konsep dasar komunikasi interpersonal

18
MAKALAH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSEP DASAR KOMUNIKASI INTERPERSONAL Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Komunikasi Interpersonal Dosen : Ibnu Haitam, M.Si. Disusun oleh : 1. Pypiet Noor K. (13803241013) 2. Amelia Rahman (13803241020) 3. Lidza Yuniar Erwanda (13803241028) 4. Mia Rizky Fauzi (13803241030) 5. Nita Lestari (13803241094) 6. Rr. Trianina Arini Kudiasanti (13803244001) 7. Shofyana Nur Annisa (13803244012) 8. Nanda Siti Adi Utami (13803244014) PENDIDIKAN AKUNTANSI A/C 2013 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

Upload: nanda-siti

Post on 24-Dec-2015

58 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Makalah, Makalah Komunikasi, Komunikasi Interpersonal, Konsep Dasar, Konsep Dasar, Kominter, Komunikasi, Interpersonal, Intrapersonal, Massa, Publik, Komunikasi Massa, Komunikasi Publik, Berita, Makalah Konsep Dasar

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Dasar Komunikasi Interpersonal

MAKALAH KOMUNIKASI INTERPERSONAL

KONSEP DASAR KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Komunikasi Interpersonal

Dosen : Ibnu Haitam, M.Si.

Disusun oleh :

1. Pypiet Noor K. (13803241013)

2. Amelia Rahman (13803241020)

3. Lidza Yuniar Erwanda (13803241028)

4. Mia Rizky Fauzi (13803241030)

5. Nita Lestari (13803241094)

6. Rr. Trianina Arini Kudiasanti (13803244001)

7. Shofyana Nur Annisa (13803244012)

8. Nanda Siti Adi Utami (13803244014)

PENDIDIKAN AKUNTANSI A/C 2013

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

Page 2: Konsep Dasar Komunikasi Interpersonal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai makhluk sosial adalah perilaku

komunikasi antarmanusia. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan cenderung memerlukan

bantuan orang lain. Kecenderungan ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari yang

menunjukkan bahwa semua kegiatan manusia selalu berhubungan dengan orang lain.

Misalnya saja, kita sebagai mahasiswa perlu berinteraksi dengan dosen, dengan sesama

mahasiswa, dengan tukang fotokopi, dan lain sebagainya.

Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berkeinginan untuk berbicara, bertukar

gagasan, mengirim dan menerima informasi, berbagi pengalaman, maupun bekerja sama

dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan. Berbagai keinginan tersebut hanya dapat

dipenuhi apabila manusia melakukan interaksi dengan orang lain dalam suatu sistem

sosial tertentu. Aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam kehidupan sosial tersebut

menunjukkan bahwa manusia memiliki naluri untuk hidup bergaul dengan sesamanya.

Naluri tersebut merupakan kebutuhan yang paling mendasar dalam kehidupan manusia

disamping kebutuhan akan afeksi (kasih sayang), inklusi (kepuasan), dan kontrol

(pengawasan). Upaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup tersebut akan

mendorong manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya, baik untuk melakukan

kerjasama (coorporation), maupun untuk melakukan persaingan (competition).

Aktivitas komunikasi merupakan aktivitas yang sangat dominan dalam kehidupan

manusia. Secara kodrati, manusia merasa perlu untuk berkomunikasi dengan orang lain,

yakni dimulai sejak masih bayi hingga akhir hayat. Bahkan, ada ungkapan lain yang

menyatakan bahwa tiada kehidupan tanpa komunikasi, karena makna hidup yang

sebenarnya adalah relasi dengan orang lain. Salah satu jenis komunikasi yang frekuensi

terjadinya cukup tinggi adalah komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi.

Banyak orang yang menganggap bahwa komunikasi interpersonal mudah dilakukan.

Meskipun demikian, adanya mis communication, yaitu terjadinya kesalahpahaman

pengertian dalam berkomunikasi, dapat menyebabkan terjadinya pertengkaran,

perselisihan, perkelahian, dan perdebatan dalam masyarakat. Misalnya saja, ketika Anda

menyapa seorang teman, tetapi teman anda tidak menanggapi.

Komunikasi interpersonal merupakan suatu aktivitas yang dapat dipelajari. Oleh

karena itu, dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai konsep dasar

Page 3: Konsep Dasar Komunikasi Interpersonal

komunikasi intepersonal, yang meliputi: pengertian, hakikat, komponen-komponen,

proses, asas-asas, ciri-ciri, tipe, dan tujuan komunikasi interrpersonal. Dengan demikian,

kita dapat meningkatkan keterampilan dalam komunikasi serta menciptakan komunikasi

yang efektif.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut dapat di rumuskan masalah yaitu, bagaimana konsep

dasar komunikasi?

