konomi nasional - ftp.unpad.ac.id filedari kalangan bisnis di indo-nesia beberapa tahun bela-kangan...

1
IRANA SHALINDRA I NDONESIA merupakan negara dengan tingkat kepercayaan terhadap kalangan bisnis paling tinggi di kawasan Asia Pa- sik tahun ini. Hal itu terjadi setelah kepercayaan terhadap entitas bisnis meningkat sig- nikan dari 64% menjadi 80% ketimbang 2010. Demikian antara lain hasil survei Edelman Trust Baro- meter 2011 yang dipaparkan dalam jumpa pers, di Jakarta, kemarin. Survei dilakukan terhadap 5.075 responden di 23 negara pada 11 Oktober hingga 28 November 2010. “Menguatnya tingkat ke- percayaan di tahun ini mem- buktikan kinerja luar biasa dari kalangan bisnis di Indo- nesia beberapa tahun bela- kangan ini,” kata Chairman of IndoPacific Edelman Chadd McLisky. Kepercayaan yang mening- kat juga berdampak pada ke- langsungan bisnis. Sebanyak 92% responden menyatakan dalam 12 bulan terakhir, me- reka memilih membeli barang dan jasa dari perusahaan yang mereka percaya. Namun, McLisky menekan- kan, tingkat kepercayaan ter- hadap dunia usaha di Indo- nesia itu bukan tanpa syarat. Sebanyak 65% responden me- ngatakan mereka perlu melihat atau mendengar informasi tentang perusahaan setidaknya tiga sampai lima kali sebelum bisa percaya. “Media online, cetak, elek- tronik serta sumber informasi dari perusahaan merupakan medium yang paling dipercaya untuk memperoleh informasi mengenai sebuah perusahaan,” tambah McLisky. Di sisi lain, walaupun cu- kup populer di kalangan res- ponden, jejaring sosial serta microblogging mendapatkan skor yang cukup rendah dari sisi kredibilitas. McLisky mengingatkan ka- langan bisnis agar mampu memanfaatkan kepercayaan itu melalui interaksi yang cerdas dengan konsumen. Perusahaan harus bisa ber- adaptasi dengan lajunya evolusi perkembangan in- dustri media. Tahun ini industri yang memperoleh kepercayaan ter- tinggi adalah teknologi (97%), diikuti otomotif (94%) dan telekomunikasi (94%). Di Indonesia, sektor per- bankan menjadi salah satu institusi yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi dengan 92%. Tingkat kepercayaan itu meningkat dari posisi 84% tahun lalu. Kenaikan itu meng- ungguli tingkat rata-rata di regional yang sebesar 84%. Peran media Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito mengatakan kepercayaan masyarakat, perekonomian yang terus membaik serta peran media yang kuat berha- sil mendorong investasi. Menurutnya, hal tersebut tergambarkan dengan semakin banyaknya jumlah investor ter- daftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan penambahan 260 ribu investor baru dari Juni 2009-Desember 2010. “Kenaikan investor 335 ribu pada Juni 2009 adalah investor potensial dengan pendapatan US$3.000. Walaupun sempat tu- run, dalam waktu satu setengah tahun ada kenaikan 260 ribu investor baru,” jelas Ito. Hasil survei juga menunjuk- kan bahwa media merupakan institusi yang mendapatkan tingkat kepercayaan tertinggi di Indonesia, yakni mencapai 86% responden. Setelah itu, barulah kalang- an bisnis (80%) dan organisasi nonpemerintah (66%). Adapun tingkat kepercayaan terhadap pemerintah adalah yang teren- dah, hanya 62% responden. Adapun di tingkat global, tingkat kepercayaan terhadap media justru yang paling rendah dan organisasi non- pemerintah menduduki tingkat kepercayaan tertinggi. (*/E-1) [email protected] 18 KAMIS, 3 MARET 2011 | MEDIA INDONESIA E KONOMI NASIONAL KEBUTUHAN lahan untuk menggenjot produksi bukan hanya terjadi di tanaman padi. Demi mencapai swasembada gula 2014, Kementerian Perta- nian (Kementan) juga