tani bangkit [farmers empowerment]
Post on 08-Jul-2015
1.519 views
Embed Size (px)
DESCRIPTION
All about Farmers and Agriculture Empowerment.TRANSCRIPT
Membangundan
Sistem bagi
melalui Gerakan
Kemandirian
Berkeadilan Petani
Kedermawanan
www.lazismu.org
DASAR
PEMIKIRAN
Penanggulangan kemiskinan di kalangan masyarakat tani dengan
menitikberatkan pemberdayaan petani sebagai pendekatan operasional,
merupakan komitmen LAZISMU | MPM Muhammadiyah dalam
mewujudkan kesejahteraan sosial bagi masyarakat Indonesia. Program
pemberdayaan petani merupakan perwujudan nyata bagi upaya
menanggulangi kemiskinan di Indonesia.
Kemiskinan yang terjadi di kalangan petani Indonesia diduga disebabkan juga
karena mereka di dalam melakukan budidaya pertanian tidak menggunakan
pengetahuan yang benar. Hampir semua petani lebih mengedepankan rasa di
dalam budidaya dibandingkan dengan menggunakan pengetahuan dan
pengamatan
Akibat dari perlakuan petani yang seperti itu maka yang terjadi adalah
kekeliruan yang mengakibatkan kondisi tanaman turun, baik dari segi
kuantitas maupun kualitasnya. Penurunan kuantitas dan kualitas tersebut
dapat mengakibatkan terjadinya kemiskinan di kalangan petani, karena
harga jual menjadi rendah, sementara jumlah produksi pun tidak seberapa.
DASAR
PEMIKIRAN
Berdasarkan pengalaman di lapangan, penurunan kuantitas dan kualitas
produksi pertanian disebabkan oleh tiga hal berikut :
1. Karena ketidaktahuan petani maka jumlah pupuk kimia yang digunakan
akan meningkat dan terus meningkat setiap tahun sesuai dengan ciri
kebutuhan pupuk kimia di lahan pertanian. Hal ini akan mengakibatkan
kelangkaan pupuk dan naiknya harga pupuk di lapangan.
2. Dengan banyaknya pupuk kimia yang digunakan ternyata kualitas tanaman
justru akan menurun, seperti sebelum selesai pengisian padi tanaman
sudah kering sehingga banyak gabah yang kosong dan jika kena hujan akan
terisi air, jika digiling maka rendemen akan turun
3. Dengan kondisi tersebut maka jumlah gabah yang dipanen akan berkurang
karena banyak yang kosong, dan jika digiling maka rendemennya akan
jauh di bawah standar Dolog
Ketiga sebab tersebut berpengaruh langsung pada pendapatan petani, dalam
hal ini pendapatan petani akan semakin berkurang. Hal ini dikarenakan:
1. Biaya produksi akan besar dan cenderung meningkat terus
2. Hasil produksi akan turun karena jumlah dan kualitas turun
3. Kadang-kadang biaya produksi akan lebih besar dari hasil produksi
4. Karena rendahnya kulitas produksi posisi tawar petani juga akan lemah
DASAR
PEMIKIRAN
5. Rendahnya kualitas mengakibatkan turunnya harga jual
6. Turunnya pendapatan dari usaha tani mengakibatkan petani enggan
melakukan budidaya dan mengalihkan hak kepemilikan kepada
pengusaha kaya dan pemilik modal
7. Banyaknya lahan yang beralih fungsi mengakibatkan sedikitnya usaha
budidaya pertanian
8. Over dosisnya penggunaan pupuk kimia mengakibatkan tanah rusak dan
tidak baik ditanami lagi
Hal-hal seperti itulah yang mendorong LAZISMU | MPM Muhammadiyah
melakukan upaya untuk membantu mengembalikan kondisi petani dari yang
sebelumnya terpuruk menjadi bangkit dan memiliki pendapatan yang cukup
sebagai bekal beribadah kepada Allah swt.
Untuk membangkitkan gairah pertanian mereka, LAZISMU |MPM
Muhammadiyah membuat program pemberdayaan petani, yang diharapkan
dapat dikembangkan di seluruh provinsi di Indonesia, sebagai salah satu
wujud implementasi Teologi Al-Ma'un.
TUJUAN
TUJUAN UMUM
Secara umum tujuan pemberdayaan petani adalah mempercepat penanggulangan
kemiskinan petani berdasar pemngembangan kemandirian masyarakat tani melalui
peningkatan kapasitas petani dan kelembagaan dalam kegiatan budidaya pertanian.
TUJUAN KHUSUS
Tujuan khusus pemberdayaan petani adalah,
1 Memberikan ilmu budidaya tanaman kepada petani agar
a. Lahan tanaman tidak rusak dan dapat digunakan selamanya
b. Biaya produksi ditekan sejauh mungkin sampai minimal 50%
c. Peningkatan jumlah produksi
d. Peningkatan kualitas produksi
e. Didapatnya hasil produksi yang sehat dan tidak mengandung racun dan zat
kimia yang membahayakan manusia.
f. Peningkatan posisi tawar dan pendapatan petani
2 Mendorong berdirinya kelompok tani yang bermanfaat bagi anggotanya
3 Membentuk jaringan usaha produksi kelompok tani dengan mendirikakan usaha
pengeringan gabah
4 Membentuk jaringan pemasaran hasil produksi.
5 Terjadinya mata rantai usaha tani yang sehat.
SASARAN
PEMBERDAYAAN
Sasaran utama kegiatan pemberdayaan petani adalah para
petani dan kelompok di pedesaan diseluruh Propinsi secara
bertahap menurut skala prioritas.
