konsep akad pada asuransi syariah

69
KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH Studi Pengelolaan Dana dan Resiko Pada PT Asuransi Takaful Keluarga Dalam Persfektif Hukum Islam Tesis Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama (M.Ag) Dalam Ilmu Agama Islam Oleh : M A S Y H U R I NIM : 213610161 KONSENTRASI ILMU SYARIAH PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM PASCASARJANA MEGISTER (S2) INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1438 H/2017 M

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

Studi Pengelolaan Dana dan Resiko Pada PT Asuransi Takaful Keluarga

Dalam Persfektif Hukum Islam

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Magister Agama (M.Ag)

Dalam Ilmu Agama Islam

Oleh :

M A S Y H U R I

NIM : 213610161

KONSENTRASI ILMU SYARIAH

PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM

PASCASARJANA MEGISTER (S2)

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

Studi Pengelolaan Dana dan Resiko Pada PT Asuransi Takaful Keluarga

Dalam Persfektif Hukum Islam

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Magister Agama (M.Ag)

Dalam Ilmu Agama Islam

Oleh :

M a s y h u r i

NIM : 213610161

Pembimbing :

Prof.DR. Hj. Huzaemah T.Yanggo,MA

DR.KH.Ahmad Munif Suratmaputra,MA

KONSENTRASI ILMU SYARIAH

PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM

PASCASARJANA MEGISTER (S2)

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 3: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

i

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

Tesis dengan judul “Konsep Akad Pada Asuransi Syariah (Studi

Pengelolaan dana dan Resiko Pada PT Asuransi Takaful Keluarga

Dalam Persfektif Hukuk Islam)” yang disusun oleh Masyhuri dengan

Nomor Induk Mahasiswa 213610161 telah diujikan disidang Munaqasyah

Program Pasca Sarjana Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta pada tanggal 19

Agustus 2017. Tesis tersebut telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

mencapai gelar Magister Agama (M.Ag) dalam Ilmu Agama Islam.

Direktur Program

Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta,

Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA

Tim Penguji

Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra,MA

Ketua Sidang

Dr. KH. Muhammad Yusuf,MA

Sekretaris Sidang

Prof. Dr. KH.Abdul Wahab Abdul Muhaimin,MA

Penguji I

Dr.KH.Muhammad Yusuf, MA

Penguji II

Prof.Dr.Hj.Huzaemah Tahido Yanggo,MA

Pembimbing I

Dr.KH.Ahmad Munif Suratmaputra,MA

Pembimbing II

Tanda Tangan Tanggal

( ) ( )

( ) ( )

( ) ( )

( ) ( )

( ) ( )

( ) ( )

Page 4: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

“KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH ; Studi Pengelolaan

Dana dan resiko Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga Dalam Persfektif

Hukum Islam” yang disusun oleh Masyhuri dengan nomor induk

mahasiswa 213610161 telah melalui proses bimbingan dengan baik dan

dinilai oleh pembimbing telah memenuhi syarat ilmiah untuk diujikan di

sidang munaqasyah.

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. Hj. Huzaemah T.Yanggo,MA Dr.KH.Ahmad Munif Suratmaputra, MA

Tanggal: Tanggal:

Page 5: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : M a s y h u r i

NIM : 213610161

Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 20 September 1976

Menyatakan bahwa tesis dengan judul “KONSEP AKAD PADA

ASURANSI SYARIAH ; Studi Pengelolaan Dana dan resiko Pada PT.

Asuransi Takaful Keluarga Dalam Persfektif Hukum Islam” adalah

benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan.

Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung

jawab saya.

Jakarta, 08 Agustus 2017 M

15 Dzulqo‟dah 1438 H

Masyhuri

Page 6: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan

karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan tesis yang

berjudul “KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH ; Studi

Pengelolaan Dana dan resiko Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga

Dalam Persfektif Hukum Islam” ini dengan baik. Shalawat dan salam atas

panutan utama kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, Sahabat dan

para pengikut setia mereka hingga hari kiamat.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan partisipasi dari berbagai

pihak, penulisan tesis ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Sehingga

sudah sepatutnya penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Ibu Prof. DR. Hj. Huzaemah T. Yanggo,MA, Rektor Institut Ilmu Al-

Qur’an (IIQ) Jakarta atas ilmunya dan pemberian kesempatan kepada

penulis untuk menimba ilmu di konsentrasi Ilmu Syari‟ah. Dan juga

sebagai pembimbing tesis atas waktu dan ketulusan beliau dalam

mengoreksi dan membimbing penulisan tesis ini.

2. DR. KH. Ahmad Munif Suratmaputra,MA, Direktur Program

Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta atas ilmunya dan

pemberian kesempatan serta fasilitas kepada penulis untuk menimba

ilmu di konsentrasi Ilmu Syari‟ah. Dan juga sebagai pembimbing tesis

atas waktu dan ketulusan beliau dalam mengoreksi dan membimbing

penulisan tesis ini.

Page 7: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

v

3. Segenap Para Dosen serta karyawan Civitas Akademika Institut Ilmu

Al-Quran (IIQ) Jakarta, atas semua pelayanan serta perhatian dan ilmu

yang diberikan dengan tulus ikhlas semoga berbuah menjadi Amal baik

yang mendatangkan pahala yang berlipat ganda di sisi Allah SWT. Dan

semoga Ilmu yang kami peroleh selama belajar di kampus Institut Ilmu

Al-Quran (IIQ) Jakarta, menjadi Ilmu yang manfaat, maslahat serta

barokah yang menjadi jalan keberkahan serta ridha dari Allah SWT

kepada penulis dalam menjalankan pengabdiannya di masyarakat.

4. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Alm H. Husin Kawih dan Ibunda

Almarhumah Ma‟anih Binti H.Mawih, Semoga Allah SWT

mengampuni keduanya dan melapangkan kuburnya. Terima kasih juga

disampaikan kepada kakak-kakak dan adik-adik yang tercinta atas doa

dan dukungannya.

5. Suningsih, SE,RFP,CFP,QWP, isteri penulis tercinta atas doa, dukungan

dan motivasinya yang tiada henti. Serta sang pelipur lara serta penyejuk

mata kami yaitu tiga putri kami tercinta : Fathia Nurul Izzati, Alifah

Dzatil Izzah dan Alyssa Sakina Qotrunnada.

6. Ucapan terima kasih tak terhingga kepada teman-teman di Program

Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur‟an, khususnya teman-teman di

Jurusan Ilmu Syari‟ah angkatan 2012 dan 2013 atas kebersamaan dan

bantuannya bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan ini.

7. Terima kasih juga kepada keluarga besar RO. Cahaya Iman Takaful

Jakarta, Pimpinan PT. Asuransi Takaful Keluarga beserta jajarannya.

Juga rekan rekan BO Takaful Seluruh Indonesia. Dan khususnya

kepada Segenap Jamaah dan pengurus Masjid Jami Al-Irsyad dan

Mushalla Nurul Iman Cipulir serta segenap pengurus dan simpatisan

Yayasan Cahaya Iman Semesta atas doa dan dukungannya.

Page 8: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

vi

Penulis menyadari pula bahwa tentunya tesis ini belum sempurna

dalam menganalisa Akad-Akad Pada Asuransi Syariah Terlebih yang di

praktekkan pada PT. Asuransi Takaful Keluarga. Saran dan kritik dari

semua pihak senantiasa penulis harapkan. Terlepas dari kekurangan yang ada

dalam tesis ini, penulis berharap tesis ini mampu memberikan tambahan

wawasan kepada pembacanya secara umum. Âmîn.

Jakarta, 08 Agustus 2017 M

15 Dzulqo‟dah 1438 H

Masyhuri

Page 9: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam Tesis ini berpedoman

kepada buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis Dan Disertasi” yang

diterbitkan oleh Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, Jakarta Press, Cetakan

kedua, Mei tahun 2011:

1. Konsonan

sy ش a ا

sh ص b ب

dh ض t ت

th ط ts ث

zh ظ j ج

„ ع h ح

gh غ kh خ

f ؼ d د

q ؽ dz ذ

k ؾ r ر

l ؿ z ز

Page 10: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

viii

m ـ s س

’ ء n ف

y ي w ك

h ق

2. Vokal

Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fathah : a ػا : â ػي : ai

Kasrah : i ػي : î ػو : au

Dhammah : u ػو : û

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti huruf-huruf al (alif-lâm) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf l (el)

b. Kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf al (alif-lâm) syamsiyah

ditransliterasikan dengan huruf-huruf syamsiyah yang mengikutinya.

Contoh:

As-Sayyidah : السيدة Ar-Rajul : الرجل

ش Ad-Dârimî : الدارمي Asy-Syams : الشم

Page 11: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN TESIS ................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii

PERNYATAAN PENULIS ........................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN .......................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

ABSTRAK ..................................................................................................... xi

ABSTRACT ................................................................................................... xiii

ARABIC ABSTRACT.................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Permasalahan ............................................................................... 21

1. Identifikasi Masalah ............................................................ 21

2. Pembatasan Masalah ........................................................... 25

3. Perumusan Masalah ............................................................ 25

C. Tujuan Penelitian......................................................................... 26

D. Dasar Pemikiran .......................................................................... 26

E. Metedologi dan Langkah Langkah Penelitian ............................. 28

F. Sistematika Penulisan .................................................................. 28

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI SYARIAH

A. Pengertian Asuransi Syariah ....................................................... 31

1. Dasar Hukum Asuransi Syariah .......................................... 43

a. Al-Quran ....................................................................... 43

b. As-Sunnah ..................................................................... 52

Page 12: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

x

c. Kaedah Fiqih ................................................................. 58

d. Praktek Sahabat ............................................................. 59

e. Ijmak ............................................................................. 59

f. Qiyas .............................................................................. 59

g. Istihsan .......................................................................... 60

B. Perbedaan Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensional ... 62

C. Prinsip-Prinsip Asuransi Syariah ............................................... 67

D. Ragam Penerimaan Asuransi Syariah di Indonesia ................... 71

1. Wali Amânah ....................................................................... 72

2. Multi Akad Pada Asuransi Syariah..................................... 75

3. Akad Penjaminan dalam Hukum Islam............................... 80

4. Akad Hibah (tabarru') pada Asuransi Syariah ................... 82

5. Asuransi Dalam Persfektif Hukum Islam ............................ 86

E. Urgensi Asuransi Syariah Bagi Ummat Islam ........................... 88

BAB III SEJARAH LAHIRNYA TAKAFUL KELUARGA

ASURANSI SYARIAH DI INDONESIA.

A. Sejarah Asuransi Syariah di Indonesia ...................................... 93

1. Sejarah Asuransi ................................................................. 95

2. Sejarah Asuransi Syariah .................................................... 100

B. Takaful Keluarga Asuransi Syariah di Indonesia ..................... 106

1. Tentang Takaful Keluarga .................................................. 106

2. Sejarah singkat .................................................................... 107

BAB IV AKAD-AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

A. Akad Tabarru’ dan Tijâri Pada Asuransi Syariah ..................... 114

1. Akad Mudhârabah Musytarakah ........................................ 120

2. Akad Wakâlah bil Ujrah ..................................................... 127

3. Akad tabarru’ ...................................................................... 135

Page 13: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

xi

B. Pandangan Ulama Tentang Akad Tabarru’ dan Tijâri

Pada Asuransi Syariah .............................................................. 141

C. Mekanisme Penggunaan Akad Tabarru’ dan Tijâri Pada Produk

Yang dipasarkan Takaful Keluarga ........................................... 146

1. Produk Dengan Unsur Tabungan(Saving dan Investasi) ....... 147

a. Takaful Dana Pendidikan (FULNADI) ............................ 147

b. Takaful Link Salam.......................................................... 147

c. Takaful Link Salam Cendikia .......................................... 149

d. Takaful Link Salam Community ..................................... 151

e. Takaful Link Salam Ziarah Baitullah ............................... 151

f. Takaful Link Salam Waqaf…………………………….. 152

2. Produk Dengan Unsur Non Tabungan (Non Saving Atau

Non Investasi) ........................................................................ 153

a. Takaful Al-Khairat ........................................................... 153

b. Takaful PA (Personal Accident) Kecelakaan Diri ........... 153

c. Takaful Kesehatan Individu ............................................. 153

d. Takaful Al-Khairat Plus PA ............................................. 154

e. Takaful Al-Khairat Plus Kesehtan Individu ..................... 154

f. Takaful Personal Accident Plus Kesehatan Individu ....... 154

g. Takaful Al-Khairat Plus PA dan Kesehatan Individu ...... 154

3. Produk Kumpulan

a. FulMedicare Gold ............................................................ 154

b. Takaful Al-Khairat Kumpulan ......................................... 156

D. Pemaparan Umum Penggunaan Akad Tabarru’ dan Tijâri

Pada Produk Takaful Keluarga ................................................. 156

1. Akad Tabarru’ dan Tijâri Pada Produk Saving ................ 157

2. Akad Tabarru’ dan Tijâri Pada Produk Non Saving ........ 158

E. Penjelasan Tekhnis Pengelolaan Dana Dan Resiko Pada Takaful

Page 14: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

xii

Keluarga ..................................................................................... 168

1. Akad Wakâlah Bil Ujrah ................................................... 168

2. Akad Mudhârabah Musytarakah ....................................... 171

BAB V PENGELOLAAN DANA DAN RESIKO PADA TAKAFUL

KELUARGA

A. Tinjauan Umum Operasional Asuransi Syariah ........................ 175

1. Prinsip Pengelolaan Resiko.................................................... 176

2. Prinsip Akad........................................................................... 177

3. Prinsip Investasi ..................................................................... 177

4. Dewan Pengawas ................................................................... 177

5. Entitas Dana Kelola ............................................................... 178

6. Desain Produk ........................................................................ 178

7. Rasio Kecukupan Modal ........................................................ 179

B. Pengelolaan Dana Peserta Pada Takaful Keluarga .................... 182

C. Pengelolaan Resiko Peserta Pada Takaful Keluarga ................. 182

D. Pengelolaan Dana dan Resiko Peserta Pada Takaful Keluarga dan

Kesesuaiannya dengan Hukum Islam dan Fatwa DSN.............. 190

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 199

B. Saran .......................................................................................... 201

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 207

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 215

Page 15: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

xiii

ABSTRAK

Respon Masyarakat muslim terhadap keberadaan asuransi syariah,

setidaknya terbagi menjadi tiga bahagian, Pertama : mereka yang

menerimanya secara bulat tanpa catatan, dikarenakan kebutuhan yang

mendesak akan lembaga semacam asuransi untuk memenuhi hajat hidup

masyarakat modern. Kedua : mereka yang menerimanya dengan catatan, dan

Ketiga : mereka yang menolaknya dikarenakan institusi semacam Asuransi

Syariah ini pernah ada dan di praktekkan pada zaman Nabi SAW.