Page 4: Konsep Dasar Komunikasi Interpersonal

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Menurut Trenholm dan Jensen (1995: 26), komunikasi interpersonal adalah

komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka (komunikasi

diadik). Sifat komunikasi ini yaitu: spontan dan informal, saling menerima feedback

secara maksimal, serta partisipan yang berperan fleksibel.

Menurut Littlejohn (1999), komunikasi antarpribadi (interpersonal

communication) adalah komunikasi antara individu-individu. Komunikasi

interpersonal juga dapat didefinisikan sebagai interaksi tatap muka antara dua atau

beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan

penerima pesan dapat menerima dan menanggapi pesan secara langsung pula (M.

Hardjana, 2003: 85). Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Deddy

Mulyana (2008: 81), yang menyatakan bahwa komunikasi interpesonal adalah

komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap

pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung baik verbal maupun

nonverbal.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi

interpersonal adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim

(sender) dengan penerima (receiver) baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak

langsung (melalui media tertentu) yang memungkinkan timbulnya umpan balik secara

langsung.

B. Hakikat Komunikasi Interpersonal

1. Pada hakikatnya komunikasi interpersonal adalah suatu proses atau disebut

juga sebagai sebuah transaksi dan interaksi. Dengan kata lain suatu proses

adalah hubungan yang saling pengaruh mempengaruhi. Dalam kata “proses”

terdapat makna adanya aktivitas menciptakan, mengirimkan, menerima dan

menginterpretasi pesan.

2. Terdapat komunikator dan komunikan dalam sebuah komunikasi, sehingga

proses komunikasi yang terjadi melibatkan setidaknya dua orang individu.

3. Komunikasi interpersonal dapat terjadi secara langsung maupun tidak

langsung. Akan tetapi dengan mempertimbangkan efektifitas maka

Page 5: Konsep Dasar Komunikasi Interpersonal

komunikasi yang banyak dipilih adalah komunikasi langsung. Pengiriman

pesan dilakukan secara primer atau langsung, sehingga pesan berposisi sebagai

“media” perantara antara komunikator dan komunikan. Untuk komunikasi

tidak langsung dapat dilakukan melalui beberapa media diantaranya adalah

sms yang telephone.

4. Penyampaian pesan dapat dilakukan baik secara lisan maupun tertulis.

Keuntungan dari komunikasi lisan adalah pesan lebih cepat tersampaikan.

Sedangkan keuntungan komunikasi tertulis adalah pesannya bersifat

permanen. Catatan-catatan tertulis juga mencegah kemngkinan terjadinya

penyimpangan atau distorsi terhadap gagasan-gagasan yang ingin

disampaikan.

5. Komunikasi interpersonal tatap muka, memungkinkan balikan atau respon

dapat diketahui segera (instan feedback).

C. Komponen-Komponen Komunikasi Interpersonal

Secara sederhana dapat dikemukakan suatu asumsi bahwa proses

komunikasi interpersonal akan terjadi apabila ada pengirim menyampaikan

informasi berupa lambang verbal maupun nonverbal kepada penerima dengan

menggunakan medium suara manusia (human voice), maupun dengan medium

tulisan. Berdasarkan asumsi ini, maka dapat dikatakan bahwa dalam proses

komunikasi interpersonal terdapat komponen-komponen komunikasi yang secara

integratif saling berperan sesuai dengan karakteristik komponen itu sendiri.

1. Sumber/komunikator

Merupakan orang yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi, yakni

keinginan untuk membagi keadaan internal sendiri, baik yang bersifat

emosional maupun informasional dengan orang lain. Kebutuhan ini dapat

berupa keinginan untuk memengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain.

Dalam konteks komunikasi interpersonal, komunikator adalah individu

yang menciptakan, memformulasikan, dan menyampaikan pesan.

2. Encoding

Adalah suatu aktifitas internal pada komunikator dalam menciptakan pesan

melalui pemilihan simbol-simbol verbal dan nonverbal, yang disusun

berdasarkan aturan-aturan tata bahasa, serta disesuaikan dengan

karakteristik komunikan. Encoding merupakan tindakan memformulasikan

Page 6: Konsep Dasar Komunikasi Interpersonal

isi pikiran ke dalam simbol-simbol, kata-kata, dan sebagainya sehingga

komunikator merasa yakin dengan pesan yang disusun dan cara

penyampaiannya.

3. Pesan

Merupakan hasil encoding. Pesan adalah seperangkat simbol-simbol baik

verbal maupun nonverbal, atau gabungan keduanya, yang mewakili

keadaan khusus komunikator untuk disampaikan kepada pihak lain. Dalam

aktifitas komunikasi, pesan merupakan unsur yang sangat penting. Pesan

itulah yang disampaikan oleh komunikator untuk diterima dan

diinterpretasi makna pesan sesuai yang diinginkan oleh komunikator.

