konsep kebidanan 2.docx

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk imbalan jasa, tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian kewenangan / hak untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Sedangkan, sanksi merupakan imbalan negative yang berupa pembebanan atau penderitaan yang ditentukan oleh hukum aturan yang berlaku. Sanksi berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak / kewajiban bidan yang telah diatur oleh organisasi profesi,karena kode etik bidan merupakan norma yang berlaku bagi anggota IBI dalam menjalankan praktek profesinya yang telah disepakati dalam Kongres Nasional IBI. Contoh sanksi bidan adalah pencabutan izin pratek bidan SIPB sementara atau bisa juga berupa denda. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja hak dan kewenangan bidan dan sanksinya? 2. Apa saja kode etik dalam kebidanan? 3. Bagaimana Pengertian Etika, moral dan nilai-nilai 4. Apa yang menjadi Analisis Bidan? 1

Upload: yuhanismartin

Post on 21-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP KEBIDANAN 2.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk

imbalan jasa, tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian

kewenangan / hak untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang

dimiliki.

Sedangkan, sanksi merupakan imbalan negative yang berupa pembebanan

atau penderitaan yang ditentukan oleh hukum aturan yang berlaku. Sanksi berlaku

bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak / kewajiban bidan yang telah diatur

oleh organisasi profesi,karena kode etik bidan merupakan norma yang berlaku

bagi anggota IBI dalam menjalankan praktek profesinya yang telah disepakati

dalam Kongres Nasional IBI. Contoh sanksi bidan adalah pencabutan izin pratek

bidan SIPB sementara atau bisa juga berupa denda.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja hak dan kewenangan bidan dan sanksinya?

2. Apa saja kode etik dalam kebidanan?

3. Bagaimana Pengertian Etika, moral dan nilai-nilai

4. Apa yang menjadi Analisis Bidan?

5. Bagaimana Nilai-Nilai Esensial Dalam Profesi?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui system penghargaan bagi bidan

2. Untuk mengetahui system reward dan sanksi bagi bidan

3. Untuk mengetahui pengertian etika, moral, dan nilai-nilai

4. Untuk mengetahui Nilai-Nilai Esensial Dalam Profesi

5. Untuk mengetahui analisis bidan.

1

Page 2: KONSEP KEBIDANAN 2.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Penghargaan Bagi Bidan

Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk imbalan

jasa, tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian kewenangan / hak

untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

Bidan merupakan tenaga kesehatan yang memegang peranan penting dalam

pelayanan maternal dan perinatal. Dengan jumlah sekitar 73.000 orang yang tersebar

di selruh Indonesia, profesi bidan tentu berada dekat dengan masyarakat yang

sewaktu-waktu memerlukan pertolongnnya. Salah satu tantangan yang harus di

hadapi adalah tuntutan masyarakat terhadap pelayanan berkualitas. Tantangan ini

memang bukan tanggung jawab bidan semata, namun juga menyangkut peran profesi

lain. Keberadaan bidan memiliki posisi strategis,mengingat sebagian besar persoalan 

bidan di tuntut untuk memiliki ketrampilan yang lebih baik, disertai kemampuan

untuk menjalin kerja sama dengan pihak yang terkait dalam persoalan kesehatan

reproduksi di masyarakat Reward atau sanksi bertujuan untuk menignkatkan kualitas

bidan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

2.2 Reward

Penghargaan yang di berikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk

imbalan jasa, tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian

kewenangan atau hak untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang di

miliki.

Penghargaan adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu

yang diberikan baik oleh perorangan ataupun suatu lembaga .

Bidan sebagai suatu profesi tenaga kesehatan harus bisa mewujudkan

kesehatan keluarga dan masyarakat. Karena inilah bidan memang sudah seharusnya

mendapat penghargaan baik dari pemerintah maupun masyarakat. Penghargaan yang

diberikan kepada bidan tidak hanya berupa imbalan jasa tetapi juga dalam bentuk

pengakuan profesi dan pemberian kewenangan atau hak untuk menjalankan praktik

2

Page 3: KONSEP KEBIDANAN 2.docx

sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Dengan adanya penghargaan seperti yang

disebutkan diatas, akan mendorong bidan untuk meningkatkan kinerja mereka

sebagai tenaga kesehatan untuk masyarakat. Mereka juga akan lebih giat  untuk

mengasah dan mengembangkan kemampuan dan potensi mereka sesuai dengan

peraturan yang berlaku yaitu standar profesi bidan.

            Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ke-3,  hak adalah kewenangan

untuk berbuat sesuatu yang telah di tentukan oleh undang-undang atau aturan

tertentu. Bidan di Indonesia memiliki organisasi profesi, yaitu ikatan bidan atau IBI,

yang mengatur hak dan kewajibn serta penghargaan dan sanksi bagi bidan. Setiap

bidan yang telah menyelesaikan pendidikan kebidanan berhak dan wajib menjadi

anggota IBI.

2.3 Hak bidan:

a. Bidan berhak mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

sesuai dengan profesinya.

b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat

jenjang pelayanan kesehatan.

c. Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan kelurga yang bertentangan

dengan peraturan perundangan, dan kode etik profesi.

d. Bidan berhak atas prifasi/kedirian dan menuntut apabila nama baiknya di

cemarkan, baik oleh pasien,keluarga ataupun profesi lain.

e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri, baik melalui

pendidikan maupun pelatihan .

f. Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan jenjang karier

dan jabatan yang sesuai.

g. Bidan berhak mendapatkan kompetensi dan kesejahteraan yang sesuai.

2.4 Wewenang bidan antara lain:

a. Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan untuk mendekatkan

pelayanan kegawatan obstetric dan neonatal.

b. Bidan harus melaksanakan tugas kewenangan sesuai standar profesi, memiliki

kemampuan dan ketrampilan sebagai bidan,mematuhi dan melaksanakan

3

Page 4: KONSEP KEBIDANAN 2.docx

protap yang berlaku di wilayahnya serta bertanggun jawab atas pelayanan

yang di berikan dengan mengutamakan keselamatan ibu dan bayi.

c. Pelayanan kebidanan kepada perempuan oleh bidan meliputi pelayanan pada

masa pranikah, termasuk remaja putri, kehamilan, persalinan, nifas,

menyusui, dan masa antara kehamilan.

d. Dan masih banyak lagi.

Dalam lingkup IBI, anggota mempunyai hak tertentu sesuai dengan

kedudukannya, yaitu :

1.      Anggota biasa

a. Berhak mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh organisasi.

b. Berhak mengemukakan pendapat, saran, dan usul untuk kepentingan

organisasi

c. Berhak memilih dan dipilih

2.      Anggota luar biasa

a. Dapat mengikuti kegiatan yang dilakukan organisasi.

b. Dapat mengemukakan pendapat, saran dan usul untuk kepentingan

organisasi

3.      Anggota kehormatan

a. Dapat mengemukakan pendapat, saran, dan usul untuk kepentingan

organisasi.

2.5 Penghargaan Bagi Bidan di Indonesia

           Bagi bidan desa yang berhasil menciptakan atau membentuk wilayah

atau desa binaanya menjadi “Desa Siaga”, misalnya didaerah Cirebon,

Kuningan. Bagi bidan desa yang berhasil menciptakan atau membentuk

“Suami Siaga”, “Donor Darah Berjalan” wilayah atau desa binaannya.

2.6 Penghargaan Bagi Mahasiswa Bidan

  Bagi mahasisiwa DIII kebidanan yang berprestasi akan mendapatkan

penghargaan berupa beasiswa dari Dinas Kesehatan Kabupaten dan

Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (KOPERTIS) setiap 4 bulan sekali

4

Page 5: KONSEP KEBIDANAN 2.docx

selama 3 tahun pendidikan kebidanan. Penghargaan juga diberikan kepada

bidan yang berprestasi (bidan teladan). Selain itu, bidan juga dapat diberi

beasiswa. Bidan sebagai petugas kesehatan sering berhadapan dengan

masalah etik yang berhubungan dengan hukum. Masalah dapat diselesaikan

dengan hukum , tetapi belum tentu dapat diselesaikan berdasarkan prinsip dan

nilai etik.

