21. urusan pemberdayaan masyarakat dan desa ·  · 2017-06-16urusan wajib pemberdayaan masyarakat...

13
IV.B.21. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 201 21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya untuk memberikan kesempatan dan kemampuan kepada kelompok masyarakat untuk berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengendalikan kelembagaan masyarakat secara bertanggung jawab demi perbaikan kehidupannya. Tujuan utama dari pemberdayaan masyarakat adalah membentuk individu dan masyarakat yang mandiri, meliputi kemandirian dalam berpikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Diharapkan masyarakat yang mandiri tersebut secara bertahap dapat membangun diri dan lingkungannya secara mandiri pula dengan menciptakan demokratisasi, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pembangunan. Terdapat perbedaan yang cukup mendasar antara community empowerment (pemberdayaan masyarakat)” dengan community development (pembangunan masyarakat)” yaitu terutama pada aspek “posisi” masyarakat lokal yang lebih sebagai subyek pembangunan pada konsep pemberdayaan masyarakat, memperbaiki kondisi sebelumnya yang hanya sebagai objek pembangunan pada konsep pembangunan masyarakat. Namun demikian kendala yang selama ini sering dijumpai dalam menerapkan metode “community empowerment (pemberdayaan masyarakat)” adalah mekanismenya yang lebih membutuhkan upaya ekstra terutama untuk melakukan pendampingan agar hasil yang dicapai lebih efektif dan efisien. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Wonosobo melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa berusaha untuk mengkolaborasikan antara konsep development dan empowerment dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan desa. Pemberdayaan masyarakat memiliki empat unsur utama yang sekaligus dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilannya, yaitu aksesibilitas informasi, menyangkut seberapa mudah dan seberapa banyak masyarakat mampu mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan terkait dengan pembangunan, lalu partisipasi atau keterlibatan, menyangkut siapa saja yang dilibatkan dan bagaimana mereka terlibat dalam keseluruhan proses pembangunan. Selain itu unsur lainnya adalah akuntabilitas, yaitu bentuk pertanggungjawaban publik atas segala kegiatan yang mengatasnamakan masyarakat, serta kapasitas organisasi lokal, yaitu kemampuan bekerja sama, mengorganisir warga dan memobilisasi sumber daya untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam RPJMD Tahun 2011-2015 menetapkan sasaran pembangunan pada urusan pemberdayaan masyarakat dan desa selama kurun waktu 2011 s.d. 2015, adalah sebagai berikut: (1) Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan desa; (2) Berfungsinya Lembaga kemasyarakatan desa sesuai kedudukan, tugas dan wewenangnya; (3) Berkembangnya Badan Usaha Milik Desa; (4) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan desa; serta (5) Meningkatnya keberdayaan masyarakat miskin. a. Program dan Kegiatan Untuk mendukung pelaksananan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa, pada tahun 2013 telah dialokasikan anggaran sebesar Rp 10.583.751.092 dan terealisir sebesar Rp 8.044.182.123 atau 76.66 % dari rencana. Proporsi belanja urusan pemberdayaan masyarakat dan desa tersebut adalah 0,81% dari total realisasi belanja APBD Tahun 2013 yang berjumlah Rp 988.103.772.409,00. Anggaran tersebut digunakan untuk kegiatan belanja langsung maupun belanja tidak langsung. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut :

Upload: ngonhan

Post on 23-May-2018

238 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: 21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA ·  · 2017-06-16Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ... antara konsep development dan empowerment dalam upaya pemberdayaan

IV.B.21. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 201

21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya untuk memberikan kesempatan

dan kemampuan kepada kelompok masyarakat untuk berpartisipasi, bernegosiasi,

mempengaruhi dan mengendalikan kelembagaan masyarakat secara bertanggung jawab

demi perbaikan kehidupannya. Tujuan utama dari pemberdayaan masyarakat adalah

membentuk individu dan masyarakat yang mandiri, meliputi kemandirian dalam berpikir,

bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Diharapkan masyarakat yang

mandiri tersebut secara bertahap dapat membangun diri dan lingkungannya secara mandiri

pula dengan menciptakan demokratisasi, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan

pembangunan.

Terdapat perbedaan yang cukup mendasar antara “community empowerment

(pemberdayaan masyarakat)” dengan “community development (pembangunan

masyarakat)” yaitu terutama pada aspek “posisi” masyarakat lokal yang lebih sebagai

subyek pembangunan pada konsep pemberdayaan masyarakat, memperbaiki kondisi

sebelumnya yang hanya sebagai objek pembangunan pada konsep pembangunan

masyarakat. Namun demikian kendala yang selama ini sering dijumpai dalam menerapkan

metode “community empowerment (pemberdayaan masyarakat)” adalah mekanismenya

yang lebih membutuhkan upaya ekstra terutama untuk melakukan pendampingan agar

hasil yang dicapai lebih efektif dan efisien. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Wonosobo

melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa berusaha untuk mengkolaborasikan

antara konsep development dan empowerment dalam upaya pemberdayaan masyarakat

dan desa.

Pemberdayaan masyarakat memiliki empat unsur utama yang sekaligus dapat dijadikan

sebagai tolok ukur keberhasilannya, yaitu aksesibilitas informasi, menyangkut seberapa

mudah dan seberapa banyak masyarakat mampu mengakses berbagai informasi yang

dibutuhkan terkait dengan pembangunan, lalu partisipasi atau keterlibatan, menyangkut

siapa saja yang dilibatkan dan bagaimana mereka terlibat dalam keseluruhan proses

pembangunan. Selain itu unsur lainnya adalah akuntabilitas, yaitu bentuk

pertanggungjawaban publik atas segala kegiatan yang mengatasnamakan masyarakat,

serta kapasitas organisasi lokal, yaitu kemampuan bekerja sama, mengorganisir warga dan

memobilisasi sumber daya untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam RPJMD Tahun 2011-2015 menetapkan sasaran

pembangunan pada urusan pemberdayaan masyarakat dan desa selama kurun waktu 2011

s.d. 2015, adalah sebagai berikut: (1) Meningkatnya kualitas penyelenggaraan

pemerintahan desa; (2) Berfungsinya Lembaga kemasyarakatan desa sesuai kedudukan,

tugas dan wewenangnya; (3) Berkembangnya Badan Usaha Milik Desa; (4) Meningkatnya

partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan desa; serta (5) Meningkatnya

keberdayaan masyarakat miskin.

a. Program dan Kegiatan

Untuk mendukung pelaksananan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa, pada

tahun 2013 telah dialokasikan anggaran sebesar Rp 10.583.751.092 dan terealisir

sebesar Rp 8.044.182.123 atau 76.66 % dari rencana. Proporsi belanja urusan

pemberdayaan masyarakat dan desa tersebut adalah 0,81% dari total realisasi belanja

