peta konsep 2.docx

39
Tugas Telaah kurikulum II BUKU PEGANGAN GURU OLEH: NAMA : ASRIA HASAN NPM : 032 910 010 KELAS : C SEMESTER : VI (Enam) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE 2013

Upload: widya-puspasari-akahar

Post on 13-Dec-2014

469 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peta konsep 2.docx

Tugas Telaah kurikulum II

BUKU PEGANGAN GURU

OLEH:

NAMA : ASRIA HASAN

NPM : 032 910 010

KELAS : C

SEMESTER : VI (Enam)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KHAIRUN

TERNATE

2013

Page 2: Peta konsep 2.docx

Buku Pegangan Guru

(Sifat Koligatif Larutan Non Elektrolit)

PENDAHULUAN

Dunia pendidikan di Indonesia sudah bisa dipastikan akan menghadapi perubahan

besar, yakni diberlakukannya Kurikulum Pendidikan Nasional Tahun 2013. Dikatakan

perubahan besar, karena keberhasilan implementasi kurikulum yang baru ini terletak pada

kemampuan profesional guru yang akan mengeksekusi di Proses Belajar Mengajar.

Kurikulum ini menuntut para pelaku di sekolah untuk melakukan perubahan besar dibidang

menejemen dan pembelajaran.

Di masa lampau, sekarang, dan di masa depan guru mempunyai posisi yang sangat

strategis dalam pendidikan. Oleh karena itu, salah satu usaha untuk memperbaiki mutu

pendidikan adalah dengan memperbaiki kondisi guru agar dapat melaksanakan tugasnya

secara optimal. Guru adalah insan cendikia atau pendidik yang profesional. Tugas utama

guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik.

Buku pegangan guru adalah buku yang digunakan oleh guru sebagai sumber acuan

dalam pelaksanaan proses pembelajaran bagi siswanya. Oleh karena itu, seyogyanya guru

mampu menyusun buku pegangan guru yang sudah dilakukannya bertahun-tahun menjadi

sebuah buku ajar minimal untuk keperluan bagi guru itu sendiri dan siswanya. Sebagai

seorang guru yang baik dan profesianal maka seorang guru harus menyiapkan buku pegangan

guru. Sebelum pembelajaran dimulai, guru hendaknya telah memahami isi buku panduan

guru. Seringkali seorang guru lebih banyak menggunakan buku pegangan siswa pada saat

mengajar, padahal buku pegangan guru sangatlah penting. Aplikasi buku pegangan guru

terhadap seorang guru memiliki arti luas, terutama pada informasi yang disajikan dalam mata

pelajaran tertentu. Buku pegangan guru juga berpengaruh dalam pengembangan proses

belajar mengajar. Banyak guru kurang menaruh perhatian terhadap buku pegangan guru,

karena penyiapannya memerlukan kurikulum, kebutuhan siswa dalam pembelajaran, dan

harus selalu up to date. Buku pegangan guru yang baik mampu memberikan pendalaman

pemahaman terhadap bahan kajian yang disajikan oleh seorang guru. Selain itu salah satu

manfaat dari membuat buku pengangan guru yaitu untuk melancarkan proses belajar

mengajar dan sebagai senjata bagi seorang guru untuk menghadipi siswa-siswa yang kritis.

Page 3: Peta konsep 2.docx

A. Buku Petunjuk Siswa

Upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan melalui perbaikan mutu proses

pembelajaran (di ruang kelas, di laboratorium, di lapangan, dan sebagainya) merupakan

inovasi pendidikan yang harus terus dilakukan. Salah satu inovasi adalah mengubah

paradigma pembelajaran dari pembelajaran yang terpusat pada guru kepada pembelajaran

yang terpusat pada siswa. Pendekatan pembelajaran yang berbasis mengajar diubah ke dalam

bentuk pembelajaran berbasis belajar. Ciri utama pembelajaran berbasis belajar adalah

terbangunnya kemandirian siswa untuk membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri

dari berbagai variasi informasi melalui suatu interaksi dalam proses pembelajaran.

Selain guru yang harus membantu siswa untuk membangun pengetahuannya,

diperlukan sarana belajar yang efektif. Salah satu sarana yang paling penting adalah

penyediaan buku pelajaran sebagai rujukan yang baik dan benar bagi siswa. Penyertaan buku

ini sangat penting karena buku petunjuk siswa merupakan salah satu sarana yang signifikan

dalam menunjang proses kegiatan pembelajaran. Buku petunjuk siswa yang dimaksud adalah

buku yang menjadi pegangan siswa, baik siswa pada jenjang Taman Kanak-kanak, Sekolah

Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan,

Sekolah Luar Biasa, maupun Perguruan Tinggi.

