutkan makna Birokrasi. Weber menyebut begitu saja konsep ini lalu menganalisis ciri-

ciri apa yang seharusnya melekat pada birokrasi. Gejala birokrasi yang dikaji Weber

sesungguhnya birokrasi-patrimonial. Birokrasi-Patrimonial ini berlangsung di waktu hidup

Weber, yaitu birokrasi yang dikembangkan pada Dinasti Hohenzollern di Prussia.

Birokrasi tersebut dianggap oleh Weber sebagai tidak rasional. Banyak pengangkatan

pejabat yang mengacu pada political-will pimpinan Dinasti. Akibatnya banyak pekerjaan negara

yang “salah-urus” atau tidak mencapai hasil secara maksimal. Atas dasar “ketidakrasional” itu,

Page 6: konsep tujuan dan model birokrasi di indonesia

Weber kemudian mengembangkan apa yang seharusnya (ideal typhus) melekat di sebuah

birokrasi.

Weber terkenal dengan konsepsinya mengenai tipe ideal (ideal typhus) bagi sebuah

otoritas legal dapat diselenggarakan, yaitu :

1. Tugas-tugas pejabat diorganisir atas dasar aturan yang berkesinambungan;

2. Tugas-tugas tersebut dibagi atas bidang-bidang yang berbeda sesuai dengan fungsi-

fungsinya, yang masing-masing dilengkapi dengan syarat otoritas dan sanksi-sanksi;

3. Jabatan-jabatan tersusun secara hirarkis, yang disertai dengan rincian hak-hak kontrol dan

pengaduan (complaint);

4. Aturan-aturan yang sesuai dengan pekerjaan diarahkan baik secara teknis maupun secara

legal. Dalam kedua kasus tersebut, manusia yang terlatih menjadi diperlukan;

5. Anggota sebagai sumber daya organisasi berbeda dengan anggota sebagai individu

pribadi;

6. Pemegang jabatan tidaklah sama dengan jabatannya;

7. Administrasi didasarkan pada dokumen-dokumen tertulis dan hal ini cenderung

menjadikan kantor (biro) sebagai pusat organisasi modern; dan

8. Sistem-sistem otoritas legal dapat mengambil banyak bentuk, tetapi dilihat pada bentuk

aslinya, sistem tersebut tetap berada dalam suatu staf administrasi birokratik.

Bagi Weber, jika ke-8 sifat di atas dilekatkan ke sebuah birokrasi, maka birokrasi tersebut

dapat dikatakan bercorak legal-rasional.

Selanjutnya, Weber melanjutkan ke sisi pekerja (staf) di organisasi yang legal-rasional.

Bagi Weber, kedudukan staf di sebuah organisasi legal-rasional adalah sebagai berikut :

1. Para anggota staf bersifat bebas secara pribadi, dalam arti hanya menjalankan tugas-tugas

impersonal sesuai dengan jabatan mereka;

2. Terdapat hirarki jabatan yang jelas;

3. Fungsi-fungsi jabatan ditentukan secara tegas;

4. Para pejabat diangkat berdasarkan suatu kontrak;

Page 7: konsep tujuan dan model birokrasi di indonesia

5. Para pejabat dipilih berdasarkan kualifikasi profesional, idealnya didasarkan pada suatu

diploma (ijazah) yang diperoleh melalui ujian;

6. Para pejabat memiliki gaji dan biasanya juga dilengkapi hak-hak pensiun. Gaji bersifat

berjenjang menurut kedudukan dalam hirarki. Pejabat dapat selalu menempati posnya,

dan dalam keadaan-keadaan tertentu, pejabat juga dapat diberhentikan;

7. Pos jabatan adalah lapangan kerja yang pokok bagi para pejabat;

8. Suatu struktur karir dn promosi dimungkinkan atas dasar senioritas dan keahlian (merit)

serta menurut pertimbangan keunggulan (superior);

9. Pejabat sangat mungkin tidak sesuai dengan pos jabatannya maupun dengan sumber-

sumber yang tersedia di pos terbut, dan;

10. Pejabat tunduk pada sisstem disiplin dan kontrol yang seragam.

Weber juga menyatakan, birokrasi itu sistem kekuasaan, di mana pemimpin

(superordinat) mempraktekkan kontrol atas bawahan (subordinat). Sistem birokrasi menekankan

pada aspek “disiplin.” Sebab itu, Weber juga memasukkan birokrasi sebagai sistem legal-

rasional. Legal oleh sebab tunduk pada aturan-aturan tertulis dan dapat disimak oleh siapa pun

juga. Rasional artinya dapat dipahami, dipelajari, dan jelas penjelasan sebab-akibatnya.

