bab 2 tujuan pustaka 2.1 konsep dasar kehamilan

39
7 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH HUBUNGAN FREKUENSI ANC… SKRIPSI BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan 2.1.1 Pengertian Kehamilan Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, dimana trimester pertama 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 sampai 27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke- 28 sampai 40) (Saiful and Fatmawati, 2019). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Gustom and Hutabarat, 2020). 2.1.2 Adaptasi Fisiologis pada Ibu Hamil Menurut Wagiyo dan Putrono pada ibu hamil terjadi perubahan fisiologis pada beberapa sistem tubuh (Wagiyo and Putrono, 2016), yaitu: 1. Perubahan pada sistem reproduksi Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Berat uterus itu normal lebih kurang 30 gram. Pada akhir kehamilan (40 minggu), berat uterus itu menjadi 1.000 gram. Pembuluh darah vagina bertambah hingga warna selaput lendirnya membiru (tanda Chadwick), kekenyalan (elastis). Vagina bertambah berarti daya renggang bertambah sebagai persiapan persalinan (Fatimah and Nuryaningsih, 2017). 2. Perubahan pada sistem kardiovaskuler Volume darah maternal mulai meningkat pada awal masa kehamilan sebagai akibat dari perubahan osmoregulasi dan sistem renin-angiotensin yang

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

7

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH HUBUNGAN FREKUENSI ANC… SKRIPSI

BAB 2

TUJUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan

2.1.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan

terbagi dalam tiga trimester, dimana trimester pertama 12 minggu, trimester kedua

15 minggu (minggu ke-13 sampai 27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-

28 sampai 40) (Saiful and Fatmawati, 2019). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi

sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9

bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Gustom and Hutabarat, 2020).

2.1.2 Adaptasi Fisiologis pada Ibu Hamil

Menurut Wagiyo dan Putrono pada ibu hamil terjadi perubahan fisiologis

pada beberapa sistem tubuh (Wagiyo and Putrono, 2016), yaitu:

1. Perubahan pada sistem reproduksi

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh

estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Berat uterus itu normal lebih

kurang 30 gram. Pada akhir kehamilan (40 minggu), berat uterus itu menjadi 1.000

gram. Pembuluh darah vagina bertambah hingga warna selaput lendirnya membiru

(tanda Chadwick), kekenyalan (elastis). Vagina bertambah berarti daya renggang

bertambah sebagai persiapan persalinan (Fatimah and Nuryaningsih, 2017).

2. Perubahan pada sistem kardiovaskuler

Volume darah maternal mulai meningkat pada awal masa kehamilan

sebagai akibat dari perubahan osmoregulasi dan sistem renin-angiotensin yang

Page 2: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

8

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

menyebabkan terjadinya retensi sodium dan peningkatan dari total body water

menjadi 8,5 liter. Pada masanya, volume darah meningkat sampai 45% dengan

peningkatan volume sel darah merah hanya sampai 30%. Perbedaan peningkatan

ini dapat menyebabkan terjadinya anemia fisiologis dalam kehamilan dengan

hemoglobin rata-rata 11,6 gr/dl dan hematocrit 35,5%. Bagaimanapun transportasi

oksigen tidak terganggu oleh anemia relatif karena tubuh sang ibu memberikan

kompensasi dengan cara meningkatkan curah jantung, peningkatan PaO2, dan

pergeseran ke kanan dari kurva disosiasi oxyhemoglobin. Kehamilan sering

diasosiasikan dengan keadaan hiperkoagulasi yang memberikan keuntungan dalam

membatasi terjadinya perdarahan saat proses persalinan. Fibrinolisis secara cepat

dapat diobservasi pada trimester ketiga (Nani, 2018).

3. Perubahan pada sistem pernapasan

Ibu hamil akan bernapas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya sebagai

kompensasi untuk dapat memenuhi kebutuhan oksigen karena desakan diafragma

akibat dorongan rahim yang membesar pada umur hamil 32 minggu, sehingga

banyak ibu hamil yang mengeluh sesak napas pada kehamilan trimester ketiga.

Volume tidal meningkat dari 500 ml menjadi 700 ml dan kapasitas vital juga

meningkat 100-200 ml. 60-70% gravida yang sehat dan normal tanpa riwayat

penyakit jantung dan pernapasan mengeluh mengalami dispnea selama masa

kehamilan. Selama kehamilan terjadi perubahan fisiologi sistem pernapasan yang

disebabkan oleh perubahan hormonal dan faktor mekanik. Perubahan-perubahan ini

diperlukan untuk mencukupi peningkatan kebutuhan metabolik dan sirkulasi untuk

pertumbuhan janin, plasenta, dan uterus (Ulum and Khotimah, 2017).

Page 3: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

9

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

4. Perubahan pada sistem gastrointestinal

Perubahan yang nyata akan terjadi pada hipersalivasi sering terjadi sebagai

kompensasi dari mual dan muntah yang sering terjadi pada kehamilan. Konstipasi

karena pengaruh progesterone yang meningkat. Perut kembung karena tekanan

uterus yang membesar dalam perut (Suryati, 2014).

5. Perubahan pada sistem renal

Meningkatnya aliran darah ke ginjal (Renal Blood Flow/RBF) sehingga

besarnya RBF adalah 200-250 ml/menit. Keadaan ini menyebabkan

meningkatmnya Laju Filtarsi Glomerulus (LFG) sebesar 30-50% atau sama dengan

150-200 ml/menit. Peningkatan LFG ini disebabkan pengaruh lactogen plasenta

yang menurut para ahli endokrin mempunyai kesamaan dengan Growht Hormone.

Akibat adanya peningkatan Renal Plasma Flow (RPF), unsur nitrogen darah Blood

Urea Nitrogen (BUN) dan kreatinin dalam darah menurun selama kehamilan yang

masing-masing menjadi 6-8 mg/100 ml dan 0,4-0,6 mg/ml (Maryani, 2020).

6. Perubahan pada sistem endokrin

Korpus luteum mulai menghasilkan estrogen dan progesterone. Estrogen

(menstimulasi pertumbuhan otot-otot uterus dan membuat sensitif terhadap

oksitosin, menstimulasi pertumbuhan duktus-duktus payudara, pertumbuhan puting

susu, hiperpigmentasi). Progesteron (mempengaruhi jaringan-jaringan yang di

pengaruhi estrogen, proliferasi dan meningkatkan vaskularisasi desidua, relaksasi

miometrium). BMR meningkat 20% dan kelenjar thyroid membesar. Perasaan

lemah dan letih sebagian besar disebabkan peningkatan aktivitas metabolik

keseimbangan asam-basa. Sekitar minggu ke-10 gestasi terjadi penurunan tekanan

Page 4: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

10

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

CO2 sekitar 5 mmHg. Progesteron dapat meningkatkan sensitivitas reseptor pusat

napas sehingga volume tidal meningkat, PCO2 menurun, kelebihan basa (HCO3

atau bikarbonat) menurun dan pH meningkat (menjadi lebih basa) (Wahyuntari,

Listyaningrum and Istiyati, 2018).

7. Perubahan pada sistem integumen

Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis menyebabkan

timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integumen dalam masa kehamilan.

Kloasma adalah bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada kulit di daerah tonjolan

maksila dan dahi, khususnya pada wanita hamil berkulit hitam. Kloasma yang

timbul pada wanita hamil biasanya hilang setelah melahirkan. Linea nigra adalah

garis pigmentasi dari simfisis pubis sampai ke bagian atas fundus garis tengah

tubuh. Garis ini dikenal sebagai linea alba sebelum hiperpigmentasi di induksi

hormon timbul. Linea nigra timbul pada semua wanita hamil dan hal ini merupakan

sesuatu yang fisiologis (Antari, 2018).

8. Perubahan pada sistem metabolic

Metabolisme basal naik sebesar 15% sampai 20% dari semula pada

trimester ketiga. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per

liter menjadi 145 mEq perliter disebabkan oleh hemodilusi darah dan kebutuhan

mineral yang dibutuhkan janin. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan persiapan

laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar ½ gram/kg BB atau

sebutir telur ayam sehari. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan

protein. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil yaitu kalsium 1,5 gram setiap hari,

Page 5: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

11

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

30-40 gram untuk pembentukan tulang janin; fosfor rata-rata 2 gram dalam sehari;

air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retansi air (Manuaba,

IBG, 2014).

