konsep dasar mengenai media pembelajaran

20
Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran A. Faktor-Faktor yang Menggangu Perhatian di Kelas 1. Pengertian Perhatian Perha tian berh ubun gan erat deng an kesa daran jiwa terha dap sesuatu obje k yang direaksi pa da sesua tu wak tu. Men uru t Abu Ahmadi (2003: 145) per hat ian mer upa ka n keaktifan jiwa yang diarahk an kepada sesua tu objek, baik di dalam maupun di luar dirinya. Adap un perha tian terse but berhubungan dengan kebu tuha n-keb utuha n, dan gejal a perhatian berhubungan dengan fungsi-fungsi jiwa yang lain. Menurut Purwadarminta (KBBI, 2002: 351) perhatian merupakan minat atau hal (perbuatan). Menurut J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain (KBBI, 1996: 504) perhatian adalah minat (apa yang disukai) dan perhatian meru paka n kepe dulia n atau kesi apan untuk mempe rhati kan. Menu rut Suma di Surya brata (2004: 14) terdapat dua pengertian perhatian. Yang pertama, perhatian merupakan pemusatan ten aga psi kis ter tuj u kep ada sua tu obj ek. Yan g ked ua, pe rha tia n me rupakan ban yak sedikitnya kesadaran yang men yer tai sesua tu akt ivi tas yan g dil akuka n. Sla me to (2010: 105 ) menyat akan bah wa perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang da ri lin gkunga nnya . Pe ngertian perhatian ya ng lain juga dikemukakan oleh Gazali (Slameto, 2010: 56) keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun sematamata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Pendapat lain dikemukak an oleh Mc. Cown (Sri Rumi ni, 1998: 125) menyat akan bahwa 10 perh atian adalah proses untuk melakukan tindakan terhadap informasi yang akan ditransformasikan dengan berbagai cara. Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perhatian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang tertuju pada suatu objek atau sekumpu lan objek . Perha tian siswa dalam pembela jaran yaitu kegi atan siswa yang dilakukan di dalam kelas yang tertuju pada pembelajaran yang sedang berlangsung (tidak ada kegiatan lain yang dilakukan siswa). 2. Macam-macam Perhatian Siswa memiliki karakteristik ya ng berbeda-bed a, juga memiliki perhatian y ang berbeda-beda pula. Menurut Abu Ahmadi (2003: 148), perhatian dapat dibagi menjadi beberapa maca m, yaitu: a. Perhatian spontan dan disengaja

Upload: yunitakhasnarifianidya

Post on 18-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 1/20

Konsep DasarMengenai MediaPembelajaranA. Faktor-Faktor yang Menggangu Perhatian di Kelas

1. Pengertian PerhatianPerhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap sesuatu objek yang

direaksi pada sesuatu waktu. Menurut Abu Ahmadi (2003: 145) perhatian merupakan

keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu objek, baik di dalam maupun di luar dirinya.

Adapun perhatian tersebut berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan, dan gejala

perhatian berhubungan dengan fungsi-fungsi jiwa yang lain. Menurut Purwadarminta (KBBI,

2002: 351) perhatian merupakan minat atau hal (perbuatan). Menurut J.S. Badudu dan Sutan

Mohammad Zain (KBBI, 1996: 504) perhatian adalah minat (apa yang disukai) dan perhatian

merupakan kepedulian atau kesiapan untuk memperhatikan. Menurut Sumadi Suryabrata

(2004: 14) terdapat dua pengertian perhatian. Yang pertama, perhatian merupakan pemusatan

tenaga psikis tertuju kepada suatu objek. Yang kedua, perhatian merupakan banyak sedikitnya kesadaran yang

menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Slameto (2010: 105) menyatakan bahwa

perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan

rangsangan yang datang dari lingkungannya. Pengertian perhatian yang lain juga

dikemukakan oleh Gazali (Slameto, 2010: 56) keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun

sematamata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Pendapat lain

dikemukakan oleh Mc. Cown (Sri Rumini, 1998: 125) menyatakan bahwa 10 perhatian

adalah proses untuk melakukan tindakan terhadap informasi yang akan ditransformasikan

dengan berbagai cara. Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

perhatian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang tertuju pada suatu objek 

atau sekumpulan objek. Perhatian siswa dalam pembelajaran yaitu kegiatan siswa yang

dilakukan di dalam kelas yang tertuju pada pembelajaran yang sedang berlangsung (tidak ada

kegiatan lain yang dilakukan siswa).

2. Macam-macam Perhatian

Siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda, juga memiliki perhatian yang berbeda-beda

pula. Menurut Abu Ahmadi (2003: 148), perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam,

yaitu:

a. Perhatian spontan dan disengaja

Page 2: Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 2/20

Perhatian spontan disebut juga perhatian asli atau perhatian langsung, ialah perhatian yang

timbul dengan sendirinya oleh karena tertarik pada sesuatu dan tidak didorong oleh kemauan.

Sedangkan perhatian disengaja adalah perhatian yang timbulnya didorong oleh kemauan

karena adanya tujuan tertentu. Perhatian dengan sengaja ditujukan kepada suatu objek.

b. Perhatian statis dan dinamis

Perhatian statis adalah perhatian yang tetap terhadap sesuatu. Ada orang yang dapat

mencurahkan perhatiannya kepada sesuatu seolah-olah tidak berkurang kekuatannya. Dengan

perhatian yang tetap itu maka dalam waktu yang agak lama orang dapat melakukan sesuatu

dengan perhatian yang kuat. Perhatian dinamis adalah perhatian yang mudah berubah-ubah,

mudah bergerak, mudah berpindah dari objek yang satu ke objek yang lain. Supaya perhatian

terhadap sesuatu tetap kuat, maka tiap-tiap kali perlu diberi perangsang baru.

c. Perhatian konsentratif dan distributif 

Perhatian konsentratif (perhatian memusat), yaitu perhatian yang hanya ditujukan kepada satu

objek (masalah) tertentu. Perhatian distributif (perhatian terbagi-bagi). Dengan sifat

distributif ini orang dapat membagi-bagi perhatiannya kepada beberapa arah dengan sekali

 jalan atau dalam waktu yang bersamaan.

d. Perhatian sempit dan luas

Orang yang memiliki perhatian sempit dengan mudah dapat memusatkan perhatiannya

kepada suatu objek yang terbatas, sekalipun ia berada dalam lingkungan ramai. Dan lagi

orang semacam itu juga tidak mudah memindahkan perhatiannya ke objek lain, jiwanya tidak 

mudah tergoda oleh keadaan sekelilingnya. Orang yang mempunyai perhatian luas mudah

sekali tertarik oleh kejadian-kejadian di sekelilingnya. Perhatiannya tidak dapat mengarah ke

hal-hal tertentu, mudah terangsang, dan mudah mencurahkan jiwanya kepada hal-hal yang

baru.

e. Perhatian fiktif dan fluktuatif 

Perhatian fiktif (perhatian melekat) yaitu perhatian yang mudah dipusatkan pada suatu haldan boleh dikatakan bahwa perhatiannya dapat melekat lama pada objeknya. Orang yang

bertipe perhatian melekat biasanya teliti sekali dalam mengamati sesuatu, bagian-bagiannya

dapat ditangkap, dan apa yang dilihatnya dapat diuraikan secara objektif. Perhatian fluktuatif 

(bergelombang) orang yang mempunyai perhatian tipe ini pada umumnya dapat

memperhatikan bermacam-macam hal sekaligus, tetapi kebanyakan tidak seksama.

