konflik antara amerika melawan afghanistan

17
KONFLIK ANTARA AMERIKA MELAWAN AFGHANISTAN DALAM TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah hukum internasional Pengampu : Ekram Prawiroputro, M.Pd. Oleh : Bahtiar Muslim (07401241002) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HUKUM FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

Upload: elsens-viele

Post on 17-Dec-2014

1.503 views

Category:

Education


4 download

DESCRIPTION

buat refrensi bagus banget tuh!

TRANSCRIPT

Page 1: Konflik antara amerika melawan afghanistan

KONFLIK ANTARA AMERIKA MELAWAN AFGHANISTAN

DALAM TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah hukum internasional

Pengampu : Ekram Prawiroputro, M.Pd.

Oleh :

Bahtiar Muslim

(07401241002)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HUKUM

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2010

Page 2: Konflik antara amerika melawan afghanistan

1.PENDAHULUAN

Serangan 11 September telah berlalu 9 tahun silam, namun efek dari serangan itu

masih terasa di negara asal para pelaku (menurut versi Amerika, talibanlah yang bertanggung

jawab atas serangan tersebut). Dikirimnya pasukan untuk menumpas terorisme inilah yang

menjadi suatu perang berkepanjangan selama 9 tahun lamanya dan masih berlangsung sampai

sekarang.

Apakah Terorisme itu? Terorisme berasal dari bahasa latin Terrere. Dalam bahasa

Inggris dipahami sebagai to frighten, yang artinya menakutkan atau mengerikan. Menurut

kamus politik, terror berarti usaha untuk menciptakan ketakutan, kengerian dan kekejaman

oleh seseorang atau sesuatu golongan. Biasanya tindakan tersebut untuk mencapai tujuan-

tujuan politik

Amerika Serikat menjadikan isu terorisme internasional ini sebagai alasan utama

mereka mengadakan perang ke Afghanistan. Amerika yang berang karena sistem keamanan

negaranya bisa ditembus dengan kasus peledakan WTC (World Trade Center), yang

menewaskan ribuan warga Amerika Serikat.

Presiden Bush dalam pidatonya pada tanggal 11 September 2001 mengemukakan 4

alasan Amerika Serikat harus menyerang Afghanistan, yaitu:

*Chapter VI of United Nation Charter (Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1368)

*Intervention by Invitation

*Humanitarian Intervention

*Self Defence

Pada Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1368, disebutkan bahwa PBB

memperbolehkan suatu negara untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu terhadap

sebuah negeri atau golongan yang melakukan maupun melindungi terorisme.

Alasan kedua, ketiga, dan keempat menunjukkan bahwa Amerika melakukan

penyerangan di Afghanistan karena diserang terlebih dahulu. Ditambah hal ini Amerika juga

memposisikan diri sebagai negara yang diserang dan menganggap perlu melakukan

pembelaan diri dengan melakukan penyerang balik ke Afghanistan yang merupakan markas

milisi Taliban. Ditambah tuntutan rakyat saat itu yang meminta pihak pemerintah bertindak

menghapus terorisme di dunia yang telah merenggut ribuan nyawa di Amerika khususnya.

Namun, tanpa disangka-sangka perang ini berlangsung berkepanjangan. Hingga tahun

2009 ini bahkan belum juga usai. Ditambah lagi permintaan penambahan pasukan oleh

Page 3: Konflik antara amerika melawan afghanistan

Panglima perang AS di Afghanistan Jenderal Stanley Mac Chrystal sebanyak 30.000

personil. Bahkan setelah pengiriman 30.000 pasukan, Panglima Amerika di Afghanistan

Jenderal Stanley Mac Chrystal meminta penambahan 40.000 pasukan ke Afghanistan.

Apakah yang menyebabkan perang ini begitu panjang? Salah satunya karena

perlawanan rakyat Afghanistan lewat Taliban merupakan aksi perlindungan diri mereka atas

serangan besar-besaran Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya ke tanah air mereka. Mereka

berpendapat bahwa serangan itu tidak diprakarsai oleh mereka, melainkan merupakan

rekayasa Amerika supaya mereka mendapat pembenaran atas serangan mereka di

Afghanistan. Simpati masyarakat sipil Afghanistan terhadap militan Taliban juga semakin

bertambah, hal ini dibuktikan dari hanya 50.000 rakyat saja yang mau mendukung Amerika

Serikat mengusir Taliban dari Afghanistan. Pasukan Amerika serikat kewalahan menghadapi

pejuang Afghanistan yang selalu memberikan perlawanan dan kini lebih 70% wilayah

Afghanistan di bawah kontrol pejuang Afghanistan.

