3_konsep dan implementasi akad muamalah pada asuransi syariah
TRANSCRIPT
Basic Concept & Implementation of Islamic
Contracts to Islamic Insuranceby,
Sepky Mardian
1. Jelaskan minimal 2 (dua) konsep dasar asuransi syariah
2. Apakah perbedaan business process asuransi syariah dengan asuransi konvensional
3. Sebutkan masing-masing 1 (satu) perusahaan asuransi jiwa dan asuransi kerugian untuk asuransi syariah dan konvensional
4. Sebutkan setidaknya 5 (lima) akad yang mungkin digunakan dalam asuransi syariah
5. Sebutkan salah satu fatwa DSN tentang Asuransi Syariah
Review
To describe Islamic contracts in Islamic Insurance
To implement several contracts (mudharaba and ijara) to Islamic insurance
To describe Islamic scholar verdicts/fatwas about Islamic insurance contracts
Learning Objectives
Sula, Muhammad Syakir. 2004. Asuransi Syariah (Life and General). Jakarta: Gema Insani Press, Cet. 1
DSN. 2001. Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Asuransi Syariah. Jakarta: DSN-MUI
DSN. 2002. Fatwa DSN No. 39/DSN-MUI/X/2002 tentang Asuransi Haji. Jakarta: DSN-MUI
DSN. 2006. Fatwa DSN No. 51/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Mudharabah Musytarakah pada Asuransi Syariah. Jakarta: DSN-MUI
DSN. 2006. Fatwa DSN No. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Wakalah bil Ujrah pada Asuransi Syariah dan Reasuransi Syariah. Jakarta: DSN-MUI
DSN. 2006. Fatwa DSN No. 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Tabarru’ pada Asuransi Syariah. Jakarta: DSN-MUI
Main References
Ali, AM. Hasan. 2004. Asuransi Syariah dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis Historis, Teoritis, & Praktis. Jakarta: Kencana, Cet. 1
Billah, Mohd. Ma’sum. 2001. “Sources of Law Affecting Takaful (Islamic Insurance)”, International Journal of Islamic Financial Services. Vol. 2. No. 4 Jan-March 2001
Billah, Mohd. Ma’sum. 2001. “Takaful (Islamic Insurance) Premium: a Suggested Regulatory Framework”, International Journal of Islamic Financial Services. Vol.3, No.1, April-June. 2001
Billah, Mohd. Ma’sum. 2001. “Regulatory Framework of Family Takaful in the Contemporary Economic Reality”, International Journal of Islamic Financial Services. Vol. 3 No.3 October-December 2001
Billah, Mohd. Ma’sum. 2002. “Legal Capacity To Contract Of Takaful: An Islamic Jurisprudential Consideration”, International Journal of Islamic Financial Services. Vol.4, No.1 Jan-March 2002
Usmani, Muhammad Imran. 2007. “Takaful”. Slides presented in SECP Takaful Conference at March 14, 2007
Supplementary Readings
‘Aqd atau akad= perikatan,perjanjian, kesepakatan
‘Aqd adalah pertalian ijab (pernyataan melakukan ikatan) dan qabul (pernyataan penerimaan ikatan) sesuai dengan kehendak syariat yang berpengaruh pada obyek perikatan
‘Aqd:◦ Tabaduli (mu’awadah/tijari) pertukaran◦ Takafuli (tabarru’i) tolong menolong
‘Aqd / Contract …(1)
Rukun ‘Aqd:◦ Sighat (pernyataan akad)◦ ‘Aqidaani (pihak yang berakad)◦ Ma’qud ‘alaih (obyek akad)◦ Maudhu’ al-’aqd (tujuan akad) Mustafa Zarqa’
Asuransi Konvensional akad tabaduli Asuransi Syariah akad takafuli
‘Aqd / Contract …(2)