INDIKATOR
KEBERHASILAN
Indikator yang digunakan dalam menilai keberhasilan program
pemberdayaan petani yaitu:
1 Adanya perubahan perilaku dalam budidaya pertanian
2 Adanya keterlibatan petani didalam menentukan kebijakan yang akan
diberlakukan untuk mereka
3 Perbaikan perhatian dan peran pemerintah didalam merespon
kebutuhan petani
4 Meningkatnya penghasilan petani sebagai hasil dari budidaya
pertanian yang baik dan benar
5 Tanah yang digunakan budidaya berangsur angsur menjadi semakin
baik dan dapat digunakan untuk budidaya yang sehat
6 Hasil budi daya merupakan suatu komoditi pertanian yang sehat dan
dan ramah lingkungan
7 Terreplikasinya model kegiatan pemberdayaan petani sehingga hasil
pertanian di Indonesia merupakan hasil pertanian yang sehat.
Prinsip Kerja
Pemberdayaan Petani
Prinsip pemberdayaan petani harus disesuaikan dengan tuntutan pembangunan masyarakat
yang tumbuh dari partisipasi masyarakat, prinsip memposisikan masyarakat sebagai pelaku dan
orang luar sebagai fasilitator, prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan, prinsip santai
dan informal, prinsip triangulasi (check and recheck) dan prinsip belajar dari kesalahan serta
berkelanjutan. Penerapan teknis pelaksanaannya bervariasi sesuai dengan harapan yang ingin
dicapai. Oleh karena didasari hal tersebut di atas, maka penerapan prinsip program dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Prinsip ini diimplementasikan dalam wujud pelaksanaan pengambilan keputusan yang
didasarkan pada proses musyawarah sehingga memperoleh legitimasi dan dukungan dari
seluruh anggota masyarakat. Hal ini perlu dilakukan karena pada dasarnya pelaksanaan
program sibermas dirumuskan dan dilaksanakan sendiri oleh masyarakat. Agar proses
musyawarah ini dapat benar-benar mencer-minkan kata mufakat dari semua pihak , maka
dengan sendirinya dalam kegiatan musyawarah ini semua pihak terkait harus dapat diwakili.
Salah satu unsur penting yang perlu mendapat perhatian guna menunjang keberhasilan
pelaksanaan program pemberdayaan petani adalah faktor keterbukaan/transparansi dalam
pengelolaan dan pelaksanaan program, sehingga;
a. Masyarakat dapat memperoleh gambaran dengan jelas maksud, tujuan dan sasaran
program serta pinjaman yang dialokasikan. Upaya penye-baran informasi tersebut
dilakukan melalui kegiatan sosialisasi ditingkat Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan yang
utama di setiap Desa.
1. Acceptable
2. Transparan
b. Dengan mengetahui dan memahami karakteristik program, maka masyarakat akan
mendukung dan membantu pelaksanaan program sepenuhnya, sekaligus melakukan
pengawasan dalam pelaksanaan sehingga dapat menghindari terjadinya penyimpangan.
c. Transparansi dapat mencegah ketertutupan dan kesimpangsiuran informasi yang dapat
menghambat pelaksanaan program.
Pendekatan ini berarti pelaksanaan seluruh kegiatan pemberdayaan petani dan hasil-hasil
yang dicapainya harus dapat dipertanggungjawabkan, tidak hanya kepada pimpinan, tetapi
yang paling utama pertanggungjawaban adalah kepada masyarakat sebagai penerima
manfaat dari program. Perlunya pertanggungjawaban kepada masyarakat karena pada
dasar-nya masyarakat sendiri yang akan menanggung lansung hasil dan dam-pak
palaksanaan program pemberdayaan petani.
Pelaksanaan program pemberdayaan petani, hasilnya harus dapat memberikan manfaat
kepada masyarakat secara berkelanjutan dan berkesinambungan, baik dalam lingkungan
internal maupun eksternal. Manfaat ini dapat bersifat nyata (peningkatan pendapatan/tarap
hidup, adanya jaringan kemitraan, pemasaran dll), maupun tidak nyata. Pelaksanaan
pemberdyaan petani didasarkan pada prinsip kesinambungan yang berarti pemanfaatan
sumberdaya pertanian lewat pemberdayaan petani sehingga faktor kelestarian tetap terjaga.
Dengan kata lain program pemberdayaan petani harus dilakukan dengan dijiwai oleh prinsip
pembangunan pertanian berwawasan lingkungan.
3. Accountable.
4. Sustainable
Aktifitas Program
MUQODIMAH
PROGRAM
MESKI pembangunan pertanian memperlihatkan banyak catatan keberhasilan, sulit
dipungkiri bahwa terdapat bias yang mengarah pada proses pemiskinan sistemik dan masif.
Mengambil contoh pada pertanian tanaman pangan misalnya, berapa pun in-put diberikan
produksi padi petani tidak bertambah. Kondisi levelling-off ini terjadi karena unsur organik
dan hara tanah (makro maupun mikro) lekang akibat asupan kimiawi sintetik sistemik dan
masif. Begitu pula kenaikan harga dasar gabah dan beras tak mampu mengangkat petani dari
keterp