konflik dan integrasi sosial

26
KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL OLEH: OKA ABDUSSALAM

Upload: oka-abdussalam

Post on 26-Jun-2015

3.711 views

Category:

Documents


484 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konflik Dan Integrasi Sosial

KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL

OLEH: OKA ABDUSSALAM

Page 2: Konflik Dan Integrasi Sosial

B. KONFLIK SOSIALKonflik??Berasal dari kata Latin confingere artinya saling

memukulDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik di

definisikan sebagai percecokan, perselisihan, atau pertentangan.

Dengan kata lain, konflik dapat diartikan merujuk pada adanya dua hal atau lebih yang berseberangan, tidak selaras dan bertentangan

Page 3: Konflik Dan Integrasi Sosial

Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.

Soejono Soekanto menyebut konflik sebagai suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan disertai dengan ancaman atau kekerasan.

Lewis A. Coser berpendapat bahwa konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntutan atas status, kekuasaan, dan sumber daya yang bersifat langka dengan maksud menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan.

Gillin dan Gillin melihat konflik sebagai bagian dari proses interaksi sosial manusia yang saling berlawanan, artinya konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial karena adanya perbedaan2 fisik, emosi, kebudayaan, dan perilaku.

Page 4: Konflik Dan Integrasi Sosial

Faktor – faktor penyebab konflik

Menurut Soerjono Soekanto:1. Perbedaan Antarindividu (meliputi perbedaan pendirian &

perasaan): Perbedaan pendirian dan perasaan tentang sesuatu hal lingkungan nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial karena dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.

2. Perbedaan Kebudayaan: Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan kebudayaan kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

Page 5: Konflik Dan Integrasi Sosial

3. Perbedaan Kepentingan: Manusia memiliki perasaan, pendirian, maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh karena itu, dalam waktu yang bersamaan, tiap-tiap orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.

4. Perubahan Sosial: Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial.

Page 6: Konflik Dan Integrasi Sosial

Bentuk – bentuk konflik

Lewis A. Coser membedakan konflik atas dua bentuk:1. Konflik realistis: yaitu konflik yang berasal dari kekecewaan

individu atau kelompok terhadap sistem dan tuntutan – tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial.

2. Konflik nonrealistis: yaitu konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang antagonis (berlawanan), melainkan kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan.

Dibedakan lagi menjadi dua bentuk, konflik in-group dan konflik out-group.

Page 7: Konflik Dan Integrasi Sosial

Dahrendrof membedakan konflik atas empat macam:

1.Konflik di antara peranan – peranan sosial2.Konflik di antara kelompok-kelompok sosial3.Konflik di antara kelompok-kelompok yang

terorganisasi dan tidak terorganisasi4.Konflik di antara satuan nasional, seperti antar

negara, atau antar organisasi-organisasi sosial

Page 8: Konflik Dan Integrasi Sosial

5 bentuk khusus konflik menurut Soerjono Soekanto:1. Konflik atau pertentangan pribadi: konflik ini terjadi

antara 2 individu atau lebih karena perbedaan pandangan dan sebagainya.

2. Konflik atau pertentangan rasial: konflik ini timbul akibat perbedaan ras.

3. Konflik atau pertentangan antara kelas-kelas sosial: misalkan konflik antara buruh dan majikan.

4. Konflik atau pertentangan politik: konflik ini terjadi akibat adanya kepentingan atau tujuan politik.

5. Konflik atau pertentangan yg bersifat internasional: adanya perbedaan kepentingan dan berpegaruh pada kedaulatan negara.

Page 9: Konflik Dan Integrasi Sosial

Dampak Konflik sosialSegi positif:1. Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau

masih belum tuntas ditelaah.2. Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nilai-

nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu atau kelompok.

3. Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok4. Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu

dan kelompok5. Konflik dapat membantu menghidupkan norma-norma lama dan

menciptakan norma-norma baru6. Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan di

dalam masyarakat.7. Konflik memunculkan sebuah kompromi baru ketika terjadi keseimbangan

dalam kekuatan pihak yang berkonflik.

Page 10: Konflik Dan Integrasi Sosial

Segi negatif konflik

1. Keretakan hubungan antarindividu dan persatuan kelompok.

2. Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.

3. Berubahnya kepribadian individu4. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas

kelompok yang kalah.

Page 11: Konflik Dan Integrasi Sosial

Konflik dan kekerasan

Secara sosiologis, kekerasan umumnya terjadi saat individu atau kelompok yang berinteraksi mengabaikan norma dan nilai-nilai sosial dalam mencapai tujuannya masing-masing. Dengan diabaikannya norma sosial itu maka terjadilah tindakan – tindakan irasional yang mengakibatkan konflik berujung pada kekerasan.