Perhatiannya sangat subjektif sehingga yang melekat padanya hanyalah hal-hal yang dirasa

penting bagi dirinya. Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 14), perhatian dapat dibedakan

menjadi beberapa golongan, yaitu:

a. Atas dasar intensitasnya

Yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin,

maka dibedakan menjadi:

Page 3: Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 3/20

1) Perhatian intensif, dan

2) Perhatian tidak intensif.

Semakin banyak kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau pengalaman batin berarti

semakin intensiflah perhatiannya. Selain itu semakin intensif perhatian yang menyertai

sesuatu aktivitas akan makin sukses aktivitas itu.

  b. Atas dasar cara timbulnyaYaitu perhatian spontan (perhatian tak-sekehendak, perhatian tidak sengaja) dan perhatian

sekehendak (perhatian disengaja, perhatian refleksif).

  c. Atas dasar objek yang dikenai perhatian

Yaitu perhatian terpancar (distributif) dan perhatian terpusat.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perhatian

Abu Ahmadi (2003: 150) menyatakan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

perhatian, yaitu:a. Pembawaan

Adanya pembawaan tertentu yang berhubungan dengan objek yang direaksi, maka sedikit

atau banyak akan timbul perhatian terhadap objek tertentu.

b. Latihan dan kebiasaan

Meskipun dirasa tidak ada bakat pembawaan tentang sesuatu bidang, tetapi karena suatu hasil

daripada latihan-latihan atau kebiasaan, dapat menyebabkan mudah timbulnya perhatian

terhadap bidang tertentu.

c. Kebutuhan

Kebutuhan merupakan dorongan, sedangkan dorongan itu mempunyai tujuan yang harus

dicurahkan kepadanya. Dengan demikian perhatian terhadap hal-hal tersebut pasti ada, demi

tercapainya suatu tujuan.

d. Kewajiban

Di dalam kewajiban terkandung tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh orang yang

bersangkutan. Bagi orang yang bersangkutan dan menyadari atas kewajibannnya sekaligus

menyadari pula atas kewajibannya itu. Maka demi terlaksananya suatu tugas, apa yang

menjadi kewajibannya akan dijalankan dengan penuh perhatian.

e. Keadaan Jasmani

Sehat tidaknya jasmani, segar tidaknya badan sangat mempengaruhi perhatian terhadap suatu

objek.

f. Suasana jiwa

Keadaan batin, perasaan, fantasi dan pikiran, seperti kegaduhan, keributan, kekacauan,temperatur, sosial ekonomi, serta keindahan dapat mempengaruhi perhatian.

g. Kuat tidaknya perangsang dari objek itu sendiri

Jika suatu objek memberikan perangsang yang kuat, kemungkinan perhatian terhadap objek 

itu besar. Sebaliknya jika objek itu memberikan perangsang yang lemah, perhatiannya juga

tidak begitu besar.

4. Bentuk-bentuk Perhatian

Sugihartono (2007: 79) menyatakan bahwa perhatian siswa muncul didorong rasa

ingin tahu. Oleh karena itu, rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan sehingga siswa

Page 4: Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 4/20

selalu memberikan perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan. Agar siswa berminat

dan memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan, guru dapat senantiasa mendorong

keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar atau dalam aktivitas pembelajaran. Syaiful

Bahri Djamarah(2011: 38) menyebutkan bahwa aktivitas pembelajaran meliputi:

a. Mendengarkan

Setiap siswa yang belajar di sekolah pasti mendengarkan. Ketika guru menggunakan metodeceramah, maka setiap siswa harus mendengarkan. Dalam mendengarkan apa yang

diceramahkan guru, tidak dibenarkan adanya hal-hal yang mengganggu jalannya ceramah.

Karena hal itu dapat mengganggu perhatian siswa. Siswa yang memperhatikan pasti

berkonsentrasi mendengarkan guru yang sedang menjelaskan. Dan tidak ada kegiatan lain

yang mengganggu siswa dalam mendengarkan. Dan bagaimanapun juga gangguan itu pasti

ada dan tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat dikurangi.

b. Memandang

Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Di dalam kelas, siswa

memandang papan tulis yang berisikan tulisan yang baru saja guru tulis. Tulisan yang siswa

pandang itu menimbulkan kesan dan selanjutnya tersimpan dalam otak. Siswa yang tidak memandang apa yang guru jelaskan dalam papan tulis, maka siswa akan sulit memahami apa

yang dimaksud oleh guru. Memandang yang baik yaitu mempertahankan kontak mata

terhadap guru.

c. Meraba, membau, dan mencicipi/mengecap

Meraba, membau dan mencicipi merupakan aktivitas yang ditunjukkan siswa melalui indra

yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar. Dalam kegiatan praktik 

pembelajaran, siswa yang memperhatikan dapat mengikuiti kegiatan praktik dengan meraba,

membau, dan mencicipi agar tahu maksud yang ingin disampaikan.

d. Menulis atau mencatat

Dalam pendidikan tradisional mencatat merupakan aktivitas yang sering dilakukan.Walaupun pada waktu tertentu siswa harus mendengarkan isi ceramah, namun siswa tidak 

bisa mengabaikan masalah mencatat hal-hal yang dianggappenting. Setiap siswa mempunyai

cara tertentu dalam mencatat. Namun tidak setiap mencatat merupakan belajar. Mencatat

yang bersifat menurut, menjiplak atau mengkopi tidak dapat dikatakan sebagai aktivitas

belajar. Mencatat merupakan kegiatan siswa yang mempermudah siswa itu sendiri. Untuk 

memperoleh hasil yang baik, maka mencatat hendaknya dengan kesadaran diri. Siswa dapat

mencatat apa yang guru sampaikan.

e. Membaca

Membaca adalah aktivitas belajar yang paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah

bahkan di perguruan tinggi. Jika belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka

membaca adalah jalan menuju ke pintu ilmu pengetahuan. Tanpa membaca siswa tidak dapat

dikatakan belajar. Karena belajar selalu diawali dengan membaca. Membaca dalam hal

belajar tidak hanya sekedar membaca sebuah tulisan, akan tetapi juga mengerti maksud dari

apa yang siswa baca.

f. Membuat ringkasan dan menggarisbawahi

Ringkasan dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku.