Ketidakbulatan penerimaan ini hemat penulis harus dicarikan apa

penyebabnya dan bagaimana respon mereka yang menerimanya untuk

menjelaskan secara ilmiah dan transparan tentang bagaimana lembaga

syariah ini berdiri dan hadir pada awal tahun 90an di Indonesia, dengan

harapan dapat diminimalisir penolakannya pada tahap selanjutnya.

Untuk itu melalui tesis ini, penulis dengan membaca dan memahami

sumber-sumber dan literatur yang ada (Library Reseach) berusaha

menganalisa tentang bagaimana hadirnya lembaga Asuransi Syariah ini dapat

diterima dengan kesan positif pada tahap selanjutnya. Dan untuk

mempertajam analisa penulisan tesis ini, maka studi tentang bagaimana

mekanisme pengelolaan dana dan juga pengelolaan resiko pada perusahaan

Asuransi Syariah, penulis lakukan secara langsung (Field Reseach) pada

PT. Asuransi Takaful Keluarga, Asuransi Syariah yang pertama kali hadir

di Indonesia pada tahun 1994.

Pada sisi yang lain, melalui kajian lapangan penulis juga berusaha

menggali dan mencari informasi secara detail proses tentang bagaimana

sebuah produk asuransi hadir dengan berbagai fiturnya (manfaatnya)

tentunya dengan latar belakang akad yang mendasarinya (yaitu akad tabarru

dan tijari), dan juga kebutuhan market dan peserta akan pentingnya lembaga

Page 16: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

xiv

semacam Asuransi Syariah ini, terutama kebutuhan masyarakat modern saat

ini dalam hal mengatur bagaimana resiko-resiko hidupnya tertata dengan

perencanaan yang baik dan berjalan sesuai koridor Syariah yang murni

dengan mengacu pada fatwa DSN yang berlaku.

Melihat kondisi seperti ini, maka kehadiran tulisan ini setidaknya

dapat menjawab kegamangan Asuransi Konvensional yang dalam

pengelolaan dananya tidak bisa menghindarkan diri dari Riba dan dalam

pengelolaan resikonya tidak mampu menghindarkan diri dari Gharar dan

Maisir. Dan juga menjawab keraguan akan adanya kesan tidak syariahnya

Asuransi Syariah yang perwujudan sebenarnya di Indonesia saat ini berdasar

dan mengacu pada Fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) MUI (Majelis

Ulama Indonesia).

(Kata Kunci : takaful (System berasuransi secara Syariah), pengelolaan

dana dan resiko, akad tabarru dan tijari, fatwa DSN

Page 17: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

xv

ABSTRACT

The response of the Muslim community to the existence of sharia

insurance, at least divided into three parts, The first: those who receive it

unanimously without a record, due to the urgent need for such an insurance

institution to meet the livelihood of modern society. The second: those who

receive it with a note, and The third: those who reject it because of this kind

of Insurance Sharia institution ever existed and practiced in the time of the

Prophet SAW.

The non-acceptance of this acceptance spared the authors to find what the

causes are and how their response received them to explain scientifically and

transparently about how these sharia institutions stood and existed in the

early 90s in Indonesia, hope of minimizing their rejection at a later stage.

Therefore, through this thesis, the author by reading and understanding the

existing sources and literature (Library Reseach) trying to analyze how the

presence of this Insurance Sharia institution can be accepted with a positive

impression in the next stage. And to sharpen the analysis of this thesis

writing, then the study of how the mechanism of fund management and also

risk management at the company Asuransi Syariah, the author do directly

(Field Reseach) at PT. Asuransi Takaful Keluarga, Asuransi Syariah was

first present in Indonesia in 1994.

On the other hand, through field studies the author is also trying to dig and

find the information in detail about how an insurance product comes with its

various features (benefits) of course with the underlying background akad (ie

akad tabarru and tijari), and also the needs of the market and participants of

the importance of such an institution of Sharia Insurance, especially the

needs of today's modern society in regulating how the risks of life are

organized by good planning and running according to the pure Sharia

corridor with reference to the applicable DSN fatwa.

Page 18: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

xvi

Seeing this condition, then the presence of this paper can at least answer the

conventional insecurity that in the management of funds can not avoid Riba

and in risk management can not avoid themselves from Gharar and Maisir.

And also answer the doubt will be the impression syariahnya Sharia

Insurance that the actual embodiment in Indonesia is currently based and

refers to the Fatwa DSN (National Sharia Council) MUI (Majelis Ulama

Indonesia).

(Keywords: Takaful (Sharia Insured System), fund and risk management,

akad tabarru and tijari, fatwa DSN)

Page 19: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

xvii

الملخص غ الإسلا جز قف اى : إى ثلاثخ أقسب قس شػ اىش

د رأ ج ف

ثو ز خ ى يذ رىل ثسجت اىذبجخ اى ششط، طيقاب د قجي : أىئل اىز لا أ

ؤسسخ ثشش اى قجي ث. ثباب: أىئل اىز غ اىذذ جز ش ىي ىزيجخ دبجخ اىؼ ط، اىزأ

خ اى ؼخ اىزأ ش ؤسسبد اىش ع زا اى ل شفض ثبىثبا: أىئل اىز مبذ ز

. سي صي الله ػي اىج ص طجقب ف دحا ج

خ خ اىذج ض ر سجت اخزلاف فلاثذ اىجذث ف ه زا اىزأ قج ف اخزلاف

ى ثقج ىيقبئي ه ػب أ سب ف ه رأس أ سخ ؤس اى ه ز ا د ب ا ػي اضذب ب ثببا

خ. 0991 شديخ قبد ب ف فض ػي اىش و ف اىزقي ن سب ، دز ذ ف إ

ال خلاه ز الدة ىزىل، صبدس اى ف خلاه قشاءح ؤىف دخ، فبى طش

سخ ؤس اى د ز ج ه قج ن ف و م ىخ ىزذي ذب خ )نزجخ سضارش( ف اىقبئ

جبث طجبع إ غ ا ؼخ اىزأ ش اىنزبثخ اىش و ز ح رذي ض ى قجيخ. شديخ اى ف اى

اىششمخ اىزأ خبطش ف إداسح اى اه فخ آىخ إداسح ال دخ، فذساسخ م الطش

ششم جبششحا ف ؤىف اى خ اىششػ، قب PT. Asuransiاىزنبفو اىؼبئي ىيزأ

Takaful Keluarga، سب ف ذ إ اىششػ دبضشحا ف ه اىششمخ اىزأ مبذ أ

0991ػب

ذاخ ذ ساسبد اى خلاه اىذ بدخ أخش، س اىؼث ق ه اىجبدث اىزؼ ب

خزيفخ )ا اى ضار غ أر زج اىزأ فخ ه م و د برب ثبىزفص ؼي غ ػي ائذ( ىف

اىزج ء ػقذ اىزجش خ )أ خيفخ اىؼقذ اىنب ف شبسم اى ادزبجبد اىزجبسخ بس(،

ف ث اى غ اىذذ خبصخا ادزبجبد اىجز اىششػ، ؤسسخ ىيزأ اى خ ز أ

غ اىزخ خبطش اىذبح ظ خ ر ف م ظ ؼخ ر ش اثظ اىش ش ػي ض س ظ اىجذ ط

طجقخ طخ اى ؼخ اى ش جيس اىش اى ع إى فز ج غ اىش خ ي اىس

Page 20: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

xviii

أ ن سبىخ اىش د ز ج اقغ، فئ اىظش إى زا اى ت ػي القو ػ ج

ف إداسح اى ثب رجت اىش ن اه ل إداسح ال ف ذ اىز اىزقي ال ؼذا خبطش ل ا

ب إجبثز ػ ضا أ ش. س اى اىغشس فس رجت أ ن ف اىزأ ك أ ي شن

ذ ػي اىفز قخ رؼز ف اىذق ب اى غ أ ؼخ ش اثظ اىش ب ض س ف اىششػ ى

إ سب( ف ذ بء ا جيس اىؼي ؼخ( ) ش ط ىيش جيس اى سب.)اى ذ

الة اىزج الكلمات الد ء خبطش ، ػقذ اىزجش اى بىخ اىششػ (، إداسح اى اىزأ : اىزنبفو ) ظب بس ، فز

ؼخ ش ط ىيش جيس اى اى

Page 21: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kelahiran Asuransi Syariah,1 tidak lepas dari pertama:

banyaknya keinginan masyarakat muslim akan pentingnya sistem

penjaminan terhadap resiko-resiko yang dihadapi oleh manusia dalam

hidupnya. Tentunya yang sesuai dengan Syariat Islam, sebagai wujud

ikhtiar mereka dalam menghadapi resiko-resiko yang secara pasti

1Secara Historis kelahiran Asuransi Syariah di Indonesia, tidak dapat dilepaskan

dengan hadirnya institusi perbankan Syariah Pertama di Indonesia yaitu Bank Muamalat

Indonesia (BMI). Sejak berdirinya BMI (Bank Muamalat Indonesia) pada tahun 1991

(Lihat : Zainul Bahar Noor, Bank Muamalat Sebuah Mimpi, harapan dan kenyataan

(Fenomena Kebangkitan Ekonomi Islam);Publishing. 1 Tahun 2006. hal :36)

Sebagai pelopor Bank yang beroperasi menggunakan prinsip Syariah dalam bidang

perbankan di Indonesia dengan prakarsa utama Presiden Soeharto, MUI (Majlis Ulama

Indonesia) sebagai penggagas dan pencetus utama Bank Islam di Indonesia yang

belakangan di sebut dengan Bank Muamalat Indonesia BMI) serta ICMI (Ikatan

Cendikiawan Muslim Indonesia) sebagai motor penggerak pendiriannya, dilanjutkan

dengan motor penggerak yang sama yaitu ICMI yang kemudian melahirkan PT

Asuransi Takaful Keluarga sebagai pelopor Asuransi syariah di tanah air tahun 1994,

(Lihat : Cacan Soemantri Agis ,SE.AAAIJ dkk Modul Pengetahuan Dasar Takaful,

Penerbit Trendi (Trainingm Reseach And Development ) PT Asuransi Takaful Indonesia

Jakarta edisi revisi Tahun 2005 hal.2).

Sejak berdirinya BMI (Bank Muamalat Indonesia) pada tahun 1991.Sementara dalam

perkembangannya di belahan dunia, Syarikat Asuransi Islam Pertama lahir pada tahun

1979 yaitu Syarikat Asuransi Islam Sudan, diikuti pada tahun yang sama lahir Syarikat

Asuransi Islam Arab, kemudian pada tahun 1980 berdiri Syarikat Takaful Islam

Luxembourg oleh Daar Al-Maal Al Islami (DMI), yang juga menyediakan pelayanan di

Britain melalui Islamic Takaful Company (ITC), London, dengan didahului berdirinya

Syarikat insurans Islam di Australia yang diberi nama Syarekat Al-Takafol Al-Islamiah.

Di Asia, Malaysia adalah negara pertama yang merintis berdirinya Asuransi Islam

Pertama dengan berdirinya Syarikat Takaful Malaysia Shd Berhad Pada bulan Agustus

1985, kemudian diikuti oleh Negara Brunai Darussalam Pada Bulan Mei 1993 dengan

munculnya IBB Berhad. Baru kemudian di Indonesia dengan berdirinya Syarikat Takaful

Indonesia pada bulan Agustus 1994, (Lihat : Moh Fadzli Yusof, Takaful : Sistem

Insurance Islam. Tinggi Press SDN Berhad Kuala Lumpur Tahun 1996, hal.4-5).

Page 22: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

2

salah satunya akan dihadapi oleh seluruh masyarakat muslim tanpa

bisa menghindarinya. Dan kedua : Menjadi solusi masyarakat

muslim2 terutama sebahagian mereka, karena merasa buntu dengan

hadirnya berbagai institusi yang ada sebelumnya --yaitu Asuransi

Konvensional-- yang didalam operasionalnya sangatlah beda dengan

Asuransi Syariah. Perbedaan mendasar terjadi terutama dalam hal

sulitnya mekanisme pengelolaan dana dan resiko dari Asuransi

Konvensional untuk bisa menghindari Maisir, Gharâr dan Ribâ

(Maghrib) dalam operasionalisasinya, dan juga pilihan-pilihan

penempatan dana hanya pada usaha-usaha yang halâl lagi thoyyîb,

serta adanya pengawasan dari DPS (Dewan Pengawas Syariah) yang

berafiliasi kepada DSN (Dewan Syariah Nasional) Majlis Ulama

Indonesia (MUI) yang memiliki otoritas mengeluarkan fatwa dalam

menjawab berbagai permasalahan masyarakat muslim terkait halal

haramnya serta boleh tidaknya transaksi keuangan dilakukan,

berakibat pada tumbuhnya rasa nyaman pada sebahagian besar

ummat yang ingin hartanya bersih sehingga dalam keyakinannya

ketika mereka memiliki polis Asuransi Syariah, keyakinan yang pada

ujungnya akan membawa mereka bahagia di dunia dan akhirat.

Bahkan bukan hanya itu dimensi Tauhîd yang melandasi

apapun dari institusi keuangan syariah termasuk Asuransi Syariah

tidak bisa terwadahi pada asuransi konvensional yang bolehlah

2Sampai dengan saat ini --dan dari waktu ke waktu-- bentuk penerimaan

masyarakat muslim Indonesia terhadap institusi ekonomi yang berbasis syariah terutama

perbankan syariah dan Asuransi syariah semakin menunjukkan kecenderungan yang

meningkat, hal ini terbukti dengan tumbuh kembangnya perbankan syariah dan

perusahaan Asuransi Syariah di tanah air. ditandai dengan munculnya begitu banyak

institusi perbankan syariah pasca krisis Moneter tahun 1998 dan juga –saat ini--- dengan

munculnya perusahaan asuransi sayariah baru yang sangat mewarnai industri

perasuransian takaful di tanah air.