9. Kenaikan berat badan ibu

Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh ibu. Perubahan-

perubahan itu untuk menyesuaikan tubuh ibu pada keadaan kehamilannya,

termasuk perubahan berat badan. Penggunaan zat-zat makanan oleh tubuh menurun

pada 4 bulan pertama kehamilan sehingga kebutuhan tubuh akan makanan juga

berkurang pada beberapa bulan pertama kehamilan. Peningkatan berat badan

selama hamil sangat bervariasi mulai dari 9 sampai 13 kg dengan peningkatan berat

badan paling cepat biasanya terjadi pada minggu 24 dan 32. Rahim, janin, plasenta

dan cairan yang ada di dalamnya akan menyebabkan berat badan meningkat lebih

dari separuh total berat badan (Silalahi, 2018).

2.1.3 Tanda-tanda Kehamilan

Tanda-tanda kehamilan yaitu tanda dugaan kehamilan meliputi amenorea

(haid tidak datang), morning sickness (mual dan muntah di pagi hari), mengidam

(ingin makanan khusus), anoreksi (tidak selera makan), mamae menjadi tegang dan

membesar, sering buang air kecil, konstipasi atau obstipasi, pigmentasi (perubahan

warna kulit), epulis, dan varises; tanda kemungkinan kehamilan meliputi

pembesaran rahim dan perut, tanda hegar, tanda chadwik, tanda piscasek, tanda

braxton hicks teraba ballottement, dan reaksi pemeriksaan kehamilan positif; dan

tanda pasti kehamilan meliputi gerakan dapat dilihat, dirasa atau diraba bagian-

Page 6: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

12

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

bagian janinnya, terdengar denyut jantung janin, dan terlihat tulang-tulang janin

dalam fotorontgen (Manuaba, IBG, 2014).

2.1.4 Ketidaknyamanan pada Masa Kehamilan

Ketidaknyamanan pada masa kehamilan pada setiap trimesternya yaitu

ketidaknyamanan pada trimester I (mual dan muntah, hipersaliva, pusing, mudah

lelah, peningkatan frekuensi berkemih, konstipasi, dan hearthburn),

ketidaknyamanan pada trimester II (pusing, sering berkemih, nyeri perut bawah,

nyeri punggung, flek kehitaman pada wajah dan ketiak, secret vagina berlebih,

konstipasi, penambahan berat badan, pergerakan janin, dan perubahan psikologis),

dan ketidaknyamanan pada trimester III (sering BAK, pegal-pegal, hemoroid, kram

dan nyeri pada kaki, gangguan pernapasan, edema, dan perubahan libido) (Irianti,

2013).

2.2 Konsep Dasar Anemia pada Ibu Hamil

2.2.1 Pengertian Anemia pada Ibu Hamil

Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan dimana sel darah

merah atau kadar hemoglobin (Hb) kurang dari normal. Anemia pada ibu hamil

adalah keadaan dimana seorang ibu hamil mengalami defisiensi zat besi dalam

darahnya. WHO menetapkan kejadian anemia pada kehamilan dengan menentukan

Hb 11 gr% sebagai dasarnya (Rismawati and Rohmatin, 2018). Berikut kriteria

anemia pada ibu hamil, yaitu:

Page 7: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

13

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

Tabel 2. 1 Kriteria Anemia Berdasarkan Rata-rata Kadar Hemoglobin Normal pada

Ibu Hamil

Usia Kehamilan Hb Normal Anemia jika Hb kurang dari (g/dl)

Trimester I: 0-12 minggu 11,0-14,0 11,0 (Ht 33%)

Trimester II: 13-28 minggu 10,5-14,0 10,5 (Ht 31%)

Trimester III: 29-melahirkan 11,0-14,0 11,0 (Ht 33%)

Sumber: WHO, Clinical Use of Blood

Kriteria anemia berdasarkan rata-rata kadar hemoglobin normal pada ibu

hamil yaitu trimester I (0-12 minggu) dikatakan anemia apabila Hb <11 gr/dl dan

Ht 33% (Hb normal 11-14 gr/dl), trimester II (13-28 minggu) dikatakan anemia

apabila Hb <10,5 gr/dl dan Ht 31% (Hb normal 10,5-14 gr/dl), dan trimester III (29

minggu-melahirkan) dikatakan anemia apabila Hb <11 gr/dl dan Ht 33% (Hb

normal 11-14 gr/dl).

2.2.2 Anatomi dan Fisiologi

Bagian-bagian darah terdiri dari air sebesar 91%, protein sebesar 35%

(albumin, globulin, protombin, dan fibrinogen), mineral sebesar 0,9% (natrium

klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium, kalsium, dan zat besi), dan

bahan organik sebesar 0,1% (glukosa, lemak, asam urat, kreatinin, kolesterol, dan

asam amino). Sel-sel darah merah ada 3 macam, yaitu eritrosit (sel darah merah),

leukosit (sel darah putih), dan trombosit/platelet (sel pembeku darah). Darah

manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut

oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh, menyuplai jaringan tubuh

dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai

bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai

penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.

Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai

Page 8: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

14

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh

hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam

bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir

dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh

jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa

karbondioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh darah aorta. Darah

mengedarkan oksigen melalui pembuluh darah pulmonalis lalu dibawa lagi ke

jantung melalui vena pulmonalis. Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa

metabolisme obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk dibuang urine (Putri

and Hastina, 2020).

2.2.3 Etiologi Anemia pada Ibu Hamil

Anemia dalam kehamilan sebagian besar disebabkan oleh kekurangan besi

(anemia defisiensi besi) yang dikarenakan kurangnya masukan unsur besi dalam

makanan, gangguan reabsorbsi, gangguan penggunaan, atau karena terlampau

banyaknya zat besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan. Selain disebabkan

oleh defisiensi besi, kemungkinan dasar penyebab anemia di antaranya adalah

penghancuran sel darah merah yang berlebihan dalam tubuh sebelum waktunya

(hemolysis), kehilangan darah atau perdarahan kronik, produksi sel darah merah

yang tidak optimal, gizi yang buruk misalnya gangguan penyerapan protein dan zat

besi oleh usus, gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang belakang

(Astutik and Ertiana, 2018).

Page 9: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

15

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

2.2.4 Patofisiologi Anemia pada Kehamilan

Darah akan bertambah saat proses kehamilan disebut hidremia atau

hypovolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah merah kurang dibandingkan

dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan

tersebut adalah plasma 30%, sel darah merah 18%, dan hemoglobin 19%.

Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu

dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 minggu dan 36 minggu.

Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja

jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan. Perubahan hematologi pada

kehamilan disebabkan oleh perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap

plasenta dan pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai

pada trimester 2 kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan

meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali

normal 3 bulan setelah partus (Prawiroharjo, 2013).

2.2.5 Faktor-faktor yang Memengaruhi Anemia pada Kehamilan

Anemia pada kehamilan terjadi pada trimester pertama sampai ketiga dapat

dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1. Usia ibu hamil

Usia ibu mempengaruhi kematangan organ reproduksi saat kehamilan.

Wanita yang hamil dengan usia <20 tahun meiliki risiko tinggi terjadinya gangguan

pada janin karena belum matangnya organ reproduksi sehingga dapat menyebabkan

gangguan selama masa kehamilan. Sedangkan wanita yang hamil dengan usia >35

tahun, berisiko terjadinya perdarahan ketika persalinan pada usia tersebut karena

Page 10: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

16

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

organ reproduksi sudah mengalami penurunan fungsi. Perdarahan yang terjadi pada

saat persalinan jika tidak ditangani secara baik maka akan menyebabkan anemia

(Kondi, Berkanis and Febriyanti, 2017).

2. Umur kehamilan

Ibu hamil pada trimester pertama dua kali lebih mungkin untuk mengalami

anemia dibandingkan pada trimester kedua. Demikian pula ibu hamil di trimester

ketiga hampir tiga kali lipat cenderung mengalami anemia dibandingkan pada

trimester kedua. Anemia pada trimester pertama bisa disebabkan karena kehilangan

nafsu makan, morning sickness, dan dimulainya hemodilusi pada kehamilan 8

minggu. Sementara di trimester ketiga bisa disebabkan karena kebutuhan nutrisi

tinggi untuk pertumbuhan janin dan berbagai zat besi dalam darah ke janin yang

akan mengurangi cadangan zat besi ibu (Putri and Hastina, 2020).