4. Saluran

Merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber ke penerima atau

yang menghubungkan orang ke orang lain secara umum. Dalam konteks

komunikasi interpersonal, penggunaan saluran atau media semata-mata

karena situasi dan kondisi tidak memungkinkan dilakukan komunikasi

secara tatap muka. Prinsipnya, sepanjang masih dimungkinkan untuk

dilaksanakan komunikasi secara tatap muka, maka komunikasi

interpersonal tatap muka akan lebih efektif.

5. Penerima/komunikan

Adalah seseorang yang menerima, memahami, dan menginterpretasi

pesan. Dalam komunikasi interpersonal, penerima bersifat aktif, selain

menerima pesan melakukan pula proses interpretasi dan memberikan

umpan balik. Berdasarkan umpan balik dari komunikan inilah seorang

komunikator akan dapat mengetahui keefektifan komunikasi yang telah

dilakukan, apakah makna pesan dapat dipahami secara bersama oleh kedua

belah pihak yakni komunikator dan komunikan.

6. Decoding

Merupakan kegiatan internal dalam diri penerima. Melalui indera,

penerima mendapatkan macam-macam data dalam bentuk “mentah”,

berupa kata-kata dan simbol-simbol yang harus diubah ke dalam

pengalaman-pengalaman yang mengandung makna. Secara bertahap

dimulai dari proses sensasi, yaitu proses di mana indera menangkap

stimuli. Proses sensasi dilanjutkan dengan persepsi, yaitu proses memberi

makna atau decoding.

Page 7: Konsep Dasar Komunikasi Interpersonal

7. Respon

Yakni apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk dijadikan sebagai

sebuah tanggapan terhadap pesan. Respon dapat bersifat positif, netral,

maupun negatif. Respon positif apabila sesuai dengan yang dikehendaki

komunikator. Netral berarti respon itu tidak menerima ataupun menolak

keinginan komunikator. Dikatakan respon negatif apabila tanggapan yang

diberikan bertentangan dengan yang diinginkan oleh komunikator. Pada

hakikatnya, respon merupakan informasi bagi sumber sehingga ia dapat

menyesuaikan diri dengan situasi yang ada.

8. Gangguan (noise)

Gangguan atau noise atau barier beraneka ragam, untuk itu harus

didefinisikan dan dianalisis. Noise dapat terjadi di dalam komponen-

komponen maupun dari sistem komunikasi. Noise merupakan apa saja

yang mengganggu atau membuat kacau penyampaian dan penerimaan

pesan, termasuk yang bersifat fisik dan psikis.

9. Konteks komunikasi

Komunikasi selalu terjadi dalam suatu konteks tertentu, paling tidak ada

tiga dimensi, yaitu ruang, waktu, dan nilai. Konteks ruang menunjuk pada

lingkungan konkrit dan nyata tempat terjadinya komunikasi, seperti

ruangan, halaman, dan jalanan. Konteks waktu menunjuk pada waktu

kapan komunikasi tersebut dilaksanakan, misalnya pagi, siang, sore,

malam. Konteks nilai meliputi nilai sosial dan budaya yang memengaruhi

suasana komunikasi, seperti adat istiadat, situasi rumah, norma sosial,

norma pergaulan, etika, tata krama, dan sebagainya. Agar komunikasi

interpersonal dapat berjalan secara efektif, maka masalah konteks

komunikasi ini kiranya perlu menjadi perhatian. Artinya, pihak

komunikator dan komunikan perlu mempertimbangkan konteks

komunikasi ini.

D. Proses Komunikasi Interpersonal

Proses Komunikasi ialah langkah-langkah yang menggambarkan

terjadinya kegiatan komunikasi. Secara sederhana proses komunikasi

digambarkan sebagai proses yang menghubungkan pengirim dengan penerima

pesan. Proses tersebut terdiri dari enam langkah-langkah yaitu :

Page 8: Konsep Dasar Komunikasi Interpersonal

1. Keinginan berkomunikasi. Seorang komunikator mempunyai keinginan untuk

berbagi gagasan dengan orang lain.

2. Encoding oleh komunikator. Encoding merupakan tindakan memformulasikan

isi pikiran atau gagasan ke dalam simbol-simbol, kata-kata dan sebagainya

sehingga komunikator merasa yakin dengan pesan yang disusun dan cara

penyampaiannya.

3. Pengiriman pesan. Untuk mengirim pesan kepada orang yang dikehendaki,

komunikator memilih saluran komunikasi seperti telepon, SMS, email, surat

ataupun secara tatap muka.

4. Penerimaan pesan. Pesan yang dikirim oleh komuniaktor telah diterima oleh

komunikan.

5. Decoding oleh komunikan. Decoding adalah proses memahami pesan. Apabila

semua berjalan lancar, komunikan tersebut menterjemahkan pesan yang

diterima dari komunikator dengan benar, memberi arti yang sama pada

simbol-simbol sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator.

6. Umpan balik. Setelah menerima pesan dan memahaminya, komunikan

memberikan respon atau umpan balik. Dengan umpan balik ini seorang

komunikator dapat mengevaluasi efektivitas komunikasi.