membu- tuhkan 558 ribu hektare (ha) lahan yang akan ditagih ke Kementerian Kehutanan (Ke- menhut). “Masalah kita, target swasem- bada gula masih terkendala lahan yang izinnya dikeluarkan Kemenhut dan revitalisasi pabrik gula oleh Kementerian BUMN. Kementan hanya menyediakan petani saja,” kata Direktur Tana- man Semusim Kementan Agus Hasanuddin Rahman di Jakarta, kemarin. Menurutnya, 558 ribu ha lahan tersebut tersebar di tujuh lokasi. Lahan tersebut ada di Merauke (350 ribu ha), Daerah Istimewa Aceh (37 ribu ha), Jambi (20 ribu ha), Kepulauan Riau (15 ribu ha), Lampung (20 ribu ha), Sulawesi Tenggara (100 ribu ha), dan Su- lawesi Selatan (16 ribu ha). Seluruh lahan tersebut meru- pakan areal hutan produksi konversi (HPK) yang seharusnya bisa diberi izin akhir 2010 lalu. “Sampai sekarang, para guber- nur dan bupati di daerah-daerah tersebut menyatakan sudah mengeluarkan izin. Akan tetapi dari Kemenhut belum satu pun, makanya lahan belum bisa digu- nakan,” katanya. Selain lahan-lahan HPK, Ke- mentan juga membidik lahan areal penggunaan lain (APL) di Dompu, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa. Sayangnya, izin-izin itu juga masih terhambat karena adanya penerapan moratorium izin kehutanan awal 2011 ini. Roadmap swasembada gula kan disusun akhir tahun 2009. Saat itu belum ada isu seperti moratorium ini.” Meski demikian, Kementan mengusahakan pengadaan la- han sekitar 9.000 ha tahun ini. Karena itu, dari luasan pada 2010 sekitar 436 ribu ha, akan menjadi 445 ribu ha dengan total produksi 2,69 juta ton. Jumlah ini naik 369 ribu ton jika dibanding- kan dengan produksi 2010 yang hanya 2,3 juta ton. Penambahan ini dari areal tebu di Jawa dan Sumatra. Di- harapkan, produksi bisa me- menuhi kebutuhan gula 2011 yang diprediksi 2,3 juta ton. Kendati demikian, Agus me- ngakui target produksi 2011 ini meleset jauh dari target di peta jalan swasembada gula 2014. Tahun ini, produksi seharusnya mencapai 3,8 juta ton, namun target ini direduksi karena ke- tiadaan lahan. (HA/E-5) KEMENTERIAN Perindustrian meminta agar jatah pasokan gas untuk industri ditingkatkan dari proyeksi pasokan tahun ini yang hanya 751 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dari total gas terkontrak 1.016 mmsfcd. Permintaan itu akan dibahas dalam pertemuan antarinstansi yang melibatkan Kementerian Perindustrian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mi- neral (ESDM), Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (BP Migas), dan PT Pe- rusahaan Gas Negara Tbk (PGN) pada awal pekan depan. Menteri Perindustrian MS Hidayat mengaku prihatin dengan adanya kemungkinan penaikan harga gas untuk industri. Menurutnya, setelah masalah ketenagalistrikan me- nemukan penyelesaian positif, susutnya pasokan gas menjadi problem yang dihadapi indus- tri selanjutnya. ”Gas yang terkontrak banyak digunakan untuk memenuhi kontrak asing. Pasokan gas tidak bisa memenuhi permint- aan industri. Padahal, industri kita sedang tumbuh,” ujar Hi- dayat, di Jakarta, kemarin. Sejauh ini, lanjut dia, kepas- tian jadwal pasokan gas baru diperoleh untuk program revi- talisasi industri pupuk, yaitu berupa head of agreement (HoA) untuk pabrik Pupuk Kaltim 5. Selain itu, penjadwalan pasokan untuk pabrik pu- puk lainnya, yaitu Petro- kimia Gresik 2, Pupuk Kujang Cikampek 2, Pusri 2, dan Pu- puk Iskandar Muda. Pabrik- pabrik tersebut dijadwalkan mulai mendapatkan gas pada 2012 dan 2014. Sebelumnya, General Ma- nager Strategic Business Unit I Jawa Bagian Barat PGN Hendy Kusnadi mengatakan pasokan gas untuk industri