konsep dasar mengenai media pembelajaran
TRANSCRIPT
7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 1/20
Konsep DasarMengenai MediaPembelajaranA. Faktor-Faktor yang Menggangu Perhatian di Kelas
1. Pengertian PerhatianPerhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap sesuatu objek yang
direaksi pada sesuatu waktu. Menurut Abu Ahmadi (2003: 145) perhatian merupakan
keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu objek, baik di dalam maupun di luar dirinya.
Adapun perhatian tersebut berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan, dan gejala
perhatian berhubungan dengan fungsi-fungsi jiwa yang lain. Menurut Purwadarminta (KBBI,
2002: 351) perhatian merupakan minat atau hal (perbuatan). Menurut J.S. Badudu dan Sutan
Mohammad Zain (KBBI, 1996: 504) perhatian adalah minat (apa yang disukai) dan perhatian
merupakan kepedulian atau kesiapan untuk memperhatikan. Menurut Sumadi Suryabrata
(2004: 14) terdapat dua pengertian perhatian. Yang pertama, perhatian merupakan pemusatan
tenaga psikis tertuju kepada suatu objek. Yang kedua, perhatian merupakan banyak sedikitnya kesadaran yang
menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Slameto (2010: 105) menyatakan bahwa
perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan
rangsangan yang datang dari lingkungannya. Pengertian perhatian yang lain juga
dikemukakan oleh Gazali (Slameto, 2010: 56) keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun
sematamata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Pendapat lain
dikemukakan oleh Mc. Cown (Sri Rumini, 1998: 125) menyatakan bahwa 10 perhatian
adalah proses untuk melakukan tindakan terhadap informasi yang akan ditransformasikan
dengan berbagai cara. Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
perhatian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang tertuju pada suatu objek
atau sekumpulan objek. Perhatian siswa dalam pembelajaran yaitu kegiatan siswa yang
dilakukan di dalam kelas yang tertuju pada pembelajaran yang sedang berlangsung (tidak ada
kegiatan lain yang dilakukan siswa).
2. Macam-macam Perhatian
Siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda, juga memiliki perhatian yang berbeda-beda
pula. Menurut Abu Ahmadi (2003: 148), perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam,
yaitu:
a. Perhatian spontan dan disengaja
7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 2/20
Perhatian spontan disebut juga perhatian asli atau perhatian langsung, ialah perhatian yang
timbul dengan sendirinya oleh karena tertarik pada sesuatu dan tidak didorong oleh kemauan.
Sedangkan perhatian disengaja adalah perhatian yang timbulnya didorong oleh kemauan
karena adanya tujuan tertentu. Perhatian dengan sengaja ditujukan kepada suatu objek.
b. Perhatian statis dan dinamis
Perhatian statis adalah perhatian yang tetap terhadap sesuatu. Ada orang yang dapat
mencurahkan perhatiannya kepada sesuatu seolah-olah tidak berkurang kekuatannya. Dengan
perhatian yang tetap itu maka dalam waktu yang agak lama orang dapat melakukan sesuatu
dengan perhatian yang kuat. Perhatian dinamis adalah perhatian yang mudah berubah-ubah,
mudah bergerak, mudah berpindah dari objek yang satu ke objek yang lain. Supaya perhatian
terhadap sesuatu tetap kuat, maka tiap-tiap kali perlu diberi perangsang baru.
c. Perhatian konsentratif dan distributif
Perhatian konsentratif (perhatian memusat), yaitu perhatian yang hanya ditujukan kepada satu
objek (masalah) tertentu. Perhatian distributif (perhatian terbagi-bagi). Dengan sifat
distributif ini orang dapat membagi-bagi perhatiannya kepada beberapa arah dengan sekali
jalan atau dalam waktu yang bersamaan.
d. Perhatian sempit dan luas
Orang yang memiliki perhatian sempit dengan mudah dapat memusatkan perhatiannya
kepada suatu objek yang terbatas, sekalipun ia berada dalam lingkungan ramai. Dan lagi
orang semacam itu juga tidak mudah memindahkan perhatiannya ke objek lain, jiwanya tidak
mudah tergoda oleh keadaan sekelilingnya. Orang yang mempunyai perhatian luas mudah
sekali tertarik oleh kejadian-kejadian di sekelilingnya. Perhatiannya tidak dapat mengarah ke
hal-hal tertentu, mudah terangsang, dan mudah mencurahkan jiwanya kepada hal-hal yang
baru.
e. Perhatian fiktif dan fluktuatif
Perhatian fiktif (perhatian melekat) yaitu perhatian yang mudah dipusatkan pada suatu haldan boleh dikatakan bahwa perhatiannya dapat melekat lama pada objeknya. Orang yang
bertipe perhatian melekat biasanya teliti sekali dalam mengamati sesuatu, bagian-bagiannya
dapat ditangkap, dan apa yang dilihatnya dapat diuraikan secara objektif. Perhatian fluktuatif
(bergelombang) orang yang mempunyai perhatian tipe ini pada umumnya dapat
memperhatikan bermacam-macam hal sekaligus, tetapi kebanyakan tidak seksama.
Perhatiannya sangat subjektif sehingga yang melekat padanya hanyalah hal-hal yang dirasa
penting bagi dirinya. Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 14), perhatian dapat dibedakan
menjadi beberapa golongan, yaitu:
a. Atas dasar intensitasnya
Yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin,
maka dibedakan menjadi:
7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 3/20
1) Perhatian intensif, dan
2) Perhatian tidak intensif.
Semakin banyak kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau pengalaman batin berarti
semakin intensiflah perhatiannya. Selain itu semakin intensif perhatian yang menyertai
sesuatu aktivitas akan makin sukses aktivitas itu.
b. Atas dasar cara timbulnyaYaitu perhatian spontan (perhatian tak-sekehendak, perhatian tidak sengaja) dan perhatian
sekehendak (perhatian disengaja, perhatian refleksif).
c. Atas dasar objek yang dikenai perhatian
Yaitu perhatian terpancar (distributif) dan perhatian terpusat.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perhatian
Abu Ahmadi (2003: 150) menyatakan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
perhatian, yaitu:a. Pembawaan
Adanya pembawaan tertentu yang berhubungan dengan objek yang direaksi, maka sedikit
atau banyak akan timbul perhatian terhadap objek tertentu.
b. Latihan dan kebiasaan
Meskipun dirasa tidak ada bakat pembawaan tentang sesuatu bidang, tetapi karena suatu hasil
daripada latihan-latihan atau kebiasaan, dapat menyebabkan mudah timbulnya perhatian
terhadap bidang tertentu.