Shirley Taylor (1999:6) mengambarkan langkah-langkah kunci dalam

berkomunikasi interpersonal sebagai sebuah siklus. Proses komunikasi interpersonal

dimulai oleh seorang sender (pengirim) mengkonsep pesan yang ingin disampaikan

kepada seorang recipient (penerima).

E. Asas-asas Komunikasi Interpersonal

Kelancaran komunikasi ditentukan oleh peran pengirim informasi dan

penerima dalam memformulasikan dan memeahami pesan. Berikut merupakan

lima asas komunikasi :

1. Komunikasi berlangsung antara pikiran seseorang dengan pikiran orang lain.

Komunikasi interpersonal melibatkan sekurang-kurangnya dua orang dan

masing-masing memiliki keunikan jalan pikiran.Dalam hal memformulasikan

maupun menerima pesan, sangat dipengaruhi oleh jalan pikiran orang yang

bersangkutan. Agar komunikasi dapat berjalan efektif maka dipersyaratkan

diantara orang-orang yang terlibat komunikasi tersebut memiliki pengalaman

Page 9: Konsep Dasar Komunikasi Interpersonal

bersama dalam memahami pesan. Tatkala pesan dimaknai berbeda, maka akan

terjadi mis communication. Perbedaan pemaknaan bisa disebabkan oleh

beberapa faktor, antara lain : latar belakang pengetahuan bahasa. Misalnya

komunikasi interpersonal antara seorang yang menggunakan bahasa Jawa

sebagai bahasa sehari-hari dengan seseorang yang biasa menggunakan bahasa

Sunda. Kata “gedhang” dalam bahasa Jawaberarti pisang, tetapi dalam bahasa

Sunda berarti pepaya. “Atos” di Jawa bermakna “keras”, tetapi di Sunda

berarti “sudah”.

2. Orang hanya bisa mengerti sesuatu hal dengan menghubungkannya pada

suatu hal laim yang telah dimengerti. Artinya ketika memahami suatu

informasi, seseorang akan menghubungkannya dengan pengalaman dan

pengetahuan yang sudah dimengerti. Misalnya ketika mendengar bunyi

kentongan, asosiasi dapat berbeda-beda. Bagi sekelompok orang bunyi

kentongan dimaknai sebagai adanya orang yang sedang bertugasronda yaitu

menjaga keamanan lingkungan, namun bagi kelompok ain dapat dimaknai

berbeda-beda, pedagang mie ayam, petani menghalau burung yang menyerang

tanaman padi dan sebagainya.

3. Setiap orang berkomunikasi tentu mempunyai tujuan. Komunikasi

interpersonal bukanlah keadaan yang pasif, melainkan suatu action oriented

ialah suatu tindakan yang berorientasi pada tujuan tertentu. Tujuan komunikasi

itu mulai dari sekedar ingin menyapa atau sekedar basa-basi untuk

menunjukkan adanya perhatian kepada orang lain, menyampaikan informasi,

sekedar untuk menjaga hubungan, sampai kepada keinginan untuk mengubah

sikap dan perilaku orang lain.

4. Orang yang telah melakukan komunikasi mempunyai suatu kewajiban untuk

meyakinkan dirinya bahwa ia memahami makna pesan yang akan

disampaikan. Dalam hali ini proses encoding memilii arti sangat penting. Hali

ini disebabkan isi pikiran atau ide dari seorang komunikator perlu

diformulasikan secara tepat menjadi pesan yang benar-benar bermakna sesuai

dengan isi pikiran tersebut. Dengan demikian sebelum pesan tersebut

diinformasikan kepada orang lain, seorang komunikator harus lebih dulu

meyakini bahwa makna pesan yang akan disampaikan sudah sesuai dengan

yang diinginkan.

Page 10: Konsep Dasar Komunikasi Interpersonal

5. Orang yang tidak memahami makna informasi yang diterima, memiliki

kewajiban untuk meminta penjelasan agar tidak terjadi bias komunikasi.

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya mis-komunikasi diperlukan

kesediaan masing-masing pihak yang berkomunikasi untuk meminta

klarifikasi sekiranya tidak memahami arti pesan yang dierimanya. Dalam hal

ini decoding memiliki pesan strategis. Sekiranya penerima pesan tidak

memahami substansi pesan yang diterimanya, maka merupakan suatu tindakan

yang terpuji, apabila sebelum memberikan respon terlebih dahulu berusaha

mencari penjelasan atas pesan tersebut.

F. Ciri – Ciri Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan jenis komunikasi yang frekuensi

terjadinya cukup tinggi dalam kehidupan sehari – hari. Apabila diamati dan

dikomparasikan dengan jenis komunikasi lainnya, maka dapat dikemukakan ciri –

ciri komunikasi interpersonal, antara lain :

1. Arus pesan dua arah

Komunikasi interpersonal menempatkan sumber pesan dan penerima dalam

posisi yang sejajar, sehingga memicu terjadinya pola penyebaran pesan

mengikuti arus dua arah. Artinya komunikator dan komunikan dapat berganti

peran secara cepat. Seorang sumber pesan, dapat berubah peran sebagai

penerima pesan, begitu pula sebaliknya. Arus pesan secara dua arah ini

berlangsung secara berkelanjutan.