manufaktur pada 2011 akan turun 23,58% ketimbang 2010. Berkurangnya pasokan itu di- sebabkan dua hal, yaitu adanya permintaan dari perusahaan minyak Chevron Pasic Indo- nesia untuk eksploitasi minyak. Kedua, penurunan alamiah dari sumur-sumur produksi pemasok gas seperti milik Pertamina Pa- gardewa, Lampung. PGN juga bersiap menaik- kan harga jual gas di tengah sinyal bahwa produsen migas akan menaikkan harga produk mereka. Dalam menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal Forum In- dustri Pengguna Gas Bumi Achmad Widjaya mengatakan industri selalu siap membayar gas dengan harga keekono- mian, yang menurutnya kini telah mencapai sekitar US$7,1 per milion british thermal unit. (Jaz/E-1) PENCAPAIAN surplus ne- raca perdagangan sepanjang Januari 2011 sebesar US$1,91 miliar tidak sekadar ditopang kenaikan harga komoditas. Surplus itu juga didukung naiknya volume ekspor produk manufaktur. “Produk sumber daya alam memang naik karena harga, tapi volumenya juga mening- kat. Namun, produk manu- faktur seperti tekstil, otomotif, dan elektronik jelas memang karena peningkatan volume bukan harga,” ujar Menteri Per- dagangan Mari Elka Pangestu di Jakarta, kemarin. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat kenaikan nilai ekspor berbagai komo- ditas akibat kenaikan harga dunia. Itu terjadi pada produk perkebunan, kelautan, maupun tambang. Kenaikan seperti itu dinilai rapuh karena harga bisa sewaktu-waktu turun. Namun menurut Mari, pe- ningkatan ekspor nonmigas Januari 2011 didorong seluruh sektor. Bahkan, peningkatan tertinggi terjadi pada sektor industri yang Januari 2011 mencapai US$9,3 miliar atau naik 38,4% ketimbang Januari 2010. Itu ditunjang banyaknya eksportir yang memanfaatkan keringanan bea masuk dalam rangka perjanjian perdagangan bebas. “Kenaikan ekspor barang- barang dari sektor industri bisa menjadi salah satu indika- tor industri di Tanah Air telah pulih,” ujarnya Dia mengingatkan, kenaikan nilai ekspor 29% tersebut jauh di atas target rancangan pem- bangunan jangka menengah sebesar 11%-12%. Angka itu juga lebih tinggi daripada tar- get Kementerian Perdagangan di kisaran 12%-15%. Sementara, tahun ini ekspor nonmigas di- targetkan US$146 miliar. Kendati begitu, Mari me- ngakui nilai ekspor nonmi- gas Januari 2011 lebih rendah ketimbang Desember. Namun, lebih tinggi daripada rata-rata nilai ekspor bulanan di 2010 sebesar US$10,8 miliar. “Pola ekspor bulanan di Januari se- lama ini selalu lebih rendah daripada Desember,” jelasnya. Sementara itu, nilai impor Januari 2011 yang mencapai US$9,6 miliar, turun 8,8% dari- pada Desember, tapi naik 26,8% ketimbang Januari 2010. Ken- dati begitu, struktur impornya didominasi 75,1% bahan baku dan penolong yang mencapai US$9,4 miliar. (Jaz/E-5) Media merupakan institusi yang mendapatkan kepercayaan publik paling tinggi di Indonesia. Lahan Tebu Terhambat Izin Menhut Pemenuhan Gas Industri Diupayakan Ekspor Manufaktur Topang Surplus Kalangan Bisnis RI Tepercaya Se-Asia Pasifik Roadmap swasembada gula kan disusun akhir tahun 2009. Saat itu belum ada isu seperti moratorium ini.” Agus H Rahman Direktur Tanaman Semusim RESMIKAN CONTACT CENTER: Direktur Utama PT Telkom Rinaldi Firmansyah (kedua dari kanan) bersama Direktur Utama PT Infomedia Muhammad Awaluddin (kiri) meninjau ruang layanan Contact Center Infomedia yang baru diresmikan di Medan, kemarin. DOK. TELKOM PASOKAN GAS: Pekerja memeriksa pompa injeksi bahan bakar gas di Pusat Listrik Muara Tawar Bekasi, Jawa Barat, belum lama ini. ANTARA/ROSA PANGGABEAN GRAFIS: FREDY