APBD Tahun 2013 yang berjumlah Rp 988.103.772.409,00. Anggaran tersebut digunakan

untuk kegiatan belanja langsung maupun belanja tidak langsung. Adapun program dan

alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 2: 21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA ·  · 2017-06-16Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ... antara konsep development dan empowerment dalam upaya pemberdayaan

IV.B.21. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 202

Tabel IV.B.21.1

Rincian Program dan Realisasi Anggaran

Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun 2013

No. Program Alokasi (Rp) Realisasi (Rp)

A Belanja Langsung 7.196.753.092 4.854.648.141

1 Program Peningkatan Keberdayaan

Masyarakat 4.992.062.300 2.743.262.597

2 Program Pengembangan Lembaga

Ekonomi Perdesaan 493.380.792 493.380.750

3 Program Peningkatan Partisipasi

Masyarakat Dalam Membangun Desa 515.000.000 444.148.000

4 Program Peningkatan Kapasitas

Aparatur Pemerintah Desa 509.000.000 500.507.500

5 Program Pengembangan Kecamatan

dan Kelurahan 374.500.000 372.445.000

6 Program Administrasi Perkantoran 124.380.000 114.619.794

7 Program Peningkatan Sarana

Prasarana 188.430.000 186.284.500

B Belanja Tidak langsung 3.386.998.000 3.189.533.982

1 Belanja Pegawai 1.615.748.000 1460.783.982

Gaji dan tunjangan 1.338.000.000 1.295.652.982

Tambahan penghasilan 223.748.000 165.131.000

Insentif Pajak/ Retribusi Daerah 54.000.000 -

2 Belanja Hibah 1.771.250.000 1.728.750.000

3 Belanja Bantuan - -

4 Belanja Tidak Tersangka - -

Jumlah Total 10.583.751.092 8.044.182.123

Sumber : APBD Kabupaten Wonosobo 2013 (diolah)

b. Realisasi Program dan Kegiatan

Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat

Sasaran dari program ini terutama adalah meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam

bidang ekonomi dan pemanfaatan sumber daya alam, meningkatkan kualitas kehidupan

sosial budaya masyarakat, dan mewujudkan kelembagaan masyarakat desa yang

berdaya dan mandiri. Program ini dilaksanakan melalui berbagai kegiatan, diantaranya

yaitu : fasilitasi Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD), fasilitasi lomba desa atau

kelurahan, fasilitasi dan pendampingan ADD, pemberdayaan petani tembakau dalam

rangka alih profesi dan alih komoditas, fasilitasi pendampingan posyandu, operasional

pelaksanaan lelang eks tanah bengkok/bondo desa, Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

Untuk Peningkatan Pendapatan Bagi Kelompok Miskin, Perencanaan Partisipasi

Masyarakat Berbasis Gender (P2MBG), Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah

(PMTAS), Fasilitasi Pembentukan Dan Pengembangan Badan Usaha Milik Desa, Fasilitasi

Monitoring Dan Evaluasi Dana Bantuan Provinsi, Fasilitasi Imbal Swadaya, Perangsang

Pembangunan Pedesaan, Fasilitasi Pembangunan Pedesaan, Operasional Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).

Page 3: 21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA ·  · 2017-06-16Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ... antara konsep development dan empowerment dalam upaya pemberdayaan

IV.B.21. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 203

Dalam rangka mendukung keterlibatan TNI dalam pembangunan desa melalui program

Tentara Manunggal Membangun Desa, Kabupaten Wonosobo mengalokasikan Rp 133,5

juta dari APBD sebagai bentuk sharing dari alokasi APBD Provinsi sebesar Rp 288 juta

pada kegiatan Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD). Kegiatan ini digunakan untuk

rehab rumah tidak layak huni 5 rumah per desa, mushola 1 unit per desa, poskamling 2

unit per desa, dan penyuluhan tentang bebas buta aksara dan narkoba untuk

masyarakat. TMMD Tahap 1 dilaksanakan April 2013 berlokasi di Desa Slukatan-

Mojotengah, dan TMMD tahap 2 dilaksanakan November 2013 berlokasi di Desa

Kapencar-Kertek.

Kegiatan fasilitasi lomba desa/kelurahan merupakan salah satu amanat dari

Permendagri Nomor 13 Tahun 2007, yaitu bahwa setiap kabupaten wajib melaksanakan

lomba desa/kelurahan. Tahapan kegiatan meliputi penyebaran kuesioner ke masing-

masing desa/kelurahan, pemberian score pada kuesioner oleh kecamatan, seleksi 4

besar desa dengan nilai tertinggi, dan dilanjutkan survey lapangan. Penyebaran

kuesioner dilaksanakan April, sementara penilaian dan survey dilaksanakan bulan Juni.

Lokasi kegiatan yaitu di Desa Binangun Kecamatan Watumalang, Desa Randusari

Kecamatan Kepil, Desa Lamuk Kecamatan Kaliwiro, dan Desa Surengede Kecamatan

Kertek. Setelah survey lapangan dilaksanakan, Tim Penilai Lomba Desa Kabupaten

Wonosobo sepakat bahwa peringkat pemenang Lomba Desa adalah sebagai berikut : 1.

Desa Randusari, 2. Desa Lamuk, 3. Desa Binangun. Setiap desa mendapatkan hadiah

uang pembinaan sebesar 2 juta, 1.5 juta dan 1 juta untuk masing-masing pemenang

peringkat 1, 2 dan 3.

Pemberian bantuan keuangan kepada 236 desa melalui mekanisme Alokasi Dana Desa

(ADD) sebesar 27 Milyar, membutuhkan pendampingan yang intensif dari kabupaten

dan kecamatan melalui kegiatan fasilitasi dan pendampingan ADD. Diharapkan dari

kegiatan pendampingan, pelaksanaan kegiatan lebih efektif dan dapat berkontribusi

bagi kesejahteraan masyarakat. Kegiatan fasilitasi dan pendampingan ini diwujudkan

dalam bentuk sosialisasi dan penggandaan buku perbup tentang pedoman pelaksanaan

ADD, cetak poster tentang informasi ADD sebanyak 1000 buah, verifikasi persyaratan

pencairan ADD, rapat koordinasi tim fasilitasi ADD, pemberian biaya penunjang

pendampingan kecamatan ke desa sebesar Rp 455.000,00 per desa, dan monitoring

pelaksanaan ADD ke 45 desa. Kegiatan ini dilaksanakan selama bukan Januari sampai

dengan Desember 2013 oleh Tim Fasilitasi ADD Kabupaten Wonosobo.