c. Kebutuhan
Kebutuhan merupakan dorongan, sedangkan dorongan itu mempunyai tujuan yang harus
dicurahkan kepadanya. Dengan demikian perhatian terhadap hal-hal tersebut pasti ada, demi
tercapainya suatu tujuan.
d. Kewajiban
Di dalam kewajiban terkandung tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh orang yang
bersangkutan. Bagi orang yang bersangkutan dan menyadari atas kewajibannnya sekaligus
menyadari pula atas kewajibannya itu. Maka demi terlaksananya suatu tugas, apa yang
menjadi kewajibannya akan dijalankan dengan penuh perhatian.
e. Keadaan Jasmani
Sehat tidaknya jasmani, segar tidaknya badan sangat mempengaruhi perhatian terhadap suatu
objek.
f. Suasana jiwa
Keadaan batin, perasaan, fantasi dan pikiran, seperti kegaduhan, keributan, kekacauan,temperatur, sosial ekonomi, serta keindahan dapat mempengaruhi perhatian.
g. Kuat tidaknya perangsang dari objek itu sendiri
Jika suatu objek memberikan perangsang yang kuat, kemungkinan perhatian terhadap objek
itu besar. Sebaliknya jika objek itu memberikan perangsang yang lemah, perhatiannya juga
tidak begitu besar.
4. Bentuk-bentuk Perhatian
Sugihartono (2007: 79) menyatakan bahwa perhatian siswa muncul didorong rasa
ingin tahu. Oleh karena itu, rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan sehingga siswa
7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 4/20
selalu memberikan perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan. Agar siswa berminat
dan memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan, guru dapat senantiasa mendorong
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar atau dalam aktivitas pembelajaran. Syaiful
Bahri Djamarah(2011: 38) menyebutkan bahwa aktivitas pembelajaran meliputi:
a. Mendengarkan
Setiap siswa yang belajar di sekolah pasti mendengarkan. Ketika guru menggunakan metodeceramah, maka setiap siswa harus mendengarkan. Dalam mendengarkan apa yang
diceramahkan guru, tidak dibenarkan adanya hal-hal yang mengganggu jalannya ceramah.
Karena hal itu dapat mengganggu perhatian siswa. Siswa yang memperhatikan pasti
berkonsentrasi mendengarkan guru yang sedang menjelaskan. Dan tidak ada kegiatan lain
yang mengganggu siswa dalam mendengarkan. Dan bagaimanapun juga gangguan itu pasti
ada dan tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat dikurangi.
b. Memandang
Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Di dalam kelas, siswa
memandang papan tulis yang berisikan tulisan yang baru saja guru tulis. Tulisan yang siswa
pandang itu menimbulkan kesan dan selanjutnya tersimpan dalam otak. Siswa yang tidak memandang apa yang guru jelaskan dalam papan tulis, maka siswa akan sulit memahami apa
yang dimaksud oleh guru. Memandang yang baik yaitu mempertahankan kontak mata
terhadap guru.
c. Meraba, membau, dan mencicipi/mengecap
Meraba, membau dan mencicipi merupakan aktivitas yang ditunjukkan siswa melalui indra
yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar. Dalam kegiatan praktik
pembelajaran, siswa yang memperhatikan dapat mengikuiti kegiatan praktik dengan meraba,
membau, dan mencicipi agar tahu maksud yang ingin disampaikan.
d. Menulis atau mencatat
Dalam pendidikan tradisional mencatat merupakan aktivitas yang sering dilakukan.Walaupun pada waktu tertentu siswa harus mendengarkan isi ceramah, namun siswa tidak
bisa mengabaikan masalah mencatat hal-hal yang dianggappenting. Setiap siswa mempunyai
cara tertentu dalam mencatat. Namun tidak setiap mencatat merupakan belajar. Mencatat
yang bersifat menurut, menjiplak atau mengkopi tidak dapat dikatakan sebagai aktivitas
belajar. Mencatat merupakan kegiatan siswa yang mempermudah siswa itu sendiri. Untuk
memperoleh hasil yang baik, maka mencatat hendaknya dengan kesadaran diri. Siswa dapat
mencatat apa yang guru sampaikan.
e. Membaca
Membaca adalah aktivitas belajar yang paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah
bahkan di perguruan tinggi. Jika belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka
membaca adalah jalan menuju ke pintu ilmu pengetahuan. Tanpa membaca siswa tidak dapat
dikatakan belajar. Karena belajar selalu diawali dengan membaca. Membaca dalam hal
belajar tidak hanya sekedar membaca sebuah tulisan, akan tetapi juga mengerti maksud dari
apa yang siswa baca.
f. Membuat ringkasan dan menggarisbawahi
Ringkasan dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku.
Sedangkan membaca dalam hal-hal penting perlu digarisbawahi. Bagi siswa membuat
ringkasan ialah menuliskan hal-hal penting yang dalam pembelajaran. Ringkasan yang baik
ialah yang tertulis rapi, urut, dan mudah dipahami khususnya bagi siswa yang menulis
tersebut. Jika siswa membuat ringkasan hanya menyontek ringkasan teman, bisa terjadi siswa
tidak paham akan apa yang siswa ringkas.g. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan
7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 5/20
Di dalam buku sering dijumpai tabel-tabel, diagram-diagram, ataupun bagan-bagan. Materi
non verbal ini sangat berguna bagi siswa dalam mempelajari materi yang relevan. Demikian
pula gambar-gambar, peta-peta dan lain-lain dapat menjadi bahan ilustratif yang membantu
pemahaman siswa tentang sesuatu hal. Untuk memperjelas suatu materi tertentu, biasanya
guru menggunakan bantuan tabel, diagram atau bagan-bagan dalam menyampaikan materi
tersebut.h. Mengingat
Ingatan adalah kemampuan jiwa untuk memasukkan, menyimpan, dan menimbulkan kembali
hal-hal yang telah lampau. Perbuatan mengingat jelas sekali terlihat ketika siswa sedang
menghafal bahan pelajaran, berupa dalil, kaidah, pengertian, rumus dan sebagainya. Bagi
seorang siswa, untuk mata pelajaran tertentu membutuhkan ingatan yang baik. Ingatan tidak
hanya satu hari langsung hilang, akan tetapi ingatan yang baik yaitu dapat bertahan hingga
lama.
i. Berpikir
Dengan berpikir siswa memperoleh penemuan baru, setidaknya siswa menjadi tahu tentang
hubungan antara sesuatu. Berpikir bukanlah sembarang berpikir, tetapi ada taraf tertentu.Siswa yang dapat mengerjakan soal akan tetapi hanya menyalin jawaban teman, maka siswa
tersebut belum dapat dikatakan berfikir. Dalam berfikir siswa dituntut jangan mudah gegabah
dalam mengambil keputusan dan bersikap kritis. Siswa juga dituntut untuk terbuka,
maksudnya ialah siswa yang salah dalam berfikir harus mau dikoreksi atau diluruskan,
sehingga menjadi benar.
j. Latihan atau praktik
Belajar sambil berbuat termasuk dalam latihan. Latihan termasuk cara yang baik untuk
memperkuat ingatan. Dengan banyak latihan kesan-kesan yang diterima lebih fungsional.