2.7 Sanksi

Sedangkan Sanksi merupakan imbalan negatif yang berupa

pembebanan atau penderitaan yang ditentukan oleh hukum aturan yang

berlaku.

Sanksi berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak atau

kewajban bidan yang telah diatur oleh organisasi profesi, karena kode etik

bidan merupakan norma yang berlaku bagi anggota IBI dalam menjalankan

praktik profesinya yang telah disepakati dalam Kongres Nasional IBI.

             Tidak hanya memberikan penghargaan bagi bidan yang mampu

melaksanakan prakteknya sesuai kode etik dan standar profesi bidan, Setiap

penyimpangan baik itu disengaja atau tidak, akan tetap di audit oleh dewan

audit khusus yang telah dibentuk oleh organisasi bidan atau dinas kesehatan

di kabupaten tersebut. Dan bila terbukti melakukan pelanggaran atau

penyimpangan maka bidan tersebut akan mendapat sanksi yang tegas,

supaya bidan tetap bekerja sesuai kewenangannya.  Sanksi adalah imbalan

negatif, imbalan yang berupa pembebanan atau penderitaan yang ditentukan

oleh hukum aturan yang berlaku. Sanksi berlaku bagi bidan yang melanggar

kode etik dan hak/kewajiban bidan yang telah diatur oleh organisasi

profesi. Bagi bidan yang melaksanakan pelayanan kebidanan tidak sesuai

dengan ketentuan yang berlaku(Kepmenkes RI

No.900/SK/VII/2002). Dalam organisasi profesi kebidanan terdapat Majelis

Pertimbangan Etika Bidan (MPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota (MPA)

yang memiliki tugas :

1. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan bidang sesuai dengan ketetapan

pengurus pusat.

5

Page 6: KONSEP KEBIDANAN 2.docx

2. Melaporkan hasil kegiatan di bidang tugasnya secara berkala

3. Memberikan saran dan pertimbangan yang perlu dalam rangka tugas

pengurus pusat.

4. Membentuk tim teknis sesuai kebutuhan, tugas dan tanggung jawabnya

ditentukan pengurus.

MPEB dan MPA merupakan majelis independen yang berkonsultasi dan

berkoordinasi dengan pengurus inti dalam organogram IBI tingkat nasional.

MPEB secara internal memberikan saran, pendapat, dan buah pikiran tentang

masalah pelik yang sedang dihadapi, khususnya yang menyangkut pelaksanaan

kode etik bidan dan pembelaan anggota.

            MPEB dan MPA, bertugas mengkaji, menangani dan mendampingi

anggota yang mengalami permasalahan dan praktik kebidanan serta masalah

hukum. Kepengurusan MPEB dan MPA terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara,

dan anggota. MPA tingkat pusat melaporkan pertanggungjawabannya kepada

pengurus pusat IBI dan pada kongres nasional IBI. MPA tingkat provinsi

melaporkan pertanggungjawabannya kepada IBI tingkat provinsi (pengurus

daerah).

            Tugas dan wewenang MPA dan MPEB adalah memberikan bimbingan

dan pembinaan serta pengawasan etik profesi, meneliti dan menentukan adanya

kesalahan atau kelalaian bidan dalam memberikan pelayanan. Etika profesi adalah

norma-norma yang berlaku bagi bidan dalam memberikan pelayanan profesi

seperti yang tercantum dalam kode etik bidan.

Anggota MPEB dan MPA, adalah:

1. Mantan pengurus IBI yang potensial.

2. Anggota yang memiliki perhatian tinggi untuk mengkaji berbagai aspek

dan perubahan serta pelaksanaan kode etik bidan, pembelaan anggota, dan

hal yang menyangkut hak serta perlindungan anggota.

3. Anggota yang berminat dibidang hukum.

Keberadaan MPEB bertujuan untuk:

1. Meningkatkan citra IBI dalam meningkatkan mutu pelayanan yang

diberikan bidan.

6

Page 7: KONSEP KEBIDANAN 2.docx

2. Membentuk lembaga yang akan menilai ada atau tidaknya pelanggaran

terhadap Kode Etik Bidan Indonesia.