Berdasarkan Permenkeu Nomor 20 Tahun 2009 setiap kabupaten penghasil

tembakau/industri rokok mendapatkan dana bagi hasil cukai dan hasil tembakau dari

pemerintah pusat yang digunakan untuk pemberdayaan masyarakat. Untuk Kabupaten

Wonosobo dana bagi hasil tersebut diwujudkan dalam kegiatan pemberdayaan petani

tembakau dalam rangka alih profesi dan alih komoditas. Melalui Bapermasdes, dana

tersebut dipergunakan untuk pelatihan dan pemberian alat usaha bagi embrio

kelompok produktif yang ada di kawasan penghasil tembakau, akan tetapi berdasarkan

Permenkeu Nomor 20 Tahun 2009 dinyatakan bahwa untuk kawasan penghasil

tembakau tidak diperkenankan untuk pemberian alat, hanya diperbolehkan untuk

peningkatan kapasitas, sehingga alokasi dana kegiatan yang semula pada penetapan

APBD sebesar Rp 100 juta, pada akhirnya dikurangi menjadi Rp 2.3 juta pada saat APBD

Perubahan. Dana ini dipergunakan untuk persiapan kegiatan, yaitu : rapat koordinasi tim

sebanyak 2 kali dan verifikasi proposal kegiatan sebanyak 12 buah.

Sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas dan kinerja posyandu di Kabupaten

Wonosobo dilaksanakanlah kegiatan fasilitasi pendampingan posyandu. Kegiatan ini

Page 4: 21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA ·  · 2017-06-16Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ... antara konsep development dan empowerment dalam upaya pemberdayaan

IV.B.21. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 204

dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan tentang posyandu bagi aktivis posyandu di 15

kecamatan, dilaksanakan dalam bulan Juni 2013 di Gedung Wanita Kabupaten

Wonosobo.

Melalui Bapermasdes, dilaksanakan juga kegiatan operasional pelaksanaan lelang eks

tanah bengkok/bondo desa. Tanah bengkok desa yang beralih statusnya menjadi

kelurahan berubah menjadi aset daerah yang kemudian sering disebut dengan eks

tanah bengkok. Tanah tersebut dimanfaatkan oleh warga kelurahan dengan mekanisme

sewa selama 2 tahun yang penentuannya melalui proses lelang di setiap kelurahan. Dari

hasil sewa lelang yang disetor ke pemda tersebut, kelurahan mendapatkan

pengembalian lelang yang salah satunya digunakan untuk kegiatan pemberdayaan

masyarakat. Kegiatan ini diwujudkan dalam bentuk monev pelaksanaan lelang di 7

kelurahan, monev pengelolaan kegiatan yang didanai oleh pengembalian lelang di 8

kelurahan, fasilitasi rakor Lurah, biaya penunjang lelang untuk kecamatan sebesar Rp 18

juta, fasilitasi penyelesaian kasus tanah Gunungtawang (tukar guling), serta memfasilitasi

pencairan pengembalian lelang eks tanah bengkok. Kegiatan dilaksanakan selama bulan

Januari sampai Desember 2013. Monev pengelolaan kegiatan yang didanai oleh

pengembalian lelang (8 kelurahan) meliputi Kelurahan : Garung, Selomerto, Kejajar,

Kalianget, Tawangsari, Wonorejo, Kalibeber, dan Selomerto. Monev pelaksanaan lelang

dilakukan di Kelurahan : Jlamprang, Bumireso, Wonoroto, Kejajar, Kalibeber, Selomerto,

Kalikajar.

Berdasarkan Permenkeu Nomor 20 Tahun 2009 setiap kabupaten penghasil

tembakau/industri rokok mendapatkan dana bagi hasil cukai dan hasil tembakau dari

pemerintah pusat yang digunakan untuk pemberdayaan masyarakat, salah satunya

melalui kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Untuk Peningkatan Pendapatan Bagi

Kelompok Miskin. Melalui Bapermasdes, dana dipergunakan untuk pelatihan dan

pemberian alat usaha bagi embrio kelompok produktif yang ada di kawasan penghasil

tembakau, akan tetapi berdasarkan Permenkeu Nomor 20 Tahun 2009 dinyatakan

bahwa untuk kawasan penghasil tembakau tidak diperkenankan untuk pemberian alat,

hanya diperbolehkan untuk peningkatan kapasitas, sehingga alokasi dana kegiatan yang

semula pada penetapan APBD sebesar Rp 100 juta, pada akhirnya dikurangi menjadi Rp

1,8 juta pada saat APBD Perubahan. Kegiatan yang dilakukan hanya sebatas pada

persiapan kegiatan yaitu rapat koordinasi tim sebanyak 2 dan verifikasi proposal

kegiatan sebanyak 14 buah, dilaksanakan pada bulan Mei 2013.

Untuk meningkatkan peran perempuan dalam proses perencanaan pembangunan di

tingkat desa dilaksanakanlah kegiatan Perencanaan Partisipasi Masyarakat Berbasis

Gender (P2MBG). Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk Pelatihan tentang

Participatory Rural Assesment (PRA) dengan peserta kader-kader perempuan desa.

Lokasi kegiatan di Desa Gumiwang, Sukoharjo, dan dilaksanakan oleh Bagian PP Setda

Kab. Wonosobo.

Salah satu upaya meningkatkan motivasi anak sekolah dilaksanakan melalui kegiatan

Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS). Kegiatan ini juga merupakan

salah satu peran yang dilaksanakan oleh Bapermasdes selaku koordinator PMTAS di

Kabupaten Wonosobo. Kegiatan ini dilaksnakan dalam bentuk Pelatihan pembuatan

jajanan (PMT) dengan menggunakan bahan lokal dengan peserta anggota PKK desa,

guru SD dan pengelola PMT desa, dan dalam bentuk pemberian makanan tambahan

kepada anak sekolah yaitu di SD 3 Tirip Wadaslintang selama 90 kali pemberian.

Kegiatan ini dilaksanakan selama bulan Maret sampai dengan Desember 2013 di Desa

Tirip Wadaslintang bekerjasama dengan Pengelola PMT Desa.

Page 5: 21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA ·  · 2017-06-16Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ... antara konsep development dan empowerment dalam upaya pemberdayaan

IV.B.21. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 205

Kegiatan Fasilitasi Monitoring Dan Evaluasi Dana Bantuan Provinsi merupakan upaya

untuk mengawal bantuan provinsi Jawa Tengah kepada lembaga ekonomi masyarakat,

yaitu kepada 2 UP2K, 1 BUMDes dan 5 CPPD. Verifikasi proposal dan monitoring

evaluasi bantuan yang diterima oleh ke 8 Lembaga ekonomi masyarakat dilaksanakan

selama bulan Januari sampai dengan Maret 2013. Bantuan UP2K dilaksanakan di Desa

Kalikuning Kecamatan Kalikajar, dan di Desa Karangluhur Kecamatan Kertek, bantuan

BUMDes dilaksanakan di Desa Lamuk Kecamatan Kaliwiro, sementara CPPD dilaksnakan

di Desa Besani Kecamatan Leksono, Desa Larangan Kulon Kecamatan Mojotengah, Desa

Glagah Kecamatan Sapuran, Desa Karangsari Kecamatan Sapuran, dan Desa Plunjaran

Kecamatan Wadaslintang.

