web viewhal ini terbukti dengan adanya pengakuan kedaulatan oleh inggris, amerika serikat, mesir,...

8
PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA 1 Konflik Indonesia VS Belanda Pascakemerdekaan Faktor - faktor yang menyebabkan konflik antara Indonesia VS Belanda : 1. Sekutu dan NICA melakukan profokasi dan teror terhadap bangsa Indonesia. 2. Timbulnya semangat antikolonialisme di kalangan rakyat Indonesia. 3. Belanda melancarkan agresi militer terhadap teritorial Republik Indonesia. Catatan : NICA = Netherland Indies Civil Administration = Pemerintah sipil Hindia Belanda NICA dibentuk di Australia, dengan Dr. H.J. van Mook sebagai ketuanya. Tugas NICA menguasai kembali Indonesia. 1.1 Kedatangan Sekutu dan NICA di Indonesia KNIL = het Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger = Tentara Kerajaan Hindia-Belanda. Meskipun KNIL melayani pemerintahan Hindia-Belanda, banyak di antara anggota-anggotanya yang adalah penduduk bumiputra di Hindia-Belanda dan orang-orang Indo-Belanda, bukan orang- orang Belanda. Awal Aksi Kekerasan dan Semangat Antikolonialisme 1

Upload: lexuyen

Post on 04-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Konflik Indonesia VS Belanda Pascakemerdekaan

Faktor - faktor yang menyebabkan konflik antara Indonesia VS Belanda :

1. Sekutu dan NICA melakukan profokasi dan teror terhadap bangsa Indonesia.

2. Timbulnya semangat antikolonialisme di kalangan rakyat Indonesia.

3. Belanda melancarkan agresi militer terhadap teritorial Republik Indonesia.

Catatan :

NICA = Netherland Indies Civil Administration = Pemerintah sipil Hindia Belanda

NICA dibentuk di Australia, dengan Dr. H.J. van Mook sebagai ketuanya.

Tugas NICA menguasai kembali Indonesia.

Kedatangan Sekutu dan NICA di Indonesia

KNIL = het Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger = Tentara Kerajaan Hindia-Belanda. Meskipun KNIL melayani pemerintahan Hindia-Belanda, banyak di antara anggota-anggotanya yang adalah penduduk bumiputra di Hindia-Belanda dan orang-orang Indo-Belanda, bukan orang-orang Belanda. Awal Aksi Kekerasan dan Semangat Antikolonialisme

Pertempuran Surabaya (10 Nov 1945)

Seorang tokoh pejuang yang mengobarkan semangat arek-arek Suroboyo dalam pertempuran 10 November 1945 adalah Bung Tomo

Untuk mengenang keberanian arek-arek Suroboyo dalam pertempuran 10 November 1945, pemerintah menetapkan setiap tanggal 10 November diperingati sebagai hari Pahlawan.

Untuk memperingati hari pahlawan, sudah selayaknyalah kita wajib menghormati hari pahlawan sebagai perwujudan cinta tanah air dan bangsa.

Pertempuran Bojongkokosan (9 Des 1945)

Tentara Ghurka Tentara bayaran dari kerajaan Inggris yang direkrut dari negara Nepal dan India Utara.

Tentara Gurkha menjadi terkenal di seluruh dunia karena keberanian dan kekuatannya. Gurkha adalah para penduduk Nepal dan India utara, dan nama Gurkha berasal dari nama orang suci Hindu bad ke-18, Guru Gorakhnath. Direkrut dari berbagai kelompok etnik yang memang memiliki reputasi sebagai tukang perang seperti Magar, Gurung dan Limbu, pada tahun 1763 resimen pertama Gurkha terbentuk di bawah pimpinan Perdana Menteri Bhimsen Thapa

Pertempuran Medan Area (10 Des 1945)

Rakyat Medan mendengar berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia baru pada tanggal 27 Agustus 1945 yang dibawa oleh Gurbernur Sumatra. Gurbernur Sumatra saat itu adalah Teuku Moh. Hassan.