Dengan demikian, latihan dapat mendukung belajar yang optimal. Slameto (2010: 156)
menyatakan bahwa ada beberapa proses belajar, yaitu bertanya, bertindak, mencaripemecahan, menemukan masalah, menganalisis, membuat sintesis, berpikir, menghasilkan
atau memproduksi, menyusun, menciptakan, menerapkan, mengujikan, memberikan kritik
yang bersifat konstruktif, merancang, dan melakukan penilaian. Perhatian siswa merupakan
keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu proses pembelajaran atau aktivitas belajar.
Aktivitas yang ditunjukkan di atas merupakan aktivitas belajar secara keseluruhan,
maksudnya yaitu aktivitas yang digunakan untuk semua mata pelajaran. Sedangkan aktivitas
belajar dalam pembelajaran
3. Faktor–faktor yang mempengaruhi perhatian dikelas Faktor yang mempengaruhi perhatian dikelas antara lain:
a. Faktor endogen/ faktor internal :
Faktor ini terdiri dari 2 faktor yaitu faktor fisiologis (Fisik) dan faktor psikologis. Faktor
Psikologis diantaranya terdapat faktor perhatian, faktor kognitif, faktor afektif, faktor konitif
dan motifasi serta faktor intelegensi. Segala faktor yang bersumber dari dalam diri
mahasiswa, contohnya yaitu kemampuan mahasiswa, motivasi, perhatian, persepsi,
pemrosesan informasi mencakup (ingatan, lupa dan transfer)
b. Faktor Eksogen / eksternal
Faktor ini terdiri dari faktor sosial dan faktor non sosial. Segala faktor yang bersumber dari
luar diri mahasiswa, contohnya yaitu kondisi belajar dan pemberian umpan balik.
7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 6/20
Dari pendapat lain juga menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian
dikelas diantaranya adalah :
a. Verbalisme
b. Kekacauan makna
c. Persepsi yang tidak tepat
d. Kegemaran berangan-angan
B. Hubungan Antara Model Komunikasi Dengan Proses Belajar Mengajar di
Kelas
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu ”Communicare” yang artinya
”memberitahukan”; ”berpartisipasi”, atau ”menjadi milik bersama”. Apabila dirumuskan
lebih luas, menurut Sudjana dan Rivai (1989) komunikasi mengandung makna menyebarkan
informasi, berita, pesan, pengetahuan, nilai-nilai dengan maksud untuk menggugah
partisipasi agar hal-hal yang diberitahukan itu menjadi milik bersama antara penyampai
pesan sebagai komunikator dan penerima pesan sebagai komunikan.
1. Hakikat Komunikasi
Pada dasarnya komunikasi merupakan suatu proses, yaitu suatu proses pengoperan dan
penerimaan lambang-lambang yang mengandung makna. Maksudnya bahwa makna lambang
dalam perjanjian umum, baik oleh pihak pemakai lambang (komunikator) maupun oleh pihak
penerima lambang (komunikan), diartikan sama. Dalam hubungan ini Schramm (Sudjana dan
Rivai, 1989) menjelaskan pengertian umum komunikasi ke dalam tiga kategori pokok dengan
beberapa istilah khasnya yaitu sebagai berikut:
1. Encode atau penyandi, yaitu komunikator yang mempunyai informasi atau pesan tertentu
yang disajikan dalam bentuk sandi atau code, seperti bahasa lisan, tulisan, dan rumusan
dalam lambang verbal (verbal symbol), atau lambang visual (visual symbol).
2. Sign atau signal, yaitu pesan, berita, atau pernyataan tertentu yang ditujukan kepada dan
diterima oleh seseorang atau kelompok orang penerima. Pesan itu dapat dilukiskan dalam
bentuk gerak-tangan, mimik, kata-kata lisan atau tulisan, rumusan, gambar, foto, grafik, peta,
diagram, dan lain-lain.
3. Decoders, yaitu komunikan yang menerima pesan. Makna decoder adalah pemecah sandi,
sebab pesan yang disajikan oleh komunikator dalam bentuk sandi atau lambang itu harus
dapat dipecahkan, dipahami, dihayati, disimak, dan dimengerti betul makna isinya
7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 7/20
Berikut adalah gambaran gambaran proses komunikasi yang sederhana, menurut Schramm
terdiri dari kategori pokok, sebagaimana dikemukakan di atas. Untuk lebih jelasnya gambar
berikut ini menunjukkan proses komunikasi
1. Proses Komunikasi
Komunikasi sebagai suatu proses dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu proses primer
dan proses sekunder. Proses primer adalah proses komunikasi langsung. Artinya, proses
komunikasi yang berlangsung tanpa media massa yang dapat melipatgandakan jumlah
penerima pesan. Di dalam proses primer ini komunikasi dapat berbentuk bahasa, gerakan-
gerakan yang mempunyai makna khusus, dan aba-aba. Sedangkan komunikasi dalam proses
sekunder, yaitu komunikasi yang berlangsung dengan bantuan mekanisme yang dapat
melipatgandakan jumlah penerima pesan, atau ditujukan guna mengatasi pelbagai macam
hambatan fisik yang akan merintangi berlangsungnya proses komunikasi primer. Misalnya
untuk mengatasi hambatan geografis, proses komunikasi sekunder ini dilaksanakan dengan
melalui radio, televisi, dan bahkan satelit komunikasi dengan stasiun buminya. Sementara
untuk mengatasi hambatan waktu dapat diatasi dengan mempergunakan media pita suara,
pringan hitam, video cassete, dan buku untuk dapat berkomunikasi dengan generasi
berikutnya (Sudjana dan Rivai, 1989).
