bab 2 · web viewperundingan perdagangan multilateral dalam rangka general agreement on tariff and...

73
B A B 2 SASARAN-SASARAN POKOK PEMBANGUNAN

Upload: others

Post on 24-Dec-2019

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

B A B 2

SASARAN-SASARAN POKOK PEMBANGUNAN

Page 2: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu
Page 3: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

B A B 2

SASARAN-SASARAN POKOK PEMBANGUNAN

I. PENDAHULUAN

Didalam Repelita I titik sentral pembangunan adalah sektor pertanian. Adapun perhatian utama diberikan kepada produksi pangan. Di samping itu diutamakan pula produksi sandang dan perbaikan prasarana, sedang sektor-sektor lain merupakan penunjang bagi sektor pertanian.

Selama Repelita I ekonomi Indonesia, yang dalam masa se-belurnnya telah terhenti dan bahkan menurun selama beberapa tahun, telah mulai suatu proses pertumbuhan kembali. Dalam periode Repelita I laju pertumbuhan ekonomi mencapai sekitar 7% setahunnya.

Dalam pada itu proses hyper inflasi yang pada tahun 1966 telah mencapai kecepatan 650% telah dapat dikendalikan se- lama Repelita I.

Produksi beras tahun 1971 mencapai 13,7 juta ton, yang ber- arti 17,6 % lebih tinggi daripada produksi beras tahun 1968. Dalam tahun 1972 produksi beras rnenurun, dan kemudian me-ningkat kembali dalam tahun 1973 dengan laju pertambahan sebesar 8,6% dibanding dengan tahun sebelumnya.

Sementara itu persediaan sandang dalam Repelita I terus meningkat. Hal ini tercermin dalam peningkatan produksi tek- stil dan benang tenun. Produksi tekstil telah meningkat dari 449,8 juta meter dalam tahun 1969/70 menjadi sekitar 900 juta meter pada akhir Repelita I (1973/74), sedang produksi benang tenun telah meningkat dari 253,1 ribu bal dalam tahun 1969/ 70 menjadi 472 ribu bal dalam tahun 1973/74. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa produksi tekstil dan benang tenun telah meningkat masing - masing sebesar 100 % dan 87 %

39

Page 4: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

Hal ini telah memungkin tersedianya sandang rata - rata 7,1 meter per jiwa selama Repelita I.

Berbagai kemajuan telah dicapai pula di bidang prasarana, yang antara lain terlihat dalam perkembangan pembangunan jalan dan jembatan. Dalam rangka ini maka selama Repelita I jalan negara dan sebagian jalan propinsi telah berhasil direha-bilisasi sepanjang lebih dari 6.500 kilometer, sedang lebih dari 3.700 kilometer lainnya telah ditingkatkan. Sementara itu di-lakukan pula pembangunan jalan baru sepanjang lebih dari 360 kilometer. Kecuali itu selama Repelita I telah dilaksanakan pula percneliharaan jalan rata-rata sepanjang lebih dari 22.000 kilometer setiap tahun. Dalam pada itu selama Repelita I re-habilitasi jembatan secara keseluruhan meliputi 19.800 meter, sedangkan peningkatan dan pembangunan baru meliputi 14.700 meter lebih.

Di bidang prasarana perlistrikan, selama Repelita I telah diselesaikan 594,61 km jaringan transmisi, 22 buah gardu induk, 1.352 km jaringan distribusi tegangan menengah, 1.418 km jaringan bertegangan rendah dan 1.168 buah gardu distribusi. Dalam hal pusat-pusat tenaga listrik telah diselesaikan penam-bahan sebesar 323,374 MW.

Pada permulaan Repelita I kira-kira 60 % dari jaringan-ja- ringan irigasi dan bangunan-bangunan pengatur banjir mem-butuhkan perbaikan dan penyempurnaan. Dalam hubungan ini, selama Repelita I telah dilakukan perbaikan dan penyempur- naan irigasi seluas 928.544 ha, pengamanan dari bahaya banjir daerah seluas 147.187 ha, sedangkan perluasan irigasi meliputi 192.533 ha.

Dibidang pedagangan luar negeri juga nampak adanya ke-majuan-kemajuan yang menggembirakan. Selama Repelita I ekspor meningkat dengan pesat, terutama sejak tahun 1972. Nilai ekspor yang pada permulaan Repelita I hanya sebesar US $ 752 juta, pada akhir Repelita I mencapai US $ 2,5 milyar. Perkembangan ini telah memperkuat cadangan devisa kita.

40

Page 5: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

Dalam tahun-tahun terakhir Repelita I hasil-hasil pemba- ngunan telah rneningkatkan kemampuan nasional untuk mulai menggarap masalah-masalah kebutuhan hidup rakyat yang sangat mendesak. Dalam hubungan ini mulai tahun 1973/74 telah dapat dimulai membangun sekolah dasar secara besar-besaran, yang seharusnya baru akan dimulai dalam tahun per- tama Repelita II. Usaha-usaha untuk mengatasi masalah pen-didikan dan masalah-masalah kebutuhan lainnya juga akan di-lakukan mulai tahun pertama Repelita II.

Sementara itu pada tahun terakhir Repelita I secara intensif telah dipersiapkan pula usaha-usaha yang lebih luas dalam rangka memenuhi kebutuhan rakyat terutama di bidang kese- hatan dan lingkungan hidup, yang pelaksanaannya akan dimulai tahun pertama Repelita II.

Sebagaimana diuraikan diatas pelaksanaan Repelita I telah memperlihatkan hasil-hasil yang menggembirakan. Dalam pada itu masalah - masalah yang sejak semula disadari belum akanterpecahkan dalam Repelita I seperti misalnya pembagian kem- bali hasil-hasil pembangunan secara merata akan digarap secara lebih mendalam dalam Repelita II. Dalam hubungan ini dalam Repelita II diambil langkah-langkah agar hasi1 pem-bangunan tersebut dapat dinikmati secara lebih merata oleh segenap golongan dan lapisan masyarakat.Menghadapi Repelita II maka masalah nasional yang sangat berat adalah persoalan penduduk. Selama masa Repelita II jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan bertambah dari sekitar 126,1 juta jiwa dalam tahun 1973 menjadi sekitar 141,6 juta jiwa didalam tahun 1978, yang berarti suatu per- tambahan sebesar 12,3%. Pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut membutuhkan usaha besar dan mendesak untuk dapat mempertahankan tingkat kesejahteraan yang ada. Usaha-usaha tersebut terutama adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuh-an hidup yang sangat pokok seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Jelas kiranya bahwa untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi lagi sudah barang tentu diperlukan usaha yang jauh lebih besar lagi.

41

Page 6: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

Selain daripada itu, pemeliharaan stabilitas ekonomi tetap me-rupakan masalah yang menuntut perhatian. Sesudah mengalami kemantapan harga dalam tahun 1970 hingga tahun 1972, gejala inflasi kembali menampakkan diri dalam tahun 1973. Ha1 ini dapat mengganggu jalannya pembangunan nasional. Adapun munculnya kembali bahaya inflasi dewasa ini ada kaitannya dengan gejolak ekonomi yang dewasa ini sedang melanda dunia.

Perekonomian dunia akhir-akhir ini ditandai oleh suasana ketidak pastian sebagai akibat adanya krisis moneter interna- sional, krisis enersi, krisis pangan dan lain sebagainya.

Sejak beberapa tahun yang lalu dunia telah mengalami beberapa kali krisis moneter internasional. Hal ini menunjuk- kan bahwa sistem moneter yang disusun pada tahun 1944 berdasarkan perjanjian Bretton Woods tidak dapat menyesuai- kan diri lagi dengan perkembangan ekonomi dunia. Langkah-1angkah yang sedang di tempuh berhubungan dengan perda-gangan multilateral mempunyai kaitan erat dengan usaha- usaha mencari pemecahan di bidang moneter internasional. Perundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu yang masih memakan waktu tidak sedikit untuk mencapai kata sepakat.

Disamping itu krisis pangan yang sangat serius telah pula melanda negara-negara di dunia, terutama negara-negara yang sedang berkembang. Situasi persediaan pangan dunia dewasa ini sangat mengkhawatirkan karena tingkat persediaan pangan tahun 1973 adalah yang paling rendah selama 20 tahun terakhir.

Page 7: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

Bersamaan dengan perkembangan tersebut diatas dunia juga sedang menghadapi krisis enersi. Keadaan ini telah menimbul- kan berbagai macam kesulitan bagi perekonomian negara- negara Eropa Barat, Jepang dan Amerika Serikat. Pengaruh perkembangan dunia di bidang perminyakkan ini juga dirasakan oleh negara - negara yang sedang berkembang, terutama yang

42

Page 8: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

bertalian dengan masalah tarif angkutan serta harga barang- barang hasil industri yang perlu diimpor. Kemungkinan menu- runnya kegiatan ekonomi di negara-negara industri sebagai akibat krisis enersi tersebut, juga akan mempunyai pengaruh yang tidak menguntungkan bagi negara-negara sedang berkem- bang pada umumnya.

Krisis enersi yang mengakibatkan kenaikan harga minyak bumi menyebabkan peningkatan penerimaan devisa bagi negara produsen minyak. Di lain pihak krisis tersebut telah pula meng-akibatkan kenaikan tarif angkutan dan harga barang impor.