2.PEMBAHASAN

Kepentingan AS dengan Perang Afghanistan

Amerika Serikat sejak peristiwa penyerangan WTC pada 11 September 2001 mulai

mencanangkan program pemberantasan terorisme. Sedikitnya 900 pasukan Amerika telah

tewas dan 600 pasukan koalisi tewas. Ini tentu belum termasuk dengan korban yang luka-

luka, cacat permanen atau gangguan mental. Adakah kepentingan selain memberantas

terorisme yang membuat Amerika bersikukuh untuk melanjutkan penambahan tentara guna

menyelesaikan perang ini? Berikut ini beberapa pendapat mengenai kepentingan Amerika

Serikat dan negara lain terhadap perang Afghanistan.

Terkait dengan isu terorisme global, khususnya yang dianggap merupakan aksi dari

para milisi Taliban setidaknya Amerika Serikat memiliki dua kepentingan, yaitu:

1. Vital

• Pencegahan penggunaan senjata pemusnah massal oleh terorisme dan penggunaannya untuk

menyerang warga negara AS, properti AS, dan pasukan AS

2. Sangat Penting

• Kerawanan AS terhadap segala bentuk terorisme domestik maupun internasional diatasi

dengan perilaku yang konsisten dengan cara liberal, prinsip-prinsip demokratis yand diadopsi

dari konstitusi Amerika

Page 4: Konflik antara amerika melawan afghanistan

• Negara-negara yang mendukung gerakan terorisme internasional atau menjadi perlindungan

bagi teroris akan mendapatkan sanksi dan dihimbau untuk menghentikan aksi tersebut.

Selain itu, terdapat kepentingan lainnya yang dapat saya paparkan diantaranya adalah :

Pertama, Politik Hegemoni. Konsepsi Hegemoni, menurut K. J. Holsti dalam bukunya

The Dividing Discipline: Hegemony and Diversity in International Theory (1985) pada

awalnya merujuk pada dominasi (kepemimpinan) suatu negara-kota Yunani terhadap negara-

kota lain dan berkembang menjadi dominasi negara terhadap negara lain.

Penyerangan terhadap negara-negara Timur Tengah adalah salah satu cara pembuktian

Amerika Serikat untuk menunjukkan kedigdayaannya. Ditambah lagi di Timur Tengah

terdapat “saudara tirinya”, yaitu Israel. Amerika membutuhkan legitimasi yang kuat di Timur

Tengah supaya Israel bisa diakui oleh masyarakat interanasional terutama di kawasan Timur

Tengah. Hal ini dilakukan dengan melakukan penyerbuan ke negara-negara Timur Tengah

seperti Afghanistan.

Kedua, kepentingan keamanan negara. Demi keamanan dalam negeri dan aset-aset

ekonominya, Amerika Serikat yang menampakkan diri sebagai polisi dunia telah menyerang

negara yang belum tentu bersalah. Pada poin kedua ini, saya lebih melihat bahwa Amerika

memiliki ketakutan tersendiri pasca penyerangan WTC pada 11 September 2001.

Kekhawatiran ini memicu mereka untuk lebih dulu menyerang negara-negara yang

terindikasi mampu melakukan teror. Meskipun belum terbukti secara otentik tuduhan-

tuduhan yang dilancarkan oleh Amerika Serikat. Contohnya, Taliban yang dituduh sebagai

dalang dari tragedi 11/9 serta senjata pembunuhan massal di Irak. Amerika juga

berkepentingan menjagas stabilitas Afghanistan. Mereka akan secepatnya melatih pasukan

Afganistan agar dapat mengambil alih perang dan bertanggung jawab atas keamanan

negaranya.

Ketiga, Membendung Arus Islam. Kebangkitan Islam yang baik di dunia Barat

maupun Timur membawa kecemasan tersendiri bagi Amerika. “Keseleo lidah” dari mantan

Presiden Bush yang menyatakan “Perang Salib” bagi teroris dimaknai oleh kalangan tertentu

sebagai kepentingan Amerika untuk melunakkan gerakan-gerakan Islam yang mulai menjadi

arus utama di masyarakat dan pemerintahan. Pembendungan Arus Islam lewat isu “war

against terrorist” ini juga berlaku pada gerakan Al-Qaeda yang disinyalir memiliki

perwakilan di beberapa negara di dunia. Amerika melihat bahwa perkembangan Islam ini

bisa memberikan dampak yang kurang baik bagi perkembangan negara mereka. Selain itu,

juga mampu menekan kepentingan mereka di Timur Tengah terkait keberadaan Israel.