Page 23: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

3

disebut ―Bebas nilai‖. Untuk itu maka kehadiran Asuransi syariah

dengan segala kelebihan dan juga kekurangannya adalah tetap

sebagai jawaban cerdas yang dikemukakan oleh ilmuan Islam

kontemporer untuk bisa elastis merespon kehidupan masyarakat

modern yang jujur tidak mungkin bisa dilepaskan dengan instrument

asuransi dalam banyak kebutuhan hidupnya. Bahkan Penulis sangat

yakin semakin modern suatu tatanan kehidupan dan semakin

tingginya tingkat pendapatan suatu masyarakat, menyebabkan tingkat

interaksinya terhadap kebutuhan asuransi akan semakin meningkat.

Sebagai wujud dari ijtihad kontemporer, Asuransi Syariah3

sebenarnya hadir dengan mengedepankan tawaran yang sangat

menarik, Selain mekanismenya dikatakan dapat menafikan Gharâr,

Maisir, Ribâ, Zulm serta Rasywah dan hal-hal lain yang bisa merusak

sebuah akad dalam transaksi keuangan, seperti mentransaksikan

barang barang yang diharamkan, serta menafikan kegiatan atau

investasi yang mengandung unsur unsur maksiat,4 dimensi sosial

pada Asuransi Syariah juga memiliki ruang yang sangat menonjol,

unsur tolong menolongnya yang dikelola secara profesional

3Hemat penulis peristilahan Takâful sebenarnya lebih tepat untuk digunakan

dibandingkan dengan istilah Asuransi Syariah, hal ini dilatarbelakangi oleh dua kutub

yang berbeda dalam pengelolaan resiko pada asuransi syariah dan konvensional, pada

asuransi syariah landasan pengelolaan resikonya adalah sharing of risk sedangkan pada

asuransi konvensional adalah Transfer of Risk. Oleh karena itu dalam tesis ini seringkali

akan ditemui istilah takaful bukan sebagai penyebutan satu perusahaan saja yaitu PT

Asuransi Takaful Keluarga, tetapi juga mencakup semua regulator atau perusahaan

asuransi yang dalam mekanisme operasionalnya berlandaskan syariah hal ini dilatar

belakangi oleh konsep dasar takaful yaitu saling menolong saling menopang ketika

resiko dan musibah datang. Bahkan untuk legitimasi hal ini akad yang melandasi sebuah

perjanjian polis syariah, yaitu dalam rangka menafikan gharar dan maisir adalah akad

Takafulî (tolong Menolong) bukan Tabadulî (jual Beli), sehingga hemat penulis akan

sangat tepat jika yang digunakan dalam peristilahan penyebutan asuransi syariah adalah

TAKAFUL.

4Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang

Pedoman Umum Asuransi Syariah Tanggal 17 Oktober 2011.

Page 24: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

4

sebenarnya bisa dikatakan sebagai alternatif positif dari bahagian

sistem penjaminan yang nilai-nilainya sangat sesuai dengan prinsi-

prinsip dasar Syariat Islam.

Bahkan bolehlah disebut spirit dari sistem penjaminan ini

sepatutnya secara ideal diadopsi dengan cara pengelolaannya diambil

alih oleh negara dalam kontek mensejahterakan warga dan rakyatnya

pada tahapan selanjutnya secara transparan, massif dan terukur

menggunakan analisa perhitungan resiko yang bisa dipertanggung

jawabkan secara ilmiah.

Sementara itu Moh Fadzli Yusof dalam bukunya Takaful

Sistem Insurans, mengatakan bahwa ada beberapa sebab yang

mendorong terbentuknya takaful (Asuransi Syariah : pen) yaitu :

Pertama : Orang Islam ingin mengamalkan ajarannya secara penuh

dalam kehidupan mereka,

Kedua :Orang Islam ingin sistem keuangannya bersesuaian

dengan ajaran dan kehendak agama yang dipraktekkan dalam

kehidupan mereka dalam membina ekonomi Islam yang lengkap

untuk kemudahan ummat, dan yang

Ketiga : Dengan terbentuknya bank-bank Islam maka kebutuhan

terhadap takaful menjadi kebutuhan yang pararel karena boleh

dibilang semua urusan pada perbankan Islam memerlukam

perlindungan asuransi, adalah amat sesuai jika urusan Bank Islam

dapat dilindungi oleh asuransi yang berasaskan hukum Islam.5

Meskipun demikian tidaklah dapat dipungkiri bahwa : ketika

tawaran Asuransi Syariah datang menghampiri khalayak ummat

5Moh Fadzli Yusof, Takaful : Sistem Insurance Islam. Tinngi Press SDN

Berhad Kuala Lumpur Malaysia Tahun 1996, Cet 1, hal.5-6.

Page 25: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

5

khususnya masyarakat muslim, bukan berarti tanpa penolakan dalam

perwujudannya.

Asuransi syariah, karena merupakan produk ijtihad

kontemporer ulama masa kini, hemat penulis mendapati setidaknya

tiga respon terkait dengan pemberlakuannya yaitu :

Pertama : Mereka yang menerimanya dengan tanpa penolakan dan

Catatan, Kedua : Mereka yang menerimanya dengan syarat terdapat

penyempurnaan dalam berbagai aspek operasional dan penerapannya,

dan Ketiga : Mereka yang menolaknya karena model Asuransi

Syariah semacam ini tidak dikenal di zaman Nabi SAW.

Tiga respon terkait dengan penerimaan Asuransi Syariah ini

sepatutnya sangat menarik untuk dikaji, disatu sisi mendapatkan

pengakuan legal dan label halal dari DSN MUI, sementara pada sisi

yang lain ditolak dan diharamkan.

Sementara itu secara umum dapatlah dikatakan bahwa

Asuransi Syariah yang saat ini berkembang dan berlaku di dalam

kehidupan masyarakat muslim di belahan bumi manapun, dalam

mekanisme operasionalnya dibatasi oleh dua hal yang paling

menonjol yaitu :

Pertama : Mengelola dana titipan nasabah6 secara transparan dan

profesional dengan menafikan Unsur Ribawî7 dengan cara

6Yang dimaksud dana titipan nasabah pada tesis ini adalah dana berupa tabungan

dan investasi yang disisihkan dari kontribusi yang dibayarkan peserta setelah dikurangi

tabarru dan loading (biaya atau ujroh)

7Secara bahasa, ribâ ( اب الر ) berarti ziyâdah ( ةاد ي الز ) yaitu ‗tambahan‘ Dan dilihat

dari sudut pandang tehnis, riba adalah pengambilan tambahan dari harta pokok atau

modal secara bathil. Dari segi istilah, menurut Dr. Yusuf Al-Qardhawi riba adalah

‗Setiap pinjaman yang di dalamnya disyaratkan adanya tambahan tertentu.‘ Sedangkan

menurut ulama Hambali, ribâ adalah ‗kelebihan suatu harta tanpa penggantian di dalam

suatu kontrak pertukaran harta dengan harta. Sebagai tambahan, Syekh Muhammad

Abduh mendefiniskan riba dengan; ‗penambahan-penambahan yang diisyaratkan oleh

Page 26: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

6

mengembangkannya via usaha-usaha yang tidak melanggar Syariat

Islam dalam bingkai akad tijârah yaitu : Semua bentuk akad yang

dilakukan untuk tujuan komersial yang orientasinya adalah

keuntungan yang sebesar-besarnya dengan cara-cara yang halal

terhindar dari kemaksiatan dengan tujuan agar pengelola dalam hal

ini (operator) perusahaan Asuransi Syariah bisa beroperasi dalam

jangka panjang.

Pengaplikasian akad tijarah dalam asuransi syariah lebih

dikenal sebagai akad mudhârabah, mudhârabah musytarakah,

wakalah bil ujrah dll. Kedua : Mengelola resiko8 nasabah secara

orang yang memiliki harta kepada orang yang meminjam hartanya karena pengunduran

janji pembayaran oleh peminjam dari waktu telah ditentukan.‘

Dalam pengertian lain, secara linguistik ribâ juga berarti tumbuh dan membesar.

Menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal

secara batil . Kata ribâ juga berarti ; bertumbuh, menambah atau berlebih. Al-ribâ atau

Ar-rimâ makna asalnya ialah tambah, tumbuh dan subur. Adapun pengertian tambah

dalam konteks riba adalah tambahan uang atas modal yang diperoleh dengan cara yang

tidak dibenarkan syarâ‘, apakah tambahan itu berjumlah sedikit maupun berjumlah

banyak seperti yang disyaratkan dalam Al-Qur‘an. Ribâ sering diterjemahkan orang

dalam bahasa inggris sebagai “usury” yang artinya “the act of lending money at an

exorbitant or illegal rate of interest ” sementara para ulama‘ fikih mendefinisikan riba

dengan ―kelebihan harta dalam suatu muamalah dengan tidak ada imbalan atau

gantinya‖. Maksud dari pernyataan ini adalah tambahan terhadap modal uang yang

timbul akibat transaksi utang piutang yang harus diberikan terutang kepada pemilik uang

pada saat utang jatuh tempo. (Lih : Muhammad, Lembaga-lembaga Keuangan Umat

kontemporer, 2000, Jogjakarta : UII Press. hal. 147).

8Resiko yang dimaksud dalam tesis ini adalah musibah atau kesulitan yang

dihadapi oleh peserta sebuah perusahaan Asuransi Syariah. Lengkapnya yaitu :berbagai

macam resiko yang dihadapi oleh peserta suatu perusahaan Asuransi syariah yang

berhubungan langsung terhadap jiwa seseorang yang dicover oleh Perusahaan Asuransi

Jiwa Syariah berupa manfaat seperti : Meninggal dunia, Kecelakaan Diri (Personal

Accident), Cacat Tetap Total =Total Permanent Dissability (TPD), Cash Plan (Santunan

tunai Harian Jika Peserta di rawat di RS) atau Hospitalization (Santunan Rawat Inap

Karena peserta di Rawat di RS) dan lain sebagainya, yang tidak menutup kemungkinan

erat kaitannya pula dengan—salah satu sebab-- terjadinya resiko rugi yang dihadapi oleh

perusahaan Asuransi Syariah. Jika hal ini diabaikan, boleh jadi--disebabkan hal ini,

eksistensi, keberadaan dan kesinambungan perusahaan Asuransi Syariah dalam jangka

panjang akan bermasalah. Apalagi jika mitigasi resikonya tidak diperhatikan sejak dini.

Page 27: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

7

berjamaah dalam prinsip tolong menolong dengan menafikan unsur-

unsur yang melanggar Syariat Islam terutama Gharâr9 dan Maisir.

10

9Gharâr adalah sesuatu yang tidak diketahui hasil (akhirnya), apakah akan

diperoleh atau tidak. Atau dengan bahasa lain, gharâr adalah keraguan atas keberadaan

objek suatu akad (antara ada dan tidak ada). Gharâr merupakan bentuk muamalah yang

dilarang dalam syariah Islam, dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :

ع ي ب ن ع اة ص الح ع ي ب ن ع م ل س و لي ىاللع ل ص الل ل س ىر ي ن ة ر ي ر ىى ب أ ن ع ألنسائيراه.ارر غ ال

“Bahwa Rasulullah SAW melarang jual beli dengan melempar batu, dan melarang

jual beli yang mengandung unsur gharâr.” (HR.An-Nasa‘i), Lihat An-Nasa’i, Sunan

An-Nasa’i, Bairut-Libnan :Dar al-Kutub al-Ilmiyah,t.th, Jilid VII,hal.262).

Defenisi gharâr menurut mahzab Imam Safi`i seperti dalam kitab Qalyubi wa Umairah

sebagaimana dikutip Syakir Sulla dalam webnya www.syakirsulla.com didefinisikan

sebagai berikut :

ر ر غ ال م ي ب ل غ أ ن ي ر م أ ن ي ب د د ر ات م أ و ت ب اق اع ن ع ت اط :م ى ام ي ف خ أ ا

Artinya: ―gharâr itu adalah apa-apa yang akibatnya tersembunyi dalam pandangan

kita dan akibat yang paling mungkin muncul adalah yang paling kita takuti‖

Wahbah al-Zuhailî memberi pengertian tentang gharar sebagai al-khatar dan altaghrîr,

yang artinya penampilan yang menimbulkan kerusakan (harta) atau sesuatu yang

tampaknya menyenangkan tetapi hakekatnya menimbulkan kebencian, oleh karena itu

dikatakan: al-dunyâ matâ`ul ghurûr artinya dunia itu adalah kesenangan yang menipu.

(Lih. Wahbah Al-Zuhailî. Al-Fiqh al-Islamî wa `Adillatuhû. Juz IV. Dâr al-Fikr.

Damascus. Syria, hal. 435-437).

Dengan demikian menurut bahasa, arti gharâr adalah al-khidâ` (penipuan), suatu

tindakan yang didalamnya diperkirakan tidak ada unsur kerelaan. Gharâr dari segi fiqih

berarti penipuan dan tidak mengetahui barang yang diperjualbelikan dan tidak dapat

diserahkan.

Gharâr terjadi apabila, kedua belah pihak (misalnya: peserta asuransi, pemegang polis

dan perusahaan) saling tidak mengetahui apa yang akan terjadi, kapan musibah akan

menimpa, apakah minggu depan, tahun depan, dan sebagainya. Ini adalah suatu kontrak

yang dibuat berasaskan andaian (ihtimâl) semata.

10

Dalam asuransi konvensional, perusahaan menanggung resiko; bisa untung besar

ketika klaim sedikit dan bisa rugi besar ketika klaim banyak. Keadaan seperti ini

menjadikan unsur maisir sangat melekat pada asuransi konvensional. Ada kesan terjadi

jual beli resiko yang gharar sehingga hasil perolehannya ada unsur untung-untungan atau

spekulasi yang disebut dengan istilah Maisir. Sementara pada asuransi syariah

menafikan hal ini adalah dengan dengan akad takafuli yang disertai kewajiban

mengeluarkan sejumlah dana yang disepakati dengan konsep tabarru’.

Mohd Fadzli Yusof, menjelaskan unsur maisir dalam asuransi konvensional terjadi

karena didalamnya terdapat faktor gharâr, beliau mengatakan: ―adanya unsur al-maisir

(perjudian) akibat adanya unsur gharâr, terutama dalam kasus asuransi jiwa. Apabila

pemegang asuransi jiwa meninggal dunia, sebelum akhir periode polis asuransi, namun

telah membayar sebagian preminya, maka tertanggungnya akan menerima sejumlah

uang tertentu. Bagaimana cara memperoleh uang dan dari mana asalnya tidak

Page 28: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

8

Dalam bingkai Akad tabbaru yaitu: semua bentuk akad yang

dilakukan dengan tujuan kebaikan dan tolong-menolong, bukan

semata-mata untuk tujuan komersil. yang pengaplikasian dari akad

tabbaru ini kemudian lebih dikenal dengan akad hibah.