Bagi Weber, perlu dilakukan pembatasan atas setiap kekuasaan yang ada di dalam

birokrasi, yang meliputi point-point berikut :

1. Kolegialitas. Kolegialitas adalah suatu prinsip pelibatan orang lain dalam pengambilan

suatu keputusan.

2. Pemisahan Kekuasaan. Pemisahan kekuasaan berarti pembagian tanggung jawab

terhadap fungsi yang sama antara dua badan atau lebih.

3. Administrasi Amatir. Administrasi amatir dibutuhkan tatkala pemerintah tidak mampu

membayar orang-orang untuk mengerjakan tugas birokrasi, dapat saja direkrut

warganegara yang dapat melaksanakan tugas tersebut.

4. Demokrasi Langsung. Demokrasi langsung berguna dalam membuat orang bertanggung

jawab kepada suatu majelis.

Page 8: konsep tujuan dan model birokrasi di indonesia

5. Representasi. Representasi didasarkan pengertian seorang pejabat yang diangkat

mewakili para pemilihnya.

Hingga kini, pengertian orang mengenai birokrasi sangat dipengaruhi oleh pandangan-

pandangan Max Weber di atas. Dengan modifikasi dan penolakan di sana-sini atas pandangan

Weber,

Konsep Birokrasi Martin Albrow

Albrow membagi 7 cara pandang mengenai birokrasi. Ketujuh cara pandang ini

dipergunakan sebagai pisau analisa guna menganalisis fenomena birokrasi yang banyak

dipraktekkan di era modern. Ketujuh konsepsi birokrasi Albrow adalah :

1. Birokrasi sebagai organisasi rasional

Birokrasi dapat dikatakan sebagai organisasi yang memaksimumkan efisiensi dalam

administrasi. Secara teknis, birokrasi juga mengacu pada mode pengorganisasian dengan tujuan

utamanya menjaga stabilitas dan efisiensi dalam organisasi-organisasi yang besar dan kompleks.

Birokrasi juga mengacu pada susunan kegiatan yang rasional yang diarahkan untuk pencapaian

tujuan-tujuan organisasi.

Perbedaan dengan Weber adalah, jika Weber memaklumkan birokrasi sebagai “organisasi

rasional”, Albrow memaksudkan birokrasi sebagai “organisasi yang di dalamnya manusia

menerapkan kriteria rasionalitas terhadap tindakan mereka.”

2. Birokrasi sebagai Inefesiensi Organisasi

Birokrasi terlalu percaya kepada preseden (aturan yang dibuat sebelumnya), kurang

inisiatif, penundaan (lamban dalam berbagai urusan), berkembangbiaknya formulir (terlalu

banyak formalitas), duplikasi usaha, dan departementalisme. Birokrasi juga merupakan

organisasi yang tidak dapat memperbaiki perilakunya dengan cara belajar dari kesalahannya.

Aturan-aturan di dalam birokrasi cenderung dipakai para anggotanya untuk kepentingan diri

sendiri.

3. Birokrasi sebagai kekuasaan yang dijalankan oleh pejabat.

Page 9: konsep tujuan dan model birokrasi di indonesia

Birokrasi merupakan pelaksanaan kekuasaan oleh para administrator yang profesional.

Atau, birokrasi merupakan pemerintahan oleh para pejabat. Juga, seringkali dikatakan birokrasi

adalah kekuasaan para elit pejabat.

4. Birokrasi sebagai administrasi negara (publik)

Birokrasi merupakan komponen sistem politik, baik administrasi pemerintahan sipil

ataupun publik. Ia mencakup semua pegawai pemerintah. Birokrasi merupakan sistem

administrasi, yaitu struktur yang mengalokasikan barang dan jasa dalam suatu pemerintahan.

Lewat birokrasi, kebijakan-kebijakan negara diimplementasikan.

