konep dasar demografi klp 2

53
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Walaupun kebijakan kependudukan dan program pembangunan sosial dan ekonomi yang dihasilkan Indonesia telah berhasil menurunkan angka kelahiran dan kematian sehingga menghambat laju pertumbuhan penduduk tetapi jumlah penduduk Indonesia masih akan terus bertambah. Di daerah yang yang pertumbuhan penduduknya telah menurun, terjadi perubahan struktur umur penduduk yang ditandai dengan penurunan proporsi anak-anak usia 15 tahun disertai dengan peningkatan pesat proporsi penduduk usia kerja dan peningkatan proporsi penduduk usia lanjut (lansia) secara perlahan. Sedangkan di daerah yang tingkat pertumbuhan penduduknya masih tinggi, proporsi penduduk usia 0-4 tahun masih besar sehingga memerlukan investasi social dan ekonomi yang besarr pula untuk penyediaan sarana tumbuh kembang, termasuk pendidikan dan kesehatan. Pertumbuhan penduduk, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah, dan sempitnya kesempatan kerja merupakan akar permasalahan kemiskinan. Jadi, aspek demografis mempunyai kaitan erat dengan 1

Upload: zuhdi-siy-remajaa-terakhir

Post on 01-Dec-2015

134 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konep Dasar Demografi KLP 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Walaupun kebijakan kependudukan dan program pembangunan sosial

dan ekonomi yang dihasilkan Indonesia telah berhasil menurunkan angka

kelahiran dan kematian sehingga menghambat laju pertumbuhan penduduk

tetapi jumlah penduduk Indonesia masih akan terus bertambah. Di daerah

yang yang pertumbuhan penduduknya telah menurun, terjadi perubahan

struktur umur penduduk yang ditandai dengan penurunan proporsi anak-anak

usia 15 tahun disertai dengan peningkatan pesat proporsi penduduk usia kerja

dan peningkatan proporsi penduduk usia lanjut (lansia) secara perlahan.

Sedangkan di daerah yang tingkat pertumbuhan penduduknya masih

tinggi, proporsi penduduk usia 0-4 tahun masih besar sehingga memerlukan

investasi social dan ekonomi yang besarr pula untuk penyediaan sarana

tumbuh kembang, termasuk pendidikan dan kesehatan.

Pertumbuhan penduduk, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

rendah, dan sempitnya kesempatan kerja merupakan akar permasalahan

kemiskinan. Jadi, aspek demografis mempunyai kaitan erat dengan masalah

kemiskinan yang dihadapi di Indonesia pada saat ini. Kesimpulannya adalah

bahwa pertumbuhan penduduk berkaitan dengan kemiskinan dan

kesejahteraan masyarakat.

1.2. TUJUAN

Agar mahasiswa memahami tentang konsep-konsep demografi

Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan peran perawat dalam

penggunaan demografi

Dapat mendeskripsikan pertumbuhan penduduk dalam sustu daerah

Memahami ruang lingkup,tujuan dan kegunaan demografi

1

Page 2: Konep Dasar Demografi KLP 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONEP DASAR DEMOGRAFI

1. Pengertian

Demografi berasal dari kata demos yang berarti rakyat atau

penduduk dan grafein yang berarti menulis. Jadi, demografi adlah

tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai penduduk. Menuruit

A. Guillaerd (1985), demoigrafi adalah elements de statistique

humaine on demographic compares. Definisi demografi antara lain

sebagai berikut.

1. Demografi merupakan studi ilmiah yang menyangkut masalah

kependudukan, terutama dalamm kaitannya dengan jumlah,

struktur, dan perkembangan suatu penduduk.

2. Demografi merupakan studi stastistik dan matematis tentang

besar, komposisi, dan distribusi penduduk, serta perubahan-

perubahannya sepanjang masa melalui komponen demografi,

yaitu kelahiran, kematian, perkawinan, dan mobilitas sosial.

3. Demografi merupakan studi tentang jumlah, penyebaran

territorial dan komposisi penduduk, serta perubahan-perubahan

dan sebab-sebabnya.

2. Ruang lingkup

Demografi mencakup batasan-batasan umum kematian, kelahiran,

migrasi, dan perwakinan dengan proses penduduk dan hukum

pertumbuhan penduduk. Sedangkan menurut A. Laundry (1937),

demografi formal bersifat analitnik matematik dan teknik-teknik

sosiologikal. Demografi atau studi populasi adalah penghubungan

antara penduduk dan sistem sosiel.

2

Page 3: Konep Dasar Demografi KLP 2

3. Tujuan dan kegunaan

1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam daerah

tertentu.

2. Menjelaskan pertumbuhan, masa lampau, penurunannya, dan

persebarannya.

3. Menggambarkan hubungan sebab akibat antara perkembangan

penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.

4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa akan datang

dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

4. Kebijakan penduduk

Kebijakan kependuduk merupakan gejala yang relatife baru.

Kebijakan dapat meliputi penyediaan lapangan kerja untuk penduduk

yang menghendakinya, memberikan kesempatan pendidikan,

meingkatkan kesejahteraan, serta usaha-usaha untuk menambah

kesejahteraan penduduk lainnya. Berbagai kebijakan itu

mempengaruhi penduduk, naik mengenai besar komposisi, distribusi,

pertumbuhannya, maupun cirri-ciri penduduk yang lain. Kebijakan

kependudukan menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

merupakan langkah-langkah dan program-program yang membantu

tercapainya tujuan-tujuan ekonomi, sosial, demografi, dan tujuan-

tujuan umum yang lain dengan jalan mempengeruhi variabel-variabel

demografi utama, yaitu besar dan pertumbuhan penduduk, serta

perubahan dan cirri-ciri demografi. Perlu dibedakan antara kebijakan

yang mempengaruhi variabel-variabel kependudukan maupun yang

menggapai perubahan-perubahan penduduk. Kebijakan yang

mempengaruhi variabel kependudukan, misalnya mengadakan

vaksinasi anak-anak dengan tujuan menyelamatkan mereka dari

berbagai penyakit yang berbahaya.

Kebijakan yang menggapai perubahan penduduk antara lain

pendirian sekolah-sekolah untuk menampung peningkatan jumlah

3

Page 4: Konep Dasar Demografi KLP 2

anak-anak yang disebabkan oleh penurunan angka kematian anak-

anak. Kebijakan kependudukan berhubungan dengan keputusan

pemerintah. Dengan merujuk pada kelahiran, kematian, dan

perbesaran penduduk pemerintah menyusun kebiakn yang

mempengaruhi penduduk.

5. Ruang lingkup kebijakan penduduk

Kebijakan kependudukan berhubungan dengan dinamika

kependudukan, yaitu perubahan-perubahan terhadap tingkat fertilitas,

mortalitas, dan migrasi. Kebijakan kependudukan dapat

mempengaruhi fersilitas. Fersilitas sering hanya hubungankan dengan

penurunan fersilitas melalui Keluarga Berencana (KB). Kebijakan

mengenai mortalitas biasanya langsung dihubungkan dengan

kesehatan, bahkan sering dihubungkan dengan klinik, rumah sakit,

dan dokter. Mortalitas mempunyai hubungan yang erat dengan

morbidilitas.