Sedangkan membaca dalam hal-hal penting perlu digarisbawahi. Bagi siswa membuat

ringkasan ialah menuliskan hal-hal penting yang dalam pembelajaran. Ringkasan yang baik 

ialah yang tertulis rapi, urut, dan mudah dipahami khususnya bagi siswa yang menulis

tersebut. Jika siswa membuat ringkasan hanya menyontek ringkasan teman, bisa terjadi siswa

tidak paham akan apa yang siswa ringkas.g. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan

Page 5: Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 5/20

Di dalam buku sering dijumpai tabel-tabel, diagram-diagram, ataupun bagan-bagan. Materi

non verbal ini sangat berguna bagi siswa dalam mempelajari materi yang relevan. Demikian

pula gambar-gambar, peta-peta dan lain-lain dapat menjadi bahan ilustratif yang membantu

pemahaman siswa tentang sesuatu hal. Untuk memperjelas suatu materi tertentu, biasanya

guru menggunakan bantuan tabel, diagram atau bagan-bagan dalam menyampaikan materi

tersebut.h. Mengingat

Ingatan adalah kemampuan jiwa untuk memasukkan, menyimpan, dan menimbulkan kembali

hal-hal yang telah lampau. Perbuatan mengingat jelas sekali terlihat ketika siswa sedang

menghafal bahan pelajaran, berupa dalil, kaidah, pengertian, rumus dan sebagainya. Bagi

seorang siswa, untuk mata pelajaran tertentu membutuhkan ingatan yang baik. Ingatan tidak 

hanya satu hari langsung hilang, akan tetapi ingatan yang baik yaitu dapat bertahan hingga

lama.

i. Berpikir

Dengan berpikir siswa memperoleh penemuan baru, setidaknya siswa menjadi tahu tentang

hubungan antara sesuatu. Berpikir bukanlah sembarang berpikir, tetapi ada taraf tertentu.Siswa yang dapat mengerjakan soal akan tetapi hanya menyalin jawaban teman, maka siswa

tersebut belum dapat dikatakan berfikir. Dalam berfikir siswa dituntut jangan mudah gegabah

dalam mengambil keputusan dan bersikap kritis. Siswa juga dituntut untuk terbuka,

maksudnya ialah siswa yang salah dalam berfikir harus mau dikoreksi atau diluruskan,

sehingga menjadi benar.

 j. Latihan atau praktik 

Belajar sambil berbuat termasuk dalam latihan. Latihan termasuk cara yang baik untuk 

memperkuat ingatan. Dengan banyak latihan kesan-kesan yang diterima lebih fungsional.

Dengan demikian, latihan dapat mendukung belajar yang optimal. Slameto (2010: 156)

menyatakan bahwa ada beberapa proses belajar, yaitu bertanya, bertindak, mencaripemecahan, menemukan masalah, menganalisis, membuat sintesis, berpikir, menghasilkan

atau memproduksi, menyusun, menciptakan, menerapkan, mengujikan, memberikan kritik 

yang bersifat konstruktif, merancang, dan melakukan penilaian. Perhatian siswa merupakan

keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu proses pembelajaran atau aktivitas belajar.

Aktivitas yang ditunjukkan di atas merupakan aktivitas belajar secara keseluruhan,

maksudnya yaitu aktivitas yang digunakan untuk semua mata pelajaran. Sedangkan aktivitas

belajar dalam pembelajaran

3. Faktor–faktor yang mempengaruhi perhatian dikelas  Faktor yang mempengaruhi perhatian dikelas antara lain:

a. Faktor endogen/ faktor internal :

Faktor ini terdiri dari 2 faktor yaitu faktor fisiologis (Fisik) dan faktor psikologis. Faktor

Psikologis diantaranya terdapat faktor perhatian, faktor kognitif, faktor afektif, faktor konitif 

dan motifasi serta faktor intelegensi. Segala faktor yang bersumber dari dalam diri

mahasiswa, contohnya yaitu kemampuan mahasiswa, motivasi, perhatian, persepsi,

pemrosesan informasi mencakup (ingatan, lupa dan transfer)

b. Faktor Eksogen / eksternal

Faktor ini terdiri dari faktor sosial dan faktor non sosial. Segala faktor yang bersumber dari

luar diri mahasiswa, contohnya yaitu kondisi belajar dan pemberian umpan balik. 

Page 6: Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 6/20

Dari pendapat lain juga menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian

dikelas diantaranya adalah :

a. Verbalisme

b. Kekacauan makna

c. Persepsi yang tidak tepat

d. Kegemaran berangan-angan

B. Hubungan Antara Model Komunikasi Dengan Proses Belajar Mengajar di

Kelas

Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu ”Communicare” yang artinya

”memberitahukan”; ”berpartisipasi”, atau ”menjadi milik bersama”. Apabila dirumuskan

lebih luas, menurut Sudjana dan Rivai (1989) komunikasi mengandung makna menyebarkan

informasi, berita, pesan, pengetahuan, nilai-nilai dengan maksud untuk menggugah

partisipasi agar hal-hal yang diberitahukan itu menjadi milik bersama antara penyampai

pesan sebagai komunikator dan penerima pesan sebagai komunikan.

1. Hakikat Komunikasi

Pada dasarnya komunikasi merupakan suatu proses, yaitu suatu proses pengoperan dan

penerimaan lambang-lambang yang mengandung makna. Maksudnya bahwa makna lambang

dalam perjanjian umum, baik oleh pihak pemakai lambang (komunikator) maupun oleh pihak 

penerima lambang (komunikan), diartikan sama. Dalam hubungan ini Schramm (Sudjana dan

Rivai, 1989) menjelaskan pengertian umum komunikasi ke dalam tiga kategori pokok dengan

beberapa istilah khasnya yaitu sebagai berikut:

1.  Encode atau penyandi, yaitu komunikator yang mempunyai informasi atau pesan tertentu

yang disajikan dalam bentuk sandi atau code, seperti bahasa lisan, tulisan, dan rumusan

dalam lambang verbal (verbal symbol), atau lambang visual (visual symbol).

2. Sign atau signal, yaitu pesan, berita, atau pernyataan tertentu yang ditujukan kepada dan

diterima oleh seseorang atau kelompok orang penerima. Pesan itu dapat dilukiskan dalam

bentuk gerak-tangan, mimik, kata-kata lisan atau tulisan, rumusan, gambar, foto, grafik, peta,

diagram, dan lain-lain.