2. Suasana nonformal

Komunikasi interpersonal biasanya berlangsung dalam suasana nonformal.

Dengan demikian, apabila komunikasi itu berlangsung antara para pejabat di

sebuah instansi, maka para pelaku komunikasi itu tidak secara kaku

berpegang pada hirarki jabatan dan prosedur birokrasi, namun lebih memilih

pendekatan secara individu yang bersifat pertemanan. Relevan dengan

Suasana nonformal tersebut, pesan yang dikomunikasikan biasanya juga

cenderung bersifat lisan, bukan tertulis. Di samping itu, forum komunikasi

yang dipilih biasanya juga cenderung bersifat nonformal, seperti percakapan

intim dan lobi, bukan forum formal seperti rapat.

3. Umpan balik segera

Page 11: Konsep Dasar Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal biasanya mempertemukan para pelaku komunikasi

secara bertatap muka, maka umpan balik dapat diketahui dengan segera.

Seorang komunikator dapat segera memperoleh balikan atas pesan yang

disampaikan dari komunikan, baik secara verbal maupun nonverbal.

4. Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat

Komunikasi interpersonal merupakan metode komunikasi antar individu

yang menuntut agar peserta komunikasi berada dalam jarak dekat, baik jarak

dalam arti fisik maupun psikologis. Jarak yang dekat dalam arti fisik, artinya

para pelaku saling bertatap muka, berada pada satu lokasi tempat tertentu.

Sedangkan jarak yang dekat secara psikologis menunjukkan keintiman

hubungan antar individu.

5. Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan

spontan, baik secara verbal maupun nonverbal

Untuk meningkatkan keefektifan komunikasi interpersonal, peserta

komunikasi dapat memberdayakan pemanfaatan kekuatan pesan verbal

maupun nonverbal secara simultan. Peserta komunikasi berupaya saling

meyakinkan, dengan mengoptimalkan penggunaan pesan verbal maupun

nonverbal secara bersamaan, saling mengisi, saling memperkuat sesuai

tujuan komunikasi.

Sementara itu Judy C. Pearson (S. Djuarsa Sendjaja, 2002: 2.1)

menyebutkan enam karakteristik komunikasi interpersonal, yaitu :

1. Komunikasi interpersonal dimulai dengan diri pribadi (self). Artinya bahwa

segala bentuk proses penafsiran pesan maupun penilaian mengenai orang

lain, berangkat dari diri sendiri.

2. Komunikasi interpersonal bersifat transaksional. Ciri komunikasi seperti ini

terlihat dari kenyataan bahwa komunikasi interpersonal bersifat dinamis,

merupakan pertukaran pesan secara timbal balik dan bekelanjutan.

3. Komunikasi interpersonal menyangkut aspek isi pesan dan hubungan

antarpribadi. Maksudnya bahwa efektivitas komunikasi interpersonal tidak

hanya ditentukan oleh kualitas pesan, melainkan juga ditentukan kadar

hubungan antarindividu.

4. Komunikasi interpersonal mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak

– pihak yang berkomunikasi itu saling tatap muka.

Page 12: Konsep Dasar Komunikasi Interpersonal

5. Komunikasi interpersonal menempatkan kedua belah pihak yang

berkomunikasi saling tergantung satu dengan lainnya (interdependensi). Hal

ini mengindikasikan bahwa komunikasi interpersonal melibatkan ranah

emosi, sehingga terdapat saling ketergantungan emosional diantara pihak –

pihak yang berkomunikasi.

6. Komunikasi interpersonal tidak dapat diubah maupun diulang. Artinya,

ketika seseorang sudah terlanjur mengucapkan sesuatu kepada orang lain,

maka ucapan itu sudah tidak dapat diubah atau diulang, karena sudah

terlanjur diterima oleh komunikan. Ibaratnya seperti anak panah yang sudah

terlepas dari busurnya, sudah tidak dapat ditarik lagi. Memang kalau

seseorang terlanjur melakukan salah ucap, orang tersebut dapat meminta

maaf dan diberi maaf, tetapi itu tidak berarti menghapus apa yang pernah

diucapkan.

G. Tipe – Tipe Komunikasi Interpersonal

Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss (terjemahan Deddy Mulyana dan

Gembirasari, 2005: 15-16) menjelaskan bahwa komunikasi insani atau komunikasi

antarmanusia muncul dalam beberapa tipe situasi yang berbeda, yaitu :

1. Komunikasi Dua Orang

Komunikasi dua orang atau komunikasi diadik mencakup segala jenis

hubungan antarpribadi, antara satu orang dengan orang lain, mulai dari

hubungan yang paling singkat (kontak) biasa, sampai hubungan yang

bertahan lama dan mendalam. Contoh komunikasi diadik adalah suami-istri,

guru-murid, pimpinan-bawahan, dan sebagainya. Ciri komunikasi diadik

adalah pihak – pihak yang terlibat komunikasi berada dalam jarak yang

dekat.