Buku petunjuk siswa yang ada di lapangan, ditinjau dari jumlah, jenis, maupun

kualitasnya sangat bervariasi. Sementara itu, buku petunjuk siswa, pada umumnya, menjadi

rujukan utama dalam proses pembelajaran. Guru di lapangan seringkali tidak merujuk pada

kurikulum dalam perencanaan dan implementasi pembelajarannya, tetapi merujuk pada buku

petunjuk siswa yang digunakan. Dengan demikian, buku petunjuk siswa haruslah disusun

sebaik dan sebenar mungkin, terutama dalam kaitannya dengan konsep dan aplikasi konsep,

agar tidak menjadi sumber pembodohan, melainkan menjadi sumber pencerdasan anak didik.

Kedudukan buku petunjuk siswa sangatlah penting, baik bagi siswa maupun guru.

Karena tingkat kepentingan itulah buku petunjuk siswa haruslah layak untuk dijadikan tempat

beroleh pengalaman.

Buku petunjuk siswa dapat dipandang sebagai simpanan pengetahuan tentang

berbagai segi kehidupan. Karena sudah dipersiapkan dari segi kelengkapan dan penyajiannya,

buku petunjuk siswa itu memberikan fasilitas bagi kegiatan belajar mandiri, baik tentang

substansinya maupun tentang caranya. Dengan demikian, penggunaan buku petunjuk siswa

oleh siswa merupakan bagian dari budaya buku, yang menjadi salah satu tanda dari

masyarakat yang maju.

Page 4: Peta konsep 2.docx

Melalui kegiatan membaca buku, seseorang dapat memperoleh pengalaman tak

langsung yang banyak sekali. Memang, dalam pendidikan merupakan hal yang berharga jika

siswa dapat mengalami sesuatu secara langsung. Akan tetapi, banyak bagian dalam pelajaran

yang tidak dapat diperoleh dengan pengalaman langsung. Karena itu, dalam belajar di

sekolah, dan sesungguhnya juga, dalam kehidupan di luar sekolah, mendapatkan pengalaman

tidak langsung itu sangat penting. Kemajuan peradaban masa sekarang banyak mendapat

dukungan dari kegiatan membaca buku. Karena itulah, penyiapan buku petunjuk siswa patut

dilakukan dengan sebaik-baiknya.

Dipandang dari hasil belajar, buku petunjuk siswa itu mempunyai peran penting.

Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa buku berperan secara maknawi dalam prestasi

belajar siswa. Dalam Laporan World Bank (1995) mengenai Indonesia ditunjukkan bahwa

tingkat kepemilikan siswa akan buku dan fasilitas lain berkorelasi dengan prestasi belajar

siswa. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Supriadi (1997) yang menyatakan bahwa tingkat

kepemilikan siswa akan buku berkorelasi positif dan bermakna dengan prestasi belajar.

Dipandang dari proses pembelajaran pun demikian. Jika tujuan pembelajaran adalah

untuk menjadikan siswa memiliki berbagai kompetensi, untuk mencapai tujuan tersebut,

siswa perlu menempuh pengalaman dan latihan serta mencari informasi. Alat yang efektif

untuk itu adalah buku petunjuk siswa sebab pengalaman dan latihan yang perlu ditempuh dan

informasi yang perlu dicari, begitu pula tentang cara menempuh dan mencarinya, disajikan

dalam buku petunjuk siswa secara terprogram.Walaupun buku petunjuk siswa diperuntukkan

bagi siswa, guru pun terbantu. Pada waktu mengajar guru dapat mempertimbangkan pula apa

yang tersaji dalam buku petunjuk siswa. Guru memiliki kebebasan dalam memilih,

mengembangkan, dan menyajikan materi. Semua itu merupakan wewenang dan kewajiban

profesionalnya.

Buku petunjuk siswa dapat berfungsi sebagai bahan sekaligus media pembelajaran.

Fungsi tersebut secara maksimal dapat diperoleh bila buku memiliki kualitas yang baik. Buku

petunjuk siswa memiliki fungsi istimewa dalam pembelajaran karena menyajikan fungsi

pokok masalah, mencerminkan sudut pandang, menyediakan sumber yang teratur,

menyajikan bahan remedial dan evaluasi, menyajikan gambar, serta menyediakan aneka

metode dan saranapembelajaran. Ada beberpa fungsi dari buku petunjuk siswa, yaitu sebagai

berikut:

a) Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai pengajaran

serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan.

Page 5: Peta konsep 2.docx

b) Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi,

yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa.

c) Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilan-

keterampilan ekspresional.

d) Menyajikan bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya,mengenai

metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi para siswa.

e) Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga sebagai

penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis.

f) Menyajikan bahan atau sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat

guna.sarana pengembang bahan dan program dalam kurikulum pendidikan.

g) Sarana pemerlancar tugas akademik guru.

h) Sarana pemerlancar ketercapaian tujuan pembelajaran.

i) Sarana pemerlancar efisiensi dan efektivitas kegiatan pembelajaran

Dengan membaca buku petunjuk siswa, siswa atau pembaca dapat mengatur sendiri

kecepatan mempelajari suatu materi pembelajaran sesuai dengan daya tangkapnya masing-

masing. Selain itu, memberikan kesempatan pada pemiliknya untuk menyegarkan kembali

ingatan tentang materi pembelajaran yang pernah dipelajari.

