konsep kesehatan kerja

20
A. Konsep Kesehatan Kerja Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas, beban, lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilinnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (Undang-undang Kesehatan Tahun 1992). Konsep dari upaya kesehatan kerja ini adalah mengidentifikasi permasalahan, mengevaluasi dan dilanjutkan dengan tindakan pengendalian. Sasaran kesehatan kerja adalah manusia dan meliputi aspek kesehatan dari pekerja itu sendiri (Ferry efendi.2009). Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi- tingginya, baik fisik atau mental maupun sosial dalam usaha- usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit akibat kerja, gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lapangan kerja, serta penyakit- penyakit umum (Suma’mur, 1995). Pengertian kesehatan kerja adalah adanya jaminan kesehatan pada saat melakukan pekerjaan. Menurut WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja

Upload: ellys-suryani-habeahan

Post on 16-Jul-2016

27 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kesehatan kerja

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Kesehatan Kerja

A. Konsep Kesehatan Kerja

Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas, beban,

lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan

dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilinnya, agar diperoleh produktivitas kerja

yang optimal (Undang-undang Kesehatan Tahun 1992). Konsep dari upaya kesehatan

kerja ini adalah mengidentifikasi permasalahan, mengevaluasi dan dilanjutkan dengan

tindakan pengendalian. Sasaran kesehatan kerja adalah manusia dan meliputi aspek

kesehatan dari pekerja itu sendiri (Ferry efendi.2009).

Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta

prakteknya yang bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya, baik fisik atau mental maupun sosial dalam usaha-usaha preventif dan kuratif

terhadap penyakit-penyakit akibat kerja, gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan

faktor-faktor pekerjaan dan lapangan kerja, serta penyakit-penyakit umum (Suma’mur,

1995).

Pengertian kesehatan kerja adalah adanya jaminan kesehatan pada saat melakukan

pekerjaan. Menurut WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan

pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi

pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang

disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari

risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan

pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan

psikologisnya. Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan

setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya

Notoatmodjo menyatakan bahwa kesehatan kerja adalah merupakan aplikasi

kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dan

sebagainya) dan yang menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja dan

masyarakat sekitar perusahan tersebut. Ciri pokoknya adalah preventif (pencegahan

penyakit) dan promotif (peningkatan kesehatan). Oleh sebab itu, dalam kesehatan kerja

pedomannya ialah: “penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah”. Dari aspek

ekonomi, penyelenggaraan kesehatan kerja bagi suatu perusahaan adalah sangat

Page 2: Konsep Kesehatan Kerja

menguntungkan karena tujuan akhir dari kesehatan kerja ialah meningkatkan

produktifitas seoptimal mungkin

Berdasarkan defenisi tersebut diatas, kesehatan kerja diselenggarakan agar setiap

pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat

disekelilingnya agar diperoleh produktifitas kerja yang optimal sejalan dengan

perlindungan tenaga kerja (Depkes RI, 1991).

Menurut International Labor Organization (ILO) salah satu upaya dalam

menanggulangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja adalah dengan

penerapan peraturan perundangan antara lain melalui :

a. Adanya ketentuan dan syarat-ayarat K3 yang selalu mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan, teknik dan teknologi ( up to date )

b. Penerapan semua ketentuan dan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku sejak tahap rekayasa.

c. Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui pemeriksaan-pemeriksaan

langsung di tempat kerja.

ILO dan WHO (1995) menyatakan kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan

dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi

pekerja disemua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang

disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari

risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan dan penempatan serta pemeliharaan

pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan

psikologisnya.

Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap

manusia kepada pekerjaan atau jabatannya. Selanjutnya dinyatakan bahwa fokus utama

kesehatan kerja , yaitu:

a. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja dan kapasitas kerja

b. Perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan yang mendukung keselamatan dan

kesehatan

c. Pengembangan organisasi kerja dan budaya kerja kearah yang mendukung

kesehatan dan keselamatan di tempat kerja juga meningkatkan suasana sosial yang

positif dan operasi yang lancar serta meningkatkan produktivitas perusahaan.