Berdasarkan kedua proses komunikasi tersebut, maka terdapat bentuk-bentuk
komunikasi. Paling tidak terdapat dua bentuk komunikasi, yaitu komunikasi verbal dankomunikasi nonverbal. Dari kedua bentuk komunikasi tersebut, komunikasi verbal lebih
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun demikian, komunikasi nonverbal
mempunyai peran yang sangat penting, karena kejelasan makna yang disampaikan dalam
komunikasi verbal seringkali diperoleh melalui penggunaan komunikasi nonverbal. Misalnya
dalam penyampaian berita kepada penerima agar lebih jelas bagi penerimanya seringkali
dipergunakan gerakan tangan, ekspresi muka, intonasi dalam mengucapkan kata-kata
tertentu. Dengan kata lain, komunikasi verbal akan lebih efektif dan efisien pemakaiannya
apabila disertai dengan penggunaan komunikasi nonverbal. Bentuk paling umum dari
komunikasi manusia adalah saat seseorang berbicara pada orang lain. Dalam hal ini elemen
yang terpenting dalam komunikasi adalah pengirim dan penerima.
Menurut Azies dan Alwasilah (1996) aktivitas manusia yang berkomunikasi merupakan
fenomena yang rumit dan terus-menerus berubah. Ada beberapa ciri yang dapat ditemui pada
komunikasi antara dua orang atau lebih terlibat dalam suatu komunikasi, mereka dari pihak
pembicara melakukan komunikasi karena beberapa alasan.
1. Mereka ingin mengatakan sesuatu. Maksudnya, dalam sebagian besar komunikasi, orang
mempunyai pilihan apakah dia akan berbicara atau tidak.
7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 8/20
2. Mereka memiliki tujuan komunikatif. Pembicara mengatakan sesuatu karena menginginkan
sesuatu terjadi sebagai akibat dari apa yang mereka katakan. Apakah dia ingin merayu,
mengajak, menolak, atau memuji mitra bicara?
3. Mereka memilih kode dari bahasa yang dimiliki. Untuk mencapai tujuan komunikasinya,
mereka dapat memilih kata-kata yang tepat untuk tujuan tersebut.
Sedangkan mereka dari pihak pendengar melakukan komunikasi karena alasan-alasan
berikut ini.
1. Mereka ingin mendengarkan ”sesuatu”. Kata ”ingin” digunakan di sini karena pendengar
mempunyai pilihan, apakah dia mau mendengarkan pidato atau tidak, walaupun dalam kasus-
kasus tertentu mereka dapat dipaksa untuk mendengarkan atau terpaksa mendengarkan.2. Mereka tertarik dengan tujuan komunikatif dari apa yang sedang dikatakan. Pada
umumnya, mendengarkan sesuatu terjadi karena tertarik untuk mengetahui apa yang akan
disampaikan si pembicara.
3. Mereka memproses beraneka ragam bahasa/kata. Pada umumnya, pendengar harus
memproses berbagai kapasitas bahasa yang dikuasai untuk dapat memahami apa yang
dikatakan atau dimaksudkan si pembicara.
Kapan pun komunikasi terjadi selalu ada pembicara (dan/atau penulis) dan pendengar
(dan/atau pembaca). Hal ini terjadi, sekalipun novelis sedang menulis naskah, karena penulis
mengasumsikan akan ada pembaca pada masa mendatang dan pembaca akan berkomunikasi
pada saat membaca karyanya. Bagan berikut ini memberikan kesimpulan dari uraian di atas.
Komunikasi merupakan aktivitas manusia. Melalui komunikasi, manusia dapat
berinteraksi satu sama lain dalam menjalani kehidupan sehari-harinya baik di rumah, dengan
tetangga, di tempat bekerja, di pasar, atau dimana saja. Sejak kapan manusia saling
berinteraksi? Dilihat dari riwayat perkembangan komunikasi antarmanusia menurut Nasution
(2001) adalah sama panjangnya dengan sejarah kehidupan manusia itu sendiri. Alasannya
karena sejak manusia ada, maka sejak itulah mereka saling berkomunikasi satu dengan yang
lainnya. Bagi manusia, komunikasi merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupannya,
karena itu sejak awal manusia berupaya agar di antara mereka dapat terjadi saling
berkomunikasi. Untuk keperluan itu, maka manusia berusaha terus menciptakan dan
mengembangkan berbagai sarana yang memungkinkan mereka dapat memenuhi kebutuhan
pokok tersebut.
7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 9/20
Lebih lanjut Nordenstreng dan Varis (Nasution, 2001) mengemukakan bahwa ada
empat faktor penentu yang pertama dalam sejarah komunikasi manusia. Keempat faktor
penentu yang dimaksud adalah sebagai berikut ini.
1. Perolehan (acquisition) bahasa, yaitu pada saat yang sama dengan lahirnya umat manusia.
Dengan kemampuan berbahasalah manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya.
2. Perkembangan seni tulisan sejalan dengan komunikasi lisan. Setelah manusia menemukan
cara menuliskan dan alat menulis, maka komunikasi yang selama ini dilakukan dengan
bahasa lisan kemudian dikembangkan bahasa tulisan.
3. Reproduksi kata-kata tertulis (written words) dengan menggunakan alat pencetak, sehingga
memungkinkan terwujudnya komunikasi massa yang sebenarnya.
4. Munculnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, radio, televisi, hingga satelit.
Terkait dengan pendapat di atas, untuk sampai kepada perkembangan komunikasi
seperti keadaan yang terjadi di era ini, riwayatnya cukup panjang, yang disederhanakan oleh
Bell (Nasution, 2001) dengan sebutan empat revolusi yang terjadi dalam hal manusia
berkomunikasi satu sama lainnya. Keempat revolusi dalam bidang komunikasi tersebut
adalah (1) dalam hal berbicara, (2) ditemukannya tulisan, (3) penemuan percetakan, dan (4)
dalam hal hubungan jarak jauh (telekomunikasi).
Kemampuan manusia dalam berkomunikasi antara seseorang dengan orang lain
merupakan suatu komponen yang harus ada dalam kelengkapan atribut-atribut yang
memungkinkan kelompok-kelompok manusia dapat bekerja sama dan bertahan hidup serta
berkembang. Dapat dibayangkan betapa mustahilnya manusia dapat berkomunikasi satu sama
lain, jika kemampuan berbicara tidak dimilikinya.