3. Paritas

Secara fisiologis ibu dengan paritas atau riwayat kelahiran yang terlalu

sering akan mengalami peningkatan volume plasma darah yang lebih besar

sehingga menyebabkan hemodilusi yang lebih besar pula. Ibu yang telah

melahirkan lebih dari 3 kali berisiko mengalami komplikasi serius seperti

perdarahan, hal ini dipengaruhi keadaan anemia selama kehamilan. Di samping itu

pendarahan yang terjadi mengakibatkan ibu banyak kehilangan hemoglobin dan

cadangan zat besi menurun sehingga kehamilan berikutnya menjadi lebih berisiko

untuk mengalami anemia lagi (Hidayati and Andyarini, 2018).

Page 11: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

17

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

4. Status KEK (Kekurangan Energi Kronis)

Ibu hamil mengalami KEK karena disebabkan kurangnya asupan nutrisi

yang mengandung gizi seimbang. Pada trimester I biasanya ibu hamil mengalami

nausea (mual) ataupun emesis (muntah) yang menyebabkan ibu kurang

mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang atau bervariasi, sehingga

absorbsi makanan di dalam tubuh tidak berlangsung dengan baik yang dapat

mempengaruhi dampak kesehatan ibu dan janin. Pada awal trimester I hendaknya

ibu hamil mengonsumsi makanan dengan porsi sedikit tapi sering, dengan banyak

mengonsumsi buah-buahan/sayur-sayuran dan menghindari makanan yang dapat

merangsang mual dan muntah agar absorbsi makanan yang dikonsumsi diserap

dengan baik oleh tubuh. Selama kehamilan ibu hamil harus menjaga dan

meningkatkan pasokan gizi yang diperlukan oleh ibu dan janin, dan peningkatan

jumlah konsumsi makan perlu ditambah terutama konsumsi pangan sumber energi

untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin (Aminin, Wulandari and Lestari, 2014).

5. Tingkat pendidikan

Anemia cenderung terjadi pada kelompok penduduk dengan tingkat

pendidikan yang rendah, karena berbagai sebab. Pada kelompok penduduk

berpendidikan rendah pada umumnya kurang mempunyai akses informasi tentang

anemia dan penanggulangannya, kurang memahami akibat anemia, kurang dapat

memilih bahan makanan bergizi khususnya yang mengandung zat besi tinggi, serta

kurang dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia. Sebaliknya dengan

pendidikan yang berpendidikan tinggi, mempunyai pengetahuan dan akses

informasi yang cukup tentang berbagai hal termasuk terhadap masalah-masalah

Page 12: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

18

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

kesehatan utamanya masalah gizi (anemia) dan cara penanggulangannya (D.

Puspitaningrum, 2013).

6. Kepatuhan minum tablet Fe

Efektivitas upaya pemberian tablet Fe bergantung pada kepatuhan ibu hamil

dalam mengkonsumsi tablet besi yang diberikan. Cakupan pemberian tablet Fe

yang tinggi dapat tidak berdampak pada penurunan anemia besi jika kepatuhan ibu

hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe masih rendah (Sarah and Irianto, 2018).

7. Keteraturan melakukan pemeriksaan kehamilan

Pemeriksaan kehamilan dianjurkan minimal 4 kali dalam kondisi kehamilan

normal. Pemeriksaan kehamilan secara teratur merupakan upaya untuk mendeteksi

lebih dini bahaya atau komplikasi yang bisa terjadi dalam kehamilan seperti anemia

defisiensi besi pada ibu hamil (Putri, Sulistiyono and Mahmudah, 2015)

2.2.6 Bahaya Anemia pada Ibu Hamil

Berikut bahaya anemia yang mungkin muncul pada ibu hamil, yaitu anemia

ringan (10-10,9 g/dl) akan berdampak terhadap penurunan kemampuan kerja;

anemia sedang (7-9,9 g/dl) ibu hamil akan kesulitan melakukan pekerjaan termasuk

pada pekerjaan rumah dan mengurus anak, tingkat morbiditas akan lebih tinggi,

prematur, BBLR, dan pada proses persalinan kemungkinan akan kehilangan darah

lebih banyak, infeksi post partum, dan risiko kematian ibu dapat terjadi pada ibu

hamil dengan anemia sedang; dan anemia berat (<7g/dl) ibu hamil akan mengalami

risiko kematian lebih tinggi baik ibu dan janin, kegagalan jantung, palpitasi dan

gangguan pernapasan akan terjadi, edema pulmonary, syok, dan kematian

(Sulistianingsih and Saputri, 2020).

Page 13: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

19

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

2.2.7 Tanda dan gejala Anemia pada Ibu Hamil

Sindrom anemia secara umum meliputi rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga

berdenging, mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin, dan sesak napas. Gejala

anemia pada ibu hamil meliputi cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang,

lidah luka, nafsu makan turun, konsentrasi hilang, napas pendek, keluhan mual

muntah lebih hebat pada kehamilan muda. Sedangkan tanda-tanda anemia pada ibu

hamil antara lain terjadinya peningkatan kecepatan denyut jantung karena tubuh

berusaha memberikan oksigen lebih banyak ke jaringan, adanya peningkatan

kecepatan pernapasan karena tubuh berusahan menyediakan lebih banyak oksigen

pada darah, pusing akibat kurangnya darah ke otak, terasa lelah karena

meningkatnya oksigenasi berbagai organ termasuk otot jantung dan rangka, kulit

pucat karena berkurangnya oksigenasi, mual akibat penurunan aliran darah saluran

cerna dan susunan saraf pusat, dan penurunan kualitas rambut dan kulit (Astutik

and Ertiana, 2018).

2.2.8 Pemeriksaan untuk Menentukan Anemia pada Ibu Hamil

Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menentukan apakah ibu hamil

termasuk anemia atau tidak, yaitu anamnesa (keluhan cepat lelah, sering pusing,

mata berkunang-kunang, keluhan mual muntah, lebih berat pada hamil muda, bila

terdapat keluhan lemah, nampak pucat, mudah pingsan sementara tensi dalam batas

normal, maka perlu dicurigai anemia defisiensi besi); pemeriksaan fisik (tampak

lemah, kulit pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal,

pucat pada membran mukosa dan konjuntiva karena kurangnya sel darah merah

pada pembuluh kapiler dan pucat pada kuku serta jari), pemeriksaan darah minimal

Page 14: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

20

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

2 kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan III. Dengan melihat hasil

anamnesa dan pemeriksaan fisik maka diagnosa dapat dipastikan dengan

pemeriksaan kadar Hb (Takdir, 2017).

2.2.9 Penatalaksanaan Anemia pada Ibu Hamil

Terapi oral dengan memberikan preparat zat besi yaitu fero sulfat, fero

glukonat, dan fero fumarat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikkan kadar

Hb sebanyak 1gr/dL/bulan. Pemberian terapi zat besi oral tidak boleh dihentikan

setelah hemoglobin mencapai nilai normal, tetapi harus dilanjutkan selama 2-3

bulan lagi untuk memperbaiki cadangan zat besi. Sebelum pemberian tablet Fe,

dikalkulasikan terlebih dahulu jumlah zat besi yang dibutuhkan. Misalnya Hb

sebelumnya 6 gr% maka kekurangannya adalah 12-6= 6 gr% sehingga kebutuhan

zat besi adalah 6 x 200 mg. Kebutuhan zat besi untuk mengisi cadangan adalah 500

fig, maka dosis Fe secara keseluruhan adalah 1200+500= 1700 mg. Hasil yag

diharapkan Hb meningkat 0,3 gr-1 gr per minggu. Efek samping pemberian Fe yaitu

konstipasi, berak hitam, mual dan muntah (Handayani, 2014).

2.2.10 Pencegahan Anemia pada Ibu Hamil

Beberapa upaya pencegahan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan, yaitu:

1. Makan makanan yang tinggi kandungan zat besi (Anggraini, Purnomo and

Trijanto, 2018).

2. Mengurangi konsumsi makanan yang bisa menghambat penyerapan zat besi

seperti: fitat, fosfat, tannin (Triharini, 2019).

3. Suplemen tablet zat besi yang diberikan minimal 90 tablet diminum secara

tepat (Nurmasari and Sumarmi, 2019).