Page 3: Konsep Kesehatan Kerja

Dalam Permenaker No.3 tahun 1982 disebutkan tugas pokok kesehatan kerja

antara lain:

a. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja

b. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja

c. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitasi

d. Pembinaan danpengawasan perlengkapan kesehatan kerja

e. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja ,pemilihan

alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan

ditempat kerja

f. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada pengurus

g. Memberikan saran dan masukan kepada manajemen dan fungsi terkait terhadap

permasalahan yang berhubungan dengan aspek kesehatan kerja

B. Tujuan Kesehatan Kerja

Tujuan kesehatan kerja antara lain :

Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua

lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya.

Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja

Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien

Menjamin proses produksi berjalan lancer

B. Ruang Lingkup

Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah bukan sekedar

kesehatan pada sector industri saja melainkan juga mengarah pada upaya kesehatan untuk

semua orang dalam melakukan pekerjaanya (Total health of all at work). Oleh sebab itu

kesehatan kerja meiliki tujuan untuk :

Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan pekerja.

Melindungi dan mencegah pekerjaan dari semua gangguan kesehatan akibat

lingkungan kerja atau pekerjaanya.

Page 4: Konsep Kesehatan Kerja

Menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan fisik, mental, dan pendidikan atau

ketermapilannya.

meningkatkan efesiensi dan produktivitas.

Adapun Ruang Lingkup Kesehatan kerja mencakup kegiatan yang bersifat

komprehensif berupa upaya promotif yang berupa penyuluahan, preventif, kuratif dan

rehabilitatif. Upaya promotif berupa penyuluahan, pelatihan dan peningkatan

pengetahuan tentang upaya hidup sehat dalam bekerja. Upaya prepentif yakni kegiatan

pencagahan terhadap resiko kesehatan. Upaya kuratif lebih menekankan pada angka

absensi karena sakit dan angka kesakitan. Upaya rehabilitatif lebih menekankan upaya

penyembihan dan pemeliharaan kesehatan setelah sakit. Dalam disiplin kesehatan kerja

upaya promotif dan prepentif lebih mengemuka dengan tidak mengabaikan aspek kuratif

dan rehabilitatif.

C. Kapasitas Kerja, Beban Kerja Dan Lingkungan Kerja

Kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja merupakan tiga komponen

utama dalam kesehatan kerja, dimana hubungan interaktif dan serasi antara ketiga

komponen tersebut akan menghasilkan kesehatan kerja yang baik dan optimal.

Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik

serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar seseorang pekerja dapat melakukan

pekerjaannya secara baik.

Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja yang

terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang

pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.

Kondisi lingkungan kerja (misalnya panas, bising, debu, zat kimia, dll) dapat

merupakan beban tambahan terhadap pekerja. Beban tambahan tersebut secara sendiri-

sendiri maupun bersama-sama dapat menimbulkan gangguan atau penyakit akibatnya.

Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang

berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa status kesehatan kerja dari masyarakat pekerja

dipengaruhi tidak hanya oleh bahaya-bahaya kesehatan ditempat kerja dan kingkungan

Page 5: Konsep Kesehatan Kerja

kerja tetapi juga faktor-faktor pelayanan kesehatan kerja, perilaku kerja serta faktor-

faktor lainnya

D. Penyakit Akibat Kerja

a. Golongan fisik

Suara yang keras dapat menyebabkan tuli.

Suhu tinggi dapat menyebabkan heat stroke, heat cramps, atau hyperpyrexia.

Suhu rendah menyebabkan chilblains, trench foot, atau frostbite.

Penerangan yang kurang atau yang terlalu terang (menyilaukan) menyebabkan

kelainan penglihatan dan memudahkan terjadinya kecelakaan.

Penurunan tekanan udara (dekompressi) yang mendadak dapat menyebabkan

caisson disease.

Radiasi dan sinar Roentgent atau sinar radio aktif menyebabkan penyakit-

penyakit darah, kemandulan, kanker kulit dan sebagainya.

Sinar infra merah dapat menyebabkan catharfact lensa mata.