Dalam Repelita II penerimaan negara yang berasal dari minyak bumi merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur penerimaan negara. Perkembangan penerimaan itu sangat ditentukan oleh prospek perkembangan harga minyak bumi di pasaran dunia dan perkembangan produksi minyak bumi itu sendiri. Perkembangan ini dipengaruhi oleh pelbagai unsur ketidak pastian seperti perkembangan teknologi didalam menentukan sumber-sumber baru, sumber-sumber enersi lain- nja, perkembangan harga minyak di Timur Tengah serta percaturan politik internasional. Da1am pada itu kenaikan harga dari pelbagai hasil ekspor kita yang lain seperti timah, kayu, kopra dan karet telah pula meningkatkan penerimaan devisa. Namun demikian perkembangan tersebut tidak dapat diper- kirakan akan berlangsung terus.

Bersamaan dengan perkembangan tersebut diatas, inflasi di negara-negara industri telah meningkat dengan cepat yakni meningkat dari 5,3% dalam tahun 1971 menjadi 8,0% per tahun dalam tahun 1973. Segala sesuatu ini memerlukan kewaspadaan kita agar dapat dihindarkan pengaruh yang tidak menguntungkan dari perkembangan inflasi negara-negara in- dustri tersebut terhadap perekonomian kita.

Dalam memasuki Repelita II, kita dibekali oleh hasil-hasil yang menggembirakan yang diperoleh dalam Repelita I. Akan tetapi bersamaan dengan itu kita juga dihadapkan kepada

43

Page 9: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

tantangan-tantangan yang bersumber dari dalam negeri mau- pun dari luar negeri.

Masalah-masalah yang bersumber dari dalam negeri yang memerlukan perhatian kita secara sungguh-sungguh antara lain adalah masalah yang berhubungan dengan pesatnya pertum- buhan penduduk, perluasan kesempatan kerja, pemerataan hasil pembangunan dan lain-lain. Masalah-masalah yang bersumber dari luar negeri berkisar pada kenyataan bahwa tata perekono- mian dunia, dilanda oleh kegoncangan dan ketidak seimbangan dalam pelbagai bidang, termasuk sistem moneter internasional, perdagangan, enersi, arus lalu-lintas modal dan inflasi di negara-negara industri. Tata ekonomi dunia telah dan sedang diliputi oleh suasana ketidak pastian yang diperkirakan akan berlangsung dalam periode Repelita II.

Keadaan ini mengharuskan pada kita untuk tetap waspada dan terus menerus mengamati perkembangan-perkembangan gejolak ekonomi dunia tersebut secara cermat. Dan bilamana diperlukan maka segera diambil langkah-langkah untuk meng-amankan pelaksanaan Repelita II.

II.. SASARAN-SASARANSebagaimana halnya dengan setiap tahap pembangunan

maka tujuan Repelita II ialah : pertama, meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat; kedua, meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan berikutnya.

Sebagai bagian daripada serangkaian tahap-tahap pemba-ngunan maka Repelita II merupakan kelanjutan dan sekaligus peningkatan daripada Repelita I.

Peningkatan pembangunan berarti bertambahnya produksi barang dan produksi jasa dengan laju yang lebih cepat. Ada- pun usaha untuk meningkatkan pertambahan produksi harus berjalan bersama dan seimbang dengan usaha meratakan pe-nyebaran hasil-hasil produksi serta usaha memperluas kesem-patan kerja. Demikian pula sekaligus terkait usaha-usaha

Page 10: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

44

Page 11: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

untuk lebih meratakan pembagian kembali hasil pembangunan, baik berupa penyebaran yang lebih merata daripada pelak- sanaan pembangunan keseluruh daerah maupun berupa pe-ningkatan penghasilan anggota masyarakat karena kegiatan mereka yang produktif. Selanjutnya dalam Repelita II akan digarap lebih dalam masalah-masalah yang sejak semula di -sadari belum terpecahkan dalam Repelita I.

Sementara itu terus ditingkatkan usaha-usaha untuk menge-rahkan kemampuan yang ada guna pembangunan nasional dengan membina swadaya dan merangsang prakarsa serta partisipasi aktif seluruh masyarakat.

Apabila tujuan pembangunan telah ditetapkan maka perlu ditentukan dengan jelas sasaran-sasaran yang harus dicapai, sehingga diketahui kearah mana gerak pembangunan harus diambil. Berlandaskan pada hasil-hasil yang telah dicapai serta kemampuan bangsa yang semakin meningkat dalam Repelita I maka sasaran-sasaran yaug hendak dicapai dalam Repelita II adalah :

Pertama, tersedianya pangan dan sadang yang serba cukup, dengan mutu yang bertambah baik dan terbeli oleh masyarakat umumnya.

Kedua, tersedianya bahan-bahan perumahan dan fasilitas-fasllitas lain yang diperlukan, terutama untuk kepentingan rakyat banyak.

Ketiga, keadaan prasarana yang makin meluas dan sem- purna. Keempat, keadaan kesejahteraan rakyat yang lebih baik

dan lebih merata.

Kelima, meluasnya kesempatan kerja.

Untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut diperlukan kegiatan pembangunan yang meliputi segala bidang, serta persyaratan-persyaratan yang mutlak harus ada, seperti stabilitas nasio-

45

Page 12: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

nal, pembiayaan yang memadai dan sebagainya. Di samping itu segala kebijaksanaan pembangunan disemua bidang dan sektor perlu diserasikan dan diarahkan untuk mencapai sasa- ran-sasaran tersebut.

Untuk mencapai sasaran tersebut di atas maka produksi sektor pertanian harus meningkat sekitar 4,6% setahun, sek- tor industri sekitar 13,0%, sektor pertambangan sekitar 10,1%, sektor perhubungan sekitar 10,0%, sektor bangunan sekitar 9,2% dan lain-lain sektor sekitar 7,7%. Sebagai akibat dari laju peningkatan sektor-sektor tersebut diperkirakan bahwa produksi nasional meningkat dengan sekitar 7,5 % setahun. Dengan tingkat pertumbuhan penduduk sekitar 2,3 % per- tahun, maka pendapatan per kapita akan meningkat sebesar kira-kira 5% atau kenaikan sebesar 28,0% pada akhir Repe- lita II apabila dibandingkan dengan keadaan pada akhir Repelita I.

Dengan laju pertumbuhan sektor-sektor utama tersebut di atas diperkirakan akan tercapai permulaan perubahan struk- tur ekonomi Indonesia, yang akan merupakan landasan yang lebih kuat bagi pelaksanaan pembangunan tahap-tahap ber- ikutnya. Peranan sektor industri, pertambangan dan perhu- bungan dalam produksi nasional akan meningkat dari 23,5% pada akhir Repelita I menjadi 28,0% pada akhir Repelita II. Sebaliknya peranan sektor pertanian menurun dari 40,1% pada akhir Repelita I menjadi 35,0% pada akhir Repelita II, meskipun secara absolut produksi sektor pertanian meningkat. Dengan adanya perubahan strukturil tersebut maka ketahan- an ekonomi terhadap perubahan-perubahan keadaan alam dan kegoncangan-kegoncangan ekonomi dunia akan lebih me- ningkat.

Pertumbuhan tersebut memberikan kemungkinan bagi lebih cepatnya perluasan lapangan kerja. Dalam Repelita II diha- rapkan iapangan kerja akan meningkat sebesar 13,1% atau bertambahnya sekitar 5,5 juta lapangan kerja baru. Perluasan lapangan kerja ini dimungkinkan pula oleh kebijaksanaan

46

Page 13: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

yang bersifat menyeluruh di bidang penciptaan lapangan kerja dalam Repelita II.

Usaha-usaha peningkatan pembangunan nasional memerlu- kan investasi dalam jumlah yang besar, yang pelaksanaannya harus berlandaskan kemampuan sendiri, sedangkan bantuan luar negeri merupakan pelengkap. Untuk itu diperlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk mengerahkan dana-dana inves- tasi yang bersumber pada tabungan masyarakat, tabungan pemerintah serta penerimaan devisa yang berasal dari ekspordan jasa-jasa. Pengerahan dari dana investasi tersebut harus ditingkatkan dengan cepat sehingga peranan bantuan luar negeri yang merupakan pelengkap tersebut semakin berku- rang dan pada akhirnya mampu membiayai sendiri seluruh pembangunan.

Selain investasi yang telah dilaksanakan di dalam Repelita I maka untuk mencapai laju pertumbuhan yang diperlukan jum- lah investasi di dalam Repelita II akan lebih ditingkatan lagi dengan laju sekitar 13% setahun. Dengan demikian seluruh investasi dalam Repelita II kira-kira akan dua kali lipat dari jumlah investasi di dalam Repelita I. Investasi ini juga perlu dijalankan untuk meletakkan dasar yang kokoh bagi pertum- buhan ekonomi di dalam Repeliiba III nanti serta Repelita -Repelita selanjutnya.