3.  Decoders, yaitu komunikan yang menerima pesan. Makna decoder adalah pemecah sandi,

sebab pesan yang disajikan oleh komunikator dalam bentuk sandi atau lambang itu harus

dapat dipecahkan, dipahami, dihayati, disimak, dan dimengerti betul makna isinya

Page 7: Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 7/20

Berikut adalah gambaran gambaran proses komunikasi yang sederhana, menurut Schramm

terdiri dari kategori pokok, sebagaimana dikemukakan di atas. Untuk lebih jelasnya gambar

berikut ini menunjukkan proses komunikasi

1.  Proses Komunikasi

Komunikasi sebagai suatu proses dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu proses primer

dan proses sekunder. Proses primer adalah proses komunikasi langsung. Artinya, proses

komunikasi yang berlangsung tanpa media massa yang dapat melipatgandakan jumlah

penerima pesan. Di dalam proses primer ini komunikasi dapat berbentuk bahasa, gerakan-

gerakan yang mempunyai makna khusus, dan aba-aba. Sedangkan komunikasi dalam proses

sekunder, yaitu komunikasi yang berlangsung dengan bantuan mekanisme yang dapat

melipatgandakan jumlah penerima pesan, atau ditujukan guna mengatasi pelbagai macam

hambatan fisik yang akan merintangi berlangsungnya proses komunikasi primer. Misalnya

untuk mengatasi hambatan geografis, proses komunikasi sekunder ini dilaksanakan dengan

melalui radio, televisi, dan bahkan satelit komunikasi dengan stasiun buminya. Sementara

untuk mengatasi hambatan waktu dapat diatasi dengan mempergunakan media pita suara,

pringan hitam, video cassete, dan buku untuk dapat berkomunikasi dengan generasi

berikutnya (Sudjana dan Rivai, 1989).

Berdasarkan kedua proses komunikasi tersebut, maka terdapat bentuk-bentuk 

komunikasi. Paling tidak terdapat dua bentuk komunikasi, yaitu komunikasi verbal dankomunikasi nonverbal. Dari kedua bentuk komunikasi tersebut, komunikasi verbal lebih

banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun demikian, komunikasi nonverbal

mempunyai peran yang sangat penting, karena kejelasan makna yang disampaikan dalam

komunikasi verbal seringkali diperoleh melalui penggunaan komunikasi nonverbal. Misalnya

dalam penyampaian berita kepada penerima agar lebih jelas bagi penerimanya seringkali

dipergunakan gerakan tangan, ekspresi muka, intonasi dalam mengucapkan kata-kata

tertentu. Dengan kata lain, komunikasi verbal akan lebih efektif dan efisien pemakaiannya

apabila disertai dengan penggunaan komunikasi nonverbal. Bentuk paling umum dari

komunikasi manusia adalah saat seseorang berbicara pada orang lain. Dalam hal ini elemen

yang terpenting dalam komunikasi adalah pengirim dan penerima.

Menurut Azies dan Alwasilah (1996) aktivitas manusia yang berkomunikasi merupakan

fenomena yang rumit dan terus-menerus berubah. Ada beberapa ciri yang dapat ditemui pada

komunikasi antara dua orang atau lebih terlibat dalam suatu komunikasi, mereka dari pihak 

pembicara melakukan komunikasi karena beberapa alasan.

1. Mereka ingin mengatakan sesuatu. Maksudnya, dalam sebagian besar komunikasi, orang

mempunyai pilihan apakah dia akan berbicara atau tidak.

Page 8: Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 8/20

2. Mereka memiliki tujuan komunikatif. Pembicara mengatakan sesuatu karena menginginkan

sesuatu terjadi sebagai akibat dari apa yang mereka katakan. Apakah dia ingin merayu,

mengajak, menolak, atau memuji mitra bicara?

3. Mereka memilih kode dari bahasa yang dimiliki. Untuk mencapai tujuan komunikasinya,

mereka dapat memilih kata-kata yang tepat untuk tujuan tersebut.

Sedangkan mereka dari pihak pendengar melakukan komunikasi karena alasan-alasan

berikut ini.

1. Mereka ingin mendengarkan ”sesuatu”. Kata ”ingin” digunakan di sini karena pendengar

mempunyai pilihan, apakah dia mau mendengarkan pidato atau tidak, walaupun dalam kasus-

kasus tertentu mereka dapat dipaksa untuk mendengarkan atau terpaksa mendengarkan.2. Mereka tertarik dengan tujuan komunikatif dari apa yang sedang dikatakan. Pada

umumnya, mendengarkan sesuatu terjadi karena tertarik untuk mengetahui apa yang akan

disampaikan si pembicara.

3. Mereka memproses beraneka ragam bahasa/kata. Pada umumnya, pendengar harus

memproses berbagai kapasitas bahasa yang dikuasai untuk dapat memahami apa yang

dikatakan atau dimaksudkan si pembicara.

Kapan pun komunikasi terjadi selalu ada pembicara (dan/atau penulis) dan pendengar

(dan/atau pembaca). Hal ini terjadi, sekalipun novelis sedang menulis naskah, karena penulis

mengasumsikan akan ada pembaca pada masa mendatang dan pembaca akan berkomunikasi

pada saat membaca karyanya. Bagan berikut ini memberikan kesimpulan dari uraian di atas.

Komunikasi merupakan aktivitas manusia. Melalui komunikasi, manusia dapat

berinteraksi satu sama lain dalam menjalani kehidupan sehari-harinya baik di rumah, dengan

tetangga, di tempat bekerja, di pasar, atau dimana saja. Sejak kapan manusia saling

berinteraksi? Dilihat dari riwayat perkembangan komunikasi antarmanusia menurut Nasution

(2001) adalah sama panjangnya dengan sejarah kehidupan manusia itu sendiri. Alasannya

karena sejak manusia ada, maka sejak itulah mereka saling berkomunikasi satu dengan yang

lainnya. Bagi manusia, komunikasi merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupannya,

karena itu sejak awal manusia berupaya agar di antara mereka dapat terjadi saling

berkomunikasi. Untuk keperluan itu, maka manusia berusaha terus menciptakan dan

mengembangkan berbagai sarana yang memungkinkan mereka dapat memenuhi kebutuhan

pokok tersebut.

Page 9: Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 9/20

Lebih lanjut Nordenstreng dan Varis (Nasution, 2001) mengemukakan bahwa ada

empat faktor penentu yang pertama dalam sejarah komunikasi manusia. Keempat faktor

penentu yang dimaksud adalah sebagai berikut ini.

1. Perolehan (acquisition) bahasa, yaitu pada saat yang sama dengan lahirnya umat manusia.

Dengan kemampuan berbahasalah manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya.

2. Perkembangan seni tulisan sejalan dengan komunikasi lisan. Setelah manusia menemukan

cara menuliskan dan alat menulis, maka komunikasi yang selama ini dilakukan dengan

bahasa lisan kemudian dikembangkan bahasa tulisan.