3. Meningkatkan kepercayaan diri anggota IBI.

4. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bidan dalam memberikan

pelayanan.

Contoh :

sanksi bidan adalah pencabutan ijin praktek bidan, pencabutan SIPB

sementara, atau bisa juga berupa denda. Penyimpangan yang dilakukan oleh

bidan misalnya :

1. Bidan melakukan praktek aborsi,yang seharusnya tidak boleh dilakukan

oleh bidan karena termasuk tindakan kriminal.

2. Bidan tidak melakukan rujukan pada ibu yang mengalami persalinan

premature, bidan ingin melakukan persalinan ini sendiri. Ini jelas tidak

boleh dilakukan, dan harus dirujuk. Karena ini sudah bukan kewenangan

bidan lagi, selain itu jika dilakukan oleh bidan itu sendiri,persalinan akan

membahayakan ibu dan bayi yang dikandungnya.

2.8 Alur Sanksi Bidan

Malpraktek yang dilakukan oleh bidan dapat disebabkan oleh banyak

faktor, misalnya kelalaian, kurangnya pengetahuan, faktor ekonomi,

rutinitas,dan juga perubahan hubungan antara bidan dengan pasien. Untuk

dapat mencegah terjadinya malpraktek yang dilakukan oleh bidan dapat

dilakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan tidak memberikan jaminan

atau garansi akan keberhasilan usahanya, dalam melakukan tindakan harus

ada informed consent, mencatat semua tindakan kedalam rekam medik, dan

lain-lain.

Untuk  penyelesaian tindak pidana malpraktek yang dilakukan

oleh bidan yang telah masuk ke pengadilan, semua tergantung kepada

pertimbangan hakim yang menangani kasus tersebut untuk menentukan apakah

kasus yang ditanganinya termsuk kedalam malpraktek atau tidak. Atau apakah

si pelaku dapat dimintai pertanggung jawaban secara pidana atau tidak.

7

Page 8: KONSEP KEBIDANAN 2.docx

Melakukan malpraktek yuridis (melanggar hukum) berarti juga melakukan

malpraktek etik (melanggar kode etik). Sedangkan malpraktek etik belum tentu

merupakan malpraktek yuridis. Apabila seorang bidan melakukan malpraktek

etik atau melanggar kode etik. Maka penyelesaian atas hal tersebut dilakukan

oleh wadah profesi bidan yaitu IBI. Dan pemberian sanksi dilakukan

berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku didalam organisasi IBI tersebut.

Sedangkan apabila seorang bidan melakukan malpraktek yuridis dan

dihadapkan ke muka pengadilan. Maka IBI melalui MPA dan MPEB wajib

melakukan penilaian apakah bidan tersebut telah benar-benar melakukan

kesalahan. Apabila menurut penilaian MPA dan MPEB kesalahan atau

kelalaian tersebut terjadi bukan karena kesalahan atau kelalaian bidan,

dan bidan tersebut telah melakukan tugasnya sesuai dengan standar profesi,

maka IBI melalui MPA wajib memberikan bantuan hukum

kepada bidan tersebut dalam menghadapi tuntutan atau gugatan di pengadilan

2.9 Kode etik bidan :

Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus dipatuhi 

oleh setiap anggota profesi yang bersngkutan didalam melaksanakan tugas

profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi

petunjuk-petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka harus

menjalankan profesinya dan larangan-larangan yaitu ketentuan-ketentuan

tentang apa saja yang boleh dan apa saja yang tidak boleh diperbuat atau

dilaksanakan oleh anggota profesi, tidak saja dalam menjalankan tugas

profesinya, melainkan juga menyangkut tingkah laku pada umumnya dalam

pergaulan sehari-hari di dalam masyarakat. Kode etik kebidanan merupakan

suatu pernyataan komprehensif profesi yang memberikan tuntunan bagi bidan

untuk melaksanakan praktek kebidanan baik yang berhubungan dengan

kesejahteraan, keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi dan dirinya.