Sinar ultra violet dapat mnyebabkan conjunctivitis photo electrica.

b. Golongan kimiawi

Gas yang menyebabkan keracunan misalnya: CC, HCN, H2S, SQ2.

Uap dan logam dapat menyebabkan “metal fume fever”, ataupun keracunan

logam misalnya karena Hg, Pb.

Larutan ataupun cairan misalnya H2S04, HC1 dapat menyebabkan keracunan

ataupun dermatosis (penyakit kulit).

Debu-debu misalnya debu silica, kapas, asbest ataupun debu logam berat bila

terhirup ke dalam paru-paru menyebabkan pneumoconiosis.

Awan atau kabut dan insecticida ataupun fungicida pada penyemprotan serangga

dan hama tanaman dapat menyebabkan keracunan.

c. Golongan penyakit infeksi

Misalnya penyakit anthrax yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis pada

penyamak kulit atau pengumpul wool. Penyakit-penyakit infeksi pada karyawan yang

bekerja dalam bidang mikrobiologi ataupun dalam perawatan penderita penyakit

menular.

d. Golongan fisiologi

Page 6: Konsep Kesehatan Kerja

Penyakit yang disebabkan karena sikap badan yang kurang baik; karena

konstruksi mesin yang tidak cocok, ataupun karena tempat duduk yang tidak sesuai.

e. Golongan mental-psikologi

Penyakit yang timbul karena hubungan yang kurang baik antara sesama

karyawan, antara karyawan dengan pimpinan, karena pekerjaan yang tidak cocok

dengan psikis karyawan, karena pekerjaan yang membosankan ataupun karena upah

(imbalan) yang terlalu sedikit sehingga tenaga pikirannya tidak dicurahkan kepada

pekerjaannya melainkan kepada usahausaha pribadi untuk. menambah

penghasilannya.

E. Potensial Hazard

hazard adalah segala sesuatu yang dapat berpotensi menjadi bahaya bahkan

accident atau incident. Di berbagai lingkungan kerja dipastikan kita dapat menemukan

hazard tersebut dengan melakukan identifikasi HAZARD ID. Ada beberapa metode yang

dapat digunakan dalam mengidentifikasi hazard di suatu lingkungan,tapi kita harus tau

dulu ada berapa pengelompokan hazard berdasarkan teori yang ada. hazard di

kelompokkan menjadi 5,berdasarkan potensi bahaya yang ada. yaitu :

a. hazard biologi

hazard biologi adalah potensi bahaya yang ditimbulkan dari faktor makluk hidup.

Biasanya hazard biologi ini berada di lingkungan-lingkungan yang tidak

bersih,kotor,dll.

contoh dari hazard biologi adalah seperti cacing tambang,cacing tambang dapat

membuat kaki kita berlubang seperti dimakan oleh cacing tersebut.Maka dari

itu,dipertambangan diharapkan selalu menggunakan APD sepatu safety agar sebagai

pencegahan terhadap hazard biologi.

b. hazard kimia

hazard kimia adalah potensi bahaya yang disebabkan oleh sifat dan karakteristik

kimia yang dimiliki bahan tersebut. Hazard kimia ini sangat berbahaya jika kita tidak

menggetahuinya secara detail seperi apa sifat dari bahan tersebut. Perlunya

penanganan yang intensif terhadap potensi bahaya ini.

Page 7: Konsep Kesehatan Kerja

contoh dari hazard kimia adalah amoniak yang bercampur di udara karena sifatnya

yang berbahaya bagi THT pada manusia. MSDS adalah salah satu cara melakukan

penanganan dini terhadap potensi bahaya yang ditimbulkan oleh bahan kimia.

c. hazard fisik

hazard fisik adalah potensi bahaya yang disebabka oleh faktor fisik dari seseorang

yang sedang melakukan pekerjaan. Hazard fisik erat sekali hubungannya dengan

manusia,kitasendiripun terkadang adalah sumber masalah dari permasalahan yang

terjadi. Managemen kegiata adalah salah satu cara untuk mengendalikan hazard yang

muncul ini.