3. Reproduksi kata-kata tertulis (written words) dengan menggunakan alat pencetak, sehingga

memungkinkan terwujudnya komunikasi massa yang sebenarnya.

4. Munculnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, radio, televisi, hingga satelit.

Terkait dengan pendapat di atas, untuk sampai kepada perkembangan komunikasi

seperti keadaan yang terjadi di era ini, riwayatnya cukup panjang, yang disederhanakan oleh

Bell (Nasution, 2001) dengan sebutan empat revolusi yang terjadi dalam hal manusia

berkomunikasi satu sama lainnya. Keempat revolusi dalam bidang komunikasi tersebut

adalah (1) dalam hal berbicara, (2) ditemukannya tulisan, (3) penemuan percetakan, dan (4)

dalam hal hubungan jarak jauh (telekomunikasi).

Kemampuan manusia dalam berkomunikasi antara seseorang dengan orang lain

merupakan suatu komponen yang harus ada dalam kelengkapan atribut-atribut yang

memungkinkan kelompok-kelompok manusia dapat bekerja sama dan bertahan hidup serta

berkembang. Dapat dibayangkan betapa mustahilnya manusia dapat berkomunikasi satu sama

lain, jika kemampuan berbicara tidak dimilikinya.

Perkembangan penting berikutnya dalam bidang komunikasi adalah ditemukannya

tulisan. Menurut Parker (Nasution, 2001) yang dikutif dari ahli komunikasi, menyatakan

bahwa kemampuan menulis inilah yang memungkinkan terpeliharanya struktur sosial di

wilayah-wilayah kecil di Mesir kuno pada zaman tersebut. Lalu dengan

ditemukannya papyrus (asal mula kertas tempat menulis) dan alat transportasi perahu, maka

perintah di masa itu dapat memelihara integritas masyarakat sepanjang Lembah Nil. Bahkan

di masa kerajaan seperti Romawi pada zamannya tidak akan mampu memelihara wilayah

kekuasaan seluas itu, andaikata ketika itu tidak ada komunikasi tertulis dan sarana jalan yang

menunjangnya.

Percetakan, kemudian meningkatkan cara-cara dan kemudahan manusia untuk saling

berkomunikasi dan menyampaikan sesuatu. Potensi yang dimiliki percetakan inilah menurut

analisi Bell (1979) yang memungkinkan terjalinnya masyarakat industrial. Percetakan telah

Page 10: Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 10/20

terbukti berfungsi sebagai basis bagi menyebarnya kemampuan melek huruf dan merupakan

fondasi untuk terselenggaranya aktivitas pendidikan secara massa. Bukan kebetulan teknologi

percetakan merupakan faktor kunci menuju terjadinya Renaissance dan Revolusi Industri

Parker (Nasution, 2001).

Selanjutnya, perkembangan komunikasi seperti sekarang ini, yaitu dengan

ditemukannya berbagai sarana yang memungkinkan manusia berkomunikasi satu sama

lainnya tanpa harus terhalang oleh faktor-faktor jarak, kecepatan bahkan waktu. Kemajuan

teknologi yang kita alami dewasa ini seringkali disebut sebagai masa teknologi elektronik.

Penamaan ini tentunya berkaitan dengan kenyataan bahwa sebagian terbesar kemampuan

berkomunikasi yang ditawarkan oleh teknologi saat ini memang dimungkinkan oleh bantuan

peralatan elektronik.

Kemajuan teknologi komunikasi yang dicapai sekarang ini, serta yang sedang diolahpengembangannya oleh para ahli dan kaum industrialis, pada hakikatnya hanya mungkin

terjadi berkat ditemukannya beberapa inovasi sebelumnya

2.  Model Komunikasi Dalam Proses Belajar Mengajar

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui

media yang menimbulkan efek tertentu. Proses belajar mengajar (PBM) merupakan suatu

bentuk komunikasi yaitu komunikasi antara subyek didik dengan pendidik, antara mahasiswa

dengan dosen, antara siswa dengan guru”. Di dalam komunikasi tersebut terdapat

pembentukan (transform) dan pengalihan (transfer) pengetahuan, keterampilan ataupun sikap

dan nilai dari komunikator (pendidik, dosen, guru) kepada komunikan (subyek didik,

mahasiswa, siswa) sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

A. Unsur-unsur komunikasi menurut Harold Lasswell :

1. Komunikator (Source, Sender)

2. Pesan (Message)

3. Media (Channel)

4. Komunikan (Receiver)

5. Efek (Effect, Influence)

Pada saat ini masih banyak didapati di berbagai institusi pendidikan, pelatihan,

termasuk di Perguruan tinggi, yang dalam mengajar masih konvensional. Dalam arti,

Page 11: Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 11/20

pengajar (baik guru atau dosen) mengajar secara alami sesuai dengan bakat mengajar yang

dimiliki. Ada juga guru/dosen yang mengajarnya cenderung meniru gaya orang yang dahulu

pernah menjadi guru atau dosennya. Kenyataan diatas akan menimbulkan beberapa

persoalan, baik bagi pengajar maupun peserta didik. Tipe pertama misalnya, akan

menimbulkan masalah bagi dosen/guru yang tidak mempunyai bakat mengajar atau

mempunyai keterbatasan dalam menyampaikan pesan secara lisan, adapun untuk tipe kedua,

 jika tidak hati-hati, dosen/guru cenderung akan meniru gaya orang yang diidolakannya, tanpa

melihat sisi kelemahannya.

Dalam penyampaian materi perkuliahan kepada peserta didik/audien, ada beberapa

factor yang perlu dipertimbangkan, diantaranya adalah peserta didik, ruangan kelas, metode

dan materi itu sendiri. Untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada suatu

perkuliahan, metode pembelajaran dan komunikasi harus mendapat perhatian khusus dalamsetiap proses pembelajaran. Metode pembelajaran dan komunikasi tidak selalu harus sama

untuk setiap materi.

Proses belajar (learning) adalah suatu perubahan yang relatif tetap dalam persediaan

tingkah laku, yang terjadi sebagai hasil pengalaman. Ini berarti, hanya dapat dikatakan terjadi

proses belajar bila seseorang menunjukkan tingkah laku yang tidak sama. Jika ia dapat

membuktikan pengetahuan tentang fakta-fakta baru atau ia bisa melakukan sesuatu, yang

sebelumnya ia tidak dapat melakukannya. Jadi, proses belajar menempatkan seseorang dari

status kemampuan atau kecakapan (ability) yang satu kepada kemampuan/kecakapan yang

lain.