Hemat penulis, untuk point pertama yaitu dalam hal

mengelola dana nasabah, secara tekhnis sangatlah mudah untuk

dipaparkan, karena hal ini –dalam kasus (regulasi yang

diberlakukan)-- di Indonesia menyangkut pihak ketiga yang

diamanahi untuk mengelola dana nasabah via instrument–instrumen

keuangan yang ada dan sesuai syariah baik menggunakan akad

mudhârabah musytarakah11

ataupun wakalah bil Ujrah12

via

diberitahukan kepada pemegang polis. Hal inilah yang dipandang sebagai al-maisir

(perjudian) dalam asuransi konvensional‖.

11

Akad Mudhârabah musytarakah ini biasanya digunakan pada produk-produk

takaful atau asuransi syariah dengan unsur saving atau tabungan yang penempatannya

biasanya pada deposito syariah seperti produk takaful dana pendidikan (Fulnadi) pada

PT Asuransi Takaful Keluarga dan Mitra Iqra pada Bumi Putera Syariah dengan

Base On penempatan dana sangat dominan pada instrument deposito syariah yang

keuntungannya dibagi berdasarkan nisbah yang disepakati antara peserta dengan

perusahaan semenjak awal kontrak. Mudharabah Musytarakah menurut fatwa DSN MUI

No. 50/DSN-MUI/III/2006 adalah satu bentuk akad Mudhârabah, dimana pengelola

(Mudhârib) turut menyertakan modalnya dalam kerjasama investasi, diperlakukan

karena mengandung unsur kemudahan dalam pengelolaannya dan dapat memberikan

manfaat yang lebih besar dari para pihak. (DSN MUI, Himpunan Fatwa DSN MUI,

Jilid I. h.368 )

12Akad Wakâlah bil ujrah biasanya digunakan pada produk yang Base On

penempatan dananya adalah pada Reksadana Syariah dengan peserta sejak awal

membeli sejumlah unit penyertaan yang biasanya harganya terbentuk sesuai saat

transaksi awal kepesertaan. Pada kondisi ini seluruh resiko untung dan rugi ditanggung

sepenuhnya oleh peserta.Pada produk ini pilihan penempatan dana nasabah lebih

beragam dan variatif. Semuanya diserahkan kepada preferensi nasabah dalam mensikapi

resiko berinvestasi, oleh karena itu tugas seorang Pendakwah Takaful (Agent) lebih

besar effortnya untuk menghindari kesalah fahaman hasil investasi pada saat akhir masa

perjanjian atau ketika nasabah berhenti di tengah masa perjanjian. Menurut Fatwa DSN,

Wakâlah bil ujrah untuk asuransi yaitu salah satu bentuk akad wakalah dimana peserta

memberikan kuasa kepada perusahaan Asuransi Syariah dalam pengelolaan dana mereka

memberikan ujroh (fee). Dari pengertian ini dapatlah disimpulkan bahwa dalam akad

Wakâlah bil ujrah terdapat pendelegasian atau mewakilkan suatu urusan kepada

seseorang atau badan usaha atau lembaga untuk berbuat sesuai dengan yang dinginkan

Page 29: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

9

deposoto syariah, obligasi syariah (sukûk), saham syariah atau

bekerjasama dengan menitipkan pengelolaan dana nasabahnya pada

perusahaan Sekuritas Syariah yang sering disebut dengan Reksadana

Syariah.

Sepanjang dapat dinafikan unsur Ribawî dan lainnya yang

tidak sesuai dengan Syariat Islam, maka sudah pasti mekanisme dan

sistem pengelolaan dananya sesuai dengan syariat Islam. Apalagi

kemudian diawasi secara internal oleh Dewan Pengawas Syariah

(DPS)13

yang bertugas di setiap perusahaan maupun Dewan Syariah

Nasional (DSN)14

dibawah koordinasi Majlis Ulama Indonesia

(MUI).

Untuk point pertama, meskipun secara umum terlihat tidak

terdapat permasalahan yang mendasar, tetapi jika ditelaah lebih

dalam, masih terdapat ruang perdebatan tekhnis yang harus dijawab

yaitu ketika dana titipan nasabah di Outsource ke pihak ketiga

orang yang menyerahkan urusan tersebut, dimana yang mengelola urusan tersebut

mendapatkan ujroh (fee).

13

Peran utama DPS adalah mengawasi jalannya operasional LKS sehari hari agar

selalu sesuai dengan ketentuan-ketentuan Syariah. DPS harus menyatakan setelah

meneliti, mengkaji dan memberikan saran bahwa pedoman operasional dan produk

sudah sesuai dengan prinsip Syariah. Dewan pengawas Syariah harus membuat

pernyataan secara berkala bahwa LKS yang diawasinya telah berjalan sesuai dengan

ketentuan Syariah. Tugas lain dari DPS adalah meneliti dan membuat opini, atau

rekomendasi produk baru dari LKS yang diawasinya, kemudian di kirimkan ke DSN

untuk difatwakan, bila produk tersebut belum ada fatwanya.

14

Sejalan dengan berkembangnya LKS di Tanah air, maka berkembang pulalah

jumlah DPS yang mengawasi masing-masing lembaga tersebut. Banyaknya dan

beragamnya DPS dimasing-masing LKS adalah suatu hal yang patut disyukuri, tetapi

disisi lain juga harus diwaspadai. Terutama terkait dengan adanya kemungkinan

timbulnya opini yang berbeda dari masing masing DPS yang pada sisi lain kemungkinan

dapat membingungkan ummat dan Nasabah. Oleh karena itu MUI srebagai payung dari

lembaga keislaman di Tanah Air, menganggap perlu untuk membentuk Dewan Syariah

yang bersifat Nasional dan membawahi seluruh lembaga keuangan. Lembaga ini

kemudian disebut dengan DSN (Dewan Syariah Nasional) yang dibentuk pada tahun

1996.

Page 30: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

10

pengelolaanya bukan kepada perusahaan Asuransi Syariah yang

diamanahi langsung oleh peserta ketika mengisi aplikasi tanda jadi

kepesertaan yang biasa dikenal dalam industri dengan sebutan SPAJ

(Surat Perjanjian Asuransi Jiwa). Apakah Mekanisme tekhnis seperti

ini tidak melanggar ketentuan syariah khususnya mengenai ketentuan

akadnya ?

Dan jika kita menelaah point yang kedua yaitu bagaimana

suatu perusahaan asuransi mengelola resiko nasabahnya, maka point

ini juga sangatlah menarik untuk dikaji lebih dalam.

Pengelolaan resiko nasabah yang dimaksudkan disini sudah

pasti harus menafikan dua unsur dominan yang ada pada asuransi

konvensional yaitu gharâr dan maisir.

Dalam prakteknya, mekanisme dan juga sistem yang

dijalankan oleh semua perusahaan Asuransi Syariah untuk menafikan

dua unsur ini menggunakan akad atau konsep tabarru’ yang dalam

prakteknya, siapapun nasabah yang bergabung dalam keluarga besar

Asuransi syariah diwajibkan secara sukarela memberikan donasi

(derma) sejumlah dana tertentu yang kemudian dikelola dalam

rekening khusus yang selamanya pengakuan kepemilikannya adalah :

bukan milik perusahaan tetapi milik nasabah secara berjamaah

untuk saling menanggung, saling menjamin serta saling menolong

ketika terjadi sebuah resiko dan musibah terutama yang berkaitan

dengan nilai ekonomis dirinya atau jiwanya (dalam kasus

pertanggungan pada Asuransi Jiwa Syariah / Life Insurance) dan

juga boleh jadi barang yang dimilikinya (dalam kasus pertanggungan

pada Asuransi Umum Syariah/General Insurance).

Page 31: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

11

Sehingga pada akhirnya dapatlah disebut Konsep Tabarru ini

adalah ―jembatan‖ yang menghantarkan siapapun yang ingin

berasuransi secara syariah, Konsep Tabarru ini adalah juga ―ruh‖

Asuransi Syariah karena saat ini rasanya semakin sulit untuk

mengajak orang lain untuk saling tolong menolong, saling peduli dan

saling menanggung dalam kontek kejamaahan ketika nilai

kebersamaan dan kegotongroyongan semakin pudar terjadi pada

masyarakat modern.

Pada kondisi seperti ini, Asuransi Syariah via konsep

tabarrunya sebenarnya sedang ―menggoda‖ sesama makhluk ciptaan

Allah SWT agar memiliki ―Sense Of Belonging” yang sama ketika

saudaranya mendapati resiko, tertimpa musibah, kesulitan dan

sebagainya dalam koridor kejamaahan, kebersamaan dan

kegotongroyongan.

Jika demikian dapatlah dikatakan ketika seseorang bergabung dalam

keluarga besar takaful (Asuransi Syariah), sebenarnya ia sedang

menjadi penolong, penanggung serta penjamin bagi keluarganya

sesama muslim bahkan sesama manusia.

Kejadian seperti ini juga merupakan jabaran kecil dari Rahmat

Islam sebagai ajaran bagi semesta alam (Rahmatan Lil A’lamîn).

‖Berjamaah dalam tolong menolong menumbuhkan kembali nilai

nilai kepedulian, kebersamaan dan kegotongroyongan via takaful,

dengan semangat menjalankan sistem yang berbeda yaitu

menghindari maisir, gharâr dan ribâ.15

15Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktek (Jakarta, Gema

Insani, 2006) hal 25, Mohd. Ma‘sum Billah, Islamic Law of Trade And Finance A

Selection of Issues ,Malaysia, Ilmiyyah Publishers Sdn,Bhd, 2003.hal.135.

Page 32: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

12

Singkatnya point pertama, dalam kontek kekinian sebenarnya

secara mudah dapat dilaksanakan tanpa ada kendala aspek legal dan

juga kenyataannya, dikarenakan seiring dengan diterimanya berbagai

institusi syariah, infrastruktur untuk menempatkan dana nasabah saat

ini sudah memiliki variasi yang sangat beragam. Seperti Perbankan

Syariah, Obligasi Syariah (Sukuk), Reksadana Syariah dan juga

berbagai macam piliham Saham Syariah yang dipasarkan di Pasar

Modal (Bursa Efek) seperti melalui Bursa Efek Indonesia (BEI)

ataupun yang dipasarkan melalui JII (Jakarta Islamic Index) dan

secara jelas juga sudah mendapatkan legitimasi halal dari Dewan

Syariah Nasional (DSN) Majlis ulama Indonesia (MUI).

Sementara untuk point Kedua, yaitu dalam mengelola resiko

peserta, maka jawaban yang ditawarkan oleh Asuransi Syariah saat

ini adalah dengan cara mengumpulkan dana tabarru’ dalam suatu

rekening khusus sebagai jawaban dari jual beli resiko yang batal

demi hukum karena mengandung unsur Gharâr dan Maisir dalam

Operasionalnya.

Dalam kontek ini Sharing Risk begitu kental ditawarkan oleh

Asurasi Syariah, dalam mekanisme pengelolaan resikonya. Sehingga

dapat dibilang Asuransi Syariah apapun produknya, maka ruhnya

adalah akad Tabarru’.

Sementara itu seiring dengan penerimaan yang begitu antusias

dari ummat Islam, perkembangan industri Asuransi Syariah semakin

menunjukkan grafik yang meningkat dari waktu ke waktu. Jika

berkaca pada tahun 2013 saja dari total 48 perusahaan asuransi jiwa

di Indonesia, ada 20 asuransi jiwa syariah, tiga perusahaan full

fledged dan 17 perusahaan berbentuk unit usaha syariah (UUS), dari

Page 33: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

13

20 asuransi syariah tersebut, ada delapan asransi syariah lokal dan 12

asuransi syariah patungan. Persaingan yang semakin ketat di Industri

ini menjadikan asuransi syariah berusaha terus melebarkan sayap

bisnisnya. Dan pada tahun ini diperkirakan pertumbuhan bisnis

Takaful di Indonesia mencapai 30 persen.16

Perkembangan teranyar adalah pada kwartal akhir 2015, dari

data AASI dapat disebutkan bahwa :―Jumlah Perusahaan/Unit

Asuransi Syariah di tahun 2015 dibandingkan periode yang sama di

tahun 2014 mengalami perubahaan yang cukup besar yaitu menjadi

53 perusahaan/unit Asuransi Syariah. Penambahan 2 perusahaan

asuransi jiwa syariah, 1 perusahaan umum syariah dan 1 unit asuransi

Jiwa syariah membuktikan potensi usaha asuransi syariah masih

menjanjikan pada industri perasuransian di Indonesia

Untuk pertumbuhan asset, investasi dan kontribusi industri

asuransi syariah di tahun 2015, mencatat pertumbuhan yang cukup

baik di situasi ekonomi nasional di tahun 2015 ini. Pertumbuhan asset

Asuransi Syariah diangka 18.58%, investasi sebesar 18.57% memang

relatif lebih kecil di bandingkan tahun 2014 dengan pertumbuhan di

atas 30%, namun pertumbuhan kontribusi di tahun 2015 sebesar

13.01% membaik dibandingkan tahun sebelumnya yang tidak lebih

dari 5%.17

Pada tahun 2013 terdapat fenomena yang menarik di bisnis

takaful Asuransi Syariah ini, beberapa perusahaan asuransi

konvensional yang sudah beroperasi cukup lama dengan kondisi

keuangan yang relatif sehat dan juga memiliki nasabah yang loyal

16Media Asuransi, Edisi 270, Juli 2013 Tahun XXXIII, Artikel Asuransi Jiwa

Syariah Menarik Dan Prosfektif, hal. 10

17

Laporan Akhir Tahun 2015 AAIS

Page 34: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

14

beralih sebagai perusahaan asuransi syariah karena tidak dapat

memenuhi persyaratan permodalan. Perusahaan melihat Asuransi

Syariah persyaratan permodalannya lebih rendah saat itu

dibandingkan asuransi konvensional.

Keunikan lain Asuransi Syariah adalah adanya peluang alokasi

surplus underwriting dana tabarru dapat memberikan manfaat lain

yang menguntungkan bagi perusahaan Asuransi Syariah.18

adalah hal

lain yang juga menunjang tumbuh dan berkembangnya perusahaaan

asuransi syariah di tanah air.