Page 15: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

21

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

4. Dukungan dari suami atau keluarga selalu mengingatkan ibu untuk selalu

mengkonsumsi tablet Fe agar ibu tersebut merasa dicintai dan diperhatikan

oleh anggota keluarganya (Nurzia, 2016).

5. Tenaga kesehatan memiliki peran sebagai komunikator dengan memberikan

informasi tentang anemia, sebagai motivator untuk patuh mengonsumsi tablet

Fe, sebagai fasilitator dengan memberikan tablet Fe pada ibu hamil dengan

anemia, dan sebagai konselor dengan mengarahkan perilaku sehat pada ibu

hamil (Handayani, 2013).

2.3 Konsep Dasar Antenatal Care (ANC)

2.3.1 Pengertian ANC

Antenatal Care (ANC) adalah suatu program yang terencana berupa

observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil untuk memperoleh suatu

proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman dan memuaskan agar dapat

menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam kehamilan (Ekasari and

Natalia, 2019).

2.3.2 Tujuan ANC

Tujuan Antenatal Care (ANC) antara lain memantau kemajuan kehamilan

untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi; meningkatkan secara

dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,

termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan;

mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun

bayinya dengan trauma seminimal mungkin; mempersiapkan ibu agar masa nifas

berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif; mempersiapkan peran dan ibu dan

Page 16: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

22

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara

normal (Jayanti, 2019).

2.3.3 Jadwal Kunjungan ANC

Jadwal kunjungan antenatal care berdasarkan kesepakatan antara pasien

dan bidan, dimaksudkan agar pasien memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan

dirinya. Adapun jadwal pemeriksaan kehamilan menurut WHO yaitu minimal 4

kali, yaitu kunjungan I dilakukan sebelum minggu ke-14 (pada TM 1), kunjungan

II dilakukan sebelum minggu ke-28 (pada TM II), kunjungan III dilakukan sebelum

minggu ke-28-36 (pada TM III), dan kunjungan IV dilakukan sebelum minggu ke-

36 (pada TM III) (Khairoh, Rosyariah and Ummah, 2019). Dari kunjungan satu ke

kunjungan berikutnya sebaiknya dilakukan pencatatan keluhan yang dirasakan ibu

hamil dan hasil pemeriksaan setiap kunjungan seperti umum (tekanan darah,

respirasi, nadi, temperatur tubuh/suhu); abdomen (tinggi fundus uteri/TFU, letak

janin setelah 34 minggu, presentasi janin, denyut jantung janin /DJJ), pemeriksaan

tambahan (proteinuria, glukosuria, keton) (Saiful and Fatmawati, 2019).

2.3.4 Standar Pemeriksaan ANC

Pelayanan kesehatan ibu hamil diberikan kepada ibu hamil yang dilakukan

oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Proses ini dilakukan selama

rentang usia kehamilan ibu yang dikelompokkan sesuai usia kehamilan menjadi

trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. Pelayanan kesehatan ibu

hamil diupayakan agar memenuhi standar kualitas, yaitu:

1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

2. Pengukuran tekanan darah.

Page 17: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

23

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).

4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).

5. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toxoid

sesuai status imunisasi.

6. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.

7. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).

8. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling

termasuk Keluarga Berencana).

9. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),

pemeriksaan protein urin, dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah

dilakukan sebelumnya).

10. Tatalaksana kasus.

Selain elemen tindakan yang harus dipenuhi, pelayanan kesehatan ibu hamil

juga harus memenuhi frekuensi minimal di tiap trimester, yaitu satu kali pada

trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua

(usia kehamilan 12-24 minggu), dan dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan

24 minggu sampai persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk

menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi dini faktor

risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan (Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Tengah, 2017).

2.3.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi ANC

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi antenatal care, antara lain:

Page 18: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

24

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

1. Pengetahuan

Ketidaktahuan ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan

kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada

petugas kesehatan (Suarayasa, 2020).

2. Sosial dan ekonomi

Keadaan sosial ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu karena

berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ibu selama kehamilan,

antara lain makanan sehat, bahan persiapan kelahiran, obat-obatan, tenaga

kesehatan, dan transportasi atau sarana angkutan. Kehamilan membutuhkan

anggaran khusus seperti biaya antenatal care, makanan bergizi untuk ibu dan janin,

pakaian hamil, biaya persalinan dan kebutuhan bayi setelah lahir. Rendahnya

penghasilan keluarga meningkatkan hambatan untuk mendapatkan prioritas

kesehatan dalam urutan lebih tinggi daripada prioritas kebutuhan pokok, sehingga

memperlambat atau menyebabkan terabaikannya frekuensi Antenatal Care (ANC)

(Lumempouw, Kundre and Bataha, 2016).

3. Sikap dan dukungan

Ibu yang mendapat dukungan suami karena suami telah mengetahui manfaat

dari ANC yang dimanifestasikan ke dalam prilaku memberikan dukungan secara

emosional dengan cara memotivasi ibu melakukan kunjungan ANC, memberikan

dukungan fisik dengan mengantar ibu melakukan kunjungan ANC, memberikan

dukungan informasi dengan cara mencarikan ibu informasi tentang manfaat, waktu

dan kerugian jika tidak melakukan ANC serta memberikan dukungan penghargaan

jika ibu teratur melakukan kunjungan Antenatal Care (Evayanti, 2015).

Page 19: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

25

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

2.4 Pedoman Pemeriksaan Kehamilan di Era Pandemi Covid-19

2.4.1 Upaya Pencegahan Umum yang Dapat Dilakukan oleh Ibu Hamil

Berikut upaya pencegahan umum yang dapat dilakukan oleh ibu hamil di

Era Pandemi Covid-19 menurut Pedoman bagi Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, dan Bayi

Baru Lahir (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2020), yaitu:

1. Pemeriksaan kehamilan pertama kali dibutuhkan untuk skrining faktor risiko

(termasuk Program Pencegahan Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu

ke anak/ PPIA). Oleh karena itu, dianjurkan pemeriksaannya dilakukan oleh

dokter di fasilitas pelayanan kesehatan dengan perjanjian agar ibu tidak

menunggu lama. Apabila ibu hamil datang ke bidan tetap dilakukan pelayanan

ANC, kemudian ibu hamil dirujuk untuk pemeriksaan oleh dokter.

2. Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan skrining kemungkinan ibu menderita

Tuberculosis.

3. Pada daerah endemis malaria, seluruh ibu hamil pada pemeriksaan pertama

dilakukan pemeriksaan RDT malaria dan diberikan kelambu berinsektisida.

4. Jika ada komplikasi atau penyulit maka ibu hamil dirujuk untuk pemeriksaan

dan tata laksana lebih lanjut.

5. Pemeriksaan rutin (USG) untuk sementara dapat ditunda pada ibu dengan PDP

atau terkonfirmasi Covid-19 sampai ada rekomendasi dari episode isolasinya

berakhir. Pemantauan selanjutnya dianggap sebagai kasus risiko tinggi.

6. Ibu hamil diminta mempelajari buku KIA untuk diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari termasuk mengenali tanda bahaya pada kehamilan. Jika ada keluhan

atau tanda bahaya, ibu hamil harus segera memeriksakan diri ke fasyankes.

Page 20: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

26

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

7. Pengisian stiker P4K dipandu bidan/perawat/dokter melalui media komunikasi.

8. Kelas Ibu Hamil ditunda pelaksanaannya di masa pandemi Covid-19 atau dapat

mengikuti kelas ibu secara online.

9. Tunda pemeriksaan pada kehamilan trimester kedua. Atau pemeriksaan

antenatal dapat dilakukan melalui tele-konsultasi klinis, kecuali dijumpai

keluhan atau tanda bahaya.

10. Ibu hamil yang pada kunjungan pertama terdeteksi memiliki faktor risiko atau

penyulit harus memeriksakan kehamilannya pada trimester kedua. Jika Ibu

tidak datang ke fasyankes, maka tenaga kesehatan melakukan kunjungan

rumah untuk melakukan pemeriksaan ANC, pemantauan dan tataksana faktor

penyulit. Jika diperlukan lakukan rujukan ibu hamil ke fasyankes untuk

mendapatkan pemeriksaan dan tatalaksana lebih lanjut, termasuk pada ibu

hamil dengan HIV, Sifilis dan Hepatitis B.

11. Pemeriksaan kehamilan trimester ketiga harus dilakukan dengan tujuan utama

untuk menyiapkan proses persalinan. Dilaksanakan 1 bulan sebelum taksiran

persalinan.