Pasukan Belanda mendarat di Medan dibawah pimpinan Raymond Westerling.

9 Oktober 1945 Pasukan Sekutu mendarat di Medan dibawah pimpinan Brigjen. T.E.D. Kelly.

Menyikapi kedatangan Sekutu dan NICA, para pemuda Medan membentuk TKR Sumatra Timur dibawah pimpinan Achmad Tahir

Pertempuran Ambarawa (12 - 15 Des 1945)

Infanteri merupakan pasukan tempur darat utama yaitu pasukan berjalan kaki yang dilengkapi persenjataan ringan, dilatih dan disiapkan untuk melaksanakan pertempuran jarak dekat. Infanteri berasal dari kata infant yang berarti kaki, biasanya untuk menggambarkan para tentara muda yang berjalan kaki disekeliling para ksatria yang menunggang kuda atau kereta. Oleh karena itu seorang infanteri harus memiliki kemampuan berkelahi, menembak, dan bertempur dalam segala medan dan cuaca.

Berikut adalah alasan alasan ditolaknya Sekutu di wilayah Jawa Tengah : Sekutu membawa tentara NICA, membebaskan tawanan Belanda dan mempersenjatainya, melakukan kekacauan.

Peristiwa Merah Putih di Menado (14 Feb 1946)

Setelah para pejuang berhasil menangkapi perwira Belanda dan pasukannya, para pejuang membentuk pemerintahan RI di Sulawesi Utara dibawah pimpinan/residen B.W. Lapian.

Didalam pemerintahan RI di Sulawesi Utara, semua kompi KNIL dilebur menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI)

Bandung Lautan Api (23 Maret 1946)

Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada bulan Maret 1946. Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung bersama Tentara Republik Indonesia (TRI) membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung. Penduduk terpaksa harus membakar rumah mereka dan meninggalkan kota Bandung, hal ini dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda untuk dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. Sambil meninggalkan kota bandung, para pejuang melancarkan serangan ke arah kedudukan Sekutu.

Tokoh tokoh :

Indonesia : Kolonel Abdoel Haris Nasoetion, Muhammad Toha, Ramdan

Sekutu + Belanda : MacDonald

Agresi Militer Belanda ke Republik Indonesia

Agresi Militer I (21 Juli - 4 Agustus 1947)

Agresi Militer I dipimpin oleh Letjen. Simon M. Spoor

Hasil akhir : Belanda menang, Indonesia kalah.

Sebab-sebab keberhasilan Belanda dalam melaksanakan Agresi Militer I :

a. Belanda memiliki senjata lengkap dan modern

b. pasukan Republik banyak kehilangan koordinasi dengan kesatuan / pimpinannya.

c. sebagian besar rakyat belum sepenuhnya bekerjasama dan mendukung tentara republik untuk menghalau musuh.

Setelah mengelami kekalahan dalam Agresi Militer I, pasukan Republik merubah taktik peperangan dari sistim pertahanan linier (Sistem Pertahanan Konvensional) menjadi sistem gerilya.

Agresi Militer I mengundang reaksi keras reaksi dunia. India dan Australia mengusulkan masalah Indonesia dibicarakan dalam Dewan Keamanan PBB. Akhirnya untuk mengatasi konflik Indonesia VS Belanda PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN). Dalam KTN Indonesia minta diwakili oleh Australia, Belanda minta diwakili oleh Belgia, selanjutnya Belgia dan Australia memilih Amerika menjadi negara yang netral.

Agresi Militer II (19 Desember 1948 - 28 Januari 1949)

Belanda melanggar persetujuan Renville dengan mengadakan Agresi Militer II ke wilayah Indonesia.

Agresi Militer II dipimpin oleh Dr. Bell.

Dalam Agresi Militer II Belanda menangkapi para pemimpin Indonesia, termasuk di dalamnya Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Drs. Moh. Hatta, lalu diasingkan ke Bangka.