Page 5: Konflik antara amerika melawan afghanistan

Quo Vadis Perang Afghanistan?

Petualangan AS di Afghanistan sudah berlangsung lebih dari delapan tahun sejak AS

memutuskan menyerbu Afghanistan pascaserangan teroris yang meruntuhkan dua menara

kembar WTC di New York, September 2001. Sudah hampir 2.700 tentara AS tewas di

Afghanistan. Namun, hingga saat ini tersangka dalang teroris Osama bin Laden belum dapat

ditangkap maupun diketahui lokasi persembunyiannya.

AS sudah berada dalam keadaan frustrasi dan bimbang antara meneruskan atau

menghentikan petualangannya di Afghanistan. Keadaan ini tergambarkan cukup jelas ketika

dua orang petinggi puncak AS di Kabul ternyata berselisih pendapat tentang pembacaan atas

situasi terkini di Afghanistan yang mengakibatkan kekacauan atas rencana militer AS

selanjutnya. Kepala Perwakilan AS di Kabul, Duta Besar Karl Eikenberry,telah mengirim

kawat rahasia ke Menlu AS dan menyatakan ketidaksetujuannya atas rencana komandan

pasukan AS di Kabul, Jenderal Stanley McChrystal,yang dari awal menginginkan tambahan

pasukan.

Eikenberry melihat kondisi tentara gabungan yang dimotori AS tidak kondusif untuk

melanjutkan perang melawan Taliban. Sementara itu, Jenderal Mc- Chrystal menyodorkan

sejumlah kendala yang memperberat keberhasilan perang kontra perlawanan di Afghanistan.

Pendapatnya itu bisa dilihat sebagai ajakan kepada presiden untuk menolak pendapat

Eikenberry dan berharap permintaan penambahan pasukan disetujui. Faktanya justru

rekomendasi Jenderal McChrystal yang kemudian diamini Presiden dan Kongres AS.

Selanjutnya Obama mengumumkan keputusannya yang sangat mencengangkan

dunia.AS akan segera mengirimkan pasukan tambahan sebanyak 30.000 pasukan guna

menuntaskan perang di Afghanistan.Tambahan itu menggenapi jumlah pasukan AS yang ada

di Afghanistan menjadi hampir 100.000 pasukan.

Kepentingan Pakistan dan India Terkait Perang Afghanistan

Selain Amerika, negara seperti India dan Pakistan juga mempunyai kepentingan

terkait dengan perang Afghanistan. Pakistan contohnya, karena berada di perbatasan

Afghanistan serta dianggap sebagai negara tempat pelarian dan persembunyian tentara

Taliban. Mengingat pentingnya daerah perbatasan ini sehingga Pakistan juga ikut dalam

membantu Amerika Serikat untuk menumpas terorisme. Keberadaan penyusup yang

berlindung di Pakistan menjadi isu yang dibahas oleh pemerintahan Pakistan dan

Page 6: Konflik antara amerika melawan afghanistan

Afghanistan. Keikutsertaan Pakistan bertujuan untuk mempersempit ruang gerak tentara

Taliban dan untuk meredakan ketegangan di wilayah perbatasan .

India yang merupakan salah satu negara yang terletak di sekitar daerah Afghanistan

juga memiliki kepentingan dalam menjaga keamanan kawasan. Kekacauan di sekitar negara

mereka juga turut berdampak pada ketidakamanan di negara mereka. Kekhawatiran penyusup

Taliban dan adanya serangan bom di Mumbai juga merupakan salah satu alasan keterkaitan

India dalam mendukung perang Afghanistan.

Ketika Barack Obama dilantik sebagai presiden AS pada awal tahun ini, harapan

bertaburan di sejumlah penjuru dunia bahwa pemimpin baru itu akan bisa mengakhiri atau

setidaknya meredakan konflik mematikan di sejumlah negara seperti Afghanistan dan Irak.