Migrasi merupakan mekanisme redistribusi penduduk. Urbanisasi

sebagai keadaan dan proses pemutusan penduduk di daerah urban

(perkotaan) banyak dipengaruhi oleh migrasi dari desa ke kota.

Masalah yang dapat mempengaruhi fersilitas ialah nuptialitas, yaitu

hal-hal yang berhubungan dengan perkawinan.

6. Program – program kependudukan

Kegiatan nyata untuk melakukan kebijakan dengan dasar tertentu,

batas waktu, dan dana tertentu. Kegiatan KB adalah program

kependudukan. Peningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang

akan menurunkan angka kematian bayi juga merupakan program

kepnduduk. Dalam kenyataannya, program kependudukan di

Indonesia diartikan sebagai beyond family planning yaitu kegiatan-

kegiatan yang menjangkau lebih jauh dari KB.

4

Page 5: Konep Dasar Demografi KLP 2

Transmigrasi merupakan kebijakn kependudukan mengenai

migrasi. Kebijakannya adalah redistribusi penduduk melalui migrasi

yang diatur oleh pemerintah sejak tahun 1972 dengan Undang-Undang

No. 3 yang mengatur tentang Pokok-pokok Penyelenggaraan

Transmigrasi.

7. Kebijakan kependudukan diberbagai negara

Pengertian kebijakan kependudukan di banyak negera dihuungkan

dengan KB. Di negara-negara tersebut, usaha KB dilakukan oleh

organisasi-organisasi masyarakat dengan dana dari masyrakat pula.

Dengan demikian, pengetahuan dan sikap positif terhadap KB serta

praktik KB dimulai dari golongan atas menurun ke golongan

menengah terus ke golongan buruh akhirnya mencapai petani di desa-

desa.

8. Berbagai kebijakan kependudukan

Kebiajakan yang banyak dianut di berbagai negara adalah

kebijakan antinatalis. Negara-negara yang menjalankan kebijakan KB

bersifat antinatalis. Alasan umum yang digunakan adalah untuk

kesejahteraan ibu dan anak, baik ditinjau dari kesehatan ibu dan anak

maupun pertimbangan kesejahteraan sosial ekonomi keluarga.

Sedangkan kebijaksanaan pronatalis tidak banyak diikuti. Contoh

yang sering digunakan adalah Perancis yang sudah kalah perang

dengan Jerman pada tahun 1871, keluarga-keluarga dianjurkan untuk

memperbesar jumlah keluarga dengan meningkatkan kelahiran.

Sementara itu, pemerintahan Hongkong menggalakkan memperbesar

jumlah keluarga sebab tren ibu-ibu karier yang tidak ingin mempunyai

anak dulu. Macam kebijakan kependudukan dapat bersifat nasional

terpadu atau sektoral. Semua komponen yang mempunyai hubungan

dengan penduduk mempunyai orientasi yang sama.

5

Page 6: Konep Dasar Demografi KLP 2

Negara-negara Asia terbagi dua dalam kebijakan

kependudukannya. Negara-negara di Asia Selatan, Tenggara, dan

Timur hampir semua mengikuti kebijakan antinatalis. Dari Pakistan

sampai Jepang, dengan perkecualian Birma dan Vietnam, semuanya

menjalankan KB. Cina bahkan sejak akhir-akhir ini mengusahakan

keluarga dengan hanya satu anak setelah penduduk mendekati jumlah

satu miliar.

Program-program yang mempunyai akibat kependudukan lebih

bersifat sosial ekonomi atau sekadar menampung akbat-akibat

negative tindakan masyarakat. Di Amerika selatan kebijakan

kepndudukan dapat dibagi dua, yaitu kebijakan pronalitas di sebagaian

besar negara-negara yang penduduknya beragama Katolik dan

antinatalis. Negara-negara Amerika Latin mengikuti paham yang

mengatakan bahwa apabila keadaan sosial ekonomi diperbaiki, maka

angka kelahiran akan turun, seperti halnya dalam teori transisi

demografi.

9. Kebijakan kependudukan di indonesia

Kebijakan yang menyangkut distribusi penduduk sesudah diikuti

sejak permulaan abad ke-19 oleh pemerintah Hindia belanda. Jawa

diperkirakan hanya mampu menampung 30 juta penduduk dan

selebihnya harus ditransmigrasikan. Undang-undang No. 3 Tahun

1972 memberikan tujuan yang luas pada transmigrasi di mana

pertimbangan demografi hanya merupakan satu dari 7 sasaran yang

terdiri atas:

1. Peningkatan taraf hidup

2. Pembangunan daerah

3. Keseimbangan penyebaran penduduk.

4. Pembangunan yang merata di seluruh Indonesia

5. Pemanfaatan sumber-sumber alam dan tenaga manusia

6. kesatuan dan persatuan bangsa

6

Page 7: Konep Dasar Demografi KLP 2

7. Memperkuat pertahanan dan keamanan nasional.

Kebijakan kependudukan telah dirumuskan dalam GBHN.

Kebijakan ini merupakan bagian dari kebijakan kependudukan yang

meliputi:

1. Bidang pengendalian kelahiran

2. Penurunan tingkat kematian terutama kematian anak-anak;

3. Perpanjangan harapan hidup

4. Penyebaran penduduk yang lebih serasi dan seimbang;

5. Pola urbanisasi yang lebih berimbang dan merata

6. Perkembangan dan penyebaran angkatan kerja.

Kebijakan kependudukan utama di Indonesia adalah Kebijakan

Keluarga Berencana. Kebijaksanaan ini sudah diketahui oleh semua

petugas KB maupun masyarakat.

1. Program KB sesuai dengan Deklarasi PBB mengenai

kependudukan di mana Presiden Soeharto ikut menandatangani

deklarasi ini. Kebijaksanaan pemerintah yang menjadi komitmen

pimpinan teringgi untuk melaksanakan program KB merupakan

salah satu produk “Orde Baru” yang paling penting dengan

jangkauan yang jauh.

2. Kenyataan bahwa dukungan masyarakat cukup besar dari golongan

maupun secara prinsipil tidak ada terhadap program KB.

3. Indnesia dapat membuktikan nbahwa KB dapat di laksanakan di

daerah pedesaan secara efektif. Kegagalan program KB di negara-

negara lain karena dimulai pada aspek teknis medis, yaitu

pengadaan klinik-klinik KB.

4. Menjadikan KB sebagai suatu lembaga atau pranata sosial, maka

KB diusahakan untuk menjadi bagian integral dari kehidupan

masyarakat dalam bentuk Norma Keluarga Kecil Bahagia dan

Sejahtera (NKKBS).