12. Ibu hamil harus memeriksa kondisi dirinya sendiri dan gerakan janinnya. Jika

terdapat risiko/tanda bahaya (tercantum dalam buku KIA), seperti mual muntah

hebat, perdarahan banyak, gerakan janin berkurang, ketuban pecah, nyeri

kepala hebat, tekanan darah tinggi, kontraksi berulang, dan kejang. Ibu hamil

dengan penyakit diabetes mellitus gestasional, pre eklampsia berat,

pertumbuhan janin terhambat, dan ibu hamil dengan penyakit penyerta lainnya

atau riwayat obstetri buruk maka periksakan diri ke tenaga kesehatan.

Page 21: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

27

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

13. Pastikan gerak janin dirasakan mulai usia kehamilan 20 minggu. Setelah usia

kehamilan 28 minggu, hitunglah gerakan janin secara mandiri (minimal 10

gerakan per 2 jam).

14. Ibu hamil diharapkan senantiasa menjaga kesehatan dengan mengonsumsi

makanan bergizi seimbang, menjaga kebersihan diri dan tetap mempraktikan

aktivitas fisik berupa senam ibu hamil/yoga/pilates/peregangan secara mandiri

di rumah agar ibu tetap bugar dan sehat.

15. Ibu hamil tetap minum tablet tambah darah sesuai dosis yang diberikan oleh

tenaga kesehatan.

16. Ibu hamil dengan status PDP atau terkonfirmasi positif Covid-19 tidak

diberikan tablet Fe karena akan memperburuk komplikasi yang diakibatkan

kondisi Covid-19.

17. Antenatal care untuk wanita hamil yang terkonfirmasi Covid-19 pasca

perawatan, kunjungan antenatal selanjutnya dilakukan 14 hari setelah periode

penyakit akut berakhir. Periode 14 hari ini dapat dikurangi apabila pasien

dinyatakan sembuh. Direkomendasikan dilakukan USG antenatal untuk

pengawasan pertumbuhan janin, 14 hari setelah resolusi penyakit akut.

Meskipun tidak ada bukti bahwa gangguan pertumbuhan janin (IUGR) akibat

Covid-19, didapatkan bahwa duapertiga kehamilan dengan SARS disertai oleh

IUGR dan solusio plasenta terjadi pada kasus MERS, sehingga tindak lanjut

ultrasonografi diperlukan.

18. Jika ibu hamil datang di rumah sakit dengan gejala memburuk dan

diduga/dikonfirmasi terinfeksi Covid-19, berlaku beberapa rekomendasi

Page 22: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

28

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

berikut: Pembentukan tim multi-disiplin idealnya melibatkan konsultan dokter

spesialis penyakit infeksi jika tersedia, dokter kandungan, bidan yang bertugas

dan dokter anestesi yang bertanggung jawab untuk perawatan pasien sesegera

mungkin setelah masuk. Diskusi dan kesimpulannya harus didiskusikan

dengan ibu dan keluarga tersebut.

19. Konseling perjalanan untuk ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya tidak melakukan

perjalanan ke luar negeri dengan mengikuti anjuran perjalanan (travel

advisory) yang dikeluarkan pemerintah. Dokter harus menanyakan riwayat

perjalanan terutama dalam 14 hari terakhir dari daerah dengan penyebaran luas

Covid-19.

2.4.2 Panduan Layanan Pemeriksaan Kehamilan (ANC)

Berikut panduan layanan pemeriksaan kehamilan (ANC) menurut Petunjuk

Praktis Layanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir selama Pandemi Covid-19

(Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, 2020), yaitu:

1. Ibu hamil tanpa demam dan gejala influenza like illnesses dan tidak ada riwayat

kontak erat atau tidak ada riwayat perjalanan dari daerah yang telah terjadi

transmisi lokal, serta hasil rapid test negatif (jika mungkin dilakukan), dapat

dilayani di FKTP oleh bidan/dokter yang wajib menggunakan APD level-1.

2. Ibu hamil dengan status ODP dapat dilayani di FKTP, sedangkan PDP harus

dirujuk ke FKRTL. Beri keterangan yang jelas pada surat rujukan bahwa

diagnosa PDP dan permintaan untuk dilakukan pemeriksaan PCR serta

penanganan selanjutnya oleh dokter spesialis.

Page 23: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

29

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

3. Ibu Hamil mendapatkan jenis layanan ANC sama dengan situasi normal (sesuai

SOP), kecuali pemeriksaan USG untuk sementara ditunda pada ibu dengan

PDP atau terkonfirmasi Covid-19 sampai ada rekomendasi bahwa episode

isolasinya berakhir. Pemantauan selanjutnya, ibu dianggap sebagai kasus risiko

tinggi.

4. Konsultasi kehamilan dilakukan sesuai rekomendasi WHO.

5. Ibu hamil diminta untuk kunjungan wajib pertama dilakukan pada trimester

direkomendasikan oleh dokter untuk dilakukan skrining faktor risiko (HIV,

sifilis, Hepatitis B). Jika kunjungan pertama ke bidan, maka setelah ANC

dilakukan maka ibu hamil kemudian diberi rujukan untuk pemeriksaan oleh

dokter. Kunjungan wajib kedua dilakukan pada trimester 3 (satu bulan sebelum

taksiran persalinan) harus oleh dokter untuk persiapan persalinan. Kunjungan

selebihnya dapat dilakukan atas nasihat tenaga kesehatan dan didahului dengan

perjanjian untuk bertemu. Ibu hamil diminta mempelajari Buku KIA. Jika

memungkinkan, konsultasi kehamilan dan edukasi kelas ibu hamil dapat

menggunakan aplikasi Telemedicine (misalnya Sehati tele-CTG, Halodoc,

Alodoc, teman bumil dll) dan edukasi berkelanjutan melalui SMSBunda.

2.5 Konsep Dasar Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe

2.5.1 Pengertian Kepatuhan

Istilah kepatuhan pertama kali diperkenalkan dalam bidang kedokteran pada

tahun 1976. Sackett dan Haymes mendefinisikan kepatuhan sebagai suatu tingkatan

perilaku seseorang (melakukan pengobatan, mengikuti rekomendasi diet atau

melaksanakan perubahan gaya hidup) yang sesuai dengan anjuran medis atau

Page 24: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

30

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

kesehatan. Kepatuhan juga berkenaan dengan hasil dari interaksi antara pasien

dengan petugas kesehatan. Perilaku seseorang pada dasarnya merupakan refleksi

dari berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat,

motivasi, persepsi, sikap, dan sebagainya. Gejala kejiwaan tersebut dipengaruhi

oleh berbagai faktor lain, diantaranya faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik,

sosio-budaya masyarakat, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012b).

2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

Segala sesuatu yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan pengobatan,

salah satunya adalah kepatuhan minum obat. Hal ini merupakan syarat utama

tercapainya keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Kepatuhan adalah sejauh

mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh professional

kesehatan seperti dalam Teori Perilaku Preced Proceed Lawrence Green (1980).

Teori ini berdasarkan tindakan seseorang yang mempengaruhi perilaku yang

berhubungan dengan kepatuhan minum obat dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:

1. Faktor predisposisi (predisposing factors), faktor yang mendahului perilaku

seseorang yang akan mendorong untuk berperilaku yaitu pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keyakinan, nilai dan persepsi yang mendorong seseorang atau

kelompok untuk melakukan tindakan.

2. Faktor pendukung atau pendorong (enabling factors), faktor yang memotivasi

individu atau kelompok untuk melakukan tindakan yang berwujud lingkungan

fisik, tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan, kemudahan mencapai sarana

kesehatan, waktu pelayanan, dan kemudahan transportasi.

Page 25: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

31

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

3. Faktor penguat (reinforce factors), mencakup sikap dan dukungan keluarga,

teman, guru, tenaga kesehatan, penyedia layanan kesehatan, pemimpin serta

pengambil keputusan. (Wulandari, 2015).