2. Wawancara

Wawancara adalah salah satu tipe komunikasi interpersonal dimana dua

orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab. Misalnya seorang

pemimpin mewawancarai karyawan yang menjadi bawahannya untuk

mencari informasi mengenai pelaksanaan suatu pekerjaan. Dalam

komunikasi interpersonal tipe wawancara ini, arah distribusi pesan bersifat

relatif tetap. Pewawancara bertindak sebagai perancang dan pencipta

Page 13: Konsep Dasar Komunikasi Interpersonal

berbagai pernyataan, sedangkan terwawancara bertindak sebagai penerima

pertanyaan, dan selanjutnya menyampaikan jawaban atau umpan balik.

3. Komunikasi Kelompok Kecil

Komunikasin kelompok kecil merupakan salah satu tipe komunikasi

interpersonal, dimana beberapa orang terlibat dalam suatu pembicaraan,

percakapan, diskusi, musyawarah, dan sebagainya. Istilah kelompok kecil

memiliki tiga makna: (1) jumlah anggota kelompok itu memang hanya

sedikit orang, (2) diantara para anggota kelompok itu saling mengenal

dengan baik, dan (3) pesan yang dikomunikasikan bersifat unit, khusus, dan

terbatas bagi anggota sehingga tidak sembarang orang dapat bergabung

dalam kelompok itu.

H. Tujuan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan merupakan suatu action oriented,

ialah salah satu tindakan yang berorientasi pada tindakan tertentu. Beberapa tujuan

komunikasi interpersonal yaitu :

1. Mengungkapkan perhatian kepada orang lain

Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk mengungkapkan

perhatian kepada orang lain. Dalam hal ini seseorang berkomunikasi dengan

cara menyapa, tersenyum, melambaikan tangan, membungkukan badan,

menanyakan kabar kesehatan, dan sebagainya.

2. Menemukan diri sendiri

Artinya seseorang melakukan komuniksi interpersonal karena ingin

mengetahui dan mengenali karakteristik diri pribadi berdasrkan informasi

dari orang lain. Bila seseorang terlibat komunikasi nterpersonal dengan orang

lain, maka terjadi proses belajar banyak sekali tentang diri maupun orang

lain.

3. Menemukan dunia luar

Dengan komunikasi interpersonal diperoleh kesempatan untuk mendapatkan

berbagai informasi dari orang lain termasuk informasi penting dan aktual.

4. Memelihara dan membangun hubungan yang harmonis

Sebagai mahluk sosial, salah satu kebutuhan setiap orang yang paling besar

adalah membentuk dan memelihara hubungan baik dengan orang lain.

Page 14: Konsep Dasar Komunikasi Interpersonal

Semakin banyak teman yang dapat diajak bekerjasama maka semakin

lancarlah kehidupan sehari - hari.

5. Mempengaruhi sikap dan tingkah laku

Pada dasarnya komunikasi adalah sebuah fenomena sebuah pengalaman.

Setiap pengalaman akan memberi makna pada situasi kehidupan manusia

termasuk memberi nmakna tertentu pada terhadap kemungkinan terjadinya

perubahan sikap.

6. Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu

Ada kalanya seseorang melakukan komunikasi interpersonal sekedar mencari

kesenangan atau hiburan. Komunikasi interpersonal yang seprti ini mampu

memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan

suasana rileks, ringan dan menghibur dari semua kegiatan serius.

7. Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi

Dengan komunikasi interpersonal dapat dilakukan pendekatan secara

langsung, menjelaskan berbagai pesan yang rawan menimbulkan kesalahan

interpretasi.

8. Memberikan bantuan

Tanpa disadari setiap orang ternyata sering bertindak konseler ataupun

konseli dalam interaksi interpersonal sehari-hari. Seperti seorang yang curhat

kepada temanya dan mahasiswa yang berdiksusi kepada seorang dosen.

I. Komunikasi Interpersonal Secara Lisan dan Tertulis

Komunikasi interprsonal dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis.

Masing – masing memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga penerapannya

perlu memperlihatkan situasi dan kondisi yang ada. Komunikasi lisan (oral

communication) ialah proses pengiriman pesan dengan bahasa lisan. Komunikasi

lisan mempunyai beberapa keuntungan yaitu :

1. Keuntungan terbesar dari komunikasi lisan adalah kecepatannya, dalam arti

ketika melakukan tindak komunikasi dengan orang lain, pesan dapat

disampaikan dengan segera. Aspek kecepatan ini akan bermakna kalau

menjadi persoalan yang esensial.