7

Page 8: Konep Dasar Demografi KLP 2

5. Usahakan untuk melaksanakan kegiatan beyond family planning.

Konsep ini sebenarnya sebagai usaha untuk mempertemukan tiga

pandangan, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Pandangan yang menyatakan bahwa penurunan fertilitas hanya

dapat dicapai melalui pemangunan ekomomi. Apabila ekonomi

terbangun, fertilitas akan turun dengan sendirinya.

b. Pandanga bahwa perubahan nilai-nilai dalam masyarakat yang

mengurangi peranaan anak dalam kehidupan keluarga dan

sebagai jaminan hari tua maupun tenaga bantu untuk keluarga.

c. Pandangan bahwa dengan program KB yang dikelola dengan

baik, fertilitas akan dapat diturunkan.

Negara-negara yang berhasil menurunkan fertilitas dengan

cepat dalam masa dua dasawarsa terakhir adalah Korea Taiwan,

Hongkong, dan Singapura.

Dalam hal transmigrasi masih perlu untuk mencari pendekatan

yang lebih mantap. Cara berpikir yang inovatif dan lebih efisien perlu

dikembangkan sehingga sasaran kuantiatif (500 ribu kepala keluarga)

dalam Pelita III dapat dicapai. Sesuai dengan Undang-undang No. 31

Tahun 1972, transmigrasi swakarsa harus lebih didorong untuk

memulai proses migrasi berantai.

Baik KB maupun transmigrasi mempunyai implikasi sosial,

ekonomi, budaya, dan politik. Mengingat pentingnya masalah

kependudukan, sehingga perlu adanya undang-undang yang mengatur

pokok-pokok mengenai kependudukan sebagai suatu sistem yang

terpadu. Undang-undang yang mencakup aspek-aspek kependudukan

secara menyeluruh akan menjadi pegangan dalam menangani masalah

penduduk yang kompleks secara terpadu.

10. Masalah kependudukan di indonesia

Berikut ini adalah masalah kependudukan yang ada di Indonesia.

8

Page 9: Konep Dasar Demografi KLP 2

1. Jumlah penduduk relative besar; pada tahun 2000 diperkirakan 200

juta.

2. Laju pertummbuhan penduduk tinggi, pada tahun 1971-1980 =

2,32% tahun.

3. Kepadatan penduduk penyebarannya tak merata.

4. Susunan usia penduduk tak seimbang.

11. Transisi demografi

Angka kelahiran dan kematian

50

40

30

Trransisi demografi

Keterangan :

1. Stabil tinggi : kelahiran tinggi, kematian tinggi.

2. Stabil rendah : kelahiran rendah, kematian rendah.

3. Dari stabil tinggi ke stabil rendah melalui tahapan transisi (tahap I-

IV).

Tahap I : Pratansisi

Angka kelahiran tinggi, kematian tinggi. Mengapa? Manusia

masih sangat bergantung pada alam musim panen, disamping itu

banyak peperangan, penyakit, dan lain-lain. Jadi kelahiran tinggi

merupakan kompensasi kematian yang tinggi.

Tahap II

9

I II III IVTingkat kematian

tingkat kelahiran

Page 10: Konep Dasar Demografi KLP 2

Ada keterlibatan pemerintah, angka kematian manurun, tetapi

kelahiran meningkat karena masyarakat tidak tahu adanya penurunan

kematian. Shingga terjadilah peledakan penduduk dan krisis pangan.

Tahap III

Tahap ini pada garis dimulailah revolusi industri yang

memperkerjakan orang usia produktif laki-laki dan perempuan

sehingga ada tahap ini kelahiran menurun.

Tahap IV

Pada akhirnya industri membawa dampak penurunan

pertambahan kelahiran, karena orang sudah berubah pola pikinya.

Mereka memilih tidak punya anak/ tidak menikah karena dirasakan

lebih menguntungkan atau bisa dinikmati.

Transisi di Indonesia

Sebelum merdeka angka kelahiran tinggi, kematian tinggi

(karena budaya, seperti orang Jawa; adanya istilah anak ontang-

anting, pendawa lima, dan lain-lain). Transisi dimulai pada tahun 1966

dengan adanya angak kelahiran yang tinggi dan kematian rendah.

Program Keluarga Berencana dimulai pada tahun 70-an.

12. Struktur dan persebaran penduduk

Struktur dan persebaran penduduk akan membahas terbatas pada

komposisi penduduk dan persebaran penduduk. Dalam demografi ada

tiga fenomena yang merupakan bagian penting dari penduduk, yaitu:

1) dinamika kependudukan (change in population), 2) komposisi

penduduk (population composition), 3) besar dan persebaran

penduduk (size and poplation distribution) .

Sebagaimana kita ketahui, penduduk dapat dibagi dalam

berbagai cirri atau karakteristik tertentu, baik sosial ekonomi maupun

geografis. Pengelompokan penduduk sanat berguna untuk berbagai

maksud dan tujuan sebagai berikut.

10

Page 11: Konep Dasar Demografi KLP 2

1. Mengetahui sumber daya manusia yang ada, baik menurut usia

maupun jenis kelamin.

2. Mengambil suatu kebijaksanaan yang berhubungan dengan

kependudukan.

3. Membandingkan keadaan suatu penduduk dengan penduduk

lainnya.

4. Melalui penggambaran piramida penduduk dapat diketahui

“proses demografi” yang telah terjadi pada penduduk tersebut.

13. Komposisi penduduk

Pengelompokkan penduduk berdasarkan cirri-ciri tertentu dapat

diklasifikasikan sebagai berikut : 1) bilogis, meliputi: usia dan jenis

kelamin; 2) sosial, meliputi: tingkat pendidikan, status perkawinan dan

sebagainya; 3) ekonomi, meliputi: penduduk yang aktif secara

ekonomi, lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan

sebaginya; 4) geografis berdasarkan tempat tinggal, daerah perkotaan,

pedesaan, provinsi, dan kabupaten.

1. Komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin

Usia dan jenis kelamin merupakan karakter penduduk yang pokok.

Struktur ini mempunyai pengaruh penting, baik terhadap tingakh

laku demografis maupun sosial ekonomi. Distribusi usia dalam

demografi penduduk dapat digolongkan menurut usia satu tahunan

juga lima tahunan.

Tabel Distribusi Usia dalam Demografi

Contoh Usia Satu

Tahunan

Usia Lima

Tahunan

0

1

2 ….. dst

0 – 4

5 – 9

10 – 14 … dst

11

Page 12: Konep Dasar Demografi KLP 2

2. Pengelompokan penduduk berdasarkan cirri-ciri sosial.

Pengelompokan penduduk berdasarkan cirri-ciri sosial antara lain

tingkat pendidikan pendudukk, status perkawinan, dan sebaginya.

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan tercermin pada

kepandaian membaca, menulis (literacy), dan tingkat pendidikan.