Perkembangan penting berikutnya dalam bidang komunikasi adalah ditemukannya
tulisan. Menurut Parker (Nasution, 2001) yang dikutif dari ahli komunikasi, menyatakan
bahwa kemampuan menulis inilah yang memungkinkan terpeliharanya struktur sosial di
wilayah-wilayah kecil di Mesir kuno pada zaman tersebut. Lalu dengan
ditemukannya papyrus (asal mula kertas tempat menulis) dan alat transportasi perahu, maka
perintah di masa itu dapat memelihara integritas masyarakat sepanjang Lembah Nil. Bahkan
di masa kerajaan seperti Romawi pada zamannya tidak akan mampu memelihara wilayah
kekuasaan seluas itu, andaikata ketika itu tidak ada komunikasi tertulis dan sarana jalan yang
menunjangnya.
Percetakan, kemudian meningkatkan cara-cara dan kemudahan manusia untuk saling
berkomunikasi dan menyampaikan sesuatu. Potensi yang dimiliki percetakan inilah menurut
analisi Bell (1979) yang memungkinkan terjalinnya masyarakat industrial. Percetakan telah
7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 10/20
terbukti berfungsi sebagai basis bagi menyebarnya kemampuan melek huruf dan merupakan
fondasi untuk terselenggaranya aktivitas pendidikan secara massa. Bukan kebetulan teknologi
percetakan merupakan faktor kunci menuju terjadinya Renaissance dan Revolusi Industri
Parker (Nasution, 2001).
Selanjutnya, perkembangan komunikasi seperti sekarang ini, yaitu dengan
ditemukannya berbagai sarana yang memungkinkan manusia berkomunikasi satu sama
lainnya tanpa harus terhalang oleh faktor-faktor jarak, kecepatan bahkan waktu. Kemajuan
teknologi yang kita alami dewasa ini seringkali disebut sebagai masa teknologi elektronik.
Penamaan ini tentunya berkaitan dengan kenyataan bahwa sebagian terbesar kemampuan
berkomunikasi yang ditawarkan oleh teknologi saat ini memang dimungkinkan oleh bantuan
peralatan elektronik.
Kemajuan teknologi komunikasi yang dicapai sekarang ini, serta yang sedang diolahpengembangannya oleh para ahli dan kaum industrialis, pada hakikatnya hanya mungkin
terjadi berkat ditemukannya beberapa inovasi sebelumnya
2. Model Komunikasi Dalam Proses Belajar Mengajar
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui
media yang menimbulkan efek tertentu. Proses belajar mengajar (PBM) merupakan suatu
bentuk komunikasi yaitu komunikasi antara subyek didik dengan pendidik, antara mahasiswa
dengan dosen, antara siswa dengan guru”. Di dalam komunikasi tersebut terdapat
pembentukan (transform) dan pengalihan (transfer) pengetahuan, keterampilan ataupun sikap
dan nilai dari komunikator (pendidik, dosen, guru) kepada komunikan (subyek didik,
mahasiswa, siswa) sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
A. Unsur-unsur komunikasi menurut Harold Lasswell :
1. Komunikator (Source, Sender)
2. Pesan (Message)
3. Media (Channel)
4. Komunikan (Receiver)
5. Efek (Effect, Influence)
Pada saat ini masih banyak didapati di berbagai institusi pendidikan, pelatihan,
termasuk di Perguruan tinggi, yang dalam mengajar masih konvensional. Dalam arti,
7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 11/20
pengajar (baik guru atau dosen) mengajar secara alami sesuai dengan bakat mengajar yang
dimiliki. Ada juga guru/dosen yang mengajarnya cenderung meniru gaya orang yang dahulu
pernah menjadi guru atau dosennya. Kenyataan diatas akan menimbulkan beberapa
persoalan, baik bagi pengajar maupun peserta didik. Tipe pertama misalnya, akan
menimbulkan masalah bagi dosen/guru yang tidak mempunyai bakat mengajar atau
mempunyai keterbatasan dalam menyampaikan pesan secara lisan, adapun untuk tipe kedua,
jika tidak hati-hati, dosen/guru cenderung akan meniru gaya orang yang diidolakannya, tanpa
melihat sisi kelemahannya.
Dalam penyampaian materi perkuliahan kepada peserta didik/audien, ada beberapa
factor yang perlu dipertimbangkan, diantaranya adalah peserta didik, ruangan kelas, metode
dan materi itu sendiri. Untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada suatu
perkuliahan, metode pembelajaran dan komunikasi harus mendapat perhatian khusus dalamsetiap proses pembelajaran. Metode pembelajaran dan komunikasi tidak selalu harus sama
untuk setiap materi.
Proses belajar (learning) adalah suatu perubahan yang relatif tetap dalam persediaan
tingkah laku, yang terjadi sebagai hasil pengalaman. Ini berarti, hanya dapat dikatakan terjadi
proses belajar bila seseorang menunjukkan tingkah laku yang tidak sama. Jika ia dapat
membuktikan pengetahuan tentang fakta-fakta baru atau ia bisa melakukan sesuatu, yang
sebelumnya ia tidak dapat melakukannya. Jadi, proses belajar menempatkan seseorang dari
status kemampuan atau kecakapan (ability) yang satu kepada kemampuan/kecakapan yang
lain.
Pengajar yang baik seharusnya memahami karakteristik siswanya agar ia sukses
dalam melaksanakan peran mengajarnya. Dalam proses belajar mengajar kemungkinan akan
menemui mahasiswa yang sulit untuk melakukan kontak dengan dunia sekitarnya, suka
mengasingkan diri, cenderung menutup diri. Dalam kaitan dengan hal ini, maka dosen/guru
hendaknya merencanakan proses belajar mengajar yang sesuai dengan keadaan dan
kepribadian mahasiswa. Belajar mengajar sebagai proses (process), pada hakikatnya
mengandung tiga unsur yaitu adanya input (bahan mentah yang akan diolah), process
(kegiatan mengolah input) dan output (hasil yang telah diolah). Suatu proses dipandang baik
apabila kualitas output lebih baik dari pada input. Input proses belajar mengajar adalah
mahasiswa sebelum perkuliahan. Proses belajar mengajar adalah interaksi antara komponen-
komponen belajar mengajar yaitu tujuan, bahan, metode dosen, mahasiswa, fasilitas dan
penilaian. Output dari proses belajar mengajar yaitu peserta didik (mahasiswa) setelah
menerima perkuliahan.