Secara umum tujuan menciptakan kode etik adalah sebagai berikut:

Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi

8

Page 9: KONSEP KEBIDANAN 2.docx

Dalam hal ini yang dijaga adalah image dari pihak luar atau masyarakat

mencegah orang luar memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh

karena itu setiap kode etik suatu profesi akan melarng berbagai bentuk tindak

tanduk atau kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik

profesi di dunia luar. Dari segi ini kkode etik juga disebut kode kehormatan.

Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota

Kesejahteraan ialah kesejahteraan materiil dan spiritual atau mental. Dalam hal

kesejahteraan materiil anggota profesi kode etik umumnya menetapkan

larangan-larangan bagi anggotanya untuk melakukan perbuatan yang

merugikan kesejahteraan. Kode etik juga menciptakan peraturan-peraturan

yang ditujukan kepada pembahasan tingkah laku yang tidak pantas atau tidak

jujur para anggota profesi dalam interaksinya dengan sesama anggota profesi.

Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi

Dalam hal ini kode etik juga bertujuan untuk pengabdian profesi tertentu,

sehingga para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan

tanggungjawab pengabdian profesinya. Oleh karena itu kode etik merumuskan

ketentuan-ketentuan yang diperlukan oleh para anggota profesi dalam

menjalankan tugasnya.

Untuk meningkatkan mutu profesi

Kode etik juga memuat tentang norma-norma serta anjuran agar profesi selalu

berusaha untuk meningkatkan mutu profesi sesuai dengan bidang

pengabdiannya. Selain itu kode etik juga mengatur bagaimana cara memelihara

dan menigkatkan mutu organisasi profesi. Dari uraian di atas, jelas bahwa

tujuan suatu profesi, menjaga dan memelihara kesejahtereaan para anggota,

meningkatkan pengabdian anggota, dan meningkatkan mutu profesi serta

meningkatkan mutu organisasi profesi.

Penetapan Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi untuk para

anggotanya. Penetapan kode etik IBI harus dilakukan dalam kongres IBI. Kode

etik bidan di Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disyahkan

dalam kongres nasional IBI X tahun 1988, sedang petunjuk pelaksanaanya

9

Page 10: KONSEP KEBIDANAN 2.docx

disyahkan dalam rapat kerja nasional (RAKERNAS) IBI tahun 1991, kemudian

disempurnakan dan disyahkan pada kongres nasional IBI XII tahun 1998.

Sebagai pedoman dalam berperilaku, kode etik bidan Indonesia mengandung

beberapa kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah, tujuan dan bab.

2.9.1 Yang dapat dilakukan dalam kode etika menuntun atau panduan untuk

disiplin profesi:

a. Menuntun tingkah laku

b. Menawarkan suatu kerangka kerja yang dapat meningkat kapasitas

c. Pengambilan keputusan moral yang efektif.

2.9.2 Yang tidak dapat dilakukan:

a. Tidak dapat menjamin etika praktek atau pengambilan keputusan.

b. Tidak dapat mencegah timbulnya hal-hal yang tidak berguna.

c. Tidak dapat dipindahkan dari tanggung jawab bidan.

d. Tidak dapat menjamin kasus tertentu merupakan yang benar

2.9.3  Persyaratan kode etik:

a. Keterlibatan dan pemikiran penting (waktu dan alasan moral).

b. Kemampuan (kapasitas dan kemauan) mengambil keputusan.

c. Keterlibatan menjadi contoh moral yang baik.

2.9.4 Dimensi Kode Etik    :

Anggota profesi dan Klien atau Pasien.

Anggota profesi dan sistem kesehatan.

Anggota profesi dan profesi kesehatan

Anggota profesi dan sesama anggota profesi

10

Page 11: KONSEP KEBIDANAN 2.docx

2.9.5 Prinsip Kode Etik :

Menghargai otonomi

Melakukan tindakan yang benar

Mencegah tindakan yang dapat merugikan.

Memberlakukan manusia dengan adil.

Menjelaskan dengan benar.

Menepati janji yang telah disepakati.

Menjaga kerahasiaan

A. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat

1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan

mengamalkan sumpah jabatanya dalam melaksanakan tugas

pengabdiannya.

