konflik lahanmkjkn

3
KONFLIK LAHAN: Studi Kasus Penambangan Pasir Ilegal Kab. Lumajang vs Petani Lokal STUDI KASUS Belakangan gencar pemberitaan mengenai kasus pembunuhan Bp. Salim Kancil, seorang petani sekaligus aktivis lingkungan penolak penambangan pasir ilegal di Kab. Lumajang Jawa Timur. Beliau tewas dibunuh oleh preman dan oknum pro penambangan pasir yang diduga adalah anak buah dari penguasa desa setempat. Artikel kali ini tidak membahas kasus ini dari dimensi hukum atau HAM secara eksklusif tapi dilihat dari segi ilmu perencanaan wilayah. Dilihat dari sisi pemanfaatan lahan, kegiatan penambangan pasir ilegal di Kab. Lumajang itu sendiri sebenarnya tidak menyalahi arahan guna lahan sebagai area pertambangan galian B dan C. Bahkan sudah ada beberapa perusahaan penambangan yang diberikan izin operasional. Namun di Tahun 2014, Dinas ESDM pemerintah setempat mewajibkan perusahaan pertambangan agar dilengkapi smelter sehingga beberapa perusahaan menghentikan usahanya karena belum memenuhi aturan tersebut termasuk PT. IMMS di Desa Selok Awar-Awar. Sadar akan nilai komersial sumberdaya pasir tersebut, beberapa oknum tetap melakukan penambangan ilegal baik secara modern maupun tradisional. Masyarakat tetap aktif menambang pasir bahkan beberapa pemangku kekuasaan tetap mengeksploitasi pasir secara besar-besaran. Isu yang berkembang mengarah bahwa para pejabat daerah yang memanfaatkan akses dan kewenangan terhadap wilayah tersebut berusaha mendapatkan keuntungan pribadi melalui bisnis penambangan pasir ilegal. Lalu bagaimana hal ini dilihat dari segi ilmu perencanaan wilayah?

Upload: devi-lusiana

Post on 27-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

HJGFGVBNVGNFGHFHTRTDFGDFVDFDF

TRANSCRIPT

Page 1: KONFLIK LAHANMKJKN

KONFLIK LAHAN: Studi Kasus Penambangan Pasir Ilegal Kab. Lumajang vs Petani Lokal STUDI KASUS

Belakangan gencar pemberitaan mengenai kasus pembunuhan Bp. Salim Kancil, seorang petani

sekaligus aktivis lingkungan penolak penambangan pasir ilegal di Kab. Lumajang Jawa Timur.

Beliau tewas dibunuh oleh preman dan oknum pro penambangan pasir yang diduga adalah anak

buah dari penguasa desa setempat. Artikel kali ini tidak membahas kasus ini dari dimensi hukum

atau HAM secara eksklusif tapi dilihat dari segi ilmu perencanaan wilayah.

Dilihat dari sisi pemanfaatan lahan, kegiatan penambangan pasir ilegal di Kab. Lumajang itu sendiri

sebenarnya tidak menyalahi arahan guna lahan sebagai area pertambangan galian B dan C.

Bahkan sudah ada beberapa perusahaan penambangan yang diberikan izin operasional. Namun di

Tahun 2014, Dinas ESDM pemerintah setempat mewajibkan perusahaan pertambangan agar

dilengkapi smelter sehingga beberapa perusahaan menghentikan usahanya karena belum

memenuhi aturan tersebut termasuk PT. IMMS di Desa Selok Awar-Awar.

Sadar akan nilai komersial sumberdaya pasir tersebut, beberapa oknum tetap melakukan

penambangan ilegal baik secara modern maupun tradisional. Masyarakat tetap aktif menambang

pasir bahkan beberapa pemangku kekuasaan tetap mengeksploitasi pasir secara besar-besaran.

Isu yang berkembang mengarah bahwa para pejabat daerah yang memanfaatkan akses dan

kewenangan terhadap wilayah tersebut berusaha mendapatkan keuntungan pribadi melalui bisnis

penambangan pasir ilegal. Lalu bagaimana hal ini dilihat dari segi ilmu perencanaan wilayah? 