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan orang-orang,begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya ada tujuan yang ingin
7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 12/20
dicapai. Hal sesuai dengan pendapat Maman Ukas mengemukakan tujuan komunikasi
sebagai berikut :
1. menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha
2. mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan
3. mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan
efisien
4. memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi
5. memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap
orang mau memberikan kontribusi.
Dalam prosesnya bahwa komunikasi merupakan suatu proses social untuk
mentranmisikan atau menyampaikan perasaan atau informasi baik yang berupa ide-ide atau
gagasan-gagasan dalam rangka mempengaruhi orang lain. Agar komunikasi berjalan efektif,komunikator hendaknya mampu mengatur aliran pemberitaan ke tiga arah, yakni ke bawah,
ke atas, ke samping atau mendatar. Bagi setiap orang atau kelompok dalam organisasi
hendaknya mungkin untuk berkomunikasi dengan setiap orang atau kelompok lain, dan untuk
menenrima respon sikap, itu diminta oleh komuniktor. Menurut Marsetio Donosepoetro
mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi ada beberapa ketentuan, antara lain :
1. Karena komunikasi mempunyai suatu maksud, maka suatu messege atau stimulus selalu
ditujukan kepada sekumpulan orang tertentu. Ini disebut penerima yang tertentu.
2. Komunikator berkeinginan menimbulkan suatu respon kepada penerima yang sesuai
dengan maksud yang dibawakan oleh messege atau stimulus tertentu
3. Suatu komunikasi dinyatakan berhasil jika respon yang timbul pada penerima, sesuai
dengan maksud komunikasi.
Dalam melaksanakan suatu program pendidikan aktivitas menyebarkan,
menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi sangat
penting. Proses komunikasi dalam menyampaikan suatu tujuan lebih dari pada sekedar
menyalurkan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atau
tertulis. Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertian
yang jelas dari pada secara tertulis. Demikian pula komunikasi secara informal dan secara
formal mendatangkan hasil yang berbeda pengaruh dan kejelasannya. Terjadinya proses
komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun secara
informal, sebagai mana menurut Oteng Sutisna mengemukan bahwa “Komunikasi formal
terjadi, dalam memilih informasi untuk keperluan pelaporan, penyimpangan bias dengan
mudah menyelinap. Selanjutnya biasanya orang ingin mendengar laporan-laporan yang
menyenangkan. Akibatnya ialah sering pemindahan informasi yang diperindah ataudibiaskan.” Dalam struktur komunikasi harus adanya suatu jaminan informasi dan pikiran-
7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 13/20
pikiran akan mengalir bebas ke semua arah yang diperlukan, baik itu ke bawah, ke atas, dann
ke samping. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal
atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota.
Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya
mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai
penerima. Selanjutnya menurut Maman Ukas bahwa “Komunikasi informal adalah
komunikasi yang tidak resmi dan terjadinya pada saat organisasi saling bertukar pikiran,
saran ide, atau informasi secara pribadi.” Komunikasi informal ini tentunya dengan cara
melakukan pendekatan secara kekeluargaan atau hubungan sosial tidak secara formal.
Menurut Oteng Sutisna bahwa “Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan
pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, memupuk
ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang baik.” Jika komunikator menaruh perhatian kepada saluran-saluran komunikasi informal, ia
akan mengetahui kepentingan dan perhatian personil serta sikap mereka terhadap organisasi
dan masalah-masalahnya, lagi pula komunikasi informal itu membawa kepada putusan-
putusan yang dibuat di antara orang-orang pada tahap organisasi yang sama. Dalam kegiatan
suatu organisasi atau lembaga khusunya dalam hal pengelolaan pendidikan tentunya tidak
terlepas dengan komunikasi. Oleh sebab itu suatu proses pendidikan akan berhasil apabilla
terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-
gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan,
sehingga terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari
pembahasan untuk mengarah pada kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Berdasarkan
hal tersebut, bahwa tujuan dari suatu organisasi atau instansi tentunya dapat tercapai secara
optimal apabila proses komunikasinya lancar tanpa adanya suatu hambatan, walaupun ada
hambatan, maka komunikator dan komunikan harus dengan cermat segera mengatasi
permasalahan yang menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga proses komunikasi dapat
berlangsung.
Dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam 2 macam komunikasi, yaitu
komunikasi aktif dan komunikasi pasif. Komunikasi aktif merupakan suatu proses
komunikasi yang berlangsung dengan aktif antara komunikator dengan komunikan, di mana
antara keduanya sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik di antara
keduanya. Sedangkan komunikasi pasif terjadi di mana komunikator menyampaikan
informasi atau ide terhadap halayaknya atau komunikan sebagai penerima informasi, akan
tetapi komunikan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan respon atau timbal balik
dari proses komunikasi.
7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 14/20
B. Hakikat dan proses komunikasi :
1. Komunikasi berasal dari kata latin “communicare” yang berarti berpartisipasi atau
memberitahukan
2. Komunikasi adalah proses merubah perilaku orang lain.
C. Komunikasi interpersonal dalam kegiatan proses belajar mengajar
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dosen dengan mahasiswa
atau antara mahasiswa dengan mahasiswa. Keeefektifan komunikasi tersebut tergantung dari
kedua belah pihak, namun, karena dosen yang memegang kendali maka tanggungjawab
terjadinya komunikasi interpersonal yang sehat dan efektif terletak di tangan dosen.
D. Komponen keterampilan berkomunikasi interpersonal
Kemampuan untuk mengungkapkan perasaan mahasiswa, kemampuan ini berkaitan dengan
penciptaan iklim yang positif dalam kegiatan belajar, yang memungkinkan mahasiswa maumengungkapkan perasaan atau masalah yang dihadapinya tanpa merasa dipaksa. Kemampuan
menjelaskan perasaan yang diungkapkan mahasiswa. Bila mahasiswa sudah bebas
mengungkapkan perasaan/masalah yang dihadapinya, tugas dosen kini adalah membantu
mahasiswa untuk mengklarifikasi ungkapan perasaan tersebut.
E. Teknik komunikasi dalam proses belajar mengajar
Menurut Uchyana(1984), teknik komunikasi terdiri atas :1. Komunikasi informatif (informatif communication)
Suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru
yang diketahuinya
2. Komunikasi persuasif ( persuasive communication)
Proses mempengaruhi sikap, pandangan atau perilaku seseorang dalam bentuk kegiatan
membujuk, mengajak, sehingga ia melakukan dengan kesadaran sendiri.