Page 15: Konsep Dasar Komunikasi Interpersonal

2. Muculnya umpan balik segera (instant feedback). Artinya penerima pesan

dapat dengan segera memberi tanggapan atas pesan pesan yang kita

sampaikan.

3. Memberi kesempatan kepada pengirim pesan untuk mengendalikan situasi,

dalam arti sender dapat melihat keadaan penerima pesan pada saat

berlangsungnya tindak komunikasi tersebut

Komunikasi tertulis (written communication) ialah proses komunikasi,

dimana pesan disampaikan secara tertulis. Pada komunikasi tertulis,

keuntungannya adalah bahwa ia bersifat permanen, karena pesan pesan yang

disampaikan dilakukan secara tertulis. Selain itu, catatan catatan tertulis juga

mencegh terjadinya penyimpangan (distorsi) terhadap interpretasi gagasan gagasan

yang dikomunikasikan.

J. Sikap Positif Dalam Berkomunikasi

Hubungan antar manusia dibina atas dasar hal hal kecil yang mengakrabkan

persahabatan, yang terbit dari kata hati yang tulus ikhlas, dan mengejawantah

sebagai sikap positif dalam komunikasi. Ada beberapa contoh sikap positif yang

perlu dikembangkan untuk mendukung efektifitas komunikasi interpersonal.

1. Membuka pintu komunikasi. Dengan membuka pintu komunikasi, berarti

kita memiliki komitmen untuk membina kerja sama dan hubungan harmonis.

Sangat banyak cara yang bisa kita pilih untuk membuka pintu komunikasi,

mudah melakukannya asal ada kemuan dan kesadaran. Seperti halnya :

Lambaian tangan.

Senyum yang tulus dan simpatik.

Ucapkan kata sapaan: Hallo! Selamat pagi, dan sebagainya.

Cobalah mengajak berjabat tangan.

Tanyakan keadaannya: Apa kabar? Berapa anakmu? Sehat bukan?

Mintalah maaf dan permisi: maaf nama saya Agus, sioapa nama

anda? Bolehkah aku tahu alamat kamu?

Ucapkan terimakasih

Page 16: Konsep Dasar Komunikasi Interpersonal

2. Sopan dan ramah dalam berkomunikasi.

Penampilan yang sopan dan ramah akan membuat kita lebih aman dalam

memulai berkomunikasi ketimbang penuh emosi dan rasa curiga. Komunikan

akan lebih senang mendengarkan argumentasi yang disampaikan dengan

sopan.

3. Jangan sungkan meminta maaf pada saat merasa bersalah

Ketika kita menyadari sudah melakukan sebuah kesalahan dalam

berkomunikasi, maka sebaiknya kita meminta maaf. Dengan begitu maka

kita sebenarnya menaruh rasa hormat pada orang lain, dan giliran berikutnya

kita pun juga akan dihormatinya.

4. Cepat dan tanggap.

Tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan atau fungsinya (by

function), artinya keputusan yang diambil dan hasil dari pekerjaan tersebut

harus baik serta dapat dipertanggung jawabkan, sesuai standar profesi, efisien

dan efektif.

5. Penuh perhatian.

Tujuannya adalah menguji sejauh mana perhatian anda terhadap teman karib

anda. Apabila anda memiliki perhatian yang baik, maka anda akan

memahami karakteristiknya, dan dengan demikian anda dapat mengusahakan

proses komunikasi yang menyenangkan kedua belah pihak, tanpa melanggar

etika dan tata krama.

6. Bertindak jujur dan adil.

Kejujuran merupakan prinsip profesional yang penting. Ditunjukkan oleh

sifat jujur dan setia serta merasa terhormat pada profesi yang disandangnya,

tidak menyombongkan diri, serta berusaha terus untuk mengembangkan diri

dalam peningkatan keahlian dan keterampilan profesional.

Page 17: Konsep Dasar Komunikasi Interpersonal

Kasus

Kasus 1:

Sepasang suami istri (pasutri) memiliki seorang anak dan seorang pembantu rumah tangga.

Pasutri tersebut memiliki kesibukan yang amat padat dikantor sampai-sampai si anak lebih

sering bersama pembantu dan lebih merasa di sayang pembantu ketimbang orang tuanya

sendiri. Sang orang tua merasa cemburu ketika melihat sang anak lebih akrab dan dekat

dengan pembantunya. Si anak hanya mau makan jika disuapi oleh pembantu, mandi, belajar,

bahkan bermain hanya ingin dilakukan bersama pembantu.

Cara penyelesaiannya adalah

Cemburu ketika melihat sesuatu yang kita miliki lebih dekat dengan orang lain adalah sesuatu

yang wajar. Lebih lagi dalam kasus tersebut sang orangtua sadar betul bahwa mereka tidak

banyak menyediakan waktu bersama anak mereka. Pergi amat pagi, pulang amat malam. Hal

yang harus dilakukan adalah mengalah. Mengalah kepada pembantu, cobalah untuk meredam

rasa cemburu dan menggantinya dengan perasaan terima kasih karena pembantu sudah

memberikan rasa sayangnya kepada si buah hati. Karena biasanya yang terjadi adalah

orangtua menyalahkan pembantu yang membuat si anak tidak dekat dengan orangtuanya.