3. Penduduk berdasarkan cirri-ciri ekonomi

Penduduk berdasarkan ciri-ciri ekonomi meliputi: lapangan

pkerjaan, jenis pekerjaan, status pkerjaan, dan sebagainya.

4. Komposisi penduduk Indonesia berdasarkan tempat tinggalnya.

Berdasarkan data sensus tahun 1971 komposisi penduduk

Indonesia adalah sebagai berikut.

a. Penduduk yang tinggal di daerah perkotaan sebesar 17,4%

b. Penduduk yang tinggal di daerah pedesaan sebesar 72,6%.

14. Konsep, definisi, dan Ukuran-ukuran dalam Demograsi

Dalam membahas komposisi penduduk, terutama yang berhubungan

dengan komposisi menurut usia dan jenis kelamin, terdapat beberapa

konsep, definisi, dan ukuran-ukuran yang perlu diketahui, antara lain

sebagai berikut.

1. Usia Tunggul (Single Age)

Usia tunggal adalah usia sesorang yang dihitung berdasarkan hari

ulang tahun terakhirnya. Misalnya, jika sekarang berusia 11 ½

tahun, maka dalam pengertian di atas dianggap berusia 11 tahun.

Pada kenyataannya, baik dalam survey maupun sensus menanyakan

usia seseorang tidaklah mudah. Masih banyak penduduk Indonesia

yang tidak tahu sama sekali mengenai tanggal kelahiran maupun

tahunnya. Ada kecendurungan orang menyenangi usia-usia 30

tahun, keadaan seperti itu disebut age heaping atau age preference.

12

Page 13: Konep Dasar Demografi KLP 2

Kesalahan pelaporan usia bisa terjadi, baik lapangan (sewaktu

survey ataupun sensus) maupun pada saat memproses data usia.

2. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)

Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya

penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu,

biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100

perempuan. Rumus :

Sex Ratio = Jumlah penduduk laki-laki x k Jumlah penduduk

Perempuan

Pada tahun 2008 rasio jenis kelamin penduduk Indonesia 97. Ini

berarti tiap 100 perempuan terdapat 97 laki-laki, yaitu jumlah

penduduk laki-laki 58.338.664 dan jumlah penduduk perempuan

60.029.206

Sehingga sex ratio = dibulatkan menjadi 97.

3. Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)

Angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang

yang tidak produktif (usia di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun )

dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (usia 15-64

tahun )

4. Usia Median (Median Age)

Usia median adalah usia yang membagi penduduk menjadi dua

bagian dengan jumlah yang sama, bagian yang pertama lebih muda

dan bagian yang kedua lebih tua daripada medium age. Usia

median ini ditentukan berdasarkan usia dari sebagian penduduk

yang lebih tua dan usia sebagian penduduk pada kelompok-

kelompok usia tertentu.

13

Page 14: Konep Dasar Demografi KLP 2

15. Persebaran penduduk

Secara garis besar, persebaran penduduk dapat digolongkan

menurut geografis serta adminiatrasi dan politik.

1. Geografis. Indonesia yang terdiri atas beberapa kepulauan besar

dan kecil, penduduknya tersebar secara tidak merata. Terdapat 922

pulau berpenghuni dan 12.675 pulau tanpa penghuni. Pulau yang

terdapat penduduknya adalah pulau Jawa, lebih dari sepuluh (64%)

penduduk Indonesia bertempat tinggal di pulau tersebut, padahal

luasnya hanya 6,6% dari luas wilayah Indonesia. Sedangkan daerah

Kalimantan yang luasnya 27,2 % hanya dihuni oleh 4,4% dari

seluruh penduduk Indonesia. Persebaran penduduk yang belum

merata ini tentu saja menimbulkan masalah sosial ekonomi yang

serius bagi pemerintah. Persebaran penduduk dunia secara

geografis sebagaimana kita ketahui penduduk tersebar di lima

benua, yaitu : Asia, Afrika, Amerika, Eropa, dan Oseania.

2. Administrasi dan politis. Secara administrasi dan politis penduduk

Indonesia tersebar di 27 provinsi; namun menjadi 26 provinsi

setelah Timor-Timor menjadi negara merdeka. Setela itu diadkan

pemekaran untuk wilayah administrasi provinsi, sihingga jumlah

provinsi Indonesia saat ini banyak 33 provinsi. Selanjutnya di tiap-

tiap provinsi secara administrasi dibagi dalam Kabupaten,

Kecamatan, dan Kelurahan. Dalam sistem administrasi

pemerintahan di Indonesia terdapat tiga daerah khusus atau

istimewa yang setingkat dengan provinsi, yaitu: Daerah Istimewa

Aceh (Nanggroe Aceh Darussalam), Daerah Istimewa Yogyakrta,

dan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.

16. Piramida penduduk

14

Page 15: Konep Dasar Demografi KLP 2

Komposisi usia dan jeni kelamin suatu penduduk secara grafik dapat

digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Berikut ini cara

penggambaran piramida penduduk.

1. Sumbu vertical untuk distribusi usia.

2. Sumbu horizontal untuk jumlah penduduk, dapat absolute maupun

presentase.

3. Dasar piramida di mulai untuk usia muda ( 0 – 4) tahun, semakin

ke atas untuk usia yang lebih tua.

4. Puncak piramida untuk usia tua sering dibuat dengan sistem open

end interval , artinya untuk usia 75, 76, 77, 78 dan seterusnya

cukup dituliskan 75 +

5. Bagian sbelah kiri untuk penduduk laki-laki dan bagian sebelah

kanan untuk penduduk perempuan.

6. Besarnya balok diagram untuk masing-masing kelompokm usia

harus sama.

17. Tiga ciri penduduk

Berdasarkan komposisi usia dan jenis kelamin,maka karakteristik

penduduk dari suatu negara dapat dibedakan atas tiga ciri(the three

general population) berikut ini.

1. Expansive, yaitu sebagian besar penduduk berada dalam kelompok

usia termuda, contoh negara indonesia.

2. Constrictive, yaitu sebagian kecil penduduk berada dalam

kelompok usia muda, contoh negara Amerika Serikat.

3. Stationary, yaitu banyaknya penduduk tiap kelompok usia hampir

sama banyaknya dan mengecil pada usia tua kecuali pada

kelompok usia tertentu, contoh negara Swedia.

15

Page 16: Konep Dasar Demografi KLP 2

18. Faktor – faktor yang mempengaruhi struktur usia penduduk

Adapun faktor – faktor yang memengaruhi struktur usia penduduk

adalah fertilitas, mortalitas (kematian bayi atau infant mortality) , dan

migrasi.

a. Fertilitas (Kelahiran)

Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil

reproduksi yang nyta dari seorang wanita atau sekelompok wanita.

Dengan kata lain, fertilitas menyangkut banyaknya bayi yang lahir

hidup. Sebaliknya, fekunditas merupakan potensi fisik untuk

melahirkan anak. Jadi merupakan lawan arti kata sterilitas.