5. Birokrasi sebagai administrasi yang dijalankan pejabat.

Birokrasi dianggap sebagai sebuah struktur (badan). Di struktur itu, staf-staf administrasi

yang menjalankan otoritas keseharian menjadi bagian penting. Staf-staf itu terdiri dari orang-

orang yang diangkat. Mereka inilah yang disebut birokrasai-birokrasi. Fungsi dari orang-orang

itu disebut sebagai administrasi.

6. Birokrasi sebagai suatu organisasi

Birokrasi merupakan suatu bentuk organisasi berskala besar, formal, dan modern. Suatu

organisasi dapat disebut birokrasi atau bukan mengikut pada ciri-ciri yang sudah disebut.

7. Birokrasi sebagai masyarakat modern

Birokrasi sebagai masyarakat modern, mengacu pada suatu kondisi di mana masyarakat

tunduk kepada aturan-aturan yang diselenggarakan oleh birokrasi. Untuk itu, tidak dibedakan

antara birokrasi perusahaan swasta besar ataupun birokrasi negara. Selama masyarakat tunduk

kepada aturan-aturan yang ada di dua tipe birokrasi tersebut, maka dikatakan bahwa masyarakat

tersebut dikatakan modern.

Page 10: konsep tujuan dan model birokrasi di indonesia

TUJUAN BIROKRASI

1. Melaksanakan kegiatan dan program demi tercapainya visi dan misi pemerintah dan

Negara

2. Melayani masyarakat dan melaksanakan pembangunan dengan netral dan professional

3. Menjalankan manajemen pemrintahan, mulai dari perencanaan, pengawasan, evaluasi,

koordinasi, sinkronisasi, represif, prepentif, antisipatif, resolusi, dll

4. Memsistematiskan, mempermudah, mempercepat, mendukung, mengefektifkan, dan

mengefisienkan pencapaian tujuan-tujuan pemerintahan

5. Memudahkan masyarakat dan pihak yang berkepentingan untuk memperoleh layanan dan

perlindungan

6. Menjamin keberlangsungan sistem pemerintahan dan politik suatu Negara

MODEL BIROKRASI DI INDONESIA

Dalam terminologi ilmu politik, setidaknya dikenal empat model birokrasi yang

umumnya ditemui dalam praktik pembangunan di beberapa negara di dunia. Keempat model

tersebut meliputi model birokrasi

1. Birokrasi Weberian

Model ini digagas oleh Max Weber, seorang tokoh penting yang menjelaskan konsep

birokrasi modern. Weberian menunjuk pada model birokrasi yang memfungsikan birokrasi

sehingga memenuhi kriteria-kriteria ideal birokrasi Weber.

2. Birokrasi Parkinsonian

Merupakan model birokrasi dengan memperbesar sosok kuantitatif birokrasi.

Parkinsonian dilakukan dengan mengembangkan jumlah anggota birokrasi untuk meningkatkan

kapabilitasnya sebagai alat pembangunan. Di satu sisi, Parkinsonian dibutuhkan untuk

mengakomodasikan perkembangan masyarakat yang semakin maju, di sisi lain Parkinsonian

dibutuhkan untuk mengatasi persolan-persoalan pembangunan yang makin bertumpuk (Eep

Saefulloh Fatah, 1998: 192).

Page 11: konsep tujuan dan model birokrasi di indonesia

3. Birokrasi Jacksonian

Merupakan model birokrasi yang menjadikan birokrasi sebagai akumulasi kekuasaan

negara dan menyingkirkan masyarakat di luar birokrasi dari ruang politik dan pemerintahan.

4. Birokrasi Orwellian

Merupakan model yang menempatkan birokrasi sebagai alat perpanjangan tangan negara

dalam menjalankan kontrol terhadap masyarakat. Ruang gerak masyarakat menjadi terbatas,

sepertinya ”bernafas” saja dikontrol oleh birokrasi.

Konsep Max Weber Berbicara soal birokrasi, kita pasti teringat konsep yang digagas Max

Weber, sosiolog ternama asal Jerman, yang dikenal melalui ideal type (tipe ideal) birokrasi

modern. Model itulah yang sering diadopsi dalam berbagai rujukan birokrasi negara Indonesia

walaupun dalam penerapan tidak sepenuhnya bisa dilakukan. Tipe ideal itu melekat dalam

struktur organisasi rasional dengan prinsip “rasionalitas”, yang bercirikan pembagian kerja,

pelimpahan wewenang, impersonalitas, kualifikasi teknis, dan efisiensi.