Salah satu kelemahan dalam upaya mengembangkan BUMDes adalah rendahnya

inisiatif lokal desa untuk menggali dan mengembangkan potensi desanya. Kendala lain

yaitu masih terbatasnya kualitas SDM desa dalam mengelola pengembangan ekonomi

lokal yang ada di desanya. Untuk itu dilaksanakan kegiatan Fasilitasi Pembentukan Dan

Pengembangan Badan Usaha Milik Desa. Kegiatan ini diwujudkan dengan 2 kegiatan

utama yaitu penggalian potensi ke 25 desa serta pelatihan pengelolaan BUMDes bagi

13 desa yang memiliki inisiatif.

Kegiatan Fasilitasi Imbal Swadaya merupakan kegiatan pendampingan dari dana

Stimulan Pembangunan Pedesaan (dana aspirasi dari legislatif sebagai salah satu upaya

penataan lingkungan pemukiman). Dana stimulan diberikan kepada 201 kelompok

masyarakat masing-masing menerima kisaran 10 juta s.d 50 juta, sesuai dengan

kebutuhan yang tertuang pada proposal. Kegiatan diwujudkan dengan Verifikasi

proposal dan monitoring pelaksanaan kegiatan pembangunan ke 50 desa sampel,

dilansakanan selama bulan Oktober - Desember 2013, berlokasi di 105 desa di 15

kecamatan.

Kegiatan Perangsang Pembangunan Pedesaan merupakan kegiatan aspirasi dari

legislatif. Kegiatan tidak dapat dilaksanakan karena proposal tidak masuk sampai

dengan batas waktu yang ditentukan. Dana Rp 2,6 juta digunakan untuk tahapan

persiapan kegiatan, yaitu survey harga material (semen).

Kegiatan Fasilitasi Pembangunan Pedesaan merupakan dana pendamping dari kegiatan

aspirasi dari legislatif. Kegiatan utamanya tidak dapat dilaksanakan karena proposal

tidak masuk sampai dengan batas waktu yang ditentukan. Dana Rp 1,6 juta digunakan

untuk tahapan persiapan kegiatan, yaitu pembelian ATK.

Kegiatan Operasional Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) merupakan

pendampingan dari kegiatan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya dari APBN, yakni

pemberian bantuan stimulan perbaikan rumah tidak layak huni kepada 790 KK @ Rp 7.5

juta yang berada di seluruh desa di Kecamatan Watumalang dan di Desa Lamuk-

Selomanik Kecamatan Kaliwiro. Kegiatan diwujudkan dalam bentuk sosialisasi program,

verifikasi berkas administrasi, verifikasi lapangan, serta monitoring dan evaluasi.

Kegiatan dilaksanakan selama bulan Januari-Desember 2013 berlokasi di semua desa di

Kecamatan Watumalang dan Desa Lamuk serta Desa Selomanik Kecamatan Kaliwiro.

Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa

Kegiatan Bulan Bhakti Gotong-Royong Masyarakat (BBGRM) dilaksanakan sebagai salah

upaya melestarikan kearifan lokal yaitu budaya gotong royong di masyarakat. Bulan

Bhakti Gotong Royong Masyarakat ini pelaksanaannya digabung dengan Hari Kesatuan

Page 6: 21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA ·  · 2017-06-16Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ... antara konsep development dan empowerment dalam upaya pemberdayaan

IV.B.21. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 206

Gerak PKK, dilaksanakan dalam bentuk pemasangan spanduk tentang pentingnya

budaya gotong royong di semua kecamatan, upacara Penutupan BBGRM, lomba-lomba

menu lokal dan tradisional, expo produk unggulan UPK PNPM, tes IVA gratis, dan

pemasangan IUD gratis. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di Gedung

Sasana Adipura Kencana Kab. Wonosobo dan dilaksanakan oleh Bapermasdes

bekerjasama dengan TP PKK Kecamatan dan Kabupaten.

Program Administrasi Pendamping (PAP) PNPM Mandiri Perdesaan diberikan dalam

rangka mendukung pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan di Kabupaten Wonosobo.

Anngaran kegiatan sebagian besar diberikan kepada kecamatan untuk pendampingan

kegiatan di desa. Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa pelatihan untuk meningkatkan

kapasitas perangkat kecamatan dan desa dalam pendampingan PNPM, sosialisasi

petunjuk teknis operasional PNMP, rapat-rapat dan fasilitasi permasalahan serta untuk

bantuan kepada badan kerjasama antar desa. Manfaat dari berbagai kegiatan tersebut

adalah terciptanya proses dan mekanisme PNPM Mandiri sesuai dengan aturan melalui

bentuk-bentuk pembinaan, monitoring, koordinasi, pengendalian serta pelaporan yang

akuntabel.

Kegiatan Gelar Teknologi Tingkat Kabupaten Dan Mengikuti Gelar Teknologi Tepat

Guna Tingkat Nasional merupakan kegiatan tahunan di Bapermasdes. Dalam rangka

meningkatkan keberdayaan masyarakat melalui teknologi tepat guna, diperlukan data-

data tentang potensi TTG yang dimiliki dan informasi tentang inovasi TTG pada daerah

lain sebagai dasar replikasi/ pengembangan TTG di Kabupaten Wonosobo. Kegiatan ini

dilaksanakan dengan melakukan pemetaan potensi TTG per kecamatan, mengikuti gelar

TTG Tingkat Nasional di Padang, Sumatera Barat, dan menginventarisir informasi inovasi

TTG pada kabupaten/kota yang lain. Pendataan dilakukan pada bulan Maret 2013,

sementara gelar TTG dilaksanakan pada bulan September 2013 di Kota Padang, Provinsi

Sumatera Barat.

Sebagai salah satu upaya menciptakan lingkungan permukiman bagi masyarakat dan

dalam rangka meningkatkan keswadayaan serta partisipasi masyarakat dalam

pembangunan, Bapermasdes Kab. Wonosobo memiliki alokasi bantuan stimulan

penataan lingkungan bagi desa/kel di Kab. Wonosobo melalui kegiatan Penataan

Lingkungan Pemukiman Kumuh. Pemberian bantuan stimulan kepada kelompok

masyarakat untuk kegiatan penataan lingkungan kumuh sebesar Rp 9 juta per kelompok

masyarakat. Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah verifikasi proposal, survey

lapangan, pencairan bantuan dan monitoring dilaksanakan selama bulan Maret -

November 2013, berlokasi di Kelurahan Rojoimo, Kec. Wonosobo dan Desa Kumejing,

Kec. Wadaslintang, dan dikerjakan secara swakelola oleh kelompok masyarakat.

Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa

Profesionalisme pemerintah desa adalah salah satu faktor yang menentukan

keberhasilan program pemberdayaan masyarakat desa. Tujuan dari program ini adalah

mewujudkan tata kelola pemerintahan desa yang baik dan profesional yang antara lain

ingin diwujudkan melalui sasaran meningkatnya kualitas administrasi desa (termasuk

keuangan dan aset desa), meningkatnya kualitas akuntabilitas pemerintahan desa dan

berfungsinya peran pemerintahan desa sesuai kedudukan, tugas dan wewenangnya dan

meningkatnya kapasitas pemerintah desa.

Dalam rangka memberikan petunjuk teknis tentang beberapa produk hukum tentang

pemerintahan desa, disusunlah 2 peraturan bupati tentang pemerintahan desa. Perbup

Page 7: 21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA ·  · 2017-06-16Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ... antara konsep development dan empowerment dalam upaya pemberdayaan

IV.B.21. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 207

Nomor 50 Tahun 2013 tentang Pedoman Pembentukan dan Pengelolaan BUMDes

sebagai juklak dari Perda Nomor 4 Tahun 2010. Sedangkan Perbup Wonosobo Nomor

42 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Hari Kerja dan Jam Kerja bagi Kades dan

Perangkat Desa disusun karena dipandang perlu untuk meningkatkan pelayanan publik

pemerintah desa kepada masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan adalah rapat

pembahasan konsep Perbup, sosialisasi draft perbup ke PKKW (persatuan kepala desa

Kab. Wonosobo), koordinasi dengan Bagian Hukum Setda, pencetakan dan

penggandaan buku perbup, dan sosialisasi perbup ke semua pemerintah desa. Kegiagtan ini dilaksanakan selama bulan Oktober - Desember 2013.

Kegiatan Evaluasi Kinerja Pemerintahan Desa/Kelurahan disebabkan karena belum ada

standarisasi ukuran keberhasilan sistem penyelenggaraan pemerintahan di suatu desa,

dan belum diterapkannya “reward and punishment” kepada desa yang penilaiannya

bukan saja berlandaskan atas ketertiban administrasi atau kemajuan infrastruktur tapi

juga inovasi desa dalam pembangunan non fisik seperti halnya program pengentasan

kemiskinan. Selain itu juga karena kegiatan lomba desa dianggap belum representatif

untuk menilai kinerja pemerintahan desa atau keberhasilan desa, dan juga sebagai

pemberian motivasi agar desa lebih bersemangat dalam melaksanakan pembangunan

di desanya. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan evaluasi kinerja pemerintahan

desa dengan tolok ukur kewenangan yang dimiliki oleh desa yang didimensikan dalam

indikator Input-Output-Hasil-Manfaat-Dampak pada setiap kewenangan. Totalnya

terdapat 710 indikator untuk mengevalusi kinerja tersebut. Indikator ini menjadi

kuesioner pertanyaan yang dijalankan dalam proses wawancara tim kecamatan kepada

desa. Pada kegiatan ini diberikan bantuan operasional kepada 15 kecamatan sebesar Rp

11,8 juta. Sedangkan survey lapangan tahap kedua dilaksanakan oleh Bapermasdes

pada lokasi desa-desa terbaik yang masuk nominasi ke 10 kategori. Kegiatan ini

dilaksanakan selama bulan Januari-Desember 2013 berlokasi di 236 desa se Kabupaten

Wonosobo.

Untuk meningkatkatkan motivasi kerja Kades dan Perangkat Desa diberikan Tunjangan

Perbaikan Penghasilan Perangkat sebesar Rp 20,84 Milyar dari APBD Kab. Wonosobo.

Tunjangan ini diberikan untuk 2458 perangkat desa lainnya, 43 sekdes non PNS dan 236

Kepala Desa. Untuk memperlancar pemberian tunjangan tersebut diperlukan kegiatan

update dan rapat koordinasi. Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan Operasional

Tunjangan Kades Dan Perangkat Desa ini adalah update data Kades dan perangkat desa,

rapat koordinasi kasi pemerintahan, dan verifikasi berkas pengajuan TPP.

Bantuan keuangan untuk sarana pemerintah desa dari APBD Prov Jareng sebesar Rp 5

juta per desa ke 236 desa harus digunakan untuk sarana pemerintahan desa dan tidak

boleh untuk infrastruktur atua barang pakai habis, untuk itu dilakukan kegiatan

Operasional Monitoring, Evaluasi Sarpras Dan Pemerintahan Desa yang dilaksanakan

pada bulan Agustus-September 2013. Verifikasi proposal 2013 dan monitoring evaluasi

bantuan yang diterima pada tahun 2012 ke desa sampel 15 yaitu : Desa Gunungtawang

Kec. Selomerto, Desa Besani Kec. Leksono, Desa Sikunang Kec. Kejajar, Desa Tempursari

Kec. Sapuran, Desa Tempurejo Kec. Kalibawang, Desa Karangluhur Kec. Kertek, Desa

Wonosari Kec. Kalikajar, Desa Karanganyar Kec. Sukoharjo, Desa Tegalgot Kec. Kepil,

Desa Krasak Kec. Mojotengah, Desa Mlandi Kec. Garung, Desa Tanjunganom Kec.

Kaliwiro, Desa Trimulyo Kec. Wadaslintang, Desa Tlogojati Kecamatan Wonosobo, dan

Desa Limbangan Kecamatan Watumalang.