Natalitas mempunyai arti sama dengan fertilitas, hanya berbeda

ruang ruang lingkupnya fertilitas mencakup peranan kelahiran pada

perubahan penduduk. Sedangkan natalitas mencakup peranan

kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.

Konsep – konsep yang terkait dengan fertilitas, antara lain sebagai

berikut.

1. Lahir hidup (live birth). Menurut Perserikatan Bangsa – bangsa dan

WHO adalah suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan

lamanya di dalam kandungan, di mana bayi menunjukkan tanda –

tanda kehiduan, misalnya bernafas, ada denyut jantung atau denyut

tali pusat dan gerakan – gerakan otot.

2. Lahir mati (still birth). Adalah kelahiran seorang bayi dari

kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa

menunjukkan tanda – tanda kehidupan.

3. Abortus. Adalah kematian bayi dalam kandungan dengan usia

kehamilan kurang dari 28 minggu. Ada dua macam abortus, yaitu

disengaja (induced) dan tidak sengaja (spontaneous). Induced

abortion dapat dilakukan berdasarkan alasan medis, misalnya

karena mempunyai peyakit jantung yang berat, sehingga

membahayakan jiwa ibu dan tidak berdasarkan alasan medis.

16

Page 17: Konep Dasar Demografi KLP 2

4. Masa reproduksi (CHILDBEARING AGE), yaitu masa dimana

wanita mampu melahirkan, disebut juga usia subur (15-49 tahun)

Langkah – langkah yang harus dulakukan untuk mengetahui

tingkat fertilitas penduduk adalah sebagai berikut.

1. Registrasi data yang tersedia, seperti statistikkelairan (birth

statistics), kelemahannya:

a. Ketepatan definisi yang dignakan dan aplikasinya.

b. Kelengkapan (completeness) registrasi

c. Ketepatan lokasi tempat

d. Ketepatan pengelompokan kelahiran berdasar karakteristik

ekonomi atau demografi.

Untuk negara maju, kelemahan – kelemahan tersebut seagian besar

sudah teratasi. Sedangkan di negara yang sedang berkembang

kelemahan tersebut masih terasa, yang paling menonjol adalah

kelemahan dalam hal kelengkapan registrasi. Hal ini disebabkan

oleh penduduk, baik yang mempunyai anak maupun petugas

registrasi tidak menyadari pentingnya registrasi kelahiran dan tidak

mengerti bagaimana menjawab pertanyaan – pertanyaan seperti

tanggal kelahirannya anaknya, usia ibunya, dan sebagainya.

2. Sensus data yang tersedia berupa hal – hal dibawah ini.

a. Komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin.

b. Jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup.

c. Jumlah anak yang dilahirkan dalam suatu periode yang lalu

(misalnya; 1 tahun yang lalu).

d. Data penduduk yang berhubungan dengan variabel fertilitas

(misalnya penduduk usia kawin).

Kelemahan – kelemahan sensus adalah sebagai berikut.

a. Keterangan jumlah anak yang pernah dilahirkan sangat tergantung

pada daya ingat dari si ibu semakin tua usia ibu semakin besar

kemungkinan melupakan jumlah anak yang pernah dilahirkan. Hal

17

Page 18: Konep Dasar Demografi KLP 2

ini dapat disebabkan anaknya mungkin sudah menikah, meninggal,

atau tinggal bersama dengan salah satu keluarganya di tempat lain.

b. Keterangan mengenai banyaknya anak yang lahir setahun yang lalu

bergantung pada ketepatan dalam memperkirakan jangka waktu

satu tahun sebelum sensus. Perkiraan jangka waktu ini bisa terlalu

panjang atau sebaliknya terlalu pendek.

c. Keterangan – keterangan penduduk yang dikaitkan dengan variabel

fertilitas juga mengundang kesalahan pelaporan usia oleh

penduduk, dan biasanya sering terjadi di negara yang sedang

berkembang.

3. Survei data yang tersedia berupa:

a. Sama dengan data yang tersedia dari sensus.

b. Keterangan tambahan mengenai fertilitas yang lebih terperinci.

c. Riwayat kelahiran (birth history atau pregnancy history), mulai

dari anak pertama hingga anak terakhir.

d. Status kehamilan (pregnancy status).

e. Kelemahan yang ditemui disensus juga berlaku di dalam

survei, karena kedua jenis sumber data tersebut berdasarkan

informasi mengenai kejadian kelahiran (birth event) yang

sudah lampau.

Data fertilasi yang bersifat nasional adalah sebagai berikut.

1. Sensus penduduk 1961, BPS.

2. SUSENAS (survei sosial ekonomi nasional) tahap III, 1967, BPS.

3. Sensus penduduk 1971, BPS.

4. Survei fertilitas dan mortalitas indonesia 1973, LD FEUI.

5. SUPAS (survei penduduk antarsensus) tahap II dan III, 1967, BPS.

6. SUSENAS, 1979, BPS.

7. Sensus penduduk 1980, 1990, 2000, BPS.

18

Page 19: Konep Dasar Demografi KLP 2

Seperti halnya angka mortalitas, angka fertilitaspun diukur

berdasarkan pembagian jumlah kejadian (events) dengan penduduk

yang menanggung resik melahirkan (exposed risk). Walaupun

demikian, ada beberapa persoalan yang dihadapi dalam hal

pengukuran fertilitas yang tidak dijumpai dalam pengukuran

mortalitas, yaitu:

1. Suatu angka (rate) menunjukkan ukuran untuk jangka waktu.

Angka fertilitas menunjukkan dua pilihan jangka waktu, pertama

untuk jangka waktu pendek biasanya 1 tahun, sedangkan pilihan

kedua adalah jumlah kelahiran selama masa reproduksi.

2. Suatu kelahiran melibatkan kedua rangtuanya, sehingga

memungkinkan timbulnya keinginan untuk mengukur fertilitas

berdasarkan sifat – sifat ibu, ayah, atau kedua orangtuanya. Namun,

informasi yang dikumpulkan biasanya hanya berhubungan dengan

si ibu. Sehingga dengan sendirinya pengukuan fertilitas hanya

berdasarkan sifat – sifat ibu saja. Walaupun demikian, cara yang

digunakan untuk pengukuran fertilitas terhadap wanita seperti yang

telah disebutkan sebenarnya dapat juga digunakan untuk mengukur

fertilitas dari pria.

3. Penentuan penduduk yang exposed to risk di dalam pengukuran

fertilitas sangat sulit. Tidak setiap orang mempunyai resiko

melahirkan. Walaupun yang masih kanak – kanak dan yang tua bisa

dengan mudah dipisahkan, tetapi tidak semua wanita yang berumur

diantara kedua kelompok tersebut menanggung resiko melahirkan.

4. Sangat sulit membedakan live birth (lahir hidup) dan still birth

(lahir mati).

