konsep pendidikan islam (studi pemikiran...

120
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN MOHAMMAD NATSIR DAN HASAN LANGGULUNG) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh ACHMAD DEDI SETIADI 111-12-080 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

Upload: trinhdung

Post on 12-Mar-2019

253 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

(STUDI PEMIKIRAN MOHAMMAD NATSIR DAN

HASAN LANGGULUNG)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

ACHMAD DEDI SETIADI

111-12-080

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

Page 2: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa
Page 3: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Dr. phil. Asfa Widiyanto, M.Ag., M.A.

Dosen IAIN Salatiga

Persetujuan Pembimbing

Lamp. : 4 Eksemplar

Hal : Naskah Skripsi

Saudara : Achmad Dedi Setiadi

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini

kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa:

Nama : Achmad Dedi Setiadi

NIM : 111-12-080

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN

MOHAMMAD NATSIR DAN HASAN

LANGGULUNG)

Dengan ini kami mohon skripsi mahasiswa tersebut di atas supaya segera

dimunaqosyahkan.

Wassalamu‟alaikum Wr.Wb.

Page 4: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

Jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Telp. (0298) 6031364 Salatiga 50716

Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: [email protected]

SKRIPSI

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

(STUDI PEMIKIRAN MOHAMMAD NATSIR DAN HASAN

LANGGULUNG)

DISUSUN OLEH

ACHMAD DEDI SETIADI

NIM : 111-12-080

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan

Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga, pada tanggal 22 Maret 2017 dan telah dinyatakan memenuhi

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI.

Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa Widiyanto, M.A.

Penguji I : Rovi‟in, M.Ag.

Penguji II : Supardi, M.A.

Salatiga, 7 April 2017

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan

Suwardi, M. Pd.

NIP. 19670121 199903 1 002

7

Page 5: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Achmad Dedi Setiadi

NIM : 111-12-080

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI

PEMIKIRAN MOHAMMAD NATSIR DAN HASAN

LANGGULUNG)

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

kode etik ilmiah.

Salatiga, 7 Maret 2017

Yang menyatakan,

Achmad Dedi Setiadi

NIM. 111-12-080

Page 6: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

MOTTO

ج ف طلب العلم ف هو ف سبيل الل من خر “Barang siapa keluar untuk mencari ilmu, maka dia berada di jalan

Allah”

(HR. Tirmidzi)

Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan

Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat." (QS. Al-

Mu’minun: 29)

Page 7: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-

Nya, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Ayah dan Ibuku tercinta, Bp. Nahrowi dan Ibu Partini serta adikku

Rahma yang selalu membimbingku, menghiburku, memberikan doa,

nasihat, kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupanku.

2. Dosen Pembimbing Skripsiku, Bp. Dr. phil. Asfa Widiyanto, M.Ag.,

M.A. yang selalu memberikan pengarahan serta bimbingan dengan

penuh kesabaran selama proses skripsi ini.

3. yang telah memberikan dukungannya, ijinnya, motivasi, doa dan segala

bantuannya baik material maupun non material sehingga proses skripsi

ini dapat terselesaikan dengan lancar untuk penempuhan gelar sarjana

ini.

4. Keluarga Besar JQH AL-FURQAN IAIN Salatiga, keluarga Besar

Persaudaraan Setia Hati Terate, Pondok Pesantren Al-Gufron

Kecandran Salatiga, PAI C IAIN Salatiga, PMII KOMSAT Salatiga,

BADKO TPQ Kec. Bawen, keluarga Besar Madrasah Darussalamah

Harjosari Bawen, keluarga besar SD Harjosari 01 dan KKG PAI SD

Kec. Bawen yang telah memberikan dukungannya, motivasi dan

doannya sehingga proses penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai.

5. Keluarga Besar Tim KKN Posko 55 IAIN SALATIGA 2016, Wisnu,

Willy, Bu Ani, Dini, Maria, Bu Novi serta Makibao Futsal Club, Tri,

Muhaimin, Adit, Didik, Dona, Nawir, Adri, Andre, Dita, Senthe,

Wawan, Nyoz, Apit, Fahrurozi, Arafat, Black, Randika, Shokib, Sigit,

Ula, Soma, yang selalu menghibur dan memberikan doa serta

motivasinya dalam menempuh gelar sarjana ini.

6. Sahabat-sahabatku, Ika Ervinilia, Tri Hartono, Mubin, Topikin, Datul,

Noviana, Rahma, Putri, Raden Sholikin, Ida Afwa, yang selalu

memberikan dukungan, semangat, motivasi, dan doanya dalam

menempuh gelar sarjana ini.

Page 8: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

KATA PENGANTAR

الرحيم م الل الرحن بس Alhamdulillahirobbil„alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya telah memberikan kekuatan, petunjuk,

dan perlindungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul Konsep Pendidikan Islam (Studi Pemikiran Mohammad Natsir dan

Hasan Langgulung). Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada nabi

Muhammad SAW, keluarganya, dan para sahabatnya.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan di dalamnya. Selain itu, penulis juga

banyak memperoleh bantuan, bimbingan, pengarahan, dan motivasi dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati,

penulis mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

4. Bapak Dr. phil. Asfa Widiyanto, M.Ag., M.A., selaku Dosen Pembimbing

Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Bapak Mohammad Ali Zamroni, M.A., selaku Dosen Pembimbing

Akademik.

6. Kedua orang tuaku dan adikku yang telah memberikan doa, motivasi, serta

dukungan moril dan materil kepada penulis.

7. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membuka cakrawala keilmuan

di bidang pendidikan kepada penulis.

8. Staf Perpustakaan IAIN Salatiga memberikan ruang ilmu akademik sebagai

sumber pengetahuan penulis.

Page 9: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

9. Keluarga Besar JQH Al-Furqan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu

dan pengalaman keorganisasian kepada penulis.

10. Keluarga besar SD Harjosari 01 dan KKG PAI SD Kec. Bawen yang telah

memberikan dukungan dan doanya demi kelancaran terselesaikannya skripsi

ini.

11. Keluarga Besar Persaudaraan Setia Hati Terate, Pondok Pesantren Al-Gufron

Kecandran Salatiga, PAI C IAIN Salatiga, PMII KOMSAT Salatiga, BADKO

TPQ Kec. Bawen, Keluarga Besar Madrasah Darussalamah Harjosari Bawen,

rekan-rekan ORETU Harjosari Bawen, PAI C IAIN Salatiga, PMII Salatiga,

Makibao Futsal Club yang telah melukis begitu banyak kenangan kepada

penulis.

12. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2012 IAIN Salatiga Ika Ervinilia, Tri

Hartono, Mubin, Topikin, Datul, dan lainnya yang selalu memberikan

semangat dan motivasi kepada penulis.

13. Semua pihak yang terlibat dan dengan ikhlas memberikan bantuan dalam

penyusunan skripsi ini.

Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa

berdoa kepada Allah SWT, semoga amal kebaikan yang tercurahkan diridhoi oleh

Allah SWT dengan mendapatkan balasan yang berlipat ganda.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca. Dengan keterbatasan dan

kemampuan, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Salatiga, 7 Maret 2017

Penulis

Achmad Dedi Setiadi

NIM. 111-12-111

Page 10: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

ABSTRAK

Setiadi, Achmad Dedi. 2017. Konsep Pendidikan Islam (Studi Pemikiran

Mohammad Natsir dan Hasan Langgulung). Skripsi. Jurusan Pendidikan

Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama

Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. phil. Asfa Widiyanto, M.Ag.,

M.A.

Kata kunci: pendidikan Islam, tujuan, kurikulum, metode.

Tujuan penelitian dala skripsi ini ada tiga hal, yaitu : (1) Bagaimana

konsep pendidikan Islam Mohammad Natsir?, (2) Bagaimana konsep pendidikan

Islam Hasan Langgulung?, (3) Apa saja persamaan dan perbedaan antara konsep

pendidikan Islam Mohammad Natsir dengan Hasan Langgulung?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan

metode library research. Karena penelitian di sini adalah kajian pustaka atau

literer, maka penulis dalam mengkaji konsep pendidikan Islam pemikiran

Mohammad Natsir dan Hasan Langgulung dengan menggunakan buku-buku

karya kedua tokoh tersebut maupun buku-buku karya orang lain yang

menceritakan pemikiran pendidikan Islam kedua tokoh tersebut.

Dalam penelitian ini, fokus penelitian konsep pendidikan Islam yang

diteliti yaitu pada tujuan pendidikan Islam, kurikulum pendidikan Islam serta

metode pendidikan yang digunakan. Hasil temuan penulis dalam penelitian ini

adalah bahwa Mohammad Natsir dan Hasan Langgulung memiliki persamaan

dalam tujuan pendidikan Islam dimana mendekatkan diri kepada Allah merupakan

tujuan tertinggi dalam pendidikan Islam.

Selain itu, bentuk kurikulum yang digagas kedua tokoh tersebut memiliki

persamaan yaitu agar adanya integrasi ilmu agama dan ilmu umum. Akan tetapi,

perbedaannya ialah konsep integrasi dari Hasan Langgulung tidak hanya sebatas

materi saja, juga berikut komponen kurikulum secara lengkap. Perbedaannya juga

terlihat pada metode yang digunakan. Natsir menekankan pentingnya kompetensi

seorang guru dalam upayanya mencapai tujuan pendidikan Islam yang dicita-

citakan.

Page 11: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

LEMBAR BERLOGO .......................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ v

MOTTO ................................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN. ................................................................................................ vii

KATA PENGANTA ...........................................................................................viii

ABSTRAK ............................................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B.Rumusan Masalah ....................................................................................... 7

C.Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7

D.Kegunaan Penelitian .................................................................................... 8

E.Metode Penelitian ........................................................................................ 9

F.Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 9

G.Penegasan Istilah ......................................................................................... 12

H.Sistematika Penulisan .................................................................................. 15

Page 12: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

BAB II BIOGRAFI MOHAMMAD NATSIR DAN HASAN LANGGULUNG

A.Biografi Mohammad Natsir .............................................................................. 17

1.Latar Belakang Keluarga Mohammad Natsir .............................................. 17

2.Riwayat Pendidikan Mohammad Natsir ...................................................... 19

3.Karir Politik Mohammad Natsir .................................................................. 21

4.Karya IlmiahMohammad Natsir .................................................................. 26

B.Biografi Hasan Langgulung .............................................................................. 28

1.Latar Belakang Hasan Langgulung .............................................................. 28

2.Riwayat Pendidikan Hasan Langgulung ...................................................... 28

3.Riwayat Karir Hasan Langgulung ................................................................ 30

4.Karya Ilmiah Hasan Langgulung ................................................................. 32

BAB III GAMBARAN UMUM KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

MOHAMMAD NATSIR DAN HASAN LANGGULUNG

A.Konsep Pendidikan Islam Mohammad Natsir ................................................... 33

1.Tujuan Pendidikan Islam ............................................................................. 33

2.Kurikulum Pendidikan Islam ....................................................................... 45

3.Metode Pendidikan Islam ............................................................................. 51

B.Konsep Pendidikan Islam Hasan Langgulung ................................................... 56

1.Tujuan Pendidikan Islam ............................................................................. 56

2.Kurikulum Pendidikan Islam ....................................................................... 65

3.Metode Pendidikan Islam ............................................................................. 72

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

MOHAMMAD NATSIR DAN HASAN LANGGULUNG

A.Perbandingan pada Aspek Tujuan Pendidikan Islam Menurut

Mohammad Natsir dan Hasan Langgulung ............................................... 78

Page 13: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

B.Perbandingan pada Aspek Kurikulum Pendidikan Islam Menurut

Mohammad Natsir dan Hasan Langgulung ............................................... 83

C.Perbandingan pada Aspek Metode Pendidikan Islam Menurut

Mohammad Natsir dan Hasan Langgulung ............................................... 89

BAB V PENUTUP

Kesimpulan ..................................................................................................... 93

Saran ................................................................................................................ 95

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 97

Page 14: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

DAFTAR LAMPIRAN

1. Riwayat Hidup Penulis

2. Daftar Nilai SKK

3. Nota Pembimbing Skripsi

4. Lembar Konsultasi

5. Pernyataan Publikasi Skripsi

Page 15: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan ialah suatu pembinaan jasmani dan rohani yang menuju

kepada kesempurnaan dan lengkapnya sifat – sifat kemanusiaan dalam arti

yang sesungguhnya (Natsir,1954:85). Dalam setiap perkembangan hidup

manusia, pendidikan memiliki peranan penting untuk tujuan utamanya

yaitu untuk mencapai kesempurnaan sifat kemanusiaan manusia itu sendiri

melalui berbagai keadaan dan cara yang pada akhirnya manusia dapat

menemukan tujuan hidupnya.

Pendidikan bertujuan untuk menimbulkan pertumbuhan yang

seimbang dari kepribadian total manusia melalui latihan spiritual,

intelektual, rasional diri, perasaan dan kepekaan tubuh manusia, oleh

karena itu pendidikan seharusnya memenuhi pertumbuhan manusia dalam

segala aspeknya : spiritual, intelektual, imaginatif, fisik, ilmiah, linguistik,

baik secara individual maupun secara kolektif dan memotivasi semua

aspek untuk mencapai kebaikan dan kesempurnaan.

Kalau kita melihat kembali pengertian pendidikan Islam maka akan

terlihat dengan jelas sesuatu yang diharapkan terwujud setelah orang

mengalami pendidikan Islam secara keseluruhan, yaitu kepribadian

Page 16: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

seseorang yang membuatnya menjadi “insan kamil” dengan pola taqwa.

Insan kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan

berkembang secara wajar dan normal karena taqwanya kepada Allah swt.

Ini mengandung arti bahwa pendidikan islam itu diharapkan menghasilkan

manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta senang dan

gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran islam dalam berhubngan

dengan Allah dan dengan manusia sesamanya, dapat mengambil manfaat

yang semakin meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup di

dunia dan di akhirat nanti.

Esensi pendidikan Islam pada hakikatnya terletak pada kriteria

iman dan komitmennya terhadap ajaran agama islam. Hal ini sejalan dan

senada dengan definisi pendidikan Islam yang disajikan oleh Ahmad D.

Marimba (1974:56) yang menyatakan bahwa “pendidikan Islam adalah

bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum – hukum ajaran Islam

menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran – ukuran Islam,”

yaitu kepribadian muslim.

Pendidikan Islam menurut Syed Ali Ashraf dan Syed Sajjad Husein

(1986:74) dapat dipahami sebagai : suatu pendidikan yang melatih jiwa

murid – murid dengan cara sebegitu rupa sehingga dalam sikap hidup

tindakan, keputusan dan pendekatan mereka terhadap segala jenis ilmu

pengetahuan, mereka dipengaruhi oleh nilai – nilai spiritual dan sangat

sadar akan nilai etis Islam. Mereka dilatih dan mentalnya menjadi begitu

disiplin sehingga mereka ingin mendapatkan ilmu pengetahuan bukan

Page 17: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

semata-mata untuk memuaskan rasa ingin tahu intelektual mereka atau

hanya untuk memperoleh keuntungan materiil saja, melainkan untuk

berkembang sebagai makhluk rasional yang berbudi luhur dan melahirkan

kesejahteraan spiritual, moral dan fisik bagi keluarga, bangsa dan seluruh

umat manusia.

Berbicara tentang pendidikan Islam, pastilah berbicara tentang

konsep pendidikannya. Konsep-konsep pendidikan Islam yang ada saat ini

terutama di Indonesia tidak lepas dari konsep-konsep para tokoh pemikir

pendidikan Islam Indonesia. Banyak para tokoh pemikir pendidikan Islam

di Indonesia yang menyumbangkan pemikirannya untuk kemajuan

pendidikan di negeri ini. Diantara tokoh-tokoh pendidikan Islam Indonesia

tersebut, penulis mencoba menjabarkan konsep pendidikan Islam menurut

Mohammad Natsir dan Hasan Langgulung, yang dari keduanya memiliki

persamaan dan perbedaan konsep pendidikan Islam.

Terjadinya dinamika pertumbuhan dan perkembangan pendidikan

Islam pada saat ini tidak terlepas dari kiprah para tokoh yang

menyumbangkan pemikiran dan idenya dalam membangun pendidikan

Islam di Indonesia, seperti Mohammad Natsir dan Hasan Langgulung dua

tokoh yangmempunyai reputasi yang sangat besar dalam mengembangkan

dunia pendidikan Islam di Indonesia, pandangan yang luas dan wawasan

yang dalam terhadap ajaran Islam mempengaruhi pemikiran kedua tokoh

dalam memandang persoalan pendidikan Islam. Oleh karena itu sejumlah

Page 18: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

ide dan pemikiran muncul dari kedua tokoh dalam menata sistem

pendidikan yang sesuai dengan ajaran Islam.

Mohammad Natsir yang selain dikenal sebagai pejuang

kemerdekaan, beliau merupakan tokoh politisi muslim yang sudah terkenal

di masyarakat luas karena kiprah politiknya yang tidak hanya di dalam

negeri saja, tetapi dunia juga mengenal tokoh Indonesia ini. Beliau juga

termasuk tokoh pemikir muslim di Indonesia yang sudah banyak

menuangkan pemikiran-pemikirannya dalam beberapa karyanya terutama

dalam bidang pendidikan Islam di Indonesia.

Sedangkan Hasan Langgulung merupakan tokoh pemikir

pendidikan Islam yang sudah melalang buana dalam dunia pendidikan

tidak hanya di Indonesia, bahkan hingga mancanegara. Dari

pengalamannya tersebut melahirkan beberapa rumusan mengenai konsep

pendidikan Islam.

Suatu rumusan konsep pendidikan maupun tujuannya harus

mempunyai subyektifitas dari yang merumuskannya, artinya setiap

pemikiran dari seorang tokoh pasti menggambarkan tokoh tersebut,

contohnya seperti tokoh pemikir pendidikan Islam yang seringkali

mengaitkan tujuan suatu pendidikan dengan kebahagiaan yang abadi

setelah kehidupan dunia, yakni kebahagiaan di akhirat. Sedangkan jika

dilihat dari pendidikan umum, biasanya hanya berorientasi pada masalah

Page 19: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

kehidupan dunia, seperti pekerjaan yang akan didapat setelah

menyelesaikan pendidikan.

Berdasarkan uraian diatas yang merupakan gambaran untuk

memperoleh hasil pembelajaran yang lebih baik lagi mengenai konsep

pendidikan Islam, maka penulis tertarik untuk membahas masalah ini

dalam sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi yang berjudul “KONSEP

PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN MOHAMMAD

NATSIR DAN HASAN LANGGULUNG)”

B. Rumusan Masalah

Pembahasan kajian dalam skripsi ini untuk terfokus hanya kepada

pembahasan tentang konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Natsir dan

Hasan Langgulung yang meliputi tujuan, kurikulum dan metode pendidikan.

Dari latar belakang dan pembatasan masalah di atas, penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa Konsep Pendidikan Islam Mohammad Natsir?

2. Apa Konsep Pendidikan Islam Hasan Langgulung?

3. Apa Persamaan dan Perbedaan Konsep Pendidikan antara M. Natsir dan

Hasan Langgulung?

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian tentu memiliki tujuan dan kegunaan, maka tujuan

penelitian ini adalah :

Page 20: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

1. Untuk mendeskripsikan Konsep Pendidikan Islam Mohammad Natsir.

2. Untuk mendeskripsikan Konsep Pendidikan Islam Hasan Langgulung.

3. Untuk mendeskripsikan Persamaan dan Perbedaan Konsep Pendidikan

antara M. Natsir dan Hasan Langgulung.

D. Kegunaan Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan nantinya akan memberi manfaat, adapun

manfaatnya sebagai berikut:

1. Secara teoritis

a. Memberi kejelasan secara teoritis tentang konsep pendidikan

Islam dari Mohammad Natsir dan Hasan Langgulung.

b. Menambah dan memperkaya keilmuan di dunia pendidikan Islam.

c. Memberi sumbangan data ilmiah di bidang pendidikan bagi

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Pendidikan Agama Islam

di IAIN Salatiga.

d. Memberikan manfaat dan menambah khasanah keilmuan

terutama dalam memahami kajian keislaman serta dapat

digunakan untuk menambah literatur bagi khazanah ilmiah dunia

pendidikan.