Upload: nguyenminh

Post on 07-May-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

IRANA SHALINDRA

INDONESIA merupakan negara dengan tingkat kepercayaan terhadap kalangan bisnis paling

tinggi di kawasan Asia Pa-sifi k tahun ini. Hal itu terjadi setelah kepercayaan terhadap entitas bisnis meningkat sig-nifi kan dari 64% menjadi 80% ketimbang 2010.

Demikian antara lain hasil survei Edelman Trust Baro-meter 2011 yang dipaparkan dalam jumpa pers, di Jakarta, kemarin. Survei dilakukan terhadap 5.075 responden di 23 negara pada 11 Oktober hingga 28 November 2010.

“Menguatnya tingkat ke-percayaan di tahun ini mem-buktikan kinerja luar biasa dari kalangan bisnis di Indo-nesia beberapa tahun bela-kangan ini,” kata Chairman of IndoPaci fic Edelman Chadd McLisky.

Kepercayaan yang mening-kat juga berdampak pada ke-langsungan bisnis. Sebanyak 92% responden menyatakan dalam 12 bulan terakhir, me-reka memilih membeli barang dan jasa dari perusahaan yang mereka percaya.

Namun, McLisky menekan-kan, tingkat kepercayaan ter-hadap dunia usaha di Indo-nesia itu bukan tanpa syarat. Sebanyak 65% responden me-ngatakan mereka perlu melihat atau mendengar informasi tentang perusahaan setidaknya tiga sampai lima kali sebelum

bisa percaya.“Media online, cetak, elek-

tronik serta sumber informasi dari perusahaan merupakan medium yang paling dipercaya untuk memperoleh informasi mengenai sebuah perusahaan,” tambah McLisky.

Di sisi lain, walaupun cu-kup populer di kalangan res-ponden, jejaring sosial serta microblogging mendapatkan skor yang cukup rendah dari sisi kredibilitas.

McLisky mengingatkan ka-langan bisnis agar mampu memanfaatkan kepercayaan itu melalui interaksi yang cerdas dengan konsumen. Perusahaan harus bisa ber-

adaptasi dengan la junya evolusi perkembangan in-dustri media.

Tahun ini industri yang memperoleh kepercayaan ter-tinggi adalah teknologi (97%), diikuti otomotif (94%) dan telekomunikasi (94%).

Di Indonesia, sektor per-bankan menjadi salah satu institusi yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi dengan 92%. Tingkat kepercayaan itu meningkat dari posisi 84% tahun lalu. Kenaikan itu meng-ungguli tingkat rata-rata di regional yang sebesar 84%.

Peran mediaDirektur Utama Bursa Efek

Indonesia (BEI) Ito Warsito mengatakan kepercayaan masyarakat, perekonomian yang terus membaik serta peran media yang kuat berha-sil mendorong investasi.

Menurutnya, hal tersebut tergambarkan dengan semakin banyaknya jumlah investor ter-daftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan penambahan 260 ribu investor baru dari Juni 2009-Desember 2010.

“Kenaikan investor 335 ribu pada Juni 2009 adalah investor potensial dengan pendapatan US$3.000. Walaupun sempat tu-run, dalam waktu satu setengah tahun ada kenaikan 260 ribu investor baru,” jelas Ito.

Hasil survei juga menunjuk-kan bahwa media merupakan institusi yang mendapatkan tingkat kepercayaan tertinggi di Indonesia, yakni mencapai 86% responden.

Setelah itu, barulah kalang-an bisnis (80%) dan organisasi nonpemerintah (66%). Adapun tingkat kepercayaan terhadap pemerintah adalah yang teren-dah, hanya 62% responden.

Adapun di tingkat global, tingkat kepercayaan terhadap media justru yang paling rendah dan organisasi non-pemerintah menduduki tingkat kepercayaan tertinggi. (*/E-1)

[email protected]

18 KAMIS, 3 MARET 2011 | MEDIA INDONESIAEKONOMI NASIONAL

KEBUTUHAN lahan untuk menggenjot produksi bukan hanya terjadi di tanaman padi. Demi mencapai swasembada gula 2014, Kementerian Perta-nian (Kementan) juga membu-tuhkan 558 ribu hektare (ha) lahan yang akan ditagih ke Kementerian Kehutanan (Ke-menhut).