Untuk mengadakan investasi harus ada kemampuan menggali dari masyarakat sendiri dana-dana pembangunan yang tidak kecil. Untuk itu akan dijalankan kebijaksanaan fiskal dan mo- neter yang dapat meningkatkan tabungan dalam negeri dan sekaligus menjamin kestabilan ekonomi. Diperkirakan bahwa tabungan didalam negeri jika diukur dengan pendapatan nasi-onal, akan meningkat dari 11,6% menjadi 17,8% sedangkaan peranan tabungan masyarakat akan meningkat dari 6,3% men- jadi 9,2% dan tabungan pemerintah dari 5,3 % menjadi 8,6%.

Dengan mendorong tabungan masyarakat akan terbuka ke-sempatan yang luas bagi bertambah besarnya investasi oleh sektor swasta, sedangkan investasi yang harus dijalankan oleh

47

Page 14: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

Pemerintah melalui anggaran pembangunan tetap akan merupa- kan komponen yang besar dari seluruh investasi dalam Repelita II. Diperkirakan bahwa investasi Pemerintah selama Repelita II adalah sekitar 46% dari seluruh investasi.

Anggaran berimbang yang dinamis tetap dipertahankan dengan tujuan agar dapat menghimpun tabungan negara dalam jumlah yang dapat memenuhi kebutuhan untuk pembiayaan pembangunan. Ini mengharuskan disatu pihak adanya penerima- an negara yang menaik, sementara dipihak lain perlu adanya penggunaaan keuangan negara yang lebih efisien.

Sementara itu kebijaksanaan fiskal ditujukan untuk mem-perbesar penerimaan negara sekaligus digunakan untuk meratakan keadilan sosial. Ini berarti bukan hanya peningkatan penerimaan pajak yang harus diusahakan, akan tetapi juga cara bagaimana pajak tersebut diperoleh, yang harus menampil- kan azas keadilan. Mereka yang ekonominya kuat dan lebih banyak rnenikmati hasil pembangunan harus lebih banyak mem- berikan iuran kepada usaha pembangunan itu sendiri sepadan dengan besarnya penghasilannya, kekayaan dan belanja me- reka. Kebijaksanaan yang demikian itu diperlukan untuk meningkatkan tabungan masyarakat dan untuk membendung kecenderungan masyarakat berbelanja untuk keperluan- keperluan mewah.

Kebijaksanaan moneter yang dalam Repelita I terutama di- tujukan untuk mencapai program stabilisasi ekonomi dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga- lembaga keuangan, dalam Repelita II akan lebih banyak diarah- kan pada penghimpunan tabungan masyarakat, perluasan ke-sempatan kerja, meratakan penghasilan dan memperbaiki ke- adaan golongan ekonomi lemah. Juga akan dilanjutkan usaha perbaikan susunan dan efisiensi kerja lembaga-lembaga keuang- an, termasuk lembaga-lembaga perbankan, agar mereka ini benar-benar dapat merupakan alat pendorong pembangunan yang efektif. Pembentukan lembaga-lembaga keuangan baru dalam rangka pembentukan pasar uang dan modal seperti yang

Page 15: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

48

Page 16: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

telah dirintis pada akhir Repelita I juga akan dilanjutkan agar menambah dan memperlancar pembdayaan pembangunan dari dunia usaha.

Kebijaksanaan umum dibidang perdagangan ditujukan untuk pemeliharaan kestabilan harga, peningkataan produksi, serta menunjang pembangunan daerah dan pembinaan kesatuan ekonomi.

Dalam hubungan ini kebijaksanaan perdagangan dalam negeri diarahkan untuk memperlancar arus barang, terutama bahan pokok, dengan tujuan agar barang tersebut berada dalam jangkauan daya beli masyarakat luas. Tujuan lain ialah mem-berikan bimbingan dan bantuan kepada para pedagang kecil dan menengah dalam golongan ekonomi lemah agar dapat ber-kembang pesat.

Di samping pengerahan dana-dana di dalam negeri, maka peningkaian pembangunan mengharuskan bertambah besarnya penerimaan devisa untuk mengimpor barang-barang dan jasa yang belum dapat dihasilkan di dalam negeri. Ini berarti ekspor termasuk arus wisatawan harus meningkat. Dilain pihak de- visa harus digunakan lebih efisien untuk membiayai keperluan pembangunan yang mendesak.

Diperkirakan bahwa seluruh ekspor bruto akan mengalami kenaikan sebesar kira-kira 10,5% setahun dibandingkan dengan tahun 1974/75, terutama dari minyak bumi, kayu, hasil-hasil perkebunan dan hasil-hasil tambang lainnya. Melalui peningkat- an mutu dan efisiensi maka ekspor barang-barang tradisionil akan diperkuat dan diperluas dengan ekspor barang-barang baru. Usaha-usaha ini akan dikaitkan dengan usaha memper- baiki kedudukan golongan ekonomi lemah sebagai penghasil barang-barang ekspor tersebut.

Di bidang impor akan di tempuh kebijaksanaan yang lebih menjamin penggunaan devisa secara efisien, dengan memberi prioritas pada impor barang-barang modal dan bahan baku. Melalui kebijaksanaan fiskal dan moneter yang terarah, impor

49

Page 17: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu
Page 18: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

barang-barang konsumsi di luar sandang dan pangan yang masih dibutuhkan akan ditekan serendah mungkin. Dengan demikian produksi barang pengganti impor akan dapat di- dorong dan ditingkatkan. Kalau pada akhir Repelita I impor bahan baku, penolong dan modal berjumlah 68,1% dari selu- ruh impor maka pada akhir Repelita II jumlah tersebut di -perikirakan sebesar 83,4%.

Dalam pada itu peranan bantuan luar negeri selama Repelita II diperkirakan akan semakin menurun. Kalau pada tahun 1968 seluruh pembangunan sektor pemerintah dibiayai dari sumber bantuan luar negeri maka pada tahun pertama Repe- lita II hanya sekitar 35 % berasal dari sumber tersebut.

Pada akhir Repelita II diperkirakan hanya sekitar 16% dari pembiayaan pembangunan akan berasal dari bantuan luar negeri. Dengan demikian nampak jelas disini meningkatnya kemampuan sendiri untuk melaksanakan pembangunan atas kekuatan sendiri. Sementara itu besarnya pembayaran pin- jaman luar negeri selama Repelita II diperkirakan tidak akan melebihi 3,8% dari hasil ekspor setiap tahunnya.

Perkembangan sumber-sumber dana yang diperkirakan ter-sebut diharapkan akan menunjang tercapainya sasaran-sasaran pokok pelbagai bidang pembangunam dalam rangka mewujud- kan tujuan Repeliita II.

Garis-garis Besar Haluan Negara menetapkan bahwa salah satu tujuan Repelita II adalah meningkatkan taraf hidup seluruh rakyat. Dalam hubungan ini, program-program yang erat hubungannya dengan pencapaian peningkatan taraf hidup rakyat adalah program pertanian, pangan dan gizi, industri dan pertambangan, perumahan, listrik dan prasarana.

Dalam rangka pembangunan pertanian maka produksi beras akan ditingkatkan dari 14,454 juta ton dalam tahun 1973/74 menjadi 18,183 juta ton di dalam tahun 1978/79 suatu kenaikan sebesar 25,8%. Dengan perkataan lain produksi beras dalam Repelita II akan meningkat rata – rata sebesar 4,6 % setiap

Page 19: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

50

Page 20: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

tahun, yang berarti dua kali laju pertumbuhan penduduk. Di- lihat dari persediaan beras secara rata-rata per jiwa maka penyediaan beras akan meningkat dengan sekitar 12,3%.

Untuk rnendukung peningkatan produksi beras tersebut, pro- duksi pupuk dalam negeri selama Repelita II akan meningkat sekitar lima belas kali lipat, dibandingkan dengan keadaan pada akhir Repelita I.

Sementara itu untuk mengurangi ketergantungan kepada beras, produksi jagung dan sorghum akan ditingkatkan ter-utama melalui program Bimas palawija. Untuk ini maka Bimas palawija yang dalam Repelita I masih berada pada taraf percobaan, dalam Repelita II akan ditingkatkan men-jadi meliputi 2,1 juta ha.

Untuk memperbaiki mutu pangan akan dikembangkan prog- ram perbaikan gizi yang lebih bersifat menyeluruh. Demikian pula produksi buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, daging, susu, telur dan ikan diperkirakan akan naik sebesar 4-10%.

Disamping kenaikan produksi, kebijaksanaan lainnya diarah- kan agar terdapat suatu tingkat harga beras dan bahan makan- an, yang tidak merugikan para petani produsen dan dilain pihak dapat terjangkau oleh kemampuan rakyat banyak. Kebijaksa- naan dibidang pertanian pada umumnya juga ditujukan untuk menaikkan pendapatan para petani, pembangunan daerah-da- erah minus, peningkatan kemampuan koperasi serta perluasan kesempatan kerja.

Disamping itu pembangunan dibidang pertanian juga dituju- kan untuk meletakkan landasan yang kuat sehingga bidang pertanian dapat menunjang secara serasi bidang industri dalam tahap pembangunan berikutnya. Langkah ini ditujukan untuk mendorong perubahan struktur ekonomi Indonesia.

Kegiatan-kegiatan tersebut di atas disertai pula dengan pe-nertiban penebangan hutan dan penanaman kembali hutan- hutan bekas tebangan serta hutan-hutan yang rusak. Reboisasi

51

Page 21: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

dan penghijauan akan ditingkatkan dari 102.000 ha dan 563.000 ha pada akhir Repelita I menjadi masing-masing 2.055.000 ha dan 1.700.000 ha pada akhir Repelita II.