d. hazard ergonomi

hazard ergonomi adalah potensi bahaya yang disebabkan terjadi karena tidak

efisiennya hubungan alat kerja dengan manusianya,biasanya berhubungan dengan

prilaku kerja manusia dengan alatnya. Disini ini adalah yang menyebabkan juga

munculnya penyakit akibat kerja karena kesalahan-kesalahan dalam prilaku

penggunaan alat kerjanya.

e. hazard psikologi

hazard psikologi adalah potensi bahaya yang disbabkan terjadinya suatu konfik dalam

lingkungan kerja tersebut.Konflik yang terjadipun sudah terbagi menjadi langsung

dan tidak langsung.Psikologi ini juga merupakan hal penting karena dapat

mempengaruhi juga bagaimana orang tersebut bekerja,semakin banyak konflik maka

pekerjaan yang di kerjakan semakin tidak efisien dan malah banyak menimbulkan

masalah yang terjadi. Pengendaliannya biasaya mengunakan managemen konflik dan

ketetapan disiplin.

F. Konsep Ergonomi

Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang memanfaatkan informasi-informasi

mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam rangka membuat sistem

kerja yang ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien).

Ergonomi dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan dua hal yang

tidak dapat dipisahkan.Keduanya mengarah kepada tujuan yang sama yakni peningkatan

Page 8: Konsep Kesehatan Kerja

kualitas kehidupan kerja (quality of working life). Aspek kualitas kehidupan kerja

merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi rasa kepercayaan dan rasa

kepemilikan pekerja kepada perusahaan, yang berujung kepada produktivitas dan kualitas

kerja.

Pencapaian kinerja manajemen K3 sangat tergantung kepada sejauh mana faktor

ergonomi telah terperhatikan di perusahaan tersebut. Kenyataannya, kecelakaan kerja

masih terjadi di berbagai perusahaan yang secara administratif telah lulus (comply) audit

sistem manajemen K3. Ada ungkapan bahwa “without ergonomics, safety management is

not enough”. Keluhan yang berhubungan dengan penurunan kemampuan kerja (work

capability) berupa kelainan pada sistem otot-rangka (musculoskeletal disorders)

misalnya, seolah-olah luput dari mekanisme dan sistem audit K3 yang ada pada

umumnya. Padahal data menunjukkan kompensasi biaya langsung akibat kelainan ini

(overexertion) menempati rangking pertama (sekitar 30%) dibandingkan dengan bentuk

kecelakaan-kecelakaan kerja yang lain.

Kondisi berikut menunjukkan beberapa tanda-tanda suatu sistem kerja yang tidak

ergonomik:

Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan

Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan

Pekerja sering melakukan kesalahan (human error)

Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung, atau

pinggang

Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja

Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang

Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau, atau jongkok

Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup

Pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan

Komitmen kerja yang rendah

Rendahnya partisipasi pekerja dalam sistem sumbang saran atau hilangnya sikap

kepedulian terhadap pekerjaan bahkan keapatisan

Dengan ergonomi, sistem-sistem kerja dalam semua lini departemen dirancang

sedemikian rupa memperhatikan variasi pekerja dalam hal kemampuan dan keterbatasan

Page 9: Konsep Kesehatan Kerja

(fisik, psikis, dan sosio-teknis) dengan pendekatan human-centered design (HCD).

Konsep evaluasi dan perancangan ergonomi adalah dengan memastikan bahwa tuntutan

beban kerja haruslah dibawah kemampuan rata-rata pekerja (task demand < work

capacity). Dengan inilah diperoleh rancangan sistem kerja yang produktif, aman, sehat,

dan juga nyaman bagi pekerja.

Tujuan utama dari ergonomi adalah:

Memperbaiki performansi kerja manusia, seperti menambah ketepatan kerja dan

mengurangi energi yang berlebihan serta mengurangi kelelahan.

Mengurangi waktu pelatihan dan biaya.

Memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia melalui peningkatan

ketrampilan (skill) yang diperlukan.

Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan

yang disebabkan human error.

Memperbaiki kenyamanan manusia dalam bekerja.

Dengan demikian tujuan ergonomi adalah menimbulkan efektifitas fungsional dan

kenyamanan pemakaian dan kenyamanan pemakaian dari lingkungan kerja yang

dirancang.