Pada dasarnya, tipe ideal birokrasi yang diusung oleh Weber bertujuan ingin

menghasilkan efisiensi dalam pengaturan negara. Tapi, kenyataan dalam praktik konsep Weber

sudah tidak lagi sepenuhnya tepat disesuaikan dengan keadaan saat ini, apalagi dalam konteks

Indonesia. Perlu ada pembaharuan makna dan kandungan birokrasi.Secara filosofis dalam

paradigma Weberian, birokrasi merupakan organisasi yang rasional dengan mengedepankan

mekanisme sosial yang “memaksimumkan efisiensi”. Pengertian efisiensi digunakan secara

netral untuk mengacu pada aspek-aspek administrasi dan organisasi. Dalam pandangan ini,

birokrasi dimaknai sebagai institusi formal yang memerankan fungsi pengaturan, pelayanan,

pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat. Jadi, birokrasi dalam pengertian Weberian adalah

fungsi dari biro untuk menjawab secara rasional terhadap serangkaian tujuan yang ditetapkan

pemerintahan.Kalau boleh dibilang, birokrasi Weber berparadigma netral dan bebas nilai.

Meski sudah mengenal birokrasi yang modern, namun jauh sebelum itu, masyarakat

Indonesia sudah mengenal dan menerapkan sejenis “ birokrasi kerajaan ” yang feudal-

aristokratik. Sehingga dalam upaya penerapan birokrasi modern,yang terjadi hanyalah bentuk

luarnya saja, belum tata nilainya. Sebagaimana yang diteapkan di Indonesia lebih mendekati

Page 12: konsep tujuan dan model birokrasi di indonesia

pengertian Weber mengenai “ dominasi patrimonial”, dimana jabatan dan perilaku di dalam

hirarki lebih di dasarkan pada hubungan pribadi. Dalam model Weber, tentang dominasi

birokrasi patrimonial individu-individu dan golongan yang berkuasa mengontrol kekuasaan dan

otoritas jabatan untuk kepentingan ekonomi politik mereka.

Ciri-ciri dominasi birokrasi patrimonial ala Weber yang hampir secara keseluruhan

terjadi di Indonesia antara lain pejabat-pejabat disaring atas kinerja pribadi, jabatan di pandang

sebagai sumber kekuasaan atau kekayaan, pejabat-pejabat mengontrol,baik fungsi politik

ataupun administrative, setiap tindakan diarahkan oleh hubungan pribadi dan politik.

Ada beberapa aspek pada penampilan birokrasi di Indonesia,antara lain:

1. Sentralisasi yang cukup kuat

Di Indonesia, kecenderungan sentralisasi yang amat kuat merupakan salah satu aspek

yang menonjol dalam penampilan birokrasi pemerintah. Hal ini disebabkan karena birokrasi

pemerintah bekerja dan berkembang dalam lingkungan yang kondusifterhadap hidup dan

berkembangya nilai-nilai sentralistik tersebut.

2. Menilai tinggi keseragaman dan struktur birokrasi

Di Indonesia, keseragaman atau kesamaan bentuk susunan, jumlah unit, dan nama tiap

unit birokrasi demikian menonjol dalam stuktur birokrasi pemerintah.

3. Pendelegasian wewenang yang kabur

Meskipun struktur birokrasi pada pemerintah Indonesia sudah hirarkis, dalam praktek

perincian wewenang menurut jenjang sangat sulit dilaksanankan. Dalam kenyataanya, segala

keputusan sangat bergantung pada pimpinan tertinggi dalam birokrasi. Sementara hubungan

antar jenjang dalam birokrasi diwarnai oleh pola hubungan pribadi.

4. Kesulitan menyusun uraian tugas dan analisis jabatan

Meskipun perumusan uraian tugas dalam birokrasi merupakan kebutuhan yang sangat

nyata, jarang sekali birokrasi kita memilikinya secara lengkap. Kalaupun adasering tidak

dijalankan secara konsisten. Di samping hambatan yang berkaitan dengan keterampilan teknis

Page 13: konsep tujuan dan model birokrasi di indonesia

dalam penyusunannya, hambatan yang dirasakan adalah adanya keengganan merumuskannya

dengan tuntas. Kesulitan lain yang dihadapi birokrasi di Indonesia adalah kesulitan dalam

merumuskan jabatan fungsional.