Sementara di akhir tahun 2015 yang terjadi adalah sebagai

berikut : Di tengah pertumbuhan kontribusi di tahun 2015 yang

membaik, angka klaim di tahun 2015 menurun di bandingkan di

tahun 2014 dimana pertumbuhan klaim di tahun 2015 adalah 11.80%,

lebih rendah dari tahun 2014 dimana pertumbuhan klaim sebesar

18.81%. Market share Asuransi Syariah di tahun 2015 semakin

membaik dimana untuk market share pendapatan kontribusi (Premi)

Asuransi syariah atas pendapatan Industri di tahun 2015 meningkat

menjadi 6.55% meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 5.25%.

Untuk market share Asuransi Syariah tahun 2015 di sisi aset

dan investasi juga meningkat dari tahun sebelumnya dimana di tahun

2015, market share menjadi 5.43% untuk aset naik dari tahun 2014

dengan market share 4.83%. Sedangkan untuk investasi, market share

asuransi syariah di tahun 2015 naik menjadi 6.19% yang mana di

tahun sebelumnya di angka 5.44%19

. Dan Sampai dengan bulan Juni

2017, industri asuransi syariah tercatat memiliki aset sebesar Rp

18Media Asuransi, Edisi 270, Juli 2013 Tahun XXXIII, Artikel Asuransi Jiwa

Syariah Menarik Dan Prosfektif, hal. 11.

19

Laporan AASI Akhir Tahun 2015.

Page 35: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

15

37,37 triliun. Jumlah ini mengalami pertumbuhan sebesar 22,1%

secara year on year. Capaian ini pun di atas pertumbuhan aset

industri asuransi konvensional yang hanya 14,43%.20

Sampai dengan akhir tahun 2017 perusahaan Asuransi yang

Full Syariah (Life Sharia Full Pledge) berjumlah 7 Perusahaan dari

sebelumya tahun 2016 berjumlah 6 perusahaan yang berarti ada

kenaikan sebesar 14%, Sementara perusahaan unit syariah berjumlah

23 Perusahaan dari sebelumnya tahun 2016 berjumlah 21 perusahaan

ada kenaikan sebesar 9% dari tahun sebelumnya. Adapun Asset dan

Pertumbuhan juga mengalami kenaikan dari sebelumnya tahun 2016

Total asset 23,07 triliun menjadi 33,484 Triliun pada akhir tahun

2017 yang berarti tumbuh sebesar 24%. Catatan kenaikan juga

terlihat pada pertumbuhan kontribusi Premi akhir tahun 2017 sebesar

19 % dari sebelumnya tahun 2016 sebesar 9,488 Triliun menjadi

11,377 Triliun pada akhir tahun 2017.21

Dari data di atas, bahkan sampai dengan Akhir 2017, dapatlah

disimpulkan semakin banyaknya pelaku yang sudah dan akan

beroperasi tentunya menunjukkan takaful atau Asuransi Syariah

sangat menarik dan prosfektif, meski memang untuk semua ini perlu

juga dibarengi dengan pemahaman yang baik terhadap muamalah

Asuransi Syariah, seperti memahami maksud dan arti akad-akad

yang digunakan, Filosofi yang mendasari Asuransi Syariah yang

sangat jauh berbeda dengan tawaran yang dikedepankan asuransi

konvensional, serta istilah-istilah yang sering digunakan oleh agent

20www.kontan.co.id , Pangsa Pasar Asuransi Syariah Merangkak Naik, Selasa

27 Agustus 2017.

21

Market Oulook Asuransi Syariah di Indonesia Tahun 2017 Disampaikan Oleh:

Yurifano Ghani Dirops PT. Asuransi Takaful Keluarga Pada Acara ASM ( Agency Sales

Metting ) Bogor 7-8 Februari 2018.

Page 36: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

16

pemasarnya saat mereka melakukan prospek secara utuh terjabarkan

sehingga tujuan dan apa yang diinginkan oleh syariah sebagai sebuah

sistem yang mengatur mekanisme institusi syariah apapun, tak

terkecuali takaful (Asuransi Syariah) bisa dijabarkan secara baik dan

difahami sehingga bisa menjadi solusi berasuransi lebih indah dengan

syariah.22

Hemat penulis, pada Asuransi Syariah ada hal yang sangat

berbeda dan sangat prinsip yang menjadikan Asuransi Syariah tidak

dapat disandingkan dengan Asuransi Konvensional, yaitu dalam hal

kepemilikan dana. Pada Asuransi Syariah dana premi yang

disetorkan oleh peserta berupa kontribusi semenjak awal sudah

terpisahkan secara jelas dan tegas, mana tabungan dan investasi

peserta yang untung serta ruginya ditanggung oleh peserta dan

kepemilikannya adalah milik peserta sampai kapanpun dikarenakan

semua dana itu ada dalam bingkai akad tijari (komersil), dan mana

dana tolong menolong dalam bingkai akad tabarru’ sampai kapanpun

kepemilikannya dikuasai oleh peserta secara keseluruhan dalam

kontek kebersamaan ―Milik bersama‖ untuk kepentingan tolong

menolong sesama peserta yang kegunaannya khusus untuk

mengcover resiko berupa manfaat sesuai akad kontrak pada saat awal

kepesertaan.23

Sementara pada Asuransi Konvensional dana premi

22Agus Edi Sumanto, Ernawan Priarto dkk, Solusi Berasuransi Lebih Indah

Dengan Syariah Jakarta; PT Salamadani Pustaka Semesta, Tahun 2009.Cet 1. Hal 66 &

148.

23

Dalam kenyataan sebenarnya dana peserta berupa kontribusi sejak awal sudah

terpolakan menjadi tiga bagian yaitu : Bagian pertama adalah berupa tabungan atau

investasi peserta yang kepemilikannya adalah milik peserta sampai dengan kapanpun

yang bisa naik dan turun sesuai dengan imbal hasil yang diterima berupa Bagi Hasil dari

nisbah untuk produk yang base on penempatan dananya pada perbankan syariah

menggunakan akad mudharabah atau mudharabah Musytarakah atau selisih keuntungan

dari Nilai aktiva bersih (NAB) untuk produk yang base on penempatan dananya pada

Page 37: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

17

yang disetorkan oleh peserta kepemilikannya adalah milik

perusahaan, yang implikasinya adalah tidak terdapatnya pemisahan

dana berupa tabungan dan investasi serta dana cadangan untuk

mengcover resiko peserta sejak awal.

Dan juga perusahaan berhak menggunakan dana itu untuk

apapun selain untuk pengcoveran resiko yang terjadi sesuai dengan

kontrak, yang implikasinya boleh jadi berakibat pada tidak liquidnya

dana untuk membayar klaim nasabah pada saat terjadi klaim,

sehingga sangat dimungkinan terjadi gagal bayar misalnya.

Jika hal ini terjadi maka yang sangat dirugikan adalah peserta.

Berdasarkan hal ini, maka dapat disimpulkan bahwa Asuransi

Syariah dengan prinsip tolong menolongnya tidaklah dapat

dibandingkan dengan Asuransi Konvensional. Meminjam kata

pepatah ―Jauh Panggang dari Api‖.

Namun Keunggulan Asuransi Syariah dalam sistem boleh jadi

belum bisa dikatakan memadai dan efektif jika tanpa didukung

sumber daya yang memadai pula dan bisa memahami tujuan yang

hendak dicapai walaupun ditopang oleh sebaik dan sebagus apapun

system yang mendasarinya.

Renat I. Bekkin, Martin M.Boyer, dkk dalam penelitian mereka

menyimpulkan bahwa sebuah perusahaan asuransi akan dapat

mencapai tujuan yang diinginkan oleh manajemen jika memiliki

sumber daya yang memahami sistem yang diterapkan dan juga tujuan

reksadana syariah. Bagian Kedua berupa dana tolong menolong dengan istilah atau

sebutan tabarru yang peruntukannya khusus untuk mengcover resiko nasabah dengan

prinsip tolong menolong. Sementara bahagian yang Ketiga adalah ujrah (loading) atau

biaya yang merupakan dana yang digunakan untuk operasional perusahaan, komisi agent

pemasar dan lain lain yang kesemuanya adalah domain perusahaan dalam

pengakuannya. (Analisa langsung penulis ketika membedah produk yang dipasarkan PT.

Asuransi Takaful Keluarga)

Page 38: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

18

yang hendak dicapai. Sistem yang baik tidak akan efektif, jika

sumber daya yang dimiliki tidak mengerti dengan baik akan sistem

tersebut, karena sistem hanya akan berjalan jika sumber daya

memenuhi standard kwalitas, jika tidak maka tujuan yang diharapkan

sulit untuk dapat terpenuhi.24

Disamping itu perusahaan asuransi adalah industri jasa yang

sangat membutuhkan faktor kepercayaan yang sangat tinggi.

Keberadaannya bukan hanya sebagai bentuk dari sebuah industri

bisnis semata, akan tetapi merupakan salah satu instrument financial

kesejahteraan dan ketentraman terutama bagi para nasabahnya. Pesan

kesejahteraan dan ketentraman ini adalah tujuan utama dari janji

berasuransi.25

Dari uraian-uraian yang telah penulis sampaikan, dapatlah

disebut bahwa pesan yang diangkat oleh takaful (Asuransi Syariah)

sebagai salah satu institusi keuangan syariah, bukan hanya pesan

kesejahteraan dan ketentraman sebagaimana Asuransi konvensional.

tetapi lebih dari itu ada juga pesan kepedulian ---dalam prinsip

tolong menolong bahkan berjamaah dalam tolong menolong, saling

ridha, tidak memakan harta dengan jalan bathil.26

Yaitu suatu pesan

yang muncul dipermukaan karena mekanisme pengelolaan resiko

24Renat I. Bekkin, “Legal And Other Ground fir Implementing Islamic

Insurance in Rusia”, Moscow state university of International Relations (university),

Ministry of Foreign Affairs of Russia. www. Bekkin.ru. Martin M Boyer, “Insurance

Taxation And Insurance Fraud”. Journal of Public Ekonomic Theor,2 :101-134.2000.

Martin M Boyer, ―Contructing Under Ex Post Moral Hazart, costly Auditing And

Principal Non-Comitment”, Revieuw of Economic Design,8:1-38:2003. Sondang P.

Siagian Manajemen Stratejik Jakarta : Bumi Aksara, 1995, hal .40

25

Budi Aryono, “Mengahdirkan Komisi Penjamin Polis ―Media asuransi,

Desember 2008 No.215 Tahun XXIX. hal.42

26

Lihat ; QS. Almaidah : 3, QS. An-Nisa :29 dan Juga QS. Ali Imran : 130

Page 39: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

19

pada perusahaan asuransi syariah yang muaranya adalah konsep

tabarru’.27

Dan juga landasan muamalah Syariah yang pada ujungnya

adalah bagaimana menjamin harmonisasi hubungan manusia dengan

Tuhan-Nya (Allah SWT) juga manusia dengan sesama manusia

dibawah landasan keimanan dalam bingkai ketauhidan yang suci.

Sehingga dapatlah disimpulkan bahwa secara umum kajian

dasar untuk memahami takaful (Asuransi Syariah) adalah :

Pemahaman secara mendalam tentang perpaduan antara akad tijari --

yang penerapannya adalah berupa sebahagian kontribusi yang

diberikan peserta berupa tabungan dan investasi untuk dikelola pada

usaha-usaha halal yang sesuai dengan syariat Islam) yang dibingkai

bersamaan dengan penerapan Akad tabarru pada sisa kontribusi yang

di keluarkan peserta untuk kemudian secara langsung dikelola oleh

perusahaan (operator).

Implikasi langsung dari perpaduan akad ini adalah orientasi

hasil pengembangan dana tabungan dan investasi yang tidak boleh

melanggar ketentuan syariat pada satu sisi (berarti Asuransi Syariah

tidak boleh bebas nilai) serta sikap kepedulian, tolong menolong,

saling menopang di kala musibah datang dilandasi atas niatan tulus

dari semua yang bergabung didalamnya dengan menyisihkan

sebahagian kecil dari dananya untuk berbagi dan peduli pada sisi

yang lain. Perwujudan dari semua ini adalah produk-produk yang

27Akad Antara Sesama Peserta; Tabarru’Risk-Sharing Based (Ta’awunî),

dimana antara sesama peserta bertabarru‘ untuk saling memikul resiko bila salah satu‏

atau lebih tertimpa musibah. Catatan : Bahwa peserta bertabarru’ kepada sesama

peserta, dan bukan bertabarru’ kepada perusahaan asuransi syariah

Page 40: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

20

dipasarkan oleh perusahaan Asuransi Syariah yang kemudian

dijadikan sarana bagi khususnya ummat Islam yang gamang dengan

kehadiran asuransi konvensional untuk membantu perencanaan

keuangan keluarganya dalam jangka panjang.

Berkenaan dengan konsepsi Akad yang melatarbelakanginya

ini, maka penulis merasa perlu untuk menelaah lebih dalam tentang

kesesuaian antara teori dan praktek yang diterapkan oleh perusahaan

Asuransi Syariah dalam hal mengelola dana dan Resiko nasabahnya

dengan mengadakan studi langsung kepada PT. Asuransi Takaful

Keluarga. Pemilihan PT. Asuransi Takaful Keluarga dilandasi

oleh beberapa pertimbangan yaitu :

1. PT. Asuransi Takaful Keluarga adalah Perusahaan

Asuransi Syariah Pertama di Indonesia. Infrastruktur yang

ada pada PT. Asuransi Takaful Keluarga sangat

mendukung keinginan penyusun untuk bisa

membandingkan kajian tentang Asuransi Syariah dalam

tataran teori dan prakteknya secara lebih objektif.

2. PT. Asuransi Takaful Keluarga sejak awal berdiri tetap

istiqamah untuk hanya memasarkan Produk-Produk

Syariah, sehingga tidak ada kekhawatiran pencampuran

antara yang syariah dan yang bukan syariah pada tataran

praktek dan aplikasinya.

3. Back Ground atau latar belakang historis PT. Asuransi

Takaful Keluarga, terutama pada saat awal berdirinya

sangat jauh berbeda dibandingkan perusahan yang

memasarkan produk produk asuransi syariah lainnya.