2. Secara praktis

a. Menambah wawasan bagi penulis dalam mengetahui konsep

pendidikan Islam menurut Mohammad Natsir dan Hasan

Langgulung

Page 21: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

b. Memberikan manfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya

bagi penulis sendiri tentang konsep pendidikan Islam.

c. Menambah khazanah keilmuan bagi para praktisi pendidikan

dalam mengkaji konsep pendidikan Islam.

d. Memberikan manfaat bagi praktisi pendidikan untuk dapat

mengembangkan konsep pendidikan Islam yang lebih baik.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian

kepustakaan (library research), karena yg dijadikan objek kajian

adalah hasil karya tulis yang merupakan hasil pemikiran.

2. Sumber Data

a. Sumber Primer

Sumber primer disini adalah data yang penulis

ambil dari karya tulis asli dari tokoh yang dibahas

dalam penulisan sekripsi ini. Yang diantaranya adalah

sebagai berikut:

1) Mohammad Natsir, 1954, Capita Selecta, Jakarta:

Bulan Bintang

2) Mohammad Natsir, 1947, Islam dan Aqal Merdeka,

Jakarta: Media Da‟wah.

3) Mohammad Natsir, 1980, Islam Sebagai Ideologi,

Jakarta: Penyiaran Ilmu.

Page 22: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

4) Hasan Langgulung, 2004, Manusia dan Pendidikan,

Jakarta : PT. Pustaka Al Husna Baru.

5) Hasan Langgulung, 2002, Asas-asas Pendidikan Islam,

Jakarta: Al Husna Zikra.

6) Hasan Langgulung, 1988, Pendidikan Islam

Menghadapi Abad ke 21, Jakarta: PT. Pustaka Al

Husna.

b. Sumber Sekunder

Diantaranya:

1) Abudin Nata. 2005, Tokoh-Tokoh Pembaruan

Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

2) Thohir Luth. 1999, M. Natsir: Dakwah dan

Pemikirannya, Jakarta: Gema Insani Press.

3) Ramayulis dan Syamsul Nizar. 2005. Ensiklopedi

Tokoh Pendidikan Islam. Jakarta: Quantum Teaching.

4) Saidan. 2011. Perbandingan Pemikiran Pendidikan

Islam Antara Hasan Al-Banna dan Mohammad Natsir.

Kementerian Agama RI.

3. Teknik pengumpulan data

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library

Research). Penelitian ini dilakukan dengan bertumpu pada data

kepustakaan tanpa diikuti dengan uji empirik. Jadi, studi pustaka

disini adalah studi teks yang seluruh substansinya diolah secara

filosofis dan teoritis (Muhajir, 1996: 158-159).

Page 23: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Ada beberapa teknik yang bisa digunakan untuk

mengumpulkan data, satu sama lain memiliki fungsi yang berbeda.

Teknik yang peling tepat digunakan adalah yang sesuia dengan

tujuan penelitian, jenis data serta keadaan sumber informasi

penelitian. Maka dari itu, teknik yang digunakan dalam penelitian

ini adalah telaah dokumen atau telaah kepustakaan, yaitu mencari

data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, internet dan sebagainya

(Arikunto, 1992:200).

4. Analisis Data

Melihat objek penelitian nuku-nuku atau literatur, maka

penekitian inin menggunakan teknik analisa dengan cara deskriptif,

filosofis, kontekstual dan kritik

a. Metode Analisa Content atau isi. Analisis isi merupakan

analisis ilmiah tentang isi pesan suatu komunikasi (Noeng

Muhadjir, 1992:76). Menurut Burhan Bungin, analisis isi

adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi

(proses penarikan kesimpulan berdasarkan pertimbangan

yang dibuat sebelumnya atau pertimbangan umum;

simpulan) yang dapat ditiru (Replicabel), dan sahih data

dengan memperhatikan konteksnya (Bungin, 2001: 172-

173).

Page 24: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

b. Metode Analisa Historis, dengan metode ini penulis

bermaksud untuk menggambarkan sejarah biografis

Muhammad Natsir yang meliputi riwayat hidup,

pendidikan, karir politik, serta karyakaryanya (Bakker,

1990: 70).

c. Metode analisa deskriptif, yaitu suatu metode yang

menguraikan secara teratur seluruh konsepsi dari tokoh

yang dibahas dengan lengkap tetapi ketat (Sidarto, 1997:

100).

F. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekaburan dalam penafsiran

judul, maka perlu dikemukakan maksud dari kata-kata dan istilah yang dipakai

dala judul skripsi ini agar dapat dipahami secara konkrit dan lebih oprasional.

Adapun batasan istilah tersebut adalah :

1) Konsep

Konsep berarti “rancangan, ide atau pengertian diabstraksikan dari

peristiwa konkrit (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

1998:205).

2) Pendidikan Islam

Pendidikan Islam ialah: “segala usaha untuk memelihara dan

mengembangkan fitrah manusia serta sumberdaya insani yang ada

Page 25: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil)

sesuai dengan norma Islam” (Achmadi, 1992:20).

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini penulis mencoba menggali dan memahami

beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk membandingkan,

dan menambah wawasan dalam menyusun skripsi ini. Ada beberapa skripsi

yang membahas mengenai konsep pendidikan dari Mohammad Natsir dan

Hasan Langgulung.

Penelitian yang terkait dengan pemikiran pendidikan Mohammad Natsir

telah banyak dilakukan, penelitian-penelitian tersebut nantinya juga akan

penulis gunakan sebagai sumber penulisan skripsi ini.

Dalam penelitian yang ditulis oleh saudara Mahfur yang berjudul

“Konsep Pendidikan Islam Menurut Mohammad Natsir” dapat disimpulkan

bahwa pendidikan harus dapat membawa manusia mencapai tujuan hidupnya,

yaitu menghambakan diri kepada Allah. Pendidikan Islam harus berlandaskan

ketauhidan kepada Allah serta memiliki akhlakul karimah sebagai karakter

Pendidikan Islam.

Dalam penelitian yang ditulis oleh saudara Al-Juhra yang berjudul

“Konsep Pendidikan Islam di Indonesia Menurut Muhammad Natsir” dapat

disimpulkan bahwa pendidikan integralistik yang dikemukakan oleh

Muhammad Natsir adalah berdasarkan tauhid dan untuk menjadikan manusia

yang mengabdi kepada Allah yang dalam arti yang seluas-luasnya dengan

Page 26: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

misi kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Konsep yang dipegang adalah

bahwa kemajuan yang ingin dicapai dalam pendidikan Islam tidaklah diukur

dengan penguasaan atau supremasi atas segala kepentingan duniawi saja,

akan tetapi juga melihat sampai dimana kehidupan duniawi memberikan aset

untuk kehidupan di akhirat kelak.

Hidayatul Muslimah dalam skripsinya yang berjudul “Muhammad

Natsir dan Pemikirannya tentang Demokrasi” mengemukakan tentang

demokrasi theistik yang dibangun oleh Natsir atas dasar konsep ijtihad, syura,

dan ijma‟, ketiga konsep tersebut menurutnya dapat diwujudkan ke dalam

bentuk parlemen yang anggotanya dipilih oleh seluruh rakyat. Skripsi yang

ditulis oleh Muhammad Mukafi yang berjudul “KONSEP PENDIDIKAN

INTEGRAL (Studi Terhadap pemikiran Muhammad Natsir dan Muhammad

Iqbal)” mengemukakan bahwa pendidikan itegral adalah model pendidikan

yang memadukan antara pendidikan umum dan pendidikan agama. Dengan

pendidikan integral tercipta anak didik yang mementingkan rohani dan

jasmani.

Sedangkan penelitian-penelitian yang mengulas tentang pemikiran

Hasan Langgulung diantaranya adalah skripsi yang ditulis oleh Taufiq yang

berjudul “PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT HASAN

LANGGULUNG DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI”. Dalam skripsi

tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan potensi, masalah belajar,

dan pembinaan mental merupakan gejala-gejala dalam proses pendidikan,

khususnya pendidikan Islam, untuk membentuk individu yang sempurna,

Page 27: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

salah satunya dengan bebas berekspresi dalam mengaktualisasikan segala

potensi yang dimiliki, yang tentunya tidak terlepas dari nilai-nilai Islam.

Kemudian skripsi yang ditulis oleh Maya Yuningsih yang berjudul

“KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUT HASAN

LANGGULUNG (TELAAH ISLAMISASI ILMU)”. Dalam skripsi tersebut

penulis menyimpulkan bahwa pelaksanaan Islamisasi ilmu menurut Hasan

Langgulung yaitu dengan cara merumuskan konsep kurikulum, komponen

kurikulum, prinsip kurikulum, jenis dan jenjang kurikulum dalam pendidikan

Islam.

Penelitian yang lain yaitu skripsi yang ditulis oleh Trisno yang

berjudul “GURU AGAMA DALAM PERSPEKTIF HASAN

LANGGULUNG”. Dalam skripsi ini penulis menyimpulkan bahwa guru

harus profesional, mempunyai amanat dari kedua orang tua peserta didik dan

kewajiban yang sama dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kemudian tesis

yang berjudul “KONSEP MANUSIA DAN RELEVANSINYA DENGAN

PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG”

yang ditulis oleh saudara Amri menyimpulkan bahwa tujuan tertinggi

pendidikan Islam adalah untuk mencipta manusia sebagai „abid (penyembah

Allah) dan khalifatullah fiy al-ardh.

Demikianlah beberapa penelitian yang membahas tentang pemikiran

Muhammad Natsir dan Hasan Langgulung, meskipun beberapa penelitian

telah mengkaji tentang pendidikan Islam, tetapi belum ada penelitian yang

Page 28: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

membandingkan pemikiran kedua tokoh tersebut seperti penelitian yang

dilakukan oleh penulis.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika pembahasan dalam penulisan ini memuat 5 (lima)

bab, yang antara bab satu dengan bab berikutnya mempunyai keterkaitan

yang saling mengisi terhadap subtansi yang ada. Adapun rincian

sistematis penulisan ini sebagai berikut:

Bab I, berisi tentang pendahuluan. Merupakan uraian umum latar

belakang penelitian. Pada bab ini dibahas beberapa sub bab, yakni: latar

belakang masalah, fokus penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian

pustaka, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II, berisi tentang biografi dan setting sosial. Sesuai dengan

judul skripsi maka pembahasan pada bab ini berisi: latar belakang

keluarga, latar belakang pendidikan, karir politik dan hasil karya dari

Mohammad Natsir dan Hasan Langgulung.

Bab III, penulis menyajikan hasil penelitian tentang temuan

penelitian dan penyajian data, yaitu gambaran umum tentang konsep

pendidikan Islam yang meliputi Tujuan, Kurikulum dan Metode

Pendidikan dari Mohammad Natsir dan Hasan Langgulung yang dilakukan

peneliti guna mengumpulkan data .

Bab IV, Pada bab ini, penulis akan memaparkan analisis atas

variabel penelitian yaitu perbandingan konsep pendidikan Islam yang

Page 29: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

meliputi Tujuan, Kurikulum dan Metode Pendidikan dari Mohammad

Natsir dan Hasan Langgulung serta relevansi pemikiran tersebut.

Bab V, merupakan penutup. Pada bab ini dikemukakan tentang

kesimpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah, saran, dan kata

penutup.

Page 30: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

BAB II

BIOGRAFI MOHAMMAD NATSIR DAN HASAN LANGGULUNG

A. BIOGRAFI MOHAMMAD NATSIR

1. Latar Belakang Keluarga Mohammad Natsir

M. Natsir merupakan anak dari pasangan Mohammad Idris Sutan

Saripado dan Khadijah. Ayahnya bekerja sebagai seorang pegawai rendah

yang pernah menjadi juru tulis pada kantor kontroler di Maninjau dan sipir

penjara di Sulawesi selatan. Beliau lahir di Jembatan Berukir, Alahan

Panjang, Kabupaten Solok, Sumatra Barat, pada hari Jumat‟ 17 Jumadil

Akhir 1326 Hijriah, bertepatan dengan 17 Juli 1908 Masehi. Orang tua

M. Natsir dikaruniai empat anak yang salah satunya bernama Mohammad

Natsir dan ketiga saudara kandungnya bernama Yukinan, Rubiah dan

Yohanusun (Luth, 1999: 22).

Karena pekerjaan ayahnya, Ramayulis dan Nizar (2005:305)

menjelaskan bahwa M. Natsir sering berpindah-pindah begitu juga dengan

pendidikannya. Ia beberapa kali pindah sekolah saat menginjak sekolah di

Holland Islands School (HIS). Pada akhirnya M. Natsir lulus dari HIS

Pemerintah di Padang. Kemudian melanjutkan pendidikan MULO di Padang

juga dan AMS di Bandung. Setelah lulus M. Natsir mendirikan Lembaga

Pendidikan Islam, di sinilah ia bertemu dengan Putri Nur Nahar.

Page 31: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Lebih lanjut Thohir Luth (1999:26) menguraikan kehidupan

kehidupan keluarga M. Natsir. Beliau melangsungkan pernikahannya dengan

Putri Nur Nahar yang merupakan guru Taman Kanak-kanak Pendidikan

Islam. Mereka menikah pada tanggal 20 Oktober 1934. Pernikahan

dilaksanakan dengan sederhana saja. Tamu-tamu makan di langgar yang

terletak di depan rumah tempat pernikahan dilangsungkan.

Pertemuan Natsir dan Putri Nur Nahar sebenarnya telah berlangsung

bahkan sejak mereka bekerja di Lembaga Pendidikan Islam. Pergaulan

selama dua tahun sesama pengasuh Pendidikan Islam, menambah

perkenalan sebelumnya tatkala keduanya sama-sama aktif di JIB, telah

mengeratkan kedua insan yang sama-sama tulus mengabdikan hidupnya bagi

kemajuan umat Islam. Natsir wafat pada tanggal 6 Februari 1993, bertepatan

dengan tanggal 14 Sya‟ban 1413 H, di Rumah Sakit Cipto

Mangunkusumo, Jakarta, dalam usia 85 tahun. Berita wafatnya menjadi

berita utama diberbagai media cetak dan elektronik. Berbagai komentar

muncul, baik dari kalangan kawan seperjuangan maupun lawan

politiknya karena saat itu beliau merupakan politikus yang dikenal banyak

orang. Ada yang bersifat pro terhadap kepemimpinannya dan ada pula

yang bersifat kontra. Mantan Perdana Menteri Jepang yang diwakili oleh

Nakadjima, menyampaikan bela sungkawa atas kepergian Natsir dengan

ungkapan, “Berita wafatnya Natsir terasa lebih dahsyat dari jatuhnya bom

atom di Hirosima” (Luth, 1999: 26).

Page 32: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

2. Riwayat Pendidikan Mohammad Natsir

Usia delapan tahun M. Natsir memasuki sekolah formal di tempat

ayahnya bertugas sehari-hari yaitu sebuah sekolah yang didirikan Belanda

yang bernama Hollands Islands School (HIS) yang diperuntukkan bagi anak

demang atau anak pegawai pemerintahan saat itu. Beruntung M. Natsir dapat

diterima di sekolah itu sekalipun ia anak pegawai rendahan. Hanya saja ia

tidak sampai selesai ataupun sampai menamatkan pendidikannya di sekolah

tersebut, sebab tidak lama sesudah itu ia pindah lagi bersama ayahnya ke

Kota Padang dan kemudian bersekolah di HIS Adabiah Padang (Saidan,

2011:141).

Selama lima bulan pertama di Padang, ia melewati kehidupan dengan

perjuangan berat. Ia memasak nasi, mencuci pakaian sendiri, dan mencari

kayu bakar di pantai. Kehidupan yang berat tersebut dilalui dengan senang

hati. Keadaan ini melatih kemandirian M. Natsir dalam menjalani kehidupan.

Kemudian ia dipindahkan ke HIS Pemerintah di Solok oleh ayahnya setelah

beberapa bulan sekolah di Padang. Ia langsung duduk di kelas yang dianggap

prioritas atas pertimbangan kepintarannya. Di Solok inilah ia pertama kali

belajar bahasa Arab dan mempelajari hukum fikih kepada Tuanku Mudo

Amin yang dilakukannya pada sore hari di Madrasah Diniyah dan mengaji

Al-Qur‟an pada malam harinya (Luth, 1999: 22).

Saidan (2011:143) menjelaskan bahwa setelah menamatkan

pendidikan di HIS Pemerintah kota Padang, Mohammad Natsir melanjutkan

Page 33: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

pendidikannya ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) – setingkat

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama(SMP) - sampai tamat. Kemudian setelah

mengantongi ijazah dengan nilai yang cukup memuaskan, ia melanjutkan

pendidikan ke Algememe Midelbare School (AMS) di Bandung. Di kota

bandung inilah bermula sejarah panjang ia alami karena ia bertemu dengan

sorang tokoh yang cukup terkenal saat itu bernama Ahmad Hasan pendiri

Persis yang oleh M. Natsir sendiri mengakui bahwa, ia banyak terpengaruh

dengan pemikiran tokoh ini.

Dalam usia 22 tahun, Mohammad Natsir telah memperoleh ijazah

AMS yang sudah memungkinkannya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi,

apalagi dengan nilai yang cukup tinggi. Ia telah mendapatkan kesempatan

untuk mendapat beasiswa, akan tetapi ditolaknya tawaran tersebut. Bekerja

sebagai guru yang mengajar di salah satu MULO yang ada di Bandung

menjadi pilihannya saati itu. Profesi sebagai guru ia tekuni selama bertahun-

tahun, bahkan melalui kiprahnya sebagai guru itu ia dapat menyalurkan

pemikirannya yang selama ini terpendam dalam dirinya, yaitu keinginan

untuk mengintegrasikan ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu umum, karena

pengajaran agama di sekolah-sekolah umum saat itu sungguh sangat sedikit

bahkan kurang dapat perhatian (Saidan, 2011).

Saidan (2011) juga mengutip pernyataan Mohammad Natsir seperti

yang tertera dalam karyanya “Politik Melalui Jalur Dakwah”, tokoh yang

ditengarai dan dikenal sebagai integrator Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) ini bertutur :

Page 34: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

“Saya mulai mengajar di sekolah MULO. Salah satu muridnya ialah

Dahlan Djambek yang belakangan terlibat PRRI. Saya mengajar

karena terdorong untuk mengajar agama. Tidak dikasih gaji apa-apa.

Saya juga mengajar kursus pegawai kereta api. Bentuk pengajarannya

sistem diskusi. Ketika saya melihat sekolah-sekolah kita sama sekali

kosong dari pengajaran agama, saya berniat membentuk pendidikan

modern yang sejalan dengan pendidikan agama. Kemudian saya

dirikan sekolah pendidikan Islam (Pendis). Dengan gaya

Muhammadiyah, tidak begitu beda. Cuma kami lebih praktis.

Misalnya, waktu itu, kami mempelopori sholat jum‟at di sekolah. Juga

mengajarkan kesenian untuk menghaluskan perasaan. Saya yang

mengajar main bola, tapi, ya tidak gila-gilaan. Yang mengajar punya

motivasi perjuangan.”

3. Karir Politik Mohammad Natsir

Mohammad Natsir mulai aktif dibidang politik dengan melibatkan diri

sebagai anggota Persatuan Islam Indonesia (PII) cabang Bandung. Pada tahun

1940-1942, Natsir menjabat ketua PII, dan pada tahun 1942-1945, ia

merangkap jabatan sebagai Kepala Biro Pendidikan Kota Jakarta yang

merupakan Perguruan Tinggi Islam pertama yang berdiri paska kemerdekaan.

Karir politik Natsir pasca kemerdekaan diawali sebagai anggota Komite

Nasional Indonesia Pusat (KNIP), yang berlangsung dari tahun 1945-1946.

Kemudian menjadi Menteri Penerangan Republik Indonesia pada cabinet

Syahrir ke-1 dan ke-2 serta cabinet Hatta ke-1. Dari tahun 1949 sampai 1958

ia diangkat menjadi ketua Masyumi, hingga partai ini dibubarkan.