Sorak-sorai pun berkumandang riuh ketika Obama diambil sumpahnya sebagai Presiden ke-

44 AS pada 20 Januari di Capitol Hill, Washington DC.

Penduduk sipil tidak berdaya di negara-negara konflik itu menyambut positif

kehadiran Obama dengan harapan pemimpin baru tersebut bisa mengentaskan mereka dari

penderitaan akibat perang. Obama dalam pidato pelantikannya berjanji akan mengalihkan

operasi pasukan dari Irak ke Afghanistan dan berusaha mencapai perdamaian meski hal itu

tidak mudah dilakukan. "Kita akan mulai meninggalkan Irak untuk memberikan tanggung

jawab kepada rakyatnya, dan mewujudkan perdamaian yang sulit di Afghanistan," katanya.

Untuk menopang rencana itu, ia menyatakan akan mengirim puluhan ribu prajurit

tambahan AS untuk bertempur melawan Al-Qaeda dan Taliban.

"Penduduk Afghanistan pada akhirnya akan melakukan pengamanan mereka sendiri," kata

Obama. Presiden baru AS berdarah Amerika-Afrika itu berjanji akan menyelesaikan

permasalahan strategi dan sumber daya setelah perang delapan tahun di Afghanistan.

"Ini menjadi perhatian saya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut," katanya.Obama juga

mengatakan bahwa seluruh dunia bertanggung jawab membantu Amerika dalam misi di

Afghanistan.

Pada awal Desember, Obama memerintahkan pengiriman 30.000 prajurit tambahan ke

Afghanistan untuk bergabung dengan pasukan AS dan NATO yang sudah berada di negara

itu untuk memerangi Taliban dan sekutunya. Perintah Obama itu ditindaklanjuti oleh negara-

negara NATO yang menjanjikan pengiriman sedikitnya 7.000 prajurit lagi untuk mendukung

upaya baru pimpinan AS untuk mencapai kemenangan di Afghanistan. Namun, kekerasan di

negara itu hingga kini tidak mereda dan bahkan berkobar semakin hebat. Menjelang tutup

tahun pun, seorang prajurit AS tewas dalam serangan bom. Pasukan Bantuan Keamanan

Page 7: Konflik antara amerika melawan afghanistan

Internasional (ISAF) pimpinan NATO mengumumkan Minggu (27/12), seorang prajurit

ISAF asal AS tewas dalam ledakan bom improvisasi (IED), pembunuh terbesar pasukan

asing dalam perang delapan tahun di Afghanistan.

Tahun mematikan

Tahun ini tidak saja mematikan bagi prajurit, polisi dan warga sipil Afghanistan

namun juga bagi pasukan internasional yang memerangi Taliban. Sebagian besar kekerasan

terjadi di provinsi-provinsi selatan seperti Kandahar dan Uruzgan. Delapan tahun setelah

penggulingan Taliban dari kekuasaan di Afghanistan, lebih dari 40 negara bersiap-siap

menambah jumlah prajurit di Afghanistan hingga mencapai sekitar 150.000 orang dalam

kurun waktu 18 bulan, dalam upaya baru memerangi gerilyawan.

Lebih dari 500 prajurit asing tewas sejak Januari, yang menjadikan 2009 sebagai

tahun paling mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan

membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot. Dari jumlah kematian itu, 310

orang adalah prajurit AS, menurut data yang diperoleh Kantor Berita AFP. Jumlah korban

tewas itu dua kali lipat dari angka kematian militer AS pada 2008.Tahun lalu, jumlah prajurit

asing yang tewas di Afghanistan mencapai 295. Saat ini terdapat lebih dari 110.000 prajurit

internasional, terutama dari AS, yang ditempatkan di Afghanistan untuk membantu

pemerintah Presiden Hamid Karzai mengatasi pemberontakan yang dikobarkan sisa-sisa

Taliban.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan

sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena

menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung

jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11

September 2001.

Serangan-serangan Taliban terhadap aparat keamanan Afghanistan serta pasukan asing

meningkat dan puncak kekerasan terjadi hanya beberapa pekan menjelang pemilihan umum

presiden dan dewan provinsi pada 20 Agustus. Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada

penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah

Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut. Dalam salah satu

serangan paling berani, gerilyawan tersebut menggunakan penyerang-penyerang bom bunuh

diri untuk menjebol penjara Kandahar pada pertengahan Juni tahun lalu, membuat lebih dari

1.000 tahanan yang separuh diantaranya militan berhasil kabur. Bom rakitan yang dikenal

Page 8: Konflik antara amerika melawan afghanistan

sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan

asing di Afghanistan, menurut militer.

Perang Afghanistan merupakan Just War?