Hal lain yang cukup menarik dan dapat dijumpai dalam penampilan birokrasi pemerintah

Indonesia adanya upacara-upacara yang bersifat formalitas dan hubungan yang bersifat pribadi.

Hubungan yang bersifat pribadi sangat mendapat tempat dalam budaya birokrasi di Indonesia,

karena dengan adanya hubungan pribadi dengan para key person banyak persoalan yang sulit

menjadi mudah atau sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa birokrasi di negara kita belum baik dan

masih banyak yang perlu diperbaiki.

Kelemahan Birokrasi Di Indonesia

Keluhan tentang birokrasi Indonesia umumnya bermuara pada penilaian bahwa birokrasi

di Indonesia tidak netral. Dalam realitanya, yang menggejala di Indonesia saat ini adalah praktek

buruk yang menyimpang dari teori idealismenya Weber. Dalam prakteknya, muncul kesan yang

menunjukkan seakan-akan para pejabat dibiarkan menggunakan kedudukannya di birokrasi

untuk kepentingan diri dan kelompok. Ini dapat dibuktikan dengan hadirnya bentuk praktek

birokrasi yang tidak efisien dan bertele-tele.

Harapan Model Birokrasi Masa Depan

Kebutuhan yang nyata saat ini dalam praktek birokrasi adalah bagaimana memenuhi

kebutuhan konkret dari masyarakat. Kebutuhan akan peningkatan kualitas kehidupan politik

menjadi suatu tuntutan yang tak terhindarkan. Kondisi birokrasi Indonesia yang masih bercorak

patrimonial, adalah merupakan benang sejarah yang perlu diperhatikan dengan seksama. Dalam

perkembangan kearah modernisasi menuntut adanya peningkatan kualitas administrasi dan

manajemen.

Selain itu, dalam menghadapi kondisi saat ini dan menjawab tantangan masa sekarang,

birokrasi Indonesia diharapkan mempunyai kharakteristik yang mampu bersifat netral,

berorientasi pada masyarakat, dan mengurangi budaya patrimonial di dalam birokrasi tersebut. .

Page 14: konsep tujuan dan model birokrasi di indonesia

BAB IV

KESIMPULAN

Birokrasi adalah kekuasaan yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan dan

prinsip-prinsip ideal bekerjanya suatu organisasi. Pada umumnya birokrasi ini bersifat rigid dan

kaku. Namun, birokrasi memiliki fungsi dan peran yang amat penting di dalam masyarakat salah

satunya adalah melaksanakan pelayanan publik. Pelaksanaan birokrasi dalam hal pelayanan

publik di setiap negara tentunya berbeda, begitu juga diantara negara berkembang dengan negara

maju.

Ada beberapa konsep yang dikemukakan oleh ahli besar seperti Max Weber dan Martin

Albrow. Weber menyebut begitu saja konsep ini lalu menganalisis ciri-ciri apa yang seharusnya

melekat pada birokrasi sedangkan albrow mengungkapkan 7 konsep birokrasi.

Adapun model birokrasi di indonesia merujuk kepada model yang diikemukanakan oleh

Max Weber walaupun dalam penerapan tidak sepenuhnya bisa dilakukan. Di negara berkembang

yaitu Indonesia, pelayanan publik yang diberikan pemerintah kepada masyarakat sepertinya

belum bisa dikatakan baik atau maksimal karena tidak semua lapisan masyarakat yang belum

menikmati pelayanan yang ada dan birokrasinya sangat berbelit-belit.

Page 15: konsep tujuan dan model birokrasi di indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Albrow, Martin. 2005. Birokrasi. Yogyakarta : Tiara Wacana.

Thoha, Miftah. 2010. Birokrasi dan Politik di Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Tjokrowinoto, Moeljarto. 2004. Birokrasi dalam Polemik. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Pasolong, Harbani. 2010. Kepemimpinan Birokrasi. Bandung : Alfabeta.

www.google.com

www.docstoc.com