“Masalah kita, target swasem-bada gula masih terkendala lahan yang izinnya dikeluarkan Kemenhut dan revitalisasi pabrik gula oleh Kementerian BUMN. Kementan hanya menyediakan petani saja,” kata Direktur Tana-man Semusim Kementan Agus Hasanuddin Rahman di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, 558 ribu ha lahan tersebut tersebar di tujuh lokasi.

Lahan tersebut ada di Merauke (350 ribu ha), Daerah Istimewa Aceh (37 ribu ha), Jambi (20 ribu ha), Kepulauan Riau (15 ribu ha), Lampung (20 ribu ha), Sulawesi Tenggara (100 ribu ha), dan Su-lawesi Selatan (16 ribu ha).

Seluruh lahan tersebut meru-pakan areal hutan produksi

konversi (HPK) yang seharusnya bisa diberi izin akhir 2010 lalu.

“Sampai sekarang, para guber-nur dan bupati di daerah-daerah tersebut menyatakan sudah mengeluarkan izin. Akan tetapi dari Kemenhut belum satu pun, makanya lahan belum bisa digu-nakan,” katanya.

Selain lahan-lahan HPK, Ke-mentan juga membidik lahan areal penggunaan lain (APL) di Dompu, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa. Sayangnya, izin-izin itu juga masih terhambat karena adanya penerapan moratorium izin kehutanan awal 2011 ini. “Roadmap swasembada gula kan disusun akhir tahun 2009. Saat itu belum ada isu seperti moratorium ini.”

Meski demikian, Kementan

mengusahakan pengadaan la-han sekitar 9.000 ha tahun ini. Karena itu, dari luasan pada 2010 sekitar 436 ribu ha, akan menjadi 445 ribu ha dengan total produksi 2,69 juta ton. Jumlah ini naik 369 ribu ton jika dibanding-kan dengan produksi 2010 yang hanya 2,3 juta ton.

Penambahan ini dari areal tebu di Jawa dan Sumatra. Di-harapkan, produksi bisa me-menuhi kebutuhan gula 2011 yang diprediksi 2,3 juta ton.

Kendati demikian, Agus me-ngakui target produksi 2011 ini meleset jauh dari target di peta jalan swasembada gula 2014. Tahun ini, produksi seharusnya mencapai 3,8 juta ton, namun target ini direduksi karena ke-tiadaan lahan. (HA/E-5)

KEMENTERIAN Perindustrian meminta agar jatah pasokan gas untuk industri ditingkatkan dari proyeksi pasokan tahun ini yang hanya 751 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dari total gas terkontrak 1.016 mmsfcd.

Permintaan itu akan dibahas dalam pertemuan antarinstansi yang melibatkan Kementerian Perindustrian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mi-neral (ESDM), Badan Pelaksana Ke giatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (BP Migas), dan PT Pe-rusahaan Gas Negara Tbk (PGN) pada awal pekan depan.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengaku prihatin dengan adanya kemungkinan penaikan harga gas untuk industri. Menurutnya, setelah masalah ketenagalistrikan me-nemukan penyelesaian positif, susutnya pasokan gas menjadi problem yang dihadapi indus-tri selanjutnya.

”Gas yang terkontrak banyak digunakan untuk memenuhi kontrak asing. Pasokan gas

tidak bisa memenuhi permint-aan industri. Padahal, industri kita sedang tumbuh,” ujar Hi-dayat, di Jakarta, kemarin.

Sejauh ini, lanjut dia, kepas-tian jadwal pasokan gas baru diperoleh untuk program revi-talisasi industri pupuk, yaitu berupa head of agreement (HoA) untuk pabrik Pupuk Kaltim 5.

Selain itu, penjadwalan pasokan untuk pabrik pu-puk lainnya, yaitu Petro-kimia Gresik 2, Pupuk Kujang Cikampek 2, Pusri 2, dan Pu-puk Iskandar Muda. Pabrik-pabrik tersebut dijadwalkan mulai mendapatkan gas pada 2012 dan 2014.

Sebelumnya, General Ma-nager Strategic Business Unit I Jawa Bagian Barat PGN Hendy Kusnadi mengatakan pasokan gas untuk industri manufaktur pada 2011 akan turun 23,58% ketimbang 2010.