Khusus dalam pemanfaatan hutan diperhatikan sepenuhnya segi-segi pengelolaan lingkungan hidup, sehingga tidak terjadi akibat-akibat yang merugikan alam lingkungan hidup sekitar- nya.

Produksi sandang akan ditingkatkan dari 900 juta meter pada akhir Repelita menjadi 1.250 juta meter pada akhir Re- pelita II, suatu peningkatan sebesar 39%. Dengan demikian maka penyediaan sandang akan meningkat dari 7,1 meter per jiwa pada akhir Repelita I menjadi 8,8 meter per jiwa pada akhir Repelita II.

Sementara itu pertumbuhan bidang industri secara keselu- ruhan dalam Repelita II diperkirakan akan meningkat sebesar 11 - 13% yang didasarkan atas perkiraan pertumbuhan industri pangan (10,4%), industri sandang (12%), industri barang-barang kulit (53,1%), industri kertas (51%), industri kimia/ farmasi (23,4%) industri logam (24,1%), industri peralatan (30%) dan pertuxnbuhan industri-industri lainnya.

Kebijaksanaan pembangunan dibidang industri ditujukan kearah penciptaan lapangan kerja yang luas, dengan menggu- nakan lebih banyak bahan-bahan dari dalam negeri serta men-dorong pengusaha-pengusaha ekonomi lemah.

Disamping itu pertumbuhan industri diarahkan pula kepada industri yang menghasilkan devisa melalui barang-barang yang biasanya diimpor. Dalam hubungan ini diutamakan industri pergolahan bahan mentah menjadi bahan baku.

Sementara itu melalui antara lain kebijaksanaan fiskal, per-kreditan dan lain-lain akan diusahakan untuk mendorong pe-nyebaran industri ke daerah-daerah. Kebijaksanaan dibidang industri juga diarahkan untuk menjaga agar hasil-hasil pro-duksi tetap berada dalam jangkauan kemampuan rakyat.

52

Page 22: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

Dibidang pertambangan, minyak dan gas bumi, usaha-usaha pengembangan yang telah dilakukan dalam Repelita I akan dilanjutkan dan ditingkatkan.

Minyak bumi tidak saja merupakan hasil utama sektor per-tambangan melainkan juga merupakan bahan ekspor yang ter-besar dan penghasil devisa yang terbesar pula. Selama Repe- lita II produksi minyak bumi diperkirakan akan meningkat rata-rata 8% setahun.

Di dalam tahun 1973/74 penerimaan devisa dari ekspor minyak bumi akan meningkat dengan jumlah yang besar se-hubungan dengan melonjaknya harga minyak bumi.

Penerimaan devisa yang berasal dari minyak bumi meme-gang peranan yang penting sekali dalam Repelita II. Penerima- an tersebut kecuali tergantung dari peningkatan produksi juga dari perkembangan harga dipasaran dunia.

Dalam rangka peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat, pembangunan perumahan rakyat merupakan sasaran yang penting. Oleh karena itu maka dalam Repelita II masalah pembangunan perumahan rakyat memperoleh perhatian sepe-nuhnya. Di samping itu kebijaksanaan-kebijaksanaan di bidang ini ditujukan pula untuk mengatasi masalah pengelolaan ling-kungan hidup. Untuk itu pengaturan tempat-tempat pemba-ngunan perumahan rakyat akan disesuaikan dengan kebijaksa-naan-kebijaksanaan penempatan industri dan dengan pengem-bangan kota-kota kecil dan menengah serta daerah pedesaan sekitarnya.

Dalam hubungan ini akan ditingkatkan pula produksi bahan-bahan perumahan murah, penyuluhan yang lebih luas menge- nai ketrampilan dan pembuatan perumahan yang sehat dan murah, pengarahan dan penyediaan dana-dana yang diperlu- kan untuk pembangunan perumahan rakyat serta sarana- sarana lain yang diperlukan.

Sejalan dengan usaha-usaha tersebut, akan ditingkatkan pula usaha perbaikan kampung - kampung di kota – kota serta

53

Page 23: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

pemugaran desa. Untuk membiayai pembangunan perumahan rakyat secara besar-besaran akan didirikan sebuah bank hipotik perumahan. Sekaligus lembaga tersebut akan mendo- rong kegairahan masyarakat untuk menabung untuk dapat memperoleh rumah.

Dibidang pembangunan prasarana yang meliputi pembangu- nan pengairan, listrik, perhubungan darat, laut dan udara termasuk alat-alat pengangkutan dan telekomunikasi, akan dilanjutkan kegiatan rehabilitasi serta perluasan.

Pembangunan pengairan dikaitkan secara langsung dengan perkembangan daerah pertanian, baik dalam rangka intensi- fikasi penggunaan tanah maupun dalam memperluas tanah pertanian yang baru. Dalam Repelita II perbaikan jaringan pe -ngairan yang telah ada meliputi daerah seluas 835.000 ha. Pembangunan jaringan pengairan baru akan ditingkatkan dari 192.500 ha selama Repelita I menjadi 820.000 ha dalam Repe- lita II. Diutamakan pembangunan jaringan pengairan seder-hana yang tersebar diseluruh daerah serta yang tidak memer-lukan waktu penyelesaian yang lama.

Pembangunan perlistrikan akan disesuaikan dengan pertum- buhan perekonomian dan kebutuhan masyarakat. Pembangun- an perlistrikan dalam bentuk daya terpasang pada akhir .

Repelita II akan meningkat sebesar dua kali lipat jika diban-dingkan dengan keadaan pada akhir Repelita I. Adapun pro- duksi listrik akan meningkat lebih dari tiga kali lipat dibanding- kan dengan keadaan pada akhir Repelita I.

Pembangunan perhubungan ditujukan untuk memperlancar .

lalu-lintas penumpang dan lalu-lintas barang. Dengan rehabili- tasi kemampuan angkutan laut akan ditingkatkan dengan 6.000 dwt. sedang dengan penambahan kapal-kapal baru, akan meningkat sebesar 138.000 dwt. Untuk daerah-daerah yang sangat memerlukan, disediakan hubungan laut dengan menye-diakan kapal perintis.

54

Page 24: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

Pembangunan perhubungan darat diutamakan pada rehabi- litasi jalan termasuk jalan Kabupaten. Perbaikan jalan negara dan propinsi meliputi jarak sepanjang 14.500 km akan dilaku- kan melalui kegiatan rehabilitasi. Sementara itu peningkatan kelas jalan meliputi 8.000 km. Dengan demikian diperkirakan pada akhir Repelita II jumlah jalan-jalan yang rusak tinggal 9 % dari jumlah yang ada.

Di bidang perhubungan udara diusahakan peningkatan se- kitar 70 pelabuhan udara yang berarti hampir dua kali lebih banyak dar i jumlah pelabuhan udara dalam Repelita I. Untuk daerah yang amat membutuhkan jaringan perhubungan udara diusahakan pembangunan penerbangan perintis.

Di bidang telekomunikasi, jumlah telepon bertambah hampir dua kali lipat. Dengan demikian jumlah nomor telepon akan bertambah dari 225.000 nomor pada akhir Repelita I menjadi 403.000 nomor pada akhir Repelita II.

Di lapangan pengembangan pos, akan dibangun sekitar 500 kantor pos pembantu di kecamatan-kecamatan sehingga ja- ringan komunikasi pos di daerah pedesaan akan lebih meluas.

Dalam Repelita II masalah penyediaan kesempatan kerja manjadi sangat mendesak baik disebabkan oleh pertumbuhan penduduk dimasa lampau maupun untuk menampung pertambahan penduduk yang akan datang. O1eh karena masa- lahnya begitu mendesak, maka perluasan kesempatan kerja tidak dapat dianggap, sebagai suatu masalah yang dengan sendirinya akan terpecahkan bersamaan dengan meningkatnya produksi, melainkan harus menjadi salah satu sasaran pokok yang tersendiri di dalam usaha pembangunan kita.

Kesempatan kerja mengandung pula nilai-nilai kemanusiaan yang lebih dalam. Bekerja membuat seseorang merasa menda-patkan arti dalam hidupnya, tumbuh rasa harga diri dan berkembang kepercayaan terhadap kemampuan sendiri.

Perluasan lapangan kerja di dalam Repelita II di usahakan melalui berbagai bentuk kebijaksanaan, yakni kebijaksanaan-

Page 25: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

55

Page 26: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

kebijaksanaan umum, kebidjaksanaan - kebijaksanaan masing- masing bidang (sektoral) dan kebijaksanaan-kebijaksanaan atau program-program yang khusus direncanakan untuk mem-perluas kesempatan kerja.

Kebijaksanaan umum yang memberi dorongan pada per- luasan kesempatan kerja antara lain adalah langkah - langkahdibidang fiskal dan moneter. Sistem perpajakan di samping diimaksudkam untuk rneningkatkan penerimaan negara, juga di-arahkan untuk mendorong perluasan kesempatan kerja. Hal ini dilaksanakan dengan sistem perpajakan yang mendorong penggunaan teknologi serta cara kerja dalam sektor produksi yang banyak menggunakan tenaga kerja. Sistem pajak diarah- kan agar menghalangi pemakaian barang modal yang berlebih- an, dan sebaliknya mendorong penggunaan tenaga kerja yang banyak.