Satu aspek yang dipertimbangkan dalam penggunaan buku petunjuk siswa adalah

kesulitan siswa memahami istilah yang sulit, abstrak dan di luar pengalamanmereka. Guru

Sejarah harus membantu murid merujuk buku petunjuk siswa secara efisien khususnya di

kalangan murid yang berprestasi rendah.

Guru terlebih dahulu harus merangka pertanyaan-pertanyaan berdasarkan judul yang

akan diajarkan. Selanjutnya membantu murid memilih isi-isi penting dengan menggunakan

kata kunci atau kartu bertema yang tercatat isinya. Guru perlu mendidik murid menyusun

informasi yang diperolihi dan berpikirsecara sistematis dalam mengisi petak lembaran kerja

yang tersedia sebagai pelatihan. Cara terbaik memudahkan murid mengingat informasi adalah

melalui konstruksi peta pikiran yang menggambarkan perkembangan dan relevansi is

ipenting. Buku petunjuk siswa bisa digunakan sepanjang proses pengajaran dan pembelajaran

sama ada awal, pertengahan atau di akhir pembelajaran.

Agar buku petunjuk siswa dapat berfungsi sebagai bahan ajar yang baik, maka buku

petunjuk siswa harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Buku petunjuk siswa yang baik harus

memenuhi aspek isi materi pelajaran, penyajian, bahasa dan keterbacaan, serta aspek grafika.

Page 6: Peta konsep 2.docx

Pembelajaran dengan buku petunjuk siswa merupakan dua hal yang saling

melengkapi Pembelajaran akan berlangsung secara efektif manakala dilengkapi dengan

media pembelajaran, yakni yang cukup penting berupa buku petunjuk siswa. Buku petunjuk

siswa dapat disusun serta digunakan dengan baik jika memperhatikan prinsip-prinsip dalam

pembelajaran. Di dalam pembelajaran tersangkut masalah siswa, guru, materi bahan ajar, cara

penyajian bahan ajar, serta latihan. Komponen ini harus tercermin di dalam buku petunjuk

siswa. Ketercerminan saja tidak cukup. Buku petunjuk siswa harus berisi pula hasil

pengolahan atas komponen-komponen tersebut dalam satu kesatuan yang padu sehingga

materi bahan ajar, cara penyajian materi bahan ajar, dan latihan materi bahan ajar dapat

dengan mudah dipahami dan dipraktikkan, baik oleh siswa maupun guru. Sehingga dapat

mencapi tujuan pendidikan nasioanl. Oleh karenanya semua pihak baik dari siswa, guru,

orang tua, masyarakat dan pemarintah harus saling membantu dalam membangaun

pendidikan indonesia yang lebih baik lagi.

B. Organisasi Buku Petunjuk Guru

Kata Pengantar

Assalamualikum Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan segala Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Buku Pegangan Guru ini

dapat diselesakan. Selain itu Buku Pegangan Guru, ini sangatlah sederhana dan penulis

menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam Buku Pegangan Guru ini,

untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik ataupun saran yang bersifat

membangun, sehingga Buku Pegangan Guru ini ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut

serta membantu dalam penyusunan Buku Pegangan Guru ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Ternate, 26 April 2013

Asria Hasan

Page 7: Peta konsep 2.docx

1. Petunjuk Pemakaian Buku

Buku pegangan guru ini terdiri dari pendahuluan, buku perunjuk siswa dan

organisasi buku petunjuk guru.

Organisasi buku petunjuk guru terdiri dari :

Kata pengantar

petunjuk

Peta konsep

Silabus dan RPP

Rancang Waktunya (permateri)

Kegiatan-Kegiatan Pembelajaran

Alat dan bahan pembelajaran

Sumber belajar

Hasil belajar

Pemecahan soal

Pengayaan untuk guru

Pada setiap kegiatan pembelajaran akan diberikan Kegiatan tatap muka, Kegiatan

terstruktur, Kegiatan mandiri, Kegiatan terbimbing, Proyek, Keterampilan proses

dan Pengetahuan kimia.

Pada bagian akhir diberikan soal dan Jawaban latihan, soal dan jawaban

pertanyaan serta soal dan pembahasan ujian nasional.

Pada halaman akhir diberikan daftar pustaka sebagai pelengkap buku

2. Peta Konsep

Page 8: Peta konsep 2.docx

Tergantung Pada Dapat Untuk Menentukan

Dapat Berupa

Dipegaruhi Oleh Terdiri Dari

Berdasarkan

berbanding memiliki memilikiberbanding

lurus dengan lurus dengan berbanding

lurus dengan

3. Susun Silabus dan RRP

Sifat Koligatif Larutan

Derajat Ionisas

Jumlah Ion

M, zat terlarut

Jumlah Partikel Zat

Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit

enoelektrolitNonelktrolit

Sifat Koligatif Larutan Elektrolit

Jumlah Zat Terlarut

Hukum Raoult

Penurunan Tekanan Uap

Penurunan Titik Beku

Kenaikan Titik Didh

Tekanan Osmotik

Fraksi Mol Zat

Kenaikan Titik Molal

Molalitas Larutan

Fraksi Mol Zat

Molalitas Larutan

Page 9: Peta konsep 2.docx

A. Silabus

Nama Sekolah : SMA ......................