Tabarru’ hibah (Fatwa No. 21, 39 & 53) Berlaku untuk asuransi jiwa, asuransi
kerugian dan reasuransi Tijarah:
◦ Mudharabah (Fatwa No. 21)◦ Musyarakah◦ Mudharabah Musytarakah (Fatwa No. 51)◦ Wakalah bil Ujrah (Fatwa No. 52)◦ Wadiah◦ Waqf (Imran Usmani)
Classification of Contract in Islamic Insurance
Fatwa DSN No. 21 tentang Pedoman Asuransi Syariah
Kedudukan para pihak dalam akad tabarru’:◦ Peserta/pemegang polis memberikan hibah
yang akan digunakan untuk menolong peserta yang terkena musibah
◦ Perusahaan pengelola dana hibah berhak atas fee
Akad tabarru’ tidak boleh diubah menjadi akad tijarah
Premi porsi tijarah dan tabarru
Tabarru’ (Hibah) … (1)
M.M Billah menggunakan istilah musahamah (contribution) karena dalam akad tabarru’ tidak boleh ada pengembalian
Praktek ada pengembalian sebatas perjanjian, jika tidak ada klaim
Ilustrasi iuran atau kontribusi untuk membeli bola
Tabarru’ (Hibah) … (2)
Fatwa No. 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Tabarru’ pada Asuransi Syariah
Hasil investasi dari dana tabarru’ menjadi hak kolektif peserta dan dibukukan dalam akun tabarru’ secara terpisah dari akun lain.
Jika terjadi surplus underwriting:◦ Diakui seluruhnya sebagai dana cadangan◦ Sebagian untuk cadangan dan sisanya dibagikan ke
peserta◦ Sebagian untuk cadangan dan sisanya dibagihasilkan
antara peserta dan perusahaan
Tabarru’ (Hibah) … (3)
Jika terjadi defisit underwriting:◦ Ditalangi dengan akad qardh (pinjaman)◦ Pengembalian talangan disisihkan dari dana
tabarru’ periode berikutnya Asuransi Haji tabarru’ (Fatwa No. 39)
◦ Pemegang polis induk Menteri Agama◦ Jamaah haji membayar polis (bagian BPIH)◦ Premi asuransi haji dipisah dari premi lainnya◦ Perusahaan berhak atas fee pengeloaan◦ Surplus operasional hak jamaah yang
diserahkan pengeloaan kepada Menteri Agama
Tabarru’ (Hibah) … (4)
Konsep mudharabah:◦ Pengertian◦ Landasan Fiqh◦ Rukun dan Syarat◦ Ketentuan Mudharabah
Modal Manajemen Masa berlakunya kontrak Jaminan Ketentuan bagi hasil
Tijarah – Mudharabah… (1)
Implementasi Mudharabah pada Asuransi Jiwa (Life Insurance):◦ Bagi hasil dalam deposito dan sertifikat deposito bank-
bank syariah◦ Bagi hasil dalam direct investment◦ Bagi hasil dalam penyertaan saham, obligasi,
reksadana, leasing dan investasi syariah lainnya◦ Bagi hasil antara peserta dan perusahaan asuransi
atas hasil investasi (produk yang mengandung saving)◦ Bagi hasil surplus underwriting (produk non saving)◦ Bagi hasil dalam penentuan rate premi pada produk
saving dan non saving
Mudharabah… (2)
Perhitungan Mudharabah dalam Produk non-Saving
Mudharabah… (3)
Peserta : 10 orangPremi : 1,000,000 per orangTota Premi : 10,000,000 Loading/Biaya : 30%Hasil Investasi : 10%Biaya Reasuransi : 1,500,000 Biaya Klaim : 2,000,000 Nisbah Bagi Hasil : 40% peserta
60% perusahaan
Perhitungannya adalah:
Mudharabah… (4)
Premi : 10,000,000 (10 orang x Rp 1.000.000,-)Loading : (3,000,000) (30% x Premi)Biaya Reas : (1,500,000)
Premi Netto : 5,500,000 Biaya Klaim : (2,000,000) Klaim Reas : 1,600,000 Hasil Investasi : 1,000,000 Ta'awun (10%)* : (1,000,000)
Surplus yang dibagihasilkan 5,100,000