Kebijaksanaan suku bunga dan perkreditan juga diarahkan untuk mendorong perluasan kesempatan kerja. Suku bunga kredit diarahkan agar mencerminkan langkanya modal di dalam perekonomian dan banyaknya tenaga kerja di dalam masyarakat. Demikian pula sistem perkreditan dapat dengan secara selektif digunakan untuk lebih mendorong kegiatan pro- duksi yang banyak menggunakan tenaga kerja dan mengha-langi penggunaan barang modal secara berlebihan.

Kebijaksanaan sektoral untuk menciptakan kesempatan ker- ja, dilakukan dengan mendorong agar masing-masing sektor memasukkan peningkatan kesempatan kerja menjadi salah sa- tu pertimbangan utama. Dengan demikian maka pembangunan sektor-sektor pertanian, industri, prasarana, perdagangan dan lain sebagainya akan didorong agar mengutamakan proyek yang banyak menciptakan lapangan kerja.Perumahan misalnya adalah bidang produksi yang banyak menyerap tenaga kerja dan membuka luas pasaran hasil industri bangunan. Pada umumnya pembangunan perumahan rakyat yang merupakan sektor industri tradisionil, dapat

56

Page 27: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

memanfaatkan tenaga-tenaga kerja yang kurang terlatih. Peningkatan pembangunan perumahan rakyat juga akan banyak memberikan kemungkinan bagi peningkatan kegiatan usaha para pengusaha di bidang bangunan, kontraktor/pem-borong kecil maupun perorangan secara tersebar. Bahan-bahan bangunan yang banyak dibutuhkan pada umumnya dapat diusahakan setempat dengan memanfaatkan bahan baku lokal. Peningkatan pembangunan perumahan rakyat dengan sendiri- nya meningkatkan kebutuhan akan bahan bangunan. Hal ini akan memungkinkan makin banyak tenaga kerja yang dapat dilserap melalui industri bahan bangunan dan industri konstruk- si bangunan. Dengan demikian pembangunan perumahan besar artinya dalam rangka perluasan kesempatan kerja terutama di daerah-daerah.

Program-program khusus untuk memperluas kesempatan kerja antara lain berbentuk peningkatan program bantuan kabupaten (terkenal dengan nama proyek-proyek Inpres), program transmigrasi, program padat karya dan sebagainya. Di samping itu akan dikembalikan pula langkah-langkah untuk memperluas lapangan kerja bagi sarjana dan sarjana muda melalui perluas program BUTSI. Program BUTSI bertujuan selain membina kepribadian para pemuda dan menjadikannya lebih tajam dalam mengidentifikasi, merumus- kan dan memecahkan masalah, juga langsung membantu melaksanakan program pembaharuan dan pembangunan di bidang administrasi desa, pendidikan, latihan, dan sosial-mental- spirituil, kesehatan, gizi dan keluarga berencana, prasarana dan produksi. Dengan hadirnya tenaga kerja sukarela (TKS) atau pelopor pembaharuan dan pembangunan di desa, maka partisipasi rakyat untuk pembangunan dapat lebih ditingkat- kan. Melalui pelaksanaan tugas-tugasnya, TKS juga akan me- luas ke daerah-daerah sehingga masyarakat desa akan lebih berorientasi kepada pembaharuan dan pembangunan. Diharap-kan pada akhir Repelita II, BUTSI sudah menugaskan seki- tar 10.000 pelopor pembaharuan dan pembangunan daerah

57

Page 28: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

pedesaan. Secara kumulatif, maka selama Repelita II, BUTSI akan menugaskan sekitar 20.000 pemuda-pemudi.

Program bantuan untuk pembangunan kabupaten dan kota-madya (INPRES) telah menunjukkan manfaat yang besar di dalam penciptaan lapangan kerja selama Repelita I. Di dalam Repelita II program tersebut yang kebanyakan digunakan untuk membangun prasarana di daerah-daerah kabupaten dan kotamadya akan terus ditingkatkan. Pelaksanaan program-program tersebut kebanyakan bersifat padat karya dan dengan demikian dapat diciptakan lapangan kerja dalam jumlah yang besar.

Program transmigrasi juga dimaksudkan untuk rnemperluas kesempatan kerja bagi masyarakat. Di dalam Repelita II pro -gram transmigrasi diharapkan dapat memindahkan sedikit-dikitnya 250.000 kepala keluarga terutama dari daerah-daerah di Jawa, Bali dan Lombok. Semua ini berarti penciptaan kesem-patan kerja bagi mereka d! daerah-daerah baru. Desa-desa yang ddbangun dalam program dni diharapkan juga akan memperluas kesempatan kerja lebih lanjut.

Adapun daerah tujuan utama adalah Sumatra bagian Se- latan; Kalimantan bagian Tenggara di sepanjang jalan yang akan dibangun di antara Banjarmasin, Balikpapan dan Sama- rinda; Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Teng- gara; dan daerah-daerah lain sesuai dengan hasil penelitian.

Akhirnya, perluasan kesempatan kerja juga dharapkan dari program latihan dan program Indonesianisasi pada perusahaan-perusahaan asing dan campuran yang beroperasi di Indonesia.

Dalam rangka pembangunan nasional sekaligus terkait usaha-usaha untuk lebih meratakan hasil pembangunan, baik berupa penyebaran yang lebih merata daripada pelaksanaan pembangunan keseluruh daerah maupun berupa peningkatan penghasilan masyarakat karena kegiatan mereka yang pro- duktif.

58

Page 29: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu
Page 30: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

Untuk mencapai sasaran pemerataan hasil pembangunan tersebut maka dalam Repelita II disusun antara lain program kebijaksanaan fiskal dan moneter, program pembangunan daerah-daerah minus, program pengembangan dunia usaha, khususnya golongan ekonomi lemah, program perbaikan kam- pung, program pengendalian inflasi, program penciptaan ke-sempatan kerja, dan program bantuan kepada golongan yang berpenghasilan rendah. Program-program tersebut saling ber-kaitan, yang satu sering mencakup yang lain, akan tetapi secara sendiri atau bersama-sama, semuanya dimaksudkan untuk meningkatkan pemerataan hasil pembangunan.

Di samping untuk memperbesar penerimaan negara, maka kebijaksanaan fiskal sekaligus digunakan untuk meratakan keadilan sosial melalui peningkatan pemerataan hasil pemba-ngunan. Hal ini berarti bahwa bukan hanya peningkatan pe-nerimaan pajak harus diusahakan, akan tetapi juga, cara bagaimana pajak tersebut harus diusahakan agar menampil- kan azas keadilan. Mereka yang ekonominya kuat dan lebih banyak menikmati hasil pembangunan haru slebih banyak memberikan iuran kepada usaha pembangunan itu sendiri se- padan dengan besarnya penghasilan, kekayaan, dan belanja mereka. Kebijaksanaan yang demikian itu diperlukan untuk meningkatkan tabungan masyarakat dan untuk membendung kecenderungan masyarakat mengikuti pola konsumsi yang terlalu mewah. Hal yang terakhir ini harus dihindarkan, ka- rena bertentangan dengan tuntutan pembangunan dan berten- tangan dengan azas keadilan yang harus kita junjung ber- sama.

Apabila dalam Repelita I kebijaksanaan moneter terutama ditujukan untuk menunjang program stabilisasi ekonomi dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga keuangan, maka dalam Repelita II kebijaksanaan moneter akan lebih disempurnakan dan banyak diarahkan pada penghimpunan tabungan masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pemerataan penghasilan dan peningkatan peranan go-

59

Page 31: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

longan ekonomi lemah. Juga akan dilanjutkan usaha perbaikan susunan dan efisiensi kerja lembaga-lembaga keuangan, ter-masuk lembaga-lembaga perbankan, agar mereka ini benar- benar dapat merupakan sarana yang efektip untuk pemupukan dana pembangunan dan pemerataan hasil pembangunan. Pem-bentukan lembaga-lembaga keuangan baru dalam rangka pem-bentukan pasar uang dan modal seperti yang telah dirintis pada akhir Repelita I, juga akan dilanjutkan agar menambah dan memperlancar pembiayaan pembangunan dunia usaha.

Untuk lebih meratakan kegiatan pembangunan dalam rangka makin meratakan hasil-hasil pembangunan, maka proyek-pro- yek pembangunan makin disebarkan kesemua daerah. Di samping itu bantuan yang diberikan kepada daerah-daerah kabupaten dam desa dilanjutkan dan ditingkatkan.

Sementara itu kegiatan pembangunan melalui Program Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar Inpres SD) dan Pro- gram Bantuan pembangunan Sarana Kesehatan (Inpres Kese-hatan) merupakan salah satu kegiatan penting dalam Repelita II untuk pemerataan pembangunan. Melalui pro- gram-program tersebut akan dibangun sejumlah besar gedung-gedung Sekolah Dasar, Pusat-pusat Kesehatan Masyarakat dan sarana air minum pedesaan, yang lokasinya tersebar diseluruh tanah air. Dengan demikian maka terbukalah kesempatan yang lebih besar bagi rakyat banyak untuk memanfaatkan kemajuan-kemajuan di bidang kesejahteraan rakyat.

