konsep pemberdayaan masyarakat

19
KONSEP DASAR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MAKALAH Oleh Alisa Miradia Puspitasari NIM 122310101074

Upload: alisa-miradia

Post on 17-Nov-2015

66 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

konsep pemberdayaan masyarakat dan defini menurut para ahli

TRANSCRIPT

KONSEP DASAR PEMBERDAYAAN MASYARAKATMAKALAH

Oleh

Alisa Miradia Puspitasari

NIM 122310101074

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

KONSEP DASAR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MAKALAH

diajukan guna memenuhi tugas pemicu mata kuliah Komunitas IIIdengan Dosen Fasilitator: Ns. Latifa Aini S, M.Kep, Sp.Kep.KomOleh

Alisa Miradia Puspitasari

NIM 122310101074

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015KONSEP DASAR PEMBERDAYAAN MASYARAKATSecara teoretik, basis ideologi pemberdayaan adalah Neo-Marxisme, karena menggunakan asumsi pembebasan dari ketertindasan.

Beberapa asumsi yang mendasari teori pemberdayaan :

1. keterbelakangan

diukur oleh derajat pendidikan, kesehatan, status pangan, status pendapatan, pemenuhan papan dan akses terhadap informasi, hingga kepada akses pada aktivitas politik sebagai akibat kapitalisme global.

2. ketertinggalan diukur dari angka pencapaian sasaran indikator-kemajuan yang dibandingkan secara relatif antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

3. kemiskinandiukur melalui angka pendapatan atau pengeluaran per kapita ataupun oleh pemenuhan kebutuhan fisik minimum seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, serta martabat individu sebagai manusia.

4. ketergantungan diukur oleh derajat kebebasannya dalam menentukan nasib sendiri.

Semua fakta itu bermuara ke satu persoalan, yaitu sindroma ketidakberdayaan dan ketidakmandirian.

Pemberdayaan masyarakat menurut para ahli, antara lain:

1. Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat people-centered, participatory, empowering, and sustainable (Chambers, 1995 dalam Kartasasmita, 1996).

2. Budimanta & Rudito (2008:39), memasukkan konsep pemberdayaan masyarakat ini ke dalam ruang lingkup Community Development. Pemberdayaan di sini diterjemahkan sebagai program-program yang berkaitan dengan upaya memperluas akses dan kapabilitas masyarakat untuk menunjang kemandiriannya.

3. Dalam konsep pemberdayaan, menurut Prijono dan Pranarka (1996), manusia adalah subyek dari dirinya sendiri. Proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan kemampuan kepada masyarakat agar menjadi berdaya, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya. Lebih lanjut dikatakan bahwa pemberdayaan harus ditujukan pada kelompok atau lapisan masyarakat yang tertinggal.

4. Menurut Sumodiningrat (1999), bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan.

5. Mubyarto (1998) menekankan bahwa terkait erat dengan pemberdayaan ekonomi rakyat. Dalam proses pemberdayaan masyarakat diarahkan pada pengembangan sumberdaya manusia (di pedesaan), penciptaan peluang berusaha yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Masyarakat menentukan jenis usaha, kondisi wilayah yang pada gilirannya dapat menciptakan lembaga dan system pelayanan dari, oleh dan untuk masyarakat setempat. Upaya pemberdayaan masyarakat ini kemudian pada pemberdayaan ekonomi rakyat.Permendagri RI Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat, dinyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pasal 1 , ayat (8). Inti pengertian pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat.

Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.Bottom of FormKonsep lain menyatakan bahwa pemberdayakan mempunyai dua makna, yakni mengembangkan, memandirikan, menswadayakan dan memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan. Makna lainnya adalah melindungi, membela dan berpihak kepada yang lemah, untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang dan terjadinya eksploitasi terhadap yang lemah (Prijono dan Pranarka, 1996).

Dalam pandangan Pearse dan Stiefel dinyatakan bahwa pemberdayaan mengandung dua kecenderungan, yakni primer dan sekunder. Kecenderungan primer berarti proses pemberdayaan menekankan proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu menjadi lebih berdaya. Sedangkan kecenderungan sekunder melihat pemberdayaan sebagai proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihannya (Prijono dan Pranarka, 1996).