Contoh Beberapa Foto Penambangan Pasir di Kab. Lumajang

Page 2: KONFLIK LAHANMKJKN

Dalam hal ini peran pemangku kewenangan dalam pembangunan dan pemanfaatan sumberdaya

alam menjadi point utama. Pemangku kewenangan berfungsi sebagai pengontrol agar perencanaan

pembangunan (dalam hal ini berbentuk peraturan dari Dinas ESDM Lumajang) dapat

diimplementasikan dengan baik. Namun penyelewengan justru diduga dilakukan oleh pemangku

kewenangan (dalam hal ini kepala desa) yang justru melakukan usaha penambangan pasir tanpa

ijin / ilegal. 

Akibat penambangan pasir ilagel yang dilakukan secara intensif dan bersifat eksploitasi, maka

kondisi sawah-sawah di daerah tersebut menjadi rusak sehingga para petani kehilangan mata

pencahariannya. Selain itu, penambangan tersebut juga merusak alam secara setempat karena

dilakukan tanpa ijin dan tindakan konservatif lainnya. Hal inilan yang mendorong petani sekaligus

aktivis lingkungan menolak keberadaan penambang pasir Lumajang tersebut. Dalam hal ini peran

masyarakat atau para petani tersebut adalah sebagai aktor pengawasan terhadap implementasi

rencana pembangunan/kegiatan pemanfaatan guna lahan. 

Jika dilihat dari karakteristik daerah di sepanjang pesisir selatan termasuk Kab.Lumajang, bahwa

daerah-daerah ini adalah wilayah pertanian yang subur. Namun belakangan, perombakan guna

lahan gencar terjadi diperlihatkan dari jumlah ijin penambangan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Konversi lahan pertanian (perhutani) menjadi daerah pertambangan banyak terjadi sehingga

merugikan petani karena lahan-lahan pertanian semakin berkurang. Degradasi kualitas lingkungan

sangat cepat. 

Dalam perencanaan tata ruang, Kab. Lumajang ditetapkan menjadi daerah rawan bencana

termasuk banjir, tsunami, dll. Namun dilain sisi Kab. Lumajang juga ditetapkan sebagai daerah

penambangan galian B dan C. Hal ini menunjukkan adanya tumpang tindih rencana pemanfaatan

lahan. Konflik lahanpasti sangat rawan terjadi di daerah seperti ini. 

Pengawasan adalah mutlak diperlukan, sebab pengawasan merupakan salah satu kegiatan dalam

rangka upaya pencegahan. Jadi norma pengawasan harus benar-benar diatur secara rinci,

sistematis, dan jelas, baik menyangkut instansi/pajabat pangawas, obyek pengawasan, prosedur

(tata cara), koordinasi, persyaratan, dan akibat pengawasan.

Page 3: KONFLIK LAHANMKJKN

Pengawasan terhadap kegiatan usaha ini sekurang-kurangnya meliputi 3 (tiga) aspek, yaitu: 

1. Pemantauan penaatan (compliance monitoring)

2. Pengamatan dan pemantauan lapangan

3. Evaluasi 

Kasus penambangan liar ini menjadi bukti bahwa kegiatan pengawasan ini tidak berjalan dengan

baik. Lalu siapa yang harus bertanggungjawab atas kasus ini? Sebagai insan berpendidikan,

pastinya kita tidak patut hanya memikirkan siapa yang harus dihukum atas kasus ini. Namun harus

memikirkan bagaimana agar kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam tidak dilakukan secara ilegal

dan bagaimana agar para pemangku kekuasaan sadar akan etika profesi sekaligus sebagai penjaga

keseimbangan lingkungan dan keharmonisan di masyarakatnya. Jangan sampai ada pembiaran

terhadap bentuk kejahatan dan penyelewengan kekuasaan yang terjadi apalagi secara terang-

terangan seperti kasus penambangan pasir liar di Kab. Lumajang