Sebanyak 40 Kepala Desa habis masa jabatannya selama periode tahun 2013, sesuai

dengan ketentuan Perda Kab. Wonosobo Nomor 6 Tahun 2006 maka dilaksanakan

Page 8: 21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA ·  · 2017-06-16Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ... antara konsep development dan empowerment dalam upaya pemberdayaan

IV.B.21. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 208

pemilihan Kepala Desa. Kegiatan Pengisian Jabatan Kepala Desa ini diwujudkan dalam

bentuk : 1. persiapan (pencetakan kartu suara, rapat koordinasi tim) 2. pelaksanaan

(biaya pemantauan pilkades) 3. evaluasi (penanganan kasus pasca pilkades, yaknis kasus

gugatan SK Pemberhentian Sementara Kades Sumberwulan di PTUN). Kegiatan

dilaksanakan dalam 6 gelombang yaitu : 6 Februari (9 desa), 6 maret (9 desa), 3 Juli (15

desa), 18 sept (4 desa), 5 des (3 desa) 40 desa Wonosobo (Bomerto); Kertek (Purwojati,

Banjar, Damarkasiyan, Candimulyo, Surengede, Tlogomulyo, Pagerejo, Purbosono);

Selomerto (Tumenggungan, Candi, Bumitirto, Kadipaten); Leksono (Besani); Sukoharjo

(Plodongan, Pucungwetan, Jebengplampitan); Mojotengah (Krasak, Candirejo, Larangan

Kulon); Watumalang (Bumireso, Wonokampir); Garung (Siwuran, Sitiharjo, Kayugiyang);

Kejajar (Dieng, Parikesit); Kalikajar (Mungkung, Maduretno, Kembaran, Mangunrejo),

Kepil (Rojosari); Sapuran (bogoran, karangsari); Kaliwiro (Cledok, Kemiriombo),

Wadaslintang (Plunjaran, Lancar); Kalibawang (mergolangu, kalikarung). Pembuatan

kartu suara dilakukan dengan mekanisme penunjukan langsung kepada CV. Milarda,

Wonosobo.

Terdapat formasi jabatan perangkat desa lainnya yang kosong dan dapat diisi pada

tahun ini adalah sebanyak 207, sehingga diadaakan pengisian jabatan perangkat desa.

Dari 207 jabatan tersebut terdapat 341 pelamar yang berhak mengikuti ujian tertulis.

Dari 341 pelamar tersebut yang kemudian diangkat menjadi perangkat desa lainnya

adalah 171 perangkat desa lainnya, adapun 36 formasi lainnya tidak dapat diisi karena

alasan tidak ada pelamar dan ada yang tidak lulus ujian tertulis. Kegiatan ini dilakukan

dengan melakukan verifikasi berkas pesyaratan calon perangkat desa, penyusunan dan

penggandaan soal, pemantauan pelaksanaan ujian utama dan perbaikan. Mei - Juni

2013. 125 desa. Tim Pengisian Perangkat Desa Lainnya 2013. Tahapan kegiatan meliputi

: 1. Pengumuman alokasi formasi jabatan 2. Pendaftaran dan seleksi administrasi

pelamar di kecamatan 3. Verifikasi berkas lolos seleksi 4. Pelaksanaan ujian utama dan

ujian perbaikan 5. Pelantikan di masing-masing kecamatan.

Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa periode 2012-2018 di 236 desa

menyebabkan adanya pergantian kepemimpinan pada lingkup pemerintahan desa,

sehingga diperlukan pembekalan bagi anggota BPD dengan tujuan utama

meningkatkan pemahaman tentang pelaksanaan tupoksi dan kewenangan mereka selaku unsur Pemerintahan Desa. Kegiatan fasilitasi BPD baru ini diwujudkan dalam

bentuk pelatihan dengan materi antara lain tentang motivasi dan kepemimpinan; bedah

aturan desa; penggalian masalah utama penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan

publik; perencanaan Pembangunan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Desa serta

pengembangan potensi lokal, legal drafting, pertanahan, pengawasan dan anti korupsi.

Dilaksanakan secara bertahap : Angkatan I : 8-10 April 2013 Angkatan II : 10-12 Juni

2013 Angkatan III : 8-10 Oktober 2013 Angkatan IV : 22-24 Oktober 2013. Kegiatan

dilakukan di Meeting room RM. Sari Rasa, Wonosobo. Kegiatan ini dilaksanakan

bekerjasama dengan FNF Indonesia. Peserta adalah Ketua BPD atau yang mewakili dari

236 desa. Trainer dan fasilitator bersumber dari praktisi pemerintahan desa (FNF),

perwakilan camat, bagian tata pemerintahan, kejaksaan, dan desa. Kegiatan ini

dilaksanakan bersama dengan kegiatan fasilitasi kepala desa baru, diwujudkan dalam

bentuk pelatihan selama 3 hari dengan metode ceramah, presentasi, kerja kelompok,

diskusi panel, dan brainstorming.

Pemilihan Kepala Desa Baru sebanyak 169 Kades periode 2012-2018 menyebabkan

adanya pergantian kepemimpinan pada lingkup pemerintahan desa sehingga diperlukan pembekalan bagi 169 Kepala Desa Baru dan refresh bagi 67 Kades lama

dengan tujuan utama meningkatkan pemahaman tentang pelaksanaan tupoksi dan

Page 9: 21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA ·  · 2017-06-16Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ... antara konsep development dan empowerment dalam upaya pemberdayaan

IV.B.21. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 209

kewenangan mereka selaku unsur Pemerintahan Desa. Kegiatan fasilitasi kepala desa

baru ini diwujudkan dalam bentuk pelatihan dengan materi antara lain tentang motivasi

dan kepemimpinan; bedah aturan desa; penggalian masalah utama penyelenggaraan

pemerintahan dan pelayanan publik; perencanaan Pembangunan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset Desa serta pengembangan potensi lokal, legal drafting, pertanahan,

pengawasan dan anti korupsi. Dilaksanakan secara bertahap : Angkatan I : 8-10 April

2013 Angkatan II : 10-12 Juni 2013 Angkatan III : 8-10 Oktober 2013 Angkatan IV : 22-24

Oktober 2014. Kegiatan ini dilaksanakan di Meeting room RM. Sari Rasa, Wonosobo,

bekerjasama dengan FNF Indonesia. Peserta adalah 236 Kepala Desa se Kab. Wonosobo.

Trainer dan fasilitator bersumber dari praktisi pemerintahan desa (FNF),perwakilan

camat, bagian tata pemerintahan, kejaksaan, dan desa. Kegiatan ini dilaksanakan

bersama dengan kegiatan fasilitasi BPD baru, diwujudkan dalam bentuk pelatihan

selama 3 hari dengan metode ceramah, presentasi, kerja kelompok, diskusi panel, dan

brainstorming.