5. Melahirkan lebih dari satu kali adalah hal yang bisa terjadi pada

seorang istri. Oleh, karena itu ada unsur plihan antara melahirkan

lagi atau tidak. Pilihan ini bergantung pada bebarapa hal seperti

pendidikan, status sosial ekonomi, jumlah anak yang telah mereka

miliki, dan lain – lain.

19

Page 20: Konep Dasar Demografi KLP 2

Ukuran Dasar Dalam Pengukuran Fertilitas

Ada dua macam pendekatan, yaitu yearly performance (current

fertility) dan reproductive history ( comulative fertility).

1. Yearly performace (current fertility)

Mencerminkan fertilitas dari suatu kelompok penduduk untuk jangka

waktu satu tahun.

a. Crude birth rate (CBR) atau angka kelahiran kasar.

Rumus :

CBR = B x k

R

Di mana;

B = banyaknya kelahiran selama 1 tahun.

R = banyaknya penduduk pada pertengahan tahun.

k = bilangan konstanta, biasanya 1.000.

Contoh :

Banyaknya kelahiran di Gresik pada tahun 2008 adalah 182.880 orang

bayi. Banyaknya penduduk Gresik pada pertengan tahun 2008

sebesar 4.546.942 orang.

Maka CBR = 182.880 x 1.000 = 40 per seribu penduduk

4. 546.942

b. Angka kelahiran umum atau General Fertiliti Rate (GFR)

GFR adalah banyaknya kelahiran tiap seribu wanita yang berumur 15

– 49 atau 15 - 49 tahun.

Rumus :

20

Page 21: Konep Dasar Demografi KLP 2

GFR = Pᶠ 4-49 K atau GFR = Pᶠ 15 - 44

Di mana :

B = banyaknya kelahiran selama 1 tahun.

Pᶠ4-49 = banyaknya penduduk wanita yang berumur 14 – 49 tahun

pada pertengahan tahun.

Pᶠ15-44 = banyaknya penduduk wanita yang berumur 14 – 44 tahun

pada pertengahan tahun.

K = bilangan konstanta, biasanya 1000.

Kelebihannya adalah ukuran ini hanya memasukan wanita yang

berusia 15 – 49 tahun, sedangkan kelemahan ukuran ini tidak

membedakan resiko melahirkan dari berbagai kelompok usia.

c. Angka kelahiran menurut kelompok usia atau Age Specific Fertiliti

Rate (ASFR)

ASFR adalah banyaknya kelahiran tiap seribu wanita pada kelompok

usia tertentu.

Rumus:

ASFR N = b N k ( i = 1-7 )

p N

Di mana :

b N = banyaknya kelahiran di dalam kelompok usia 1 selama 1 tahun.

K = bilangan konstanta, biasanya 1000.

Kelebihannya adalah ukuran lebih cermat dari GFR dan ASFR

dimungkinkan dilakukannya fertilitas menurut kohor, sedangkan

kelemahannya tidak menunjukan ukuran fertilitas untuk keseluruhan

wanita usia 15 – 49 tahun.

d. Total Fertility Rate (TFR)

21

Page 22: Konep Dasar Demografi KLP 2

Jumlah dari ASFR, bahwa usia dinyatakan dalam satu tahunan.

TFR = 5 i=17 ASFR i ( i = 1,2 …… )

Di mana ;

ASFR = angka kelahiran menurut kelompok usia

I = kelompok usia 5 tahunan di mulai dari 15 – 19

Kelebihan rumus ini adalah ukuran seluruh wanita usia 15 – 49 tahun

yang di hitug berdasarkan angka kelahiran menurut kelompok usia.

2. Reproductive History ( Cumulative Vertility )

a. jumlah anak yang pernah di lahirkan

Mencerminkan banyaknya kelahiran sekelompok wanita selama

reproduksinya,

Kelebihannya adalah mudah di dapatkan informasinya dan tidak

ada referensi

Waktu, sedangkan kelemahannya adalah angka paritas kelompok

usia akan

Mengalamin kesalahan pelaporan usia penduduk dan angka

kecenderungan

Semakin tua semakin besar.

b. Child Woman Ratio (CWR)

Hubungan dalam bentuk rasio antara jumlah anak di bawah 5 tahun.

Rumus:

CWR = Pᵒ- 4 x k

P15-44

atau

22

Page 23: Konep Dasar Demografi KLP 2

CWR = Pᵒ- 4 x k

P15-49

Dimana:

P0-4 = banyaknya penduduk usia 0-4 tahun.

P15-44 = banyaknya wanita usia 15-44 tahun.

P15-49 = banyaknya wanita usia 14-49 tahun.

K = konstanta, biasanya 1000.

Kelebihan metode ini adalah data yang di perlukan tidak memerlukan

pernyataan khusus, sedangkan kelemahanny langsung di pengaruhi

oleh kekurangan pelaporan tentang anak serta di pengaruhi olehh

tingkat moralitas anak di bawah 1 tahun lebih besar dari orang tua.

c. Menghitung GFR berdsarkan CWR

Asumsi yang di gunakan tidak ada migrasi

Langkah - langkah

- Hitung jumlah anak di bawah 5 tahun ( P0-4 ) misal : 431.658

- Hitung jumlah wnita usia 15 – 44 tahun ( Pᶠ 15-44 )

- Hitung jumlah wanita usia ( Pᶠ 20-49 ) misal : 458.851

Hitung jumlah wanita usia 17½ - 47½

Pᶠ 17½ - 47½ = ½ ( Pᶠ 15-44 + Pᶠ 20-49 ) = ½ ( 537.670 + 458.851 ) = 498.261

Hitung rasio masih hidup ( survival ratio )0-4 : L0-4

Hitung

Mencari

Perkiraan

GFR

Faktor – faktor yang mempengaruhi fertilitas

Ada 3 tahap penting dalam proses reproduksi

23

Page 24: Konep Dasar Demografi KLP 2

1. Tahap hubungan kelamin (intercourse)

Pada tahap ini di prngaruhi oleh beberapa faktor

a. usia memulai kelamin

b. selibat permanent, proporsi wanita tidak pernah mengadakan

hubungan kelamin

c. lamanya status pernikahan

d. abstinesti sukarela

e. abstinensi terpaksa, misalnya sakit atau berpisah sementara

2. Tahap konsepsi (conseptio)

Pada konsep ini di pengaruhi beberapa faktor

a. fekunditas atau infukunditas di sebabakan hal tidak di sengaja

b. pemakaian kontrasepsi

c. fekunditas terpaksa yang di sebabkan hal di sengaja, misalnya

sterilisasi

3. Tahap kehamilan

Berikut ini adalah hal yang mempengaruhi kehamilan

a. moralitas janin karena sebab tidak di sengaja

b. moralitas janin karena sebab yang di sengaja

Studi perbedaan fertilitas di indonesia

Hasil studi yang pernah di lakukan ternyata di pengaruhi beberapa faktor

penentu fertilitas tidak seperti yang di temukan dalam generalisasi yang

telah ada.beberapa faktor penentu tersebut adalah

1. Tempat tinggal wanit pada saat pencacahan

2. Tingkat pendidikan

3. Usia perkawinan pertama

4. Pengalaman kerja.

b. Moralitas (kematian)

24

Page 25: Konep Dasar Demografi KLP 2

Moralitas salah satu di antara komponen demografi yang mempengaruhi

perubahan penduduk. Konsep yang terkait moralitas ada 3 keadaan vital

yaitu ;

1. Lahir hidup, yaitu peristwa keluarnnya hasil konsepsi dari rahim seorang

ibu secara lengkap

2. Mati, adlah keadaan menghilangnya semua tanda tanda kehidupan secara

permanen

3. Lahir mati, adalah peristiwa menghilangya semua tanda tanda kehidupan

dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi itu di keluarkan dari rahim

ibunya.