Alokasi Bagi Hasil:Peserta : 2,040,000 (nisbah x surplus)Perusahaan : 3,060,000 (nisbah x surplus)
Rate Bagi Hasil bagi peserta : 20.40% (alokasi bagi hasil peserta : total premi)
Pendapatan bagi perusahaan : 3,000,000 (pendapatan loading)3,060,000 (alokasi bagi hasil investasi)6,060,000
*asumsi alokasi dana untuk kelompok lain yang mengalami defisit (klaim > premi)
Perhitungan Mudharabah dalam Produk Unsur Saving/Tabungan
Mudharabah… (5)
Peserta : 1,000 orangPremi : 1,000,000 per orangTotal Premi : 1,000,000,000 Loading/Biaya : 35%Tabarru' : 5%Premi Reas : 10,000,000 Klaim : 10,540,000 dana tabungan
9,000,000 dana tabarru'Hasil Investasi : 10%Nisbah Bagi Hasil : 40% perusahaan
60% peserta
Perhitungannya adalah:
Mudharabah… (6)
Dana Tabungan Dana Tabarru'Premi Bruto 950,000,000 50,000,000 Loading (350,000,000) Premi Reas - (10,000,000)
Premi yang bisa diinvestasi 600,000,000 40,000,000 Hasil Investasi 60,000,000 4,000,000 Bagian Perusahaan (24,000,000) (1,600,000) Dana Terkumpul 636,000,000 42,400,000 Klaim (netto) (10,540,000) (9,000,000)
Saldo Dana Peserta 625,460,000 33,400,000
Alokasi untuk Perusahaan:Biaya loading 350,000,000 Pengelolaan dana tabungan 24,000,000 Pengelolaan dana tabarru' 1,600,000
Jumlah 375,600,000
Implementasi Mudharabah pada Asuransi Umum (General Insurance) ◦ Surplus Underwriting◦ Dasar perhitungan mudharabah dihitung dengan
menggunakan rata-rata tertimbang surplus underwriting yang diperoleh
Ketentuan Mudharabah◦ Perhitungan mudharabah harus didasarkan pada
kinerja◦ Pembayaran mudharabah tidak di offset dengan
premi renewal kecuali permintaan nasabah◦ Mudharabah tidak dibayarkan dimuka
Mudharabah… (7)
Persyaratan Pembayaran Mudharabah◦ Polis telah jatuh tempo◦ Premi telah dibayar penuh◦ Tidak ada pembayaran klaim selama periode
covered Formula Perhitungan Mudharabah
◦ Periode asuransi◦ Premi◦ Tanggal pembayaran◦ Rate mudharabah
Mudharabah… (8)
Tatacara perhitungan mudharabah◦ Besarnya mudharabah yang dihitung diperoleh
dengan rata-rata tertimbang dari surplus underwriting
◦ Rasio mudharabah diperoleh dengan membagi rata-rata tertimbang mudharabah yang akan dibagikan dengan premi bruto rata-rata
Mudharabah… (9)
Perhitungan Mudharabah
Mudharabah… (10)
Periode Takaful : 1/1/2002 s/d 12/31/2002Takaful Kontribusi (Premi) : 3,000,000 Tanggal Pembayaran : 1/1/2002Rate Mudharabah : 10%
Perhitungan Mudharabah : 300,000 (rate mudharabah x (365/365) x premi)
Periode Takaful : 1/1/2002 s/d 12/31/2002Takaful Kontribusi (Premi) : 3,000,000 Tanggal Pembayaran : 2/1/2002Rate Mudharabah : 10%
Perhitungan Mudharabah : 275,342 (rate mudharabah x (335/365) x premi)
Perhitungan Mudharabah
Mudharabah… (11)
Periode Takaful : 1/1/2002 s/d 12/31/2002Takaful Kontribusi (Premi) : 3,000,000 Tanggal Pembayaran : 2/1/2002 1,500,000
6/1/2002 1,500,000 Rate Mudharabah : 10%
Perhitungan Mudharabah : 137,671 (rate mudharabah x (335/365) x alokasi premi)87,945 (rate mudharabah x (214/365) x alokasi premi)
Konsep Musyarakah:◦ Pengertian◦ Kontribusi dalam Musyarakah◦ Landasan Syariah
Musyarakah dalam Praktik Asuransi◦ Hubungan pemegang polis dengan asuransi◦ M.M Billah Polis (musahamah) adalah bagian