Sebagian besar LPMD hanya lembaga formalitas yang kurang berperan dalam proses

pemberdayaan masyarakat yang ada di desa, sedangkan sebagian besar KPMD kegiatan

utamanya hanya pada kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan. Muncul gagasan untuk

menciptakan suatu kegiatan yang tujuan utamanya adalah untuk pengkayaan konsep,

metode dan pendekatan partisipatoris dalam pemberdayaan masyarakat sebagai bekal

dalam melaksanakan praksis pemberdayaan masyarakat yang sekaligus dapat

mengintegrasikan kerja antara LPMD dan KPMD di level desa, yatu dalam bentuk

pengembangan Sekolah Lapang Pemberdayaan Masyarakat Desa Wonosobo (SLPM

Dewo). Kegiatan Revitalisasi LPMD Dan LPMK ini diwujudkan dalam bentuk lokalatih

dengan agenda sebagai beirkut : Pembekalan pemandu kabupaten dan kecamatan,

berbagi pengalaman dan pandangan terhadap Pemberdayaan Masyarakat, penjelasan

konsep dan perspektif pemberdayaan masyarakat menuju pewujudan desa mandiri dan

berdikari, penjelasan penguasaan metode dan pendekatan partisipatoris pemberdayaan

masyarakat, pengorganisasian masyarakat pemanduan masyarakat, dan penyusunan

rancang tindak dan rancang kelola SLPM Dewo. Dilaksanakan pada tanggal 26-28

September 2013 di Meeting room RM. Sari Rasa, Wonosobo Kegiatan ini dilaksanakan

bekerjasama dengan FNF Indonesia, dengan fasilitator dari praktisi pemberdayaan.

Jumlah peserta sebanyak 80 orang yang terdiri dari : 1. 1 orang LPMD dari 30 desa (1

kecamatan 2 desa) 2. 1 orang KPMD dari 30 desa (1 kecamatan 2 desa) 3. 15 orang kasi

ekonomi pembangunan kecamatan 4. 5 orang staf Bapermasdes Kegiatan ini

dilaksanakan bersama dengan kegiatan fasilitasi BPD baru, diwujudkan dalam bentuk

pelatihan selama 3 hari dengan metode ceramah, presentasi, kerja kelompok, diskusi

panel, brainstorming.

Sebagai tahapan akhir pemilihan Kepala Desa dan untuk mengesahkan jabatan Kepala

Desa yang dipilih adalah pelantikan Kepala Desa oleh Bupati. Pelantikan kepala desa

dilaksanakan bagi 165 Kades hasil pilkades Desember 2012 dan 40 Kades hasil pilkades

tahun 2013. Kegiatan persiapan yang dilaksanakan adalah penyiapan tempat, koordinasi

dengan petugas, dan gladi bersih. Pelantikan dilaksanakan dalam 6 gelombang yaitu : 6

Februari (9 desa), 6 Maret (9 desa), 3 Juli (15 desa), 18 September (4 desa), 5 Desember

(3 desa) di Sasana Adipura Kencana Kab. Wonosobo dan Pendopo Bupati Wonosobo

Program Pengembangan Kecamatan dan Kelurahan

Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas kegiatan serta kualitas

pelayanan kecamatan dan kelurahan dan juga untuk meningkatkan kapasitas aparatur

Page 10: 21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA ·  · 2017-06-16Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ... antara konsep development dan empowerment dalam upaya pemberdayaan

IV.B.21. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 210

pemerintahan desa dan kelembagaan kemasyarakatan desa. Kegiatan ini dilaksanakan

oleh seluruh kecamatan dan beberapa kelurahan di wilayah Kabupaten Wonosobo,

antara lain digunakan untuk mengadakan berbagai pelatihan bagi aparatur pemerintah

kecamatan, kelurahan, lembaga kemasyarakatan desa, dan juga pengadaan aplikasi

pelayanan administrasi bagi kecamatan, kelurahan dan desa sekaligus pelatihan

penerapan dan pendampingannya.

Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan

Dalam program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan ini dilaksanakan berbagai

kegiatan diantaranya adalah Pengembangan Ekonomi Rakyat (PER) yang ditujukan

untuk peningkatan wawasan dan pengetahuan bagi pelaku usaha dan pengelola

agropolitan. Kegiatan ini penting karena dianggap perlu adanya pembinaan dan

pelatihan SDM bagi pengelola agropolitan kabupaten dan kecamatan dalam rangka

peningkatan kualitas SDM bagi pelaku usaha dan pengelola agropolitan.

Kegiatan lainnya adalah Fasilitasi Pengembangan LKM. Bentuk kegiatan ini berupa

pelatihan terhadap LKM yang sudah ada, dan dilakukan pada semester 1 tahun 2013,

diikuti oleh SKPD terkait, Praktisi/Pprofesional, LKM, PPC pendamping, dan Pemerintah

Desa/kelurahan.

Kegiatan Monitoring Kelembagaan Perekonomian Rakyat dilakukan melalui Monitoring

dan Evaluasi terhadap LKM yang sudah mendapat fasilifasi. Kegiatan ini dilaksanakan

pada semester 2 tahun 2013, diikuti oleh SKPD terkait, praktisi/profesional, LKM, PPC

pendamping, Pemerintah Desa/Kelurahan. Kegiatan ini juga dilaksanakan dalam bentuk

pelatihan terhadap pembina LKM, PPC pendamping, dan Pemerintah Desa/Kelurahan.

Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT) dimanfaatkan dalam berbagai bentuk

kegiatan pelatihan, diantaranya Pelatihan Peningkatan Ketrampilan Perajin Sapu.

Kegiatan ini didasari perlunya pemberdayaan SDM dan SDA lokal berupa glagah untuk

peningkatan kesejahteraan. Bentuk kegiatan ini berupa pelatihan pengelolaan glagah

menjadi sapu bernilai tinggi, dilaksanakan pada 9-14 Desember di Desa Krinjing,

Watumalang

Kegiatan pelatihan lainnya dengan menggunakan dana DBHCT adalah Peningkatan

Kapasitas Manajemen Kelompok Perajin Bambu. Kegiatan ini didasari oleh perlunya

pemberdayaan SDM dan SDA lokal berupa bambu untuk peningkatan kesejahteraan.

Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pelatihan pengolahan bambu menjadi produk

anyaman yang bernilai jual tinggi seperti baki, tempat buah, topi, dan lain-lain

dilaksanakan pada Desember 2013 di Desa Klesman, Kepil.

Dengan menggunakan dana DBHCT juga dilakukan kegiatan Pelatihan Ketrampilan

Pengolahan Bulu Domba. Kegiatan ini didasari oleh perlunya pengkatan kesejahteraan

masyarakat melalui pemberdayaan SDM & SDA lokal berupa bulu domba. Kegiatan

dilaksanakan dalam bentuk pelatihan pengolahan bulu domba dari awal pencukuran

sampai menjadi produk bernilai jual, pada tanggal 3-5 desember 2013 Surengede,

Kejajar, dan study banding ke Jogjakarta.

Kegiatan Pelatihan Evaluator Kinerja Keuangan Dan Penyusunan RKAP Bagi BUMD

diikuti oleh SKPD pembina BUMD, dewan pengawas, komisaris BUMD dan direksi serta

karyawan BUMD, dilaksanakan dalam bentuk teori dan praktek, pada tri wulan 3 tahun

2013 dan dihadiri oleh Biro Perekonomian Jateng.