Puncak karir Natsir dalam bidang politik terjadi ketika Natsir diangkat

sebagai Perdana Menteri Republik Indonesia (1950-1951). Dalam

Pemilihan Umum (Pemilu) 1955 Natsir terpelih menjadi anggota Dewan

Page 35: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Perwakilan Rakyat (DPR), dan dari tahun 1956-1957, ia menjadi anggota

Konstituante Republik Indonesia (Nata, 2005: 77).

Sebagai pemimpin politik Islam, M Natsir telah memberikan

seluruh tenaga dan fikirannya bagi kepentingan seluruh umat Islam di

Indonesia pada khususnya dan pada seluruh rakyat Indonesia pada

umumnya. Dengan munculnya pemikiran untuk menyatukan masing-masing

Negara bagian untuk bersatu kembali dalam Negara kesatuan RI. Yang

telah dibicarakan terlebih dahulu dalam Dewan Pimpinan Partai Masyumi.

Mosi Integral disampaikan M. Natsir dalam Sidang Dewan Perwakilan RIS

pada tanggal 3 April 1950. Dari mosi integral inilah kemudian lahir

proklamasi kedua yang dikumandangkan oleh Presiden Soekarno pada

tanggal 17 Agustus 1950 di Istana Merdeka, Jakarta. Dengan demikian, M.

Natsir ditunjuk sebagai pembentuk cabinet karena ia dengan Masyumi

mempunyai konsepsi untuk menyelamatkan Republik melalui konstitusi.

Bahkan, menurut A.H. Nasution, ide M. Natsir ini kemudian dijadikan

doktrin ABRI, sebab ide itu sesuai dengan doktrin tentara, yang tidak

hanya bertempur, tetapi terus menggali dukungan rakyat. Mosi integral

merupakan debut politik M. Natsir yang amat cemerlang yang sampai

sekarang Indonesia menjadi satu dan kokoh. Yang mana mosi ini dikenal

dengan “Mosi Integral M. Natsir” (Luth, 1999: 48).

Natsir tidak digunakan lagi dalam pemerintahan, bahkan partai

Masyumi yang dipimpinnya dibubarkan karena perbedan pandangan tentang

Islam dengan Soekarno, dan juga keinginan Natsir untuk menjadikan

Page 36: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Islam sebagai dasar Negara. Pada puncak konflik antara keduanya, Natsir

juga melibatkan diri dalam gerakan opososi, Pemerintahan Revolusioner

Republik Indonesia (PRRI) di Sumatra. Tokoh-tokoh ini menyatakan

bahwa pemerintahan Soekarno telah menyeleweng dari Undang-Undang

Dasar 1945, yang mengakibatkan Natsir dan kawan-kawannya ditangkap dan

dimasukkan kedalam penjara. Ketika Pemerintahan Orde Baru muncul Natsir

juga tidak diberikan tempat untuk ikut memimpin negeri ini. Beliau

tersingkir bukan karena keraguan orang terhadap kredibilitas dan

kemampuannya, akan tetapi karena masalah idiologi pula yang

menyebabkan pemerintahan Orde Baru tidak menginginkannya.

Keberaniannya mengoreksi Pemerintahan Orde Baru dan ikut

menandatangani Petisi 50 pada tanggal 5 Mei 1980, Menyebabkan M.

Natsir dicekal ke luar negeri tanpa melewati proses pengadilan.

Pencekalan ini pun terus berlangsung tanpa ada proses hukum yang jelas

dari Pemerintahan Orde Baru, dan ini berjalan hingga M.Natsir dipanggil

ke hadirat Allah SWT (Luth, 1999: 26).

Dikancah Internasional M. Natsir pada tahun 1956, bersama

Syekh Maulana Abul A‟la al-Maududi (Lahore) dan Abu Hasan an-

Nadawi (Lucknow), M. Natsir memimpin sidang Muktamar Alam

Aslamy di Damaskus. Ia juga menjabat Wakil Persiden Kongres Islam

Sedunia. Ia menerima penghargaan internasional berupa Bintang

Penghargaan dari Tunisia dan Yayasan Raja Faisal Arab Saudi (1980).

Di dunia akademik, ia menerima gelar Doctor Honoris Causa dari

Page 37: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Universitas Kebangsaan Islam Lebanon (1967) dalam bidang Sastra, dari

Universitas Kebangsaan Malaysia dan Universitas Saint Teknologi

Malaysia (1991) dalam bidang pemikiran Islam Ramayulis dan Nizar

(2005:305).

Selain telah memimpin partai Masyumi, M. Natsir juga mengikuti

organisasi PERSIS (Persatuan Islam) dan mendirikan DDII (Dewan Dakwah

Islam Indonesia).

a. PERSIS (Persatuan Islam)

Dengan mengikuti organisasi Persatuan Islam (Persis) Natsir mulai

meniti karirnya sebagai negarawan dan pejuang Islam. Dengan mendapatkan

bimbingan dari Ahamad Hasan, yaitu salah satu tokoh dari organisasi

Persatuan Islam yang sangat berpegang teguh kepada Al-Qur‟an dan sunnah,

sehingga tidak heran jika Natsir mengikuti jejak beliau untuk menegakkan

syariat Islam dari yang beliau anggap penyimpangan, seperti kurofat,

taqlid dan bid‟ah. Persis didirikan oleh Haji Zam Zam tanggal 12

September 1923 di Bandung. Pendirian Persis ini sangat terlambat jika

dibandingkan dengan gerakan-gerakan modern Islam lainnya seperti

Jami‟at Khoir (1905), Persyarikatan Ulama (1911), Muhammadiyah

(1912), Al-Irsyad (1913). Memang, pada tahun 1913, di Bandung telah

didirikan Sarekat Islam, namun usaha pengikutnya dalam aktivitas

keagamaan tidak tampak jelas, karena pada umumnya mereka para

saudagar. Dengan demikian kesadara atas keterlambatan ini merupakan

Page 38: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

salah satu pendorong untuk mendirikan organisasi ini. Awal mula ide

yang menjadi cikal bakalnya Persis ini adalah dari diskusi-diskusi tidak

resmi yang dilakukan oleh Haji Zam Zam yang belakangan nanti menjadi

tokoh berdirinya Persis. Organisasi ini mendapat bentuk yang jelas

setelah bergabungnya Ahmad Hasan dan M. Natsir di dalamnya pada

tahun 1927. Ketertarikan Muhammad Hasan dan M. Natsir pada Persis tak

lepas dari jasa atau ajakan temannya, Fahrudin al-Khaeri, untuk

menghadiri pengajian dan pengajaran yang dilakukan oleh organisasi ini

(Luth, 1999: 31-32).

b. DDII (Dewan Dakwah Islam Indonesia)

M. Natsir ternyata tidak pula sendirian dalam mewujudkan dan

mengimplementasikan pemikiran-pemikiran briliannya itu. Ia mendirikan

sebuah organisasi muslim yang juga bergerak di bidang pembinaan umat

yaitu Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII).

Di awal pemerintahan Soeharto yang lebih dikenal dengan istilah

Orde Baru, M. Natsir bersama kawan-kawan seperjuangan selalu gigih

memperjuangkan agar Masyumi kembali hidup. Oleh karena itu, berbagai

usaha dan lobi-lobi ia lakukan di tingkat tinggi, akan tetapi selalu kandas,

karena kalangan ABRI sendiri merasa keberatan. Hal itu menurut karena

keterlibatan tokoh-tokoh Masyumi dalam pemberontakan PRRI semisal M.

Natsir sendiri. Oleh karena itu, M. Natsir mencari jalan lain dengan

meninggalkan dunia politik dan beralih profesi memasuki dunia dakwah.

Page 39: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Bersama tokoh-tokoh lainnya ia mendirikan Dewan Dakwah Islamiyah

Indonesia. Melalui organisasi tersebut M. Natsir menyatukan umat Islam dan

membina umat (Saidan, 2011).

Saidan juga menambahkan bahwa lewat organisasi ini pula ia menjadi

semakin populer. Berkat organisasi muslim yang digagasnya ini ia dapat

menduduki berbagai jabatan dalam organisasi muslim tingkat dunia itu,

seperti World Muslim Congres, Rabithah „Alam Islamy, menjadi anggota

Dewan Mesjid sedunia. Bahkan memalui organisasi tersebut ia dapat

mendidik calon-calon juru dakwah dan mengirimkannya ke seluruh pelosok

tanah air Indonesia. Di samping tampil secara lngsung membina umat, ia juga

tampil membimbing umat melalui jurnalistik. Dakwah M. Natsir saat itu

dapat dibaca dalam majalah Pembela Islam, Panji Masyarakat dan lain-lain

yang terbit di zaman Orde Baru. Dengan demikian, tidaklah dianggap pujian

yang berlebihan bilamana dikatakan bahwa, M. Natsir itu termasuk

“maestro” dalam berbagai aspek terutama dalam bidang pembinaan umat.

4. Karya Ilmiah Mohammad Natsir

Meski aktif di dunia politik beliau adalah seorang cendekiawan

Muslim yang sangat produktif menulis. Baginya menulis adalah cara

yang sangat efektif untuk berjuang menegakkan kebenaran. Tulisan-

tulisan itu banyak terdapat di artikel-artikel, majalah, dan juga buku

yang terkumpul lebih dari sembilan puluh buku.

Page 40: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Dalam salah satu laporannya, Yusuf Abdullah Puar menyebutkan ada

52 judul telah ditulis M. Natsir dalam berbagai kesempatan sejak tahun 1930.

Tidak jelas apa yang dimaksud dengan 52 judul tulisan M. Natsir tersebut,

apakah itu judul yang telah dihimpun menjadi buku atau judulartikel lepas

yang berada di berbagai media massa. Kalau betul ke-25 judul itu berupa

buku yang telah tercetak, ini bisa dimengerti karena berbagai buku M.

Natsir itu isinya berupa kumpulan artikel-artikel, seperti Kapita Selekta I

dan II dan sebagainya. Akan tetapi, jika judul tersebut juga termasuk tulisan

lepas M. Natsir, menurut penulis, lebih dari itu (Luth, 1999:28).

Page 41: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

B. BIOGRAFI HASAN LANGGULUNG

1. Latar Belakang Keluarga Hasan Langgulung

Hasan Langgulung adalah seorang ilmuwan putra Indonesia yang

menekuni dunia pendidikan dan psikologi. Beliau lahir pada tanggal 16

Oktober 1934 di Rappang, sebuah bandar kecil di Sulawesi Selatan. Dalam

meniti kehidupannya, beliau berhasil membina kehidupan berumah tangga

dengan menyunting Nur Timah binti Mohammad Yunus sebagai istri. Dari

pernikahannya dikaruniai tiga orang anak yaitu: Ahmad Taufiq, Nurul Huda

dan Siti Zariah (Kholiq, dkk. 1999: 33).

Hasan Langgulung memiliki latar belakang yang luas dalam bidang

pendidikan dan psikologi. Oleh karena itu, beliau banyak menghasilkan karya

dalam bidang ini. Dari karya-karya beliau tersebut terlihat bahwa Hasan

Langgulung merupakan seorang yang kompeten dan profesional dalam

bidang ini.

2. Riwayat Pendidikan Hasan Langgulung

Jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh Hasan Langgulung

adalah sebagai berikut (Langgulung, 1985:248) :

a. Sekolah Dasar di Rappang dan Ujung Pandang.

b. Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Islam di Ujung

Pandang, 1949-1952.

c. Sekolah Guru Islam Atas di Ujung Pandang 1957-1962.

d. B.I. Inggris di Ujung Pandang, 1957-1962.

Page 42: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

e. B.A. dalam Islamic Studies dari Fakultas Dar- Al-Ulum, Cairo

University, 1957-1962.

f. Diploma of Education (General), Ein Shanas University, Cairo,

1963-1964.

g. Special-Diploma of Education (Mental-Hygene), Ein Shams

University, Cairo, 1964.

h. Diploma dalam Sastra Arab Modern dari Institute of Higher Arab

Studies, Arab League, Cairo, 1964.

i. M.A. dalam Psikologi dan Mental-Hygene, Ein Shams University,

Cairo, 1967.

j. Ph.D. dalam Psikologi, University of Georgia, Amerika Serikat,

1971.

Gelar M.A. dalam psikologi dan Mental-Hygene dari Ein Shams

University, Cairo, tahun 1967 diraihnya dengan tesis:”Al-Murahiq al-

Indonesia, Ittijahatuh wa Darjat Tawafuq „Indahu.” Sedang disertasi Ph.D.

University of Georgia, Amerika Serikat tahun 1971 adalah:”A Cross Cultural-

Study of the Child Conception of Situational-Causality In India, Western

Samoa, Mexico and the United States” (Langgulung, 1985:249).

B. Riwayat Karir Hasan Langgulung

Semasa hidupnya Hasan Langgulung aktif mendedikasikan dirinya

untuk kemajuan pendidikan. Pengalaman mengajar beliau diantaranya adalah

menjadi kepala sekolah Indonesia di Kairo, dari tahun 1957-1968. Di Inggris

sebagai Visiting Scholat pada Cambridge University pada tahun 1986.

Menjadi Visiting Professor di University of Riyadh, Saudi Arabia sejak tahun

1977-1978. Research Assistant, University of Georgia tahun 1970-1971.

Menjadi Teaching Assistant University of Georgia tahun 1969-1970.

Page 43: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Psychological Consultant, Stanford Research Institute Menlo Park,

Callifornia (Langgulung, 2004: 366).

Selain pengalaman dalam hal mengajar beliau juga pernah

menghadiri berbagai persidangan dan konferensi-konferensi di dalam dan di

luar negeri seperti di Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, Jepang,

Austaralia, Fiji di samping di negara ASEAN sendiri. Selain itu beliau

juga adalah pemimpin beberapa majalah seperti Pemimpin Redaksi

Majalah Jurnal Akademika, diterbitkan oleh Universitas Kebangsaan

Malaysia, anggota redaksi majalah Jurnal Akademika, diterbitkan oleh

Universiti Kebangsaan Malaysia dalam bidang Sains Sosial. Anggota

redaksi majalah Peidroprisse, Journal of Special Education yang

diterbitkan di Illinois, Amerika Serikat (Langgulung, 1988: 242).

Dengan berbagai prestasi dan capaian yang berhasil beliau raih,

tidak salah jika namanya tercatat dalam berbagai buku-buku

penghargaan, diantaranya adalah (Kholiq, dkk. 1999: 35) :

a. Directory of American Psiychological Association,

b. Who is Who in Malaysia,

c. International Who‟s Who of Intellectuals,

d. Who‟s Who in The World,

e. Directory of International Biography,

f. Directory of Cross-Cultural Research and Researches,

g. Men of Achievement,

h. The International Register Profiles,

Page 44: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

i. Who‟s Who in The Commenwealth,

j. The International Book of Honour,

k. Directory of American Educational Research Assosiation,

l. Asia‟s Who‟s Who of Men and Women of Achievement and

Distinction,

m. Community Leaders of the World,

n. Progressive Personalities in Profile.

C. Karya-karya Hasan Langgulung

Hasan Langgulung adalah seorang pakar dan ilmuan yang tidak

diragukan lagi kemampuannya dalam bidang pendidikan dan psikologi.

Hal ini terbukti dengan banyaknya karya yang beliau hasilkan. Beberapa buku

yang pernah beliau tulis dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori, yaitu

bidang psikologi, bidang pendidikan dan bidang filsafat. Karya-karya buku

Prof. Dr. Hasan Langgulung antara lain (Kurniawan dan Mahrus, 2011: 272):

1. Teori-teori Kesehatan Mental Manusia(1986)

2. Psikologi dan Kesehatan Mental di Sekolah-sekolah (1979)

3. Pendidikan Islam suatu Analisa Sosio-Psikologikal (1979)

4. Beberapa Tinjauan dalam Pendidikan Islam (1985)

5. Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisis Psikologi dan Pendidikan (1986)

6. Asas-asas Pendidikan Islam (1987)

7. Pendidikan Islam menghadapi Abad ke 21 (1988)

Page 45: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

BAB III

GAMBARAN UMUM KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MOHAMMAD

NATSIR DAN HASAN LANGGULUNG

A. Konsep Pendidikan Islam Mohammad Natsir

1. Tujuan Pendidikan Islam

Mohammad Natsir merupakan salah satu tokoh nasional yang

sudah sangat tersohor di seluruh penjuru nusantara. Beliau banyak

dikenal karena jejaknya di dunia perpolitikan negeri bahkan hingga

mancanegara. Kiprahnya masih hangat di benak kita adalah prestasi

beliau menjadi tangan kanan presiden pertama republik ini, yaitu sebagai

Perdana Menteri sekaligus orang kepercayaan Soekarno. Walaupun pada

perjalanannya kedua tokoh kemerdekaan ini memiliki ideologi yang

berbeda dalam membangun negeri. Warna perdebatan dan pertentangan

intelektual di setiap jejak langkah mereka menjadi saksi terbentuknya

negara yang kuat dan menjunjung tinggi azas persatuan.

Natsir sebagai mujahid dakwah yang sangat gigih

memperjuangkan Islam di negeri ini melalui berbagai cara antara lain

dari karya-karyanya di media massa maupun juga dalam dunia politik

ketika beliau diberi amanah menjabat di pemerintahan maupun melalui

organisasi yang didirikannya. Meskipun dakwahnya tidak selalu diterima

terutama dari kalangan pemerintah, akan tetapi beliau tidak pernah

Page 46: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

mundur. Beliau memakai cara-cara yang lain, salah satunya adalah

melalui pendidikan.

Beliau memang seorang pendidik sehingga tahu apa dan

bagaimana pendidikan itu. Menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi

suatu bangsa yang ingin maju. Pada tahun 1949, Natsir memimpin

sebuah program pendidikan yang didirikan oleh tokoh-tokoh Islam di

daerah yang dikuasai Darul Islam. Pengalamannya sebagai pemimpin

pendidikan membuat cara pandangnya mengenai pendidikan semakin

luas. Bahkan jauh sebelum itu, tepatnya tanggal 17 Juni 1934, ia

menyampaikan pidatonya dalam Rapat persatuan Islam di Bogor. Judul

pidatonya nampak sederhana, tetapi kajiannya cukup mendasar, yaitu

“Ideologi Pendidikan Islam” (Luth, 1999:94).

Perhatian Natsir terhadap dunia pendidikan memang sudah diakui

dengan melihat rekam jejaknya. Seperti dalam pidatonya yang disebut

sebagai “Ideologi Pendidikan Islam” mengajak seluruh elemen

masyarakat agar dapat memahami arti penting dan tujuan sebagai dasar

pendidikan Islam. Beliau menjelaskan dengan bahasa yang cukup mudah

untuk dipahami dan dapat diterima sebagai ideologi yang dapat

diimplementasikan terutama dalam pendidikan..

Beliau mengatakan bahwa maju atau mundurnya salah satu kaum

bergantung sebagian besar kepada pelajaran dan pendidikan yang berlaku

dalam kalangan mereka. Tak ada satu bangsa yang terbelakang menjadi

Page 47: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

maju, melainkan sesudah mengadakan dan memperbaiki pendidikan

anak-anak dan pemuda mereka. Bangsa jepang, satu bangsa Timur yang

sekarang menjadi buah mulut orang seluruh dunia karena majunya, masih

akan terus tinggal dalam kegelapan sekiranya mereka tidak membukakan

pintu negerinya yang selama ini tertutup rapat bagi orang-orang pintar

dan ahli-ahli ilmu negeri lain yang akan memberikan pendidikan dan

ilmu pengetahuan bagi pemuda-pemuda mereka, disamping mengirim

pemuda-pemuda pereka ke luar negeri mencari ilmu. Spanyol, satu negeri

di benua Barat, yang selama ini termasuk golongan kelas satu, jatuh

merosot ke kelas bawah sesudah enak dalam kesenangan mereka dan

tidak memperdulikan pendidikan pemuda-pemuda yang akan

menggantikan pujangga-pujangga di hari kelak (Natsir, 1980: 77).

Dua negara yang ditampilkan Natsir mewakili negara-negara di

Timur dan di Barat, adalah contoh konkret betapa pentingnya pendidikan

untuk kemajuan bangsa. Maksudnya adalah kemajuan suatu negara

bergantung kepada kepedulian negara tersebut terhadap pendidikan.