Gagasan tentang just war muncul pertama di Roma jus fetiale - kombinasi dari ritual

agama dan peraturan hukum - namun teori konsisten pertama dikembangkan oleh gereja,

dalam usaha untuk melayani Kaisar tanpa benar-benar meninggalkan janji kepada Tuhan.

Bagi Augustinus dan Aquinas, just war mengembalikan pelanggaran perintah agama dan

moral. Akibatnya, teologi Abad Pertengahan berkonsentrasi pada menentukan penyebab

keadilan (jus ad bellum) dan mengabaikan peraturan dari perilaku (jus in bello).

Berikut ini merupakan prinsip-prinsip just war,yaitu:

1. Penyebab harus adil

2. Sebuah kewenangan yang sah harus memutuskan untuk memperbolehkan penggunaan

kekerasan

3. Maksud perang harus sesuai dengan hukum internasional

4. Penggunaan kekuatan menjadi solusi terakhir

5. Probabilitas keberhasilan harus tinggi

6. Rasio keuntungan biaya harus positif

7. Cara yang digunakan harus sesuai dengan hukum humaniter internasional

Saya akan menganalisa kasus Perang Afghanistan berdasarkan ketujuh poin tersebut.

Pada poin pertama, menurut versi Amerika Serikat perang kali ini merupakan bentuk

perlawanan dari serangan 11 September. Mereka berpendapat bahwa perang kali ini adalah

bentuk dari self defence. Mereka juga menganggap bahwa jaringan terorisme Al-Qaeda yang

bertanggung jawab atas serangan itu, sehingga mereka melakukan serangan balik dengan

alasan war on terorism. Namun, perlu digaris bawahi bahwa beberapa tahun kemudian

muncul fakta-fakta yang membantah keterlibatan Al-Qaeda dalam aksi 11/9. Bahkan fakta

mengarah pada keterlibatan Amerika mensabotase tragedi 11/9. Sehingga mereka memiliki

alasan untuk menyerang Al-Qaeda atau Afghanistan.

Pada poin kedua, Presiden Bush menggunakan kekuasaan eksekutif untuk

mengaktifkan angkatan bersenjata Amerika Serikat tanpa mencari kongres secara resmi

deklarasi perang terhadap Afghanistan. NATO dan PBB diminta untuk mendukung

keputusan ini dan mereka lakukan. Untuk poin kedua ini, terlihat Amerika terkesan

memaksakan untuk membenarkan pengiriman pasukannya. Karena kita tahu bahwa PBB dan

Page 9: Konflik antara amerika melawan afghanistan

NATO merupakan organisasi yang “dikuasai” oleh Amerika. Sehingga sangat mudah bagi

Amerika untuk menekan kedua organisasi ini supaya melegitimasi aksi serangan mereka.

Amerika beralasan untuk melakukan just war termasuk penghapusan ancaman dan

pemulihan atau pembentukan rezim yang sah mungkin untuk menegakkan hak asasi manusia

dan hukum internasional. Hal ini memberikan mereka legitimasi untuk menyerang Al-Qaeda.

Karena meraka berpendapat bahwa Al-Qaeda telah membahayakan rezim pemerintahan

Afghanistan dan mengganggu keamanan dunia, serta menekan hak-hak perempuan. Sehingga

Amerika mendapatkan pembenaran akan just war. Namun, Amerika melupakan bahwa akibat

serangan mereka banyak korban jiwa atau cacat maupun gangguan kejiwaan berjatuhan baik

dari militer maupun sipil. Bukankah hal ini melanggar alasan penegakan hak asasi?

Mengenai poin keempat, Amerika melakukan pembenaran dengan alasan bahwa

perundingan dengan Al-Qaeda tidak akan berhasil sehingga perang menjadi solusi satu-

satunya. Namun, menurut salah satu sumber yang saya baca. Al-Qaeda dalam hal ini milisi

Taliban bersedia menerima perundingan damai jika Amerika menarik mundur pasukannya.

Dalam hal ini dapat kita lihat bahwa Amerika memaksakan untuk melakukan perang padahal

masih ada peluang untuk melakukan perundingan damai.

Pada poin probabilitas dan rasio keuntungan biaya, kita dapat sama saksikan bahwa

Amerika mematok target bahwa mereka akan segera menumpas milisi Taliban dalam kurun

beberapa minggu. Namun, kenyataanya dalam waktu 8 tahun perang tidak kunjung usai.