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : XII/1

Standar Kompetensi : 1. Menjelaskan sifat-sifat koligatif larutan non elektrolit dan

elektrolit

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran

Kegiatan

pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi

waktu

Sumber/

Bahan/alat

1.1

Menjelaskan

penurunan

tekanan uap,

kenaikan titik

didih,

penurunan titik

beku larutan,

dan tekanan

osmosis

termasuk sifat

koligatif

larutan

Sifat koligatif

larutan non

elektrolit

oMenjelaskan dan

menghitung sifat

koligatif larutan

non elektrolit

melalui diskusi

kelas.

oMenjelaskan sifat

koligatif larutan

non elektrolit

oMerancang dan

melakukan

percobaan untuk

penurunan

tekanan uap,

kenaikan titik

didih, penurunan

titik beku larutan,

dan tekanan

osmosis dalam

kerja kelompok

di laboratorium

Jenis

tagihan:

Tugas

individu

Tugas

kelompok

Ulangan

Bentuk

instrumen:

Performans

Laporan

tertulis

Tes tertulis

4 JP Sumber:

Buku Kimia

kelas 3

Bahan:

LKS

LCD/komp.

Bahan dan

alat untuk

praktek

Page 10: Peta konsep 2.docx

B. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

SIFAT KOLIFGATIF LARUTAN NON ELEKTROLIT

Nama Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : XII IPA / 1

Standar Kompetensi : 1. Menjelaskan sifat- sifat koligatif larutan non-elektrolit

dan elektrolit

Kompetensi dasar : 1.1. Menjelaskan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,

penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis termasuk

sifat koligatif larutan

I. Indikator Pencapaian Kompetensi:

1. Menjelaskan pengertian sifat koligatif larutan non elektrolit

2. Merancang dan melakukan percobaan untuk penurunan tekanan uap, kenaikan

titik didih, penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis dalam kerja

kelompok di laboratorium.

II. Tujuan Pembelajaran:

Siswa dapat :

i. Menjelaskan pengertian sifat koligatif larutan non elektrolit

ii. Merancang dan melakukan percobaan untuk penurunan tekanan uap, kenaikan

titik didih, penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis dalam kerja

kelompok di laboratorium.

Karakter siswa yang diharapkan :

Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi,

Tanggung Jawab, Peduli lingkungan

Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :

Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil.

III. Materi Ajar :

Sifat Koligatif Larutan Non Elektrolit

IV. Metode Pembelajaran:

Ceramah

Tanya Jawab

Diskusi penugasan

Page 11: Peta konsep 2.docx

V. Alokasi Waktu :

4 x 45 menit

VI. Langkah-Langkah Pembelajaran :

Tahap kegiatan Waktu Kegiatan

1. Kegiatan Awal

2. Kegiatan Inti

10 menit

65 menit

o Salam pembuka

o Memeriksa kehadiran

siswa / Perkenalan

o Memperkenalkan

program semester

o Apersepsi

o Motivasi

o Siswa diminta membuka

referensi tentang sifat

koligatif larutan non

elektrolit

o Guru menerangkan atau

Membahas sifat koligatif

larutan non elektrolit

(Eksplorasi)

o Guru melakukan tanya

jawab dengan siswa

mengenai sifat koligatif

larutan non elektrolit

(Elaborasi)

o Menyimpulkan tentang

hal-hal yang belum

diketahui. (Konfirmasi)

o Menjelaskan tentang hal-

hal yang belum diketahui.

(konfirmasi)

o Siswa yang menjawab,

diberi penghargaan oleh

Page 12: Peta konsep 2.docx

Tahap kegiatan Waktu Kegiatan

3. Kegiatan Penutup

5 menit

guru dan yang belum

menjawab diberikan

motivasi. (Konfirmasi)

o Guru bersama siswa

membuat kesimpulan.

o Pemberian tugas

VII. Alat / Bahan / Sumber Belajar :

Buku Kimia kelas XII dan internet

VIII. Penilaian :

1. Keaktifan

2. Bentuk penilaian : tes dan tugas

3. Bentuk instrumen : esay

4. Rancang Waktunya (permateri)

a. Menjelaskan pengertian sifat koligatif larutan non elektrolit (penurunan tekanan uap,

penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekaan osmotik), yaitu 2 jam pelajaran pada

pertemuan pertama.

b. Merancang dan melakukan percobaan untuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik

didih, penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis dalam kerja kelompok di

laboratorium, yaitu untuk setiap praktikum 2 jam pelajaran untuk pertemuan kedua

dan selanjutnya.