2.5.3 Tablet Besi (Fe)

Tablet Besi (Fe) merupakan tablet mineral yang diperlukan oleh tubuh

untuk pembentukan sel darah merah atau hemoglobin. Tablet Fe sangat dibutuhkan

oleh wanita hamil, sehingga ibu hamil diharuskan untuk mengonsumsi tablet Fe

(Kemenkes RI, 2018). Pemberian tablet Fe secara rutin pada ibu hamil sebagai

profilaksis dengan jumlah minimal 90 hari kehamilan. Dosis yang diberikan yaitu

60 miligram elemen besi dan 0,25 miligram asam folat per hari. Pada ibu hamil

anemia diterapkan dosis yang berbeda yaitu dosis besi 180 miligram atau tiga kali

sehari sampai kadar hemoglobin normal dan dilanjutkan dosis besi 60 miligram

untuk pencegahan (Sulistianingsih, 2020). Manfaat konsumsi tablet Fe secara

teratur antara lain ibu hamil dapat memenuhi kebutuhan besinya setiap hari dan

mencegah risiko anemia; meningkatkan Hb sebesar 0,07-0,14% g/dL; dapat

meningkatkan pertumbuhan janin; dan mencegah terjadinya prematur

(Sulistianingsih and Saputri, 2020). Efek samping pemberian zat besi secara oral

antara lain gangguan pada gastrointestinal pada sebagian orang, misalnya rasa tidak

enak di ulu hati, diare, dan mual. Efek samping tersebut berkaitan dengan dosis zat

besi dan tidak tergantung pada senyawa zat besi yang digunakan (Sudargo,

Aristasari and ’afifah, 2018).

Efek samping tablet Fe menyebabkan ketidakpatuhan sebesar 23,8%.

Sejumlah literatur dari berbagai negara menyatakan bahwa ketidakpatuhan ibu

Page 26: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

32

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

hamil merupakan faktor yang signifikan dari kegagalan program suplementasi

tablet Fe. Kepatuhan sebagai upaya keterlibatan aktif, sadar, dan kolaboratif dari

pasien terhadap perilaku yang mendukung kesembuhan agar menjadi biasa dalam

perubahan (Amanah, 2019). Sedangkan menurut Kozier (2010) kepatuhan adalah

perilaku individu (misalnya: minum obat, mematuhi diet, atau melakukan

perubahan gaya hidup) sesuai anjuran terapi dan kesehatan. Hasil saat

pendampingan menemukan bahwa pengetahuan memegang peranan penting

(predisposing factors) dalam menentukan kepatuhan dalam mengonsumsi tablet

Fe, terutama pengetahuan yang berkaitan dengan manfaat dan dampak yang

mungkin terjadi bila ibu hamil mengalami anemia zat besi. Kepatuhan konsumsi

tablet Fe meningkat ketika mahasiswa memberikan penjelasan tentang manfaat

tablet Fe kepada ibu hamil. Peran serta keluarga, baik suami maupun orang tua serta

pihak lainnya (petugas kesehatan ataupun pendamping) untuk memberikan

dukungan dan selalu mengingatkan ibu hamil untuk mengonsumsi tablet Fe

merupakan faktor penguat (reinforcing factors). Kepedulian dalam memperhatikan

dan memonitor konsumsi tablet Fe setiap hari meningkatkan kepatuhan ibu hamil

dalam mengonsumsi tablet Fe (Suarayasa, 2020).

2.6 Konsep Dasar Pengetahuan

2.6.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,

dan sebagainya). Pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian

dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh

Page 27: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

33

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

melalui indra pendengaran (telinga) dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan

seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.

Setiap manusia memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda-beda. Semakin tinggi

tingkat pengetahuan seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan individu

tersebut di dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam tindakan

seseorang (over behavior). Pengetahuan juga diartikan sebagai informasi yang

secara terus menerus diperlukan oleh seseorang untuk memahami pengalaman

(Notoatmodjo, 2012b).

Pengetahuan mempunyai tingkatan sebagai berikut:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk di dalamnya mengingat kembali suatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Tahu merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (Comprehension)

Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui, dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya).

4. Analisis (Analysis)

Page 28: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

34

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam

komponen-komponen. Tetapi masih ada dalam suatu organisasi tersebut, dan masih

ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan

kata kerja seperti membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

Kemampuan meletakkan atau mcnghubungkan bagian-bagian di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun informasi

dari informasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek.

2.6.2 Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut (Notoatmodjo, 2012b), ada beberapa cara untuk memperoleh

pengetahuan, antara lain yaitu:

1. Cara coba-salah (Trial and error)

Cara ini digunakan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah, dan ketika kemungkinan tersebut tidak berhasil maka akan

dicoba menggunakan kemungkinan yang lain. Jika kemungkinan kedua gagal, akan

dicoba kemungkinan ketiga, begitu seterusnya sampai tercapai pemecahan suatu

masalah.

2. Cara kekuasaan atau otoritas

Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan manusia biasanya diwariskan turun-

temurun, dengan kata lain pengetahuan tersebut didapatkan berdasarkan pada

otoritas atau kekuasaan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang

Page 29: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

35

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji

atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris maupun

berdasarkan penalarannya.

3. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan. Pengalaman merupakan

salah satu untuk memperoleh pengetahuan.

4. Melalui jalan pikiran

Manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan

manusia telah menggunakan jalan pikirannya.

5. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada masa kini lebih sistematis,

logis, dan ilmiah. Cara ini disebut "metode penelitian ilmiah", atau lebih popular

disebut metodologi penelitian.

2.6.3 Proses Adaptasi Perilaku

Penelitian Rogers (1974) dalam (Notoatmodjo, 2012b), mengungkapkan

bahwa sebelum orang menghadapi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi

proses yang berurutan, yakni:

1. Kesadaran (Awareness), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

2. Merasa tertarik (Interest) terhadap stimulus atau obyek tersebut. Disini sikap

subyek sudah mulai timbul.

Page 30: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

36

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

3. Menimbang-nimbang (Evaluation) terhadap baik dan tidaknya stimulus terbaik

bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah baik lagi.

4. Mencoba (Trial), dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu dengan

apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5. Menyesuaikan (Adoption), dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

2.6.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, antara lain yaitu:

1. Pendidikan

Pengetahuan yang kurang dapat dipengaruhi oleh pendidikan, rendahnya

pendidikan akan berpengaruh terhadap daya serap atau penerimaan informasi yang

masuk apagi informasi yang besifat baru dikenal responden termasuk tentang tablet

Fe, selain itu tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi pandangan

terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang mempunyai pendidikan tinggi

akan memberikan tanggapan yang lebih rasional dibandingkan dengan orang yang

berpendidikan rendah atau tidak sama sekali. Informasi dapat diperoleh dari bangku

sekolah dan lingkungan sekitar semakin banyak informasi yang diperoleh ibu hamil

tentang anemia maka pengetahuan yang dimiliki akan semakin meningkat

(Wulandini and Triska, 2020).

2. Pekerjaan dan pendapatan

Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi

ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Tingkat

Page 31: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

37

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

pengetahuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup juga tergantung dengan

hasil pendapatan (Notoatmodjo, 2012b).

3. Umur

Usia ibu untuk masa kehamilan dan bersalinan yang baik pada usia 20-35

tahun. Ibu hamil memiliki risiko atau tidak dalam kehamilan dengan cara jika ibu

hamil mengandung di usia < 20 tahun dan > 35 tahun termasuk dalam usia berisiko

tinggi ketika melahirkan, sedangkan usia tidak berisiko jika ibu hamil rentang usia

20-35 tahun. Ibu hamil yang memiliki usia lebih tua belum tentu memiliki tingkat

konsumsi tablet tinggi, begitu pula sebaliknya ibu hamil yang berusia lebih muda

belum tentu memiliki tingkat konsumsi tablet yang rendah (Itsnaini, Denok and Sri,

2018).

4. Pengalaman

Perilaku individu terhadap suatu objek dipengaruhi oleh pengetahuan

individu tentang kegawatan objek, kerentanan, faktor sosio psikologi, faktor sosio

demografi, pengaruh media massa, anjuran orang lain serta perhitungan untung rugi

dari praktiknya tersebut. Perilaku ini dibentuk oleh faktor predisposing, enabling,

dan reinforcing pengalaman interaksi individu dengan lingkungan, khususnya yang

menyangkut pengetahuan dan sikapnya terhadap suatu objek. Salah satu bentuk

objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari

pengalaman sendiri (Maulida and Darmawati, 2018).

5. Informasi

Page 32: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

38

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

Pengetahuan tentang anemia dan gizi ibu hamil pada ibu hamil

merupakan suatu informasi yang disimpan dalam ingatan belum tentu

dipraktikkan dalam tindakan (Lestari and Prameswari, 2017).

