kondisi sosial dan ekonomi masyarakat indonesia pasca reformasi

7
Laporan Hasil Diskusi Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Indonesia Pasca Reformasi Kelompok VI 1. Friska Budrisari 2. Orom 3. Fitriani Eka F 4. Reza Azis F 5. Andra Septian 6. Irfan Fauzi 7. Doni Z XII IPA 1

Upload: zam-zam-ahmad-fadliluzaman

Post on 04-Aug-2015

466 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Indonesia Pasca Reformasi

Laporan Hasil Diskusi

Kondisi Sosial dan Ekonomi

Masyarakat Indonesia Pasca Reformasi

Kelompok VI

1. Friska Budrisari

2. Orom

3. Fitriani Eka F

4. Reza Azis F

5. Andra Septian

6. Irfan Fauzi

7. Doni Z

XII IPA 1

SMA NEGERI 1 CIAMIS

Jln. Gunung Galuh No. 37 Ciamis

Page 2: Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Indonesia Pasca Reformasi

Krisis Sosial dan EkonomiMasyarakat Indonesia Pasca Reformasi

Dalam hal pembenahan krisis multidimensi sebagai akibat dari krisis moneter

Asia 1997, Indonesia menunjukan hasil yang sangat lamban dibandingkan dengan negara

– negara Asia lainnya. Berbagai permasalahan dalam kehidupan masyarakat dan negara

menjadi sangat kompleks seiring dengan kejatuhan ekonomi tersebut. Tingginya tingkat

intensitas konflik politik internal dalam negeri membuat konsentrasi penanganan masalah

ekonomi dan sosial menjadi tidak optimal. Selain itu, dorongan IMF untuk menerapkan

Structural Adjustment Program (Program Penyesuaian Struktural di Indonesia tidak

menambah ringan beban ekonomi bangsa. Penyebabnya adalah bahwa paket – paket

kebijakan yang disodorkan oleh IMF tersebut sebenarnya tidak sesuai dengan yang

dibutuhkan oleh rakyat Indonesia. Kebijakan – kebijakan tersebut hanya melihat satu

sudut pandang saja, yaitu sudut pandang ketahanan ekonom. Premis IMF yang melihat

bahwa adanya peningkatan ketahanan ekonomi suatu negara akan secara langsung

berimbas pada peningkatan ketahanan sosial masyarakat, kemudian terpatahkan dalam

kasus Indonesia. Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia tidak menunjukan

hasil yang membaik.

Apabila dicermati, memburuknya kondisi sosial dan ekonomi Indonesia pasca

reformasi salah satunya dapat dilihat dari poin kebijakan penghapusan subsidi bagi

masyarakat yang disodorkan oleh IMF. Kebijakan itu tidak memperbolehkan pemerintah

memberikan bantuan subsidi apapun bagi sektor perekonomian dalam negeri.

Proteksionisme terhadap sektor perekonomian dalam negeri pun dilarang. IMF melihat

bahwa perbaikan perekonomian bangsa akan lebih efektif apabila diserahkan pada

kekuatan ekonomi pasar. Akan tetapi, di satu sisi, krisis ekonomi yang melanda Indonesia

berakibat pada menurunnya daya beli masyarakat. Sementara di sisi lain, pemerintah

tidak boleh memberikan subsidi yang signifikan untuk meningkatkan perekonomian

masyarakat, baik itu dalam bentuk subsidi usaha maupun proteksionisme terhadap sektor

ekonomi lokal.

Meningkatnya masalah sosial pun menjadi tak terhindarkan dari adanya krisis

ekonomi ini. Meningkatnya angka pengangguran, melambatnya laju pertumbuhan

Page 3: Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Indonesia Pasca Reformasi

ekonomi, dan makin meningginya angka kriminalitas menjadi warna dari krisis

multidimensi yang dihadapi oleh Indonesia pasca reformasi. Menururnnya investasi

asning di Indonesia menjadi salah satu penyebab melambatnya kinerja ekonomi ini. Akan

tetapi, agenda reformasi yang mengedepankan perbaikan ekonomi bangsa tetap menjadi

fokus utama setiap pemerintahan Indonesia. Perwujudan lapangan pekerjaan menjadi hal

yang konkret untuk menanggulangi krisis multidimensi tersebut.

Proyek pembenahan kondisi ekonomi dan sosial yang dicanangkan pemerintahan

era reformasi, anatar lain berfokus pada hal – hal sebagai berikut.

1. Meningkatkan lapangan pekerjaan seoptimal mungkin. Metode yang

diterapkan pemerintah adalah dengan menggalakkan investasi asing sebagai

potensi pembukaan lapangan pekerjaan baru.

2. Menyediakan barang – barang kebutuhan pokok masyarakat. Tujuannya

adalah memberikan kemudahan masyarakat dalam mendapatkan akses

kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau.

3. Optimalisasi fasilitas umum bagi masyarakat. Tujuannya adalah

memberikan akses yang mudah bagi masyarakat kepada pemenuhan

kebutuhan dasar, seperti air minum, listrik, bahan bakar dan angkutan umum

dengan harga yang terjangkau.

4. Mengoptimalkan sektor pendidikan, yang bertujuan untuk memberikan

akses yang mudah bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang

layak.

5. Memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk akses kesehatan. Caranya

adalah dengan menyediakan tempat berobat, dokter, dan obat dengan harga

yang terjangkau.

Page 4: Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Indonesia Pasca Reformasi

Pertanyaan :

1. Kelompok I

Apa yang dimaksud program struktural? Mengapa tidak menambah ringan

beban masyarakat Indonesia? Apa saja programnya?

2. Kelompok II

Mengapa program subsidi sangat memberatkan negara? Mengapa setelah

dihapuskan masih bertambah berat?

3. Kelompok III

Apa yang dimaksud dengan proteksionisme?

4. Kelompok IV

Apa yang menyebabkan investasi asing menurun? Dalam sektor apa saja?

5. Kelompok V

Dari proyek pembenahan kondisi ekonomi dan sosial yang dirancang

pemerintah, apa yang paling diutamakan? Hasil apa yang paling menonjol?

Jawaban :

3. Kelompok III

Proteksionisme adalah kebijakan ekonomi yang membatasi perdagangan

antarnegara melalui cara tata niaga, pemberlakuan tarif bea masuk impor (tariff

protection), jalan pembatasan kuota (non-tariff protection), sistem kenaikan tarif dan

aturan berbagai upaya menekan impor bahkan larangan impor. Pendeknya, apa pun

ancaman terhadap produk lokal harus diminimalkan. Namun, proteksionisme ini

bertentangan dengan prinsip pasar bebas.

Keterangan

Dikarenakan presentasi kelompok kami belum selesai, maka jawaban dari

pertanyaan di atas belum dapat terselesaikan.

Page 5: Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Indonesia Pasca Reformasi

Kesimpulan

Dengan adanya krisis multidimensi sebagai akibat Krisis Moneter Asia 1997,

Indonesia menunjukkan hasil yang sangat lambandalam pembenahan Krisis Multidimensi

dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Tingginya tingkat intensitas konplik politik internal dalam negeri membuat

konsentrasi penanganan masalah social dan ekonomi menjadi tidak optimal

Untuk menanggulangi Krisis Multidimensi tersebut maka dibentuklah suatu

Agenda Reformasi yang mengedepankan perbaikan ekonomi bangsa, dianntaranya

yaitujudkan lapangan pekerjaan yang konkret dan seoptimal mungkin.