  Pengajar yang baik seharusnya memahami karakteristik siswanya agar ia sukses

dalam melaksanakan peran mengajarnya. Dalam proses belajar mengajar kemungkinan akan

menemui mahasiswa yang sulit untuk melakukan kontak dengan dunia sekitarnya, suka

mengasingkan diri, cenderung menutup diri. Dalam kaitan dengan hal ini, maka dosen/guru

hendaknya merencanakan proses belajar mengajar yang sesuai dengan keadaan dan

kepribadian mahasiswa. Belajar mengajar sebagai proses (process), pada hakikatnya

mengandung tiga unsur yaitu adanya input (bahan mentah yang akan diolah), process

(kegiatan mengolah input) dan output (hasil yang telah diolah). Suatu proses dipandang baik 

apabila kualitas output lebih baik dari pada input. Input proses belajar mengajar adalah

mahasiswa sebelum perkuliahan. Proses belajar mengajar adalah interaksi antara komponen-

komponen belajar mengajar yaitu tujuan, bahan, metode dosen, mahasiswa, fasilitas dan

penilaian. Output dari proses belajar mengajar yaitu peserta didik (mahasiswa) setelah

menerima perkuliahan.

  Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan orang-orang,begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya ada tujuan yang ingin

Page 12: Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 12/20

dicapai. Hal sesuai dengan pendapat Maman Ukas mengemukakan tujuan komunikasi

sebagai berikut :

1. menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha

2. mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan

3. mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan

efisien

4. memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi

5. memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap

orang mau memberikan kontribusi.

Dalam prosesnya bahwa komunikasi merupakan suatu proses social untuk 

mentranmisikan atau menyampaikan perasaan atau informasi baik yang berupa ide-ide atau

gagasan-gagasan dalam rangka mempengaruhi orang lain. Agar komunikasi berjalan efektif,komunikator hendaknya mampu mengatur aliran pemberitaan ke tiga arah, yakni ke bawah,

ke atas, ke samping atau mendatar. Bagi setiap orang atau kelompok dalam organisasi

hendaknya mungkin untuk berkomunikasi dengan setiap orang atau kelompok lain, dan untuk 

menenrima respon sikap, itu diminta oleh komuniktor. Menurut Marsetio Donosepoetro

mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi ada beberapa ketentuan, antara lain :

1. Karena komunikasi mempunyai suatu maksud, maka suatu messege atau stimulus selalu

ditujukan kepada sekumpulan orang tertentu. Ini disebut penerima yang tertentu.

2. Komunikator berkeinginan menimbulkan suatu respon kepada penerima yang sesuai

dengan maksud yang dibawakan oleh messege atau stimulus tertentu

3. Suatu komunikasi dinyatakan berhasil jika respon yang timbul pada penerima, sesuai

dengan maksud komunikasi.

Dalam melaksanakan suatu program pendidikan aktivitas menyebarkan,

menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi sangat

penting. Proses komunikasi dalam menyampaikan suatu tujuan lebih dari pada sekedar

menyalurkan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atau

tertulis. Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertian

yang jelas dari pada secara tertulis. Demikian pula komunikasi secara informal dan secara

formal mendatangkan hasil yang berbeda pengaruh dan kejelasannya. Terjadinya proses

komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun secara

informal, sebagai mana menurut Oteng Sutisna mengemukan bahwa “Komunikasi formal

terjadi, dalam memilih informasi untuk keperluan pelaporan, penyimpangan bias dengan

mudah menyelinap. Selanjutnya biasanya orang ingin mendengar laporan-laporan yang

menyenangkan. Akibatnya ialah sering pemindahan informasi yang diperindah ataudibiaskan.” Dalam struktur komunikasi harus adanya suatu jaminan informasi dan pikiran-

Page 13: Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 13/20

pikiran akan mengalir bebas ke semua arah yang diperlukan, baik itu ke bawah, ke atas, dann

ke samping. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal

atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota.

Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya

mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai

penerima. Selanjutnya menurut Maman Ukas bahwa “Komunikasi informal adalah

komunikasi yang tidak resmi dan terjadinya pada saat organisasi saling bertukar pikiran,

saran ide, atau informasi secara pribadi.” Komunikasi informal ini tentunya dengan cara

melakukan pendekatan secara kekeluargaan atau hubungan sosial tidak secara formal.

Menurut Oteng Sutisna bahwa “Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan

pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, memupuk 

ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang baik.”  Jika komunikator menaruh perhatian kepada saluran-saluran komunikasi informal, ia

akan mengetahui kepentingan dan perhatian personil serta sikap mereka terhadap organisasi

dan masalah-masalahnya, lagi pula komunikasi informal itu membawa kepada putusan-

putusan yang dibuat di antara orang-orang pada tahap organisasi yang sama. Dalam kegiatan

suatu organisasi atau lembaga khusunya dalam hal pengelolaan pendidikan tentunya tidak 

terlepas dengan komunikasi. Oleh sebab itu suatu proses pendidikan akan berhasil apabilla

terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-

gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan,

sehingga terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari

pembahasan untuk mengarah pada kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Berdasarkan

hal tersebut, bahwa tujuan dari suatu organisasi atau instansi tentunya dapat tercapai secara

optimal apabila proses komunikasinya lancar tanpa adanya suatu hambatan, walaupun ada

hambatan, maka komunikator dan komunikan harus dengan cermat segera mengatasi

permasalahan yang menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga proses komunikasi dapat

berlangsung.

  Dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam 2 macam komunikasi, yaitu

komunikasi aktif dan komunikasi pasif. Komunikasi aktif merupakan suatu proses

komunikasi yang berlangsung dengan aktif antara komunikator dengan komunikan, di mana

antara keduanya sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik di antara

keduanya. Sedangkan komunikasi pasif terjadi di mana komunikator menyampaikan

informasi atau ide terhadap halayaknya atau komunikan sebagai penerima informasi, akan

tetapi komunikan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan respon atau timbal balik 

dari proses komunikasi.

Page 14: Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 14/20

B. Hakikat dan proses komunikasi :

1. Komunikasi berasal dari kata latin “communicare” yang berarti berpartisipasi atau

memberitahukan

2. Komunikasi adalah proses merubah perilaku orang lain.

C. Komunikasi interpersonal dalam kegiatan proses belajar mengajar

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dosen dengan mahasiswa

atau antara mahasiswa dengan mahasiswa. Keeefektifan komunikasi tersebut tergantung dari

kedua belah pihak, namun, karena dosen yang memegang kendali maka tanggungjawab

terjadinya komunikasi interpersonal yang sehat dan efektif terletak di tangan dosen.

D. Komponen keterampilan berkomunikasi interpersonal

Kemampuan untuk mengungkapkan perasaan mahasiswa, kemampuan ini berkaitan dengan

penciptaan iklim yang positif dalam kegiatan belajar, yang memungkinkan mahasiswa maumengungkapkan perasaan atau masalah yang dihadapinya tanpa merasa dipaksa. Kemampuan

menjelaskan perasaan yang diungkapkan mahasiswa. Bila mahasiswa sudah bebas

mengungkapkan perasaan/masalah yang dihadapinya, tugas dosen kini adalah membantu

mahasiswa untuk mengklarifikasi ungkapan perasaan tersebut.