Berkurangnya pasokan itu di-sebabkan dua hal, yaitu adanya permintaan dari perusahaan minyak Chevron Pasifi c Indo-

nesia untuk eksploitasi minyak. Kedua, penurunan alamiah dari sumur-sumur produksi pemasok gas seperti milik Pertamina Pa-gardewa, Lampung.

PGN juga bersiap menaik-kan harga jual gas di tengah sinyal bahwa produsen migas akan menaikkan harga produk mereka.

Dalam menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal Forum In-dustri Pengguna Gas Bumi Achmad Widjaya mengatakan industri selalu siap membayar gas dengan harga keekono-mian, yang menurutnya kini telah mencapai sekitar US$7,1 per milion british thermal unit. (Jaz/E-1)

PENCAPAIAN surplus ne-raca perdagangan sepanjang Januari 2011 sebesar US$1,91 miliar tidak sekadar ditopang kenaikan harga komoditas. Surplus itu juga didukung naiknya volume ekspor produk manufaktur.

“Produk sumber daya alam memang naik karena harga, tapi volumenya juga mening-kat. Namun, produk manu-faktur seperti tekstil, otomotif, dan elektronik jelas memang karena peningkatan volume bukan harga,” ujar Menteri Per-dagangan Mari Elka Pangestu di Jakarta, kemarin.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat kenaikan nilai ekspor berbagai komo-ditas akibat kenaikan harga dunia. Itu terjadi pada produk perkebunan, kelautan, maupun tambang. Kenaikan seperti itu dinilai rapuh karena harga bisa sewaktu-waktu turun.

Namun menurut Mari, pe-ningkatan ekspor nonmigas Januari 2011 didorong seluruh sektor. Bahkan, peningkatan tertinggi terjadi pada sektor industri yang Januari 2011 mencapai US$9,3 miliar atau naik 38,4% ketimbang Januari 2010. Itu ditunjang banyaknya eksportir yang memanfaatkan

keringanan bea masuk dalam rangka perjanjian perdagangan bebas.

“Kenaikan ekspor barang-barang dari sektor industri bisa menjadi salah satu indika-tor industri di Tanah Air telah pulih,” ujarnya

Dia mengingatkan, kenaikan nilai ekspor 29% tersebut jauh di atas target rancangan pem-bangunan jangka menengah sebesar 11%-12%. Angka itu juga lebih tinggi daripada tar-get Kementerian Perdagangan di kisaran 12%-15%. Sementara, tahun ini ekspor nonmigas di-targetkan US$146 miliar.

Kendati begitu, Mari me-ngakui nilai ekspor nonmi-gas Januari 2011 lebih rendah ketimbang Desember. Namun, lebih tinggi daripada rata-rata nilai ekspor bulanan di 2010 sebesar US$10,8 miliar. “Pola ekspor bulanan di Januari se-lama ini selalu lebih rendah daripada Desember,” jelasnya.

Sementara itu, nilai impor Januari 2011 yang mencapai US$9,6 miliar, turun 8,8% dari-pada Desember, tapi naik 26,8% ketimbang Januari 2010. Ken-dati begitu, struktur impornya didominasi 75,1% bahan baku dan penolong yang mencapai US$9,4 miliar. (Jaz/E-5)

Media merupakan institusi yang mendapatkan kepercayaan publik paling tinggi di Indonesia.

Lahan Tebu Terhambat Izin Menhut

Pemenuhan Gas Industri Diupayakan

Ekspor ManufakturTopang Surplus Kalangan Bisnis RI

Tepercaya Se-Asia Pasifi k

Roadmap swasembada

gula kan disusun akhir tahun 2009. Saat itu belum ada isu seperti moratorium ini.”

Agus H RahmanDirektur Tanaman Semusim

RESMIKAN CONTACT CENTER: Direktur Utama PT Telkom Rinaldi Firmansyah (kedua dari kanan) bersama Direktur Utama PT Infomedia Muhammad Awaluddin (kiri) meninjau ruang layanan Contact Center Infomedia yang baru diresmikan di Medan, kemarin.

DOK. TELKOM

PASOKAN GAS: Pekerja memeriksa pompa injeksi bahan bakar gas di Pusat Listrik Muara Tawar Bekasi, Jawa Barat, belum lama ini.

ANTARA/ROSA PANGGABEAN

GRAFIS: FREDY