Boleh disebut PT. Asuransi Takaful Keluarga adalah

Page 41: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

21

lembaga awal hasil perjuangan serta ijtihad kreatif para

ilmuan Muslim dan ulama di Indonesia khususnya yang

tergabung dalam ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim

Indonesia) dan MUI (Majlis Ulama Indonesia), sehingga

ada spirit perjuangan yang ingin meninggikan dakwah

ekonomi syariah khususnya di Indonesia.

Atas dasar ini, maka penulis memberi judul tesis ini : KONSEP

AKAD PADA ASURANSI SYARIAH; Studi Terhadap Pengelolaan

Dana dan Resiko pada PT. Asuransi Takaful Keluarga Dalam persfektif

Hukum Islam

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, ada beberapa permasalahan

yang dapat diidentifikasi yaitu :

a. Sebagai sebuah institusi keuangan yang tidak dikenal di zaman

Nabi SAW keberlakuannya dan sebagai lembaga yang hadir

sebagai murni ijtihad kreatif dari ulama-ulama kontemporer,

Asuransi Syariah pastilah hadir tidak sepenuhnya langsung

diterima oleh khalayak ummat, ia hadir dengan beberapa

catatan penerimaan. Pada Sebahagian orang ―ada kesan”

bahwa Asuransi Syariah sama saja dengan Asuransi

Konvensional bahkan sebahagian yang lain berani

menyuarakan tentang ―Tidak Syariahnya Asuransi Syariah‖.

Karena itu konsekwensi tidak bulatnya penerimaan sebahagian

ummat harus diterima oleh institusi semacam Asuransi Syariah

ini. Setidaknya harus ada jawaban tentang apa itu Asuransi

Syariah dengan berbagai macam motif tujuan dari

Page 42: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

22

kelahirannya, sehingga dapat meminimalisir ―ketidak bulatan

penerimaan kehadirannya‖ pada sebagian masyarakat muslim.

b. Sebagai kenyataan sejarah, maka lahirnya PT. Asuransi

Takaful Keluarga, tidak bisa dipisahan dengan tumbuh dan

berkembangnya institusi Asuransi dengan dasar pijakan

Syariat Islam secara umum di Indonesia, yang juga pasti penuh

dengan dinamika dan fase-fase yang tidaklah sederhana, yang

apabila ditelaah, dapat menjadi asbab bagi khalayak

memahami dan mengerti akan betapa berbedanya Asuransi

Syariah dengan Asuransi yang Non Syariah. Yang menarik

dari kenyataan ini adalah Penerimaan utuh hadirnya institusi

ini baru Nampak pada tahun 1998 saat badai krisis moneter

terjadi di Indonesia, saat dimana perusahaan perbankan dan

Asuransi yang berbasis Ribawi bertumbangan. Yang

hikmahnya adalah sebuah kenyataan yang nampak

dipermukaan secara massif tentang tumbuh dan

berkembangnya lembaga keuangan syariah khususnya

perbankan syariah tak terkecuali Takaful Asuransi Syariah.

c. Untuk menjaga keluhuran nilai dari takaful sebagai sistem

Asuransi Syariah, perlu kiranya penulis memaparkan secara

utuh tentang bagaimana sebenarnya konsep Akad pada

Asuransi Syariah baik Akad Tabarru maupun Akad Tijari

sebagai landasan awal dari pengelolaan resiko dan dana

nasabah pada perusahaan Asuransi Syariah menurut teori dan

praktek, karena dalam beberapa kasus dilapangan, masih ada

hal yang belum sesuai antara penerapannya dalam praktik dan

pelaksanaannya. Contoh mengenai hal ini adalah

Page 43: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

23

pemberlakuan akad-akad yang melatarbelakangi produk-

produk yang dipasarkan oleh PT Asuransi Syariah.

d. Sebagai lembaga yang juga diharapkan bisa eksis dalam

jangka panjang, hemat penulis harus difikirkan tentang

bagaimana takaful sebagai institusi Bisnis yang berbasis

Syariat Islam harus tetap memiliki basis profit oriented

namun dengan tetap meninggikan konsep social orientednya

tanpa reserve. Oleh karena itu konsep tolong menolongnya

yang juga sejalan dengan pengelolaan dana tabungan dan

investasi nasabahnya harus terus dimodifikasi sehingga

menuju pada sesuatu yang mendekati ideal dalam tataran

syar‘i yaitu dengan menempatkan semua peserta dalam

keluarga besar yang saling menopang dan menanggung.

Meminjam Istilah dalam pepatah ―Berat sama dipikul Ringan

sama dijinjing‖. Atau dengan menggunakan Bahasa yang

mudah difahami adalah ―Berjamaah dalam tolong menolong‖

ketika musibah, resiko, kerugian dialami oleh seseorang atau

lembaga dalam koridor kepesertaan dengan tanpa ada yang

merasa dirugikan diantara kedua belah pihak.28

Solusi

28Menurut Ismail Yusanto dalam mekanisme kerja asuransi Takaful (Asuransi

Syariah yang dipraktekkan saat ini,Pen), bila dikaji lebih jauh, didalam mekanisme kerja

Asuransi Takaful agaknya berlangsung dua akad sekaligus, yakni akad saling

menanggung diantara para nasabah (akad takafuli) dan akad syarikat antara nasabah dan

perusahaan Takaful yang dibuktikan dengan adanya bagi hasil uang nasabah yang

disimpan perusahaan asuransi Takaful. Masih menurut beliau, ---Dalam akad saling

menanggung, siapakah yang menjadi penangung dan yang ditanggung? Bila akad dalam

Takaful adalah aqad Takafuli antar peserta, pernahkah aqad itu berlangsung sebagaimana

mestinya di antara mereka sendiri? Bila di antara nasabah sudah bisa saling

menanngung, lalu apa fungsi dari Perusahaan Takaful? Maksudnya dalam hal ini,

kedudukan perusahaan Takaful sebagai apa? Apakah sebagai Pengelola atau sebagai

Nasabah, mengapa disebut perusahaan takaful, mengapa bukan perusahaan biasa

sebagaimana yang lain?. Tetapi benarkah asuransi Takaful bertindak sebagai pengelola

Page 44: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

24

kontruktif harus mulai diangkat ke permukaan untuk

pengelolaan resiko yang tingkat kemaslahatannya lebih besar

pada tahapan selanjutnya. khusus untuk kasus di Indonesia,

produk-produk takaful yang sekarang beredar, sepertinya

masih ―copy paste‖ dari produk konvensional.29

tentunya tetap

dengan landasan akad yang berbeda, tetapi substansi manfaat

serta penjaminannya masih sama. Oleh karena itu via

pemahaman yang komprehensip tentang bagaimana

pengelolaan dana dan resiko pada Asuransi Syariah

dijalankan, ke depan bisa ditemukan sebuah terobosan baru

yang lebih cerdas akan bagaimana Asuransi Syariah lebih bisa

menjawab tantangan zaman di tengah dinamika kehidupan

yang semakin komplek dan masyarakat yang sangat

membutuhkan jaminan proteksi yang lebih besar dalam

dana nasabah? Ternyata tidak, karena dana yang dikumpulkan tidak dikelola sendiri,

melainkan disalurkan kepada Bank Syariah, itupun oleh Bank Syariah disalurkan

kembali kepada Pengusaha. Karena bukan sebagai pengelola, maka semestinya

perusahaan Takaful hanya berfungsi sebagai pialang (perantara) antara nasabah dengan

pengusaha (Yang dalam faktanya itupun tidak pernah ada), ataupun wakil nasabah dalam

berhadapan dengan pengusaha. Sebagai perantara, takaful berhak mendapatkan komisi.

Sedang sebagai wakil, Takaful bisa mendapatkan imbalan (Ujrah atau iwadh). Tetapi

dalam kenyataannya, mengapa perusahaan memungut bagi hasil dan karenanya juga

menanggung kerugian.(Lihat Ismail Yusanto, Islam dan Asuransi : Sebuah Langkah

Menuju Kelangsungan Ekonomi Syariah, Al Azhar Press, Bandung. hal. 31-34 t.t)

melihat kenyataan ini, maka boleh jadi dan sangat dimungkinkan terjadi kerugian pada

perusahaan Asuransi Syariah disebabkan beban resiko yang besar menjadi

tanggungannya sementara Nasabah pada posisi yang diuntungkan dikarenakan manfaat

dan pertanggungannya sudah secara Fixed menjadi tanggungan perusahaan. Oleh karena

itu atas dasar keadilan harus dicarikan solusi yang lebih baik pada system ini, sehingga

pada saat berikutnya dimensi keadilan bisa ditegakkan.

29

Khususnya di Indonesia produk produk asuransi syariah yang beredar di

masyarakat sama dengan produk-produk yang dikeluarkan oleh konvensional, bahkan

menurut ketua umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia AASI, Asuransi syariah harus

memiliki standard baku, baik itu berkaitan dengan wording polis, etika agency, dan

sertifikasi agency. Lihat Charles Siahaan, ― Asuransi Syariah Menanti Akad Baru‖,

Media Asuransi, September 2008, No.212 Tahun XXIX, hal. 19-22.

Page 45: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

25

mengantisipasi berkurangnya nilai ekonomis dirinya

disebabkan resiko dan musibah dalam bingkai kebersamaan

dan berjamaah dalam tolong menolong.

2. Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas, dan juga

agar pembahasan penelitian penulis terarah, maka penulis membatasi

ruang lingkup pembahasan hanya berkisar pada pemaparan tentang apa

dan bagaimana Asuransi Syariah dan hubungannya dengan kelahiran

PT. Asuransi Takaful Keluarga sebagai pelopor Asuransi Syariah di

Indonesia serta bagaimana penerapan konsep akad dijalankan,

khususnya akad tabarru’ dan akad tijâri pada produk-produk Asuransi

Syariah terutama yang dipasarkan oleh PT Asuransi Takaful

Keluarga, dan dalam tesis ini juga hanya dibatasi pada pembahasan

tentang bagaimana mekanisme pengelolaan dana dan resiko nasabah

yang berhubungan erat dengan produk-produk yang dipasarkan oleh

PT. Asuransi Takaful Keluarga dijalankan.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah yang sudah penulis

paparkan diatas, maka dapatlah dirincikan rumusan masalah sebagai

berikut :

a. Apakah yang dimaksud dengan pengertian Asuransi Syariah ?

b. Bagaimana sejarah berdirinya PT. Asuransi Takaful Keluarga?

c. Akad-Akad apa yang digunakan oleh PT. Asuransi Takaful

Keluarga?

d. Bagaimana mekanisme pengelolaan dana dan pengelolaan resiko

pada PT. Asuransi Takaful Keluarga ?

Page 46: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

26

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian tesis ini adalah sebagai

berikut :

1. Mengetahui dan memahami hakekat Asuransi Syariah secara

komperehensip, baik dalam kajian historis ataupun secara

realistis-praktis. Serta mengetengahkan pemahaman secara

mendalam dan menyeluruh tentang Asuransi Syariah dalam

tinjauan hukum Islam.

2. Mengetahui Sejarah lahirnya PT. Asuransi Takaful

Keluarga sebagai Asuransi Syariah di Indonesia.

3. Mengetahui Konsep akad pada produk -produk Asuransi

Syariah khususnya produk yang dipasarkan oleh PT Asuransi

Takaful Keluarga dalam Persfektif hukum Islam

4. Mengetahui bagaimana pengelolaan resiko dan dana pada PT.

Asuransi Takaful Keluarga secara teori dan praktik.

D. Dasar Pemikiran

Diantara referensi dari buku atau karya ilmiah yang menjadi

acuan dan dasar pemikiran dari penulisan tesis ini antara lain adalah :

1. Muhammad Syakir Sulla, Prinsip-Prinsi[ dan sistem operasional

Takaful serta perbedaannya dengan Asuransi Konvensional

Jakarta : AAMAI.2002.

2. AM Hasan Ali, Asuransi Dalam Persfektif Hukum Islam (Suatu

tinjauan Analisis Historis, Teoritis dan Praktis) Tesis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta).th.2003.

3. Moh Fadzli Yusof, Takaful :Sistem Insurance Islam. Tinggi Press

SDN Berhad Kuala Lumpur Tahun 1996.

Page 47: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

27

4. Muhammad Syakir Sulla, Asuransi Syariah, Asransi Syariah Life

And General Konsep dan sistem Operasional, Jakarta, Gema

Insani Press, 2004.

5. Arpah Bt Abdul wahab, Asuransi Menurut Hukum Islam (Jakarta

Institut Agama Islam Negeri (IAIN Jakarta) tahun 2008

6. Muhammad Nejatullah Siddiqi, Insurance in an Islamic Economy,

Leicester: The Islamic Foundation, tahun 1987.

7. Agus Edi Sumanto, Ernawan Priarto dkk, Solusi Berasuransi

Lebih Indah Dengan Syariah Jakarta; PT Salamadani Pustaka

Semesta, Tahun 2009.

Hemat penulis karya-karya diatas telah memberikan kahazanah

keilmuan yang sangat bermanfaat bagi siapapun yang ingin mendalami

apa itu Asuransi Syariah, namun masih sangat sederhana dalam

penjelasan pada sisi praktisnya, apalagi jika dihadapkan pada

permasalahan mekanisme pengelolaan dana dan resiko yang terjadi

pada perusahaan asuransi Syariah saat ini secara lebih spesifik,

dimana produk Asuransi Syariah berkembang dalam dinamika yang

sangat cepat dan bahkan dengan pilihan yang lebih beragam.

Padahal pemahaman secara mendalam tentang mekanisme pengelolaan

dana dan resiko pada Asuransi Syariah secara utuh adalah bagian dari

ikhtiar kita dalam memahami Asuransi Syariah dalam tinjauan

hukum Islam. Dan dari pemahaman ini, diharapkan tumbuh keyakinan

bahwa Asuransi Syariah adalah hasil ijtihad kreatif yang merupakan

sumbangan pemikiran ulama-ulama kontemporer yang kehadirannya

adalah sebagai solusi dari kegamangan ummat terhadap asuransi

konvensional yang melanggar prinsip prinsip dasar dari syariah. Juga

memberikan keyakinan bahwa kehadiran Asuransi Syariah adalah

Page 48: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

28

sebagai sarana bagi manusia modern yang ingin berjamaah dalam

tolong menolong, mewujudkan kepedulian dalam bingkai kebersamaan

yang sesuai dengan syariat Islam.