2. Setiap bidan, dalam menjalankan tugas profesinya, menjunjung tinggi

harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra

bidan.

3. Setiap bidan, dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman

pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien,

keluarga dan masyarakat.

4. Setiap bidan, dalam menjalankan tugasnya, mendahulukan

kepentingan klien, menghormati hak klien, dan nilai- nilai yang dianut

oleh klien.

5. Setiap bidan, dalam menjalankan tugasnya senantisa mendahulukan

kepentingan klien, keluarga dan masyarakat  dengan identitas yang

sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang

dimilikinya.

6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam

hubungan pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi

masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatanya secara optimal.

B. Kewajiban bidan terhadap tugasnya.

11

Page 12: KONSEP KEBIDANAN 2.docx

1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada

klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi

yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga, dan

masyarakat.

2. Setiap bidan berkewajiban memberikan pertolongan sesuai dengan

kewenangan dalam mengambil keputusan, termasuk mengadakan

konsultasi dan/atau rujukan.

3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat

dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh

pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien.

C. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya

1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya

untuk menciptkan suasana kerja yang serasi.

2. Setiap bidan, dalam melaksanakan tugasnya, harus saling

menghormati, baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan

lainya.

D. Kewajiban bidan terhadap profesinya

1. Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra

profesi, dengan menampilkan kepribadian yang bermartabat dan

memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.

2. Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan

kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan

kegiatan sejenisnya dang dapat meningkatkan mutu dan citra

profesinya.

E. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri

1. Setiap bidan wajib memelihara kesehatanya agar mampu

melaksanakan tugas profesinya dengan baik.

12

Page 13: KONSEP KEBIDANAN 2.docx

2. Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.

F. Kewajian bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa, dan tanah air.

1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan

ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya

dalam pelayanan Kesehatan Reproduksi, Keluarga Berencana, dan

Kesehatan Keluarga.

2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan

pemikiran kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu dan

jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA atau KB dan

kesehatan keluarga.

2.10 Jabatan Fungsional Bidan

         Selain penghargaan dan sanksi, bidan juga patut mendapat jabatan

fungsional dan jabatan struktural. Seperti yang dijelaskan pada materi di atas

mengenai jabatan fungsional bidan, jabatan fungsional didapat oleh seorang

bidan melalui pendidikan formal seperti D III dan SI berupa ijasah,

sedangkan non formal berasal dari pelatihan atau penyuluhan atau seminar

yang diadakan oleh pemerintah atau organisasi bidan berupa sertifikat.

Bidan memiliki jabatan fungsional sesuai dengan fungsi bidan yaitu

pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti. Dalam menduduki jabatan

ini,bidan juga berhak smenerima tunjangan fungsional sesuai dengan

kedudukannya.

Sedangkan jabatan struktural bidan dilihat berdasarkan dimana bidan

tersebut bekerja. Tunjangan berasal dari tempat dimana dia bekerja seperti di

Puskesmas dan Rumah Sakit.

Jabatan dapat ditinjau dari 2 aspek, yaitu jabatan struktural dan fungsional.

1. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara jelas tertera dalam struktur

dan diatur berjenjang dalam suatu organisasi,

13

Page 14: KONSEP KEBIDANAN 2.docx

2. Jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek

fungsinya yang vital dalam kehidupan rmasyarakat dan Negara.

           

Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat,

jabatan fungsional juga berorientasi kualitatif. Seseorang memiliki jabatan

fungsional berhak mendapatkan tunjangan fungsional. Jabatan bidan

merupakan jabatan fungsional professional sehingga berhak mendapat

tunjangan fungsional.

Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karir struktural.

Jabatan fungsional sebagai bidan bisa didapat melalui pendidikan

berkelanjutan ,baik secara formal maupun nonformal, yang hasil akhirnya

akan meningkatkan kemampuan professional bidan dalam melaksanakan

fungsinya sebagai pelaksana, pendidik, pengelola, dan peneliti.