6. Sosial-budaya

Budaya pantangan makan juga mempengaruhi terjadinya kejadian anemia.

Ibu hamil yang memiliki budaya yang buruk lebih tinggi beresiko menderita

penyakit anemia, sedangkan yang memiliki budaya yang baik lebih rendah

berisiko terkena penyakit anemia. Namun tidak semua budaya ibu hamil yang

buruk mengalami anemia karena masih banyak faktor lain yang

mempengaruhi terjadinya penyakit anemia pada ibu hamil seperti sosial

ekonomi, pendidikan, dll (Suhartatik, Fatmawati and Kasim, 2019).

2.7 Teori “Precede-Proceed Model” Lawrence Green (1980)

Skema 3 faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan (L. Green, 1980),

sebagai berikut:

Gambar 2. 1 Preceed-Proceed Model for Health Promotion Planning and Evaluation

Page 33: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

39

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

Teori ini dikembangkan oleh Lawrence Green dari teorinya tahun 1980.

Lawrence Green mencoba menganalisa perilaku manusia dari tingkat kesehatan,

dimana kesehatan seorang atau masyarakat dipegaruhi oleh faktor perilaku dan

faktor di luar perilaku. PRECED adalah akronim dari 3 faktor yang mempengaruhi

perilaku yaitu Predisposing, Enabling, dan Reinforsing Causes in Educational

Diagnosis and Evaluation. Menurut Lawrence Green (1980). Faktor-faktor yang

menentukan perilaku sehingga menimbulkan perilaku yang positif adalah:

1. Faktor predisposisi (Predisposing factors)

Faktor predisposisi merupakan faktor antesenden terhadap perilaku yang

menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku. Faktor ini adalah umur, paritas,

pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap (kepatuhan konsumsi tablet Fe),

frekuensi ANC (Anggraini, 2018).

2. Faktor pemungkin atau pendukung (Enabling factors)

Faktor pemungkin adalah faktor anteseden terhadap perilaku yang

memungkinkan suatu motivasi atau inspirasi terlaksana. Faktor

pemungkin/pendukung meliputi ketersediaan, aksesibilitas, keterjangkauan

layanan kesehatan, dan sumber daya masyarakat (Rahmawati, 2019).

3. Faktor Penguat (Reinforsing factors)

Faktor ini adalah merupakan faktor penyerta atau yang datang sesudah

perilaku itu ada. Ibu hamil akan selalu melakukan pemeriksaan kehamilannya di

sarana kesehatan atau pada petugas kesehatan apabila dia didukung oleh atau selalu

diingatkan oleh orang di sekitarnya seperti suami, orang tua, teman. Yang termasuk

pada faktor ini adalah keluarga, teman, suami, petugas kesehatan (Irwan, 2018).

Page 34: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

40

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

2.8 Hubungan Frekuensi ANC dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

Asuhan antenatal yang efektif menyediakan landasan utama bagi tenaga

kesehatan untuk pertama kali mengkaji kebutuhan ibu dan keluarga. Asuhan

tersebut membantu ibu dan profesional kesehatan lain merencanakan dan

menentukan asuhan yang holistik selama periode kehamilan. Asuhan antenatal

yang efektif mendorong terbinanya hubungan positif antara ibu dan profesional

kesehatan lain, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang seimbang bagi

perawatan ibu dan calon bayinya. Ibu hamil yang rutin memeriksakan

kehamilannya akan mendapat konseling tentang kehamilan dan mendapatkan

pemberian tablet Fe sehingga dilakukan ANC secara teratur dengan ketaatan

konsumsi tablet Fe pada akhirnya akan mencegah terjadinya anemia. Jadwal

melakukan pemeriksaan antenatal care sebanyak 12 sampai 13 kali selama hamil.

Di negara berkembang, pemeriksaan ANC dilakukan sebanyak empat kali sudah

cukup sebagai kasus tercatat. Keuntungan ANC sangat besar karena dapat

mengetahui berbagai risiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat

diarahkan untuk melakukan rujukan ke rumah sakit. Untuk evaluasi keadaan dan

kemajuan inpartu dipergunakan partograf menurut WHO, sehingga pada saat

mencapai garis waspada penderita sudah dapat dirujuk ke rumah sakit. Dengan

demikian, diharapkan angka kematian ibu dan perinatal yang sebagian besar terjadi

pada saat pertolongan pertama dapat diturunkan (Antono, 2017).

Page 35: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

41

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

2.9 Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia pada

Ibu Hamil

Upaya pemerintah dalam mengatasi anemia defisiensi besi ibu hamil yaitu

terfokus pada pemberian tablet Fe pada ibu hamil. Departemen Kesehatan masih

terus melaksanakan progam penanggulangan anemia defisiensi besi pada ibu hamil

dengan membagikan tablet besi atau tablet tambah darah kepada ibu hamil

sebanyak satu tablet setiap satu hari berturut-turut selama 90 hari selama masa

kehamilan. Salah satu upaya untuk pencegahan dan pengobatan anemia adalah

dengan konsumsi zat besi yang banyak terkandung dalam tablet Fe merupakan

mikro elemen essensial bagi tubuh yang diperlukan dalam sintesa hemoglobin.

Konsumsi tablet Fe sangat berkaitan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil.

Anemia defesiensi zat besi yang banyak dialami ibu hamil disebabkan oleh

kepatuhan mengonsumsi tablet Fe yang tidak baik ataupun cara mengonsumsi yang

salah sehingga menyebabkan kurangnya penyerapan zat besi pada tubuh ibu

(Millah, 2019).

2.10 Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia pada Ibu

Hamil

Hasil Penelitian oleh Kartikasari menunjukkan bahwa ada hubungan antara

pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan perilaku keteraturan mengkonsumsi tablet

Fe (Noviyana and Kurniati, 2018). Pengetahuan adalah salah satu pemikiran untuk

memahami predisposisi yang penting terhadap perilaku kesehatan. Apabila seorang

ibu hamil telah memahami pengetahuan tentang anemia dalam kehamilan, maka

ibu hamil kemungkinan besar akan melakukan pencegahan, untuk menghindari atau

Page 36: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

42

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

menyelesaikan masalah anemia dalam kehamilan, dan nantinya ibu hamil akan

memiliki kesadaran sendiri untuk memeriksakan kehamilannya kepada tenaga

kesehatan, sehingga apabila terjadi anemia dalam kehamilan diantaranya minimnya

pengetahuan tentang pentingnya pencegahan anemia dalam kehamilan tersebut

dapat ditangani secara dini dan tepat oleh tenaga kesehatan (Ratika, 2019).

2.11 Keaslian Penulisan

Tabel 2. 2 Keaslian Penulisan

No Judul Karya Ilmiah

dan Penulis

Metode Jenis

Penelitian

Hasil

1. Hubungan Pengetahuan

dan Sikap Ibu Hamil

Trimester III

dalam Konsumsi Tablet

Fe dengan Terjadinya

Anemia di BPM Mardiani

Ilyas Aceh

Tahun 2018 (Putri, 2019)

D: Cross sectional

S: Total sampling

V:

Independen:

Pengetahuan, sikap

Dependen: Anemia

I: Kuesioner dan

catatan data

A: Chi square

Survey analitik

cross sectional

Ada hubungan pengetahuan

ibu hamil trimester III dengan

terjadinya anemia, nilai

probabilitasnya 0,000 < 0,05.

Ada hubungan sikap Ibu hamil

trimester III dengan terjadinya

anemia, nilai probabilitasnya

0,000 < 0,05. Pengetahuan ibu

kurang karena ibu merasa

bahwa pengetahuan itu hanya

didapat dijenjang pendidikan

saja sehingga ibu memiliki

pengetahuannya terbatas, pada

kenyataannya pengetahuan

tidak hanya didapatkan dari

jenjang pendidikan saja

2. Hubungan Pengetahuan

Ibu Hamil Tentang

Anemia dengan

Kepatuhan

Mengkonsumsi Tablet Fe

di Wilayah Puskesmas Ri

Karya Wanita Pekanbaru

(Wulandini and Triska,

2020)

D: Cross sectional

S: Random sampling

V:

Independen:

Pengetahuan

Dependen: Kepatuhan

I: Kuesioner

A: Chi square

Korelation 56,1% responden

berpengetahuan buruk dan

terdapat 50% responden patuh.

Uji statistik menggunakan uji

chi-square didapatkan p-

Value= 0,181 (p>0,05).