E. Teknik komunikasi dalam proses belajar mengajar

Menurut Uchyana(1984), teknik komunikasi terdiri atas :1. Komunikasi informatif (informatif communication)

Suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru

yang diketahuinya

2. Komunikasi persuasif ( persuasive communication)

Proses mempengaruhi sikap, pandangan atau perilaku seseorang dalam bentuk kegiatan

membujuk, mengajak, sehingga ia melakukan dengan kesadaran sendiri.

3. Komunikasi instruktif/koersif (instructive/coersive communication)

Page 15: Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 15/20

Komunikasi yang mengandung ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga

orang-orang yang dijadikan sasaran melakukan sesuatu secara terpaksa, karena takut

akibatnya.

F. Macam-macam Komunikasi dalam Pembelajaran

  1. Secara Langsung

Seorang guru/dosen memberikan pelajaran secara langsung dengan bertatap muka dengan

para siswa dalam suatu ruangan ataupun di luar ruangan dalam konteks pembelajaran. Seperti

yang terjadi di sekitar kita mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

  2. Secara Tidak Langsung

Guru/dosen dapat memberikan suatu pembelajaran melalui suatu media tanpa harus bertatapmuka secara langsung dengan siswa. Dan siswapun dapat memperoleh informasi secara luas

melalui media tersebut. Seperti model sekolah jarak jauh yaitu memanfaatkan media internet

sebagai alat untuk pembelajaran.

  G. Komunikasi dengan media

Selain untuk menyajikan pesan, sebenarnya ada beberapa fungsi lain yang dapat dilakukan

oleh media. Namun jarang sekali ditemukan seluruh fungsi tersebut dipenuhi oleh media

komunikasi dalam suatu sistem pembelajaran. Sebaliknya suatu program media tunggal

seringkali dapat mencakup beberapa fungsi sekaligus. Fungsi-fungsi tersebut antara lain :

1. Memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar

Pada permulaan pembelajaran, siswa perlu diberi tahu tentang pengetahuan yang akan

diperolehnya atau ketrampilan yang akan dipelajarinya. Kepada siswa harus dipertunjukkan

apa yang diharapkan darinya, apa yang harus dapat ia lakukan untuk menunjukkan bahwa ia

telah menguasai bahan pelajaran dan tingkat kesulitan yang diharapkan. Untuk pembelajaran

khususnya yang menampilkan gerak dapat mempertunjukkan kinerja (performance) yang

harus dipelajari siswa. Dengan demikian dapat menjadi model perilaku yang diharapkan

dapat dipertunjukkannya pada akhir pembelajaran.

2. Memotivasi siswa

Salah satu peran yang umum dari media komunikasi adalah memotivasi siswa. Tanpa

motivasi, sangat mungkin pembelajaran tidak menghasilkan belajar. Usaha untuk memotivasi

siswa seringkali dilakukan dengan menggambarkan sejelas mangkin keadaan di masa depan,

dimana siswa perlu menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Jika siswa menjadi

yakin tentang relevansi pembelajaran dengan kebutuhannya di masa depan, ia akan

Page 16: Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 16/20

termotivasi mengikuti pembelajaran. Media yang sesuai untuk menggambarkan keadaan

masa depan adalah media yang dapat menunjukkan sesuatu atau menceritakan (tell) hal

tersebut. Bila teknik bermain peran digunakan (seperti lawak atau drama), pengalaman yang

dirasakan siswa akan lebih kuat. Film juga seringkali diproduksi dan digunakan untuk tujuan

motivasi dengan cara yang lebih alami.

3. Menyajikan informasi

Media seperti film dan televisi dapat digunakan untuk menyajikan informasi. Guru kelas

bebas dari tugas mempersiapkan dan menyajikan pelajaran, ia dapat menggunakan energinya

kepada fungsi-fungsi yang lain seperti merencanakan kegiatan siswa, mendiagnosa masalah

siswa, memberikan konseling secara individual. Ada tiga jenis variasi penyajian informasi:

a. Penyajian dasar (basic)

Membawa siswa kepada pengenalan pertama terhadap materi pembelajaran, kemudiandilanjutkan dengan diskusi, kegiatan siswa atau review oleh guru kelas

b. Penyajian pelengkap (supplementary)

Setelah penyajian dasar dilakukan oleh guru kelas, media digunakan untuk membawa

sumber-sumber tambahan ke dalarn kelas, melakukan apa yang tidak dapat dilakukan di kelas

dengan cara apapun

c. Penyajian pengayaan (enrichment )

Merupakan informasi yang tidak merupakan bagian dari tujuan pembelajaran, didiadakan

karena memiliki nilai motivasi dan dapat mencapai perubahan sikap dalam diri siswa.

4. Merangsang diskusi

Kegunaan media untuk merangsang diskusi seringkali disebut sebagai papan loncat, diambil

dari bentuk penyajian yang relatif singkat kepada sekelompok siswa dan dilanjutkan dengan

diskusi. Format media biasanya menyajikan masalah atau pertanyaan, seringkali melalui

drama atau contoh pengalaman manusia yang spesifik. Penyajian dibiarkan terbuka (open-

end), tidak ada penarikan kesimpulan atau saran pemecahan masalah. Kesimpulan atau

 jawaban diharapkan muncul dari siswa sendiri dalam interaksinya dengan pemimpin atau

dengan sesamanya. Penyajian media diharapkan dapat merangsang pemikiran, membuka

masalah, menyajikan latar belakang informasi dan memberikan fokus diskusi.

5. Mengarahkan kegiatan siswa

Pengarahan kegiatan merupakan penerapan dari metode pembelajaran yang disebut metode

kinerja (performance) atau metode penerapan (application). Penekanan dari metode ini adalah

pada kegiatan melakukan (doing). Media dapat digunakan secara singkat atau sebentar –

sebentar untuk mengajak siswa mulai dan berhenti. Dengan kata lain program media

digunakan untuk mengarahkan siswa dilakukan kegiatan langkah demi langkah (step-by-step). Penyajian bervariasi, mulai dari pembelajaran sederhana untuk kegiatan siswa, seperti

Page 17: Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 17/20

tugas pekerjaan rumah sampai pengarahan langkah demi langkah untuk percobaan

laboratorium yang kompleks. Permainan merupakan metode pembelajaran yang sangat

disukai khususnya bagi siswa sekolah menengah, memiliki nilai motivasional yang tinggi,

melibatkan siswa lebih baik daripada metode pembelajaran yang lain.

6. Menguatkan belajar

Penguatan seringkali disamakan dengan motivasi, atau digolongkan dalam motivasi.