Pendekatan khusus yang dilakukan dalam disiplin ilmu ergonomi adalah aplikasi

yang sistematis dari segala informasi yang relevan dan berkaitan dengan karakteristik

perilaku manusia di dalam perancangan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang

dipakai.

Untuk itu analisis penelitian ergonomi meliputi hal-hal yang berkaitan dengan:

Anatomi (struktur), fisiologi (cara bekerja) dan antropometri (ukuran) dimensi tubuh

manusia.

Psikologi yang fisiologis mengenai berfungsinya otak dan sistem saraf yang

berperan dalam tingkah laku manusia.

Kondisi-kondisi kerja yang dapat mencederai baik dalam waktu pendek maupun

panjang dan sebaliknya kondisi-kondisi kerja yang dapat membuat nyaman kerja

manusia.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas maka penelitian-penelitian dan

pengembangan ergonomi akan memerlukan dukungan dari berbagai disiplin ilmu

Page 10: Konsep Kesehatan Kerja

seperti psikologi, antropologi, anatomi dan teknologi. Sritomo Wigyosoebroto

(1995;59).

Pendekatan khusus yang ada dalam ilmu ergonomi adalah aplikasi yang sistematis

dari segala informasi yang relevssan yang berkaitan dengan karakteristik perilaku

manusia di dalam perancangan alat dan lingkungan kerja yang dipakai.

Ergonomi dikelompokkan menjadi 4 bidang penyelidikan yaitu:

Penyelidikan tentang tampilan (display)

Tampilan adalah suatu perangkat (interface) yang mampu menyajikan informasi

tentang keadaan lingkungan dan mengkomunikasikan kepada manusia dalam bentuk

tanda-tanda, angka, lambang, dan sebagainya.

Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia

Penyelidikan ini mengukur kekuatan serta ketahanan fisik manusia pada saat bekerja.

Penyelidikan ini juga mempelajari obyek serta peralatan yang sesuai dengan

kemampuan fisik manusia pada saat melakukan aktifitasnya.

Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja

Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan perancangan tempat kerja manusia

yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia.

Penyelidikan tentang ukuran kerja.

Penyelidikan ini meliputi penyelidikan tentang kondisi fisik lingkungan dan fasilitas

kerja. Sebagai contoh adalah pengaturan cahaya, kebisingan, temperatur dan lain

sebagainya.

G. Konsep Apd

Alat Pelindung Diri atau APD merupakan seperangkat peralatan yang dikenakan

sebagai perlindungan sebagian atau keseluruhan tubuh dari resiko kecelakaan kerja.

Sehingga pekerja lebih nyaman dan aman selama menjalankan tugasnya. Ada berbagai

macam peralatan yang pada umumnya digunakan, apa sajakah itu?

Manfaat Alat Pelindung Diri

Penggunaan peralatan pelindung diri bermanfaat sebagai pelindung tenaga kerja

dari berbagai resiko kecelakaan kerja. Sekaligus meningkatkan produktivitas, efektivitas

dan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan aman. Peralatan yang dikenakan

Page 11: Konsep Kesehatan Kerja

seharusnya memenuhi berbagai kriteria yang ditentukan, untuk menunjang keamanan

pekerja. Seperti nyaman dikenakan, tidak mengganggu aktivitas bekerja dan memberikan

perlindungan secara optimal.

Secara teknis memang penggunaan berbagai alat tersebut tidak bisa menjamin

keselamatan jiwa secara menyeluruh. Tapi setidaknya bisa meminimalisir resiko

keparahan terhadap keluhan penyakit tertentu dan kecelakaan kerja. Setiap alat biasanya

memiliki kelemahan tersendiri, seperti kemampuan perlindungan kurang sempurna,

kurang nyaman saat dikenakan, mengganggu komunikasi dan lain sebagainya. Untuk

memastikan alat bisa berfungsi dengan baik, pengecekan secara rutin wajib diterapkan

pada Alat Pelindung Diri.