5. Kegiatan-Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan Tatap Muka

Mendeskripsikan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik

beku, dan tekanan osmotik

Page 13: Peta konsep 2.docx

b. Kegiatan Terstruktur

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan tepat dan benar!

1. Jelaskan pengertian dari sifat koligatif larutan non elektrolit!

2. Tentukan besarnya tekanan osmotik 5 gram zat X (Mr = 492) dalam 500 mL

larutan pada suhu 27oC! (R = 0,082 L.atm mol-1K-1)

Jawaban :

1. Sifat koligatif larutan nonelektrolit merupakan tekanan uap tertinggi suatu zat

pada suhu tertentu. Semakin mudah zat menguap semakin tinggi tekanan uap

jenuhnya. Sebaliknya semakin sukar zat menguap semakin rendah tekanan uap

jenuhnya.

2. Dik : Massa zat X = 5 gram

Mr zat X = 492

V larutan = 500 ml = 0,5 L

T = 27oC = 300 K

R = 0,082 L.atm mol-1K-1

Dit : π.......???

Penyelesaian : π = M . R . T

= massa

Mr x

1V

x R . T

= 5

492 x

10,5

x 0,082 x 300 = 0,5 atm

c. Kegiatan Mandiri

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan uraian yang jelas dan tepat!

1. Hitunglah titik beku larutan yag mengandung 0,175 mol zat terlatut

nonelektrolit dalam benzena 1,25 kg.

Jawaban:

∆Tf = m x Kf → m = molkg

∆Tf = (0,175 mol

1,25kg) (5,12oC/m) = 0,717 oC

2. Hitunglah kenaikan titik didih dan titik didih larutan glukosa 0,150 m dalam air

Page 14: Peta konsep 2.docx

Jawaban :

∆Tb = m x Kb

Kb = (0,150 m) (0,512 oC/m)

= 0,0768 oC

Tb larutan = Tb air + ∆Tb

= (100,0 + 0,0768) oC

= 100,077 oC

3. Berapa tekanan osmotik larutan berair yang mengandung 46,0 9 gliserin

(C3H8O3) per L pada suhu 0oC ?

Jawaban :

Mol larutan = n = (46.0 g) / (92,0 g/mol) = 0,500 mol

π = nRT

V

= (0,500 mol )(0,0821 L .

atmmol

. K )(273 K)

1,00 L = 11,2 atm

d. Kegiatan Terbimbing

Jelaskan makna dari gambar diatas!

Jawaban :

Gambar diatas menjelaskan Pada  setiap  suhu,  zat  cair  selalu  mempunyai

tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu.

Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya.

Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari

pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang.

Page 15: Peta konsep 2.docx

e. Proyek

Tugas proyek yang harus dibuat oleh siswa yaitu:

1. Judul : Diagram Fasa

2. Tujuan : siswa membuat contoh diagram fasa air dan larutan

3. Metode : proyek ini dikerjakan oleh 4-5siswa. Proyek dikerjakan selama 1

bulan stelah siswa mendapatkan materi sifat koligatif larutan

4. Alat dan Bahan :

Kertas manila berukuran 75 x 100 cm

Spidaol anti air warna-warni

Penggaris

Tali

Kayu atau bambu

5. Cara kerja :

1) Buatlah model diagram fasa air dan larutan dalam air sesuai gambar yang

ada dibuku dengan ukuran menyasuaikan kertas

2) Berikan keterangan gambar dengan jelas

3) Warnailah dengan spidol warna-warni supaya menarik

4) Berilah kayu atau bambu penjepit pada bagian atas dan bawah diagram fasa

yang telah dibaut

5) Berilah tali untuk menggantungnya

6. Laporan : kumpulkan hasil karya kepada guru. Akan lebih baik jika

dikumpulkan sebelum batas akhir waktu yang telah ditentukan.

6. Alat dan Bahan Pembelajaran

a. Alat Pembelajaran:

Buku kimia kelas 3

Leptop/LCD (media power point)

LKS

Bahan dan alat untuk praktek

Page 16: Peta konsep 2.docx

b. Bahan Pembelajaran:

Bahan pembelajaran yaitu Sifat koligatif larutan nonelektrolit (penurunan tekanan

uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis).

Dimana bahan pembelajarannya dapat diperoleh dari buku kimia kelas 3 dan dari

internet.

7. Sumber Belajar

Buku kimia SMA kelas 3, internet, dan fenomena alam yang terjadi disekitar kita.

8. Hasil Belajar

a. Keterampilan Proses

Siswa mampu melakuakan praktikum yaitu praktikum kenaikan titik didih larutan.