Demikian pula merosot atau keterbelakangan suatu negara terletak pada

ketidakpedulian negara tersebut terhadap pendidikan. Kemajuan suatu

bangsa tidak tergantung dari letak negara tersebut, entah itu di Barat atau

di Timur, apakah negara tersebut di kelilingi negara maju atau tidak,

tetapi tergantung pada pendidikan para pemuda-pemuda dari negara

tersebut apakah baik atau tidak. Semua tergantung pada kesadaran dan

kemauan untuk berubah menjadi lebih baik dan lebih maju dari

Page 48: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

sebelumnya. Dalam Al-Qur‟an surat ar-Ra‟du ayat 11 Allah telah

berfirman yang artinya:”Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib

suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri

mereka sendiri.” Jika kita sadar akan kekurangan kita dan memiliki

kemauan untuk berubah agar menjadi lebih baik maka jika Allah

mengizinkan kita akan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Kenyataan ini tidak hanya dirasakan oleh dua negara yang disebut

Natsir dalam pidatonya, tetapi telah dirasakan dan disadari oleh berbagai

negara di dunia ini, termasuk negara Republik Indonesia. Hal ini dapat

dilihat dari perkembangan pendidikan Indonesia yang dari tahun ke tahun

terus mengevaluasi pendidikannya, salah satunya yaitu kurikulum yang

berubah sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin maju.

Dengan demikian, pendidikan merupakan tolok ukur peradaban orang

perorangan atau suatu bangsa.

Natsir yang mengaku berguru politik pada H. Agus Salim dan

Syeikh Ahmad Surkati, ternyata memiliki wawasan yang luas tentang

berbagai masalah, termasuk soal pendidikan. Sejak belajar di Algememe

Midelbare School (AMS) Bandung, Natsir mulai tertarik pada pergerakan

Islam dan belajar politik di perkumpulan Jong Islamieten Bond (JIB),

sebuah organisasi pemuda Islam yang anggotanya adalah pelajar-pelajar

bumi putera yang belajar di sekolah Belanda. Organisasi ini mendapat

pengaruh intelektual dari Haji Agus Salim (Luth, 1999). Haji Agus Salim

merupakan salah satu tokoh Sarekat Islam sedangkan Syeikh Ahmad

Page 49: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Surkati adalah pendiri Al-Irsyad. Selama di Bandung Natsir banyak

bertemu tokoh-tokoh nasional yang membentuk cara berpikir dan

kemampuan berpolitiknya.

Perhatian Natsir terhadap dunia pendidikan yang besar dapat kita

lihat melalui pidato tersebut. Beliau menekankan pentingnya pendidikan

bagi kemajuan bangsa ini, terlebih pendidikan dasar sebagai pondasi

yang kokoh bagi generasi yang akan menggantikan generasi saat ini.

Dengan pengetahuan yang beliau miliki, mampu mengilustrasikan

dengan baik dan mudah diterima bagi pendengarnya. Dua negara yang

disebutkan beliau merupakan contoh yang konkrit bagaimana pendidikan

memiliki peran yang sangat penting bagi kemajuan bangsa.

Hal ini menjelaskan bagaimana sebuah bangsa dapat dengan

cepat berkembang pesat diantara bangsa-bangsa yang lain dan sebaliknya

sebuah bangsa juga dapat tenggelam dalam kebodohan yang semua itu

tergantung pada perhatian terhadap pendidikannya terutama bagi

pemuda-pemuda karena mereka adalah generasi penerus bangsa.

Pendidikan yang didefinisikan Natsir adalah satu pimpinan

jasmani dan rohani yang menuju kepada kesempurnaan dan lengkapnya

sifat-sifat kemanusiaan dengan arti yang sesungguhnya (Natsir, 1954:82).

Pimpinan disini dapat diartikan sebagai bimbingan atau pengarahan

kepada yang dibimbing atau yang diarahkan. Bimbingan dalam

pengertian ini tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan intelektual

Page 50: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

dan keterampilan saja, akan tetapi sikap spiritual dan sikap sosial juga

tidak boleh ditinggalkan dalam proses pendidikan tersebut.

Pengertian pendidikan Natsir memiliki kesamaan dengan para

ahli pendidikan Islam seperti Ahmad D. Marimba yang mengemukakan

bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh

pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik

menuju terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil), serta

pendapat Ahmad Tafsir yang mengatakan bahwa pendidikan merupakan

bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara

maksimal sesuai dengan ajaran Islam (Al-Rasyidin dan Nizar,2005: 32).

Ketiga pendapat tersebut memiliki persamaan bahwa pendidikan

merupakan proses bimbingan dan pengajaran dari seorang pendidik agar

dapat mengembangkan potensi jasmani dan rohani peserta didik secara

optimal sesuai ajaran Islam.

Pendidikan tidak identik dengan pengajaran yang hanya terbatas

pada usaha mengembangkan intelektualitas manusia. tugas pendidikan

bukan melulu meningkatkan kecerdasan, melainkan mengembangkan

seluruh aspek kepribadian manusia (Zuhairini,1995: 149). Oleh karena

itu, pendidikan dapat meliputi beberapa aspek dalam kehidupan manusia,

karena pada dasarnya melalui pendidikanlah dapat membentuk dan

melengkapi sifat-sifat kemanusiaannya, atau lebih jelasnya bahwa

pendidikan merupakan proses pembentukkan karakter peserta didik yang

berlandaskan ideologi Islam.

Page 51: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang memiliki

kelengkapan jasmani dan rohani. Dengan kelengkapan jasmaninya , ia

dapat melaksanakan tugas-tugas yang memerlukan dukungan fisik, dan

dengan kelengkapan rohaninya ia dapat melaksanakan tugas-tugas yang

memerlukan dukungan mental. Selanjutnya agar kedua unsur tersebut

dapat berfungsi dengan baik dan produktif, maka perlu dibina dan

diberikan bimbingan. Dalam hubungan ini pendidikan memegang

peranan yang amat penting (Nata, 1997: 35). Terutama Pendidikan Islam

yang membangun kecerdasan spiritual yang memberikan pemahaman

terhadap agama dan membentuk kecerdasan emosional agar peserta didik

memiliki mental yang kuat untuk menghadapi kehidupan yang akan

dilalui oleh mereka.

Sebagai suatu kegiatan yang terencana, pendidikan Islam

memiliki kejelasan tujuan yang ingin dicapai. Kita sulit membayangkan

dalam benak, jika ada suatu kegiatan tanpa memiliki kejelasan tujuan.

Hal itu bisa dimengerti karena tujuan pendidikan mempunyai kedudukan

yang amat penting. Ahmad D. Marimba (1989:45), misalnya

menyebutkan ada empat fungsi tujuan pendidikan yaitu:

a. Tujuan berfungsi mengakhiri usaha,

b. Tujuan berfungsi mengarahkan usaha,

c. Tujuan berfungsi sebagai titik pangkal untuk mencapai

tujuan-tujuan yang lain, dan

d. Tujuan memberi nilai (sifat) pada usaha itu.

Page 52: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Dari uraian di atas maka tampak jelas pentingnya merumuskan

tujuan pendidikan sebelum pendidikan itu dilaksanakan. Dengan begitu

para pelaku pendidikan dapat mengambil langkah-langkah dan

merencanakan proses pendidikan yang mengacu pada tujuan tersebut.

Menurut Natsir (1954:54), suatu pendidikan harus memiliki

setidaknya dua hal, yaitu

a. Satu tujuan yang mengarahkan pendidikan itu sendiri, dan

b. Satu asas yang menjadi dasar dari pendidikan tersebut.

Pendidikan tersebut tidak akan berjalan sebagaimana yang direncanakan

jika tidak ada salah satu dari kedua hal tersebut. Tujuan pendidikan kita

tidak dapat dipisahkan dari tujuan hidup kita sendiri karena keduanya

adalah sama. Tujuan dari pendidikan adalah tujuan hidup, M. Natsir

menjelaskan dengan mengutip ayat dalam Al-Qur‟an surah Adz Dzariat

ayat 56:

Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku.”

Tujuan hidup setiap muslim telah ada dalam al-Qur‟an yaitu

hanya untuk menyembah kepada Allah Tuhan semesta alam. Dalam

pengertian sederhana, menyembah adalah mengamalkan segala

perintahNya seperti mendirikan sholat lima waktu dan berpuasa di bulan

Page 53: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Ramadhan. Selain itu, tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh

agama.

Pengertian “menyembah Allah” dalam konteks tujuan hidup

disini memiliki makna yang sangat luas, yang mencakup ibadah khusus

(hablum min Allah) dan ibadah umum (hablum min al-khalqiah) melalui

aktivitas yang memposisikan manusia sebagai khalifah Tuhan di dunia

ini. Pengertian penyembahan secara spesifik dalam pendidikan adalah :

“melengkapi ketaatan dan ketundukan manusia kepada semua perintah

Ilahi yang membawa kepada kejayaan duniawi dan kemenangan ukhrawi,

serta menjauhkan diri dari segala laraangan yang dapat menghalangi

tercapainya kemenangan dunia dan akhirat itu”. Dengan demikian

urgensi penyembahan bukanlah untuk kepentingan Allah karena Allah

tidak membutuhkan sesuatu apapun dari makhluk-Nya, tapi merupakan

“kebutuhan dasar” bagi manusia dalam upaya pembebasan dari

penghambaan diri dan rasa ketergantungan terhadap sesama makhluk

Tuhan yang terkadang lebih rendah martabatnya dari manusia

(Ramayulis dan Nizar, 2005: 307).

Sebagai makhluk, sudah seharusnya manusia menyembah

penciptanya, hal tersebut merupakan kebutuhan bagi manusia sendiri dan

bukan karena Allah membutuhkan. Allah adalah Sang Pencipta, Dia tidak

membutuhkan apapun karena Dia memiliki segalanya. Manusia

seharusnya menyadari hal tersebut sehingga hanya Allah-lah tempatnya

bergantung, bukan pada sesama makhluk.

Page 54: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Hal tersebut dapat dikatakan juga bahwa menjadi hamba Allah

merupakan tujuan dari pendidikan, Natsir mengemukakan bahwa yang

disebut hamba Allah ialah orang yang ditinggikan derajatnya oleh Allah,

sebagai pemimpin untuk manusia. mereka mematuhi segala perintah

Allah, dan berbuat baik kepada sesama makhluk, serta menunaikan

ibadah terhadap Tuhannya, seperti yang terdapat dalam Q.S. al-Baqarah:

177 yang artinya:

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu

kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman

kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-

nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya,

anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan

pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan

(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan

zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji,

dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan

dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar

(imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa” (Natsir,

1954:57).

Disisi lain Natsir menambahkan bahwa untuk dapat meraih

kemenangan hidup dunia dan akhirat, setiap individu harus didukung

dengan penguasaan ilmu pengetahuan, karena penguasaan ilmu

pengetahuanlah yang dapat membuat posisi seseorang menjadi terhormat,

baik di sisi Allah maupun di sisi sesama makhluk. Untuk melengkapi

pendapatnya, Natsir mengutip firman Allah:

Page 55: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Artinya :”Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang

melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-

macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut

kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.

Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

Bertolak dari ayat diatas, maka kecintaan dalam menuntut ilmu

merupakan bagian dari penyembahan diri kepada Allah sekaligus

menjadi salah satu tujuan dari pendidikan yang diinginkan Islam.

Menurut Natsir, secara khusus tujuan pendidikan Islam adalah

menumbuhkembangkan potensi manusia sehingga menjadi makhluk

yang selalu berada dalam keseimbangan, keseimbangan-keseimbangan

tersebut antara lain:

a. Seimbang antara perkembangan jasmani dan rohani,

b. Seimbang antara pertumbuhan akal dan budi pekertinya,

c. Seimbang antara ilmu dan imannya,

d. Seimbang antara doa dan ikhtiarnya,

e. Seimbang hubungannya dengan sesama makhluk beserta

alam sekitarnya, dan

f. Seimbang hubungannya dengan pencipta seluruh alam

semesta, yakni Allah Rabb al-alamin (Ramayulis dan Nizar,

2005:308).

Page 56: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Dalam pandangan Natsir, setiap peserta didik memiliki potensi

dasar yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Potensi tersebut dapat

tumbuh dan berkembang secara dinamis, baik ke arah yang positif

maupun ke arah yang negatif. Inti proses pendidikan adalah terletak pada

upaya menumbuhkembangkan potensi tersebut secara optimal dan

seimbang ke arah yang baik. Sedangkan hasil yang ingin dicapai adalah

terbentuknya manusia yang memiliki integritas pribadi yang utuh dan

dapat memberikan kebermaknaan hidup bagi diri sendiri, keluarganya,

masyarakat dan alam lingkungan sekitarnya. Beliau mengatakan bahwa

yang menjadi tujuan hidup dan tujuan pendidikan kita, bukanlah suatu

perhambaan yang memberi keuntungan kepada obyek yang disembah,

tetapi perhambaan yang memberi kekuatan kepada yang

memperhambakan dirinya. Dalam uraian selanjutnya Natsir mengutip

Q.S. al-Naml: 40 :

Artinya: “Dan Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia

bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa

yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi

Maha Mulia".

Selanjutnya ia mengatakan bahwa akan menjadi orang yang

memperhambakan segenap rohani dan jasmaninya kepada Allah SWT.

untuk kemenangan dirinya dengan arti yang seluas-luasnya yang dapat

dicapai oleh manusia, itulah tujuan hidup manusia di atas dunia. Dan

Page 57: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

itulah tujuan pendidikan yang kita berikan kepada anak-anak kita kaum

Muslimin (Nata, 1997: 50).

Gagasan M. Natsir juga diperkuat dengan rumusan hasil kongres

pendidikan Islam sedunia yang diselenggarakan di Islamabad pada tahun

1980 yang intinya menetapkan bahwa pendidikan Islam harus ditujukan

ke arah tercapainya pertumbuhan yang berkeseimbangan dari seluruh

kepribadian manusia melalui latihan spiritual, kecerdasan, perasaan, dan

pancaindera. Oleh karenanya pendidikan semestinya dapat memberikan

pelayanan pada pertumbuhan manusia dalam semua aspek kehidupannya

yang meliputi aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah,

linguistik, baik individual maupun kolektif, serta mendorong ke arah

kebaikan dan pencapaian kesempurnaan agar terlaksana aktivitas

pengabdian kepada Allah SWT sesuai dengan tuntunan yang telah

digariskan Islam (Ramayulis dan Nizar, 2005:307).

2. Kurikulum Pendidikan Islam

Dalam bukunya yang berjudul “Islam dan Akal Merdeka”, Natsir

(2015) menekankan bahwa sebuah pendidikan atau bimbingan harus

didasari oleh ketauhidan. Beliau menceritakan kehidupan seorang yang

bernama Paul Ehrenfest, beliau merupakan seorang yang terpelajar yang

diberi gelar Guru Besar dalam Ilmu Fisika di Amsterdam. Ia berasal dari

keluarga yang baik dan mendapat pendidikan yang sebaik-baiknya

ditempat kelahirannya. Beliau telah melampaui kemampuan berfikir

Page 58: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

manusia di zamannya dengan otak geniusnya. Terus menyelidiki ilmu

pengetahuan dan mengajarkanya kepada dunia luar. Memiliki

kepribadian yang santun, penyayang, bergaul dengan orang yang baik

pula, tak pernah terdengar melakukan perbuatan tercela. Akan tetapi,

tiba-tiba melakukan perbuatan yang dibenci dan melebihi perbuatan

penjahat atau pencuri sekalipun. Beliau membunuh anaknya dan setelah

itu bunuh diri. Kejadian ini membuat orang-orang disekitarnya bertanya-

tanya apa yang sebenarnya terjadi. Setelah diselidiki dari surat yang

ditinggalkannya untuk teman sejawatnya terungkap bahwa peristiwa itu

bukan karena nafsu belaka, tetapi merupakan hal yang telah dipikirkan

sejak lama.

Beliau telah kehilangan tujuan hidup. Beliau tidak mendapatkan

kebutuhan rohaninya, walaupun dari sisi jasmani atau intelektualnya

sangat terpenuhi. Beliau tidak dapat menemukan hubungannya dengan

Tuhan, yang sejak kecil tidak pernah dikenalkan kepada Tuhan.

Pendidikan yang demikian sebenarnya adalah mempertukarkan alat

dengan tujuan.

Itulah pendidikan yang ketinggalan dasar! Mengenal Tuhan,

mentauhidkan Tuhan, mempercayai dan menyerahkan diri kepada Tuhan,

tak dapat tidak harus menjadi dasar bagi tiap-tiap pendidikan yang

hendak diberikan kepada generasi yang kita latih, jikalau kita sebagai

guru ataupun sebagai ibu bapak, betul-betul cinta kepada anak-anak yang

telah dipetaruhkan Allah kepada kita itu. Meninggalkan dasar ini berarti

Page 59: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

melakukan suatu kelalaian yang amat besar, yang tidak kurang besar

bahayanya daripada berkhianat terhadap anak-anak yang kita didik,

walaupun sudah kita sempurnakan makan dan minumnya dan telah kita

cukupkan pakaian dan perhiasannya serta sudah kita lengkapkan pula

ilmu pengetahuan untuk bekal hidupnya. Semua ini tak ada artinya

apabila ketinggalan memberikan dasar Ketuhanan seperti diterangkan

diatas itu (Natsir,2015: 14).

Dari keterangan sebelumnya dapat penulis simpulkan bahwa yang

menjadi dasar utama dalam pendidikan atau lebih khususnya pendidikan

Islam adalah hubungan antara manusia dengan Tuhan. Dengan memiliki

ketauhidan atau mengakui keesaan Tuhan maka manusia tidak akan

memiliki keraguan dalam jiwanya karena mengetahui bahwa hanya

kepada Tuhan lah tempat bergantungnya.

Natsir memberikan contoh seperti kisah Luqman di dalam Al-

qur‟an yang memberikan nasihat kepada anaknya berupa wasiat:

“Perhatikanlah ketika Luqman berkata kepada anaknya yang sedang

dididik: “Hai anakku, janganlah engkau menyekutukan Tuhan,

sesungguhnya syirik itu ialah sebesar-besar kezaliman. Dan Kami

perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua ibu-bapaknya,

ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-

tambah dan menyapihnya dalam dua tahun, Bersyukurlah kepada-Ku dan

kepada kedua ibu bapakmu. Hanya kepada-Kulah kembalimu”

(Natsir,2015: 16).

Page 60: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Melalui prinsip tauhid itu akan melahirkan pandangan bahwa

pendidikan Islam itu sebenarnya bersifat utuh/menyatu (integral), tanpa

memisahkan persoalan dunia dari urusan akhirat. Sebab dalam ajaran Al-

Qur‟an sendiri, dunia dengan segala kenikmatannya adalah sebagai

sarana untuk kehidupan di akhirat kelak. Hal ini didasari firman Allah

dalam surat Al-Qashash(28:77) yang artinya: “Dan carilah pada apa yang

telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan

janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan

berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat

baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat

kerusakan” (Saidan, 2011:228).

Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang ditawarkan oleh

Natsir dalam hal ini merupakan pendidikan integral. Pendidikan yang

tidak memisahkan antara ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama,

tetapi dengan menjadikan kedua ilmu tersebut agar menjadi utuh atau

satu kesatuan yang mengantarkan peserta didik mencapai tujuan

pendidikannya. Tidak ada pemisah antara ilmu umum dan ilmu agama

karena pada hakikatnya keduanya berasal dari Allah dan sama-sama

dibutuhkan bagi peserta didik dalam mencapai tujuan dari pendidikan itu

sendiri.

Dalam hal materi pendidikan, antara ilmu umum dan ilmu agama

tidak ada yang lebih penting karena keduanya sama pentingnya dalam

Page 61: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

pelaksanaan pendidikan. Semua adalah ilmu Allah, tidak bisa jika

dibatasi sebab saling berkaitan. Dalam kurikulum sekarang, bahkan baik

ilmu-ilmu umum maupun agama dipadukan untuk kemajuan dalam

pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Natsir juga menekankan pentingnya bahasa dalam pendidikan.