Di dalam Repelita II akan dilancarkan suatu program baru, yaitu Program Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I. Melalui program tersebut akan disalurkan dana pembangunan bagi Pemerintah Daerah Tingkat I. Perencanaan dan pelak- sanaan penggunaan dana pembangunan tersebut pada dasar- nya diserahkan kepada pemerintah daerah sendiri sedangkan pemerintah pusat akan memberikan pengarahan secara umum sesuai dengan kebijaksanaan pembangunan nasional. Dalam tahun pertama Repelita II (1974/75) besarnya dana tersebut

60

Page 32: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu
Page 33: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

secara keseluruhan adalah dua kali lipat besarnya dana bantu- an pengganti ADO tahun terakhir Repelita I.

Penggunaan dana-dana tersebut diserasikan dengan peren -

canaan pembangunan regional serta usahauntuk perluasan kesempatan kerja di daerah-daerah. Sementara itu daerah- daerah yang miskin atau daerah-daerah minus sebagai akibat terbatasnya sumber alam akan mendapatkan perhatian yang khusus. Perluasan dan penyebaran kegiatan pembangunan ke daerah dengan demikian jelas akan meningkatkan pula peme-rataan hasil pembangunan.

Program pengembangan dunia usaha, diR samping diarah- kan untuk mendorong pertumbuhan serta unsur yang ter- masuk di dalamnya juga dimaksudkan agar tercapai perkem- bangan yang serasi diantara mereka. Seperti diketahui, dunia usaha meliputi perusahaan nasional, yang lebih lanjut terdiri dari perusahaan swasta nasional pribumi, koperasi, dan non-pribumi, perusahaan milik negara serta perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia.

Karena pertumbuhan pengusaha nasional golongan ekonomi lemah terutama golongan pribumi dan koperasi selalu terting- gal dibandingkan dengan yang lain, maka diusahakan agar pertumbuhan golongan ekonomi lemah, terutama golongan pribumi dan koperasi, dapat mengejar ketinggalannya ter- hadap golongan lain. Sebagai akibatnya, pelaksanaan ke- bijaksanaan ini juga akan mendorong pemerataan kegiatan pembangunan dan dengan demikian pemerataan hasil pem-bangunan.

Usaha untuk meratakan hasil pembangunan mencakup pro- gram untuk memberikan kesempatan yang lebih banyak ke- pada pengusaha-pengusaha kecil dan menengah untuk me-ningkatkan peranan mereka dalam pembangunan. Koperasi sebagai salah satu wadah penghimpun kekuatan ekonomi lemah akan lebih ditingkatkan peranannya melalui berbagai program.

61

Page 34: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

Perhatian utama di dalam pembinaan koperasi akan diberi- kan kepada pengembangan koperasi di bidang pertanian pa- ngan, khususnya pengembangan Badan Usaha Unit Desa dan Koperasi Unit Desa. Dengan usaha ini maka koperasi per- tanian, koperasi desa, koperasi di sektor pedesaan lainnya makin lama akan makin berkurang jumlahnya, oleh karena mengintegrasikan dan mengkonsolidasikan dirinya ke dalam satu wadah BUUD/KUD. Pada akhirnya dalam jangka pan- jang BUUD/KUD adalah koperasi pertanian yang serba usaha sebagai wadah dari berbagai jenis koperasi di tingkat desa.

Pemberian perhatian utama kepada koperasi yang bergerak di bidang pangan disebabkan pentingnya peningkatan produksi pangan dalam usaha nasional. Kecuali itu sebagian terbesar daripada petani adalah petani pangan. Karenanya pengembang- an koperasi di kalangan petani pangan berarti memperkuat posisi ekonomi para petani, dan dengan demikian memungkin- kan mereka mendapatkan balas jasa yang layak bagi usaha mereka.

Peningkatan pemerataan hasil pembangunan juga diusaha- kan melalui program pembangunan perumahan rakyat dan perbaikan kampung di kota serta pemugaran desa. Perbaikan dan penyediaan prasarana di kampung dan di desa, penyediaan fasilitas keuangan dalam pembangunan perumahan serta fasilitas lain yang termasuk dalam program ini akan mening- katkan kesejahteraan maayarakat di tempat-tempat tersebut. Dengan demikian program ini akan memberikan akibat, baik langsung maupun tidak langsung, pada peningkatan pemerata-an hasil pembangunan.

Di samping program-program di atas, berbagai kebijaksanaan yang lebih bersifat umum juga mempunyai akibat pada pening- katan pemerataan hasil pembangunan. Yang terpenting dian- taranya adalah usaha peningkatan kesempatan kerja untuk mengurangi pengangguran. Pengangguran merupakan sumber utama dari tidak meratanya pendapatan. Mereka yang meng-

62

Page 35: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

anggur, tidak ikut serta dalam proses produksi, tidak dapat mengambil peranan dalam proses pembangunan, dan dengan demikian sukar untuk menikmati hasil pembangunan. Dengan demikian, maka pengurangan pengangguran akan dapat mem-perbaiki pemerataan hasil pembangunan.

Penyebab tidak meratanya hasil pembangunan yang lain adalah inflasi yang berkecamuk dalam perekonomian. Setiap inflasi selalu berakibat yang lebih memberatkan bagi mereka yang berpenghasilan tetap, terutama yang berpenghasilan kecil. Tekanan inflasi dengan demikian mempertajam pembagian pendapatan masyarakat. Maka dari itu kebijaksanaan pengen-dalian inflasi, atau kebijaksanaan stabilisasi lewat sarana- sarana fiskal, moneter, produksi, distribusi dan lain-lain akan meningkatkan pemerataan hasil pembangunan.

Dalam pada itu sebagaimana telah ditetapkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, maka dalam Repelita II akan diga- rap secara lebih mendalam masalah-masalah yang sejak semula telah disadari belum akan terpecahkan dalam Repelita I, seper- ti misalnya masalah-masalah pendidikan, kesehatan, trans- migrasi dan masalah-masalah non ekonomi lainnya. Dengan perkataan lain, maka Repelita II akan memberikan kemung-kinan untuk makin menseimbangkan masalah-masalah ekono- mi dan masalah-masalah non-ekonomi, yang berarti makin ditingkatkannya program-program kesejahteraan rakyat.

Program-program Repelita II yang erat hubungannya dengan pencapaian sasaran-sasaran peningkatan kesejahteraan rakyat tersebut adalah program-program di bidang pendidikan, kese- hatan dan keluarga berencana, pembinaan dan pengembangan hukum, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha-esa dan pembinaan lingkungan hidup .

Pembangun dibidang pendidikan, merupakan salah satu kegiatan utama untuk peningkatan kesejahteraan rakyat. Pem-bangunan di bidang ini pertama – tama ditujukan untuk mem-

63

Page 36: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

perluas kesempatan belajar, terutama pada tingkatan sekolah dasar. Dalam rangka ini maka dalam Repelita II kesempatan memperoleh pendidikan dasar bagi anak-anak berumur 7-12 ta- hun akan diperluas dengan mengadakan pembangunan sejumlah besar sekolah dasar baru dan menambah jumlah tenaga guru, di samping mengusahakan perbaikan penghasilan guru.

Pengadaan gedung-gedung SD baru pada akhir Repelita I telah memperluas daya tampung anak-anak di kelas I untuk sejumlah 720.000 anak setiap tahunnya. Ha1 ini akan menyebab-kan berkembangnya jumlah murid SD, yang pada tahun 1973 adalah 13,6 juta, akan meningkat menjadi 20,9 juta pada tahun 1978, termasuk di dalamnya 19,6 juta anak yang berumur 7-12 tahun. Hal ini berarti bahwa anak umur 7-12 tahun yang tertampung dalam SD pada tahun 1978 menjadi 85.2 % dari seluruh anak umur 7-12 tahun yang berjumlah 23.0 juta. Sementara itu jumlah buku mata pelajaran yang tersedia akan ditingkatkan hampir lima kali lipat. Jumlah ruangan kelas pada SD akan meningkat hampir 700 % dibandangkan keadaan pada akhir Repelita I.

Dalam tahun 1973 terdapat kurang lebih 425 ribu guru. Ke-butuhan guru pada akhir Repelita II (tahun 1978) diperkirakan sejumlah 525 ribu, yaitu atas dasar satu guru untuk empat puluh murid. Hal ini berarti tambahan 100 ribu orang tenaga guru baru selama masa Repelita II. Untuk mengganti guru- guru yang pensiun, berhenti ataupun meninggal yang diper-kirakan 4% setiap tahunnya maka diperlukan 89 ribu guru baru pula. Dengan perkataan lain., keperluan penambahan guru seluruhnya meliputi 189 ribu orang selama Repelita 11 atau rata-rata 37,8 ribu setahunnya.

Sementara itu program pengembangan pendidikan lanjutan tingkat perama bertujuan pertama-tama untuk meningkatkan mutu Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang di sertai dengan pengadaan kesempatan belajar bagi lulusan SD, baik di lihat dari jumlah maupun proporsinya yang berhasrat melanjutkan pendidikannya makin meningkat dari tahun ke tahun.