A. Tujuan : mengamati titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit

B. Alat dan Bahan :

1. Gelas kimia (3 buah)

2. Pembakar spiritus (3 buah)

3. Kaki tiga (tiga buah)

4. Termometer (3 buah)

5. Aquades 100 ml

6. Larutan NaCl 100 ml

7. Larutan urea 100 ml

C. Cara Kerja :

1. Masukkan aquades kedalam gelas kimia pertama, larutan NaCl kedalam

gelas kimia kedua dan larutan urea kedalam gelas kimia ketiga

2. Didihkan ketiga larutan dengan gelas kimia tersebut secara bersamaan

3. Ukur sushu larutan saat mendidih menggunakan termometer

4. Catat suhu larutan dalam tabel pengamatan

D. Tabel Pengamatan :

No Larutan Titik Didih

1.

2.

3.

Aquades

NaCl

Urea

....................

....................

.....................

Page 17: Peta konsep 2.docx

E. Pertanyaan :

1. Hitunglah kenaikan titik didih larutan NaCl dan larutan Urea pada

percobaan tersebut!

2. Mngapa kenaikan titik didih larutan NaCl dan lurutan urea berbeda?

Jelaskan

3. Berdasarkan percobaan ini, bandingkan perbedaan sifat koligatif larutan

elektrolit dan non elektrolit!

4. Apa kesimpulan yang diambil drai pecobaan ini?

f. Proyek

Tugas proyek yang harus dibuat oleh siswa yaitu:

1. Judul : Diagram Fasa

2. Tujuan : siswa membuat contoh diagram fasa air dan larutan

3. Metode : proyek ini dikerjakan oleh 4-5siswa. Proyek dikerjakan selama 1

bulan stelah siswa mendapatkan materi sifat koligatif larutan

4. Alat dan Bahan :

Kertas manila berukuran 75 x 100 cm

Spidaol anti air warna-warni

Penggaris

Tali

Kayu atau bambu

5. Cara kerja :

1) Buatlah model diagram fasa air dan larutan dalam air sesuai gambar yang

ada dibuku dengan ukuran menyasuaikan kertas

2) Berikan keterangan gambar dengan jelas

3) Warnailah dengan spidol warna-warni supaya menarik

4) Berilah kayu atau bambu penjepit pada bagian atas dan bawah diagram

fasa yang telah dibaut

5) Berilah tali untuk menggantungnya

6. Laporan : kumpulkan hasil karya kepada guru. Akan lebih baik jika

dikumpulkan sebelum batas akhir waktu yang telah ditentukan.

b. Pengetahuan Kimia

1. Siswa dapat menjelaskan sifat koligatif larutan nonelektrolit.

Page 18: Peta konsep 2.docx

2. Siswa dapat menghitung kemolalan dan fraksi mol serta menghubungkannya

dengan sifat koligatif larutan nonelektrolit.

9. Pemecahan Soal

a. Jawaban Latihan

3. Larutan yang mengandung 20 gram zat nonelektrolit dalam 1 L air (massa jenis air 1

g/ml) mendidih pada suhu 100,052°C. Jika Kb air = 0,52°C, maka Mr zat nonelektrolit

tersebut adalah  . . . .

A. 20                  C. 100             E. 200

B. 40                  D. 150

Pembahasan:

20 gram zat nonelektrolit dalam 1 liter air

ΔTd   = 100,052°C

Td pelarut murni = 100°C

Kd air    = 0,52Oc

1 liter air = 1000 gram air

ΔTd   =   titik didih larutan – titik didih pelarut murni

=   100,052°C – 100°C

=   0,052°C

ΔTd   =   Kd .m

0,052 =   0,52  20/Mr . 1000/1000

Mr     =   200

Jawab: E

4. Dalam 250 gram air dilarutkan 1,9 gram MgCl2, ternyata larutan membeku pada –

0,372°C. Jika tetapan titik beku molal air = 1,86°C/m, derajat ionisasi garam

MgCl2 adalah  . . . .

(Ar : Mg = 24, Cl = 35,5)

A. 0,40               C. 0,75            E. 0,98

B. 0,55               D. 0,87

Pembahasan:

Tf      =   kf . m . i

0,372 =   1,86 x 1,9/Mr x 1000/250  x  i

i    =   2,5

i    =   (n – 1) α + 1       n dari MgCl2 = 3

i    =   (3 – 1) α  + 1

2,5 =   (2) α + 1

=   0,75          

Page 19: Peta konsep 2.docx

Jawab: C

5. Untuk menaikkan titik didih 250 ml air menjadi 100,1°C pada tekanan 1 atm (Kb =

0,50), maka jumlah gula     (Mr = 342) yang harus dilarutkan adalah  . . . .

A. 684 gram       C. 86 gram      E. 342 gram

B. 171 gram       D. 17,1 gram

Pembahasan:

Kb = Kd = 0,5

Titik didih: t  =    t.dlarutan – t.dpelarut

=   100,1 – 100

=   0,1oC

ΔTd   =   Kd  x m 

0,1 =   0,5  x g/342  x 1000/250

gr =   17,1 gram

Jumlah gula yang harus dilarutkan adalah 17,1 gram

Jawab: D

4. Suatu larutan diperoleh dari melarutkan 6 g Urea (Mr = 60) dalam 1 liter air. Larutan

yang lain diperoleh dari melarutkan 18 g glukosa (Mr = 180) dalam 1 liter air. Pada

suhu yang sama berapa tekanan osmosa larutan pertama dibandingkan terhadap larutan

kedua?