Sedangkan dalam kajian ini pengertian pemberdayaan dimaknai sebagai segala usaha untuk membebaskan masyarakat miskin dari belenggu kemiskinan yang menghasilkan suatu situasi di mana kesempatan-kesempatan ekonomis tertutup bagi mereka, karena kemiskinan yang terjadi tidak bersifat alamiah semata, melainkan hasil berbagai macam faktor yang menyangkut kekuasaan dan kebijakan, maka upaya pemberdayaan juga harus melibatkan kedua faktor tersebut.

Salah satu indikator dari keberdayaan masyarakat adalah kemampuan dan kebebasan untuk membuat pilihan yang terbaik dalam menentukan atau memperbaiki kehidupannya. Konsep pemberdayaan merupakan hasil dari proses interaksi di tingkat ideologis dan praksis. Pada tingkat ideologis, pemberdayaan merupakan hasil interaksi antara konsep top-down dan bottom-up, antara growth strategy dan people centered strategy. Sedangkan di tingkat praksis, proses interaksi terjadi melalui pertarungan antar ruang otonomi. Maka, konsep pemberdayaan mencakup pengertian pembangunan masyarakat (community development) dan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat (community based development). Community development adalah suatu proses yang menyangkut usaha masyarakat dengan pihak lain (di luar sistem sosialnya) untuk menjadikan sistem masyarakat sebagai suatu pola dan tatanan kehidupan yang lebih baik, mengembangkan dan meningkatkan kemandirian dan kepedulian masyarakat dalam memahami dan mengatasi masalah dalam kehidupannya, mengembangkan fasilitas dan teknologi sebagai langkah meningkatkan daya inisiatif, pelayanan masyarakat dan sebagainya. Secara filosofis, community development mengandung makna membantu masyarakat agar bisa menolong diri sendiri, yang berarti bahwa substansi utama dalam aktivitas pembangunan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri.Dalam kerangka pikiran itu, upaya memberdayakan masyarakat, dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu:1. menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Di sini titik tolak nya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena, kalau demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong memotivasikan dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. 2. memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat (emp owering). Dalam rangka ini diperlukan langkah - langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah- langkah nyata, dan menyang kut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses ke dalam berbagaipeluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya.

Dalam rangka pemberdayaan ini, upaya yang amat pokok adalah peningkatan taraf pendidikan, dan derajat kesehatan, serta akses ke dalam sumber- sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar. Masukan berupa pemberdayaan ini menyangkut pembangunan prasarana dan sarana dasar baik fisik, seperti irigasi, jalan, listrik, maupun sosial seperti sekolah dan fasilitas pelayanan kesehatan, yang dapat di jangkau oleh masyarakat pada lapisan paling bawah, serta ketersediaan lembaga -lembaga pendanaan, pelatihan, dan pemasaran di perdesaan, di mana terkonsentrasi penduduk yang keberdayaannya amat kurang.

Untuk itu, perlu ada program khusus bagi masyarakat yang kurang berdaya, karena program -program umum yang berlaku untuk semua, tidak selalu dapat menyentuh lapisan masyarakat ini.

Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata -pranatanya. Menanam kan nilai-nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat, keterbu kaan, dan kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini. Demikian pula pembaharuan institusi-institusi sosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat di dalamnya.

Sungguh penting di sini adalah peningkatan partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan dan p engamalan demokrasi. Friedman (1992) menyatakan The empowerment approach, which is fundamental to an alternative development, places the emphasis on autonomy in the decision-marking of territorially organized communities, local self-reliance (but not aut archy), direct (participatory) democracy, and experiential social learning .

3. memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam meng hadapi yang kuat.

Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena hal itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah.

Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagai program pemberian (charity) . Karena, pada dasarnya setiap apa yang dinikmati, harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat dipertukarkan dengan pihak lain). Dengan demikian, tujuan akhirnya adalah memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara sinambung.DAFTAR PUSTAKA

Budimanta, A., Rudito, B. 2008. Metode Dan Teknik Pengelolaan Community Development. Jakarta : Penerbit ICSD.