Penguatan adalah kepuasan yang dihasilkan dari belajar, dimana cenderung meningkatkan

kemungkinan siswa merespon dengan tingkah laku yang diharapkan. Penguatan paling efektif 

diberikan beberapa saat setelah respon diberikan. Suatu program media menyajikan

pertanyaan kepada siswa, kemudian siswa menyusun jawabannya atau memilih dari beberapa

kemungkinan jawaban. Setelah siswa menentukan jawabannya, ia sangat termotivasi untuk 

segera mengetahui jawaban yang benar. Jika siswa mengetahui bahwa jawabannya benar,maka ia dikuatkan. Bahkan jika siswa tahu jawabannya salah, namun jika ditunjukkan

seberapa dekat jawabannya mendekati kebenaran, maka hal tersebut juga merupakan

penguatan. Media apapun yang dapat digunakan untuk menyajikan informasi juga mampu

menyajikan pertanyaan dan merangsang siswa untuk menjawab. Media apapun yang mampu

melakukan fungsi ini, ia juga dirancang untuk memberikan jawaban benar terhadap

pertanyaan kognitif, segera setelah siswa diberi kesempatan menjawab, sehingga

dimungkinkan untuk membandingkan dan memperoleh pengetahuan tentang hasil sesegera

mungkin.

Agus Suheri (2006:1) menyebutkan bahwa Lembaga Riset dan Penerbitan Komputer, yaitu

Computer Technology Research (CTR) menemukan bahwa ”orang hanya mampu mengingat

20 % dari apa yang dilihat dan 30 % dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50 %

dari yang dilihat dan didengar dan 80 % dari yang dilihat, didengar dan dilakukan sekaligus.

Komunikasi yang jelas dalam sebuah pembelajaran adalah salah satu syarat pembelajaran

dapat berlangsung efektif. Jadi bila kita ingin menjadi guru yang efektif, marilah kita

bersama-sama memperbaiki kemampuan kita berkomunikasi kepada siswa-siswa kita pada

setiap pembelajaran yang kita laksanakan. Ada beberapa komponen dalam komunikasi

pembelajaran yang efektif, yaitu:

1. Penggunaan terminologi yang tepat

2. Presentasi yang sinambung dan runtut

3. Sinyal transisi atau perpindahan topik bahasan

4. Tekanan pada bagian-bagian penting pembelajaran

5. Kesesuaian antara tingkah laku komunikasi verbal dengan tingkah laku komunikasi

nonverbal.

Page 18: Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 18/20

C. Objek yang termasuk kategori media sebagai aplikasi dari pengertian media

  Banyak cara diungkapkan untuk mengindentifikasi media serta mengklasifikasikan

karakterisktik fisik, sifat, kompleksitas, ataupun klasifikasi menurut kontrol pada pemakai.

Namun demikian, secara umum media bercirikan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual, dan

gerak . Menurut Rudy Brets, ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu:

1. media audio visual gerak, seperti: film bersuara, pita video, film pada televisi, Televisi, dan

animasi

2. media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, halaman suara, dan sound slide.3. audio semi gerak seperti: tulisan jauh bersuara.

4. media visual bergerak, seperti: film bisu.

5. media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide bisu.

6. media audio, seperti: radio, telepon, pita audio.

7. media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.

Lebih lanjut Schramm, mengelompokkan media dengan membedakan antara media

rumit mahal(big media) dan media sederhana murah (little media). Kategori big media, antaralain: komputer, film, slide, progran video. Sedangkan little media antara lain: gambar, realia

sederhana, sketsa.. Sedangkan Klasek (1997) membagi media pembelajaran sebagai berikut:

1) media visual, 2) media audio, 3) media “display”, 4) pengalaman nyata dan simulasi, 5)

media cetak, 6) belajar terprogram, 7) pembelajaran melalui komputer atau sering dikenal

Program Computer Aided Instruction (CAI). Secara lebih rinci Anderson (1997)

mengelompokan media berikut ini:

Kelompok Media Contoh M

1. Audio

2. Cetak

3. Audio – Cetak

Page 19: Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 19/20

4. Proyek Visual Diam

5. Proyek Visual Diam dengan Audio

6. Visual Gerak7. Visual Gerak dengan Audio

8. Benda

9. Komputer media berb

Beberapa pendapat tentang pengelompokan media di atas, menunjukan keberagaman media.Hal ini bernilai positif untuk memberikan pilihan secara selektif kepada guru untuk 

menggunakan media sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi dan kondisi psikologis siswa.

Namun demikian, dari beberapa pengelompokan tersebut dapat kita simpulkan bahwa media

terdiri atas :

1. Media visual : yaitu media yang hanya dapat dilihat, yang termasuk kelompok visual,

seperti foto, gambar, poster, grafik, kartun, liflet, buklet, torso, film bisu, model 3 dimensi

seperti diorama dan mokeup.

2. Media Audio : adalah media yang hanya dapat didengar saja, seperti kaset audio, radio,

MP3 Player, iPod.

3. Media Audio Visual : yaitu media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar, sepertifilm bersuara, video, televisi, sound slide,

4. Multimedia : adalah media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap seperti

suara, animasi, video, grafis dan film. Multimedia sering diidentikan dengan komputer,

internet dan pembelajaran berbasis komputer (CBI).

5. Media Realia : yaitu semua media nyata yang ada dilingkungan alam, baik digunakan

dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti tumbuhan, batuan, binatang,

insektarium, herbarium, air, sawah dan sebagainya.

Secara sederhana kehadiran media dalam suatu kegiatan pembelajaran memiliki nilai-nilai

praktis sebagai berikut:

1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki para siswa.

2. Media yang disajikan dapat melampaui batasan ruang kelas.

3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya.

4. Media yang disajikan dapat menghasilkan keseragaman pengamatan siswa.

5. Secara potensial, media yang disajikan secara tepat dapat menanamkan konsep dasar yang

kongkrit, benar, dan berpijak pada realitas.

6. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.

7. Media mampu membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar.

8. Media mampu memberikan belajar secara integral dan menyeluruh dari yang kongkrit ke

yang abstrak, dari seserhana ke rumit.

Page 20: Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 20/20

Berdasarkan beberapa nilai praktis tersebut maka dikembangkan media dalam suatu konsepsi

teknologi pembelajaran yang memiliki ciri: (a) berorientasi pada sasaran (target oriented),

(b) menerapkan konsep pendekatan sistem, dan (c) memanfaatkan sumber belajar yangbervariasi. Sehingga aplikasi media dan teknologi pendidikan, bisa merealisasikan suatu

konsep “teaching less learning more”.Artinya secara fisik bisa saja kegiatan guru di kelas

dikurangi, karena ada sebagian tugas guru yang didelegasikan pada media, namun tetap

mendorong tercapainya hasil belajar siswa.