64

Page 37: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

Dalam dua tahun pertama dari Repelita II semua gedung SMP negeri yang ada direncanakan akan mengalami rehabilitasi. Usaha tersebut meliputi 1.500 SMP neger. Sebanyak 66% yaitu 1000 buah SMP negeri, akan direhabilitasi pada tahun pertama Repelita II, dengan pengertian bahwa jumlah tersebut adalah perkiraan jumlah gedung SMP yang sudah jelas kedudukannya sebagai milik pemerintah.

Kecuali itu akan dikembangkan pula sistem pendidikan yang cocok untuk kebutuhan pembangunan. Dalam rangka perbaikan sistem pendidikan ini akan dikembangkan pula sistem pendi-dikan yang menghasilkan tenaga-tenaga menengah.

Sementara itu dibidang kesehatan usaha pembangunan per- tama-tama ditujukan untuk mengusahakan agar pelayanan kesehatan berada sedekat mungkin dengan masyarakat teru- tama masyarakat pedesaan.

Untuk itu maka Pusat-pusat Kesehatan Masyarakat (Pus-kesmas) akan dikembangkan dalam jumlah yang cukup besar. Apabila pada akhir Repelita I terdapat lebih dari 2000 buah Puskesmas, maka pada akhir Repelita II jumlahnya akan di- tingkatkan sedikit-dikitnya menjadi 3.400 buah. Dengan demi- kian pada akhir Repelita II setiap kecamatan paling sedikit sudah harus mempunyai sebuah Puskesmas. Di samping itu jumlah tenaga dokter dan paramedis masing-masing akan meningkat sebesar 69 % dan 115 % dalam Repelita II.

Kebijaksanaan diarahkan pula agar sarana-sarana pelayanan kesehatan yang tersedia dapat dijangkau oleh kemampuan rakyat. Dalam hubungan ini perhatian seksama akan diberikan terhadap situasi harga obat-obatan dan mendorongnya agar berada pada tingkat harga yang dapat terbeli oleh masyarakat.

Dalam rangka peningkatan kesejahteraan rakyat maka pe-lasanaan keluarga berencana akan diperluas ke daerah-daerah di luar Jawa dan Bali. Arah kegiatan pertama-tama ditujukan untuk memelihara agar para akseptor yang telah ada tetap menjalankan keluarga berencana dengan sebaik-baiknya.

65

Page 38: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

Sementara itu diusahakan untuk terus meningkatkan jumlah akseptor yang baru. Dalam Repelita II diusahakan mencapai 8-12 juta akseptor baru di Jawa dan Bali dan sekitar 1 juta akseptor baru di daerah-daerah lainnya. Kecuali itu akan di-kembangkan pendidikan kependudukan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.

Untuk meningkatkan pelayanan keluarga berencana maka jumlah klinik keluarga berencana akan ditingkatkan dari 2.198 pada akhir Repelita I menjadi 3.190 pada akhir Repelita II, su- atu kenaikan sebesar 45%.

Sementara itu, terwujudnya kesejahteraan rakyat tidak dapat dipisahkan dari perasaan tentram dan suasana tertib dalam masyarakat. Dalam rangka ini tegaknya hukum merupakan prasyarat yang tidak boleh diabaikan. Dalam hal ini akan di-usahakan agar kelancaram, pelaksanaan hukum oleh badan- badan peradilan dan alat-alat penegak hukum pada umumnya dapat ditingkatkan. Disamping itu akan diperluas usaha-usaha untuk memberi bantuan hukum kepada golongan yang kurang mampu. Hal itu sangat penting dalam rangka menjamin rasa keadilan dan kepastian hukum yang juga diperlukan untuk ke-lancaran pelaksanaan pembangunan.

Dalam pada itu pembangunan dibidang agama dan keperca- yaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam rangka ini kegiatan pembangunan di bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa akan dilanjutkan dengan meng-usahakan perluasan penyediaan sarana-sarana pengembangan kehidupan keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa. Pengembangan dan pembinaan tersebut sekaligus diarahkan pula untuk memantapkan dan memelihara keru- kunan hidup sesama umat beragama, sesama penganut keper-cayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa, dan antara semua umat beragama dan semua penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa serta meningkatkan amal dalam bersama-sama membangun masyarakat.

66

Page 39: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

Di bidang pengelolaan sumber-sumber alam dan lingkungan hidup dilakukan kebijaksanaan yang menyeluruh dan dengan memperhitungkan kebutuhan generasi yang akan datang. Bah- kan seluruh usaha dan kegiatan pembangunan pada hakekatnya mengandung pula tujuan-tujuan untuk memecahkan masalah pengelolaan sumber-sumber alam dan lingkungan hidup.

Kegiatan di bidang ini meliputi kebijaksanaan dan langkah-langkah yang menyangkut penduduk dan pemukiman manusia, pembangunan pertanian, industri, pertambangan, pendayaguna- an kekayaan laut dan berbagai segi lainnya yang menyangkut masalah lingkungan hidup.

Usaha pembangunan yang mempertimbangkan sepenuhnya masalah-masalah lingkungan hidup diharapkan akan memper-cepat terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat.

Sementara itu untuk menjamin agar pembangunan nasional dapat berjalan dengan serasi perlu diusahakan keserasian antara pembangunan sektoral dan pembangunan daerah. Usa- ha-usaha menserasikan program-program sektora1 dan daerah tersebut juga sekaligus ditujukan untuk meningkatkan laju perkembangan ekonomi di daearah-daerah.

Dalam Repelita II, program-program yang erat hubungan- nya dengan pencapaian tujuan peningkatan pembangunan dae- rah yang serasi dan seimbang serta yang sekaligus dapat juga menunjang usaha pembinaan integrasi nasional, antara lain adalah: program bantuan desa, bantuan Daerah Tingkat II dan Daerah Tingkat I, perhubungan, dan transmigrasi.

Program bantuan desa dimulai sejak tahun 1969/70, akan ditingkatkan dalam Repelita II, dari Rp. 100.000 per desa menjadi Rp. 200.000 per desa.

Demikian pula, program bantuan Daerah Tingkat II, yang dalam tahun terakhir Repelita I berjumlah Rp. 150 per capita akan ditingkatkan menjadi Rp. 300 per capita dalam Repe- lita II.

67

Page 40: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

Untuk tahun pertama pelaksanaan Repelita II (1974/1975), Dana Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I berjumlah 42,6 milyar rupiah, sedang untuk tahun terakhir Repelita I (1973/ 74) SPP ADO berjumlah 20,8 milyar rupiah. Dengan demikian terdapat kenaikan sekitar 100%.

Dalam Repelita II sebagian dari Dana Bantuan Pembangun- an Daerah Tingkat I ditetapkan penggunaannya untuk pemeli-haraan jalan, pemeliharaan pengairan, perbaikan pengairan, dan untuk membantu daerah minus dalam lingkungan masing-masing daerah.

Penyediaan Dana Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I adalah sangat penting, karena dengan demikian hal-hal yang tidak atau belum dijangkau oleh kegiatan pembangunan peme-rintah pusat dapat segera dilakukan oleh pemerintah daerah sendiri, baik yang berbentuk proyek baru maupun pemeliha- raan proyek yang sudah dibangun.

Dengan dimulainya program bantuan pembangunan Daerah Tingkat I tersebut, maka lengkaplah unsur pembangunan dari desa, kabupaten dan propinsi. Hal ini akan memperluas serta meningkatkan partisipasi masyarakat secara keseluruhan. Berhubung dengan meningkatnya peranan daerah dalam pem-bangunan maka diambil langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan aparatur pemerintah daerah.

Ditinjau dari segi pembangunan regional/daerah, dan sasar-an perwujudan Wawasan Nusantara maka di antara sekian banyak program nasional, program perhubungan adalah sangat penting.

Pelayanan angkutan darat tidak hanya dibatasi di daerah yang mempunyai kemampuan ekonomis saja, tetapi juga di daerah-daerah terpencil. Pelayanan angkutan di daerah-daerah tersebut akan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan milik pemerintah yang berkewajiban mengembangkan angkutan di daerah tersebut yang dikenal sebagai lalu-lintas perintis.

68

C3

Page 41: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

Karena sarana angkutan darat dan laut di beberapa daerah aeperti Irian Jaya, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat belum dapat berkembang berhubung dengan kondisi alam, keadaan daerah dan lain-lain, dirasa perlu pula untuk secara khusus memperhatikan sistim penerban.gan perin- tis. Pada hakekatnya penerbangan perintis sama dengan pener-bangan lokal yang jaringan lalu-lintasnya terbatas dalam satu propinsi atau beberapa propinsi dan yang masih perlu dipelo- pori dan ditumbuhkan ke jurusan yang dapat berkembang secara ekonomis.

Di samping itu juga akan dikembangkan armada perintis. Kapal-kapal ini selain membantu roda pemerintahan daerah, mempunyai tugas utama untuk membantu mengembangkan daerah yang lemah ekonominya, di antaranya daerah pantai barat Sumatra dari pulau Simelue sampai ke Enggano dan lain sebagainya.

Peningkatan jumlah prasarana dan kelancaran perhubung- an, sebagaimana direncanakan dalam Repelita II akan sangat membantu usaha peningkatan pembangunan daerah dan pem- binaan integrasi nasional.