Berangkat dari hal tersebutlah maka Tesis ini disusun. Hadir

dengan analisis yang berbeda yaitu : bagaimana mekanisme

pengelolaan dana dan resiko pada Asuransi Syariah dijalankan secara

lebih spesifik, sehingga menjadikan bahasan Tesis kami yang berjudul

:―Konsep Akad Pada Asuransi Syariah Studi Pengelolaan Dana dan

resiko Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga Dalam Persfektif Hukum

Islam”, akan semakin menarik.

E. Metodologi Dan Langkah Langkah Penelitian

Metode pembahasan dalam penyusunan tesis ini, adalah dengan

menggabungkan dua metode, yaitu : Library Reseach atau kajian

pustaka dan Field Reseach atau kajian lapangan.

Kajian kepustakan penyusun gunakan ketika membahas tentang

aspek historis dan teoritis tentang Asuransi Syariah khususnya di

Indonesia melalui buku-buku, makalah, manuskrip maupun informasi

via media internet dan lain sebagainya.

Adapun kajian lapangan dilakukan untuk menganalisa

mekanisme pengelolaan dana dan resiko pada Asuransi Syariah

penyusun lakukan dengan melakukan studi langsung kepada

PT. Asuransi Takaful Keluarga Life Insurance.

F. Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam Penelitian ini terdiri dari lima Bab dengan uraian

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari bahasan sebagai berikut :

Page 49: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

29

Latar Belakang Masalah, Permasalahan yang terdiri dari : Identifikasi

Masalah, Pembatasan Masalah Serta Perumusan Masalah, Dasar

Pemikiran, Tujuan Penulisan, Metodologi dan Langkah Langkah

Penulisan serta Sistematika Pembahasan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI

SYARIAH

Dengan bahasan sebagai berikut :

Pengertian Asuransi Syariah, Perbedaan Antara Asuransi Syariah

dengan Asuransi Konvensional, Prinsip-Prinsip Asuransi Syariah,

Pendapat dan Ragam Penerimaan Asuransi Syariah di Indonesia,

Urgensi Asuransi Syariah Bagi Ummat Islam.

BAB III SEJARAH LAHIRNYA TAKAFUL KELUARGA

Dengan bahasan sebagai berikut :

Sejarah Asuransi Syariah di Indonesia, Takaful Keluarga Asuransi

Syariah di Indonesia.

BAB IV AKAD TABARRU DAN AKAD TIJARI PADA

ASURANSI SYARIAH

Dengan bahasan sebagai berikut :

Pengertian Akad tabarru dan tijari Pada Asuransi Syariah, Pandangan

Ulama Tentang Akad tabarru dan tijari, serta Mekanisme Penggunaan

Akad dan Konsep tabarru dan tijari Pada Produk-Produk Yang

dipasarkan ransi Takaful Keluarga, Pemaparan Umum Penggunaan

Akad Tabarru dan Tijari Pada Produk Takaful Keluarga, Penjelasan

tekhnis Pengelolaan Dana dan Resiko Pada Takaful Keluarga.

Page 50: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

30

BAB V MEKANISME PENGELOLAAN DANA DAN

RESIKO PADA PT. ASURANSI TAKAFUL

KELUARGA

Dengan bahasan sebagai berikut :

Tinjauan Umum Operasional Asuransi Syariah, Mekanisme

Pengelolaan Dana Nasabah (Tabungan dan Investasi) Pada Takaful

Keluarga, Pengelolaan Dana Nasabah Pada Takaful Keluarga,

Pengelolaan Resiko Nasabah Pada Takaful Keluarga, Serta

Pengelolaan Dana dan Resiko Nasabah Pada Takaful Keluarga Dan

Kesesuaiannya dengan Hukum Islam dan Fatwa DSN

BAB VI PENUTUP

Yang terdiri dari kesimpulan penelitian dan Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN LAMPIRAN

Page 51: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

31

Page 52: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

32

Page 53: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

199

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Asuransi Syariah diartikan sebagai: ”Usaha saling melindungi dan

tolong-menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui

investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang memberikan pola

pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad

(perikatan) yang sesuai dengan syariah. Akad yang dimaksud adalah

yang tidak mengandung gharâr (penipuan), maisir (perjudian), ribâ,

zhulm (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.”

2. Sebagai Pelopor Asuransi Syariah di Indonesia, Takaful Keluarga

hadir sejak tahun 1994 melalui fase perjuangan yang berliku dan

panjang. Kelahirannya adalah sebagai jawaban atas kepentingan

masyarakat modern yang dalam kehidupannya tidak bisa lepas dari

kebutuhan berasuransi dalam berbagai aktifitasnya. Keinginan dan

cita-cita ini mendapatkan angin segar pada awal-awal tahun 1990-an

yang ditandai dengan lahirnya Bank Syariah pertama yaitu BMI

(Bank Muamalat Indonesia) pada tahun 1991 dan lahirnya Asuransi

Syariah pertama di Indonesia PT. Asuransi Takaful Indonesia pada

tahun 1994 atas prakarsa ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim

Indonesia) ditopang oleh MUI (Majlis Ulama Indonesia). Dua

peristiwa yang sejatinya menjadi Rahmat Tuhan (Allah SWT) bagi

Bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah Muslim

bahkan Muslim terbesar di dunia dan menjadi tonggak berdiri dan

berkembangnya institusi keuangan lainnya pada masa selanjutnya.

3. Secara khusus hal yang membedakan antara institusi keuangan

berbasis syariah tak terkecuali Asuransi Syariah adalah Akad-akad

yang melatar belakangi apapun yang ditawarkan kepada khalayak

Page 54: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

200

umum baik berupa produk maupun berupa sistem yang

ditawarkannya. Takaful Keluarga mengunakan akad tabarru’ dan

akad tijari guna menjaga keabsahan transaksi sesuai dengan kaidah

syariah. Melalui akad tabarru’, peserta menghibahkan sejumlah dana

untuk dikelola perusahaan sebagai dana tolong menolong jika terjadi

musibah diantara peserta. Sementara penggunaan akad tijari

diwujudkan pada dua akad yaitu :

Pertama: Penggunaan akad Mudharabah yaitu, akad antara pemilik

modal (Shahibul Maal) dengan pengelola modal (Mudharib) untuk

melakukan suatu usaha atau investasi, dengan syarat keuntungan

yang diperoleh dibagi untuk kedua belah pihak berdasarkan

persentase tertentu sesuai dengan kesepakatan yang dibuat. Melalui

akad ini, perusahaan ---sebagai mudharib--- berperan sebagai

pengelola dana tabungan peserta untuk diinvestasikan melalui model

investasi yang ditentukan perusahaan. Peserta akan menerima bagi

hasil (Profit Sharing) atas perolehan keuntungan investasi sesuai

kesepakatan pada awal perjanjian. Akad mudharabah ini

diaplikasikan pada produk Takaful Dana Pendidikan (FULNADI).

Kedua : Penggunaan Akad Wakalah Bil ujrah yaitu akad pemberian

kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk mengelola dana

peserta dengan pemberian ujrah (Operational Fee). Perusahaan ---

Sebagai pihak yang diberi kuasa--- mengelola dana tabungan peserta

untuk diinvestasikan melaui model investasi tertentu berdasarkan

kebutuhan, preferensi, serta risk profile masing masing peserta.

Dengan penarikan ujrah berupa biaya administrasi dan investment

fee, peserta akan memperoleh keseluruhan hasil investasi.

Penggunaan Akad Wakalah Bil Ujrah pada Takaful Keluarga

diaplikasikan pada varian produk Unit Link yaitu, Takafulink

Page 55: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

201

Salam, Takafulink Salam Cendikia, Serta Takafulink Salam

Ziarah baitullah dan Takafulink Salam Waqaf.

4. Takaful Keluarga dalam mekanisme operasionalnya hanya

mengelola dua hal yaitu : Pertama : Mengelola resiko peserta dengan

menafikan maisir dan gharar dengan akad tabarru yang melandasi

hubungan antara sesama peserta dan Kedua : Mengelola dana peserta

dengan manafikan unsur riba dan mengusahakan dana peserta

berkembang dalam jangka menengah dan panjang via usaha-usaha

yang halal, terhindar dari zhulm dan rasywah serta hal-hal lain yang

tidak melanggar ketentuan-ketentuan syariat Islam.

Kongkritnya adalah Disamping mengelola dana tabarru’. Asuransi

Takaful Keluarga berperan sebagai pengelola dana tabungan peserta

untuk diinvestasikan melalui akad dan model investasi tertentu sesuai

dengan ketentuan produk yang dipilih.

A. Saran-Saran

1. Untuk menilai sesuatu itu sesuai dengan syariah sebenarnya

parameter yang digunakan bukan hanya berkaitan dengan hubungan

antara peserta di satu sisi dengan perusahaan saja pada sisi lain. Pada

kasus lembaga keuangan seperti Takaful Keluarga ada pihak lain

yang juga terlibat secara dominan yaitu: Agen pemasar (duta

Asuransi Syariah) dan juga pihak ketiga yang dilibatkan sebagai

wadah menyimpan dana peserta takaful. Terkait dengan agen

pemasar sepanjang yang kami pahami sampai dengan saat ini belum

ada kajian yang mendalam tentang sebesar apa mereka pantas

menerima fee (komisi) atau bonus dan bagaimana pola kerja diantara

mereka dengan perusahaan dimana mereka bernaung. Hal ini

berakibat pada besarnya biaya akuisisi yang dikeluarkan perusahaan

Page 56: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

202

menjadi besar dan kemudian menjanjikan komisi yang besar pula

buat agent pemasarnya dengan tingkatan yang berjenjang. Dari sini

terdapat akibat lanjutnya yaitu : dengan besarnya biaya yang

dikeluarkan oleh peserta Asuransi Syariah saat ini, ada kesan dari

penulis, jika tidak dijelaskan secara transparan apa yang terdapat

dalam SPAJ (Surat Permohonan Asuransi Jiwa) / Aplikasi

Kepesertaan berupa akad-akad yang membentuk sebuah produk akan

hilangnya pemahaman tidak dikenal adanya dana hangus pada

Asuransi Syariah pada masa selanjutnya. Padahal kesan inilah yang

dominan ada pada benak calon nasabah ketika bergabung atau

mengambil Produk Asuransi Syariah untuk Keluarga tercinta.

2. Pada kasus pendelegasian dana tabarru’ yang berbentuk kumpulan

dana yang besar, hemat penulis perlu difikirkan hadirnya institusi

Wali amanah pada Perusahaan Asuransi Syariah di masa yang akan

datang. Sebuah institusi yang hadir untuk menjembatani niatan mulia

peserta yang sedari awal sudah menunaikan kewajibannya

memberikan kontribusi tabarru’ namun dapat disebut hilang jejak

dan kontaknya setelah itu padahal pada saat bersamaan juga berhak

mendapatkan manfaat jika terjadi resiko. Kepentingan lain dari

lembaga ini adalah pertama menjadi jembatan dalam melakukan

investasi dana tabarru’ yang terkumpul yang sebenarnya

tanggungjawabnya sudah diwakilkan kepada perusahaan, Kedua:

sebagai pihak yang bisa diserahkan amanah berupa pengelolaan dana

tabarru’ peserta jika suatu saat perusahaan mengalami kebangkrutan

atau pailit. Namun untuk poin kedua ini perlu difikirkan landasan

hukum yang bisa menaunginya jika mau diterapkan.

3. Untuk menjaga citra baik Lembaga Asuransi Syariah seperti Takaful

Keluarga dimasa selanjutnya, selain akad-akad yang membentuk

Page 57: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

203

produknya, serta tata kerja mekanisme operasional pengelolaan dana

dan resiko peserta yang bergabung, maka Koor bisnis dari lembaga

ini semuanya harus menggunakan sudut pandang syariah, mulai dari

bagaimana berbusana di tempat kerja, suasana kantor yang kondusif

dengan nilai-nilai syariat Islam yang bertanggungjawab diterapkan.

Dan juga corporate culture yang dibangun harus juga belandaskan

syariat Islam.

4. Mengambil spirit dari Takaful Keluarga yang dalam pengelolaan

dana dan resikonya sedari awal datang sudah dengan baju syariah

secara mantap, sudah saatnya lembaga-lembaga yang masih mendua

dalam menjalankan roda bisnisnya pada industri Asuransi Syariah,

memisahkan diri secara total dari induknya yang konvensional. Hal

ini adalah dalam rangka menjaga kenyamanan nasabah yang ingin

harta yang ia peroleh dan belanjakan benar-benar terjaga dengan baik

dari hal- hal yang di larang dalam syariat Islam.

5. Untuk tumbuh kembangnya industri keuangan semacam Asuransi

Syariah di masa yang akan datang, maka hubungan baik secara

internal dan eksternal sudah sepatutnya dilakukan takaful keluarga

tanpa ada kesan membatasi diri kepada pihak lain tentunya dalam

bingkai hubungan yang saling menasehati dan insya Allah membawa

keuntungan dan keberkahan pada pihak lain.

6. Pada akhirnya penulis berdasarkan interaksi yang dalam selama

Penelitian dan memperhatikan selama beberapa tahun dinamika

internal yang dihadapi oleh perusahaan Asuransi pertama syariah di

Indonesia yaitu Takaful Keluarga dapatlah disebut bahwa

mekanisme pengelolaan dana peserta yang berbentuk tabungan atau

investasi dan juga pengelolaan resiko peserta dengan berbagai macam

pilihan proteksi dan manfaat yang diambilnya, secara umum

Page 58: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

204

(sepanjang yang penulis ketahui), apa yang dilaksanakan dan

dijalankan oleh Takaful Keluarga sampai dengan hari ini tidak

bertentangan dengan prinsip-prinsip umum yang melandasi

operasional tata kelola Asuransi Syariah di Indonesia terutama yang

terkait dengan konsentrasi penelitian kami yaitu akad-akad yang

melatar belakanginya yang dasarnya adalah Fatwa-fatwa DSN MUI.

Meskipun demikian ada beberapa hal yang hemat penulis sangat baik

untuk diteliti lebih lanjut, yaitu penggunaan akad-akad yang lain dari

yang sudah ada dan di terapkan saat ini (yaitu : mudhârabah,

Mudhârabah Musytarakah dan wakâlah bil ujrah serta akad tabarru’

itu sendiri) sepanjang marketable dapat diterapkan saat ini dan pada

masa selanjutnya. Tentunya dengan tetap menjaga nilai-nilai luhur

syariat dan juga kebutuhan masyarakat akan produk-produk Asuransi

Syariah yang lebih sesuai dengan kehidupan di masa modern.

Wallaahu A’lam Bis Shawab.