Bahasa merupakan pintu menuju dunia luar dan lebih banyak

pengetahuan. Jembatan bagi anak bangsa untuk mendapatkan ilmu yang

lebih luas, tetapi juga tidak boleh meninggalkan bahasa negeri sendiri. M.

Natsir (1954:103) mengatakan:

“Soal bahasa adalah salah satu soal ketjerdasan bangsa jang

terpenting! Bahasa-ibu, bahasa kita sendiri, adalah mendjadi sjarat

bagi berdiri tegaknja kebudajaan kita. Akan tetapi kebudajaan

jang hidup tidak tjukup hanja dengan tinggal berdiri tegak sadja.

Ia perlu tumbuh, bertambah, berubah, bergerak, „dinamis‟, kata

orang sekarang. Dan untuk ini perlu kepada pertukaran „udara‟

perlu kepda tambahan „pupuk‟, perlu kepada tambahan „air‟ jang

mendjadi sjarat hidupnja. Tidak ada kebudajaan djadi hidup baik,

apabila ia dikurung dan diikat menurut tradisi berbilang abad.

Kebudajaan itu akan hidup, bertambah kekuatannja, akan bangun

bibit kemungkinannja jang masih tersembunji, apabila dapat

kesempatan berhubungan dengan sumber-sumber kebudajaan

diluar lingkungan daerahnja. Satu kebudajaan, hidup dengan

perhubungan antara satu kebudajaan dengan kebudajaan jang lain,

ringkasnja dengan „akulturasi‟”.

Jika kita dapat memahami bahasa dari kebudayaan atau negara

yang lain, maka kita akan dapat berkomunikasi dengan bangsa tersebut.

Begitu pula dengan pendidikan yang pada dasarnya dilaksanakan melalui

proses komunikasi antara pendidik dan peserta didik. Dengan mengetahui

bahasa dari bangsa lain, kita akan dapat memperoleh informasi atau

pengetahuan yang belum kita ketahui.

Page 62: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Natsir (1954:78) mengungkapkan bahwa kemunduran dan

kemajuan itu, tidak bergantung kepada ketimuran dan kebaratan, tidak

bergantung kepada putih, kuning atau hitamnya warna kulit, tetapi

bergantung kepada ada atau tidaknya sifat-sifat dan bibit-bibit

kesanggupan dalam salah satu umat, yang menjadikan mereka layak atau

tidaknya menduduki tempat yang mulia di atas dunia ini.

Pendidikan Islam bukannya pendidikan Timur, dan pendidikan

Barat bukannya lawan pendidikan Islam. Sesuatu yang baik harus

dipungut sekalipun itu berasal dari Barat, sebab Barat dan Timur itu

kepunyaan Allah. Oleh karena itu, seorang pendidik dalam Islam tidak

usah membesar-besarkan antagonisme (pertentangan) antara Barat dan

Timur. Islam itu bukan anti Barat dan Pro Timur, khususnya dalam

pendidikan. Islam hanya mengenal antagonisme antara haq dan bathil.

Inilah salah satu point terpenting dari pemikiran Natsir terutama dalam

melihat sifat keuniversalan ajaran Islam dan keberadaan pengetahuan yang

berimplikasi terhadap kemajuan pandidikan Islam (Saidan, 2011:214).

Maka di sinilah pendidikan berperan penting dalam membentuk

pribadi manusia dalam mencapai tujuan utamanya. Pendidikan yang

bersifat universal ini yang ditawarkan oleh Natsir, pendidikan yang

menyamaratakan peserta didik yang ingin mengenyam pendidikan, hanya

kemampuan mereka sendirilah yang menjadi pembedanya. Seperti yang

telah dijabarkan dalam pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 bahwa setiap

warga negara berhak mendapat pendidikan. Maka sudah semestinya

Page 63: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

negara menyelenggarakan pendidikan bagi seluruh warga negara tanpa

melihat latar belakang suku, ras, agama, adat, dan budaya dari peserta

didik. Itu semua karena kita seluruh warga negara Indonesia memiliki

semboyan yang sama yaitu Bhineka Tunggal Ika, semboyan yang menjadi

lambang persatuan.

3. Metode Pendidikan Islam

Natsir meyakini bahwa Islam adalah agama fitrah, yaitu agama

yang ajaran-ajarannya sejalan dengan fitrah manusia yang memerlukan

bimbingan Tuhan dengan tujuan agar jiwanya tumbuh dan berkembang

sesuai dengan fitrahnya itu. Untuk itu Natsir menyarankan agar pendidikan

dilakukan dengan metode yang tepat dan efektif dengan kata-kata yang

menyejukkan dan menimbulkan kesan yang dalam serta senantiasa diingat

oleh peserta didik (Ramayulis dan Nizar, 2005: 309).

Dengan cara itu, peserta didik dapat lebih mudah dalam memahami

apa yang disampaikan oleh pendidik. Akan tetapi, bukan hanya

penyampaian saja yang dapat menjadi faktor keberhasilan dalam

pendidikan. Hal-hal yang lain seperti kondisi atau situasi kelas juga

berpengaruh.

Pemikiran Natsir dalam bidang pendidikan Islam seperti yang

digambarkan sebelumnya tidak saja sebatas materi yang harus relevan

dengan tuntutan kebutuhan umat yang berlandaskan tauhid dalam arti luas,

akan tetapi juga termasuk dalam aspek metodologi pembelajaran. Metode

Page 64: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

pendidikan yang di terapkanya sangat variatif sesuai dengan kondisi dan

tujuan yang akan dicapai, metode tersebut secara garis besarnya meliputi ;

a) Metode Cerita

Metode cerita digunakan Natsir dalam menanamkan pelajaran

Tauhid terhadap peserta didik dilembaga yang dirintisnya. Ia

mengajak pembaca menengok bagaimana Luqman mengajarkan

tauhid kepada anaknya seperti yang dikisahkan dalam Al-quran. Kisah

luqman ini sekaligus mengisyaratkan betapa pentingnya pendidikan

akidah ditanamkan sedini mungkin kepada anak didik terutama oleh

orang tuanya. Dari uraian tersebut dapat di deskripsikan bahwa

pembelajaran akidah seperti yang diterapkan oleh Mohammad Natsir

itu sangat tepat sekali mengingat peserta didik secara umum

cenderung kepada cerita-cerita (Saidan, 2011:235).

Relevansi metode cerita di lingkungan sekolah menurut

Abdurrahman Saleh Abdullah (2005:209) seolah-olah seperti benar-

benar terjadi dengan sesungguhnya. Cerita-cerita yang dimaksudkan

merupakan metode yang sangat bermanfaat untuk menyampaikan

informasi dan pelajaran. Maka kewajiban pendidik muslim adalah

berkehendak merealisasikan peranannya untuk membentuk sikap-

sikap yang merupakan bagian integral dari tujuan pendidikan Islam.

Metode ini masih banyak digunakan oleh para pendidik karena

dirasa masih merupakan metode yang efektif untuk mendapatkan hasil

yang diinginkan. Pendidik menggambarkan pengetahuan melalui

Page 65: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

cerita yang diilustrasikan dengan konkrit di kehidupan sehari-hari

sehingga peserta didik lebih mudah memahami apa yang ingin

disampaikan kepada mereka. Dengan metode ini, pendidik akan

menjadi pusat perhatian ketika bercerita dan peserta didik dapat

memahami apa yang dimaksudkan pendidik dalam ceritanya yang

berisi pengetahuan yang ingin disampaikan.

b) Metode keteladanan

Melihat gerak langkah Natsir dalam membina umat Islam, baik

sebelum Indonesia merdeka maupun sesudahnya,-dalam bentuk

pendidikan formal maupun nonformal- ia menerapkan dakwah bi al-

hal. Artinya melalui perbuatan nyata secara praktis. Mohammad

Natsir tidak saja pandai mengajak orang lain untuk melakukan atau

memperbuat sesuatu,akan tetapi malah ia sendiri yang pertama-tama

melakukanya. Pemikiran Natsir seperti ini diyakini karena ia

menyadari bahwa pendidikan islam itu tidak hanya sebatas

mengantarkan anak-anak didik menjadi orang pintar. Akan tetapi

disamping itu, haruslah membina mereka menjadi manusia-manusia

sempurna, baik segi kognitif maupun aspek afektif dan psikomotorik.

Keteladanan pendidik dalam kaca mata Mohammad Natsir sangat

menentukan dalam keberhasilan sebuah proses pendidikan apalagi

dalam pendidikan Islam. Oleh karena itu, salah satu persyaratan yang

menjadi prinsip bagi Natsir yang mesti dimiliki pendidik adalah

akhlak karimah (akhlak mulia) (Saidan, 2011:237).

Page 66: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Jika kita lihat pada zaman sekarang atau bahkan sejak dahulu,

manusia cenderung memiliki sifat imitasi atau senang meniru orang

lain. Dalam konteks pendidikan, peserta didik akan lebih banyak

mengamati pendidiknya sehingga hal ini seharusnya menyadarkan

para pendidik agar tidak hanya memperhatikan proses pemberian ilmu

pengetahuan. Seorang pendidik juga menjadi figur yang menjadi

contoh atau teladan bagi peserta didik karena mereka memiliki sifat

imitasi tersebut.

Abdurrahman An Nahlawi (1995:268) mengemukakan bahwa

Rasulullah sebagai figur pendidik islami, mengisyaratkan agar pihak-

pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan mengarahkan anak

didiknya melalui teladan dan contoh perbuatan secara langsung. Dan

yang tak kalah pentingnya, para pendidik pun dituntut untuk

mengarahkan pandangan anak didik untuk meneladani perbuatannya.

Tentu saja, pendidik yang bersangkutan harus mengacukan

perbuatannya sesuai dengan perilaku Rasulullah saw., sehingga dia

termotivasi untuk menyempurnakan shalat, ibadah lain, dan

perilakunya. Pendidik yang demikian telah membuat jejak-jejak

kebaikan.

Page 67: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

B. Konsep Pendidikan Islam Hasan Langgulung

1. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan atau matlamat pendidikan adalah serupa dengan tujuan

hidup manusia. sebab pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan

oleh manusia untuk memelihara kelanjutan hidupnya, sebagai individu

dan sebagai masyarakat. Jadi tujuan pendidikan adalah perkara yang

teramat penting, sebab tujuan itulah yang menentukan sifat-sifat

metode dan kandungan pendidikan. Namun, ini tidaklah bermakna

bahwa dua komponen yang lain itu tidak penting (Langgulung,

2004:47).

Tujuan pendidikan dapat dikatakan sebagai tujuan hidup

manusia karena pada hakikatnya seluruh kehidupan manusia tidak

dapat dipisahkan dari pendidikan, atau dalam hal ini dapat dikatakan

“belajar”. Setiap kegiatan manusia dimulai dari membuka mata

mengawali hari hingga tidur kembali sangat berhubungan dengan

belajar, bahwa setiap hal baru yang kita temukan, kita lihat dan kita

lakukan, tanpa kita sadari kita sedang belajar. Belajar memahami apa

yang kita lihat, merasakan apa yang kita sentuh, mendengarkan hal

yang belum pernah kita dengar serta mengucapkan apa yang tidak

pernah kita ucapkan. Semua itu adalah bagian dari pendidikan. Maka

tidak salah apabila dikatakan bahwa tujuan pendidikan merupakan

tujuan hidup manusia.

Page 68: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Tujuan hidup seperti yang disebutkan dalam Al-Qur‟an (51:

56) yang bermakna: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia

kecuali agar mereka menyembah kepadaKu ”. Itulah tujuan kejadian

manusia, dan segala usaha untuk menjadikan manusia menjadi „abid

inilah tujuan tertinggi pendidikan dalam Islam. Begitu juga ayat Al-

Qur‟an (2:30) yang bermakna : “Ingatlah ketika Tuhanmu berkata

kepada malaikat: Aku akan menciptakan khalifah di bumi”. Jadi segala

usaha untuk membentuk watak manusia sebagai khalifah di bumi ini

itulah pendidikan menurut pandangan Islam (Langgulung, 2004:48).

Menurut Hasan Langgulung, pendidikan Islam merupakan

suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan

memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan

dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya

di akhirat. Pendidikan tidak berarti sekedar transfer of knowledge,

tetapi juga transfer of value dan berorientasi dunia akhirat. Untuk

trasfer of value ini perlu ada nilai yang dimiliki oleh pendidik sebagai

pelaku atau subyek dan juga ilmu itu sendiri sebagai objek yang

ditransfer. Islam memandang pendidikan adalah sebagai bentuk ibadah

umat Islam yang menyebarkan nilai-nilai umum yang didasarkan pada

al-Qur‟an sebagai sumber dasar dan pokok dari berbagai cabang

disiplin ilmu pengetahuan, dan juga al-Hadis (Kurniawan dan Mahrus,

2011:276).

Page 69: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Hasan Langgulung (2004:51) merumuskan tujuan pendidikan

Islam dalam dua tahap, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Yang

dimaksud dengan tujuan umum adalah maksud atau perubahan-

perubahan yang dikehendaki yang diusahakan oleh pendidikan untuk

mencapainya. Tujuan ini dianggap kurang merata dan lebih dekat dari

tujuan tertinggi, tetapi kurang khusus jika dibandingkan dengan tujuan

khusus. Supaya lebih jelas dapat dikatakan bahwa tujuan tertinggi

pendidikan tidak tergantung pada institusi pendidikan tertentu, atau

pada tahap pendidikan tertentu, atau pada jenis pendidikan tertentu,

atau pada masa dan umur tertentu. Sedangkan pada tujuan umum dan

tujuan khusus ia dapat dikaitkan dengan institusi pendidikan tertentu,

dan masa atau umur tertentu.

a) Tujuan Umum Pendidikan Islam

Hasan Langgulung mengutip rumusan tujuan umum

pendidikan Islam dari Al-Abrasyi. Muhammad Athiyah al-

Abrasyi adalah seorang tokoh pendidikan yang hidup pada masa

pemerintahan Abd. Nasser yang memerintah Mesir pada tahun

1954-1970. Beliau adalah satu dari sederetan nama yang tidak

boleh dilupakan oleh para cendekiawan Arab dan muslimin.

Beliau adalah penulis tentang pendidikan keislaman dan

pemikiran, umurnya yang mendekati 85 tahun akan selalu terasa

pengaruhnya bagi generasi sesudahnya. Beliau dilahirkan pada

awal April tahun 1897 dan wafat pada tanggal 17 Juli 1981 (Al-

Page 70: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Abrasy, 1974:2). Al-Abrasyi dalam kajiannya tentang pendidikan

Islam telah menyimpulkan lima tujuan umum bagi pendidikan

Islam, yaitu :

1) Untuk mengadakan pembentukan akhlak yang mulia. Kaum

Muslimin dari dahulu kala sampai sekarang setuju bahwa

pendidikan akhlak adalah inti pendidikan Islam, dan bahwa

mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan

yang sebenarnya.

2) Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.

Pendidikan Islam bukan hanya menitik beratkan pada

keagamaan saja, atau pada keduniaan saja, tetapi pada kedua-

duanya, sekali.

3) Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi

manfaat, atau lebih terkenal sekarang ini dengan nama

tujuan-tujuan vokasional dan profesional.

4) Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar dan memuaskan

keinginan tahu (curiosity) dan memungkinkan ia mengkaji

ilmu demi ilmu itu sendiri.

5) Menyiapkan pelajar dari segi profesional, teknikal dan

pertukangan supaya dapat menguasai profesi tertentu, dan

keterampilan pekerjaan tertentu agar dapat ia mencari rezeki

Page 71: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

dalam hidup disamping memelihara segi kerohanian dan

keagamaan.

b) Tujuan Khusus Pendidikan Islam

Sebagai seorang pemikir terakhir dari zaman keemasan

tamaddun Islam yang banyak menulis mengenai pendidikan,

terutama pada karyanya yang terkenal, yaitu Muqaddimah, Ibn

Khaldun membagikan tujuan-tujuan pendidikan itu kepada :

1) Mempersiapkan seseorang dari segi keagamaan yaitu

mengajarkan syiar-syiar agama menurut al-Qur‟an dan

sunnah, sebab dengan jalan itu potensi iman itu diperkuat,

sebagaimana halnya dengan potensi-potensi lain yang jika

telah mendarah daging maka ia seakan-akan menjadi fitrah.

2) Menyiapkan seseorang dari segi akhlak.

3) Menyiapkan seseorang dari segi kemasyarakatan atau sosial.

4) Menyiapkan seseorang dari segi vokasional atau pekerjaan.

Dikatakannya bahwa mencari dan menegakkan hidupnya

mencari pekerjaan, sebagaimana ditegaskannya pentingnya

pekerjaan sepanjang hidup manusia, sedang pengajaran atau

pendidikan dianggapnya termasuk diantara keterampilan-

keterampilan itu.

Page 72: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

5) Menyiapkan seseorang dari segi pemikiran, sebab dengan

pemikiran seseorang itu dapat memegang berbagai pekerjaan

dan pertukangan atau keterampilan tertentu seperti telah

diterangkan di atas.

6) Menyiapkan seseorang dari segi kesenian, di sini termasuklah

musik, syair, khat, seni bina dan lain-lain.

Tujuan akhir (ultimate aim) pendidikan dalam Islam adalah

pembentukan pribadi khalifah bagi anak didik yang memiliki fitrah,

roh di samping badan, kemauan yang bebas, dan akal (Langgulung,

2004:55).

Dalam proses pendidikan, tujuan akhir merupakan tujuan

tertinggi yang akan dicapai. Tujuan akhir pendidikan Islam

merupakan kristalisasi nilai-nilai ideal Islam yang diwujudkan dalam

pribadi anak didik. Oleh karena itu tujuan akhir itu harus meliputi

semua aspek yang terintegrasi dalam pola kepribadian yang ideal.

Dalam konsepsi Islam, pendidikan berlangsung sepanjang hayat

manusia. Oleh karena itu tujuan pendidikan Islam harus terefleksi

sepanjang kehidupan manusia. Dengan demikian tujuan akhir

pendidikan Islam pada dasarnya sejajar dengan tujuan hidup manusia

dan peranannya sebagai makhluk ciptaan Allah. Sebagaimana kata

Hasan Langgulung: bahwa “segala usaha untuk menjadikan manusia

Page 73: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

menjadi „abid (penyembah Allah) inilah tujuan tertinggi pendidikan

Islam” (Kholiq dkk., 1999:47).

Tujuan utama dari pendidikan Islam seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya dapat dirumuskan bahwa pendidikan Islam

sesungguhnya menjadikan peserta didik memiliki sifat-sifat seperti

halnya seorang khalifah. Seorang khalifah hendaknya memiliki

akhlakul karimah atau akhlak yang baik sehingga dapat memiliki

hubungan sosial yang baik pula dalam kehidupan bermasyarakat atau

dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah proses pembentukan

karakter pribadi peserta didik.

Hasan Langgulung (2004:29) menjelaskan ciri-ciri seorang

khalifah menururt Al-Qur‟an, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Fitrah

Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, ia tidak mewarisi dosa

karena Nabi Adam a.s.meninggalkan syurga.

b. Roh

Interaksi antara badan dan roh menghasilkan khalifah. Inilah dua

sifat yang membedakan khalifah dari makhluk yang lain.

Page 74: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

c. Kebebasan kemauan

Kebebasan untuk memilih tingkahlakunya sendiri. Khalifah itu

menerima dengan kemauan sendiri amanah yang tidak dapat

dipikul oleh makhluk-makhluk lain.

d. Aqal

Aqal dapat menjadikan manusia membuat pilihan antara yang

betul dan yang salah.

Selain itu, dapat memiliki kemampuan pengetahuan dan

keterampilan yang handal sehingga dapat meraih kesuksesan dan

kebahagiaan di dunia. Akan tetapi, yang paling penting dari itu semua

adalah seorang khalifah harus memiliki keimanan yang kuat, yang

memiliki kesadaran penuh bahwa dirinya merupakan makhluk dan

sudah seharusnya jika makhluk adalah penyembah Sang Pencipta

yaitu Allah SWT. dengan cara beribadah sesuai yang telah ditetapkan.