musyarakah, sehingga adanya pengembalian sebagian premi karena tidak ada klaim (asuransi jiwa) menjadi lebih tepat
Musyarakah
Mudharabah Musytarakah … (1)
“Mudharib (pengelola) boleh menyertakan dana ke dalam akumulasi modal dengan seizin rabbul mal (pemilik modal yang awal). Keuntungan dibagi (terlebih duhulu) atas dasar musyarakah (antara mudharib sebagai penyetor modal/dana dengan shahibul mal) sesuai porsi modal masing-masing. Kemudian mudharib mengambil porsinya dari keuntungan atas dasar jasa pengelolaan dana. Hal itu dinamakan mudharabah musytarakah”. (Wahbah al-Zuhaili, al-Mu’amalat al-Maliyyah al-Mu’ashirah, [Dimasyq: Dar al-Fikr, 2002], h. 107)
Mudharabah Musytarakah … (2)
Aplikasi MM dalam Perusahaan Asuransi◦ Perusahaan asuransi sebagai mudharib
menyertakan modal atau dananya dalam investasi bersama dana peserta.
◦ Modal atau dana perusahaan asuransi dan dana peserta diinvestasikan secara bersama-sama dalam portofolio
◦ Perusahaan asuransi sebagai mudharib mengelola investasi dana tersebut
Mudharabah Musytarakah … (3)
Dalam akad, harus disebutkan sekurang-kurangnya:◦ hak dan kewajiban peserta dan perusahaan
asuransi;◦ besaran nisbah, cara dan waktu pembagian hasil
investasi;◦ syarat-syarat lain yang disepakati, sesuai dengan
produk asuransi yang diakadkan.
Mudharabah Musytarakah … (4)
Hasil investasi : Pembagian hasil investasi dapat dilakukan
dengan salah satu alternatif sebagai berikut: Alternatif I :
◦ Hasil investasi dibagi antara perusahaan asuransi (sebagai mudharib) dengan peserta (sebagai shahibul mal) sesuai dengan nisbah yang disepakati.
◦ Bagian hasil investasi sesudah disisihkan untuk perusahaan asuransi (sebagai mudharib) dibagi antara perusahaan asuransi (sebagai musytarik) dengan para peserta sesuai dengan porsi modal atau dana masing-masing.
Mudharabah Musytarakah … (5)
Hasil investasi Alternatif II :
◦ Hasil investasi dibagi secara proporsional antara perusahaan asuransi (sebagai musytarik) dengan peserta berdasarkan porsi modal atau dana masing-masing.
◦ Bagian hasil investasi sesudah disisihkan untuk perusahaan asuransi (sebagai musytarik) dibagi antara perusahaan asuransi sebagai mudharib dengan peserta sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Apabila terjadi kerugian maka perusahaan asuransi sebagai musytarik menanggung kerugian sesuai dengan porsi modal atau dana yang disertakan.
Mudharabah Musytarakah … (6)
Konsep wakalah Landasan syariah Wakalah dalam Praktik Asuransi
◦ Peran pemasaran (marketing)◦ Premi tertanggung (tabarru’) diserahkan ke
perusahaan asuransi melalui akad wakalah
Wakalah…(1)
Wakalah…(2)
“Wakalah sah dilakukan baik dengan imbalan maupun tanpa imbalan, hal itu karena Nabi shallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam pernah mengutus para pegawainya untuk memungut sedekah (zakat) dan beliau memberikan imbalan kepada mereka… Apabila wakalah dilakukan dengan memberikan imbalan maka hukumnya sama dengan hukum ijarah.” (Fath al-Qadir, juz 6, h. 2; Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh alIslami wa Adillatuh, [Dimasyq: Dar al-Fikr, 2002], juz 5, h. 4058).