3. Komunikasi instruktif/koersif (instructive/coersive communication)
7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 15/20
Komunikasi yang mengandung ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga
orang-orang yang dijadikan sasaran melakukan sesuatu secara terpaksa, karena takut
akibatnya.
F. Macam-macam Komunikasi dalam Pembelajaran
1. Secara Langsung
Seorang guru/dosen memberikan pelajaran secara langsung dengan bertatap muka dengan
para siswa dalam suatu ruangan ataupun di luar ruangan dalam konteks pembelajaran. Seperti
yang terjadi di sekitar kita mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
2. Secara Tidak Langsung
Guru/dosen dapat memberikan suatu pembelajaran melalui suatu media tanpa harus bertatapmuka secara langsung dengan siswa. Dan siswapun dapat memperoleh informasi secara luas
melalui media tersebut. Seperti model sekolah jarak jauh yaitu memanfaatkan media internet
sebagai alat untuk pembelajaran.
G. Komunikasi dengan media
Selain untuk menyajikan pesan, sebenarnya ada beberapa fungsi lain yang dapat dilakukan
oleh media. Namun jarang sekali ditemukan seluruh fungsi tersebut dipenuhi oleh media
komunikasi dalam suatu sistem pembelajaran. Sebaliknya suatu program media tunggal
seringkali dapat mencakup beberapa fungsi sekaligus. Fungsi-fungsi tersebut antara lain :
1. Memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar
Pada permulaan pembelajaran, siswa perlu diberi tahu tentang pengetahuan yang akan
diperolehnya atau ketrampilan yang akan dipelajarinya. Kepada siswa harus dipertunjukkan
apa yang diharapkan darinya, apa yang harus dapat ia lakukan untuk menunjukkan bahwa ia
telah menguasai bahan pelajaran dan tingkat kesulitan yang diharapkan. Untuk pembelajaran
khususnya yang menampilkan gerak dapat mempertunjukkan kinerja (performance) yang
harus dipelajari siswa. Dengan demikian dapat menjadi model perilaku yang diharapkan
dapat dipertunjukkannya pada akhir pembelajaran.
2. Memotivasi siswa
Salah satu peran yang umum dari media komunikasi adalah memotivasi siswa. Tanpa
motivasi, sangat mungkin pembelajaran tidak menghasilkan belajar. Usaha untuk memotivasi
siswa seringkali dilakukan dengan menggambarkan sejelas mangkin keadaan di masa depan,
dimana siswa perlu menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Jika siswa menjadi
yakin tentang relevansi pembelajaran dengan kebutuhannya di masa depan, ia akan
7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 16/20
termotivasi mengikuti pembelajaran. Media yang sesuai untuk menggambarkan keadaan
masa depan adalah media yang dapat menunjukkan sesuatu atau menceritakan (tell) hal
tersebut. Bila teknik bermain peran digunakan (seperti lawak atau drama), pengalaman yang
dirasakan siswa akan lebih kuat. Film juga seringkali diproduksi dan digunakan untuk tujuan
motivasi dengan cara yang lebih alami.
3. Menyajikan informasi
Media seperti film dan televisi dapat digunakan untuk menyajikan informasi. Guru kelas
bebas dari tugas mempersiapkan dan menyajikan pelajaran, ia dapat menggunakan energinya
kepada fungsi-fungsi yang lain seperti merencanakan kegiatan siswa, mendiagnosa masalah
siswa, memberikan konseling secara individual. Ada tiga jenis variasi penyajian informasi:
a. Penyajian dasar (basic)
Membawa siswa kepada pengenalan pertama terhadap materi pembelajaran, kemudiandilanjutkan dengan diskusi, kegiatan siswa atau review oleh guru kelas
b. Penyajian pelengkap (supplementary)
Setelah penyajian dasar dilakukan oleh guru kelas, media digunakan untuk membawa
sumber-sumber tambahan ke dalarn kelas, melakukan apa yang tidak dapat dilakukan di kelas
dengan cara apapun
c. Penyajian pengayaan (enrichment )
Merupakan informasi yang tidak merupakan bagian dari tujuan pembelajaran, didiadakan
karena memiliki nilai motivasi dan dapat mencapai perubahan sikap dalam diri siswa.
4. Merangsang diskusi
Kegunaan media untuk merangsang diskusi seringkali disebut sebagai papan loncat, diambil
dari bentuk penyajian yang relatif singkat kepada sekelompok siswa dan dilanjutkan dengan
diskusi. Format media biasanya menyajikan masalah atau pertanyaan, seringkali melalui
drama atau contoh pengalaman manusia yang spesifik. Penyajian dibiarkan terbuka (open-
end), tidak ada penarikan kesimpulan atau saran pemecahan masalah. Kesimpulan atau
jawaban diharapkan muncul dari siswa sendiri dalam interaksinya dengan pemimpin atau
dengan sesamanya. Penyajian media diharapkan dapat merangsang pemikiran, membuka
masalah, menyajikan latar belakang informasi dan memberikan fokus diskusi.
5. Mengarahkan kegiatan siswa
Pengarahan kegiatan merupakan penerapan dari metode pembelajaran yang disebut metode
kinerja (performance) atau metode penerapan (application). Penekanan dari metode ini adalah
pada kegiatan melakukan (doing). Media dapat digunakan secara singkat atau sebentar –
sebentar untuk mengajak siswa mulai dan berhenti. Dengan kata lain program media
digunakan untuk mengarahkan siswa dilakukan kegiatan langkah demi langkah (step-by-step). Penyajian bervariasi, mulai dari pembelajaran sederhana untuk kegiatan siswa, seperti
7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 17/20
tugas pekerjaan rumah sampai pengarahan langkah demi langkah untuk percobaan
laboratorium yang kompleks. Permainan merupakan metode pembelajaran yang sangat
disukai khususnya bagi siswa sekolah menengah, memiliki nilai motivasional yang tinggi,
melibatkan siswa lebih baik daripada metode pembelajaran yang lain.
6. Menguatkan belajar
Penguatan seringkali disamakan dengan motivasi, atau digolongkan dalam motivasi.