Hal itulah yang akan mengantarkannya pada kebahagiaan di akhirat.

Pendapat Hasan Langgulung tentang tujuan pendidikan Islam

senada dengan hasil dari World Conference on Muslim Education

yang didefinisikan sebagai berikut:

“Education should aim at the balanced growth of the total

personality of man through the training of man‟s spirit,

intellect, the rational self, feelings and bodily sense.

Education should therefore cater for the growth of man in

all its aspects towards goodness and the attainment of

perfection. The ultimate aim of Muslim education lies in the

Page 75: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

realization of complete submission to Allah on the level of

individual, the comunity of large.”(Langgulung, 2004:133)

Pendidikan Islam seharusnya bertujuan untuk mencapai

pertumbuhan yang seimbang dari seluruh kepribadian manusia

melalui latihan spiritual, kecerdasan, perasaan, dan pancaindera.

Oleh karenanya pendidikan semestinya dapat memberikan

pelayanan pada pertumbuhan manusia dalam semua aspek

kehidupannya yang meliputi aspek spiritual, intelektual, imajinasi,

jasmaniah, ilmiah, linguistik, baik individual maupun kolektif,

serta mendorong ke arah kebaikan dan pencapaian kesempurnaan

agar terlaksana aktivitas pengabdian kepada Allah SWT.

Pemikiran Hasan Langgulung sejalan dengan Zakiah Dratjat

(1993:95) yang mengemukakan bahwa tujuan pendidikan dalam

Islam secara besarnya adalah untuk membina manusia agar

menjadi hamba Allah yang saleh dengan seluruh aspek

kehidupannya, perbuatan, pikiran dan perasaannya.

Potensi manusia sebagai karunia Tuhan itu haruslah

dikembangkan, sedang pengambangan potensi sesuai dengan petunjuk

Tuhan itulah yang disebut „ibadah. Jadi kalau tujuan kejadian manusia

adalah ibadah, dalam pengertian pengembangan potensi-potensi, maka

kita lihat di sini bahwa ia bertemu dengan tujuan tertinggi pendidikan

Islam seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu mencipta

manusia abid. Manusia yang mengaktualisasikan segala potensi yang

Page 76: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

dikaruniakan Tuhan akan mencapai derajat yang paling tinggi sebagai

waliy (Langgulung, 1991:362).

2. Kurikulum Pendidikan Islam

Kurikulum merupakan salah satu komponen pendidikan

yang memiliki peran yang sangat penting dalam proses pendidikan.

Kurikulum dapat dikatakan sebagai acuan maju tidaknya proses

pendidikan yang telah direncanakan. Hasan Langgulung

(2002:241) mendefinisikan perkataan “kurikulum”, berasal dari

bahasa latin “curriculum” yang berarti suatu kursus, terutama suatu

kursus di Universitas. Beliau menyimpulkan definisi kurikulum

dari beberapa pemikir-pemikir pendidikan bahwa, “Kurikulum

adalah sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial,

olahraga dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-

muridnya di dalam dan di luar sekolah dengan maksud

menolongnya untuk berkembang secara menyeluruh dalam segala

segi dan merubah tingkahlaku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan

pendidikan”.

Hasan langgulung (2004) menambahkan bahwa menurut

konsep yang luas dan menyeluruh, yang merupakan sumber

kurikulum pada zaman modern ini, maka kurikulum itu

mempunyai empat unsur atau aspek utama, yaitu:

Page 77: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

a) Tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh kurikulum

itu.

b) Pengetahuan (knowledge), ilmu-ilmu, data-data, aktivasi-

aktivasi dan pengalaman-pengalaman darimana terbentuk

kurikulum itu.

c) Metode dan cara-cara mengajar dan bimbingan yang diikuti

murid-murid untuk mendorong mereka belajar dan membawa

mereka ke arah yang dikehendaki dan tujuan yang

dirancangkan.

d) Metode dan cara penilaian yang digunakan dalam

mengukurdan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan

yang dirancangkan dalam kurikulum.

Atau dengan kata lain yang lebih ringkas lagi kurikulum pada

pengertiannya yang luas terdiri dari tujuan-tujuan, kandungan,

metode mengajar dan metode penilaian.

Dalam keterangan lain Hasan Langgulung menyebutkan,

kurikulum adalah serangkaian kegiatan belajar mengajar yang

direncanakan dan diprogram secara terperinci bagi peserta didik di

bawah bimbingan sekolah, baik di luar maupun di dalam sekolah

demi mencapai tujuan yang diinginkan (Kurniawan dan

Mahrus,2011: 278).

Page 78: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Dari definisi yang telah dijelaskan sebelumnya, Hasan

Langgulung (2004) mengemukakan bahwa kurikulum berfungsi

sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Sehubungan

dengan itu, perlu adanya pembaruan dan pengembangan kurikulum

pada setiap saat karena pengembangan kurikulum merupakan

upaya konstruktif untuk mencapai tujuan pendidikan.

Hasan Langgulung menangkap suatu kondisi yang sangat

memprihatinkan dalam dunia pendidikan, beliau memandang perlu

mengubah paradigma ilmu pengetahuan yang telah kehilangan

identitas Islam melalui proses islamisasi ilmu terhadap salah satu

komponen dalam pendidikan Islam yaitu kurikulum. Hasan

menguraikan proses islamisasi ilmu melalui penyusunan kembali

dasar-dasar kurikulum oleh karena pendidikan Islam selama ini

telah kehilangan makna dan jauh dari tujuan pendidikan yang

diharapkan. Menurutnya proses islamisasi ilmu tidak hanya fokus

pada segi ilmu pengetahuan saja, tetapi juga meliputi tiga

komponen kurikulum yakni tujuan pendidikan, metodologi

pengajaran dan penilaian (Langgulung, 2002:296).

Salah satu gagasan Hasan Langgulung dalam pendidikan

Islam di Indonesia adalah tentang konsep Islamisasi ilmu.

Islamisasi ilmu pengetahuan sebenarnya telah ada sebelum

dikemukakan oleh Hasan Langgulung. Beliau bukanlah satu-

satunya ilmuwan pendidikan yang mengangkat gagasan tentang

Page 79: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Islamisasi ilmu karena beberapa ilmuwan juga telah

mengemukakannya.

Islamisasi ilmu pengetahuan pertama kali dilontarkan oleh

Syed Muhammad Naquib al-Attas. Definisi Islamisasi ilmu dalam

konsepsi al-Attas lahir dari pengetahuan dan pemahamannya

terhadap konsep Islamisasi ilmu secara umum sebagaimana yang

terjadi dalam sejarah Islam. Al-Attas mendefinisikan Islamisasi

ilmu secara umum yaitu: Islamisasi adalah pembebasan manusia,

pertama dari tradisi magis, mitos, animis, dan faham kebangsaan

dan kebudayaan pra-Islam kemudian dari kendali sekuler atas nalar

dan bahasanya (Al-Attas, 1996:95).

Islamisasi merupakan upaya untuk mengembalikan kembali

sifat-sifat manusia sesuai yang digariskan dalam Islam. Beberapa

hal yang melekat dalam diri manusia sendiri yang sering disebut

tradisi ataupun kebiasaan seperti adat umat manusia sebelum Islam

datang perlu untuk di-Islamisasi. Ditambah pada masa sekarang

dimana paham sekuler yang semakin berkembang, dan jika terus

seperti itu akan mengendalikan sifat manusia itu sendiri.

Islamisasi ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah suatu

respon terhadap krisis masyarakat modern ynag disebabkan karena

pendidikan Barat yang bertumpu pada suatu pandangan dunia yang

bersifat materialistis dan relavistis, menganggap bahwa pendidikan

Page 80: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

bukan untuk membuat manusia bijak, yakni mengenali dan

mengakui posisi masing-masing dalam tertib realitas, tetapi

memandang realitas sebagai suatu yang bermakna secara material

bagi manusia (Nata, 2003:126-127).

Untuk mencapai kurikulum yang diharapkan, menurut

Hasan Langgulung (1988:142) kurikulum pendidikan Islam

hendaknya mengacu pada dasar-dasar pokok sebagai berikut:

a. Keutuhan, kurikulum pendidikan Islam harus utuh. Proses ini

menunjukkan bahwa pendidikan Islam harus memeperhatikan

seluruh aspek manusia: badan, jiwa, akal dan rohnya.

Sedangkan dari segi pelaksanaannya, harus meliputi segala

aktivitas pendidikan formal, non-forlam dan informal seperti

pendidikan di rumah, masjid, pekerjaan, lembaga sosial dan

budaya.

b. Keterpaduan, kurikulum pendidikan Islam harus memedukan

berbagai macam komponen dari segala jenis dan tahap

pendidikan, memadukan individu dengan masyarakat luas, dan

memadukan individu itu sebdiri dengan kepribadiannya: jasad,

jiwa, akal dan roh yang berkaitan secara organik dan berbaur

satu dengan yang lain sehingga apabila terjadi perubahan pada

salah satu komponennya, maka akan berlaku perubahan pada

komponen-komponen yang lain.

Page 81: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

c. Kesinambungan, kurikulum yang digunakan hendaknya

memiliki kesinambungan dari segi umur, jenjang persekolahan

dan suasana. Sistem pembelajarannya dibangun dari yang

mudah sampai pada yang sulit yang diberikan secara terus

menerus dan antara materi yang satu dengan yang lain saling

terkait.

d. Keaslian, kurikulum pendidikan Islam hendaknya mengambil

komponen, tujuan, kandungan dan metodologi dari ajaran

Islam tanpa menolak unsur yang datang dari luar selama tidak

bertentangan dengan ruh ajaran Islam. Pendidikan Islam harus

memberikan prioritas terhadap pendidikan kerohanian yang

diajarkan oleh Islam, mengangkat derajat manusia tanpa

meninggalkan alam kebendaan.

e. Bersifat ilmiah, kurikulum pendidikan Islam hendaknya

memandang sains dan teknologi sebagai salah satu komponen

terpenting dari peradaban modern, hanya dalam

mengaplikasikannya harus sesuai dengan semangat Islam.

f. Bersifat praktikal, kurikulum pendidikan Islam tidak hanya

mengacu pada tataran teoritis saja, tetapi harus mengandung

nilai-nilai praktikal yang dapat dimanfaatkan langsung dalam

kehidupan sehari-hari. Tugas pendidikan Islam selain

membentuk manusia yang beriman pada ajaran Islam juga

Page 82: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

membentuk pekerja produktif dalam bidang ekonomi dan

individu yang aktif dalam masyarakat.

g. Kesetiakawanan, diantara ajaran yang terpenting dalam Islam

adalah kerjasama, persaudaraan dan keterpaduan di kalangan

kaum Muslim. Kurikulum pendidikan Islam harus

menenamkan dan menumbuhkan rasa setia kawan dan

persaudaraan di kalangan kaum muslimin, dan antara pendidik

dan peserta didik.

h. Keterbukaan, dalam kurikulim pendidikan Islam harus

ditanamkan rasa kesaman hak antar individu dan

menghilangkan rasa fanatisme karena dalam Islam tidak ada

etnisitas, hanya takwa dan iman yang membedakan seseorang.

Pendidikan Islam adalah pendidikan kemanusiaan yang berdiri

di atas persaudaraan seiman dan perutusan untuk umat manusia

seluruhnya.

Hasan Langgulung (2004:137) Langkah selanjutnya adalah

penjenisan kembali (reclassification) pengetahuan yang ada ini

berdasar pada dua sumber, wahyu dan akal. Dan selanjutnya

menamakannya pengetahuan abadi (perennial) dan pengetahuan

diperoleh (acquired) sebagai berikut :

“Planning of education to be based on the classification of

knowledge into two categories:

Page 83: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

(a) “Perennial” knowledge derived from the Quran and The

Sunnah meaning all Sharia – oriented knowledge

relevant and related to them, and

(b) “acquired” knowledge susceptible to quantitative growth

and multiplication, limited variavons and cross-cultural

borrowings as long as consistency with the Sharia as the

sources of value is maintained”.

Pengertian bentuk pertama (perennial) diterima melalui

wahyu yang terdapat dalam Al Qur‟an dan Hadits, sedang bentuk

kedua (acquired) diperoleh melalui imajinasi dan pengalaman-

indera. Hanya pengetahuan bentuk terakhir inilah yang kita pelajari

melalui falsafah dan model Barat, sedang wahyu hanya diajarkan

di sekolah-sekolah agama atau sekolah-sekolah non-formal,

ataupun ditempelkan dalam kurikulum sebagai mata pelajaran

tambahan, bukan dasar, padahal menurut konsepsi Islam agar

kurikulum itu bersifat Islam haruslah konsep Islam berpadu dengan

mata pelajaran yang lain.

3. Metode Pendidikan Islam

Metode bermakna cara atau jalan yang dilalui untuk

mencapai tujuan pendidikan. Tiga aspek pokok yang berkaitan

dengan seorang guru yang berdedikasi yang penuh kesadaran

tentang tenggungjawabnya sebagai seorang Muslim terhadap

orang-orang yang ada di bawah tanggungjawabnya.

Page 84: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Hasan Langgulung (2004:36) mengemukakan bahwa

menggunakan metode yang akan digunakan harus memperhatikan

aspek-aspek sebagai berikut :

a. Aspek pertama tentang kaitan metode pendidikan dengan

tujuan utama pendidikan Islam untuk membina karakter.

Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah yang baik, sudah

tentu kepercayaan akan baiknya fitrah akan mempunyai

implikasi praktikal terhadap metode-metode yang akan

digunakan oleh guru. Tidak cukup seseorang guru hanya

berusaha melindungi murid-muridnya dari pengaruh-

pengaruh buruk dan menunggu agar sifat-sifat asalnya itu

berkembang sendiri. Seorang pendidik Islam

bertanggungjawab mengasuh seorang murid dengan cara-cara

tertentu. Peranannya bukan hanya mengusahakan suasana

pengajaran dan membiarkan pelajar menentukan sendiri

pilihan tanpa mempertimbangkan akibat pilihan itu. Dia tidak

boleh duduk diam sedang murid-muridnya memilih jalan

yang salah. Ini berbeda sekali dengan sikap Rosseau, yang

membincangkan masa kanak-kanak awal, yang mengatakan :

“....pendidikan permulaan seharusnyalah semata-

mata bersifat negatif. Ia terdiri bukan dari

mengajarkan kebaikan dan kebenaran, tetapi

menjaga jiwa dari dosa dan fikiran dari kesalahan".

Page 85: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

b. Terkait dengan aspek kedua, yaitu metode-metode yang

digunakan dalam pendidikan Islam, telah diterangkan juga di

atas bahwa seorang guru tidak dapat memaksa muridnya

dalam cara yang bertentangan dengan fitrahnya. Salah satu

cara ialah lemah lembut, seperti dinyatakan dalam berbagai

ayat Al-Qur‟an dan Hadis dalam menyebarkan dakwah.

Tetapi guru-guru yang ingin agar pengajaran yang diberikan

kepada murid-muridnya itu mudah diterima, tidaklah cukup

hanya bersifat lemah-lembut saja, ia haruslah memikirkan

metode-metode yang akan digunakannya, seperti memilih

waktu yang tepat, memulai dengan yang mudah, kemudian

yang susah, mempelbagaikan metode yang digunakan dalam

mengajarkan suatu mata pelajaran, bercerita, berulang-ulang,

menanyakan soalan-soalan deduksi, dan lain-lain lagi

metode-metode yang digunakan ahli-ahli pendidikan Islam

dari zaman dahulu lagi yang memang ada bukti-buktinya

dalam ayat-ayat Al-Qur‟an dan Sunnah Rasulullah SAW.

c. Aspek ketiga daripada metode pendidikan yang perlu

perhatian kita adalah bagaimana guru menggalakkan murid-

muridnya belajar menerima ganjaran dan hukuman.

Berkesannya ganjaran dan hukuman bertitik tolak dari fakta

bahwa mereka sangat berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan

individu. Seorang murid yang menerima ganjaran

Page 86: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

memahaminya sebagai suatu tanda penerimaan terhadap

pribadinya, yang menyebabkan ia merasa tenteram. Sedang

ketentraman itu adalah salah satu kebutuhan asas dari segi

psikologi, dan hukuman sangat dibenci sebab ia mengancam

ketentraman. Jadi metode pendidikan yang kita kemukakan di

sini mencakup pendidikan dalam pengertian yang luas, yaitu

formal, non-formal, dan informal. Dan bila pendidikan

diartikan sebagai usaha untuk mengembangkan potensi-

potensi yang baik dan mencegah potensi-potensi yang buruk,

maka tepatlah ganjaran dan hukuman sebagai alatnya.

Hasan Langgulung (2011:274) menegaskan pendidikan

sebagai mengubah dan memindahkan nilai-nilai kebudayaan

kepada setiap individu masyarakat melalui pelbagai proses. Proses

pemindahan tersebut ialah pengajaran, latihan dan indoktrinasi.

Pemindahan nilai-nilai melalui pengajaran ialah memindahkan

pengetahuan dari individu kepada individu yang lain; dan latihan

ialah membiasakan diri melakukan sesuatu bagi memperoleh

kemahiran. Sementara, indoktrinasi juga menjadikan seseorang

dapat meniru apa yang dilakukan oleh orang lain. Ketiga aspek ini

berjalan serentak dalam masyarakat primitif dan modern.

Hasan Langgulung memberikan penjelasan tentang metode

pengajaran adalah jalan untuk mencapai tujuan. Jadi jalan itu

bermacam-macam, begitu juga dengan metode. Tidak ada metode

Page 87: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

terbaik untuk segala pengajaran. Mungkin ada yang baik untuk

mata pelajaran tertentudan oleh guru tertentu tetapi belum tentu

untuk mata pelajaran dan guru yang berbeda (Langgulung,

2002:72).

Di dalam pendidikan agama Islam terdiri dari beberapa

unsur baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Seperti

misalnya pendidikan akhlak yang merupakan salah satu aspek

afektif dalam pendidikan agama Islam tidak dapat diajarkan hanya

dengan metode kognitif seperti ceramah.

Hal tersebut menegaskan pendapat Hasan Langgulung

(2002:74) bahwa metode pengajaran itu sangat kondisional dan

situasional, artinya seorang guru bisa memilih dan menggunakan

metode yang ada seperti:

a. Metode ceramah

b. Metode tanya jawab

c. Metode diskusi

d. Metode pemberian tugas belajar(resitasi)

e. Metode demonstrasi dan eksperimen

f. Metode kelompok

g. Metode sosio drama dan bermain peran

h. Metode karya wisata

i. Metode drill

j. Metode team teaching

Page 88: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Metode-metode tersebut haruslah diaplikasikan dengan

menyesuaikan materi yang akan diajarkan dengan waktu yang

ditentukan. Selain itu, untuk memotivasi para peserta didik dan

mencegah hal yang tidak diinginkan dalam pembelajaran perlu

adanya apresiasi dan hukuman sebagai salah satu cara agar peserta

didik dapat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.

Page 89: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

BAB IV

ANALISIS KOMPARATIF KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

MOHAMMAD NATSIR DAN HASAN LANGGULUNG

A. Perbandingan pada Aspek Tujuan Pendidikan Islam Menurut

Mohammad Natsir dan Hasan Langgulung

Mengenai pemahaman pendidikan Islam dari M. Natsir, pendidikan

dalam pengertian beliau merupakan suatu bimbingan atau pengarahan dari

para pendidik bukan hanya dari segi jasmani seperti kemampuan

intelektual, keterampilan, ataupun ketangkasan dan keahlian dalam suatu

bidang tertentu yang diberikan kepada peserta didik, akan tetapi juga dari

segi rohaninya seperti kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional juga

merupakan hal-hal yang seharusnya diberikan sebagai suatu

keseimbangan. Pendidikan dari kedua segi tersebut pada hakikatnya adalah

suatu cara yang digunakan agar para peserta didik dapat mengembangkan

seluruh potensi yang dimiliki sebagaimana sifat-sifat kemanusiaan yang

seharusnya dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat dikatakan menjadi

manusia yang utuh baik jasmani maupun rohani.