Bahkan mereka berniat menambah pasukan. Selain itu, pengeluaran dari perang ini juga

semakin membengkak belum lagi ditambah biaya kerusakan di Afghanistan dan biaya

pengobatan masyarakat sipil yang menjadi korban.

Poin terakhir menjelaskan mengenai cara-cara yang sesuai dengan hukum humaniter

internasional. Meskipun dalam proposalnya Amerika menyebutkan tentang perlindungan

terhadap rakyat sipil, namun pada kenyataannya kita tidak dapat menyangkal kalau tetap saja

jatuh korban dan hal ini diperparah dengan kuatnya perlawanan dari milisi Taliban. Sehingga

semakin banyak korban yang berjatuhan di kedua belah pihak. Ditambah dengan semakin

kuatnya dukungan rakyat terhadap Taliban juga jadi faktor banyaknya korban dari rakyat

sipil.

Page 10: Konflik antara amerika melawan afghanistan

3.PENUTUP

Pada kesimpulannya, saya melihat bahwa meskipun terlihat bahwa apa yang

dilakukan oleh Amerika Serikat adalah suatu aksi yang heroik dengan kilah just war yaitu

untuk membasmi terorisme. Namun, pada beberapa hal terlihat Amerika Serikat memaksakan

untuk melakukan penyerangan. Mulai dari aksi balas dendam atas serangan terhadap WTC

sampai pada tindakan mereka yang lebih memilih jalur perang ketimbang lewat perundingan

damai.

Tindakan perlawanan yang dilakukan Taliban dengan bantuan rakyat adalah bentuk

perlawanan terhadap aksi kesewenang-wenangan Amerika selama ini terhadap rakyat muslim

pada umumnya dan khususnya terhadap saudara-saudara mereka di Afghanistan. Rakyat

tidak akan mengadakan gerakan perlawanan jika mereka tidak merasa ditindas. Bahkan

tuduhan sebagai aktor tragedi 11/9 yang belum terbukti keotentikannya menjadi tameng

Amerika untuk memporak-porandakan Afghanistan. Hal ini juga membuat Taliban semakin

menguatkan perlawanan mereka ditambah dengan dukungan dari rakyat Afghanistan.

Perang tidak akan berakhir jika masing-masing pihak masih mengedepankan ego

tanpa memperhatikan nasib rakyat sipil disekitar daerah perang. Yang jadi korban tidak

hanya tentara dan milisi, tapi rakyat sipil yang tidak berdosa juga menjadi korban. Apakah ini

bentuk perang yang bertujuan damai? Apakah harus jatuh korban nyawa sia-sia untuk

menciptakan kedamaian? Hal ini perlu jadi renungan dan menjadi perhatian kita semua

maupun pemerintah negara-negara di dunia. Karena pada dasarnya semua manusia

menginginkan perdamaian dan ingin kehidupan yang aman.

Presiden Barack Obama membela hak Amerika Serikat melancarkan "perang yang

dibenarkan (legal)," saat dia menerima Hadiah Nobel Perdamaian, Jumat pagi WIB, dan

mengakui bahwa sebagai presiden di era perang, itu adalah pilihan kontroversial. Pada pidato

dalam seremoni pemberian penghargaan itu di Oslo, yang didahului oleh tiupan sangkala,

Obama menyatakan bahwa dia tidak akan berkompromi dengan ancaman-ancaman yang

dihadapi Amerika Serikat. Dia mengingatkan momok tentang babak baru perlombaan senjata

yang potensial terjadi di Timur Tengah atau Asia Timur, dan menyerukan sanksi tegas

terhadap negara-negara yang tidak mematuhi hukum internasional, yang adalah peringatan

terhadap Iran dan Korea Utara.

Obama juga menerima kritik bahwa dia tidak layak menerima Nobel dan belum

banyak menunjukkan prestasi nyata di umur pemerintahannya yang masih muda yang sekitar

Page 11: Konflik antara amerika melawan afghanistan

11 bulan. Dia mengatakan bahwa dia berada di awal, bukan di ujung, kiprahnya di panggung

dunia.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.antaranews.com/.../setahun-obama-konflik-makin-berkobar-di-afghanistan

http://www.antaranews.com/.../obama-terima-nobel-perdamaian-bela-perang

http://news.id.finroll.com/.../194202-perang-afghanistan-makin-berkobar

http://www.suaramerdeka.com/harian/0305/29/int1.htm

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0905/11/lua01.html