Page 12: Konflik Dan Integrasi Sosial

Teori tentang kekerasan

1. Teori faktor individual: faktor penyebab dari perilaku kekerasan adalah faktor pribadi dan faktor sosial.Faktor pribadi meliputi; kelainan jiwa, seperti psikopat, psikoneurosis, frustasi yang kronis, serta pengaruh obat bius.Faktor sosial meliputi konflik rumah tangga, faktor budaya, dan faktor media massa.

2. Teori faktor kelompok: identitas kelompok berdasarkan persamaan ras, agama dan etnik. Dari beragam perbedaan tersebut dapat menyebabkan benturan yang berujung konflik.

3. Teori dinamika kelompok: kekerasan terjadi karena adanya deprivasi relatif (kehilangan rasa memiliki) yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat. Adanya perubahan tersebut tidak mampu di tanggapi dengan seimbang oleh sistem sosial dan masyarakatnya.

Page 13: Konflik Dan Integrasi Sosial

Cara pengendalian konflik dan kekerasan

Secara umum pengendalian konflik dilakukan melalui akomodasi. Akomodasi memiliki dua makna; yaitu merujuk pada keadaan dan proses. Akomodasi yang merujuk pada keadaan menunjukkan adanya keseimbangan dalam interaksi antarindividu atau antarkelompok yang berkaitan dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. Sedangkan akomodasi sebagai suatu proses mengacu pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan agar tercipta keseimbangan.

tujuan dari akomodasi sebagai berikut:1. Untuk menghasilkan sintesis atau titik temu antara dua atau beberapa

pendapat yang berbeda agar menghasilkan suatu pola baru.2. Mencegah terjadinya pertentangan untuk sementara waktu.3. Berusaha mengadakan kerja sama antarkelompok sosial yang terpisah.4. Mengupayakan peleburan antarkelompok sosial yang terpisah.

Page 14: Konflik Dan Integrasi Sosial

Akomodasi memiliki bebagai bentuk, sebagai berikut:1. Koersi (coercion), yaitu bentuk akomodasi yang prosesnya

melalui paksaan fisik atau psikologis.2. Kompromi (compromise), yaitu suatu bentuk akomodasi

dengan cara pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian.

3. Arbitrase (arbitration), yaitu cara untuk mencapai sebuah kompromi melalui pihak ke tiga karena pihak-pihak yang bertikai tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Pihak ketiga ini dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang berwenang.

4. Mediasi (mediation), hampir mirip dengan arbitrase, tetapi pihak ketiga netral, hanya sebagai penasihat yang tidak berwenang mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah.

Page 15: Konflik Dan Integrasi Sosial

5. Konsiliasi (conciliation), yaitu suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak yang bertikai untuk mencapai suatu kesepakatan.

6. Toleransi (tolerantion), yaitu suatu bentuk akomodasi yang terjadinya tanpa persetujuan formal.

7. Stalemate, terjadi ketika pihak-pihak yang bertikai memiliki kekuatan seimbang sehingga akhirnya pertikaian tersebut berhenti pada titik tertentu.

8. Ajudikasi (ajudication), yaitu suatu cara menyelesaikan masalah melalui pengadilan.

9. Segresi (segretion), yaitu tiap-tiap pihak memisahkan diri dan saling menghindar dalam rangka mengurangi ketegangan.

10. Eliminasi (elimination), yaitu pengunduran diri dari salah satu pihak yang terlibat dalam konflik karena mengalah.

Page 16: Konflik Dan Integrasi Sosial

11. Subjugation atau domination, yaitu pihak yang mempunyai kekuatan besar (dominan) meminta pihak lain untuk menaatinya.

12. Keputusan mayoritas (majority rule), yaitu keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak dalam voting.

13. Minority consent, yaitu golongan minoritas yang tidak merasa dikalahkan, tetapi dapat melakukan kegiatan bersama.

14. Konversi, yaitu penyelesaian konflik dengan cara salah satu pihak bersedia mengalah dan menerima pendirian pihak lain.

15. Gencatan senjata (ceasa fire), yaitu penangguhan permusuhan dalam jangka waktu tertentu.

Page 17: Konflik Dan Integrasi Sosial

INTEGRASI SOSIAL

Dalam KBBI, integrasi adalah pembauran sesuatu yang tertentu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Pembauran dalam hal ini mengandung arti masuk ke dalam, menyesuaikan, menyatu, atau melebur sehingga menjadi satu.

Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan.

Unsur yang berbeda tersebut meliputi; perbedaan kedudukan sosial, ras, etnik, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan norma.