A. Sepertiga larutan kedua              

B. Tiga kali larutan kedua 

C. Dua pertiga larutan kedua

D. Sama seperti larutan kedua

E. Tiga perdua kali larutan kedua

Pembahasan:

Ingat sifat Koligatif Larutan!

6 g Urea (Mr = 60) = 6/60mol/L

= 0,1mol/L

18 g glukosa (Mr = 180) =18/180 mol/L

= 0,1mol/L

Jumlah mol sama dalam volume yang sama: (molar) tekanan osmosa kedua larutan

sama.

Jawab: D

5. Penambahan 5,4 gram suatu zat nonelektrolit ke dalam 300 gram air ternyata

menurunkan titik beku sebesar 0,24°C.   Jika Kf   air = 1,86oC maka  Mr  zat  tersebut

adalah  . . . .

A. 8,04               C. 60,96          E. 139,50

Page 20: Peta konsep 2.docx

B. 12,56             D. 108,56

Pembahasan:

ΔTf   =   Kf .m

0,24   =   1,86 . 5,4/Mr 1000/300

Mr     =   139,50      

Jawab: E

b. Jawaban Pertanyaan

1. Suatu larutan mengandung 3,24 gram zat yang tak mudah menguap juga nonelektolit

dan 200 gram air mendidih pada 100,130°C pada 1 atmosfer. Berapakah berat molekul

zat telarut ? Kd molal air adalah 0,51?

Jawab:

∆Tb = 100,13-100 = 0,13

∆Tb = Kb x m

0,13 = 0,51 x m

m = 0,25

0,25 = mol x 1000/200

Mol = 0,25/5 = 0,05

Mr = gram/mol = 3,24/0,05 = 64,8

2. Untuk menaikkan titik didih 250 ml air menjadi 100,1°C pada tekanan 1 atm

(Ka=0,50), maka jumlah gula (Mr = 342) yang harus dilarutkan adalah….

Jawab:

Untuk larutan non elektrolit dapat digunakan rumus :

ΔTb = w/Mr x 1000/p x Kb

Dan ΔTb = 100,1°C – 100°C =0,1°C

0,1 = w/342 x 1000/250 x 0,5°C

w = 0,1 x 342/2 = 17,1 gram

3. Suatu zat non elektrolit sebanyak 5,23 gram dilarutkan dalam 168 gram air. Larutan ini

membeku pada -0,510 derajat Celcius. Hitung massa molekul relative zat tersebut.

Jawab:

ΔTf = Kf (w/Mr) (1000/p)

Mr = 1,86 . 5,23 . 1000 / 0,51 168

= 113,5

4. Hitung titik didih air dalam radiator  mobil yang berisi cairan  dengan perbandingan  88

gram etilen glikol (Mr = 62) dan 160 gram air.

Page 21: Peta konsep 2.docx

Jawab:

ΔTf = 1,86 (88/62) (1000/160)

= 16

Jadi titik bekunya = -16oC

c. Soal Ujian Nasional

1. Soal UN tahun 2011-2012

Berikut ini peristiwa kimia dalam kehidupan sehari-hari.

(1) Etilen glikol dapat ditambahkan ke dalam radiator mobil; dan(2) Desalinasi air laut.

Kedua contoh di atas berhubungan dengan sifat koligatif larutan secara berturut-turut ....

a. Penurunan tekanan uap dan tekanan osmotikb. Tekanan osmotik dan kenaikan titik didihc. Kenaikan titik didih dan penurunan titik bekud. Penurunan titik beku dan osmosis balike. Penurunan titik beku dan kenaikan titik didihPembahasan :Jawaban : e(1)Etilen glikol dapat ditambahkan ke dalam radiator mobil → terjadi

penurunan titik beku(2)Desalinasi air laut → terjadi kenaikan titik didih

10. Pengayaan Untuk Guru

Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit

Page 22: Peta konsep 2.docx

Gambaran umum sifat koligatif

Sifat  koligatif  larutan  adalah  sifat  larutan  yang  tidak tergantung pada macamnya

zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi

zat terlarut).

Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut (Gambar 6.2), maka akan

didapat suatu larutan yang mengalami:

1. Penurunan tekanan uap jenuh

2. Kenaikan titik didih

3. Penurunan titik beku

4. Tekanan osmosis

Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat

Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan

jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini

dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit

tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat

koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.

Penurunan Tekanan Uap Jenuh

Pada  setiap  suhu,  zat  cair  selalu  mempunyai  tekanan tertentu. Tekanan ini

adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat

cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut

itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan

berkurang.