Page 59: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

205

Page 60: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

206

Page 61: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

206

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Nuh dan Oemar Bakry, Kamus Indonesia-Arab,Arab-

Indonesia, Jakarta, PT.Bentara Antar Asia,1991

Abdurrahman bin Jadillah al Bannany,Hasyiyah al Bannâny, Bairut : Dar al

Fikr,1983.

Abd. Rahman Al Jaziry,al Fiqh ‘Ala al Madzâhib al Arba’ah, Bairut : Dar al

Qalam, t.th.

Abd. Rahman bin Shalih Abd. Lathif,al Qawa’id wa al Dhawâbith al

Fiqhiyyah al utadhaminah li al Taisir,(Madinah : Jami’ah al

Madinah,t,th.),

Abdul Wahhâb Khallâf, Ilmu Ushûl Fiqh, (Kuwait: Dar al Qalam,1978)

Abdul Wahhab Abd Muhaimin, H,Lc,MA,DR, Kajian Islam Aktual, Jakarta,

Gaung Persada Press, 2011.

Abu Daud,Sunân Abî Dâud, Bairut : Dar al Fikri,t.th.

Ade Dedi Rohayana, Ilmu Qawâ’id fiqhiyyah, Jakarta : Gaya Media

Pratama,2008.

Adiwarman Karim, Bank Islam : Analisi Fikih dan Keuangan, Jakarta

:Rajawali Presss,2009.

Afzalur Rahman, Economic Doctrines of Islam , Lahore : Islamic

Publication,1990.

Agus Edi Sumanto, Ernawan Priarto dkk, Solusi Berasuransi Lebih Indah

Dengan Syariah, Jakarta; PT Salamadani Pustaka Semesta,

Cet 1Tahun 2009.

Ahmad bin Hambal,al Musnâd , al Qahirah : Dâr al Hadîst,14186 H/1995 M.

Ahmad bin Muhammad al Hamawy,Ghamzu ‘Uyuûn al Bashâ’ir Syarh al

Asybah wa al nazhâ’ir, t.t.: Dar al Kutub al ‘Ilmiyyah,1405 H.

Ahmad bin Muhammad al Zaqrâ’, Syarh al Qawâ’id al Fiqhiyyah, Damascus

:Dâr al-Qalâm, 1409 H/1989 M.

Page 62: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

207

Ali Ahmad al Nadawy, Mausu’ah al Qawâ’id wa al Dhawâbith al Fiqhiyyah,

t.t:t.p.1419 H /1999 M.

-------------, al Qawâ’id al Fiqhiyyah, Damascus : Dâr al- Qalâm,1994.

-------------, al Qawâ’id wa al Dhawâbith al Fiqhiyah, t.t. : 1419 H / 1999.

Amir Syarifuddin ,Garis-garis Besar Fikih, Jakarta : Kencana,2003.

AM. Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam: SuatuTeori

Analisis Histories,Teoritis dan Praktis, Jakarta : Kencana,2004

Al Asnawy, Nihayah al Shûl fi Syarh Munhaj al Wushûl fi Ilmi al Ushûl,

Mesir :Mathba’ah Muhammad Ali Shahib wa Auladih, t.tj.

--------------, al Tamhîd fî Takhrîj al Furû’ Ala al Ushûl,Bairut : Dâr al

Fikr,1400 H/1980 M.

Asjmuni Abd. Rahman, Kaidah-Kaidah Fiqh, (Jakarta : Bulan Bintang,1976)

Atabi Ali Ahmad Zuhdi Mudhor,Kamus Kontemporer, t.t. : Multi Karya

Grafika,1996

‘Athiyah ‘Adlan ‘Athiyah Ramadhân, Mausu’ah al Qawâ’id al Fiqhiyyah, al

Iskandariyah : Dâr al-Qimmah- Dar al Iman,t.th.

A.W. Munawwir,Kamus al Munawwir, Surabaya : Pustaka Progressif,1997.

Al Baidhâwy, Minhaj al Wushûl Ila Ilmi al Ushûl, Mesir : al Maktabah al

Tijariyah, 1326 H.

Bukhari Alma, H,DR, Prof, Manajemen Bisnis Syariah (Bandung:

Alfabeta,2009).

Bank Indonesia, Petunjuk Pelaksanaan Pembukuan Kantor Bank Syariah,

Jakarta : Bank Indonesia, 1999.

Al Bukhâry, Shahih al-Bukhâri, (al Qahirah : Dar al Hadist, 1425 H/2004M).

Depag RI, Ilmu Fikih,Jakarta : DIPERTA,1983

Cacan Soemantri Agis ,SE.AAAIJ dkk , Modul Pengetahuan Dasar Takaful,

Penerbit Trendi (Training Reseach And Development) PT

Asuransi Takaful Indonesia Jakarta edisi revisi Tahun 2005

Page 63: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

208

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia ,(Jakarta : Balai Pustaka ,1988).

Al Dimyathy, I ‘annah al Thalibin, (Semarang: Toha Putera,t.th.)

DSN MUI,Himpunan Fatwa DSN MUI, Cipayung-Ciputat:DSN,1427H/

2006 M, Edisi Refisi,cet IV ,h. VIII,IX.

Hasanuddin, Konsep dan Standar Multi Akad Dalam Fatwa DSN MUI,

Disertasi SPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2008 M / 1429 H.

Husaen Hamid Hasan, Hukmu al Syarî’ah al Islamiyyah Fi ‘Uqûdi al

Ta’mîn,Cairo: Dar al I’tisham,t.th.

Huzaimah Tahido Yanggo, Hj,MA, Dr,Prof, Masail Fiqhiyyah Kajian

Hukum Islam Kontemporer ,Bandung: Angkasa, 2005

Al Husaimy Yusuf al Syaikh, Buhûts fi Ushûl al Fiqh Lighair al

Hanafiyah,t.t.:t.p.t.th.

Ibnu Hajar al ‘Asqalâny,Fath al Bâry Syarh Shahîh al Bukhârî, Bairut : Dâr

al Fikr,t,.th.

----------------, Ibânah al Ahkâm, Bairut- Libnan : t.p., 1424 H / 2004 M.

Ibnu Majah,Sunan Ibnu Mâjah, t.t. : Dar al Fikr,t.th.

Ibnu Manzhur.Lisân al Arab, t.t. : Dar al Ma’arif, t.th.,Jilid III,

Ibnu Nujaim, al Asybah wa al Nazhâ’ir, Damascus : Dar al Fikr, 1983.

Ibnu Hudamah,al Mughny, Bairut : Dar al Fikr,1979.

Ibnu Taimiyyah, Majmu’ al Fatawâ, al Riyadh: Mathba’ah al Anam, (Bairut :

Dâr al Kutûb al Ilmiyyah, t.th.

-----------, al Jami’ al Shaghîr, (Bairut : Dâr al Kutûb al Islamiyyah,t.th).

Ikhwan Abidin Basri, Visi Islam Dalam Pembangunan Ekonomi Menurut

Maqashid As Syariah (Terjemahan Buku : Dr Umer Chapra) Solo

Al Hambra, Cet 1, 2011.

-----------------------,Menguak Pemikiran Ekonomi Ulama Klasik, Jakarta

Aqwam, Cet 2. Agustus 2007.

Page 64: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

209

Ismail Yusanto, Islam dan Asuransi : Sebuah Langkah Menuju

Kelangsungan Ekonomi Syariah, Al Azhar Press, Bandung.

Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad Syafi’i Antonio, Apa dan

Bagaimana Bank Islam,Yogyakarta : Dana Bakti Wakaf, 1992.

Al Kasany, Bada’i al Shanâ’i , Bairut : Dâr al Kitâb al ‘Araby, t.th.Kholid

Syamhudi, Mengenal Konsep Mudharabah”, artikel diakses pada

20 juni 2010

Majma’ al Lughah al ‘Arabiyyah, al Mu’jam al Wasîth, Mesir : Dâr al

Ma’ârif,1329 H / 972M

---------------, al Mu’jam al Wajiz, t.t. : Wuzaharah al Tarbiyah wa al Ta’lim,

t.th.Al Maqqari al Maliki, al Qawâ’id, Bairut : Dar al Fikr, t.th.

Manna’ Khalil al Qaththân, al Tasyrî’ wa al Fiqh al Islamy, t.t : Maktabah

wahbah,1976.

Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktek ,Jakarta, Gema

Insani, 2006.

Muhammad, Lembaga-lembaga Keuangan Umat kontemporer, 2000,

Jogjakarta : UII Press.

Muhammad Abady, ‘Aun Mau’bûd Syarh Sunan Abî Dâud, al Madinah al

Munawwarah : Maktabah Salafiyah,1389 H/1969 M.

M. Abdul Mujib,et.al,Kamus Istilah Fikih, Jakarta : PT.Pustaka Firdaus,1994.

Muhammad Abu Bakar al Râzy, Mukhtâr al Shahâh,Mesir: DAR al

Nahdhah,t.th.

Muhammad Fadzli Yusuf, Takaful Sistem Asuransi Islam, Kuala Lumpur :

Tinggi Press SDN. BHD,1996.

Muhammad al Mabar Kafuri,Tuhfah al Ahwâdzy Syarh Jami’ al Tirmîdzî, t.t.

:Dar al Fikr, 1399 H/1979 M.

Mohd. Ma’sum Billah, Islamic Law of Trade And Finance A Selection of

Issues Malaysia, Ilmiyyah Publishers Sdn,Bhd, 2003

Page 65: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

210

Muhammad Rawwas Qal’ah Jiy, Mausu’ah Fiqh Umar bin al Khaththab,

Bairut : Dâr al Nafâ’is, 1987.

----------, al Mu’amalat al Mâliyyah al Mu’ashirah fi Dhau’i al Fiqh wa al

Syarîah, Bairut : Dâr al Nafâ’is, 1999

----------, Mu’jam Lughat al Fuqahâ’, Bairut : Dâr al Nafa’is,1985.

Muhammad Syafi’i Antonio,Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta :

Gema Insani,2001.

-----------, Bank Syariah Wacana Ulama & Cendekiawan, Jakarta : BI-Tazkia

Institut,1999.

Muhammad Sallam Madkur, al Fiqh al Islamy, Makkah : Makhtabah

Abdillah Wahbah, 1955.

Muhammad Syakir Sula,Prinsip-Prinsip dan Sistem Operasional Takaful

serta Perbedaannya dengan Asuransi Konvensional, (Jakarta :

AAMAI,2002),

------------, Asuransi Syari’ah, (Jakarta : Gema Insani,2004).

Muhammad Usman Syiber, al Mu’amalat al Mâliyah al Mu’ashirah fi al

Fiqh al Islamy. Jordan: Dar al Nafa’is, 1422 H/2001 M.

Muhlish Usman, Drs. MA. Kaidah-Kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyah

(Pedoman Dasar Dalam Istimbath Hukum Islam) Jakarta. PT.

Raja Grafindo Persada,c.1.t.1996

Muhammad Nejatullah Siddiqi, Kegiatan Ekonomi dalam Islam (Judul Asli:

The Ekonomic Enterprise In Islam, Pen : Anas Sidik) Radar Jaya

Offset Cet 1 Agustus 1991.

Al Nabulsi, Kasyf al Khathâ’ir,’an al Asybah wa al Nazhâ’ir, t.t. : Maktabah

alKhazanah al’ Ammah, t.th

Al Nasâ’i ,Sunnan al Nasâ’i, (Bairut-Libnan : al Maktabah al ‘Islamiyyah,

t.th.).

Page 66: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

211

Nashruddin Fadl al Maula’ Muhammad,al Masharif al Islamiyyah, Jeddah

:DAR al ‘Ilmi, t.th.

Al Nawawy, Shahîh Muslim bi Syarh al Nawâwy, t.t : al Mathba’ah al-

Mishiriyah, t.th.

Nuruddin Mukhtar al-Khadimiy, al-Muyassar fi al-Qawa’id al- Fiqhiyyah,

Damascus : al Yamamah, 1428 H /2007 M, cet I.

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) RI No. 18/PMK.010/2010 tentang

Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan

Usaha Reasuransi Dengan Prinsip Syari’ah.

Al Qarafy, al Furûq, (Bairut : Dar al Ma’rifah, t.th.).

Al Raghib aL ashfahani , al Mufradât fi Gharîb Al Qur’ân, Mesir : Musthafa

al Babi al Halabi, 1961.

Satria Effendi, M.Zein, Ushul Fikih, (Jakarta : Kencana,2005).

Al Sayyid Sâbiq, Fiqh al Sunnah, Cairo : Dâr al Kitâb al Islamy Dar al

Hadist,t.th.

Al-Syaukany,Nail al Authar, t.t. : Maktabah al Taufiqiyyah, t.th

Al Syîrazy, al Muhadzab, Semarang : Maktabah wa Mathba’ah Thata

Putera,t.th.

Al Thahanawy, al Tahwih ‘Ala al Taudhih, Mesir: Mathaba’ah Syan al Syan

al Hurriyyah,t.th..

Tarek Al Diwani DR, The Problem With Interest, Penerjemah : Amdian Amir

SE, dan Dr. Ugi Suharto M.ec. Jakarta Akbar Media Eka Sarana, Cet.2

Jakarta

Wahbah al Zuhaily, Ushûl al Fiqh, (Beirut: Dar al Fikr,1986)

------------, al Fiqh al Islamy wa Adillatuh, (Damascus : Dar al Fikr : 1984).

-------------,al Mu’âmalat al Mâliyyah al Mu’ashirah, (Damascus : Dar al

Fikr,2002)

------------,Nadhariyah al-Dharuriyyah As-Syar’iyyah,Beirut: Muassasah

Risalah.c. th.1982. h.261

Page 67: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

212

Warkum Sumitro, Asas–Asas Perbankan dan Lembaga-Lembaga Terkait,

Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2004.

W.J.S. Poerwadi,Kamus Umum Perbankan dan Lembaga-Lembaga Terkait,

Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005.

Yahya bin Syaraf al Nawawy, Riyâdh al Shâlihîn, (t.t. : al Maktab al

‘Alamy,t.th.).

Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta :

Alvabet,2002.

Zainul Bahar Noor, Bank Muamalat Sebuah Mimpi, harapan dan kenyataan

(Fenomena Kebangkitan Ekonomi Islam) ; Publishing , 1 Tahun

2006.

Page 68: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

213

Page 69: KONSEP AKAD PADA ASURANSI SYARIAH

214

Lampiran Lampiran

32