Page 18: Konflik Dan Integrasi Sosial

Suatu integritas sosial dapat berlangsung cepat atau lambat, tergantung pada faktor berikut:

1. Homogenitas kelompok

2. Besar kecilnya kelompok

3. Mobilitas geografis

4. Efektifitas komunikasi

Page 19: Konflik Dan Integrasi Sosial

Bentuk-bentuk integrasi sosial

Integrasi sosial dapat terjadi dalam 3 bentuk:1. Integrasi Normatif: diartikan sebagai sebuah bentuk integrasi

yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat.

2. Integrasi fungsional: terbentuk karena adanya fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat.

3. Integrasi koersif: terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa.

Page 20: Konflik Dan Integrasi Sosial

Proses integrasi dapat dilihat melalui proses-proses berikut:1. Asimilasi (assimilation): merupakan suatu proses sosial yang

ditandai dengan adanya usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada diantara individu atau kelompok dalam masyarakat. (a+b=c) (munculnya kebudayaan baru)

2. Akulturasi : menurut Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda.(proses berubahan yang ditandai dengan penyatuan kebudayaan berbeda dengan mempertahankan ciri khasnya)

Page 21: Konflik Dan Integrasi Sosial

Faktor pendorong integrasi sosial

1. Sikap dan kesediaan bertenggang rasa2. Sikap sabar dan penuh pengertian menghadapi orang asing

berserta kebudayaannya.3. Kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang.4. Sikap terbuka golongan penguasa sehingga meniadakan

kemungkinan diskriminasi.5. Adanya kesamaan dalam bentuk unsur kebudayaan.6. Adanya kesamaan dalam berbagai unsur kebudayaan.7. Perkawinan campuran8. Adanya musuh bersama dari luar yang memperkuat

persatuan di masyarakat.

Page 22: Konflik Dan Integrasi Sosial

Cara praktis mengatasi konflik

a. Cara produktif1. Withdrawal, yaitu dengan menarik diri, menunggu sambil

berusaha memahami situasi. Setelah merasa mampu dan yakin dapat berhasil, barulah melangkah masuk kembali untuk mencoba mengatasi konflik.

2. Assertif, yaitu berusaha mengatasi konflik secara tegas, tetapi berusaha mempertahankan hubungan dengan pihak lain.

3. Adjusting, yaitu berupaya menyesuaikan diri dengan pihak lain.

Page 23: Konflik Dan Integrasi Sosial

b. Cara tidak produktif1. Avoidance, yaitu menolak adanya konflik.2. Force, yaitu menggunakan kekuatan atau kekerasan.3. Ignorance, yaitu mengabaikan adanya konflik.4. Blame, yaitu menyalahkan orang lain.5. Silencers, bersikap tegas berlebihan supaya orang lain diam.

Page 24: Konflik Dan Integrasi Sosial

Faktor pendukung dan penghambat Integrasi Sosial

1. Faktor pendukunga. Sikap dan kesediaan dalam bertenggang rasa.b. Sikap sabar dan penuh pengertian menghadapi orang asing

beserta kebudayaannya.c. Kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang.d. Sikap terbuka golongan penguasa sehingga meniadakan

kemungkinan diskriminasi.e. Adanya kesamaan dalam berbagai unsur kebudayaan.f. Perkawinan campuran.g. Adanya musuh bersama dari luar, yang akan memperkuat

rasa persatuan di dalam masyarakat sehingga mampu mengatasi perbedaan.

Page 25: Konflik Dan Integrasi Sosial

2. Faktor penghambata. Terisolasinya kebudayaan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.b. Kurangnya pengetahuan suatu golongan tertentu mengenai kebudayaan

yang dimiliki oleh golongan lain dalam masyarakat.c. Perasaan takut kepada kekuatan kebudayaan kelompok lain yang

dirasakan oleh warga masyarakat suatu kelompok tertentu.d. Perasaan superior kelompok tertentu.e. Perbedaan ciri badaniah antarkelompok.f. Perasaan in-group yang berlebihan sehingga menyebabkan warga

kelompok terlalu terikat pada kelompoknya dan sulit menerima keberadaan kelompok lain.

g. Tindakan diskriminatif golongan penguasa.h. Perbedaan kepentingan dan pertentangan pribadi antarwarga kelompok,

yang akhirnya bisa berujung pada pertentangan antarkelompok.

Page 26: Konflik Dan Integrasi Sosial

Pilih 4 Dari 5 Pertanyaan Di Bawah Ini Kemudian Jawab Dengan Jelas Dan Benar!

1. Sebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya primordialisme!

2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor penyebab konflik menurut Soerjono Soekanto!

3. Jelaskan hubungan antara konflik dan kekerasan!

4. Jelaskan bahwa konflik dapat meningkatkan solidaritas in-group!

5. Sebutkan dan jelaskan (min. 5) bentuk-bentuk dari akomodasi!