Penguatan adalah kepuasan yang dihasilkan dari belajar, dimana cenderung meningkatkan
kemungkinan siswa merespon dengan tingkah laku yang diharapkan. Penguatan paling efektif
diberikan beberapa saat setelah respon diberikan. Suatu program media menyajikan
pertanyaan kepada siswa, kemudian siswa menyusun jawabannya atau memilih dari beberapa
kemungkinan jawaban. Setelah siswa menentukan jawabannya, ia sangat termotivasi untuk
segera mengetahui jawaban yang benar. Jika siswa mengetahui bahwa jawabannya benar,maka ia dikuatkan. Bahkan jika siswa tahu jawabannya salah, namun jika ditunjukkan
seberapa dekat jawabannya mendekati kebenaran, maka hal tersebut juga merupakan
penguatan. Media apapun yang dapat digunakan untuk menyajikan informasi juga mampu
menyajikan pertanyaan dan merangsang siswa untuk menjawab. Media apapun yang mampu
melakukan fungsi ini, ia juga dirancang untuk memberikan jawaban benar terhadap
pertanyaan kognitif, segera setelah siswa diberi kesempatan menjawab, sehingga
dimungkinkan untuk membandingkan dan memperoleh pengetahuan tentang hasil sesegera
mungkin.
Agus Suheri (2006:1) menyebutkan bahwa Lembaga Riset dan Penerbitan Komputer, yaitu
Computer Technology Research (CTR) menemukan bahwa ”orang hanya mampu mengingat
20 % dari apa yang dilihat dan 30 % dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50 %
dari yang dilihat dan didengar dan 80 % dari yang dilihat, didengar dan dilakukan sekaligus.
Komunikasi yang jelas dalam sebuah pembelajaran adalah salah satu syarat pembelajaran
dapat berlangsung efektif. Jadi bila kita ingin menjadi guru yang efektif, marilah kita
bersama-sama memperbaiki kemampuan kita berkomunikasi kepada siswa-siswa kita pada
setiap pembelajaran yang kita laksanakan. Ada beberapa komponen dalam komunikasi
pembelajaran yang efektif, yaitu:
1. Penggunaan terminologi yang tepat
2. Presentasi yang sinambung dan runtut
3. Sinyal transisi atau perpindahan topik bahasan
4. Tekanan pada bagian-bagian penting pembelajaran
5. Kesesuaian antara tingkah laku komunikasi verbal dengan tingkah laku komunikasi
nonverbal.
7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 18/20
C. Objek yang termasuk kategori media sebagai aplikasi dari pengertian media
Banyak cara diungkapkan untuk mengindentifikasi media serta mengklasifikasikan
karakterisktik fisik, sifat, kompleksitas, ataupun klasifikasi menurut kontrol pada pemakai.
Namun demikian, secara umum media bercirikan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual, dan
gerak . Menurut Rudy Brets, ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu:
1. media audio visual gerak, seperti: film bersuara, pita video, film pada televisi, Televisi, dan
animasi
2. media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, halaman suara, dan sound slide.3. audio semi gerak seperti: tulisan jauh bersuara.
4. media visual bergerak, seperti: film bisu.
5. media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide bisu.
6. media audio, seperti: radio, telepon, pita audio.
7. media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.
Lebih lanjut Schramm, mengelompokkan media dengan membedakan antara media
rumit mahal(big media) dan media sederhana murah (little media). Kategori big media, antaralain: komputer, film, slide, progran video. Sedangkan little media antara lain: gambar, realia
sederhana, sketsa.. Sedangkan Klasek (1997) membagi media pembelajaran sebagai berikut:
1) media visual, 2) media audio, 3) media “display”, 4) pengalaman nyata dan simulasi, 5)
media cetak, 6) belajar terprogram, 7) pembelajaran melalui komputer atau sering dikenal
Program Computer Aided Instruction (CAI). Secara lebih rinci Anderson (1997)
mengelompokan media berikut ini:
Kelompok Media Contoh M
1. Audio
2. Cetak
3. Audio – Cetak
7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 19/20
4. Proyek Visual Diam
5. Proyek Visual Diam dengan Audio
6. Visual Gerak7. Visual Gerak dengan Audio
8. Benda
9. Komputer media berb
Beberapa pendapat tentang pengelompokan media di atas, menunjukan keberagaman media.Hal ini bernilai positif untuk memberikan pilihan secara selektif kepada guru untuk
menggunakan media sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi dan kondisi psikologis siswa.
Namun demikian, dari beberapa pengelompokan tersebut dapat kita simpulkan bahwa media
terdiri atas :
1. Media visual : yaitu media yang hanya dapat dilihat, yang termasuk kelompok visual,
seperti foto, gambar, poster, grafik, kartun, liflet, buklet, torso, film bisu, model 3 dimensi
seperti diorama dan mokeup.
2. Media Audio : adalah media yang hanya dapat didengar saja, seperti kaset audio, radio,
MP3 Player, iPod.
3. Media Audio Visual : yaitu media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar, sepertifilm bersuara, video, televisi, sound slide,
4. Multimedia : adalah media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap seperti
suara, animasi, video, grafis dan film. Multimedia sering diidentikan dengan komputer,
internet dan pembelajaran berbasis komputer (CBI).
5. Media Realia : yaitu semua media nyata yang ada dilingkungan alam, baik digunakan
dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti tumbuhan, batuan, binatang,
insektarium, herbarium, air, sawah dan sebagainya.
Secara sederhana kehadiran media dalam suatu kegiatan pembelajaran memiliki nilai-nilai
praktis sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki para siswa.
2. Media yang disajikan dapat melampaui batasan ruang kelas.
3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya.
4. Media yang disajikan dapat menghasilkan keseragaman pengamatan siswa.
5. Secara potensial, media yang disajikan secara tepat dapat menanamkan konsep dasar yang
kongkrit, benar, dan berpijak pada realitas.
6. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Media mampu membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar.
8. Media mampu memberikan belajar secara integral dan menyeluruh dari yang kongkrit ke
yang abstrak, dari seserhana ke rumit.
7/23/2019 Konsep Dasar Mengenai Media Pembelajaran
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-mengenai-media-pembelajaran 20/20
Berdasarkan beberapa nilai praktis tersebut maka dikembangkan media dalam suatu konsepsi
teknologi pembelajaran yang memiliki ciri: (a) berorientasi pada sasaran (target oriented),
(b) menerapkan konsep pendekatan sistem, dan (c) memanfaatkan sumber belajar yangbervariasi. Sehingga aplikasi media dan teknologi pendidikan, bisa merealisasikan suatu
konsep “teaching less learning more”.Artinya secara fisik bisa saja kegiatan guru di kelas
dikurangi, karena ada sebagian tugas guru yang didelegasikan pada media, namun tetap
mendorong tercapainya hasil belajar siswa.