Usaha transmigrasi di samping ditujukan untuk meningkat- kan pembangunan daerah, juga dimaksudkan untuk mening-katkan integrasi nasional, baik dalam arti ekonomi maupun dalam arti sosial budaya. Transmigrasi merupakan usaha men-dorong perpindahan penduduk dari Jawa dan Bali yang dalam jangka panjang diharapkan dapat memperbaiki pola penyebar- an penduduk. Selanjutnya transmigrasi dapat pula dilihat seba- gai usaha untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di dalam berbagai program pembangunan nasional seperti pembuatan prasarana jalan. Khusus untuk sektor pertanian usaha trans-migrasi diharapkan juga dapat memperluas areal produktif pertanian dan dengan demikian membantu meningkatkan pro-duksi dan ekspor. Demikkian pula transmigrasi akan menunjang fungsi pertahanan dan keamanan nasional serta pembinaan integrasi bangsa. Mengingat banyaknya tujuan - tujuan pemba-

Page 42: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

69

Page 43: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

ngunan yang terkait dengan program transmigrasi, jelaslah bahwa program ini merupakan bagian yang tidak dapat dipi-sahkan dari keseluruhan pembangunan dalam Repelita II.

Segala usaha yang dijalankan dalam pelaksanaan Repelita memerlukan prasyarat-prasyarat tertentu, antara lain perlu ada- nya stabilitas politik, keadaan aparatur Pemerintah yang ter- bina baik sehingga mampu melaksanakan tugas-tugas, keadaan hubungan luar negeri yang memberi manfaat baik, ketertiban dan keamanan nasional serta partisipasi rakyat. Prasyarat-pra-syarat tersebut di dalam Repelita II terus disempurnakan se- bagai kelanjutan dari pada usaha yang telah tercapai padaRepelita I.

Dalam rangka pembinaan stabilitas politik, diusahakan pe-ningkatan keserasian dan kedayagunaan hubungan fungsionil antara semua Lembaga-lembaga Tinggi Negara sesuai dengan yang ditetapkan oleh Undang-undang Dasar. Partisipasi Rak- yat termasuk ABRI, sebagai kekuatan sosial terus ditingkatkan di dalam pelaksanaan tugas-tugas nasional dengan melaksa- nakan inti terpenting dari Demokrasi Pancasila. Wajah serta saluran daripada partisipasi masyarakat secara politis disem-purnakan dengan peningkatan komunikasi antara masyarakat dengan Lembaga Perwakilan Rakyat maupun Pemerintah, pe-ningkatan kesadaran rakyat di dalam penggunaan hak dan kewajiban di dalam Pemilihan Umum yang akan datang, peningkatan pembinaan pers yang sehat dalam arti bebas dan bertanggung jawab, serta peningkatan partisipasi Perguruan-perguruan Tinggi sesuai dengan fungsi sosial masing-masing. Dalam hubungan ini peranan perguruan tinggi dalam rangka pembangunan daerah dan pedesaan akan ditingkatkan dan dimantapkan.

Di bidang administrasi pemerintah, usaha-usaha penyempur- naan dan pendayagunaan aparatur negara akan diarahkan agar segala kebijaksanaan program pembangunan dalam Repelita II dapat terlaksana dengan tertib dan mantap. Untuk itu perlu

Page 44: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

70

Page 45: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

adanya peningkatan pelaksanaan tertib pemerintahan yang didukung oleh suatu aparatur negara, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, yang mampu untuk mendorong, menggerakkan serta mengarahkan usaha-usaha pembangunan tersebut ke arah sasaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu usaha-usaha penyempurnaan aparatur negara yang meli- puti segi-segi kelembagaannya, personil dan peralatannya serta tata cara kerjanya yang sudah mulai dilaksanakan dalam Re-pelita I, akan dilanjutkan serta ditingkatkan dalam Repeli- ta II. Semua usaha itu juga dimaksudkan agar supaya penye-lenggaraan administrasi pemerintah lebih mantap dan bersih serta berorientasi kepada kepentingan rakyat banyak.

Di dalam keadaan dunia yang makin maju di mana hubung- an antara satu negara dengan negara-negara lainnya senan- tiasa membawa pengaruh secara timbal balik, maka situasi dan kondisi internasional tersebut akan senantiasa mempenga- ruhi usaha pembangunan nasional suatu bangsa. Dengan demi- kian, pelaksanaan Repelita II tentu pula tidak akan lepas dari pengaruh hubungan luar negeri Indonesia.

Di bidang politik luar negeri, sebagaimana ditetapkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, akan terus dilaksanakan po- litik luar negeri yang bebas aktif dengan mengabdikannya ke- pada kepentingan Nasional, khususnya pembangunan ekonomi. Pengertian bebas, bukan saja dalam arti bebas dari ikatan-ikatan politis/militer blok kekuatan manapun di dunia tetapi juga bebas untuk memanfaatkan semua saluran dan sarana bantuan bagi usaha pembangunan nasional. Sedangkan penger- tian aktif, bukan saja dalam arti ikut mengusahakan perdamai- an dunia, tetapi khususnya menciptakan suasana stabil dan tentram yang merupakan syarat mutlak bagi usaha pembangun-an setiap bangsa.

Dengan demikian jelas bahwa politik luar negeri Indonesia dalam mengabdikan kepada kepentingan nasional tetap berda-sarkan landasan politik bebas aktif dan sekaligus dapat

Page 46: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

71

Page 47: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

mengamankan dua kegiatan pokok, yakni: (a) memanfaatkan dan mendayagunakan sebaik-baiknya fasilitas dan kesempatan yang tersedia di luar negeri guna meningkatkan kerjasama ekonomi internasional tanpa mengakibatkan kerjasama ekono- mi internasional tanpa mengakibat ketergantungan pada suatu pihak; dan (b) ikut secara aktif menciptakan iklim internasio- nal yang menguntungkan dan dapat mengamankan usaha-usaha pembangunan nasional.

Langkah-langkah untuk memantapkan stabilitas wilayah Asia Tenggara, melalui wadah kerjasama Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) merupakan wahana utama kebijaksanaan politik luar negeri Republik Indonesia tersebut. Oleh karena itu pemberian isi pada kerjasama regio- nal melalui ASEAN merupakan unsur integral daripada usaha pembangunan nasional secara keseluruhan. Usaha-usaha untuk mengembangkan pola kerjasama yang serupa di Pasifik Barat Daya, di kawasan-kawasan lainnya dan dengan semua negara di dunia, merupakan usaha yang akan ikut menjamin pengaruh baik hubungan internasional bagi usaha pembangun- an nasional.

Kerjasama untuk maksud-maksud damai dengan semua ne- gara dan badan-badan internasional itu dilaksanakan dalam kerangka yang lebih luas, yaitu perjoangan negara-negara yang sedang berkembang untuk menciptakan suatu tatanan internasional yang damai, adil dan makmur bagi semua bangsa.

Kebijaksanaan pembangunan Pertahanan dan Keamanan

diarahkan kepada peningkatan kemampuan untuk pengamanan terlaksananya Pembangunan Nasional dalam masa Repelita II. Menyusun kekuatan dan kemampuan yang sanggup mendukung kepentingan-kepentingan nasional baik kedalam maupun forum internasional, mampu mengamankan usaha-usaha pembangun- an terhadap kemungkinan timbulnya ancaman, gangguan dan hambatan dalam segala bentuk dan manifestasinya, serta ikut menggalang kondisi dan suasana kehidupan masyarakat yang

Page 48: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

aman, tertib dan dinamis sebagai prasyarat terlaksananya ke-

72

Page 49: BAB 2 · Web viewPerundingan perdagangan multilateral dalam rangka General Agreement on Tariff and Trade yang bertujuan untuk mening- katkan perdagangan internasional merupakan sesuatu

giatan-kegiatan pembangunan. Untuk itu semua usaha-usaha yang telah dilakukan dalam masa Repelita I akan dilanjut- kan dan ditingkatkan.

Akhirnya perlu dikemukakan bahwa berhasilnya usaha-usaha pembangunan Nasional pada akhirnya akan tergantung pada adanya pengertian, tanggapan, kesadaran, keterlibatan dan partisipasi seluruh masyarakat dalam pelaksanaan pembangun- an. Untuk mengikut sertakan rakyat secara maksimal dalam pembangunan, maka seluruh rakjat, terutama yang ada didesa- desa harus diajak serta untuk memusatkan perhatiannya ke- pada masalah-masalah pembangunan.

Dalam pada itu akan ditumbuhkan motivasi dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan melalui usaha-usaha penera- ngan yang menjelaskan kepada masyarakat mengenai masalah-masalah nasional dan masalah-masalah pembangunan, serta penyelenggaraan komunikasi sosial yang memungkinkan terse-lenggaranya dialog-dialog nasional yang luas, bebas, jujur, ter- buka dan bertanggung-jawab. Dalam rangka ini perlu dikem-bangkan wadah-wadah penyaluran pendapat masyarakat yang merapakan saluran komunikasi timbal balik yang benar-benar hidup, sehingga rakyat terutama yang ada dipedesaan dapat merasakan bahwa pembangunan adalah menjadi tanggung jawab dan milik seluruh masyarakat.

73