konsep dasar pembelajaran tematik.docx
TRANSCRIPT
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TEMATIK
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TEMATIKAda beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian pembelajaran tematik
ini, diantaranya adalah sebagai berikut :1. ( Beans, 1993 ; udin sa’ud dkk, 2006 )
Pembelajaran tematik berasal dari kata integrated teaching and learning atau integrated curriculum approach yang konsepnya telah lama dikemukakan oleh Jhon dewey sebagai usaha mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan perkembangannya.
2. Jacob (1993)Memandang pembelajaran tematik sebagai suatu pendekatan kurikulum interdisipliner (integrated curriculum approach).
3. Udin Sa’ud dkk, 2006Pendekatan tematik adalah pendekatan holistic, yang mengkombinasikan aspek epistemology, social, psikologi, dan pendekatan pedagogic untuk mendidik anak, yaitu menghubungkan antara otak dan raga, antara pribadi dan pribadi, antara individu dan komunitas, dan antara domain-domain pengetahuan.
4. Wolfinger ( 1994:133 )Mengemukakan dua istilah yang secara teoritis memiliki hubungan yang sangat erat, yaitu integrated curriculum (kurikulum tematik) dan intregated learning (pembelajaran tematik). Kurikulum tematik adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, ketrampilan, dan sikap.
Sedangkan pendapat-pendapat lain yang berkaitan dengan pengertian pembelajaran tematik bisa di jabarkan di bawah ini.
1. Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran pembelajaran suatu proses untuk mengaitkan dan memadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran dengan semua aspek perkembangan anak, serta kebutuhan dan tuntutan lingkungan social keluarga.
2. Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
3. Pembelajaran tematik sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
4. Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.
Dari banyaknya pendapat yang terkemukakan di atas, bisa disimpilkan bahwasanya pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran dengan mengaitkan atau menggabungkan beberapa aspek mata pelajaran untuk mengintregasikan kemampuan siswa.
B. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TEMATIKBeberapa karakteristik yang perlu anda pahami dari pembelajaran tematik,
coba perhatikan uraian dibawah ini:1. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa ( student centered ). Hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Peran guru lebih banyak sebagai fasilitator yaitu memberika kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitasbelajar.
2. Pembelajaran tematik dapatmemberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yangnyata (konkrit) sebagai dasar untuk mamahami hal-hal yang lebih abstrak.
3. Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Bahkan dalam pewlaksanaan di keles-kelas awal madrasah ibtidaiyah (MI), focus pembelajaran diarahkan kepada pambahsan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pembelajaran tematik bersikap luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Dengan demikian, siswa diberikan kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
C. LANDASAN PEMBELAJARAN TEMATIK
Pembelajaran pada hakekatnya menempati posisi / kedudukan yang sangat
strategis dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, dalam arti akan sangat menjadi
penentu terhadap keberhasilan pendidikan. Dengan posisi yang pentingitu, msks
proses pembelajaran tidak bias dilakukan secara sembarangan, dibutuhkan berbagai
landasan atau dasar yang kokoh dan kuat. Landasan-landasan tersebut pada
hakekatnya adalah factor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh
para guru pada waktu merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses dan hasil
pembelajaran.
Landasan-landasan yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam pembelajaran
tematik meliputi landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan praktis.
a. Landasan filosofis
Landasan filosofis dimaksudkan pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik, bahkan landasan filsafat ini menjadi landasan utama yang
melandasi aspek-aspek lainnya. Perumusan tujuan / kompetensi dan isi / materi
pembelajaran tematik pada dasarnya bergantung pada pertimbangan-pertimbangan
filosofis.secara filosofis, kemunculan pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh
tiga aliran filsafat sebagai berikut :
1. Aliran progresivisme beranggapan bahwa pembelajaran pada umumnya perlu sekali
ditekankan pada :
a. Pembentukan kreatifitas
b. Pemberian sejumlah kegiatan
c. Suasana yang alamiah(natural)
d. Memperhatiakn pengalaman siswa
Dengan kata lain proses pembelajaran itu bersifat mekanistis(Ellis 1993). Aliran ini
juga memandang bahwa dalam proses belajar, siswa sering dihadapkan pada
persoalan-persoalan yang harus mendapatkan pemecahan atau bersifat “problem
solving”.