Chambers, Robert. Poverty and Livelihoods. 1995. Whose Reality Counts? Uner Kirdar dan Leonard Silk (eds.), People: From Impoverishment to Empowerment. New York: New York University Press.Kartasasmita, Ginandjar. 1995. Ekonomi Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: CIDES.Permendagri RI Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat. Bandung : Fokus Media.Prijono, Onny S. dan Pranarka A.M.W. 1996. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: Centre for Strategic and International Studies (CSIS).

Suharto, Edi. 2006. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung : PT. Refika Aditama.

Sumodiningrat, Gunawan. 1999. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.SOAL KASUS

1. Negara Sinioke adalah negara yang memiliki pendapatan perkapita rendah dan pemenuhan kebutuhan fisik warganya pun minimum. Negara ini mulai melakukan pemberdayaan masyarakat dengan asumsi yang mendasari adalah

a. Keterbelakangan

b. Ketertinggalan

c. Kemiskinan

d. Ketergantungan

e. Keacuhan

Jawaban: C2. Negara Malsy adalah negara jajahan Negara Inggon. Aturan yang berlaku di negara Malsy masih mengikuti aturan-aturan seperti negara Inggon. Negara ini mulai melakukan pemberdayaan masyarakat dengan asumsi yang mmendasari adalah

a. Keterbelakangan

b. Ketertinggalan

c. Kemiskinan

d. Ketergantungan

e. Keacuhan

Jawaban: D3. Negara Afran merupakan negara yang warganya memiliki pendidikan, kesehatan, status pangan, dan status pendapatannya relatif rendah. Jika negara ini melakukan pemberdayaan masyarakat, hal apa yang mendasari pemberdayaan tersebut

a. Keterbelakangan

b. Ketertinggalan

c. Kemiskinan

d. Ketergantungan

e. Keacuhan

Jawaban: A4. Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat people-centered, participatory, empowering, and sustainable. Pengertian di atas adalah menuruta. Budimantab. Chambersc. Prijono dan Pranarkan

d. Sumodiningrat

e. Mubyarto

Jawaban: B5. Proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan kemampuan kepada masyarakat agar menjadi berdaya, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya. Pengertian di atas adalah menuruta. Budimantab. Chambersc. Prijono dan Pranarkan

d. Sumodiningrat

e. Mubyarto

Jawaban: C6. Negara Cimo melakukan proses pemberdayaan menekankan proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu menjadi lebih berdaya. Pemberdayaan ini termasuk pada

a. Kecenderungan primer

b. Kecenderungan sekunder

c. Kecenderungan tersier

d. Kecenderungan awal

e. Kecenderungan akhir

Jawaban: A7. Negara Limo sekarang sedang melakukan proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihannya. Pemberdayaan ini termasuk pada

a. Kecenderungan primer

b. Kecenderungan sekunder

c. Kecenderungan tersier

d. Kecenderungan awal

e. Kecenderungan akhir

Jawaban: B8. suatu proses yang menyangkut usaha masyarakat dengan pihak lain (di luar sistem sosialnya) untuk menjadikan sistem masyarakat sebagai suatu pola dan tatanan kehidupan yang lebih baik, mengembangkan dan meningkatkan kemandirian dan kepedulian masyarakat dalam memahami dan mengatasi masalah dalam kehidupannya, mengembangkan fasilitas dan teknologi sebagai langkah meningkatkan daya inisiatif, dan pelayanan masyarakat termasuk dalam makna konsep pemberdayaan masyarakat

a. community development

b. community based development

c. social development

d. person development

e. man development

jawaban: A

9. Pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Mencakup upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong memotivasikan dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. Hal ini termasuk dari upaya..

a. enabling

b. empowering

c. protecting

d. loving

e. interaction

Jawaban: A10. Perkuatan langkah- langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses ke dalam berbagaipeluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya. Hal ini termasuk dari upaya

a. Enabling

b. Empowering

c. Protecting

d. Loving

e. interaction

Jawaban: B