Dari definisi yang telah dikemukakan di atas, dapat diambil salah

satu hal terpenting dalam pendidikan yang tidak boleh diabaikan, yaitu

mengenai tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri. Dari uraian pengertian

pendidikan tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan dari pendidikan adalah

Page 90: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

untuk melengkapi dan menyempurnakan sifat-sifat kemanusiaan dari

peserta didik. Sifat-sifat tersebut sebenarnya telah ada dalam diri masing-

masing peserta didik, akan tetapi mereka belum bisa untuk mengerti

sepenuhnya. Maka tugas dari pendidik yaitu agar membimbing dan

mengarahkan agar peserta didik dapat menjadi pribadi-pribadi yang

memahami segala potensi dalam dirinya dan dapat menggunakannya untuk

mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Pada akhirnya pendidikan merupakan suatu bekal bagi peserta

didik untuk melalui kehidupan yang akan dijalani. Maka tidak salah jika

dalam pandangan M. Natsir tujuan dari pendidikan itu adalah tujuan hidup

dari setiap peserta didik itu sendiri. Beliau memperkuat pendapatnya

dengan mengutip dari ayat Al-Qur‟an surat Adz-Dzariat(56) yang artinya

“...dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk

menyembah kepada-Ku.” Dari ayat tersebut dapat terlihat jelas apa yang

menjadi tujuan penciptaan manusia atau tujuan hidup manusia itu sendiri,

Yaitu agar setiap makhluk menyembah hanya kepada Allah semata,

Pencipta Alam Semesta.

Sebagai seorang hamba, manusia seharusnya dapat melaksanakan

apa yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang. Dalam

Al-Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 177 bahwa seorang hamba adalah yang

beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,

nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya,

anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan

Page 91: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan)

hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang

yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar

dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Untuk dapat

melaksanankan semua itu maka diperlukan ilmu dan salah satu jalan

mendapatkan ilmu adalah melalui pendidikan.

Dengan melihat sejarah bahwa Natsir yang hidup dari masa awal

kemerdekaan hingga Orde Baru di mana sistem pendidikannya masih

merupakan warisan dari para penjajah, maka beliau ingin mengubah

orientasi pendidikan yang bisa dibilang sekuler tersebut agar dapat

terintegrasi dengan pendidikan Islam. Oleh karena itu, Natsir merumuskan

tujuan dari pendidikan Islam agar kembali pada ajaran-ajaran Islam.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi

tujuan pendidikan Islam adalah membentuk peserta didik yang memiliki

akhlak sebagai seorang hamba Allah yang senantiasa patuh dan taat

dengan segala yang diperintahkan Allah SWT serta sebisa mungkin

menghindari dan berusaha menjauhi apa saja yang dilarang oleh Allah

SWT. selain itu, peserta didik juga harus memiliki penguasaan ilmu

pengetahuan dengan mengembangkan segala potensi yang dimiliki

sehingga menjadi lulusan yang dapat meraih kesuksesan di dunia. Dengan

memiliki kedua hal tersebut diharapkan peserta didik menjadi makhluk

yang berada dalam keseimbangan baik jasmani maupun rohani serta ilmu

maupun imannya.

Page 92: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Sedangkan pendidikan Islam dalam perspektif Hasan Langgulung,

beliau mengartikan pendidikan sebagai proses untuk menyiapkan peserta

didik sebagai generasi penerus yang akan menggantikan pendidik untuk

meneruskan pengetahuan dan nilai-nilai yang telah diperolehnya kepada

generasi setelahnya. Hal ini berarti bahwa pendidikan merupakan suatu

alat untuk mentransfer pengetahuan dan nilai-nilai dari pendidik kepada

peserta didik secara berkelanjutan atau tidak hanya pada satu generasi saja.

Dalam pengertian tersebut, dalam proses pendidikan tidak hanya

memberikan pemahaman pengetahuan dalam ranah kognitif saja.

Pendidikan juga merupakan salah satu alat membentuk kepribadian peserta

didik dengan nilai-nilai karakter baik yang diajarkan secara langsung oleh

pendidik melalui pembelajaran maupun secara tersirat dalam sikap dan

kepribadian pendidik. Figur pendidik dalam proses pembentukan karakter

peserta didik memiliki peran yang besar. Hal tersebut dikarenakan oleh

pola pikir peserta didik yang secara langsung ataupun tidak langsung

menjadikan pendidik sebagai model figur yang telah mencapai tujuan dari

pendidikan tersebut.

Terkait dengan tujuan pendidikan Islam, Hasan langgulung

membagi tujuan pendidikan Islam menjadi dua, yaitu tujuan umum dan

tujuan khusus. Tujuan khusus lebih kepada memperdalam apa yang

dijabarkan dalam tujuan umum. Meskipun kedua tujuan tersebut memiliki

konteks yang berbeda, akan tetapi pada hakikatnya memiliki substansi

yang sama yaitu tujuan tertinggi dari pendidikan Islam itu sendiri. Secara

Page 93: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

ringkas, tujuan pendidikan Islam adalah menjadikan manusia sebagaimana

tujuan Allah menciptakannya, yaitu sebagai khalifah yang menyembah

hanya kepada Allah. Maka dari itu pendidikan Islam memiliki peranan

penting dalam membentuk karakter peserta didik menuju kesempurnaan

sifatnya sebagai seorang khalifah yang memiliki akhlakul karimah.

Disamping itu agar memperoleh kesuksesan di dunia, pendidikan

Islam menyiapkan peserta didik dari segi sosiologis untuk dapat hidup

dalam masyarakat sosial dengan baik. Pada dasarnya manusia merupakan

makhluk sosial yang tidak dapat hidup seorang diri, di sinilah fungsi

pendidikan yang selain menciptakan lingkungan pembelajaran juga

memiliki andil besar dalam mengasah sikap sosial dari peserta didik. Lebih

lanjut bahwa peserta didik disiapkan untuk memiliki keterampilan ataupun

keahlian, karena dengan itu seseorang dapat memiliki berbagai pekerjaan.

Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam yang

digagas oleh Hasan Langgulung adalah membentuk peserta didik menjadi

khalifatullah fil ardh sebagaimana tujuan Allah menciptakan manusia yang

dapat mengelola segala hal yang berhubungan dengan kehidupan di bumi.

Manusia dapat dikatakan sebagai pemimpin diantara makhluk yang lain

karena Allah SWT menciptakannya dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Selain diberikan roh dan badan, manusia dianugerahi kemauan yang bebas

dan dengan berpikir menggunakan akalnya manusia memiliki kemampuan

yang lebih. Untuk dapat menjadi apa yang dicita-citakan pendidikan Islam

yaitu sebagai khalifah, maka peserta didik harus siap dari segi keagamaan

Page 94: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

termasuk di dalamnya adalah pendidikan akhlaknya, siap dalam sosial

bermasyarakatnya, serta siap dari segi keterampilannya dalam rangka

mencari dan menegakkan hidupnya melalui pekerjaan yang akan

didapatkan.

Dengan melihat pemikiran pendidikan dari kedua tokoh tersebut

dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan Islam dari Hasan Langgulung

lebih mudah dipahami secara rinci karena beliau menjabarkannya dengan

konkrit sampai ke substansinya. Sedangkan Mohammad Natsir

menjelaskan tujuan pendidikan Islam lebih umum. Akan tetapi, terdapat

persamaan dari kedua pemikiran ini yaitu bahwa tujuan pendidikan Islam

adalah untuk menjadikan peserta didik sebagai makhluk yang senantiasa

menyembah Allah sebagai penciptanya dalam arti luas.

Fokus utama dari rumusan tujuan pendidikan Mohammad Natsir

dan Hasan langgulung terletak pada penekanan pendidikan akhlak agar

peserta didik memiliki akhlak yang mulia sehingga dapat meningkatkan

keimanan dari peserta didik itu sendiri. Selain itu, pendidikan Islam yang

diinginkan tidak mengesampingkan kehidupan dunia dengan memiliki

keterampilan khusus sehingga bisa mendapatkan pekerjaan yang

diinginkan sebagai jalan rezeki baginya.

Page 95: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

B. Perbandingan pada Aspek Kurikulum Pendidikan Islam Menurut

Mohammad Natsir dan Hasan Langgulung

Mengenai kurikulum pendidikan Islam yang digagas oleh Natsir,

beliau tidak mendefinisikan secara langsung mengenai kurikulum

pendidikan Islam. Dalam menyusun kurikulum pendidikan Islam beliau

mengemukakan bahwa tidak ada pemisahan antara ilmu agama dan ilmu

umum seperti yang pernah terjadi pada pendidikan di masa penjajahan dan

awal kemerdekaan karena hal tersebut merupakan sistem dari sekularisme

barat. Untuk mencapai tujuan pendidikan Islam seperti yang diinginkan

perlu adanya integrasi antara ilmu umum dan ilmu agama dengan

mempertimbangkan kebutuhan sesuai dengan potensi yang dimiliki peserta

didik. Dengan begitu, akan tertanam sikap kemandirian bagi setiap peserta

didik dalam menyikapi realitas kehidupannya.

Dalam kurikulum pendidikan saat ini konsep integrasi ilmu

tersebut telah berjalan dengan diberlakukannya kurikulum 2013.

Kurikulum tersebut mengintegrasikan pelajaran-pelajaran yang

sebelumnya berdiri sendiri ke dalam tema-tema dan subtema-subtema

tertentu sesuai dengan muatan pelajaran dan tujuan dari kurikulum itu

sendiri.

Beliau meletakkan tauhid sebagai dasar atau landasan dalam

pendidikan Islam yang akan diselenggarakan. Hal ini merupakan sebuah

keharusan karena jika dilihat dalam sudut pandang agama, Islam memiliki

Page 96: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

ajaran-ajaran yang dilaksanankan oleh pemeluknya yang mana ajaran-

ajaran tersebut pada intinya bermuara pada ketauhidan makhluk kepada

Allah SWT. Tuhan semesta alam ini. Beliau memberikan contoh tentang

betapa pentingnya ketauhidan bagi seorang makhluk dalam kehidupan

nyata. Sebagai makhluk, manusia seharusnya sadar bahwa dia tidak

memiliki daya dan upaya selain daya dan upaya yang telah Allah berikan.

Allah merupakan segalanya bagi manusia, termasuk tempat bergantung

dan berserah diri karena pada hakikatnya apa yang ada pada diri manusia

bukanlah milik manusia itu, akan tetapi adalah milik Sang Pencipta yaitu

Allah SWT.

Natsir menambahkan tentang penguasaan bahasa sebagai alat untuk

mendapatkan pengetahuan yang lebih luas lagi seperti pengetahuan yang

terdapat di negeri orang. Dengan bahasa, pemahaman tentang pengetahuan

yang belum pernah didapatkan dari para ahli di seluruh dunia akan lebih

mudah dimengerti. Hal tersebut disebabkan karena pada intinya

pendidikan adalah proses komunikasi yang terjalin antara pendidik dan

peserta didik, bahasa merupakan sarana komunikasi yang mudah untuk

berkomunikasi dengan orang dari budaya yang lain atau daerah yang lain,

bahkan negara di belahan dunia yang lain.

Sedangkan Hasan Langgulung mendefinisikan kurikulum sebagai

perencanaan program pendidikan bagi peserta didik yang dibuat dan

diawasi oleh sekolah secara penuh untuk mencapai tujuan pendidikan yang

diinginkan. Hal ini berarti bahwa setiap kegiatan pendidikan yang

Page 97: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

diselenggarakan telah direncanakan secara seksama dari pelaksanaan

belajar mengajar hingga pengawasan harus diperhatikan dan dilaksanakan

dengan baik oleh sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang

diinginkan.

Lebih lanjut Hasan Langulung menjelaskan bahwa kurikulum

memiliki unsur-unsur yang terdapat dalamnya diantaranya yaitu tujuan,

materi, metode dan penilaian. Beliau mengemukakan bahwa kurikulum

berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Sehubungan

dengan itu, perlu adanya pembaruan dan pengembangan kurikulum pada

setiap saat karena pengembangan kurikulum merupakan upaya konstruktif

untuk mencapai tujuan pendidikan.

Berbicara tentang ilmu, sumber utama ilmu sendiri merupakan

berasal dari Sang Pencipta ilmu itu sendiri yaitu Allah SWT. Akan tetapi

secara garis besar sumber ilmu diklasifikasikan menjadi dua, yaitu yang

berasal dari wahyu dan akal atau yang selanjutnya dinamakan pengetahuan

abadi dan pengetahuan yang diperoleh.

Pengetahuan abadi yang dimaksudkan adalah pengetahuan yang

berasal dari Al-Qur‟an dan Hadis. Kedua sumber ilmu tersebut merupakan

sumber ilmu yang akan terus digunakan sepanjang hidup manusia bahkan

setelah meninggalkan dunia. Akan tetapi pada masa Hasan Langgulung,

pengetahuan ini masih diajarkan hanya di sekolah agama atau pondok

pesantren dan sekolah non-formal.

Page 98: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Sedangkan pengetahuan yang diperoleh merupakan hasil dari

pemikiran dengan menggunakan akal. Pengetahuan ini mengharuskan kita

untuk mencari pengetahuan yang belum pernah kita ketahui. Pengetahuan

ini telah didapatkan di sekolah-sekolah umum yang setiap hari dipelajari.

Hal ini menjadi perhatian karena tidak sesuai dengan konsepsi

Islam dalam pendidikan. Pendidikan agama yang masih dianggap hanya

sebagai ilmu tambahan dan sebagai pelengkap, sedangkan ilmu-ilmu

seperti sosiologi, matematika, biologi, fisika dan kimia menjadi dasar

dalam pendidikan kita. Agar sesuai dengan konsepsi Islam, maka selain

ilmu-ilmu pengetahuan yang telah disebutkan sebelumnya tidak boleh

meninggalkan ilmu agama sebagai dasar dalam pendidikan agar tercapai

tujuan pendidikan yang diinginkan. tidak boleh meninggalkan salah

satunya, baik ilmu pengetahuan maupun ilmu agama katena keduanya

memiliki perannya masing-masing dalam kehidupan manusia.

Hasan Langgulung mengungkapkan konsep Islamisasi ilmu yang

merupakan respon dari penolakan terhadap pendidikan Barat yang bersifat

materialistis dan relavistis atau dapat diartikan sebagai sifat yang

memandang realitas sebagai sesuatu yang bermakna secara material bagi

manusia. Sifat-sifat tersebut tidak mengakui sesuatu yang tidak bermateri

sebagai suatu realitas. Hasan Langgulung ingin mengembalikan

pemahaman pendidikan pada ajaran Islam yang membuat manusia

mengenali dan mengakui posisi masing-masing baik itu yang bermateri

maupun yang tidak dalam realitasnya.

Page 99: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Maka dari itu, melalui pendidikan agama Islam diperlukan dalam

menjawab respon tersebut. Dalam hal ini beliau mengaitkan dengan isi

kurikulum, dalam pendidikan seharusnya tidak ada pemisahan antara ilmu

umum dan ilmu agama. Hal itu dikarenakan menurut konsepsi Islam agar

kurikulum itu bersifat Islam haruslah konsep Islam berpadu dengan mata

pelajaran yang lain.

Konsep Islamisasi ilmu yang digagas oleh Hasan Langgulung

merupakan Islamisasi ilmu yang bersifat modern dengan merumuskan

kembali kurikulum yang telah kehilangan jiwa Islamnya agar kembali

sejalan dengan konsepsi Islam.

Dalam merumuskan konsep kurikulum harus dimulai dari dasar-

dasar kurikulum itu sendiri agar sesuai dengan tujuan pendidikan yang

diinginkan. Hal ini berarti proses Islamisasi ilmu tidak hanya dilakukan

pada materi pendidikannya saja, akan tetapi juga pada komponen-

komponen kurikulum yang lain seperti tujuan pendidikan, metode

pendidikan dan penilaian.

Dengan adanya Islamisasi ilmu tersebut diharapkan kurikulum

mampu menyentuh seluruh potensi peserta didik dan seluruh aspek

kehidupan manusia dalam upayanya mencapai tujuan pendidikan Islam.

Dari gagasan kurikulum pendidikan Islam yang dikemukakan oleh

Mohammad Natsir dan Hasan Langgulung, keduanya memiliki kesamaan

bahwa tidak ada pemisahan atau dikotomi ilmu pengetahuan dengan ilmu

Page 100: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

agama. Keduanya harus berjalan bersamaan dalam pendidikan agar dapat

mencapai tujuan pendidikan Islam yang diinginkan.

Perbedaan dari pemikiran keduanya tentang kurikulum adalah

bahwa Natsir menginginkan agar ilmu agama bisa memiliki tempat dalam

dunia pendidikan sehingga tidak semakin terbawa oleh arus sekularisme

dengan cara mengintegrasikan antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan.

Sedangkan Hasan Langgulung tidak hanya sebatas mengintegrasikan

kedua ilmu tersebut dari segi materi pendidikan saja, tetapi juga seluruh

aspek kurikulum. Disamping itu, adanya upaya untuk mengembalikan

sistem pendidikan sesuai dengan konsep Islam.

C. Perbandingan pada Aspek Metode Pendidikan Islam Menurut

Mohammad Natsir dan Hasan Langgulung

Sementara itu, dalam membahas mengenai metode pendidikan

Islam yang digunakan dalam pembelajaran, Natsir menerapkan metode

yang disesuaikan dengan kondisi dan tujuan yang ingin dicapai. Metode

yang digunakan adalah metode cerita dan metode keteladanan.

Metode cerita merupakan metode yang lazim dan telah sejak dulu

digunakan oleh para pendidik dalam proses pembelajaran. Metode ini

dinilai masih menjadi metode yang efektif untuk keberhasilan

pembelajaran. Sedangkan untuk metode keteladanan lebih terpusat pada

Page 101: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

seorang pendidik yang diharuskan memiliki akhlak yang mulia karena

menjadi teladan bagi para peserta didik.

Kedua metode yang diterapkan oleh Natsir membutuhkan

kemampuan seorang pendidik untuk dapat mencapai keberhasilan dalam

pembelajaran. Maka dari itu, perlu peningkatan kualitas seorang pendidik

terutama kemampuannya dalam menarik perhatian ataupun simpati dari

peserta didik yang akan beermanfaat dalam menerapkan metode cerita.

Sedangkan untuk metode keteladanan, sebenarnya jika seseorang telah

memiliki jiwa seorang pendidik maka sudah seharusnya berusaha untuk

menjaga setiap sikap, tindakan dan ucapan yang mengarah pada kebaikan

karena pada dasarnya secara langsung maupun tidak langsung setiap sikap,

tindakan dan ucapan seorang pendidik akan ditirukan oleh para peserta

didiknya.

Maka keberhasilan pembelajaran tidak hanya tergantung pada hal-

hal yang bersifat teknis saja seperti dalam proses pembelajaran di kelas,

akan tetapi juga yang bersifat di luar teknis seperti dalam kehidupan

sehari-hari.

Yang terakhir mengenai metode pendidikan Islam yang digunakan

dalam proses pembelajaran, Hasan Langgulung menggunakan metode

yang tidak jauh berbeda dengan metode yang digunakan para ahli

pendidikan Islam. Metode-metode tersebut diantaranya adalah ceramah

Page 102: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

interaktif, diskusi aktif, simulasi dan lain sebagainya dengan menggunakan

sesuai dengan waktu dan materi yang akan disampaikan.

Metode pendidikan yang digagas oleh Hasan Langgulung tidak

hanya merupakan langkah-langkah yang berkaitan dengan pembelajaran

saja, akan tetapi juga berkaitan dengan aspek-aspek yang lain seperti

tujuan pendidikan Islam sendiri dan tindakan-tindakan yang dilakukan

sesuai dengan hasil dari pembelajaran yang telah berlangsung.

Untuk lebih memotivasi para peserta didik maka diberikanlah

sebuah hadiah yang sedang mereka suka, keinginan untuk mendapatkan

hadiah membuat peserta didik belajar lebih giat sehingga prestasinya

meningkat. Tetapi untuk mencegah peserta didik yang tidak disiplin dalam

proses pembelajaran, maka sudah tepat jika memberikan hukuman sebagai

pendidikan sikapnya. Ganjaran dan hukuman diberikan sesuai dengan

kebutuhan dari peserta didik sendiri.