2. Aliran kontruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (directexperiences)
sebagai kunci dalam pembelajaran. Bagi kontruktivisme, pengetahuan tidak dapat
ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada siswa, tetapi harus diinterprestasikan
sendiri oleh masing-masing siswa. Siswa harus mengkontruksi pengetahuan sendiri.
Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang
berkembang terus menerus. Pengetahuan tidak lepas dari subyek yang sedang belajar,
penegtahuan lebih dianggap sebagai proses pembentukan (kontruksi) yang terus
menerus, terus berkembang dan berubah.
3. Aliran humanisme melihat siswa dari segi:
a. Keunikan / kekhasanya
b. Potensinya
c. Motivasi yang dimilikinya
Implikasi dari hal tersebut dalam kegiatan pembelajaran yaitu :
~ Layanan pembelajaran selain bersifat klasikal, juga bersifat individual.
~ Pengakuan adanya siswa yang lambat (slow learner) dan siswa yang cepat.
~ Penyikapan yang unik terhadap siswa baik yang menyangkut factor personal /
individual maupun yang menyangkut factor lingkungan social / kemasyarakatan.
b. Landasan Psikologis
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, oleh sebab itu dalam
melaksanakan pembelajaran tematik harus dilandasi oleh psikologi sebagai acuan
dalam menentukan apa dan bagaimana perilaku itu harus dikembangkan. Siswa
adalahindividu yang berada dalam proses perkembangan, seperti perkembangan fisik /
jasmani, intelektual, social, emosional, dan moral. Tugas utama guru adalah
mengoptimalkan perkembangan siswa tersebut.
Pandangan-pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran tematik dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitas sendiei. Dengan kata lain,
pengalaman langsung siswa adalah kunci dari pembelajaran yang berarti bukan
pengalaman oaring lain atau guru yang di transfer melalui berbagai bentuk media.
2. Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari pola dan
hubungan antara gagasan-gagasan yang ada. Pembelajaran tematik memungkinkan
siswa untuk menemukan pola dan hubungan tersebut dari berbagai disiplain ilmu.
3. Pada dasarnya seoarang siswa adalah seorang individu dengan berbagai
kemampuan yang dimilikinya dan mempunyai kesempatan untuk berkembang.
Dengan demikian, peran guru bukanlah satu-satunyapihak yang paling menentukan,
tetapi lebih bertindak sebagaii “tut wuri handayani”.
4. Kesseluruhan perkembangan anak adalah tematik dan anak melihat sekitar dirinya
dan sekitarnya secara utuh (holistic).
c. Landasan praktis
Landasan praktis diperlukan karena pada dasarnya guru harus melaksanakan
pembelajran tematik secara aplikatif dalam kelas. Sehubungan dengan hal ini maka
dalam pelaksanaanya pembelajaran tematik juga dilandasi landasan praktis sebagai
berikut :
1. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi
yang dimuat dalam kurikulum.
2. Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain,
padahal seharusnya saling terkait.
3. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung lebih
bersifat lintas mata pelajaran (interdisipliner) sehingga diperlukan usaha kolaboratif
antara berbagai mata pelajaran untuk memecahkannya.
4. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktik dapat dipersempit dengan
pembelajaran yang dirancang secara tematik sehingga siswa akan mampu
berpikirteoritis dan pada saat yang sama msmpu berpikir praktis.
D. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN TEMATIK
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik diantaranya :
1. dalam proses penggalian tema-tema perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut :
a. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk
memadukan mata pelajaran.
b. Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih intuk dikaji harus
memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.