Sebelum para pemimpin republik ditawan, presiden masih sempat mengadakan sidang kabinet. Berikut ini adalah hasil dari sidang kabinet tersebut :

1) Pemerintah RI memberi mandat kepada Mr. Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat RI di Bukittinggi, Sumatra.

2) Presiden dan wakil presiden tetap tinggal di dalam kota dengan KTN dengan resiko ditawan Belanda.

3) Pimpinan TNI akan menyingkir ke luar kota untuk melaksanakan perang gerilya dengan membentuk wilayah komando di Jawa dan Sumatra

Perjuangan Diplomasi Mempertahankan Kemerdekaan

Diplomasi Indonesia menghadapi Sekutu dan NICA

Perjanjian Linggajati

Lewat perjuangan diplomasi dicapai kesepakatan gencatan senjata.

Awal (11- 15) November 1946 : diadakan perundingan di Linggajati.

Delegasi Indonesia : Sutan Syahrir (Pemimpin), Mr. Moh. Roem, Mr. Susanto Tirtoprojo, AK. Gani

Delegasi Belanda : Prof. Schermerhorn (Pemimpin), Van Mook, F. de Boor, Van Pool.

Penengah/Pemimpin Sidang : Lord Killearn (Inggris)

Saksi saksi : Amir Syarifudin, dr. Leimena, dr. Sudarsono, Ali Budiarjo.

Presiden Ir. Soekarno dan Wakil Presiden Drs. Moh. Hatta juga hadir.

Hasil Perundinganada 17 pasal, al :

1) Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia meliputi Jawa, Madura, dan Sumatra. Sedangkan daerah-daerah yang diduduki Sekutu atau Belanda secara berangsur angsur akan dikembalikan kepada RI.

2) Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk Negara Indonesia Serikat (NIS), dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia.

3) Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

4) Pemerintah RI dan Belanda sepakat untuk mengurangi jumlah tentara.

5) Bila terjadi perselisihan dalam melaksanakan perundingan ini, akan menyerahkan masalahnya kepada Komisi Arbitrase.

Belanda melanggar perjanjian Linggajati dengan melakukan agresi militer I tanggal 21 Juli 1947.

Meskipun isi Perundingan Linggarjati tidak menguntungkan bagi Indonesia, namun berhasil mengundang simpati internasional. Hal ini terbukti dengan adanya pengakuan kedaulatan oleh Inggris, Amerika Serikat, Mesir, Lebanon, Suriah, Afghanistan, Myanmar, Yaman, Saudi Arabia, dan Uni Soviet.

Komisi Arbitrase adalah pengajuan sengketa internasional kepada arbitrator yang dipilih, yang memberi keputusan dengan tidak harus ketat memperhatikan pertimbangan-pertimbangan hukum. Masing masing negara menentukan satu orang wakil dan memilih negara netral untuk menjadi ketua.

Perjanjian Renville (17 Januari '48)

Tempat : diatas geladak kapal Renville miliknya Amerika.

Wakil Indonesia : Perdana Menteri Amir Syarifuddin

Wakil Belanda : Abdul Kadir Widjojoatmodjo

Hasil :

a. wilayah Indonesia diakui berdasarkan garis demarkasi (garis an Mook),

b. Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia sampai Republik Indonesia Serikat terbentuk,

c. kedudukan RIS dan Belanda sejajar dalam Uni Indonesia-Belanda,

d. RI merupakan bagian dari RIS, dan

e. pasukan RI yang berada di daerah kantong harus ditarik ke daerah RI.

Belanda melanggar perjanjian Renville dengan melakukan agresi militer II tanggal 19 Desember 1948.

Agresi Militer Belanda adalah serangan yang dilakukan oleh pasukan Belanda untuk menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Agresi ini sering disebut dengan aksi polisionil yaitu perang melawan penjahat. Agresi militer dilakukan dua kali yaitu tanggal 21 Juli 1947 dan 19 Desember 1948.

Perundingan Roem - Royen (7 Mei '