Jenis alat pelindung diri

Ada beragam Alat Pelindung Diri yang biasa digunakan sebagai ketika sedang

bekerja, seperti di kawasan tambang, pembangunan property dan sebagainya.

a. Safety helmet.

Alat ini memiliki fungsi dalam melindungi kepala dari resiko terkena benda jatuh.

Sehingga mengurangi potensi cedera atau bahkan kematian.

b. Safety google atau kacamata pengaman.

Fungsinya untuk melindungi daerah mata, agar partikel kecil, sinar yang

menyilaukan, radiasi dan debu tidak mengganggu penglihatan. Sebagai contoh saat

proses pengelasan besi.

c. Face shield atau perisai muka.

Fungsinya sebagai perlindungan pada mata dan wajah. Sehingga terhindar dari

paparan bahan kimia yang bisa merusak mata dan wajah. Alat ini bisa dipasang di

helm atau memegangnya memakai tangan.

d. Safety belt atau sabuk keselamatan.

Bentuknya mirip ikat pinggang yang fungsinya sebagai perlindungan dari bahaya

terjatuh saat bekerja di ketinggian.

e. Full body hardness atau sabuk pengaman penuh.

Fungsi alat ini hampir serupa dengan safety belt, tapi alat tersebut lebih aman. Hal ini

karena memiliki kelebihan dengan tali pengaman yang bisa melindungi seluruh

Page 12: Konsep Kesehatan Kerja

tubuh. Jadi tidak hanya bagian pinggang saja, sehingga sangat nyaman saat dikenakan

ketika bekerja di ketinggian lebih dari 2 meter.

f. Respirator dan masker.

Fungsinya sebagai penutup hidung, sehingga bisa membantu penyaringan udara yang

terhirup ketika sedang bekerja. Terutama di kawasan yang kualitas udaranya sangat

rendah, seperti beracun dan berdebu.

g. Penutup dan pelindung telinga.

Alat ini fungsinya dalam melindungi telinga ketika bekerja di daerah yang sangat

bising. Sangat cocok dikenakan pada kawasan dengan tingkat kebisingan lebih dari

85 dBA. Peralatan ini bisa menekan intensitas udara yang memasuki telinga.

f. Sarung tangan.

Material sarung tangan sangat beragam, seperti karet, kulit dan kain. Fungsinya

sebagai pelindung tangan dari goresan benda tajam, paparan benda dingin atau panas,

bahan kimia dan aliran listrik. Sehingga tangan tidak mudah mengalami cedera atau

kerusakan tertentu.

g. Rubber boot atau sepatu karet.

Fungsinya untuk alat pengaman kaki, ketika sedang bekerja di kawasan yang becek

atau berlumpur. Sekaligus melindungi kaki dari bahaya aliran listrik, cairan kimia,

benda panas, benda tajam dan lain sebagainya.

h. Safety shoes atau sepatu keselamatan.

Berfungsi mirip sepatu karet, tapi sepatu ini dilapisi dengan material metal dan sol

karet yang kuat serta tebal. Pada ujung kaki biasanya dilengkapi material anti

hantaran listrik dan baja.

H. Asuhan Keperawatan Kesehatan Kerja

Fungsi dan peran perawat dalam kesehatan kerja (K3) di industri adalah sebagai

berikut (Nasrul Effendy,1998).

Fungsi Perawat :

Mengkaji masalah kesehatan

Menyusun rencana asuhan keperawatan kerja

Page 13: Konsep Kesehatan Kerja

Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan terhadap pekerja.

Melakukan penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah dilakukan.

Tugas Perawat:

Mengawasi lingkungan pekerja

Mmelihara fasilitas kesehatan perusahaan

Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja.

Membantu melakukan penilaian terhadap keadaan kesehatan pekerja.

Merencnakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawatan di rumah pada

pekerja dan keluarga pekerja yang mempunyai masalah kesehatan.

Ikut berperan dalam penyelenggaraan pendidikan K3 terhadap pekerja

Ikut berperan dalam usaha keselamatan kerja.

Memberi pendidikan kesehatan mengenai KB terhadap pekerja dan keluargany.

Membantu usaha penyelidikn kesehatan pekerja

Me ngkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan K3.