3. Hubungan Pengetahuan

Ibu Hamil tentang Tablet

Fe dengan Kejadian

Anemia (Eza Fitria,

2018)

D: Cross sectional

S: Total sampling

V:

Independen:

Pengetahuan

Dependen: Anemia

I: Kuesioner

A: Chi square

Analitik

pendekatan

cross sectional

30 responden tergolong

kurang berpengetahuan

(36,7%) dan lebih dari

setengah ibu hamil (63,3%)

menderita anemia. Hasil

analisis bivariate dengan

tingkat kepercayaan 0,05

menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan

Page 37: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

43

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

No Judul Karya Ilmiah

dan Penulis

Metode Jenis

Penelitian

Hasil

antara adanya Pengetahuan

Tentang Tablet Fe Hamil

dengan Anemia Genesis

dimana nilai p = 0,002 (p =

<0,05)

4. Hubungan Antara

Pengetahuan, Status Gizi

dan Kepatuhan

Mengkonsumsi Tablet Fe

Dengan Kejadian Anemia

Pada Ibu Hamiltrimester

III di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas

Salagedang Kabupaten

Majalengka Tahun 2016

(Laelasari and Natalia,

2016)

D: Cross sectional

S: Total sampling

V:

Independen:

Pengetahuan, Status

Gizi, Kepatuhan

Dependen: Anemia

I: Kuesioner

A: Chi square

Cross sectional Ada hubungan antara

pengetahuan dengan kejadian

anemia pada ibu hamil

trimester III (p=0,037). Tidak

ada hubungan antara status

gizi dengan kejadian anemia

pada ibu hamil trimester III

(p=0,065). Ada hubungan

antara kepatuhan

mengkonsumsi tablet Fe

dengan kejadian anemia pada

ibu hamil trimester III di

wilayah kerja UPTD

Puskesmas Salagedang

Kabupaten Majalengka Tahun

2016, dengan nilai p=0,013

5. Prevalence and Factors

Associated with

Anemia among Pregnant

Women Attending

Antenatal Clinic at

St. Paul’s Hospital

Millennium Medical

College,

Addis Ababa, Ethiopia

(Gebreweld and Tsegaye,

2018)

D: Cross sectional

S: Single population

proportion

V:

Independen:

Prevalensi, Faktor

terkait anemia

Dependen: Anemia

I: Kuesioner

A: Binary logistic

regression analysis

Cross sectional Prevalensi anemia ditemukan

11,6% (95% CI; 7,8% -

14,8%). Wanita hamil di

kedua [AOR (95% CI), 6.72

(1,17-38,45), dan P = 0,03]

dan trimester ketiga [AOR

(95% CI), 8,31 (1,24-55,45),

dan P = 0,029] lebih

cenderung menjadi anemia

ketika dibandingkan dengan

wanita hamil di trimester

pertama. Wanita hamil yang

tidak menerima suplementasi

zat besi / asam folat [AOR

(95% CI), 4.03 (1.49-10.92),

dan P = 0.01] lebih mungkin

mengalami anemia jika

dibandingkan dengan wanita

hamil yang menggunakan

suplemen.

Gestasional usia (trimester)

dan suplementasi zat besi /

asam folat secara statistik

berhubungan dengan anemia.

6. Hubungan Keteraturan

Kunjungan Antenatal

Care dan Kepatuhan

Konsumsi Tablet Fe

D: Case Control

S: Simple Random

Sampling

V:

Observasional

analitik

Terdapat hubungan antara

keteraturan kunjungan

Antenatal Care (ANC)

(p=0,001; OR=4) dan

Page 38: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

44

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

No Judul Karya Ilmiah

dan Penulis

Metode Jenis

Penelitian

Hasil

dengan Kejadian

Anemia pada Ibu

Hamil Trimester III di

Kecamatan Maron

Probolinggo

(Nurmasari and

Sumarmi, 2019)

Independen: ANC,

Kepatuhan

Konsumsi Tablet Fe

Dependen: Anemia

I: Kuesionoer

A: Uji Chi Square

kepatuhan konsumsi tablet

Fe (p=0,001; OR=3,46)

dengan kejadian anemia.

Ibu hamil yang tidak teratur

melakukan kunjungan ANC

memiliki risiko 4 kali lebih

besar untuk mengalami

anemia, sedangkan ibu

hamil yang tidak patuh

mengonsumsi tablet Fe

berisiko 3,46 kali lebih

besar untuk mengalami

anemia.

7. Hubungan Frekuensi

Antenatal Care dengan

Kejadian Anemia Pada

Ibu Hamil Trimester III

Di RSUD Nganjuk

Tahun 2017 (Antono,

2017)

D: Case Control

S: Dispropotionate

stratified random

sampling

V:

Independen: ANC

Dependen: Anemia

I: Kuesionoer

A: Uji Chi Square

Survey

analitik

pendekatan

retrospective

Terdapat hubungan

frekuensi Antenatal Care

dengan kejadian Anemia

pada ibu hamil Trimester

III.

8. Hubungan Kepatuhan

Minum Tablet Fe Pada

Ibu Primigravida

Dengan Kejadian

Anemia Di Puskesmas

Tegalrejo Tahun 2016

(VARINA and

Suharni, 2016)

D: Cross sectional

S: Non Probability

Sampling

V:

Independen:

Kepatuhan Minum

Tablet Fe

Dependen: Anemia

I: Kuesionoer

A: Kendall Tau

Observasional

analitik

Data dikumpulkan secara

langsung dari responden

sebanyak 52 responden

selama 8 hari dengan

menggunakan kuesioner

kepatuhan yang telah diuji

validitas dengan korelasi

produk moment dan

reliabilitas dengan nilai

koefesien alpha 0,396. Dan

pemeriksaan Hb secara

langsung terhadap

responden. Dari hasil

analisis didapatkan bahwa

nilai significancy p sebesar

0,027 karena nilai p < 0,05

sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara

kepatuhan minum tablet Fe

pada ibu primigravida

dengan kejadian anemia di

Puskesmas Tegalrejo. Nilai

Page 39: BAB 2 TUJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan

45

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH

No Judul Karya Ilmiah

dan Penulis

Metode Jenis

Penelitian

Hasil

koefesien korelasi sebesar

0,294 yang bermakna

rendah

9. Hubungan Kepatuhan

Mengkonsumsi Tablet

Fe Dengan Kejadian

Anemia Pada Ibu

Hamil Trimester III Di

Puskesmas Mlati 1

Sleman Yogyakarta

(Septadara, 2017)

D: Cross sectional

S: Purposive

Sampling

V:

Independen:

Kepatuhan Minum

Tablet Fe

Dependen: Anemia

I: Kuesionoer

A: Uji Chi Square

Analitik

korelational

Ibu hamil yang patuh

mengkonsumsi tablet Fe

sebanyak 24 responden

(55,8%) dan ibu hamil yang

tidak patuh sebanyak 19

responden (44,2%),

sedangkan ibu hamil yang

mengalami anemia

sebanyak 26 responden

(60,5%), ibu hamil yang

mengalami tidak anemia

sebanyak 17 responden

(39,5%). Hasil uji statistik

chi square nilai p value =

0,001 dengan p value <

0,05. Maka ada hubungan

kepatuhan mengkonsumsi

tablet Fe dengan kejadian

anemia pada ibu hamil

trimester III di Puskesmas

Mlati 1 Sleman

Yogyakarta.

10. Hubungan Kepatuhan

Mengonsumsi Tablet

Fe Dan Keteraturan

Kunjungan ANC

Dengan Kejadian

Anemia Pada Ibu

Hamil (Dolang, 2020)

D: Cross sectional

S: Total Sampling

V:

Independen:

Kepatuhan Minum

Tablet Fe, ANC

Dependen: Anemia

I: Kuesionoer

A: Yates Correction

dan Fisher Exact

Test

Analitik

observasional

Cross

sectional

Terdapat hubungan antara

partisipasi dalam

mengkonsumsi Fe

tablet (p = 0,000) dan

keteraturan kunjungan

ANC (p = 0,021) dengan

kejadian

anemia pada ibu hamil di

Puskesmas Passo Kota

Ambon

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa ada/tidak adanya hubungan frekuensi

ANC, kepatuhan konsumsi tablet Fe, dan pengetahuan ibu hamil dengan kejadian

anemia pada ibu hamil.