Melihat keakraban pembantu dan anak hingga segala aktivitas hanya ingin dilakukan bersama

pembantu merupakan hal yang sungguh tidak wajar, apalagi pembantu hanyalah pembantu,

yang bekerja atau mengurus anak dengan temporal atau tidak selamanya. Sehingga kalau

suatu saat pembantu memutuskan untuk tidak bekerja lagi disitu maka si anak tidak mau

melakukan aktivitas apapun tanpa pembantu yang biasa mengurusnya, maka orangtua akan

kerepotan untuk mengurus sendiri dengan pola asuh anak tersebut. Dalam hal ini dibutuhkan

sikap kompromi antara pembantu dengan sang majikan. Kedua belah pihak berkompromi

agar pembantu jangan terlalu intensif melakukan segala aktifitas dengan si anak dan

membiarkan orangtua untuk mengambil alih kegiatan bersama anak yang biasanya dilakukan

oleh pembantu. Tentu orangtua harus menyediakan waktu lebih dengan sang anak. Bisa

dengan menyediakan waktu libur dengan berjalan-jalan dengan anak atau orangtua harus

bersikap asertif dengan melakukan pengurangan jam kerja di kantor agar memiliki waktu

bersama anak.

Dengan begitu maka proses kerja sama akan terbentuk. Kualitas waktu yang dibangun

dengan keakraban dan kebersamaan antara orangtua dan anak akan menghasilkan pola

komunikasi dan kehidupan yang harmonis.

Kasus 2:

Page 18: Konsep Dasar Komunikasi Interpersonal

Dalam instansi perguruan tinggi seperti UNJ, disetiap semester 7-8 terdapat Matakuliah

PKL/PPL. Dalam hal ini pembagian kelompok dilakukan/dibagikan sendiri oleh mahasiswa,

dan disetiap kelompok berjumlah 2-3 orang. Dengan jumlah 2-3 orang tersebut, maka akan

terjadi adanya perbedaan pendapat mengenai tempat PKL. Contoh : si A ingin PKL di stasiun

Radio, sedangkan si B ingin PKL di Instansi pemerintahan, sedangkan si C ingin PKL di

stasiun Televisi.

Dengan adanya perbedaan pendapat tersebut, maka telah terjadi adanya suatu konflik, dimana

masing-masing orang berbeda tujuan, berbeda pendapat dalam menentukan tempat PKL.

Oleh karena itu cara penyelesaiannya kita harus melakukan kerja sama agar pendapat dan

keinginan dari masing-masing pihak dihargai dan terpenuhi, dan jalan keluar yang memenuhi

keinginan semua dicari secara bersama, dengan cara hari ini kita mndatangi stasiun televise

yang diinginkan oleh si C, sedangkan besok kita ke Instansi, dan lusa kita ke stasiun radio.

Maka dengan cara kerjasama inilah semua pihak merasa diuntungkan. Win-win solution.

Kasus 3:

Salah satu konflik terjadi berawal dari adanya arogansi seseorang, seperti ketika si A merasa

hari ini sangat melelahkan dan banyak permasalahan dalam hidupnya sehingga tingkat stres

pada si A cukup tinggi. Dan si A memiliki kawan yakni si B yang memiliki sikap yg

cendrung to the point ketika dimintai pendapat tanpa harus berbasa-basi atau bertele-tele.

Saat si A mencoba mencurahkan masalahnya yang sangat meningkatkan kadar stress pd si A

dan berharap mendapatkan solusi berupa membangkitkan motivasi atau sekedar mendapatkan

pembelaan dari keputusan yg A ambil sebagai solusi dr masalahnya. Namun karena kondisi si

A yg tidak maksimal dalam menangkap pesan dari di B sehingga muncul ketidakterimaan

dalam benak si A terhadap pesan yg diberikan si B.

Maka dalam situasi seperti ini sebagai solusi dr konflik yg akan terjadi antara dan A dan B

sebaiknya A mencoba menata kembali stabilitas emosi dan selanjutnya A mengutarakan

pemahamannya terhadap pesan si B agar si B dapat mengklarifikasi maksud pesannya.

namun perlu juga bagi si B memahami kondisi dari si A sehingga komunikasi yg

disampaikan tidak memicu konflik antar keduanya dengan cara si B menggunakan intonasi

yg tepat dan pemilihan kata yg lebih terdengar lembut, tidak menggurui atau menghakimi.

Dari penyampaian seperti ini diharapkan konflik dapat diredam dengan menjaga perasaan

satu sama lain dan lebih dari itu tujuan awal dari terciptanya komunikasi ini yakni untuk

menemukan solusi permasalahan dapat di capai.