Sedangkan jabatan sturkturalnya bergantung dimana bidan tersebut

bertugas,misalnya di rumah sakit, puskesmas, dan sebagainya. Karir ini dapat

dicapai oleh bidan di setiap tatanan pelayanan kebidanan/kesehatan  sesuai

dengan tingkat kemampuan, kesempatan, dan kebijakan yang ada

            Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karir structural.

Jabatan fungsional sebagai bidan bisa di dapat melalui pendidikan

berkelanjutan, baik secara formal maupun non formal, yang hasil akhirnya

akan meningkatkan kemampuan professional bidan dalam melaksanakan

fungsinya sebagai pelaksana, pendidik, pengelolah, dan peneliti.

Sedangkan jabatan sturkturalnya bergantung dimana bidan tersebut

bertugas,misalnya di rumah sakit,puskesmas,dan sebagainya. Karir ini dapat

dicapai oleh bidan di setiap tatanan pelayanan kebidanan/kesehatan sesuai

dengan tingkat kemampuan ,kesempatan, dan kebijakan yang ada.

2.11 Etika, Moral dan Nilai-nilai

Etika merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang

perilaku benar atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan

perilaku.

14

Page 15: KONSEP KEBIDANAN 2.docx

Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral

kedalam situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang

membimbing manusia berpikir dan bertindak dalam kehidupannya yang

dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya. Banyak pihak yang menggunakan

istilah etik untuk mengambarkan etika suatu profesi dalam hubungannya

dengan kode etik profesional seperti Kode Etik IBI(Ikatan Bidan Indonesia).

Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang

penghargaan terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah pada

sikap/perilaku seseorang. Sistem nilai dalam suatu organisasi adalah rentang

nilai-nilai yang dianggap penting dan sering diartikan sebagai perilaku

personal.

2.12 Nilai-Nilai Esensial Dalam Profesi 

Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing”

melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai

esensial dalam praktek keperawatan profesional. Perkumpulan ini

mengidentifikasikan 7 nilai-nilai esensial dalam kehidupan profesional, yaitu:

1. Aesthetics (keindahan): Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian,

seseorang memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas,

imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.

2. Altruism (mengutamakan orang lain): Kesediaan memperhatikan

kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan atau kebidanan, komitmen,

arahan, kedermawanan atau kemurahan hati serta ketekunan.

3. Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama termasuk

penerimaan dengan sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi

4. Freedom (Kebebasan): memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan

termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan

diri sendiri.

5. Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan dengan penghargaan

yang lekat terhadap martabat manusia sebagai individu termasuk

didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan penghargaan penuh

terhadap kepercayaan.

15

Page 16: KONSEP KEBIDANAN 2.docx

6. Justice (Keadilan): Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal

termasuk objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta

kewajaran.

7. Truth (Kebenaran): Menerima kenyataan dan realita, termasuk

akontabilitas, kejujuran, keunikan dan reflektifitas yang rasional.

16

Page 17: KONSEP KEBIDANAN 2.docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

        Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk

imbalan jasa, tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian

kewenangan, atau hak, untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi

yang dimiliki.

   Sanksi berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak atu

kewajiban bidan yang telah diatur oleh organisasi profesi.

  Dalam upaya mendorong profesi kebidanan agar dapat diterima dan

dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus

memanfaatkan nilai-nilai kebidanan dalam menerapkan etika dan moral

disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya.

Dengan demikian bidan yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan

asuhan keperawatan atau kebidanan secara etis profesional

         

3.2   Saran

Penghargaan bagi bidan bisa di berikan dalam bentuk imbalan jasa

atau pengakuan sebagai profesi bidan dan pemberian hak dan kewenangan

kepada bidan dalam menjalankan tugasnya sebagai bidan. Misalnya tidak

pernah bermasalah dengan hokum dan selalu berjalan seiring dengan kode

etik bidan dan standar profesi bidan yang ada. Tapi menurut kelompok kami,

sebaiknya juga di sediakan rencana berprestasi bagi bidan yang memiliki

prestasi dlam prakteknya atas pengabdiannya kepada Negara.

          Tiada kesempurnaan di muka bumi ini. Oleh karena itu , kami dengan

senang hati akan menerima segala saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan makalah ini.

17