Page 23: Peta konsep 2.docx

Gambaran penurunan tekanan uap

Menurut Roult :

p = po . XB

keterangan:

p     : tekanan uap jenuh larutan

po  : tekanan uap jenuh pelarut murni

XB  : fraksi mol pelarut

Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi :

P = Po (1 – XA)

P = Po – Po . XA

Po – P = Po . XA

Sehingga :

ΔP = po . XA

keterangan:

ΔP   : penuruman tekanan uap jenuh pelarut

po    : tekanan uap pelarut murni

XA   : fraksi mol zat terlarut

Contoh :

Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45 gram glukosa (Mr = 180)

dilarutkan dalam 90 gram air ! Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20oC

adalah 18 mmHg.

Page 24: Peta konsep 2.docx

Kenaikan Titik Didih

Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi

dari titik didih pelarut murni. Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan

dengan:

ΔTb = m . Kb

keterangan:

ΔTb = kenaikan titik didih (oC)

m      = molalitas larutan

Kb = tetapan kenaikan titik didihmolal

(W menyatakan massa zat terlarut), maka kenaikan titik didih larutan dapat

dinayatakan sebagai:

Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan

dinyatakan sebagai :

Tb = (100 + ΔTb) oC

Penurunan Titik Beku

Untuk penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai:

Page 25: Peta konsep 2.docx

ΔTf = penurunan titik beku

m     = molalitas larutan

Kf     = tetapan penurunan titik beku molal

W     = massa zat terlarut

Mr   = massa molekul relatif zat terlarut

p      = massa pelarut

Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya

dinyatakan sebagai:

Tf = (O – ΔTf)oC

Tekanan Osmosis

Tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat

menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui

membran semi permeabel (proses osmosis) seperti ditunjukkan pada. Menurut Van’t

hoff tekanan osmosis mengikuti hukum gas ideal:

PV = nRT

Karena tekanan osmosis = Π , maka :

π° = tekanan osmosis (atmosfir)

C   = konsentrasi larutan (M)

R   = tetapan gas universal.  = 0,082 L.atm/mol K

T   = suhu mutlak (K)

Page 26: Peta konsep 2.docx

Gambar Tekanan osmosis

Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari yang lain disebut

larutan Hipotonis.

Larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain disebut larutan

Hipertonis.

Larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut Isotonis.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan elektrolit  di  dalam

pelarutnya  mempunyai  kemampuan  untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan

elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non

elektrolit pada konsentrasi yang sama.

Contoh :

Larutan 0.5 molal glukosa dibandingkan dengan iarutan 0.5 molal garam dapur.

Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5

molal.

ntuk larutan garam dapur: NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq) karena terurai menjadi 2 ion,

maka konsentrasi partikelnya menjadi 2 kali semula = 1.0 molal.

Yang menjadi ukuran langsung dari keadaan (kemampuannya) untuk mengion

adalah derajat ionisasi. Besarnya derajat ionisasi ini dinyatakan sebagai :

α° = jumlah mol zat yang terionisasi/jumlah mol zat mula-mula

Untuk larutan elektrolit kuat, harga derajat ionisasinya mendekati 1, sedangkan

untuk elektrolit lemah, harganya berada di antara 0 dan 1 (0 < α < 1). Atas dasar

kemampuan ini, maka larutan elektrolit mempunyai pengembangan di dalam

perumusan sifat koligatifnya.

Page 27: Peta konsep 2.docx

Untuk Kenaikan Titik Didih dinyatakan sebagai :

n menyatakan jumlah ion dari larutan elektrolitnya.

Untuk Penurunan Titik Beku dinyatakan sebagai :

Untuk Tekanan Osmosis dinyatakan sebagai :

π°  = C R T [1+ α(n-1)]

Contoh :

Hitunglah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dari larutan5.85 gram garam

dapur (Mr = 58.5) dalam 250 gram air ! (untuk air, Kb= 0.52 dan Kf= 1.86)

Jawab :

Larutan garam dapur,

Catatan:

Page 28: Peta konsep 2.docx

Jika di dalam soal tidak diberi keterangan mengenai harga derajat ionisasi, tetapi kita

mengetahui bahwa larutannya tergolong elektrolit kuat, maka harga derajat

ionisasinya dianggap 1.

Page 29: Peta konsep 2.docx

DAFTAR PUSTAKA

Suryaman, M. dan Utorodewo, V.N. (2006). Pemilihan dan Pemanfaatan Buku Pelajaran

yang Memenuhi Syarat Kelayakan, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional.

Suryaman, M. (2004). “Keterbacaan Buku teks pelajaran”, MakalahPelatihan Penulisan

Buku Teks Pelajaran di Jogjakarta, Palu, Papua, dan Bengkulu yang diselenggarakan

oleh Pusat Perbukuan Depdiknas dan Dinas Provinsi Periode 2004.

http://blog.elearning.unesa.ac.id/tag/makalah-buku-teks-sebagai-media-pembelajaran