Sumber Data Kematian

1. Sistem Registrasi Kematian

Di indonesia belum ada sistem registrasi vital yang bersifat nasional,

yang ada hanya bersifat lokal.

2. Sensus atau survai penduduk

Sensus merupakan kegiatan sesaat yang bertujuan untuk mengumpulkan

data penduduk. Data kematian yang di peroleh melalui sensus dapat di

golongkan menjadi dua bentuk, yaitu bentuk langsung dan tidak

langsung.

Ukuran Kematian (CDR)

Ukuran kematian menunjukan suatu angka indeks untuk menentukan

tinggi rendahnya angka kematian penduduk.

1. Anga kematian kasar

Angka kematian kasar adalah jumlah kematian pada tahun tertentu di

bagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut.

CDR = jumlah kematian pada tahun X x 1000

25

Page 26: Konep Dasar Demografi KLP 2

Jumlah kematian pada pertengahan X

= D x k

P

Di mana:

D =jumlah kematian pada tahun x

P =jumlah penduduk padapertengahan tahun

K =1.000

2.Angka Kematian Menurut Usia

Risiko kematianberbeda antara satu kelompok penduduk dan kelompok

penduduk lainnya.

3.Angka Kematian Bayi

Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator penting dalam

menentukan kesehatan masyarakat.

jumlah kematian bayi berumur

Angka kematian bayi == di bawah umur 1 tahun selama tahun X

Jumlah kelahiran selama tahun X

Angka kemaisebut kasar karena angka kematian tersebut tidak

sepenuhnya mencerminkan tingkat kematian.

Hubungan antara CDR dan ASDR dapat ditulis dengan rumus berikut:

CDR= i PiP [ ASDRi ]

Dimana:

P =Adalah penduduk pertengahan tahun pada usia i.

P =Adalah pendudk pertebgahan tahun.

ASDR =Adalah Age Specific Death Rate pada usia i.

26

Page 27: Konep Dasar Demografi KLP 2

c. Migrasi

Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap

disuatu lain melampaui batas politik/negara ataupun batas administrasi

suatu negara.

Jenis – jenis migrasi

Berikut ini adalah beberapa jenis migrasi.

1) Migrasi masuk (in migration), yaitu masuknya penduduk ke suatu

daerah tempat tujuan (area of destination).

2) Migrasi keluar (out migration), yaitu perpindahan penduduk keluar

dari suatu daerah asal (area of origin).

3) Migrasi netto (net migration), yaitu selisih antara jumlah migrasi ma-

suk dan migrasi keluar. Apabila migrasi yang masuk lebih besar dari-

pada migrasi keluar, maka disebut migrasi netto positif, tapi jika mi-

grasi keluar lebih besar daripada migrasi masuk disebut migrasi netto

negatif.

4) Migrasi bruto (gross migration), yaitu jumlah migrasi masuk dan mi-

grasi keluar.

5) Migrasi total (total migration), yaitu seluruh kejadian migrasi men-

cakup migrasi semasa hidup (life time migration) dan migrasi pulang

(return migration).

6) Migrasi internasional (international migration), yaitu perpindahan pen-

duduk dari suatu negara ke negara lain. Migrasi yang merupakan ma-

suknya penduduk ke suatu negara disebut imigrasi (imigration) sedan-

gkan jika migrasi itu keluarnya penduduk dari suatu negara disebut

emigrasi (emigration).

7) Migrasi semasa hidup (life time migration), adalah migrasi

berdasarkan tempat kelahiran, yaitu mereka yang pada waktu pencaca-

han sensus bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan daerah,

yaitu tempat kelahirannya.

27

Page 28: Konep Dasar Demografi KLP 2

8) Migrasi parsial (partial migration), yaitu jumlah migran ke suatu

daerah tujuan dari satu daerah asal atau dari daerah asal ke suatu

daerah tujuan. Migrasi ini merupakan ukuran dari arus migrasi antara

dua daerah asal dan tujuan.

9) Arus migrasi (migration stream), yaitu jumlah atau banyaknya perpin-

dahan yang terjadi dari daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka

waktu tertentu.

10) Urbanisasi (urbanization), yaitu bertambahnya proporsi penduduk

yang berdiam di daerah kota disebabkan oleh proses perpindahan pen-

duduk ke kota atau akibat perluasan daerah kota.

11) Transmigrasi (transmigration/resettlement atau settlement), yaitu per-

pindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain

yang ditetapkan di dalam wilayah republik indonesia guna kepentin-

gan pembangunan negara atau karena alasan – alasan yang dipandang

perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur undang – un-

dang tansmigrasi dan undang – undang no. 3 tahun 1972.

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Migrasi

Ada dua faktor yang menyebabkan seseorang melakukan migrasi, yaitu

faktor pendorong dan faktor penarik.

1. Faktor pendorong migrasi :

a) Makin berkurangnya sumber – sumber alam, yaitu menurunnya per-

mintaan atas barang –barang tertentu yang bahan bakunya makin

susah, seperti : hasil tambang, bahan baku kayu, hasil pertanian, in-

dustri, dan lain – lain

b) Menyempitnya lapangan pekerjaan seperti di desa dengan ma-

suknya teknologi (mesin – mesin) sebagai pengganti tenaga manu-

sia

28

Page 29: Konep Dasar Demografi KLP 2

c) Adanya tekanan – tekanan atau diskriminasi politik, agama, dan

suku di daerah asal.

d) Tidak cocok lagi dengan adat atau budaya di tempat asal

e) Alasan pekerjaan atau perkawinan yang menyebabkan tidak bisa

mengembangkan karier pribadi.

f) Bencana alam

2. Faktor penarik migrasi

a) Adanya rasa superior di tempat baru atau kesempatan di lapangan

kerja yang cocok.

b) Kesmpatan untuk mendapatkan pendapat yang lebih

c) baik. 3.Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih

baik.

d) Keadaan lingkungan dan hidup yang menyenangkan

e) Adanya ajakan orang yang diharapkan sebagai tempat berlindung.

f) Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar.

B. PERAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN DEMOGRAFI

Komunitas adalah kelompok sosial yang tingga dalam suatu

tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta

mempunyai minat dan interest yang sama. (WHO).

Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu

lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau

lokasi yang sama dimana mesekak tinggal, kelompok sosial yang

mempunyai interest yang sama (Linda Jarvis)

Komunitas dipandang sebagai target pelayanan kesehatan sehingga

diperlukan suatu kerjasama yang melibatkan secara aktif masyarakat untuk

mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk

itu dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan perawat

komunitas merupakan suatu upaya yang esensial atau sangat dibutuhkan

oleh komunitas, mudah dijangkau, dengan pembiayaan yang murah, lebih

ditekankan pada penggunaan teknologi tepat guna.

29

Page 30: Konep Dasar Demografi KLP 2

Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dimana individu, keluarga

maupun masyarakat sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan kesehatan

serta bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri berdasrkan azas

kebersamaan dan kemandirian.

Perawatan Kesehatan Masyarakat merupakan sintesa dari praktek

keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat yang diaplikasikan untuk

meningkatkan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan dari masyarakat.

Perawatan Kesehatan Masyarakat mempunyai tujuan membantu

masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan dan pencegahan

terhadap penyakit melalui:

1. Pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada individu,

keluarga, dan kelompok dalam masyarakat, dengan strategi intervensi

yaituproses kelompok, pendidikan kesehatan serta kerjasama

(partnership).

2. Memperhatikan secara langsung terhadap status kesehatan seluruh

masyarakat secara komprehensive.

Pada Perawatan Kesehatan Masyarakat harus mempertimbangkan

beberapa prinsip, yaitu:

1. Kemanfaatan

Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat

yang besar bagi komunitas.

2. Kerjasama

Kerjasaman dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat

berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas

sektoral.

3. Secara langsung

Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan

intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial,

ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan.

30

Page 31: Konep Dasar Demografi KLP 2

4. Keadilan

Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau

kapasitas dari komunitas itu sendiri.

5. Otonomi

Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau

melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah

kesehatan yang ada.

Perawat komunitas dapat bekerja diberbagai tatanan:

1. Klinik rawat jalan

2. Kantor kesehatan

3. Kesehatan kerja

4. Sekolah

5. Rumah

6. Perkemahan

7. Institusi pemeliharaan kesehatan

8. Tempat pengungsian

Perawat di komunitas dapat bekerja sebagai:

1. Perawat keluarga

2. Perawat sekolah

3. perawat kesehatan kerja

4. perawat gerontologi

3. Perawat keluarga

Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan tingkat

kesehatan masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai satu

kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan pelayanan dan

perawatan sebagai upaya (Bailon dan Maglaya, 1978).Perawat keluarga

adalah :

Perawat teregistrasi dan telah lulus dalam bidang keperawatan yang

dipersiapkan untuk praktek memberikan pelayanan individu dan

keluarga disepanjang rentang sehat sakit. Praktek ini mencakup

31

Page 32: Konep Dasar Demografi KLP 2

pengambilan keputusan independen dan interdependen dan secara

langsung bertanggung gugat terhadap keputusan klinis.

Peran perawat keluarga adalah melaksanakan asuhan keperawatan

keluarga, berpartisipasi dan menggunakan hasil riset, mengembangkan

dan melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan, kepemimpinan,

pendidikan, case managemen dan konsultasi.

4. Perawat kesehatan sekolah

Keperawatan sekolah adalah: keperawatan yang difokuskan pada anak

ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan

mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam

perencanaan pelayanan (Logan, BB, 1986)

Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan praktek keperawatan

untuk memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok dan masyarakat

sekolah.

Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu jenis pelayanan

kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan menumbuhkan

kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan lingkungan dan

suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat kesehatan sekolah

adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran penunjang adalah guru dan

kader.

5. Perawat kesehatan kerja

Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip

keperawatan dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja

dalam segala bidang pekerjaan (American Asociation of Occupational

Health Nursing)

Perawat kesehatan kerja mengaplikasikan praktek keperawatan untuk

memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat di

tatanan industri, pabrik, tempat kerja, tempak konstruksi, universitas

dan lain-lain.

Lingkup praktek keperawatan kesehatan kerja mencakup pengkajian

32

Page 33: Konep Dasar Demografi KLP 2

riwayat kesehatan, pengamatan, memberikan pelayanan kesehatan

primer konseling, promosi kesehatan, administrasi management quality

asurance, peneliti dan kolaburasi dengan komunitas.

6. Perawat gerontologi

Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan

memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di

berbagai tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk

mencapai dan mempertahankan fungsi yang optimal.

Perawat gerontologi mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan

pelayanan kesehatan utama pada lanjut usia dank keluarganya dalam

berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut independen

dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional.

Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan

keperawatan, malaksanakan advokasi dan bekerja untuk

memaksimalkan kemampuan atau kemandirian lanjuy usia,

meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan

meminimalkan kecacatan dan menunjang proses kematian yang

bermartabat.

Perawat gerontologi dalam prakteknya menggunakan managemen

kasus, pendidikan, konsultasi , penelitian dan administrasi.

33

Page 34: Konep Dasar Demografi KLP 2

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Demografi atau kependudukan adalah ilmu tentang dinamika kependudukan

manusia. Meliputi didalamnya ukuran, struktur dan distribusi penduduk serta

bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran,

kematian, migrasi serta penuaan. Demografi juga dapat diartikan adalah ilmu

yang mempelajari tentang jumlah kependudukan dan komposisinya dan juga

penyebarannya.

Indonesia merupakan jumlah penduduk yang banyak. Dapat dilihat dari

hasil sensus penduduk yang semakin tahun semakin meningkat. Dalam

pengetahuan tentang kependudukan dikenal sebagai istilah karakteristik

penduduk yang berpengaruh penting terhadap proses demografi dan tingkah

laku sosial ekonomi penduduk.

3.2. Saran

A. Hendaknya Pemerintah ikut bertanggung jawab atas bertambahnya

penduduk yang relatif cepat yang merupakan salah satu faktor masalah

dalam demografi penduduk

B. hendaklah mahasiswa dapat mempelajari dan memahami konsep dasr

demografi agar lebih bisa memperdalam pemahamannya untuk

keperawatan komunias

DAFTAR PUSTAKA

34

Page 35: Konep Dasar Demografi KLP 2

Efendi, Fery. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Iqbal Wahit, Mubarak. 2005. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori 1.

Jakarta : Salemba Medika

Iqbal Wahit, Mubarak, dan Nurul Chayatin. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas 1.

Jakarta : Salemba medika

www.maydwiyurisantoso.wordpress.com ( 9 – 10 -2011 (12.48) )

www.andaners.wordpress.com ( 9 -10 – 2011 (12.59) )

35