Page 11: 21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA ·  · 2017-06-16Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ... antara konsep development dan empowerment dalam upaya pemberdayaan

IV.B.21. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 211

c. Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa

Untuk mengetahui kinerja urusan ini ditetapkan beberapa indikator yang dapat dilihat

seperti dibawah ini :

Tabel IV.B.21.2

Capaian kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun 2012 - 2013

berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) penyelenggaraan pemerintahan daerah

No Indikator 2012 2013

1 Jumlah desa/kelurahan

berswasembada

- -

2 Jumlah LPM Aktif 212 227

3 Jumlah kelompok PKK aktif 6.726/8.969 x 100%

(74.99%)

6.726/8.969 x 100%

(74.99%)

4 Jumlah kelompok binaan PKK 30 45

5 Posyandu aktif 1.321/1.321 x 100%

= 100%

1323/1323 X 100 %

= 100 %

6 Rasio rumah layak huni per jumlah

total rumah

75244/213509

=0,35

76096/213509

=0,36

Sumber : Bapermasdes

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah desa atau kelurahan yang telah

berswasembada belum dapat ditampilkan karena untuk mengetahui klasifikasi

desa/kelurahan masuk dalam kategori swasembada, swakarya atau swadaya adalah

dengan tersedianya profil desa/kelurahan selama 5 tahun berturut-turut. Hal ini sesuai

dengan ketentuan Pasal 18 Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman

Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa dan Kelurahan, yang menyebutkan

bahwa “Hasil analisis laju perkembangan desa dan kelurahan setiap tahun digunakan

untuk mengukur tingkat perkembangan desa dan kelurahan setiap lima tahun dalam

klasifikasi desa dan kelurahan swasembada, swakarya, dan swadaya”. Sementara

penyusunan profil desa/kelurahan baru dimulai sejak tahun 2011 dan sampai saat ini

masih dalam proses, dan hingga akhir tahun 2013 desa/kelurahan yang telah menyusun

profil desa/kelurahan adalah 165 desa (62.26%).

Pada tabel di atas juga dapat diketahui bahwa data jumlah LPM adalah 227. Data

tersebut menjelaskan bahwa LPM yang dimaksud adalah lembaga pemberdayaan

masyarakat yang jumlahnya masing-masing satu lembaga di setiap desa/kelurahan,

berdasarkan pengertian pada penjelasan Pasal 63 PP Nomor 72 Tahun 2005. Pada tahun

2013 jumlah desa/kelurahan yang LPMnya aktif adalah sebanyak 227 atau 96,19%. Selain

itu jumlah kelompok PKK yang aktif adalah sebanyak 6.726 atau 74.99 %, sementara

kelompok posyandu dari total jumlah yang ada sebanyak 1.232 aktif semua atau 100 %

aktif.

Page 12: 21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA ·  · 2017-06-16Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ... antara konsep development dan empowerment dalam upaya pemberdayaan

IV.B.21. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 212

Tabel IV.B.21.3

Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun 2012-2013

Berdasarkan RPJMD Kabupaten Wonosobo Tahun 2010-2015

No. Indikator 2012 2013

1 % Jumlah Raperdes yang disetujui bersama 102.54 100

2 % Jumlah BPD yang melakukan rapat pembahasan

LKPJ 42.37

89.41

3 % Kades yang telah mengikuti pelatihan peningkatan

kapasitas 100 96.61

4 % Sekretaris Desa yang telah mengikuti pelatihan

peningkatan kapasitas 100 91.1

5 % Perangkat desa lainnya yang telah mengikuti

pelatihan peningkatan kapasitas 7 35.79

6 % desa yang menyusun profil desa 42.37 62.26

7 % jumlah desa yang melaksanakan tertib adminitrasi

keuangan dan aset desa 72.88 94.92

8 Jumlah desa yang menetapkan APBDes tepat waktu 230 235

9 Jumlah desa yang menetapkan laporan keterangan

pertanggungjawaban APBDes tepat waktu 230 235

10 % Jumlah LPMD yang aktif 80 96.19

11 Jumlah Desa yang membentuk BUMDes 11 11

12 % swadaya masyarakat dalam kegiatan

pembangunan desa 26.69 26.73

13 % penduduk miskin 24.21 25.33

14 % realisasi keuangan PNPM-MD 99.9 99.9

15 % realisasi kegiatan PNPM-MD 100 100

Sumber : Bapermasdes

d. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang selama ini seringkali dihadapi dalam pelaksananaan urusan

pemberdayaan masyarakat dan desa adalah :

Pengertian “kemandirian atau keberdayaan masyarakat” yang menjadi tujuan dari

proses pemberdayaan masyarakat masih sangat beragam, sehingga beberapa upaya

dalam rangka pemberdayaan masyarakat memiliki tujuan yang berbeda-beda;

Masih adanya beberapa kegiatan yang kurang memperhatikan sasaran yang harus

dicapai, walaupun telah menghasilkan output kegiatan sesuai dengan rencana awal,

namun outcame yang dhasilkan kurang maksimal;

Seringkali suatu kegiatan kurang berkesinambungan dengan kegiatan lain ataupun

dengan kegiatan selanjutnya, sehingga aspek keberlanjutan program pemberdayaan

kurang tercapai terutama untuk kegiatan yang membutuhkan waktu dalam periode

tertentu;

Aspek monitoring, evaluasi dan pendampingan dalam setiap kegiatan masih kurang,

terutama untuk kegiatan di tingkat desa;

Masih adanya beberapa kelompok masyarakat yang belum berperan serta secara

Page 13: 21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA ·  · 2017-06-16Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ... antara konsep development dan empowerment dalam upaya pemberdayaan

IV.B.21. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 213

aktif dalam proses pembangunan;

Akses masyarakat terhadap informasi mengenai program pemberdayaan masyarakat

dan program pembangunan secara umum masih kurang dan terbatas;

Beberepa usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut antara lain :

Penyusunan perencanaan program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan

desa dilakukan dengan lebih integratif, tepat sasaran, tujuan yang jelas, dan

berkelanjutan;

Perlu adanya pendampingan yang berkesinambungan pada kegiatan pemberdayaan

masyarakat dan desa, dan pihak kecamatan bisa lebih mengambil peran sebagai

pendamping kegiatan;

Sistem monitoring dan evaluasi kegiatan perlu diperkuat, didukung dengan database

desa, sehingga hasil kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat lebih terukur serta

tepat sasaran;

Keterlibatan lembaga desa, lembaga masyarakat, serta masyarakat secara umum dari

berbagai kelompok perlu ditingkatkan, dalam rangka meningkatkan dukungan

terhadap pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

Perlunya peningkatan akses masyarakat terhadap informasi pembangunan dan

informasi lain yang dibutuhkan, melalui berbagai media informasi dan komunikasi

yang efektif dan efisien.