Wakalah…(3)
Aplikasi Wakalah dalam Asuransi◦ Wakalah bil Ujrah adalah pemberian kuasa dari
peserta kepada perusahaan asuransi untuk mengelola dana peserta dengan imbalan pemberian ujrah (fee).
◦ Objek Wakalah bil Ujrah meliputi antara lain: Kegiatan administrasi Pengelolaan dana Pembayaran klaim Underwriting Pengelolaan portofolio risiko Pemasaran Investasi
Wakalah…(4)
Kedudukan dan Ketentuan Para Pihak dalam Akad Wakalah bil Ujrah◦ Wakil tidak boleh mewakilkan kepada pihak lain atas
kuasa yang diterimanya, kecuali atas izin muwakkil (pemberi kuasa);
◦ Akad Wakalah adalah bersifat amanah (yad amanah) dan bukan tanggungan (yad dhaman) sehingga wakil tidak menanggung risiko terhadap kerugian investasi dengan mengurangi fee yang telah diterimanya, kecuali karena kecerobohan atau wanprestasi.
◦ Perusahaan asuransi sebagai wakil tidak berhak memperoleh bagian dari hasil investasi, karena akad yang digunakan adalah akad Wakalah.
Wakalah…(5)
Konsep wadiah Wadiah dalam Praktik Asuransi
◦ Wadiah yad dhamanah◦ Sebagian perusahaan asuransi (MAA)
menggunakan akad wadiah untuk pembayaran premi nasabah
Wadiah
Waqf Model…(1)
Source: Imran Usman, 2007
Basic Features◦ A Waqf Fund is established by the shareholders of
Takaful Company through the contribution of ‘Ceding amount’ (part of the Capital) to compensate the beneficiaries or participant of Takaful scheme. The Ceding amount of the Waqf will remain invested.
◦ Any person by signing the proposal form, contributing to the Waqf and subscribing to the policy documents shall become the member of the Waqf fund.
Waqf Model…(2)
Basic Features◦ The Waqf fund shall work to achieve the following
objectives: To extend financial assistance to its members in the
event of losses. To extend benefits to its members strictly in
accordance with the Waqf Deed. To donate to Charities approved by the Shariah
Supervisory Board
Waqf Model…(3)
Basic Features◦ The Waqf Fund will lay down the rules for
distribution of its funds to the beneficiaries and will decide how much compensation should be given to a subscriber/member .
◦ The Waqf will become owner of all contributions and has the right to act as a legal entity as per its terms for investment, compensations and dealing with the surplus amounts.
Waqf Model…(4)
Basic Features◦ The Takaful Company may distribute the surplus
amounts on the following three basis: A portion of surplus should be kept as reserve to
mitigate the future losses. A portion of surplus should be distributed among the
participants to differentiate it from the conventional insurance procedures.
A portion of surplus should be utilized for the charitable purposes every year.
Waqf Model…(5)
Basic Features◦ As per the rules of the Waqf, if the fund is
liquidated, the outstanding balance, after paying all dues and payables, will be utilized to charitable purposes.
◦ The Takaful company, while managing the Waqf Fund, will play two different roles simultaneously: Operator/Manager Mudarib
Waqf Model…(6)
Basic Features◦ As Operator/Manager, the Takaful Company will
perform all functions necessary for the operations of the Waqf against a Wakala fee to be deducted from the Contributions of the Participants.
◦ As Mudarib of the fund, the Takaful Company will manage the investment of the excess funds of the Waqf into Shariah compliant investments and will participate in the profit of the fund’s investments at a fixed ratio of profit.
Waqf Model…(7)
Buat ringkasan Fatwa MUI tentang Asuransi Syariah (Nomor Fatwa dan Keterangannya)
Homework