Dari uraian kedua tokoh tersebut mengenai metode pendidikan

Islam, terdapat perbedaan diantara keduanya. Mohammad Natsir dalam

metodenya lebih terfokus pada pendidik sehingga figur pendidik sangat

berperan besar terhadap keberhasilan pembelajaran. Sedangkan Hasan

Langgulung lebih kompleks karena dalam menggunakan metode-metode

yang banyak digunakan, tetapi harus memperhatikan dari segi tujuan

pendidikan Islam itu sendiri serta pembelajaran yang berlangsung. Beliau

menambahkan perlu adanya tindakan dari hasil pendidikan berupa

Page 103: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

ganjaran sebagai motivasi dalam belajar dan hukuman sebagai usaha

pencegahan dari potensi-potensi yang buruk.

Pemikiran dan gagasan mengenai konsep pendidikan Islam dari

Mohammad Natsir dan Hasan Langgulung dipengaruhi oleh latar belakang sosial

historis atau dapat dikatakan kondisi sosial yang melingkupi. Kedua tokoh yang

hidup di masa perjuangan kemerdekaan hingga setelah kemerdekaan dimana

pendidikan Islam yang mengalami dikotomi ilmu. Natsir merupakan tokoh

pemikir pendidikan Islam yang mengalami masa tersebut sehingga menjadikan

pola pikir untuk mengubah wajah pendidikan di Indonesia agar sesuai dengan

ajaran Islam.

Hasan Langgulung juga merupakan tokoh yang hidup di masa yang tidak

jauh berbeda dari Natsir. Akan tetapi, beliau menghabiskan pendidikan tingginya

di luar negeri, sehingga pola pikir yang muncul dari Langgulung adalah dari

kacamata yang lebih luas dengan melihat pendidikan Islam di lingkup dunia

internasional.

Dengan melihat perbandingan pemikiran Mohammad Natsir dan Hasan

Langgulung terutama dari segi tujuan, kurikulum dan metode pendidikan Islam

menunjukkan bahwa perlu adanya upaya untuk menyempurnakan konstruk

pendidikan Islam secara berkelanjutan. Penelitian mengenai pendidikan Islam

telah dilakukan oleh banyak pemikir-pemikir besar pendidikan Islam sebelum

Mohammad Natsir dan Hasan Langgulung, seperti Al-Ghozali, Ibn Khaldun, Al-

Attas, Al-Faruqi. Salah seorang yang berkompeten dan gigih dalam upaya melihat

Page 104: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

dan mencari kosepsi ilmu pengetahuan yang tidak menafikan dimensi spiritual

menjadi urgen adalah Seyyed Hossein Nasr (Widiyanto, 2015:4).

Seyyed Hossein Nasr merupakan sosok cendekiawan yang piawai dalam

bidang filsafat dan sejarah ilmu, serta merupakan sosok yang otoritatif untuk

berbicara tentang perjumpaan antara tradisi dan modernitas, Timur dan Barat.

Posisi ini ditambah perspektif tradisionalnya, menjadikan pemikiran Nasr tentang

ilmu mempunyai karakter tersendiri. Pemikiran Nasr tentang ilmu tersebut

merupakan hal yang urgen karena bisa dijadikan dasar untuk membangun

kerangka filosofis dan sistem pendidikan Islam (Widiyanto, 2015:73).

Menurut Asfa Widiyanto (2015:74), pemikiran Nasr tentang ilmu juga bisa

digunakan untuk menata ulang sistem pendidikan Islam. Restorasi pendidikan

Islam yang dapat dilihat dari komponen-komponen pendidikan itu sendiri, seperti

tujuan pendidikan Islam, menurut Nasr, mengacu dan mengarah pada totalitas

manusia yang mencakup aspek rasional, moral dan spiritual. Metode pendidikan

ynag dikembangkan Nasr berbasiskan tradisional seperti oral-transmission,

modelling, penalaran logis dan sebagainya. Materi pendidikan Islam mencakup

ilmu-ilmu naqli dan ilmu-ilmu aqli yang diberikan secara seimbang. Pendidik,

dalam perspektif Nasr, harus memiliki kematangan intelektual, emosional dan

spiritual, yang model tertingginya bisa dilihat dalam sosok hakim. Peserta didik

diharapkan tidak lepas dari akar tradisinya, sehingga bisa memahami dan

mengimplementasikan ilmu Islam secara baik.

Page 105: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Konsepsi Nasr tentang pendidikan Islam dapat dijadikan sebagai rujukan

konstruksi sistem pendidikan Islam pada umumnya serta khususnya di Indonesia.

Dalam bentuk sistem pendidikan Islam di Indonesia yang masih berkembang,

konstruk pemikiran Nasr dapat menjadi acuan untuk mencapai tujuan pendidikan

Islam yang diinginkan.

Page 106: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian tentang “Konsep Pendidikan Islam (Studi Pemikiran

Mohammad Natsir Dan Hasan Langgulung)”, dapat disimpulkan bahwa :

1. Konsep pendidikan Islam yang dikemukakan oleh Mohammad Natsir

mendefinisikan pendidikan sebagai bimbingan kepada peserta didik

agar dapat tujuan pendidikan itu sendiri. Tujuan pendidikan yang

dirumuskan oleh Natsir adalah menjadikan peserta didik sebagai

hamba yang bertakwa kepada Allah SWT. dengan tidak meninggalkan

pengembangan potensi kemampuan dan keterampilan untuk melalui

kehidupan di dunia dengan kesuksesan. Oleh karena itu, untuk

mencapai tujuan yang diinginkan maka diperlukan kurikulum yang

berlandaskan tauhid dan tidak memisahkan antara ilmu pengetahuan

umum dengan ilmu agama. Kedua ilmu tersebut memilki peran yang

sama pentingnya dalam proses pendidikan. Beliau juga menambahkan

bahasa sebagai sarana komunikasi dalam pendidikan, terutama bahasa

Arab. Dalam pembelajaran, metode merupakan alat bagi guru untuk

menyampaikan ilmu. Natsir menerapkan metode cerita dan metode

keteladanan. Kedua metode tersebut lebih efektif dalam pembelajaran.

Page 107: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

2. Konsep pendidikan Islam Hasan Langgulung bahwa tujuan pendidikan

Islam itu untuk membentuk peserta didik kepada tujuan awal

penciptaannya yaitu sebagai khalifah atau memiliki sifat-sifat seorang

khalifah dalam diri masing-masing peserta didik, serta menyiapkan

peserta didik dari segi kognitif, sosiologis dan keterampilan untuk

mencapai kesuksesan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Dalam segi

kurikulum, Hasan Langgulung memiliki konsep Islamisasi ilmu yang

artinya memadukan antara ilmu-ilmu umum dan ilmu agama sehingga

akan tercapai tujuan pendidikan Islam yang diinginkan. Dalam

pembelajaran, metode yang digunakan harus mempertimbangkan

tujuan dari pendidikan yang akan dicapai serta tindakan-tindakan yang

perlu untuk memotivasi dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan

dalam menyikapi hasil dari pendidikan tersebut seperti dengan

memberikan hadiah dan hukuman.

3. Adapun persamaan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah pada

aspek tujuan pendidikan Islam yaitu bahwa keduanya berpendapat

tujuan pendidikan Islam adalah membentuk peserta didik menjadi

manusia yang bertakwa kepada Allah dan memiliki akhlakul karimah.

Selain itu, keduanya juga menginginkan adanya keterpaduan antara

ilmu agama dan ilmu pengetahuan dalam materi pendidikan walaupun

ada sedikit perbedaan bahwa Hasan Langgulung menghendaki tidak

hanya materi pendidikan saja yang terintegrasi, tetapi juga dalam

komponen kurikulum yang lain seperti tujuan, metode dan penilaian.

Page 108: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

Sedangkan perbadaan yang paling terlihat adalah pada segi metode

pendidikannya, jika Natsir lebih menerapkan metode cerita dan

keteladanan, Langgulung menggunakan metode diskusi aktif, simulasi,

ceramah dan metode-metode yang umum digunakan dengan

memperhatikan tujuan yang ingin dicapai dan tindakan dari hasil

pembelajaran.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan sehubungan

dengan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Banyak aspek yang dapat ditelaah dari kedua tokoh pemikir

pendidikan Islam dalam penelitian ini. Yang dapat penulis lakukan

dalam penelitian ini hanya sebatas pada masalah konsep pembaruan

pendidikan yang dilakukan oleh Mohammad Natsir dan Hasan

Langgulung. Untuk itu penulis menyarankan kepada peneliti lain

agar berkenan melakukan penelitian terhadap pemikiran kedua

tokoh tersebut ditinjau dari aspek yang lain.

2. Kepada para praktisi pendidikan pada umumnya, dan pendidikan

Islam pada khususnya, diharapkan untuk banyak mengambil

intisari dari pemikiran Mohammad Natsir dan Hasan Langgulung

dalam upaya untuk mengadakan pembaruan dan inovasi pada

pendidikan Islam. Serta untuk lebih meningkatkan dan

mengembangkan mutu dan kualitas pendidikan Islam di Indonesia,

Page 109: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

baik yang diselenggarakan di lembaga pendidikan Islam maupun

lembaga pendidikan umum.

3. Kepada para praktisi pendidikan pada umumnya dan kepada

penulis pada khususnya, hendaknya mengetahui dan memahami

konsep pendidikan yang dikemukakan oleh Mohammad Natsir dan

Hasan Langgulung bahwa pendidikan agama dan pendidikan

umum itu harus diselaraskan sehingga membentuk manusia yang

berakhlak mulia serta iman yang kuat.

Page 110: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abdurrahman Saleh. 2005. Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-

Qur‟an. Jakarta: PT. RINEKA PUTRA.

Achmadi. 1992. Islam Sebagai Paradigma Pendidikan. Yogyakarta: Aditya

Media.

Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. 1996. Konsep Pendidikan Dalam Islam.

Bandung: Mizan

Al-Rasyidin dan Samsul Nizar. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat

Press.

An-Nahlawi, Abdurrahman. 1995. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan

Masyarakat. Jakarta: Gema Insani Press.

Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian ; Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Bakker, Anton. 1999. Metodologi Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.

Daradjat, Zakiah. 1993. Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta:

CV. RUHAMA.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Undang-Undang No. 2.

Kholiq, Abdul.,dkk. 1999. Pemikiran Pendidikan Islam Tokoh Klasik dan

Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kurniawan, Syamsul dan Erwin Mahrus. 2011. JEJAK PEMIKIRAN TOKOH

PENDIDIKAN ISLAM: Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibn Khaldun, Muhammad

Abduh, Muhammad Iqbal, Hasan Al-Banna, Syed Muhammad Naquib Al-

Attas, K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Hasyim Asy‟ari, Hamka, Basiuni Imran,

Hasan Langgulung, Azyumardi Azra. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Langgulung, Hasan. 1985. Pendidikan dan Peradaban Islam Suatu Analisa Sosio-

Psikologi. Jakarta: PT. Pustaka Al Husna.

______. 1988. Pendidikan Islam Menghadapi Abad ke 21. Jakarta: PT. Pustaka Al

Husna.

Page 111: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

______. 1991. Kreativitas dan Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Pustaka Al Husna.

______. 2002. Asas-asas Pendidikan Islam. Jakarta: Al Husna Zikra.

______. 2004. MANUSIA DAN PENDIDIKAN Suatu Analisa Psikologi, Filsafat

dan Pendidikan. Jakarta: PT. Pustaka Al Husna Baru.

Luth, Thohir. 1999. M. Natsir, Dakwah dan Pemikirannya. Jakarta: Gema Insani

Press.

Marimba, Ahmad D. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT.

Al-Ma‟arif.

Muhadjir, Noeng. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yoyakarta: Rake

Sarasin.

Mohd. Athiyah Al Abrasyi. 1974. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta:

Bulan Bintang

Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

______. 2013. Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam: Isu-isu Kontemporer

Tentang Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Natsir, Muhammad. 1954. Capita Selecta. Jakarta: Bulan Bintang.

______. 2015. Islam dan Akal Merdeka. Bandung: Sega Arsy.

______. Mohammad Natsir. 1980. Islam Sebagai Ideologi. Jakarta: Penyiaran

Ilmu.

Ramayulis dan Syamsul Nizar. 2005. Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam.

Jakarta: Quantum Teaching.

Saidan. 2011. Perbandingan Pemikiran Pendidikan Islam Antara Hasan Al-

Banna dan Mohammad Natsir. Kementerian Agama RI.

Widiyanto, Asfa. 2015. Konstruk Ilmu Pengetahuan dan Signifikansinya Dalam

Upaya Restorasi Pendidikan Islam. Salatiga: LP2M Press IAIN Salatiga

Zuhairini. 1995. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 112: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

RIWAYAT HIDUP PENULIS

A. Data Pribadi

Nama : ACHMAD DEDI SETIADI

Tempat/Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 21 Juli 1994

NIM : 111-12-080

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Alamat : Lingk. Harjosari RT 07/VII Harjosari,

Kec. Bawen, Kab. Semarang

B. Orang Tua

Ayah : Nahrowi

Ibu : Partini

Pekerjaan : Buruh bangunan

C. Motto

“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu, maka dia berada di jalan

Allah”

D. Riwayat Pendidikan

No. Instansi Pendidikan Masuk (Tahun) Lulus (Tahun)

1. SD Negeri Harjosari 01 2000 2006

2. SMP Negeri 1 Bawen 2006 2009

3. SMK Negeri 1 Bawen 2009 2012

4. S1 PAI IAIN Salatiga 2012 2017

Page 113: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

DAFTAR NILAI SURAT KETERANGAN KEGIATAN

Nama : Achmad Dedi Setiadi

NIM : 111-12-080

Jurusan : PAI

Dosen Pembimbing Akademik : Mohammad Ali Zamroni, M.A.

No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai

1.

OPAK STAIN SALATIGA 2012

“Progresifitas Kaum Muda, Kunci

Perubahan Indonesia”.

5-7 September 2012 Peserta 3

2.

Orientasi Mahasiswa Tarbiyah

“Mewujudkan Gerakan Mahasiswa

Tarbiyah Sebagai Tonggak

Kebangkitan Pendidikan Indonesia”

8-9 Septembar 2012 Peserta 3

3.

Orientasi Dasar Keislaman (ODK)

“Membangun Karakter Keislaman

Bertaraf Internasional di Era

Globalisasi Bahasa”

10 September 2012 Peserta 2

4.

Seminar Entrepreneurship dan

Perkopresian 2012 “Explore Your

Entrepreneurship Talent” Mapala

Mitapasa dan KSEI STAIN Salatiga

11 September 2012 Peserta 2

5.

Achievement Motivation Training

dengan AMT “Bangun Karakter

Raih Prestasi”

12 Septenber 2012 Peserta

2

6.

Library User Education (Pendidikan

Pemakai Perpustakaan) UPT

PERPUSTAKAAN STAIN Salatiga

13 September 2012 Peserta 2

7.

Seminar Nasional “Urgensi Media

Dalam Pergaulan Politik” LPM

DINAMIKA STAIN Salatiga

29 September 2012 Peserta 8

8. “Surat Cinta Pembasmi Galau”

KAMMI Salatiga 3 Oktober 2012 Peserta 2

9. “Training Pembuatan Makalah”

LDK STAIN Salatiga 13 Oktober 2012 Peserta 2

10.

SEMINAR Nasional

“Menumbuhkan Jiwa Enterpreneur

Generasi Muda” KOPMA

“FATAWA” STAIN Salatiga

27 Mei 2013 Peserta 8

11.

Seminar Nasional dan Dialog Publik

“Penyesuaian Harga BBM

Bersubsidi” HMJ Syariah STAIN

Salatiga

27 Juni 2013 Peserta 8

Page 114: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

12.

Seminar Nasional “Mengenal

Pengendalian BBM Bersubsidi,

kebijakan BLSM yang tepat sasaran

serta pengendalian inflasi dalam

negeri sebagai dampak kenaikan

harga BBM bersubsidi” DEMA

STAIN Salatiga

8 Juli 2013 Peserta 8

13.

Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ)

Mahasiswa V “MTQ Wahana

Apresiasi untuk Mencetak Insan

Qur‟ani” JQH STAIN Salatiga

23 Oktober 2013 Peserta 2

14.

Penerimaan Anggota Baru (PAB)

JQH 2013 “Kristalisasi Nilai Qur‟ani

Menuju Insan yang Penuh Hikmah”

JQH STAIN Salatiga

23-24 November 2013 Peserta 2

15.

Tafsir Tematik “Konsep Pemimpin

Ideal Menurut Al-Qur‟an” JQH Al-

Furqon STAIN Salatiga

17 Mei 2014 Panitia 3

16.

“Getarkan Ramadhan dengan Hati

yang Suci” KISMIS LDK STAIN

Salatiga

27 Juni 2014 Peserta

2

17.

OPAK Jurusan Tarbiyah STAIN

Salatiga 2014 “Aktualisasi

Pendidikan Karakter Sebagai

Pembentuk Generasi yang Religius,

Educative, dan Humanis”

21 Agustus 2014

Panitia

3

18.

Upgrading dan Rapat Kerja

“Motivasi Organisasi” HMPS PAI

STAIN Salatiga

6 September 2014 Peserta 2

19.

Gebyar Seni Qur‟ani (GSQ) Umum

ke-VI Se-Jawa Tengah “Aktualisasi

Makna dan Syi‟ar Al-Qur‟an Sebagai

Sumber Inspirasi” JQH AL-

FURQON STAIN Salatiga

5 November 2014 Panitia 5

20. “Diklat Microteaching” HMPS PAI

STAIN Salatiga 8 November 2014 Panitia 3

21.

PAB (Penerimaan Anggota Baru)

JQH Al-Furqon STAIN Salatiga

“Menumbuhkan Karakter Islami dan

Qur‟ani”

13-14 Desember 2014 Panitia 3

22.

Workshop Nasional “Sukses

Akademik, Sukses Bakat dan Hidup

Bermartabat dengan Karya” HMPS

PAI STAIN Salatiga

16 Desember 2014 Panitia 8

23. Workshop Tilawah Nasional 30 Mei 2015 Panitia 8

Page 115: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

“Aktualisasi Nyata Syi‟ar Islam

dalam Bingkai Kreasi Seni Qur‟ani”

JQH Al-Furqan IAIN Salatiga

24.

National Seminar “Understanding

the World by Understanding the

Language and the Culture” CEC

IAIN Salatiga

4 Juni 2015 Peserta 8

25.

Seminar Nasional Kewirausahaan

“Jiwa Muda, Berani Berwirausaha”

Jurusan PAI IAIN Salatiga

30 Oktober 2015 Panitia 8

26.

Gebyar Seni Qur‟ani (GSQ) ke-VII

“Menyiarkan Islam Melalui

Apresiasi Maha Karya Seni

Qur‟aniyy” JQH Al-Furqan IAIN

Salatiga

8 November 2015 Panitia 5

27.

Seminar Kewirausahaan

“Membumikan Seni Qur‟an Melalui

Wirausaha” JQH Al-Furqan IAIN

Salatiga

25 Desember 2015 Panitia 3

28.

PAB (Penerimaan Anggota Baru)

JQH Al-Furqan IAIN Salatiga “Keep

on Loving Holy Qur‟an to Reach a

Peacefullness of Life”

25 Desember 2015 Panitia 3

JUMLAH 118

Page 116: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa
Page 117: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa
Page 118: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa
Page 119: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa
Page 120: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1702/1/skripsi...Ketua Penguji : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. Sekretaris Penguji : Dr. phil. Asfa

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Achmad Dedi Setiadi

NIM : 111-12-080

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI

PEMIKIRAN MOHAMMAD NATSIR DAN HASAN

LANGGULUNG)

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri dan tidak berkeberatan untuk dipublikasikan oleh perpustakaan

IAIN Salatiga tanpa menuntut konsekuensi apapun.

Demikian surat penyataan ini saya buat dan jika dikemudian hari

terbukti bahwa skripsi saya ini bukan karya sendiri, maka saya sanggup untuk

menanggung konsekuensinya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Salatiga, 7 Maret 2017

Yang menyatakan,

Achmad Dedi Setiadi

NIM. 111-12-080